Anda di halaman 1dari 29

UNIVERSITAS

HAMZANWADI

Pembuktian Rumus
Kelas XI SMA/MA – Mata Pelajaran Matematika Wajib dan Peminatan

By : Kelompok 04 Muh. Ali Syauqi, Nani Rosida, Mega Yuliani, Siti Nurhidayati, Raudatul Saadah, Sri Hartanti
PEMBUKTIAN RUMUS MATEMATIKA
KELAS XI SMA/MA
MATA PELAJARAN MATEMATIKA WAJIB DAN PEMINATAN

Oleh :

Kelompok 4
Muh. Ali Syauqi (180105011)
Nani Rosida (180105027)
Mega Yuliani (180105010)
Raudatul Saadah (180105016)
Siti Nurhidayati (180105024)
Sri Hartanti (180105036)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HAMZANWADI

1
1. Pembuktian Induksi Matematika
a. n = 1
cara pembuktiannya:
Misalkan :
1
1 + 2 + 3 + ⋯ + 𝑛 = 𝑛 (𝑛 + 1)
2
𝑙𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎ℎ 1
Untuk 𝑛 = 1 maka:
1
1= 𝑛 (𝑛 + 1)
2
1
1 = (1)(1 + 1)
2
1=1
Bentuk untuk 𝑛 = 1 rumus tersebut benar

b. n = k (dianggap benar)
cara pembuktiannya:
Langkah 2
Misal rumus benar untuk = 𝑘 , maka:

1
1 + 2 + 3 + ⋯ + 𝑘 = 2 k(k+1)
c. n = k + 1 (akan dibuktikan benar)
langkah 3
akan dibuktikan bahwa rumus benar untuk n = k+1. Sehingga:
1
1 + 2 + 3 + ⋯ + 𝑘 + (𝑘 + 1) = (𝑘 + 1)((𝑘 + 1) + 1)
2
𝑝𝑒𝑚𝑏𝑢𝑘𝑡𝑖𝑎𝑛𝑛𝑦𝑎:
1
1 + 2 + 3 + ⋯ + 𝑘 + (𝑘 + 1) = 𝑘(𝑘 + 1) + (𝑘 + 1)
2
(Dalam langkah 2, kedua ruas ditambah k + 1)
Sehingga:
1 1
= 𝑘(𝑘 + 1) + [2(𝑘 + 1)] . (𝑘 + 1)
2 2
1
𝑑𝑖𝑚𝑜𝑑𝑖𝑓𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 𝑚𝑒𝑛𝑦𝑒𝑟𝑢𝑝𝑎𝑖 𝑘(𝑘 + 1)
2
1
= [𝑘(𝑘 + 1) + 2(𝑘 + 1)
2
(𝑝𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑𝑒𝑟ℎ𝑎𝑛𝑎𝑎𝑛)
1
= (𝑘 2 + 𝑘 + 2𝑘 + 2)
2
1
= (𝑘 2 + 3𝑘 + 2)
2

2
1
1 + 2 + 3 + ⋯ + 𝑘 + (𝑘 + 1) = (𝑘 + 1)(𝑘 + 2)
2
(𝑡𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘𝑡𝑖)

2. Matriks
a) Pembuktian Operasi A + B = B + A

Kita harus menunjukkan bahwa A + B dan B + A memiliki ukuran sama dan entri-entri yang
bersesuaian adalah setara. Untuk membuktikan A + B maka matriks A dan B harus memiliki
ukuran yang sama misalkan mxn. Sama halnya untuk B + A merupakan matriks mxn dan
sebagai konsekuensinya A + B dan B + A memiliki ukuran yang sama.

Misalkan A =[aij] dan B = [bij]. Entri-entrinya merupakan bilangan real. Kita akan
menunjukkan bahwa entri-entri yang bersesuaian dari A + B dan B + A adalah setara; yaitu
[A + B]ij = [B + A]ij , untuk setiap i dan j

Berdasarkan definisi penjumlahan kita memperoleh :


[A + B]ij = [A]ij + [B]ij = aij + bij

Karena entri-entrinya merupakan bilangan real maka berlaku sifat komutatif sehingga
[A + B]ij = bij + aij = [B]ij + [A]ij = [B + A]ij

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk setiap matriks Amxn dan Bmxn berlaku
operasi A + B = B + A

b) Pembuktian Operasi A + (B + C) = (A + B) + C
Kita harus menunjukkan bahwa A + (B + C) dan (A + B) + C memiliki ukuran yang sama dan
entri-entri yang bersesuaian adalah setara. Untuk membuktikan A + (B + C) maka matriks A,
B, dan C harus memiliki ukuran yang sama misalkan mxn. Sama halnya untuk (A + B) + C
merupakan matriks mxn dan sebagai konsekuensinya A + (B + C) dan (A + B) + C memiliki
ukuran yang sama.
Misalkan A =[aij], B = [bij], dan C= [cij]. Entri-entrinya merupakan bilangan real. Kita akan
menunjukkan bahwa entri-entri yang bersesuaian dari A + (B + C) dan (A + B) + C adalah
setara; yaitu
[A + (B + C)]ij = [(A +B) + C]ij , untuk setiap i dan j.
Berdasarkan definisi penjumlahan kita memperoleh
[A + (B + C)]ij = [A]ij + ([B]ij + [C]ij)
= aij + (bij + cij)
= aij + bij + cij

3
Karena entri-entrinya merupakan bilangan real maka berlaku sifat asosiatif sehingga
[A + (B + C)]ij = (aij + bij) + cij = ([A]ij + [B]ij) + [C]ij = [(A + B) + C]ij
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk setiap Amxn, Bmxn, dan Cmxn
berlaku A + (B + C) = (A + B) + C

c) Pembuktian Operasi A(BC) dan (AB)C


Kita harus menunjukkan bahwa A(BC) dan (AB)C memilki ukuran sama dan entri-entri yang
bersesuaian adalah setara. Untuk membuktikan A(BC), jumlah kolom matriks B harus sama
dengan jumlah baris matriks C. Misalkan matriks Bmxp, matriks Cpxn maka (BC)mxn. Matriks A
harus memiliki jumlah kolom sama dengan jumlah baris matriks B, sehingga ukurannya
dalam bentuk kxm. Maka matriks A(BC) memiliki ukuran kxn atau bisa ditulis dengan
[A(BC)]kxn.
Misalkan A=[aij] adalah matriks kxm, B=[bij] adalah matriks mxp, dan C=[cij] adalah
matriks pxn serta entri entrinya merupakan bilangan real. Kita ingin menunjukkan bahwa
entri-entri yang bersesuaian dari A(BC) dan (AB)C adalah setara; yaitu,

[A(BC)]ij = [(AB)C]ij , untuk semua nilai i dan j.

Meskipun operasi perkalian matriks didefinisikan untuk sepasang matriks namun penyisipan
tanda kurung tidak begitu dihiraukankan karena tidak berpengaruh pada hasil akhir.
Berapapun jumlah hasikali dari matriks-matriks, sepasang tanda kurung dapatdisispkan atau
dihilangkan di mana saja di dalam pernyataan tanpa mempengaruhi hasil akhir.

d) Pembuktian Operasi (B + C) A = BA + CA

Kita harus menunjukan bahwa ( B + C ) A dan BA + CA memiliki ukuran yang sama dan entri-
entri yang bersesuaian adalah setara. Untuk membuktikan ( B + C ) A, matriks-matriks B dan
C harus memiliki ukuran yang sama, misalnya mxn, dan matriks A harus memiliki n baris
sehingga ukurannya harus dalam bentuk nxr. Dengan demikian ( B + C ) A adalah
matriks mxr. Maka BA + CA juga merupakan matriks mx r dan seagai konsekuensinya, ( B + C
) A dan BA + CA memiliki ukuran yang sama.

Misalkan A = [aij], B = [bij], C = [cij], kita akan menunjukan bahwa entri-entri yang bersesuaian
dari (B + C ) A dan BA + CA adalah setara ; yaitu,

[ ( B + C ) A ]ij = [BA + AC ]ij

4
untuk semua nilai i dan j. Selanjutnya berdasarkan definisi penjumlahan dan perkalian
matriks kita memperoleh :

[( B+C )A]ij= (bi1 + ci1) a1j + (bi2 + ci2) a2j +. . .+ (bin + cin) anj
= (bi1 a1j + bi2 a2j + . . .+ bin anj) + (ci1a1j + ci2 a2j + ...+ cin anj )
=[BA]ij + [CA]ij
= [ BA + CA ]ij
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk setiap matriks Anxr, matriks Bmxn dan
matriks Cmxn berlaku (B + C) A = BA + CA

e) Pembuktian Operasi a(B+C) = aB + aC

Kita harus menunjukkan bahwa a(B+C) dan aB + aC memiliki ukuran yang sama dan entri-
entri yang bersesuaian adalah setara. Untuk membuktikan a(B+C), matriks B dan C harus
memiliki ukuran yang sama, misalnya mxn dan a adalah sebarang skalar. Dengan demikian
a(B+C) adalah matriks mxn. Maka aB + aC juga merupakan matriks mxn, dan sebagai
konsekuensinya a(B+C) dan aB+aC memiliki ukuran yang sama.

Misalkan B= [bij] dan C= [cij] dan entri-entri nya merupakan bilangan real. Kita ingin
menunjukkan bahwa entri-entri yang bersesuaian adalah setara; yaitu

[a(B+C)]ij = [aB + aC]ij, untuk semua i dan j.

Berdasarkan definisi penjumlahan dan kelipatan skalar kita memperoleh


[a(B+C)]ij = a[B+C]ij= a(bij+cij)

Karena entri-entrinya merupakan bilangan real maka dapat berlaku sifat distributif, sehingga
[a(B + C)]ij = a(bij+cij) =abij + acij= a[B]ij + a[C]ij = [aB + aC]ij

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk setiap matriks Bmxn dan Cmxn dengan a
adalah sebarang skalar, berlaku a(B+C) = aB + aC.

f) Pembuktian Operasi ( a + b )C = aC + bC

Kita harus menunjukan bahwa ( a + b )C dan aC + bC memiliki ukuran yang sama dan entri-
entri yang bersesuaian adalah setara.maka untuk itu dimisalkan C = [ cij ] dengan a dan b
merupakan sebarang skalar bilangan real. Selanjutnya kita akan menunjukan bahwa entri-
entri yang bersesuaian dari ( a + b )C dan aC + bC adalah setara ; yaitu

5
[( a + b )C ]ij = [ aC + bC ]ij

untuk semua nilai i dan j. Selanjutnya berdasarkan definisi penjumlahan dan kelipatan skalar
pada matriks kita peroleh :

[( a + b )C ]ij = ( a + b )cij
= acij + bcij
= (aC)ij + (bC)ij
= [aC + bC]ij

Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa berlaku sifat ( a + b )C = aC + bC dengan a dan b
adalah sebarang skalar bilangan real.

g) Pembuktian Operasi a(bC) = (ab)C

Kita harus menunjukan bahwa a(bC) dan (ab)C memiliki ukuran yang sama dan entri-entri
yang bersesuaian adalah setara. Maka untuk itu dimisalkan C = [ cij ] dengan a dan b
merupakan sebarang skalar bilangan real. Selanjutnya kita akan menunjukan bahwa entri-
entri yang bersesuaian dari a(bC) dan (ab)C adalah setara ; yaitu

[ a(bC) ]ij = [ (ab)C ]ij


untuk semua nilai i dan j. Selanjutnya berdasarkan definisi penjumlahan dan kelipatan skalar
pada matriks kita peroleh :
[ a(bC) ]ij = a(bC)ij
= (abC)ij
= abcij
=(ab)cij
=[ (ab)C ]ij

Dapat disimpulkan bahwa untuk setiap matriks C = [c ij ] berlaku a(bC) = (ab)C dengan a dan b
adalah sebarang skalar bilangan real.

3. Barisan dan Deret Aritmatika


a. Barisan Aritmatika
Rumus mencari suku ke-n barisan aritmatika
𝑢𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏
Keterangan:

6
a = suku awal (U1);
Un= suku ke-n; dan
b = beda atau selisih.

Pembuktiannya:

𝑢1 𝑢2 𝑢3 𝑢4 𝑢5 𝑢6
1 3 5 7 9 11

Untuk:
𝑢1 = 1
𝑢2 = 1 + 2
𝑢3 = 1 + 2 . 2
𝑢4 = 1 + 2 .3
𝑢𝑛 = 𝑢1 + 𝑏(𝑛 − 1)
𝑎𝑡𝑎𝑢
𝑢𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏

Rumus mencari beda barisan aritmatika


𝑏 = 𝑢𝑛 - 𝑢𝑛−1

b. Deret Aritmatika
Rumus mencari Sn merupakan jumlah n suku pertama barisan aritmetika.
𝑛
𝑠𝑛 = 2 [(2𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏]

Pembuktiannya :
Misalkan
1+3+5+7+9
𝑢1 𝑢2 𝑢3 𝑢4 𝑢5

𝑠5 = 1 + 3 + 5 + 7 + 9
𝑠5 = 9 + 7 + 5 + 3 + 1
+
2𝑠5 = 10 + 10 + 10 + 10 + 10
2𝑠5 = 10 𝑥 5
10 𝑥 5
𝑠5 = 2
𝑠5 = 25

𝑢1 + 𝑢2 + 𝑢3 + ⋯ + 𝑢𝑛 = 𝑠𝑛
𝑢𝑛 + 𝑢𝑛−1 + ⋯ + 𝑢2 + 𝑢1 = 𝑠𝑛
(𝑢1 + 𝑢𝑛 ) 𝑥 𝑛 = 2𝑠𝑛

7
𝑢1 + 𝑢𝑛
𝑠𝑛 = ( )𝑛
2
Atau
1
𝑠𝑛 = (𝑢 + 𝑢1 + 𝑏(𝑛 − 1)𝑛
2 1
1
= (2𝑢1 + 𝑏(𝑛 − 1)𝑛
2
𝑗𝑎𝑑𝑖
𝑏
𝑠𝑛 = [𝑢1 + , (𝑛 − 1)] 𝑛
2
Sehingga :
𝒏
𝒔𝒏 = 𝟐 [(𝟐𝒂 + (𝒏 − 𝟏)𝒃]

4. Barisan dan Deret Geometri


a. Barisan Geometri
𝑢𝑛 = 𝑎𝑟 𝑛−1

Pembuktiannya:
𝑢1 𝑢2 𝑢3 𝑢4 𝑢5
1 2 4 8 16

𝑢1 = 1
𝑢2 = 1 𝑥 2
𝑢3 = 1 𝑥 22
𝑢4 = 1 𝑥 23

Sehingga:
𝒖𝒏 = 𝒖𝟏 . 𝒓𝒏−𝟏

𝑢𝑛
=𝑟
𝑢𝑛−1
b. Deret Geometri
Rumus jumlah n suku pertama deret geometri yaitu:
𝑎(1−𝑟 𝑛 )
𝑠𝑛 = untuk r < 1
1−𝑟
𝑎(𝑟 𝑛 −1)
𝑠𝑛 = untuk r > 1
𝑟−1

Pembuktiannya:
Misalkan
1 + 2 + 4 + 8 + 16
𝑢1 𝑢2 𝑢3 𝑢4 𝑢5

8
𝑠5 = 1 + 2 + 4 + 8 + 16
1 + 2 + 4 + 8 + 16
2𝑠5 =
2 + 4 + 8 + 16 + 32
𝑠5 = 32 − 1
= 31

𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎:
𝑢1 + 𝑢1 𝑟 + 𝑢1 𝑟 2 + ⋯ + 𝑢1 𝑟 𝑛−1 = 𝑠𝑛
𝑢1 𝑟 + 𝑢1 𝑟 2 + 𝑢1 𝑟 3 + ⋯ + 𝑢1 𝑟 𝑛 = 𝑟𝑠𝑛
𝑢1 − 𝑢1 𝑟 𝑛 = 𝑠𝑛 − 𝑟𝑠𝑛
𝑢1 (1 − 𝑟 𝑛 ) = 𝑠𝑛 (1 − 𝑟)
𝑢 (1 − 𝑟 𝑛 )
𝑠𝑛 = 1 1 − 𝑟
𝑎𝑡𝑎𝑢
𝑎(1 − 𝑟 𝑛 )
𝑠𝑛 = 1 − 𝑟

5. Limit Fungsi Aljabar

Pembuktian rumus dasar limit


lim 𝑓(𝑥) = 𝐿
𝑥→𝑎
Ambil sembarang 𝜀 > 0, kemudian kita akan mencari 𝛿 > 0, sehingga∶
|𝑓(𝑥) − 𝑎| < 𝜀 apabila 0 < |𝑥 − 𝑐| < 𝛿
Ketidaksamaan sebelah kiri akan memenuhi untuk setiap nilai 𝜀 > 0 karena kita sementara
membuktikan nilai limit jika 𝑓(𝑥) = 𝑎. Berarti dapat dipilih untuk setiap 𝛿 > 0, sehingga :
|𝑓(𝑥) − 𝑎| = |𝑎 − 𝑎| = 0 < 𝜀
lim[𝑎𝑓(𝑥)] = 𝑎 lim 𝑓(𝑥) = 𝑎𝐾
𝑥→𝑐 𝑥→𝑐

Pertama kita ambil jika 𝑎 = 0, maka 𝑎𝑓(𝑥) = 0, sehingga :


lim[𝑎𝑓(𝑥)] = lim[0] = 0 = 0𝑓(𝑥)
𝑥→𝑐 𝑥→𝑐

Berarti teorema diatas benar untuk 𝑎 = 0. Kemudian kita akan membuktikan untuk 𝑎 ≠ 0,
sebagai berikut :
Ambil sembarang 𝜀 > 0, karena lim 𝑓(𝑥) = 𝐾 dan berdasarkan definisi limit berarti terdapat
𝑥→𝑐
𝛿1 > 0, sehingga :
𝜀
|𝑓(𝑥) − 𝐾| < apabila 0 < |𝑥 − 𝑐| < 𝛿1
|𝑎|

Sekarang, pilih 𝛿 = 𝛿1 dan kita akan membuktikan bahwa

9
𝜀
|𝑎𝑓(𝑥) − 𝑎𝐾| < apabila 0 < |𝑥 − 𝑐| < 𝛿
|𝑎|

Kemudian, andaikan 0 < |𝑥 − 𝑐| < 𝛿 berarti :


𝜀 𝜀
|𝑎𝑓(𝑥) − 𝑎𝐾| < = |𝑎||𝑓(𝑥) − 𝐾| < |𝑎| =𝜀
|𝑎| |𝑎|

6. Turunan
Turunan (derivative) dalam kalkulus merupakan pengukuran terhadap bagaimana suatu fungsi dapat
berubah seiring dengan perubahan nilai masukkan (input). Turunan fungsi adalah fungsi lain yang
nilainya pada sebarang bilangan x adalah
𝑓(𝑥 + ℎ) − 𝑓(𝑥)
𝑓′(𝑥) = lim
ℎ→0 ℎ

1. Buktikan bahwa turunan dari dari 𝑓(𝑥) = 𝑘 adalah 𝑓′(𝑥) = 0

𝑓(𝑥) = 𝑘 , 𝑓(𝑥 + ℎ) = 𝑘
𝑓(𝑥 + ℎ) − 𝑓(𝑥)
𝑓′(𝑥) = lim
ℎ→0 ℎ
𝑘−𝑘
= lim ( )
ℎ→0 ℎ
0
= lim
ℎ→0 ℎ

=0
2. Buktikan bahwa turunan dari dari 𝑓(𝑥) = 𝑥 adalah 𝑓′(𝑥) = 1

𝑓(𝑥) = 𝑥 , 𝑓(𝑥 + ℎ) = (𝑥 + ℎ)
𝑓(𝑥 + ℎ) − 𝑓(𝑥)
𝑓′(𝑥) = lim
ℎ→0 ℎ
𝑥+ℎ−𝑥
= lim ( )
ℎ→0 ℎ

= lim
ℎ→0 ℎ

= lim 1
ℎ→0

=1

10
3. Buktikan bahwa turunan dari 𝑓(𝑥) = 𝑥 𝑛 adalah 𝑓′(𝑥) = 𝑛𝑥 𝑛−1

Kita lihat terlebih dahulu aturan perpangkatan

(𝑎 + 𝑏)0 = 1 Segitiga pascal

(𝑎 + 𝑏)1 = (𝑎 + 𝑏)

(𝑎 + 𝑏)2 = 𝑎2 + 2𝑎𝑏 + 𝑏 2

(𝑎 + 𝑏)3 = 𝑎3 + 3𝑎2 𝑏 + 3𝑎𝑏 2 + 𝑏 2

(𝑎 + 𝑏)4 = 𝑎4 + 4𝑎3 𝑏 + 6𝑎2 𝑏 2 + 4𝑎𝑏 3 + 𝑏 4


𝑛(𝑛 − 1) 𝑛−1 2
(𝑎 + 𝑏)𝑛 = 𝑎𝑛 + 𝑛𝑎𝑛−1 𝑏 + 𝑎 𝑏 + ⋯ + 𝑛𝑎𝑏 𝑛−1 + 𝑏 𝑛
2
𝑓(𝑥) = 𝑥 𝑛 , 𝑓(𝑥 + ℎ) = (𝑥 + ℎ)𝑛
𝑓(𝑥 + ℎ) − 𝑓(𝑥)
𝑓′(𝑥) = lim
ℎ→0 ℎ
(𝑥 + ℎ)𝑛 − 𝑥 𝑛
= lim ( )
ℎ→0 ℎ

𝑛(𝑛 − 1) 𝑛−1 2
𝑥 𝑛 + 𝑛𝑥 𝑛−1 ℎ + 2 𝑥 ℎ + ⋯ + 𝑛𝑥ℎ𝑛−1 + ℎ𝑛 − 𝑥 𝑛 )
= lim ( )
ℎ→0 ℎ

𝑛(𝑛 − 1) 𝑛−1
ℎ(𝑛𝑥 𝑛−1 + 2 𝑥 ℎ+ ⋯ + 𝑛𝑥ℎ𝑛−2 + ℎ𝑛−1 )
= lim ( )
ℎ→0 ℎ

𝑛(𝑛 − 1) 𝑛−1
= lim (𝑛𝑥 𝑛−1 + 𝑥 ℎ+ ⋯ + 𝑛𝑥ℎ𝑛−2 + ℎ𝑛−1 )
ℎ→0 2
= 𝑛𝑥 𝑛−1 + 0 + ⋯ + 0 + 0
𝑓′(𝑥) = 𝑛𝑥 𝑛−1

4. Buktikan bahwa turunan dari 𝑓(𝑥) = 𝑎𝑥 𝑛 adalah 𝑓′(𝑥) = 𝑎𝑛𝑥 𝑛−1

𝑓(𝑥) = 𝑎𝑥 𝑛 , 𝑓(𝑥 + ℎ) = 𝑎(𝑥 + ℎ)𝑛


𝑓(𝑥 + ℎ) − 𝑓(𝑥)
𝑓′(𝑥) = lim
ℎ→0 ℎ
𝑎(𝑥 + ℎ)𝑛 − 𝑎𝑥 𝑛
= lim ( )
ℎ→0 ℎ
𝑛(𝑛−1) 𝑛−1 2
𝑎(𝑥 𝑛 +𝑛𝑥 𝑛−1 ℎ+ 𝑥 ℎ +⋯+𝑛𝑥ℎ 𝑛−1 +ℎ𝑛 )−𝑎𝑥 𝑛 )
2
= lim ( ℎ
)
ℎ→0

11
𝑛(𝑛 − 1) 𝑛−1 2
𝑎𝑥 𝑛 + 𝑎𝑛𝑥 𝑛−1 ℎ + 2 𝑎𝑥 ℎ + ⋯ + 𝑎𝑛𝑥ℎ𝑛−1 + 𝑎ℎ𝑛 − 𝑎𝑥 𝑛 )
= lim ( )
ℎ→0 ℎ

𝑛(𝑛 − 1) 𝑛−1
ℎ(𝑎𝑛𝑥 𝑛−1 + 2 𝑎𝑥 ℎ+ ⋯ + 𝑎𝑛𝑥ℎ𝑛−2 + 𝑎ℎ𝑛−1 )
= lim ( )
ℎ→0 ℎ

𝑛(𝑛 − 1) 𝑛−1
= lim (𝑎𝑛𝑥 𝑛−1 + 𝑎𝑥 ℎ+ ⋯ + 𝑎𝑛𝑥ℎ𝑛−2 + 𝑎ℎ𝑛−1 )
ℎ→0 2
= 𝑎𝑛𝑥 𝑛−1 + 0 + ⋯ + 0 + 0
𝑓′(𝑥) = 𝑎𝑛𝑥 𝑛−1

5. Buktikan bahwa turunan dari 𝐹(𝑥) = 𝑓(𝑥) + 𝑔(𝑥) adalah 𝐹 ′ (𝑥) = 𝑓 ′ (𝑥) + 𝑔′(𝑥)

𝐹(𝑥) = 𝑓(𝑥) + 𝑔(𝑥), 𝐹(𝑥 + ℎ) = 𝑓(𝑥 + ℎ) + 𝑔(𝑥 + ℎ)


(𝑓(𝑥 + ℎ) + 𝑔(𝑥 + ℎ)) − (𝑓(𝑥) + 𝑔(𝑥))
𝐹′(𝑥) = lim ( )
ℎ→0 ℎ

(𝑓(𝑥 + ℎ) − 𝑓(𝑥)) + (𝑔(𝑥 + ℎ) − 𝑔(𝑥))


= lim ( )
ℎ→0 ℎ

𝑓(𝑥 + ℎ) − 𝑓(𝑥) 𝑔(𝑥 + ℎ) − 𝑔(𝑥)


= lim + lim
ℎ→0 ℎ ℎ→0 ℎ
= 𝑓 ′ (𝑥) + 𝑔′(𝑥)

6. Buktikan bahwa turunan dari 𝐹(𝑥) = 𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥) adalah 𝐹 ′ (𝑥) = 𝑓 ′ (𝑥) − 𝑔′(𝑥)

𝐹(𝑥) = 𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥), 𝐹(𝑥 + ℎ) = 𝑓(𝑥 + ℎ) − 𝑔(𝑥 + ℎ)


(𝑓(𝑥 + ℎ) − 𝑔(𝑥 + ℎ)) − (𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥))
𝐹′(𝑥) = lim ( )
ℎ→0 ℎ

(𝑓(𝑥 + ℎ) − 𝑓(𝑥)) − (𝑔(𝑥 + ℎ) − 𝑔(𝑥))


= lim ( )
ℎ→0 ℎ

𝑓(𝑥 + ℎ) − 𝑓(𝑥) 𝑔(𝑥 + ℎ) − 𝑔(𝑥)


= lim − lim
ℎ→0 ℎ ℎ→0 ℎ
= 𝑓 ′ (𝑥) − 𝑔′(𝑥)

12
7. Integral Tak Tentu
Integral adalah suatu konsep matematika yang merupakan kebalikan dari turunan dan
digunakan untuk mencari luas daerah dibawah kurva.
Rumus umum atau bentuk integral tak tentu adalah :
𝑥 𝑛+1
∫ 𝑥 𝑛 𝑑𝑥 = +𝐶
𝑛+1

Pembuktian Rumus Integral :


𝑥 𝑛+1
∫ 𝑥 𝑛 𝑑𝑥 = +𝐶
𝑛+1
Integral merupakan kebalikan dari turunan, maka kita akan membuktikannya dengan rumus
turunan
𝑑𝑦
Misalkan 𝑦 = 𝑥 𝑝 maka 𝑦 ′ = 𝑝𝑥 𝑝−1 bentuk lain dari 𝑦 ′ = 𝑑𝑥
𝑑𝑦
= 𝑝𝑥 𝑝−1 kedua ruas dikalikan dengan dx
𝑑𝑥
𝑑𝑦
𝑑𝑥. 𝑑𝑥 = 𝑝𝑥 𝑝−1 . 𝑑𝑥

𝑑𝑦 = 𝑝𝑥 𝑝−1 . 𝑑𝑥 kedua ruas dibagi dengan p


𝑑𝑦 𝑝𝑥 𝑝−1
= . 𝑑𝑥
𝑝 𝑝

𝑑𝑦
= 𝑥 𝑝−1 . 𝑑𝑥
𝑝

𝑑𝑦
𝑥 𝑝−1 . 𝑑𝑥 = Kedua ruas diintegralkan
𝑝

𝑑𝑦
∫ 𝑥 𝑝−1 . 𝑑𝑥 = ∫
𝑝
1
∫ 𝑥 𝑝−1 . 𝑑𝑥 = ∫ 𝑑𝑦
𝑝
1
∫ 𝑥 𝑝−1 . 𝑑𝑥 = 𝑝 𝑦 + 𝐶 karena 𝑦 = 𝑥 𝑝 kita substitusikan
1
∫ 𝑥 𝑝−1 . 𝑑𝑥 = 𝑝 𝑥 𝑝 + 𝐶

Misalkan 𝑝 − 1 = 𝑛 maka 𝑝 = 𝑛 + 1

13
1
∫ 𝑥 𝑛 . 𝑑𝑥 = 𝑛+1 𝑥 𝑛+1 + 𝐶

8. Fungsi dan Persamaan Trigonometri


Persamaan sinus
Jika sin x = sin A ( A diketahui ), maka
a. X1= A + k. 360
b. X2 = (180 – A) + k.360
Dengan k bilangan bulat

Dirumus sin A periodenya 360? Karena pengulangan sinA setiap 360 sekali.
Kenapa rumus sin ada dua ? Perhatika grafik diatas,
Sin positif berada di kuadran I (0 – 90) dan kuadran II (90 – 180). Dari 0 – 180
berada di 1 periode.
Persamaan cosinus
Jika cos x = cos A (A diketahui), maka
a. X1 = A + k 360
b. X2 = (360 – A) + k. 360

14
Dirumus cos A kenapa periodenya 360? Karena pengulangan cos A setiap 360
sekali.
Dirumus ini kenapa rumusnya ada dua?
Perhatika grafik diatas,
Cos positif berada di kuadran I (0 – 90) dan kuadran IV (270 – 360). Antara 0, 90,
270, dan 360 in berada di 1 periode.

Persamaan tan
Jika tan x = tan A (A diketahui), maka
x = A + k. 180
x = A – k.180

Dirumus tan A ini kenapa periodenya 180? Karena jarak antara 90 dengan 270 adalah 180
derajat.
Kenapa rumusnya ada satu?
Perhatikan grafik tan diatas
Tan positif beradi di kuadran I (0 – 90) dan kuadran III (180-270). Anatara 0, 90, 180, dan 270
tidak berada di satu periode

15
9. Rumus Jumlah dan Selisih Sinus dan Cosinus

1. Pembuktian rumus sin (∝ + 𝛽)= Sin ∝ . cos 𝛽 + sin 𝛽. cos ∝

perhatikan segitga ABC berikut!si

C INGAT
𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑑𝑒𝑝𝑎𝑛 𝑥
Sin 𝑥 =
∝ 𝛽 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑚𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔

a 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑖𝑛𝑔 𝑥
b Cos 𝑥 = 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑚𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔

A B
D

Pada segitiga ADC berlaku Pada segitiga ABC berlaku

𝐴𝐷 𝐶𝐷 𝐵𝐷 𝐶𝐷
Sin ∝ = 𝐴𝐶 Cos ∝ = 𝐴𝐶 Sin 𝛽 = 𝐵𝐶 Cos 𝛽 = 𝐵𝐶

𝐴𝐷 𝐴𝐷 𝐵𝐷 𝐶𝐷
Sin ∝ = Cos ∝ = Sin 𝛽 = Cos 𝛽 =
𝑏 𝑏 𝑎 𝑎

BD = a sin 𝛽 CD = a cos 𝛽
b cos ∝= 𝐶𝐷
b Sin ∝= 𝐴𝐷

16
INGAT
Perhatikan segitiga ABC berikut
1
LABC siku-siku = 𝑎𝑙𝑎𝑠 𝑥 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
C 1 2
LABC = AC . BC sin (∝ + 𝛽)
2 1
LABC = 𝑏 𝑥 𝑐 sin ∝
1 2
∝ 𝛽 LADC = 2 AD . CD
b
a

A B
D

LABC = LADC + LBDC


1 1 1
AC . BC sin (∝ + 𝛽) = 2 AD . CD + 2 BD . CD
2
1 1 1
a . b sin (∝ + 𝛽)= 2 b Sin ∝ . a cos 𝛽 + 2 a sin 𝛽. b cos ∝
2
1 1 1 1
ab sin (∝ + 𝛽)= 2 ab Sin ∝ . cos 𝛽 + 2 ab sin 𝛽. cos ∝ (sama-sama di bagi 2 ab)
2

sin (∝ + 𝛽)= Sin ∝ . cos 𝛽 + sin 𝛽. cos ∝ (terbukti)

2. Pembuktian rumus sin (∝ - 𝛽)= Sin ∝ . cos 𝛽 + sin 𝛽. cos ∝

Karena kita sudah mempunyai rumus INGAT


sin (∝ + 𝛽)= Sin ∝ . cos 𝛽 + sin 𝛽. cos ∝ Sin (-x) = -sin x
maka,
sin (∝ +(- 𝛽))= Sin ∝ . cos (−𝛽) + sin (−𝛽). cos Cos (-x) = cos x

sin (∝ - 𝛽)= Sin ∝ . cos 𝛽 - sin 𝛽. cos ∝

17
3. Pembuktian rumus Cos (∝ − 𝛽) = Cos ∝ Cos 𝛽 + Sin ∝ Sin 𝛽

(Cos ∝, Sin ∝) P
P

1
Q(Cos 𝛽, Sin 𝛽)

∝ 𝛽 ∝
O Q’ O
P’ P
’ ’
Q

1
𝛽
O
Q’
𝑂𝑃′
Cos ∝ = 𝑂𝑄′
𝑂𝑃
Cos 𝛽 = 𝑂𝑄
𝑂𝑃′
Cos ∝ = 𝑂𝑄′
1
Cos 𝛽 = 1
Segitiga untuk aturan cosinus Cos ∝ = 𝑂𝑃′
Cos 𝛽 = 𝑂𝑄′
𝑃𝑃′
Sin ∝ = 𝑂𝑃 𝑄𝑄′
P Sin 𝛽 =
𝑃𝑃′ 𝑂𝑄
Sin ∝ = 1 𝑄𝑄′
Sin 𝛽 = 1
c b Sin ∝ = 𝑃𝑃′
Sin 𝛽 = 𝑄𝑄′

∝−𝛽
Q
a
O

Mencari jarak antara P & Q dengan cara

1. Menggunakan jarak antara titik PQ = ඥ(𝑥1 − 𝑥2)2 + (𝑦1 − 𝑦2)2

Misalkan (Cos ∝, Sin ∝) adalah (x1,y1) dan (Cos 𝛽, Sin 𝛽) adalah (x2, y2)

PQ = ඥ(Cos ∝ − Cos 𝛽)2 + (Sin ∝ − Sin 𝛽))2 ........pers (1)

18
2. Menggunakan aturan Cosinus
a2 = b2 + c2 – 2bc . cos ∝
PQ2 = OQ2 + OP2 – 2OQ.OP. Cos (∝ − 𝛽) ....... pers 2
Pers 1 disubtitusi ke pers 2
PQ2 = OQ2 + OP2 – 2OQ.OP. Cos (∝ − 𝛽) masukkan nilai PQ
2
൫ඥ(Cos ∝ − Cos 𝛽)2 + (Sin ∝ − Sin 𝛽))2 ൯ = OQ2 + OP2 – 2OQ.OP. Cos (∝ − 𝛽)

Cos2∝ −2 Cos ∝ Cos 𝛽 + Cos2 𝛽 + sin 2 ∝ - 2 Sin ∝ Sin 𝛽 + sin 2 𝛽 = 1 + 1 – 2.1.1 Cos (∝ −
𝛽)
Ingat bahwa sin 2 x + Cos2 x = 1
1 + 1 −2 Cos ∝ Cos 𝛽 − 2 Sin ∝ Sin 𝛽 = 2 – 2 Cos (∝ − 𝛽)

−2 Cos ∝ Cos 𝛽 − 2 Sin ∝ Sin 𝛽 = – 2 Cos (∝ − 𝛽) sama – sama dibagi -2


Cos ∝ Cos 𝛽 + Sin ∝ Sin 𝛽 = Cos (∝ − 𝛽) terbukti

3. Pembuktian rumus Cos (∝ + 𝛽) = Cos ∝ Cos 𝛽 - Sin ∝ Sin 𝛽


Kita punya rumus Cos (∝ − 𝛽) = Cos ∝ Cos 𝛽 + Sin ∝ Sin 𝛽
Cos (∝ − (−𝛽)) = Cos ∝ Cos (−𝛽) + Sin ∝ Sin (−𝛽)
Ingat kembali bahwa Sin (-x) = -sin x, Cos (-x) = cos x
Cos (∝ + 𝛽) = Cos ∝ Cos 𝛽 + Sin ∝ (−Sin 𝛽)
Cos (∝ + 𝛽) = Cos ∝ Cos 𝛽 - Sin ∝ Sin 𝛽 terbukti

1. Rumus jumlah Sinus


1 1
Sin A + Sin B = 2 Sin 2 (A+B) . Cos (A-B)
2

Ingat kembali pada rumus sudut rangkap yaitu:


Sin (x+y) = sin x . cos y + cos x . sin y
Sin (x-y) = sin x . cos y - cos x . sin y
--------------------------------------------------- +
Sin (x+y) + Sin (x-y) = 2 sin x . cos y
Misalkan (x+y) = A dan (x-y) = B maka

19
X +y=A
x-y=B
---------- +
2x=A+B
1
x = (A+B)
2
x+y=A
x-y=B
---------- -
2y = A-B
1
y= (A-B)
2
subtitusikan nilai x dan y ke persamaan Sin (x+y) + Sin (x-y) = 2 sin x . cos y
1 1
sin A + Sin B = 2 Sin 2 (A+B) . Cos (A-B)
2
1 1
jadi terbukti untuk sin A + Sin B = 2 Sin 2 (A+B) . Cos (A-B)
2
2. Rumus selisih sinus
1 1
Sin A - Sin B = 2 Cos 2 (A+B) . Sin 2 (A-B)
Ingat kembali pada rumus sudut rangkap yaitu:
Sin (x+y) = sin x . cos y + cos x . sin y
Sin (x-y) = sin x . cos y - cos x . sin y
--------------------------------------------------- -
Sin (x+y) - Sin (x-y) = 2 cos x . sin y
Misalkan (x+y) = A dan (x-y) = B maka
x+y=A
x-y=B
---------- +
2x=A+B
1
x = (A+B)
2

x+y=A
x-y=B
---------- -
2y = A-B
1
y= (A-B)
2
subtitusikan nilai x dan y ke persamaan Sin (x+y) - Sin (x-y) = 2 cos x . sin y
1 1
Sin A – Sin B = 2 Cos 2 (A+B) . Sin 2 (A-B) jadi terbukti
3. Rumus jumlah Cosinus
1 1
Cos A + Cos B = 2 Cos 2 (A+B) . Cos 2 (A-B)
Ingat kembali rumus sudut rangkap Cosinus yaitu:

20
Cos (x+y) = cos x . cos y – sin x . sin y
Cos (x-y) = cos x . cos y + sin x . sin y
---------------------------------------------------- +
Cos (x+y) + Cos (x-y) = 2 cos x . cos y
Misalkan (x+y)=A dan (x-y)=B maka
x+y=A
x-y=B
---------- +
2x=A+B
1
x = (A+B)
2

x+y=A
x-y=B
---------- -
2y = A-B
1
y= (A-B)
2
subtitusi x dan y ke persamaan Cos (x+y) + Cos (x-y) = 2 cos x . cos y
1 1
Cos A + Cos B = 2 Cos 2 (A+B) . Cos 2 (A-B) terbukti,
4. Rumus selisih Cosinus
1 1
Cos A - Cos B = 2 Sin 2 (A+B) . Sin 2 (A- B)
Ingat kembali rumus sudut rangkap Cosinus yaitu:
Cos (x+y) = cos x . cos y – sin x . sin y
Cos (x-y) = cos x . cos y + sin x . sin y
---------------------------------------------------- -
Cos (x+y) - Cos (x-y) = 2 sin x . sin y
Misalkan (x+y)=A dan (x-y)=B maka
x+y=A
x-y=B
---------- +
2x=A+B
1
x = (A+B)
2

x+y=A
x-y=B
---------- -
2y = A-B
1
y= (A-B)
2
subtitusi x dan y ke persamaan Cos (x+y) - Cos (x-y) = 2 sin x . sin y

21
1 1
Cos A – Cos B = 2 Sin 2 (A+B) . Sin 2 (A- B) terbukti

10. Pembuktian Rumus Persamaan Lingkaran


a) Bentuk Umum Persamaan Lingkaran
Konsep persamaan lingkaran yaitu:
a. Lingkaran yang berpusat di P(0,0)dan berjari-jari r adalah x 2 + y 2 = r 2
Bukti:
Diberikan sebuah lingkaran dengan pusat O(0,0) dan titik A(x, y) adalah
sembarang titik yang terletak pada lingkaran.
Jika titik A diproyeksikan ke sumbu-x dengan titik proyeksiA′, maka akan
terbentuk segitiga OAA′. Segitiga OAA′ siku-siku di A′ dengan
OA′ = 𝑥
AA′ = y
𝑂𝐴 = 𝑟
Dengan menggunakan teorema Phytagoras pada segitiga OAA′ akan diperoleh
persamaan (OA′ )2 + (AA′ )2 = (OA)2
x2 + y2 = r2
Karena A(x, y) sembarang titik pada lingkaran, maka persamaan diatas akan
memenuhi setiap titik pada lingkaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa persamaan
lingkaran yang berpusat di (0,0) dengan jari-jari r adalah x 2 + y 2 = r 2
b. Bentuk baku persamaan lingkaran yang berpusat di 𝑃(𝑎, 𝑏) dan berjari-jari r
adalah (x − a)2 + (y − b)2 = r 2 .
Bukti:
Diberikan sebuah lingkaran dengan pusat 𝑃(𝑎, 𝑏) dan titik 𝐴(𝑥, 𝑦) adalah
sembarang titik yang terletak pada lingkaran.
Jika titik A diproyeksikan ke garis y = b dengan titik proyeksi A′, maka akan
terbentuk segitiga PAA′. Segitiga PAA′. siku-siku di A′. dengan
PA′ = 𝑥 − 𝑎
AA′ = y − b
𝑃𝐴 = 𝑟
Dengan menggunakan teorema Phytagoras pada segitiga PAA′ akan diperoleh
persamaan (PA′ )2 + (AA′ )2 = (PA)2
( x − a)2 + (y − b)2 = r 2
Karena A(x, y) sembarang titik pada lingkaran, maka persamaan diatas akan
memenuhi setiap titik pada lingkaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa persamaan
lingkaran yang berpusat di (a, b) dengan jari-jari r adalah
( x − a)2 + (y − b)2 = r 2
c. Bentuk Umum Persamaan Lingkaran

22
𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0

A B 𝐴2 𝐵2
dengan titik pusat P(− 2 , − 2 ) dan jari-jari r = √ 2 + −𝐶
2

Bukti:
Bentuk umum diatas dapat diperoleh dengan menjabarkan bentuk baku
persamaan lingkaran.
(𝑥 − 𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2 = 𝑟 2
𝑥 2 − 2𝑎𝑥 + 𝑎2 + 𝑦 2 − 2𝑏𝑦 + 𝑏 2 = 𝑟 2
𝑥 2 + 𝑦 2 − 2𝑎𝑥 − 2𝑏𝑦 + 𝑎2 + 𝑏 2 − 𝑟 2 = 0 … (1)
Misal:
𝐴 = −2𝑎 … (2)
𝐵 = −2𝑏 … (3)
𝐶 = 𝑎2 + 𝑏 2 − 𝑟 2 … (4)
Sehingga persamaan (1) dapat ditulis menjadi
𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0
Dari pers. (2)
𝐴 = −2𝑎
𝐴
𝑎 = − … (5)
2
Dari pers. (3)
𝐵 = −2𝑏
𝐵
𝑏=− … (6)
2
𝐴 𝐵
Jadi pusat lingkaran 𝑃(𝑎, 𝑏) ⟺ 𝑃 (− 2 , − 2 )

Substitusi pers. (5) dan (6) ke pers. (4)


𝐶 = 𝑎2 + 𝑏2 − 𝑟 2

𝐴 2 𝐵 2
𝐶 = (− ) + (− ) − 𝑟 2
2 2
𝐴2 𝐵 2
𝑟2 = + −𝐶
4 4

23
Jika kedua ruas ditarik tanda akar akan diperoleh

𝐴2 𝐵 2
𝑟=√ + −𝐶
4 4

b) Persamaan Garis Singgung Lingkaran


a. Persamaan garis singgung lingkaran yang berpusat di (0,0) dan melalui titik
(𝑥1 . 𝑦1 ) adalah
(𝑥1 𝑥 + 𝑦1 𝑦 = 𝑟 2 )

Persamaan lingkaran diatas adalah


𝑥 2 + 𝑦 2 = 𝑟 2 … (1)
𝑦
Gradien dari r adalah 𝑚𝑟 = 𝑥
Karena g tegak lurus terhadap r, maka
𝑚𝑔 . 𝑚𝑟 = −1
𝑦1
𝑚𝑔 . = −1
𝑥1
𝑥1
𝑚𝑔 = −
𝑦1
𝑥
Garis singgung g melalui titik 𝑥1 . 𝑦1 dengan gradien 𝑚𝑔 = − 𝑦1, maka
1
𝑦 − 𝑦1 = 𝑚𝑔 (𝑥 − 𝑥1 )
𝑥
𝑦 − 𝑦1 = − (𝑥 − 𝑥1 )
𝑦
𝑦1 (𝑦 − 𝑦1 ) = −𝑥1 (𝑥 − 𝑥1 )
𝑦12 − 𝑦1 𝑦 = −𝑥1 𝑥 − 𝑥12
𝑥1 𝑥 + 𝑦1 𝑦 = 𝑥12 + 𝑦12 ….(2)
Karena titik 𝐴(𝑥1 , 𝑦1 ) terletak pada lingkaran, maka substitusi titik 𝐴(𝑥1 , 𝑦1 ) ke
lingkaran
𝑥 2 + 𝑦 2 = 𝑟 2 diperoleh 𝑥12 + 𝑦12 = 𝑟 2

Substitusi bentuk 𝑥12 + 𝑦12 = 𝑟 2 ke pers. (2)

𝑥1 𝑥 + 𝑦1 𝑦 = 𝑥12 + 𝑦12
𝑥1 𝑥 + 𝑦1 𝑦 = 𝑟 2
b. Persamaan garis singgung lingkaran yang berpusat di (𝑎, 𝑏) dan melalui titik
(𝑥1 . 𝑦1 ) adalah
(𝑥1 − 𝑎)(𝑥 − 𝑎) + (𝑦1 − 𝑏)(𝑦 − 𝑏) = 𝑟^2

Pers. lingkaran diatas adalah


(𝑥 − 𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2 = 𝑟 2 … (1)

24
Gradien dari r adalah
𝑦1 − 𝑏
𝑚𝑟 =
𝑥1 − 𝑎
Karena g tegak lurus terhadap r, maka
𝑚𝑔 . 𝑚𝑟 = −1
𝑦1 − 𝑏
𝑚𝑔 . = −1
𝑥1 − 𝑎
𝑥1 − 𝑎
𝑚𝑔 = −
𝑦1 − 𝑏

𝑥 −𝑎
Garis singgung g melalui titik 𝑥1 . 𝑦1 dengan gradien 𝑚𝑔 = − 𝑦1 −𝑏, maka
1
𝑦 − 𝑦1 = 𝑚𝑔 (𝑥 − 𝑥1
𝑦1 − 𝑏
𝑦 − 𝑦1 = − (𝑥 − 𝑥1 )
𝑥1 − 𝑎
⟺ (𝑦1 − 𝑏)(𝑦 − 𝑦1 ) = −(𝑥1 − 𝑎)(𝑥 − 𝑥1 )
⟺ 𝑦1 𝑦 − 𝑦12 − 𝑏𝑦 + 𝑏𝑦1 = −(𝑥1 𝑥 − 𝑥12 − 𝑎𝑥 + 𝑎𝑥1 )
⟺ 𝑥1 𝑥 − 𝑎𝑥 + 𝑎𝑥1 + 𝑦1 𝑦 − 𝑏𝑦 + 𝑏𝑦1 = 𝑥12 + 𝑦12 … (2)

Karena titik 𝐴(𝑥1 , 𝑦1 ) terletak pada lingkaran, maka substitusi titik 𝐴(𝑥1 , 𝑦1 ) ke
lingkaran
(𝑥 − 𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2 = 𝑟 2 diperoleh
(𝑥1 − 𝑎)2 + (𝑦1 − 𝑏)2 = 𝑟 2
𝑥1 − 2𝑎𝑥1 + 𝑎2 + 𝑦12 − 2𝑏𝑦1 + 𝑏 2 = 𝑟 2
2

𝑥12 + 𝑦12 = 𝑟 2 + 2𝑎𝑥1 − 𝑎2 + 2𝑏𝑦1 − 𝑏 2


Substitusi bentuk
𝑥12 + 𝑦12 = 𝑟 2 + 2𝑎𝑥1 − 𝑎2 + 2𝑏𝑦1 − 𝑏 2 ke pers. (2)
𝑥1 𝑥 − 𝑎𝑥 + 𝑎𝑥1 + 𝑦1 𝑦 − 𝑏𝑦 + 𝑏𝑦1 = 𝑥12 + 𝑦12
𝑥1 𝑥 − 𝑎𝑥 + 𝑎𝑥1 + 𝑦1 𝑦 − 𝑏𝑦 + 𝑏𝑦1 = 𝑟 2 + 2𝑎𝑥1 − 𝑎2 + 2𝑏𝑦1 − 𝑏 2
(𝑥1 𝑥 − 𝑎𝑥 − 𝑎𝑥1 + 𝑎2 ) + (𝑦1 𝑦 − 𝑏𝑦 − 𝑏𝑦1 + 𝑏 2 ) = 𝑟 2
(𝑥1 − 𝑎)(𝑥 − 𝑎) + (𝑦1 − 𝑏)(𝑦 − 𝑏) = 𝑟 2

c. Persamaan garis singgung lingkaran yang berpusat di (0,0) dan bergradien m


adalah
𝑦 = 𝑚𝑥 ± 𝑟ඥ1 + 𝑚2
Bukti:
Persamaan lingkaran diatas adalah
𝑥 2 + 𝑦 2 = 𝑟 2 … (1)

Misal pers. garis singgung


𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑛 … (2)

25
Dari pers. (1) dan (2)
𝑥2 + 𝑦2 = 𝑟2
𝑥 2 + (𝑚𝑥 + 𝑛)2 = 𝑟 2
𝑥 2 + 𝑚2 𝑥 2 + 2𝑚𝑛𝑥 + 𝑛2 − 𝑟 2 = 0
(1 + 𝑚2 )𝑥 2 + 2𝑚𝑛𝑥 + 𝑛2 − 𝑟 2 = 0
𝑎 = 𝑚2 + 1, 𝑏 = 2𝑚𝑛, 𝑐 = 𝑛2 − 𝑟 2
Karena garis singgung menyinggung lingkaran, maka secara aljabar berlaku
𝐷=0
2
𝑏 − 4𝑎𝑐 = 0
𝑏 2 = 4𝑎𝑐
(2𝑚𝑛)2 = 4(1 + 𝑚2 )(𝑛2 − 𝑟 2 )
4𝑚2 𝑛2 = 4(𝑛2 − 𝑟 2 + 𝑚2 𝑛2 − 𝑚2 𝑟 2 )
𝑚 2 𝑛2 = 𝑛2 − 𝑟 2 + 𝑚 2 𝑛2 − 𝑚 2 𝑟 2
𝑛2 = 𝑟 2 + 𝑚 2 𝑟 2
𝑛2 = 𝑟 2 (1 + 𝑚2 )
𝑛 = ± 𝑟ඥ1 + 𝑚2
Substitusi n ke pers. (2) diperoleh
𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑛
𝑦 = 𝑚𝑥 ± 𝑟ඥ1 + 𝑚2

d. Persamaan garis singgung lingkaran yang berpusat di (𝑎, 𝑏) dan bergradien m


adalah
𝑦 − 𝑏 = 𝑚(𝑥 − 𝑎) ± 𝑟ඥ1 + 𝑚2
Bukti:
Misalkan persamaaan garis singgungnya
𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑛
Substitusi persamaan garis ke lingkaran
( x − a)2 + (y − b)2 = r 2

( x − a)2 + (y − b)2 = r 2
(𝒙 − 𝑎)2 + (𝑚𝑥 + 𝑛 − 𝑏)2 = 𝑟 2
𝑥 2 − 2𝑎𝑥 + 𝑎2 + 𝑚2 𝑛2 + 2𝑚(𝑛 − 𝑏)𝑥 + (𝑛 − 𝑏)2 − 𝑟 2 = 0
(𝑚2 + 1)𝑥 2 + [2𝑚(𝑛 − 𝑏) − 2𝑎]𝑥 + (𝑛 − 𝑏)2 + 𝑎2 − 𝑟 2 = 0
𝑎 = 𝑚2 + 1, 𝑏 = [2𝑚(𝑛 − 𝑏) − 2𝑎], 𝑐 = (𝑛 − 𝑏)2 + 𝑎2 − 𝑟 2
Syarat garis menyinggung lingkaran 𝐷 = 0
𝐷=0
𝑏 2 − 4𝑎𝑐 = 0

26
𝑏 = [2𝑚(𝑛 − 𝑏) − 2𝑎]2 − 4. (𝑚2 + 1). (( (𝑛 − 𝑏)2 + 𝑎2 − 𝑟 2 = 0
(𝑏 − 𝑎𝑚 − 𝑛)2 = 𝑟 2 (1 + 𝑚2 )

𝑏 − 𝑎𝑚 − 𝑛 = ±𝑟ඥ𝑟 2 (1 + 𝑚2 )

𝑏 − 𝑎𝑚 − 𝑛 = ±𝑟ඥ1 + 𝑚2

𝑛 = 𝑏 − 𝑎𝑚 ± 𝑟ඥ1 + 𝑚2

Substitusi nilai 𝑛 = 𝑏 − 𝑎𝑚 ± 𝑟√1 + 𝑚2 ke garis


𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑛

𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑏 − 𝑎𝑚 ± 𝑟ඥ1 + 𝑚2

𝑦 − 𝑏 = 𝑚(𝑥 − 𝑎) ± 𝑟ඥ1 + 𝑚2
Jadi terbukti bahwa persamaan garis singgungnya adalah
𝑦 − 𝑏 = 𝑚(𝑥 − 𝑎) ± 𝑟ඥ1 + 𝑚2

11. Polinomial
a) Pembuktian rumus jumlah dan hasil kali akar-akar
𝑏
𝑥1 + 𝑥2 = −
𝑎
𝑐
𝑥1 . 𝑥2 =
𝑎
x1 dan x2 → solusi dari suatu persamaan
(𝑥 − 𝑥1 )(𝑥 − 𝑥2 ) = 0 𝑥 − 𝑥1 = 0 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 − 𝑥2 = 0
𝑥 2 − 𝑥2 𝑥 − 𝑥1 𝑥 + 𝑥1 𝑥2 = 0
𝑥 2 − (𝑥1 + 𝑥2 )𝑥 + 𝑥1 𝑥2 = 0 …. (1)
sedangkan bentuk persamaan umum kuadrat adalah 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 = 0
kemudian, kita bagi persamaan umum tersebut dengan 𝑎 :
𝑎𝑥 2 𝑏𝑥 𝑐
+ + =0
𝑎 𝑎 𝑎
𝑏 𝑐
𝑎𝑥 2 + 𝑥+ = 0 …(2)
𝑎 𝑎

Berdasarkan pers (1) dan pers (2) dapat disimpulkan :

27
𝑏
= −(𝑥1 + 𝑥2 )
𝑎
𝑏
− = 𝑥1 + 𝑥2 (𝑇𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘𝑡𝑖)
𝑎
𝑐
= 𝑥1 . 𝑥2 (𝑇𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘𝑡𝑖)
𝑎

b) Pembuktian rumus pembagian polinomial

𝑓(𝑥) = 𝑝(𝑥). ℎ(𝑥) + 𝑠(𝑥)

Rumus diatas dapat dibuktikan semisal kita mengambil contoh pembagian polinomial yakni,
2𝑥 3 + 7𝑥 2 − 5𝑥 + 1 𝑑𝑖𝑏𝑎𝑔𝑖 𝑥 + 3 sebagai berikut :

2𝑥 3 + 7𝑥 2 − 5𝑥 + 1 = (𝑥 + 3)(2𝑥 2 + 𝑥 − 8) + 25

Yang dibagi Pembagi Hasil bagi Sisa

Secara umum dapat ditulis :


𝑓(𝑥) = 𝑝(𝑥). ℎ(𝑥) + 𝑠(𝑥)

𝑓(𝑥) = 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑎𝑔𝑖 ℎ(𝑥) = ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑏𝑎𝑔𝑖


𝑝(𝑥) = 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑔𝑖 𝑠(𝑥) = 𝑠𝑖𝑠𝑎

28

Anda mungkin juga menyukai