Zainal Arifin
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
E-mail: zainal.arifin@uin-suka.ac.id
Abstrak
Kajian pemikiran pendidikan Islam harus dilandasi filsafat pendidikan Islam yang
didasarkan pada al-Qur’an-Hadis maupun pemikiran para filosof Muslim. Selama
ini, kajian pendidikan Islam masih menggunakan referensi-referensi filsafat Barat
yang memiliki basis epistemologi yang berbeda dengan filsafat Islam. Artikel ini
ditulis dengan pendekatan kajian pustaka untuk menjelaskan bagaimana konsep
pendidikan Islam dan aliran-aliran pemikiran pendidikan Islam menurut para
filosof Muslim. Dari hasil kajian literatur, khususnya tesis Muhammad Jawwad
Ridlo maka dapat disimpulkan ada tiga aliran pemikiran pendidikan Islam, yaitu
(1) Religius-Konservatif yang lebih mengarusutamakan penguasaan ilmu-ilmu
agama daripada ilmu umum dan tujuan pendidikan Islam untuk mendekatkan diri
kepada Allah, (2) Religius-Rasional lebih menekankan pada penguasaan ilmu
pengetahuan dengan rasio yang bertujuan untuk pengenalan kepada Allah, dan (3)
Pragmatis-Instrumental lebih menekankan pada penguasaan ilmu nyata terkait
kebutuhan manusia secara langsung, baik spiritual maupun material.
Kata Kunci: Pendidikan Islam, Religius-Konservatif, Religius-Rasional,
Pragmatis-Instrumental
PENDAHULUAN
Kajian teori atau filsafat pendidikan Islam (FPI) perlu dibedakan dengan
pendidikan sekuler yang biasanya dilandasi oleh pemikiran-pemikiran filsafat
Barat, seperti Progresivisme, Esensialisme, Perenialisme, dan
Rekonstruksionisme. Kajian FPI tidak bisa lepas dari pemikiran para filosof
muslim atau setidaknya didasari pada epistemology dalam filsafat Islam. Menurut
Abdul Munir Mulhan, secara teoritik, belum ada yang berhasil merumuskan ‘akar
ontologis’ filsafat pendidikan Islam (filsafat tarbiyah) yang dibangun dari filsafat
Islam (filosof muslim). Buku ajar (referensi) perkuliahan FPI belum secara khusus
disusun berdasarkan gagasan dari Filsuf Muslim, tapi sekedar penerapan filsafat
pendidikan umum (sekuler) untuk menjelaskan persoalan pendidikan Islam, 1
walaupun ilmu-ilmu sekuler sebenarnya memiliki basis teologis di dalam ilmu ke-
Islam-an yang biasa disebut dengan sunatullah.2
1
Abdul Munir Mulkhan yang berjudul Rekonstruksi Filsafat Tarbiyah Dasar
Pengembangan Ilmu & Teknologi Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012), hlm.52
2
Abdul Munir Mulkhan, Nalar Spiritual Pendidikan Solusi Problem Filosofis Pendidikan
Islam, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2002), hlm.266
9
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan…, hlm. 11
10
Ibid., hlm. 11-12
11
Ibid., hlm. 14.
12
Yudian Wahyudi, Islam dan Nasionalisme Sebuah Pendekatan Maqashid Syari’ah,
(Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2006), hlm.7.
13
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2000),
cetakan keempat, hlm. 290.
14
Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: Universitas Indonesia
(UI-Press), 1985, cetakan kelima, hlm.16
15
Muhammad Jawwad Ridla, Tiga Aliran Utama Teori Pendidikan Islam Perspektif
Sosiologis-Filosofis, (terj.) oleh Mahmud Arif, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2002).
16
Ibid., hlm. 74-76
17
Noeng Muhajir, Studi Islam Postmodern; Agenda Muhammadiyah Pasca Satu Abad
dalam Majalah “Suara Muhammadiyah”, (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2010), edisi khusus
Muktamar Satu Abad Muhammadiyah, hlm.33
18
Abd. Rachman Assegaf, Aliran Pemikiran Pendidikan Islam Hadharah Keilmuan Tokoh
Klasik sampai Modern, (Jakarta: Rajawali Press, 2013), hlm. 112
SIMPULAN
Konsep pendidikan Islam dalam pemikiran tiga aliran utama pemikiran
pendidikan Islam memiliki pemaknaan yang berbeda. Konsep pendidikan Islam
menurut aliran Religius-Konservatif lebih menekankan pada pengarusutamaan
ilmu agama daripada ilmu umum (sains), sehingga tujuan pendidikan Islam
menurut aliran ini dapat dirumuskan bagaimana murid dapat lebih dekat dengan
Tuhannya, baik moralnya, serta penghormatan kepada guru. Pandangan aliran ini
yang lebih mengutamakan ilmu agama daripada ilmu umum dapat dilihat dari
pendapat al-Ghazali tentang hukum mencari ilmu fardhu ain untuk ilmu agama
dan fardhu kifayah untuk ilmu umum. Dalam epistemologi pendidikan Islam,
aliran Religius-Konservatif menggunakan epistemologi bayani dan irfani dengan
pendekatan nalar (bahasa) Naqliyyah.
dan (2) Muhammad ‘Abed al-Jabiri, Takwi>n al-‘Aql al-Araby, cetakan kesepuluh, (Beirut:
Markaz Dirasat al-Wihdah al-‘Arabiyah, 2009).
22
M. Jawwad Ridla, Tiga Aliran…hlm. 104-105.
23
Ibid., hlm. 109
REFERENSI
al-Jabiri, Muhammad ‘Abed, Bunyah al-‘Aql al-‘Araby, Dira>sah Tah}li>liyah
Naqdiyyah li-Nud}umi al-Ma’rifah fi al-S|aqa>fah al-‘Arabiyyah, cet. ke-
3, (Beirut: Markaz Dira>sa>t al-Wih}dah al-‘Arabiyyah, 1990)
al-Jabiri, Muhammad ‘Abed, Takwi>n al-‘Aql al-Araby, cetakan kesepuluh,
(Beirut: Markaz Dirasat al-Wihdah al-‘Arabiyah, 2009).
Assegaf, Abd. Rachman, Aliran Pemikiran Pendidikan Islam Hadharah Keilmuan
Tokoh Klasik sampai Modern, (Jakarta: Rajawali Press, 2013)
Daradjat, Zakiyah, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, cetakan keempat, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2000).
Muhadjir, Noeng, Ilmu Pendidikan Re-Interpretif Phenomenologik, (Yogyakarta:
Rake Sarasin, 2013), edisi VI.
Muhajir, Noeng, Studi Islam Postmodern; Agenda Muhammadiyah Pasca Satu
Abad dalam Majalah “Suara Muhammadiyah”, (Yogyakarta: Suara
Muhammadiyah, 2010), edisi khusus Muktamar Satu Abad
Muhammadiyah.
Mujib, Abdul dan Mudzakir, Jusuf, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Prenada
Media, 2006)
Mulkhan, Abdul Munir, Rekonstruksi Filsafat Tarbiyah Dasar Pengembangan
Ilmu & Teknologi Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012).