Anda di halaman 1dari 24

DOWNLOAD CONTOH PTK SD SMP SMA TERBARU

Kamis, 17 Mei 2018


DOWNLOAD PTK IPS KELAS VII SMP METODE
TERBARU DOC
DOWNLOAD PTK IPS KELAS VII SMP METODE TERBARU DOC-Salah satu
upaya yang dapat dilakukan guru guna meningkatkan mutu pendidikan melalui
meningkatkan hasil belajar siswa, yaitu dengan menggunakan berbagai metode
pembelajaran terbaru yang sedang marak diterapkan oleh kalangan guru-guru
kreatif. Salah satu metode yang cukup efektif untuk menunjang keberhasilan
belajar siswa adalah metode pembelajaran kooperatif. download ptk ips smp doc.
 Dari hasil penelitian dari siklus pertama ketuntasan belajar yang dicapai yaitu
sebanyak 71,7 % dan siklus kedua sebanyak 100 %. Berdasarkan hasil penelitian
ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada materi permintaan dan
penawaran dapat meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe kepala bernomor struktur. Siswa berharap agar model pembelajaran
kooperatif tipe kepala bernomor struktur dapat digunakan pada materi IPS pada
konsep berikutnya.
Laporan penelitian tindakan kelas ini membahas IPS SMP yang diberi
judul “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KEPALA
BERNOMOR STRUKTUR DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS
PADA SISWA SMP NEGERI … “. Disini akan di bahas lengkap.
PTK ini bersifat hanya REFERENSI saja kami tidak mendukung PLAGIAT, Bagi
Anda yang menginginkan FILE PTK IPS SMP KELAS VII lengkap dalam bentuk
MS WORD SIAP DI EDIT dari BAB 1 – BAB 5 untuk bahan referensi penyusunan
laporan PTK dapat (SMS ke 081-7283-4988 dengan Format PESAN PTK SMP 011).

A.PROPOSAL TERBARU PTK IPS SMP KELAS VII


BAB I
PENDAHULUAN
 A. Latar Belakang Masalah
Pada saat sekarang, ilmu pengetahuan sangat dibutuhkan serta kemajuan ke arah
yang lebih baik di bidang pendidikan. Tidak hanya kemajuan teknologi, tapi juga
kemajuan ilmu pengetahuan, terutama dalam jenjang pendidikan sekolah.
Kemajuan teknologi tidak akan bermanfaat jika tidak diiringi oleh majunya
tingkat pendidikan suatu bangsa. Agar kita tidak tertinggal jauh oleh lajunya
perubahan dan perkembangan zaman di era global ini, maka diperlukan suatu
kinerja pendidikan yang bermutu tinggi. Pendidikan yang berkualitas sangat
diperlukan untuk mendukung terciptanya manusia yang cerdas serta mampu
bersaing di era globalisasi. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar
dalam membentuk karakter, perkembangan ilmu dan mental seorang anak, yang
nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan berinteraksi
dan melakukan banyak hal terhadap lingkungannya, baik secara individu
maupun sebagai makhluk sosial.
Pada kenyataannya, dari hasil observasi di kelas yang peneliti lakukan terhadap
43 siswa kelas VII.A di SMP Negeri 2 … pada tanggal … april …, ternyata masih
banyak guru yang menggunakan metode konvensional seperti ceramah saat
mengajar. Padahal sangat banyak model pembelajaran yang bisa diterapkan, agar
siswa tidak merasa bosan dengan kondisi belajar yang bisa dibilang sudah biasa-
biasa saja. Selain itu, guru hanya memperhatikan sekelompok anak yang pintar
dan kurang memperhatikan anak yang kurang pintar. Download ptk ips smp
docHal ini menyebabkan terjadinya diskriminasi di kelas itu sendiri, dan peserta
didik merasa di anak tirikan sehingga tidak jarang lagi terjadi situasi belajar yang
kurang kondusif di kelas. Sebagian peserta didik sibuk dengan aktivitas mereka
masing, mengobrol, main HP dan mengerjakan tugas untuk pelajaran
berikutnya.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
tindakan kelas dengan judul ”Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Kepala Bernomor Struktur dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa
SMP Negeri 2 …”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat di
identifikasikan masalah sebagai berikut :
1. Metode pembelajaran yang monoton. Hal ini dapat diketahui dari observasi
dan wawancara yang peneliti lakukan, selama peneliti melaksanakan observasi
guru tidak terlihat menggunakan model pembelajaran selama proses
pembelajaran berlangsung, hal ini diperkuat oleh data hasil wawancara dengan
siswa, data tersebut menunujukan bahwa guru sangat jarang menggunakan
model pembelajaran saat proses belajar mengajar di kelas.
2. Masih banyak guru yang menerapkan sistem hapalan. Hal ini dapat diketahui
dari hasil wawancara yang peniliti lakukan dengan guru IPS yang mengajar di
kelas VII.A. Dari 3 guru yang peniliti wawancarai, semuanya menerapkan sistem
hapalan saat mengajar.
3. Umumnya pembelajaran di kelas masih bersifat teacher centered. Selama
peneliti melaksanakan observasi, proses belajar mengajar di kelas masih bersifat
teacher centered. Semua kegiatan di kelas selalu di lakukan oleh guru, siswa
hanya mendengar penjelasan dari guru.
4. Siswa pasif dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini dapat diketahui dari hasil
observasi yang peniliti lakukan di kelas VII.A. Siswa kebanyakan diam dan
mendengarkan penjelasan dari guru.
5. Guru sering menerapkan metode ceramah. Hal ini dapat di lihat saat proses
belajar di kelas, guru sering menerapkan metode ceramah. contoh ptk geografi
smp kelas VII
6. Rendahnya hasil belajar IPS. Rendahnya hasil belajar IPS dapat diketahui dari
nilai hasil belajar siswa, berdasarkan data dari hasil wawancara dengan guru IPS
sebelum melaksanakan penelitian dikatakan bahwa nilai hasil belajar siswa kelas
VII.A rendah, tidak sampai 50 % dari jumlah siswa yang mendapat nilai bagus.
Model pembelajaran kooperatif belum maksimal. Berdasarkan hasil observasi
dan wawancara yang peniliti lakukan dapat diketahui bahwa guru hanya
menerapkan model pembelajaran konvensional, hal ini disebabkan karena
penerapan model pembelajaran menggunakan waktu yang lumayan lama dan
tidak semua guru mengetahui apa yang dimaksud model pembelajaran
kooperatif.
C. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah yang di uraikan di atas diperoleh gambaran
permasalahan yang cukup luas. Namun karena keterbatasan waktu dan
kemampuan, maka penulis membatasi masalah yang akan di bahas yaitu hanya
pada:
1. Rendahnya hasil belajar IPS pada siswa SMP Negeri 2 ….
2. Penerapan model pembelajaran kooperatif mempengaruhi hasil belajar IPS
pada siswa SMP Negeri 2 ….
D. Perumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah Bagaimana pembelajaran dengan
menggunakan model Pembelajaran Kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur
dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Meningkatkan hasil belajar IPS (Ekonomi) dalam konsep Permintaan dan
Penawaran pada siswa kelas VII.A SMP Negeri 2 … melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor struktur.
2. Mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kepala
bernomor struktur terhadap semangat dan keaktifan belajar IPS siswa kelas
VII.A SMP Negeri 2 ….
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian dilakukan agar dapat bermanfaat bagi peneliti, para peserta
didik, guru dan komponen pendidikan di sekolah. Manfaat penelitian tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai suatu karya ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan mengenai penerapan model
pembelajaran koopearatif tipe kepala bernomor struktur terhadap peningkatan
hasil belajar IPS. Contoh ptk ips smp kelas 7 kurikulum 2013 
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman untuk kegiatan
penelitian berikutnya yang sejenis.
c. Akan memperkaya khazanah dari Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
d. Riset ini merupakan bukti empiris tentang filsafat pendidikan
konstruktivisme.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
Diharapkan berani mengemukakan pendapat, ide dan gagasan yang mereka
miliki dan juga harus meningkatkan motivasi, hasil belajar.
b. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam metode
pembelajaran di sekolah, sehingga proses serta hasil kegiatan belajar mengajar
optimal.
c. Bagi Guru
Diharapkan dapat menggunakan metode yang variatif, salah satunya yaitu
dengan menggunakan metode yang dapat melibatkan siswa secara aktif yaitu
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kepala Bernomor Struktur dalam
pembelajaran IPS, agar proses belajar mengajar menjadi menyenangkan.
d. Bagi penulis
Dapat menambah pengetahuan dan dapat mengembangkan ilmu yang diperoleh
selama menjalani kuliah.
e. Bagi para akademisi
Dapat menambah ilmu pengetahuan di bidang pendidikan, sehingga dapat
menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kepala Bernomor Struktur
untuk diaplikasikan dalam proses pembelajaran guna meningkatkan kualitas
pembelajaran IPS bagi para siswa.
f. Bagi peneliti lebih lanjut
Dapat memberi sumbangsih pengetahuan dan sebagai referensi dalam
penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kepala Bernomor Struktur
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar IPS.

B.C0NTOH PTK IPS SMP KURTILAS DENGAN


METODE TERBARU
BAB II
DESKRIPSI TEORI, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
 A. Deskripsi Teoritis
1. Metode Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Pembelaj aran Kooperatif
Sistem pembelajaran kooperatif atau cooperative learning merupakan sistem
pengajaran yang memberi kesempatan lebih banyak kepada anak didik untuk
bekerja sama dengan sesama siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan
oleh guru. “Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang lebih
mengutamakan sistem belajar berkelompok”.
Sistem pembelajaran kooperatif senantiasa mendorong siswa untuk bekerja sama
dengan seluruh anggota kelompoknya sehingga terjalin suatu interaksi yang kuat
dan tercipta suatu kerja sama kelompok yang efektif.
Pembelajaran kooperatif bernaung dalam teori konstruktivisme. Pembelajaran
ini muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan
memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya.
Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu
memecahkan masalah-masalah yang kompleks.
Metode pembelajaran kooperatif adalah suatu metode pembelajaran yang
mengutamakan adanya kelompok-kelompok dan dalam pembentukan kelompok
harus berdasarkan karakteristik yang dikedepankan oleh pembelajaran
kooperatif yaitu kelompok belajar yang heterogen. Setiap siswa yang ada dalam
kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang
dan rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya,
suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan gender. Contoh ptk ips smp
kelas 7 kurikulum 2013 Metode pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja
sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan
keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan metode
pembelajaran kooperatif adalah meningkatkan hasil belajar akademik siswa dan
siswa dapat menerima berbagai bentuk keragaman dan keunikan dari temannya,
serta berguna dalam pengembangan keterampilan sosial siswa.
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja
mengembangkan interaksi yang saling asuh antarsiswa untuk menghindari
ketersinggungan dan kesalah pahaman yang dapat menimbulkan permusuhan.
Tabel 2.1
Langkah-langkah dalam model pembelajaran kooperatif, yaitu:
b. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif
Karakteristik model pembelajaran kooperatif, yaitu
1. Pembelajaran secara tim
Tim harus mampu membuat setiap siswa belajar. Semua anggota kelompok
harus saling membantu dalam mencapai tujuan pembelajaran karena kriteria
keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh keberhasilan tim. Kelompok harus
bersifat heterogen dimaksudkan agar setiap anggota kelompok dapat saling
memberikan pengalaman, saling memberi dan menerima, dan diharapkan setiap
anggota memberikan konstribusi terhadap keberhasilan kelompok.
2. Didasarkan pada manajemen kooperatif
Dalam manajemen kooperatif harus terdapat fungsi perencanaan, fungsi
organisasi dan fungsi kontrol.
3. Kemauan untuk bekerja sama
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara
kelompok, sehingga setiap anggota kelompok harus saling membantu dan
bekerja sama.
4. Keterampilan bekerja sama
Kemauan bekerja sama harus dipraktikkan melalui aktivitas dan kegiatan yang
tergambar dalam keterampilan bekerja sama. Siswa perlu dibantu mengatasi
berbagai hambatan dalam berinteraksi dan berkomunikasi, sehingga tiap siswa
dapat menyampaikan ide, mengemukakan pendapat, dan memberikan kontribusi
kepada keberhasilan kelompok.
c. Tipe-tipe Pembelajaran Kooperatif
1. Lesson study
Lesson Study adalah suatu metode yang dikembangkan di Jepang yang dalam
bahasa Jepangnya disebut Jugyokenkyuu.L esso n study merupakan suatu proses
dalam mengembangkan profesionalitas guru-guru di Jepang dengan jalan
menyelidiki dan menguji praktik mengajar mereka agar menjadi lebih efektif.
Lesson study dapat meningkatkan cara mengajar guru di kelas dengan
menggunakan model pembelajaran lesson study, guru melihat, menguji dan
menggunakan seluruh kemampuan yang dimiliki pada saat proses belajar
mengajar. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan efektifitas waktu yang
digunakan saat mengajar.
2. Examples non examples
Exam ples non exam ples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-
contoh. Contoh-contoh dapat dari kasus atau gambar yang relevan dengan
kompetensi dasar (KD).
Metode belajar seperti dapat meningkatkan pemahaman siswa karena disamping
memberikan materi, guru langsung memberikan contoh-contoh yang
berhubungan dengan materi yang di ajarkan. Sebagai contoh, pada saat materi
penawaran guru langsung memberikan gambar orang yang berada di pasar. Hal
ini dilakukan agar siswa lebih paham dan dapat menganalisis gambar tersebut.
d. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kepala Bernomor Struktur
Kepala Bernomor Struktur merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Pembelajaran dengan
Kepala Bernomor Struktur dapat melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah
materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman siswa
terhadap isi pelajaran tersebut. Kepala Bernomor Struktur bisa digunakan dalam
semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Perbedaan
yang mendasar antara keduanya adalah pada penugasan dan masuk keluarnya
anggota kelompok. Download ptk ips smp kelas 7 doc 
Tabel 2.2
Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif NHT (Number Head Together
dengan Model Pembelajaran Kooperatif Kepala Bernomor Struktur)
Layaknya pembelajaran kooperatif, Kepala Bernomor Struktur juga
mengedepankan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Kepala Bernomor
Struktur menerapkan pembelajaran yang berpusat pada siswa atau student
centered. Karena dalam Kepala Bernomor Struktur memakai sistem
pembelajaran berkelompok, jadi sangat diharapkan agar terjalin interaksi yang
saling mendukung antara sesama siswa sehingga dapat memupuk rasa kerja
sama dan tanggung jawab dari masing-masing siswa atau anggota kelompok.
Tata cara pelaksanaan Kepala Bernomor Struktur adalah :
1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
2. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok beranggotakan 3-4 siswa. Siswa dalam
setiap kelompok mendapat nomor urut 1 sampai 4.
3. Guru memberi tugas siswa, penugasan diberikan kepada setiap siswa
berdasarkan nomor terhadap tugas yang berangkai. Misalnya : siswa nomor satu
bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga
melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya.
4. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Contoh ptk ips smp
terbaru Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa
siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan
tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama
mereka.
5. Melaporkan hasil kerja kelompok dan tanggapan dari kelompok yang lain.
6. Kesimpulan.
Setelah berakhirnya diskusi, guru juga bisa memberikan kuis individu kepada
siswa. Berdasarkan hasil kuis sebaiknya guru membuat skor perkembangan tiap
siswa, lalu mengumumkan hasil kuis dan member penghargaan pada siswa yang
mendapat skor paling tinggi.
Tabel 2.3
Kelebihan dan kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Kepala
Bernomor Struktur
Metode pembelajaran saat ini umumnya masih mengedepankan metode ceramah
atau konvensional, di mana situasi belajar bersifat teacher center ed. Paradigma
ini tidaklah begitu menguntungkan bagi perkembangan siswa karena siswa
hanya menjadi objek pendengar tanpa melakukan aktivitas bermakna selama
proses pembelajaran berlangsung. Ketidak aktifan siswa dapat menyebabkan
siswa menjadi bosan dalam menghadapi proses belajar, sehingga siswa tidak lagi
berkonsentrasi terhadap materi pelajaran yang disampaikan guru. Jika kondisi
ini berlangsung terus menerus maka dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa
yaitu terjadinya penurunan hasil belajar siswa.
Pembelajaran kepala bernomor struktur memberikan kesempatan kepada siswa
untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling
tepat. Selain itu, pembelajaran kepala bernomor struktur juga mendorong siswa
untuk meningkatkan semangat kerja sama siswa. Pembelajaran ini
dikembangkan untuk mencapai 3 tujuan yaitu: hasil belajar kognitif, penerimaan
tentang keragaman pendapat, dan pengembangan keterampilan membaca,
menjawab pertanyaan, menerima jawaban teman.
2. Hakikat Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan proses orang memperoleh kecakapan, keterampilan, dan
sikap. Belajar dimulai dari masa kecil sampai akhir hayat seseorang. Rasullah
SAW., menyatakan dalam salah satu hadistnya bahwa manusia harus belajar
sejak dari ayunan hingga liang lahat.
Siswa belajar di sekolah melalui perantara guru dibantu dengan berbagai fasilitas
penunjang guna mencapai keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran.
Berhasilnya suatu pembelajaran terkait dengan tercapai atau tidaknya tujuan
pembelajaran tersebut. Agar dapat tercapai keberhasilan pembelajaran dengan
semaksimal mungkin, maka diperlukan hubungan timbal-balik yang saling
mendukung antara siswa dan guru, sehingga terjadi kondisi belajar yang
kondusif di kelas.
Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan
proses perubahan tingkah laku individu dalam jangka waktu tertentu, baik
perubahan dengan adanya stimulus atau rangsangan dari luar dengan cara
melihat, mendengar, membaca, maupun perubahan dengan stimulus dari dalam
diri yaitu berupa pengalaman-pengalaman diri sendiri dan dapat juga berubah
dari pengalaman orang lain serta perubahan itu terjadi dengan sendirinya.
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
1. Waktu Istirahat
Selama menjalankan proses belajar, tubuh maupun otak membutuhkan waktu
istirahat yang cukup agar tidak terlalu letih dan tidak menimbulkan kejenuhan.
Terlebih lagi kalau mempelajari materi pelajaran yang memua bahan belajar
yang cukup banyak, maka perlu disediakan waktu-waktu tertentu untuk istirahat.
2. Pengetahuan tentang materi yang dipelajari secara menyeluruh
Tingkat kecerdasan siswa yang satu dan lainnya tidaklah sama. Daya ingat siswa
akan materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru juga berbeda. Makin
rumit bahasan suatu materi pelajaran, maka akan semakin sukar untuk
menguasai materi secara keseluruhan.
Siswa yang kurang mampu diharapkan mempelajari materia ajar sebelum proses
belajar dimulau, hal ini dapat membantu mereka dalam prose pembelajaran di
kelas karena mereka telah mempelajari di rumah.
3. Pengertian terhadap materi yang dipelajari
Hal yang pertama dalam mempelajari sesuatu adalah kita mengerti terhadap apa
yang kita pelajari tersebut. Dalam mempelajari satu materi pelajaran, sebaiknya
siswa paham dulu dengan materi tersebut dalam artian siswa tahu hakikat dari
mata pelajaran tersebut. Sehingga di saat guru menjelaskan pelajaran, maka
siswa yang sudah mengerti tentang materi pelajaran tersebut akan lebih mudah
menerima pelajaran yang diberikan oleh guru dibandingkan dengan siswa yang
belum mengerti sama sekali.
4. Pengetahuan akan prestasi sendiri
Menyadari akan ukuran prestasi kita sendiri, dapat memotivasi kita untuk
introspeksi terhadap berbagai kekurangan yang dihadapi dalam belajar. Dengan
mengetahui kekurangan-kekurangan tersebut akan memacu kita untuk lebih
bergiat lagi sehingga pengetahuan akan prestasi sendiri dapat mempercepat kita
mempelajari sesuatu.
c. Prinsip Belajar
Adapun prinsip belajar, yaitu:
1. Prinsip belajar adalah perilaku Perubahan perilaku sebagai hasil belajar
memiliki ciri-ciri permanen dan bertujuan serta terarah.
2. Belajar merupakan proses
Belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai Belajar
adalah proses sistemik yang dinamis, konstruktif dan organik.
3. Belajar merupakan pengalaman
Pengalaman pada dasarnya adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dan
lingkungannya.
d. Pengertian Hasil Belajar
“Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses
pembelajaran. ptk ips terpadu smp kelas 7 doc Proses penilaian terhadap hasil
belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam
upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar”.
Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah
satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang
dikategorisasikan oleh para pakar pendidikan sebagaiman tersebut di atas tidak
terlihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif.
Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar, dapat dilihat dar perubahan
perilaku yang ditunjukkan oleh orang tersebut. Jika seseorang sudah
menunjukkan suatu bentuk perubahan yang berarti atau suatu perubahan ke
arah yang lebih baik, maka orang tersebut dapat dikatakan sudah memperoleh
keberhasilan dalam belajar. Namun jika seseorang tidak menunjukkan
perubahan apa-apa atau bahkan perilaku dan tindakan menjad lebih buruk,
maka orang tersebut dapat dikatakan belum berhasil dalam belaja atau gagal.
3. Hakikat Pendidikan IPS
a. Pengertian Pendidikan IPS
Pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu
sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan
disajikan secara ilmiah dan pedagogis atau psikologis untuk tujuan pendidikan.
IPS merupakan padanan dari Social Studies dalam konteks kurikulum di
Amerika Serikat. Istilah tersebut pertama kali digunakan di AS pada tahun 1913
mengadopsi nama lembaga Sosial Studies yang mengembangkan kurikulum di
AS. Menurut Hamid Hasan kurikulum Pendidikan IPS tahun 1994 merupakan
fungsi dari berbagai disiplin ilmu.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa IPS adalah suatu mata
pelajaran yang mengkaji kehidupan sosial yang bahannya didasarkan pada kajian
sejarah, geografi, ekonomi, serta mata pelajaran ilmu sosia lainnya yang memiliki
tujuan penting bagi pendidikan.
b. Tujuan Pendidikan IPS
“Tujuan utama IPS di tingkat sekolah yaitu untuk mempersiapkan para peserta
didik sebagai warga Negara yang menguasai pengetahuan (knowledge),
keterampilan (skills), sikap dan nilai (attitudes and values) yang dapat digunakan
sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah pribadi atau masalah sosial
serta kemampuan mengambi keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai
kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik”.
Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi
bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan
bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
c. Karakteristik Pendidikan IPS
Karakteristik mata pelajaran IPS SMP/MTs antara lain sebagai berikut:
1. IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi hukum
dan politik, kewarganegaraan, sosiologi bahkan juga bidang humaniora,
pendidikan dan agama.
2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan
geografi, sejarah, ekonomi dan sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga
menjadi pokok bahasan atau topik (tema) tertentu.
3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbaga
masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan
multidisipliner.
4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS dapat menyangkut peristiwa
dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan,
adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta
upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan,
kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan.
5. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS menggunakan tiga dimensi
dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia
secara keseluruhan.
d. Ruang Lingkup Pendidikan IPS
IPS bukanlah mata pelajaran yang berdiri sendiri, tetapi terdiri dari beberapa
disiplin ilmu, yaitu sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi dan tata
Negara.
Ruang lingkup mata pelajaran IPS (Terpadu) meliputi beberapa aspek¬aspek
sebagai berikut:
a. Manusia, tempat dan lingkungan.
b. Waktu, keberlanjutan dan perubahan.
c. Sistem sosial dan budaya.
d. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.
B. Perumusan Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, maka penerapan Pembelajaran
Kooperatif tipe Kepala Bernomor Berstruktur diduga dapat meningkatkan hasil
belajar IPS siswa.
C.CONTOH  PROPOSAL PTK IPS SMP DOC
LENGKAP
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
 A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 … pada mata pelajaran IPS kelas
VII.A. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015.
Penelitian dilaksanakan selama 1 (satu) bulan dimulai dari 21 April sampai 26
Mei 2015. Alasan penulis memilih tempat penelitian di sekolah tersebut sebagai
berikut:
1. Lokasi sekolah tersebut dapat dijangkau dengan mudah.
2. Penulis mengenal keadaan sekolah tersebut sehingga memudahkan dalam
melakukan observasi.
Adapun waktu penelitian dilaksanakan selama dua bulan, dimulai dari bulan
April hingga bulan Mei 2015.
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian
tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk
mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subjek penelitian di
kelas tersebut. Download ptk ips smp doc 
Hakikat Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian Tindakan Kelas (C la sr oom A ct ion Research), merupakan sebuah
penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri dengan jalan merancang,
melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif
dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja guru sehingga kegiatan belajar
meningkat.
Menurut Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa “penelitian tindakan kelas
adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan pendidikan dengan melakukan
perubahan ke arah perbaikan terhadap hasil pendidikan dan pembelajaran”.
Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru
untuk memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam
konteks pembelajaran di kelas dan meningkatkan program sekolah secara
keseluruhan.
2. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
Dalam karakteristik penelitian tindakan kelas terdapat 6 karakteristik, sebagai
berikut :
a. Fokus Penelitian Tindakan yang Praktis
Tujuan dari penelitian tindakan ini adalah untuk menangani suatu problema
aktual pada setting pendidikan. Dengan demikian, para peneliti penelitian
tindakan mengkaji isu-isu praktis yang akan menghasilkan keuntungan bagi
pendidikan.
b. Pendidik-Peneliti memiliki kegiatan praktis
Ketika para peneliti penelitian tindakan terlibat dalam suatu kajian, mereka
merasa sendiri, bukan mengkaji praktik kegiatan orang lain. Dalam hal ini para
peneliti penelitian terjun ke dalam penelitian partisipatoris dimana mereka
mengalihkan pandangan pengamatan pada ruang kelas, sekolah, atau praktik-
praktik pendidikan mereka sendiri.
c. Kolaborasi
Para peneliti penelitian tindakan berkolaborasi dengan orang lain, seringkali
melibatkan ko-partisipan di dalam penelitian. Para ko-partisipan ini bisa
individu didalam sekolah atau personal diluar sekolah.
d. Suatu Proses yang Dinamis
Para peneliti tindakan yang terjun kedalam suatu proses yang dinamis meliputi
pengulangan kegiatan. Dalam proses penelitian, proses tersebut tidak mengikuti
suatu pola linear atau suatu urutan kausal dari masalah ke tindakan.
e. Penelitian Bersama
Tidak seperti penelitian tradisional bahwa investigator melaporkan dan
dipublikasikan dalam jurnal dan buku-buku, para peneliti penelitian tindakan
melaporkan hasil kegiatan penelitian mereka kepada para pendidik, yang
selanjutnya segera dapat menggunakan hasilnya.
3. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
Tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah demi perbaikan dan peningkatan
layanan profesional guru dalam menangani proses pembelajaran dapat dicapai
dengan melakukan refleksi untuk mendiagnosis keadaan. Tujuannya adalah
mengembangkan keahlian guru, dosen dalam mengajar, dan tiap metode
penelitian manapun yang mereka gunakan tidak mengubah profesi dan etika
pendidikan.
4. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
Manfaat penelitian tindakan kelas yang pertama, adalah meningkatkan kerja
sama antar guru dengan siswa dalam memecahkan permasalahan pembelajaran
di kelas, yang kedua adalah diharapkan dapat menumbuh kembangkan sikap
invatif dan budaya meneliti para guru khususnya dalam mencari solusi terhadap
permasalahan pembelajaran dikelas, yang ketiga adalah sebagai pengumpulan
informaasi tentang sistem, perilaku atau komponen kegiatan yang lengkap dan
terperinci, bermanfaat dalam perbaikan kegiatan pembelajaran.
5. Model Penelitian Tindakan Kelas
Gambar 3.1 Alur Penelitian
Sebelum pelaksanaan, penulis perlu melakukan berbagai persiapan sehingga
semua komponen yang direncanakan dapat dikelola dengan baik. Langkah-
langkah persiapan yang perlu ditempuh adalah: (1) Membuat skenario
pembelajaran, (2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang
diperlukan di kelas, (3) Mempersiapkan cara merekam dan menganalisis data
mengenai proses dan hasil tindakan perbaikan, (4) Melakukan simulasi
pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji keterlaksanaan rancangan.
Metode penelitian kelas ini dilakukan pada pembelajaran IPS dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
C. Subjek Yang Terlibat Dalam Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa SMP Negeri 2 …. Kelas VII.A
yang berjumlah 43 terdiri dari 24 siswa dan 19 siswi. Download ptk ips smp kelas 7
doc Subjek penelitian ini dipilih karena kelas tersebut memiliki kemampuan
akademis yang biasa-biasa saja dan berdasarkan kecocokan waktu penelitian
maka 8.2 dipilih sebagai subjek penlitian.
D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian
Peneliti berperan sebagai observer sekaligus guru kelas yang berkolaborasi
dengan teman sebaya sebagai partner untuk mengevaluas kelebihan dan
kekurangn peneliti dalam proses pembelajaranKooperatif tipe K epala B ernom
or Str uktur pada mata pelajaran IPS.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Penelitian tindakan diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan
(prapenelitian) kemudian akan dilanjutkan dengan siklus 1 dan siklus
selanjutnya hingga mencapai indikator keberhasilan.
Adapun uraian dari tahapan-tahapan penelitian di atas adalah sebagai berikut:
1. Pra Penelitian
a. Pengamatan Keadaan Kelas
Pada kegiatan ini peneliti mengadakan pengamatan awal terhadap proses
pembelajaran di kelas VII.A SMP Negeri 2 …. Waktu pelaksanaan observasi yakni
dua minggu sebelum melakukan tindakan.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap guru mata pelajaran dan siswa. Tujuannya
adalah untuk mengetahui gambaran umum mengenai proses pembelajaran IPS,
untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh guru dan siswa dalam
proses pembelajaran IPS di kelas VII.A.
c. Analisis dan refleksi
Analisis dan refleksi dari kegiatan penelitian pendahuluan (pra penelitian) ini
dilakukan untuk menganalisis data yang diperoleh pada penelitian pendahuluan,
setelah itu direfleksikan untuk memperoleh cara yang tepat untuk mengatasi
permasalahan yang muncul sehingga dapat diberikan tindakan yang tepat pada
tahap pelaksanaan pembelajaran selanjutnya.
2. Siklus I
1) Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan yang dilakukan adalah:
a. Membuatan rencana pelaksaan pembelajaran.
b. Menyiapkan instrument (tes, lembar observasi).
c. Melakukan uji coba instrument.
2) Tahap Pelaksanaan
Tahapan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan peta konsep adalah
sebagai berikut:
Siklus I dilakukan dalam dua kali pertemuan.
Pertemuan pertama:
a. Apersepsi
b. Guru menjelaskan tentang pembelajaran kooperatif learning tipe kepala
bernomor struktur pada siswa.
c. Guru menjelaskan materi secara keseluruhan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur.
d. Melakukan tes awal (pretes), tujuannya adalah untuk mengukur seberapa jauh
siswa telah memiliki kemampuan mengenai hal-hal yang akan dipelajari. Contoh
ptk ips smp terbaru
e. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mendiskusikan materi yang
diberikan oleh guru dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Kepala Bernomor Struktur. Penugasan siswa berdasarkan nomor yang
diperolehnya. Hasil diskusi ditulis dipresentasikan oleh siswa yang bertugas.
f. Guru memberikan penjelasan sekaligus memberikan kesimpulan dari materi
yang telah didiskusikan oleh siswa.
g. Siswa melakukan tes akhir (postes) di akhir siklus, tujuannya adalah untuk
mengukur apakah siswa telah menguasai kompetensi tertentu seperti yang
dirumuskan dalam indikator hasil belajar.
3) Tahap Observasi
Pada tahap ini yang dilakukan adalah:
a. Kolaborator mengobservasi proses pembelajaran dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur sekaligus mengamati aktivitas siswa.
b. Kolaborator menilai hasil belajar IPS siswa setelah diberikan tes awal (preetes)
dan tes akhir (postes).
c. Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran.
4) Tahap Analisis dan Refleksi
Peneliti besama teman sebaya yang bertugas sebagai kolaborator dan observer
menganalisis sekaligus mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus I,
tindakan yang telah diberikan sudah sesuai atau belum dengan konsep
penelitian. Hasil penelitian I dibandingkan dengan indikator keberhasilan.
3. Siklus II dan siklus selanjutnya hingga hasil penelitian mencapai indikator
keberhasilan.
4. Penulisan Laporan Penelitian.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
1. Tercipta kelompok belajar yang aktif.
2. Situasi belajar yang menyenangkan.
3. Hasil belajar siswa meningkat.
G. Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini dianalisis berdasarkan hasil pre test dan post test,
lembar observasi, serta hasil wawancara terhadap guru dan siswa. Sedangkan
sumber data dalam penelitian ini adalah guru, siswa, dan peneliti.
H. Instrumen-Instrumen Pengumpulan Data
1. Tes
Lembar tes tertulis ini berupa pre test dan post test soal-soal pada pokok bahasan
yang di pelajari berbentuk pilihan ganda. Tes ini diberikan kepada siswa kelas
VII.A sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan pembelajara
koperatif tipe Kepala Bernomor Struktur untuk memperoleh gambaran hasil
belajar siswa sebelum dan sesudah aktivitas siswa saat proses pembelajaran.
2. Nontes
a. Observasi
Observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap
kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi
tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan baik dengan siswa, maupun dengan guru setelah proses
pembelajaran berakhir. Wawancara dilakukan setiap akhir siklus dalam
penelitian. Pedoman wawancara dengan guru menitikberatkan pada tanggapan
dan kendala-kendala yang dialami dalam penerapan rencana pembelajaran dan
cara penyelesaiannya. download ptk ips smp doc Pedoman wawancara dengan
siswa menitikberatkan pada tanggapan dan kesulitan siswa selama proses
pembelajaran, serta saran siswa terhadap pembelajaran berikutnya.
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
1. Tes
Tes yang dilakukan pada setiap siklus yaitu berupa pretest dan posttest. Pretest
dan postest dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar
siswa dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe kepala
bernomor struktur.
2. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam
pembelajaran di kelas ketika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
kepala bernomor struktur. Lembar observasi ini berupa penilaian aktivitas siswa
di kelas ketika diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe kepala
bernomor struktur.
3. Wawancara
Wawancara pada saat observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi siswa serta
untuk mengetahui gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran dan
masalah-masalah yang dihadapi di kelas. Wawancara setelah tindakan dilakukan
untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
kepala bernomor struktur terhadap hasil belajar siswa. Wawancara dilakukan
kepada guru mata pelajaran dan siswa.
J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan (Trusworthiness) Studi
Sebelum tes tersebut dijadikan sebagai instrument penelitian, terlebih dahulu
dilakukan uji coba kepada responden, yaitu orang-orang diluar sampel (subjek)
yang telah ditetapkan, dalam hal ini di luar subjek yang sudah ditetapkan. Pada
penelitian ini uji coba dilakukan kepada siswa kelas IX. Tes uji coba tersebut
dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrument tersebut dapat memenuhi
syarat validitas dan reliabilitasnya atau tidak.
1) Validitas instrumen
Validitas adalah derajat ketepatan suatu alat ukur tentang pokok isi atau arti
sebenarnya yang diukur. Untuk mengetahui setiap item soal memiliki validitas.
Untuk mencari validitas dari setiap item soal, menggunakan rumus point
biserial :
Rumus 3.1
2) Reliabilitas instrumen
Reliabilitas didefinisikan sebagai konsisten dari suatu tes. Realibilitas instrumen
hasil belajar IPS pada penelitian ini diuji dengan menggunakan rumus kuder dan
Richardson (KR-20).
Rumus 3.2
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaran dari item soal,
mudah, sedang dan sukar. Rumus yang digunakan adalah :
Rumus 3.3
4) Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara
siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.
Untuk mengetahui indeks diskriminasi digunakan rumus :
Rumus 3.4
5) Skor Gain (N-Gain)
Gain adalah selisih antara nilai post test dan pre test, gain menunjukkan
peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran
dilakukan oleh guru. Untuk mengetahui selisih nilai tersebut, menggunakan
rumus Meltzer.
Rumus 3.5
K. Analisis Data
Setelah mendapatakn data dari hasil pengamatan pada setiap siklus, maka data
tersebut dianalisi. Dalam penelitian tindakan kelas ini analisis data yang
dilakukan berupa analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
1. Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif dilakukan terhadap data yang berupa informasi berbentuk
kalimat yang memberi gambaran tentang aktifitas siswa yang berkaitan dengan
keaktifan siswa selama proses pembelajaran dengan lembar observasi dan untuk
mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran IPS dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor struktur, analisis ini
didapat dari hasil wawancara. Download ptk ips smp kelas 7 doc
2. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif dilakukan terhadap hasil belajar dengan tes kemampuan
kognitif siswa berupa pretest dan postest.
L. Tindak Lanjut / Pengembangan Perencanaan Tindakan
Dengan memperhatikan hasil tindakan dalam siklus 1, maka penelitian
ditindaklanjuti untuk memperbaiki kekurangan pada siklus pertama, dengan
berbagai tahapan berikut ini :
1. Perencanaan tindakan
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Kepala Bernomor Struktur untuk materi
yang dipelajari.
2. Tindakan
Sebelum memulai proses belajar mengajar, guru melakukan tes awal (pre test)
siswa mengenai pokok bahasan yang akan di dpelajari.
3. Pengamatan
Data yang dikumpulkan dalam proses pengamatan berupa aktifitas siswa ketika
proses belajar mengajar berlangsung, catatan lapangan untuk merekam kejadian-
kejadian salama proses pembelajaran berlangsung, wawancara yang dilakukan
baik dengan siswa oleh guru maupun dengan guru oleh peneliti setelah proses
pembelajaran berlangsung dan tertulis dalam bentuk pilihan ganda.
4. Refleksi
Mengolah dan menganalisa data, kemudian menarik kesimpulan mengenai hasil
yang dicapai dalam proses pembelajaran selama penelitian baik kelebihan
maupun kekurangannya melalui metode dan media yang digunakan dalam
pembelajaran.
5. Evaluasi
Guru sekaligus observer mencatat kegiatan belajar mengajar siswa, kemudian
mengadakan posttest pada akhir siklus dan mengadakan wawancara siswa untuk
mengetahui tanggapan siswa mengenai pembelajaran yang berlangsung dalam
siklus ini. Dengan menggunakan data dilakukan evaluasi dan refleksi untuk
membuat revisi pada tindakan di siklus berikutnya.

D.CONTOH PTK IPS SMP KELAS VII  LENGKAP


DOC
DAFTAR PUSTAKA
 Arikunto, Suharsimi dkk, (2009), Penelitia n Tindak a n K e las, Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Ghony, Djunaidi , (2008), P ene lit i a n Tind a k a n K e las, Malang: UIN Malang
Press.
Hernowo, (2004), B u Slim P ak B il M embincangkan Pendidikan di M asa
Depan, Bandung: Mizan Learning Center.
Ibrahim, Muslimin dkk, (2015), Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: UNESA –
University Press.
Jurnal Pendidikan Dasar. Vol. 5. No. 1. 2004. hlm. 35.
Karlina, Ina. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) sebagai Salah Satu
Strategi M embangun P engetahuan Siswa. Artikel Pendidikan
Kunandar, (2007), Guru Profesional Implementasi Kurikulu m Tingkat Satuan
Pendidikan (K TSP) dan Persiapan M enghadapi Sertifikasi G uru, Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Kusuma, Wijaya, (2009), P ene lit i a n Tind a k a n K e las, Jakarta: PT Indeks.
Lie, Anita.(2002). M empraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas.
Jakarta : PT. Grasindo.
Nasution,S, (1995), Dida k t i k A s a s-A s a s M e ng a jar , Jakarta: Bumi Aksara.
Neni,Zikri Iska. (2006). Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan.
Jakarta: Kizi Brother’s.
Sanjaya, Wina. (2008). Strateg i P em belaja r a n. Jakarta : Kencana Sanjaya
Group. Sapriya, (2009). Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Satori, Djama’an Dkk. (2007). Materi Pokok Profesi Keguruan. Jakarta :
Universitas Terbuka.
Soemanto, Wasty , (2006), P sikologi P endidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta.
Solihatin, Etin dan Raharjo, (2008), C oop era t iv e L ear ni ng (A na li s is M o d
e l Pem belajaran IPS), Jakarta: Bumi Aksara.
Sudijono, Anas, (2001), Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Suprijono, Agus. (2009). Cooperatif Learning Teori & Aplikasi Paikem,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Syah, Muhibbin, (2000), P si k o lo g i B e laja r, Jakarta: Logos Wacana Ilmu dan
Pemikiran.
Makmun, Syamsuddin, Abin, (2005), Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem P
en g aja r an M o d ul, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Trianto, (2009), M endesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta:
Kencana Predana Media Group).
Trianto, (2001), Model Pembelajaran Terpadu D alam Teori dan Praktek,
Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Wirawan, Sarlito. (2000). P en g an tar U m u m Psi k o lo g i. Jakarta: Bulan
Bintang. Yamin, Martimis, (2004), Staregi Pembelajaran Berbasis Kompetensi,
Jakarta: Gaung Persada press.
http://www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf, akses tanggal
26/05/2015. http://www.metrojambi.com/opini/1258-memaknai-hari-guru-ke-
65.html, diakses tanggal 26/05/2015.
Terima kasih telah berkunjung di Musiyanto Blog yang membahas  CONTOH
PTK IPS SMP KELAS VII TERBARU- ini dapat membantu Anda dalam
penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google +
Rekomendasikan ini di Google untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol
G+ di bawah. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik
voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.
- 17.50 
Label: PTK SMP

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda


CARI BLOG INI
Telusuri

LABEL BLOG
 PTK SD
 PTK SD
 PTK SMA
 PTK SMK
 PTK SMP
 PTS

VIEW BLOG
0 37
1 44
2 49
3 26
4 33
5 31
6 59
7 68
8 55
9 64
1053
1160
1266
1398
1485
1568
1667
1780
1863
1977
2061
2155
2270
2338
2434
2534
2639
2742
2841
2923
 57,190
Copyright © 2018 DOWNLOAD CONTOH PTK PTS SD SMP SMA
Design by PTK TK SD SMP SMA - Powered by Blogger

Anda mungkin juga menyukai