Anda di halaman 1dari 21

PERJANJIAN KERJA

ANTARA
PT PEGADAIAN
DENGAN
PT PESONNA OPTIMA JASA
TENTANG
SEWA MENYEWA SECURITY COMMAND CENTER (SCC)
PT PEGADAIAN KANTOR WILAYAH III PALEMBANG

Nomor : /LOG/00103.04/2022
Nomor : /PKS-POJ/II/2022

Kami yang bertanda tangan di bawah ini:

(1) PT PEGADAIAN, berkedudukan di Jalan Kramat Raya Nomor 162 Jakarta Pusat,
Perusahaan yang didirikan berdasarkan Akta Nomor 01, tanggal 1 April 2012, yang
dibuat dihadapan Nanda Fauz Iwan, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta Selatan dan telah
disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusi Republik Indonesia berdasakan
Keputusan Nomor AHU-17525.AH.01.01 Tahun 2012 tanggal 4 April 2012, telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Akta Nomor 25 tanggal 14 Januari 2022, yang
dibuat dihadapan Nanda Fauz Iwan, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta Selatan dan telah
diterima pemberitahuan perubahan data Perseroan oleh Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia (HAM) Republik Indonesia berdasarkan Surat Nomor : AHU-AH.01.03-
0062085 tanggal 27 Januari 2022, dalam hal ini diwakili oleh Mohamad Ihsan Palaloi
selaku Vice President pada Kantor Wilayah III PT PEGADAIAN di Palembang. Oleh
karena itu, sah bertindak untuk dan atas nama PT PEGADAIAN, untuk selanjutnya
disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

(2) PT PESONNA OPTIMA JASA, yang berkedudukan di Jakarta, beralamat di Jalan Kra
mat Raya 162 Jakarta Pusat, yang didirikan berdasarkan Anggaran Dasar sebagaima
na termuat dalam Akta Pendirian Nomor 16 tanggal 19 November 2014 yang dibuat
dihadapan Nanda Fauz Iwan, S.H., M.Kn., Notaris berkedudukan di Jakarta Selatan, t
elah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Ind
onesia tanggal 19 November 2014 dengan Nomor AHU-35439.40.10.2014 Tahun 201
4, yang kemudian diubah terakhir dengan Akta Nomor 15 tanggal 23 Desember 2021
dan telah diterima pemberitahuannya oleh Mentri Hukum dan Hak Asasi Manusia Rep
ublik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Nomor : AHU-AH.01.03-0490167 tangg
al 23 Desember 2021, dalam hal ini diwakili oleh Yul Afian selaku Direktur dengan d
emikian sah bertindak untuk dan atas nama PT PESONNA OPTIMA JASA, untuk sela
njutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama-sama disebut


sebagai PARA PIHAK dan masing-masing disebut sebagai PIHAK.

PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut:


a. bahwa PIHAK PERTAMA merupakan Perseroan Terbatas yang melakukan Usaha
Pergadaian baik secara Konvensional maupun Syariah, yang berbasis Teknologi
Informasi maupun non Teknologi Informasi, berupa penyaluran pinjaman berdasarkan
hukum gadai dan fidusia, pelayanan jasa titipan, pelayanan jasa taksiran, sertifikat,

PIHAK PERTAMA

PIHAK KEDUA Halaman 1 dari 20 halaman


dan jasa lainnya dengan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan serta kegiatan diluar
usaha pergadaian sesuai ketentuan perundang-undangan, serta optimalisasi
pemanfaatan sumber daya perseroan.
b. bahwa PIHAK KEDUA adalah badan hukum yang berbentuk Perseroan Terbatas
yang didirikan berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia yang bergerak di bidang
Jasa, diantaranya jasa persewaan alat – alat kantor dan sewa beli alat – alat kantor;
c. bahwa PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA mengadakan perikatan untuk
pelaksanaan Pekerjaan berupa Sewa Menyewa Security Command Center (SCC)
oleh PIHAK KEDUA selaku Pihak yang Menyewakan kepada PIHAK PERTAMA
pada Kantor Wilayah III Palembang PIHAK PERTAMA selaku Penyewa, melalui
proses pengadaan barang dan/atau jasa, dengan metode Pengadaan Langsung pada
Anak Perusahaan, berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
peraturan internal PIHAK PERTAMA.
d. bahwa metode Pengadaan Langsung tersebut dimaksudkan guna memberdayakan
Anak Perusahaan untuk meningkatkan nilai Perusahaan secara konsolidasi serta
melaksanakan ketentuan Pasal 2 huruf c Peraturan Menteri BUMN Nomor :
Per-03/MBU/08/2017 tentang Pedoman Kerja sama BUMN, dimana kerja sama
dengan mitra harus mengutamakan sinergi antar BUMN dan/atau anak perusahaan
BUMN.
e. bahwa PIHAK KEDUA telah memenuhi syarat sebagai pelaksana pekerjaan dan
mengikuti tahapan-tahapan pengadaan sesuai peraturan perundang-undangan dan
peraturan internal PIHAK PERTAMA selaku penyelenggara pengadaan.
f. PIHAK KEDUA menyatakan kepada PIHAK PERTAMA, memiliki keahlian
profesional, personil, dan sumber daya teknis serta telah menyetujui untuk
menyediakan barang dan/ atau jasa sesuai dengan persyaratan dan ketentuan dalam
Perjanjian ini.
g. PARA PIHAK menyatakan dan menjamin bahwa masing-masing PIHAK adalah satu
Perusahaan yang didirikan dan sah berdasarkan Hukum Negara Republik Indonesia
dan cakap menurut hukum untuk memiliki harta dan kekayaan dan melakukan
perbuatan hukum dan usahanya di wilayah Republik Indonesia serta memiliki ijin yang
diperlukan untuk semua kegiatan operasionalnya.
h. PARA PIHAK mengakui dan menyatakan telah diberikan kesempatan untuk
membaca dan memahami ketentuan dalam Perjanjian ini serta mendapat kesempatan
untuk memeriksa dan mengkonfirmasi semua ketentuan dalam Perjanjian ini beserta
semua fakta dan kondisi yang terkait.
i. PARA PIHAK menyatakan dan menjamin bahwa Perjanjian ini ditandatangani oleh
Pihak yang berwenang atas nama masing-masing PIHAK dan sesuai dengan
ketentuan anggaran dasar masing-masing PIHAK
j. PARA PIHAK menyatakan dan menjamin telah memiliki persetujuan, wewenang,
otoritas institusi, dan semua hak yang diperlukan untuk menandatangani, memberikan
dan melaksanakan kewajiban-kewajibannya yang diatur dalam Perjanjian ini. Setiap
penandatanganan, pemberian dan pelaksanaan Perjanjian ini telah diotorisasi dengan
semestinya oleh PARA PIHAK dengan semua tindakan institusi yang diperlukan
untuk itu, sehingga penandatanganan serta pelaksanaan Perjanjian ini tidak
melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk tapi tidak terbatas
pada ketentuan anggaran dasar masing-masing PIHAK.
k. PARA PIHAK menyatakan dan menjamin bahwa barang/jasa dan atau layanan PARA
PIHAK yang disediakan berdasarkan Perjanjian, tidak melanggar hak paten, hak
cipta, merk dagang, rahasia dagang atau hak kepemilikan dari Pihak Lain.

PIHAK PERTAMA

PIHAK KEDUA Halaman 2 dari 20 halaman


l. Bahwa Perjanjian ini dibuat berdasarkan korespondensi PARA PIHAK sebagai
berikut:
1. Surat Kepala Divisi Pengadaan dan Logistik Nomor
799/00050.02/2021 tanggal 03 November 2021 perihal
Pemberitahuan Pelaksanaan Sistem Pengamanan Kantor
Operasional Pasca Berakhirnya Masa PKS Dengan PT Pesonna
Optima Jasa (POJ);
2. Surat PIHAK PERTAMA Nomor 090/ND-00103.04/2022 tanggal 07
Februari 2022, perihal Permohonan Persetujuan Pengadaan Sewa
Alarm SCC (Security Command Center);
3. Surat PIHAK PERTAMA Nomor 99/ND-00103.04/2022 tanggal 08
Februari 2022, perihal Permohonan Persetujuan Pengadaan Sewa
Alarm SCC (Security Command Center);
4. Surat PIHAK PERTAMA Nomor 267/00103.04/2022 tanggal 10
Februari 2022, perihal Surat Permintaan Penawaran Harga (SPPH)
Sewa Security Command Center (SCC) untuk Kanwil III Palembang;
5. Surat PIHAK KEDUA Nomor 051/AD/POJ/II/2022 tanggal 14
Februari 2022, perihal Surat Penawaran Harga Jasa Sewa SCC
Kanwil Palembang;
6. Berita Acara Klarifikasi dan Negosiasi Harga Pengadaan Sewa
Security Command Center (SCC) Nomor 03/SCC/00103.04/2022
tanggal 16 Februari 2022;
7. Surat PIHAK PERTAMA Nomor 04/SCC/00103.04/2022 tanggal 17
Februari 2022, perihal Penunjukan dan Penetapan Sebagai
Pelaksana Pengadaan Sewa Security Command Center (SCC) pada
PT PEGADAIAN Kantor Wilayah III Palembang;
8. Surat Perintah Kerja dari PIHAK PERTAMA Nomor
05/SCC/00103.04/2022 tanggal 18 Februari 2022.

m. Bahwa PIHAK KEDUA bersedia dan setuju untuk melaksanakan Pekerjaan ini
dengan standar tertinggi, integritas, serta keahlian secara professional dan tidak
melanggar peraturan perundang-undangan, kode etika dan/atau etika moral yang
berlaku dalam masyarakat.

Dengan ini PARA PIHAK sepakat untuk membuat Perjanjian Kerja antara PT Pegadaian
dengan PT Pesonna Optima Jasa tentang Sewa Menyewa Security Command Center
(SCC) pada PT Pegadaian Kantor Wilayah III Palembang, yang untuk selanjutnya disebut
“Perjanjian”, yang mengikat PARA PIHAK sesuai dengan ketentuan pasal-pasal sebagai
berikut:

Pasal 1
DEFINISI DAN INTERPRETASI

PIHAK PERTAMA

PIHAK KEDUA Halaman 3 dari 20 halaman


(1) Definisi
Dalam Perjanjian ini, istilah-istilah ditetapkan dengan definisi sebagai berikut:
(a) Security Command Center (SCC), untuk selanjutnya disebut Barang, adalah
barang-barang yang disewakan berupa Perangkat Sistem Pengamanan oleh
PIHAK KEDUA selaku Pihak yang Menyewakan kepada PIHAK PERTAMA
selaku Penyewa, untuk pengamanan aset-aset PIHAK PERTAMA pada unit-unit
kerja PIHAK PERTAMA di Kantor Wilayah III Palembang PIHAK PERTAMA.
(b) Pekerjaan adalah Sewa Menyewa Barang oleh PIHAK KEDUA selaku Pihak
yang Menyewakan dengan PIHAK PERTAMA selaku Penyewa, untuk
pengamanan aset-aset PIHAK PERTAMA pada unit-unit kerja PIHAK PERTAMA
di Kantor Wilayah III Palembang PIHAK PERTAMA.
(c) Berita Acara Serah Terima Pekerjaan, untuk selanjutnya disingkat “BAST”,
adalah surat/dokumen bukti serah terima Barang dari PIHAK KEDUA kepada
PIHAK PERTAMA dan dimulainya Pekerjaan PIHAK KEDUA serta penetapan
Jangka Waktu Sewa Menyewa Barang yang ditandatangani PARA PIHAK.
(d) Hari Kalender adalah hari Senin sampai dengan Minggu termasuk hari libur.
(e) Hari Kerja adalah hari Senin sampai dengan Jumat dari jam 07.30 WIB sampai
dengan 16.30 WIB dan bukan merupakan hari libur nasional/daerah atau yang
ditetapkan oleh Pemerintah.
(f) Surat Perintah Kerja (SPK) adalah dokumen yang dibuat oleh PIHAK PERTAMA
yang ditujukan kepada PIHAK KEDUA, untuk memesan Barang yang hendak
disewa dari PIHAK KEDUA dan sebagai dasar untuk pelaksanaan Pekerjaan.

(2) Interpretasi
(a) Dalam Perjanjian ini, kecuali konteksnya menentukan lain, acuan kepada suatu
ketentuan hukum atau peraturan juga merupakan referensi terhadap ketentuan-
ketentuan tersebut sebagai telah dan/atau akan digantikan, diubah, dimodifikasi
atau dicanangkan kembali dari waktu ke waktu; kata-kata berbentuk tunggal
termasuk jamak dan sebaliknya dan kata-kata mengenai gender termasuk setiap
gender, kecuali jika ditentukan sebaliknya, referensi kepada pasal adalah kepada
pasal-pasal dalam Perjanjian ini.
(b) Penggunaan istilah - istilah asing dalam bidang Informasi dan Teknologi yang
tidak didefinisikan dalam ayat (1) Pasal ini, harus diartikan sesuai dengan
pengertian umum yang diterima PARA PIHAK serta tidak boleh menggunakan
definisi yang dapat merugikan PIHAK PERTAMA.
(c) Judul pasal hanya dimaksudkan untuk referensi dan tidak dimaksudkan dalam
penafsiran Perjanjian ini.

Pasal 2
MAKSUD DAN TUJUAN

Perjanjian ini dimaksudkan untuk mengatur dan sebagai perikatan bagi PARA PIHAK
dalam pelaksanaan Pekerjaan, serta bertujuan untuk memberi kepastian tentang
pelaksanaan Pekerjaan sesuai syarat dan ketentuan yang diatur dalam Perjanjian ini.

a. Pasal 3
b. OBJEK PERJANJIAN

PIHAK PERTAMA

PIHAK KEDUA Halaman 4 dari 20 halaman


Objek Perjanjian ini adalah Barang sebanyak 229 (dua ratus dua puluh sembilan) untuk
unit-unit kerja PIHAK PERTAMA, yaitu Kantor Wilayah, Kantor Area, Kantor Cabang /
Cabang Syariah dan Unit Pelayanan Cabang (UPC) / Unit Pelayanan Syariah (UPS) di
Kantor Wilayah III Palembang PIHAK PERTAMA, dengan uraian spesifikasi sebagaimana
Pasal 4 Perjanjian ini, dalam kondisi baru, bergaransi dan memiliki jaminan purna jual
(after sales service)/agen service/technical support.

Pasal 4
RUANG LINGKUP PEKERJAAN

(1) PIHAK KEDUA bersedia dan menyatakan mampu, dengan keahlian profesional,
personil, dan sumber daya teknis, menyediakan Barang sesuai dengan persyaratan
dan ketentuan serta spesifikasi dalam Perjanjian ini kepada PIHAK PERTAMA.
(2) Layanan Maintenance dan Asuransi Barang:
a. PIHAK KEDUA wajib menyediakan garansi dan jaminan purna jual (after sales
service) / agen service / technical support serta perawatan yang diperlukan,
selama Jangka Waktu Sewa Menyewa Barang.
b. PIHAK KEDUA wajib melakukan perbaikan Barang jika ada Barang yang
mengalami kerusakan selama Jangka Waktu Sewa Menyewa Barang.
c. PIHAK KEDUA wajib melakukan penggantian Barang jika ada Barang yang
mengalami kerusakan yang tidak dapat dilakukan perbaikan selama Jangka
Waktu Sewa Menyewa Barang.
d. Perbaikan Barang harus selesai sesuai Service Level Agreement (SLA) yang dis-
epakati PARA PIHAK.
e. PIHAK KEDUA wajib mengasuransikan dan menjamin pemenuhan Barang se-
lama Jangka Waktu Sewa Menyewa Barang, melingkupi kerusakan maupun kehi-
langan karena sebab apapun selama Jangka Waktu Sewa Menyewa Barang.
f. Apabila Barang yang diminta oleh PIHAK PERTAMA sudah tidak diproduksi/
diskontinu, maka PIHAK KEDUA wajib mengganti dengan Barang yang sama
spesifikasinya sebagaimana ayat (4) dan dengan terlebih dahulu mendapat per-
setujuan PIHAK PERTAMA.
(3) Biaya Pekerjaan sudah termasuk :
a. PIHAK PERTAMA diberikan Personil PIHAK KEDUA yang bertugas sebagai
Teknisi Barang, sebanyak 1 (satu) orang, di setiap Kantor Area PIHAK
PERTAMA pada Kantor Wilayah III Palembang PIHAK PERTAMA.
b. PIHAK PERTAMA diberikan alat controller Barang secara bertahap yang akan
dilakukan pembaharuan oleh PIHAK KEDUA;
c. PIHAK KEDUA memastikan notifikasi apabila ada kejadian terhadap aset-aset
PIHAK PERTAMA telah tersampaikan kepada Deputy Bisnis pada Kantor Area,
Kepala Departemen Logistik dan Umum pada Kantor Wilayah, Kepala Bagian
Bangunan dan Pengamanan Korporasi pada Kantor Wilayah, Pemimpin Cabang
dan Pengelola UPC / UPS pada Kantor Wilayah III Palembang PIHAK
PERTAMA.
(4) Uraian spesifikasi Barang sebagai berikut:
a. Aplikasi, dengan spesifikasi:
a) Perangkat Sistem Pengamanan berupa controller yang berbasis mini com-
puter;

PIHAK PERTAMA

PIHAK KEDUA Halaman 5 dari 20 halaman


b) Komunikasi data berbasis IP (ethernet: LAN/WAN/VPN) dan bersifat closed
loop. Semua data dan informasi tersimpan dalam basis data dan computer mi-
lik PIHAK PERTAMA sendiri;
c) Kantor Wilayah III Palembang PIHAK PERTAMA dapat memonitor kondisi
keamanan dari setiap unit-unit kerja PIHAK PERTAMA di Kantor Wilayah III
Palembang PIHAK PERTAMA;
d) Kantor Pusat PIHAK PERTAMA mempunyai kemampuan untuk memonitor
kondisi keamanan seluruh unit kerja PIHAK PERTAMA di seluruh Indonesia,
yang dilakukan melalui akses data Kantor Wilayah PIHAK PERTAMA di selu-
ruh Indonesia;
e) Dilengkapi dengan peta berbasis GIS (Geography Information System);
f) Dilengkapi speaker untuk notifikasi alert/warning melalui suara ke Karyawan
pada unit-unit kerja PIHAK PERTAMA selaku Pengguna Barang;
g) Dilengkapi aplikasi SMS server untuk notifikasi alert/warning ke ponsel
Karyawan pada unit-unit kerja PIHAK PERTAMA selaku Pengguna Barang;
h) Terdapat fungsi pengaturan notifikasi alarm dan grup penerima SMS (PIC)
Karyawan pada unit-unit kerja PIHAK PERTAMA selaku Pengguna Barang;
i) Menu log alarm Barang yang memungkinkan untuk dieksport ke database
menjadi report;
j) Dapat melakukan remote login ke computer controller dari server atau com-
puter lain yang terhubung ke jaringan untuk kemudahan maintenance dan
trouble shooting oleh administrator;
k) Reporting dari sistem sensor (wired dan wireless) harus bisa diidentifikasi
dengan pengenal waktu;
l) Konfigurasi sensor normally open dan normally clossed;
m) Dilengkapi dengan software aplikasi panic button melalui smartphone berba-
sis android;
n) Memiliki kemampuan dan siap untuk dapat diintegrasikan dengan kantor/di-
nas instansi (satuan kerja/satker) terkait seperti polisi, ambulan, rumah sakit,
pemadam kebakaran, SAR, dll. Memudahkan koordinasi dan memperbaiki
kualitas layanan kepada masyarakat;
o) Mudah untuk dioperasikan oleh Karyawan pada unit-unit kerja PIHAK PER-
TAMA selaku Pengguna Barang, handal, bisa dikembangkan dimasa depan,
fleksibel dan dapat menjawab segala kebutuhan sistem keamanan PIHAK
PERTAMA;
b. Hardware (Modulator / Controller), dengan spesifikasi:
a) Modulator berbasis mini komputer dan menyediakan slot minimal :
1) 16 (enam belas) zone input dan bisa dikonfigurasi untuk sensor wired/
wireless, dengan konfigurasi normally close (NC) atau normally open
(NO);
2) 4 output, untuk kebutuhan alarm local seperti : strobe light, sounder /
buzzer eksternal, integrasi dengan sistem lain (status monitoring) dll;
b) Bisa terkoneksi dengan security devices (peralatan pengamanan-sensor)
pada PIHAK PERTAMA yang ada saat ini (existing);
c) Sensor bisa di konfigurasi NO/NC dan teridentifikasi masing-masing pada saat
trigger;
d) Konfigurasi notifikasi sensor saat ter-trigger bisa dilakukan di outlet, Kanwil
atau Pusat;

PIHAK PERTAMA

PIHAK KEDUA Halaman 6 dari 20 halaman


e) Dilengkapi dengan 2 (dua) kategori status sensor yang dapat diprogram : se-
lalu aktif 24 jam dan normal (hanya aktif ketika dalam mode armed);
f) Dilengkapi dengan 3 (tiga) status operasional sistem : standby (disarmed),
stayed (saat operasional) dan aktif (armed);
g) Mempunyai fungsi auto armed setelah delay waktu tertentu yang dapat dipro-
gram, sehingga tidak perlu khawatir lupa untuk mengaktifkan kembali setelah
disarmed;
h) Dilengkapi dengan fungsi alarm delay, alarm baru aktif setelah waktu tertentu
yang dapat deprogram, menghindari false alarm karena faktor manusia (tidak
sengaja aktif);
i) Fitur built in test untuk pengujian sistem secara manual oleh operator dan
fungsi programable heartbeat untuk laporan kesehatan sistem secara berkala;
j) Dilengkapi dengan tombol arm/disarm dan LED status di panel lokal dan
buzzer on board;
k) Dilengkapi dengan 2 (dua) buah wireless remote control (include panic but-
ton):
l) Dilengkapi dengan aplikasi panic button di smartphone android untuk pengop-
erasian panic button secara mobile;
m) Dilengkapi dengan power supply dan baterai cadangan yang berfungsi dan
bertahan minimal 8 (delapan) jam dan dilengkapi dengan status operasional-
nya (on battery l on AC) dan dapat dimonitor statusnya pada aplikasi control
dan monitoring.
c. Server Monitoring, dengan spesifikasi:
a) Server monitoring adalah komputer desktop berbasis windows OS (minimal
windows 7);
b) Server monitoring terdapat di Kantor Pusat dan Kantor Wilayah PIHAK PER-
TAMA;
c) Dilengkapi dengan aplikasi SMS server untuk notifikasi alert/warning ke peng-
guna melalui ponsel (GSM);
d) Dilengkapi speaker untuk notifikasi alert/warning ke pengguna melalui suara;
e) Dilengkapi dengan fungsi pengaturan cara notifikasi alarm dan group pener-
ima SMS;
f) Dilengkapi peta berbasis GIS (Geography Information System), sehingga
lokasi TKP bisa diketahui dengan mudah;
g) Modem dan komputer unit dari peralatan/software commercial off the shelf
(COTS);
h) Dilengkapi dengan hardware watchdog independent, yang akan secara
otomatis mereset sistem Ketika ada masalah, misalnya ketika sistem mere-
spon lebih lama dari waktu yang diharapkan;
i) Dilengkapi dengan software aplikasi configuration tools untuk kemudahan
melakukan setting konfigurasi dari peralatan secara remote, tanpa harus men-
datangi peralatan tersebut;
j) Dilengkapi dengan software aplikasi monitoring server yang berfungsi untuk
memonitor status peralatan, melakukan log event dan melakukan administrasi
sistem secara tersentral dari komputer server;
k) Menggunakan basis data;
l) Menggunakan komunikasi data yang terenkripsi, dengan standar enkripsi
AES 256 bit, sehingga aman dari gangguan Pihak-Pihak yang tidak berhak;

PIHAK PERTAMA

PIHAK KEDUA Halaman 7 dari 20 halaman


m) Memiliki ukuran data yang sangat kecil (maks.150 karakter) untuk laporan sta-
tus dan event alarm, tidak membebani jaringan, bahkan dengan menggu-
nakan koneksi data LAN/WAN/Internet dengan lebar pita yang sempit.

(5) Persyaratan umum Barang:


a) Semua data dan infomasi yang tersimpan dalam basis data dan komputer Barang
adalah milik PIHAK PERTAMA;
b) Barang full licence, tidak ada hidden cost, tidak ada penambahan biaya lisensi
apapun untuk ekspansi (penambahan) peralatan (sensor), penambahan user dan
penambahan nomor telepon penerima notifikasi SMS;

c) Semua perangkat sistem pengamanan pada Barang, client display PIHAK PER-
TAMA di Kantor Wilayah, Kantor Area, Kantor Cabang / Cabang Syariah, dan
UPC / UPS, terkoneksi ke server di Kantor Pusat PIHAK PERTAMA maupun
client display di Kantor Wilayah, menggunakan jaringan komunikasi LAN/WAN/
VPN yang saat ini ada;
d) Barang menggunakan komponen yang tersedia di pasaran bebas, tidak ada
penggunaan barang dan sistem proprietary;
e) Barang dilengkapi dengan buku manual dan pelatihan teknisi (pemasangan).

Pasal 5
HASIL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Laporan Hasil Pelaksanaan Pekerjaan yang harus diserahkan oleh PIHAK KEDUA
kepada PIHAK PERTAMA mencakup seluruh penggunaan Barang yang telah ditentukan
dan disepakati oleh PARA PIHAK berdasarkan Perjanjian ini, berupa Laporan
Pelaksanaan pemasangan, aktivasi, dan koneksi Barang, meliputi Aplikasi, Hardware
(Modulator / Controller), dan Server Monitoring (Client Display) di unit-unit Kerja di Kantor
Wilayah III Palembang PIHAK PERTAMA.

Pasal 6
JANGKA WAKTU SEWA MENYEWA BARANG

Jangka Waktu Sewa Menyewa Barang adalah selama 6 (enam) bulan terhitung sejak
tanggal 1 Maret 2022 sampai dengan tanggal 31 Agustus 2022.

Pasal 7
BIAYA PEKERJAAN

(1) Biaya Pekerjaan adalah sebesar Rp 323.000,- (tiga ratus dua puluh tiga ribu rupiah),
per unit Barang dan per bulan, sudah termasuk pajak-pajak sesuai ketentuan yang
berlaku.
(2) Total Biaya Pekerjaan untuk 229 unit Barang sebesar Rp 73.967.000,- (tujuh puluh
tiga juta sembilan ratus enam puluh tujuh ribu rupiah) per bulan sudah termasuk
pajak-pajak sesuai ketentuan yang berlaku.
(3) Jika terjadi perubahan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan (PPh)
sesuai ketentuan pemerintah maka nilai PPN dan PPh untuk sisa Pekerjaan yang
belum dibayarkan, disesuaikan dengan ketentuan Pemerintah yang berlaku.
(4) Jumlah Biaya Pekerjaan, Per Unit Barang dan Per Bulan, sebagaimana ayat (1),

PIHAK PERTAMA

PIHAK KEDUA Halaman 8 dari 20 halaman


sudah termasuk Biaya Pengiriman PIHAK KEDUA ke Kantor Wilayah III Palembang
PIHAK PERTAMA.
(5) PIHAK KEDUA tidak diperkenankan melaksanakan Pekerjaan tambahan yang dapat
mengakibatkan timbulnya tambahan Biaya Pekerjaan selain yang telah ditetapkan
sebagaimana ayat (1), tanpa persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA.

Pasal 8
ESKALASI JUMLAH BIAYA PEKERJAAN

(1) Jumlah Biaya Pekerjaan bersifat mengikat dan tidak berubah-ubah, sehingga apabila
terdapat perubahan Jumlah Biaya Pekerjaan karena adanya kenaikan harga yang
mungkin terjadi dalam pelaksanaan Perjanjian ini, maka PIHAK KEDUA tidak dapat
meminta klaim perubahan dan tambahan Jumlah Biaya Pekerjaan, kecuali apabila
terdapat perubahan kebijakan/kenaikan pajak yang ditetapkan oleh Pemerintah
beserta petunjuk pelaksanaannya maka PIHAK KEDUA dapat mengajukan
perubahan Jumlah Biaya Pekerjaan, yang disepakati secara tertulis dan dituangkan
dalam suatu Amandemen Perjanjian oleh PARA PIHAK.
(2) PIHAK KEDUA dilarang dengan alasan apapun, menurunkan kualitas dan kuantitas
Barang dan pelaksanaan Pekerjaan.

Pasal 9
TATA CARA PEMBAYARAN

(1) PIHAK PERTAMA tidak memberikan Uang Muka Pembayaran (UMP).


(2) Permohonan pembayaran Biaya Pekerjaan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK
PERTAMA ditagihkan setiap bulan dan dibayarkan berdasarkan jumlah unit yang
tercantum pada Surat Perintah Kerja (SPK) yang diterbitkan dan pembayaran
dilakukan oleh Kantor Wilayah III Palembang PIHAK PERTAMA.
(3) Jadwal pembayaran Biaya Pekerjaan oleh PIHAK PERTAMA adalah sebagai berikut:
a. Berkas permohonan pembayaran diterima dan dinyatakan lengkap pada rentang
tanggal 01 sampai dengan tanggal 10, maka pembayaran dilakukan pada tanggal
15 atau apabila hari libur dilakukan pembayaran pada hari kerja sebelum hari libur
(faktur pajak dibuat dalam bulan berjalan);
b. Berkas permohonan pembayaran diterima dan dinyatakan lengkap pada rentang
tanggal 11 sampai dengan tanggal 20, maka pembayaran dilakukan pada tanggal
26 atau apabila hari libur dilakukan pembayaran pada hari kerja sebelum hari libur
(faktur pajak dibuat dalam bulan berjalan);
c. Berkas permohonan pembayaran diterima dan dinyatakan lengkap pada rentang
tanggal 21 sampai dengan tanggal 31, maka pembayaran dilakukan pada tanggal
05 pada bulan berikutnya atau apabila hari libur dilakukan pembayaran pada hari
kerja sebelum hari libur (faktur pajak dibuat pada bulan berikutnya);
d. Khusus untuk bulan Desember atau bulan dengan hari libur yang cukup panjang,
atau terdapat pertimbangan tertentu, maka jadwal pembayaran akan disesuaikan
dan diatur tersendiri pelaksanaan pembayarannya.

PIHAK PERTAMA

PIHAK KEDUA Halaman 9 dari 20 halaman


(4) Persyaratan pembayaran dengan melampirkan:
a. Surat Permohonan Pembayaran mencantumkan nomor rekening PIHAK
KEDUA;
b. Kuitansi rangkap 2 (dua), lembar pertama bermaterai Rp 10.000,-;
c. Surat tagihan/invoice;
d. Copy Berita Acara Serah Terima (BAST) pekerjaan dan ditandatangani PARA
PIHAK;
e. Copy SPK/Perjanjian;
f. Faktur Pajak dan Surat Setoran Pajak sesuai dengan jumlah pembayaran;
g. Copy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

Pasal 10
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA

(1) PIHAK PERTAMA berhak memperoleh hasil Pekerjaan sebagaimana dimaksud dala
m Pasal 4 Perjanjian ini dan sesuai dengan Jangka Waktu sebagaimana dimaksud dal
am Pasal 6 Perjanjian ini.
(2) PIHAK PERTAMA berhak untuk melakukan pemeriksaan hasil Pekerjaan untuk
memastikan kecocokannya dengan Ruang Lingkup dan persyaratan yang telah diten-
tukan dalam Perjanjian ini.
(3) PIHAK PERTAMA berhak menerima Layanan Maintenance dan Asuransi Barang se-
bagaimana dimaksud Pasal 4 ayat (2) dan Pasal 13 Perjanjian ini.
(4) PIHAK PERTAMA wajib melakukan pembayaran Biaya Pekerjaan kepada PIHAK KE
DUA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dengan Tata Cara Pembayaran seba-
gaimana tercantum dalam Pasal 9 Perjanjian ini.

Pasal 11
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA

(1) PIHAK KEDUA berhak menerima Biaya Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pa
sal 7 dengan Tata Cara Pembayaran sebagaimana Pasal 9 Perjanjian ini.
(2) PIHAK KEDUA wajib melaksanakan Pekerjaan sesuai dengan Ruang Lingkup Pekerj
aan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 Perjanjian ini dan sesuai dengan Jangka
Waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 Perjanjian ini.
(3) PIHAK KEDUA wajib menyediakan tenaga kerja yang cukup agar dapat melak-
sanakan Pekerjaan sesuai ketentuan pada Pasal 4 Perjanjian ini dan sesuai dengan
Jangka Waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 Perjanjian ini.
(4) PIHAK KEDUA wajib melaksanakan Pekerjaan dengan segala kemampuan, keahlian
dan pengalaman yang dimilikinya secara maksimal (workman-like-manner), dengan
memperhatikan segenap peraturan perundang-undangan yang berlaku serta akan m
enginformasikan mengenai perubahan-perubahan yang mungkin terjadi yang dapat m
empengaruhi penyelesaian Pekerjaan.
(5) PIHAK KEDUA wajib untuk selalu berkoordinasi dengan Departemen Logistik PIHAK
PERTAMA pada Kantor Wilayah III Palembang, terhadap setiap pelaksanaan Peker-
jaan dan apabila terdapat perubahan dalam pelaksanaan Pekerjaan yang harus mend
apatkan approval PIHAK PERTAMA, yaitu dari Departemen Logistik PIHAK PERTAM
A pada Kantor Wilayah III Palembang.

PIHAK PERTAMA

PIHAK KEDUA Halaman 10 dari 20 halaman


(6) PIHAK KEDUA wajib menjamin kerahasiaan informasi PIHAK PERTAMA, dan PIHA
K KEDUA dilarang untuk memperbanyak, menyerahkan dan/atau mempublikasikan h
asil pekerjaan untuk kepentingan pihak manapun tanpa persetujuan tertulis dari PIHA
K PERTAMA.
(7) PIHAK KEDUA wajib melaporkan semua kegiatan Pekerjaan secara terperinci dan ju-
jur di dalam laporan kepada PIHAK PERTAMA.
(8) PIHAK KEDUA wajib melindungi dan membebaskan PIHAK PERTAMA dari segala m
acam tuntutan maupun gugatan dari Pihak Lain, dalam hal ini termasuk pada tuntutan/
gugatan dari Pihak Lain, sehubungan dengan pelaksanaan Pekerjaan, kecelakaan ker
ja, Hak Kekayaan Intelektual serta segala hal yang berkaitan dengan hasil Pekerjaan
termasuk biaya-biaya yang harus dibayarkan kepada Pihak Lain yang terlibat dalam p
elaksanaan Pekerjaan.
(9) PIHAK KEDUA wajib membebaskan PIHAK PERTAMA dari segala tanggung jawab
keamanan terhadap Barang-Barang yang belum diserahterimakan kepada PIHAK
PERTAMA dan oleh karenanya tetap menjadi tanggungjawab PIHAK KEDUA.
(10) PIHAK KEDUA wajib bertanggungjawab atas segala kerugian biaya/ongkos yang tim-
bul sebagai akibat kelalaian PIHAK KEDUA selama proses pelaksanaan Pekerjaan.
(11) PIHAK KEDUA wajib mengasuransikan Karyawan PIHAK KEDUA dalam melak-
sanakan Pekerjaan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) dan PIHAK KEDUA bertangggungjawab jika terjadi cedera / kece-
lakaan kerja atau kematian karyawan PIHAK KEDUA, sehingga PIHAK PERTAMA
tidak bertanggung jawab untuk segala hal yang menyangkut kerusakan alat yang di-
lakukan oleh PIHAK KEDUA atau jika terjadi cedera atau kematian karyawan PIHAK
KEDUA atau Pihak Lain selama pelaksanaan Pekerjaan.

Pasal 12
JAMINAN HASIL PELAKSANAAN PEKERJAAN

(1) PIHAK KEDUA menjamin kualitas Barang yang disewakan kepada PIHAK
PERTAMA dan menyatakan bahwa Barang yang disewakan adalah Barang baru dan
berkualitas baik sesuai spesifikasi yang ditentukan dalam Perjanjian ini.
(2) PIHAK PERTAMA berhak menolak Barang apabila tidak sesuai spesifikasi yang
ditentukan dalam Perjanjian ini.
(3) Apabila Barang tidak memenuhi spesifikasi yang ditentukan dalam Perjanjian ini,
maka PIHAK KEDUA harus segera memenuhi/mengganti dengan Barang yang
sesuai spesifikasi, paling lambat 6 (enam) Hari Kalender sejak Barang dinyatakan
tidak memenuhi spesifikasi yang ditentukan dalam Perjanjian ini oleh PIHAK
PERTAMA.

Pasal 13
LAYANAN MAINTENANCE DAN ASURANSI BARANG

(1) Layanan Maintenance berupa perawatan dan perbaikan Barang, wajib dilakukan oleh
PIHAK KEDUA sejak menerima laporan baik secara tertulis melalui
SMS/Whatsapp/e-mail/surat dari PIHAK PERTAMA, yaitu dengan waktu 1 x 24 jam
pada service center resmi (authorized service) kecuali untuk daerah

PIHAK PERTAMA

PIHAK KEDUA Halaman 11 dari 20 halaman


terpencil/pelosok/kepulauan dengan waktu selama maksimal 5 x 24 jam, yang menjadi
beban dan tanggungjawab PIHAK KEDUA.
(2) Apabila Barang mengalami kerusakan dan memerlukan perbaikan lebih dari 24 (dua
puluh empat) jam atau Barang yang mengalami kerusakan tidak dapat dilakukan
perbaikan kembali, maka PIHAK KEDUA harus menyediakan Barang pengganti
dengan spesifikasi yang sama atau yang setara dan disetujui oleh PIHAK PERTAMA.
(3) Apabila dalam kondisi sebagaimana pada ayat (2) Pasal ini, PIHAK KEDUA tidak
menyediakan Barang pengganti maka PIHAK KEDUA dikenakan denda sejumlah
proporsional dari jumlah hari yang tidak tersedianya Barang pengganti atau dikenakan
denda sejumlah Biaya yang dikeluarkan PIHAK PERTAMA untuk mendapatkan dan
menyediakan Barang pengganti.
(4) PIHAK KEDUA wajib secara tertulis menugaskan karyawan PIHAK KEDUA sebagai
Person in Charge (PIC) dalam pelaksanaan Pekerjaan dan Perjanjian ini, di Kantor
Wilayah III Palembang PIHAK PERTAMA.

Pasal 14
RISIKO

(1) Jika Objek Perjanjian ini, baik sebagian atau seluruhnya rusak ataupun musnah oleh
sebab apapun sebelum diserahkan PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA, maka
PIHAK KEDUA bertanggungjawab sepenuhnya atas segala kerugian yang timbul.
(2) Jika Objek Perjanjian ini, baik sebagian atau seluruhnya rusak ataupun musnah diluar
kemampuan / kesalahan PARA PIHAK atau akibat keadaan memaksa / force majeure
sebelum Pekerjaan diserahkanPIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA, maka
segala kerugian yang timbul akibat itu akan ditanggung oleh Asuransi, dimana premi
asuransinya dibayarkan oleh PIHAK KEDUA.
(3) Jika Objek Perjanjian ini, baik sebagian atau seluruhnya rusak ataupun musnah
disebabkan oleh cacat tersembunyi, maka segala kerugian yang timbul ditanggung
oleh PIHAK KEDUA.
(4) Jika hasil Pekerjaan PIHAK KEDUA sebagian atau seluruhnya rusak ataupun musnah
yang disebabkan oleh PIHAK PERTAMA, maka segala kerugian yang timbul akibat
hal tersebut akan ditanggung oleh PIHAK PERTAMA.

Pasal 15
WANPRESTASI, SANKSI, DAN DENDA

(1) PIHAK KEDUA dinyatakan wanprestasi apabila melakukan perbuatan di bawah ini:
a. Apabila tidak melaksanakan Pekerjaan dan menyediakan Barang sesuai dengan
ketentuan dan Pasal 4 Perjanjian ini;
b. Apabila tidak menyelesaikan atau menyerahkan Pekerjaan dengan menyerahkan
Laporan sebagaimana dimaksud Pasal 5 dan sesuai Jangka Waktu yang diatur
pada Pasal 6 Perjanjian ini;
c. Apabila Barang tidak sesuai, tidak memenuhi spesifikasi dan kualitas
sebagaimana ketentuan Pasal 4 serta kuantitas sebagaimana ketentuan Pasal 7
ayat (2) Perjanjian ini;
d. Apabila PIHAK KEDUA mengabaikan/tidak segera melaksanakan instruksi yang
dikeluarkan PIHAK PERTAMA atas mutu Barang/ mutu Pekerjaan/ mutu Personil
/ Karyawan PIHAK KEDUA, yang harus diganti / diperbaiki, sedangkan instruksi

PIHAK PERTAMA

PIHAK KEDUA Halaman 12 dari 20 halaman


tersebut telah dikeluarkan 3 (tiga) kali berturut-turut dengan interval waktu
minimal (1) satu Hari Kerja;
e. PIHAK KEDUA tidak memulai pelaksanaan Pekerjaan dan penyerahan Barang
lebih dari 14 (empat belas) hari kalender sejak tanggal PIHAK PERTAMA
menyampaikan Surat Perintah Kerja (SPK) tanpa alasan yang dapat diterima
PIHAK PERTAMA;
f. PIHAK KEDUA telah dinyatakan pailit atau dilikuidasi;
g. PIHAK KEDUA telah mengalihkan Pekerjaan baik keseluruhan atau sebagian
kepada Pihak Lain tanpa persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA.

(2) Apabila PIHAK KEDUA dianggap melakukan wanprestasi, maka akan diberikan
peringatan tertulis yang pertama oleh PIHAK PERTAMA. Apabila dalam jangka
waktu 7 (tujuh) hari kalender sejak diterimanya peringatan tertulis yang pertama
PIHAK KEDUA tidak menanggapi dan tidak melaksanakan/menyelesaikan Pekerjaan
sesuai ketentuan dalam Perjanjian ini, maka akan diberikan peringatan tertulis yang
kedua oleh PIHAK PERTAMA, kemudian apabila dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari
kalender sejak diterimanya peringatan yang kedua, PIHAK KEDUA masih tidak
menanggapi dan tidak melakukan tindakan untuk melanjutkan Pekerjaan sesuai
ketentuan dalam Perjanjian ini, maka kepada PIHAK KEDUA dapat dikenakan sanksi
yaitu :
a. Perjanjian ini dapat diputus secara sepihak oleh PIHAK PERTAMA tanpa ganti r
ugi dan tanpa proses Pengadilan;
b. PIHAK KEDUA akan di-blacklist dari Daftar Rekanan Mampu PIHAK PERTAMA
serta tidak dapat mengikuti pengadaan yang dilaksanakan oleh PIHAK PERTAM
A selama 2 (dua) tahun sejak SPK Pekerjaan ini diterbitkan.
(3) Apabila PIHAK KEDUA dikenakan sanksi sebagaimana maksud dalam ayat (2) Pasal
ini, maka segala risikonya baik waktu, biaya, klaim Pihak Lain (dibayarkan ke Sub
PIHAK KEDUA dengan paket lain yang terkena akibatnya), dan sebagainya, menjadi
tanggung jawab PIHAK KEDUA.
(4) PIHAK KEDUA akan dikenakan Denda 10/00 (satu per seribu) dari Biaya Pekerjaan
untuk setiap hari keterlambatan dengan maksimum denda 5% (lima persen) dari Biaya
Pekerjaan, apabila :
a. Dengan sengaja menunda-nunda waktu pelaksanaan Pekerjaan; dan atau
b. Pelaksanaan Pekerjaan melebihi dari waktu yang telah ditetapkan/ disepakati.
(5) Dalam hal PIHAK KEDUA terbukti dengan sengaja ataupun tidak sengaja
menurunkan spesifikasi Barang dan/ atau kualitas Pekerjaan yang tidak sesuai
persyaratan/ spesifikasi yang telah ditentukan, maka :
a. PIHAK PERTAMA berhak menolak Barang dan hasil Pekerjaan serta PIHAK
PERTAMA berhak meminta PIHAK KEDUA untuk menggantinya sehingga
sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati dalam Perjanjian ini; atau
b. PIHAK KEDUA wajib membayar ganti rugi sebesar kerugian yang dialami PIHAK
PERTAMA atas tindakan PIHAK KEDUA.
(6) Apabila sampai dengan batas akhir pengenaan denda maksimum tersebut, PIHAK
KEDUA belum memenuhi kewajibannya, maka PIHAK PERTAMA berhak
membatalkan Perjanjian kepada PIHAK KEDUA tanpa syarat dan akibat apapun.
(7) Apabila Perjanjian diputus secara sepihak oleh PIHAK PERTAMA terhadap PIHAK
KEDUA sewaktu-waktu dikarenakan PIHAK KEDUA tidak melaksanakan
kewajibannya dan/atau tidak memenuhi hak PIHAK PERTAMA dan/atau melanggar

PIHAK PERTAMA

PIHAK KEDUA Halaman 13 dari 20 halaman


suatu ketentuan yang termaktub dalam Perjanjian ini, maka PIHAK KEDUA tidak
berhak atas pembayaran Biaya Pekerjaan untuk sisa Jangka Waktu Sewa Menyewa
Barang pada Perjanjian ini.
(8) Apabila keterlambatan penyerahan hasil Pekerjaan atau Barang disebabkan karena
keadaan memaksa / force majeure, maka PIHAK KEDUA tidak dikenakan denda
sesuai jumlah hari terjadinya keadaan memaksa / force majeur, apabila PIHAK
KEDUA dapat membuktikan dengan alat bukti dan/atau dokumen yang diterima oleh
PIHAK PERTAMA mengenai kebenaran terjadinya keadaan memaksa / force majeur.

(9) Apabila PIHAK PERTAMA membatalkan / mengakhiri Perjanjian ini bukan karena
kesalahan PIHAK KEDUA, pelanggaran ketentuan dalam Perjanjian ini oleh PIHAK
KEDUA atau wanprestasi PIHAK KEDUA sebagaimana ayat (1), dan PIHAK
PERTAMA mengembalikan Barang sebelum Jangka Waktu Sewa Menyewa berakhir,
maka PIHAK PERTAMA akan dikenakan sanksi Early Termination sebesar 25% (dua
puluh lima persen) dari sisa Biaya Pekerjaan yang belum dijalani.

Pasal 16
PENUNDAAN PERJANJIAN

(1) Dalam hal terjadi penyimpangan yang dilakukan PIHAK KEDUA dan mengakibatkan k
erugian PIHAK PERTAMA, maka PIHAK PERTAMA berhak melakukan penundaan s
ementara pelaksanaan Perjanjian (freeze).
(2) Tindakan penyimpangan sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini adalah :
a. Adanya indikasi manipulasi Biaya Pekerjaan baik penggelembungan (mark up)
maupun mengurangi (mark down);
b. Adanya indikasi pelaksanaan Pekerjaan fiktif;
c. Adanya indikasi pemalsuan identitas mitra bisnis;
d. Adanya indikasi hasil Pekerjaan atau Barang di bawah standar atau ketentuan
yang disepakati dalam Perjanjian ini.
(3) Penundaan Perjanjian ini oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA akan dilaku
kan secara tertulis.
(4) Terkait penundaan Perjanjian ini PIHAK KEDUA bersedia untuk diperiksa oleh auditor
yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA.
(5) Apabila dalam Perjanjian ini terbukti ditemukan adanya penyimpangan sebagaimana d
imaksud dalam ayat (2), maka Perjanjian ini dapat ditinjau kembali oleh PIHAK PERT
AMA dengan dua opsi :
a. Dilanjutkan, atau;
b. Dibatalkan.

Pasal 17
BERAKHIRNYA PERJANJIAN

(1) Perjanjian ini berakhir karena salah satu sebab berikut ini:
a. Jangka waktu Perjanjian berakhir;
b. Karena salah satu PIHAK wanprestasi;
c. Salah satu PIHAK dinyatakan bangkrut atau likuidasi;
d. Terselesaikannya semua Pekerjaan dan PARA PIHAK telah melaksanakan serta
menerima hak dan kewajibannya masing-masing;

PIHAK PERTAMA

PIHAK KEDUA Halaman 14 dari 20 halaman


e. Adanya keadaan memaksa atau force majeure sebagaimana dimaksud pada Pas
al 20 dalam Perjanjian ini;
f. PIHAK KEDUA tidak melaksanakan Pekerjaan atau tidak menyerahkan Barang
kepada PIHAK PERTAMA lebih dari 14 (empat belas) hari Kalender tanpa alasan
yang dapat diterima PIHAK PERTAMA;
g. PIHAK KEDUA telah mengalihkan Pekerjaan baik sebagian atau keseluruhan ke
pada Pihak Lain tanpa persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA;
h. PIHAK KEDUA telah dikenakan denda keterlambatan maksimal sebesar 5% (lim
a persen) dari Jumlah Biaya Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 a
yat (4) Perjanjian ini;
i. PIHAK KEDUA terbukti melakukan penyimpangan, KKN (Korupsi, Kolusi, Nepoti
sme), kecurangan dan/atau melakukan persaingan usaha yang tidak sehat dalam
pelaksanaan pengadaan dan pelaksanaan Pekerjaan;
j. Terdapat keadaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (5) Perjanjian ini.
(2) Perjanjian ini dapat diakhiri oleh PIHAK PERTAMA sebelum Jangka Waktu Sewa
Menyewa Barang berakhir, berdasarkan hal-hal sebagai berikut :
a. PIHAK KEDUA melanggar salah satu atau lebih ketentuan yang diatur dalam Per
janjian ini/ wanprestasi dan tetap tidak memenuhi atau tidak berusaha untuk mem
perbaikinya setelah menerima surat teguran/ peringatan sebanyak 2 (dua) kali. P
engakhiran Perjanjian ini berlaku efektif secara seketika pada tanggal surat pemb
eritahuan pengakhiran Perjanjian ini disampaikan oleh PIHAK PERTAMA kepada
PIHAK KEDUA;
b. Ijin usaha atau operasional PIHAK KEDUA dicabut oleh Pemerintah Republik Ind
onesia. Pengakhiran Perjanjian ini berlaku efektif pada tanggal pencabutan ijin us
aha atau operasional PIHAK yang bersangkutan oleh Pemerintah;
c. PIHAK KEDUA dinyatakan pailit oleh pengadilan. Pengakhiran berlaku efektif pa
da tanggal dikeluarkannya Putusan pailit oleh pengadilan;
d. PIHAK KEDUA mengadakan / berada dalam keadaan likuidasi. Pengakhiran berl
aku efektif pada tanggal PIHAK yang bersangkutan telah dinyatakan dilikuidasi se
cara sah menurut ketentuan dan prosedur hukum yang berlaku.
e. Terdapat keadaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2) dan ayat (5)
Perjanjian ini.
(3) Perjanjian ini dapat diakhiri oleh PIHAK KEDUA sebelum Jangka Waktu Sewa
Menyewa Barang berakhir apabila PIHAK PERTAMA tidak melakukan pembayaran
Biaya Pekerjaan sesuai dengan Tata Pembayaran sebagaimana dimaksud pada
Perjanjian ini.
(4) Dalam hal Perjanjian ini diakhiri oleh salah satu PIHAK sebagaimana ketentuan ayat
(2) dan ayat (3) atau karena keadaan memaksa / force majeure maka PIHAK yang
menghendaki pengakhiran Perjanjian memberitahukan kepada PIHAK lainnya 15
(lima belas) hari kalender sebelum pengakhiran Perjanjian, serta pengakhiran
Perjanjian ini tidak mempengaruhi hak dan kewajiban masing-masing PIHAK yang
belum dan harus diselesaikan akibat pelaksanaan Pekerjaan atau Perjanjian ini.
(5) Pengakhiran Perjanjian sebagaimana dimaksud ayat (1) mengesampingkan ketentuan
dalam Pasal 1266 Kitab Undang - Undang Hukum Perdata, sejauh yang
mensyaratkan diperlukannya suatu putusan atau penetapan Hakim/ Pengadilan
terlebih dahulu untuk membatalkan/ mengakhiri suatu Perjanjian.
(6) Pengakhiran Perjanjian ini juga dapat dilakukan atas persetujuan bersama PARA
PIHAK, apabila terjadi keadaan memaksa / force majeure sehingga Pekerjaan

PIHAK PERTAMA

PIHAK KEDUA Halaman 15 dari 20 halaman


sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian ini terpaksa harus dihentikan sekurang-
kurangnya 60 (enam puluh) hari kalender.

Pasal 18
LARANGAN MENGALIHKAN PEKERJAAN

(1) PIHAK KEDUA tidak boleh memborongkan dibawah tangan, sebagian atau seluruh
Pekerjaan kepada Pihak Lain, sebagai sub PIHAK KEDUA tanpa persetujuan tertulis
dari PIHAK PERTAMA, dan apabila persetujuan ini telah diberikan, maka hal tersebut
tidak berarti membebaskan PIHAK KEDUA dari kewajiban-kewajibannya dalam
Perjanjian ini dan segala hal terkait risiko akibat pengalihan tersebut menjadi
tanggung jawab sepenuhnya kepada PIHAK KEDUA.
(2) PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas Pekerjaan dan hal-hal lain yang dihasilkan
oleh Sub PIHAK KEDUA, wakil-wakil dan pekerja-pekerja / karyawan-karyawannya
termasuk jika Sub PIHAK KEDUA melakukan tindakan wanprestasi. Dalam hal ini,
pemberian bagian-bagian Pekerjaan kepada pekerja / karyawan tidak diartikan
sebagai suatu pemberian Pekerjaan PIHAK KEDUA di bawah tangan.

Pasal 19
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

(1) Perjanjian ini dibuat, ditafsirkan dan dilaksanakan berdasarkan Hukum Negara
Republik Indonesia.
(2) Perselisihan yang timbul diantara PARA PIHAK mengenai Perjanjian ini dan/atau
pelaksanaannya akan diselesaikan secara musyawarah mufakat.
(3) Apabila telah dilakukan musyawarah dan tidak tercapai kesepakatan antara PARA
PIHAK dalam tenggang waktu 30 (tiga puluh) Hari Kalender sejak perselisihan itu
timbul, maka PARA PIHAK dapat mengajukan penyelesaian perselisihan tersebut di
Pengadilan Negeri Palembang.
(4) PARA PIHAK sepakat untuk memilih domisili hukum yang tetap dan tidak berubah di
Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Palembang di Palembang.
(5) Selama perselisihan dalam proses penyelesaian di Pengadilan, PARA PIHAK
diwajibkan untuk tetap melaksanakan kewajibannya masing-masing berdasarkan
Perjanjian ini kecuali Pengadilan menentukan lain.

Pasal 20
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)

(1) Keadaan Memaksa (Force Majeure) merupakan suatu keadaan sebagai akibat diluar
kekuasaan dan kemampuan manusia, serta tidak dapat diperkirakan sebelumnya
sehingga PARA PIHAK sebagai subyek hukum dalam Perjanjian ini terhalang untuk
melakukan prestasi masing-masing, sehingga masing-masing PIHAK harus
menginformasikan adanya keadaan tersebut dan membuktikan kondisi tersebut serta
jika memungkinkan dengan didukung oleh alat bukti berupa surat dari Pejabat /
Instansi yang berwenang yang menyatakan keadaan memaksa / force majeure.
(2) Kondisi force majeure mengakibatkan tidak adanya kewajiban masing-masing PIHAK
untuk melakukan ganti rugi dari dan seolah-olah Perjanjian ini tidak pernah dilakukan.
(3) Ruang lingkup dan kriteria Keadaan Memaksa (Force Majeure) adalah kondisi-kondisi
yang tidak terlindungi oleh Asuransi, antara lain namun tidak terbatas pada : bencana

PIHAK PERTAMA

PIHAK KEDUA Halaman 16 dari 20 halaman


alam, banjir, wabah, perang (yang dinyatakan maupun tidak dinyatakan), huru hara,
blockade, boikot, pemogokan umum, gangguan pemerintah lainnya dan kebijakan
pemerintah yang berpengaruh secara langsung terhadap pelaksanaan Perjanjian ini
atau keadaan yang dinyatakan sebagai keadaan memaksa / force majeure oleh
Pejabat / Instansi yang berwenang.
(4) Tidak termasuk Keadaan Keadaan Memaksa (Force Majeure) adalah hal-hal
merugikan yang disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian PARA PIHAK.
(5) Apabila terjadi force majeure saat pelaksanaan Pekerjaan, maka Perjanjian dapat
diakhiri dengan persetujuan PARA PIHAK dan terhadap biaya yang telah dikeluarkan
oleh PARA PIHAK menjadi tanggungjawab masing-masing PIHAK.
(6) Pekerjaan tetap dapat dilanjutkan apabila berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK,
bahwa Pekerjaan dilanjutkan setelah force majeure berakhir.
(7) PIHAK yang mengalami force majeure harus memberitahukan PIHAK lain paling
lambat 10 (sepuluh) Hari Kalender sejak terjadinya force majeure.
(8) Setelah pemberitahuan tertulis tentang terjadinya force majeure, PIHAK penerima
pemberitahuan akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu atas pemberitahuan
mengenai terjadinya force majeure.
(9) Dalam hal satu PIHAK yang melakukan pemeriksaan atas pemberitahuan mengenai
terjadinya force majeure telah menyetujui bahwa telah terjadi force majeure, PARA
PIHAK dapat melakukan kesepakatan untuk pengakhiran Perjanjian ini atau
pelaksanaan Pekerjaan yang dilanjutkan setelah force majeure berakhir.
(10) Dalam hal satu PIHAK yang melakukan pemeriksaan atas pemberitahuan mengenai
terjadinya force majeure tidak menyetujui bahwa telah terjadi force majeure, maka
PIHAK yang melakukan pemeriksaan atas pemberitahuan mengenai terjadinya force
majeure dapat meminta PIHAK yang memberitahukan force majeure, tetap
melaksanakan Pekerjaan.

Pasal 21
PENCORETAN DARI DAFTAR REKANAN/BLACKLIST

(1) PIHAK KEDUA akan dicoret dari Daftar Rekanan Mampu / di-blacklist serta tidak
dapat menjadi Pelaksana Pekerjaan dan mengikuti segala pengadaan pada PIHAK
PERTAMA di Kantor Wilayah III Palembang apabila terjadi salah satu hal-hal dibawah
ini yaitu :
a. Sengaja atau tidak sengaja melaksanakan Pekerjaan tidak sesuai dengan
ketentuan yang telah ditentukan/ disepakati;
b. Terindikasi penipuan, pembohongan dan pemalsuan dokumen administrasi;
c. PIHAK KEDUA yang sudah ditunjuk mengundurkan diri sebagai Pelaksana
Pekerjaan;
d. Mutu dan kualitas hasil Pekerjaan atau Barang tidak sesuai standar yang berlaku/
ketentuan spesifikasi yang telah disepakati.
(2) PIHAK KEDUA yang akan dicoret dari Daftar Rekanan Mampu / di-blacklist adalah
Perusahaan Pelaksana Pekerjaan termasuk pengurus perseroan atau karyawannya
yang tercantum dalam Akta Pendirian dan yang terafiliasi, sehingga tidak dapat
menjadi rekanan PIHAK PERTAMA di Kantor Wilayah III Palembang.

Pasal 22
KERAHASIAAN

PIHAK PERTAMA

PIHAK KEDUA Halaman 17 dari 20 halaman


(1) PARA PIHAK wajib tunduk dan patuh pada Undang-undang Nomor 30 Tahun 2000
tentang Rahasia Dagang maupun regulasi lainnya yang berlaku sah di Indonesia yang
mengatur tentang Rahasia Dagang.
(2) PIHAK KEDUA wajib untuk menyimpan, tidak menyebarluaskan atau melakukan
publikasi dengan cara apapun juga atas semua data, informasi atau dokumen dalam
bentuk apapun sehubungan dengan kondisi internal perusahaan dan business affairs
yang diterima dari PIHAK PERTAMA yang bukan merupakan konsumsi untuk publik
atau kepada pihak manapun tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari PIHAK
PERTAMA, kecuali hal tersebut diharuskan/ diwajibkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(3) Bahwa dalam hal PIHAK KEDUA diminta untuk memberikan keterangan atau
informasi oleh pihak yang berwenang menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku diwajibkan untuk memberikan keterangan, maka PIHAK KEDUA wajib:
a. memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA atas permintaan
tersebut; serta
b. melakukan konsultasi terlebih dahulu kepada PIHAK PERTAMA atas tindakan-
tindakan yang akan dilakukan oleh PIHAK KEDUA dalam rangka menjaga
kerahasiaan atas Informasi yang disampaikan sepanjang diizinkan oleh peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(4) PIHAK KEDUA setuju dan menjamin bahwa semua Pihak, termasuk Partner, Dewan
Komisaris, Pengurus, Karyawan, Staf atau Pihak-Pihak Lain yang ditunjuk baik secara
langsung maupun tidak langsung oleh PIHAK KEDUA serta mempunyai akses
terhadap seluruh Informasi berkenaan dengan pelaksanaan Pekerjaan untuk tunduk
dan mematuhi ketentuan dan syarat-syarat sebagaimana dimaksud dalam Prinsip
Kerahasiaan ini, serta bertanggung jawab atas setiap kelalaian atau pelanggaran yang
dilakukan oleh pihak-pihak tersebut berdasarkan Prinsip Kerahasiaan ini.
(5) Pada saat Perjanjian ini berakhir, PIHAK KEDUA wajib untuk mengembalikan seluruh
Informasi Rahasia yang telah diserahkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA selama berlangsungnya Perjanjian ini dan PIHAK KEDUA tetap berkewajiban
untuk menjaga kerahasiaan dari Informasi Rahasia yang telah diketahuinya tersebut
sampai dengan jangka waktu yang tidak terbatas.
(6) Apabila PIHAK KEDUA melanggar ketentuan tentang kerahasiaan sebagaimana di-
maksud dalam pasal ini maka PIHAK KEDUA dikenakan sanksi sesuai ketentuan pe-
rundang-undangan yang berlaku.

Pasal 23
KETERPISAHAN (SEVERABILITY)

(1) Apabila terdapat suatu ketentuan dalam Perjanjian dinyatakan tidak sah atau tidak
dapat diberlakukan secara hukum baik secara keseluruhan maupun sebagian,
ketidaksahan atau ketidakberlakuan tersebut hanya berlaku bagi ketentuan tersebut,
sedangkan ketentuan lainnya dari Perjanjian akan tetap berlaku dan mempunyai
ketentuan hukum secara penuh.
(2) PARA PIHAK sepakat bahwa terhadap ketentuan yang tidak sah atau tidak dapat
diberlakukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), akan diganti dengan ketentuan
yang sah menurut hukum dan sedapat mungkin mencerminkan maksud semula dari
PARA PIHAK.

Pasal 24

PIHAK PERTAMA

PIHAK KEDUA Halaman 18 dari 20 halaman


KORESPONDENSI

(1) Semua pemberitahuan dan komunikasi antara PARA PIHAK sehubungan dengan
Perjanjian ini dilakukan secara tertulis dan dianggap telah disampaikan kepada
PIHAK yang bersangkutan bilamana ada tanda terima tertulis dan ditandatangani
PARA PIHAK.

(2) Adapun alamat korespondensi PARA PIHAK adalah sebagai berikut :


(3) PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA
PT Pegadaian PT. Pesonna Optima Jasa
Kantor Wilayah III Palembang Jl. Laksamana Malahayati No.6
Jl. Merdeka Nomor 11 Kel.Cipinang Muara, Kec.Jatinegara
Kota Palembang Jakarta Timur
Telp (0711) 361529 Telp (021) 3950 9999

Bilamana di kemudian hari terdapat perubahan alamat korespondensi, maka PIHAK yang
alamatnya berubah wajib segera memberitahukan kepada PIHAK lainnya.

PASAL 25
PENERAPAN ANTI SUAP, PENGENDALIAN GRATIFIKASI DAN ANTI KORUPSI

(1) PARA PIHAK menyatakan bahwa telah mengetahui seluruh peraturan perundang-
undangan tentang anti suap, pengendalian gratifikasi dan anti korupsi ("Peraturan
mengenai Anti Suap, Pengendalian Gratifikasi dan Anti Korupsi") dalam setiap
transaksi yang dilakukan sehubungan dengan Perjanjian ini, dan tidak akan
melakukan tindakan apapun yang mungkin melanggar Peraturan mengenai Anti Suap,
Pengendalian Gratifikasi dan Anti Korupsi.
(2) PARA PIHAK menyatakan bahwa tujuan transaksi dan kegiatan yang dilakukan
sehubungan dengan Perjanjian ini tidak melanggar peraturan perundang-undangan
dan tidak akan melakukan tindakan pidana apapun.
(3) Apabila salah satu PIHAK gagal untuk mematuhi setiap ketentuan dari Pasal ini
(terlepas dari ukuran, sifat atau sifat materiil dari pelanggaran tersebut), kegagalan
tersebut akan dianggap sebagai pelanggaran materiil dari Perjanjian ini dan setelah
kegagalan tersebut, salah satu PIHAK berhak untuk mengakhiri Perjanjian ini dengan
pemberitahuan tertulis kepada PIHAK lainnya;
(4) Masing-masing PIHAK harus memenuhi, dan harus memastikan bahwa masing-
masing dari pemimpin, pemilik, pemegang saham, pejabat, Direksi, Karyawan dan
agen, mematuhi semua Peraturan mengenai Anti Suap, Pengendalian Gratifikasi dan
Anti Korupsi yang berlaku serta peraturan pelaksana dalam setiap transaksi bisnis
dan kegiatan yang dilakukan sehubungan dengan Perjanjian ini.

Pasal 26
AMENDEMEN DAN ADENDUM

PIHAK PERTAMA

PIHAK KEDUA Halaman 19 dari 20 halaman


(1) Perubahan yang dilakukan kemudian terhadap ketentuan pada Perjanjian ini
harus dengan kesepakatan PARA PIHAK dan dituangkan PARA PIHAK
dalam suatu Amendemen terhadap Perjanjian ini dan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
(2) Hal-hal yang belum atau tidak cukup diatur dalam Perjanjian ini, dapat diatur
kemudian secara tertulis dalam suatu Adendum Perjanjian, yang disepakati
oleh PARA PIHAK dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Perjanjian ini.
(3) Tata cara Amendemen dan Adendum Perjanjian ini adalah sebagai berikut:
a. PIHAK yang mengajukan permohonan Amendemen atau Adendum, mengirimkan s
urat resmi kepada PIHAK termohon, yang disertai dengan detail teknis materi yang
akan di Amendemen atau Adendum;
b. PIHAK termohon memberikan persetujuan atas materi Amendemen atau Adendum
tersebut;
c. Proses administrasi Amendemen atau Adendum dilakukan oleh PARA PIHAK.

Pasal 27
PENUTUP

(1) PARA PIHAK setuju untuk melaksanakan Perjanjian ini dengan jujur tanpa
menonjolkan kepentingan masing-masing PIHAK. Jika selama pelaksanaan
Perjanjian, salah satu PIHAK merasa dirugikan, maka diupayakan tindakan yang
terbaik untuk mengatasi keadaan tersebut.
(2) Jika dalam pelaksanaan Perjanjian ditemukan kesulitan yang menghambat
pemenuhan tujuan Perjanjian, maka masing-masing PIHAK berkewajiban untuk tetap
berupaya bertindak wajar tanpa merugikan kepentingan satu sama lain.
(3) Jika salah satu PIHAK menganggap pelaksanaan Perjanjian tidak wajar dan adil,
maka PARA PIHAK harus mengupayakan tindakan yang terbaik secara musyawarah
mufakat untuk mengatasi situasi tersebut.
(4) PARA PIHAK sepakat dan mengakui Perjanjian ini berikut dokumen lain terkait
Perjanjian ini dan lampiran Perjanjian ini, merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dan mengikat PARA PIHAK.
(5) Dokumen lain yang terkait dengan Perjanjian ini dan lampiran Perjanjian ini yang
menjadi satu kesatuan dengan Perjanjian ini dibuat untuk saling menjelaskan satu
sama lain dan jika terjadi pertentangan ketentuan dalam suatu dokumen dengan
ketentuan dalam dokumen yang lain, maka yang berlaku adalah ketentuan dalam
Perjanjian ini. Namun, apabila masih tetap terjadi kerancuan/ ketidakjelasan, maka
akan ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA.

Perjanjian ini berlaku sejak tanggal 1 Maret 2022, dibuat dan ditandatangani PARA
PIHAK, dalam rangkap 2 (dua) asli bermeterai cukup dan masing-masing mempunyai
kekuatan hukum yang sama dan berlaku sejak ditandatangani oleh PARA PIHAK dengan
peruntukkan 1 (satu) rangkap asli untuk PIHAK PERTAMA, 1 (satu) rangkap asli untuk
PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

PIHAK PERTAMA

PIHAK KEDUA Halaman 20 dari 20 halaman


an. Direksi

Tanda Tangan

Nama Mohamad Ihsan Palaloi Yul Afian


Jabatan Vice President Direktur
Tempat Palembang Jakarta

PIHAK PERTAMA

PIHAK KEDUA Halaman 21 dari 20 halaman

Anda mungkin juga menyukai