Pendidikan Dalam Perspektif Hadis
Pendidikan Dalam Perspektif Hadis
Perspektif Hadis
Pendahuluan
Hadis Nabi Saw. adalah sumber ajaran Islam setelah al-Qur’an.
Dalam berbagai ayat al-Qur’an disebutkan bahwa kedudukan
Muhammad Saw sebagai Nabi dan Rasul Allah mesti diikuti petunjuk-
petunjuknya.1 Hal tersebut juga mengindikasikan bahwa Hadis-Hadis
Nabi Saw., di samping sumber ajaran Islam, juga merupakan bayan li
al-Qur’an (penjelas mengenai isi al-Qur’an). Hadis-Hadis Nabi, telah
termaktub dalam berbagai kitab Hadis2 dan telah beredar di kalangan
masyarakat luas. Dalam kitab-kitab Hadis tersebut ditemukan banyak
tema yang membicarakan tentang pendidikan. Fakta ini, juga
membuktikan bahwa Hadis-Hadis tentang pendidikan yang terdapat
dalam kitab-kitab Hadis sangat banyak jumlahnya. Bahkan, Hadis-
Hadis tentang pendidikan tersebut, sangat luas pembahasannya dalam
kitab-kitab syarah Hadis.
Tema pendidikan dalam perspektif Hadis dapat ditelusuri dalam
Mu’jam al-Mufahras li Alfaz al-Hadis al-Nabawiyah melalui lafal
tarbiyah, ta’lim, ta’dib, dan lafal-lafal lain yang terkait dengannya,
misalnya ‘ilmu, al-aql, al-fikr, dan al-hikmah. Lafal ilmu telah
ditemukan informasi dari Mu’jam kurang-lebih 822 Hadis.3 Lebih dari
itu, tema pendidikan dapat pula dianalisis dari lafal fitrah. Kesemua
lafal ini, di samping terdapat dalam Mu’jam, juga terdapat dalam
Miftah Kunus al-Sunnah, dan di era sekarang dapat pula ditelusuri
melalui CD Rom Hadis dalam program komputerisasi.
Kaitannya dengan tema pendidikan, maka Hadis-Hadis yang tidak
menggunakan lafal tarbiyah, ta’lim, ta’dib, dan lafal-lafal lain yang
1 Ayat-ayat yang berkenaan dengan hal tersebut di atas adalah antara lain Q.S. al-
Nisa ([4]: 80); Q.S. Ali Imran (3]: 32); dan QS. al-Hasyr ([59]: 7).
2 Misalnya Shahih al-Bukhariy, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan al-
Turmuziy, Sunan al-Nasa‘i, Sunan al-Darimi, Sunan Ibn Majah, Kitab Muwaththa’
Malik, dan Musnad Ahmad ibn Hanbal. Kesembilan kitab Hadis ini disebut al-Kutub
al-Tis’ah. Di samping itu, adapula sejumlah kitab Hadis yang juga cukup dikenal di
masyarakat, namun kitab-kitab dimaksud tidak banyak beredar. Sebagian dari
kitabkitab itu dapat disebutkan, misalnya Musnad al-Humaydi, Musnad Abu
‘Awanah, al-Mustadrak li al-Hakim, dan al-Sunan al-Kubra li al-Bayhaqy, serta
yang lainnya.
3 A. J. Wensinck, Concordance et Indices De Ela Tradition Musulmanne, terj.
Muhammad Fu’ad ‘Abd. al-Baqy (al-Mu’jam al-Mufahras li Alfaz al-Hadits al-
Nabawiyah), jilid IV (Leiden: E.J.Brill, 1936), 312-338.
terkait dengannya, tetapi Hadis tersebut memiliki kaitan dengan
urgensi pendidikan, dapat pula dikategorikan sebagai Hadis tentang
pendidikan secara tematik. Misalnya saja, Hadis tentang perintah untuk
mendidik anak menjalankan shalat sejak umur tujuh tahun. Banyaknya
HadisHadis Nabi Saw. yang terkait dengan pendidikan, adalah sesuatu
yang wajar karena harus diakui bahwa dalam sejarah Nabi Saw.
diketahui beliau dalam setiap harinya senantiasa mendidik dan
mengajar sahabatsahabatnya. Sistem pendidikan dan pengajaran
tersebut disampaikannya secara formal melalui forum majelis ilmu. Di
samping itu, beliau juga menyampaikan pengajaran secara non formal
melalui pertemuan-pertemuan yang tidak resmi.
Dapatlah dipahami bahwa selama hidupnya, Nabi Saw. telah
memberi perhatian khusus terhadap masalah pendidikan. Respons dan
stimulus Nabi Saw. terhadap masalah pendidikan ini, paling tidak dapat
dilihat dari Hadis-Hadisnya. Karena itu, dapat dikatakan bahwa ajaran
Islam amat peduli terhadap masalah pendidikan. Kenyataan tersebut
berimplikasi pada pentingnya penelitian terhadap Hadis-Hadis4 tentang
pendidikan yang terdapat dalam berbagai kitab Hadis. Lebih penting
lagi, bila Hadis-Hadis tersebut dielaborasi dengan metode tematik
(syarh al-mawdhu i)5 dengan tetap memperhatikan kegiatan-kegiatan
lainnya, seperti kegiatan takhrij al-Hadis, naqd al-Hadis dan fiqh al-
Hadis.
Pengertian Pendidikan
Kata pendidikan pada awalnya berasal dari bahasa Yunani,
paedagogie yang terdiri atas dua kata, paes dan ago.6 Kata paes berarti
6 Kata dasar pendidikan adalah didik yang didahului awalan “pe” dan akhiran
“an”, yang mengandung arti perbuatan, hal, cara dan sebagainya. Bisa juga berarti
memelihara dan memberi latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan
kecerdasan pikiran. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Edisi III, Cet. II (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), 263.
7 Batasan di atas, dikutip dari Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan, Cet.I (Jakarta:
Rineka Cipta, 1991), 69.
8 John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris–Indonesia (Jakarta:
Gramedia, 1981), 81.
9 Sepanjang pengetahuan penulis, kata tarbiyah juga digunakan oleh Abd. al-
Rahmān al-Nahlawi; kata ta’līm digunakan oleh Abd. al-Fattah Jalāl; sedangkan kata
ta’dīb digunakan oleh Naquib al-Attās.
10 Jamāl al-Dīn Ibn Manzūr, Lisān al-‘Arab, jilid I (Mesir: Dār al-Mishriyyah,
t.t.), 384 dan 389. Luwis Ma’lūf, al-Munjid fī al-Lugah wa A’lām, Cet. XXVII
(Beirūt: Dār al-Masyriq, 1997), 243.
11 Abd. al-Fattāh Jalāl, Min U¡ūl al-Tarbawiy fī al-Islām (Kairo: Markas al-
Duwali li al-Ta’līm, 1988), 17.
pendidikan untuk hewan sehingga dia lebih memilih penggunaan kata
al-ta’dīb karena kata ini menurutnya, terbatas pada manusia.12
17 Uraian lebih lanjut, lihat H. Arifuddin Ahmad, Prof. Dr. H.M.Syuhudi Ismail:
Paradigma Baru Memahami Hadis Nabi. Cet. I (Jakarta: Intimedia dan Insan
Cemerlang, 2003), 179-180.
18 A.John Wensinck, A Handbook of Early Muhammadan (Miftah Kunuz al-
Sunnah), terj. Muhammad Fu’ad ‘Abd. al-Baqy (Beirut: Dar Ihya al-Turats
al-‘Arabiy, 1422 H),
442 | AL-RIWAYAH, Volume 10, Nomor 2, September 2018
375.
Selanjutnya, pada CD-Rom Hadis juga ditemukan informasi
bahwa di samping Hadis tersebut diriwayatkan oleh Bukhari,
Muslim, dan Ahmad, juga diriwayatkan oleh Abu Dawud
dalam kitab al-Sunnah, Hadis ke-4091.
5. Takhrīj Hadis tentang pendidikan shalat bagi anak sejak umur
tujuh tahun, ditemukan data yang sama dalam Mu’jam bahwa
Hadis tersebut dalam Sunan al-Turmuzi kitab al-Shalat Hadis
ke-272, dan Sunan al-Darimi, kitab al-Shalat Hadis ke-1395.
ا ِب ِرXر ٍب َع ْن َجXْ X ِاك ْب ِن َحXَحدَّ ثنَ َا قُت َْي َب ُة َحدَّ ثنَ َا يَْي َ ْب ُن ي َْعىَل َع ْن ن ٍَِص َع ْن َِس
ول ا َِّلل َصىَّل هللا علَ َْي ِه َو َس ََّل َأَل ْن يَُِّؤ ِ ّد َب َّالر ُج ُل ُ ْب ِن رَُس َ َة ق َا َل ق َا َل َر ُس
يبٌ رXَِ Xيث غ ٌ ِدXذا َحXَ Xو ِع َيس َهXXدَّق ب َِصاعٍ ق َا َل أبَم َ َودَل َ ُه َخرْي ٌ ِم ْن أ َْن ي َت ََص
19
( ه َُو أثَبْ َُت )رواه الرتمذيX... وف ٌِّ َون ٌَِص ه َُو أب َ ُو ال َْع َل ِء ُك
َحدَّ ثنَ َا َع َُِِّل ْب ُن ثَ ِب ٍت اجلَْ َز ِر ُّي َع ْن ن ٍَِص أ َِب َع ْب ِد ا َِّلل َع ْن َِس ِاك ْب ِن َح ْر ٍب
َُِّؤ ِ ّد َبX َا َل َأَل ْن يX ََّل قX ىَّل هللا علَ َْي ِه َو َسX النب َص
ََِّّ ا ِب ِر ْب ِن رَُس َ َة أ ََّنXَع ْن َج
ِفX و ٍم ِب ِن ْصXَْ Xدَّ َق ُكَّ يX دُ ُْك َودَل َ ُه َخرْي ٌ َُل ِم ْن أ َْن ي َت ََصXXل َودَل َ ُه أ َْو أ َحX
ُ Xَّالر ُج
َصاع )رواه
20
(أمحد
19 Abu Isa Muhammad bin Isa al-Turmuzi, Sunan al-Turmuzi, dalam al-Kutub al-
Tis’ah, Hadis ke-1874. CD-Rom Hadis.
20 Abu Abdullah Ahmad bin Hanbal, Musnad Ahmad bin Hanbal, dalam Musnad
al-Bashriyyin, Hadis ke-19995. CD-Rom Hadis.
444 | AL-RIWAYAH, Volume 10, Nomor 2, September 2018
َحدَّ ثنَ َا َع َُِِّل بْ ُنثَب ٍِت َع ْن ن ٍَِص أ َِب ُ ُع َب ْيِ Xد الXَِّ Xل َع ْن َِسِ Xاك ْب ِن َحXْ Xر ٍب َع ْن
لXل َصXىَّل هللا علَ َْي ِه َو َسََّ Xل قَ Xا َل َأَل ْن يَُِّXؤ ِ ّد َب
َج Xا ِب ِر ْب ِن رَُس َ َة أ ََّن َر ُسXو َل ا َِّ
َّالر ُج ُل َودَل َ ُه َخرْي ٌ َُل ِم ْن أ َْن ي َت ََصدَّ َق ُكَّ َْيو ٍم ِب ِن ْص ِف َصXاعٍ و قَ Xا َل أبَمXXو
لXXXل غرَْي َ ه َ
َXXXذا XXXدَّثن أ َِب َع ْن ن ٍَِص أ َِب ُ ُع َب ْيِ XXXد ا َِّ
الXXXرمْح َ ِن َمXXXا َح َِ
َع ْبXXXد َّ
يث )رواه أمحد(
21 احلَْ ِد ِ
2. Hadis tentang urgensi mengajarkan ilmu melalui pendidikan,
susunan sanad dan matan-nya sebagai berikut:
و َحدَّ ثنَ َا أب َ ُو ب َْك ِر ْب ُن أ َِب َشXي َْب َة َحXXدَّ ثنَ َا َو ِكيٌ Xع َع ْن َْسِ Xعي َل َع ْن قيَ ٍْس قَ Xا َل
ِإ
ق َا َل َع ْبدُ ا َِّلل ْب ُن َم ْسُ Xعو ٍد ح و َحXXدَّ ثنَ َا ا ْب ُن من َُرْي ٍ َحXXدَّ ثنَ َا أ َِب َو ُم َح َّمدُ ْب ُن
يل َع ْن قيَ ٍْس قَ Xا َل َِسْ Xع ُت َع ْبXدَ الXَِّ Xل ْب َن َم ْسُ Xعو ٍد ب ٍِْش ق َااَل َحXXدَّ ثنَ َا َْسِ Xع ُ
ِإ
ول الXَِّ Xل َصXىَّل هللا علَ َْي ِه َو َسََّ Xل اَل َح َسXدَ اَّل ِف اث ْنتَنَْي ِ ي َُقواُل ق َا َل َر ُسُ X
ِإ
21 Ibid., Hadis ke-20065.
22 Abu ‘Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrihim Ibn al-Mugirah bin Bardizbat
al-Bukhari, Shahih, Juz I (t.tt.: Dar Matba’ al-Syabi, t.t), 28; lihat juga, kitab al-‘Ilmu,
Hadis ke-71. CD-Rom Hadis.
Hasbi Siddik — Pendidikan dalam Perspektif Hadis | 445
َر ُجٌ Xل آاَت ُه الَُّ Xل َم Xااًل َفسََّ Xلط ُه عىََل هَل َك ِتِ Xه ِف احلَْXِ ّ Xق َو َر ُجٌ Xل آاَت ُه الَُّ Xل
ِح ْمك ًَة فهَُُ َو ي َْق ِض اِب َ َوي َعُل ُِّمهَا )رواه مسل(
23
3. Hadis tentang balasan yang diperoleh bagi penuntut ilmu dalam
pendidikan, susunan I dan matan-nya sebagai berikut:
َحدَّ ثنَ َا أمَْح َدُ ْب ُن ُيو َُنس َحXXدَّ ثنَ َا َزاِئدَ ُة َع ِن اَأْل َْع ِش َع ْن أ َِب َصXا ِل ٍح َع ْن أ َِب
Xل َْيس ُ Xل ول ا َِّلل َصىَّل هللا علَ َْي ِه َو َس ََّل َما ِم ْن َر ُجٍ X ه َُر ْي َر َة ق َا َل ق َا َل َر ُس ُ
لب ِفي ِه ِعل ًمْا اَّل َسهَّ ََّل ال َُّل َُل ِب ِه َطر ِيXَ Xق اجلَْنَِّ Xة َو َم ْن أب َ َْطَأ ِبِ Xه
َطريِق ًا َْيط ُ
ِإ
24عَ َُل َْمل ُِْيس ْع ِب ِه َنس َس ُب ُه )رواه أو داود(
َحدَّ ثنَ َا ُم َسدَّ ُد ْب ُن ُم َْسهَ ٍد َحدَّ ثنَ َا َع ْبدُ ا َِّلل ْب ُن د َُاو َد َِس ْع ُت ع َا َِص ْب َن َر َجXXا ِء
ْب ِن َح ْي Xَ Xو َة يَُ Xِّ Xد ُث َع ْن د َُاو َد ْب ِن َِجي Xٍ Xل َع ْن َك ِث Xِ Xري ْب ِن قيَ ٍْس قَ XXا َل ُك ْن ُت
Xاء ُه َر ُجٌ Xل ف َقXا َل َي أ َب َجا ِل ًسا َم َع أ َِب ادلَّ ْردَا ِء ِف َم ْسXجِ ِد ِد َم ْشَ Xق َجف َ
يث ادلَّ ْردَا ِء ِّن ِجْئ ُت َك ِم ْن َم ِدين َِة َّالر ُسولِ َصىَّل هللا علَ َْي ِه َو َس ََّ Xل ِل َحِ Xد ٍ
ِإ
ْئت ِل َحا َج ٍXةبلَ َغ ِن أن َََّك تَُ ِّدث ُه َع ْن َر ُسولِ ا َِّلل َصىَّل هللا علَ َْي ِه َو َس ََّل َما ِج ُ
Xول َم ْن َسَ Xل قَ Xا َل فَِXإ ِّن َِسْ Xع ُت َر ُسXو َل الXَِّ Xل َصXىَّل هللا علَ َْي ِه َو َسََّ Xل ي َُقُ X
لب ِفي ِ Xه ِعل ًْمXXا َس َ Xل ال َُّ Xل ِبِ Xه َطريِق ً Xا ِم ْن ُطُ Xر ِق اجلَْن َِّ Xة َو َّن َطريِق ً Xا َْيط ُ
امل َْلَِئ َك َة ل َتَضَ ُع أ َْج ِن َح َت َا ِرضً ا ِل َطا ِل ِب ال ِْع ِْل َو َّن ال َْعXXا ِل َم ليَ َس ْس َت ْغ ِف ُر َُل َِإم ْن
الس َم َو ِات َو َم ْن ِف اَأْل ْر ِض َوا ِحلْي َت ُان ِإ ِف َجXْ Xو ِف امل َْXXا ِء َو َّن َْفضَ Xل ِف َّ
ِإ
23 Abu al-Hasan Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim al-Qusyairy, Shahih Muslim, Juz I
(Bandung: Maktabah Dahlan, t.t), 799; lihat juga kitab al-‘Ilmu, Hadis ke-1352. CD-
Rom Hadis.
24 Abu Dawud Sulaiman Ibn al-Asy’a£ al-Azdiy, Sunan Abu Dawud, Juz III (Indo-
nesia: Maktabah Dahlan, t.th.), 317.
446 | AL-RIWAYAH, Volume 10, Nomor 2, September 2018
ال َعْا ِل ِم عىََل ال َعْا ِب ِد َك َف ْضِ Xل ال َْق َمِ Xر ل َْي َل ال َْبXXدْ ِر عىََل َسXاِئ ِر ْال َكXَ Xوا ِك ِب َو َّن
Xاء َو َرثَُ Xة اَأْلن ِ ْبيَ Xا ِء َو َّن اَأْلن ِ ْبيَ Xا َء َْمل َُيو ِّر ُثXوا ِدينَ Xا ًرا َواَل ِد ْر ًَهXا َو َّر ِإ ُثXوا
ال ُْعل َم َ
ال ِْعَْ Xل َمف ْن أ َخXَ Xذ ُه أ َخXَ Xذ بِإَِظٍّ َوا ِفٍ Xر َحXXدَّ ثنَ َا ُم َح َّمدُ ْب ُن الXَْ Xو ِزي ِر ِّادل َم ْش ِ Xق ُّي
Xان ْب ِن ِيب ْب َن َشXي َْب َة َحفَِ X
Xدَّثن بِِ Xه َع ْن ُ ُعمث ََْ X شس ب َ يت َ َحدَّ ثنَ َا َْالو ِليدُ ق َا َل ل َِق ُ
النب َصXXXىَّل هللا علَ َْي ِه َو َسََّ XXXل أ َِب َسْ XXXو َد َة َع ْن أ َِب ادلَّ ْردَا ِء ي َْع ِن َع ِن َِِّّ
25
ِب َم ْعن َا ُه )رواه أبو داود(
َحXXدَّ ثنَ َا َم ْح ُمو ُد ْب ُن غ َْيلَ َن َحXXدَّ ثنَ َا أب َXُ Xو ُأ َسXا َم َة َع ِن اَأْل َْع ِش َع ْن أ َِب َصXا ِل ٍح
ول الXَِّ Xل َصXىَّل هللا علَ َْي ِه َو َسََّ Xل َم ْن َسَ Xل َع ْنأ َِب ه َُر ْي َر َة قَ Xا َل قَ Xا َل َر ُسُ X
َط ِريق ًايلَ َْت ِم ُس ِفي ِه ِعل ًمْا َس ََّهّ َل ال َُّل َُل َطريِقً Xا ىَل اجلَْنَِّ Xة قَ Xا َل أبَمXXو ِع َيس
ِإ
يث َح َس ٌن )رواه الرتمذي(
26 ه ََذا َح ِد ٌ
َحXXدَّ ثنَ َا َم ْح ُمXXو ُد ْب ُن ِخXXدَ ٍاش ال َْب ْغXXدَ ا ِد ُّي َحXXدَّ ثنَ َا ُم َح َّمدُ ْب ُن َيز ِيXXدَ َْالو ِاسِ Xط ُّي
َحدَّ ثنَ َا ع َا ُِص ا ْب ُن َر َجا ِء ْب ِن َح ْيXَ Xو َة َع ْن قيَ ِْس ْب ِن َك ِثٍ Xري قَ Xا َل قَِ Xد َم َر ُجٌ Xل
ِم َن امل َْ ِدين َِ Xة عىََل أ َِب ادلَّ ْردَا ِء َو ُهXَ Xو ِب ِد َم ْش َ Xق ف َقXXا َل َمXXا أقَْدَ َم َك َي أخَِ
يث بلَ َغ ِن أن َََّك تَُ ِّدثُ Xه َع ْن َر ُسXولِ الXَِّ Xل َصXىَّل هللا علَ َْي ِه َو َسََّ Xل ف َقا َل َح ِد ٌ
Xار ٍة قَ Xا َل اَل قَ Xا َل َمXXا
ْئت ِل َحا َج ٍة ق َا َل اَل قَ Xا َل أ َمXXا قXَِ Xد ْم َت ِل ِت َجَ X
ق َا َل أ َمَا ِج َ
يث ق َا َل فَِإ ِّن َِسْ Xع ُت َر ُسXو َل الXَِّ Xل َصXىَّل لب ه ََذا احلَْ ِد ِ ْئت اَّل ِف َط َِ ِج ُ
ِإ
Xول َم ْن َسَ Xل َطريِقً Xا يبَت َِغي ِفيِ Xه ِعل ًْمXXا َسَ Xل الَُّ Xل ِبِ Xه هللا علَ َْي ِه َو َس ََّل ي َُقُ X
25 Ibid., 320.
26 Abu Isa Muhammad ibn Isa al-Turmuziy, Sunan al-Turmuzi, Juz III (Beirut: Dar
al-Fikr, t.t.), 276.
Hasbi Siddik — Pendidikan dalam Perspektif Hadis | 447
Xل َو َّن َطريِق ًا ىَل اجلَْن َِّة َو َّن امل َْلَِئ َك َة ل َت ََضُ Xع أ َْج ِن َح َتَ Xا ِر َضً Xاء ِل َط Xا ِل ِب ال ِْعِْ X
الس َم َو ِات َو َم ْن ِف اَأْل ْر ِض َحتَّ ا ِحلْي َت ِإ ُان ف ِ ن م لَُ العْا ِلم ليِإَسست ْغ ِفر ِإ
َّ َ
َ َ َ ْ َ ُ ْ
ِف امل َْا ِء َوفضَْ ُل ال َعْا ِل ِم عىََل ال َعْا ِب ِد َك َف ْضِ Xل ال َْق َمِ Xر عىََل َسXاِئ ِر ْال َكXَ Xوا ِك ِب
Xاء َو َرثَُ Xة اَأْلن ِ ْبيَ Xا ِء َّن اَأْلن ِ ْبيَ Xا َء َْمل َُيو ّ ِرثXُ Xوا ِدينَ Xا ًرا َواَل ِد ْر ًَهXXا من ََّXXا
َ َّن ال ُْعل َمX
ِإ ِإ ِإ
رف ه ََذا َو َّر ُثوا ال ِْع َْل َمف ْن أ َخ َذ ِب ِه أ َخ َذ بَِظٍّ َوا ِف ٍر ق َا َل أبَمو ِع َيس َواَل ن َْع ُ
يث ع َا ِص ْب ِن َر َجXXا ِء ْب ِن َح ْيXَ Xو َة َوليَ َْس ُهXَ Xو ِع ْنِ Xدي يث اَّل ِم ْن َح ِد ِ احلَْ ِد َ
ِإ
يث َو من ََّا يُ ْر َوى ه ََذا ِب ُم َِّتص ٍل َه َك َذا َحدَّ ثنَ َا َم ْح ُمو ُد ْب ُن ِخدَ ٍاش ه ََذا احلَْ ِد َ
يXل َع ْن َك ِث ِXري يث َع ْن عَ Xا ِص ْب ِن َر َجXا ِء ْب ِن َح ْيXَ Xو َة َع ْن د َُاو َد ْب ِن َِِإج ٍ احلَْ ِد ُ
النب َصىَّل هللا علَ َْي ِه َو َس ََّل َو َهXَ Xذا أ ََُّص ْب ِن قيَ ٍْس َع ْن أ َِب ادلَّ ْردَا ِء َع ِن َِِّّ
يث َم ْح ُمXX Xو ِد ْب ِن ِخXX Xدَ ٍاش َو َرْأ ُي ُم َح َّم ِد ْب ِن َْس ِ X Xعي َل َهXَ X Xذا ِم ْن َح ِ X Xد ِ
ِإ 27
أ ََُّص )رواه الرتمذي(
4. Hadis tentang konsep fitrah dalam dunia pendidikan, susunan
sanad dan matan-nya adalah sebagai berikut :
Xال َع ْن أ َِب ّ ِالزن َِ Xد َع ِن اَأْل ْعXَ Xرجِ َع ْن أ َِب ه َُر ْيXَ Xر َة نب َع ْن َمٍِ X َحXXدَّ ثنَ َا ال َْق ْع َُِّ
ول ا َِّلل َصىَّل هللا علَ َْي ِه َو َس ََّل ُكُّ َم ْو ُلو ٍد ُيودَل ُ عىََل ال ِْف ْط َر ِة ق َا َل ق َا َل َر ُس ُ
Xل تُِ ُّس ِم ْن Xاء َهْ X ف ََXأ َبوا ُه ي ُ َِّو َدا ِن ِ Xه َوي ُن ََّ ِص Xا ِن ِه َك تنَ َ Xا َُجت ا ِلْ ِبُ X
Xل ِم ْن بَِمي ٍَة َْج َعَ X
وت َو ُهXَ Xو َصِ Xغريٌ قَ Xا َل الَُّ Xل َجدْ ع َا َء ق َا ُلوا َي َر ُسو َل ا َِّلل أفَ َرأي َ َْت َم ْن مي َُ ُ
أعَْ َُل ِب َما َك ُنوا ع َا ِم ِل َني )رواه أبو داود(
28
5. Hadis tentang pendidikan shalat bagi anak sejak umur tujuh tahun,
susunan sanad dan matan-nya adalah sebagai berikut:
27 Ibid., 301.
28 Abu Dawud Sulaiman al-Sijistani, Sunan Abu Dawud, kitab al-Sunnah, Hadis
ke-4091. CD-Rom Hadis.
448 | AL-RIWAYAH, Volume 10, Nomor 2, September 2018
َحدَّ ثنَ َا َع َُِِّل ْب ُن ُح ْجٍ Xر أ َْخنََب َ َح ْر َمَُ Xل ْب ُن َع ْبِ Xد ال َعْز ِيِ Xز ْب ِن َِّالربيXع ِ ْب ِن َس َْب َة
اجلُْه ََُِّن َع ْن عَِّ ِه َع ْب ِد امل َْ ِل ْب ِن َِّالربيع ِ ْب ِن َس َْب َة َع ْن أبَِي ِه َع ْن َج ِّد ِه ق َا َل ق َا َل
سس ْبع ِ الصXةَل َ ا ْب َن َ
الصَِّ Xب َّ ول الXَِّ Xل َصXىَّل هللا علَ َْي ِه َو َسََّ Xل علَ ُِّمXXوا َّ َر ُس ُ
سس ِن َني َو ِْاض ُ Xبو ُه علَ َْي َا ا ْب َن َع ٍْش ق َ Xا َل َو ِف ال َْبXXاب َع ْن َع ْبِ Xد الXَِّ Xل ْب ِن ِ
يث َح َس ٌ Xن يث َس َْب َة ْب ِن َم ْع َبٍ Xد اجلُْهَ ِِّن َحِ Xد ٌ َْع ٍرو ق َ Xا َل أبَمXXو ِع َيس َحِ Xد ُ
َِص ٌيح َوعلَ َْي ِه ال َْع َم ُل ِع ْندَ ب َع ِْض أ َْه ِل ال ِْع ِْل َو ِب ِه ي َُق ُ
ول أمَْح َدُ َو َْس ُق َوق َ Xااَل
الصةَل ِ فَِإنَُّ Xه ي ُِعيXXدُ قَ Xا َل أبَمXXو ِع ِإ َيس َو َس َْب ُةَما َتركَ ال ُْغمَل ُ ب َعْدَ ال َع ِْْش ِم َن َّ
29
ه َُو ا ْب ُن َم ْع َب ٍد اجلُْهَ ُِّن َوي َُق ُال ه َُو ا ْب ُن َع ْو َس َة )رواه الرتمذي(
أ َْخنََب َ َع ْبXXدُ الXَِّ Xل ْب ُن ُّالزبرَْي ِ احلُْ َم ْيِ Xد ُّي َحXXدَّ ثنَ َا َح ْر َمَُ Xل ْب ُن َع ْبِ Xد ال َعْز ِي ِ Xز
Xدَّثن َِّعي َع ْبXXدُ امل َْXِ Xل ْب ُن َِّالربي Xع ِ
Xالربيع ِ ْب ِن َس َْب َة ْب ِن َم ْع َب ٍ Xد اجلُْهَ ُِّن َحَِ X بْ ِنَِّ X
ول الXَِّ Xل َصXىَّل هللا علَ َْي ِه َو َسََّ Xل بْ ِن َس َْب َة َع ْن أبَِي ِه َع ْن َج ِّد ِه ق َا َل ق َا َل َر ُس ُ
سس ِن َني َواضْ ُبو ُه علَ َْي َا ا ْب َن َع ْش)رواه سس ْبع ِ ِ الصةَل َ ا ْب َن َ الص َِّب َّ علَ ُِّموا َّ
ادلاريم(
30
29 Abu Isa Muhammad ibn Isa al-Turmuziy, Sunan al-Turmuziy, kitab al-Shalat,
Hadis ke-272. CD-Rom Hadis.
30 Sunan al-Darimi, Kitab al-Shalat, Hadis ke-1395. CD-Rom Hadis.
Hasbi Siddik — Pendidikan dalam Perspektif Hadis | 449
Istilah pendidikan dalam Hadis di atas, terdapat pada kata َ يَُِّؤ ِ ّد
.ب
Jika kata ini disinonimkan dengan makna al-tarbiyah, maka yang
digunakan istilah al-ta’dīb yang akar katanya adalah addaba-
yu’addibuta’dīban yang berarti memberi adab, atau perilaku. 31 Kata ini
memang tidak ditemukan dalam al-Qur’an yang mengacu pada makna
pendidikan, tetapi dalam Hadis kata ini banyak disebutkan di samping
dalam matan Hadis tersebut. Antara lain Nabi Saw. menyatakan
أدّبىن هللا32(Allah
Swt. telah menanamkan adab/pendidikan pada diriku). Lebih lanjut,
Naquib al-Attās menyatakan bahwa, istilah pendidikan dengan kata al-
ta’dīb sudah mencakup unsur-unsur ilmu (‘ilm), instruksi (ta’līm), dan
pembinaan yang baik (tarbiyah).33 Kemudian dalam konseptualnya,
kata ta’dīb sudah mencakup unsur-unsur pengetahuan, pengajaran, dan
pengasuhan yang baik.34 Dalam perspektif ini, Nurcholish Madjid
menyatakan bahwa perkataan al-ta’dīb dalam arti adab juga digunakan
dalam konteks yang merujuk pada kajian kesusastraaan dan etika
profesional dan kemasyarakatan.35 Al-Qur’an menegaskan bahwa
31 Luwis Ma’lūf, Al-Munjid fiy al-Lugah (Beirut: Dar al-Masyriq, 1973), 18.
32 Abū ‘Abd. Allah Muhammad ibn Ismā’il ibn Ibrahim ibn al-Mugirah ibn al-
Bukhāri, Sahih al-Bukhariy, Kitab al-‘Ilm, Hadis Nomor 1211. CD-Rom Hadis.
33 Demikian yang dikemukakan al-Attas dalam Wan Mohd. Nor Wan Daud, The
Educational Philosophy and Practice of Syed Muhammad Naquib al-Attas (Filsafat
dan Praktik Pendidikan Islam Syed M. Naquib al-Attas), terj. Hamid Fahmi, et.al.
Cet. I (Bandung: Mizan, 2003), 174-175, 185, dan 318.
34 Ibid., 75.
35 Nurcholish Madjid, Khazanah Intelektual Islam. Cet. III (Jakarta: Bulan
Bintang, 1994), 3.
450 | AL-RIWAYAH, Volume 10, Nomor 2, September 2018
contoh ideal bagi orang yang beradab adalah Nabi Saw. 36 Karena itu,
ta’dīb dalam arti pendidikan adalah mengacu pada dimensi akhlak.
Dalam Hadis itu, juga disinggung bahwa salah satu dimensi akhlak
yang mulia adalah bersedekah, dan merupakan salah satu amal yang
terpuji dalam Islam. Bersedekah dapat meringankan beban sesama
muslim, sehingga hal tersebut dapat memberikan kegembiraan
kepadanya. Dengan bersedekah, maka sangat banyak hal-hal positif
yang dapat dilaksanakan. Namun demikian, menanamkan pendidikan
ternyata lebih jauh penting dibanding dengan bersedekah. Anak yang
terdidik dengan baik akan menjadi anak yang beriman, berakhlak, dan
berbudaya. Kapasitas anak yang dilahirkan oleh buah pendidikan ini,
terbukti dapat melahirkan anak yang dapat memberikan sedekah yang
lebih banyak dibanding sedekah yang diberikan orang tuanya sebanyak
satu sha' saja.
Sebaliknya, anak yang tidak terdidik dengan baik dapat saja
menghilangkan sedekah yang pernah diberikan kepada seseorang
dengan menyakiti hatinya atau bahkan dapat saja merobohkan
bangunan yang dibangun dengan sumbangan yang diberikan oleh
ayahnya.
Yang menjadi persoalan berikutnya adalah pendidikan yang
bagaimana yang diinginkan oleh hadis tadi? Diyakini bahwa pendid-
39 Ahmad bin ‘Ali bin Hajar al-Asqlani, Fath al-Bary Sayrh Shahih al-Bukhari,
Jilid I (Beirut: Dar al-Manar, 1990), 205.
40 Q.S. Luqman ([31]: 12).
41 Abu al-Fida Mujhammad bin Isma’il Ibn Katsir, Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim,
Jilid III (Semarang: Toha Putra, t.t.), 444.
42 Mushtafa Muhammad ‘Imarah, Syarh Riyad al-Shalihin (Beirut: Dar al-
Tsaqafah al-Islamiyah, t.t.), 612.
Hasbi Siddik — Pendidikan dalam Perspektif Hadis | 453
َو َر ُج ٌل آاَت ُه ال َُّل ا ِحلْ ْمك َة ف َُُه َو ي َْق ِض اِب َ َوي َعُل ُِّمهَا
yang mengindikasikan bahwa seseorang yang telah diberi hikmah (dari
Allah) hendaklah orang tersebut mengajarkannya kepada orang lain.
Tentu saja, al-hikmah yang dimaksud dalam hadis ini adalah adalah
ilmu-ilmu al-din (ilmu agama). Jadi, ilmu agama merupakan karunia
Allah yang amat urgen bagi manusia, maka ilmu tersebut urgen pula
untuk disampaikan (diajarkan) kepada orang lain. Dengan demikian,
makna ilmu pengetahuan yang terinterpretasi dalam Hadis yang dikaji
ini mencakup kriteria mahm udah (terpuji) dan harus ditransfer kepada
orang lain.
َم ْن َس َل َطريِق ًا يلَ َْت ِم ُس ِفي ِه ِعل ًمْا َس ََّهّ َل ال َُّل َُل َطريِق ًا ىَل اجلَْن َِّة
ِإ
Siapa yang berjalan di suatu jalan menuntut ilmu pengetahuan,
Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.
454 | AL-RIWAYAH, Volume 10, Nomor 2, September 2018
43
Uraian lebih lanjut, lihat al-Asqalani, Fath al-Bary, 204.
Hadis lain yang semakna adalah:
َةX َِّة َو َّن امل َْلَِئ َكX ًا ىَل اجلَْنXَم ْن َس َل َطريِق ًا يبَت َِغي ِفي ِه ِعل ًمْا َس َل ال َُّل ِب ِه َطريِق
ِإ
ا ِل َم ليَ َس ْس َت ْغ ِف ُرِإ َُل َم ْن ِفXXْل َو َّن ال َعXX ِْ ا ِل ِب ال ِْعX ًاء ِل َطXX َا ِر َضX ُع أ َْج ِن َح َتXXل َت ََض
م عىََلXِ ا ِلXX ُل ال َْعX ا ِء َو َْفضXXَْ ان ِف املX ِإ
ُ X َم َو ِات َو َم ْن ِف اَأْل ْر ِض َحتَّ ا ِحلْي َتX الس َّ
Xوا ِك ِب َّن ال ُْعل َمXَ Xاِئ ِر ْال َكX ِر عىََل َسX ِل ال َْق َمX ِد َك َف ْضXال َعْا ِب
َا ِء َّنX َُة اَأْلن ِ ْبيXاء َو َرثX
َ
ِإ ِإ اَأْلن ِ ْبي َا َء َْمل َُيو ِّر ُثوا ِدين َا ًرا َواَل
ِد ْر ًَها ِد ْر ًَها َو َّر ُثوا ال ِْع َْل َمف ْن أ َخ َذ ُه أ َخ َذ بَِظٍّ َوا ِف ٍر
Siapa yang melalui suatu jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan
memudahkan baginya jalan ke syurga; dan para Malaikat selalu
melatakkan sayapnya menaungi para pelajar karena senang
dengan perbuatan mereka; dan seorang alim dimintakan ampun
oleh penduduk langit dan bumi dan ikan-ikan di dalam air.
Kelebihan seorang alim atas orang ibadat bagiakan kelebihan
sinar bulan atas lain-lain bintang. Sesungguhnya ulama sebagai
waris dari nabi-nabi. Sesungguhnya Nabi tidak mewariskan uang
dinar atau dirham, hanya mereka mewariskan ilmu agama, maka
siapa yang telah mendapatkannya berarti telah mengambil
bahagian yang besar.
ُ َْيرف َع ِ ال َُّل الَِّ َني َءا َمنُوا ِمنْ ُْك َوالَِّ َني ُأ
ٍ وتوا ال ِْع َْل د ََر َج
ٌات َوال َُّل ِب َما ت َْع َم ُلو َن َِخبِري
Hasbi Siddik — Pendidikan dalam Perspektif Hadis | 455
43 Uraian lebih lanjut, lihat Abu al-Thayyib Muhammad Syams al-Haq al-‘Azim,
‘Aun al-Ma’b b Syarh Sunan Abu Dawud. Juz VII (t.t.: al-Maktabah al-Salafiyah,
1979), 51.
456 | AL-RIWAYAH, Volume 10, Nomor 2, September 2018
ُكُّ َم ْو ُلو ٍد ُيودَل ُ عىََل ال ِْف ْط َر ِة فََأ َبوا ُه يُ َِّو َدا ِن ِه َوي ُن ََّ ِصا ِن ِه
Setiap anak yang dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka orang tualah
yang akan (mendidiknya) menjadi Yahudi dan atau Nasrani.
31-32.
47
Mappanganro, “Masa Kanak-Kanak dan Perkembangan Rasa Keagamaan,”
Warta Alauddin, IAIN Alauddin, No. 66 Tahun XII (1993), 16.
Ajarkanlah anak (mu) untuk shalat sejak umur tujuh tahun dan
pukullah mereka (ketika meninggalkan shalat) dalam umur 10
tahun.
Shalat adalah tiang agama, dan karena itulah maka perintah untuk
mendidik anak dilakukan sejak dini, yakni sejak anak berusia tujuh
tahun. Pendidikan shalat dalam usia dini, lebih awal dimulai oleh usaha
orang mendidik anaknya dalam bentuk hadhana. Hal ini seiring dengan
fase perkembangan anak, dan ketika ia mulai memiliki potensi-potensi
biologis, pedagogis, mulailah diperlukan adanya pembinaan, pelatihan,
bimbingan, pengajaran, dan pendidikan yang disebut al-hadhānah.
Hadhanah merupakan hak bagi anak-anak yang masih kecil,
karena ia membutuhkan pengawasan, penjagaan, pelaksana urusannya
dan orang yang mendidiknya. Pendidikan yang yang paling penting
ialah pendidikan anak kecil dalam pangkuan ibu bapaknya. Karena
dengan pengawasan dan perlakuan mereka kepadanya secara baik akan
dapat menumbuhkan jasmani dan akalnya, membersihkan jiwanya serta
mempersiapkan diri anak menghadapi kehidupannya di masa datang.46
Proses pembinaan spiritual anak lebih efektif lagi bila dilakukan sejak
dalam usia dini sudah dilatih untuk melaksanakan ibadah. Kemudian
pada umur tujuh tahun sebagaimana dalam Hadis di atas, hendaknya
mereka diperintahkan untuk mendirikan shalat secara kontinyu. Ketika
mereka mencapai umur sepuluh tahun dan ketika itu pula mereka
46 Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah (Fikih Sunnah) terj. Moh. Thalib, Jilid VIII, Cet.
VII (Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1990), 161-162.
Hasbi Siddik — Pendidikan dalam Perspektif Hadis | 459
Ini berarti bahwa jika seseorang yang sejak kecilnya diajarkan dan
ditanamkan sifat-sifat ketuhanan, maka sifat-sifat itu berbekas sampai
masa dewasa dan sulit terhapus sebagaimana susahnya terhapus tulisan
di batu.
Penutup
Dari uraian-uraian yang telah dikemukakan dapat dirumuskan
bahwa pendidikan sangat penting umat manusia. Pendidikan yang
dimaksud di sini adalah tarbiyah, yakni proses pembentukan individu
berdasarkan ajaran-ajaran Islam. Melalui proses pendidikan itu,
47 Lihat lebih lanjut, Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam, Cet. I (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2005), 44.
48 Ahmad Fu’ad al-Ahwāniy, al-Tarbiyah fīl Islam (Mesir: Dār al-Ma’arif, t.t.), 242.
460 | AL-RIWAYAH, Volume 10, Nomor 2, September 2018
Daftar Pustaka
Al-Abadi, Abu al-Thayyib Muhammad Syams al-Haq al-‘Azim. ‘Aun
al-Ma’b b Syarh Sunan Abu Dawud, Juz VII. t.tt.: al-Maktabah
alSalafiyah, 1979.
Al-Abrāsy, Muhammad Athiyah. Rūh al-Tarbiyah wa al-Ta’līm. t.tt.:
Isā al-Bābī al-Halab, t.t.
Achmadi. Ideologi Pendidikan Islam. Cet. I. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2005.
Hasbi Siddik — Pendidikan dalam Perspektif Hadis | 461