Anda di halaman 1dari 13

SHALAT IDAIN

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Qiraatul kutub
Dosen Pengampu: Dr. A. Kamaludin, M.Ag

Disusun Oleh :

Resti Dea
Iin Sumarni
Wapa Fauziah

Semester IV-A PAI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-AZAMI CIANJUR

2023

JL. KH Moh. Syuja‟I KM 09, Sukasari – Kecamatan Cilaku Kabupaten Cianjur,


Jawa Barat, 43285
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan seluruh rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas ini sesuai dengan apa yang diharapkan. Adapun maksud dari
pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Qiraatul kutub
dan juga agar penulis dan pembaca lebih mampu memahami bahasan dari makalah
ini. Makalah ini membahas tentang “Shalat Idain”.

Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis


pribadi dan pembaca, serta dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
pengetahuan kita tentang Shalat Idain. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih
terdapat kekurangan maka dengan kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
kami harapkan. Akhir kata penulis mohon maaf jika ada kata yang kurang
berkenan.

Cianjur, 27 Mei 2023

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
C. Tujuan ......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 2

Penjelasan Kitab ................................................................................................... 2

A. Hukumnya Shalat Idul Fitri Dan Idul Adh .................................................. 3


B. Pelaksanaan Shalat Idul Fitri Dan Idul Adha .............................................. 3
C. Tata cara Shalat Idul Fitri Dan Idul Adha ................................................... 4
D. Apabila Hari Raya Bertepatan Dengan Hari Jumat ..................................... 5
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 6

A. Kesimpulan ................................................................................................. 6
B. Kritik & Saran ............................................................................................. 6

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Shalat idain merupakan shalat dua hari raya umat islam yaitu shalat
idul fitri dan idul adha. Adapun waktu pelaksanaan shalat ini adalah satu
tahun satu kali pada bulan syawal dan dzulhijjah. Shalat idain merupakan
amalan yang disunnahkan, baik laki – laki, wanita, anak – anak, orang yang
sedang dalam perjalanan (musafir) maupun tidak (muqim), baik itu
dikerjakan dengan berjamaah maupun sendirian di rumah, masjid atau
tempat shalat lainnya.
Hari raya idul fitri seringkali di sebut hari kemenangan setelah ujian
khusus selama sebulan penuh wajah – wajah cerah nan berserti memenuhi
menghadapkan wajah dengan penuh ketundukan. Sedangkan hari raya idul
adha adalah hari raya kurban dimana hari raya ini adalah untuk mengasah
kepedulian kita terhadap sesama yaitu dengan berbagi hewan kurban.

B. Rumusan Masalah
a. Apa hukumnya shalat idul fitri dan idul adha?
b. Kapan waktu pelaksanaan idul fitri dan idul adha?
c. Bagaimana tata cara shalat idul fitri dan idul adha?
d. Bagaimana apabila hari raya bertepatan dengan hari jumat?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui hukumnya Shalat Idul fitri dan idul adha
b. Untuk mengetahui waktu pelaksanaan idul fitri dan idul adha
c. Untuk mengetahui tata cara shalat idul fitri dan idul adha
d. Untuk mengetahui bagaimana jika hari raya bertepatan dengan hari
jumat

1
Penjelasan Kitab

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hukum Shalat Idul Fitri dan Idul Adha
Hukum Shalat Idul Fitri dan Idul Adha adalah sunnah mu'akkad. Shalat
ini disyariatkan pada tahun pertama hijrah. Nabi senantiasa mengerjakannya
dan memerintahkan kepada seluruh umatnya, baik laki – laki maupun
wanita untuk keluar menuju tempat shalat 'id. Bahkan Allah Subhanahu wa
Ta'ala telah memerintahkan hal itu melalui firman-Nya

‫و‬ ‫ى‬ ‫و‬

“sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang


banyak maka dirikanlah shalat karena Allah dan berkurbanlah.”(Al –
Kautsar 1 – 2).1
Shalat 'Ied merupakan salah satu syi'ar islam, sekaligus sebagai salah
satu penampilan yang di dalamnya memperlihatkan bukti keimanan yang
kuat.

B. Waktu Pelaksanaan Shalat Idul Fitri Dan Idul Adha


Waktu pelaksanaan shalat 'Ied ini berawal sejak matahari mulai
meninggi sampai tergelincir secara sempurna. Adapun bagi shalat idul adha
lebih diutamakan untuk dikerjakan pada awal waktu, sehingga
memungkinkan bagi para jamaah untuk menyembelih hewan kurbannya
setelah mengerjakan shalat. berkata An-Nawawi:

‫ض ن ي ؤخ ه ح تى‬ ‫شمس إ ى ن ت ز ل ال‬ ‫هطل ع‬ ‫ق ته م‬


‫شمس ق د رمح‬ ‫ت ت فع‬

“Waktu sholat „ied adalah antara terbitnya matahari sampai


tergelincir, dan yang lebih utama adalah mengakhirkannya hingga
matahari meninggi setinggi tombak.” 2

Dan disunnahkan mengakhirkan shalat „iedul fitri dan menyegerakan


shalat „iedul adha, berkata Ibnu Qudamah:

1
Al-Quran dan Terjemahannya
2
Al-majmu‟ Syarhul Muhadzdzab 5/3
3
‫دق‬ ‫ت ع ق إخ‬ ‫ف‬ ‫تخ‬ ‫تض‬ ‫ت ع ق‬ ‫ى‬ ‫ي ه ت دي‬
‫خ‬ ‫ال ل‬ ‫ش‬ ‫ ه مه‬. ‫ف‬

“Disunnahkan untuk menyegerakan shalat „iedul adha agar waktu


menyembelih lebih luas, dan disunnahkan mengakhirkan shalat „iedul
fithri untuk meluangkan waktu pengeluaran zakat fitroh. Dan ini adalah
madzhab syafi‟i dan aku tidak mengetahui ada khilaf di dalamnya.” 3

Syaikh Abu Bakar Al–Jazairi juga menjelaskan bahwa waktu shalat


'Ied dimulai dari terbit matahari sepenggal galah hingga tergelincir.
Dianjurkan melaksanakan shalat idul adha di awal waktu, agar orang bisa
menyembelih hewan kurbam. Adapun shalat idul fitri sebaiknya diakhirkan
agar orang punya kesempatan mengeluarkan zakat fitrah (Minhajul Muslim
278).

3
Al-mughni 2/280
4
C. Tata Cara Pelaksanaan Shalat Idul Fitri Dan Idul Adha
Adapun tata cara pelaksanaan sholat idain, yaitu :
1. Dilaksanakan secara berjamaah
2. Tidak didahului azan dan iqamat sebagaimana sabda Rasulullah ;

ْ ‫نَ ْى يَ ُك ٍْ ي َُؤذٌُّ يَ ْٕ َو ْان ِف‬


ْ َ ‫ط ِس َٔ ََل يَ ْٕ َو ْاْل‬
ٗ‫ض َح‬

Artinya: "Tidak ada azan sebelum salat Idul Fitri dan Idul Adha."
(Muttafaq Alaih)

‫ َغي َْس َي هسةٍ َٔ ََل‬,ٍِْ ‫ي ملسو هيلع هللا ىلص اَ ْن ِعيدَي‬ ِّ ‫صههيْجُ َي َع اَنُه ِب‬
َ :َ‫ع ُْ ُٓ ًَا قَال‬ ‫ي َه‬
َ ُ‫َللَا‬ َ ‫ض‬ ِ ‫س ًُ َسةٍ َز‬َ ٍِْ ‫َٔ َع ٍْ َجا ِب ِس ب‬
َ َ
‫اٌ ََٔل إِقا َي ٍت َز َٔاُِ ُي ْس ِهى‬ ٍ َ‫ ِبغَي ِْس أَذ‬,ٍِْ ‫َي هسحَي‬

Dalam riwayat dari Jabir bin Samurah juga dikatakan, "Aku pernah
melakukan salat Idain (Idul Fitri dan Idul Adha) bersama
Rasulullah SAW, bukan hanya sekali atau dua kali dengan tanpa
azan dan iqomah." (HR Muslim, Abu Dawud & Tirmidzi)/
3. Jumlah rakaatnya adalah 2 rakaat

ً ًْ ‫ َٔ َخ‬،َٗ‫ َس ْبعًا فِي ا ْْلُٔن‬،ً‫يسة‬


‫سا ِفي‬ َ ِ‫ اثَُْخ َ ْي َع ْش َسة َ حَ ْكب‬،ٍِْ ‫سهه َى َكب َهس فِي ْان ِعيدَي‬ ‫صههٗ ه‬
َ َٔ ِّ ‫َللَاُ َعهَ ْي‬ َ ِ‫سٕ َل هللا‬ ُ ‫أ َ هٌ َز‬
ِ‫ص ََلة‬
‫يسحَي ِ ان ه‬ َ ‫ ِس َٕٖ ح َ ْك ِب‬،ِ‫ْاْل ِخ َسة‬

“Sesungguhnya Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bertakbir


pada shalat dua hari raya sebanyak 12 kali takbir; 7 kali takbir di
raka‟at pertama, dan 5 takbir pada raka‟at kedua, selain 2 takbir
shalat (takbirotal ihrom dan takbirotul intiqal).” 4

Hal ini didasarkan pada riwayat Umar ra.”shalat ketika bepergian itu
dua rekaat, sholat idul adha dua rakaat, dan shalat idul fitri dua
rakaat. Bentuknya sempurna dan bukan qashar, berdasarkan sabda
Muhammad saw,” (HR Ahmad 1/37, Nasa'i 3/183, Baihaqy 3/200
dengan sanad yang shahih).
4. Membaca takbir tujuh kali pada rakaat pertama, dan takbir lima kali

4
Syarhu ma‟aani al-aaatsar no.7262
5
pada rakaat yang kedua.
Takbir tujuh kali dalam rakaat yang pertama tersebut tidak termasuk
takbiratul ihram. Demikian juga takbir lima kali dalam rakaat yang
kedua tidak termasuk takbir intiqal saat berdiri dari sujud. Takbir
tujuh kali pada rakaat yang pertama dibaca setelah membaca doa
iftitah, sedangkan takbir lima kali dalam rakaat kedua dibaca ketika
sudah berdiri sempurna pada rakaat yang kedua sebelum imam
membaca surat Al Fatihah. Di sela-sela takbir tujuh kali pada rakaat
pertama dan lima kali pada rakaat kedua tersebut disunahkan untuk

membaca lafaz :

‫َللَاُ أ َ ْكبَ ُس‬ ‫َللَاِ َٔ ْان َح ًْد ُ ِ هّلِلِ ََٔلَ إِنََّ إَِله ه‬
‫َللَاُ َٔ ه‬ ‫س ْب َحاٌَ ه‬
ُ

"Mahasuci Allah SWT, segala puji bagi Allah , tiada Tuhan selain
Allah SWT, dan Allah Mahabesar"
5. Imam mengeraskan bacaan (jahran)
6. Setelah shalat Id dilanjutkan dengan khutbah

6
D. Apabila Hari Raya Bertepatan dengan Hari Jumat.

Apabila hari raya bertepatan dengan hari Jumat maka kaum lelaki diberi
keringanan untuk tidak menghadiri shalat jumat.
Terjadi perselisihan dari kalangan ulama jika hari raya bertepatan dengan
hari jum‟at, dan penulis condong dengan pendapat siapa saja yang telah
menyaksikan shalat „ied, gugur terhadapnya kewajiban menghadiri shalat
Jum‟at. Namun, imam masjid tetap menegakkan shalat Jum‟at agar siapa
saja yang ingin shalat jum‟at bisa melakukannya.

Berkata Ibnu Qudamah:

ُ ُ‫ فَئَِه َٓا ََل ح َ ْسق‬،‫او‬


‫ط‬ ِ ْ ‫ هإَل‬،َ‫صههٗ ْان ِعيد‬
َ ‫اْل َي‬ َ ٍْ ً‫ُٕز ْان ُج ًُعَ ِت َع ه‬ َ َ‫سق‬
ُ ‫ط ُحض‬ َ ،ٍ‫َٔإِ ٌْ اح هفَقَ ِعيد فِي يَ ْٕ ِو ُج ًُعَت‬
َ‫ص ِهّي ِب ِّ ْان ُج ًُ َعت‬
َ ُ‫َع ُُّْ هإَل أ َ ٌْ ََل يَجْ خ ًَِ َع نَُّ َي ٍْ ي‬

“Jika hari raya bertepatan dengan hari jum‟at, maka shalat jum‟at gugur
bagi orang yang telah melaksanakan shalat „ied, kecuali imam maka tidak
gugur baginya, kecuali jika tidak ada orang yang akan melaksanakan
shalat jum‟at.5 ”

Berdasarkan riwayat dari Iyas bin Abi Romlah:

‫سهه َى ِعيدَي ٍِْ اجْ خ َ ًَ َعا؟‬ َ َٔ ِّ ‫صههٗ هللاُ َعهَ ْي‬


َ ِ‫سٕ ِل هللا‬ َ :‫سأ َ َل شَ ْيدَ بٍَْ أ َ ْزقَ َى‬
ُ ‫ش ِٓدْثُ َي َع َز‬ َ َ‫ش ِٓدْثُ ُي َعا ِٔيَت‬
َ
‫ َي ٍْ شَا َء أ َ ٌْ يُ َج ِ ًّ َع فَ ْهيُ َج ًِّ ْع‬:َ‫ص فِي ْان ُج ًُعَ ِت فَقَال‬ ِ َٓ ‫صههٗ ْان ِعيدَ أ َ هٔ َل انُه‬
َ ‫ ث ُ هى َز هخ‬،‫از‬ َ ‫ ََعَ ْى‬:َ‫قَال‬

“Saya menyaksikan Mu‟âwiyah bertanya kepada Zaid bin Arqam,


„Apakah engkau menyaksikan bersama Rasulullah shallallâhu „alaihi wa
sallam dua „ied berkumpul?‟ (Zaid) menjawab, „Iya. Beliau melaksanakan
shalat „ied pada awal siang, kemudian memberi keringanan pada (shalat)
Jum‟at dengan berkata, „Siapa saja yang hendak menegakkan (shalat)
Jum‟at hendaknya dia menegakkan (shalat) Jum‟at tersebut.” 6

5
Al-Mughni 2/265
6
HR. Ahmad no. 19318. Hadits ini shohih li ghoirih, sanadnya lemah karena Iyas bin Abu Romlah adalah
perawi majhul. Berkata al-Hakim hadits ini shohih sanadnya, dan tidak diriwayatkan oleh Imam Bukhori
dan Muslim, dan ini disepakati oleh adz-Dzahabi. Dishohihkan oleh Ibnul Madini sebagaimana yang
disebutkan oleh al-Hafiz dalam at-Talkhish 2/88. Nampaknya ia menshohihkan karena syahid-syahid yang
lain. Lihat Musnad Imam Ahmad 32/68-69.
7
Hadits lain adalah dari Abu Hurairah radhiyallâhu „anhu bahwa Rasulullah
shallallâhu „alaihi wa sallam bersabda:

ٌَُٕ‫ َٔ ِإَها ُي َج ِ ًّع‬،‫ فَ ًَ ٍْ شَا َء أَجْ صَ أَُِ ِيٍَ ْان ُج ًُ َع ِت‬،ٌ‫ا‬


ِ َ‫قَ ِد اجْ خ َ ًَ َع ِفي َي ْٕ ِي ُك ْى َْرَا ِعيد‬

“Telah bertemu dua „ied pada hari kalian ini. Siapa saja yang berkehendak
(untuk tidak menghadiri shalat Jum‟at), (shalat „ied -nya) telah
mencukupinya dari (shalat) Jum‟at. Namun, kami (tetap) akan
menegakkan (shalat) Jum‟at.7 ”

Juga dari Abu „Ubaid bahwa beliau berkata: “Saya menghadiri shalat „ied
bersama Utsman bin Affan, sedang waktu itu adalah hari Jum‟at. (Utsman)
melaksanakan shalat Id sebelum khutbah, kemudian berkata:

‫ فَ ًَ ٍْ أ َ َحبه أَ ٌْ يَ ُْخ َِظ َس ان ُج ًُعَتَ ِي ٍْ أ َ ْْ ِم‬،ٌ‫ا‬ ُ ‫يَا أَيُّ َٓا انُه‬


ِ َ‫ إِ هٌ َْرَا يَ ْٕو قَ ِد اجْ خ َ ًَ َع نَ ُك ْى فِي ِّ ِعيد‬،‫اض‬
ُ َّ‫ َٔ َي ٍْ أ َ َحبه أَ ٌْ يَ ْس ِج َع فَقَدْ أ َ ِذ َْجُ ن‬،‫ان َع َٕا ِني فَ ْهيَ ُْخ َِظ ْس‬

“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya pada hari ini telah berkumpul dua
Ied untuk kalian. Oleh karena itu, siapa saja di antara penduduk „awâlî
(pelosok kota) yang ingin menunggu (pelaksanaan shalat) Jum‟at, silakan
menunggu. Akan tetapi, siapa saja yang ingin kembali, telah kuizinkan
untuknya.” 8

7
HR. Abu Dawud no 1073, dishohihkan oleh Al-Albani
8
HR. Bukhori 5572. Al‟Awali adalah perkampungan dekat dengan Madinah dari arah timur.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Shalat idain merupakan shalat dua hari raya umat islam yaitu shalat
idul fitri dan idul adha. Adapun waktu pelaksanaan shalat ini adalah satu
tahun satu kali pada bulan syawal dan dzulhijjah. Shalat idain merupakan
amalan yang disunnahkan, baik laki – laki, wanita, anak – anak, orang yang
sedang dalam perjalanan (musafir) maupun tidak (muqim), baik itu
dikerjakan dengan berjamaah maupun sendirian di rumah, masjid atau
tempat shalat lainnya.
Hari raya idul fitri seringkali di sebut hari kemenangan setelah ujian
khusus selama sebulan penuh wajah – wajah cerah nan berserti memenuhi
menghadapkan wajah dengan penuh ketundukan. Sedangkan hari raya idul
adha adalah hari raya kurban dimana hari raya ini adalah untuk mengasah
kepedulian kita terhadap sesama yaitu dengan berbagi hewan kurban.

B. Kritik & Saran


Demikianlah makalah ini disusun dengan segala usaha maksimal
kami, besar harapan kami dapat memenuhi tugas pada mata kuliah Qiraatul
Qutub. Namun kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan demi sempurnaanya makalah ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Uwaidah, Syaikh Kamil. 1998. Fiqih wanita. Jakarta : Al – Kautsar


Wahid abdus salam bali. 2006. 474 Ibadah Salah Kaprah. Jakarta : amzah
http://radenbeletz.com/halal-bihalal-idul-fitri-minal-aidin-wal-faizin-dalam-tafsir-
al-quran.html
http://www.pengusahamuslim.com/baca/artikel/972/panduan-ringkas-idul-fitri

1
0

Anda mungkin juga menyukai