B. Kegiatan Belajar : KB Kompetensi Keguruan & Tantangan Guru Masa Depan C. Refleksi
NO BUTIR REFLEKSI 1. RESPON/JAWABAN
1. Undang – Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 , pasal 8, tentang guru dan dosen. 2. Kompetensi guru sebagaimana diatur dalam pasal 8 meliputi : a) Kompetensi pedagogik. b) Kompetensi kepribadian, c) Kompetensi kepribadian. d) Kompetensi sosial. e) Kompetensi professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. 3. Dalam kamus ilmiah popular dijelaskan bahwa kompetensi adalah kecakapan,kewenangan,kekuasaan dan kemampuan (Partanto dan Al-Barry, 1994). 4. Menurut McAshan (1981), kompetensi adalah sebuah pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan atau kapabilitas yang diperoleh seseorang yang menjadi bagian dari dirinya sehingga dia dapat secara memuaskan melaksanakan perilaku kognitif, 1 Konsep (Beberapa istilah afektif dan psikomotorik yang khusus. Senada dengan itu, Finc dan definisi) di KB (1979) mengartikan kompetennsi sebagai penguasaan terhadap tugas, ketrampilan, sikap dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan. Kompetensi mengacu kepada kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan (Sagala, 2011). 5. Dalam Undang-Undang No 14 Tahun 2005, tentang guru dan dosen disebutkan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. 6. Menurut Trianto (2006), kompetensi guru adalah kecakapan, kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh seseorang yang bertugas mendidik siswa agar mempunyai kepribadian yang luhur dan mulia sebagaimana tujuan dari pendidikan. 7. Broke dan Stone (1995) mengatakan bahwa kompetensi guru merupakan gambaran kualitatif tentang hakikat perilaku guru yang secara keseluruhan sangat bermakna. 8. Menurut Mulyasa (2007), kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, tekonologi, sosial dan spiritual yang membentuk kompetensi standar profesi guru. 9. Werang (2016) menjelaskan bahwa standar kompetensi guru adalah ukuran minimal pengetahuan, ketrampilan dan perilaku hidup yang wajib dimiliki dan ditunjukkan oleh seorang guru agar layak menempati jabatan fungsional yang sesuai dengan bidang tugas yang digelutinya. 10. Cooper (1977) mengemukakan empat kompetensi guru yaitu : 1) Memiliki pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia, 2) Memiliki pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya, 3) Mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat dan bidang studi yang dibinanya, dan 4) Memiliki ketrampilan teknik mengajar. 11. Kompetensi pedagogik maksudnya adalah kemampuan untuk mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksananaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. 12. Slamet (2006) merinci kompetensi pedagogik guru ke dalam beberapa subkompetensi. Adapun subkompetensi dari kompetensi pedagogik antara lain: (1) Berkontribusi dalam pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang terkait dengan mata pelajaran yang diajarkan. (2) Mengembangkan silabus mata pelajaran berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar. (3) Merencanakan rencana pelaksanaan pembelajaran berdasarkan silabus yang telah dikembangkan. (4) Merancang manajemen pembelajaran dan manajemen kelas. (5) Melaksanakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. (6) Menilai hasil belajar peserta didik secara outentik. (7) Membimbing peserta didik dalam berbagai aspek, seperti pelajaran, kepribadian, bakat, minat dan karier. (8) Mengembangkan profesionalisme diri sebagai guru. 13. kompetensi pedagogik merupakan kemampuan dan ketrampilan yang harus dimiliki oleh guru dalam pengelolaan peserta didik yang meliputi: (a) Pemahaman wawasan guru akan landasan dan filsafat pendidikan (b) Kemampuan guru untuk memahami potensi dan keberagaman peserta didik, sehingga dapat didesain strategi pelayanan belajar sesuai keunikan masing- masing peserta didik. (c) Kemampuan guru untuk mengembangkan kurikulum atau silabus baik dalam bentuk dokumen maupun implementasi dalam bentuk pengalaman belajar. (d) Kemampuan guru untuk menyusun rencana dan strategi pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar (e) Kemampuan guru untuk melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan suasana dialogis dan interaktif. (f) Kemampuan guru untuk melaksanakan evaluasi hasil belajar dengan memenuhi prosedur dan standar yang dipersyaratkan. (g) Kemampuan guru untuk mengembangkan bakat dan minat peserta didik melalui kegiatan intrakurikuler untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki peserta didik. 14. Mulyasa (2007) menjelaskan bahwa kompetensi pedagogik guru dapat dirinci ke dalam beberapa kompetensi, yakni ; (a) Pemahaman terhadap peserta didik, (b) Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, (c) Evaluasi hasil belajar, dan (d) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. 15. Muslim (2019) menjelaskan bahwa kualitas kompetensi pedagogik seorang guru mencakup tiga aspek, yakni: (a) Logika; sebagai pengembangan kognitif yang mencakup kemampuan intelektual mengenali lingkungan dari yang sederhana sampai yang kompleks. (b) Etika; sebagai pengembangan afektif yang mencakup kemampuan emosional dalam mengalami dan menghayati suatu hal. (c) Estetika; sebagai pengembangan psikomotorik yaitu kemampuan motorik yang mengingatkan dan mengkoordinasikan gerakan. 16. Kepribadian adalah sesuatu yang abstrak, sukar dilihat secara nyata, dapat terbaca atau diketahui lewat penampilan, tindakan dan tutur kata atau ketika menghadapi suatu persoalan (Daradjat, 1980). 17. Dilihat dari aspek psikologi kompetensi kepribadian guru menunjukkan kemapuan personal yang mencerminkan kepribadian guru tersebut dengan ciri- ciri: (a) mantap dan stabil, (b) dewasa, (c) arif dan bijaksana, (d) berwibawa, (e) memiliki akhlak yang mulia. Guru sebagai teladan bagi murid-muridnya harus memiliki sikap kepribadian yang utuh yang dapat dijadikan sebagai tokoh panutan idola dalam seluruh kehidupannya. Menurut Usman (2004) kompetensi pribadi meliputi: (1) kemampuan mengembangkan kepribadian, (2) kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi, dan (3) kemampuan melaksanakan bimbingan dan penyuluhan. 18. Menurut Werang (2016) untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan profesional, guru harus memiliki kepribadian yang mantap, stabil dan dewasa. 19. Ujian terberat bagi guru dalam hal kepribadian adalah hadirnya rangsangan yang memancing emosinya. 20. Secara umum, kompetensi kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang guru yang profesional mencakup: (1) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional Indonesia. (2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat. (3) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa. (4) Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru dan rasa percaya diri. (5) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru. 21. Menurut Slamet (2000), kompetensi sosial seorang guru terdiri atas beberapa subkompetensi, yakni: (a) Memahami dan menghargai perbedaan serta memiliki kemampuan mengelola konflik dan benturan. (b) Melaksanakan kerjasama secara harmonis dengan teman sejawat, kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan pihak terkait lainnya. (c) Membangun kerja tim yang kompak, cerdas, dinamis dan lincah. (d) Melaksanakan komunikasi secara efektif dan menyenangkan (e) Memiliki kemampuan memahami dan menginternalisasikan perubahan lingkungan yang berpengaruh terhadap tugasnya. (f) Memiliki kemampuan mendudukan dirinya dalam sistem nilai yang berlaku di masyarakat sekitarnya. (g) Melaksanakan prinsip-prinsip tata kelola yang baik. 22. lingkup kompetensi profesional guru. Adapun ruang lingkup kompetensi profesional guru mencakup: (a) Mengerti dan mampu menerapkan landasan kependidikan baik filosofi, psikologis, sosiologis, dan sebagainya. (b) Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik. (c) Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggungjawabnya. (d) Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran secara bervariasi untuk membangkitkan semangat dan gairah belajar peserta didik. (e) Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media, dan sumber belajar yang relevan. (f) Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya. (g) Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik. (h) Mampu menumbuhkembangkan kepribadian peserta didik. 23. Menurut Slamet (2006) kompetensi professional guru sesungguhnya berkaitan dengan bidang studi yang digeluti oleh guru dan mencakup beberapa sub kompetensi, yakni: (a) Memahami mata pelajaran yang telah disiapkan untuk mengajar. (b) Memahami standar kompetensi dan standar isi mata pelajaran yang tertera dalam Peraturan Menteri serta bahan ajar yang ada dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). (c) Memahami struktur, konsep, antar mata pelajaran terkait. (d) Menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. 24. Guru abad 21 dituntut untuk memiliki banyak kompetensi yang menjadi keharusan yakni akademik, pedagogik, sosial, budaya, mampu berpikir kritis, tanggap terhadap setiap perubahan dan mampu menyelesaikan masalah (Hosnan, 2016). 25. ada beberapa faktor lain yang juga menjadi tantangan yang dihadapi oleh dunia keguruan abad 21 (Hosnan 2016), yakni: (a) Masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara utuh. Hal ini disebabkan oleh banyaknya guru yang bekerja di luar jam kerjanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sehingga tidak ada waktu yang dialokasikan untuk membaca dan menulis demi meningkatkan kwalitas diri. (b) Belum adanya standar profesional guru sebagaimana tuntutan di negara-negara maju. (c) Adanya kemungkinan perguruan tinggi swasta sebagai pencetak guru yang lulusannya asal jadi, tanpa memperhitungkan daya serap output kelak di lapangan sehingga menyebabkan banyak guru yang tidak patuh terhadap etika profesi keguruan. (d) Kurangnya motivasi guru dalam meningkatkan kualitas diri karena guru tidak dituntut untuk meneliti sebagaimana yang diberlakukan pada dosen di perguruan tinggi. 26. Menurut Hosnan (2016) ada beberapa ketrampilan yang menjadi penciri guru profesional abad 21, yakni: (a) Ketrampilan pengetahuan (knowledge skill). (b) Ketrampilan tata kelola (management skill). (c) Ketrampilan dalam menyampaikan pertanyaan (questioning skill). (d) Ketrampilan dalam merumuskan tujuan pembelajaran yang baik atau cocok. (e) Ketrampilan dalam pengajaran dengan tujuan yang jelas. (f) Ketrampilan dan strategi dalam meningkatkan motivasi belajar. (g) Ketrampilan memonitoring dan mengevaluasi pembelajaran. (h) Ketrampilan berkomunikasi dengan penuh antusias, hangat dan humor. 27. Pembelajaran di abad 21 akan banyak memanfaatkan berbagai macam teknologi terbaru terutama ICT (Information and Communication Technology – atau TIK: Teknologi Informasi dan Komunikasi). Kolaborasi adalah salah satu keterampilan yang cukup penting pada era ini. Salah satu peran guru dalam pembelajaran abad 21 adalah sebagai mentor peserta didik. inovasi adalah proses siklus jangka panjang dari kesuksesan kecil dan kesalahan yang sering terjadi. Learning to know yaitu proses belajar untuk mengetahui, memahami dan menghayati caracara memperoleh pengetahuan dan pendidikan yang memberikan kepada peserta didik bekal- bekal ilmu pengetahuan. Proses pembelajaran ini memungkinkan peserta didik mampu mengetahui, memahami dan menerapkan, serta mencari informasi atau menemukan ilmu pengetahuan. Learning to do adalah proses belajar melakukan atau mengerjakan sesuatu. Learning to live together maksudnya bahwa pendidikan seharusnya memberikan bekal kemampuan untuk dapat hidup bersama dalam masyarakat yang majemuk sehingga tercipta kedamaian hidup dan sikap toleransi antar sesama manusia. Learning to be artinya bahwa pendidikan seharusnya memberikan bekal kemampuan untuk mengembangkan diri. ketrampilan dasar yang harus dimiliki oleh setiap guru abad 21 dalam hubungannya dengan kompetensi pedagogik mencakup: (a) Kemampuan akselerasi. (b) Kemampuan berkompetisi. (c) Kemampuan membaca kebutuhan dan peluang pasar. (d) Menjadi pembelajar sepanjang karier. Peran guru abad 21 dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yakni sudut pandang (1) aktivitas pengajaran dan administrasi pendidikan, (2) diri pribadi, serta (3) psikologis. 1. Kompetensi pedagogik guru abad 21 Daftar materi pada KB 2 2. Kemampuan membaca kebutuhan dan peluang pasaran. yang sulit dipahami 3. Kemampuan menggunakan teknologi
Miskonsepsi kompetensi profesional guru dari segi skema pelaporan
terperinci atas kerja yang telah dilaksanakan dari periode ke periode berikutnya. Menurut saya bahwa seorang guru dianggap sudah profesional untuk menerima tunjangan profesi dengan berdasarkan jadwal yang dimasukkan melalui aplikasi Dapodik. Ketidak-jelasan pokok-pokok yang harus dikerjakan dan dilaporkan dengan bukti- bukti yang menimbulkan kecemburuan diantara para guru yang belum sertifikasi Miskonsepsi kompetensi profesional guru diwajibkan untuk mengikuti sertifikasi dan uji kompetensi. Dengan ini dianggap bahwa guru memperoleh sertifikat itu sudah dianggap sebagai guru profesional untuk menerima tunjangan. Dalam kenyataan yang saya lihat bahwa memperoleh uang tunjangan sertifiksi menjadi pokok tujuan, bukan menjadi guru profesional yang diharapkan. Daftar materi yang sering 3 mengalami miskonsepsi Miskonsepsi kompetensi profesional dari sudut pandang pedagogis, dalam pembelajaran dimana UU Guru dan Dosen tidak memberikan secara jelas mencantumkan lembaga apa yang memiliki legalitas untuk mencetak tenaga kependidikan. Lembaga yang memiliki legalitas memberikam sertifikasi kependidikan baik kepada guru maupun dosen ditentukan secara jelas dalam UU guru dan dosen.
Miskonsepsi Kompetensi Profesional guru di abad 21 yang
pengelolaan kelas dan pembelajaran diarahkan mengikuti zaman. Banyak teman- teman guru yang tidak hiraukan untuk memakai multi media, internet, gadget dan lainnya hanya sebagai instruksi tamabahan belaka dan bukan sebagai kewajiban untuk mengikuti perkembangan zaman.
Semangat belajar menggunakan kemajuan teknologi terlebih bagi
guru yang sudah tua sehingga tidak membutuhkan barang tersebut dalam interaksi belajar-mengajar dengan peserta didik.
and Mathematic) pada pembelajaran menjadi pekerjaan yang sangat sulit mengimplemantasikannya dalam pelajaran Agama. Pendekatan kateketik dengan memanfaatkan alat-lat teknologi cenderung lebih cocok untuk diterapkan ..