NAMA KELOMPOK :
1. EVO (702019027)
2. GALIH RIZALDIAZ HERNAWAN (702019035)
Konsep dasar Kompetensi dalam konteks keProfesian
Pengertian Kompetensi
Di dalam bahasa Inggris terdapat minimal tiga peristilahan yang mengandung makna apa
yang dimaksudkan dengan perkataan kompetensi.
1. 1. “competence (n) is being competent, ability (to do the work)”
2. 2. “competent (adj.) refers to (persons) having ability, power, authority, skill,
knowledge, etc.(to do what is needed)”
3. 3. “competency is rational performance which satisfactory meets the objectives
for a desired condition”
Definisi pertama menunjukkan bahwa kompetensi itu pada dasarnya menunjukkan kepada
kecakapan atau kemampuan untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Sedangkan definisi kedua
menunjukkan lebih lanjut bahwa kompetensi itu pada dasarnya merupakan suatu sifat
(karakteristik) orang-orang (kompeten) ialah yang memiliki kecakapan, daya (kemampuan),
otoritas (kewenangan), kemahiran (keterampilan), pengeahuan, dan sebagainya. Untu
mengerjakan apa yang diperlukan. Kemudian definisi ketiga lebih jauh lagi, ialah bahwa
kompetensi itu menunjukkan keada tindakan (kinerja) rasional yang dapat mencapai tujuan-
tujuannya secara memuaskan berdasarkan kondisi (prasyarat) yang diharapkan.
Dengan menyimak makna kompetensi tersebut diatas, maka dapat dimaklumi jika
kompetensi itu dipandang sebagai pilarnya atau teras kinerja dari suatu profesi. Hal itu
mengandung implikasi bahwa seorang professional yang kompeten itu harus dapat menunjukkan
kaakteristik utamanya, antara lain:
Mampu melakukan sesuatu pekerjaan tertentu secara rasional. Dalam arti, ia harus
meiliki visi dan misiyang jelas mengapa ia melakukan apa yang dilakukannya
berdasarkan anlisis kritis dan pertimbangan logis dalam membuat pilihan dan mengambil
keputusan tentang apa yang dikerjakannya. “He is fully aware of why he is doing what he
is doing”
Menguasai perangkat pengeahuan (teori dan konsep, prinsip dan kaidah, hiptesis dan
generalisasi, data dan informasi, dan sebagainya) tentang seluk beluk apa yang menjadi
bidang tugas pekerjannya. “He really knows what is to be done and how do it”
Menguasai perangkat keterampilan (strategi dan taktik, metode dan teknik, prosedur dan
mekanisme, srana dan instrument, dan sebaginya) tentang cara bagaimana dan dengan
apa harus melakukan tugas pekerjaannya. “He actually knows through which ways he
should go and how to go through”.
Memahami perangkat persyaratan ambang (basic standards) tentang ketentuan kelayakan
normatif minimal kondisi dari proses yang dapat ditoleransikan dan kriteria keberhaslan
yang dapat diterima dari apa yang dilakukannya (the minimal acceptable performances).
Memiliki daya (moivasi) dan cita (aspirasi) unggulan dalam melakukan tugas
pekerjaannya. Ia bukan sekedar puas dengan memadai persyaratan minimal, melainkan
berusaha mencapai yang sebaik mungkin (profesiencies). “He is doing the best with a
high achievement motivation”.
Memiliki kewenangna (otoritas) yang memancar atas penguasaan perangat
kompetensinya yang dalam batas tertentu dapat didemonstrasikan (observable) dan
teruji (meansurable), sehingga memungkinkan memperoleh pengakuan pihak
berwenang (certifiable).
Kompetensi guru berkaitan dengan profesionalisme, yaitu guru yang profesional adalah
guru yang kompeten (berkemampuan). Karena itu, kompetensi profesionalisme guru dapat
diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya
dengan kemampuan tinggi. Profesionalisme seorang guru merupakan suatu keharusan dalam
mewujudkan sekolah berbasis pengetahuan, yaitu pemahaman tentang pembelajaran, kurikulum,
dan perkembangan manusia termasuk gaya belajar. Pada umumnya di sekolah-sekolah yang
memiliki guru dengan kompetensi profesional akan menerapkan “pembelajaran dengan
melakukan” untuk menggantikan cara mengajar dimana guru hanya berbicara dan peserta didik
hanya mendengarkan.
Dalam pendapat lain juga disebutkan bahwa kompetensi guru (Teacher Competency) the
ability of a teacher to responsibly perform has or her duties appropriately. Kompetensi guru
merupakan kemampuan seseorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban secara
bertanggung jawab dan layak. Kompetensi professional seorang guru adalah seperangkat
kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru agar ia dapat melaksanakan tugas
mengajarnya dengan berhasil.
Kompetensi professional guru akan memadai jika ditopang oleh kompetensi personal dan social
yang baik sehingga mengantarkannya pada pembelajaran atau pengajaran yang baik.
Jenis-jenis Kompetensi
Kompetensi Kepribadian
Kompetensi
Pedagogik
Kompetensi Profesional
Kompetensi Sosial
Menguasi bahan
Mengelola program belajar mengajar
Mengelola kelas
Menggunakan media atau sumber belajar
Menguasai landasan kependidikan
Mengelola interaksi belajar mengajar
Menilai prestasi belajar
Mengenal fungsi dan layanan bimbingan penyuluhan
Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah
Memahami dan menafsirakan hasil penelitian guna keperluan pengajaran.
Jika ditelaah, maka delapan dari sepuluh kompetensi yang disebutkan tersebut, lebih diarahkan
kepada kompetensi guru sebagi pengajar. Dapat disimpulkan pula bahwa kesepuluh kompetensi
tersebut hanya mencakkup dua bidang kompetensi guru yakni kompetensi kognitif dan
kompetensi prilaku. Kompetensi sikap, khususnya sikap professional guru, tidak tampak.
Untuk keperluan analisis tugas guru sebagai pengajar, maka kompetensi kinerja profesi
keguruan (generic teaching competencies) dalam penampilan actual dalam proses belajar
mengajar, minimal memiliki empat kemampuan. Yakni kemampuan:
Keempat kemampuan diatas merupakan kemampuan yang sepenuhnya harus dikuasai oleh guru
professional.
Guru harus dapat membuat urutan (sequence) dalam pemberian pelajaran dan
penyesuaiannya dengan usia dan tahpan tugas perkembangan peserta didik
Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah
dimiliki peserta didik (kegiatan apersepsi), agar peserta didik menjadi mudah dalam memahami
pelajaran yang diterimanya Sesuai dengan prinsip repetisi dalam proses pembelajaran,
diharapakan guru dapat menjelaskan unit pelajaran secara berulang-ulang hingga tanggapan
peserta didik menjadi jelas
Guru wajib memerhatikan dan memikirkan korelasi atau hubungan antara mata pelajaran
dan/ atau praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari
Guru harus tetap menjaga konsentrasi belajar para peserta didik dengan cara memberikan
kesempatan berupa pengalaman secara langsung, mengamati/meneliti, dan menyimpulkan
pengetahuan yang didapatinya.
Guru harus mengembangkan sikap peserta didik dalam membina hubungan social, baik dalam
kelas maupun di luar kelas
Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta secara individual agar dapat melayani
siswa sesuai dengan perbedaannya tersebut