Anda di halaman 1dari 6

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH 2

MATERI AJAR 21 (20 – 23 November 2023)

Perubahan Akuntansi (Accounting Change) dan


Koreksi Kesalahan (Error Correction)

Perubahan Akuntansi (Accounting Change)

Perubahan Akuntansi yang dilakukan perusahaan ada 2 jenis yaitu:


1. Perubahan Kebijakan Akuntansi (Change of Accounting Policy)
2. Perubahan Estimasi Akuntansi (Change of Accounting Estimates)

1. Perubahan Kebijakan Akuntansi (Change of Accounting Policy)

Contoh Kasus 2:
PT Polsri Tbk. mengubah Kebijakan Akuntansi untuk Metode Penilaian Persediaan dari Metode Rata-rata
(Average Method) menjadi Metode Masuk Pertama Keluar Pertama/MPKP (First-in First-out Method/FiFo)
pada 1 Januari 202x3.
Alasan perusahaan mengubah kebijakan adalah laba perusahaan terukur lebih akurat.
Catatan: Abaikan perhitungan pajaknya.

Data Perbandingan Kedua Metode:


- 31 Desember 202x1:
Metode Rata-rata: Beban Pokok Penjualan Rp200.000.000
Metode MPKP: Beban Pokok Penjualan Rp205.000.000
- 31 Desember 202x2:
Metode Rata-rata: Beban Pokok Penjualan Rp250.000.000
Metode MPKP: Beban Pokok Penjualan Rp240.000.000
- 31 Desember 202x3:
Metode Rata-rata: Beban Pokok Penjualan Rp275.000.000
Metode MPKP: Beban Pokok Penjualan Rp260.000.000

Jawaban:

Jurnal penyesuaian atas Perubahan Akuntansi pada awal tahun 202x3:


1/1/x3 – Persediaan Rp5.000.000
Saldo Laba Rp5.000.000

Perhitungan:

Perubahan Metode Rata-rata menjadi Metode Masuk Pertama Keluar Pertama yaitu:
- Beban Pokok Penjualan pada Metode Masuk Pertama Keluar Pertama: (metode baru)
- Pada 31/12: 202x1 – 202x2 = Rp205.000.000 + Rp240.000.000 = Rp445.000.000
- Beban Pokok Penjualan pada Metode Rata-rata: (metode lama)
- Pada 31/12: 202x1 – 202x2 = Rp200.000.000 + Rp250.000.000 = Rp450.000.000 -
- Selisih Beban Pokok Penjualan 31/12: x1– x2 atau 1/1/x3 --> penurunan BPP = Rp5.000.000

Simpulannya adalah:
- Perubahan Kebijakan Akuntansi berupa perubahan menjadi Metode baru: Masuk Pertama Keluar
Pertama adalah penurunan Beban Pokok Penjualan sehingga menurunkan Total Beban juga, Total
Beban turun menyebabkan Total Laba naik.
- Laba naik berdampak pada jurnal dengan diakuinya penambahan nilai pada akun Persediaan sehingga
menyebabkan Beban Pokok Penjualan turun maka Laba Bersih naik pada akhir tahun: 31/12/202x2
untuk periode-periode sebelumnya yang ditutup pada Jurnal Penutup sehingga disesuaikan pada awal
tahun: 1/1/202x3 yaitu penambahan akun Saldo Laba.
- Intinya jika Beban Pokok Penjualan turun/berkurang menyebabkan Persediaan naik/bertambah dan
Saldo Laba juga naik/bertambah.

Contoh Kasus 3:
PT Polsri Tbk. mengubah Kebijakan Akuntansi untuk Metode Penilaian Aset Tetap dari Metode Garis Lurus
(Straight Line Method) menjadi Metode Saldo Menurun Ganda (Double Declining Method) pada 1 Januari
202x3.
Alasan perusahaan mengubah kebijakan adalah laba perusahaan terukur lebih akurat.
Perusahaan membeli Bangunan untuk Pabrik berupa bangunan satu lantai 300 m 2 pada tanggal 6 Januari
202x1 senilai Rp550.000.000 termasuk PPN 10% sesuai Faktur dibayar tunai.
Kebijakan Akuntansi:
Metode Penyusutan Garis Lurus, Estimasi Umur Manfaat 10 tahun, Estimasi Nilai Residu Rp50.000.000,
Periode pembukuan tahunan.

Data Perbandingan Kedua Metode:


- 31 Desember 202x1:
Metode Garis Lurus: Beban Penyusutan ?
Metode Saldo Menurun Ganda: Beban Penyusutan ?
- 31 Desember 202x2:
Metode Garis Lurus: Beban Penyusutan ?
Metode Saldo Menurun Ganda: Beban Penyusutan ?
- 31 Desember 202x3:
Metode Garis Lurus: Beban Penyusutan ?
Metode Saldo Menurun Ganda: Beban Penyusutan ?

Jawaban:

Jurnal penyesuaian atas Perubahan Akuntansi pada awal tahun 202x3:


1/1/x3 – Saldo Laba Rp98.000.000
Bangunan Rp98.000.000

Perhitungan:
Beban Penyusutan Metode Garis Lurus:
Penyusutan Bangunan (D) = Harga Perolehan (C) – Nilai Residu (R)
Umur Manfaat (n)
= Rp550.000.000 - Rp50.000.000
10 tahun
= Rp50.000.000/tahun
Beban Penyusutan Metode Saldo Menurun Ganda:
Penyusutan (D) th. ke1 = Tarif penyusutan (r) x Harga Perolehan (C)
= (Tarif penyusutan Garis Lurus x 2) x Harga Perolehan (C)
= (1/n x 2) x Harga Perolehan
= (1/10 tahun x 2) x Rp550.000.000
= Rp110.000.000

Penyusutan (D) th. ke2 = Tarif penyusutan (r) x Nilai Buku Th. 1
= (Tarif penyst. Garis Lurus x 2) x (H. Perolehan (C) – Akum. Penyst. s/d th. 1)
= (1/n x 2) x (Rp550.000.000 - Rp110.000.000)
= (1/10 tahun x 2) x Rp440.000.000
= Rp88.000.000

Perubahan Metode Garis Lurus menjadi Metode Saldo Menurun Ganda yaitu:
- Beban Penyusutan Metode Saldo Menurun Ganda: (metode baru)
- Pada 31/12: 202x1 – 202x2 = Rp110.000.000 + Rp88.000.000 = Rp198.000.000
- Beban Penyusutan Metode Garis Lurus: (metode lama)
- Pada 31/12: 202x1 – 202x2 = Rp50.000.000 + Rp50.000.000 = Rp100.000.000 -
- Selisih Beban Pokok Penjualan 31/12: x1– x2 atau 1/1/x3 -->peningkatan B.Penys = Rp98.000.000

Simpulannya adalah:
- Perubahan Kebijakan Akuntansi berupa perubahan menjadi Metode baru: Saldo Menurun Ganda adalah
peningkatan Beban Penyusutan sehingga meningkatkan Total Beban juga, Total Beban naik
menyebabkan Total Laba turun.
- Laba turun berdampak pada jurnal dengan diakuinya pengurangan nilai pada akun Aset Tetap:
Bangunan sehingga menyebabkan Beban Penyusutan naik maka Laba Bersih turun pada akhir tahun:
31/12/202x2 untuk periode-periode sebelumnya yang ditutup pada Jurnal Penutup sehingga
disesuaikan pada awal tahun: 1/1/202x3 yaitu pengurangan akun Saldo Laba.
- Intinya jika Beban Penyusutan naik/meningkat menyebabkan Bangunan turun/berkurang (di kredit) dan
Saldo Laba juga turun/berkurang (di debit).

2. Perubahan Estimasi Akuntansi (Change of Accounting Estimates)

Definisi: Perubahan yang terjadi sebagai akibat dari informasi baru atau pengalaman tambahan
yang menyebabkan perusahaan tidak perlu menyesuaikan perubahan di periode sebelumnya
dan hanya mempengaruhi di periode berjalan/kini dan masa depan.

Contoh Perubahan Estimasi yaitu pada:


1. Piutang Tidak Tertagih
2. Umur Manfaat dan Nilai Residu pada Aset Tetap
3. Liabilitas atas Garansi
4. Cadangan Sumber Mineral

Contoh Kasus:
PT Polsri Tbk. adalah perusahaan manufaktur yang membeli Bangunan untuk Pabrik berupa bangunan satu
lantai 300 m2 pada tanggal 6 Januari 202x0 senilai Rp550.000.000 termasuk PPN 10% sesuai Faktur dibayar
tunai, juga membayar upah perbaikan atap yang bocor sebesar Rp5.000.000 dan mengganti pintu-pintu
yang hilang senilai Rp10.000.000. Dalam pembelian Bangunan tersebut, perusahaan membayar komisi
Rp10.000.000 untuk perusahaan jasa properti karena telah membantu mencarikan bangunan yang sesuai
dengan kebutuhan.
Kebijakan Akuntansi:
Metode Penyusutan Garis Lurus, Estimasi Umur Manfaat 10 tahun, Estimasi Nilai Residu Rp75.000.000,
Periode pembukuan tahunan.

Jawaban:

Jurnal perolehan Aset Tetap: Bangunan yaitu:


6/1/x0 – Bangunan Rp575.000.000
Kas Rp575.000.000

Perhitungan:
Harga Faktur = Harga Beli + (PPN 10% x Harga Beli)
Rp550.000.000 = 110% x Harga Beli
Harga Beli = Rp550.000.000 : 110%
Harga Beli = Rp500.000.000

PPN = 10% x Harga Beli


= 10% x Rp500.000.000 = Rp50.000.000

Harga Perolehan = (Harga Beli + PPN 10%) + Pengeluaran Langsung (Perbaikan Atap, Pintu, dan Komisi)
= (Rp500.000.000 + Rp50.000.000) + Rp5.000.000 + Rp10.000.000 + Rp10.000.000
= Rp575.000.000

Pengeluaran Langsung yaitu Perbaikan Atap, Pintu dimasukkan ke dalam Harga Perolehan karena kalau
tidak diperbaiki dan diganti, Bangunan belum layak pakai/guna.
Pengeluaran Langsung yaitu Komisi Perantara dimasukkan ke dalam Harga Perolehan karena kalau tidak
dibayarkan, perusahaan tidak akan menemukan Bangunan yang cocok harga, lokasi, dan luasnya.

Bangunan ber(+) --> Rp575.000.000 krn Aset: Aset Tetap + di debit sesuai H.Perolehan
Kas ber(-) --> Rp575.000.000 krn Aset: Kas - di kredit sesuai H.Perolehan

Jurnal penyusutan tahunan:


31/12/x0 s/d 31/12/x6 (7 tahun):
– Beban Penyusutan Bangunan Rp50.000.000
Akumulasi Penyusutan Bangunan Rp50.000.000

Perhitungan:
Penyusutan Bangunan (D) = Harga Perolehan (C) – Nilai Residu (R)
Umur Manfaat (n)
= Rp575.000.000 - Rp75.000.000
10 tahun
= Rp50.000.000/tahun

Tarif/Persentase Garis Lurus = 1/n = 1/10 tahun = 10%

Nilai Buku Bangunan 31/12/x0 = H. Perolehan – Akumulasi Penyusutan dr 6/1/x0 - 31/12/x0


= Rp575.000.000 - (1 tahun x Rp50.000.000/tahun)
= Rp525.000.000
Be. Penyusutan Bangunan ber(+) --> Rp50.000.000 krn kerugian akibat turun nilai = Beban+
Akum.Penyusutan Bangunan ber(+) --> Rp50.000.000 krn akun Kontra Aset Tetap ber(+) di kredit, turun
nilai Aset Tetap tdk bisa langsung mengurangi Aset
Tetapnya ttp melalui akun kontranya. Nilai Aset
Tetap disajikan di Laporan Posisi Keu. sebesar
Harga Perolehan.

Tambahan transaksi:

Pada akhir tahun ke 7 penggunan Aset Tetap Bangunan perusahaan memutuskan mengubah Umur
Manfaatnya yang tinggal 3 tahun menjadi masih 5 tahun atau bertambah 2 tahun dikarenakan kondisi
Bangunan yang masih bagus dan kokoh. Dilakukan pengukuran dan pengakuan penyusutan baru sebagai
berikut:

Perhitungan:
Penyusutan Bangunan (D’) th ke 8 = Nilai Buku di th ke 8(C’) – Nilai Residu (R)
Sisa Umur Manfaat (n’)
= H.Perolehan – Akum.Penys. th ke 7(C’) – Nilai Residu (R)
Sisa Umur Manfaat (n’)
= {Rp575.000.000 – (7 thn x Rp50.000.000/thn)} - Rp75.000.000
5 tahun
= Rp225.000.000 - Rp75.000.000 = Rp30.000.000/th
5 tahun

Jurnal penyusutan tahunan sesudah perubahan estimasi:


31/12/x7 s/d 31/12/x11 (5 tahun):
– Beban Penyusutan Bangunan Rp30.000.000
Akumulasi Penyusutan Bangunan Rp30.000.000

Be. Penyusutan Bangunan ber(+) --> Rp30.000.000 krn kerugian akibat turun nilai = Beban ber(+)
Akum.Penyusutan Bangunan ber(+) --> Rp30.000.000 krn akun Kontra Aset Tetap ber+ di kredit, turun nilai
Aset Tetap tdk bisa langsung mengurangi Aset
Tetapnya tetapi melalui akun kontranya. Nilai Aset
Tetap disajikan di L. Posisi Keu. sebesar H.Perolehan.

Simpulannya adalah:
- yang dihitung dan diakui terjadi penurunan nilai atas Penyusutan tidak berpengaruh pada periode
sebelum 31/1/x7. Pengakuan nilai atas Penyusutan yang baru hanya berpengaruh pada periode
berjalan di 31/12/x7 dan sampai akhir umur manfaat 31/12/x11 (tahun ke delapan sampai ke dua
belas yaitu 5 tahun).

Tugas Mahasiswa:
- Buatlah Kasus-kasus dengan mengerjakan ulang secara lengkap sampai dengan perhitungan dan
penjelasannya, seperti Contoh Kasus-kasus yang sudah saya buatkan pada Materi ini.

- Diberi warna-warna tertentu agar asal-muasal nilainya diketahui dengan jelas.

- Kasus yang dibuat tidak boleh hanya mencontek (copy paste) semua Contoh Kasus yang sudah saya
buat.
Kalian wajib mencari dan memakai kata-kata dan kalimat-kalimat berbeda/tidak sama dengan yang
saya/temanmu buat.
Kalian wajib memakai angka/nilai yang dipakai berbeda dengan yang saya/temanmu buat kecuali
Rumus serta cara berhitung yang pasti sama, tetapi nilai dan cara penulisannya pasti beda.
Hitunglah dengan benar dan teliti masing-masing saldo yang dibuat.

- Jangan salah cara menulis /menjurnal seperti yang sudah dijelaskan panjang-lebar di Materi materi Ajar
sebelumnya.

- Wajib diskusi per kelompok dan unggahlah masing-masing sesegera mungkin pada LMS dan Email Kelas,
jangan telat atau menjadi 3 terbawah.

Anda mungkin juga menyukai