Anda di halaman 1dari 2

Penjor

Penjor merupakan salah satu kearifan lokal bali yang menjadi symbol dari naga basuki yang
memiliki arti kesejahtraan dan kemakmuran, bagi umat hindu di bali penjor merupakan symbol
gunung yang di anggap suci, penjor seyogya dipasang tepat pada hari penampahan galungan,
setelah jam 12 siang. Hal ini bermakna ketika hari raya penampahan galunga kita sebagai
manusia berperang melawan pikiran yang kotor, berperang dengan sifat negative dan sifat ego,
setelah berhasil memenangkan peperangan melawan pikiran serta sifat-sifat tersebut , maka
penjor di pasang didepan rumah sebagai symbol kemenangan, penjor yang dibuat memiliki
ketinggian 10 mter
Penjor yang sudah di pasang didiamkan selama 35 hari raya galungan atau di kenal sebagai
bhuda kliwon Pahang , dengan banten tumpeng puncak manik peralatan penjor dibakar
kemudian abunya di masukkan kedalam kelungah dan ditanam di hulun pakarangan rumah.

Penjor memiliki beberapa unsur bagian :


Bambu sebagai symbol kekuatan dewa brahma
Kelapa sebagai symbol dewa rudra
Kain kuning dan janur sebagai symbol dewa sangkara
Pala bungkah dan pala gantung sebagai symbol dewa wisnu
Tebu sebagai symbol dewa sambu
Padi sebagai symbol dewi sri
Kain putih sebagai symbol dewa iswara
Sanggah sebagai symbol dwa siwa
Upakara symbol dewa sradha siwa dan parama siwa

Pada ujung penjor digantung sampian penjor lengkap dengan porosan dan bunga , dan
memasang penjor juga bertujuan untuk mengungkapkan rasa trimakasi atas kemakmuran yang
diberikan oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa
Penjor memiliki 2 jenis :
Penjor sakral merupaka penjor yang digunakan untuk upacara keagamaan seperti upacara
galungan dan piodalan yang dilakukan di pura.
Penjor hiasan merupakan bagian dari suatu acara tidak ada hubungan nya dengan upacara
keagamaan contoh lomba desa.
Pembuatan penjor juga membuat kita menerapkan saling tolong menolong dalam proses
pembuatannya.

Di harapkan dalam globalisasi tidak menghilangkan unsur yang sudah menjadi turun temurun
agar generasi muda bisa mengetahui dan mengenal penjor sebagai kearifan local yang murni
secara utuh, dikarenakan di zaman ini banyak penjor yang mengalami modifikasi yang modern
seperti berisi lampu berwarna warni atau suatu unsur yang kurang didalam pembuatannya hal itu
harus di hindari karena bisa merusak kearifan yang sudah menjadi warisan budaya secara turun
temurun. Apalagi sekarang banyak toko peralatan upakara yang menyediakan penjor yang sudah
jadi yang menyebabkan hilangnya gotong royong dan mengutamakan sifat tamas.

Anda mungkin juga menyukai