Anda di halaman 1dari 12

FISIKA GELOMBANG

SUPERPOSISI

GELOMBANG

Oleh:

Yustina Carmelia (200521022)

Dwinanda Vedani Putri

(2008521025)

PROGRAM STUDI FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN 2022
A. TUJUAN
a. Mahasiswa mampu memahami konsep superposisi gelombang dengan sangat
baik melalui kegiatan simulasi.
b. Mahasiswa mampu memahami konsep fase gelombang dengan sangat baik
melalui kegiatan simulasi.
c. Mahasiswa mampu menjelaskan pengaruh beda fase gelombang terhadap hasil
superposisi gelombang dengan sangat baik melalui simulasi.
d. Mahasiswa mampu menjelaskan pengaruh arah perambatan gelombang
terhadap hasil superposisi gelombang dengan sangat baik melalui simulasi.

B. TINJAUAN PUSTAKA
Gelombang adalah getaran yang merambat melalui medium, tanpa disertai
perambatan partikel-partikel mediumnya. Gelombang dapat digolongkan berdasarkan
medium perambatannya, antara lain :
(1) gelombang yang merambat dengan memerlukan medium perantara disebut
gelombang mekanik ;
(2) gelombang yang merambat tanpa memerlukan medium perantara disebut gelombang
elektromagnetik.
Berdasarkan arah getarannya, gelombang dibedakan menjadi gelombang transversal dan
gelombang longitudinal. Gelombang transversal adalah gelombang yangarah getarannya
tegak lurus dengan arah rambatnya.
Ada beberapa kasus yang menyatakan antara getaran dan gelombang adalah sama,
padahal keduanya jelas berbeda. Getaran adalah gerakan bolak-balik suatu benda secara
periodik dan melalui titik kesetimbangannya hanya pada satu tempat. Besaran yang
dimiliki adalah frekuensi, periode, dan simpangan. Sedangkan gelombang adalah
getaranyang merambat. Selain itu, gelombang juga dapat memindahkan energi dari satu
tempat ke tempat lain. Seperti halnya getaran, besaran yang dimiliki oleh gelombang
adalah frekuensi dan periode. Selain kedua besaran tersebut, pada gelombang terdapat
besaran panjang gelombangdan cepat rambat gelombang.
Berhubungan dengan kasus di atas yang berkenaan langsung dengan superposisi
gelombang. Kedua pulsa saling menjauh kembali dan amplitudonya kembali ke amplitudo
semula, namun dalam hal ini arah pulsanya merupakan kebalikan dari arah pulsa semula.
Penjumlahan dari masing–masing pulsa adalah satu contoh dari sebuah konsep umum
yangdikenal sebagai superposisi gelombang. Gelombang yang dihasilkan oleh suatu benda
tidak selalu berupagelombang tunggal, tetapi bisa saja merupakan superposisi (gabungan)
dari dua atau lebih gelombang tunggal. Superposisi dari sejumlah gelombang tunggal dapat
dihitung dengan menjumlahkan tiap-tiap simpangan. Jadi, superposisi gelombang
merupakan penjumlahan dua gelombang atau lebih yang dapat melintasi ruang sama tanpa
ada ketergantungan satu gelombang dengan yang lain. Elastisitas medium akan
mempengaruhi bentuk gelombang yang dihasilkan.

C. LANGKAH-LANGKAH
1. Buka file MathApps-Superposition menggunakan software Maple yang telah ter-install
di laptop atau PC sehingga Anda akan memperoleh tampilan seperti Gambar 1.

2. Pada Gambar 1, tampak tersedia dua gelombang (merah dan biru) yang akan
mengalami superposisi, sementara gelombang lainnya (ungu) adalah hasil
superposisinya. Anda dapat mengubah beda fase kedua gelombang (merah dan biru)
dengan cara menggeser slider pada nilai yang diharapkan. Selain itu, Anda juga dapat
memilih arah perambatan kedua gelombang, yaitu searah (same direction) atau
berlawanan arah (Opposite direction). Untuk memvisualisasikan gerak gelombang,
maka tekan tombol play dan reset jika Anda akan mengulang proses itu dengan
parameter yang berbeda.
3. Pengaruh Beda Sudut Fase Terhadap Posisi Puncak Gelombang Hasil Superposisi
a. Pilih beda sudut fase kedua gelombang, yaitu 0 o, 45o, 90o, 135o, dan 180o, maka
tunjukkan posisi kedua gelombang serta posisi puncak gelombang hasil
superposisinya secara visual!
b. Berdasarkan data visual yang Anda peroleh, maka apa yang terjadi terhadap
posisi kedua gelombang (merah dan biru) saat beda sudut fasenya berubah nilai?
c. Jelaskan pengaruh beda sudut fase kedua gelombang terhadap posisi puncak
gelombang hasil superposisi yang terbentuk!
d. Jelaskan secara fisis dampak perubahan nilai beda fase kedua gelombang
terhadap gelombang hasil superposisinya!
e. Jelaskan secara matematis hasil simulasi Anda untuk memverifikasi data visual yang
telah Anda peroleh!
4. Pengaruh Beda Sudut Fase Terhadap Amplitudo Gelombang Hasil Superposisi
a. Pilih beda sudut fase kedua gelombang, yaitu 0o, 45o, 90o, 135o, dan 180o, maka
perhatikan nilai amplitudo gelombang hasil superposisinya! Tunjukkan secara
visual untuk setiap nilai beda sudut fase!
b. Berdasarkan data visual yang Anda peroleh, jelaskan secara fisis bagaimana
pengaruh beda sudut fase kedua gelombang (merah dan biru) terhadap nilai
amplitudo gelombang hasil superposisi?
c. Jelaskan secara matematis hasil simulasi Anda untuk memverifikasi data visual
dan penjelasan fisis yang Anda kemukakan!
5. Pengaruh Arah Perambatan Gelombang Terhadap Gelombang Hasil Superposisi
a. Pilih nilai beda sudut fase kedua gelombang yaitu 90 o dan arah rambat kedua
gelombang adalah searah, maka tunjukkan secara visual gelombang hasil
superposisi yang terjadi!
b. Pilih nilai beda sudut fase kedua gelombang yaitu 90 o dan arah rambat kedua
gelombang adalah berlawanan arah, maka tunjukkan secara visual gelombang
hasil supersisi yang terjadi!
c. Berdasarkan data visual yang Anda peroleh, perbedaan apa yang Anda temui dari
hasil kedua simulai tersebut (langkah a dan b) terhadap perambatan gelombang
hasil superposisi yang terbentuk?
d. Jelaskan secara matematis hasil simulasi Anda untuk memverifikasi data visual
dan penjelasan fisis yang Anda kemukakan!
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pengaruh Beda Sudut Fase Terhadap Posisi Puncak Gelombang Hasil
Superposisi
a) Sudut fase 00

b) Sudut Fase 450


c) Sudut Fase 900

d) Sudut Fase 1350

e) Sudut Fase 1800

 Yang terjadi terhadap posisi kedua gelombang (merah dan biru) saat beda
sudut fasenya berubah nilai : Semakin besar sudut fase gelombang yang
diberikan, maka posisi gelombang yang berwarna merah akan tetap sama,
namun gelombang yang berwarna biru semakin ke kiri (menuju arah negatif).
 Pengaruh beda sudut fase kedua gelombang terhadap posisi puncak
gelombang hasil superposisi yang terbentuk : Beda sudut fase kedua
gelombang berpengaruh terhadap posisi puncak gelombang hasil superposisi
yang terbentuk. Saat sudut fase 00, posisi puncak gelombang adalah pada
jarak 2 satuan jarak. Kemudian, pada sudut fase 450 posisi puncak gelombang
adalah pada jarak 1,5<𝑥<2 satuan jarak. Pada sudut fase 90 0 posisi puncak
gelombang berada pada jarak 1,5 satuan jarak. Pada sudut fase 135 0 posisi
puncak gelombang berada pada jarak 0,5<𝑥<1 satuan jarak. Kemudian, pada
sudut fase 1800posisi puncak gelombang berada pada jarak 0 satuan jarak.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa semakin besar sudut fase yang diberikan,
maka puncak gelombang hasil superposisi semakin melemah.
 Secara fisis dampak perubahan nilai beda fase kedua gelombang terhadap
gelombang hasil superposisinya : Semakin besar beda fase gelombangnya
maka gelombang hasil superposisinya akan semakin melemah.
 Secara matematis hasil simulasi untuk memverifikasi data visual yang
telah diperoleh :
Gelombang merah = Gelombang 1
Gelombang biru = Gelombang 2
 Untuk Persamaan gelombang 1
𝑦1 = 𝐴 sin 𝜔1 𝑡
 Persamaan gelombang 2
𝑦2 = 𝐴 sin 𝜔2 𝑡
 Persamaan di atas dipadukan :
𝑌 = 𝑦1 + 𝑦2
𝑌 = 𝐴 sin 𝜔1 𝑡 + 𝐴 sin 𝜔2 𝑡
𝑌 = 𝐴 [sin 𝜔1𝑡 + 𝑠𝑖𝑛 𝜔2𝑡]
 Gunakan identitas trigonometri :
𝑎−𝑏 𝑎+𝑏2
sin 𝑎 + sin 𝑏 = 2 cos
2
sin

𝑌 = 𝐴 [sin 𝜔1 𝑡 + 𝑠𝑖𝑛 𝜔2 𝑡]
𝜔1 𝑡−𝜔2𝑡 𝜔1 𝑡 + 𝜔2𝑡
𝑌 = 𝐴 [2 𝑐𝑜𝑠 2 sin 2]

Dimana 𝜃= 𝜔𝑡
𝜃1 𝑡 −𝜃2 𝑡 𝜃1𝑡 + 𝜃2 𝑡
𝑌 = 𝐴 [2 𝑐𝑜𝑠 2 sin 2]

𝜃1 𝑡−𝜃2𝑡 𝜃1 𝑡 + 𝜃2 𝑡
𝑌 = 2𝐴 𝑐𝑜𝑠 2 sin 2

2. Pengaruh Beda Sudut Fase Terhadap Amplitudo Gelombang Hasil


Superposisi.
a) Sudut fase 00

b) Sudut Fase 450


c) Sudut Fase 900

d) Sudut Fase 1350

e) Sudut Fase 1800

 Secara fisis bagaimana pengaruh beda sudut fase kedua gelombang (merah
dan biru) terhadap nilai amplitudo gelombang hasil superposisi : Amplitudo
gelombang adalah simpangan terjauh yang dicapai oleh gelombang. Dalam hal
ini
gelombang hasil superposisi. Pada saat sudut fase 00 amplitudo gelombang
adalah pada jarak 2 satuan jarak. Pada sudut fase 450 amplitudo gelombang
adalah pada jarak 1,5 < 𝑥 < 2 satuan jarak. Pada sudut fase 90 0 amplitudo
gelombang berada pada jarak 1,5 satuan jarak. Pada sudut fase 135 0 amplitudo
gelombang berada pada jarak 0,5 < 𝑥 < 1 satuan jarak. Kemudian, pada sudut
fase 180 o amplitudo gelombang berada pada jarak 0 satuan jarak. Jadi,
semakin besar sudut fase yang diberikan, maka amplitudo hasil superposisi
semakin melemah .

 Secara matematis, hasil simulasi untuk memverifikasi data visual dan penjelasan
fisis yang dikemukakan :
 Persamaan superposisi gelombang :
𝜃1 𝑡 − 𝜃2 𝑡 𝜃1 𝑡 + 𝜃2 𝑡
𝑌 = 2𝐴 𝑐𝑜𝑠 2sin 2
 Pada persamaan umum gelombang :
𝑌 = 𝐴 sin 𝜔𝑡
 Maka :
𝜃1 𝑡 −𝜃2𝑡
𝐴 𝑐𝑜𝑠 2 =𝐴
dan
𝜃1 𝑡 + 𝜃2 𝑡
sin = sin 𝜔𝑡
2
Dimana :
𝐴𝑠 𝜃 1𝑡 + 𝜃2 𝑡
= 2 𝐴 sin 2

3. Pengaruh Arah Perambatan Gelombang Terhadap Gelombang Hasil


Superposis

 Pilihlah Sudut Fase 900


 Berdasarkan data visual yang diperoleh, perbedaan yang Anda temui dari
hasil kedua simulai (langkah a dan b) terhadap perambatan gelombang hasil
superposisi yang terbentuk :
Yang pertama, saat nilai beda sudut fase kedua gelombang adalah 900 dan
arah rambat kedua gelombang adalah searah, perambatan gelombannya
adalah searah (bergerak ke arah kiri).
Yang kedua, saat nilai beda sudut fase kedua gelombang adalah 90 0 dan
arah rambat kedua gelombang adalah berlawan arah, perambatan
gelombangnya tidak ada atau gelombang diam ditempat (tidak bergerak
ke kanan atau ke kiri)

 Secara matematis hasil simulasi untuk memverifikasi data visual dan


penjelasan fisis yang dikemukakan :
Persamaan gelombang 1
𝑦1 = 𝐴 sin 𝜔1 𝑡
Persamaan gelombang 2
𝑦2 = 𝐴 sin 𝜔2 𝑡
Maka persamaan superposisi gelombang adalah
𝑌 = 𝐴 [sin 𝜔1 𝑡 + 𝑠𝑖𝑛 𝜔2 𝑡]

Didapatkan :

𝜃1 𝑡 − 𝜃2 𝑡 𝜃1 𝑡 + 𝜃2 𝑡
𝑌 = 2𝐴 𝑐𝑜𝑠 2 sin 2
 Saat arah rambat kedua gelombang berlawanan
arah Persamaan gelombang 1
𝑦1 = −𝐴 sin 𝜔1 𝑡
Persamaan gelombang 2
𝑦2 = 𝐴 sin 𝜔2 𝑡
Maka
𝑌 = 𝑦1 + 𝑦2
𝑌 = −𝐴 sin 𝜔1 𝑡 + 𝐴 sin 𝜔2 𝑡
𝑌 = 𝐴 [−sin 𝜔1 𝑡 + 𝑠𝑖𝑛 𝜔2 𝑡]
 Untuk penjelasan secara fisis :
Saat arah rambat kedua gelombang searah maka perambatan superposisi
gelombangnya juga seatah, tetapi jika arah rambat kedua gelombang
berlawanan arah maka perambatan tidak bergerak (tidak kekiri atau ke
kanan).

E. KESIMPULAN
1. Yang terjadi terhadap posisi kedua gelombang (merah dan biru) saat beda
sudut fasenya berubah nilai : Semakin besar sudut fase gelombang yang
diberikan, maka posisi gelombang yang berwarna merah akan tetap sama,
namun gelombang yang berwarna biru semakin ke kiri (menuju arah negatif).
2. Pengaruh beda sudut fase kedua gelombang terhadap posisi puncak
gelombang hasil superposisi yang terbentuk :disimpulkan bahwa semakin
besar sudut fase yang diberikan, maka puncak gelombang hasil superposisi
semakin melemah.

F. DAFTAR PUSTAKA
Novitayani, Linda. 2018. Superposisi Gelombang. URL: Superposisi Gelombang |
PDF (scribd.com). Diakses pada: 29 Maret 2022 Pukul: 21:32.
Farida, N., Melati, P., Ruqoyah, R., Yuristiansyah, VP, & Antarnusa, G.
(2020). Pengaruh Amplitudo (A), Frekuensi (f), dan Tegangan Gelombang
pada Simulasi PheT Berbasis Tali.

Anda mungkin juga menyukai