Fardiansyah
Teknik Industri, Fakultas Teknik Dan Ilmu Komputer, Universitas Potensi Utama
Medan
Email : fardiansyah120599@gmail.com
Abstrak
Pada pembangunan proyek rumah sakit penyambungan, PT. Betesda Mandiri telah
menerapakan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan baik. Dengan
menerapakan kebijakan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pihak manajemen
PT. Betesda Mandiri mengharapkan akan terjadinya peningkatan produktifitas kerja
karyawan. Peningkatan produktifitas kerja karyawan dapat mendukung keberhasilan proyek
konstruksi yang sedang dikerjakan perusahaan. Dari hasil pengamatan penulis, selama
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan yang berlangsung di PT. Betesda Mandiri khususnya
di bagian lapangan yang merupakan Keterlibatan Pekerja. Permasalahan yang timbul dapat
dikarenakan kurangnya informasi dan pengetahuan tentang standar keamanan dan
kenyamanan kondisi kerja bagi pekerja. Ancaman bahaya fisik maupun tingkah laku terhadap
pekerjaan tergolong besar dalam setiap proyek konstruksi. Tujuan dari dibuatnya program K3
adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan dan penyakit akibat
kerja. Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang benar-benar menjaga keselamatan dan
kesehatan karyawannya dengan membuat pengaruhan kebijakan (aturan) tentang keselamatan
dan kesehatan kerja yang dilaksanakan oleh seluruh karyawan dan pimpinan perusahaan.
Perlindungan tenaga kerja dari bahaya dan penyakit akibat kerja atau akibat dari lingkungan
kerja sangat dibutuhkan oleh karyawan agar karyawan merasa aman dan nyaman dalam
menyelesaikan pekerjaannya. Tenaga kerja yang sehat akan bekerja produktif sehingga
diharapkan dengan produktifitas kerja karyawan yang meningkat dapat mendukung
keberhasilan bisnis perusahaan dalam membangun dan membesarkan usahanya.
Kata Kunci : Pengaruh, K3, Proyek Rumah Sakit Penyambungan, PT. Betesda Mandiri
Abstract
In the construction of the connecting hospital project, PT. Betesda Mandiri has
implemented the Occupational Health and Safety (K3) program well. By
implementing the Occupational Health and Safety (K3) program policy, the
management of PT. Betesda Mandiri expects an increase in employee productivity.
Increasing employee productivity can support the success of construction projects
being carried out by the company. From the author's observations, while carrying out
the Field Work Practice which took place at PT. Betesda Mandiri, especially in the
field which is the involvement of workers. Problems that arise can be due to lack of
information and knowledge about safety standards and comfortable working
conditions for workers. The threat of physical and behavioral hazards to work is quite
large in every construction project. The purpose of the K3 program is to reduce
company costs in the event of accidents and occupational diseases. A good company
is a company that truly maintains the safety and health of its employees by
influencing policies (rules) on occupational safety and health that are implemented by
all employees and company leaders. Protection of workers from occupational hazards
and diseases or as a result of the work environment is needed by employees so that
employees feel safe and comfortable in completing their work. A healthy workforce
will work productively so it is hoped that the increased work productivity of
employees can support the company's business success in building and growing its
business.
I. PENDAHULUAN
PT. Betesda Mandiri adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang
konstruksi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan akan pembangunan konstruksi
di wilayah nusantara. Salah satu proyek konstruksi yang saat ini sedang dikerjakan
oleh PT. Betesda Mandiri adalah pembangunan Rumah Sakit Panyambungan. Pada
pembangunan proyek ini, PT. Betesda Mandiri telah menerapakan program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan baik.
Menjadi perusahaan konstruksi integritas terbaik yang memberikan solusi bagi para
memangku kepentingan.
2.3 Misi PT. Betesda Mandiri
3.3 Data
Dalam penelitian yang saya lakukan di PT. Betesda Mandiri. Penelitian ini
menggunakan metode pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner kepada
karyawan pada proyek konstruksi, untuk mengetahui bagaimana kebijakan K3
terhadap kinerja karyawan pada proyek pembangunan rumah sakit panyabungan
sebagai data primer. Dari hasil pengamatan penulis selama melaksanakan Praktek
Kerja Lapangan yang berlangsung di PT. Betesda Mandiri khususnya di bagian
lapangan penulis menemukan ata sekunder pekerja proyek rumah sakit
penyabungan yang memiliki beberapa keluhan terkait kesehatannya seperti,
pusing, pegal-pegal, gangguan sendi/tulang. Sebesar 27% pekerja mengalami
keluhan pegal-pegal hal ini dapat disebabkan karena gerakan yang mereka
lakukan.saat bekerja berulang-ulang. Sebesar 16% petugas yang pernah
mengalami pusing, ini dapat disebabkan karena kebanyakan dari pekerja belum
makan atau sarapan pagi ketika memulai pekerjaan, sehingga tubuh menjadi
lemah dan menimbulkan rasa pusing.
Gambar 2.6 Grafik Keluhan Kesehatan yang dialami pekerja
1. Pendekatan Organisasi
a. Mendesain pekerjaan
b. Mengembangkan dan mengimplementasikan kebijakan keamanan kerja
c. Memanfaatkan komite keselamtan kerja
d. Mengkoordinasikan penyelidikan kecelakaan dan penyakit kerja
2. Pendekatan Rekayasa Teknis
a. Mendesain lingkungan kerja
b. Meninjau peralatan kerja
c. Mengaplikasikan prinsip-prinsip ekonomi
3. Pendekatan Individual
a. Mendorong motivasi dan sikap terhadap keselamatan dan kesehatan kerja
b. Memberikan pelatihan K3 pada karyawan
c. Memberi penghargaan melalui program insentif
Menurut Ervianto (2005), elemen-elemen yang perlu dipertimbangkan dalam
mengembangkan dan mengimplementasikan program keselamatan dan kesehatan
kerja adalah sebagai berikut:
1. Komitmen pimpinan perusahaan untuk mengembangkan program yang
mudah dilaksanakan.
2. Kebijakan pimpinan tentang keselamatan dan kesehatan kerja
3. Ketentuan penciptaan lingkungan kerja yang menjamin terciptanya
4. kesehatan dan keselamatan dalam bekerja
5. Ketentuan pengawasan selama proyek berlangsung
6. Pendelegasian wewenang yang cukup selama proyek berlangsung
7. Ketentuan penyelenggaraan pelatihan dan pendidikan
8. Pemeriksaan pencegahan terjadinya kecelakaan kerja
9. Melakukan penelusuran penyebab utama terjadinya kecelakaan kerja
10. Mengukur kinerja program keselamatan dan kesehatan kerja
11. Pendokumentasian yang memadai dan pencatatan kecelakaan kerja secara
kontinu
3.5 Perancangan
IV KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Ariany Frederika dan Yudha Astana. 2010. Jurnal Teknik Sipil. Analisis
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Proyek Konstruksi (Studi Kasus
pada Proyek Konstruksi di Kabupaten Badung). Sanur: Universitas Udayana.
Harrington J.M dan Gill F.S, 2003. Buku Saku Keselamatan Kerja. Jakarta: EGC.
Surat keputusan menteri tenaga kerja dan menteri pekerjaan umum. no.
kep.174/men/1986 dan no. 104/kpts/1986 pasal 2.