KELOMPOK 1
JURUSAN GIZI
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan
laporan ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolonganNya mungkin kami tidak
akan sanggup menyelesaikan laporan “Laporan Manajemen Operasional
Penyelenggaraan Makanan” dengan baik.
Laporan ini berisi tentang semua kegiatan Praktek Kerja Lapangan
Manajemen Penyelenggaraan Makanan di RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Takalar.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik demi
kesempurnaan laporan Manajemen Operasional Penyelenggaraan Makanann dan
dengan penuh harapan semoga laporan ini dapat memberi manfaat.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I HASIL DAN PEMBAHASANN
A. PERENCANAAN MENU
1. ANALISIS KONDISI LAHAN
2. ANALISIS PERMASALAHAN
3. REKOMENDASI
B. PENGADAAN MAKANAN
1. ANALISIS KONDISI LAHAN
2. ANALISIS PERMASALAHAN
3. REKOMENDASI
C. PENERIMAAN BAHAN
1. ANALISIS KONDISI LAHAN
2. ANALISIS PERMASALAHAN
3. REKOMENDASI
D. PENYIMPANAN
1. ANALISIS KONDISI LAHAN
2. ANALISIS PERMASALAHAN
3. REKOMENDASI
E. PERSIAPAN
A. ANALISIS KONDISI LAHAN
B. ANALISIS PERMASALAHAN
C. REKOMENDASI
F. PENGOLAHAN
A. ANALISIS KONDISI LAHAN
B. ANALISIS PERMASALAHAN
C. REKOMENDASI
G. PEMORSIAN
1. ANALISIS KONDISI LAHAN
2. ANALISIS PERMASALAHAN
3. REKOMENDASI
H. DISTRIBUSI
1. ANALISIS KONDISI LAHAN
2. ANALISIS PERMASALAHAN
3. REKOMENDASI
BAB I
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. PERENCANAAN MENU
1. Nama Pelaksanaan : Menganalisis pelaksanaan dan perencanaan
menu
2. Subrotasi : RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Takalar
3. Tanggal kegiatan : 23 Maret 2022
4. Aktivitas 1 : Melaksanakan, menganalisis, mengevaluasi
perencanaan proses produksi di penyelenggaraan makanan
5. Penugasan 1 : Menganalisis pelaksanaan dan perencanaan
evaluasi menu
6. Kode penugasan :
7. Hasil penugasan :
a. Analisis Kondisi Lahan
Siklus menu yang digunakan di RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle
Takalar adalah siklus menu 10 hari. Untuk menyusun siklus menu
diperlukan master menu. Master menu adalah alokasi item bahan
makanan ke dalam matrik dalam siklus menu. Tujuan dibuatnya
master menu adalah agar distribusi bahan makanan yang digunakan
tersebar lebih harmonis, sehingga pengulangan penggunaan bahan
makanan tertata dengan baik. Manfaat master menu adalah mudah
dalam melakukan modifikasi menu pada kegiatan perencanaan ulang,
apabila suatu saat terjadi perubahan dana. Maka modifikasi biasanya
dilakukan pada master menu. Master menu pada menu RSUD (VIP,
Kelas perawatan I, II, dan III) ditampilkan pada tabel di bawah ini :
Master Menu Makanan Biasa RSU
I II III 1V V VI VII VII IX X
Banjar bb Ayam Oseng Layang Telur Tahu Layang Banjar Ayam Oseng
tomat (I) Telur tahu dan Cakalang Telur tempe bb tomat telur tahu dan
Layang bb kakap (I) Telur (I) kakap (I)
tomat (II, Bandeng Layang Bandeng
III) bb tomat
(II, III)
Layang Bandeng Ayam (I) Tahu Telur Telur Bandeng Layang Banden Ayam (I)
pepes Telur Layang Telur Tempe Tahu Telur pepes g Layang
Oseng Tahu Telur Layang tempe Oseng Telur Telur
tempe (1, tempe (1, Tahu
II) II)
Telur Telur
Kakap Layang Banjar Daging Bandeng Ayam Laying (I) Kakap Kakap Banjar
Tahu ayam (I) Tempe Cakalang dan tahu Banjar Telur Tahu Tahu Tempe
Telur tempe tahu telur (I) (I) tahu Telur Telur tahu
Tempe Tempe
telur (II,
III)
Siklus Menu Makanan Standar RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle
Tabel 4. Siklus menu hari ke 3 Makanan Biasa RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle
Takalar
Pagi Siang Sore
Nasi, Bubur, Tim Nasi, Bubur, Tim Nasi, Bubur, Tim
Oseng tahu + bakso Ayam masak Banjar bb acar (VIP,
(Vip, I, II, III) kemangi (VIP, I) I)
Kakap pepes (VIP,I) Layang grg tepung Bandeng balado 9II,
Bandeng asam manis (II, III) III)
(II, III) Layang sarden (II, Sbl. Grg tempe
Cah jagung manis III) (II,III)
ceria (VIP, I, II, III) Kari tempe (VIP, I) Acar telur (VIP, I, II,
Mentimun (VIP, I, II, Omelet telur (VIP, I, III)
III) II, III) Oseng tahu (VIP, I,
Sup jagung + jamur II, III)
(VIP, I) Cah kacang panjang
Cah kentang + wortel + wortel (VIP, I)
(VIP, I, II,III) Bening labu kuning
Sup kacang merah (II, (VIP, I, II, III)
III) Lodeh labu kuning +
kcng pnjng (II, III)
c. Rekomendasi
Berdasarkan analisis permasalahan yang telah dilakukan, rekomendasi
yang dapat diberikan yaitu merubah bahan makanan dan jenis pemasakan yang
berulang. Penggantian dilakukan dengan mengganti bahan makanan tersebut
dengan bahan makanan yang masih satu golongan dengan tetap memperhatikan
prinsip variasi menu. Di bawah ini adalah rekomendasi siklus menu ke-3 pada
makanan biasa RSUD H. Padjonga Dg Ngalle Takalar
Pagi Siang Sore
Nasi, Bubur, Tim Nasi, Bubur, Tim Nasi, Bubur, Tim
Oseng tahu + bakso Ayam masak Banjar bb acar (VIP,
(Vip, I, II, III) kemangi (VIP, I) I)
Kakap pepes (VIP,I) Cakalang grg tepung Bandeng balado (II,
Bandeng asam manis (II, III) III)
(II, III) Kari tempe (VIP, I) Sbl. Grg tempe
Cah jagung manis Omelet telur (VIP, I, (II,III)
ceria (VIP, I, II, III) II, III) Telur balado (VIP, I,
Mentimun (VIP, I, II, Sup jagung + jamur II, III)
III) (VIP, I) Oseng tahu (VIP, I,
Cah kentang + wortel II, III)
(VIP, I, II,III) Cah kacang panjang
Sup kacang merah (II, + wortel (VIP, I)
III) Bening labu kuning
(VIP, I, II, III)
Lodeh labu kuning +
kcng pnjng (II, III)
B. PENGADAAN BAHAN
1. Nama Pelaksanaan : Menganalisa atau membuat rekomendasi proses
pembelian atau pengadaan bahan makanan
2. Subrotasi : RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Takalar
3. Tanggal kegiatan : 24 Maret 2022
4. Aktivitas 2 : Merencanakan, melaksanakan, menganalisis,
mengevaluasi, menyusun rekomendasi pada kegiatan pengadaan bahan makanan
yang terjamin di institusi penyelenggaraan.
5. Penugasan 2 : Menganalisis proses pembelian atau pengadaan
bahan makanan pada institusi penyelenggaraan makanan
6. Kode penugasan :
7. Hasil penugasan :
a. Analisis Kondisi Lahan
Pengadaan bahan makanan adalah kegiatan atau upaya menyediakan
semua bahan makanan yang dibutuhkan sesuai dengan spesfikasi, jumlah
konsumen, dan macam atau jenis dalam menu. Pengadaan bahan makanan terdiri
atas pemesanan dan pembelian bahan makanan.
Proses pembelian atau pengadaan bahan makanan di RSUD H. Padjonga
Dg Ngalle Takalar dilakukan oleh Dapur di Ruang instalasi Gizi dengan
menggunakan sistem pembelian lewat rekanan dengan cara penunjukan langsung.
Untuk pembelian minyak, dapur jasa boga memiliki beberapa rekanan dan tidak
selalu memesan di tempat tersebut, tergantung dimana rekanan yang memiliki
harga yang murah dan barangnya tersedia.
Pemesanan dan pembelian yang dilakukan oleh leveransir dikelompokkan
berdasarkan bahan kering dan bahan basah. Pemesanan bahan makanan memuat
nama bahan makanan, 12 kualifikasi, jumlah, keterangan dan terdapat penanggung
jawab penyelenggara makanan. Pemesanan dan pembelian bahan makanan di
Instalasi juga disesuaikan dengan kebutuhan (perencanaan menu), waktu
penggunaannya dan mempertimbangkan kapasistas tempat penyimpanan bahan
makanan serta juga biaya yang tersedia. Oleh karenanya, pemesanan dan
pembelian bahan makanan ada yang dilakukan setiap hari untuk bahan makanan
basah sedangkan bahan kering dilakukan sesuai per putaran menu (sepuluh hari
sekali atau tiga kali sebulan).
b. Analisis Permasalahan
RSUD H. Padjonga Dg Ngalle Takalar sudah memiliki spesifikasi bahan
makanan akan tetapi pada form pemesanan yang dilakukan oleh Dapur Jasa Boga
belum tercantumkan. Pada form pemesanan dan pembelian bahan makanan sudah
sesuai dengan teori. Pada rencana pemesanan bahan makanan basah dilakukan H-
1 hari dengan melihat jumlah pasien makan siang. Pada form pemesanan dan
pembelian bahan makanan belum mencantumkan spesifikasi bahan makanan.
Adapun persyaratan pemesanan dan pembelian bahan makanan menurut
Permenkes (2013) yaitu :
1. Adanya kebijakan rumah sakit tentang prosedur pengadaan bahan
makanan
2. Tersedianya dana untuk bahan makanan
3. Adanya spesifikasi bahan makanan
4. Adanya menu dan jumlah bahan makanan yang dibutuhkan selama
periode tertentu
5. Adanya pesanan bahan makanan untuk 1 periode menu
c. Rekomendasi
Berdasarkan analisis masalah yang telah dilakukan, perlu dicantumkan
spesifikasi bahan makanan dalam form pemesanan serta menambahkan poin
jumlah makanan yang dipesan dan diterima serta jumlah makanan yang
dikembalikan ( tidak sesuai spesifikasi) agar dapat diganti dengan yang baru
sehingga memudahkan rekanan untuk memperhatikan kembali spesifikasi bahan
makanan yang diinginkan.
C. PENERIMAAN BAHAN
1. Nama pelaksanaan : Menganalisis atau membuat rekomendasi proses
penerimaan bahan makanan
2. Sub rotasi : RSUD H. Padjonga Dg Ngalle Takalar
3. Tanggal kegiatan : 24 Maret 2022
4. Aktivitas 3 : Merencanakan, melaksanakan, menganalisis,
mengevaluasi, menyusun rekomendasi pada kegiatan pengadaan bahan makanan yang
terjamin di institusi penyelenggaraan makanan
5. Penugasan 3 : Menganalisis proses penerimaan bahan makanan
pada institusi penyelenggaraan makanan
6. Kode penugasan :
7. Hasil penugasan :
a. Analisis Kondisi Lahan
Penerimaan bahan makanan adalah kegiatan lanjutan dari pemesanan dan
pembelian bahan makanan dimana merupakan proses atau serangkaian kegiatan
meneliti, memeriksa, mencatat, dan melaporkan bahan yang diterima sesuai
dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. Cara penerimaan yang digunakan di
Instalasi Gizi RSUD H. Padjonga Dg Ngalle Takalar adalah cara konvensional.
Dimana dilakukan penerimaan bahan makanan sesuai faktur dan spesifikasi,
satuan, jumlah yang dipesan. Jika tidak sesuai maka akan dikembalikan dan dapat
diganti atau ditambahkan pada proses penerimaan berikutnya. Selain itu ada
catatan penggantian bahan makanan dalam faktur pemesanan.
b. Analisis Permasalahan
Penerimaan bahan makanan adalah suatu kegiatan yang meliputi
memeriksa, meneliti, mencatat dan melaporkan macam, kualitas dan jumlah bahan
makanan yang sesuai dengan pesanan serta spesifikasi yang telah ditetapkan
dalam perjanjian jual beli. Dalam pelaksanaannya terdapat persyaratan yang perlu
dipenuhi yaitu tersedianya rincian pesanan bahan makanan berupa macam dan
jumlah bahan makanan yang diterima dan 86 tersedianya spesifikasi bahan
makanan yang telah ditetapkan dan disepakati bersama (Bakri dkk, 2018).
Berdasarkan pengamatan form penerimaan bahan makanan kering yang
digunakan merupakan form yang digunakan untuk penyaluran bahan makanan
kering dari ruang penyimpanan kering ke ruang pengolahan. Hal tersebut juga
diperkuat dengan pencatatan yang dilakukan setiap hari dan di dalam form
tersebut memuat kebutuhan untuk besok dan order hari ini untuk besok.
Sedangkan pemesanan atau pembelian bahan makanan kering dilakukan setiap 10
hari sekali.
c. Rekomendasi
Rekomendasi yang dapat diberikan adalah membuat form penerimaan
bahan makanan kering dsn melengkapi form penerimaan bahan makanan dengan
spesifikasi bahan makanannya. Dan jumlah bahan makanan yang dipesan dan
yang datang dan bukti tanda terima oleh petugas.
D. PENYIMPANAN
1. Nama pelaksanaan : Menganalisis proses penyimpanan bahan makanan
pada institusi penyelenggaraan makanan
2. Subrotasi : RSUD H. Padjonga Dg Ngalle Takalar
3. Tanggal Pelaksanaan : 24 Maret 2022
4. Aktivitas 4 : Merencanakan, melaksanakan, menganalisis,
mengevaluasi, menyusun rekomendasi pada kegiatan pengadaan bahan makanan
yang terjamin di institusi penyelenggaraan makanan
5. Penugasan 4 : Menganalisis proses penyimpanan bahan makanan
pada institusi penyelenggaraan makanan
6. Kode penugasan :
7. Hasil Penugasan :
a. Analisis kondisi lahan
Penyimpanan bahan makanan di Instalasi Gizi RSUD H. Padjonga Dg Ngalle
Takalar dibedakan antara bahan makanan kering dan bahan makanan basah. Penyimpanan
bahan makanan dilakukan bila ada bahan makanan yang perlu disimpan karena ada pula
sebagian bahan makanan yang langsung digunakan saat setelah penerimaan bahan
makanan. Penyimpanan bahan makanan menggunakan sistem FIFO (Frist In First Out)
dimana bahan makanan pertama masuk (disimpan) akan pertama dikeluarkan
(digunakan).
Penyimpanan bahan makanan disesuaikan dengan bahan makanannya dan suhu
penyimpanan. Bahan makanan kering disimpan pada suhu ruang. Bahan makanan basah,
lauk hewani disimpan di freezer, buah biasanya disimpan pada suhu ruang tetapi biasanya
langsung digunakan, sayuran dan lauk nabati biasanya disimpan di lemari es atau
biasanya langsung digunakan. Lama waktu penyimpanan biasanya satu hari untuk bahan
basa.
b. Analisis permasalahan
8. Penyimpanan Bahan Makanan Kering
Menurut Bakri dkk (2018) penyusunan bahan makanan sebaiknya diletakkan pada
lokasi yang mudah dicapai oleh petugas. Selain itu, pencatatan bahan makanan hanya
dilakukan pada kartu stock bahan makanan serta terdapat bahan makanan yang belum
terdapat kartu stock (pencatatan). Berdasarkanpengamatan yang dilakukan, bahan
makanan yang belum dilengkapi dengan kartu stock adalah kayu manis, terasi,
keluwek, dan asam jawa. Menurut Bakri dkk (2018) pada gudang penyimpanan
bahan makanan harus dilengkapi dengan pencatatan bahan makanan yang disimpan
harus tepat, akurat, konsisten. Setiapjenis makanan memiliki kartu stok berukuran 20
30 cm yang diletakkan pada bahan agar dapat segera diketahui. Jenis pencatatan yang
harus ada pada gudang penyimpanan adalah :
a). Kartu stock di setiap jenis bahan makanan
b). Buku registrasi/buku induk keluar masuknya bahan makanan
c). Formulir permintaan dan pengiriman bahan makana
9. Penyimpanan Bahan Makanan Basah
Penyimpanan bahan makanan basah pada lemari pendingin belum dilengkapi
dengan lubang perforasi. Menurut Kementerian Pertanian (2018), pengemasan pada
beberapa sayur-sayuran dan buah-buahan segar memiliki persayaratan yaitu
permeabilitas yang tinggi atau kemampuan yang dimiliki untuk meloloskan sejumlah
partikel yang melaluinya seperti terhadap gas, tembus pandang, didesain dengan baik
sehingga transpirasi dari produk dapat diatur dan mengkerutnya produk dapat ditekan
serta memiliki lubang perforasi. Pemberian lubang-lubang perforasi pada plastik
pengemas bertujuan untuk permeasi oksigen.
c. Rekomendasi
Berdasarkan analisis permasalahan, rekomendasi yang dapat diberikan adalah
edukasi kepada petugas tentang pemberian lubang perforasi pada penyimpanan sayur dan
buah serta tempat penyimpanan bahan basah lemari pendinginnya harus dibersihkan dan
sebagian lemari pendingin harus tertutup rapat.
E. PERSIAPAN
1. Nama pelaksanaan : Menganalisa ketepatan persiapan bahan makanan
2. Subrotasi : RSUD H. Padjonga Dg Ngalle Takalar
3. Tanggal kegiatan : 24 Maret 2022
4. Aktivitas 5 : Merencanakan, melaksanakan, menganalisis,
mengevaluasi, menyusun rekomendasi pada kegiatan persiapan bahan makanan pada
penyelenggaraan makanan
5. Penugasan 5 : Menganalisis ketepatan dalam proses persiapan
bahan makanan
6. Kode penugasan :
7. Hasil penugasan :
a. Analisis Kondisi Lahan
Persiapan bahan makanan adalah serangkaian kegiatan dalam penanganan
bahan makanan, yaitu meliputi berbagai proses antara lain membersihkan,
memotong, mengupas, mengocok, merendam, dan sebagainya.
Persiapan bahan makanan disesuaikan agar tidak terjadi pengurangan nilai
gizi dan tidak melebihkan biaya operasional. Persiapan bahan makanan juga
dipenuhi oleh kapasitas alat, fungsi dan kondisi alat yang memadai yang sesuai
dengan perencanaan menu sehingga efisien dalam proses persiapan bahan
makanan.
Pada proses persiapan juga langkah-langkahnya sudah sesuai seperti
dilakukan pencucian terlebih dahulu pada sayuran baru dipotong agar tidak terjadi
kehilangan nilai gizi. Lain juga ada dilakukan thawing (pencairan) untuk bahan
makanan yang dibekukan.
Ketentuan keseragaman bentuk potongan dan bentuk makanan saat itu
(13/02/12) terlihat untuk lauk hewani dipotong seragam, pemotongan ikan dibagi
secara seragam. Tetapi yang terjadi ketidakseragam terdapat pada potongan
bagian kepala dan bagian 14 ekor. Begitu juga dengan potongan ayam sebagaian
besar sudah seragam. Untuk lauk nabati, tempe dipotong dibagi tiga kemudian
potongan itu dibagi lagi menjadi tiga potongan, sebagian besar potongan tempe
telah seragam. Pemotongan bahan makanan juga disesuaikan dengan jenis
pemasakan makanan. Seperti sayuran yang dicah atau ditumis potongannya
disesuaikan dan berbeda untuk potongan saat dibuat sup.
Tempat persiapan terbuat dari bahan yang kuat dan aman. Lantainya
mudah dibersihkan dan tidak licin. Dindingnya mudah dibersihkan, dan halus.
Langit-langit tinggi sehingga udara panas dapat bersikulasi dengan baik.
Penerangan cukup dan terdapat ventilasi sehingga ruangan tidak panas dan tidak
terjadi pengembunan pada lantai dan dinding. Akan tetapi tempat persiapan belum
sesuai karena tergabung dengan tempat pengolahan, tempat penyajian untuk
pendistribusian, tempat pencucian yang sebaiknya terpisah.
b. Analisis Permasalahan
Berdasarkan hasil analisis kondisi lahan yang telah dijelaskan, dapat
diketahui bahwa pelaksanaan persiapan bahan makanan yang terdiri atas bahan
makanan kering dan makanan basah di dapur instalasi gizi. Alat Pelindung Diri
(APD) wajib digunakan oleh penjamah makanan. APD yang wajib digunakan
adalah penutup kepala, masker, celemek, sarung tangan, safety shoes. APD
berguna untuk melindungi penjamahmakanan ada saat bekerja dan juga mencegah
terjadinya kontaminasi makanan dari penjamah makanan (Suryansyah, 2018)
c. Rekomendasi
Berdasarkan analisis masalah di atas, rekomendasi yang dapat diberikan
adalah mempertahankan proses persiapan yang sesuai dengan SOP yang ada.
F. PENGOLAHAN
1. Nama pelaksanaan : Menganalisa ketepatan proses pengolahan
makanan pada institusi penyelenggaraan makanan
2. Subrotasi : RSUD H. Padjonga Dg. Ngalle Takalar
3. Tanggal kegiatan : 24 Maret 2022
4. Aktivitas 6 : Merencanakan, melaksanakan, menganalisis,
mengevaluasi, menyusun rekomendasi pada kegiatan pengolahan bahan makanan
pada penyelenggaraan makanan
5. Penugasan 6 : Menganalisis ketepatan proses pengolahan bahan
makanan pada institusi penyelenggaraan makanan
6. Kode penugasan :
7. Hasil penugasan :
a. Analisis Kondisi Lahan
Rumah sakit merupakan salah satu tempat umum yang memberikan
pelayanan kesehatan masyarakat dengan inti pelayanan medis meliputi tempat
proses pelayanan kesehatan bagi masyarakat mulai dari diagnosis, pengobatan,
perawatan sampai rehabilitasi. Rumah sakit sebagai institusi pelayanan medis
tidak lepas dari keberadaan sejumlah mikroba pathogen. Hal ini dimungkinkan
karena rumah sakit merupakan tempat perawatan segala macam jenis penyakit,
rumah sakit merupakan gudangnya mikroba pathogen. Bila sanitasi rumah sakit
tidak terjamin dengan baik, maka semakin besar risiko terjadinya ancaman infeksi
pada penderita yang sedang dalam proses penyembuhan (Jiastuti, 2018).
Agar dapat menunjang kegiatan pelayanan medis diperlukan tempat
pengolahan makanan yang kegiatannya berada di instalasi gizi rumah sakit.
Pelayanan gizi di rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan penunjang yang
mempunyai tugas mendukung upaya penyembuhan penderita dalam waktu
sesingkat mungkin. Makanan yang memenuhi kebutuhan gizi dan termakanhabis
akan mempercepat penyembuhan dan memperpendek hari rawat. Penyelenggaraan
makanan yang higienis dan sehat menjadi prinsip dasar penyelenggaraan makanan
di rumah sakit. Makanan yang tidak dikelola dengan baik dan benar oleh
penjamah makanan dapat menimbulkan dampak negatif seperti penyakit dan
keracunan akibat bahan kimia, mikroorganisme, tumbuhan atau hewan, serta dapat
pula menimbulkan berbagai penyakit (Adam, 2011)
Pengolahan bahan makanan merupakan suatu kegiatan mengubah
(memasak) bahan makanan mentah menjadi makanan siap dimakan, berkualitas,
dan aman untuk dikonsumsi.
Pengolahan bahan makanan di Instalasi Gizi RSUD H. Padjonga Dg
Ngalle Takalar hanya mengolah makanan utama sedangkan makanan untuk snack
biasanya dipesan.
Pengolahan bahan makanan disesuaikan dengan standar porsi, penggunaan
standar resep, waktu pemasakan, suhu pemasakan, suhu penyajian makanan,
prosedur kerja dalam pemasakan dan ketepatan penggunaan alat. Selain itu juga
dilakukan uji citra rasa dan analisis tenaga pengolah makanan.
Metode produksi terpusat adalah sistem penyelenggaraan makanan banyak
dimana tempat produksi terpisah dari tempat penyajian atau pelayanan kepada
konsumen. Pada metode ini proses pemasakan dan penyajian dilakukan pada
waktu dan tempat yang berbeda. Makanan dimasak di dapur pusat kemudian
didistribusikan dalam porsi besar atau porsi siap saji atau dalam bentuk
dingin/beku kemudian dihangatkan di ruang penyajian atau dapur satelit (Palacio,
2016). Kegiatan pengolahan makanan terbagi menjadi 4 (empat)area kerja, yaitu:
1). Area pengolahan snack diet khusus dan makanan cair
2). Arean pengolahan makan pasien RSUD (KELAS I, II, III)
3). Area pengolahan makan pasien kelas VIP.
4). Area pengolahan makanan pokok
Sedangkan, waktu pengolahan makanan terbagi menjadi 3 waktu yaitu :
1) Makan pagi 06:00 - 07:30
2) Makan siang 12:00 – 13:00
3) Makan sore 18:00 – 19:00
Berdasarkan pembagian waktu di atas maka petugas dibagi menjadi dua
shift, yaitu shift pagi dan shift sore.
b. Analisis Permasalahan
Perbandingan antara SOP dengan kejadian saat obeservasi sangatlah
penting, apakah sesuai dengan SOP atau sebaliknya. Perbandingan ini bertujuan
untuk mengetahui apakah terdapat masih kesimpangan pada pelaksanaan
pengolahan bahan makanan. Berikut ini SOP yang diterapkan dalam pengolahan
bahan makanan :
Tabel SOP Pengolahan Bahan Makanan
SOP Pengolahan Bahan Makanan
3) Jadwal Distribusi
Ditribusi makanan dari pantry ke pasien dilakukan
berdasarkan jadwal yang telah ditentukan dan ruangan yang dituju.
Jadwal distribusi makanan dijelaskan pada tabel di bawah ini :