Anda di halaman 1dari 14

PERJANJIAN KERJASAMA OPERASIONAL (JOINT OPERATIONAL)

ANTARA
PT. SENTOSA ENERGY SEJAHTERA
DENGAN 
PT. BUKIT RATU BANGSA

TENTANG PERAWATAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI DI


KAWASAN WILAYAH PANAS BUMI GUNUNG HAMIDING - MALUKU UTARA

Pada hari ini, Rabu, tanggal 23 April 2021, yang bertandatangan di bawah ini:

1. PT Sentosa Energy Sejahtera, suatu perseroan terbatas yang didirikan


berdasarkan Akta No 4 Tanggal 25 Januari 2021 , dibuat di hadapan Notaris
Nadlyne Aurora Angelina, S.H., M.Kn di Jakarta, beralamat di Jalan Bukit
Harmoni, Blok D Nomor 125, Jakarta Utara, dalam hal ini diwakili Cahyo Surya
Wicaksono selaku direktur Utama berdasarkan Akta Notaris No 4 Tanggal 25
Januari 2021 , yang dibuat di hadapan Notaris Nadlyne Aurora Angelina, S.H.,
M.Kn, yang selanjutnya dalam Perjanjian ini disebut “Pihak ke I”;

2. PT Bukit Ratu Bangsa, suatu perseroan terbatas yang didirikan serta tunduk
pada ketentuan hukum Republik Indonesia berdasarkan Keputusan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-
0030833.AH.03.01.2004, beralamat di Gedung Otista Lantai 12, Jalan Atma
Jaya No.24, Cibubur, Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta, 12848, Indonesia,
dalam hal ini diwakili Erri Rahmadi selaku Direktur Utama berdasarkan Surat
Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Nomor 021/RUPS/01/2003
tanggal 29 Desember 2003 dan Pasal 85 Anggaran Dasar terbaru PT Bukit
Ratu Bangsa yang dibuat di hadapan Notaris Genta Diningrat, S.H., M.Kn. di
Jakarta Pusat pada tanggal 29 Desember 2003, yang selanjutnya dalam
Perjanjian ini disebut “Pihak ke II”;

Dalam perjanjian ini Pihak ke I dan Pihak ke II secara sendiri-sendiri dapat disebut
sebagai “Pihak” dan secara bersama-sama dapat disebut sebagai “Para Pihak”.
Para Pihak yang bertindak sebagaimana tersebut di atas dengan ini menerangkan
terlebih dahulu sebagai berikut:

1. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah Perseroan Terbatas yang bergerak di bidang


Pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP), dan PIHAK KEDUA adalah
Perseroan Terbatas yang bergerak di bidang Pengoperasian teknik mesin dan
kelistrikan.
2. PIHAK PERTAMA adalah pemegang Hak Kuasa Pembangkit Listrik Tenaga
Panas Bumi (PLTP) WKP di Gunung Hamiding, Maluku Utara. PIHAK KEDUA
adalah Pemilik Kendaraan alat-alat berat yang akan menjadi mitra kerja, yaitu
kerjasama operasi dalam hal ini.
3. Bahwa PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sebelumnya telah membuat dan
menandatangani Memori of Understanding (MoU) tertanggal 11 Januari 2021,
mengenai:
a. Pengoperasian alat-alat berat yang berupa peralatan berat 30 unit turbin,
22 unit generator, 12 unit separator, 15 unit demister, 10 unit kondenser,
18 unit strator dinamo, 23 unit rotor genset, dan 24 unit sudu turbin. dalam
rangka Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di Gunung Hamiding,
Maluku Utara.
b. Mengoperasikan PLTP serta memelihara segala jenis alat dan sistem yang
ada di PLTP WKP Gunung Hamiding.
4. Bahwa di dalam Perjanjian ini PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA akan
membentuk ikatan kerja sama dalam bentuk Kerja Sama Operasi (KSO/Joint
Operational);
5. Bahwa di dalam Perjanjian ini PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA setuju dan
sepakat untuk melakukan kejasama operasi (joint operational) guna
mensinergikan kemampuan, ketepatan, kesesuaian, keberhasilan, kelancaran
dan keahlian untuk pelaksanaan Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas
Bumi (PLTP) di Gunung Hamiding, Maluku Utara. 
6. Berdasarkan hal-hal yang diterangkan di atas, PARA PIHAK bertindak
sebagaimana tersebut di atas, telah setuju dan sepakat untuk membuat
Perjanjian ini berdasarkan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan sebagai
berikut:
PASAL 1
DEFINISI

Perjanjian ini adalah Perjanjian Kerjasama Operasional, merupakan perjanjian


kerjasama yang dilakukan oleh dan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA
berkaitan dengan pelaksanaan Proyek Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP), sesuai
dengan ketentuan dan syarat-syarat yang diatur dalam Perjanjian ini.

PASAL 2
BENTUK KERJASAMA

1. Bentuk kerjasama yang bersifat kemitraan antara PIHAK PERTAMA dengan


PIHAK KEDUA, di antara masing-masing pihak akan memperoleh
kemanfaatan dan keuntungan dari hasil kerjasama yang dimaksud; 
2. Dalam kerjasama ini PIHAK PERTAMA menunjuk dan memberikan ijin
hanya kepada PIHAK KEDUA untuk melaksanakan Objek Kerjasama Operasi
di Lokasi yang telah ditentukan, sesuai dengan syarat dan ketentuan-
ketentuan lain yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan perjanjian
ini;
3. PARA PIHAK setuju dan sepakat, bahwa pelaksanaan Proyek dilaksanakan
melalui konsep Kerjasama Operasi ("KSO").

PASAL 3
OBJEK OPERASI

1. Objek kerjasama operasi pada perjanjian yang dilakukan antara PIHAK


PERTAMA dan PIHAK KEDUA merupakan barang yang sah menurut hukum
dan tidak bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan, kesusilaan
dan ketertiban umum;
2. PIHAK KEDUA akan mengoperasikan peralatan berat (heavy equipment)
milik PIHAK KEDUA tersebut;
3. PIHAK KEDUA akan mengoperasikan peralatan berat sebagaimana yang
telah dijelaskan dalam ayat 2 Pasal ini, sesuai dengan lokasi/tempat, waktu
dan syarat-syarat ketentuan yang diatur dalam perjanjian ini.

PASAL 4
LOKASI OPERASI

Kerjasama operasi yang dilakukan oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA ini
akan dilakukan dan dilaksanakan di Gunung Hamiding, Maluku Utara.

PASAL 5
RUANG LINGKUP KERJASAMA

1. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA setuju dan sepakat satu sama lain
bahwa Kerjasama Operasi ini dibuat khusus dan terbatas untuk
pelaksanaan Proyek Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) di Gunung Hamiding,
Maluku Utara;
2. Proses pelaksanaan Kerjasama operasi yang akan dilakukan oleh PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA akan mengacu dan sesuai dengan dokumen
perjanjian serta lampirannya untuk Proyek yang akan dibuat oleh dan
antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA.

PASAL 6
KETENTUAN BIAYA DAN CARA PEMBAYARAN

1. PARA PIHAK telah setuju dan sepakat bahwa Biaya Kerjasama Operasi,
dimana PIHAK PERTAMA wajib membayar kepada PIHAK KEDUA untuk
pegoperasian dan perawatan PLTP dengan mempergunakan kendaraan alat
berat sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 3, yang secara terinci akan
diatur dalam perjanjian tersendiri;
2. Cara pembayaran Objek Operasi adalah dengan cara transfer ke rekening
Bank Mandiri yang harus dibayarkan disetiap akhir bulan, yaitu setiap
tanggal 28, selama 60 bulan, oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.
Apabila akhir bulan merupakan hari libur, maka pembayaran dilakukan
sebelum tanggal hari libur;  
3. Di dalam pengoperasian alat-alat berat  tersebut, maka operator ditanggung
oleh PIHAK KEDUA.

PASAL 7
JANGKA WAKTU

Perjanjian ini berlaku lima belas tahun setelah ditandatanganinya perjanjian ini,
dan diperpanjang dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam perjanjian ini.
PIHAK KEDUA dalam jangka waktu 5 bulan sebelum masa berakhirnya perjanjian
harus menyatakan kehendaknya secara tertulis apabila berkehendak untuk
melakukan perpanjangan jangka waktu objek kerjasama operasi dalam perjanjian
ini.  

PASAL 8
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK

1. Apabila PIHAK PERTAMA tidak dapat melunasi pembayaran setiap


bulannya, maka PIHAK KEDUA dapat memberikan surat teguran pelunasan
tagihan disetiap keterlambatan waktu pembayaran, dengan sanksi-sanksi
yang telah diatur dalam Perjanjian ini;
2. PIHAK PERTAMA berhak atas dioperasikannya objek operasi oleh PIHAK
KEDUA, sebagaimana yang disepakati dan disetujui sebelumnya sesuai
dengan biaya, waktu, jaminan dan cara pembayaran yang telah disepakati
dan disetujui dalam perjanjian ini;
3. PIHAK PERTAMA berhak atas pengoperasian Objek Kerjasama Operasi
yang diberikan oleh PIHAK KEDUA selama jangka waktu dan ketentuan
sebagaimana yang telah disepakati dan disetujui;
4. PIHAK PERTAMA wajib membayar biaya-biaya yang timbul karena
pelaksanaan kerjasama operasi, terhadap objek dan lokasi, selama jangka
waktu, tempat dan cara pembayaran sebagaimana ditetapkan menurut
Perjanjian ini;
5. Segala kerusakan dari Objek Operasi menjadi tanggungan sepenuhnya dari
PIHAK KEDUA, kecuali terhadap kerusakan yang ditimbulkan bukan oleh
PIHAK KEDUA (force majeure) akan ditanggung secara bersama oleh kedua
belah pihak sebagaimana yang disepakati;
6. PIHAK PERTAMA berhak untuk meminta perpanjangan jangka waktu masa
kerjasama operasional kepada PIHAK KEDUA sesuai dengan ketentuan dan
syarat-syarat yang diatur dalam perjanjian ini;
7. PIHAK KEDUA wajib mengoperasikan objek kerjasama tersebut seutuhnya
setelah PIHAK PERTAMA menandatangani Surat Perjanjian ini dan
membayarkan biaya yang secara terinci akan diatur dalam perjanjian
tersendiri;
8. PIHAK KEDUA wajib bertanggung jawab atas Objek Operasi yang
dioperasikan dari PIHAK PERTAMA, sesuai dengan kewajiban yang diatur
dalam perjanjian ini; 
9. PIHAK KEDUA wajib mengoperasikan objek kerjasama kepada PIHAK
PERTAMA meliputi segala sesuatu yang menjadi perlengkapannya serta
dimaksudkan bagi penggunanya yang tetap, selama jangka waktu masa
operasi;
10. PIHAK KEDUA berhak menerima pembayaran secara lunas terhadap
Pengoperasian objek operasi, sesuai dengan ketentuan dan cara
pembayaran dan sebagaimana telah disepakatai dan disetujui sebelumnya
oleh kedua belah pihak;
11. PIHAK KEDUA berkewajiban menyediakan serta mengirimkan instruktur
yang akan mengoperasikan objek kerjasama operasi.

PASAL 9
TANGGUNGJAWAB PARA PIHAK
1. PARA PIHAK bertanggungjawab secara penuh untuk keperduliannya
terhadap keberhasilan pelaksanaan kerjasama ini sesuai dengan Perjanjian
ini;
2. Dalam pelaksanaan kerjasama, apabila ada salah satu PIHAK yang tidak
dapat memenuhi kewajiban dan tugas yang telah ditentukan dan ditetapkan
untuknya, maka PIHAK lainnya wajib mengambilalih kewajiban dan tugas
yang telah ditentukan dan ditetapkan untuknya, maka PIHAK lainnya wajib
mengambilalih kewajiban dan tugas tersebut;
3. Pengambilalihan kewajiban dan tugas oleh salah satu PIHAK sebagaimana
dimaksud pada Pasal 7.2. Perjanjian ini, tidak membebaskan PIHAK yang
diambil alih kewajiban dan tugasnya itu untuk mengganti segala kerugian,
kerusakan dan kehilangan yang timbul atau diderita oleh Pihak Lainnya
(termasuk biaya-biaya, ongkos-ongkos dan beban-beban);
4. Tanggung jawab PARA PIHAK secara bersama-sama adalah untuk
mencarikan solusi pelaksanaan kerjasama operasi yang diperlukan
sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian ini.

PASAL 10
PERALATAN, PERLENGKAPAN DAN TENAGA KERJA

1. PARA PIHAK setuju dan sepakat berkaitan dengan pengadaan peralatan dan
perlengkapan untuk pelaksanaan Proyek yang dikelola secara terpadu
(integrated management), maka Pengadaan peralatan dan perlengkapan
yang merupakan milik PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang akan
digunakan untuk pelaksanaan proyek; 
2. Masing-masing PIHAK akan bertanggungjawab terhadap tenaga kerja atau
personil yang berasal dari masing-masing PIHAK yang akan digunakan
dalam Pelaksanaan Kerjasama Operasi, baik itu mengenai kemampuan,
kecakapan dan keahlian kerja;
3. Masing-masing PIHAK akan bertanggungjawab terhadap proses dan tata
cara seleksi tenaga kerja atau personil dari masing-masing PIHAK yang
akan digunakan dalam Pelaksanaan Proyek Kerjasama Operasi;
4. Masing-masing PIHAK akan bertanggungjawab terhadap hak-hak dan
kewajiban-kewajiban tenaga kerja atau personil masing-masing PIHAK
yang akan digunakan dalam Pelaksanaan Kerjasama Operasi, beserta
akibat-akibat hukum lainnya yang berkaitan dengan Perjanjian kerja yang
dibuat oleh dan antara masing-masing PIHAK dengan tenaga kerjanya.

PASAL 11
PAJAK-PAJAK

1. Segala pajak-pajak yang timbul dalam rangka pelaksanaan Proyek akan


menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) PIHAK PERTAMA,
sebagaimana yang telah disepakati oleh PARA PIHAK, kecuali ditentukan
lain dalam perjanjian ini;
2. Pajak-pajak yang timbul dari alat-alat berat sesuai dengan tahun dan
ketentuan lain yang mengaturnya, menjadi tanggungjawab PIHAK KEDUA
sebagai Pemilik dari barang tersebut. 

PASAL 12
PERNYATAAN DAN JAMINAN

PARA PIHAK setuju dan sepakat menyatakan dan menjamin bahwa:


a. Akan melaksanakan kewajiban-kewajiban PARA PIHAK yang disyaratkan
dalam Perjanjian ini;
b. Untuk melaksanakan Perjanjian ini atas dasar i'tikad baik, dan setiap
perubahan yang terjadi pada struktur organisasi Proyek, anggaran dasar,
kepengurusan, pemilik saham PARA PIHAK dalam Perjanjian ini akan
diberitahukan oleh PIHAK yang mengalami perubahan itu kepada PIHAK
yang lain dan tidak akan mempengaruhi pelaksanaan Perjanjian ini;
c. Penandatanganan Perjanjian ini berhak dan berkewenangan untuk
bertindak untuk dan atas nama PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, dan
setiap dan semua tindakan, prosedur dan langkah yang diwajibkan atau
kelaziman dilakukan untuk memperoleh hak dan kewenangan tersebut
telah dilakukan sesuai dengan ketentuan Undang-undang dan Anggaran
Dasar yang berlaku bagi PARA PIHAK dalam Perjanjian ini;  
d. Masing-masing PIHAK telah melakukan segala tindakan hukum yang
diperlukan untuk sahnya Perjanjian ini sehingga pelaksanaannya tidak akan
bertentangan dengan atau melanggar ketentuan-ketentuan hukum atau
peraturan-peraturan atau kebijakan Pemerintah. 

PASAL 13
KORESPONDENSI

1. Segala surat menyurat yang berkaitan dengan PARA PIHAK akan ditujukan
dengan alamat sebagai berikut:
a. Apabila ditujukan kepada PIHAK PERTAMA, maka dialamatkan kepada: PT.
SENTOSA ENERGY SEJAHTERA, General Manager; 
b. Apabila ditujukan kepada PIHAK KEDUA, maka dialamatkan kepada: PT.
Bukit Ratu Bangsa, beralamat di Gedung Otista Lantai 12, Jalan Atma Jaya
No.24, Cibubur, Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta, 12848, Indonesia Telp.:
021-7331892/Fax.: 021-7253224. Up. General Manager.
2. Segala surat menyurat yang diserahkan secara langsung dianggap telah
diterima pada hari penyerahan dengan bukti tanda tangan penerimaan pada
buku ekspedisi atau buku tanda terima pengirim, sedangkan pengiriman
melalui faximili dianggap telah diterima pada saat telah diterima kode jawaban
(answerback) pada konfirmasi faximili pada pengiriman faximili. Setiap
perintah atau pemberitahuan yang dikirim melalui e-mail akan dianggap
sebagai bukan perintah atau pemberitahuan; 
3. Apabila terjadi perubahan alamat untuk korespondensi oleh salah satu PIHAK
di Indonesia, maka perubahan alamat untuk korespondensi itu harus
diberitahukan secara tertulis sebelumnya kepada PIHAK lainnya.

PASAL 14
SANKSI DAN DENDA

1. Dalam hal PIHAK PERTAMA tidak dapat menyelesaikan pembayaran tiap


bulannya sesuai dengan waktu dan cara pembayaran, maka dikenakan denda
sebesar Rp. 300.000.000,-/Hari terhitung sejak setelah tanggal 28 disetiap
akhir bulan;
2. Apabila PIHAK PERTAMA tetap tidak dapat menyelesaikan pembayaran hingga
3 bulan berturut-turut, maka PIHAK KEDUA dapat menghentikan operasional
alat-alat berat dan/atau menarik kembali Objek Operasi di bawah
penguasaannya hingga sisa pembayaran dapat dilunasi;
3. Apabila Objek Operasi selama proses penghentiannya oleh PIHAK KEDUA
melebihi selama waktu 3 bulan, maka PIHAK KEDUA dapat menyelesaikan
masalah ini dengan cara-cara yang diatur di dalam Perjanjian ini.

PASAL 15
PEMBERITAHUAN

Semua pemberitahuan antara kedua belah pihak yang berkaitan dengan perjanjian
ini, akan dilakukan secara tertulis dan berlaku sebagai alat pembuktian;

PASAL 16
PENGAKHIRAN PERJANJIAN

1. Jangka waktu Kerjasama Operasi berlaku sejak tanggal ditandatanganinya


Perjanjian ini oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dan akan berakhir
apabila:
a) Pelaksanaan objek operasi telah selesai dengan telah habisnya masa
pelaksanaan Proyek, serta seluruh hak dan kewajiban antara PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA maupun Pihak-Pihak di luar Perjanjian
ini yang masih berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan objek operasi
telah terpenuhi semuanya;
b) Telah diselesaikannya hak dan kewajiban masing-masing PIHAK dalam
Kerjasama Operasi;
c) Atas persetujuan PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA untuk
mengakhiri perjanjian ini.
2. PARA PIHAK telah melaksanakan seluruh kewajiban-kewajibannya di dalam
perjanjian ini.
3. PARA PIHAK setuju dan sepakat untuk mengesampingkan berlakunya Pasal
1266 dari Kitab Undang-undang Hukum Perdata sehubungan dengan
pengakhiran Perjanjian ini.

PASAL 17
KERAHASIAAN

1. Sehubungan dan sesuai dengan syarat-syarat dan kondisi dalam Perjanjian


ini, dokumen-dokumen perjanjian, masing-masing PIHAK bersedia untuk
memberikan kepada PIHAK lainnya informasi yang bersifat rahasia yang
berhubungan dengan proyek yang termasuk, namun, tidak terbatas pada
dokumen-dokumen Perjanjian, strategi, angka-angka dan data lain,
informasi, penafsiran, kontrak dan dokumen lain yang terkait dengan
Proyek;
2. Dengan memperhatikan pemberian informasi rahasia yang sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 Perjanjian ini, PARA PIHAK menyetujui bahwa
informasi rahasia harus dijaga kerahasiaannya dan tidak boleh diumumkan
kepada publik atau diungkapkan kepada siapapun dengan cara apapun,
termasuk dengan cara memfotocopi atau memproduksi, tanpa persetujuan
tertulis terlebih dahulu dari PIHAK lainnya, kecuali sebagaimana dimaksud
dalam ketentuan-ketentuan di bawah ini:
a) Yang sudah menjadi milik publik atau tersedia untuk publik selain
dari tindakan atau kelalaian PARA PIHAK atau;
b) Yang diperlukan untuk diungkapkan berdasarkan ketentuan hukum
atau perintah Pemerintah, keputusan, peraturan (dengan ketentuan
bahwa PIHAK yang akan mengungkapkan informasi rahasia
dimaksud wajib memberikan pemberitahuan secara tertulis terlebih
dahulu kepada PIHAK lainnya mengenai pengungkapan tersebut);
atau
c) Yang diperoleh sendiri oleh PIHAK atau PARA PIHAK dari Pihak
Ketiga lainnya yang mempunyai hak untuk memberitahukan
informasi tersebut;
3. Masing-masing PIHAK dengan ini menyatakan dan menjamin bahwa
masing-masing PIHAK memilik hak dan kewenangan untuk
mengungkapkan informasi rahasia kepada PIHAK lainnya dalam Perjanjian
ini. 

PASAL 18
FORCE MAJEURE

1. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dibebaskan dari hak dan kewajiban
dari Perjanjian Kerjasama ini apabila terjadi force majeure;
2. Force majeure sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi keadaan-
keadaan sebagai berikut: a). Bencana alam seperti banjir, kebakaran, gempa
bumi, longsor dan kejadian-kejadian lain di luar kemampuan manusia; b).
Huru-hara, seperti kerusuhan sosial, perang dan kejadian lainnya yang
ditimbulkan oleh manusia namun berada di luar kemampuan PARA PIHAK
untuk mengatasinya; c). Perubahan Kebijakan Pemerintah, yang secara
langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi pelaksanaan Perjanjian
Kerjasama ini; 
3. Apabila terjadi keadaan memaksa (force majeure), PIHAK KEDUA harus
memberitahukan kepada PIHAK PERTAMA secara tertulis selambat-
lambatnya dalam 7 (tujuh) hari sejak terjadi keadaan memaksa, disertai
bukti-bukti yang sah, demikian juga pada waktu keadaan memaksa
berakhir;
4. Atas permintaan PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA akan menyetujui atau
menolak secara tertulis selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari. Apabila
PIHAK PERTAMA tidak memberikan jawaban kepada PIHAK KEDUA, maka
PIHAK PERTAMA dianggap menyetujui adanya keadaan memaksa tersebut;
5. Bilamana keadaan memaksa itu tidak diberitahukan kepada PIHAK
PERTAMA oleh PIHAK KEDUA, sesuai dengan ketentuan pada ayat (3) Pasal
ini, maka PIHAK PERTAMA dapat menyatakan bahwa force
majeure dianggap tidak pernah terjadi. 

PASAL 19
BAHASA DAN HUKUM YANG BERLAKU

1. PARA PIHAK setuju dan sepakat bahwa bahasa yang dipergunakan dalam
Perjanjian ini adalah Bahasa Indonesia;
2. Jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris atau Bahasa Lainnya, dalam hal
terjadi perbedaan penafsiran, maka yang akan berlaku adalah Perjanjian
yang dibuat dalam Bahasa Indonesia; 
3. Perjanjian ini tunduk kepada ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku di
wilayah Negara Republik Indonesia.

PASAL 20
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Setiap perselisihan, pertentangan dan perbedaan pendapat yang


berhubungan dengan Perjanjian ini, sepanjang memungkinkan, akan
diselesaikan secara musyawarah dan mufakat antara PARA PIHAK paling
lama 30 (tiga puluh) hari;
2. Apabila penyelesaian secara musyawarah tidak berhasil, maka kedua belah
pihak sepakat untuk memilih domisili hukum yang tetap di Kantor
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

PASAL 21
LAIN-LAIN

1. Segala sesuatu yang tidak atau belum termasuk dalam Perjanjian ini, baik
perubahan-perubahan, penyimpangan-penyimpangan maupun tambahan-
tambahan akan diatur dan dijelaskan lebih lanjut oleh PARA PIHAK secara
Tertulis dalam suatu Perjanjian tambahan atau Addendum yang tidak dapat
dipisahkan dan merupakan bagian yang utuh dari Perjanjian ini;
2. Apabila terdapat salah satu Pasal dan atau ayat atau ketentuan dalam
Perjanjian ini bertentangan dengan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku dan atau dinyatakan batal demi hukum dan atau
cacat hukum oleh Pengadilan, maka pernyataan tersebut tidak berpengaruh
terhadap ayat-ayat dan atau Pasal-pasal lain dalam Perjanjian ini, sehingga
ketentuan-ketentuan lain dalam Perjanjian ini tetap berlaku dan mengikat
masing-masing PIHAK;
3. Perjanjian ini berlaku dan mengikat PARA PIHAK sejak ditanda-tanganinya
oleh masing-masing PIHAK.

Demikian Perjanjian ini disetujui dan dibuat, serta ditanda-tangani oleh Kedua
belah Pihak dengan dihadiri saksi-saksi yang dikenal oleh Kedua belah Pihak

              

Jakarta, 23 April 2021

Pihak Pertama                                           Pihak Kedua

Ttd.                                                            Ttd.

(Cahyo Surya Wicaksono)                                          (Ilham Artha Raharja)

                                      Saksi-saksi

- Anisa Lutfiah, S.H.                                 M. Alif Abdullah, S.E.

- Shalwa Fitria, S.H.                          Ahmad Putra, S.T.

Anda mungkin juga menyukai