Anda di halaman 1dari 21

Perjuangan Frans Mendur dalam Meliput Foto Pembacaan Teks

Proklamasi

Ditulis Oleh:

Ardelia Calista

Erico Martono

Jesica Simson

Kimberly Hevardy

Marceel Cornelius

Natasha Claudia Johan

Roberto Wijaya

SMA XAVERIUS BANDAR LAMPUNG

TAHUN AJARAN 2021-2022


KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan YMA, atas berkat dan

rahmat yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini

yang berjudul “Perjuangan Frans Mendur dalam Meliput Foto Pembacaan

Teks Proklamasi

Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan

dan tuntunan Tuhan YMA, dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak termasuk

pihak guru yang telah membimbing kami, untuk itu kesempatan ini penulis ingin

menghaturkan rasa syukur serta rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah

ini.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan ini masih jauh dari

kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis

telah berupaya sebaik mungkin dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang

dimiliki sehingga dapat terselesaikan dengan baik dan oleh karenanya, penulis

dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima segala masukan, saran,

dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat

bagi seluruh pembaca.

Bandar Lampung, 16 Februari 2022

2
Penulis

ABSTRAK

Makalah ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang jasa-jasa Frans

Mendur, mengenal sosok penting pada saat peristiwa proklamasi, dan menggali

perjuangan yang dilakukan Frans pada saat proklamasi. Kita menggunakan

penelitian metode historis. Lalu, kita menggunakan metode deskriptif. Teknik

analisa data yang kami gunakan adalah kuantitatif. Kita dapat menyimpulkan

bahwa perjuangan Frans Mendur tidaklah mudah untuk seorang fotografer

Indonesia saat itu. Frans Mendur adalah salah satu orang yang menjadikan lensa

kamera untuk revolusi Indonesia pada jaman itu.

Kata kunci: Frans Mendur, fotografer, pejuangan, proklamasi.

ABSTRACT

This paper aims to find out more about Frans Mendur's services, to identify
important figures at the time of the proclamation, and to explore the struggles
that Frans fought during the proclamation. We use the historical method. Then,
we use the descriptive method. The data analysis text that we use is quantitative.
Starting from the biography, services, and struggles and obstacles that have been
faced by Frans Mendur. We can conclude that Frans Mendur's struggle was not
easy for an Indonesian photographer at that time. The name Frans Mendur
famous for his efforts and hard work and Frans Mendur was one of the people
who made camera lenses into revolution at that time.

Keywords: Frans Mendur, photographer, struggle, proclamation.

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………….2

ABSTRAK ………………………………………………………...3

DAFTAR ISI ..................................................................................4

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .........................................................................5

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................6

1.3 Tujuan ......................................................................................7

1.4 Manfaat ....................................................................................7

BAB 2. LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Teori .............................................................................7

BAB 3. PEMBAHASAN

3.1 Jasa Frans Mendur Pada Proklamasi Kemerdekaan .................10

3.2 Biografi Singkat Frans Mendur.................................................10

3.3 Perjuangan Frans Mendur Pada Proklamasi Kemerdekaan......12

BAB 4. METODE PENELITIAN

4.1 Metode Penelitian......................................................................16

4.2 Jenis-Jenis Metode....................................................................16

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan ..............................................................................17

4
5.2 Saran .........................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................20

PROFIL PENULIS .........................................................................21

5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

bukanlah peristiwa yang terjadi begitu saja. Peristiwa tersebut merupakan sebuah

perjuangan yang panjang, berliku, dan memakan banyak korban. Sangat besar

keinginan para pendiri bangsa dan seluruh masyarakat Indonesia yang

menginginkan Indonesia menjadi Negara yang berdaulat dan terbebas dari

penjajah, dengan perjuangan yang panjang untuk memperoleh kebebasan dengan

inti pengakuan hak dan martabat sebagai manusia yang merdeka.

Dalam memperjuangkan kemerdekaannya rakyat melakukan gerakan.

Dalam gerakan ini, rakyat Indonesia secara bersama-sama melawan tentara

Belanda yang banyak melibatkan masyarakat dari semua golongan, baik dari

golongan atas maupun bawah. Pada gerakan revolusi ini sangat terlihat sekali

semangat yang berkobar dari seluruh masyarakat yang menginginkan

kemerdekaan penuh terhadap negaranya karena sudah sangat lama sekali ditindas

oleh penjajah.

Revolusi rakyat Indonesia mencapai puncaknya ketika diproklamirkannya

kemerdekaan Indonesia setelah sesudah terjadinya perang dunia 2 dan berakhir

pada pertengahan bulan Agustus 1945 yang diikuti oleh perjuangan yang hebat

6
dari para rakyat dan tokoh-tokoh yang hebat. Kajian terhadap para tokoh-tokoh

yang berperan penting dalam Pemerintahan Republik Indonesia perlu untuk

dijalankan, karena banyak kisah sejarah yang dapat ditulis karena adanya biografi

sebagai sumber sejarah.

Terlepas dari perjuangan seluruh rakyat dan para tokoh, ada satu tokoh

yang sangat berperan penting tetapi sering dilupakan, yaitu tokoh yang

mengabadikan peristiwa tersebut. Tanpa adanya tokoh ini, pastinya kita semua

sampai sekarang tidak akan mengetahui bagaimana keadaan dan suasana pada saat

pembacaan teks proklamasi. Dan juga pastinya tidak mudah untuk bisa

mengabadikan foto upacara proklamasi, ada perjuangan dan rintangan yang sangat

besar dibalik itu semua. Nama tokoh ini adalah Frans Mendur.

Melihat banyaknya peran perjuangan yang dilakukan Frans Mendur untuk

mengabadikan pembacaan teks proklamasi, serta kontribusi yang telah dilakukan

Frans Mendur untuk mendokumentasikan momen tersebut supaya dijadikan salah

satu sumber sejarah. Maka berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas

maka kami tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Perjuangan

Frans Mendur dalam Meliput Foto Pembacaan Teks Proklamasi”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Jasa apakah yang dilakukan oleh Frans Mendur pada saat proklamasi?

2. Siapakah sosok Frans Mendur?

7
3. Bagaimana perjuangan Frans Mendur pada saat peristiwa proklamasi?

1.3 Tujuan

1. Ingin mengetahui lebih dalam lagi tentang jasa-jasa Frans Mendur.

2. Mengenal sosok penting pada saat peristiwa proklamasi.

3. Menggali perjuangan yang dilakukan Frans pada saat proklamasi.

1.4 Manfaat

Dalam penelitian ini yang berjudul “Perjuangan Frans Mendur dalam Foto

Pembacaan Teks Proklamasi” diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

1. Penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan untuk pembaca agar

lebih mengenal dan lebih mengetahui sosok Frans Mendur saat mengambil

foto pembacaan teks proklamasi.

2. Penelitian ini diharapkan dapat menyebarluaskan perjuangan yang harus

dilakukan untuk mendapatkan foto bersejarah itu. Perjuangan dibalik foto-

foto yang sekarang kita lihat dimana-mana tidaklah mudah, terdapat

banyak rintangan yang harus dihadapi Frans Mendur. Masih banyak orang

yang belum mengetahui tokoh penting dibalik pengambilan foto

pembacaan teks proklamasi.

8
BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Teori

Pengertian Proklamasi

“Bagi bangsa Indonesia, proklamasi merupakan sumber hukum pembentukan

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Proklamasi merupakan alat untuk mencapai

tujuan negara dan cita-cita bangsa Indonesia. Empat makna Proklamasi

Kemerdekaan Republik Indonesia: Telah diserukan kepada warga dunia akan

adanya sebuah negara baru yang terbebas dari penjajahan negara lain”.

(ArumSutrisniPutri, 2021: 02)

“Telah lahir sebuah negara baru yang memiliki kedudukan yang sama dengan

negara-negara lain yang telah ada sebelumnya. Tonggak awal munculnya negara

baru dengan tatanan kenegaraannya yang harus dihormati oleh negara-negara lain

di dunia. Puncak revolusi, tonggak sejarah perjuangan bangsa yang telah lama

dilakukan untuk dapat terbebas dari belenggu penjajah”. (ArumSutrisniPutri,

2021: 02)

“Proklamasi mempunyai arti penting bagi bangsa Indonesia, yaitu: Lahirnya

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Titik tolak pelaksanaan amanat

penderitaan rakyat. Puncak perjuangan pergerakan kemerdekaan”.

(ArumSutrisniPutri, 2021: 03)

9
Pengertian Jasa

“Dalam ilmu ekonomi, jasa atau layanan adalah aktivitas ekonomi yang

melibatkan sejumlah interaksi dengan konsumen atau dengan barang-barang

milik, tetapi tidak menghasilkan transfer kepemilikan”. (Nohiara, 2017:01)

“Salah satu jasa dalam proklamasi bisa dirasakan hingga saat ini. Jasa proklamasi

kita dapatkan melalui perjuangan para pahlawan. Hasil / jasa dari peristiwa

proklamasi adalah Indonesia merdeka dari penjajahan dan resmi menjadi negara

yang berdaulat”. (A. Jasmine, 2021:01)

Pengertian Foto

“Foto adalah gambar diam baik berwarna maupun hitam-putih yang dihasilkan

oleh kamera yang merekam suatu objek atau kejadian atau keadaan pada suatu

waktu tertentu”. (IgnChristian, 2015:02)

“Ada beberapa foto peristiwa proklamasi Indonesia. Seperti foto Ir Soekarno

tengah membacakan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia merupakan

karya seorang Jurnalis bernama Frans Soemarto Mendur”. (PurnamaIrawan,

2021:02)

10
BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Jasa Frans Mendur Pada Proklamasi Kemerdekaan

Jasa Frans Mendur dalam proklamasi adalah sebagai pemotret yang

mengabadikan peristiwa bersejarah Indonesia. Dia berhasil mendapatkan 3 foto

yang sering kita lihat sampai saat ini. Foto yang pertama di mana Soekarno

sedang membacakan teks proklamasi. Foto kedua merupakan foto kegiatan

pengibaran bendera merah putih yang dilakukan oleh Latief Hendraningrat. Lalu

foto yang ketiga yaitu suasana upacara di mana terdapat beberapa pemuda yang

menyaksikan kegiatan pengibaran bendera.

(Sumber: Kompas.com / 17-08-14)

3.2 Biografi Singkat Frans Mendur

Frans Soemarto Mendur atau lebih dikenal Frans Mendur adalah seorang

fotografer yang mengabadikan momen pembacaan proklamasi kemerdekaan.

Frans Mendur adalah anak keempat dari keluarga petani yang lahir tanggal 16

April 1913, Di Desa Talikuran Kecamatan Kawangkoan. Frans Mendur adalah

11
adik keempat dari Alex Mendur dari 9 bersaudara. Ketika Frans Mendur sudah

dewasa, Ia pergi ke Surabaya dan diangkat menjadi anak di keluarga “Soemarto”,

itulah mengapa Ia memiliki nama tengah Soemarto. Frans menyusul ke Batavia

dan menemui Alex Mendur untuk belajar fotografi. Lalu Ia mencoba untuk

menjadi seorang wartawan di surat kabar De Java Bode. Pada masa penjajahan

Jepang tahun 1942, Frans dan Alex pun ditunjuk oleh Jepang. Alex Mendur

ditunjuk oleh Jepang sebagai Kepala Bagian Fotografi kantor berita Domei.

Sementara Frans Mendur menjadi wartawan foto di Harian Asia Raya.

Ketika mendengar kabar Proklamasi dari editor Jepang, Frans Mendur

langsung membawa pergi kamera menggunakan mobil yang Ia ambil dari kantor

Asia Raya ke Jalan Pegangsaan Timur no 56 untuk mendokumentasikan

proklamasi. Pada saat di tempat proklamasi, hanya Frans dan Alex yang bertugas

sebagai fotografer tanpa saling mengenal satu sama lain. Kamera yang dipakai

oleh Frans Mendur untuk memotret peristiwa penting yaitu kamera jenis Leica.

Setelah selesai proklamasi, Alex Mendur langsung mencuci foto tersebut dan

akhirnya Jepang menyita seluruh foto yang diambil oleh Alex. Sedangkan Frans

Mendur tidak langsung mencuci foto tersebut melainkan Ia menguburkannya di

bawah tanah.

Enam bulan kemudian, hasil karya mereka menjadi bukti sejarah dan

diterbitkan di Harian Merdeka 1946 dan kini banyak diabadikan oleh masyarakat

luas. Pada masa itu, mereka dipercaya sebagai fotografer handal di Indonesia yang

sebanding dengan fotografer dari luar. Sejak saat itu, Frans dan Alex Mendur

memutuskan untuk bekerja di bidang foto dan terus mengabadikan perjalanan

12
hidup Indonesia. Mereka menjadikan lensa kamera untuk revolusi dan mendirikan

kantor independen berita yang bernama Indonesian Press Photo Service (IPPHOS)

pada 2 Oktober 1946 bersama Justus & Frans Umbas, Alex Mamusung, Oscar

Ganda. IPPHOS berjaya kurang lebih 50 tahun dan akhirnya tutup. Hingga tutup

usia, Frans yang meninggal pada 24 April 1971 dan disemayamkan di TPU Karet,

Jakarta. Ia tidak dicatat sebagai Pahlawan Kemerdekaan Indonesia. Frans dan

Alex hanya mendapat penghargaan Bintang Jasa Utama tahun 2009 dan Bintang

Mahaputera Naraya 2010 oleh Presiden SBY. (Clara Rondonuwu/ BBC

Indonesia/ 17 Agustus 2017)

3.3 Perjuangan Frans Mendur Pada Proklamasi Kemerdekaan

Pada saat masih pukul lima pagi. Beberapa orang dilanda kecemasan

sekaligus antusias yang luar biasa. Ada desas-desus bahwa Bung Karno akan

membacakan suatu proklamasi. Dan Jepang sudah mengendusnya. Frans Mendur

hanya berbekal kamera Leica dan satu rol film yang ia “pinjam” dari kantor

Djawa Shimbun Sha, bergegas menuju kediaman Bung Karno di Jalan

Pegangsaan Timur No. 56. Di tempat lain, kakaknya, yaitu Alex Mendur, juga

bergegas ke tempat yang sama.

Mendur Bersaudara tidak ingin melepas mengabadikan momen sejarah

tersebut. Mereka berhasil. Detik-detik proklamasi kemerdekaan Indonesia terekam

dalam foto dan menjadi bukti peristiwa bersejarah itu. Namun hasrat untuk

menyebarkan foto-foto itu di koran-koran nasional terhambat.

13
Usai upacara, Mendur bersaudara bergegas meninggalkan kediaman

Soekarno. Tentara Jepang memburu mereka. Dan Frans langsung menanam foto-

foto itu di bawah pohon di halaman kantor harian Asia Raya. Alex Mendur

tertangkap, tentara Jepang menyita foto-foto yang baru saja dibuat dan

memusnahkannya. Sedangkan Frans Mendur, adiknya berhasil meloloskan diri.

Tentara Jepang mendatanginya, tapi Frans mengaku foto sudah diambil oleh

barisan pelopor.

Perjuangan mencuci dan mencetak foto itu pun tidak mudah. Mendur

bersaudara harus diam-diam menyelinap di malam hari, memanjat pohon dan

melompati pagar di samping kantor Domei, yang sekarang kantor Antara.

Negatif foto lolos dan dicetak di sebuah lab foto. Risiko bagi Mendur

bersaudara jika tertangkap tentara Jepang adalah penjara, bahkan bisa

mendapatkan hukuman mati. Pada akhirnya hanya foto hasil Frans Mendur yang

yang bisa kita saksikan saat ini. Tanpa foto karya Frans Mendur, maka proklamasi

Indonesia tidak akan terdokumentasikan. Itu pun baru tersiar pada 17 Februari

1946 dalam penerbitan khusus “Nomor Peringatan Enam Bulan Republik” yang

diterbitkan harian Merdeka.

Setelah proklamasi kemerdekaan, pada bulan September 1945, fotografer-

fotografer Domei di Jakarta dan Surabaya mendirikan biro foto di kantor berita

Antara. Bulan-bulan setelah proklamasi merupakan tantangan bagi dua bersaudara

ini. Dengan lensa kamera sebagai senjata perjuangan, Mendur Bersaudara

14
membela Republik dengan cara mereka sendiri yaitu dengan mendirikan kantor

berita foto yang profesional dan independen.

Tanggal 1 Oktober 1945, BM Diah dan wartawan-wartawan eks harian

Asia Raya merebut percetakan De Unie dan mendirikan Harian Merdeka. Alex

Mendur pun ikut pindah ke Harian Merdeka. Setahun setelah kepindahan ke

Harian Merdeka, kakak-beradik Frans dan Alex Mendur menggagas pendirian

Indonesia Press Photo Service, disingkat IPPHOS. Koleksi foto IPPHOS pada

kurun waktu 1945-1949 konon berjumlah 22.700 bingkai foto.

Namun, hanya 1 persen yang terpublikasikan. Foto-foto IPPHOS tidak

hanya dokumentasi pejabat-pejabat negara, tetapi juga rekaman otentik kehidupan

masyarakat pada masa itu.

Foto monumental lain karya Alex Mendur adalah foto pidato Bung Tomo

yang berapi-api di Mojokerto tahun 1945, tetapi sering dianggap terjadi di hotel

Oranje, Surabaya. Foto monumental lain karya Frans Mendur adalah foto

Soeharto yang menjemput Panglima Besar Jenderal Soedirman pulang dari perang

gerilya di Jogja, 10 Juli 1949.

(Sumber: liputan 6.com / 13-11-19 / 10-06-19)

15
Pada saat itu nama Mendur bersaudara sudah terkenal dimana-mana

bahkan sampai ke media-media asing. Namun Mendur bersaudara dan IPPHOS

tetap idealis untuk loyal kepada Indonesia. Padahal mereka mempunyai

kesempatan yang terbuka luas untuk meraup lebih banyak uang dengan bekerja

untuk media asing.

Di RS Sumber Waras Jakarta pada tanggal 24 April 1971, fotografer

pengabadi proklamasi kemerdekaan RI ini meninggal dalam sepi. Alex Mendur

tutup usia pada tahun 1984 juga dalam keadaan serupa. Hingga tutup usia, kakak-

beradik Frans dan Alex Mendur tercatat belum pernah menerima penghargaan

atas sumbangsih mereka pada negara ini. Konon, mereka berdua pun ditolak

untuk dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Baru pada 9 November 2009 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

menganugerahi kedua fotografer bersejarah Indonesia ini, Alexius Impurung

Mendur dan Frans Soemarto Mendur, penghargaan Bintang Jasa Utama. Keluarga

besar Mendur juga mendirikan sebuah monumen yang disebut "Tugu Pers

Mendur". Tugu ini berupa patung Alex dan Frans serta bangunan rumah adat

Minahasa berbentuk panggung berbahan kayu.

16
BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Pengertian Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang

dicari dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

4.2 Jenis-Jenis Penelitian

1.Metode penelitian kuantitatif

2.Metode penelitian kualitatif

3.Metode penelitian kombinasi

4.Metode penelitian deskriptif

5.Metode penelitian pengembangan

Metode yang kita pakai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

karena kita ingin menggambarkan fakta-fakta yang terjadi secara apa adanya pada

saat Frans Mendur berjuang untuk mengabadikan momen pada saat proklamasi.

Metode historis juga kita gunakan karena karena kita ingin

mengganbarkan kejadian masa lalu yang sudah terjadi, dan mencoba menelaah

lebih dalam mengenai perjuangan Frans Mendur dalam meliput peristiwa

proklamasi.

17
BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dalam makalah ini kita dapat menjawab rumusan masalah yang ada terkait

dengan seorang Frans Mendur. Mulai dari biografi, jasa, dan perjuangan serta

rintangan yang telah dihadapi olehnya. Perjuangan yang tidaklah mudah untuk

seorang fotografer Indonesia saat itu. Meliput berita, mengabadikan foto peristiwa

proklamasi kemerdekaan, kemudian mencetaknya yang membuat nama seorang

Frans Mendur terkenal dengan usaha dan kerja kerasnya. Frans Mendur

menjadikan lensa kamera untuk revolusi Indonesia pada jaman itu.

Dan sebagai siswa yang hidup di jaman sekarang atau lebih dikenal

dengan jaman milenial yang serba canggih hendaklah kita lebih berjuang terhadap

Bangsa Indonesia. Nilai yang dapat kita ambil dari seorang Frans Mendur adalah

Ia berani memulai sesuatu dengan dasar yang Ia suka. Ia bekerja untuk negara

bukan untuk kepentingan pribadi. Dan Ia berani mengambil resiko dari apa yang

telah Ia kerjakan. Dalam kehidupan sehari- hari, sangatlah cocok untuk kita

mengikuti kerja keras seorang fotografer Indonesia, Frans Soemarto Mendur.

5.2 Saran

Proklamasi kemerdekaan adalah peristiwa yang telah mengubah sejarah

bangsa Indonesia. Banyak pahlawan yang mengambil peran saat itu, namun kita

18
tidak dapat ikut merasakannya. Di samping itu, anak muda sekarang tidak bisa

mengetahui bagaimana suasana saat itu.

Oleh karena itu, dengan adanya Frans bersaudara, kita bisa sedikit melihat

suasana proklamasi saat itu. Mari kita hargai dan hormati foto-foto tersebut. Serta

kenalkan kepada para generasi penerus bangsa, agar mereka bisa melihat kondisi

saat itu, dan supaya jiwa nasionalisme tetap melekat pada mereka.

19
DAFTAR PUSTAKA

(Judhi/wikipedia.org/06.12.06)

(Ramadhian Fadillah/merdeka.com/16.08.12)

(Serafica Gischa/kompas.com/17.08.20)

(Heru Margianto/kompas.com/17.08.14)

(Rahadian Rundjan/historia.id/14.08.18)

(Nofri Satriawan/ranahresearch.com/2020)

20
Profil Penulis
Nama Lengkap : Ardelia Calista

TTL : Sukadana, 9 Agustus 2005

Email : ardeliacalista9@gmail.com

No. Hp : 085838402653

Akun Sosmed : @ardel.calistaa

Hobi : Membaca buku

Riwayat Pendidikan :

2009-2011 TK Xaverius 1 Bandarlampung

2011-2017 SD Xaverius 1 Bandarlampung

2017- 2020 SMP Xaverius 1 Bandarlampung

2020- sekarang SMA Xaverius Bandarlampung

21

Anda mungkin juga menyukai