Anda di halaman 1dari 10

POTENSI KEARIFAN LOKAL

DI INDONESIA
OGOH – OGOH ( BALI )
PERSENTASE BY:
KELOMPOK 9:
1. DWI ZHAFIRAH RUSLI
2. TRIANA ANDINI PUTRI
3. MUFTIHATURRAHMAH
1. PENGERTIAN OGOH - OGOH
Ogoh-ogoh adalah karya seni patung dalam kebudayaan
Bali yang menggambarkan kepribadian Bhuta Kala. Dalam
ajaran Hindu Dharma, Bhuta Kala merepresentasikan kekuatan
(Bhu) alam semesta dan waktu (Kala) yang tak terukur dan tak
terbantahkan. Dalam perwujudan patung yang dimaksud, Bhuta
Kala digambarkan sebagai sosok yang besar dan menakutkan;
biasanya dalam wujud Raksasa.Selain wujud Raksasa, Ogoh-
ogoh sering pula digambarkan dalam wujud makhluk-makhluk
yang hidup di Mayapada, Syurga dan Naraka, seperti: naga,
gajah,, Widyadari, bahkan Dalam perkembangannya, ada yang
dibuat menyerupai orang-orang terkenal, seperti para pemimpin
dunia, artis atau tokoh agama bahkan penjahat. Terkait hal ini,
ada pula yang berbau politik atau SARA walaupun sebetulnya
hal ini menyimpang dari prinsip dasar Ogoh-ogoh. Contohnya
Ogoh-ogoh yang menggambarkan seorang teroris.
AWAL MULA MUNCULNYA OGOH-OGOH
Banyaknya fersi yang yang beredar di masyarakat bali yang menjelaskan
tentang awal mula munculnya ogoh-ogoh tersebut , sehingga untuk mengeathui
kapan awal mula munculnya ogoh-ogoh secara pasti sangatlah sulit. Diperkirakan
ogoh-ogoh tersebut dikenal sejak jaman Dalem Balingkang dimana pada saat itu
ogoh-ogoh digunakan pada saat upacara pitra yadnya(upacara yang pemujaan yang
ditujukan kepada para pitara dan kepada roh-roh leluhur umat hindu yang telah
meninggal dunia). Pendapat lain menyebutkan ogoh-ogoh tersebut terinspirasi dari
tradisi Ngusaba Ndong-Nding di desa Selat Karangasem.

Perkiraan lain juga muncul dan menyebutkan barong landung yang merupakan
perwujudan dari Raden Datonta dan Sri Dewi Baduga (pasangan suami istri yang
berwajah buruk dan menyeramkan yang pernah berkuasa di Bali) merupakan cikal-
bakal dari munculnya ogoh-ogoh yang kita kenal saat ini. Informasi lain juga
menyatakan bahwa ogoh-ogoh itu muncul tahun 70-80’an.. Ada juga pendapat yang
menyatakan ada kemungkinan ogoh-ogoh itu dibuat oleh para pengerajin patung
yang telah merasa jenuh membuat patung yang berbahan dasar batu padas, batu
atau kayu, namun disisi lain mereka ingin menunjukan kemampuan mereka dalam
mematung, sehingga timbul suatu ide untuk membuat suatu patung dari bahan yang
ringan supaya hasilnya nanti bisa diarak dan dipertunjukan.
2. FUNGSI OGOH - OGOH
Fungsi Ogoh-ogoh adalah sebagai representasi Bhuta Kala,
dibuat menjelang Hari Nyepi dan diarak beramai-ramai
keliling desa pada senja hari Pangrupukan, sehari sebelum
Hari Nyepi. Menurut para cendekiawan dan praktisi Hindu
Dharma, proses ini melambangkan keinsyafan manusia akan
kekuatan alam semesta dan waktu yang maha dashyat.
Kekuatan tersebut meliputi kekuatan Bhuana Agung (alam
raya) dan Bhuana Alit (diri manusia). Dalam pandangan
Tattwa (filsafat), kekuatan ini dapat mengantarkan makhluk
hidup, khususnya manusia dan seluruh dunia menuju
kebahagiaan atau kehancuran. Semua ini tergantung pada
niat luhur manusia, sebagai makhluk Tuhan yang paling
mulia dalam menjaga dirinya sendiri dan seisi dunia.
3. NILAI – NILAI YANG TERKANDUNG DARI
OGOH - OGOH
1. Nilai Religi / Agama atau Kerohanian
Nilai religi atau kerohanian merupakan nilai yang utama dari tradisi
pengarakan ogoh – ogoh sebelum Hari Raya Nyepi ini. Karena jika berbicara
tentang Hari Raya / Hari Suci, pasti berhubungan dengan masalah agama dan
kepercayaan. Ogoh – ogoh ada pada saat menjelang Hari Raya Nyepi. Ogoh –
ogoh sebelum di arak, akan diupacarai terlebih dahulu agar auranya jahatnya
muncul dan mampu menarik semua makhluk jahat agar mau berkumpul
menjadi satu di dalam ogoh – ogoh tersebut dan dibakar.
2. Nilai Mistis / Magic.
Nilai ini hampir sama dengan  nilai kerohanian. Ini menunjukkan identitas
ogoh – ogoh, yang merupakan patung simbol kejahatan, sifat negatif, iblis atau
setan, dan sifat buruk lainnya. Dan ogoh – ogoh saat pengarakannya di percayai
memiliki sebuah kekuatan mistik, karena ia mampu menarik semua makhluk
jahat di lingkungan yang dikelilinginya.
3. Nilai Kesenian.
Umat Hindu dikenal memiliki jiwa seni yang tinggi, karena dalam
perayaan upacara keagamaannya, selalu menggunakan benda-benda yang
memiliki unsur seni, misalnya patung, ukiran, dan bunga. Termasuk ogoh –
ogoh ini juga, yang memperlihatkan betapa orang – orang yang membuatnya
4. Nilai Hiburan.
Ternyata ogoh – ogoh tidak hanya ada menjelang Hari Raya Nyepi,
melainkan ada pada kegiatan / event seperti lomba ogoh – ogoh. Lomba ogoh
– ogoh pun sudah ada sejak lama. Tujuannya adalah agar para generasi muda,
khususnya Umat Hindu, memiliki keterampilan dalam membuat ogoh – ogoh,
demi kelestarian tradisi ini. Perlombaan itulah yang bisa menjadi sarana
hiburan untuk masyarakat, selain juga pada saat pengarakan ogoh – ogoh
menjelang Nyepi itu.
5. Nilai Gotong Royong dan Kebersamaan
Ogoh – ogoh dibuat oleh masyarakat umat Hindu di lingkungan tempat
Hari Raya Nyepi dilaksanakan. Mereka bergotong royong dalam membuat
ogoh – ogoh demi mencapai tujuan bersama. Agar dapat memfungsikan ogoh
– ogoh dengan benar, yaitu mengelilingkannya untuk membersihkan dan
membebaskan umat manusia dari segala hal yang negatif, terutama ketika
mereka melaksanakan  Hari Raya Nyepi.
6. Nilai Kepercayaan Terhadap Bhuta Kala.
Umat Hindu sangat mempercayai adanya makhluk yang tidak terlihat,
entah itu yang bersifat baik atau jahat. Maka dari itu mereka membuat ogoh –
ogoh sebelum Hari Raya Nyepi, karena saat Nyepi, banyak hal yang tidak
boleh dilakukan oleh umat yang sedang merayakannya. Harapannya adalah
agar pada saat Nyepi, tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Apalagi
Nyepi, yang identik dengan suasana sunyi dan tenang. Agar umatnya juga
GAMBAR OGOH - OGOH
SEKIAN DAN TERIMAH KASIH

Anda mungkin juga menyukai