BAB II
LANDASAN TEORETIK, KERANGKA BERPIKIR, DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Landasan Teoretik
a. Teori Kompetensi
diartikan sebagai ciri mendasar yang terdapat pada diri seseorang yang
1
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (
Jakarta: Balai Pustaka,1990 ), 483
2
Muhibbi Syah, Pendidikan Guru Berdsasarkan Pendekatan Kompetensi. (Jakarta:
Bumi Aksara, 2002), 229
3
Moh. Uzer Usman, Pendidikan Guru Profesional. ( Bandung: Remaja Rosdakarya,
2004),1
20
keterampilan, dan sikap yang dinilai, yang terkait dengan profesi tertentu
4
Juhji, Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan. (Pusat penelitian dan penerbitan
(puslitpen) lembaga penelitian dan pengabdia kepada masyarakat (LP2M) : Institut Agama Islam
Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten, 2017), 48
5
Ramayulis, Profesi dan Etika Keguruan, (Jakarta : Kalam Mulia, 2013 ), 54
21
dalam suatu profesi tertentu, karna jika jika suatu profesi tidak dibarengi
menegaskan bahwa kemampuan dasar meliputi daya kalbu, daya pikir, dan
daya raga yang diperlukan oleh seseornag untuk terjun di dunia pekerjaan
6
E. Mulyasa, Kepala Sekolah dan Kompetensinya, (Bandung: Rosda Karya,
2013),38
7
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional guru dan Tenaga Kependidikan.
(Bandung:Alfabeta, 2013), 29
22
Dari beberapa definisi dan konsep yang telah dijelaskan, penulis dapat
gambaran tentang apa yang seharusnya dapat dilakukan (be able to do)
seseorang dalam suatu pekerjaan, berupa kegiatan, perilaku dan hasil yang
dapat diraih dan dilaksanakan setiap waktu. Kebiasaan ini yang dilakukan
Sagala menjelaskan bahwa kepala sekolah adalah guru yang atas dasar
pendidikan.
8
E. Mulyasa.. Kepala Sekolah dan Kompetensinya, (Bandung: Rosda Karya,
2003),39
23
proses pembelajaran.
Kepala sekolah harus memiliki visi kerja secara jelas, dan mau
bekerja keras, mempunyai dorongan kerja yang tingi, tekun dan ibadah
yang kuat.
a) Saluran Komunikasi
dilakukan oleh guru, peserta didik, staff, orang tua peserta didik
solusi yang fleksibel, serta harus dapat melihat setiap tugas sebagai
f) Politisi
g) Diplomat
yang dipimpinnya.
menyimpulkan bahwa :
9
Donni Juni Priansa, Menjadi Kepala Sekolah dan Guru Profesional. (Bandung:
CV. Pustaka Setia, 2017),98
26
berikut :
yang terakreditasi;
tingginya 56 tahun;
1 0
Erjati Abbas, Magnet Kepemimpinan Kepala Madrasah terhadap Kinerja Guru.
(Jakarta : PT. Gramedia, 2017), 68.
27
ditetapkan pemerintah. 1 1
1 1
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007
tentang Standar Kepal Sekolah/ Madrasah Pasl 1 ayat 1
1
E. Mulyasa, Kepala Sekolah dan Kompetensinya,2 98-122.
28
kepala sekolah itu ada yang belum memahami bagaimana cara yang
sekolahnya masing-masing.
1) Kompetensi Kepribadian
suatu tugas pokok dan fungsi; (2) Terbuka atas saran dan
fungsi.
30
1 3
Donni Juni Priansa, Menjadi Kepala Sekolah dan Guru Profesional. (Bandung:
CV. Pustaka Setia, 2017),, 87.
31
2) Kompetensi Manajerial
kemampuan berikut :
3) Kompetensi Kewirausahaan
panduan dari kata swa dan ta, swa artinya sendiri sedangkan ta
1 5
Juhji, Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan. (Pusat penelitian dan
penerbitan (puslitpen) lembaga penelitian dan pengabdia kepada masyarakat (LP2M) : Institut Agama
Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten, 2017), 69.
33
a) Kepribadian
b) Sikap mental
bertanggung jawab.
c) Kepekaan
kepentingannya.
d) Keterampilan
sesama manusia.
e) Kemampuan
34
4) Kompetensi Supervisi
1 6
Juhji, Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan. (Pusat penelitian dan
penerbitan (puslitpen) lembaga penelitian dan pengabdia kepada masyarakat (LP2M) : Institut Agama
Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten, 2017), 69-70.
1 7
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional guru dan Tenaga Kependidikan.
(Bandung:Alfabeta, 2013). 128.
36
5) Kompetensi Sosial
1 8
Juhji, Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan. (Pusat penelitian dan
penerbitan (puslitpen) lembaga penelitian dan pengabdia kepada masyarakat (LP2M) : Institut Agama
Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten, 2017), 70
1 9
Donni Juni Priansa, Menjadi Kepala Sekolah dan Guru Profesional. (Bandung:
CV. Pustaka Setia, 2017),, 96.
37
2. Mutu Pendidikan
2 0
Juhji, Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan. (Pusat penelitian dan
penerbitan (puslitpen) lembaga penelitian dan pengabdia kepada masyarakat (LP2M) : Institut Agama
Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten, 2017), 70.
2 1
Donni Juni Priansa, Menjadi Kepala Sekolah dan Guru Profesional. (Bandung:
CV. Pustaka Setia, 2017),, 96.
2 2
Donni Juni Priansa, Menjadi Kepala Sekolah dan Guru Profesional. (Bandung:
CV. Pustaka Setia, 2017),, 97.
38
a. Teori Mutu
pelanggan. 2 4
manusia yang bernutu. Mutu merupakan ajaran realisasi dari ajaran ihsan,
yakni berbuat kepada semua pihak yang disebabkan semata mata karna
2 3
Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (Bandung : PT. Remaja
Rosda Karya, 2013), 2.
2
Deden Makbullah, Manajemen Mutu Pendidikan4Islam Model Pengembangan dan
AplikasiSistem Penjaminan Mutu, (Jakarta; PT Raja Grafindo Persada, 2011 ), 33-34.
39
( ٱَّللَ ََل ي ُِحبُّ ْٱل ُم ْف ِسدِين َ َٱَّللُ إِلَي َْك ۖ َو ََل تَبْغِ ْٱلف
ِ سادَ فِى ٱ ْل َ ْر
ض ۖ إِ هن ه سنَ هَ َْك َما ٓ أَح
) 77 : ]28[ القصص.ص.ق
baik kepada dirinya sendiri dan lembaga pendidikan itu sendiri kepada
memuaskan pelanggan.
boleh bekerja dengan seenaknya dan acuh tak acuh, sebab akan berarti
berbunyi :
) 110 : [18[ الكحفى.ص.صا ِل احا َو ََل يُ ْش ِر ْك بِ ِعبَادَةِ َربِ ِه أ َ َحداا ( ق َ فَ ْليَ ْع َم ْل
َ ع َم اًل
2 5
Hasbi As-Shidqi AL-Qur’an dan Terjemahanya, (Jakarta: Depag RI, 2016), 357
40
mencapai mutu suatu lembaga pendidikan, maka harus fokus pada proses
pada pelanggan. Dari pemahaman ayat tersebut, maka proses nya adalah
2 6
Hasbi As-Shidqi AL-Qur’an dan Terjemahanya, (Jakarta: Depag RI, 2016), 275
2 7
Muhammad Faturrahman, Quality dalam Perspektif Islam, (Artikel : Studi Kajian
mutu dalam Perspekif Al-Quran dan Hadist), 10
41
dalam bahasa arab “ artinya baik”2 , dalam bahasa Inggris “quality artinya 9
kualitas yang telah memenuhi atau bahkan dapat melebihi dari yang
diharapkan.
negara.
2 8
Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. (Bandung:
Alfabeta, 2013)
2
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta9 : (Bandung : Al-Ma’arif, 1984),
110
3
22John M. Echolis, Hasan Shadily, Kamus0 Inggris Indonesia, (Jakarta :
Gramedia, 1988) Cet. Ke XVI, 460
3
Lukman Ali, Kamus Besar bahasa Indonesia,1 (Jakarta : Balai Pustaka, 1995),
Cet. Ke-4, 677
3 2
M.N. Nasution, Manajemen Mutu terpadu, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2004),
Cet. ke-3, 15
42
moral kerjanya.
tertentu
proses, output maupun outcome. Aada 13 karakteristik yang dinilai dalam hal
1. Kinerja (performan).
2. Waktu wajar (timelines)
3. Handal (reliability).
4. Data tahan (durability)
5. Indah (aesteties).
6. Hubungan manusiawi (personal interface).
43
terdiri dari kinerja guru dalam mengajar. “Guru merupakan salah satu
Waktu wajar (timelines) yaitu sesuai dengan waktu yang wajar meliputi
pelayanan prima yang diberikan sekolah menjadi prinsip agar pihak yang
dilayani merasa senang dan puas atas layanan yang diberikan sehingga
menjadi pelanggan yang baik dan setia. Daya tahan (durability) yaitu
nilai moral dan profesionalisme. Hal ini bisa dicapai apabila terjalin
komunikasi yang sehat. “Dari komunikasi itu bisa diperoleh suasana yang
3 3
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktek Dan Riset Pendidikan, ( Jakarta :
Bumi Aksara, 2006), 411
44
mutu sekolah tidak menurun dari dulu hingga sekarang, warga sekolah
saran dan saran-saran yang masuk mampu dipenuhi dengan baik sehingga
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah
buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan
belajar oleh pendidik, penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dan
penyelenggara
3
Nasyirwan, Pencapaian 8 (Delapan) Standar5 Nasional Pendidikan Manajer
Pendidikan, Volume 9, Nomor 6, November 2015, hlm. 724-736
47
pedoman
didik.
yang terlibat dalam kegiatan penjaminan mutu, baik tingkat, dasar, menengah
3
Sardi, Bahan Ajar Penyusunan Bisnis Proses 6Kebijakan Mutu Sasaran Mutu,
(Yogya-karta : Pusat Pengembangan dan penberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Seni dan
Budaya, 2012), 44.
49
Nilai Akhir Akreditasi (NA) sebesar 86 sampai dengan 100 (86 < NA <
100).
Nilai Akhir Akreditasi sebesar 56 sampai dengan 70 (56 < NA < 70). 3
oleh Quality vol. 4, No. 1, 2016; 182-198 Yayasan Manahajul Huda Pati.
Kabupaten Pati, (3) Seberapa besar pengaruh prestasi belajar siswa dengan
3 7
Abdul Mu’ti, Teknis Penskoran dan pemeringkatan Hasil Akriditasi SMP/MTs
(Jakarta, Badan Akrideitasi Nasional Sekolah/Madrasah, 2014), 10.
50
52,1% dengan freg = 118.383 (2) tidak ada pengaruh kinerja guru dengan
(3) Ada pengaruh prestasi belajar siswa dengan mutu pendidikan. Dengan
signifikan, dan besarnya pengaruh sebesar 12,9 % dengan F reg = 16, 075
(4) Ada besar nya pengaruh sebesar 12,9 % dengan F reg = 16,075. (4) ada
. maka dari itu tiga standar tersebut menjadi variabel dalam penelitian ini.
penelitian ini adalah analisis linier sederhaa dan analisis linear berganda.
Hasil penelitian ini adalah (1) secara parsial terdapat pengaruh yang
dan kompetensi guru terhadap mutu pendidikan, dan tidak ada pengaruh
terhadap atasan yang didasarkan pada hati sanubari yang disertai dengan
disekolah.
53
5. Muh. Fitra. 2017. Dengan judul penelitian “Peran Kepala Sekolah dalam
Penulisan ini memiliki tujuan utama yaitu untuk mengetahui peran kepala
dan peran kepala sekolah dalam ketertiban untuk menghasilkan proses dan
C. Kerangka Berpikir
tertentu.
seperti : standar kompetensi lulusan (SKL), standar isi (ayat 5) standar proses
(ayat 6), standar pendidik dan tenaga kependidikan (ayat 7), standar sarana
hanya berdasarkan hasil ujian atau tes peserta didik, kerena memiliki
rangkaian yang saling berkaitan salah satu faktor nya adalah kepemimpinan
sebuah sekolah, tercapai tidak nya tujuan sekolah sangat bergantung dari
pemimpin . Hoy dan Miskel dalam buku sagala menjelaskan bahwa kepala
mampu memainkan peran sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai
keterampilan, dan prilaku yang harus dimiliki oleh kepala sekolah dalam
sekolah tentu ada penyesuaian dengan tuntutan tugas dan tanggung jawab nya
sumber daya yang ada disekolah, salah satunya unsur strategis dalam
sekolah.
dikatakan baik pada suatu sekolah apabila kompetensi kepala sekolah yang
Pengaruh
D. Pengajuan Hipotesis
pendidikan”
3 8
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Bandung : Alfabeta, 2016), 99
59
dalam penelitian ini, maka harus ada perbedaan dari dua variabel
penelitian yaitu:
pendidikan
pendidikan
variabel yang menjadi inters dan hendak uji oleh peneliti . hipotesis
statsitik ini biasa digunakan jika peneliti ingin melakukan uji analisis
H0 : rxy = 0
H1 : rxy = 0
3
Hamird Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan9 dan Sosial (Bandung : Alfabeta,
2014 ), 113.