Anda di halaman 1dari 109

CPL 1

Merencanakan Dan Mengelola Sumberdaya Dalam Penangulangan

Masalah Gizi Perorangan, Kelomopok, Masyarakat Dengan Risiko

Minimal, Melalui Terapi Diet dan Cost Effective Sesuai Dengan

Perkembangan Ilmu Dan Serta Seni Kuliner

Indikator Kerja :

A. Perencanaan Menu

Perencanaan menu (berisi tahapan penyusunan menu, syarat

penyusunan menu, macam menu/jenis menu termasuk siklus menu

yang ditetapkan beserta alasannya, pedoman menu dan evaluasi

menu dengan menilai daya terima pasien terhadap makanan yang

disajikan serta menghitung waste)

Langkah-langkah perencanaan menu (PGRS, 2013) :

1. Bentuk tim kerja untuk menyusun menu yang terdiri dari

dietisien, kepala masak (chef cook), pengawas makanan.

2. Menetapkan Macam Menu

Mengacu pada tujuan pelayanan Rumah Sakit, maka perlu

ditetapkan macam menu, yaitu menu standar, menu pilihan,

dan kombinasi ke duanya.

3. Menetapkan Lama Siklus Menu dan Kurun Waktu Penggunaan

Menu Perlu ditetapkan macam menu yang cocok dengan

sistem penyelenggaraan makanan yang sedang berjalan.

1
Siklus dapat dibuat untuk menu 5 hari, 7 hari, 10 hari atau 15

hari. Kurun waktu penggunaan menu dapat diputar selama 6

bulan – 1 tahun.

4. Menetapkan Pola Menu

Pola menu yang dimaksud adalah menetapkan pola dan

frekuensi macam hidangan yang direncanakan untuk setiap

waktu makan selama satu putaran menu. Dengan penetapan

pola menu dapat dikendalikan penggunaan bahan makanan

sumber zat gizi dengan mengacu gizi seimbang.

5. Menetapkan Besar Porsi

Besar porsi adalah banyaknya golongan bahan makanan yang

direncanakan setiap kali makan dengan menggunakan satuan

penukar berdasarkan standar makanan yang berlaku di Rumah

Sakit .

6. Mengumpulkan macam hidangan untuk pagi, siang, dan malam

pada putaran menu termasuk jenis makanan selingan.

7. Merancang Format Menu

Format menu adalah susunan hidangan sesuai dengan pola

menu yang ditetapkan. Setiap hidangan yang terpilih

dimasukkan dalam format menu sesuai golongan bahan

makanan.

8. Melakukan Penilaian Menu dan Revisi Menu

2
Untuk melakukan penelitian menu diperlukan instrument

penilaian yang selanjutnya instrumen tersebut disebarkan

kepada setiap manajer. Misalnya manajer produksi, distribusi

dan marketing. Bila ada ketidak setujuan oleh salah satu pihak

manajer, maka perlu diperbaiki kembali sehingga menu telah

benar-benar disetujui oleh manajer.

9. Melakukan Test Awal Menu

Bila menu telah disepakati, maka perlu dilakukan uji coba

menu. Hasil uji coba, langsung diterapkan untuk perbaikan

menu.

Adapun langkah penyusunan perencanaan menu di RS Dr.

Tadjuddin Chalid Makassar, yaitu :

a. Tahun 2019 rs tadjuddin chalid baru membentuk tim

perencanaan menu, menu di buat oleh ibu mahmi (bagian

litbang) dan ibu manti (kordinator bagian pengolahan produksi)

dan ibu hera (kepala instalasi gizi RS dr Tajuddin Chalid

Makassar. Penyusunan menu juga melibatkan anggota

bagian.produksi dikarenakan bagian produksi mengetahui hal-

hal terkait pengolahan sehingga dapat menyarakan beberapa

menu yang efisien.

b. Dahulu pergantian menu adalah per tiga bulan akan tetapi

sekarang pergantian menu sekali setahun. Kebijakan

perubahan menu per 3 bulan dikarenakan adanya pasien kusta

3
yang memiliki Riwayat rawat lama akan tetapi seiring waktu

berjalan pasien kusta RS dr Tajuddin Chalid berkurang dan

kebijakan instalasi gizi sekarang menganti siklus menu sekali

setahun.

c. RS dr Tajuddin Chalid menggunakan menu 10+1 dikarenakan

lama rawat inap pasien tifoid yaitu 4-7 hari.

d. Membentuk tim kerja terdiri dari dietisien, juru masak, dan

pengawas makanan.

e. Adapun macam-macam menunya ialah menu makanan biasa,

menu makanan lunak, menu makanan saring, diet khusus dan

formula enteral rumah sakit/makanan cair.

f. Siklus menu yang dipergunakan ialah 10 hari + menu 11 untuk

menu tanggal 31, dengan kurun waktu penggunaan menu

selama 1 tahun. Penggunaan siklus 10 hari dikarenakan agar

dapat menghindari terjadinya pengulangan menu.

g. Pola menu mengacu pada menu gizi seimbang. Pola menu

terdiri dari makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayuran,

dan buah.

h. Besar porsi yang diterapkan berdasarkan hasil penentuan

besaran porsi yang telah ditetapkan yang mengacu pada rata-

rata kebutuhan pasien.

4
i. Pengelompokan hidangan hewani yang serasi dengan warna,

komposisi, kosistensi, bentuk dan variasi yang kemudian

dikelompokkan dengan lauk nabati dan sayuran.

j. Penyusunan pola menu dan master menu yang memuat garis

besar frekuensi penggunaan bahan makanan harian dengan

siklus menu yang berlaku.

k. Revisi menu dilakukan dengan menggunakan instrumen uji

organoleptik dan pengamatan sisa makanan.

l. Pembuatan menu baru lalu dilakukan uji cita rasa yang

selanjutnya dilakukan evaluasi menu dengan membuat

koesioner mengenai menu makan dalam 1 siklus menu yang

nantinya menu makanan yang kurang disukai oleh konsumen

akan diganti dengan menu baru. Setelah itu, dilakukan lagi

penelitian dengan membuat kuesioner tentang daya terima

makanan untuk menu baru tersebut sebagai bahan evaluasi.

Penerapan menu baru dilakukan setelah melewati berbagai

tahapan instrument penelitian.

5
DAFTAR MENU PASIEN KLS I, II, III
INSTALASI GIZI RS DR. TAJUDDIN CHALID MAKASSAR
HARI I
WAKTU
MAKANAN BIASA MAKANAN LUNAK DIET BUMBU
PAGI Nasi Bubur Nasi/bubur C
Telur mata sapi bb kecap Telur mata sapi bb kecap Telur mata sapi bb kecap C
Cah sawi putih + wortel Cah sawi putih + wortel Cah sawi putih + wortel
10.00 Kue apem pandan Kue apem pandan Kue apem pandan
Susu Susu Susu
SIANG Nasi Bubur Nasi/bubur
Ayam kari Ayam kari Ayam kari A
Mie goreng Mie goreng Ayam semur (ru/dl) C
Capcay Capcay Mie goreng C
Papaya Papaya Oseng tahu (dm) A
Capcay C
Tumis labu siam (dl) A
Papaya
16.00 Kue nagasari Kue nagasari Kue nagasari
SORE Nasi Bubur Nasi/bubur
Ikan goreng tepung (lamuru) Ikan palumara (lamuru) (d) Ikan pallumara (lamuru)
(c) Tahu semur Tahu semur A
Tahu goreng bb bali Cah labu siam + wortel Tahu bacem (rudl) C
Cah labu siam + wortel Pisang ambon Cah labu siam + wortel C
Pisang ambon Pisang ambon
2020

6
DAFTAR MENU PASIEN KLS I, II, III
INSTALASI GIZI RS DR. TAJUDDIN CHALID MAKASSAR
TAHUN 2020

HARI II
WAKTU
MAKANAN BIASA MAKANAN LUNAK DIET BUMBU
PAGI Nasi Bubur Nasi/bubur
Ikan goreng banyara bb Ikan banyara kuah kuning Ikan banyara kuah kuning A
Lombok Oseng kac. Panjang + wortel Oseng kac Panjang + wortel C
Oseng kac Panjang + wortel
10.00 Kue bolu zebra Kue bolu zebra Kue bolu zebra
Susu Susu Susu
SIANG Nasi Bubur Nasi/bubur
Ikan laying masak woku Ikan layang masak woku Ikan layang masak woku A
Tempe goreng tepung Oseng tempe Oseng tempe
Urapan Urapan Urapan C
Semangka Semangka Tumis oyong + wortel (RPurin) A
Semangka
16.00 Kue cangkuning Kue cangkuning Kue cangkuning
SORE Nasi Bubur Nasi/bubur
Daging empal Daging empal Daging empal A
Perkedel tahu Perkedel tahu Perkedel tahu
Sup oyong + wortel Sup oyong + wortel Sup oyong + wortel C
Pisang susu Pisang susu Orak arik wortel (RPurin/RP) C
Pisang susu

7
DAFTAR MENU PASIEN KLS I, II, III
INSTALASI GIZI RS DR. TAJUDDIN CHALID MAKASSAR
TAHUN 2020
HARI III
WAKTU
MAKANAN BIASA MAKANAN LUNAK DIET BUMBU
PAGI Nasi Nasi Nasi
Ayam goreng bb bali Ayam semur Ayam semur ( c) C
Sup kol + wortel Sup kol + wortel Sup kol + wortel
10.00 Kue risoles Kue risoles Kue risoles
Susu Susu Susu
SIANG Nasi Nasi Nasi
Ikan bandeng gr bb Lombok Ikan bandeng gr bb Lombok Ikan bandeng pallumara (D )
Rempeyek mairo (kusta) Rempeyek mairo (kusta) Rempeyek mairo (kusta)
Tahu goreng bb bali Tahu bacem Tahu bacem ( C) B
S bening daun kacang + S bening daun kacang + jagung Cah tauge + wortel (RPurin / C
jagung Pisang ambon DL)
Pisang ambon Pisang ambon
16.00 Kue donat Kue donat Kue donat
SORE Nasi Bubur Nasi
Ikan layang masak woku Ikan layang masak woku Ikan layang masak woku A
Perkedel jagung Perkedel jagung Perkedel jagung C
Cah kac Panjang + tauge + Cah kac Panjang + tauge + wortel Cah kac Panjang + tauge + C
wortel pepaya wortel A
pepaya Papaya

8
DAFTAR MENU PASIEN KLS I, II, III
INSTALASI GIZI RS DR. TAJUDDIN CHALID MAKASSAR
TAHUN 2020
HARI IV
WAKTU
MAKANAN BIASA MAKANAN LUNAK DIET BUMBU
PAGI Nasi Nasi Nasi/bubur
Telur goreng bb bali Telur goreng bb bali Telur goreng bb bali A
Orak arik kol + wortel Orak arik kol + wortel Orak arik kol + wortel C
10.00 Kue jalangkote Kue jalangkote Kue jalangkote
susu susu Susu
SIANG Nasi Bubur Nasi/bubur
Daging rawon Daging rawon Daging rawon A
Perkedel kentang Perkedel kentang Perkedel kentang C
Sup kacang merah + wortel Sup kacang merah + wortel Sup kacang merah + wortel C
Semangka Semangka Cah labu siam + wortel A
(RPurin/DL)
Semangka
16.00 Kue mangkok Kue mangkok Kue mangkok
SORE Nasi Nasi Nasi
Ikan goreng layang bb Ikan layang masak pallumara (d) Ikan goreng masak pallumara
Lombok (a) Tempe bacem (D) C
Tempe bacem S santan kac hijau + labu siam Tempe bacem C
S santan kac hijau + labu Papaya S santan kac hijau + labu siam A
siam Orak arik wortel (DL)
Papaya Papaya

9
DAFTAR MENU PASIEN KLS I, II, III
INSTALASI GIZI RS DR. TAJUDDIN CHALID MAKASSAR
TAHUN 2020
HARI V
WAKTU
MAKANAN BIASA MAKANAN LUNAK DIET BUMBU
PAGI Nasi Bubur Bubur
Ikan goreng banyara bb Ikan banyara kuah kuning (A) Ikan banyara kuah kuning (A)
kecap(c) Cah sawi putih + wortel Cah sawi putih + wortel C
Cah sawi putih + wortel
10.00 Kue sus Kue sus Kue sus
Susu Susu Susu
SIANG Nasi Bubur Bubur
Ikan lamuru masak pallumara Ikan lamuru masak pallumara Ikan lamuru masak pallumara D
Sambal gr tempe + kac Tempe opor Tempe opor (B)
Panjang (c ) Oseng buncis + wortel Oseng buncis + wortel C
Oseng buncis + wortel Melon (kls I) Tumis sawi putih + wortel C
Melon (kls I) Pisang ambon (kls II, III) (RPurin)
Pisang Susu (kls II, III) Melon (kls I)
Pisang ambon (kls II, III)
16.00 Kue dadar gulung Kue dadar gulung Kue dadar gulung
SORE Nasi Bubur Bubur
Ikan goreng layang bb balado Ikan layang masak rica rica Ikan layang masak rica rica A
Kari tahu Kari tahu Kari tahu B
Cah kangkung + tauge Cah kangkung + tauge Cah kangkung + tauge C
Semangka Semangka Cah tauge + wortel (Rpurin) A
Semangka

10
DAFTAR MENU PASIEN KLS I, II, III
INSTALASI GIZI RS DR. TAJUDDIN CHALID MAKASSAR
TAHUN 2020
HARI VI
WAKTU
MAKANAN BIASA MAKANAN LUNAK DIET BUMBU
PAGI Nasi Bubur Bubur
Telur semur Telur semur Telur semur C
Cah labu siam + wortel Cah labu siam + wortel Cah labu siam + wortel C
10.00 Kue panada Kue panada Kue panada
Susu Susu Susu
SIANG Nasi Bubur Bubur
Ayam goreng bb kecap Ayam semur Ayam semur C
Pastel mie Pastel mie Pastel mie C
Sup macaroni + wortel + Sup macaroni + wortel + buncis Sup macaroni + wortel (Rpurin) C
buncis Pisang raja (kls I) Pisang raja (kls I)
Pisang raja (kls I) Pisang susu (kls II,III) Pisang susu (kls II,III)
Pisang susu (kls II,III)
16.00 Kue cantik manis Kue cantik manis Kue cantik manis
SORE Nasi Bubur Bubur
Ikan gr lamuru bb Lombok (a) Ikan lamuru kuah kuning (a) Ikan lamuru kuah kuning (a)
Tempe goreng tepung (c) Oseng tempe (a) Oseng tempe (a)
S santan Nangka + kac S santan Nangka + kac Panjang S santan Nangka + kac Panjang C
Panjang Papaya Tumis labu siam (Rpurin/RP) C
Papaya Papaya

11
DAFTAR MENU PASIEN KLS I, II, III
INSTALASI GIZI RS DR. TAJUDDIN CHALID MAKASSAR
TAHUN 2020
HARI VII
WAKTU
MAKANAN BIASA MAKANAN LUNAK DIET BUMBU
PAGI Nasi Bubur Nasi/bubur
Ikan goreng banyara bb bali Ikan banyara masak rica rica Ikan banyara masak rica rica A
Oseng kac. Panjang + wortel Oseng kac. Panjang + wortel Oseng kac. Panjang + wortel A
10.00 Kue bolu gulung Kue bolu gulung Kue bolu gulung
Susu Susu Susu
SIANG Nasi Bubur Nasi/bubur
Ikan bakar bandeng bb Ikan bakar bandeng bb Lombok Ikan bakar bandeng bb Lombok A
Lombok Mairo masak pallumara (kusta) Mairo masak pallumara (kusta)
Rempenyek mairo (kusta) Kari tahu Kari tahu B
Kari tahu Sup kacang merah Sup kacang merah C
Sup kacang merah Semangka Semangka
Semangka
16.00 Kue lumpiah Kue lumpiah Kue lumpiah
SORE Nasi Bubur Nasi/bubur
Daging rendang Daging rendang Daging rendang A
Telur dadar Telur dadar Ikan pallumara (RL/DL) D
Cah sawi hijau + wortel Cah sawi hijau + wortel Telur dadar A
Pisang susu (kls I) Pisang susu (kls I) Cah sawi hijau + wortel C
Pisang ambon (kls II,III) Pisang ambon (kls II,III) Pisang susu (kls I)
Pisang ambon (kls II,III)

12
DAFTAR MENU PASIEN KLS I, II, III
INSTALASI GIZI RS DR. TAJUDDIN CHALID MAKASSAR
TAHUN 2020
HARI VIII
WAKTU
MAKANAN BIASA MAKANAN LUNAK DIET BUMBU
PAGI Nasi Bubur Nasi/Bubur
Ayam goreng bb lombok Ayam semur Ayam semur (C )
Sup kol + wortel Sup kol + wortel Sup kol + wortel C
10.00 Kue arem arem Kue arem arem Kue arem arem
Susu Susu Susu
SIANG Nasi Bubur Nasi/Bubur
Ikan goreng lamuru bb bali Ikan lamuru masak woku Ikan lamuru masak woku A
Tempe goreng tepung (c) Oseng tempe (A) Oseng tempe (A)
S bening bayam + kac hijau S bening bayam + kac hijau S bening bayam + kac hijau B
Papaya Papaya Sup kol + wortel + kac hijau C
Papaya
16.00 Kue bolu rempah Kue bolu rempah Kue bolu rempah
SORE Nasi Bubur Nasi/Bubur
Ikan layang masak sarden Ikan layang masak sarden Ikan layang masak sarden A
Tahu goreng Oseng tahu Oseng tahu (A)
Oseng buncis + wortel Oseng buncis + wortel Oseng buncis + wortel C
Pisang ambon (kls i) Pisang ambon (kls i) Orak arik wortel (RPurin) A
Pisang susu (kls II, III) Pisang susu (kls II, III) Pisang ambon (kls i)
Pisang susu (kls II, III)

13
DAFTAR MENU PASIEN KLS I, II, III
INSTALASI GIZI RS DR. TAJUDDIN CHALID MAKASSAR
TAHUN 2020
HARI IX
WAKTU
MAKANAN BIASA MAKANAN LUNAK DIET BUMBU
PAGI Nasi Bubur Nasi/Bubur
Ikan gr banyara bb Lombok Ikan gr banyara masak rica-rica Ikan gr banyara masak rica-rica A
Cah labu siam + wortel Cah labu siam + wortel Cah labu siam + wortel C
10.00 Kue lapis Kue lapis Kue lapis
Susu Susu Susu
SIANG Nasi Bubur Nasi/Bubur
Ikan lamuru masak woku Ikan lamuru masak woku Ikan lamuru masak woku A
Perkedel jagung Perkedel jagung Perkedel jagung C
Cah sawi putih + wortel Cah sawi putih + wortel Cah sawi putih + wortel C
Pisang susu Pisang susu Pisang susu
16.00 Kue bolu zebra Kue bolu zebra Kue bolu zebra
SORE Nasi Bubur Nasi/Bubur
Ikan goreng layang bb kecap Ikan layang masak pallumara (d) Ikan layang masak pallumara
(c) Sambal gr tahu + kac Panjang (d) A
Sambal gr tahu + kac S santan labu kuning + kac Panjang Sambal gr tahu + kac Panjang C
Panjang Semangka S santan labu kuning + kac
S santan labu kuning + kac Panjang
Panjang Semangka
Semangka

14
DAFTAR MENU PASIEN KLS I, II, III
INSTALASI GIZI RS DR. TAJUDDIN CHALID MAKASSAR
TAHUN 2020
HARI X
WAKTU
MAKANAN BIASA MAKANAN LUNAK DIET BUMBU
PAGI Nasi Bubur Nasi/Bubur
Telur ceplok bb balado Telur ceplok bb balado Telur ceplok bb balado A
Cah sawi putih + wortel Cah sawi putih + wortel Cah sawi putih + wortel C
10.00 Kue sus Kue sus Kue sus
Susu Susu Susu
SIANG Nasi Bubur Nasi/Bubur
Ikan goreng layang bb bali Ikan layang bb rica Ikan layang bb rica A
Sambal goreng tempe Sambal goreng tempe Tempe opor C
S lodeh terong + kac Panjang S lodeh terong + kac Panjang S lodeh terong + kac Panjang C
Semangka Semangka Semangka
16.00 Kue bolu zebra Kue bolu zebra Kue bolu zebra
SORE Nasi Bubur Nasi/Bubur
Opor ayam Opor ayam Opor ayam B
Perkedel kacang merah Perkedel kacang merah Perkedel kacang merah C
Tumis sawi hijau + wortel Tumis sawi hijau + wortel Tumis sawi hijau + wortel C
pepaya pepaya pepaya

15
DAFTAR MENU PASIEN KLS I, II, III
INSTALASI GIZI RS DR. TAJUDDIN CHALID MAKASSAR
TAHUN 2020
HARI XI
WAKTU
MAKANAN BIASA MAKANAN LUNAK DIET BUMBU
PAGI Nasi Bubur Nasi/Bubur
Ikan gr layang bb kecap (C ) Ikan layang pallumara (D) Ikan layang pallumara (D)
Orak arik kol + wortel Orak arik kol + wortel Orak arik kol + wortel C
10.00 Kue sus Kue sus Kue sus
Susu Susu Susu
SIANG Nasi Bubur Bubur
Ikan bandeng masak woku Ikan bandeng masak woku Ikan bandeng masak woku A
Rempeyek mairo (kusta) Mairo masak palllumara(kusta) Mairo masak palllumara (kusta) C
Perkedel tahu Perkedel tahu Perkedel tahu A
S asem labu siam + kac S asem labu siam + kac panjang S asem labu siam + kac
panjang +jagung panjang
+jagung Melon (Kls I) +jagung
Melon (Kls I) Papaya (kls II,III) Melon (Kls I)
Papaya (kls II,III) Papaya (kls II,III)
16.00 Kue bolu zebra Kue bolu zebra Kue bolu zebra
SORE Nasi Bubur Bubur
Telur goreng bb bali Telur goreng bb bali Telur goreng bb bali A
Tempe goreng tepung (c) Oseng tempe Oseng tempe (A)
Sup sayuran Sup sayuran Sup sayuran C
Pisang raja (Kls I) Pisang raja (Kls I) Pisang raja (Kls I)
Semangka (kls II,III) Semangka (kls II,III) Semangka (kls II,III)

16
B. Analisis SDM yang diperlukan di Instalasi Gizi RS

17
Tenaga gizi dalam pelayanan gizi rumah sakit adalah profesi gizi

yang terdiri dari Registered Dietisien (RD) dan Teknikal Registered

Dietisien (TRD). Registered dietisien bertanggung jawab terhadap

pelayanan asuhan gizi dan pelayanan makanan dan dietetik,

sementara TRD bertanggung jawab membantu RD dalam melakukan

asuhan gizi dan pelayanan makanan serta dietetik serta

melaksanakan kewenangan sesuai dengan kompetensi. (PGRS, 2013)

1. Macam dan Jumlah Tenaga pada PMI

Pengorganisasian merupakan kegiatan serta tugas dan fungsi

masing-masing unit kerja yang ada dalam organisasi itu serta

hubungan kerja antara masing-masing unit kerja. Dalam

penyelenggaraan makanan merupakan suatu proses rangkaian

kegiatan yang melibatkan banyak orang maka diperlukan

pengorganisasian yang baik guna mendapatkan hasil yang

memuaskan. Ketenagaan pada setiap penyelenggaraan makanan

berbeda-beda, sesuai dengan klasifikasi dan tujuan masing-

masing.

Jumlah dan kualifikasi tenaga yang dibutuhkan oleh masing-

masing penyelenggaraan makanan banyak dipengaruhi oleh:

1) Jumlah konsumen yang dilayani/banyak jumlah porsi makanan

yang diselenggarakan Semakin banyak porsi makanan yang

diolah, membutuhkan tenaga yang semakin banyak pula.

18
Jenis/macam makanan yang diolah Semakin banyak macam

menu yang diolah, semakin banyak membutuhkan tenaga kerja.

Menu pilihan membutuhkan tenaga kerja lebih banyak daripada

menu terbatas (limited menu).

2) Jumlah hari pelayanan Sarana fisik dan prasarana yang

tersedia. Macam atau menu tipe bahan makanan dan peralatan

yang digunakan Bahan makanan “ready to cook” membutuhkan

tenaga lebih sedikit daripada yang konvensional. Peralatan

sekali pakai (disposable ware) membutuhkan tenaga lebih

sedikit daripada peralatan konvensional (gelas, mangkok yang

harus dicuci).

3) Macam/jenis dan jumlah menu yang disediakan (fixed

menu/menu ditetapkan atau selected menu/ menu pilihan).

4) Cara pendistribusian pelayanan/penyajian makanan yang

ditetapkan institusi. Metode penyajian makanan dan letak

penyajian Cafetaria service membutuhkan tenaga lebih sedikit

daripada waiter service.

5) Tempat penyajian yang berjauhan membutuhkan tenaga lebih

banyak.

6) Latihan dan pengalaman pegawai terlatih dan berpengalaman

dapat menangani berbagai tugas dan produktivitas yang baik.

2. Pengelompokan Ketenagaan dalam PMI

19
Tenaga kerja dalam penyelenggaraan makanan umumnya

dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:

1) Kelompok Tenaga Pengelola

Tenaga-tenaga pengelola kegiatan penyelenggaraan

makanan bertanggung jawab atas perencanaan, pengawasan,

dan pengendalian. Kelompok tenaga ini bertanggung jawab

dalam penyusunan menu, standardisasi kualitas, dan cita rasa

makanan yang dihasilkan, serta efisiensi penggunaan dan daya

yang tersedia sehingga biaya penyelenggaraan makanan dapat

ditekan serendah mungkin tanpa mengurangi mutu dan cita rasa

makanan.

2) Kelompok Tenaga Pelaksana

Kelompok tenaga pelaksana dalam penyelenggaraan

makanan adalah yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan

produksi dan distribusi makanan kepada konsumen. Isi tenaga

dalam kelompok ini adalah mereka yang mempunyai keahlian

dalam kegiatan masak-memasak, baik melalui pendidikan formal

maupun melalui pengalaman yang cukup.

3) Kelompok Tenaga Pembantu Pelaksana

Kelompok tenaga pembantu pelaksana penyelenggaraan

makanan adalah mereka yang terlibat dalam kegiatan

20
penyelenggaraan makanan, tetapi tidak mempunyai tanggung

jawab khusus. Umumnya mereka hanya membantu tenaga

pelaksana untuk menyelesaikan tugasnya, seperti membersihkan

bahan makanan, memotong, mengiris, atau membantu pekerjaan

memasak lainnya, termasuk membersihkan peralatan. Segala

sesuatu yang berhubungan dengan tenaga kerja mulai dari

sebelum, selama, dan sesudah masa kerja merupakan bagian

yang harus diperhatikan dari ketenagaan yang ada.

Tenaga pengolah makanan dalam penyelenggaraan

makanan umumnya mempunyai latar belakang pendidikan di

dunia kuliner. Akan tetapi, hal ini belum dapat menjamin bahwa

menu yang disajikan sudah memenuhi kecukupan gizi yang

dianjurkan. Menurut Mukrie (1990), tenaga yang dibutuhkan

dalam suatu penyelenggaraan makanan terdiri dari tenaga ahli,

tenaga terampil, dan tenaga penunjang. Jumlah tenaga dalam

penyelenggaraan makanan institusi tergantung dari jenis institusi

dan jumlah konsumen yang dilayani.

3. Ketenagaan dalam PMI (Rumah Sakit)

Menurut Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit (2013),

Penjenjangan dan Penilaian RD dan TRD disesuaikan dengan

jenjang dalam jabatan fungsional gizi yang ada sebagai berikut:

21
1) Registered Dietisien (RD), didalamnya terdiri dari :

a) RD Kompeten, adalah nutrisionis atau nutrisionis ahli

pertama dalam jabatan fungsional yang telah mengikuti

pendidikan profesi dan uji kompetensi serta teregistrasi,

memiliki pengalaman praktek dietetik umum (general)

kurang atau sama dengan 4 tahun.

b) RD Spesialis, Adalah RD kompeten atau RD dengan

jabatan fungsional nutrisionis ahli muda, memiliki

pengalaman praktek dietetik pada suatu peminatan

(misalnya ginjal/diabetes melitus/geriatri/anak/onkologi

atau manajemen makanan dan dietetik) lebih dan telah

mengikuti pendidikan/pelatihan yang intensif sesuai

dengan peminatannya atau setara magister gizi.

c) RD Advanced, adalah RD spesialis atau RD dengan

jabatan fungsional nutrisionis ahli madya yang memiliki

pengalan praktek dietetik pada peminatan tambahan

selama 5 tahun atau lebih, berpendidikan magister,

mengikuti pelatihan profesi secara intensif atau melakukan

penelitian gizi atau mendapat pengakuan sebagai

konsultan atau pakar bidang peminatan tersebut dari

profesi.

22
d) RD Expert, adalah RD Advanced, berpendidikan magister

atau pendidikan doktor (S3) Gizi, yang memiliki

pengalaman praktek dietetik selama 5 tahun atau lebih,

sebagai peneliti, penulis dan konsultan bidang gizi klinik

dan dietetik.

2) Teknikal Registered Dietisien, didalamnya terdiri dari :

a) TRD Kompeten, adalah TRD atau nutrisionis terampil

pelaksana pada jabatan fungsionil, memiliki

pengalaman praktek dietetik umum (general) kurang

atau sama dengan 4 tahun termasuk menangani

masalah gizi dan dietetik yang sederhana/tidak

kompleks.

b) TRD Specialis, adalah TRD kompetensi atau nutrisionis

terampil lanjutan yang memiliki pengalaman praktek

dietetik pada satu peminatan (misalnya ginjal/diabetes

melitus/anak/geriatri atau manajemen makanan dan

dietetik) lebih atau sama dengan dari 5 tahun dan telah

mengikuti pendidikan/pelatihan yang intensif sesuai

dengan peminatannya.

c) TRD Advanced, adalah TRD spesialis nutrisionis

terampil menyelia yang memiliki pengalaman praktek

dietetik dengan peminatan tambahan selama 5 tahun

23
atau lebih, mengikuti pelatihan profesi secara intensif

atau membantu penelitian gizi, mendapat pengakuan

sebagai penyelia dalam manajemen makanan dan

dietetic.

Adapun standar tenaga gizi di rumah sakit meliputi :

1) Pimpinan Pelayanan Gizi

Dalam memenuhi standar akreditasi dan terlaksananya

pelayanan gizi rumah sakit, dibutuhkan pimpinan

pelayanan gizi yang memiliki kompetensi dan

pengalaman di bidang gizi /dietetik, yaitu seorang

Registered Dietisien (RD) dan diutamakan yang telah

memperoleh pendidikan manajemen.

2) Kebutuhan Tenaga Gizi

Berdasarkan penelitian Badan Pendayagunaan Sumber

Daya Manusia kesehatan tahun 2012 mengenai

kebutuhan tenaga gizi dengan metode perhitungan

Analisis Beban Kerja atau WISN (Work Load Indicator

Staf Need), diperoleh jumlah optimal tenaga RD dan

TRD menurut kelas rumah sakit agar dapat

melaksanakan pelayanan gizi yang baik dan berkualitas

untuk menjamin keamanan pasien. Kebutuhan Tenaga

24
Gizi Berdasarkan Kelas Rumah Sakit digambarkan pada

table berikut :

Tabel 2.1 Kebutuhan tenaga gizi

No Rumah Sakit RD TRD Kebutuhan Tenaga Gizi


1 Kelas A 56 16 72
2 Kelas B 22 15 37
3 Kelas C 18 12 30
4 Kelas D 9 14 23
Sumber: Kemenkes, 2013

Berdasarkan hasil Lokakarya pengelolaan Rumah Sakit

(Direktorat Pelayanan RS Depkes RI, 1997) ditentukan bahwa

kebutuhan tenaga pada penyelenggaraan makanan rumah sakit

ditetapkan berdasarkan jumlah tempat tidur yang tersedia di

rumah sakit.

Untuk semua tipe kelas sebagai berikut :

1) S3 : 1 : 500 TT (untuk RS kelas A)

2) S2 : 1: 400 TT (untuk RS Kelas A dan B)

3) S1/D4 Gizi : 1 : 200 TT ( 1 orang per 200 tempat tidur, untuk

RS Kelas A,B,C)

Catatan:Untuk RS Kelas D Tidak diperlukan S1/ D4 Gizi

4) D3 Gizi : 1 ; 70 – 100 TT (Untuk RS Kelas A,B,C dan D)

5) SPAG/D1 : 1 : 40 TT (Khusus RS Kelas D Rationya adalah 1

: 30 TT)

6) SMK : 1 : 12 TT

25
7) SMU : 1 : 12 TT

4. Ketenagaan PMI di Rumah Sakit Tajuddin Chalid Makassar

Suatu organisasi dalam Instalasi Gizi di Rumah Sakit

seyogyanya menjamin bahwa pembagian tugas didalamnya baik

secara vertical ataupun horizontal terjamin dan tetap, dan untuk

menjamin tujuan yang sama maka diperlukan kerjasama yang baik

dalam organisasi tersebut. Instalasi Gizi RS Dr. Tajuddin Chalid

Makassar dimanajeri oleh seorang kepala Instalasi yang

mempunyai tugas mengatur agar sistem penyelenggaraan

makanan di RS Dr. Tajuddin Chalid Makassar berjalan lancar.

Kepala Instalasi Gizi memimpin seluruh tenaga yang ada di

Instalasi Gizi RS Dr. Tajuddin Chalid Makassar.

Dalam melaksanakan pelayanan gizi rumah sakit, dibutuhkan

tenaga gizi, dan tenaga pendukung, meliputi tenaga juru masak,

gudang, dan administrasi.

Adapun jenis ketenagaan yang ada di Rumah Sakit Dr.

Tajuddin Chalid Makassar adalah sebagai berikut:

1. Kepala Instalasi Gizi

26
Kepala Instalasi Gizi adalah penanggung jawab umum

organisasi unit pelayanan gizi di sebuah rumah sakit, yang

ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit dengan berdasarkan

ketentuan dan peraturan kepegawaian yang berlaku. Kepala

unit pelayanan di rumah sakit, yang ada ada umumnya

bertanggung jawab kepada kepala bidang penunjang non

medis. Kepala instalasi Gizi dalam melaksanakan tugasnya

dibantu oleh Koordinator, yaitu: Koor pelayanan gizi rawat

inap, Koor penyelengaraan makanan dan Koor penilitian dan

pengembangan gizi terapan.

2. Koordinator Pelayanan Gizi Ruang Rawat Inap

Dalam melaksanakan kegiatan dibantu oleh :

a. PJ PGRI Edelweis

b. PJ PGRI Azalea/ICU/PICU/NICU

c. PJ PGRI Cempaka/Anggrek/HD

3. Koordinator Penyelenggaraan Makanan

Dalam melaksanakan kegiatan dibantu oleh :

a. PJ Penerimaan BM

b. PJ Gudang

c. PJ Produksi/Pengolahan

4. kordinator penelitian dan pengembangan gizi terapan

27
Adapun Kualifikasi sumber daya manusia di Instalasi Gizi RS

Tadjuddin Chalid Makassar adalah sebagai berikut:

Tabel. 2.2 Kualifikasi Sumber Daya Manusia di Instalasi Gizi RS

Tadjuddin Chalid Makassar menurut Kualifikasi Pendidikan

Kualifikasi Pendidikan Jumlah


No Nama Jabatan
S1 D-IV D-III D-I SMA/SMK Lainnya
1 Kepala Instalasi Gizi 1 1
2 Koord.
ADM/Penelitian
1 1
Pengembangan Gizi
Terapan
3 Staf ADM/Penelitian
Pengembangan Gizi 1
Terapan
4 Koord.
Penyelenggaraan 1 1
Bahan Makanan
5 Petugas Penerimaan
1 1
Bahan Makanan
6 Petugas Gudang 1 1
7 Petugas
7 3 10
Produksi/Pengolahan
8 Petugas Pekarya 3 3 6
9 Petugas Pramusaji 2 4 6
10 Koord. Pelayanan
1 1
Gizi Rawat Inap
11 Petugas Gizi Ruang
2 4 6
Rawat Inap
Total 13 6 4 5 7 35
Sumber: Data primer, 2020

28
Tabel 2.3

Kebutuhan Tenaga Gizi berdasarkan Kelas Rumah Sakit

Tipe Rumah Sakit Dr. Tadjuddin Chalid


RD TRD
Makassar
Kelas B 3 4

Berdasarkan Tabel. 2.3 Jumlah tenaga di instalasi gizi RS

Tadjuddin Chalid Makassar tahun 2020 berjumlah 35 orang.

Berdasarkan Tabel 2.3, kualifikasi tenaga gizi sudah memenuhi aturan

menteri kesehatan No 78 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelayanan

Gizi rumah sakit yaitu terdapat 3 Registered Dietitian (RD) dan 4

Tecnical Registered Dietitian (TRD).

Adapun uraian tugas ketenagaan di Instalasi Gizi RS Dr. Tajuddin

Chalid Makassar diantaranya:

a. Kepala Instalasi gizi

1) Mengkoordinir semua kegiatan pelayanan gizi

2) Melakukan pengawasan dan pengendalian

3) Berkoordinasi dengan bagian lain terkait pelayanan gizi

4) Memantau dan mengontrol pelayanan gizi

5) Melakukan visit bersama tim

6) Mengikuti pertemuan rutin secara berkala

7) Membuat laporan pelayanan gizi

29
8) Melakukan pengarahan dan bimbingan kepada mahasiswa

dan petugas yang magang di instalasi gizi

9) Mengawasi dan bertanggungjawab terhadap tata tertib,

disiplin pegawai, kebersihan dan kelancaran tugas di

instalasi gizi.

b. Penyelenggaraan Bahan Makanan

1) Koordinator Penyelenggaraan Bahan Makanan

a) Membaca menu sesuai kelas

b) Mengajukan permintaan bahan makanan ke bagian

gudang

c) Memcuci tangan 6 langkah

d) Menggunakan alat pelindung diri

e) Menerima bahan makanan basah dari penerima

barang

f) Mengecek bahan makanan basah dari penerima

barang dan makanan kering dari bagian gudang

yang akan diolah

g) Membuat realisasi pemakaian lauk hewani

h) Menghitung kebutuhan lauk dan bahan lain sesuai

menu yang berlaku

i) Mencatat semua pemakaian bahan makanan

30
j) Menilai dan mengecek makanan sesuai dengan

menu, standar kualitas/mutu distribusi

k) Melakukan pencatatan peralatan/sarana dibagian

persiapan, pengolahan dan distribusi

l) Menyusun dan mengebangkan menu bersama

litbang dengan masukan dari petugas gizi ruang

rawat inap pertimbangan kepala instalasi gizi

2) Penerimaan Bahan Makanan

a) Menggunakan Alat pelindung diri

b) Mencuci tangan 6 langkah

c) Menerima bahan makanan kering dan basah serta

gas elpiji sesuai order

d) Menimbang dan memeriksa bahan makanan basah

yang dipesan setiap hari sesuai spesifikasi yang

telah ditetapkan

e) Menimbang dan memeriksa bahan makanan kering

yang dipesan

f) Menyerahkan bahan makanan basah ke bagian

produksi untuk diolah

g) Menyerahkan bahan makanan kering ke bagian

gudang untuk disimpan dan disusun sesuai dengan

jenis barang

31
h) Menerima dan menyalurkan snack pegawai pada

pagi hari

i) Mencatat dan merekap jumlah bahan makanan

pasien sesuai kelas perawatan

j) Mencatat dan merekap jumlah snack pegawai yang

masuk dan yang di distribusikan

3) Gudang

a) Menerima dan mencatat semua bahan makanan

kering yang masuk ke gudang

b) Membaca permintaan bahan makanan kering sesuai

kelas

c) Menimbang bahan makanan sesuai permintaan

d) Mencatat pengeluaran bahan makanan kering di

kartu stock

e) Menyerahkan barang ke bagian produksi

f) Menghitung stock bahan makanan kering

g) Mencatat dan melaporkan pemakaian bahan

makanan kering dan sisa stock per 10 hari dan akhir

bulan

h) Mengatur tata letak barang dalam ruang

penyimpanan

32
i) Mentatat jumlah peralatan yang masuk dan keluar

dari gudang

j) Melakukan pencatatan inventarisasi barang di

intalasi gizi

k) Memonitor pemakaian gas elpiji

4) Pengolahan/Produksi

a) Mengontrol dan melaksanakan kegiatan persiapan pengolahan dan

distribusi

b) Bertanggung jawab pada kebersihan, keamanan, dan kelancaran

tugas dibagian persiapan pengolahan dan distribusi

c) Melakukan pencatatan dan pelaporan

d) Menggunakan alat pelindung diri

e) Mencuci tangan 6 langkah

f) Membaca menu hari itu

g) Mengawasi dan membantu persiapan bahan makanan (kegiatan

persiapan : memotong/mengiris, mengupas, memetik, mencuci)

h) Mengawasi dan membantu proses kegiatan produksi (kegiatan

produksi : mencampur bahan makanan dengan bumbu,

membentuk, merebus, menumis, menggoreng, memanggang,

mengukus)

33
i) Mengawasi dan membantu kegiatan distribusi makanan pasien dan

snack daya tahan tubuh pegawai RSTC

j) Melakukan pencatatan alat makan pasien rawat inap umum dan

KIA

k) Mengontrol dan mengendalikan kebersihan, keamanan, dan

kelancaran pada kegiatan persiapan, pengolahan dan distribbusi

l) Membuat realisasi pemakaian lauk hewani

c. Pelayanan Gizi Ruang Rawat Inap

1) Koordinator Pelayanan Gizi Rawat Inap

a) Mengkoordinir kegiatan peningkatan pelayanan gizi

dan pengembangan pelayanan gizi ruang rawat inap

b) Mengkaji hasil skrinning gizi dari perawat dan order

diet dari dokter

c) Melakukan pengkajian gizi lanjut pada pasien

beresiko malnutrisi, atau kondisi khusus meliputi

pengumpulan, analisa dan interpretasi riwayat

gizi/makanan, biokimia, antropometri, pemeriksaan

klinis, fisik, dan riwayat personal pasien

d) Menetapkan diagnosa gizi

e) Menyusun intervensi diet meliputi tujuan dan

preskripsi diet

34
f) Melakukan pemantauan respon pasien terhadap

intervensi yang telah diberikan

g) Melakukan evaluasi terhadap proses dan dampak

asuhan gizi yang diberikan

h) Melakukan edukasi gizi meliputi konseling dan

penyuluhan pasien dan keluarganya

i) Mencatat dan melaporkan hasil asuhan gizi

j) Melakukan pengkajian ulang jika tujuan tidak

tercapai

k) Berpartisipasi aktif dalam pertemuan atau diskusi

yang dilakukan untuk mengevaluasi pelayanan gizi

yang telah diberikan bersama dokter

penanggungjawab pelayanan (DPJP), perawat, ahli

farmasi, dan tenaga kesehatan lain serta pasien dan

keluarganya

l) Mengontrol kebersihan kereta makan pasien

m) Mengontrol kebersihan piring makan pasien

n) Memantau pendistribusian makanan

o) Membimbing mahasiswa tentang proses asuhan gizi

2) Petugas Pelayanan Gizi Rawat Inap

a) Melakukan kegiatan peningkatan pelayanan gizi dan

pengembangan pelayanan gizi rawat inap

35
b) Mengkaji hasil skrining gizi dari perawat dan order

diet dari dokter

c) Melakukan pengkajian gizi lanjut pada pasien

beresiko malnutrisi, malnutrisi atau kondisi khusus

meliputi pengumpulan, analisa dan interpretasi

riwayat gizi/makanan, biokimia, antropometri,

pemeriksaan klinis, fisik, dan riwayat personal

pasien.

d) Menetapkan diagnosa gizi

e) Menyusun intervensi diet meliputi tujuan dan

preskripsi diet

f) Melakukan pemantauan respon pasien terhadap

intervensi yang telah diberikan

g) Melakukan evaluasi terhadap proses dan dampak

asuhan gizi yang diberikan

h) Melakukan edukasi gizi meliputi konseling dan

penyuluhan pasien dan keluarganya

i) Mencatat dan melaporkan hasil asuhan gizi

j) Melakukan pengkajian ulang jika tujuan tidak

tercapai

k) Berpartisipasi aktif dalam pertemuan atau diskusi

yang dilakukan untuk mengevaluasi pelayanan gizi

36
yang telah diberikan bersama dokter penaggung

jawab pelayanan (DPJP), perawat, ahli farmasi, dan

tenaga kesehatan lain serta pasien dan keluarganya

l) Mengontrol kebersihan kereta makan pasien

m) Mengontrol kebersihan piring makan pasien

n) Memantau pendistribusian makanan

o) Membimbing mahasiswa tentang proses asuhan gizi

d. Penelitian dan Pengembangan Gizi Terapan

1) Koordinator Litbang

a) Menyelenggarakan administrasi pelayanan gizi

b) Melakukan bimbingan kepada mahasiswa tentang

Manajemen Penyelenggaraan Makanan Rumah

Sakit (MPMRS)

c) Merekap jumlah data dan diit pasien ruang rawat

inap setiap hari

d) Melakukan pencatatan alat makan pasien rawat inap

umum dan KIA

e) Membuat laporan penyelenggaraan makanan

f) Menyusun dan mengembangkan menu bersama

bagian penyelenggaraan makanan

g) Mencatat laporan penggunaan lauk hewani

h) Melakukan pencatatan administrasi

37
i) Mengawasi dan membantu kegiatan distribusi

makanan pasien

2) Administrasi

a) Menyelenggarakan administrasi pelayanan gizi

b) Merekap data jumlah dan diit pasien ruang rawa inap

setiap hari

c) Melakukan pencatatan alat makan pasien rawat inap

umum dan KIA

d) Menyusun laporan penyelenggaraan makanan

e) Menyusun dan mengembangkan menu bersama

bagian penyelenggaraan makanan

f) Mencatat laporan penggunaan lauk hewani

g) Melakukan pencatatan administrasi

h) Mengawasi dan membantu kegiatan distribusi

makanan pasien

3. Perhitungan Kebutuhan Pegawai


WISN (Worldload Indicators of Staffing Need) merupakan metode

yang lebih baik karena menghitung berapa banyak staff yang

dibutuhkan di suatu unit kerja berdasarkan beban kerja saat ini. WISN

juga memungkinkan untuk meneliti berapa banyak petugas yang akan

dibutuhkan apabila beban kerja bertambah atau berkurang di masa

mendatang. WISN juga termasuk dalam surat keputusan Menteri

38
Kesehatan nomer 81 tahun 2004 tentang perencanaan tenaga

kessehatan. Berikut adalah kebutuhan SDM Instalasi Gizi RS Dr.

Tadjuddin Chalid Makasssar dengan Perhitungan WISN.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor : 81/ MENKES/SK/1/2004 tentang pedoman penyusunan

perencanaan sumber daya manusia kesehatan di tingkat propinsi,

kabupaten/kota serta rumah sakit. Langkah menghitung kebutuhan

tenaga berdasarkan Work Load Indicators of Staffing Need, yaitu :

a. Menetapkan waktu kerja tersedia

Menetapkan waktu kerja yang tersedia tujuannya adalah

diperolehnya waktu kerja tersedia masing-masing kategori SDM

yang bekerja di unit pelayanan selama kurun waktu satu tahun,

Rumusnya:

Waktu kerja tersedia = [ A-(B+C+D+E)] x F

Keterangan :

Jam kerja = jam efektif

A = Hari kerja (313 hari)

B = Cuti tahunan (12 hari)

C = Pendidikan/Pelatihan (20jam/1 hari)

D = Hari Libur nasional (16 hari)

39
E = Ketidakhadiran/Ijin Sakit (3 hari)

F = Waktu Kerja

Waktu kerja (5 hari) = (A – (B+C+D+E))x F jam

= (313 – (12 + 1 + 16 + 3)) x 7,5 jam

= 2.107,5 jam

Waktu kerja (6 hari) = (A – (B+C+D+E))x F jam

= (313 – (12 + 1 + 16 + 3)) x 5,5 jam

= 1.545,5 jam

Dalam hal ini unit kerja yang melakukan waktu kerja selama

5 hari (7,5 jam) yaitu Kepala Instalasi Gizi, Koordinator

Penyelenggaraan Makanan, Koordinator Administrasi dan Litbang,

Koordinator Ruang Rawat Inap, Staff Administrasi, Petugas

Penerimaan BM, Petugas Gudang, dan Petugas Rawat Inap.

Sedangkan unit kerja yang melakukan waktu kerja selama 6 hari

(5,5 jam) yaitu Petugas Produksi/Pengolahan BM, Pramusaji dan

Pekarya.

b. Menetapkan unit kerja

Menetapkan unit kerja bertujuan untuk memperoleh SDM yang

bertanggung jawab dalam menyelenggarakan kegiatan pelayanan

kesehatan perseorangan pada pasien.

c. Menetapkan standar beban kerja

40
Standar beban kerja adalah banyaknya jenis pekerjaan yang

dapat dikerjakan seorang tenaga kesehatan dalam satu tahun

kerja sesuai dengan standar profesional dalam perhitungan waktu

libur, sakit, ijin dan cuti.

Standar beban kerja = Waktu kerja tersedia


Rata-rata waktu yang tersedia untuk kegiatan

d. Menetapkan Standar Kelonggaran

Menurut Ruth (2010) standar kelonggaran dipengaruhi oleh rata-

rata waktu kelonggaran sebesar 5% dari jumlah jam kerja petugas

dan waktu kerja yang tersedia. Bila rata-rata waktu kelonggaran

memiliki kebijakan tentang standar kelonggaran maka

produktivitas petugas dapat dimaksimalkan.

Rata−rata waktu perfaktor kelonggaran


Standar Kelonggaran =
waktu kerja tersedia

e. Perhitungan Jumlah Kebutuhan SDM

Perhitungan Jumlah Kebutuhan Tenaga di Instalasi Gizi RS

Tadjuddin Chalid, dengan menggunakan rumus WISN (Work Load

Indicator Staffing Need):

41
Beban Kerja(1tahun)
Kapasitas =
waktu kerja tersedia (1tahun)

Jumlah tenaga kerja saat ini ×313 hari


=
( A− ( B+C + D+ E ) ) × F jam

1. Ka. Instalasi Gizi


Jumlah tenaga gizi, kepala instalasi gizi saat ini 1 orang

Beban Kerja(1tahun)
Kapasitas =
waktu kerja tersedia (1tahun)

Jumlah tenaga kerja saat ini × jam kerja× 313 hari


( A−( B+C+ D+ E ) ) × F jam

1× 7,5× 313
= = 1,1 orang = 1 orang
2107,5

2. Koordinator Penyelenggaraan Makanan

Jumlah tenaga gizi, kepala instalasi gizi saat ini 1 orang

Beban Kerja(1tahun)
Kapasitas =
waktu kerja tersedia (1tahun)

Jumlah tenaga kerja saat ini × jam kerja× 313 hari


=
( A−( B+C+ D+ E ) ) × F jam

1× 7,5× 313
= = 1,1 orang = 1 orang
2107,5

3. Petugas Penerimaan BM

Jumlah tenaga gizi, petugas penerimaan BM saat ini 1 orang

42
Beban Kerja(1tahun)
Kapasitas =
waktu kerja tersedia (1tahun)

Jumlah tenaga kerja saat ini × jam kerja× 313 hari


=
( A−( B+C+ D+ E ) ) × F jam

1× 7,5× 313
= = 1,1 orang = 1 orang
2107,5

4. Petugas Gudang

Jumlah tenaga gizi, petugas gudang saat ini 1 orang

Beban Kerja(1tahun)
Kapasitas =
waktu kerja tersedia (1tahun)

Jumlah tenaga kerja saat ini × jam kerja× 313 hari


=
( A−( B+C+ D+ E ) ) × F jam

1× 7,5× 313
= = 1,1 orang = 1 orang
2107,5

5. Produksi/Pengolahan BM

Jumlah tenaga gizi, petugas produksi/pengolahan saat ini 10


orang

Beban Kerja(1tahun)
Kapasitas =
waktu kerja tersedia (1tahun)

=
Jumlah tenaga kerja saat ini × jam kerja× 313 hari
( A−( B+C+ D+ E ) ) × F jam
10× 5,5× 313
= = 11,1 orang = 11 orang
1545,5

6. Pramusaji

43
Jumlah petugas produksi/pengolahan saat ini 6 orang

Beban Kerja(1tahun)
Kapasitas =
waktu kerja tersedia (1tahun)

Jumlah tenaga kerja saat ini × jam kerja× 313 hari


=
( A−( B+C+ D+ E ) ) × F jam
6 ×5,5 ×313
= = 6,6 orang = 7 orang
1545,5

7. Pekarya

Jumlah petugas produksi/pengolahan saat ini 6 orang

Beban Kerja(1tahun)
Kapasitas =
waktu kerja tersedia (1tahun)

Jumlah tenaga kerja saat ini × jam kerja× 313 hari


=
( A−( B+C+ D+ E ) ) × F jam
6 ×5,5 ×313
= = 6,6 orang = 7 orang
1545,5

8. Koordinator Ruang Rawat Inap

Jumlah tenaga gizi, koordinator ruang rawat inap saat ini 1


orang

Beban Kerja(1tahun)
Kapasitas =
waktu kerja tersedia (1tahun)

Jumlah tenaga kerja saat ini × jam kerja× 313 hari


=
( A−( B+C+ D+ E ) ) × F jam
1× 7,5× 313
= = 1,1 orang = 1 orang
2107,5

9. Petugas Ruang Rawat Inap

Jumlah tenaga gizi, petugas ruang rawat inap saat ini 6 orang

44
Beban Kerja(1tahun)
Kapasitas =
waktu kerja tersedia (1tahun)

Jumlah tenaga kerja saat ini × jam kerja× 313 hari


=
( A−( B+C+ D+ E ) ) × F jam
6 ×7,5 ×313
= = 6,6 orang = 7 orang
2107,5

Berdasarkan Perhitungan Kebutuhan tenaga dan beban kerja di

Unit Produksi/Penyelenggaraan Makanan RS Tadjuddin Chalid,

terdapat beberapa kualifikasi yang belum terpenuhi atau masih kurang

petugas tenaga kerja di instalasi gizi yaitu pada unit kerja

Produksi/Pengolahan, Pramusaji, Pekarya dan Petugas Ruang Rawat

Inap.

Adapun kualifikasi yang sudah terpenuhi yaitu unit kerja Kepala


instalasi, Koordinator penyelenggaraan makanan, petugas penerimaan BM,
Petugas gudang dan Koordinator ruang rawat inap. Instalasi Gizi
mengajukan permintaan pegawai serta persyaratan yang akan diterima dan
keputusan ada di pimpinan rumah sakit

C. Analisis peralatan, sarana dan prasarana di unit penyelenggaraan

makanan

1. Perencanaan Bangunan, Peralatan dan Perlengkapan, agar

penyelenggaraan makanan dapat berjalan dengan optimal, maka

ruangan, peralatan dan perlengkapannya perlu direncanakan

dengan baik dan benar.Dalam merencanakan sarana fisik

(bangunan) untuk unit pelayanan gizi Rumah Sakit, maka

diperlukan kesatuan pemikiran antara perencana dan pihak

45
manajemen terkait. Oleh karena itu, diperlukan satu tim yang

memiliki berbagai keahlian, yang terdiri dari arsitek, konsultan

manajemen, insinyur bangunan (sipil), listrik, disainer interior,

instalator, ahli gizi serta unsur lain di Rumah Sakit yang berkaitan

langsung seperti Pemilik Rumah Sakit, Direktur Rumah Sakit, serta

Instalasi Sarana Rumah Sakit (PGRS, 2013).

Tempat yang diperlukan pada penyelenggaraan makanan

terdiri dari:

a. Tempat penerimaan bahan makanan, ruang ini digunakan untuk

penerimaan bahan makanan dan mengecek kualitas serta

kuantitas bahan makanan yang sesuai dengan spesifikasi yang

telah ditentukan.Letak ruangan sebaiknya mudah dijangkau

kendaraan, dekat dengan ruang penyimpanan serta persiapan

bahan makanan.

b. Tempat atau ruang penympanan bahan makanan,

penyimpanan bahan makanan yaitu bahan makanan segar

(ruang pendingin) dan penyimpanan bahan makanan kering.

Luas tempat perbandingan ataupun gudang bahan makanan

tergantung pada jumlah bahan makanan yang akan di simpan.

c. Tempat persiapan bahan makanan, tempat persiapan di

gunakan untuk mempersiapkan bahan makanan dan bumbu

meliputi kegiatan membersihkan, mencuci, mengupas,

46
menumbuk, menggiling, memotong, mengiris, dll. Ruang harus

cukup luas menampung cukup banyak bahan alat pegawai,dan

alat transportasi.

d. Ruang pengolahan dan distribusi makanan, ruang pengolahan

makanan biasanya dikelompokkan menurut kelompok makanan

yang dimasak.Misalnya makanan biasa dan makanan

khusus.Kemudian makanan biasa dibagi menjadi kelompok

nasi, sayuran lauk pauk dan makanan selingan serta buah.

Selain itu pada ruang pengolahan makanan harus dilengkapi

dengan cerobong asap di atas kompor

e. Ruang pencucian alat masak dan alat makan, ruang pencucian

alat masak sebaiknya dilengkapi dengan sarana air panas.Alat-

alat dapur besar dan kecil dibersihkan dan disimpan di ruangan

khusus, sehingga mudah bagi pengawas untuk melakukan

inventaris alat.

- Fasilitas pencucian alat masak dan alat makan :

a) Terletak terpisah dengan ruang pencucian bahan makanan.

b) Tersedia fasilitas pengering/rak penyimpanan sementara yang

bersih.

c) Dilengkapi alat untuk mengatasi sumbatan dan vector.

d) Tersedia air mengalir dalam jumlah cukup dalam tekanan +15

psi (1,2 kg/cm3).

47
e) Tersedia sabun dan lap pengering yang bersih. (PGRS, 2013).

- Fasilitas pencucian alat makanan :

a) Terletak terpisah dengan ruang pencucian bahan makanan

dan peralatan.

b) Tersedia air mengalir dalam jumlah cukup dan tekanan +15 psi

(1,2kg/m).

c) Tersedia air panasdan alat pembersih seperti sabun, detergen,

sikat.

- Tempat pembuangan sampah, dalam penyelenggaraan makanan

diperlukan tempat pembuangan sampah yang cukup untuk

menampung sampah yang dihasilkan, dan harus segera

dikosongkan saat sampah terkumpul.

- Ruang pengawas, ruang ini diperlukan untuk pengawas dalam

melakukan kegiatannya.Sebaiknya ruangan ini terteletak pada

tempat yang strategis agar dapat mengawasi semua kegiatan di

penyelenggaraan makanan. (PGRS, 2013).

2. Fasilitas Ruang yang Dibutuhkan

a. Ruang penerimaan bahan makanan

b. Area cuci bahan makanan

c. Ruang penyimpanan bahan makanan kering

d. Ruang penyimpanan bahan makanan kering

48
e. Ruang persiapan

f. Ruang pengolahan dan penghangatan bahan makanan

g. Ruang penyajian makanan

h. Distribusi makanan dan minuman

i. Ruang penyimpanan perlengkapan

j. Ruang pencucian peralatan

k. Area untuk wadah pembuangan sementara sampah dapur

3. Sarana Fisik :

a. Letak tempat penyelenggaraan makanan, beberapa hal yang

perlu diperhatikan mengenai letak tempat penyelenggaraan

makanan suatu Rumah Sakit, antara lain :

1) Mudah dicapai dari semua ruang perawatan, agar pelayanan

dapat diberikan dengan baik dan merata untuk semua

pasien.

2) Kebisingan dan keributan di pengolahan tidak mengganggu

ruangan lain disekitarnya.

3) Mudah dicapai kendaraan dari luar, untuk memudahkan

pengiriman bahan makanan sehingga perlu mempunyai jalan

langsung dari luar.

4) Tidak dekat dengan tempat pembuangan sampah, kamar

jenazah, ruang cuci (laundry) dan lingkungan yang kurang

memenuhi syarat kesehatan.

49
5) Mendapat udara dan sinar yang cukup

b. Bangunan, belum terdapat standar yang tetap untuk sebuah

tempat pengolahan makanan, akan tetapi disarankan luas

bangunan adalah 1-2 m/tempat tidur. Dalam merencanakan

luas bangunan pengolahan makanan harus dipertimbangkan

kebutuhan bangunan pada saat ini, serta kemungkinan

perluasan sarana pelayanan kesehatan dimasa mendatang.

Setelah menentukan besar atau luas ruangan kemudian

direncanakan susunan ruangan dan peralatan yang akan

digunakan, sesuai dengan arus kerja dan macam pelayanan

yang akan diberikan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

merencanakan bangunan istalasi pelayanan gizi adalah tipe

rumah sakit, macam pelayanan dan macam menu, jumlah

fasilitas yang diinginkan, kebutuhan biasa, arus kerja, dan

susunan ruangan, serta macam dan jumlah tenaga yang

digunakan.

c. Konstruksi, beberapa persyaratan, mengenai konstruksi

tempat pengolahan makanan :

1) Lantai, harus kuat, mudah dibersihkan, tidak licin, kedap

air, tahan terhadap asam, tidak memberikan suara yang

keras, dan kemiringan yang landai.

50
2) Dinding, permukaan rata, tidak lembab, mudah

dibersihkan, bagian dinding yang selalu terkena cipratan

air harus dilapisi dengan bahan kedap air, dan cat dinding

berwarna terang. Semua kabel dan pipa harus berada

dalam keadaan yang terbungkus atau tertanam dalam

lantai atau dinding.Sudut dinding dengan lantai berbentuk

lengkung (Conus) agar mudah dibersihkan dan idak

menyimpan debu ataupun kotoran.

3) Langit-langit, harus tertutup dilengkapi dengan bahan

peredam suara untuk bagian tertentu, mudah dibersihkan,

kedap air, berwarna terang dan disediakan cerobong asap.

Jarak antara lantai dengan langit-langit harus tinggi

minimal 2,4 meter agar udara panas dapat bersikulasi

dengan baik.

4) Pintu dan jendela, pintu ruang tempat pengolahan

makanan dibuat membuka kearah luar dan dapat menutup

sendiri (self closing), dilengkapi dengan peralatan anti

serangga/ lalat seperti kassa, tirai, pintu rangkap, dan lain-

lain.

5) Pencahayaan dan ventilasi, baik penerangan langsung

maupun penerangan listrik harus cukup. Penerangan listrik

sebaiknya berkekuatan minimal 20 foot candle/ fc atau 200

51
lux. Semua pencahayaan tidak boleh menimbulkan silau.

Ventilasi harus cukup sehingga dapat mengeluarkan asap,

bau makanan, bau uap lemak, bau air serta panas, untuk

itu dapat digunakan exhause fan pada tempat tertentu.

(PGRS, 2013).

d. Alur Kerja

Alur kerja yang dimaksud adalah urutan kerja dalam

memproses bahan makanan menjadi hidangan, meliputi

kegiatan dari penerimaan bahan makanan, persiapan,

pemasakan, dan ditribusi makanan. Yang perlu diperhatikan

adalah:

1) Pekerjaan sebaiknya dikakukan secara satu arah.

2) Pekerjaan dilakukan secara efektif dan efisien.

3) Bahan makanan tidak dibiarkan lama sebelum di proses.

4) Sebaiknya jarak tempuh antar pekerja sependek mungkin

5) Ruang dan alat dapat dipakai seefektif mungkin

6) Biaya produksi dapat ditekan.

e. Peralatan dan perlengkapan di ruang penyelenggara

makanan Berdasarkan arus kerja terdapat peralatan yang

dibutuhkan sesuai alur penyelenggaraan adalah:

52
1) Ruang penerimaan timbangan 100-300 kg, rak bahan

makanan beroda, kereta angkut, alat-alat kecil seperti

pembuka botol, penusuk beras, pisau, dan sebagainya.

2) Ruang peyimpanan bahan makanan kering dan segar:

timbangan 20-100 gr, rak bahan makanan, lemari es,

freezer. Tempat bahan makanan dari plastic atau

stainless steel.

3) Ruang persiapan bahan makanan: meja kerja, meja

daging, mesin sayuran, mesin kelapa, mesin pemotong,

penggiling daging, mixer, blender, timbangan meja,

talenan, bangku kerja, penggiling bumbu, bak cuci.

4) Ruang pengolahan makanan: ketel uap 10-250 liter,

kompor, oven, penggorengan, mixer, blender, lemari es,

meja pemanas, pemanggang satai, toaster, meja kerja,

bak cuci, kereta dorong, rak alat, bangku, dan meja

pembagi.

5) Ruang pencuci dan penyimpanan alat: bak cuci, rak alat,

tempat sampah, dan lemari.

6) Dapur susu : meja kerja, meja pembagi, loker, meja kursi,

sterelisator, tempat sampah, pencuci botol, mixer,

blender, lemari es, tungku, meja pemanas.

53
7) Ruang pegawai: kamar mandi, loker, meja kursi, tempat

sampah, WC, tepat sholat, tempat tidur

f. Ruang perkantoran

Ruang perkantoran instalasi gizi rumah sakit terdiri dari ruang

kepala instalasi gizi dan staff, ruang administrasi, ruang rapat

dan perpustakaan, ruang penyuluhan/diklat gizi, locker,

kamar mandi, dan WC (PGRS, 2013).

Fasilitas ruang yang berada di Unit Produksi Gizi RS. DR. Tajuddin

Chalid Makassar terdiri dari:

1. Tempat / ruang Penerimaan

Bahan Makanan

Tempat/ruangan ini digunakan untuk penerimaan bahan makanan

dan mengecek kualitas serta kuantitas bahan makanan. Letak

ruangan ini mudah dicapai kendaraan, dekat dengan ruang

penyimpanan serta persiapan bahan makanan. Peralatan yang

dibutuhkan antara lain :

 Timbangan makanan skala 150kg

 Timbangan makanan skala 60 kg

 Meja penerimaan

 Kereta angkut/trolley

 Wadah-wadah bahan makanan

54
 Wastafel cuci tangan 2 buah + handwash + tissue

 Tempat sampah pedal tertutup

2. Tempat/ruang penyimpanan

bahan makanan

Tempat penyimpanan bahan makanan ada dua jenis yaitu

penyimpanan bahan makanan basah dan penyimpanan bahan

makanan kering. Bahan makanan segar (sayuran dan buah segar)

disimpan di almari pendingin, sedangkan untuk bahan makanan

seperti ikan, daging dan frozen food disimpan di freezer.

Penyimpanan bahan makanan kering dilakukan di gudang kering

diletakkan dalam almari dan rak-rak yang telah diberi nama sesuai

dengan bahan makanan.

Setiap bahan makanan kering yang distok diberi kartu stok yang

dicek dan diisi sesuai dengan pengeluaran kebutuhan. Peralatan

yang dibutuhkan antara lain :

 Timbangan bahan makanan (digital)

 Meja dan kursi untuk petugas

 Rak-rak bahan makanan

 Pallet

 Ac

 Wadah penyimpanan bahan makanan

55
 Kartu monitor suhu ruangan

3. Tempat / Ruangan Persiapan

Tempat persiapan bahan makanan digunakan untuk

mempersiapkan bahan makanan dan bumbu meliputi kegiatan

mengupas, menumbuk, menggiling, memotong, mengiris dan lain-

lain sebelum bahan makanan dimasak. Ruang/ tempat ini dekat

dengan ruangan/ tempat penerimaan.

a. Ruang persiapan lauk nabati. sayuran dan buah, peralatan

yang diperlukan meliputi:

 Meja kerja

 Pisau-pisau

 Talenan

 Bak cuci

 Wadah bahan makanan

 Kulkas

b. Ruang persiapan lauk hewani

 Meja kerja

 Pisau – pisau

 Talenan

 Bak cuci

 Wadah bahan makanan

56
 Freezer

c. Ruang persiapan bumbu

 Meja kerja

 Blender

 Pisau

 Talenan

 Wadah penyimpanan

 Bak cuci

d. Ruang persiapan susu

 Meja kerja

 Timbangan makanan

 Blender

 Dispenser + Galon

 Kulkas

4. Tempat/ruang Pemasakan atau Pengolahan

Tempat pemasakan makanan ini dilengkapi dengan cerobong asap

diatas kompor. Di ruang pengolahan bahan makanan

dikelompokkan menjadi makanan biasa dan makanan diit khusus.

Peralatan yang dibutuhkan meliputi

 Kompor,

 Alat masak stainless

57
 Perlengkapan masak stainless

 Pemanggang

 Meja kerja

 Baskom stainless

5. Tempat/ruang Pemorsian

Tempat pemorsian digunakan untuk memorsi bahan makanan

yang telah diolah dan matang. Tempat pemorsian dibagi menjadi 2

tempat yaitu pemorsian diit biasa dan diit khusus. Tempat

pemorsian ini terletak di dekat dengan ruangan pengolahan dan

ruangan distribusi. Peralatan yang dibutuhkan meliputi :

 Alat makan pasien

 Wadah stainless untuk makanan matang

 Cling wrap

 Timbangan makanan

6. Tempat / ruang

Pendistribusian

Tempat pendistribusian digunakan petugas gizi untuk mengemas,

mengecek dan mengelompokkan diit menurut kelas. Ruang

pendistribusian ini terletak di dekat ruang pemorsian dan

mempunyai akses keluar Instalasi Gizi yang cepat dan luas karena

58
digunakan untuk parkir trolley makan ruang rawat inap.Peralatan

yang dibutuhkan meliputi

 Trolley makan tertutup

 Trolley makanan terbuka

 Meja kerja

7. Tempat/ruang pencucian alat

Ruang/tempat pencucian alat di Instalasi Gizi di bagi menjadi 3

area, yaitu pencucian alat masak dapur dan pencucian alat makan

pasien. Peralatan yang dibutuhkan meliputi :

 Bak cuci

 Air panas (heater)

 Rak penirisan

 Sabun cair dan disinfektan

 Rak alat makan

 Tempat sampah

8. Tempat pembuangan sampah sentral gizi

Tempat pembuangan sampah terakhir dari Instalasi Gizi.Peralatan

di tempat pembuangan sampah sentral gizi terdiri dari :

 Tempat sampah besar tertutup

 Sapu lidi dll.

59
Pencahayaan Setiap Ruangan Di Instalasi Gizi RS. DR. Tajuddin
Chalid Makassar
Jumlah Lampu
Luas Neon CFL LED
Ruangan
(PxLxT) (23 (23Watt (18 Lux
watt) ) Watt)
Penerimaan Bahan 4,1 x 2,4 x 3 - - 1 20
Makanan
Persiapan sayur, buah dan 4,1 x 2,9 x3 - 1 - 26
nabati
Penyimpanan sayur, buah 4,1 x 1,8 x 3 - 1 - 20
dan nabati
Persiapan lauk hewani 4,1 x 2,9 x 3 - - 1 20
Penyimpana lauk hewani 4,1 x 2,4 x 3 - - 1 20
Bumbu 4,1 x 2,4 x 3 - - 1 20
Persiapan susu 4,1 x 2,9 x 3 - - 1 20
Pengolahan 7,8 x 7,6 x 3 8 - - 204
Distribsi 4,2 x 3,6 x 3 4 - - 102
Pencucian alat produksi 3,6 x 2,4 x 3 2 - - 51
Pencucian alat makan 3,3 x 2,5 x 3 5 - - 128
pasien
Penyimpanan bahan 5,4 x 4,2 x 3 - 1 - 26
makanan kering
Penyimpanan bahan 3x3x3 - - 1 20
makanan
Penyimpanan alat produksi 5,3 x 5 x 3 - - 1 20
Ruang staff 7,8 x 5,4 x 3 4 3 3 239

Denah Instalasi Gizi RS. DR. Tajuddin Chalid Makassar

O M
R Q P N L K J
O

60

A B C D
F

H
E

Keterangan :

A. Rg. Kepala Instalasi Gizi dan Staf

B. Rg. Penyimpanan Alat

C. Gudang kering

D. Rg. Penyimpanan Bahan Makanan

E. Rg. Pencucian Alat Produksi

F. Rg. Penyimpanan Alat

G. Rg. Pengolahan Lauk dan Sayur

H. Rg. Pengolahan Nasi/Bubur

I. Rg. Pencucian alat makan

J. Rg. Pemorsian dan Distribusi

K. Rg. Persiapan Susu

L. Rg. Persiapan Bumbu

M.Rg. Persiapan Lauk

N. Rg. Persiapan Sayur dan Buah

61
O. Rg. Penerimaan Bahan Makanan

P. Pintu masuk utama

Q. Rg. Locker Pegawai Instalasi Gizi

R. WC/Toliet

D. Analisis biaya makan (unit cost) di instalasi gizi RS

Anggaran adalah suatu rencana terinci yang dinyatakan secara

formal dalam ukuran kuantitatif, biasanya dinyatakan dalam satuan

uang untuk memperoleh dan penggunaan sumber-sumber suatu

organisasi dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun. Pada

setiap organisasi anggaran harus direncanakan secara realistis,

sistematis, luwes, dan dilakukan terus menerus serta menuntut

tanggung jawab dari menajemen sehingga dapat digunakan sesuai

kebutuhan organisasi. Pada institusi penyelenggaraan makanan

seperti di instalasi gizi rumah sakit, panti-panti sosial, asrama,

pelayanan makanan anak sekolah, dan lainnya, perencanaan

anggaran yang paling utama adalah untuk biaya makan. Hal ini

disebabkan karena biaya makan merupakan komponen mayoritas dari

manajemen keuangan dari institusi tersebut (Bakri et al., 2018).

Biaya makan per orang per hari merupakan biaya yang

dibutuhkan untuk penyelenggaraan makanan. Biaya ini diperoleh

berdasarkan total biaya yang dikeluarkan untuk penyelenggaraan

62
makanan dibagi dengan jumlah output. Data yang dibutuhkan untuk

menghitung biaya makan per orang per hari adalah jumlah output dari

penyelenggaraan makanan yaitu porsi makan atau jumlah konsumen

yang dilayani. Karena biaya kelas rawat berbeda maka perlu dilakukan

perhitungan setiap komponen biaya pada masing-masing kelas rawat.

Apabila belum ada data dan informasi biaya untuk setiap kelas rawat,

maka dapat dilakukan pembobotan yang besarnya tergantung dari

macam makanan yang diberikan pada setiap kelas rawat (Kemenkes

Republik Indonesia, 2013).

Perencanaan anggaran bahan makanan adalah kegiatan

penyusunan biaya yang diperlukan untuk pengadaan bahan makanan

dalam rangka penyelenggaraan makanan untuk kurun waktu tertentu

dalam bentuk Rencana Anggaran Belanja Bahan Makanan (RAB-BM).

Untuk rumah sakit dalam hal ini adalah untuk pengadaan bahan

makanan bagi pasien dan karyawan yang dilayani (Bakri et al., 2018)

Perhitungan Biaya Makan Pada prinsipnya perhitungan biaya

makanan maupun biaya asuhan gizi hampir sama. Biaya yang

dibutuhkan pada penyelenggaraan makanan adalah merupakan biaya

makan setiap konsumennya perhari. Besarnya biaya makan ini

diperoleh dengan cara menghitung keseluruhan biaya yang

dikeluarkan untuk penyelenggaran makanan dibagi dengan jumlah

63
output yaitu jumlah porsi yang dihasilkan. Pada penyelenggaraan

makanan rumah sakit, biaya makan pasien berbeda di masing- masing

kelas perawatan. Oleh karena itu maka perlu dilakukan perhitungan

untuk masing-masing komponen biaya pada masing-masing kelas

perawatan (Bakri et al., 2018).

Perhitungan Biaya Bahan Makanan (Food Cost) Biaya bahan

makanan ini termasuk dalam kelompok biaya tidak tetap (biaya

variabel), karena total biaya bahan makanan dipengaruhi oleh jumlah

atau porsi bahan makanan yang dihasilkan atau jumlah konsumen

yang dilayani. Perhitungan biaya bahan makanan dapat dilakukan

melalui 3 pendekatan, yaitu berdasarkan: 1) pedoman menu, 2)

standar resep. 3) pemakaian bahan makanan atau logistik bahan

makanan.(Bakri et al., 2018).

Unit cost atau biaya Satuan adalah biaya yang dikeluarkan untuk

menghasilkan satu produk, dan merupakan biaya rata-rata hasil

perhitungan dari biaya total dibagi sejumlah biaya produksi (Bahan,

SDM dan Overhead). Biaya satuan normatif (Normative Unit Cost)

yaitu menghitung prediksi seluruh biaya yang melekat pada unit

produksi meliputi biaya tetap (sdm) dan biaya variabel (bahan dan

overhead) dan masing-masing dibagi dengan jumlah output yang

akan diproduksi (Kemenkes Republik Indonesia, 2013).

64
Penetapan biaya makan Di RS Tajuddin Chalid Makassar

menggunakan biaya sbu dengan ketetapan harga per hari

Rp.36.000/pasien. Mereka juga tidak menghitung labor cost dan

overhead dikarenakan dibawahi oleh RS pemerintah. Sehingga biaya

air, listrik dan bahan bakar tidak diperhitungkan.

Analisis biaya makan standard resep TKTP 1 di RS Tajuddin


Chalid Makassar

B.Makanan Berat kotor Berat Harga satuan Harga


(gr) bersih (kg)
(gr)
Beras 350 350 12.650 4.427,50
Ikan 83 50 55.000 4.583,33
Daging 50 50 166.045 8.302,25
Ayam 100 50 50.000 5.000,00
Tempe 100 100 11.550 1.155,00
Kacang ijo 25 25 27.500 687,50
sayuran 200 (7.700+8800+8250) 1.677,50
Buah 200 200 7.000,00
Minyak 30 30 38.500 577,50
Gula pasir 15 15 16.500 247,50
Susu 20 20 88.000/800 gr 2.200,00
Kue 150 6.500/bh 7.000,00
Total 48.585,08
Bumbu 15% = 48.585,08 + 7328,71 = 56.186,80

Kenaikan harga 15% = 56.186,80 + 8.428,02 = 64.614,82

PPn 10% = 64.614,82 + 6.461,48 = 71.076,30

Di instalasi gizi rumah sakit untuk memperoduksi makanan pasien,

diketahui bahwa:

o Biaya pembelian bahan makanan TKTP 1= Rp. 36.643.560/bln

Total Cost (TC) untuk pasien TKTP 25 orang

65
o Biaya insentif tenaga bagian produksi= Rp. 3.000.000,-/bln

o Jumlah produk yang dihasilkan (Q) = 750 porsi/bl (Q)

Maka biaya satuan aktual (UC) adalah:

= (36.643.560+3.000.000):750 = 12.777

dibulatkan= Rp. 48.858,08,- per porsi

E. Analisis kegiatan pengadaan bahan makanan yang sesuai

(spesifikasi)

Kegiatan pengadaan bahan makanan meliputi penetapan

spesifikasi bahan makanan, perhitungan harga makanan,

pemesanan dan pembelian bahan makanan dan melakukan survei

pasar. (365 hari/10) x ∑ konsumen rata-rata x total macam dan ∑

makanan 10 hari.

66
1. Spesifikasi Bahan Makanan

Spesifikasi bahan makanan adalah standar bahan makanan yang

ditetapkan oleh unit/ Instalasi Gizi sesuai dengan ukuran, bentuk,

penampilan, dan kualitas bahan makanan.

Tipe Spesifikasi:

a) Spesifikasi Tehnik

Biasanya digunakan untuk bahan yang dapat diukur secara

objektif dan diukur dengan menggunakan instrumen tertentu.

Secara khusus digunakan pada bahan makanan dengan tingkat

kualitas tertentu yang secara nasional sudah ada.

b) Spesifikasi Penampilan

Dalam menetapkan spesifikasi bahan makanan haruslah

sesederhana, lengkap dan jelas. Secara garis besar berisi:

 Nama bahan makanan/produk

 Ukuran / tipe unit / kontainer/kemasan

 Tingkat kualitas

 Umur bahan makanan

 Warna bahan makanan

 Identifikasi pabrik

 Masa pakai bahan makanan / masa kadaluarsa

 Data isi produk bila dalam suatu kemasan

67
 Satuan bahan makanan yang dimaksud

 Keterangan khusus lain bila diperlukan

Contoh: Spesifikasi Ikan tongkol adalah tanpa tulang atau fillet,

berat 1⁄2 kg / potong, daging tidak berlendir, kenyal, bau segar tidak

amis, dan tidak beku.

c) Spesifikasi Pabrik

Diaplikasikan pada kualitas barang yang telah dikeluarkan oleh

suatu pabrik dan telah diketahui oleh pembeli. Misalnya spesifikasi

untuk makanan kaleng.

3.Survei Pasar

Survey pasar adalah kegiatan untuk mencari informasi mengenai

harga bahan makanan yang ada dipasaran, sesuai dengan spesifikasi

yang dibutuhkan sebagai dasar perencanaan anggaran bahan

makanan. Dari survei tersebut akan diperoleh perkiraan harga bahan

makanan yang meliputi harga terendah, harga tertinggi, harga

tertimbang dan harga perkiraan maksimal.

Kegiatan pengadaan bahan makanan instalasi gizi RS

dr.Tadjuddin Chalid Makassar meliputi : penetapan spesifikasi bahan

makanan, melakukan survei pasar, perhitungan harga makanan,

pemesanan dan pembelian bahan makanan.

1. Spesifikasi Bahan Makanan

68
Dalam pengadaan bahan makanan instalasi gizi rumah sakit

dr. Tadjuddin Chalid Makasaar telah menetapkan dan menyusun

spesifikasi bahan makanan yang akan digunakan. Tipe Spesifikasi

yang digunakan yaitu

a) Spesifikasi Tehnik

Salah satu teknik yang digunakan instalasi gizi RS dr.

Tadjuddin Chalid Makassar untuk mengetahui spesifikasi berat

bahan yaitu dengan melakukan penimbangan pada semua

bahan yang diterima secara satu per satu. Salah satu jenis

timbangan yang digunakan pada bahan pangan segar adalah

timbangan dengan kapasitas 60 kg

b) Spesifikasi Penampilan

Selain menggunakan spesifikasi teknik, pihak instalasi juga

menggunakan penampilan dalam melihat spesifikasi bahan

makanan. Beberapa kriteria yang digunakan yaitu

 Nama bahan makanan/produk

 Ukuran / tipe unit / kontainer/kemasan

 Tingkat kualitas

 Umur bahan makanan

 Warna bahan makanan

 Identifikasi pabrik

69
 Masa pakai bahan makanan / masa kadaluarsa

 Data isi produk bila dalam suatu kemasan

 Satuan bahan makanan yang dimaksud seperti ekor, kg, ons,

buah.

 Keterangan khusus lain bila diperlukan Contoh: spesifikasi

ayam harus dengan bahan yang bersih, segar, tanpa ekor,

tanpa kaki, tanpa leher, tanpa isi dalam, tanpa es.. .

2. Survei Pasar

Survey pasar adalah kegiatan untuk mencari informasi mengenai

harga bahan makanan yang ada dipasaran, sesuai dengan spesifikasi

yang dibutuhkan sebagai dasar perencanaan anggaran bahan makanan.

Dari survei tersebut akan diperoleh perkiraan harga bahan makanan

yang meliputi harga terendah, harga tertinggi, harga tertimbang dan

harga perkiraan maksimal.

Pihak instalasi gizi RS dr. Tadjuddin Chalid Makassar

melaksanakan survey pasar dibeberapa tempat seperti di pasar Daya

dan pasar Terong untuk menentukan harga yang akan dijadikan acuan

dalam pembelajaan bahan makanan, setelah itu pihak instalasi gizi

barulah melakukan pemesanan dan pembelian bahan makanan.

3. Pemilihan Rekan Kerja

70
Sebelum melakukan pemesanan dan pembelian bahan makanan,

pihak instalasi rumah sakit telebih dahulu melakukan pemilihan rekan

kerja yang bertanggung jawab terhadap pengadaan bahan makanan.

Pemilihan ini dilakukan dalam sebuah bentuk pelelangan, dan syarat

yang harus dipenuhi oleh rekanan adalah harus berbentuk CV.

Kemudian rekanan yang terpilih sebagai pemenang tender adalah

rekanan yang memiliki standar harga yang mendekati ketentuan harga

bahan makanan yang telah ditetapkan oleh pihak instalasi gizi rumah

sakit. Selanjutnya kedua pihak melakukan kesepakatan harga. Salah

satu bunyi kesepakatan yang disetujui adalah adanya penambahan

harga sebesar 15%.

4. Pemesanan dan Pembelian Bahan Makanan

a) Pemesanan Bahan Makanan

Pemesanan bahan makanan adalah penyusunan permintaan

(order) bahan makanan berdasarkan pedoman menu dan rata-rata

jumlah konsumen/pasien yang dilayani, sesuai periode pemesanan

yang ditetapkan. Pihak instalasi gizi RS dr. Tadjuddin Chalid Makassar

melakukan pemesanan bahan makanan setiap hari. Pihak instalasi

menyediakan daftar pesanan bahan makanan sesuai menu, waktu

pemesanan, standar porsi bahan makanan spesifikasi yang ditetapkan

dan jumlah pasien

71
Langkah-langkah yang ditempuh pihak instalasi gizi RS dr.

Tadjuddin Chalid Makassar dalam memesan bahan makanan yaitu :

 Menentukan frekuensi pemesanan bahan makanan segar dan

kering

 Membuat rekapitulasi kebutuhan bahan makanan dengan cara

mengalikan standar porsi dengan jumlah konsumen/pasien kali

kurun waktu pemesanan.

5. Pembelian Bahan Makanan

Pembelian bahan makanan merupakan serangkaian kegiatan

penyediaan macam, jumlah, spesifikasi bahan makanan untuk

memenuhi kebutuhan konsumen/pasien sesuai ketentuan/ kebijakan

yang berlaku. Pembelian bahan makanan merupakan prosedur

penting untuk memperoleh bahan makanan, biasanya terkait dengan

produk yang benar, jumlah yang tepat, waktu yang tepat dan harga

yang benar.

Sistem pembelian yang dilakukan oleh pihak instalasi gizi RS

dr. Tadjuddin Chalid Makassar yaitu pembeli memesan bahan

makanan sesuai kebutuhan, harga sesuai dengan yang telah

ditetapkan dan disepakati.

72
F. Analisis proses penerimaan bahan makanan

Penerimaan merupakan suatu kegiatan yang meliputi

memeriksa, meneliti, mencatat, memutuskan dan melaporkan tentang

macam dan jumlah bahan makanan sesuai dengan pesanan dan

spesifikasi yang telah ditetapkan, serta waktu penerimaannya. Tujuan

penerimaan yaitu diterimanya bahan makanan sesuai dengan daftar

pesanan, waktu pesan dan spesifikasi yang ditetapkan.

Langkah – langkah penerimaan bahan makanan :

a. Bahan makanan diperiksa, sesuai dengan pesanan dan ketentuan

spesifikasi bahan makanan yang dipesan.

b. Bahan makanan dikirim ke gudang penyimpanan sesuai dengan

jenis barang atau dapat langsung ke tempat pengolahan

makanan.

Menurut Bakri, dkk (2018) prinsip yang perlu diperhatikan dalam

Penerimaan Bahan Makanan :

a. Jumlah bahan makanan yang dieterima harus sama dengan

jumlah bahan makanan yang ditulis dalam faktur pembelian dan

sama jumlahnya dengan daftar permintaan institusi

b. Mutu bahan makanan yang diterima harus sama dengan

spesifikasi bahan makanan yang diminta pada saat kontrak

pengertian penerimaan bahan makanan

73
c. Penerimaan bahan makanan merupakan suatu kegiatan yang

meliputi memeriksa, meneliti, mencatat dan melaporkan macam,

kualitas dan jumlah bahan maknan yang sesuai dengan

pesanan.serta spesifikasi yang telah ditetapkan dan perjanjian

jual beli.

d. Harga bahan makanan yang tercantum dalam faktur pembelian

harus sama dengan harga bahan makanan yang tercantum

dalam penawaran bahan makanan.

Adapun prasyarat dari penerimaan bahan makanan yaitu :

a. Tersedianya daftar pesanan bahan makanan berupa macam dan

jumlah bahan makanan yang akan diterima pada waktu tertentu.

b. Tersedianya spesifikasi bahan makanan yang telah ditetapkan.

Pada penerimaan bahan makanan diberlakukan SOP atau

Standar Operasional Prosedur. Adapun Standar Operasional Prosedur

penerimaan bahan makanan di RS dr. Tadjuddin Chalid Makassar

(sesuai SPO Nomor HK. 02.03/XXXIII.2.3.1/3106/2017) meliputi :

1. Mempersiapkan daftar pesanan makanan berupa macam dan

jumlah yang akan diterima dalam waktu tertentu.

2. Mempersiapkan spesifikasi bahan makanan yang telah ditetapkan.

3. Petugas melakukan cuci tangan 6 langkah sebelum memeriksa

barang.

74
4. Bahan makanan diperiksa sesuai dengan pesanan dan ketentuan

spesifikasi bahan makanan yang dipesan.

5. Bahan makanan ditimbang sesuai dengan pesanan.

6. Bahan makanan dikirim ke gudang penyimpanan sesuai dengan

jenis barang atau dapat langsung ke tempat persiapan bahan

makanan.

7. Cleaning Service membersihkan tempat penerimaan bahan

makanan setiap selesai menerima bahan makanan.

8. Cleaning Service membersihkan tirai plastic sekali seminggu

dengan menggunakan sabun pembersih dan kemudian dilap kering.

Berikut Evaluasi yang dilakukan di instalasi gizi RS Tadjuddin

Chalid Makassar atau Hasil Observasi :

Proses penerimaan bahan makanan basah di RS. Tadjuddin

Chalid Makassar dilakukan oleh petugas gizi. Penerimaan bahan

makanan dilakukan secara konvensional yaitu petugas menerima

bahan makanan dari rekanan. Kegiatan penerimaan bahan makanan

memperhatikan dari segi spesifikasi mulai mulai dari warna, bentuk,

umur bahan, dan ukuran. Pada penerimaan bahan makanan

diberlakukan SOP atau standar operasional prosedur. Penerimaan

bahan makanan dibagi menjadi dua yaitu penerimaan bahan makanan

basah dan penerimaan bahan makanan kering. Penerimaan bahan

75
makanan basah dilakukan setiap hari. Penerimaan bahan makanan

basah dilakukan mulai pukul 08.00-09.00.

Kegiatan pertama yang dilakukan pada penerimaan bahan

makanan adalah bahan makanan yang datang ditimbang, disesuaikan

dengan spesifikasi bahan makanan dengan memperhatikan dari segi

warna, bentuk, umur bahan, dan ukuran. Apabila terdapat bahan

makanan yang tidak sesuai dengan spesifikasi bahan makanan

tersebut, maka bahan makanan tersebut akan dikembalikan kepada

pihak rekanan dan diganti dengan bahan makanan yang sesuai

dengan spesifikasi. Kemudian bahan makanan basah yang akan

langsung diolah dipisahkan sesuai dengan menu makanan yang akan

diolah. Setelah itu, bahan makanan tersebut dibawa ke ruang

persiapan sayur, buah, lauk hewani/lauk nabati, dan bumbu.

Untuk penerimaan bahan makanan kering, bahan makanan

yang datang juga akan disesuaikan dengan permintaan bahan

makanan dengan memperhatikan spesifikasi bahan makanan yang

ada. Setelah itu dilakukan pencatatan jumlah bahan makanan yang

datang. Bahan makanan yang telah selesai akan dibawa ke gudang

penyimpanan bahan makanan kering untuk disimpan.

NO. NAMA BARANG SATUA SPESIFIKASI YANG DITAWARKAN

76
N
I. GOL. DAGING
DAN IKAN
1. Ayam potong Bersih, segar, berat rata-rata min 1 kg,
Ekor tanpa ekor, tanpa kaki, tanpa leher,
tanpa isi dalam, tanpa es
2. Daging Baru, segar, tanpa es, tidak berurat/tidak
Kg
berlemak, izin DKK, daging Has
3. Ikan Bandeng Segar, baru, mata bening dan mengkilat,
Kg tidak lembek, berat 3-4 ekor/kg, tidak
berbau lumpur
4. Ikan Lamuru Segar, bersih, tanpa kepala, tanpa ekor,
Kg tidak di es dibelah dua, berat min 1 kg/ ½
ekor
5. Ikan banyara Segar, baru, mata bening dan mengkilat,
Ekor
tidak lembek, berat 150-200 gr/ekor
6. Ikan Layang Segar, baru, mata bening dan mengkilat,
Ekor
tidak lembek, berat 3-4 ekor/kg
7. Ikan Gabus Segar, bersih, tanpa es, berat 3-4
Kg
ekor/kg
8. Ikan Kembung/ Segar, baru, mata bening dan mengkilat,
Ekor
Co’mo tidak lembek, berat 4-5 ekor/kg
9. Ikan Mairo Segar, baru, mata bening dan mengkilat,
Kg
tidak lembek,

II. GOL. TELUR


10. Telur Butir Baru, bersih, berat rata-rata 16 butir/kg

III.GOL.
SAYURAN
11. Bayam Segar, muda, bersih, tanpa akar, tidak
Kg
berulat
12. Buncis Kg Segar, muda, bersih, tidak berulat, hijau
13. Labu Siam Segar, muda, bersih, tidak berulat, 3-4
Kg
biji/kg
14. Labu Kuning Segar, tua, bersih, tidak berulat, warna
Kg
kuning tua, tidak busuk
15. Kacang Panjang Kg Segar, muda, bersih, tidak berulat
16. Kentang Kg Tua, tidak berulat, kentang kalosi, segar

77
dan merata, 7-12 biji/kg
17. Kangkung Cina Segar, muda, bersih, tanpa akar, tidak
Kg berulat, dan hijau, panjang ujung batang
ke daun max 7 cm
18. Kol Segar, muda, bersih, tidak berulat, 1-1,5
Kg
biji/kg
19 Sawi Putih Segar, muda, bersih, tidak berulat, dan
Kg
putih kehijau-hijauan
20. Sawi hijau Segar, muda, bersih, tidak berulat, hijau
Kg
dan muda
21. Oyong Segar, muda, tidak berulat, min 200-250
Kg
gr/bh
22. Terong Segar, muda, tidak berulat, berwarna
Kg ungu min 3-5 biji/kg panjang tangkal max
3m
23. Tauge Panjang Kg Segar, muda, tidak berulat
24 Wortel Segar, muda, tidak berulat, dan tidak
Kg bengkok, 5-6 biji/kg, tidak berdaun, tidak
bertangkai
25. Daun Bawang Ons Segar, muda, tidak berulat
26. Daun Seledri Ons Segar, muda, tidak berulat
27. Ketimun Kg Segar, muda, tidak berulat
28. Jagung Kuning Berbiji, segar, muda, kuning, terkelupas,
Kg
Muda padat bijinya, 5-6 biji/kg
29. Tomat Buah Segar, bersih, merah, tidak berulat,
Kg
tanpa tangkai
30. Nangka Muda Kg Segar, muda, bersih, tidak berulat, putih
31. Kelapa Parut Kg Tua, bersih diparut tanpa kulit ari
32. Lombok Besar Kg Segar, bersih, merah, tidak berulat
33. Daun Kacang Kg Segar, muda, tidak berulat

IV. GOL. KACANG-KACANGAN dan HASIL OLAHANNYA


34. Kacang Merah Kg Kering, bersih, tua dan padat
35. Kacang Hijau Kg Kering, bersih, tua dan padat
36. Tempe Murni Segar, padat, bulat panjang, kemasan
Kg plastic 3-4 bks/kg, tidak asam, asli
kedelai, tanpa pengawet
37. Tahu Putih Segar, bersih, murni, tanpa air, padat,
Kg
tidak pahit, tanpa pengawet

78
V. GOL. BUAH-
BUAHAN
38. Pepaya masak Buah Segar, masak, berat minimal 2 kg/buah
39. Pisang Ambon Buah Tua, segar, masak, 150 gr/bh
40. Pisang Raja Tua, segar, masak dipohon, berat 70-75
Buah
gr/bh
41. Pisang Susu Buah Tua, segar, masak, min 60 gr/bh
42. Semangka Segar, masak, manis dan merah, berat
Buah
minimal 4 kg/bh
43. Melon Buah Segar, masak, berat minimal 3 kg/bh

VI. GOL. BUMBU


44. Asam Kg Bersih, tidak berbiji, warna coklat
45. Bawang merah Kering, bersih, padat, besar merata,
Kg
tidak busuk
46. Bawang putih Kering, bersih, padat, besar merata,
Kg
tidak busuk
47. Cuka Botol Bersih 650 ml/botol, 20%
48. Daun Salam Tusuk Kering, bersih, tidak bau busuk
49. Daun jeruk Ons Kering, bersih, tidak bau busuk
50. Garam kasar Kering, bersih, kemasan plastic 500
beryodium Bks gr/bks, mengandung iodium 30/80 ppm,
izin depkes
51. Jahe Kg Segar, muda, bersih
52. Kecap manis Bersih, 520 ml/sachet, komposisi : sari
Sachet kacang 12% kedelai, biji gandum,
natrium benzoate, gula, air dan garam
53. Kemiri kupas Kering, terkelupas, tidak hancur, bersih,
Kg
utuh
54. Ketumbar Kg Kering, bersih, biji baru
55. Kunyit bubuk Kg Kering, halus, bersih, baru, kunyit asli
56. Keluak kupas Ons Segar, bersih, tua, warna hitam
57. Laos Kg Segar, bersih, muda, mengkilat
58. Merica Kg Kering, bersih, padat
59. Bumbu Baru, kering, rasa ayam, rasa sapi, isi 10
Bks
pelezat/kaldu g/bks
60. Saos tomat Botol Bersih, 335 ml/botol, komposisi : pasta
tomat 21%, pati, cuka, natrium benzoate,

79
rempah-rempah, air gula
61. Sereh Bersih, segar, tua, panjang batang max
Kg
25 cm
62. Kencur Kg Segar, tua, bentuknya baik

VII.GOL. BERAS dan PENUKARNYA


63. Beras Kepala Kering, bersih, tidak hancur, tidak apek,
Kg
Spesial Pertani Pertani
64. Macaroni Kg Kering, baru, tidak apek, 500 gr/bks
65. Maizena Kering, baru, 300 gr/bks, tepung pati
Dos
jagung 100%
66. Mie instant mie Baru, tidak kadaluwarsa, 40 bks/dos
Dos
goreng
67. Tepung beras Bungkus Baru, tudak bau apek 500 gr/bks
68. Tepung terigu Baru, bersih, kemasan plastik, 1 kg/bks,
takaran saji 100 gr, jumlah sajian
Kg
perkemasan 10, Energi dari lemak 10
kkal, KH: 75 gr, P: 10 gr
69. Laksa 90 gr/bks Kering, baru, tidak hancur berat 90
Bungkus
gr/bks

VIII. MACAM-MACAM KUE BASAH


70. Apem Pandan Tidak mentah, tidak basi, tidak bau, berat
Biji
min 50 gr, kemasan plastik/bks/biji
71. Nagasari Tidak mentah, tidak basi, tidak bau, isi
Biji pisang raja, berat min 50 gr, kemasan
daun/bks/biji, gurih
72. Bolu Zebra Tidak tengik, berat min 50 gr, kemasan
Biji
plastik/bks/biji
73. Cangkuning Tidak mentah, tidak basi, tidak bau, isi
Biji unti, berat min 50 gr, kemasan
daun/bks/biji, gurih
74. Risoles Tidak mentah, tidak basi, tidak bau, isi
Biji wortel+kentang+soun, berat min 50 gr,
kemasan plastik/bks/biji
75. Jalangkote Tidak mentah, tidak basi, tidak bau, isi
Biji kentang dan wortel, berat min 50 gr,
kemasan plastik/bks/biji
76. Donat Biji Tidak mentah, tidak basi, tidak bau,

80
empuk, tabur meises, berat min 50 gr,
kemasan plastik/bks/biji
77. Dadar Gulung Isi unti, tidak basi, tidak mentah, tidak
Biji bau, berat min 50 gr, kemasan
plastik/bks/biji
78. Kue Mangkok Tidak mentah, tidak basi, tidak bau,
Biji warna putih, berat min 50 gr, kemasan
plastik/bks/biji
79. Panada Tidak mentah, tidak basi, tidak bau, isi
Biji wortel+soun, berat min 50 gr, kemasan
plastik/bks/biji
80. Sus Isi vla, tidak mentah, tidak basi, tidak
Biji
bau, berat min 50 gr
81. Cantik Manis Tidak mentah, tidak basi, tidak bau, rasa
Biji pandan, berat min 50 gr, kemasan
plastik/bks/biji, gurih
82. Bolu Gulung Tidak tengik, berat min 50 gr, kemasan
Biji
plastik/bks/biji
83. Lumpiah Tidak mentah, tidak basi, tidak bau, isi
Biji wortel+kentang+soun, berat min 50 gr,
kemasan plastik/bks/biji
84. Arem-arem Tidak mentah, tidak basi, tidak bau, isi
Biji daging, berat min 50 gr, kemasan
daun/bks/biji, gurih
85. Bolu Bluder Tidak tengik, berat min 50 gr, kemasan
Biji
plastik/bks/biji
86. Kue Lapis Tidak bau apek, tidak berjamur, berat
Biji
min 50 gr, kemasan daun/bks/biji, gurih

IX. GOL. GULA dan MINYAK


87. Gula merah Kering, kuning kecoklatan, bersih, asli
Kg
dari aren
88. Gula pasir Kering, bersih 1000 gr/kg/bks, putih, gula
premium gulaku Kg tebu, manis alami 100% gula tebu alami
tanda halal
89. Minyak goreng Bungkus Baru, 2 liter/sachet, Energi total 90 kkal,
spesial lemak total 10 gr, lemak jenuh 4 gr,
lemak tidak jenuh tunggal 4,5 gr, vitamin

81
E 10%, 4,5 gr omega-9 per saji
90. Santan Instant Utuh, baru, tidak kadaluarsa, 200 ml/dos,
Bungkus
lemak nabati ± 24%

X.GOL. MINUMAN dan SUSU


91. Susu bubuk full Kering, bersih, baru, 800 gr/dos, full
cream 800 gr cream, mengandung 243 mg klorida dan
Dos 6 mg inositol persajian, Energi 120 kkal,
lemak 7 gr, lemak jenuh 4 gr, natrium 85
mg, batas kadaluarsa minimal 1 tahun
92. Susu pemulihan Kering, bersih, baru, 190 gr/dos, Energi
Tinggi Protein total 250 kkal, energi dari lemak 25 kkal,
lemak total 3 (4%), lemak jenuh 1 gr
Dos
(5%), lemak trans 0 gr, protein 14 gr
natrium 210 mg, batas kadaluarsa
minimal 1 tahun
93. Susu diet Kering, bersih, baru, 180 gr/dos, Energi
gula.diabet Dos total 430 kkal, energi dari lemak 110
kkal, lemak total 15%
94. Susu diet ginjal Kering, bersih, baru, 231 gr/dos, Energi
HD total 350 kkal, energi dari lemak 110
Dos kkal, lemak total 15%, natrium 4% dari
persen AKG, batas kadaluarsa minimal 1
tahun
95 Susu diet ginjal Kering, bersih, baru, batas kadaluarsa
Pradialisa minimal 1 tahun, berat 201 gr/dos, energi
Dos total 300 kkal, lemak total 15%, protein
9%, KH total, natrium 8% dari persen
AKG
96. Susu gangguan Kering, bersih, baru, batas kadaluarsa
hati kronik minimal 1 tahun, berat 249 gr/dos, energi
Dos total 400 kkal, energi dari lemak 42 kkal,
lemak total 7%, protein 33%, KH total
23%, natrium 10% dari persen AKG
97. Susu gangguan Dos Kering, bersih, baru, batas kadaluarsa
hati 185 gr minimal 1 tahun, berat 240 gr/dos, energi
total 100 kkal, energi dari lemak 35 kkal,
lemak total 4, protein 3, KH total 13%,

82
natrium 45 dari persen AKG
98. Susu untuk Neuro Kering, bersih, baru, berat 210 gr/dos,
energi total 290 kkal, protein 25%, lemak
Dos total 8%, KH total 14%, natrium 7%,
kalium 15%, batas kadaluarsa minimal 1
tahun
99. Susu untuk Kering, bersih, baru, berat 185 gr/dos,
kondisi malnutrisi mengandung energi total 260 kkal,
energy dari lemak 70 kkal, lemak total 8
Dos (12%AKG), protein 9 (15%AKG), KH
total 37 (11% AKG), natrium 160 mg
(11% AKG), batas kadaluarsa minimal 1
tahun
100 Susu Imunitas Kering, bersih, baru, berat 190 gr/dos,
. tinggi protein 27% per saji, energi total
250 kkal, energy total dari lemak 25 kkal,
lemak total 3 gr (4%AKG), protein 16 gr
Dos
(27%AKG), KH total 41 (13% AKG),
natrium 55 mg (2% AKG), kalium 55 mg
(1%AKG), batas kadaluarsa minimal 1
tahun
101 Susu untuk BBLR Kering, bersih, baru, berat 200 gr/dos,
. Energi 495,5 kkal/100 gr, protein 15,9
Dos
gr/100 gr, lemak 24,7 gr/100, batas
kadaluarsa minimal 1 tahun
102 Susu untuk bebas Kering, bersih, baru, berat 400 gr/dos,
. laktosa/diare untuk usia 0-12 bln, Energi 501 kkal/100
Dos
gr, protein 11 gr/100 gr, lemak 24 gr/100,
batas kadaluarsa minimal 1 tahun
103 Susu untuk gizi Kering, bersih, baru, berat 400 gr/kaleng,
. buruk usia 1-10 untuk usia 1-10 tahun, energy 1 kkal/ml,
thn protein 3,19 gr/100 ml dengan PE ratio
Dos
12,8%, LA 850 mg/100 ml dan ALA 90
mg/100 ml, MCT 15%, batas kadaluarsa
minimal 1 tahun

XI. GOL. LAIN-LAIN


104 Gelas plastik tutup Buah Ukuran 14 bagian bawah, gelas ada

83
. tanda segitiga, di dalam segitiga ada
huruf 5, gelas dalam keadaan mulus,
mudah ditutup dengan rapat
105 Plastik klip 8 x 12 Ukuran 8 x 12 cm/100 lembar/bks
Bungkus
. cm
106 Plastik klip 11 x Ukuran 11 x 17 cm/100 lembar/bks
Bungkus
. 17 cm

G. Analisis proses penyimpanan bahan makanan yang sesuai

Penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata cara menata,

menyimpan, memelihara jumlah, kualitas, dan keamanan bahan

makanan kering dan segar di gudang bahan makanan kering dan

dingin/beku. Tujuannya ialah tersedianya bahan makanan yang siap

digunakan dalam jumlah dan kualitas yang tepat sesuai dengan

kebutuhan.

Penyimpanan bahan makanan di rumah sakit mempunyai

prasyarat yaitu :

a. Adanya ruang penyimpanan bahan makanan kering dan bahan

makanan segar

b. Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai

peraturan

c. Tersedianya kartu stok bahan makanan/buku catatan keluar

masuknya bahan makanan

84
Langkah-langkah penyimpanan bahan makanan, menurut Bakri,

dkk (2013) :

a. Setelah bahan makanan yang memenuhu syarat diterima harus

segera dibawa ke dibawa keruangan penyimpanan, gudang atau

pendingin ruangan.

b. Apabila bahan makanan langsung digunakan,setelah ditimbang dan

diawasi oleh bagian penyimpanan bahan makanan setempat

dibawa ke ruang persiapan bahan makanan.Untuk semua kelas

rumah sakit diperlukan ruang penyimpanan untuk bahan makanan

kering (gudang bahan makanan) dan ruang pendingin, serta ruang

pembeku (freezer). Luas macam dan jenisnya berbeda menurut

rumah sakit masing-masing. Freezer (pembeku) umumnya dimiliki

oleh instansi yang besar yang dimaksudkan untuk menyimpan

bahan makanan dalam jangka waktu yang agak lama( Utari (2009),

(DepkesRI, 2003) Food labelling semua makanan yang mempunyai

potensi bahaya, makanan siap jadi, dan bahan makanan yang telah

dipersiapkan untuk diolah 24 jam mendatang atau lebih, harus diberi

label tanggal, bulan dan tahun makanan diterima sampai bahan

makanan tersebut diolah maka label harus dibuang.

c. Perputaran bahan makanan. Untuk memastikan barang yang lebih

lama harus dipakai terlebih dahulu, atau lebih sering kita sebut

dengan istilah FIFO (First InFirst Out).

85
d. Membuang barang yang telah mencapai tanggal kadaluwarsa.

e. Membuat jadwal pengecekan barang. Untuk memastikan bahwa

makanan yang telah mencapai tanggal kadaluarsa harus

dikosongkan dari kontainer kemudian membersihkan dan mengisi

ulang dengan bahan makanan yang baru.

f. Memindahkan makanan antar kontainer dengan cara yang benar.

g. Hindari bahan makanan dari temperatur danger zone (temperatur

dimana bakteri dapat hidup dan berkembang biak dengan cepat).

h. Mengecek temperatur bahan makanan yang disimpan dan area

tempat penyimpanan.

i. Simpan bahan makanan di tempat yang didesain untuk

penyimpanan bahan makanan.

j. Menjaga semua area penyimpanan kering dan bersih.Dalam

penataan/penempatan barang, bahan makanan harus disusun

peraturan, diberi tanggal penerimaan dan setiap jenis bahan

makanan diberi pembatas. Bahan makanan yang peraturannya

cepat, diletakkan dekat dengan tempat penyaluran dan sebaliknya.

Bahan makanan yang berbau tajam seperti terasi, harus dipisahkan

dan tidak berdekatan dengan bahan makanan yang mudah

menyerap bau seperti tepung-tepungan.

Adapun langkah-langkah Penyaluran bahan Makanan, menurut Bakri,

dkk (2013) :

86
a. Penyaluran langsung

Dalam metode penyaluran langsung, bahan makanan yang

diterima dari supplier langsung dibawa ke bagian produksi untuk

diolah (untuk bahan makanan yang akan diolah pada hari itu).

Kelemahan dari sistem ini jika terjadi kesalahan atau kerusakan

dalam pengiriman bahan makanan maka tidak dapat langsung

diketahui dan ditindak lanjuti. Maka perlu pengawasan pada saat

penerimaan bahan makanan.

b. Penyaluran tidak langsung

Kebalikan dari metode penyaluran langsung, metode

penyaluran tidak langsung mempunyai pengertian bahan

makanan yang diterima dari supplier tidak langsung dikirim ke

bagian produksi, tetapi dikirim di bagian penyimpanan untuk

disimpan karena tidak langsung digunakan.

Tata cara penyimpanan bahan makanan, menurut Bakri, dkk

(2013) sebagai berikut :

Peralatan penyimpanan

a. Penyimpanan suhu rendah dapat berupa:

1) Lemari pendingin yang mampu mencapai suhu 100 – 150 C

untuk penyimpanan sayuran, minuman dan buah serta untuk

display penjualan makanan dan minuman dingin.

87
2) Lemari es (kulkas) yang mampu mencapai suhu 10 – 40C

dalam keadaan isi bisa digunakan untuk minuma, makanan

siap santap dan telor.

3) Lemari es (Freezer) yang dapat mencapai suhu -50C, dapat

digunakan untuk penyimpanan daging, unggas, ikan, dengan

waktu tidak lebih dari 3 hari.

4) Kamar beku yang merupakan ruangan khusus untuk

menyimpan makanan beku (frozen food) dengan suhu

mencapai -200C untuk menyimpan daging dan makanan beku

dalam jangka waktu lama.

b. Penyimpanan suhu kamar

Untuk makanan kering dan makanan terolahan yang

disimpan dalam suhu kamar, maka rang penyimpanan harus

diatur sebagai berikut:

1) Makanan diletakkan dalam rak-rak yang tidak menempel

pada dinding, lantai dan langit-langit, maksudnya adalah:

a) Untuk sirkulasi udara agar udara segar dapat segera

masuk ke seluruh ruangan.

b) Mencegah kemungkinan jamahan dan tempat

persembunyian tikus.

c) Untuk memudahkan pembersihan lantai.

d) Untuk mempermudah dilakukan stok opname.

88
2) Setiap makanan ditempatkan dalam kelompoknya dan tidak

bercampur baur.

3) Untuk bahan yang mudah tercecer seperti gula pasir,

tepung, ditempatkan dalam wadah penampungan

sehingga tidak mengotori lantai.

Dari hasil pengamatan di instalasi gizi RS Tadjuddin Chalid,

memiliki ruang penyimpanan bahan makanan kering yang berisi :

beras, telur, minyak, tepung-tepungan, bawang merah, bawang putih,

susu, kacang-kacangan, plastik klip, dan lain-lain. Bahan makanan

disusun dalam rak, yang sudah memenuhi standar. Penyaluran bahan

makanan berdasarkan system FIFO dan FEFO. Dan terdapat alat

pengatur suhu.

Selain itu di instalasi gizi, tidak terdapat ruang penyimpanan

basah khusus. Penyimpanan ayam, ikan, dan daging disimpan di

dalam freezer di ruang persiapan lauk hewani. Freezer tempat simpan

ikan, daging, dan ayam terdapat pengatur suhu yang tidak berfungsi

lagi.

H. Analisis proses persiapan bahan makanan

Persiapan bahan makanan adalah serangkaian kegiatan dalam

mempersiapkan bahan makanan yang siap diolah (mencuci,

memotong, menyiangi, meracik, dan sebagainya) sesuai dengan

89
menu, standar resep, standar porsi, standar bumbu dan jumlah

pesanan yang dilayani (PGRS, 2013):

Adapun prasyaratan persiapan bahan makanan, yaitu :

 Tersedianya bahan makanan yang akan dipersiapkan

 Tersedianya tempat dan peralatan persiapan

 Tersedianya prosedur persiapan

 Tersedianya standar porsi, standar resep, standar bumbu, jadwal

persiapan dan jadwal pemasakan.

Proses pengolahan bahan makanan di RS dr. Tadjuddin Chalid

dilakukan oleh juru masak dan tenaga gizi dimulai dari membersihkan

bahan makanan seperti mencuci, memotong, sampai pada proses

memasak yang diawasi oleh petugas gizi, pengawasan dilakukan agar

komposisi bumbu pada setiap jenis makanan dapat diketahui.

Persiapan bahan makanan yang memenuhi syarat gizi Di RS

Tajuddin Chalid Makassar dibuktikan dengan adanya ketersedian

standar porsi, standar resep, standar bumbu (meningkatkan cita rasa

bahan makananan) yang telah diperhitungankan sesuai dengan

kebutuhan pasien.

Seni memotong bahan makanan di rs Tajuddin disesuaikan

dengan jenis bahan makanannya dimana sayur menggunakan pisau

dan talenan berwarna merah. Buah menggunakan pisau dan talenan

90
berwarna hijau. Protein hewani menggunakan pisau dan talenan

berwarna putih. Protein nabati menggunakan pisau dan talenan

berwarna ungu. Bumbu menggunakan pisau dan talenan berwarna

biru.

Peralatan penyajian bahan makanan sudah sesuai dengan

aturan dimana penyajian makanan menggunakan stainless steel dan

setelah pemasakan makanan langsung ditutup dengan plastic

wrapping akan tetapi sesuai ketentuan PGRS menyatakan makanan

dapat di tutup plastic wrapping jika suhunya 60 0C tetapi di rs Tajuddin

tidak memiliki pengukur suhu makanan.

Gambar 1.1 Tempat bahan

Gambar 1.2 Tempat dan peralatan

91
Gambar 1.3 Prosedur persiapan

I. Analisis proses pemasakan/pengolahan bahan makanan

a. Pengolahan Bahan Makanan

1) Pengertian

Pengolahan bahan makanan merupakan suatu kegiatan

mengubah (memasak) bahan makanan mentah menjadi

makanan yang siap dimakan, berkualitas dan aman untuk

dikonsumsi.

2) Tujuan:

a) Mengurangi resiko kehilangan zat-zat gizi bahan makanan

b) Meningkatkan nilai cerna

c) Meningkatkan dan mempertahnkan warna, rasa,

keempukan dan penampilan makanan

d) Bebas dari organisme dan zat yang berbahaya untuk tubuh.

3) Persyaratan:

92
a) Sesuai dengan siklus menu

b) Ada bahan makanan yang digunakan pada saat itu

c) Adanya SPO pengolahan makanan

b. Macam-macam proses pemasakan

1. Pemasakan dengan medium udara, seperti :

a) Memanggang/mengoven yaitu memasak bahan makanan

dalam oven sehingga masakan menjadi kering atau

kecoklatan.

b) Membakar yaitu memasak bahan makanan langsung di atas

api sampai kecoklatan dan mendapat lapisan yang kering.

2. Pemasakan dengan menggunakan medium air, seperti :

a) Merebus yaitu memasak dengan air. Pada dasarnya ada 3

cara dalam merebus yaitu api besar untuk mendidihkan

cairan dengan cepat dan untuk merebus sayuran, api sedang

untuk memasak santan dan berbagai masakan sayur dan api

kecil untuk membuat kaldu juga dipakai untuk masakan yang

membutuhkan waktu yang lama.

b) Menyetup yaitu memasak dengan sedikit air.

 Mengetim : Memasak dalam tempat yang dipanaskan

dengan air mendidih.

93
 Mengukus : Memasak dengan uap air mendidih. Air

pengukus tidak boleh mengenai bahan yang dikukus.

 Menggunakan tekanan uap yang disebut steam cooking.

Panasnya lebih tinggi dari merebus.

3. Pemasakan dengan menggunakan lemak

Menggoreng adalah memasukkan bahan makanan dalam

minyak banyak atau dalam mentega/margarine sehingga bahan

menjadi kering dan berwarna kuning kecoklatan.

4. Pemasakan langsung melalui dinding panci

 Dinding alat langsung dipanaskan seperti membuat kue

wafel.

 Menyangrai yaitu menumis tanpa minyak, biasa dilakukan

untuk kacang, kedelai,dsb.

5. Pemasakan dengan kombinasi seperti menumis yaitu memasak

dengan sedikit minyak atau margarine untuk membuat layu atau

setengah masak dan ditambah air sedikit dan ditutup.

6.Pemasakan dengan elektromagnetik yaitu memasak dengan

menggunakan energi dari gelombang elektromagnetik

missalnya memasak dengan menggunakan oven microwafe.

c. Langkah-langkah proses pemasakan/pengolahan bahan makanan

94
 Masaklah makanan dengan sempurna, misalnya makanan cair

minimum bersuhu 80-100 ⁰C. Makanan berkuah dan tumis

bersuhu minimum 80-100 ⁰C . Makanan dengan tehnik

menggoreng bersuhu 120-150 ⁰C. Sesuaikan suhu pada

peralatan yang dipakai pada standar resep.

 Keadaan peralatan mulai dari ruang penerimaan, penyimpanan,

persiapan pengolahan, pengolahan bahan makanan dan

distribusi beserta penyajian makanan harus tidak boleh cacat,

tidak boleh retak dan peralatan yang digunakan mudah

dibersihkan.

 Seluruh peralatan terbuat dari bahan food grade.

 Lapisan permukaan peralatan tidak larut dalam suasana

basa/asam.

 Bahan alat untuk talenan (selain kayu) harus disesuaikan dengan

bahan makanan yang dipakai, misalnya untuk memotong daging

dipakai dari kayu, untuk memotong sayur dan buah dipakai

talenan dari campuran plastik dan melamin.

 Peralatan lain, seperti peralatan dengan ukuran besar (misalnya

oven, kompor, kulkas) sebaiknya tidak menjadi sumber

pencemaran atau penyebab kecelakaan. Oleh sebab itu peralatn

95
tersebut harus dalam keadaan bersih setelah dipakai dan padam

(off) kecuali freezer dan kulkas bisa terus dalam keadaan hidup.

 Simpanlah makanan matang pada suhu panas (minimum 60⁰C)

dan ditempatkan dalam wadah tertutup.

 Panaskan kembali makanan matang apabila siap disajikan, pada

suhu minimum suhu 70⁰C.

 Simpanlah makanan secara terpisah antara makanan matang

dan mentah. Makanan matang harus diambil tanpa

menyentuhnya secara langsung oleh tangan, gunakan penjepit

makanan atau sarung tangan plastik untuk mengambil makanan

matang.

d. Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam mengolah bahan makanan

 Tempat pengolahan mempunyai pintu dalam dan luar yang

mempunyai tingkat kerapatan yang tinggi sehingga serangga dan

tikus tidak bisa masuk.

 Penerangan cukup baik pada pagi, siang dan malam minimum

200 LUX, kebersihan lampu tetap terjaga.

 Ventilasi cukup sepanjang hari, misalnya exhaust fan harus

bersih, kuat dan berfungsi dengan baik sehingga tidak terjadi

kecelakaan. Air bersih untuk keperluan proses penyelenggaraan

96
makanan banyak di institusi harus memenuhi syarat air minum

yang tidak terkontaminas, tidak berbau dan jernih.

 Apabila pada saat produksi dihasilkan asap dari suatu metode

pengolahan (misalnya, pembuatan sate dengan metode grill),

asap harus keluar secara cepat karena adanya ventilasi yang

cukup atau sebaiknya dilakukan metode pemanggangan dengan

metode roasting.

 Air limbah yang dihasilkan selama proses penyelenggaraan

makanan dibuang melalui saluran pembuangan limbah yang

memenuhi syarat. Contohnya septic tank dibuat dari bahan kedap

air, tertutup dan dilengkapi dengan perangkap lemak (grease

trap).

 Pembuangan sampah dibuang pada tempatnya, harus tersedia

minimal 1 tempat sampah di satu ruangan aktivitas

penyelenggaraan.

 Ruang penyelenggaraan makan sebaiknya tidak terhubung

dengan jamban dan kamar mandi.

 Tempat sampah dibuat dari bahan kedap air yang tidak mudah

berkarat, model tertutup, dan terdapat pijakan. Bagian dalam

tempat sampah dialasi kantong plastik khusus sampah. Sampah

tersebut dibuang dalam waktu 24 jam dari ruangan.

97
Pengolahan bahan makanan merupakan suatu rangkaian/kegiatan

mengubah (memasak) bahan makanan mentah menjadi makanan yang siap

dimakan. Tujuan pengolahan makanan adalah untuk mempertahankan nilai

gizi makanan semaksimal mungkin, meningkatkan nilai cerna, meningkatkan

dan mempertahankan warna, bau, rasa, keempukan dan penampilan

makanan, bebas dari mikroorganisme dan zat yang berbahaya (Mukrie,

1990). Proses pengolahan bahan makanan dilakukan oleh juru masak mulai

dari membersihkan bahan makanan seperti mencuci, memotong, sampai

pada proses memasak yang diawasi oleh petugas gizi.

Di Instalasi Gizi rumah sakit dr. Tadjuddin Chalid Makassar, juru

masak bertugas untuk mempersiapkan bahan makanan lauk hewani,

mempersiapkan bumbu, memasak bahan dan mendistribusi makanan.

Proses pemasakan bahan dilakukan berdasarkan menu, jumlah dan kondisi

pasien.

Teknik memasak terbagi menjadi tiga, yaitu memasak dengan media

minyak, air, dan panas kering (dry heat). Dari setiap media yang digunakan

kemudian dibagi lagi menjadi beberapa teknik memasak yang umum

digunakan sehari-hari. Di Instalasi Gizi rumah sakit dr. Tadjuddin Chalid

Makassar umumnya menggunakan teknik memasak dengan media air dan

minyak antara lain :

1. Teknik Boiling

98
Teknik ini disebut teknik merebus, yaitu memasak dengan media air

penuh hingga dapat merendam makanan yang didihkan hingga 100°C.

Di aplikasikan untuk air rebus, kaldu, susu, santan dan lainnya.

2. Teknik Poaching

Teknik ini hampir sama dengan teknik boiling namun media air yang

digunakan dalam jumlah yang sebatas menutupi makanan dan

menggunakan api kecil sehingga suhu air kisaran 92ºC hingga 96ºC.

Di aplikasin untuk poaching telur.

3. Teknik Simmering

Teknik ini masih menggunakan air, dimana makanan akan direbus di

dalam air yang telah dididihkan lebih dahulu hingga 100ºC kemudian

api dikecilkan dibawah titik didih dan biarkan hingga dipermukaan

makanan keluar gelembung-gelembung. Di aplikasikan pada kaldu,

soto, rawon, kare dan lainnya

4. Deep Frying

Teknik memesak menggunakan minyak yang banyak, sehingga

semua bahan makanan yang akan diolah akan terendam di semua di

dalam minyak. Alat atau wajan penggorengannya disebut

dengan Deep Fryer. Di aplikasikan untuk kentang goreng, ayam

goreng, nugget, ikan, tahu, tempe dan lainnya.

5. Teknik Shallow Frying

99
Teknik ini menggunakan media minyak yang dilumuri diatas wajan

yang datar. Diaplikasikan pada roti bakar, telur goreng, pastel mie dan

lainnya.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam proses pemasakan yang dilakukan

oleh juru masak di Instalasi Gizi rumah sakit dr. Tadjuddin Chalid Makassar

yaitu :

1. Juru masak terlebih dahulu membaca menu pada hari H

2. Menyiapkan alat yang akan digunakan

3. Menyiapkan bahan bumbu

4. Menyiapkan bahan makanan

5. Mencampur bahan makanan dengan bumbu

6. Memasak bahan makanan menggunakan teknik yang sesuai dengan

resep masakan.

7. Memorsi dan mendistribusi makanan.

Dalam proses pemasakan beberapa hal yang harus diperhatikan

yaitu :

1. Penerapan personal hiegiene

Sebelum melakukan pemasakan, juru masak di Instalasi Gizi

rumah sakit dr. Tadjuddin Chalid Makassar terlebih dahulu

menggunakan APD seperti penutup kepala, masker dan sarung

tangan serta menggunakan perlengkapan memasak seperti celemek.

100
2. Tempat pengolahan makanan memenuhi persyaratan teknis higiene

sanitasi.

Tempat pengolahan di Instalasi Gizi rumah sakit dr. Tadjuddin

Chalid Makassar sudah tergolong bersih dari debu, kecoa dan tikus.

Tempat pengolahan dilengkapi dengan tirai pvc curting kuning yang

bermanfaat untuk mempertahankan suhu ruang, mengurangi hama

dan polutan udara, mengurangi debu, kebisingan, panas dan

kelembaban ruangan, penyekat ruangan yang mudah

pengawasannya, serta mempermudah keluar masuknya kendaraan

ataupun orang.

3. Peralatan masak dan peralatan makan harus yang aman

Peralatan masak dan peralatan makan yang tersedia di Instalasi

Gizi rumah sakit dr. Tadjuddin Chalid Makassar tersedia dalam jumlah

dan jenis yang cukup sesuai kebutuhan. Beberapa peralatan terbuat

dari stainless stell yang aman dan tidak berbahaya bagi kesehatan,

tetapi beberapa peralatan lainnya terbuat dari plastik seperti sendok

101
nasi dan sendok sup. Bahan ini cukup berbahaya bagi kesehatan

karena mengandung zat kimia yang mudah mencemari makanan.

Semua peralatan selalu dicuci bersih setelah digunakan dan

diletakkan digudang peralatan. Namun beberapa peralatan yang

digunakan tersebut sudah tergolong tidak layak pakai seperti saringan

yang patah, ulekan yang sudah pecah dan rantang yang sedikit

berkarat. Sedangkan perlengkapan pengolahan seperti kompor,

tabung gas, lampu, masih berfungsi dengan baik. Hindari

menggunakan alat yang sama untuk bahan yang berbeda

Pada proses pemasakan di Instalasi Gizi rumah sakit dr.

Tadjuddin Chalid Makassar masih dijumpai adanya penggunaan alat

yang berulang seperti talenan pada persiapan lauk hewani yang

digunakan secara bergantian untuk memotong ikan dan ayam, wajan

yang digunakan untuk menumis 1-3 jenis masakan, meskipun wajan

dicuci setelah digunakan untuk satu kali memasak. Kemudian blender

yang digunakan untuk menghaluskan bumbu, juga digunakan untuk

mengocok telur meskipun telah dicuci lebih dahulu.

4. Pengaturan suhu dan waktu perlu diperhatikan.

Di Instalasi Gizi rumah sakit dr. Tadjuddin Chalid Makassar,

pengaturan suhu dan waktu pemasakan masih kurang mendapat

perhatian terlihat pada proses pemasakan, juru masak sering

menggunakan api besar pada semua jenis masakan, padahal setiap

102
bahan makanan mempunyai waktu kematangan yang berbeda. Selain

itu setelah memasak belum ada proses pemeriksaan suhu makanan

baik di instalasi maupun di pantry sebelum sampai ke pasien

Kegiatan evaluasi proses pengolahan/pemasakan

sKegiatan evaluasi untuk melihat mutu makanan yang diolah di

Instalasi Gizi rumah sakit dr. Tadjuddin Chalid Makassar dilakukan sekali

setahun berdasarkan indikator sisa makanan pasien, ketepatan diet dan

ketepatan waktu penyajian makanan. Untuk berbagai permasalah teknis

di bagian pengolahan akan dievaluasi dalam rapat rutin instalasi gizi yang

diselenggarakan sekali dalam sebulan.

J. Analisis proses pemorsian serta distribusi dan penyajian makanan

yang sesuai

Distribusi makanan adalah serangkaian proses kegiatan

penyampaian makanan sesuai dengan jenis makanan dan jumlah porsi

pasien yang dilayani. Tujuan distribusi yaitu pasien mendapatkan makanan

sesuai diet dan ketentuan yang berlaku. Macam distribusi makanan yaitu :

1. Distribusi makanan desentralisasi

Cara distribusi desentralisasi yaitu makanan pasien dibawa

keruang perawatan pasien dalam jumlah banyak/besar, kemudian

dipersiapkan ulang dan disajikan dalam alat makan pasien sesuai

dengan dietnya (tidak dipusatkan).

103
2. Distribusi makanan sentralisasi

Cara distribusi sentralisasi yaitu makanan dibagi dan disajikan

dalam alat makan diruang produksi makanan (dipusatkan)

3. Distribusi makanan kombinasi

Distribusi kombinasi dilakukan dengan cara sebagian makanan

ditempatkan langsung kedalam alat makan pasien sejak dari tempat

produksi dan sebagian lagi dimasukkan kedalam wadah besar yang

distribusinya dilaksanakan setelah sampai diruang perawatan.Sistem

distribusi yang digunakan sangat mempengaruhi makanan dan adanya

jadwal pendistribusian makanan yang ditetapkan dapat

mempertahankan mutu makanan yang disajikan saat sampai ke

pasien.

Sistem distribusi di RS Tajuddin Chalid Makassar dilakukan

setiap 3x sehari. Distribusi untuk makan pagi dilakukan pada pukul

06.00 WITA, distribusi untuk makan siang dilakukan pukul 11.00 dan

distribusi untuk makan malam dilakukan pukul 17.00 WITA. Sistem

distribusi yang dilakukan adalah sistem distribusi sentralisasi. Hal ini

dilakukan dengan mempertimbangkan jumlah tenaga dan jumlah

pasien yang dilayani. Di Rumah Sakit Tajuddin Chalid Makassar,

jumlah tenaga pendorong yaitu 6 tenaga pendorong yang masing –

masing terbagi ke 3 wilayah berbeda. Setiap kereta dorong di dorong

oleh masing – masing 2 orang. Durasi yang dibutuhkan dalam

104
persiapan penyajian makanan adalah 20 menit dan waktu

pendorongan ke ruangan adalah 30 menit sehingga total waktu yang

dibutuhkan mulai penyajian bahan makanan sampai ke pasien yaitu

sekitar 30 menit.

Adapun jadwal distribusi makanan pasien di Rumah Sakit Dr.

Tajuddin Chalid Makassar dapat di lihat pada table

Tabel Waktu Distribusi Makanan Pasien

Waktu Makan Jam Distribusi (WITA)

Pagi 05.00 – 06.00


K.
Snack Pagi 10.00 – 11.00

Siang 11.30 – 12.30

Snack Siang 15.30 – 16.00

Malam 16.30 – 18.00

Pencatatan dan pelaporan serta evaluasi kegiatan penyelenggaraan

makanan di instalasi gizi RS

Adapun pencatatan dan pelaporan menurut teori dibagi menjadi

empat bagian dimana pencatatan dan pelaporan pengadaan makanan,

pencatatatan dan penyelangaraan makanan. Pencatatan dan pelaporan

perlengkapan & peralatan instalasi , pencatatan dan pelaporan anggaran

105
belanja bahan makanan dan pencatatan dan pelaporan pelayanan gizi di

ruang rawat inap dengan rincian sebagai berikut:

KETERSEDIAAN PERIODE PENCATATAN


1. PENCATATAN DAN PELAPORAN PENGADAAN MAKANAN
1. Formulir pemesanan bahan makanan Ada Dilakukan setiap hari
harian.
2. Pencatatan bahan makanan yang diterima Ada Dilakukan setiap hari
oleh bagian gudang instalasi gizi pada hari
itu.
3. Pencatatan sisa bahan makanan Ada Bahan makanan basah
(harian/bulanan), meliputi bahan makanan dan kering dipisah
basah dan bahan makanan kering pencatatan dan pelaporan.
Di rekap setiap hari dan
dilaporkan setiap bulan
(bahan kering)
4. Pencatatan permintaan/pemesanan bahan Ada Setiap pergantian shif
makanan berdasarkan bonbon pemesanan
dari masing-masing unit kerja.
5. Pencatatan pemakaian dan stok bahan Ada Pencatatan dilakukan
makanan setiap hari dan di rekap di
akhir bulan
2. PENCATATAN DAN PELAPORAN PENYELENGGARAAN MAKANAN

106
1. Buku laporan timbang terima antara Ada Setiap pergantian shif
pergantian rotasi (berisi pesanpesan yang
penting).
2. Buku laporan pasien baru/yang berdiet Ada Setiap pergantian shif
khusus.
3. Buku laporan pasien baru makanan biasa. Ada Setiap pergantian shif
4. Buku laporan pergantian/pertukaran diet Ada Setiap pergantian shif
pasien.
5. Laporan jumlah pasien pada pagi hari Ada Setiap pergantian shif
setiap harinya.
6. Laporan jumlah petugas yang dilayani Ada Setiap pergantian shif
Instalasi Gizi
3. PENCATATAN DAN PELAPORAN PERLENGKAPAN & PERALATAN INSTALASI GIZI
1. Kartu inventaris peralatan masak. Ada Di catat dan dilaporkan
setiap tahun
2. Kartu inventaris peralatan makan. Ada Di catat dan dilaporkan
setiap pergantian shif
3. Kartu inventaris peralatan kantor. Ada Pencatatan dilakukan setiap
ada penambahan atau
kerusakan barang dan
dilaporkan setiap tahun
4. Formulir untuk pelaporan alat-alat masak. Tidak ada
5. Laporan utilisasi peralatan gizi Ada Dicatat dan dilapprkan
setiap ada barang yang
rusak
4. PENCATATAN DAN PELAPORAN ANGGARAN BELANJA BAHAN MAKANAN
1. Pencatatan pemasukan dan pemakaian bahan Ada Dilakukan setiap siklus 10
makanan harian selama 1 kali putaran menu. hari
2. Perhitungan rencana kebutuhan bahan Ada Dilakukan selama 4x dalam
makanan untuk yang akan datang selama setahun
triwulan/tahunan.
3. Rekapitulasi pemasukan dan pemakaian bahan Tidak Ada Dilakukan oleh bagian
makanan. keuangan

107
4. Perhitungan harga rata-rata pemakaian bahan Tidak Ada Dilakukan oleh bagian
makanan per orang per hari dalam satu kali keuangan
putaran menu.
5. Pelaporan tentang kondite rekanan Ada Instalasi Gizi membuat
harian/tahunan. rekomendasi dan dilaporkan
ke PPK setiap tahunnya
6. Pencatatan tentang penggunaan bahan bakar Ada Dibuat oleh instalasi Gizi
per-bulan. dan dilaporkan ke keuangan
7. Informasi survey harga bahan makanan Ada Dilakukan di 3 pasar yang
berbeda setiap tahunnya
8. Laporan/usulan anggaran belanja bahan Ada Dilakukan setiap tahun
makanan
9. Realisasi penggunaan anggaran belanja Tidak Ada Dilakukan oleh bagian
keuangan
10. Evaluasi anggaran belanja Tidak Ada Dilakukan oleh bagian
keuangan
5. PENCATATAN DAN PELAPORAN PELAYANAN GIZI DI RUANG RAWAT INAP
1. Buku catatan makanan pasien berisi nama Ada dibuat setiap hari oleh
pasien dan diet dibuat setiap hari untuk perawat dan di ceklist ulang
rekapitulasi order diet. oleh ahli gizi ruangan untuk
di rekap, kemudian
diserahkan ke petugas
admin di instalasi gizi untuk
dipindahkan ke buku besar
laporan jumlah pasien dan
jenis dietnya
2. formulir catatan makanan sisa yang tidak Ada Dilakukan setiap bulan
dihabiskan.
3. Formulir permintaan makanan untuk pasien Ada Dilakukan setiap pergantian
baru. shif (kalau ada pasien baru)
4. Formulir pembatalan makanan untuk pasien Tidak Ada Tidak ada pencatatan
pulang. pembatalan makanan

108
5. Formulir perubahan diet Ada Dilakukan setiap pergantian
shif
6. Formulir permintaan makan pagi, siang dan Ada Dilakukan setiap pergantian
sore. shif
7. Laporan harian tentang kegiatan penyuluhan Tidak Ada Kegiatan penyuluhan
dilakukan hanya di Home
care pasien Geriatri
8. Catatan asuhan gizi rawat inap Ada Dilakukan setiap hari
9. Laporan kegiatan asuhan gizi rawat inap Ada Dilakukan setiap hari

109

Anda mungkin juga menyukai