Anda di halaman 1dari 8

DASAR HUKUM WAKTU SHALAT

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur Mata Kuliah Hukum Agraria
Dosen Pengampu: Kusdiyana, M.S.I

Disusun oleh Kelompok 5 (HKI B /5):


1. Muhammad Hilman Aziz (1908201045)
2. Alisa Nurul Izza (1908201068)
3. Elisa Rahmanita (1908201072)
4. M. Rizal Rokhzatul Awal (1908201079)

JURUSAN HUKUM KELUARGA


FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh,

Segala puji bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Atas karunia
nikmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang bertajuk “Dasar Hukum Waktu Shalat”
dengan lancar. Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah yang
diampu oleh Bapak Kusdiyana, M.S.I

Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan dari
berbagai pihak. Untuk itu kami ucapkan banyak terima kasih atas segala partisipasinya dalam
menyelesaikan makalah ini.

Meski demikian, penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan
di dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi. Sehingga
penulis secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca.

Demikian apa yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk masyarakat umumnya, dan untuk kami sendiri khususnya.

Wasalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

Cirebon, 06 Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang..............................................................................................1
B. Rumusan masalah.........................................................................................1
C. Tujuan penulisan..........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Dalil al-Qur’an Tentang Waktu Sholat..........................................................


B. Dalil Hadits Tentang Waktu Shalam Dalam Kajian Fiqh .............................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Dalil al-Qur’an Tentang Waktu Shalat ?
2. Bagimana Dalil Hadits Tentang Waktu Shalat Dalam Kajian Fiqh?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui dan Memahami Dalil al-Qur’an Tentang Waktu Shalat
2. Untuk Mengetahui dan Memahami Dalil Hadits Tentang Waktu Shalat Dalam
Kajian Fiqh

BAB II

PEMBAHASAN

A. Dalil al-Qur’an Tentang Waktu Shalat


Kata shalat (‫ الصالة‬menurut bahasa berasal dari kata ‫ال‬:‫ ص‬,‫لى‬:‫ يص‬,‫الة‬:‫ ) ص‬yang
mempunyai arti do’a. Begitu juga dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa shalat
mempunyai arti do’a kepada Allah SWT. Adapun menurut istilah, shalat merupakan

1
suatu ibadah kepada Allah SWT yang berupa perkataan-perkataan dan perbuatan-
perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri.
Shalat fardhu hanya sah dan boleh dikerjakan pada waktu-waktu yang sudah
ditetapkan oleh Allah SWT. Bila shalat itu dikerjakan di luar waktu yang telah
ditetapkan dengan sengaja, tanpa udzur syar'i, maka hukumnya tidak sah. Semua itu
dengan pengecualian, yaitu bila ada uzur tertentu yang memang secara syariah bisa
diterima. Seperti mengerjakan shalat dengan dijama' pada waktu shalat lainnya. Atau
shalat buat orang yang terlupa atau tertidur, maka pada saat sadar dan mengetahui ada
shalat yang luput, dia wajib mengerjakannya meski sudah keluar dari waktunya.
Adapun bila mengerjakan shalat di luar waktunya dengan sengaja dan di luar
ketentuan yang dibenarkan syariat, maka shalat itu menjadi tidak sah.
Oleh karena itu, shalat merupakan ibadah utama dalam Islam. Shalat
dIsya’riatkan dalam rangka bersyukur atas seluruh nikmat Allah yang telah diberikan
kepada manusia, dan shalat menjadi salah satu rukun Islam yang harus ditegakkan,
sesuai dengan waktunya, kecuali dalam keadaan tertentu.
Adapun dalil al-Qur’an tentang penentuan waktu shalat, antara lain:

ْ ‫اِ َّن الص َّٰلوةَ َكان‬


‫َت َعلَى ْال ُمْؤ ِمنِ ْينَ ِك ٰتبًا َّموْ قُوْ تًا‬
“Sungguh, salat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang
yang beriman.” (QS. An-Nisa (4):103)
Ayat tersebut menjelaskan adanya waktu dalam menentukan suatu pekerjaan
yang apabila datang waktunya maka harus melaksanakannya, yakni sesungguhnya
shalat itu merupakan hukum Allah SWT yang wajib dilakukan dalam waktu-waktu
tertentu dan harus dilaksanakan di dalam waktu-waktu yang sudah ditentukan
tersebut. Melaksanakan shalat pada waktunya, meskipun dengan di q’Ashar tetapi
syaratnya terpenuhi adalah lebih baik daripada mengakhirkan agar dapat
melaksanakan shalat dengan sempurna.
c‫ َن‬c‫ ا‬c‫ َك‬c‫ ِر‬c‫ج‬cْ cَ‫ ف‬c‫ ْل‬c‫ ا‬c‫ن‬cَ c‫ آ‬c‫ر‬cْ cُ‫ ق‬c‫ ِإ َّن‬cۖ c‫ ِر‬c‫ج‬cْ cَ‫ ف‬c‫ ْل‬c‫ ا‬c‫ن‬cَ c‫ آ‬c‫ر‬cْ cُ‫ ق‬c‫ َو‬c‫ ِل‬c‫ ْي‬cَّ‫ل‬c‫ل‬c‫ ا‬c‫ق‬ ِ c‫ و‬cُ‫ ل‬c‫ ُد‬cِ‫ ل‬cَ‫ اَل ة‬cَّc‫ص‬c‫ل‬c‫ ا‬c‫م‬cِ cِ‫َأ ق‬
ِ c‫ ْم‬c‫ َّش‬c‫ل‬c‫ ا‬c‫ك‬
ِ c‫ َس‬c‫ َغ‬c‫ى‬cٰ cَ‫ ِإ ل‬c‫س‬
c‫ ا‬c‫ ًد‬c‫ و‬cُ‫ ه‬c‫ ْش‬c‫َم‬
“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan
(dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh
malaikat).” (QS. Al-Isra’ (17) : 78).
Ayat tersebut menjelaskan bahwa umat Islam diperintahkan untuk
melaksanakan shalat lima waktu wajib dalam sehari semalam, sedangkan ketika itu
2
penyampaian Nabi SAW baru bersifat lisan dan waktu-waktu pelaksanaannya pun
belum tercantum dalam al-Quran, hingga akhirnya turunlah ayat tersebut.

َ‫ت ۚ ٰ َذلِكَ ِذ ْك َر ٰى لِل َّذا ِك ِرين‬


ِ ‫ْن ال َّسيَِّئا‬cَ ‫ت ي ُْذ ِهب‬
ِ ‫ار َو ُزلَفًا ِمنَ اللَّ ْي ِل ۚ ِإ َّن ْال َح َسنَا‬ َّ ‫وَأقِ ِم ال‬ 
ِ َ‫صاَل ةَ طَ َرفَ ِي النَّه‬ َ
“Dan dirikanlah shalat pada kedua tepi siang dan pada bahagian permulaan malam.” (QS.
Huud : 114)
Menurut para mufassirin, di ayat ini disebutkan waktu shalat, yaitu kedua tepi siang,
yaitu shalat shubuh dan ashar. Dan pada bahagian permulaan malam, yaitu Maghrib dan
Isya'.
B. Dalil Hadits Tentang Waktu Shalat Dalam Kajian Fiqh

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

3
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kata sempurna. Penulis akan memperbaiki masalah tersebut dengan berpedoman
pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan
diatas.

DAFTAR PUSTAKA

https://tafsirq.com/17-al-isra/ayat-78 (Diakses pada tanggal 06 Oktober, pukul


08.19 WIB)
https://www.merdeka.com/quran/an-nisa/ayat-103 (Diakses pada tanggal 06
Oktober, pukul 08.19 WIB)

4
https://tafsirweb.com/7381-quran-surat-ar-rum-ayat-17.html (Diakses pada
tanggal 06 Oktober, pukul 09.03 WIB)
https://www.mushaf.id/surat/hud/114/123/ (Diakses pada tanggal 06 Oktober,
pukul 09.13 WIB)
Sarwat, Ahmad. Waktu Shalat. Kuningan: Rumah Fiqih Publishing, 2018.
Amri, Tahmid, “Waktu Shalat Perspektif Syar’I”. Asy-Syari’ah 3
(Desember,2014): 207-209.

Anda mungkin juga menyukai