Anda di halaman 1dari 1

PENJOR

Menjelang hari Raya Galungan dan Kuningan umat Hindu di Bali akan mendirikan sebuah
batang bambu tinggi yang melengkung dan berisi berbagai hiasan di depan pekarangan rumahnya.
Bambu itu disebut dengan penjor, mendirikan penjor menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan
sudah menjadi sebuah tradisi bagi umat Hindu di Bali. Penjor merupakan simbol dari Naga Basuki
yang artinya kesejahteraan dan kemakmuran. Bagi umat Hindu di Bali penjor merupakan simbol
gunung yang dianggap suci.

Penjor memiliki dua jenis yaitu penjor sakral dan penjor hiasan. Penjor sakral merupakan
bagian dari upacara keagamaan, sebelum piodalan di Pura, umat Hindu di Bali akan bergotong
royong untuk mendirikan penjor di jalan masuk menuju Pura. Lalu ada penjor hiasan merupakan
bagian dari suatu acara yang tidak ada hubungannya dengan upacara keagamaan, contohnya
sebagai hiasan lomba desa dan pesta kesenian.

Penjor Sakral dipasang tepat pada hari penampahan galungan, setelah jam 12 siang. Hal ini
bermakna ketika hari raya penampahan galungan kita sebagai manusia berperang melawan pikiran
yang kotor, berperang melawan sifat negatif, dan sifat ego. Setelah berhasil memenangkan
perperangan melawan pikiran serta sifat-sifat tersebut maka sebagai pertanda kemenangan
dipasanglah penjor sebagai simbol “kemenangan”.

Penjor memiliki unsur didalamnya yang memiliki makna tersendiri. Unsur yang termasuk
di dalam penjor seperti Bambu sebagai vibrasi kekuatan Dewa Brahma, Kelapa sebagai simbol
vibrasi Dewa Rudra, Kain Kuning dan Janur sebagai simbol vibrasi Dewa Sangkara, Pala Bungkah
dan Pala Gantung sebagai simbol vibrasi Dewa Wisnu, Tebu sebagai simbol vibrasi Dewa Sambu,
Padi sebagai simbol vibrasi Dewi Sri, Kain Putih sebagai simbol vibrasi Dewa Iswara, Sanggah
sebagai simbol vibrasi Dewa Siwa, Upakara sebagai simbol vibrasi Dewa Sradha Siwa dan Parama
Siwa.

Penjor juga memiliki manfaat/fungsi tersendiri bagi umat Hindu di Bali yaitu sebagai
sarana perlengkapan upakara yang memiliki nilai sakral dan dalam pembuatannya harus
memperhatikan unsur-unsur ataupun alat-alat yang dipakai melengkapi penjor tersebut. Penjor
bisa dibuat seindah atau seseni mungkin sesuai dengan kemampuan, atau bahkan dibuat dengan
sederhana sesuai kemampuan, situasi dan kondisi, namun yang tidak bisa dikurangi adalah unsur
perlengkapannya.

Anda mungkin juga menyukai