SOCIAL MARKETING
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Komunikasi Sosial
Di susun Oleh:
Kelompok 4
Puji Syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat
dan karuniaNyalah, Makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pelajaran Geografi. Dalam
penyelesaian makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh
kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun akhirnya makalah ini dapat kami
selesaikan dengan cukup baik.Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses
pembelajaran, pembuatan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna pembuatan makalah
yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Balakang
Jika mendengar maka social marketing adalah sebagai program pemasaran yang
dilakukan dengan memperhatikan kepentingan masyarakat atau kepentingan sosial.
Social marketing juga dipahami analog dengan green marketing (pemasaran hijau).
Respon tersebut menunjukkan social marketing (selanjutnya diterjemahkan
pemasaran sosial) dipahami secara keliru sebagai societal marketing. Pada saat
dijelaskan bahwa pemasaran sosial adalah upaya-upaya menggunakan prinsip-prinsip
pemasaran, misalnya pada bauran pemasaran, untuk mengubah perilaku individu atau
masyarakat menjadi lebih baik, dengan kesigapan yang tidak berkurang mereka
menyatakan kalau demikian definisinya maka hal tersebut bukan
pemasaran.Pemasaran sosial adalah penerapan prinsip dan teknik pemasaran pada
upaya-upaya melakukan perubahan sosial yang positif, misalnya kampanye bahaya
merokok, peningkatan partisipasi masyarakat dalam program keluarga berencana
(KB), penyadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah di sungai, penggunaan
kondom untuk hubungan seks yang aman, dan sebagainya. Pemasaran sosial berbeda
dengan pemasaran komersial seperti yang dikenal secara luas, khususnya di
lingkungan ilmu manajemen dan bisnis. Seperti telah diungkapkan sebelumnya,
konsep pemasaran sosial seringkali dipahami secara keliru sebagai societal marketing
yakni program pemasaran komersial yang memperhatikan kepentingan masyarakat
atau kepentingan sosial. Pemasaran sosial adalah irisan (intersection) ilmu-ilmu sosial
dengan disiplin ilmu pemasaran.
B. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
Social marketing atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan pemasaran social
merupakan suatu adaptasi dari teori-teori pemasaran dalam rangka mendesain suatu
program untuk mempengaruhi seseorang merubah perilakunya secara sukarela dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan individu dan juga masyarakat dimana individu
tersebut menjadi bagian (Andreassen, 1994). Secara umum social marketing bukan
merupakan sains tetapi lebih kepada kegiatan professional yang bergantung pada
beragam disiplin ilmu dalam rangka menciptakan program-program intervensi untuk
merubah perilaku manusia (Smith, 2006). Walaupun social marketing menggunakan
teori-teori dari pemasaran komersial dalam aplikasinya, target yang ingin dicapai oleh
social marketing berbeda dengan pemasaran komersial. Jika dalam pemasaran
komersial, konsumen diminta untuk membeli suatu produk, beralih ke merk lain atau
membicarakan mengenai keunggulan perusahaan, maka pada sosial marketing
konsumen diminta untuk membeli perilaku baru yang sering kali target audiens tidak
menyadari bahwa mereka memiliki masalah dan perilaku baru tersebut merupakan
solusi dari permasalahan tersebut. Sebagai bagian dari konsep pemasaran, dalam
aplikasinya social marketing juga bergantung pada empat variable penting pada
pemasaran komersial yang sering disebut dengan bauran pemasaran atau marketing
mix (Kotler & Zaltman, 1971) yang meliputi Produk, Price (harga), Place/Distibution
(distribusi) dan Promotion (promosi).
Price – pengertian price atau harga dalam konsep sosial marketing adalah
biaya atau pengorbanan yang harus dikeluarkan oleh individu untuk
mengadopsi perilaku yang ditawarkan. Kotler & Lee (2008) menjelaskan
bahwa biaya yang dibutuhkan untuk mengadopsi suatu perilaku melingkupi
monetary dan nonmonetary. Biaya moneter berkaitan dengan biaya yang
dikeluarkan untuk membeli produk-produk pendukung yang bersifat tangible.
Sedangkan biaya non moneter merupakan biaya-biaya seperti halnya waktu,
risiko, usaha, energi dan perasaan tidak nyaman ketika mengadopsi perilaku
yang baru.
Menurut Kotler dan Zaltman tujuan dari pemasaran sosial adalah untuk
memberikan manfaat bagi masyarakat secara keseluruhan bukan untuk kepentingan
dan keuntungan suatu organisasi. Tujuan dari pemasaran sosial harus berupa
perubahan perilaku. Tampak jelas ada kesepakatan bahwa pemasaran sosial adalah
tentang memengaruhi perilaku, yanmenggunakan proses perencanaan yang sistematis
dan menerapkan prinsip-prinsip dan teknik pemasaran tradisional, dan bahwa niatnya
adalah untuk memberikan manfaat positif bagi masyarakat (kesehatan masyarakat,
keselamatan, lingkungan, dan masyarakat). Definisi pemasaran sosial juga
menyangkut masalah teknologi manajemen perubahan sosial yang melibatkan desain,
pelaksanaan, dan pengendalian program yang bertujuan meningkatkan penerimaan
ide atau praktik sosial dalam satu atau lebih kelompok pengadopsi sasaran seperti
halnya pernyataan berikut ini: Pemasaran sosial adalah sosial mengubah teknologi
manajemen melibatkan desain, pelaksanaan dan pengendalian program yang
bertujuan untuk meningkatkan penerimaan ide sosial atau berlatih dalam satu atau
lebih kelompok dari target pengadopsi. Ini menggunakan konsep pasar segmentasi,
konsumen penelitian, konsep produk pengembangan dan pengujian,komunikasi
terarah, fasilitasi, insentif, dan teori pertukaran untuk memaksimalkanrespons target
pengadopsi, ” (Andreasen 1980 dikutip dalam Eagle,Dahl, Bukit, Burung, Spotwood,
&Ketuk, 2013: 4).
Menurut Kotler, Roberto, dan Lee (2002: 5) ada beberapa sifat dari pemasaran sosial
yaitu:
d. Memilih dan memengaruhi target pasar pemasar tahu bahwa pasar adalah
suatu populasi yang beragam, masing-masing memiliki aspirasi, keinginan,
dan kebutuhan yang berbeda. Prioritas "segmen" dipilih dan ditargetkan
berdasarkan karakteristik konsumen tersebut.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Social marketing atau pemasaran sosial yaitu sebagai rangkaian mendesain suatu
program untuk mempengaruhi seseorang merubah perilakunya secara sukarela dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan individu dan juga masyarakat dimana individu
tersebut menjadi bagian (Andreassen, 1994). Secara umum social marketing bukan
merupakan sains tetapi lebih kepada kegiatan professional yang bergantung pada
beragam disiplin ilmu dalam rangka menciptakan program-program intervensi untuk
merubah perilaku manusia. pemasaran sosial adalah tentang memengaruhi perilaku,
yang menggunakan proses perencanaan yang sistematis dan menerapkan prinsip-
prinsip dan teknik pemasaran tradisional, dan bahwa niatnya adalah untuk
memberikan manfaat positif bagi masyarakat (kesehatan masyarakat, keselamatan,
lingkungan, dan masyarakat). Ada beberapa perbedaan penting antara pemasaran
sosial dan pemasaran komersial. Pemasaran sosial terfokus pada menjual perilaku,
sementara pemasaran komersial lebih terfokus pada penjualan barang dan jasa.
Pemasaran komersial memosisikan produk mereka untuk melawan produk dari
perusahaan lain, sedangkan pemasaran sosial bersaing dengan perilaku target pasar
dan manfaat yang terkait. Manfaat utama dari "penjualan" dalam pemasaran sosial
adalah kesejahteraan individu, kelompok, atau masyarakat, sedangkan dalam
mmpemasaran komersial, keuntungannya adalah pada kekayaan pemegang saham
DAFTAR PUSTAKA