DISUSUN OLEH :
NPM : 062030500143
Kelas : 3AC
JURUSAN AKUNTANSI
PRODI DIPLOMA III AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2021
Perubahan Akuntansi (Accounting Change) dan
Koreksi Kesalahan (Error Correction)
Perubahan Akuntansi (Accounting Change)
CONTOH KASUS 2 :
Pada 1 Januari 2016 PT Sukses Maju mengubah Kebijakan Akuntansi untuk Metode Penilaian
Persediaan dari Metode Rata-rata (Average Method) menjadi Metode Masuk Pertama Keluar
Pertama/MPKP (First-in First-out Method/FiFo).
Alasan perusahaan mengubah kebijakan adalah laba perusahaan terukur lebih akurat.
Catatan: Abaikan perhitungan pajaknya.
Data Perbandingan Kedua Metode:
31 Desember 2014:
Metode Rata-rata : Beban Pokok Penjualan Rp305.000.000
Metode MPKP : Beban Pokok Penjualan Rp310.000.000
31 Desember 2015:
Metode Rata-rata : Beban Pokok Penjualan Rp370.000.000
Metode MPKP : Beban Pokok Penjualan Rp350.000.000
31 Desember 2016:
Metode Rata-rata : Beban Pokok Penjualan Rp385.000.000
Metode MPKP : Beban Pokok Penjualan Rp370.000.000
JAWAB :
Perhitungan:
Perubahan Metode Rata-rata menjadi Metode Masuk Pertama Keluar Pertama yaitu:
Beban Pokok Penjualan pada Metode MPKP : (Metode Baru)
Pada 31/12: 2014 – 2015 = Rp310.000.000 + Rp350.000.000 = Rp660.000.000
Beban Pokok Penjualan pada Metode Rata-rata : (Metode Lama)
Pada 31/12: 2014 – 2015 = Rp305.000.000 + Rp370.000.000 = (Rp675.000.000)
Selisih Beban Pokok Penjualan 31/12: 2014– 2015 atau 1/1/2016 = Rp. 15.000.000
Jadi, Penurunan BPP adalah sebesar Rp15.000.000
Kesimpulan :
Perubahan Kebijakan Akuntansi berupa perubahan menjadi Metode baru adalah:
Masuk Pertama Keluar Pertama adalah penurunan Beban Pokok Penjualan sehingga
menurunkan Total Beban juga, Total Beban turun menyebabkan Total Laba naik.
Laba naik berdampak pada jurnal dengan diakuinya penambahan nilai pada akun Persediaan sehingga
menyebabkan Beban Pokok Penjualan turun maka Laba Bersih naik pada akhir tahun: 31/12/2015
untuk periode-periode sebelumnya yang ditutup pada Jurnal Penutup sehingga disesuaikan pada awal
tahun: 1/1/2016 yaitu penambahan akun Saldo Laba.
Intinya jika Beban Pokok Penjualan turun/berkurang menyebabkan Persediaan
naik/bertambah dan Saldo Laba juga naik/bertambah.
CONTOH KASUS 3 :
Pada 1 Januari 2022 PT Sukses Abadi mengubah Kebijakan Akuntansi untuk Metode Penilaian Aset
Tetap dari Metode Garis Lurus (Straight Line Method) menjadi Metode Saldo Menurun Ganda
(Double Declining Method).
Alasan perusahaan mengubah kebijakan adalah laba perusahaan terukur lebih akurat.
Perusahaan membeli Bangunan untuk Pabrik berupa bangunan satu lantai 600 m2 pada tanggal 10
Januari 2020 senilai Rp1.100.000.000 termasuk PPN 10% sesuai Faktur dibayar tunai.
Kebijakan Akuntansi: Metode Penyusutan Garis Lurus, Estimasi Umur Manfaat 10 tahun, Estimasi
Nilai Residu Rp100.000.000, Periode pembukuan tahunan.
Data Perbandingan Kedua Metode:
31 Desember 2020:
Metode Garis Lurus : Beban Penyusutan ?
Metode Saldo Menurun Ganda : Beban Penyusutan ?
31 Desember 2021:
Metode Garis Lurus : Beban Penyusutan ?
Metode Saldo Menurun Ganda : Beban Penyusutan ?
31 Desember 2022:
Metode Garis Lurus : Beban Penyusutan ?
Metode Saldo Menurun Ganda : Beban Penyusutan ?
JAWAB :
Perhitungan :
Penyusutan (D) th. ke2 = Tarif penyusutan (r) x Nilai Buku Th. 1
= (Tarif penyst. Garis Lurus x 2) x (H. Perolehan (C) – Akum.
Penyusutan s/d th. 1)
= (1/n x 2) x (Rp1.100.000.000 – Rp220.000.000)
= (1/10 tahun x 2) x Rp880.000.000
= Rp176.000.000
Perubahan Metode Garis Lurus menjadi Metode Saldo Menurun Ganda yaitu:
Beban Penyusutan Metode Saldo Menurun Ganda : (Metode Baru)
Pada 31/12: 2020 – 2021 = Rp220.000.000 + Rp176.000.000 = Rp396.000.000
Beban Penyusutan Metode Garis Lurus : (Metode Lama)
Pada 31/12: 2020 – 2021 = Rp100.000.000 + Rp100.000.000 = (Rp200.000.000)
Selisih Beban Penyusutan 31/12: 2020– 2021 atau 1/1/2022 = Rp196.000.000
Jadi, Peningkatan Beban Penyusutan adalah sebesar Rp196.000.000
Kesimpulannya adalah:
Perubahan Kebijakan Akuntansi berupa perubahan menjadi Metode baru :
Saldo Menurun Ganda adalah peningkatan Beban Penyusutan sehingga meningkatkan Total Beban
juga, Total Beban naik menyebabkan Total Laba turun.
Laba turun berdampak pada jurnal dengan diakuinya pengurangan nilai pada akun Aset Tetap:
Bangunan sehingga menyebabkan Beban Penyusutan naik maka Laba Bersih turun pada akhir tahun:
31/12/2021 untuk periode-periode sebelumnya yang ditutup pada Jurnal Penutup sehingga
disesuaikan pada awal tahun: 1/1/2022 yaitu pengurangan akun Saldo Laba.
Intinya jika Beban Penyusutan naik/meningkat menyebabkan Bangunan turun/berkurang (di
kredit) dan Saldo Laba juga turun/berkurang (di debit).
Definisi :
Perubahan yang terjadi sebagai akibat dari informasi baru atau pengalaman tambahan yang
menyebabkan perusahaan tidak perlu menyesuaikan perubahan di periode sebelumnya dan hanya
mempengaruhi di periode berjalan/kini dan masa depan.
Contoh Perubahan Estimasi yaitu pada:
1) Piutang Tidak Tertagih
2) Umur Manfaat dan Nilai Residu pada Aset Tetap
3) Liabilitas atas Garansi
4) Cadangan Sumber Mineral
CONTOH KASUS :
Pada tanggal 5 Januari 2020 PT Sukses Abadi adalah perusahaan manufaktur yang membeli
Bangunan untuk Pabrik berupa bangunan satu lantai 600 m2 senilai Rp1.100.000.000 termasuk PPN
10% sesuai Faktur dibayar tunai, juga membayar upah perbaikan atap yang bocor sebesar
Rp10.000.000 dan mengganti pintu-pintu yang hilang senilai Rp20.000.000. Dalam pembelian
Bangunan tersebut, perusahaan membayar komisi Rp20.000.000 untuk perusahaan jasa properti
karena telah membantu mencarikan bangunan yang sesuai dengan kebutuhan.
Kebijakan Akuntansi: Metode Penyusutan Garis Lurus, Estimasi Umur Manfaat 10 tahun, Estimasi
Nilai Residu Rp150.000.000, Periode pembukuan tahunan.
JAWAB :
Harga Perolehan = (Harga Beli + PPN 10%) + Pengeluaran Langsung (Perbaikan Atap, Pintu, dan
Komisi)
= (Rp1.000.000.000 + Rp100.000.000) + Rp10.000.000 + Rp20.000.000 +
Rp20.000.000
= Rp1.150.000.000
Keterangan :
Pengeluaran Langsung yaitu Perbaikan Atap, Pintu dimasukkan ke dalam Harga Perolehan
karena kalau tidak diperbaiki dan diganti, Bangunan belum layak pakai/guna.
Pengeluaran Langsung yaitu Komisi Perantara dimasukkan ke dalam Harga Perolehan karena
kalau tidak dibayarkan, perusahaan tidak akan menemukan Bangunan yang cocok harga, lokasi, dan
luasnya.
Aset Tetap (+) di (Dr) = Bangunan (+) Rp1.150.000.000 sesuai Harga Perolehan
Aset (-) di (Cr) = Kas (-) Rp1.150.000.000 sesuai Harga Perolehan
Perhitungan :
Penyusutan Bangunan (D) = Harga Perolehan (C) – Nilai Residu (R)
Umur Manfaat (n)
= Rp1.150.000.000 - Rp150.000.000
10 tahun
= Rp1.000.000.000
10 tahun
= Rp100.000.000/tahun
Keterangan :
Beban (+) di (Dr) = Beban Penyusutan Bangunan (+) Rp.100.000.000 karena kerugian akibat
turun nilai
Akun Kontra Aset tetap (+) di (Cr) = Akumulasi Penyusuatan Bangunan (+) Rp.100.000.000.
Turun nilai Aset Tetap tdk bisa langsung mengurangi Aset Tetapnya ttp melalui akun
kontranya. Nilai Aset Tetap disajikan di Laporan Posisi Keungan sebesar Harga Perolehan.
Diketahui :
Pada akhir tahun ke 8 penggunan Aset Tetap Bangunan perusahaan memutuskan mengubah Umur
Manfaatnya yang tinggal 2 tahun menjadi masih 4 tahun sehingga dilakukan pengukuran dan
pengakuan penyusutan baru sebagai berikut:
Penyusutan Bangunan (D’) th ke 9 = Nilai Buku di th ke 9(C’) – Nilai Residu (R)
Sisa Umur Manfaat (n’)
= H.Perolehan – Akum.Penys. th ke 8(C’) – Nilai Residu
Sisa Umur Manfaat (n’)
= {Rp1.150.000.000 – (8 thn x Rp100.000.000/thn)}
- Rp150.000.000 .
4 tahun
= Rp350.000.000 – Rp150.000.000
4 tahun
= Rp200.000.000
4 tahun
= Rp.50.000.000/th
Keterangan :
Beban (+) di (Dr) = Beban Penyusutan Bangunan (+) Rp.50.000.000 karena kerugian akibat
turun nilai.
Akun Kontra Aset tetap (+) di (Cr) = Akumulasi Penyusuatan Bangunan (+) Rp.50.000.000.
Turun nilai Aset Tetap tdk bisa langsung mengurangi Aset Tetapnya ttp melalui akun
kontranya. Nilai Aset Tetap disajikan di Laporan Posisi Keungan sebesar Harga Perolehan.
Kesimpulannya adalah :
Yang dihitung dan diakui terjadi penurunan nilai atas Penyusutan tidak berpengaruh pada
periode sebelum 31/01/x9. Pengakuan nilai atas Penyusutan yang baru hanya berpengaruh pada
periode berjalan di 31/12/x9 dan sampai akhir umur manfaat 31/12/x12.