3.2 Artikel Kompetensi Profesional
3.2 Artikel Kompetensi Profesional
Hanifuddin Jamin
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Teungku Dirundeng Meulaboh
Email. hanifstainmbo@gmail.com
Abstrak
Guru adalah jabatan atau profesi yang membutuhkan keahlian khusus, pekerjaan
sebagai guru tidak bisa dilakukan oleh seseorang tanpa mempunyai keahlian sebagai
guru. Menjadi seorang guru dibutuhkan syarat-syarat khusus. Apa lagi jika menjadi
seorang guru yang profesional maka harus memiliki empat kompetensi diantaranya:
Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Sosial dan Kompetensi
Profesional. Guru yang Profesional harus Memiliki Ketrampilan mengajar yang baik,
Memiliki Wawasan yang luas, Menguasai Kurikulum, Menguasai media pembelajaran,
Penguasaan teknologi, Memiliki kepribadian yang baik dan Menjadi teladan yang baik.
Abstract
Teachers are positions or professions that require special skills, work as a teacher can not
be done by someone without having expertise as a teacher. Being a teacher requires special
requirements. What else if being a professional teacher then must have four competencies
including: Pedagogic Competence, Personality Competence, Social Competence and
Professional Competence. Professional Teachers Must Have Good Teaching Skills, Have
Large Insights, Mastering Curriculum, Mastering the media of learning, Mastery of
technology, Have a good personality and Be a good role model.
20 | At-Ta’dib: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam Volume 10, No. 1, Juni 2018
kemampuan, pengetahuan, kecakapan, dan tindakan seseorang dalam
sikap, sifat, pemahaman, apresiasi dan menjalankan pekerjaannya secara
harapan yang mendasari karakteristik professional. Seseorang dapat
seseorang untuk berunjuk kerja dalam saja berhasil menguasai secara
menjalankan tugas atau pekerjaan guna teoritik seluruh aspek material
mencapai standar kualitas dalam Pekerjaan kompetensi yang diajarkannya
dalam bidang pelaksanaan Pendidikan. dan dipersyaratkan. Namun
kompetensi adalah seperangkat begitu jika dalam praktek sebagai
pengetahuan, keterampilan dan perilaku tindakan nyata saat menjalankan
yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai tugas atau pekerjaan tidak sesuai
oleh guru untuk dapat melaksanakan tugas- dengan standar kualitas yang
tugas profesionalnya. dipersyaratkannya maka ia tidak
Rumusan kompetensi di atas dapat dikatakan sebagai seseorang
mengandung tiga aspek diantaranya: yang berkompetensi atau tidak
1. kemampuan, pengetahuan, piawai;
kecakapan, sikap, sifat, pemahaman, 3. Hasil unjuk kerjanya itu memenuhi
apresiasi dan harapan yang menjadi suatu kriteria standar kualitas
ciri dan karakteristik seseorang tertentu. aspek ini merujuk pada
dalam menjalankan tugas. Aspek kompetensi sebagai hasil (output
ini menunjuk pada kompetensi dan atau outcome) dari unjuk kerja.
sebagai gambaran substansi/ Kompetensi seseorang mencirikan
materi ideal yang seharusnya tindakan atau prilaku serta mahir
dikuasai atau dipersyaratkan dalam menjalankan tugas untuk
untuk dikuasai oleh guru dalam menghasilkan tindakan kerja
menjalankan pekerjaannya. Dengan yang efektif dan efisien.Hasilnya
demikian seseorang pendidik dapat merupakan produk dari kompetensi
dipersiapkan atau belajar untuk seseorang dalam menjalankan tugas
menguasai kompetensi tertentu dan pekerjaannya. Sehingga lain
sebagai bekal ia bekerja secara dapat menilai seseorang apakah
profesional; dalam menjalankan tugas dan
2. Ciri dan karakteristik kompetensi pekerjaannya berkompenten dan
yang digambarkan dalam aspek profesional atau tidak.
pertama itu tampil nyata (manifest) Slamet PH (Sagala 2013: 24)
dalam tindakan, tingkah laku dan membuka wacana mengenai istilah
unjuk kerjanya. Aspek ini merujuk kompetensi. Menurut beliau “kompetensi
pada kompetensi sebagai gambaran profesional diganti dengan kompetensi
unjuk kerja nyata yang tampak bidang studi (subject matter competency).
dalam kualitas pola pikir, sikap Istilah kompetensi kepribadian diganti
22 | At-Ta’dib: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam Volume 10, No. 1, Juni 2018
sosok utuh kompetensi guru profesional, dialogis.Secara substansi, kompetensi
lebih-lebih istilah kompetensi profesional. ini mencakup kemampuan pemahaman
Guru profesional bukanlah terhadap siswa, perancangan dan
hanya untuk satu kompetensi saja yaitu pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
kompetensi profesional, tetapi guru belajar, dan pengembangan siswa untuk
profesional semestinya meliputi semua mengaktualisasikan berbagai potensi yang
kompetensi. Sebagaimana diamanatkan dimilikinya.
UUGD No. 14/2005 Pasal 10 ayat 1 dan Pengembangan dan peningkatan
PP No. 19/2005 Pasal 28 ayat 3, guru kualitas kompetensi guru selama ini
wajib memiliki kompetensi yang meliputi diserahkan pada guru itu sendiri. Jika guru
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, itu mau mengembangkan dirinya sendiri,
dan profesional yang diperoleh melalui maka guru itu akan berkualitas, karena
pendidikan profesi. Dalam konteks kedua ia senantiasa mencari peluang untuk
kebijakan tersebut, kompetensi profesional meningkatkan kualitasnya sendiri. Idealnya
guru dapat diartikan sebagai kebulatan pemerintah, asosiasi pendidikan dan guru,
pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta satuan pendidikan memfasilitasi
yang diwujudkan dalam bentuk perangkat guru untuk mengembangkan kemampuan
tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab bersifat kognitif berupa pengertian dna
yang dimiliki seseorang untuk memangku pengetahuan, afektif berupa sikap dan nilai,
jabatan guru sebagai profesi. maupun performansi berupa perbuatan -
perbuatan yang mencerminkan pemahaman
keterampilan dan sikap. Dukungan yang
demikian itu penting, karena dengan
cara itu akan meningkatkan kemampuan
pedagogik bagi guru.
Dalam Standar Nasional
Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3)
butirnya dikemukakan bahwa kompetensi
pedagogik adalah kemampuan mengelola
pembelajaran siswa yang meliputi
pemahaman terhadap siswa, perancangan
dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
Gambar: 1
hasil belajar, dan pengembangan siswa
1. Kompetensi Pedagogik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
Kompetensi pedagogik merupakan
yang dimilikinya.
kemampuan yang berkaitan dengan
Lebih lanjut, dalam Permendiknas
pemahaman siswa dan pengelola
No. 16 Tahun 2007 tentang Standar
pembelajaran yang mendidik dan
Pendidik dan Kependidikan dikemukakan
24 | At-Ta’dib: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam Volume 10, No. 1, Juni 2018
akhir satuan pendidikan dan materi pelajaran dengan baik, juga
sertifikasi, benchmarking, serta harus mampu menyampaikan /
penilaian program. mengkomunikasikan materi kepada
g. Pengembangan siswa siswa dengan cara dan strategi yang baik
Pengembangan siswa merupakan sehingga siswa dengan mudah menangkap
bagian dari kompetensi pedagogik dan menguasai materi tersebut.
untuk mengaktualisasikan berbagai Menurut Sagala (2013: 32)
potensi yang dimiliki oleh setiap kompetensi pedagogik merupakan
siswa. Pengembangan siswa kemampuan dalam pengelolaan peserta
dapat dilakukan oleh guru melalui didik meliputi:
berbagai cara, antara lain melalui 1) Pemahaman wawasan guru
kegiatan ekstrakurikuler (ekskul), akan landasan dan filsafat
pengayaan dan remedial, serta pendidikan;
bimbingan dan konseling (BK). 2) Guru memahaman potensi
Jadi, harapan guru dapat memiliki dan keberagaman peserta
kompetensi pedagogik yang baik sehingga didik, sehingga dapat didesain
dapat menyusun rancangan pembelajaran strategi pelayanan belajar
dan melaksanakannya. Guru diharapkan sesuai keunikan masing-masing
dapat memahami landasan pendidikan, peserta didik;
mampu menerapkan teori belajar, dapat 3) Guru mampu mengembangkan
menentukan strategi pembelajaran kurikulum/silabus baik dalam
berdasarkan karakteristik siswa, dan bentuk dokumen maupun
mampu menyusun rancangan pembelajaran implementasi dalam bentuk
berdasarkan strategi yang tepat. pengalaman belajar;
Menurut Suprihatiningrum 2013: 4) Guru mampu menyusun rencana
103 Mengemukakan “seorang guru perlu dan strategi pembelajaran
selalu mengakses prekonsepsi tentang berdasarkan standar kompetensi
pembelajaran yang dilakukan oleh guru- dan kompetensi dasar;
guru masa depan dan mengenali aturan 5) Mampu melaksanakan
mainnya”. Hal ini karena semakin majunya pembelajaran yang mendidik
IPTEK, berdampak pula pada kemajuan dengan suasana dialogis
masyarakat sehingga tuntutan masyarakat dna interaktif. Sehingga
terhadap pelayanan pendidikan yang lebih pembelajaran menjadi aktif,
baik semakin mendesak. Lebih lanjut inovatif, kreatif, efektif, dan
dikemukakan bahwa mengajar adalah menyenangkan;
masalah bagaimana mengomunikasikan 6) Mampu melakukan evaluasi
subjek pelajaran dengan baik. Maknanya, hasil belajar dengan memenuhi
seorang guru selain dituntut menguasai prosedur dan standar yang
26 | At-Ta’dib: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam Volume 10, No. 1, Juni 2018
Jangan sampai seorang pendidik guru menjadi sorotan siswa dalam
melakukan tindakan-tindakan yang gerak-geriknya.
kurang terpuji, kurang profesional, f. Memiliki akhlak mulia
atau bahkan bertindak tidak Guru harus berakhlak mulia karena
senonoh. Misalnya, adanya oknum perannya sebagai penasihat. Niat
guru yang menghamili siswanya, pertama dan utama seorang guru
minum-minuman keras, narkoba, bukanlah berorientasi pada dunia,
penipuan, pencurian, dan aktivitas tetapi akhirat.Yaitu, niat untuk
lain yang merusak citra sebagai beribadah kepada Allah. Dengan
pendidik. niat yang ikhlas, maka guru akan
b. Memiliki kepribadian yang dewasa bertindak sesuai dengan norma
Kedewasaan guru tercermin agama dan menghadapi segala
dari kestabilan emosinya. Untuk permasalahan dengan sabar karena
itu, diperlukan latihan mental mengharap ridha Allah Swt.
agar guru tidak mudah terbawa Seorang guru harus bertindak
emosi. Sebab, jika guru marah sesuai norma Agama, hukum dan sosial.
akan mengakibatkan siswa takut. Saat ini banyak peristiwa, yang mana
Ketakutan itu sendiri berdampak guru melanggar norma Agama, hukum
pada turunnya minat siswa untuk dan susila sehingga bertentangan dengan
mengikuti pelajaran, serta dapat kompetensi kepribadian yang seharusnya
menganggu konsentrasi belajarnya. dimiliki oleh seorang guru. Hal ini karena
c. Memiliki kepribadian yang arif ada sebagian guru yang tidak memahami
Kepribadian yang arif ditunjukkan arti pentingnya kompetensi kepribadian
melalui tindakan yang bermanfaat bagi mereka dalam membantu kelancaran
bagi siswa, sekolah, dan masyarakat pelaksanaan tugas mengajar.
serta menunjukkan keterbukaan Profesionalisme seorang guru
dalam berfikir dna bertindak. bukan sekadar pengetahuan teknologi dan
d. Memiliki kepribadian yang manajemen, melainkan lebih merupakan
berwibawa sikap, pengembangan profesionalisme
Kepribadian yang berwibawa lebih dari seorang teknisi, bukan hanya
ditunjukkan oleh perilaku yang memiliki keterampilan yang tinggi,
berpengaruh positif terhadap siswa melainkan memiliki suatu tingkah laku
dan disegani. yang dipersyaratkan sebagai seorang
e. Menjadi teladan bagi siswa guru. Sagala (2013: 37) mengatakan
Dalam istilah bahasa Jawa, guru bahwa “kemuliaan hati seorang guru
artinya “digugu Ian ditiru”. Kata diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
ditiru berarti dicontoh atau dalam Guru secara nyata dapat berbagi dengan
arti lain diteladani. Sebagai teladan, anak didiknya”. Dari berbagai pendapat
28 | At-Ta’dib: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam Volume 10, No. 1, Juni 2018
opini tertentu terhadap suatu sekolah. dan harus dimiliki seorang guru. Sebab,
c. Ikut berperan aktif di masyarakat bagaimana pun juga ketika proses
Selain sebagai pendidik, guru pendidikan berlangsung, dampaknya
juga berperan sebagai wakil masyarakat akan dirasakan bukan saja oleh siswa itu
yang representatif. Dengan demikian, sendiri, melainkan juga oleh masyarakat
jabatan guru sekaligus sebagai jabatan yang menerima dan memakai lulusannya.
kemasyarakatan. Oleh karena itu, guru Oleh karena itu, kemampuan untuk
mengemban tugas untuk membina mendengar, melihat, dan memerhatikan
masyarakat agar berpartisipasi dalam tuntutan dan kebutuhan masyarakat
pembangunan.Dalam menjalankan sangat perlu ditingkatkan. Misalnya,
tugasnya, guru perlu meng-up grade diri melalui pengabdian pada masyarakat dan
dengan kompetensi-kompetensi yang sosialisasi dalam masyarakat di sekitar
serupa aspek normatif kependidikan sekolah dan rumah. Hal ini perlu dilakukan
(beriktikad baik), pertimbangan sebelum karena guru adalah manusia biasa yang
memilih jabatan guru, dan mempunyai juga merupakan bagian dari masyarakat
program meningkatkan kemajuan sehingga keberadaannya di masyarakat
masyarakat dan pendidikan.Di mata juga harus menunjukkan kompetensi sosial
masyarakat, guru bukan hanya orang yang baik.
yang terbatas pada dinding-dinding kelas, Diantara berbagai bentuk
melainkan dia harus menembus batas komunikasi, kita mengenal komunikasi
halaman sekolah dan berada langsung di edukatif, yaitu komunikasi yang
tengah-tengah masyarakat. berlangsung dalam kerangka mencapai
d. Menjadi agen perubahan sosial tujuan pendidikan dan pengajaran.
Agen perubahan yang mampu Komunikasi edukatif perlu dibedakan
mendorong pemahaman dan toleransi. dari bentuk komunikasi yang lain karena
Tidak sekadar mencerdaskan siswa, memiliki makna/arti dan tujuan yang spesifik
tetapi juga mampu mengembangkan sebagai komunikasi pembelajaran. Hasil
kepribadian yang utuh, berakhlak, dan komunikasi edukatif diharapkan mampu
berkarakter.Salah satu tugas guru adalah memotivasi siswa untuk membangun
menerjemahkan pengalaman yang telah struktur kognitif baru yang dapat menjadi
lalu ke dalam kehidupan yang bermakna dasar tindakan yang akan dilakukan.
bagi siswa.Sebagai pendidik, guru perlu Bila hal ini dapat dilakukan oleh setiap
mengembangkan kecerdasan sosial siswa, pengetahuan yang mereka miliki
siswa, yaitu diskusi, bermain peran, bukan hanya sekedar school knowledges,
hadap masalah, kunjungan langsung ke melainkan sudah sampai pada action
masyarakat dan lingkungan sosial yang knowledges.Mendidik memang seharusnya
beragam. bertujuan untuk mengubah perilaku siswa
Kompetensi sosial sangat perlu yang diawali dengan perubahan struktur
30 | At-Ta’dib: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam Volume 10, No. 1, Juni 2018
dan konsisten. Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3)
Kompetensi profesional guru butir c dikemukakan bahwa yang dimaksud
menggambarkan tentang kemampuan kompetensi profesional adalah kemampuan
yang harus dimiliki oleh seseorang yang penguasaan materi pembelajaran secara
mengampu jabatan sebagai seorang guru, luas dan mendalam yang memungkinkan
artinya kemampuan yang ditampilkan membimbing siswa memenuhi standar
itu menjadi ciri keprofesionalannya. kompetensi yang ditetapkan dalam standar
Tidak semua kompetensi yang dimiliki nasional pendidikan.
seseorang menunjukkan bahwa dia a. Ruang lingkup kompetensi
profesional karena kompetensi profesional pendidikan
tidak hanya menunjukkan apa dna Dari berbagai sumber yang
bagaimana melakukan pekerjaan, tetapi membahas tentang kompetensi guru,
juga menguasai kerasionalan yang dapat secara umum dapat diidentifikasikan dan
menjawab mengapa hal itu dilakukan disarikan tentang ruang lingkup kompetensi
berdasarkan konsep dan teori tertentu. profesional guru sebagai berikut:
Istilah professional (professional) 1) Mengerti dan dapat menerapkan
berasal dari kata profession (pekerjaan) landasan kependidikan baik
yang berarti sangat mampu melakukan filosofi, psikologis, sosiologis,
pekerjaan.Sebagai kata benda, profesional dan sebagainya;
berarti ornag yang melaksanakan sebuah 2) Mengerti dan dapat menerapkan
profesi dengan menggunakan profesiensi teori belajar sesuai taraf
(kemampuan tinggi) sebagai mata perkembangan siswa;
pencaharian.Jadi, kompetensi profesional 3) Mampu menangani dan
guru dapat diartikan sebagai kemampuan mengembangkan bidang
dan kewenangan guru dalam menjalankan studi yang menjadi tanggung
profesi keguruannya. Dengan kata lain, guru jawabnya;
yang ahli dan terampil dalam melaksanakan 4) Mengerti dan dapat menerapkan
profesinya dapat disebut sebagai guru yang metode pembelajaran yang
kompeten dan profesional. bervariasi;
Menurut Suprihatiningrum (2013: 5) Mampu mengembangkan dan
115) kompetensi merupakan “kemampuan menggunakan berbagai alat,
yang berkaitan dengan penguasaan materi media, dan sumber belajar yang
pembelajaran bidang studi secara luas dan relevan;
mendalam yang mencakup penguasaan 6) Mampu mengorganisasikan
substansi keilmuan yang menaungi materi dan melaksanakan program
kurikulum tersebut, serta menambah pembelajaran;
wawasan keilmuan sebagai guru”. 7) Mampu melaksanakan evaluasi
Dalam Standar Nasional hasil belajar siswa;
32 | At-Ta’dib: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam Volume 10, No. 1, Juni 2018
memprognosis situasi pendidikan. guru bahwa guru yang berkompeten, memiliki
yang memiliki kompetensi profesional (1) pemahaman terhadap karakteristik
perlu menguasai, antara lain (a) disiplin siswa; (2) penguasaan bidang studi, baik
ilmu pengetahuan sebagai sumber bahan dari sisi keilmuan maupun kependidikan;
pelajaran; (b) bahan ajar yang diajarkan; (3) kemampuan penyelenggaraan
(c) pengetahuan tentang karakteristik pembelajaran yang mendidik; (4) kemauan
siswa; (d) pengetahuan tentang filsafat dan kemampuan mengembangkan
dan tujuan pendidikan; (e) pengetahuan profesionalitas dan kepribadian secara
serta penguasaan metode dna model berkelanjutan.
mengajar; (f) penguasaan terhadap prinsip- Perencanaan Peningkatan
prinsip teknologi pembelajaran; dan (g) Profesional Guru
pengetahuan terhadap penilaian, dan
Perencanaan adalah salah satu
mampu merencanakan, memimpin, guna
komponen dalam manajemen suatu
kelancaran proses pendidikan.
organisasi, termasuk sekolah. Perencanaan
Menurut Mulyasa (2008)
juga merupakan rangkaian proses kegiatan
karakter guru yang dinilai kompetensi
menyiapkan dan menentukan seperangkat
secara profesional adalah “(a) mampu
keputusan mengenai apa yang diharapkan
mnegembangkan tanggung jawab dengan
terjadi dan apa yang akan dilakukan.
baik; (b) mampu melaksanakan peran dan
Kajian mengenai perencanaan merupakan
fungsinya dengan baik; (c) mampu bekerja
unsur dan fungsi yang pertama dan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan
utama dalam konsep manajemen maupu
sekolah; (d) mampu melaksanakan peran
administrasi. “perencanaan merupakan
dan fungsinya dalam pembelajaran dalam
kegiatan mendesain tentang apa yang
kelas.
harus dikerjakan untuk mencapai tujuan
Kompetensi tersebut dalam
organisasi”. (wibowo 2009: 35).
praktiknya merupakan satu kesatuan
Hudson dan Tanner (Usman 2009:
yang utuh. Pemilahan menjadi empat
80) menyatakan taksonomi perencanaan
ini, semata-mata untuk kemudahan
antara lain: “sipnotik, incremental,
memahaminya. Beberapa ahli mengatakan
transaktif, dan radikal”. Dalam hal
istilah kompetensi profesional sebenarnya
perencanaan pendidikan baik ditingkat
merupakan “payung” karena telah
provinsi, kabupaten, kota maupun
mencakup semua kompetensi lainnya.
sekolah biasanya dipekai perencanaan
Untuk penguasaan materi ajar secara luas
radikal, dimana perencanaan radikal lebih
dan mendalam, lebih tepat disebut dengan
menekankan pada kebebasan lembaga
penguasaan sumber bahan ajar (disciplinary
lokal untuk melakukan perencanaan
content) atau sering disebut bidang atau
sendiri, dengan maksud agar lebih cepat
sering disebut bidang studi keahlian. Hal ini
memenuhi kebutuhan lokal.
mengacu pandangan yang menyebutkan,
34 | At-Ta’dib: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam Volume 10, No. 1, Juni 2018
Planning pada Asia Model. berwibawa
d. Menjadi teladan bagi siswa
C. Penutup e. Memiliki akhlak mulia
36 | At-Ta’dib: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam Volume 10, No. 1, Juni 2018