Anda di halaman 1dari 3

“Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka

Allah akan memahamkan dia tentang agama.” (HR. Bukhari no. 71 dan
Muslim no. 1037).

7. Mendapat kemuliaan dunia akhirat

Ibnul Qayyim,

‫ولو لم يكن في العلم اال القرب من رب العالمين وااللتحاق بعالم المالئكة وصحبة المأل االعلى‬
‫ منوط به ومشروط بحصوله‬F‫لكفى به فضال وشرفا فكيف وعز الدنيا واآلخرة‬

“Seandainya keutamaan ilmu hanyalah kedekatan pada Rabbul ‘alamin


(Rabb semesta alam), dikaitkan dengan para malaikat, berteman dengan
penduduk langit, maka itu sudah mencukupi untuk menerangkan akan
keutamaan ilmu. Apalagi kemuliaan dunia dan akhirat senantiasa meliputi
orang yang berilmu dan dengan ilmulah syarat untuk mencapainya”
(Miftah Daaris Sa’adah, 1:104)

8. Merupakan amal jariyah

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ح‬ َ ‫اريَ ٍة َأوْ ِع ْل ٍم يُ ْنتَفَ ُع ِب ِه َأوْ َولَ ٍد‬


ٍ ِ‫صال‬ َ ‫ان ا ْنقَطَ َع َع ْنهُ َع َملُهُ ِإالَّ ِم ْن ثَالَثَ ٍة ِإالَّ ِم ْن‬
ِ ‫ص َدقَ ٍة َج‬ ُ ‫ِإ َذا َماتَ اِإل ْن َس‬
ُ‫َي ْد ُعو لَه‬

“Jika seorang manusia mati maka terputuslah darinya amalnya kecuali


dari tiga hal; dari sedekah jariyah atau ilmu yang diambil manfaatnya
atau anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim no. 1631)

9. Menghidupkan hati

Dari Abu Musa, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ِ َ‫ فَ َكانَ ِم ْنهَا نَقِيَّةٌ قَبِل‬، ‫اب َأرْ ضًا‬


‫ت‬ َ ‫ص‬ َ ‫ير َأ‬ ِ ِ‫ث ْال َكث‬ ِ ‫َمثَ ُل َما بَ َعثَنِى هَّللا ُ بِ ِه ِمنَ ْالهُدَى َو ْال ِع ْل ِم َك َمثَ ِل ْال َغ ْي‬
، ‫اس‬ َ َّ‫ فَنَفَ َع هَّللا ُ بِهَا الن‬، ‫ت ْال َما َء‬ ِ ‫َت ِم ْنهَا َأ َجا ِدبُ َأ ْم َس َك‬ ْ ‫ َو َكان‬، ‫ير‬ َ ِ‫ب ْال َكث‬ َ ‫ت ْال َكَأل َو ْال ُع ْش‬
ِ َ‫ فََأ ْنبَت‬، ‫ْال َما َء‬
‫ت‬ ُ ِ‫ َوالَ تُ ْنب‬، ‫ك َما ًء‬ ٌ ‫ ِإنَّ َما ِه َى قِي َع‬، ‫ت ِم ْنهَا طَاِئفَةً ُأ ْخ َرى‬
ُ ‫ان الَ تُ ْم ِس‬ َ ‫ َوَأ‬، ‫زَر ُعوا‬
ْ َ‫صاب‬ َ ‫فَ َش ِربُوا َو َسقَوْ ا َو‬
َ‫ َو َمثَ ُل َم ْن لَ ْم يَرْ فَ ْع ِب َذلِك‬، ‫ فَ َعلِ َم َوعَلَّ َم‬، ‫ين هَّللا ِ َونَفَ َعهُ َما بَ َعثَنِى هَّللا ُ بِ ِه‬ ِ ‫ فَ َذلِكَ َمثَ ُل َم ْن فَقِهَ فِى ِد‬، ‫َكًأل‬
‫ت بِ ِه‬ ُ ‫ َولَ ْم يَ ْقبَلْ هُدَى هَّللا ِ الَّ ِذى ُأرْ ِس ْل‬، ‫َرْأسًا‬

“Permisalan petunjuk dan ilmu yang Allah mengutusku dengannya adalah


bagai ghaits (hujan yang bermanfaat) yang mengenai tanah. Maka ada
tanah yang baik, yang bisa menyerap air sehingga menumbuhkan tumbuh-
tumbuhan dan rerumputan yang banyak.

Di antaranya juga ada tanah yang ajaib (tanah yang bisa menampung air,
namun tidak bisa menyerap ke dalamnya), maka dengan genangan air
tersebut Allah memberi manfaat untuk banyak orang, sehingga manusia
dapat mengambil air minum dari tanah ini.
Lalu manusia dapat memberi minum untuk hewan ternaknya, dan manusia
dapat mengairi tanah pertaniannya. Jenis tanah ketiga adalah  tanah
qi’an (tanah yang tidak bisa menampung dan tidak bisa menyerap air).
Inilah permisalan orang yang memahami agama Allah, bermanfaat
baginya ajaran yang Allah mengutusku untuk membawanya. Dia
mengetahui ajaran Allah dan dia mengajarkan kepada orang lain.

Dan demikianlah orang yang tidak mengangkat kepalanya terhadap


wahyu, dia tidak mau menerima petunjuk yang Allah mengutusku untuk
membawanya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Baca juga:

10. Menjadi orang yang bahagia

Diriwayatkan oleh Mu’adz bin Jabal, Rasulullah saw bersabda,


“Pelajarilah ilmu karena mempelajarinya membuatmu takut kepada Allah,
mencarinya adalah ibadah, mengingatnya adalah tasbih dan mengkajinya
adalah jihad. Mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahui
adalah sedakah. Ia adalah penghibur di saat ketakutan, teman dalam
keterasingan, teman berbicara di saat kesendirian, petunjuk di saat
senang dan sedih, senjata dalam menghadapi musuh-musuh dan
perhiasaan saat berpakaian.
Dengannya Allah mengangkat derajat suatu kaum dan Allah menjadikan
kebaikan apabila mereka menjadi pemimpin. Orang-orang mengikuti jejak
mereka, meneladani perbuatannya dan menyandarkan kepada
pendapatnya. Para malaikat senang bersama dengan mereka dan sayap-
sayapnya menyentuh mereka. Pohon-pohon yang subur dan pohon-pohon
yang kering, ikan-ikan dan binatang di laut serta binatang buas dan
binatang di daratan membacakan istigfar untuknya.
Karena ilmu adalah hidupnya hati dari kebodohan dan penerang
penglihatan dari kegelapan. Seseorang dengan ilmunya sampai kepada
maqam al-akhyar (orang-orang yang baik) dengan derajat yang sangat
tinggi di dunia dan akhirat. Pahala saat berpikir sama dengan
pahala puasa.
Pahala mengkajinya sama dengan pahala shalat. Dengan ilmu
dapat menyambung silaturahmi dan dengannya dapat mengetahui mana
yang halal dan haram. Ia adalah imam dalam beramal dan amal adalah
pengikutnya. Ia diberikan kepada orang-orang yang berbahagia dan ia
diharamkan kepada orang-orang yang bodoh.” (HR. Ibn Abdul Barr)
11. Termasuk amalan yang utama

Rasulullah saw bersabda, “Menghadiri majelis ilmu lebih utama dari pada
sholat seribu rakaat, menjenguk seribu orang sakit, dan mengiring seribu
jenazah” (Imam al-Ghazali)
12. Meninggal saat menuntut ilmu akan langsung bertemu Allah
Rasulullah SAW, besabda :

”Barangsiapa yang kedatangan maut saat menuntut ilmu, maka ia akan


bertemu dengan Allah. Dan Tiadalah batas antara dia dengan nabi,
melainkan hanya derajat kenabian.” (HR. Thabrani)
13. Pahala seperti haji

Rasuulullaah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Barangsiapa yang pergi ke masjid, tidaklah diinginkannya (untuk pergi


ke masjid) kecuali untuk mempelajari kebaikan atau untuk mengajarkan
kebaikan. Maka baginya pahala seperti orang yang melakukan haji
dengan sempurna.” (Dikatakan syekh al Albaaniy dalam shahiih at
targhiib: “Hasan Shahiih”)
Demikian beberapa pahala menuntut ilmu di bulan Ramadhan. Semoga
bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai