HAMZANWADI
Pembuktian Rumus
Kelas XI SMA/MA – Mata Pelajaran Matematika Wajib dan Peminatan
By : Kelompok 04 Muh. Ali Syauqi, Nani Rosida, Mega Yuliani, Siti Nurhidayati, Raudatul Saadah, Sri Hartanti
PEMBUKTIAN RUMUS MATEMATIKA
KELAS XI SMA/MA
MATA PELAJARAN MATEMATIKA WAJIB DAN PEMINATAN
Oleh :
Kelompok 4
Muh. Ali Syauqi (180105011)
Nani Rosida (180105027)
Mega Yuliani (180105010)
Raudatul Saadah (180105016)
Siti Nurhidayati (180105024)
Sri Hartanti (180105036)
1
1. Pembuktian Induksi Matematika
a. n = 1
cara pembuktiannya:
Misalkan :
1
1 + 2 + 3 + ⋯ + 𝑛 = 𝑛 (𝑛 + 1)
2
𝑙𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎ℎ 1
Untuk 𝑛 = 1 maka:
1
1= 𝑛 (𝑛 + 1)
2
1
1 = (1)(1 + 1)
2
1=1
Bentuk untuk 𝑛 = 1 rumus tersebut benar
b. n = k (dianggap benar)
cara pembuktiannya:
Langkah 2
Misal rumus benar untuk = 𝑘 , maka:
1
1 + 2 + 3 + ⋯ + 𝑘 = 2 k(k+1)
c. n = k + 1 (akan dibuktikan benar)
langkah 3
akan dibuktikan bahwa rumus benar untuk n = k+1. Sehingga:
1
1 + 2 + 3 + ⋯ + 𝑘 + (𝑘 + 1) = (𝑘 + 1)((𝑘 + 1) + 1)
2
𝑝𝑒𝑚𝑏𝑢𝑘𝑡𝑖𝑎𝑛𝑛𝑦𝑎:
1
1 + 2 + 3 + ⋯ + 𝑘 + (𝑘 + 1) = 𝑘(𝑘 + 1) + (𝑘 + 1)
2
(Dalam langkah 2, kedua ruas ditambah k + 1)
Sehingga:
1 1
= 𝑘(𝑘 + 1) + [2(𝑘 + 1)] . (𝑘 + 1)
2 2
1
𝑑𝑖𝑚𝑜𝑑𝑖𝑓𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 𝑚𝑒𝑛𝑦𝑒𝑟𝑢𝑝𝑎𝑖 𝑘(𝑘 + 1)
2
1
= [𝑘(𝑘 + 1) + 2(𝑘 + 1)
2
(𝑝𝑒𝑛𝑦𝑒𝑑𝑒𝑟ℎ𝑎𝑛𝑎𝑎𝑛)
1
= (𝑘 2 + 𝑘 + 2𝑘 + 2)
2
1
= (𝑘 2 + 3𝑘 + 2)
2
2
1
1 + 2 + 3 + ⋯ + 𝑘 + (𝑘 + 1) = (𝑘 + 1)(𝑘 + 2)
2
(𝑡𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘𝑡𝑖)
2. Matriks
a) Pembuktian Operasi A + B = B + A
Kita harus menunjukkan bahwa A + B dan B + A memiliki ukuran sama dan entri-entri yang
bersesuaian adalah setara. Untuk membuktikan A + B maka matriks A dan B harus memiliki
ukuran yang sama misalkan mxn. Sama halnya untuk B + A merupakan matriks mxn dan
sebagai konsekuensinya A + B dan B + A memiliki ukuran yang sama.
Misalkan A =[aij] dan B = [bij]. Entri-entrinya merupakan bilangan real. Kita akan
menunjukkan bahwa entri-entri yang bersesuaian dari A + B dan B + A adalah setara; yaitu
[A + B]ij = [B + A]ij , untuk setiap i dan j
Karena entri-entrinya merupakan bilangan real maka berlaku sifat komutatif sehingga
[A + B]ij = bij + aij = [B]ij + [A]ij = [B + A]ij
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk setiap matriks Amxn dan Bmxn berlaku
operasi A + B = B + A
b) Pembuktian Operasi A + (B + C) = (A + B) + C
Kita harus menunjukkan bahwa A + (B + C) dan (A + B) + C memiliki ukuran yang sama dan
entri-entri yang bersesuaian adalah setara. Untuk membuktikan A + (B + C) maka matriks A,
B, dan C harus memiliki ukuran yang sama misalkan mxn. Sama halnya untuk (A + B) + C
merupakan matriks mxn dan sebagai konsekuensinya A + (B + C) dan (A + B) + C memiliki
ukuran yang sama.
Misalkan A =[aij], B = [bij], dan C= [cij]. Entri-entrinya merupakan bilangan real. Kita akan
menunjukkan bahwa entri-entri yang bersesuaian dari A + (B + C) dan (A + B) + C adalah
setara; yaitu
[A + (B + C)]ij = [(A +B) + C]ij , untuk setiap i dan j.
Berdasarkan definisi penjumlahan kita memperoleh
[A + (B + C)]ij = [A]ij + ([B]ij + [C]ij)
= aij + (bij + cij)
= aij + bij + cij
3
Karena entri-entrinya merupakan bilangan real maka berlaku sifat asosiatif sehingga
[A + (B + C)]ij = (aij + bij) + cij = ([A]ij + [B]ij) + [C]ij = [(A + B) + C]ij
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk setiap Amxn, Bmxn, dan Cmxn
berlaku A + (B + C) = (A + B) + C
Meskipun operasi perkalian matriks didefinisikan untuk sepasang matriks namun penyisipan
tanda kurung tidak begitu dihiraukankan karena tidak berpengaruh pada hasil akhir.
Berapapun jumlah hasikali dari matriks-matriks, sepasang tanda kurung dapatdisispkan atau
dihilangkan di mana saja di dalam pernyataan tanpa mempengaruhi hasil akhir.
d) Pembuktian Operasi (B + C) A = BA + CA
Kita harus menunjukan bahwa ( B + C ) A dan BA + CA memiliki ukuran yang sama dan entri-
entri yang bersesuaian adalah setara. Untuk membuktikan ( B + C ) A, matriks-matriks B dan
C harus memiliki ukuran yang sama, misalnya mxn, dan matriks A harus memiliki n baris
sehingga ukurannya harus dalam bentuk nxr. Dengan demikian ( B + C ) A adalah
matriks mxr. Maka BA + CA juga merupakan matriks mx r dan seagai konsekuensinya, ( B + C
) A dan BA + CA memiliki ukuran yang sama.
Misalkan A = [aij], B = [bij], C = [cij], kita akan menunjukan bahwa entri-entri yang bersesuaian
dari (B + C ) A dan BA + CA adalah setara ; yaitu,
4
untuk semua nilai i dan j. Selanjutnya berdasarkan definisi penjumlahan dan perkalian
matriks kita memperoleh :
[( B+C )A]ij= (bi1 + ci1) a1j + (bi2 + ci2) a2j +. . .+ (bin + cin) anj
= (bi1 a1j + bi2 a2j + . . .+ bin anj) + (ci1a1j + ci2 a2j + ...+ cin anj )
=[BA]ij + [CA]ij
= [ BA + CA ]ij
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk setiap matriks Anxr, matriks Bmxn dan
matriks Cmxn berlaku (B + C) A = BA + CA
Kita harus menunjukkan bahwa a(B+C) dan aB + aC memiliki ukuran yang sama dan entri-
entri yang bersesuaian adalah setara. Untuk membuktikan a(B+C), matriks B dan C harus
memiliki ukuran yang sama, misalnya mxn dan a adalah sebarang skalar. Dengan demikian
a(B+C) adalah matriks mxn. Maka aB + aC juga merupakan matriks mxn, dan sebagai
konsekuensinya a(B+C) dan aB+aC memiliki ukuran yang sama.
Misalkan B= [bij] dan C= [cij] dan entri-entri nya merupakan bilangan real. Kita ingin
menunjukkan bahwa entri-entri yang bersesuaian adalah setara; yaitu
Karena entri-entrinya merupakan bilangan real maka dapat berlaku sifat distributif, sehingga
[a(B + C)]ij = a(bij+cij) =abij + acij= a[B]ij + a[C]ij = [aB + aC]ij
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk setiap matriks Bmxn dan Cmxn dengan a
adalah sebarang skalar, berlaku a(B+C) = aB + aC.
f) Pembuktian Operasi ( a + b )C = aC + bC
Kita harus menunjukan bahwa ( a + b )C dan aC + bC memiliki ukuran yang sama dan entri-
entri yang bersesuaian adalah setara.maka untuk itu dimisalkan C = [ cij ] dengan a dan b
merupakan sebarang skalar bilangan real. Selanjutnya kita akan menunjukan bahwa entri-
entri yang bersesuaian dari ( a + b )C dan aC + bC adalah setara ; yaitu
5
[( a + b )C ]ij = [ aC + bC ]ij
untuk semua nilai i dan j. Selanjutnya berdasarkan definisi penjumlahan dan kelipatan skalar
pada matriks kita peroleh :
[( a + b )C ]ij = ( a + b )cij
= acij + bcij
= (aC)ij + (bC)ij
= [aC + bC]ij
Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa berlaku sifat ( a + b )C = aC + bC dengan a dan b
adalah sebarang skalar bilangan real.
Kita harus menunjukan bahwa a(bC) dan (ab)C memiliki ukuran yang sama dan entri-entri
yang bersesuaian adalah setara. Maka untuk itu dimisalkan C = [ cij ] dengan a dan b
merupakan sebarang skalar bilangan real. Selanjutnya kita akan menunjukan bahwa entri-
entri yang bersesuaian dari a(bC) dan (ab)C adalah setara ; yaitu
Dapat disimpulkan bahwa untuk setiap matriks C = [c ij ] berlaku a(bC) = (ab)C dengan a dan b
adalah sebarang skalar bilangan real.
6
a = suku awal (U1);
Un= suku ke-n; dan
b = beda atau selisih.
Pembuktiannya:
𝑢1 𝑢2 𝑢3 𝑢4 𝑢5 𝑢6
1 3 5 7 9 11
Untuk:
𝑢1 = 1
𝑢2 = 1 + 2
𝑢3 = 1 + 2 . 2
𝑢4 = 1 + 2 .3
𝑢𝑛 = 𝑢1 + 𝑏(𝑛 − 1)
𝑎𝑡𝑎𝑢
𝑢𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏
b. Deret Aritmatika
Rumus mencari Sn merupakan jumlah n suku pertama barisan aritmetika.
𝑛
𝑠𝑛 = 2 [(2𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏]
Pembuktiannya :
Misalkan
1+3+5+7+9
𝑢1 𝑢2 𝑢3 𝑢4 𝑢5
𝑠5 = 1 + 3 + 5 + 7 + 9
𝑠5 = 9 + 7 + 5 + 3 + 1
+
2𝑠5 = 10 + 10 + 10 + 10 + 10
2𝑠5 = 10 𝑥 5
10 𝑥 5
𝑠5 = 2
𝑠5 = 25
𝑢1 + 𝑢2 + 𝑢3 + ⋯ + 𝑢𝑛 = 𝑠𝑛
𝑢𝑛 + 𝑢𝑛−1 + ⋯ + 𝑢2 + 𝑢1 = 𝑠𝑛
(𝑢1 + 𝑢𝑛 ) 𝑥 𝑛 = 2𝑠𝑛
7
𝑢1 + 𝑢𝑛
𝑠𝑛 = ( )𝑛
2
Atau
1
𝑠𝑛 = (𝑢 + 𝑢1 + 𝑏(𝑛 − 1)𝑛
2 1
1
= (2𝑢1 + 𝑏(𝑛 − 1)𝑛
2
𝑗𝑎𝑑𝑖
𝑏
𝑠𝑛 = [𝑢1 + , (𝑛 − 1)] 𝑛
2
Sehingga :
𝒏
𝒔𝒏 = 𝟐 [(𝟐𝒂 + (𝒏 − 𝟏)𝒃]
Pembuktiannya:
𝑢1 𝑢2 𝑢3 𝑢4 𝑢5
1 2 4 8 16
𝑢1 = 1
𝑢2 = 1 𝑥 2
𝑢3 = 1 𝑥 22
𝑢4 = 1 𝑥 23
Sehingga:
𝒖𝒏 = 𝒖𝟏 . 𝒓𝒏−𝟏
𝑢𝑛
=𝑟
𝑢𝑛−1
b. Deret Geometri
Rumus jumlah n suku pertama deret geometri yaitu:
𝑎(1−𝑟 𝑛 )
𝑠𝑛 = untuk r < 1
1−𝑟
𝑎(𝑟 𝑛 −1)
𝑠𝑛 = untuk r > 1
𝑟−1
Pembuktiannya:
Misalkan
1 + 2 + 4 + 8 + 16
𝑢1 𝑢2 𝑢3 𝑢4 𝑢5
8
𝑠5 = 1 + 2 + 4 + 8 + 16
1 + 2 + 4 + 8 + 16
2𝑠5 =
2 + 4 + 8 + 16 + 32
𝑠5 = 32 − 1
= 31
𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎:
𝑢1 + 𝑢1 𝑟 + 𝑢1 𝑟 2 + ⋯ + 𝑢1 𝑟 𝑛−1 = 𝑠𝑛
𝑢1 𝑟 + 𝑢1 𝑟 2 + 𝑢1 𝑟 3 + ⋯ + 𝑢1 𝑟 𝑛 = 𝑟𝑠𝑛
𝑢1 − 𝑢1 𝑟 𝑛 = 𝑠𝑛 − 𝑟𝑠𝑛
𝑢1 (1 − 𝑟 𝑛 ) = 𝑠𝑛 (1 − 𝑟)
𝑢 (1 − 𝑟 𝑛 )
𝑠𝑛 = 1 1 − 𝑟
𝑎𝑡𝑎𝑢
𝑎(1 − 𝑟 𝑛 )
𝑠𝑛 = 1 − 𝑟
Berarti teorema diatas benar untuk 𝑎 = 0. Kemudian kita akan membuktikan untuk 𝑎 ≠ 0,
sebagai berikut :
Ambil sembarang 𝜀 > 0, karena lim 𝑓(𝑥) = 𝐾 dan berdasarkan definisi limit berarti terdapat
𝑥→𝑐
𝛿1 > 0, sehingga :
𝜀
|𝑓(𝑥) − 𝐾| < apabila 0 < |𝑥 − 𝑐| < 𝛿1
|𝑎|
9
𝜀
|𝑎𝑓(𝑥) − 𝑎𝐾| < apabila 0 < |𝑥 − 𝑐| < 𝛿
|𝑎|
6. Turunan
Turunan (derivative) dalam kalkulus merupakan pengukuran terhadap bagaimana suatu fungsi dapat
berubah seiring dengan perubahan nilai masukkan (input). Turunan fungsi adalah fungsi lain yang
nilainya pada sebarang bilangan x adalah
𝑓(𝑥 + ℎ) − 𝑓(𝑥)
𝑓′(𝑥) = lim
ℎ→0 ℎ
𝑓(𝑥) = 𝑘 , 𝑓(𝑥 + ℎ) = 𝑘
𝑓(𝑥 + ℎ) − 𝑓(𝑥)
𝑓′(𝑥) = lim
ℎ→0 ℎ
𝑘−𝑘
= lim ( )
ℎ→0 ℎ
0
= lim
ℎ→0 ℎ
=0
2. Buktikan bahwa turunan dari dari 𝑓(𝑥) = 𝑥 adalah 𝑓′(𝑥) = 1
𝑓(𝑥) = 𝑥 , 𝑓(𝑥 + ℎ) = (𝑥 + ℎ)
𝑓(𝑥 + ℎ) − 𝑓(𝑥)
𝑓′(𝑥) = lim
ℎ→0 ℎ
𝑥+ℎ−𝑥
= lim ( )
ℎ→0 ℎ
ℎ
= lim
ℎ→0 ℎ
= lim 1
ℎ→0
=1
10
3. Buktikan bahwa turunan dari 𝑓(𝑥) = 𝑥 𝑛 adalah 𝑓′(𝑥) = 𝑛𝑥 𝑛−1
(𝑎 + 𝑏)1 = (𝑎 + 𝑏)
(𝑎 + 𝑏)2 = 𝑎2 + 2𝑎𝑏 + 𝑏 2
𝑛(𝑛 − 1) 𝑛−1 2
𝑥 𝑛 + 𝑛𝑥 𝑛−1 ℎ + 2 𝑥 ℎ + ⋯ + 𝑛𝑥ℎ𝑛−1 + ℎ𝑛 − 𝑥 𝑛 )
= lim ( )
ℎ→0 ℎ
𝑛(𝑛 − 1) 𝑛−1
ℎ(𝑛𝑥 𝑛−1 + 2 𝑥 ℎ+ ⋯ + 𝑛𝑥ℎ𝑛−2 + ℎ𝑛−1 )
= lim ( )
ℎ→0 ℎ
𝑛(𝑛 − 1) 𝑛−1
= lim (𝑛𝑥 𝑛−1 + 𝑥 ℎ+ ⋯ + 𝑛𝑥ℎ𝑛−2 + ℎ𝑛−1 )
ℎ→0 2
= 𝑛𝑥 𝑛−1 + 0 + ⋯ + 0 + 0
𝑓′(𝑥) = 𝑛𝑥 𝑛−1
11
𝑛(𝑛 − 1) 𝑛−1 2
𝑎𝑥 𝑛 + 𝑎𝑛𝑥 𝑛−1 ℎ + 2 𝑎𝑥 ℎ + ⋯ + 𝑎𝑛𝑥ℎ𝑛−1 + 𝑎ℎ𝑛 − 𝑎𝑥 𝑛 )
= lim ( )
ℎ→0 ℎ
𝑛(𝑛 − 1) 𝑛−1
ℎ(𝑎𝑛𝑥 𝑛−1 + 2 𝑎𝑥 ℎ+ ⋯ + 𝑎𝑛𝑥ℎ𝑛−2 + 𝑎ℎ𝑛−1 )
= lim ( )
ℎ→0 ℎ
𝑛(𝑛 − 1) 𝑛−1
= lim (𝑎𝑛𝑥 𝑛−1 + 𝑎𝑥 ℎ+ ⋯ + 𝑎𝑛𝑥ℎ𝑛−2 + 𝑎ℎ𝑛−1 )
ℎ→0 2
= 𝑎𝑛𝑥 𝑛−1 + 0 + ⋯ + 0 + 0
𝑓′(𝑥) = 𝑎𝑛𝑥 𝑛−1
5. Buktikan bahwa turunan dari 𝐹(𝑥) = 𝑓(𝑥) + 𝑔(𝑥) adalah 𝐹 ′ (𝑥) = 𝑓 ′ (𝑥) + 𝑔′(𝑥)
6. Buktikan bahwa turunan dari 𝐹(𝑥) = 𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥) adalah 𝐹 ′ (𝑥) = 𝑓 ′ (𝑥) − 𝑔′(𝑥)
12
7. Integral Tak Tentu
Integral adalah suatu konsep matematika yang merupakan kebalikan dari turunan dan
digunakan untuk mencari luas daerah dibawah kurva.
Rumus umum atau bentuk integral tak tentu adalah :
𝑥 𝑛+1
∫ 𝑥 𝑛 𝑑𝑥 = +𝐶
𝑛+1
𝑑𝑦
= 𝑥 𝑝−1 . 𝑑𝑥
𝑝
𝑑𝑦
𝑥 𝑝−1 . 𝑑𝑥 = Kedua ruas diintegralkan
𝑝
𝑑𝑦
∫ 𝑥 𝑝−1 . 𝑑𝑥 = ∫
𝑝
1
∫ 𝑥 𝑝−1 . 𝑑𝑥 = ∫ 𝑑𝑦
𝑝
1
∫ 𝑥 𝑝−1 . 𝑑𝑥 = 𝑝 𝑦 + 𝐶 karena 𝑦 = 𝑥 𝑝 kita substitusikan
1
∫ 𝑥 𝑝−1 . 𝑑𝑥 = 𝑝 𝑥 𝑝 + 𝐶
Misalkan 𝑝 − 1 = 𝑛 maka 𝑝 = 𝑛 + 1
13
1
∫ 𝑥 𝑛 . 𝑑𝑥 = 𝑛+1 𝑥 𝑛+1 + 𝐶
Dirumus sin A periodenya 360? Karena pengulangan sinA setiap 360 sekali.
Kenapa rumus sin ada dua ? Perhatika grafik diatas,
Sin positif berada di kuadran I (0 – 90) dan kuadran II (90 – 180). Dari 0 – 180
berada di 1 periode.
Persamaan cosinus
Jika cos x = cos A (A diketahui), maka
a. X1 = A + k 360
b. X2 = (360 – A) + k. 360
14
Dirumus cos A kenapa periodenya 360? Karena pengulangan cos A setiap 360
sekali.
Dirumus ini kenapa rumusnya ada dua?
Perhatika grafik diatas,
Cos positif berada di kuadran I (0 – 90) dan kuadran IV (270 – 360). Antara 0, 90,
270, dan 360 in berada di 1 periode.
Persamaan tan
Jika tan x = tan A (A diketahui), maka
x = A + k. 180
x = A – k.180
Dirumus tan A ini kenapa periodenya 180? Karena jarak antara 90 dengan 270 adalah 180
derajat.
Kenapa rumusnya ada satu?
Perhatikan grafik tan diatas
Tan positif beradi di kuadran I (0 – 90) dan kuadran III (180-270). Anatara 0, 90, 180, dan 270
tidak berada di satu periode
15
9. Rumus Jumlah dan Selisih Sinus dan Cosinus
C INGAT
𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑑𝑒𝑝𝑎𝑛 𝑥
Sin 𝑥 =
∝ 𝛽 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑚𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔
a 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑖𝑛𝑔 𝑥
b Cos 𝑥 = 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑚𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔
A B
D
𝐴𝐷 𝐶𝐷 𝐵𝐷 𝐶𝐷
Sin ∝ = 𝐴𝐶 Cos ∝ = 𝐴𝐶 Sin 𝛽 = 𝐵𝐶 Cos 𝛽 = 𝐵𝐶
𝐴𝐷 𝐴𝐷 𝐵𝐷 𝐶𝐷
Sin ∝ = Cos ∝ = Sin 𝛽 = Cos 𝛽 =
𝑏 𝑏 𝑎 𝑎
BD = a sin 𝛽 CD = a cos 𝛽
b cos ∝= 𝐶𝐷
b Sin ∝= 𝐴𝐷
16
INGAT
Perhatikan segitiga ABC berikut
1
LABC siku-siku = 𝑎𝑙𝑎𝑠 𝑥 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
C 1 2
LABC = AC . BC sin (∝ + 𝛽)
2 1
LABC = 𝑏 𝑥 𝑐 sin ∝
1 2
∝ 𝛽 LADC = 2 AD . CD
b
a
A B
D
17
3. Pembuktian rumus Cos (∝ − 𝛽) = Cos ∝ Cos 𝛽 + Sin ∝ Sin 𝛽
(Cos ∝, Sin ∝) P
P
1
Q(Cos 𝛽, Sin 𝛽)
∝ 𝛽 ∝
O Q’ O
P’ P
’ ’
Q
1
𝛽
O
Q’
𝑂𝑃′
Cos ∝ = 𝑂𝑄′
𝑂𝑃
Cos 𝛽 = 𝑂𝑄
𝑂𝑃′
Cos ∝ = 𝑂𝑄′
1
Cos 𝛽 = 1
Segitiga untuk aturan cosinus Cos ∝ = 𝑂𝑃′
Cos 𝛽 = 𝑂𝑄′
𝑃𝑃′
Sin ∝ = 𝑂𝑃 𝑄𝑄′
P Sin 𝛽 =
𝑃𝑃′ 𝑂𝑄
Sin ∝ = 1 𝑄𝑄′
Sin 𝛽 = 1
c b Sin ∝ = 𝑃𝑃′
Sin 𝛽 = 𝑄𝑄′
∝−𝛽
Q
a
O
Misalkan (Cos ∝, Sin ∝) adalah (x1,y1) dan (Cos 𝛽, Sin 𝛽) adalah (x2, y2)
18
2. Menggunakan aturan Cosinus
a2 = b2 + c2 – 2bc . cos ∝
PQ2 = OQ2 + OP2 – 2OQ.OP. Cos (∝ − 𝛽) ....... pers 2
Pers 1 disubtitusi ke pers 2
PQ2 = OQ2 + OP2 – 2OQ.OP. Cos (∝ − 𝛽) masukkan nilai PQ
2
൫ඥ(Cos ∝ − Cos 𝛽)2 + (Sin ∝ − Sin 𝛽))2 ൯ = OQ2 + OP2 – 2OQ.OP. Cos (∝ − 𝛽)
Cos2∝ −2 Cos ∝ Cos 𝛽 + Cos2 𝛽 + sin 2 ∝ - 2 Sin ∝ Sin 𝛽 + sin 2 𝛽 = 1 + 1 – 2.1.1 Cos (∝ −
𝛽)
Ingat bahwa sin 2 x + Cos2 x = 1
1 + 1 −2 Cos ∝ Cos 𝛽 − 2 Sin ∝ Sin 𝛽 = 2 – 2 Cos (∝ − 𝛽)
19
X +y=A
x-y=B
---------- +
2x=A+B
1
x = (A+B)
2
x+y=A
x-y=B
---------- -
2y = A-B
1
y= (A-B)
2
subtitusikan nilai x dan y ke persamaan Sin (x+y) + Sin (x-y) = 2 sin x . cos y
1 1
sin A + Sin B = 2 Sin 2 (A+B) . Cos (A-B)
2
1 1
jadi terbukti untuk sin A + Sin B = 2 Sin 2 (A+B) . Cos (A-B)
2
2. Rumus selisih sinus
1 1
Sin A - Sin B = 2 Cos 2 (A+B) . Sin 2 (A-B)
Ingat kembali pada rumus sudut rangkap yaitu:
Sin (x+y) = sin x . cos y + cos x . sin y
Sin (x-y) = sin x . cos y - cos x . sin y
--------------------------------------------------- -
Sin (x+y) - Sin (x-y) = 2 cos x . sin y
Misalkan (x+y) = A dan (x-y) = B maka
x+y=A
x-y=B
---------- +
2x=A+B
1
x = (A+B)
2
x+y=A
x-y=B
---------- -
2y = A-B
1
y= (A-B)
2
subtitusikan nilai x dan y ke persamaan Sin (x+y) - Sin (x-y) = 2 cos x . sin y
1 1
Sin A – Sin B = 2 Cos 2 (A+B) . Sin 2 (A-B) jadi terbukti
3. Rumus jumlah Cosinus
1 1
Cos A + Cos B = 2 Cos 2 (A+B) . Cos 2 (A-B)
Ingat kembali rumus sudut rangkap Cosinus yaitu:
20
Cos (x+y) = cos x . cos y – sin x . sin y
Cos (x-y) = cos x . cos y + sin x . sin y
---------------------------------------------------- +
Cos (x+y) + Cos (x-y) = 2 cos x . cos y
Misalkan (x+y)=A dan (x-y)=B maka
x+y=A
x-y=B
---------- +
2x=A+B
1
x = (A+B)
2
x+y=A
x-y=B
---------- -
2y = A-B
1
y= (A-B)
2
subtitusi x dan y ke persamaan Cos (x+y) + Cos (x-y) = 2 cos x . cos y
1 1
Cos A + Cos B = 2 Cos 2 (A+B) . Cos 2 (A-B) terbukti,
4. Rumus selisih Cosinus
1 1
Cos A - Cos B = 2 Sin 2 (A+B) . Sin 2 (A- B)
Ingat kembali rumus sudut rangkap Cosinus yaitu:
Cos (x+y) = cos x . cos y – sin x . sin y
Cos (x-y) = cos x . cos y + sin x . sin y
---------------------------------------------------- -
Cos (x+y) - Cos (x-y) = 2 sin x . sin y
Misalkan (x+y)=A dan (x-y)=B maka
x+y=A
x-y=B
---------- +
2x=A+B
1
x = (A+B)
2
x+y=A
x-y=B
---------- -
2y = A-B
1
y= (A-B)
2
subtitusi x dan y ke persamaan Cos (x+y) - Cos (x-y) = 2 sin x . sin y
21
1 1
Cos A – Cos B = 2 Sin 2 (A+B) . Sin 2 (A- B) terbukti
22
𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0
A B 𝐴2 𝐵2
dengan titik pusat P(− 2 , − 2 ) dan jari-jari r = √ 2 + −𝐶
2
Bukti:
Bentuk umum diatas dapat diperoleh dengan menjabarkan bentuk baku
persamaan lingkaran.
(𝑥 − 𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2 = 𝑟 2
𝑥 2 − 2𝑎𝑥 + 𝑎2 + 𝑦 2 − 2𝑏𝑦 + 𝑏 2 = 𝑟 2
𝑥 2 + 𝑦 2 − 2𝑎𝑥 − 2𝑏𝑦 + 𝑎2 + 𝑏 2 − 𝑟 2 = 0 … (1)
Misal:
𝐴 = −2𝑎 … (2)
𝐵 = −2𝑏 … (3)
𝐶 = 𝑎2 + 𝑏 2 − 𝑟 2 … (4)
Sehingga persamaan (1) dapat ditulis menjadi
𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0
Dari pers. (2)
𝐴 = −2𝑎
𝐴
𝑎 = − … (5)
2
Dari pers. (3)
𝐵 = −2𝑏
𝐵
𝑏=− … (6)
2
𝐴 𝐵
Jadi pusat lingkaran 𝑃(𝑎, 𝑏) ⟺ 𝑃 (− 2 , − 2 )
𝐴 2 𝐵 2
𝐶 = (− ) + (− ) − 𝑟 2
2 2
𝐴2 𝐵 2
𝑟2 = + −𝐶
4 4
23
Jika kedua ruas ditarik tanda akar akan diperoleh
𝐴2 𝐵 2
𝑟=√ + −𝐶
4 4
𝑥1 𝑥 + 𝑦1 𝑦 = 𝑥12 + 𝑦12
𝑥1 𝑥 + 𝑦1 𝑦 = 𝑟 2
b. Persamaan garis singgung lingkaran yang berpusat di (𝑎, 𝑏) dan melalui titik
(𝑥1 . 𝑦1 ) adalah
(𝑥1 − 𝑎)(𝑥 − 𝑎) + (𝑦1 − 𝑏)(𝑦 − 𝑏) = 𝑟^2
24
Gradien dari r adalah
𝑦1 − 𝑏
𝑚𝑟 =
𝑥1 − 𝑎
Karena g tegak lurus terhadap r, maka
𝑚𝑔 . 𝑚𝑟 = −1
𝑦1 − 𝑏
𝑚𝑔 . = −1
𝑥1 − 𝑎
𝑥1 − 𝑎
𝑚𝑔 = −
𝑦1 − 𝑏
𝑥 −𝑎
Garis singgung g melalui titik 𝑥1 . 𝑦1 dengan gradien 𝑚𝑔 = − 𝑦1 −𝑏, maka
1
𝑦 − 𝑦1 = 𝑚𝑔 (𝑥 − 𝑥1
𝑦1 − 𝑏
𝑦 − 𝑦1 = − (𝑥 − 𝑥1 )
𝑥1 − 𝑎
⟺ (𝑦1 − 𝑏)(𝑦 − 𝑦1 ) = −(𝑥1 − 𝑎)(𝑥 − 𝑥1 )
⟺ 𝑦1 𝑦 − 𝑦12 − 𝑏𝑦 + 𝑏𝑦1 = −(𝑥1 𝑥 − 𝑥12 − 𝑎𝑥 + 𝑎𝑥1 )
⟺ 𝑥1 𝑥 − 𝑎𝑥 + 𝑎𝑥1 + 𝑦1 𝑦 − 𝑏𝑦 + 𝑏𝑦1 = 𝑥12 + 𝑦12 … (2)
Karena titik 𝐴(𝑥1 , 𝑦1 ) terletak pada lingkaran, maka substitusi titik 𝐴(𝑥1 , 𝑦1 ) ke
lingkaran
(𝑥 − 𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2 = 𝑟 2 diperoleh
(𝑥1 − 𝑎)2 + (𝑦1 − 𝑏)2 = 𝑟 2
𝑥1 − 2𝑎𝑥1 + 𝑎2 + 𝑦12 − 2𝑏𝑦1 + 𝑏 2 = 𝑟 2
2
25
Dari pers. (1) dan (2)
𝑥2 + 𝑦2 = 𝑟2
𝑥 2 + (𝑚𝑥 + 𝑛)2 = 𝑟 2
𝑥 2 + 𝑚2 𝑥 2 + 2𝑚𝑛𝑥 + 𝑛2 − 𝑟 2 = 0
(1 + 𝑚2 )𝑥 2 + 2𝑚𝑛𝑥 + 𝑛2 − 𝑟 2 = 0
𝑎 = 𝑚2 + 1, 𝑏 = 2𝑚𝑛, 𝑐 = 𝑛2 − 𝑟 2
Karena garis singgung menyinggung lingkaran, maka secara aljabar berlaku
𝐷=0
2
𝑏 − 4𝑎𝑐 = 0
𝑏 2 = 4𝑎𝑐
(2𝑚𝑛)2 = 4(1 + 𝑚2 )(𝑛2 − 𝑟 2 )
4𝑚2 𝑛2 = 4(𝑛2 − 𝑟 2 + 𝑚2 𝑛2 − 𝑚2 𝑟 2 )
𝑚 2 𝑛2 = 𝑛2 − 𝑟 2 + 𝑚 2 𝑛2 − 𝑚 2 𝑟 2
𝑛2 = 𝑟 2 + 𝑚 2 𝑟 2
𝑛2 = 𝑟 2 (1 + 𝑚2 )
𝑛 = ± 𝑟ඥ1 + 𝑚2
Substitusi n ke pers. (2) diperoleh
𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑛
𝑦 = 𝑚𝑥 ± 𝑟ඥ1 + 𝑚2
( x − a)2 + (y − b)2 = r 2
(𝒙 − 𝑎)2 + (𝑚𝑥 + 𝑛 − 𝑏)2 = 𝑟 2
𝑥 2 − 2𝑎𝑥 + 𝑎2 + 𝑚2 𝑛2 + 2𝑚(𝑛 − 𝑏)𝑥 + (𝑛 − 𝑏)2 − 𝑟 2 = 0
(𝑚2 + 1)𝑥 2 + [2𝑚(𝑛 − 𝑏) − 2𝑎]𝑥 + (𝑛 − 𝑏)2 + 𝑎2 − 𝑟 2 = 0
𝑎 = 𝑚2 + 1, 𝑏 = [2𝑚(𝑛 − 𝑏) − 2𝑎], 𝑐 = (𝑛 − 𝑏)2 + 𝑎2 − 𝑟 2
Syarat garis menyinggung lingkaran 𝐷 = 0
𝐷=0
𝑏 2 − 4𝑎𝑐 = 0
26
𝑏 = [2𝑚(𝑛 − 𝑏) − 2𝑎]2 − 4. (𝑚2 + 1). (( (𝑛 − 𝑏)2 + 𝑎2 − 𝑟 2 = 0
(𝑏 − 𝑎𝑚 − 𝑛)2 = 𝑟 2 (1 + 𝑚2 )
𝑏 − 𝑎𝑚 − 𝑛 = ±𝑟ඥ𝑟 2 (1 + 𝑚2 )
𝑏 − 𝑎𝑚 − 𝑛 = ±𝑟ඥ1 + 𝑚2
𝑛 = 𝑏 − 𝑎𝑚 ± 𝑟ඥ1 + 𝑚2
𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑏 − 𝑎𝑚 ± 𝑟ඥ1 + 𝑚2
𝑦 − 𝑏 = 𝑚(𝑥 − 𝑎) ± 𝑟ඥ1 + 𝑚2
Jadi terbukti bahwa persamaan garis singgungnya adalah
𝑦 − 𝑏 = 𝑚(𝑥 − 𝑎) ± 𝑟ඥ1 + 𝑚2
11. Polinomial
a) Pembuktian rumus jumlah dan hasil kali akar-akar
𝑏
𝑥1 + 𝑥2 = −
𝑎
𝑐
𝑥1 . 𝑥2 =
𝑎
x1 dan x2 → solusi dari suatu persamaan
(𝑥 − 𝑥1 )(𝑥 − 𝑥2 ) = 0 𝑥 − 𝑥1 = 0 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 − 𝑥2 = 0
𝑥 2 − 𝑥2 𝑥 − 𝑥1 𝑥 + 𝑥1 𝑥2 = 0
𝑥 2 − (𝑥1 + 𝑥2 )𝑥 + 𝑥1 𝑥2 = 0 …. (1)
sedangkan bentuk persamaan umum kuadrat adalah 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 = 0
kemudian, kita bagi persamaan umum tersebut dengan 𝑎 :
𝑎𝑥 2 𝑏𝑥 𝑐
+ + =0
𝑎 𝑎 𝑎
𝑏 𝑐
𝑎𝑥 2 + 𝑥+ = 0 …(2)
𝑎 𝑎
27
𝑏
= −(𝑥1 + 𝑥2 )
𝑎
𝑏
− = 𝑥1 + 𝑥2 (𝑇𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘𝑡𝑖)
𝑎
𝑐
= 𝑥1 . 𝑥2 (𝑇𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘𝑡𝑖)
𝑎
Rumus diatas dapat dibuktikan semisal kita mengambil contoh pembagian polinomial yakni,
2𝑥 3 + 7𝑥 2 − 5𝑥 + 1 𝑑𝑖𝑏𝑎𝑔𝑖 𝑥 + 3 sebagai berikut :
2𝑥 3 + 7𝑥 2 − 5𝑥 + 1 = (𝑥 + 3)(2𝑥 2 + 𝑥 − 8) + 25
28