Anda di halaman 1dari 6

AKADEMIKA; Vol. 15. No.

1 Februari 2017

KOMPETENSI PEDAGOGIK, PROFESIONAL, KEPRIBADIAN


DAN KOMPETENSI SOSIALDOSEN

FATHORRAHMAN
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang
faturrahman.asia.74@gmail.com

Abstract

Lecturer at the college plays a strategic role in fostering academic and student affairs. That's
because the professors serve as agents that transform science and knowledge to the students,
so that if qualified lecturers, it is expected that science and knowledge are transformed as well
quality. This research is causality, to determine the effect on the performance of the
competence of lecturerslecturers. The sampling technique using Stratified random sampling
by the sample size is as much as 105 faculty and the number of respondents who return the
questionnaires to complete as many as 95. The results of hypothesis testing in this study
were 1). Pedagogical competence of lecturers positive effect on performance. 2). Professional
competence positive effect on the performance of lecturers. 3). Personal competence no
significant effect on the performance of lecturers, and 4). Social competence no significant
effect on the performance of lecturers.

Keywords:competence, pedagogic, professional, personal, social, and performance.

Pendahuluan harus terus diupayakan oleh perguruan


tinggi.
Dosen di Perguruan Tinggi
memegang peranan strategis dalam Robbins (2000: 494-495) menyatakan
pembinaan akademik dan bahwa ketrampilan dapat dikategorikan
kemahasiswaan.Banyak pandangan yang menjadi empat, yaitu: 1)Basic literacy skill,
menyatakan bahwa kualitas pendidikan 2)Technical skill, 3)Interpersonal skill,
dapat dicapai melalui peningkatan kualitas dan4)Problem solving. Sementara itu
dosen.Hal itu karena dosen berfungsi sebagai kompetensi dosen adalah merupakan
agen yang mentransformasikan ilmu dan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
pengetahuan kepada mahasiswa, sehingga dapat meningkatkan keefektifan seseorang
jika dosennya berkualitas, maka diharapkan dalam menyelesaikan pekerjaannya.
ilmu dan pengetahuan yang Indikator yang digunakan untuk mengukur
ditransformasikan juga berkualitas yang pada kompetensi dosen adalah 1) Kompetensi
akhirnya dapat meningkatkan kualitas pedagogik, 2) Kompetensi profesional,
mahasiswa dan lulusan perguruan tinggi. 3)Kompetensi kepribadian, dan 4)
Kompetensi sosial.
Hal tersebut tampak dari temuan
penelitian sebelumnya bahwa dalam Kompetensi mengandung pengertian
pendidikan berlaku “the man behind the pemilikan pengetahuan, keterampilan, dan
system”, manusia merupakan faktor kunci kemampuan yang dituntut oleh jabatan
yang menentukan kekuatan pendidikan tertentu (Rustyah, 1982).Kompetensi
(Miller, 1980;76). Bahkan, pendidikan dimaknai pula sebagai pengetahuan,
sebagai industri jasa merupakan “front line keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang
provider and determine the quality of service direfleksikan dalam kebiasaan berfikir, dan
delivery system”, dosen berada pada garis bertindak.Kompetensi dapat pula
terdepan dalam menentukan kualitas dimaksudkan sebagai kemampuan
pelayanan (Sallis, 2002:35). Sehingga dosen melaksanakan tugas yang diperoleh melalui
yang berkompeten merupakan sasaran yang pendidikan dan/atau latihan (Herry,
1998).Sedangkan dalalam Kamus Besar

Kompetensi Pedagogik, Profesional, Kepribadian dan Kompetensi Sosial Dosen… 1


AKADEMIKA; Vol. 15. No.1 Februari 2017

Bahasa Indonesia, kompetensi adalah standar kompetensi yang ditetapkan dalam


kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan Standar Nasional Pendidikan.
atau memutuskan sesuatu hal.
Kemampuan dimaksudkan sebagai
Menurut Finch dan Crunkilton dalam kesanggupan karyawan untuk melaksanakan
Mulyasa (2004: 38) bahwa yang dimaksud pekerjaan.Kesanggupan ini menyangkut
dengan kompetensi adalah penguasaan berbagai unsur seperti kemampuan kognitif
terhadap suatu tugas, ketrampilan, sikap, dan dan kemampuan teknikal, bahkan sampai
apresiasi yang diperlukan untuk menunjang pada sifat-sifat yang dimiliki.Kemampuan
keberhasilan.Hal itu menunjukkan bahwa disini merujuk pada kapasitas individu untuk
kompetensi mencakup tugas, ketrampilan mengerjakan berbagai tugas dalam pekerjaan
sikap dan apresiasi yang harus dimiliki (Gibson et al. 1996), yaitu kemampuan
peserta didik untuk dapat melaksanakan merupakan sifat (bawaan atau dipelajari)
tugas - tugas pembelajaran sesuai dengan yangmemungkinkan seseorang
jenis pekerjaan tertentu. melaksanakan suatu tindakan atau pekerjaan
mental atau fisik.
Kompetensi menurut UU No.
13/2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 1 Kemampuan terdiri dari dua unsur
(10), menyebutkan bahwa “Kompetensi pokok yaitu kemampuan intelektual dan
adalah kemampuan kerja setiap individu kemampuan fisik. Kemampuan intelektual
yang mencakup aspek pengetahuan, diperlukan untuk mengerjakan kegiatan
keterampilan dan sikap kerja yang sesuai mental, seperti kegiatan-kegiatan yang rumit
dengan standar yang ditetapkan”. dan memerlukan pemikiran. Sedangkan
kemampuan fisik mengarah pada
UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru
kemampuan yang diperlukan untuk
dan Dosen pasal 1 ayat 10 disebutkan bahwa
melakukan tugas-tugas yang menuntut
kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
stamina, kecekatan, kekuatan, dan
keterampilan, dan perilaku yang harus
keterampilan serupa atau
dimiliki, dihayati, dikuasai, dan
sebaliknya.Penelitian yang dilakukan oleh
diaktualisasikan oleh guru atau dosen dalam
Palumbo et al.(2005) menyatakan bahwa
melaksanakan tugas keprofesionalan.
kemampuan kognitif mempengaruhi
Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru
terhadap kinerja karyawan.
dan dosen meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, Vrooms menyatakan bahwa kinerja
dan kompetensi profesional. seseorang merupakan fungsi dari motivasi
dan kemampuan seseorang. Sedangkan
Kompetensi pedagogik, yaitu
Robbins (2003;218) mengemukakan bahwa
kemampuan mengelola pembelajaran peserta
didik yang meliputi pemahaman terhadap kinerja karyawan merupakan fungsi dan
interaksi antara kemampuan (ability),
peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
motivasi (motivation), dan kesempatan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
(opportunity) dan dapat dirumuskan bahwa
pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang kinerja (P) = f(A x M x O).
dimilikinya.Kompetensi kepribadian, Kolzet al. (1998) meneliti pentingnya
yaituKemampuan kepribadian yang mantap, cognitive ability dan job experience dalam
stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi memprediksi work performance dengan
teladan bagi peserta didik, dan berakhlak melakukan survey 173 pekerja pabrik. Issue
mulia.Kompetensi sosial, yaitu kemampuan apakah validitas cognitive ability berubah jika
guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi job experience meningkat juga diteliti. Hasilnya
secara efektif dan efisien dengan peserta menunjukkan bahwa baik ability maupun job
didik, sesama guru, orang tua/wali peserta experience merupakan predictor yang penting
didik, dan masyarakat luas.Kompetensi bagi work performance. Selanjutnya validitas
profesional, yaitu kemampuan guru dalam meningkat dengan meningkatnya job
penguasaan materi pelajaran secara luas dan experience. Disimpulkan bahwa ukuran ability
mendalam yang memungkinkan tertentu dapat mengukur job knowledge.
membimbing peserta didik memenuhi

Kompetensi Pedagogik, Profesional, Kepribadian dan Kompetensi Sosial Dosen… 2


AKADEMIKA; Vol. 15. No.1 Februari 2017

Sehingga dapat disimpulkan bahwa yang positif dan signifikan antara variabel
kemampuan adalah faktor penentu yang kemampuan dan kinerja.
paling penting dari kinerja dan pengaruhnya
stabil sepanjang waktu.
Schneider (1977 dalam Chow 1986), Metode Penelitian
berpendapat sebaliknya yaitu kemampuan Penelitian ini merupakan penelitian
tidak diperlukan saat automatisasi terjadi. kausalitas.Sampel yang diambil sebagian dari
Kemampuan individu tidak berarti saat seluruh populasi dosen Perguruan Tinggi
rutinisasi oleh mesin telah terjadi. Swasta yang tersebar di 10 Perguruan Tinggi
Berdasarkan penelitian Schneider (1977 Swasta di kota Surabaya dan Malang. Teknik
dalam Chow 1986), maka kemampuan tetap pengambilan sampel adalah Stratified random
akan dibutuhkan untuk mengoperasikan sampling dengan jumlah sampeladalah 132
mesin, agar tidak sering terjadi human error responden.Data penelitian ini diperoleh
yang berakibat fatal. melalui suatu prosedur penyebaran kuesioner.
Hasil penelitian Pitoyo, 2000 (dalam Dari 150 kuisioner yang disebarkan, jumlah
Amelia 2009) menunjukkkan bahwa responden yang mengembalikan kuisener
penampilan perawat, kemampuan perawat, dengan lengkap sebanyak 100. Adapun hasil uji
motivasi perawat dan gaya kepemimpinan validitas dan reliabilitas semua item dalam
berhubungan dengan kinerja perawat dalam variabel penelitian ini adalah valid dan
melaksanakan perawatan kesehatan reliabel.Data yang telah valid dan reliabel
masyarakat di Puskesmas, Kabupaten Dati II diuji dengan menggunakan Regresi linier
Semarang. Artinya ada hubungan variabel berganda(SPSS).
antara kemampuan dan kinerja di Puskesmas
ini, sehingga penelitian ini mendukung
hubungan antara kedua variabel tersebut. Temuan Penelitian dan Pembahasan
Mulyana (2005) hasil analisisnya Hasil uji regresi linier berganda pada
menunjukkan bahwa terdapat hubungan penelitian ini adalah seperti tabel berikut ini:
yang posisitf antara variabel-variabel Tabel 1.Hasil Uji regresi linier berganda
kemampuan kerja pegawai, iklim organisasi,
Coefficientsa
dan motivasi dengan kualitas pelayanan
Model Unstandardize Standar.
kesehatan, yang mengisyaratkan bahwa d Coefficients Coeff.
semakin baik kemampuan kerja, iklim Std.
organisasi, dan motivasi yang tinggi akan B Error Beta t Sig.
cenderung diikuti oleh terciptanya kualitas 1 (Constant) 1.596 .367 4.353 .000
pelayanan yang lebih baik di Rumah Sakit Kompetensi .287 .128 .329 2.249 .027
Umum Daerah Kota Semarang. Artinya pedagogik
terdapat arah yang positif dan hubungan Kompetensi .222 .109 .271 2.030 .045
yang signifikan antara kemampuan dan profesional
kinerja pada obyek penelitian ini, sehingga Kompetensi .019 .119 .021 .161 .873
kepribadian
mendukung hubungan antara kedua variabel Kompetensi .008 .099 .010 .081 .936
tersebut. sosial
Ahmad Faizin dan Winarsih (2008), a. Dependent Variable: Kinerja dosen
Hasil analisis uji chi-square menunjukkan taraf
signifikan yang dihasilkan kurang dari 5% Berdasarkan tabel 1, Hasil pengujian
yaitu 0,002.Dengan demikian ada hubungan regresi berganda dapat diketahui nilai
tingkat pendidikan perawat terhadap kinerja koefisien regresi masing-masing variabel
perawat di Rumah Sakit Umum Pandan bebas yang menunjukkan besarnya pengaruh
Arang Kabupaten Boyolali.Hasil penelitian dari tiap variabel bebas terhadap variabel
ini maknanya adalah tingkat pendidikan terikat. Adapun keseluruhan hasil regresi
yang merupakan salah satu dari indikator linier berganda sebagai berikut :
kemampuan mempunyai hubungan arah Y = 1.596 + 0.329Xı + 0.271X2 + 0.021X 3 + 0.010X4
+ 0.367

Kompetensi Pedagogik, Profesional, Kepribadian dan Kompetensi Sosial Dosen… 3


AKADEMIKA; Vol. 15. No.1 Februari 2017

Hipotesis yang ada dalam penelitian ini dan  = 0,05 sebesar 1.967, dengan sig t 0.936
berjumlah empat hipotesis.Berikut ini adalah > 0.05. Hasil diatas menunjukkan bahwa
hasil uji pada keempat hipotesis penelitian ini. kompetensi sosial (X4) tidak berpengaruh
H1:Kompetensi pedagogik berpengaruh signifikan terhadap kinerja dosen (Y). Kinerja
positif terhadap kinerja dosen. dosen yang meningkat tidak adhubungannya
dengan dosen yang memiliki kompetensi
Variabel kompetensi pedagogik sosial yang tinggi, sehingga hipotesis H4
(X1) mempunyai nilai t hitung sebesar ditolak.
2.249 lebih besar dibandingkan nilai t tabel
Dari hasil uji hipotesis diatas maka
pada df = 96 dan  = 0,05 sebesar 1.967,
peneliti dapat membahas pengaruh antar
dengan sig t 0.027 < 0.05. Hasil diatas
varabel dalam penelitian ini adalah sebagai
menunjukkan bahwa kompetensi
berikut:
pedagogik (X1) berpengaruh signifikan
terhadap kinerja dosen (Y). Kinerja dosen 1. Pengaruh Kompetensi pedagogik Terhadap
akan meningkat apabila dosen memiliki Kinerja (X1Y)
kompetensi pedagogik yang tinggi,
Dari hasil pengujian hipotesis
sehingga hipotesis H1 dalam penelitian ini
pertama, koefisien beta sebesar 0,329 dari
diterima.
kompetensi pedagogik terhadap kinerja dosen
H2: Kompetensi profesional berpengaruh adalah signifikan dengan arah positif.Berarti
positif terhadap kinerja dosen. hipotesis pertama, yang menyatakan
kompetensi pedagogik berpengaruh positif
Variabel kompetensi profesional
terhadap kinerja dosen, terbukti benar atau
(X2) mempunyai nilai t hitung sebesar
diterima. Koefisien yang bertanda positif,
2.030 lebih besar dibandingkan nilai t tabel
berarti secara teoritis pengaruh dari
pada df = 96 dan  = 0,05 sebesar 1.967,
kompetensi pedagogikterhadap kinerja
dengan sig t 0.045 < 0.05.Hasil diatas adalah searah.Halini mengindikasikan bahwa
menunjukkan bahwa kompetensi
dosen yang mempunyai kompetensi
profesional (X2) berpengaruh signifikan
pedagogik tinggi, maka kinerjanyabisa
terhadap kinerja dosen (Y). Kinerja dosen
semakin meningkat. Sebaliknya, dosen yang
akan meningkat apabila dosen memiliki
mempunyai kompetensi pedagogiklemah,
kompetensi profesional yang tinggi, maka kinerjanyabisa semakin menurun.
sehingga hipotesis H2 dalam penelitian ini
diterima. Hasil temuan ini juga sejalan dengan
temuan Kolz et al. (1998), bahwa
H3: Kompetensi kepribadian berpengaruh
kemampuan adalah faktor penentu yang
positif terhadap kinerja dosen.
paling penting dari kinerja dan pengaruhnya
Variabel kompetensi kepribadian stabil sepanjang waktu.Serta hasil penelitian
(X3) mempunyai nilai t hitung sebesar .161 Pitoyo, 2000 (dalam Amelia 2009)
lebih kecil dibandingkan nilai t tabel pada menunjukkkan bahwa ada hubungan variabel
df = 96 dan  = 0,05 sebesar 1.967, dengan antara kemampuan dan kinerja di Puskesmas
sig t 0.873 > 0.05. Hasil diatas ini, sehingga penelitian ini mendukung
menunjukkan bahwa kompetensi hubungan antara kedua variabel
kepribadian (X3) tidak berpengaruh tersebut.Temuan ini juga sejalan dengan
signifikan terhadap kinerja dosen (Y). Mulyana (2005) hasil analisisnya
Kinerja dosen yang meningkat tidak menunjukkan bahwa terdapat arah yang
adhubungannya dengan dosen yang positif dan hubungan yang signifikan antara
memiliki kompetensi kepribadian yang kemampuan dan kinerja kualitas pelayanan
tinggi, sehingga hipotesis H3 ditolak. di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Semarang.
H4: Kompetensi sosial berpengaruh positif
terhadap kinerja dosen. 2.Pengaruh Kompetensi profesional Terhadap
Kinerja (X2Y)
Variabel kompetensi sosial (X4)
mempunyai nilai t hitung sebesar .081 lebih Dari hasil pengujian hipotesis kedua,
kecil dibandingkan nilai t tabel pada df = 96 koefisien beta sebesar 0,271 dari kompetensi

Kompetensi Pedagogik, Profesional, Kepribadian dan Kompetensi Sosial Dosen… 4


AKADEMIKA; Vol. 15. No.1 Februari 2017

profesional terhadap kinerja dosen adalah Hasil temuan ini juga sejalan dengan
signifikan dengan arah positif.Berarti temuan hasil penelitian
hipotesis kedua, yang menyatakan Schneider(1977)dalam Chow (1986), yang
kompetensi profesional berpengaruh positif berpendapat sebaliknya yaitu kemampuan
terhadap kinerja dosen, terbukti benar atau tidak diperlukan saat automatisasi terjadi.
diterima. Koefisien yang bertanda positif, Kemampuan individu tidak berarti saat
berarti secara teoritis pengaruh dari rutinisasi oleh mesin telah terjadi.
kompetensi profesional terhadap kinerja kemampuan tetap akan dibutuhkan untuk
adalah searah.Halini mengindikasikan bahwa mengoperasikan mesin, agar tidak sering
dosen yang mempunyai kompetensi terjadi human error yang berakibat fatal.
profesional tinggi, maka kinerjanyabisa
4.PengaruhKompetensi kepribadian Terhadap
semakin meningkat. Sebaliknya, dosen yang
Kinerja (X3Y)
mempunyai kompetensi profesionallemah,
maka kinerjanyabisa semakin menurun. Dari hasil pengujian hipotesis
keempat, koefisien beta sebesar 0,010 dari
Hasil temuan ini juga sejalan dengan
kompetensi sosial terhadap kinerja dosen
temuan Kolz et al. (1998), bahwa
adalah tidak signifikan dengan arah
kemampuan adalah faktor penentu yang
positif.Berarti hipotesis kedua, yang
paling penting dari kinerja dan pengaruhnya
menyatakan kompetensi sosial berpengaruh
stabil sepanjang waktu.Serta hasil penelitian
positif terhadap kinerja dosen,tidak terbukti
Pitoyo, 2000 (dalam Amelia 2009)
benar atau tidak diterima. Koefisien yang
menunjukkkan bahwa ada hubungan variabel
bertanda positif, berarti secara teoritis
antara kemampuan dan kinerja di Puskesmas
pengaruh dari kompetensi sosial terhadap
ini, sehingga penelitian ini mendukung
kinerja adalah searah.Halini
hubungan antara kedua variabel
mengindikasikan bahwa dosen yang
tersebut.Temuan ini juga sejalan dengan
mempunyai kompetensi sosial tinggi, maka
Mulyana (2005) hasil analisisnya
kinerjanyabisa semakin meningkat.
menunjukkan bahwa terdapat arah yang
Sebaliknya, dosen yang mempunyai
positif dan hubungan yang signifikan antara
kompetensi sosiallemah, maka
kemampuan dan kinerja kualitas pelayanan
kinerjanyabisa semakin menurun.Akan tetapi
di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
dalam penelitian ini kompetensi sosial tidak
Semarang.
berpengaruh signifikan terhadap kinerja
3.PengaruhKompetensi kepribadian Terhadap dosen.
Kinerja (X3Y)
Hasil temuan ini juga sejalan dengan
Dari hasil pengujian hipotesis ketiga, temuan hasil penelitian Schneider(1977)
koefisien beta sebesar 0,021 dari kompetensi dalam Chow (1986), yang berpendapat
kepribadian terhadap kinerja dosen adalah sebaliknya yaitu kemampuan tidak
tidak signifikan dengan arah positif.Berarti diperlukan saat automatisasi terjadi.
hipotesis kedua, yang menyatakan Kemampuan individu tidak berarti saat
kompetensi kepribadian berpengaruh positif rutinisasi oleh mesin telah terjadi.
terhadap kinerja dosen,tidak terbukti benar kemampuan tetap akan dibutuhkan untuk
atau tidak diterima. Koefisien yang bertanda mengoperasikan mesin, agar tidak sering
positif, berarti secara teoritis pengaruh dari terjadi human error yang berakibat fatal.
kompetensi kepribadianterhadap kinerja
Hasil penelitian memberikan
adalah searah.Halini mengindikasikan bahwa
implikasi praktis terhadap perguruan tinggi
dosen yang mempunyai kompetensi
swasta untuk memperhatikan kompetensi
kepribadian tinggi, maka kinerjanyabisa
dosen dan kinerja dosen. Hal itu karena
semakin meningkat. Sebaliknya, dosen yang
peningkatan kompetensi dan kinerja dosen
mempunyai kompetensi kepribadianlemah,
yang tinggi akan membantu perguruan tinggi
maka kinerjanyabisa semakin menurun.Akan
untuk bisa lebih maju dan berkembang serta
tetapi dalam penelitian ini kompetensi
mampu menjaga keberlangsungan organisasi
kepribadian tidak berpengaruh signifikan
ditengah persaingan yang semakin ketat.
terhadap kinerja dosen.
Oleh karena itu, penting bagi pimpinan

Kompetensi Pedagogik, Profesional, Kepribadian dan Kompetensi Sosial Dosen… 5


AKADEMIKA; Vol. 15. No.1 Februari 2017

perguruan tinggi swasta untuk Chow, L.,Siu, 1986, Automatic detection,


memperhatikan faktor-faktor yang dapat consistent mapping, and trainingOriginally.
meningkatkan kompetensi dan kinerja dosen http://cogprints.org/2959/1/Automaticit
di antaranya pemberian motivasi yang tepat y.pdf
dan pelatihan-pelatihan secara terus menerus
Gibson, James L., James H, Donnelly Jr. and
dalam pengembangan metode pembelajaran,
Ivancebich, John M., 1996, Organisational
peningkatan kemampuan penelitian dan
Behavior, structure, process.8th Edition. Alih
penulisan junal ilmiah nasional maupun
bahasa: Adiardini, Editor Saputa.
internasional serta atmosfir akademik yang
Binarupa Aksara Jakarta.
baik..
Kolz, Arno, R., Lynn, A. Mc Farland and
Stanley B. Silverman, 1998, Cognitive
Simpulan Ability and Job Experience as Predictor of
Berdasarkan tujuan dan hasil Work Performance, The Journal of
penelitian maka dapat disusun kesimpulan Psychology, 132(5), 1998, 539-548.
sebagai berikut: 1) Kompetensi pedagogik
Miller, R.I., 1980, Appraising institutional
berpengaruh positif terhadap kinerja dosen.
performance, Improving Academic
Semakin tinggi kompetensi pedagogik dosen
Management, USA: John Wiley and Sons
dapat meningkatkan kinerja dosen, 2)
Kompetensi profesional berpengaruh positif Mulyana, Agung, Didik, 2005, Studi Tentang
terhadap kinerja dosen. Semakin tinggi Kemampuan Kerja, Iklim Organisasi, dan
kompetensi profesional dosen dapat Motivasi Terhadap Kualitas Pelayanan
meningkatkan kinerja dosen, 3) Kompetensi Kesehatan Di Rumah Sakit Umum Daerah
kepribadian tidak berpengaruh signifikan Kota
terhadap kinerja dosen. Kompetensi Semarang.http://eprints.undip.ac.id/1475
kepribadian dosen yang tinggi tidak 0/1/img-517074358.pdf
meningkatkan kinerja dosen, 4) Kompetensi
Robbins, Stephen P.,, 2003. Organizational
sosial tidak berpengaruh signifikan terhadap
Behavior: New Jersey: Printice Hall, Inc
kinerja dosen. Kompetensi sosial dosen yang
upper Saddle River.
tinggi tidak meningkatkan kinerja dosen.
__________,2000, Perilaku Organisasi : Konsep,
Kontroversi, Aplikasi, Jilid : 1 dan 2.Jakarta:
Daftar Referensi Prehalindo.
Ahmad Faizin dan Winarsih, 2008, Sallis, E., 2002, Total Quality Management in
Hubungan Tingkat Pendidikan dan Lama Education, London: kogan Page Limited.
Kerja Perawat dengan Kinera Perawat di RSU
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003
Pandan Arang Kabupaten Boyolali. Berita
tentang Ketenagakerjaan, Lembaran
ilmu Keperawatan, ISSN,1979-2397. Vol.
Negara Republik Indonesia Tahun 2005
1 No. 3 September 2008.
Nomor 4279.
Amelia, Rina, 2009, Pengaruh Motivasi
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
Berpretasi Terhadap Kinerja Perawat Dalam
tentang Guru dan Dosen, Lembaran
Asuhan Keperawatan Pasien di Rumah Sakit
Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Jiwa Di Medan Propinsi Sumatera Utara.
Nomor 157.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123
456789 /6657/7/Chapter%20I.pdf

Kompetensi Pedagogik, Profesional, Kepribadian dan Kompetensi Sosial Dosen… 6

Anda mungkin juga menyukai