Anda di halaman 1dari 7

ESSAY PENYAKIT HIPERTIROID

Nama : Isa
NPM : 2008260052
Judul : Penyakit Hipertiroid

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
2021
I. PENDAHULUAN
Kelainan siklus menstruasi disebabkan oleh kelainan hormonal, pertumbuhan organ
reproduksi, status gizi, stress, usia, dan penyakit metabolik seperti diabetes melitus. Kelainan
menstruasi sering menimbulkan kecemasan pada wanita karena kekhawatiran akan pengaruh
gangguan menstruasi terhadap kesuburan dan kesehatan wanita pada umumnya. Gangguan
hormonal sebagai contoh gangguan fungsi hormon tiroid sering berhubungan dengan kelainan
siklus haid. Amenorea adalah pertama kali dilaporkan oleh Von Basedow tahun 1840 dan sejak
saat itu sampai sekarang sering dilaporkan berhubungan dengan hipertiroid selain dari itu
perubahan siklus haid, oligomenorea, hipomenorea dan tidak adanya ovulasi. Gangguan-
gangguan haid ini setengah dari penderita dilaporkan dengan gangguan fungsi tiroid
(hipertiroid). Gangguan fungsi menstruasi adalah salah satu sebagai indikator yang sangat
penting dari fungsi ovarium yang tampak.
Gangguan fungsi ovarium berhubungan dengan fase folikuler yang pendek yang
bermanifestasi pada siklus menstruasi yang pendek, mengurangi kesuburan, dan keguguran.
Siklus menstruasi yang tidak teratur atau lebih panjang berhubungan dengan tidak adanya
ovulasi, infertilitas dan abortus spontan. Gangguan fungsi haid dapat menggangu fungsi
reproduksi. Penyakit tiroid adalah keadaan endokrin kedua yang paling umum selain hormon
reproduksi pada wanita usia subur. Hormon tiroid terlibat dalam mengatur siklus menstruasi dan
kesuburan termasuk mengatur Follicel Stimulating Hormone (FSH) dan Luteining Hormone
(LH) pada biosintesis hormon steroid oleh Triiodothyronin (T3) di oosit. Hormon tiroid
berpengaruh pada semua aspek reproduksi.
Gangguan tiroid sudah menjadi masalah ganda di Indonesia. Hipotiroid masih menjadi
prioritas yang harus ditanggulangi, di sisi lain hipertiroid sudah mulai muncul. Angka kejadian
hipertiroid di Indonesia belum banyak yang melaporkan, tetapi diduga angkanya akan semakin
meningkat.
Di Nepal hampir mirip dengan di Indonesia hipotiroid masih ada, sedangkan hipertiroid
juga sudah ada. Di Nepal prevalensi hipotiroid total (12,8%), terdiri subklinis (10,5%) dan klinis
(2,3%), sedangkan prevalensi hipertiroid total (4,7%) terdiri subklinis (3,1%) dan klinis (1,6%)
(6) . Begitu juga di Brasil (Amerika selatan) prevalensi hipertiroid klinis, (0,7%) dan hipertiroid
subklinis (2.4%), sedangkan hipotiroid klinis (5,7%) dan hipotiroid subklinis (6.5%)(7) .
Hipertiroid berhubungan dengan kejadian siklus menstruasi tidak teratur. Prevalensi hipertiroid
subklinis dalam populasi adalah sekitar (1,5%). Hipertiroid pada wanita ditemukan siklus
menstruasi tidak teratur (65%) dibandingkan dengan wanita normal (17%) sebagai kontrol( 8 ).
Wanita hipertiroid diobservasi didapat siklus menstruasi tidak teratur (22%), hipomenorea
(11,2%), polimenorea (7,0%), oligomenorea (2,3%), menoragia (0,9%) dan tidak ada yang
amenorea. Prevalensi menstruasi yang tidak normal pada hipertiroid 2-5 kali lebih tinggi
dibandingkan populasi umum yaitu (8%) (8) .
Penyakit tiroid dapat mengganggu fungsi fisiologi reproduksi. Hipertiroid berefek
signifikan pada metabolisme estrogen dan androgen, fungsi menstruasi, dan berhubungan dengan
fertilitas. Kadar plasma estrogen dapat meningkat dalam keadaan hipertiroid dibandingkan
dengan wanita normal pada semua fase dari siklus menstruasi. Hipertiroid juga meningkatkan
kadar Sex Hormone Binding Globulin (SHBG). Peningkatan plasma estrogen ini karena
peningkatan SHBG atau karena peningkatan estrogen bebas, hal ini belum jelas( 9 ).
Kadar LH pada fase folikuler dari siklus haid meningkat secara nyata pada wanita
hipertiroid. Puncak peningkatan LH mungkin tidak terjadi pada kasus amenorea yang
diakibatkan hipertiroid. Kadar LH menurun menjadi normal dengan pengobatan antitiroid setelah
beberapa minggu dan kadar FSH mungkin juga meningkat atau normal( 9 ). Gangguan
menstruasi umumnya sudah mulai berkurang pada waktu sekarang ini yang dilaporkan peneliti,
Penelitian menemukan hanya (21,5%) terjadi gangguan menstruasi pada pasien hipertiroid.
Manifestasi yang umumnya terjadi adalah hipomenorea dan

II. ISI
Penyakit hipertiroidisme atau hipertiroid adalah penyakit akibat kadar hormon tiroid terlalu
tinggi di dalam tubuh. Kondisi kelebihan hormon tiroid ini dapat menimbulkan gejala jantung
berdebar, tangan gemetar, dan berat badan turun drastis.
Kelenjar tiroid terletak di bagian depan leher dan berperan sebagai penghasil hormon
tiroid. Hormon ini berfungsi untuk mengendalikan proses metabolisme, seperti mengubah
makanan menjadi energi, mengatur suhu tubuh, dan mengatur denyut jantung.
Kerja dari kelenjar tiroid juga dipengaruhi oleh kelenjar di otak yang dinamakan kelenjar
pituitari atau kelenjar hipofisis. Kelenjar hipofisis akan menghasilkan hormon yang dinamakan
TSH dalam mengatur kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid.
Ketika kadar hormon tiroid dalam tubuh terlalu tinggi, maka proses metabolisme akan
berlangsung semakin cepat dan memicu berbagai gejala. Penanganan perlu segera dilakukan
untuk mencegah memburuknya gejala hyperthyroidism atau hipertiroid yang muncul.
II. A. Penyebab
Gangguan yang dapat menyebabkan hipertiroid bermacam-macam, mulai dari penyakit
autoimun hingga efek samping obat. Berikut ini adalah berbagai penyebab penyakit dan kondisi
yang bisa menyebabkan hipertiroidisme:

 Penyakit Graves akibat autoimun atau kekebalan tubuh sendiri yang menyerang sel
normal.
 Peradangan kelenjar tiroid atau tiroiditis.
 Benjolan, seperti toxic nodular tiroid, atau tumor jinak di kelenjar tiroid atau kelenjar
pituitari (hipofisis).
 Kanker tiroid.
 Tumor di testis atau ovarium.
 Konsumsi obat dengan kandungan iodium tinggi, misalnya amiodarone.
 Penggunaan cairan kontras dengan kandungan iodium dalam tes pemindaian.
 Terlalu banyak konsumsi makanan yang mengandung iodium tinggi, seperti makanan
laut, produk susu, dan telur.

Selain beberapa penyebab di atas, ada faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan risiko
seseorang terkena hipertiroidisme. Faktor risiko tersebut meliputi:

 Berjenis kelamin wanita.


 Memiliki anggota keluarga yang menderita penyakit Graves.
 Menderita penyakit kronis, seperti diabetes tipe 1, anemia, atau gangguan kelenjar
adrenal.

II. B. Gejala dan Tanda


Gejala yang ditimbulkan oleh hipertiroidisme terjadi akibat metabolisme tubuh berlangsung
lebih cepat. Gejala ini dapat dirasakan secara perlahan maupun mendadak. Gejala yang muncul
antara lain:

 Jantung berdebar
 Tremor atau gemetar di bagian tangan
 Mudah merasa gerah dan berkeringat (hiperhidrosis)
 Gelisah
 Mudah marah
 Berat badan turun drastis
 Sulit tidur
 Konsentrasi menurun
 Diare
 Penglihatan kabur
 Rambut rontok
 Gangguan menstruasi pada wanita
Selain gejala yang dapat dirasakan oleh penderita, ada beberapa tanda-tanda fisik yang dapat
ditemukan pada penderita hipertiroidisme. Tanda tersebut meliputi:

 Pembesaran kelenjar tiroid atau penyakit gondok


 Bola mata terlihat sangat menonjol
 Muncul ruam kulit atau biduran
 Telapak tangan kemerahan
 Tekanan darah meningkat

Selain itu, terdapat jenis hipertirodisme yang tidak menimbulkan gejala. Gangguan ini
disebut hipertiroid subklinis. Kondisi ini ditandai dengan meningkatnya TSH tanpa disertai
dengan hormon tiroid. Setengah penderitanya akan kembali normal tanpa pengobatan khusus.

II. C. Cara Menegakkan Diagnosis


Gambaran klinik hipertiroidi dapat ringan dengan keluhan - keluhan yang sulit
dibedakan dari reaksi kecemasan, tetapi dapat berat sampai mengancam jiwa penderita karena
timbulnya hiperpireksia, gangguan sirkulasi dan kolaps.3 Keluhan utama biasanya berupa salah
satu dari meningkatnya nervositas, berdebardebar atau kelelahan. Dari penelitian pada
sekelompok penderita didapatkan 10 geiala yang menonjol yaitu
- Nervositas
- Kelelahan atau kelemahan otot-otot
- Penurunan berat badan sedang nafsu makan baik
- Diare atau sering buang air besar
- Intoleransi terhadap udara panas
- Keringat berlebihan
- Perubahan pola menstruasi
- Tremor
- Berdebar-debar
- Penonjolan mata dan leher
Gejala-gejala hipertiroidi ini dapat berlangsung dari beberapa hari sampai beberapa
tahun sebelum penderita berobat ke dokter, bahkan sering seorang penderita tidak menyadari
penyakitnya.Pada pemeriksaan klinis didapatkan gambaran yang khas yaitu : seorang penderita
tegang disertai cara bicara dan tingkah laku yang cepat, tanda-tanda pada mata, telapak tangan
basah dan hangat, tremor, onchōlisis, vitiligo, pembesaran leher, nadi yang cepat, aritmia,
tekanan nadi yang tinggi dan pemendekan waktu refleks Achilles. Atas dasar tanda-tanda klinis
tersebut sebenarnya suatu diagnosis klinis sudah dapat ditegakkan.
Untuk daerah di mana pemeriksaan laboratorik yang spesifik untuk hormon tiroid tak
dapat dilakukan, penggunaan indeks Wayne dan New Castle sangat membantu menegakkan
diagnosis hipertiroid. Pengukuran metabolisme basal (BMR), bila basil BMR > ± 30, sangat
mungkin bahwa seseorang menderita hipertiroid. Untuk konfirmasi diagnosis perlu dilakukan
pemeriksaan hormon timid (thyroid function test), seperti kadar T4 dan T3, kadar T4 bebas atau
free thyroxine index (FT41). Adapun pemeriksaan lain yang dapat membantu menegakkan
diagnosis a.l.: pemeriksaan antibodi tiroid yang meliputi anti tiroglobulin dan antimikrosom,
pengukuran kadar TSH serum, test penampungan yodium radioaktif (radioactive iodine uptake)
dan pemeriksaan sidikan tiroid (thyroid scanning) Khir mengemukakan pendapatnya untuk
menegakkan diagnosis PG, yakni : adanya riwayat keluarga yang mempunyai penyakit yang
sama atau mempunyai penyakit yang berhubungan dengan otoimun, di samping itu pada
penderita didapatkan eksoftalmus atau miksedem pretibial; kemudian dikonfirmasi dengan
pemeriksaan antibodi tiroid.

II. D. Penatalaksanaan
Hipertiroid adalah kondisi yang terjadi akibat tiroid memproduksi lebih banyak hormon
dibandingkan yang dibutuhkan. Gangguan ini disebut juga sebagai tiroid yang terlalu aktif. Saat
hipertiroid terjadi, dampak yang dirasakan dapat terjadi di seluruh tubuh. Saat masalah ini
terjadi, hormon berlebih tersebut dapat mempercepat metabolisme.

Saat metabolisme terlalu cepat disebabkan oleh hipertiroid, ada beberapa gejala yang
dapat ditimbulkan. Gejala tersebut, seperti detak jantung yang terasa lebih cepat, mengalami
kecemasan dan gugup tanpa alasan yang jelas, hingga nafsu makan yang meningkat drastis.

Agar masalah ini tidak terjadi, ada beberapa cara untuk mengatasi hipertiroid yang terjadi, antara
lain:

1. Yodium Radioaktif

Salah satu cara untuk atasi hipertiroid dengan meminum zat radioaktif berupa yodium.
Minuman ini dapat diserap oleh kelenjar tiroid yang membuat bagian tersebut menyusut.

Gejalanya dapat mereda dalam beberapa bulan dan kelebihan zat yodium radioaktif dapat
menghilang dalam beberapa minggu hingga bulan. Meski begitu, kamu mungkin perlu minum
obat setiap hari untuk mengganti tiroksin.

2. Obat Anti-Tiroid

Beberapa obat-obatan anti-tiroid juga dapat dikonsumsi secara bertahap untuk


mengurangi gejala dari hipertiroid. Hal ini ampuh untuk mencegah kelenjar tiroid dalam
memproduksi hormon dalam jumlah berlebih. Gejalanya dapat mulai membaik dalam beberapa
minggu hingga hitungan bulan. 

Namun, pengobatan ini perlu dilakukan paling tidak satu tahun meski masalahnya sudah
membaik. Selain itu, pengobatan yang dilakukan memiliki risiko untuk menyebabkan efek
samping, seperti kerusakan hati yang serius dan bahkan kematian. Maka dari itu, penting untuk
mendapatkan persetujuan dari dokter tentang konsumsi obat ini.
3. Beta Blocker

Beta blocker adalah pengobatan yang dilakukan untuk meredakan gejala hipertiroid,
seperti tremor, detak jantung cepat, dan palpitasi. Namun, cara ini tidak dapat memengaruhi
kadar tiroid yang berlebih di dalam tubuh. Dokter mungkin meresepkannya hingga kadar tiroid
mendekati normal.

4. Pembedahan 

Metode pembedahan yang disebut juga tiroidektomi, yang merupakan salah satu cara
untuk atasi hipertiroid. Pembedahan ini dapat dilakukan pada seluruh atau sebagian kelenjar
tiroid. Cara ini merupakan pilihan pada seseorang yang tidak dapat menerima pengobatan
lainnya. Dokter akan mengangkat sebagian besar kelenjar tiroid agar masalah dapat selesai.

Namun, ada risiko saat melakukan operasi ini, termasuk kerusakan pada pita suara dan
kelenjar paratiroid yang berguna untuk membantu tubuh mengontrol kadar kalsium dalam darah.
Selain itu, kamu perlu mengonsumsi obat untuk memasok hormon tiroid agar metabolisme tubuh
tetap normal. Obat pengontrol kadar kalsium darah juga perlu dikonsumsi.

Itulah beberapa metode pengobatan dari hipertiroid yang bisa dilakukan. Jika kamu
mengalami gejala dari masalah pada hormon tiroid ini, ada baiknya segera melakukan
pemeriksaan. Dengan begitu, pengobatan dini dapat dilakukan dan segala komplikasi yang
mungkin terjadi bisa dihindari.

III. Kesimpulan
Penyebab dari hipertiroidisme yaitu adanya gangguan homeostatic yang disebabkan oleh
produksi TSH yang berlebihan atau adanya perubahan otonomi kelenjar tiroid menjadi
hiperfungsi kelenjar tiroid, hipofisis dan hipotalamus. ada banyak gejala pada penderita penyakit
ini yaitu gemetar, palpitasi, gelisah, penurunan berat badan yang drastis, nafsu makan meningkat,
emosional dan sebagainya

REFERENSI
1. https://media.neliti.com/media/publications/107539-ID-hubungan-status-
hipertiroid-dengan-siklu.pdf
2. https://www.alodokter.com/hipertiroidisme#:~:text=Penyakit%20hipertiroidisme
%20atau%20hipertiroid%20adalah,dan%20berat%20badan%20turun%20drastis.
3. https://core.ac.uk/download/pdf/12345632.pdf
4. https://www.halodoc.com/artikel/4-pilihan-pengobatan-untuk-mengatasi-
hipertiroid
5. https://www.slideshare.net/WarnetRaha/makalah-hipertiroidisme-43375509

Anda mungkin juga menyukai