Anda di halaman 1dari 18

UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

Hanifuddin Jamin
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Teungku Dirundeng Meulaboh
Email. hanifstainmbo@gmail.com

Abstrak

Guru adalah jabatan atau profesi yang membutuhkan keahlian khusus, pekerjaan
sebagai guru tidak bisa dilakukan oleh seseorang tanpa mempunyai keahlian sebagai
guru. Menjadi seorang guru dibutuhkan syarat-syarat khusus. Apa lagi jika menjadi
seorang guru yang profesional maka harus memiliki empat kompetensi diantaranya:
Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Sosial dan Kompetensi
Profesional. Guru yang Profesional harus Memiliki Ketrampilan mengajar yang baik,
Memiliki Wawasan yang luas, Menguasai Kurikulum, Menguasai media pembelajaran,
Penguasaan teknologi, Memiliki kepribadian yang baik dan Menjadi teladan yang baik.

Kata kunci: Kompetensi, Profesional, Guru.

Abstract

Teachers are positions or professions that require special skills, work as a teacher can not
be done by someone without having expertise as a teacher. Being a teacher requires special
requirements. What else if being a professional teacher then must have four competencies
including: Pedagogic Competence, Personality Competence, Social Competence and
Professional Competence. Professional Teachers Must Have Good Teaching Skills, Have
Large Insights, Mastering Curriculum, Mastering the media of learning, Mastery of
technology, Have a good personality and Be a good role model.

Keywords: Competency, Professional, Teacher.

Hanifuddin Jamin: Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru | 19


A. Pendahuluan Menteri Pendidikan Nasional No. 16
Tahun 2007 yaitu; Kompetensi Pedagogik,
Guru adalah sebuah profesi,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial
sebagaimana profesi lainnya merujuk pada
dan kompetensi profesional.
pekerjaan atau jabatan yang menuntut
keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan.
B. Pembahasan
Suatu profesi tidak bisa dilakukan oleh
sembarang orang yang tidak dilatih atau Kompetensi Profesional Guru
dipersiapkan untuk itu. yang kemudian Badan Standar Nasional Pendidikan
berkembang makin matang serta ditunjang (BSNP) mengembangkan standar
oleh tiga hal: keahlian, komitmen, dan kompetensi guru dan dosen, karena badan
keterampilan, yang membentuk sebuah inilah yang memiliki kewenangan untuk
segitiga sama sisi yang di tengahnya mengembangkan standar kompetensi guru
terletak profesionalisme. Senada dengan dan dosen yang hasilnya ditetapkan dengan
itu, secara implisit, dalam Undang-Undang Peraturan Menteri. Namun demikian dapat
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem dicermati pendapat Sagala 2013: 23 yang
Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa mengatakan “kompetensi merupakan
guru adalah ”...... tenaga profesional yang perilaku rasional guna mencapai tujuan
bertugas merencanakan dan melaksanakan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi
proses pembelajaran, menilai hasil yang diharapkan. Menurut Undang-undang
pembelajaran, melakukan pembimbingan Nomor. 14 tahun 2005 tentang Guru
dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan Dosen Pasal 1, Ayat 10, disebutkan
dan pengabdian kepada masyarakat, “kompetensi adalah seperangkat
terutama bagi pendidik pada perguruan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
tinggi, (pasal 39 ayat 1). yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai
Keberadaan guru yang profesional oleh guru atau dosen dalam melaksanakan
dan berkompeten merupakan suatu tugas keprofesionalan”.
keharusan untuk memudahkan pencapaian Kompetensi merupakan peleburan
tujuan pembelajaran. Guru yang dari pengetahuan (daya pikir), sikap (daya
profesional mampu mencerminkan sosok kalbu), dan keterampilan (daya pisik)
keguruannya dengan wawasan yang luas yang diwujudkan dalam bentuk perbuatan.
dan memiliki sejumlah kompetensi yang Dengan kata lain, kompetensi merupakan
menunjang tugasnya. Adapun kompetensi- perpaduan dari penguasaan pengetahuan,
kompetensi yang harus dimiliki oleh keterampilan, nilai dna sikap yang
seorang guru untuk mengaktualisasikan direfleksikan dalam kebiasaan berpikir
dirinya sebagai pendidik terangkum dalam dan bertindak dalam melaksanakan tugas/
empat (4) kompetensi dasar seorang guru, pekerjaannya. Dapat juga dikatakan bahwa
seperti tercantum pada Lampiran Peraturan kompetensi merupakan gabungan dari

20 | At-Ta’dib: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam Volume 10, No. 1, Juni 2018
kemampuan, pengetahuan, kecakapan, dan tindakan seseorang dalam
sikap, sifat, pemahaman, apresiasi dan menjalankan pekerjaannya secara
harapan yang mendasari karakteristik professional. Seseorang dapat
seseorang untuk berunjuk kerja dalam saja berhasil menguasai secara
menjalankan tugas atau pekerjaan guna teoritik seluruh aspek material
mencapai standar kualitas dalam Pekerjaan kompetensi yang diajarkannya
dalam bidang pelaksanaan Pendidikan. dan dipersyaratkan. Namun
kompetensi adalah seperangkat begitu jika dalam praktek sebagai
pengetahuan, keterampilan dan perilaku tindakan nyata saat menjalankan
yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai tugas atau pekerjaan tidak sesuai
oleh guru untuk dapat melaksanakan tugas- dengan standar kualitas yang
tugas profesionalnya. dipersyaratkannya maka ia tidak
Rumusan kompetensi di atas dapat dikatakan sebagai seseorang
mengandung tiga aspek diantaranya: yang berkompetensi atau tidak
1. kemampuan, pengetahuan, piawai;
kecakapan, sikap, sifat, pemahaman, 3. Hasil unjuk kerjanya itu memenuhi
apresiasi dan harapan yang menjadi suatu kriteria standar kualitas
ciri dan karakteristik seseorang tertentu. aspek ini merujuk pada
dalam menjalankan tugas. Aspek kompetensi sebagai hasil (output
ini menunjuk pada kompetensi dan atau outcome) dari unjuk kerja.
sebagai gambaran substansi/ Kompetensi seseorang mencirikan
materi ideal yang seharusnya tindakan atau prilaku serta mahir
dikuasai atau dipersyaratkan dalam menjalankan tugas untuk
untuk dikuasai oleh guru dalam menghasilkan tindakan kerja
menjalankan pekerjaannya. Dengan yang efektif dan efisien.Hasilnya
demikian seseorang pendidik dapat merupakan produk dari kompetensi
dipersiapkan atau belajar untuk seseorang dalam menjalankan tugas
menguasai kompetensi tertentu dan pekerjaannya. Sehingga lain
sebagai bekal ia bekerja secara dapat menilai seseorang apakah
profesional; dalam menjalankan tugas dan
2. Ciri dan karakteristik kompetensi pekerjaannya berkompenten dan
yang digambarkan dalam aspek profesional atau tidak.
pertama itu tampil nyata (manifest) Slamet PH (Sagala 2013: 24)
dalam tindakan, tingkah laku dan membuka wacana mengenai istilah
unjuk kerjanya. Aspek ini merujuk kompetensi. Menurut beliau “kompetensi
pada kompetensi sebagai gambaran profesional diganti dengan kompetensi
unjuk kerja nyata yang tampak bidang studi (subject matter competency).
dalam kualitas pola pikir, sikap Istilah kompetensi kepribadian diganti

Hanifuddin Jamin: Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru | 21


dengan istilah kompetensi etika profesi”. berbeda.Kompetensi guru terfokus pada
Memang hal yang harus diperhatikan kemampuan mendidik. Sementara itu,
secara sungguh-sungguh adalah kompetensi dosen mencakup kemampuan
bagaimana memberika prioritas yang mendidik, meneliti, dan mengabdi pada
tinggi kepada guru sehingga mereka dapat masyarakat.
memperoleh kesempatan untuk selalu Bertitik tolak dari kemampuan
kemampuannya yang berkaitan dengan dan daya pikir tersebut, maka UU No. 14
meningkatkan kemampuan melaksanakan tahun 2005 Pasal 8 menyatakan guru wajib
tugas sebagai guru. Guru juga harus memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
diberikan kepercayaan. Disamping untuk sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan
melaksanakan tugasnya sebagai guru, yakni rohani, serta memiliki kemampuan
melakukan proses belajar mengajar yang untuk mewujudkan tujuan pendidikan
baik. Kepada mereka juga perlu diberikan nasional. Selanjutnya Pasal 8 meliputi
dorongan dan suasana yang kondusif untuk kompetensi pedagogik, kompetensi
menemukan berbagai alternatif metode dan kepribadian, kepribadian sosial, dna
cara mengembangkan proses pembelajaran kompetensi profesional yang diperoleh
yang sesuai dengan kemampuan guru dan melalui pendidikan profesi. Direktorat
perkembangan jaman. pengembangan Profesi Guru/pendidik
Berangkat dari keyakinan pada Direktorat Jenderal Peningkatan
adanya perubahan peningkatan status Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
guru menjadi tenaga profesional, dan bersama Direktorat Ketenagaan pada
apresiasi lingkungan yang tinggi. Tentunya Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
kompetensi merupakan langkah penting menyusun penjabaran ke empat kompetensi
yang perlu ditingkatkan. Kompetensi guru tersebut menjadi sub-sub kompetensi,
intelektual merupakan berbagai perangkat indikator esensial, dan deskriptornya
pengetahuan dalam diri individu, untuk kepentigan penyusunan instrument
diperlukan untuk menunjang berbagai sertifikasi guru, yang tentu saja dapat
aspek unjuk kerja sebagai guru profesional. menyesuaikan diri dengan rumusan standar
Hal ini, dapat digali dengan program kompetensi yang dikembangkan BSNP.
peningkatan kualitas diri dari pemerintah. Menurut Sanjaya (Sagala 2013:
Sedangkan kompetensi fisik dan individu, 30) “bukan hanya kompetensi pribadi dan
berkaitan erat dengan pernagkat perilaku kompetensi profesional tetapi terdapat
yang berhubungan dengan kemampuan sejumlah kompetensi yang dimiliki
individu dalam mewujudkan dirinya seorang guru meliputi kompetensi pribadi,
sebagai pribadi yang mandiri untuk profesional, dan sosial kemasyarakatan”.
melakukan transformasi diri, identitas Pengkategorian keempat kompetensi
diri dan pemahaman diri.Sebagai tenaga tersebut telah mengundang kritik dan publik
pendidik kompetensi guru dan dosen karena keempatnya belum menampakkan

22 | At-Ta’dib: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam Volume 10, No. 1, Juni 2018
sosok utuh kompetensi guru profesional, dialogis.Secara substansi, kompetensi
lebih-lebih istilah kompetensi profesional. ini mencakup kemampuan pemahaman
Guru profesional bukanlah terhadap siswa, perancangan dan
hanya untuk satu kompetensi saja yaitu pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
kompetensi profesional, tetapi guru belajar, dan pengembangan siswa untuk
profesional semestinya meliputi semua mengaktualisasikan berbagai potensi yang
kompetensi. Sebagaimana diamanatkan dimilikinya.
UUGD No. 14/2005 Pasal 10 ayat 1 dan Pengembangan dan peningkatan
PP No. 19/2005 Pasal 28 ayat 3, guru kualitas kompetensi guru selama ini
wajib memiliki kompetensi yang meliputi diserahkan pada guru itu sendiri. Jika guru
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, itu mau mengembangkan dirinya sendiri,
dan profesional yang diperoleh melalui maka guru itu akan berkualitas, karena
pendidikan profesi. Dalam konteks kedua ia senantiasa mencari peluang untuk
kebijakan tersebut, kompetensi profesional meningkatkan kualitasnya sendiri. Idealnya
guru dapat diartikan sebagai kebulatan pemerintah, asosiasi pendidikan dan guru,
pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta satuan pendidikan memfasilitasi
yang diwujudkan dalam bentuk perangkat guru untuk mengembangkan kemampuan
tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab bersifat kognitif berupa pengertian dna
yang dimiliki seseorang untuk memangku pengetahuan, afektif berupa sikap dan nilai,
jabatan guru sebagai profesi. maupun performansi berupa perbuatan -
perbuatan yang mencerminkan pemahaman
keterampilan dan sikap. Dukungan yang
demikian itu penting, karena dengan
cara itu akan meningkatkan kemampuan
pedagogik bagi guru.
Dalam Standar Nasional
Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3)
butirnya dikemukakan bahwa kompetensi
pedagogik adalah kemampuan mengelola
pembelajaran siswa yang meliputi
pemahaman terhadap siswa, perancangan
dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
Gambar: 1
hasil belajar, dan pengembangan siswa
1. Kompetensi Pedagogik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
Kompetensi pedagogik merupakan
yang dimilikinya.
kemampuan yang berkaitan dengan
Lebih lanjut, dalam Permendiknas
pemahaman siswa dan pengelola
No. 16 Tahun 2007 tentang Standar
pembelajaran yang mendidik dan
Pendidik dan Kependidikan dikemukakan

Hanifuddin Jamin: Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru | 23


bahwa kompetensi pedagogik merupakan yaitu identifikasi kebutuhan,
kemampuan guru dalam pengelolaan perumusan kompetensi dasar, dan
pembelajaran siswa yang sekurang- penyusunan program pembelajaran.
kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut: d. Pelaksanaan pembelajaran yang
a. Pemahaman wawasan atau landasan mendidik dan dialogis.
kependidikan (kemampuan Pembelajaran pada hakikatnya
mengelola pembelajaran) adalah proses interaksi antara
Secara pedagogis, kompetensi guru- siswa dengan lingkungannya
guru dalam mengelola pembelajaran sehingga terjadi perubahan
perlu mendapat perhatian yang perilaku ke arah yang lebih baik.
serius.Hal ini penting karena guru Dalam pembelajaran, tugas
merupakan seorang manajer dalam guru yang paling utama adalah
pembelajaran, yang bertanggung mengondisikan lingkungan agar
jawab terhadap perencanaan, menunjang terjadinya perubahan
pelaksanaan, dan penilaian perilaku ke arah yang lebih baik
perubahan atau perbaikan program dan pembentukan kompetensi
pembelajaran.Untuk kepentingan jiwa.Umumnya pelaksanaan
tersebut, sedikitnya terdapat empat pembelajaran mencakup tiga hal,
langkah yang harus dilakukan, yaitu yaitu pre-tes, proses, dan post-test.
menilai kesesuaian program yang e. Pemanfaatan teknologi
ada dengan tuntunan kebudayaan pembelajaran
dan kebutuhan siswa, meningkatkan Penggunaan teknologi dalam
perencanaan program memilih pendidikan dan pembelajaran
dan melaksanakan program, serta dimaksudkan untuk memudahkan
menilai perubahan program. atau mengefektifkan kegiatan
b. Pemahaman terhadap siswa pembelajaran.Dalam hal ini, guru di
Sedikitnya terdapat empat hal tuntut untuk memiliki kemampuan
yang harus dipahami guru dari menggunakan dan mempersiapkan
siswa, yaitu tingkat kecerdasan, materi pembelajaran dalam suatu
kreativitas, cacat fisik, dan sistem jaringan komputer yang
perkembangan kognitif. dapat diakses oleh siswa.
c. Perancangan pembelajaran f. Evaluasi hasil belajar
Perancangan pembelajaran Evaluasi hasil belajar dilakukan
merupakan salah satu kompetensi untuk mengetahui perubahan
pedagogik yang akan bermuara perilaku dan pembentukan
pada pelaksanaan pembelajaran. kompetensi siswa, yang dapat
Perancangan pembelajaran dilakukan dengan penilaian kelas,
sedikitnya mencakup tiga kegiatan, tes kemampuan dasar, penilaian

24 | At-Ta’dib: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam Volume 10, No. 1, Juni 2018
akhir satuan pendidikan dan materi pelajaran dengan baik, juga
sertifikasi, benchmarking, serta harus mampu menyampaikan /
penilaian program. mengkomunikasikan materi kepada
g. Pengembangan siswa siswa dengan cara dan strategi yang baik
Pengembangan siswa merupakan sehingga siswa dengan mudah menangkap
bagian dari kompetensi pedagogik dan menguasai materi tersebut.
untuk mengaktualisasikan berbagai Menurut Sagala (2013: 32)
potensi yang dimiliki oleh setiap kompetensi pedagogik merupakan
siswa. Pengembangan siswa kemampuan dalam pengelolaan peserta
dapat dilakukan oleh guru melalui didik meliputi:
berbagai cara, antara lain melalui 1) Pemahaman wawasan guru
kegiatan ekstrakurikuler (ekskul), akan landasan dan filsafat
pengayaan dan remedial, serta pendidikan;
bimbingan dan konseling (BK). 2) Guru memahaman potensi
Jadi, harapan guru dapat memiliki dan keberagaman peserta
kompetensi pedagogik yang baik sehingga didik, sehingga dapat didesain
dapat menyusun rancangan pembelajaran strategi pelayanan belajar
dan melaksanakannya. Guru diharapkan sesuai keunikan masing-masing
dapat memahami landasan pendidikan, peserta didik;
mampu menerapkan teori belajar, dapat 3) Guru mampu mengembangkan
menentukan strategi pembelajaran kurikulum/silabus baik dalam
berdasarkan karakteristik siswa, dan bentuk dokumen maupun
mampu menyusun rancangan pembelajaran implementasi dalam bentuk
berdasarkan strategi yang tepat. pengalaman belajar;
Menurut Suprihatiningrum 2013: 4) Guru mampu menyusun rencana
103 Mengemukakan “seorang guru perlu dan strategi pembelajaran
selalu mengakses prekonsepsi tentang berdasarkan standar kompetensi
pembelajaran yang dilakukan oleh guru- dan kompetensi dasar;
guru masa depan dan mengenali aturan 5) Mampu melaksanakan
mainnya”. Hal ini karena semakin majunya pembelajaran yang mendidik
IPTEK, berdampak pula pada kemajuan dengan suasana dialogis
masyarakat sehingga tuntutan masyarakat dna interaktif. Sehingga
terhadap pelayanan pendidikan yang lebih pembelajaran menjadi aktif,
baik semakin mendesak. Lebih lanjut inovatif, kreatif, efektif, dan
dikemukakan bahwa mengajar adalah menyenangkan;
masalah bagaimana mengomunikasikan 6) Mampu melakukan evaluasi
subjek pelajaran dengan baik. Maknanya, hasil belajar dengan memenuhi
seorang guru selain dituntut menguasai prosedur dan standar yang

Hanifuddin Jamin: Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru | 25


dipersyaratkan; dan Setiap perkataan, tindakan, dan
7) Mampu mengembangkan tingkah laku positif akan meningkatkan
bakat dan minat peserta didik citra diri dan kepribadian seseorang,
melalui kegiatan intrakurikuler selama hal itu dilakukan dengan penuh
dan ekstrakurikuler untuk kesadaran. kepribadian menurut Zakiah
mengaktualisasikan berbagai Daradjat (Sagala 2013: 33) disebut sebagai
potensi yang dimilikinya. “sesuatu yang abstrak, sukar dilihat
Dengan demikian tampak bahwa secara nyata, hanya dapat diketahui lewat
kemampuan pedagogik bagi guru penampilan, tindakan, dan ucapan ketika
bukanlah hal yang sederhana, karena menghadapi suatu persoalan, atau melalui
kualitas guru haruslah di atas rata-rata. atsarnya saja”. Kepribadian mencakup
Marsh (Suprihatiningrum 2013: 104) semua unsur, baik fisik maupun psikis.
mengemukakan bahwa “guru harus Sehingga dapat diketahui bahwa setiap
memiliki kompetensi atau kemampuan tindakan dan tingkah laku seseorang
untuk mengajar, memotivasi siswa, merupakan cerminan dari kepribadian
membuat model instruksional, mengelola seseorang. Apabila nilai kepribadian
kelas, berkomunikasi, merencanakan seseorang naik, maka akan naik, maka
pembelajaran, dan mengevaluasi”. akan naik pula kewibawaan ornag tersebut.
Semua kompetensi tersebut mendukung Tentu dasarnya adalah ilmu pengetahuan
keberhasilan guru dalam mengajar. dan moral yang dimilikinya. Kepribadian
Berdasarkan paparan di atas akan turut menentukan apakah para guru
dapat disimpulkan, bahwa kompetensi dapat disebut sebagai pendidik yang baik
pedagogik adalah kompetensi yang atau sebaliknya, justru menjadi perusak
mutlak harus dimiliki guru. Guru juga anak didiknya.
berkewajiban untuk mengembangkan Suprihatiningrum (2013:106)
kompetensi pedagogik yang dimilikinya. mengatakan bahwa “ kompetensi
Pengembangan mutlak diperlukan agar kepribadian merupakan kemampuan
guru dapat melakukan tugasnya dengan personal yang mencerminkan kepribadian
baik dan dapat melakukan perubahan yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
atau perbaikan dalam setiap kegiatan berwibawa, menjadi teladan bagi siswa,
pembelajarannya. dan berakhlak mulia”. Berikut merupakan
Untuk menghadapi tantangan penjelasan dari poin-poin pengertian
tersebut, guru perlu berpikir secara kompetensi kepribadian di atas.
antisipatif dan proaktif. Guru secara terus a. Memiliki kepribadian mantap dan
menerus belajar sebagai upaya melakukan stabil
pembaharuan atas ilmu pengetahuan yang Dalam hal ini, guru dituntut
dimilikinya. untuk bertindak sesuai dengan
2. Kompetensi Kepribadian norma Agam, hukum dan sosial.

26 | At-Ta’dib: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam Volume 10, No. 1, Juni 2018
Jangan sampai seorang pendidik guru menjadi sorotan siswa dalam
melakukan tindakan-tindakan yang gerak-geriknya.
kurang terpuji, kurang profesional, f. Memiliki akhlak mulia
atau bahkan bertindak tidak Guru harus berakhlak mulia karena
senonoh. Misalnya, adanya oknum perannya sebagai penasihat. Niat
guru yang menghamili siswanya, pertama dan utama seorang guru
minum-minuman keras, narkoba, bukanlah berorientasi pada dunia,
penipuan, pencurian, dan aktivitas tetapi akhirat.Yaitu, niat untuk
lain yang merusak citra sebagai beribadah kepada Allah. Dengan
pendidik. niat yang ikhlas, maka guru akan
b. Memiliki kepribadian yang dewasa bertindak sesuai dengan norma
Kedewasaan guru tercermin agama dan menghadapi segala
dari kestabilan emosinya. Untuk permasalahan dengan sabar karena
itu, diperlukan latihan mental mengharap ridha Allah Swt.
agar guru tidak mudah terbawa Seorang guru harus bertindak
emosi. Sebab, jika guru marah sesuai norma Agama, hukum dan sosial.
akan mengakibatkan siswa takut. Saat ini banyak peristiwa, yang mana
Ketakutan itu sendiri berdampak guru melanggar norma Agama, hukum
pada turunnya minat siswa untuk dan susila sehingga bertentangan dengan
mengikuti pelajaran, serta dapat kompetensi kepribadian yang seharusnya
menganggu konsentrasi belajarnya. dimiliki oleh seorang guru. Hal ini karena
c. Memiliki kepribadian yang arif ada sebagian guru yang tidak memahami
Kepribadian yang arif ditunjukkan arti pentingnya kompetensi kepribadian
melalui tindakan yang bermanfaat bagi mereka dalam membantu kelancaran
bagi siswa, sekolah, dan masyarakat pelaksanaan tugas mengajar.
serta menunjukkan keterbukaan Profesionalisme seorang guru
dalam berfikir dna bertindak. bukan sekadar pengetahuan teknologi dan
d. Memiliki kepribadian yang manajemen, melainkan lebih merupakan
berwibawa sikap, pengembangan profesionalisme
Kepribadian yang berwibawa lebih dari seorang teknisi, bukan hanya
ditunjukkan oleh perilaku yang memiliki keterampilan yang tinggi,
berpengaruh positif terhadap siswa melainkan memiliki suatu tingkah laku
dan disegani. yang dipersyaratkan sebagai seorang
e. Menjadi teladan bagi siswa guru. Sagala (2013: 37) mengatakan
Dalam istilah bahasa Jawa, guru bahwa “kemuliaan hati seorang guru
artinya “digugu Ian ditiru”. Kata diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
ditiru berarti dicontoh atau dalam Guru secara nyata dapat berbagi dengan
arti lain diteladani. Sebagai teladan, anak didiknya”. Dari berbagai pendapat

Hanifuddin Jamin: Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru | 27


mengenai kompetensi kepribadian, 1) Memiliki pengetahuan tentang
tampaknya terpulang kembali kepada adat dan istiadat sosial dan
guru. Karena guru yang memiliki daya agama;
kalbu yang tinggi yang menampilkan 2) Memiliki pengetahuan tentang
kepribadian paripurna. Daya kalbu terdiri budaya dan tradisi;
dari daya spiritual, emosional, moral, 3) Memiliki pengetahuan tentang
rasa kasih saying, kesopanan, toleransi, inti demokrasi;
kejujuran dan kebersihan, disiplin diri, 4) Memiliki pengetahuan tentang
harga diri, tanggung jawab, keberanian estetika;
moral, kerajian, komitmen, estetika dan 5) Memiliki apresiasi dan
etika. kesadaran sosial;
Dengan demikian, rencana 6) Memiliki sikap yang benar
sertifikasi guru juga menyangkut pada terhadap pengetahuan dan
pengujian terhadap kompetensi kepribadian pekerjaan;
guru. Guru yang memiliki kompetensi 7) Setia terhadap harkat dan
kepribadian yang baik akan memengaruhi martabat manusia.
cara mengajar mereka sehingga berdampak b. Manajemen hubungan antara
pada peningkatan kualitas pembelajaran. sekolah dan masyarakat.
Untuk memanajemen hubungan
3. Kompetensi Sosial antara sekolah dan masyarakat, guru dapat
Kompetensi sosial berkaitan dengan menyelenggarakan program, ditinjau dari
kemampuan pendidik sebagai bagian dari segi proses penyelenggaraan dan jenis
masyarakat untuk berkomunikasi dan kegiatannya. Pada proses penyelenggaraan
bergaul secara efektif dengan siswa, sesama hubungan sekolah dan masyarakat, terdapat
pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/ empat komponen yang diperhatikan:
wali siswa, dan masyarakat sekitar. Guru perencanaan program, pengorganisasian,
merupakan makhluk sosial. Kehidupan pelaksanaan, dan evaluasi. Sementara
kesehariannya tidak dapat dipisahkan untuk kegiatannya dapat dilakukan dengan
dari kehidupan bersosial, baik di sekolah berbagai teknik, yaitu teknik langsung
ataupun di masyarakat.Maka dari itu, guru misalnya tatap muka, kunjungan pribadi,
dituntut memiliki kompetensi sosial yang melalui surat, atau media massa dan teknik
memadai. Berikut adalah hal-hal yang tidak langsung. Maksud dari teknik tidak
perlu dimiliki guru sebagai makhluk sosial. langsung adalah kegiatan-kegiatan yang
a. Berkomunikasi dan bergaul secara secara tidak sengaja dilakukan oleh pelaku,
efektif tetapi mempunyai nilai positif untuk
Agar guru dapat berkomunikasi kepentingan Husemas sekolah. Contoh:
secara efektif, terdapat tujuh kompetensi cerita dari mulut ke mulut yang dilakukan
sosial yang harus dimiliki: oleh anggota masyarakat akan membentuk

28 | At-Ta’dib: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam Volume 10, No. 1, Juni 2018
opini tertentu terhadap suatu sekolah. dan harus dimiliki seorang guru. Sebab,
c. Ikut berperan aktif di masyarakat bagaimana pun juga ketika proses
Selain sebagai pendidik, guru pendidikan berlangsung, dampaknya
juga berperan sebagai wakil masyarakat akan dirasakan bukan saja oleh siswa itu
yang representatif. Dengan demikian, sendiri, melainkan juga oleh masyarakat
jabatan guru sekaligus sebagai jabatan yang menerima dan memakai lulusannya.
kemasyarakatan. Oleh karena itu, guru Oleh karena itu, kemampuan untuk
mengemban tugas untuk membina mendengar, melihat, dan memerhatikan
masyarakat agar berpartisipasi dalam tuntutan dan kebutuhan masyarakat
pembangunan.Dalam menjalankan sangat perlu ditingkatkan. Misalnya,
tugasnya, guru perlu meng-up grade diri melalui pengabdian pada masyarakat dan
dengan kompetensi-kompetensi yang sosialisasi dalam masyarakat di sekitar
serupa aspek normatif kependidikan sekolah dan rumah. Hal ini perlu dilakukan
(beriktikad baik), pertimbangan sebelum karena guru adalah manusia biasa yang
memilih jabatan guru, dan mempunyai juga merupakan bagian dari masyarakat
program meningkatkan kemajuan sehingga keberadaannya di masyarakat
masyarakat dan pendidikan.Di mata juga harus menunjukkan kompetensi sosial
masyarakat, guru bukan hanya orang yang baik.
yang terbatas pada dinding-dinding kelas, Diantara berbagai bentuk
melainkan dia harus menembus batas komunikasi, kita mengenal komunikasi
halaman sekolah dan berada langsung di edukatif, yaitu komunikasi yang
tengah-tengah masyarakat. berlangsung dalam kerangka mencapai
d. Menjadi agen perubahan sosial tujuan pendidikan dan pengajaran.
Agen perubahan yang mampu Komunikasi edukatif perlu dibedakan
mendorong pemahaman dan toleransi. dari bentuk komunikasi yang lain karena
Tidak sekadar mencerdaskan siswa, memiliki makna/arti dan tujuan yang spesifik
tetapi juga mampu mengembangkan sebagai komunikasi pembelajaran. Hasil
kepribadian yang utuh, berakhlak, dan komunikasi edukatif diharapkan mampu
berkarakter.Salah satu tugas guru adalah memotivasi siswa untuk membangun
menerjemahkan pengalaman yang telah struktur kognitif baru yang dapat menjadi
lalu ke dalam kehidupan yang bermakna dasar tindakan yang akan dilakukan.
bagi siswa.Sebagai pendidik, guru perlu Bila hal ini dapat dilakukan oleh setiap
mengembangkan kecerdasan sosial siswa, pengetahuan yang mereka miliki
siswa, yaitu diskusi, bermain peran, bukan hanya sekedar school knowledges,
hadap masalah, kunjungan langsung ke melainkan sudah sampai pada action
masyarakat dan lingkungan sosial yang knowledges.Mendidik memang seharusnya
beragam. bertujuan untuk mengubah perilaku siswa
Kompetensi sosial sangat perlu yang diawali dengan perubahan struktur

Hanifuddin Jamin: Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru | 29


kognitif siswa sehingga menjadi inner dan siswa menyebabkan siswa tidak takut
knowledges yang dapat ditunjukkan dalam atau ragu mengungkapkan permasalahan
bentuk action knowledges. belajarnya. Hubungan yang demikian hanya
Barnes (Suprihatiningrum 2013: dapat tercipta bila seorang guru memiliki
113) menyatakan bahwa “salah satu kemampuan bergaul dan berkomunikasi
kegagalan guru dalam mengajar adalah yang baik. Selain itu, untuk menciptakan
disebabkan interaksi dan berbagai kultur sekolah yang baik, guru juga harus
kekurangan dalam komunikasi”. Sering mampu menciptakan suasana kerja yang
guru memvisualisasikan ilmu yang ada baik melalui pergaulan dan komunikasi
dalam dirinya hanya untuk dirinya sendiri, yang baik dengan teman sejawat dan
artinya ia tidak memikirkan apakah pola orang-orang yang ada di lingkungan
pikir siswa sama dengan pola pikirnya. sekolah, bahkan dengan orangtua/wali
Akibatnya, tidak terjalin interaksi yang siswa dan efektif itulah yang akan diuji
baik sehingga terjadilah kegagalan dalam sertifikasi guru.
belajar siswa yang berdampak pada tidak
terkuasainya materi ajar dengan baik. Lebih 4. Kompetensi Profesional
lanjut, dikatakan Douglas bahwa dalam Guru adalah salah satu faktor
mengajukan pertanyaan pun seorang guru penting dalam penyelenggaraan pendidikan
harus memiliki cara berkomunikasi yang di sekolah. Oleh karena itu meningkatkan
baik, agar siswa termotivasi untuk berpikir mutu pendidikan, berarti juga meningkatkan
dan menjawab. mutu guru.Meningkatkan mutu guru bukan
Komunikasi yang dibangun hanya dari segi kesejahteraannya, tetapi
guru dalam suatu proses pembelajaran juga profesionalitasnya. UU No. 14 tahun
hendaknya bukan komunikasi satu 2005 Pasal 1 ayat (1) menyatakan guru
arah, dari guru ke siswa, melainkan dua adalah pendidik profesional dengan tugas
arah dari guru ke siswa dan sebaliknya, utama mendidik, mengajar, membimbing,
bahkan multi-arah sehingga menimbulkan mengarahkan, melatih, menilai, dan
perubahan perilaku siswa, baik yang mengevaluasi peserta didik pada
berdimensi ranah cipta, rasa, maupun pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
karsa. Komunikasi yang dihadirkan guru formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
dalam proses pembelajaran yang relevan menengah. Sebagai seorang profesional
dengan kebutuhan siswa akan memberikan guru harus memiliki kompetensi keguruan
peluang yang besar bagi siswa untuk yang cukup.Kompetensi keguruan itu
memperoleh hasil belajar yang lebih baik. tampak pada kemampuannya menerapkan
Kompetensi sosial penting dimiliki sejumlah konsep, asas kerja sebagai guru,
oleh seorang guru karena memengaruhi mampu mendemonstrasikan sejumlah
kualitas pembelajaran dan motivasi belajar strategi maupun pendekatan pengajaran
siswa.Hubunngan yang akrab antara guru yang menarik dan interaktif, disiplin, jujur,

30 | At-Ta’dib: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam Volume 10, No. 1, Juni 2018
dan konsisten. Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3)
Kompetensi profesional guru butir c dikemukakan bahwa yang dimaksud
menggambarkan tentang kemampuan kompetensi profesional adalah kemampuan
yang harus dimiliki oleh seseorang yang penguasaan materi pembelajaran secara
mengampu jabatan sebagai seorang guru, luas dan mendalam yang memungkinkan
artinya kemampuan yang ditampilkan membimbing siswa memenuhi standar
itu menjadi ciri keprofesionalannya. kompetensi yang ditetapkan dalam standar
Tidak semua kompetensi yang dimiliki nasional pendidikan.
seseorang menunjukkan bahwa dia a. Ruang lingkup kompetensi
profesional karena kompetensi profesional pendidikan
tidak hanya menunjukkan apa dna Dari berbagai sumber yang
bagaimana melakukan pekerjaan, tetapi membahas tentang kompetensi guru,
juga menguasai kerasionalan yang dapat secara umum dapat diidentifikasikan dan
menjawab mengapa hal itu dilakukan disarikan tentang ruang lingkup kompetensi
berdasarkan konsep dan teori tertentu. profesional guru sebagai berikut:
Istilah professional (professional) 1) Mengerti dan dapat menerapkan
berasal dari kata profession (pekerjaan) landasan kependidikan baik
yang berarti sangat mampu melakukan filosofi, psikologis, sosiologis,
pekerjaan.Sebagai kata benda, profesional dan sebagainya;
berarti ornag yang melaksanakan sebuah 2) Mengerti dan dapat menerapkan
profesi dengan menggunakan profesiensi teori belajar sesuai taraf
(kemampuan tinggi) sebagai mata perkembangan siswa;
pencaharian.Jadi, kompetensi profesional 3) Mampu menangani dan
guru dapat diartikan sebagai kemampuan mengembangkan bidang
dan kewenangan guru dalam menjalankan studi yang menjadi tanggung
profesi keguruannya. Dengan kata lain, guru jawabnya;
yang ahli dan terampil dalam melaksanakan 4) Mengerti dan dapat menerapkan
profesinya dapat disebut sebagai guru yang metode pembelajaran yang
kompeten dan profesional. bervariasi;
Menurut Suprihatiningrum (2013: 5) Mampu mengembangkan dan
115) kompetensi merupakan “kemampuan menggunakan berbagai alat,
yang berkaitan dengan penguasaan materi media, dan sumber belajar yang
pembelajaran bidang studi secara luas dan relevan;
mendalam yang mencakup penguasaan 6) Mampu mengorganisasikan
substansi keilmuan yang menaungi materi dan melaksanakan program
kurikulum tersebut, serta menambah pembelajaran;
wawasan keilmuan sebagai guru”. 7) Mampu melaksanakan evaluasi
Dalam Standar Nasional hasil belajar siswa;

Hanifuddin Jamin: Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru | 31


8) Mampu menumbuhkan c. Mengurutkan materi pembelajaran
kepribadian siswa. Agar pembelajaran dapat dilakukan
b. Memahami jenis-jenis materi secara efektif dan menyenangkan, materi
pembelajaran pembelajaran harus diurutkan sedemikian
Seorang guru harus memahami rupa serta dijelaskan mengenai batasan dan
jenis-jenis materi pembelajaran. Beberapa ruang lingkupnya.Hal ini dapat dilakukan
hal penting yang harus dimiliki guru adalah dengan langkah-langkah sebagai berikut.
kemampuan menjabarkan materi standar 1) Menyusun standar kompetensi
dalam kurikulum.Untuk kepentingan dan kompetensi dasar (SKKD)
tersebut, guru harus mampu menentukan 2) Menjabarkan SKKD ke dalam
secara tepat materi yang relevan dengan indikator
kebutuhan dan kemampuan siswa. 3) Mengembangkan ruang lingkup
Beberapa criteria yang harus diperhatikan dan urutan setiap kompetensi.
dalam memilih dan menentukan materi Guru yang mempunyai kompetensi
standar yang akan diajarkan kepada siswa, profesional harus mampu memilah dan
menurut Hasan (Suprihatiningrum 2013: memilih serta mengelompokkan materi
1160) sedikitnya mencakup hal-hal berikut. pembelajaran yang akan disampaikannya
1) Validitas atau tingkat ketetapan kepada siswa sesuai dengan jenisnya. Tanpa
materi. kompetensi tersebut, dapat dipastikan
2) Keberartian atau tingkat bahwa guru tersebut akan menghadapi
kepentingan materi tersebut berbagai kesulitan dalam membentuk
dikaitkan dengan kebutuhan kompetensi siswa, bahkan akan gagal
dan kemampuan siswa. dalam melaksanakan pembelajaran.
3) Relevansi dengan tingkat Keahlian merupakan salah satu
kemampuan siswa, artinya syarat mutlak bagi peningkatan kualitas
tidak terlalu sulit, tidak terlalu pendidikan.oleh Karen itu, guru harus
mudah, dan disesuaikan dengan berusaha meningkatkan kemampuan
variasi lingkungan setempat ilmunya agar betul-betul menguasai ilmu
dan kebutuhan di lapangan yang diajarkan. Dengan keahliannya, guru
pekerjaan. tidak akan mengalami kesulitan dalam
4) Kemenarikan, maksudnya melaksanakan tugasnya sehingga proses
di sini adalah materi yang pembelajaran dapat berjalan lancer dan
diberikan hendaknya mampu menyenangkan.
memotivasi siswa. Kompetensi guru profesional
5) Kepuasan, maksudnya adalah menurut pakar pendidikan seperti Uno
hasil pembelajaran yang 2008: 119, yaitu:
diperoleh siswa benar-benar Sebagai seorang guru agar
brmanfaat bagi kehidupannya. mampu menganalisis, mendiagnosis, dan

32 | At-Ta’dib: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam Volume 10, No. 1, Juni 2018
memprognosis situasi pendidikan. guru bahwa guru yang berkompeten, memiliki
yang memiliki kompetensi profesional (1) pemahaman terhadap karakteristik
perlu menguasai, antara lain (a) disiplin siswa; (2) penguasaan bidang studi, baik
ilmu pengetahuan sebagai sumber bahan dari sisi keilmuan maupun kependidikan;
pelajaran; (b) bahan ajar yang diajarkan; (3) kemampuan penyelenggaraan
(c) pengetahuan tentang karakteristik pembelajaran yang mendidik; (4) kemauan
siswa; (d) pengetahuan tentang filsafat dan kemampuan mengembangkan
dan tujuan pendidikan; (e) pengetahuan profesionalitas dan kepribadian secara
serta penguasaan metode dna model berkelanjutan.
mengajar; (f) penguasaan terhadap prinsip- Perencanaan Peningkatan
prinsip teknologi pembelajaran; dan (g) Profesional Guru
pengetahuan terhadap penilaian, dan
Perencanaan adalah salah satu
mampu merencanakan, memimpin, guna
komponen dalam manajemen suatu
kelancaran proses pendidikan.
organisasi, termasuk sekolah. Perencanaan
Menurut Mulyasa (2008)
juga merupakan rangkaian proses kegiatan
karakter guru yang dinilai kompetensi
menyiapkan dan menentukan seperangkat
secara profesional adalah “(a) mampu
keputusan mengenai apa yang diharapkan
mnegembangkan tanggung jawab dengan
terjadi dan apa yang akan dilakukan.
baik; (b) mampu melaksanakan peran dan
Kajian mengenai perencanaan merupakan
fungsinya dengan baik; (c) mampu bekerja
unsur dan fungsi yang pertama dan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan
utama dalam konsep manajemen maupu
sekolah; (d) mampu melaksanakan peran
administrasi. “perencanaan merupakan
dan fungsinya dalam pembelajaran dalam
kegiatan mendesain tentang apa yang
kelas.
harus dikerjakan untuk mencapai tujuan
Kompetensi tersebut dalam
organisasi”. (wibowo 2009: 35).
praktiknya merupakan satu kesatuan
Hudson dan Tanner (Usman 2009:
yang utuh. Pemilahan menjadi empat
80) menyatakan taksonomi perencanaan
ini, semata-mata untuk kemudahan
antara lain: “sipnotik, incremental,
memahaminya. Beberapa ahli mengatakan
transaktif, dan radikal”. Dalam hal
istilah kompetensi profesional sebenarnya
perencanaan pendidikan baik ditingkat
merupakan “payung” karena telah
provinsi, kabupaten, kota maupun
mencakup semua kompetensi lainnya.
sekolah biasanya dipekai perencanaan
Untuk penguasaan materi ajar secara luas
radikal, dimana perencanaan radikal lebih
dan mendalam, lebih tepat disebut dengan
menekankan pada kebebasan lembaga
penguasaan sumber bahan ajar (disciplinary
lokal untuk melakukan perencanaan
content) atau sering disebut bidang atau
sendiri, dengan maksud agar lebih cepat
sering disebut bidang studi keahlian. Hal ini
memenuhi kebutuhan lokal.
mengacu pandangan yang menyebutkan,

Hanifuddin Jamin: Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru | 33


Kegiatan perencanaan adalah sekarang (tidak dimulai dari nol, tetapi
kegiatan yang sistematik dan sequensial, dari sumber daya yang sudah ada); 2)
karena itu kegiatan-kegiatan dalam proses keberhasilan dan faktor-faktor kritis
penyusunan perencanaan dan pelaksanaan keberhasilan; 3) kegagalan masa lampau;
perencanaan memerlukan tahapan-tahapan 4) potensi, tantangan dan kendala yang
sesuai dengan karakteristik perencanaan ada; 5) kelemahan mengubah kelemahan
yang sedang dikembangkan. Banghart dan menjadi kekuatan, dan ancaman menjadi
Trull yang disadurkan oleh Usman (2009: peluang analisis (Strenght, Weaknesses,
124) model pendekatan perencanaan Opportunities, and Threats atau SWOT);
komprehensif mengembangkan tahapan 6) mengikutsertakan pihak-pihak terkait;
perencanaan sebagai berikut: 7) mempertimbangkan efektivitas dan
1. Pendahuluan efisiensi, demokratis, transparan, realistis,
2. Mengidentifikasikan permasalahan legalistis dan praktis; 8) jika mungkin,
pendidikan mengujicobakan kelayakan perencanaan.
3. Analisis area masalah perencanaan Perencanaan yang sangat strategis
4. Penyusunan konsep dan rencana menurut Wibowo (2009: 36) dengan
5. Mengevaluasi rencana mengikuti sepuluh langkah yaitu:
6. Menentuka rencana 1. Mendefinisikan tujuan
2. Mendifinisikan lingkup produk
7. Penerapan rencana
atau jasa
8. Rencana umpan balik. 3. Menilai sumber daya internal
Berdasarkan uraian pendapat 4. Menilai lingkungan eksternal
tersebut penerapan teknik-teknik untuk 5. Menganalisis peraturan internal
mengkaji berbagai aspek perencanaan 6. Menilai keuntungan kompetitif
7. Mengembangkan strategi
peningkatan profesional guru tidak dapat
kompetitif
dilakukan tanpa adanya data dasar yang 8. Mengevaluasi manfaat.
lengkap. Secara praktis tanpa data kegiatan Sesuai dengan pendapat di atas,
untuk menyusun perencanaan yang baik bila dikaitkan dengan peningkatan
tidak dapat dilaksanakan. Uraian ini profesional guru merupakan hal yang harus
menunjukkan bahwa kedudukan data dasar direncanakan dengan baik oleh kepala
dalam proses perencanaan bagitu penting, sekolah dengan mempertimbangkan
sehingga perencana tidak mempunyai berbagai aspek. Ditinjau dari segi
pilihan lain kecuali memiliki data tersebut metodelogi, perencanaan itu dapat disebut
dalam mewujudkan tugasnya sebagai Rational atau Systematik Planning, karena
planner. perencanaan ini menggunakan prinsip-
Agar perencanaan menghasilkan prinsip dan teknik-teknik berpikir sistematis
rencana yang baik, konsisten, dan realistis dan rasional ilmiah. Chomprehensive
maka kegiatan-kegiatan perencanaan Planning Model Schiefelbein, Integrated
perlu memperhatikan 1) keadaan

34 | At-Ta’dib: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam Volume 10, No. 1, Juni 2018
Planning pada Asia Model. berwibawa
d. Menjadi teladan bagi siswa
C. Penutup e. Memiliki akhlak mulia

Dari uraian yang telah penulis


3. Kompetensi Sosial
paparkan tentang Urgensi Kompetensi
Poin-poin penunjang terlaksanaya
dalam meningkatkan Profesional Guru
kompetensi Sosial meliputi:
maka penulis mencoba menyimpulkan
a. Berkomunikasi dan bergaul secara
dalam sebuah kesimpulan.
efektif
Seorang Guru harus memiliki
b. Manajemen hubungan antara
empat kompetensi yang harus dimiliki
sekolah dan masyarakat.
oleh guru professional yang meliputi:
c. Ikut berperan aktif di masyarakat
Kompetensi Pedagogik, Kompetensi
d. Menjadi agen perubahan sosial
Kepribadian, Kompetensi Sosial dan
Kompetensi Profesional. Selain empat
4. Kompetensi Profesional
kompetensi tersebut diperlukan poin-poin
Poin-poin penunjang terlaksanaya
penunjang agar terlaksanayan keempat
kompetensi profesional meliputi:
kompetensi tersebut :
1. Kompetensi Pedagogik a. Memahami ruang lingkup
Poin-poin penunjang terlaksanaya kompetensi pendidikan
kompetensi pedagogik meliputi: b. Memahami jenis-jenis materi
a. Pemahaman wawasan atau landasan pembelajaran
kependidikan c. Dapat mengurutkan materi
b. Pemahaman terhadap siswa pembelajaran
c. Perancangan pembelajaran
d. Pelaksanaan pembelajaran yang Daftar Pustaka
mendidik dan dialogis. Departemen Pendidikan Nasional.
e. Pemanfaatan teknologi 2006. Undang Undang Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
pembelajaran
Tentang Guru dan Dosen.
f. Evaluasi hasil belajar
g. Pengembangan siswa Departemen Pendidikan Nasional, 2003.
Naskah Akademik Sertifikasi
Kompetensi Tenaga Kependidikan
2. Kompetensi Kepribadian
Poin-poin penunjang terlaksanaya Departemen Pendidikan Nasional, 2003.
Naskah Akademik Sertifikasi
kompetensi kepribadian meliputi:
Kompetensi Tenaga Pendidik.
a. Memiliki kepribadian mantap dan
stabil Mulyasa, E (2008). Menjadi Guru
Profesional, Menciptakan
b. Memiliki kepribadian yang dewasa Pembelajaran Kreatif dan
c. Memiliki kepribadian yang

Hanifuddin Jamin: Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru | 35


Menyenangkan. Bandung: Remaja dan Reformasi Pendidikan di
Rosda Karya. Indonesia).Jakarta : Bumi Aksara.

Sagala, (2013). Kemampuan Profesional Usman, (2009).Manajemen, Teori, Praktik,


Guru dan Tenaga Kependidikan. dan Riset Pendidikan, Jakarta:
Bandung: Alfabeta. Bumi Aksara.

Suprihatiningrum, Jamil (2013). Guru Usman, Nasir (2012). Manajemen


Profesional: Pedoman Kinerja, Peningkatan Mutu Kinerja Guru.
Kualifikasi, & Kompetensi Guru, Bandung: Citapustaka Media
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Perintis.

Undang-undang Nomor. 14 tahun 2005 Wibowo (2009). Manajemen Kinerja.


tentang Guru dan Dosen Jakarta: Rajawali.

Uno, Hamzah B, (2008).Profesi


Kependidikan (Problema, Solusi

36 | At-Ta’dib: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam Volume 10, No. 1, Juni 2018

Anda mungkin juga menyukai