Anda di halaman 1dari 77

LAYANAN ORIENTASI (L1 = L.

ORIN)
Layanan Orientasi (L1 = L. ORIN)  Merupakan layanan konseling yang berfokus pada
penguasaan unsur-unsur situasi dan kondisi objek /lapangan tertentu dengan secara langsung
terlibat dengan objek yang dipelajari atau dengan menghadirkan layanan orientasi di dalam
kelas melalui pemanfaatan teknologi (e-learning).
Contoh Layanan: Pengenalan lingkungan sekolah pada saat MOS (Wawasan Wiyatamandala),
Pengenalan tentang dunia kampus bagi pesdik kls 12, dll.
Tujuannya: berupaya “mengantarkan” individu untuk memasuki suasana/lingkungan baru
agar mampu menyesuaikan diri dengan suasana/lingkungan baru yang akan dijalani.
Fungsi yang dominan berjalan: Fungsi Pemahaman (Fungsi pencegahan, Pengentasan,
Pemeliharaan & Pengembangan, dan Fungsi Advokasi menjadi fungsi pengiring)
Format Layanan: Lapangan, Klasikal, Kelompok, Individual, dan kolaboratif.
Teknik Layanan: Penyajian, Pengamatan, Partisipasi, Studi Dokumenter, atau pemanfaatan
media interaktif (komputer) – Model Pembelajaran yang digunakan adalah model
pembelajaran Student Centered Learning (SCL)
Operasionalisasi Layanan: (1) Perencanaan (penyusunan RPL), (2) Pengorganisasian unsur-
unsur dan sasaran layanan, (3) Pelaksanaan layanan, (4) Penilaian (Laiseg-Laijapen-Laijapang),
1
(5) Tindak lanjut dan laporan.
LAYANAN INFORMASI (L2 = L. INFO)
Layanan Informasi (L2 = L. INFO)  Merupakan layanan konseling yang berfokus pada
penguasaan informasi tertentu yang diperlukan oleh sasaran layanan agar terhindar dari
kondisi negatif yang disebabkan oleh ketidaktahuan/kurangnya informasi.
Tujuan Layanan: dikuasainya informasi tertentu oleh sasaran layanan guna keperluan
hidupnya sehari-hari dan pengembangan dirinya
Contoh Informasi: Perkembangan Diri, Karir, Hubungan antar pribadi-sosial, kegiatan belajar,
Perbedaan individual, keunikan diri, kiat berteman, kiat belajar, Stop Bullying, dsb. (terkait
dengan bidang pengembangan: pribadi/sosial/belajar/karir/dst.)
Fungsi yang dominan: Fungsi Pemahaman (Fungsi pencegahan, Pengentasan, Pemeliharaan
& Pengembangan, dan Fungsi Advokasi menjadi fungsi pengiring)
Format Layanannya: Klasikal, Kelompok, Individu, Jarak jauh, lapangan, atau strategi.
Teknik layanannya: Penggunaan media, pengadaan acara khusus, mendatangkan nara
sumber, pengaturan waktu & tempat, dan pemanfaatan media interaktif (komputer) - Model
Pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Student Centered Learning (SCL)
Operasionalisasi Layanan: (1) Perencanaan: Penyusunan RPL, (2) Pengorganisasian unsur-
unsur dan sasaran layanan, (3) Pelaksanaan layanan, (4) Penilaian (Laiseg-Laijapen-
2
Laijapang), (5) Tindak lanjut dan laporan.
LAYANAN PENGUASAAN KONTEN (L4 = L. PKo)
Layanan Penguasaan Konten/ Layanan Pembelajaran (L4 = L.PKo)  Merupakan Layanan
konseling yang berfokus pada dikuasainya kemampuan untuk suatu
konten/keterampilan tertentu oleh sasaran layanan melalui kegiatan belajar.
Tujuan Layanan: diperolehnya tempat (lingkungan secara fisik, sosial, budaya maupun
sosio-emosional) yang sesuai dengan sasaran layanan untuk pengembangan potensi
dirinya
Contoh Konten: keterampilan pengambilan keputusan, keterampilan penyusunan jadwal
belajar, keterampilan bertanya, dsb. (terkait dengan bidang pengembangan)
Fungsi yang dominan: Fungsi Pemahaman (Fungsi pencegahan, Pengentasan,
Pemeliharaan & Pengembangan, dan Fungsi Advokasi menjadi fungsi pengiring)
Format Layanannya: Klasikal, kelompok, atau individual.
Operasionalisasi Layanan: (1) Perencanaan: penyusunan RPL, (2) Pengorganisasian unsur-
unsur dan sasaran layanan, (3) Pelaksanaan layanan: high touch & high tech (e-book hal.
96), (4) Penilaian: dimensi belajar (dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi
bisa, dari tidak mau menjadi mau, dari tidak biasa menjadi biasa, dan dari tidak ikhlas
menjadi ikhlas) dan Laiseg-laijapen-laijapang, (5) Tindak lanjut dan laporan. 3
Pengembangan dan
Konseling Format Pengentasan Bidang
Klasikal: Kehidupan:
Pribadi/Sosial/
L.Orin/L.Info/L.PKo
Belajar/Karier

POAC:
Planning (Perencanaan)
Kegiatan Pendukung – Layanan lainnya atau Organizing
kegiatan pendukung (Pengorganisasian)
Aplikasi Instrumentasi
berupa AUM/ DCM/ lainnya. Actuiting (Pelaksanaan)
Sosiometri/ Angket/ dll. Controling (Penilaian)
Jadi, setelah mendalami konsep tentang
Layanan Format Klasikal,
Menurut anda sebagai mahasiswa BK,
mengapa anda perlu mempelajari mata
kuliah konseling format klasikal?
Berikan penjelasan ilmiah anda.
KONSELING
ADALAH PENDIDIKAN
(Materi Penunjang)

6
Konselor adalah
Pendidik
( UU No. 20/2003 : Sisdiknas )
Pengertian Pendidikan
UU No. 20/2003: Pasal 1 Butir 1
Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, dan keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan negara.
Komponen Pokok
Pendidikan :
1. Usaha sadar dan terencana
2. Suasana belajar dan proses pembelajaran
3. Peserta didik aktif mengembangkan
potensi dirinya
4. Enam fokus pembinaan melalui
pendidikan : kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
keterampilan
5. Yang diperlukan peserta didik,
masyarakat, bangsa, dan negara
Tidak akan terjadi suatu
PENDIDIKAN tanpa adanya
SUASANA BELAJAR dan
PROSES PEMBELAJARAN
Pengertian BELAJAR
Belajar adalah usaha menguasai sesuatu
yang baru, dalam lima dimensi :

1. Dimensi tahu: dari tidak tahu menjadi


tahu
2. Dimensi bisa: dari tidak bisa menjadi bisa
3. Dimensi mau: dari tidak mau menjadi
mau
4. Dimensi biasa: dari tidak biasa menjadi
terbiasa
5. Dimensi bersyukur - ikhlas: dari tidak
bersyukur - ikhlas menjadi bersyukur -
ikhlas
Pilar Belajar
(UNESCO Plus)
1. Learning to know
2. Learning to do
3. Learning to be
4. Learning to live together
5. Learning to believe in God
PEMBELAJARAN:
Proses interaksi antara pendidik dan peserta
didik dimana pendidik mengarahkan dan
memfasilitasi peserta didik untuk menjalani
suasana belajar secara aktif

Pembelajaran dalam bahasa inggris dapat


dimaknai sebagai:

“Learningization”
PROSES
PEMBELAJARAN:
Kegiatan untuk
mendorong seseorang
atau sekelompok
orang melakukan
kegiatan belajar
Proses Pembelajaran
Komponen yang mendukung
terjadinya proses pembelajaran:
1. peserta didik dan pendidik
2. tujuan pembelajaran
3. materi pembelajaran
4. tindakan pembelajaran
5. hasil pembelajaran

15
Proses Pembelajaran hendaknya bersifat
Transformatif bukan Transaksional

Transformatif : terarah pada upaya


pengubahan diri peserta
didik
Transaksional : hanya sekadar
memindahkan sesuatu dari
pendidik kepada peserta
didik
Proses Pembelajaran yang baik adalah
yang dapat menumbuhkan meaningful
learning (belajar penuh makna) bagi
peserta didik dan menghindarkan rote
learning (sekedar menghafal dalam belajar)
atau rot learning (suasana kacau dalam
belajar) apalagi no learning (tidak dalam
suasana belajar).
Untuk itu dalam proses pembelajaran perlu
dikembangkan DUA PILAR PEMBELAJARAN
Pilar Pembelajaran
1. Kewibawaan
(High Touch)

2. Kewiyataan
(High Tech)

18
Kewibawaan (HIGH TOUCH)
1. Pengakuan dan penerimaan
2. Kasih sayang dan kelembutan
3. Penguatan (Lihat PPT Materi ttg Penguatan)
4. Tindakan tegas yang mendidik (Lihat PPT Materi
ttg TTM)
5. Pengarahan dan keteladanan

19
Kewiyataan (HIGH TECH)
1. Materi pembelajaran - TOPIK
2. Metode pembelajaran - SCL
3. Alat bantu pembelajaran - MEDIA
4. Lingkungan pembelajaran – Pengelolaan Kelas
5. Penilaian hasil pembelajaran – Laiseg,
Laijapen, dan Laijapang
20
Paradigma Pembelajaran : DCT
(Dapat – Catat – Terap)

D C

T
21
Hasil Pembelajaran

Karyaguna

Triguna

Maknaguna Dayaguna
22
MAKNAGUNA
hasil pembelajaran berupa hal-hal baru dengan makna yang jelas dan
kegunaan yang benar-benar dirasakan adanya oleh peserta didik.

DAYAGUNA
materi baru yang bermaknaguna tersebut mampu mendorong peserta
didik melakukan kegiatan lanjutan yang berguna.

KARYAGUNA
hasil pembelajaran yang bermaknaguna dan berdayaguna tersebut
mengaktifkan peserta didik berkarya menghasilkan hal-hal yang berguna.
Proses Pembelajaran
Kegiatan untuk mendorong
seseorang atau sekelompok
orang melakukan kegiatan
belajar

“Learningization”
Dengan demikian :
• Pelayanan konseling adalah
pelayanan pendidikan yang di
dalamnya terintegrasikan seluruh
komponen pendidikan, yaitu :

1. Usaha sadar dan terencana


2. Kegiatan belajar dan pembelajaran
3. Pengembangan potensi secara
aktif
4. Enam fokus pembinaan
5. Kebergunaan kehidupan pribadi,
masyarakat, bangsa dan negara
PENGELOLAAN KELAS
 Pengelolaan kelas = Pengelolaan dan Kelas. Pengelolaan= manajemen.
 Manajemen ataupun pengelolaan dalam pengertian umum merupakan pengadministrasian,
pengaturan ataupun penataan suatu kegiatan (Suharsimi Arikunto, 1990:2) . Sedangkan kelas
merupakan suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama, yang mendapatkan
pengajaran dari guru (Oemar Hamalik, 1987:311).
 pengelolaan kelas merupakan upaya mendayagunakan potensi kelas (Sudirman N, 1991:310)
 Pengelolaan Kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar
yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar pembelajaran.
 Pengelolaan kelas dapat juga diartikan sebagai suatu usaha yang dengan sengaja dilakukan guna
mencapai tujuan pembelajaran.
 Simpulan sederhananya: pengelolaan kelas merupakan kegiatan pengaturan kelas untuk kepentingan
pembelajaran.
Keterampilan Mengelola Kelas
Keterampilan untuk menciptakan kondisi belajar
yang optimal sehingga tercapai tujuan
pembelajaran.
Proses Pembelajaran

KEGIATAN
GURU

PENGELOLAAN
PEMBELAJARAN
KELAS

Menciptakan & mempertahankan


Menggiatkan siswa
suasana (kondisi) kelas
mencapai tujuan agar proses pembelajaran
pembelajaran dapat berlangsung
Secara efektif & efisien
Upaya guru untuk menciptakan
situasi, kondisi kelas yang aman,
nyaman, kondusif. Selain itu
siswa juga diajak serta
bertanggungjawab sehingga
Proses pembelajaran berlangsung
efektif & efisien

Pengelolaan Pembelajaran ≠ Pengelolaan Kelas


Upaya guru dalam membantu
siswa dalam rangka mencapai
tujuan khusus pembelajaran
secara langsung
PENGELOLAAN
KELAS

Proses mengontrol
tingkah laku siswa
kegiatan mengembangkan tingkah
laku siswa yang diinginkan &
kegiatan memaksimalkan
mengurangi/ meniadakan tingkah
kebebasan siswa
laku yang tidak diinginkan

Kegiatan menumbuhkan &


mempertahankan organisasi Penciptaan iklim sosio emosional
kelas yang efektif yang positif dalam kelas

Usaha yang disengaja untuk


menciptakan dan mempertahankan
kondisi yang optimal bagi PBM
TUJUAN PENGELOLAAN KELAS
Menyediakan fasilitas bagi bermacam macam kegiatan belajar siswa dalam
lingkungan sosial, emosional, dalam intelektual dalam kelas. Fasilitas
yang demikian itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja, terciptanya
suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin,
perkembangan intelektual, emosional dan sikap dan apresiasi pada
siswa. (Sudirman N, 1991, 311)

Suharsimi Arikunto (1988 : 68) berpendapat bahwasanya tujuan


pengelolaan kelas merupakan agar setiap anak di kelas bisa bekerja
yang dengannya tertib menjadikan tercapai tujuan pengajaran secara
efektif dan efisien. Ketika kelas tertib, maka proses pengajaran yng di
lakukan oleh guru bisa berjalan maksimal. Goalnya, tujuan pembelajaran
bisa dicapai secara maksimal juga.
MANFAAT PENGELOLAAN KELAS

Siswa Guru
Mendorong siswa untuk 1. Menjaga kelancaran dalam
bertanggung jawab penyajian proses
terhadap tugas dan tingkah pembelajaran
laku 2. Merespon secara efektif
terhadap tingkah laku siswa
MANFAAT PENGELOLAAN KELAS
Bagi siswa
a. Mendorong mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah laku
dan mengendalikan diri
b. Memberikan tingkah laku sesuai dengan tata tertib dan menyadari bahwa
teguran guru adalah kasih sayang bukan kemarahan
c. Menimbulkan rasa berkewajiban, melibatkan diri dalam tugas serta bertingkah
laku yang wajar sesuai dengan ragam aktivitas kelas

Bagi guru
a. Mengembangkan pengertian dan keterampilan dalam melihat kelancaran
penyajian dan langkah-langkah pembelajaran secara tepat dan baik
b. Memberi respon secara efektif terhadap tingkah laku siswa yang menimbulkan
gangguan kecil serta memahami strategi yang digunakan dengan masalah
tingkah laku siswa yang berbeda
c. Menyadari akan kebutuhan siswa dan mengembangkan kompetensinya
Masalah yang Timbul dalam Pengelolaan Kelas
 Kurang kesatuan
 Tidak ada standar perilaku dalam bekerja kelompok
 Reaksi negatif terhadap anggota kelompok
 Kelas mentolerasi kekeliruan-kekeliruan temannya
 Mudah mereaksi negatif atau terganggu misalnya didatangi pengawas
 Moral rendah
 Tidak mampu menyesuaikan dengan lingkungan yang berubah.
Hal-hal yang menganggu iklim pembelajaran

• Tidak adanya perhatian


• Perilaku menganggu
Kondisi yang Mempengaruhi
Proses Pembelajaran

1) Kondisi Fisik
2) Kondisi Organisasional
3) Kondisi Emosional
Pengelolaan Kelas yang Dinamis
Adapun pengelolaan kelas yang dinamis dapat dilakukan oleh guru sebagai berikut :
1) Berbagai Jenis Kelas
Ada empat jenis kelas yang dapat kita amati yaitu sebagai berikut :
a.Jenis kelas yang selalu gaduh
b.Jenis kelas yang termasuk gaduh, tetapi suasananya lebih positif.
c.Jenis kelas yang tenang dan disiplin.
d.Jenis kelas yang menggelinding dengan sendirinya
2) Belajar bersama dengan kelompok
3) Mengadakan analisis sosial
4) Mengefektifkan papan tulis
5) Mengefektifkan tempat duduk siswa
6) Mengembangkan Pemetaan Bahan
7) Mengembangkan kemampuan bertanya
8) Memanfaatkan perpustakaan sekolah
9) Mengatasi masalah disiplin
PENATAAN RUANG KELAS
Dalam pengaturan ruang belajar, hal-hal yang diperhatikan
adalah:
• Ukuran dan bentuk kelas
• Bentuk serta ukuran bangku dan meja anak didik
• Jumlah anak didik dalam kelas
• Jumlah anak didik dalam setiap kelompok
• Jumlah kelompok dalam kelas.
Peran Guru Dalam Strategi Pengelolaan Kelas

(a) guru sebagai demonstrator,


(b) guru sebagai pengelola kelas,
(c) guru sebagai mediator dan fasilitator,
(d) guru sebagai Evaluator.
Prinsip Dalam Mengelola Kelas
1. Kehangatan dan
keantusiasan
2. Tantangan
3. Bervariasi
4. Keluwesan
5. Penekanan pada hal-hal
positif
6. Penanaman disiplin diri
Teknik untuk
mencegah perilaku
menganggu
 Menunjukkan sikap tanggap
a. memandang siswa dengan seksama
b. mendekati siswa
c. memberikan reaksi terhadap gangguan

 Membagi perhatian
a. visual
b. verbal
Teknik untuk
mencegah perilaku
menganggu

 Memusatkan perhatian kelompok


 Memberikan petunjuk yang jelas
 Menegur
 Memberi penguatan
Pengembalian Kondisi
Belajar yang Optimal

 Modifikasi tingkah laku


 Pengelolaan kelompok
Hal-hal yang perlu
dihindari

 Campur tangan guru yang berlebihan


 Menghentikan penjelasan tanpa alasan yang jelas
 Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan
 Penyimpangan dalam proses PBM
 Pembicaraan guru yang bertele-tele
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
YANG BERORIENTASI SCL

Materi Penunjang
(review dari mata kuliah metodologi pembelajaran)
SMALL GROUP DISCUSSION (SGD)
1. Pengertian : proses interaksi antara dua atau lebih individu yang
terlihat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, dan
pemecahan masalah.
2. Tujuan:
A. Meningkatkan partisipasi secara individual
B. Meningkatkan keaktifan siswa
C. Meningkatkan kemampuan sosial, seperti saling membantu,
salingmembagi pengalaman.
D. Memberi kesempatan untuk menyampaikan argumentasinya.
E. Merupakan pendekatan yang demokratis
F. Memperluas pandangan dan wawasan
G.Membantu mengembangkan sifat kepemimpinan
H.Menghayati kepemimpinan bersama
LANGKAH-LANGKAH
PENGGUNAANNYA (SGD)
1. Memilih topik-topik yang akan didiskusikan
2. Merumuskan tujuan diskusi
3. Mendorong anggota supaya berpatisipasi
4. Mencatat hasil diskusi
5. Merumuskan hasil diskusi yang akan dipresentasikan.
KEUNGGULAN SGD
1. Mendorong siswa menggunakan pengetahuan dan
pengalamannya untuk memecahkan masalah
2. Melatih siswa untuk berpikir dan memecahkan masalah
3. Mendorong siswa mampu mengemukakan pendapatnya secara
lisan, sehingga memungkinkan munculnya sikap demokratis
4. Memberi kesempatan pada siswa untuk belajar berpatisipasi
dalam pembicaraan untuk memecahkan masalah
KELEMAHAN SGD

1. Mudah menyimpang dan pokok permasalahan yang sedang dibicarakan


2. Sangat tergantung kepada kemampuan siswa jika wawasan dan
pengetahuan siswa terbatas, diskusi tidak berkembang, karena itu
pengelompokkannya harus diupayakan agar anggotanya heterogen, baik
kemampuannya, atau hal-hal lain yang ada hubungannya dengan
keberhasilan diskusi.
3. Informasi yang ada peserta terbatar
4. Cenderung didominasi oleh orang yang suka bicara.
MODEL DISCOVERY LEARNING (DL)

• Pengertian : suatu model dimana bahan pelajaran disajikan


dalam bentuk yang belum diolah, dan harus diolah siswa.
Kegiatan belajar dalam bentuk observasi, klasifikasi, pengukuran,
prediksi dsb, sehingga siswa akan menemukan konsep
danprinsip yang terkandung dalam bahan/materi pelajaran
tersebut. Ada kesamaannya dengan model inquiry

TUJUAN MODEL DL
1. Mendorong siswa aktif dalam belajar
2. Mendorong siswa lebih kreatif.
3. Siswa menemukan seuatu yang baru.
LANGKAH-LANGKAH MODEL
DISCOVERY LEARNING
1. Pemberian stimulus
2. Identifikasi masalah
3. Pengumpulan data
4. Pengolahan data
5. Pembuktian
6. pembuktian
KEUNGGULAN MODEL DL
1. Memperbaiki dan meningkatkan proses kognitif
2. Kemampuan yang diperoleh bertahan lama
3. Siswa memperoleh tantangan, sehingga siswa lebih bersemangat untuk
belajar
4. Memungkinkan siswa berkembang sesuai dengan kecepatannya
5. Siswa lebih percaya diri, sehingga muncul konsep diri positif
6. Keaktifan dan motivasi belajar siswa lebih meningkat
7. Belajar bepusat pada siswa
Lanjutan….
8. membantu siswa mengilangkan keraguannya tentang suatu materi.
9. pengertian siswa tentang konsep dan ide-ide dasar lebih baik.
10. membatu siswa untuk melakukan transfer dalam belajar
11. mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisatif sendiri
12. mendorong siswa berpikir intuitif dan meumuskan hipotesis
13. situasi belajar lebih menantang dan menyenangkan
14. situasi belajar memungkinkan terbentuknya manusia seutuhnya (berbagai
aspek kemanusiaan dapat dikembangkan.
KELEMAHAN MODEL DL
1. Model ini menuntut kemampuan berpikir tingkat tinggi,
sehingga sebagian siswa menimbulkan rasa frustrasi
2. Kurang cocok jika jumlah siswa banyak, karena akan memakan
waktu dalam menemukan pemecahan masalah atau suatu teori
3. Siswa dan guru sudah terbiasa dengan metode dan cara-cara
lama.
4. Kurang cocok untuk disiplin ilmu tertentu.
MODEL COOPERATIVE LEARNING (CL)

• PENGERTIAN:
• MODEL PEMBELAJARAN YANG MENGACU PADA TERBINANYA
KERJASAMA, SALING MEMBANTU, SALING MENGKONSRUKSI, DALAM
MEMECAHKAN MASALAH
• PENGELOMPOKKAN TERDIRI DARI 4-6 ORANG SECARA HETEROGEN,
BAIK DARI SEGI GENDER, KEMAMPUAN, DSB DAN MERUPAKAN SEBUAH
TIM.
• PENGELOMPOKKAN BERTUJUAN MEMBANGKITKAN SEMANGAT
GOTONG ROYONG.
TUJUAN COOPERATIVE LEARNING

• MENINGKATKAN KEMAMPUAN HUBUNGAN SOSIAL, MENUMBIUHKAN


SIKAP MENERIMA KEKURANGAN
• MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN UNTUK MENERIMA ORANG LAIN
DENGAN LATAR BELAKANG BERBEDA, SEHINGGA MEMUNGKINKAN
TERJADINYA KERJASAMA, SALING TERGANTUNG DALAM
MENGERJAKAN TUGAS.
• MEMBANTU SISWA UNTUK BELAJAR BERPIKIR, MENGINTEGRASIKAN
PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN.
KEUNGGULAN MODEL CL

• MEMBINA KEMANDIRIAN DALAM BELAJAR


• MENUMBUHKAN PENGHARGAAN PADA ORANG LAIN, DAN
MENYADARI KETERBATASAN YANG ADA PADA DIRI SENDIRI
• MENUMBUHKAN RASA TANGGUNGJAWAB
• MENINGKATKAN PRESTASI AKADEMIK, KEMAMPUAN SOSIAL, HARGA
DIRI, HUBUNGAN INTERPERSONAL, KETERAMPILAN MENGELOLA
WAKTU DAN MENUMBUHKAN SIKAP POSITIF TERHADAP SEKOLAH
• MEMBANTU SISWA MENGUJI IDE DAN PEMAHAMANNYA DAN
MENERIMA UMPAN BALIK
• MELATIH SISWA MEMECAHKAN MASALAH TANPA RASA TAKUT
• MEMPEROLEH SESUATU YANG BERMAKNA BAGI KEHIDUPAN MASA
DEPANNYA.
KELEMAHAN MODEL CL
• BUTUH WAKTU UNTUK MEMBELAJARKAN SISWA,
KARENA MEMERLUKAN KESADARAN BERKELOMPOK
• TUJUAN PEMBELAJARAN KADANG-KADANG TIDAK
TERCAPAI
METODE-METODE MODEL CL

• METODE JIGSAW
• METODE STAD
• METODE THINK- PAIR- SHARE, THINK-PAIR-SQUARE
• NUMBERED HEADS
• KANCING GEMERINCING
• KELILING KELAS/ KELILING KELOMPOK
(ARONSON, BLANEY, STEPHEN, SIKES, AND SNAPP, 1978)

Langkah-langkah :
1.Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim
2.Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
3.Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
4.Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama
bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
5.Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan
bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan
tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
6.Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
7.Guru memberi evaluasi
8.Penutup
Maksudnya agar masing-masing anggota kelompok mendapat
kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan
mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota lainnya

Caranya………….?
1. Salah satu siswa dalam masing-masing kelompok menilai dengan
memberikan pandangan dan pemikirannya mengenai tugas yang
sedang mereka kerjakan
2. Siswa berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya
3. Demikian seterusnya giliran bicara bisa dilaksanakan arah perputaran
jarum jam atau dari kiri ke kanan
(MODIFIKASI DARI NUMBER HEADS)

Langkah-langkah :
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat
nomor
2. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomor terhadap tugas
yang berangkai
Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua
mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan
seterusnya.
3. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh
keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor
sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang
sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka
4. Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain
5. Kesimpulan
TIM SISWA KELOMPOK PRESTASI
(SLAVIN, 1995)
Langkah-langkah :
1.Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara
heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)
2.Guru menyajikan pelajaran
3.Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh
anggota-anggota kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti
dapat menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota
dalam kelompok itu mengerti.
4.Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat
menjawab kuis tidak boleh saling membantu
5.Memberi evaluasi
6.Kesimpulan
(FRANK LYMAN, 1985)

Langkah-langkah :
1.Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin
dicapai
2.Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang
disampaikan guru
3.Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok
2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing
4.Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok
mengemukakan hasil diskusinya
5.Berawal dari kegiatan tersebut, Guru mengarahkan pembicaraan
pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum
diungkapkan para siswa
6.Guru memberi kesimpulan
7.Penutup
MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL
TEACHING LEARNING (CTL)
• PENGERTIAN: SUATU MODEL PEMBELAJARAN YANG
MENJADIKAN DUNIA SISWA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
• Merupakan sebuah sistem yang merangsang otak untuk
menyusun pola-pola yang mewujudkan makna, yaitu dengan
menghubungkan akademis dengan konteks dari kehidupan
sehari-hari siswa.
• Membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya
dengan situasi nyata siswa dan mendorong siswa untuk
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota
masyarakat
TUJUAN MODEL PEMBELAJARAN CTL
• Memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran
karena materi yang dibahas terkait dengan konteks
kehidupannya sehari-hari
• Meningkatkan pemahaman siswa (tidak verbalistis
• Membantu mengembangkan minat dan pengalaman sisw
• Membantu melatih siswa agar dapat berpikir kritis dan terampil memproses pengetahuannya agar dapat
menemukan dan menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.
• Pembelajaran lebih produktif dan bermakna
• Mengajak siswa mengaitkan materi akademik dengan konteks kehidupan sehari-hari
• Secara individu siswa dapat menemukan dan mentransfer informasi kompleks dan menjadikan informasi itu
menjadi miliknya.
PRINSIP MODEL CTL
» Constructivsm (konstruktivisme)

• MENEMUKAN/INQUIRY
• MASYARAKAT BELAJAR (LEARNING COMMUNITY)
• PEMODELAN
• REFLEKSI
• PENILAIAN SEUTUHNYA (AUTHENTIC ASSESMENT)
KEUNGGULAN MODEL CTL
 Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil
» Pembelajaran lebih produktif, dan memungkinkan
penguasaan konsep pada siswa
» Kelas bukan sebagai penyampaian informasi,
tetapi sebagai tempat menguji temuan lapangan
mereka.
» Materi pelajaran dapat ditemukan sendiri oleh
siswa.
» Menciptakan pembelajaran yang bermakna
KELEMAHAN MODEL CTL
» Memerlukan waktu yang relatif panjang
» Memerlukan bimbingan yang intensif guru, karena kesadaran belajar
siswa memerlukan bimbingan guru
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
LEARNING
• PENGERTIAN: Pembelajaran yang berorientasi pada masalah,
penggalian informasi untuk memecahkan masalah.
• TUJUAN:
Melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan
masalah yang berorientasi pada masalah yang otentik dari kehidupan
aktual siswa sehingga dapat merangsang siswa untuk beripikir tingkat
tinggi.
Mengoptimalkan kemampuan berpikir siswa melalui proses kerja
kelompok atau tim yang sistematis, sehingga memungkinkan siswa
mengasah, memberdayakan, menguji, dan mengembangkan
kemampuan berpikir secara bekesinambungan.
KEUNGGULAN PBL
• Meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah terkait dengan
kompetensi yang ingin dicapai.
• b.Meningkatkan motivasi belajar, karena mereka terlibat langsung dalam
pemecahan masalah.
• c. Terjadi interaksi dan komunikasi dengan sesama siswa dan pihak lain yang ada
kaitannya dengan pemecahan masalah.
KELEMAHAN MODEL PBL
• Memerlukan waktu yang relatif banyak untuk menyelesaikan
suatu masalah
• Guru belum terlatih dalam menggunakan model ini
• Memerlukan biaya yang relatif tinggi
MODEL PEMBELAJARAN SELF DIRECTED
LEARNING (SDL)

• PENGERTIAN:
• Merupakan kegiatan belajar yang lebih menitikberatkan
pada kesadaran belajar seseorang, atau lebih banyak
menyerahkan kendali belajar pada diri siswa sendiri.
• Merupakan suatu kegiatan belajar yang memberi
keleluasaan kepada siswa untuk dapat memilih atau
menetapkan sendiri waktu belajarnya sesuai dengan sistem
kredit semester di sekolah
TUJUAN MODEL SDL
» Meningkatkan kesadaran siswa untuk belajar sendiri tanpa tergantung
pada orang lain.
» Meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar, karena mereka ikut serta
menentukan tujuan belajar, cara belajar dan sesuai dengan kebutuhan
siswa.
» Terciptanyan siswa kreatif, inovatif dan berinsiatif
KEUNGGULAN SDL
• Siswa lebih bersemangat dalam belajar karena sesuai dengan
kebutuhannya.
• Siswa menyadari bahwa sumber belajar ada di sekitar mereka, disamping
guru. Oleh sebab itu sumber belajar tersebut harus mereka manfaatkan
dengan sebaik-baiknya
• Siswa dapat belajar dimana saja, di kesempatan apa saja, tidak tergantung
pada adanya guru
• Siswa dapat mengikuti perubahan yang berbentuk inovasi, yang bukan di
sekitar diri siswa, namun juga inovasi yang mendunia, sebagai dampak
dipilihnya bahan ajar yang aktual dari berbagai sumber belajar
• Dapat menghilangkan kejenuhan dalam belajar, karena sesuai dengan
kondisi diri siswa, diantaranya, kecepatan belajar siswa, cara belajar siswa,
waktu belajar siswa dan sebagainya.
• Memberi kesempatan kepada siswa untuk maju sesuai dengan kecepatan
belajarnya. Jika siswa telah mengerti topik 1 misalnya, siswa dapat
melanjutkan ke topik berikutnya tanpa harus menunggu teman-temannya.
DAFTAR PUSTAKA

Mardjohan. 2016. Materi PPT Landasan Profesional Konselor Sebagai Pendidik.


Padang: UNP

Djamarah, Sayiful Bahri. 2014. Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif.
Jakarta: Rineka Cipta

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.


Hand-out Keterampilan Dasar.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

https://pengertiandefinisi-kata.blogspot.com/2017/02/pengertian-tujuan-dan-
manfaat.html

Anda mungkin juga menyukai