Anda di halaman 1dari 5

SAFETY MEETING

“All about Safety”


By : Belly Giso A

 SUBSTANCE
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Banyak yang telah mengetahui arti dari kata K3 yang merupakan kata singkatan dari
keselamatan dan kesehatan kerja. Semua jenis pekerjaan saat ini selalu dan lebih sering
menekankan pentingnya kata singkatan tersebut di dalam setiap proses yang dilakukan
terkait pekerjaan itu sendiri. Pentingnya K3 juga sering disampaikan melalui kegiatan
safety talk ataupun P5M yang biasanya merupakan program tetap perusahaan bagi
karyawannya.
Pertanyaan penting yang sekarang perlu dipertanyakan ialah ‘’Apakah kita telah
benar-benar memahami arti dan pentingnya dari keselamatan dan kesehatan kerja dan
bukan hanya sekadar mengetahui?”.
Dunia kerja di bidang pertambangan merupakan bidang kerja yang terdiri dari
berbagai bagian unit kerja yang saling berkaitan dan saling menunjang satu sama lainnya
dan secara keseluruhan unit kerja bersinggungan langsung dengan kondisi alam, benda
bergerak, benda berkekuatan besar (power tools), alat- alat berat dan dimana hal-hal
tersebut dapat menciptakan suatu kondisi yang berbahaya bagi individu maupun
pekerjaan itu sendiri jika tidak ditangani dengan baik dan benar.
Pada pertanyaan di awal yang perlu diajukan, ada kata yang perlu menjadi perhatian
yaitu benar- benar memahami atau sekadar mengetahui. Perlu diketahui makna dari
masing-masing kata sifat antara memahami dan mengetahui. Kata dasar dari memahami
adalah “Paham” sedangkan kata dasar dari mengetahui adalah “Tahu”. Terdapat
perbedaan antara dua kata tersebut dimana makna dari dua kata tersebut memiliki arti
yang berbeda dan pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari pun bisa dikatakan
bagai koin yang memiliki dua mata yang berbeda satu sama lainnya. Sebagai contoh
sederhana di dalam sebuah pekerjaan ketika seseorang dikatakan paham maka dapat
dipastikan sebelum pekerjaan dimulai lalu proses pengerjaan hingga selesainya, setiap
detail yang berkaitan dengan pekerjaan itu sendiri akan diketahui dan dipersiapkan
dengan baik bahkan termasuk hambatan-hambatan serta resiko yang mungkin atau
pasti terjadi dan siap untuk menghadapi serta menanggulanginya. Tetapi jika seseorang
hanya tahu pada contoh yang sama maka pengerjaan yang dilakukan tidak sepenuhnya
memperhatikan detail terkecil termasuk resiko-resiko yang akan dihadapi, yang menjadi
perhatiannya hanyalah pekerjaan tersebut selesai dengan cara apapun tanpa adanya
pertimbangan maupun persiapan yang lebih mendalam.
Jika diperbandingkan dengan hal K3, makna akan kata “Paham” dan “Tahu” juga
akan sungguh berbeda terutama setelah pengaplikasian di kehidupan sehari-hari dan
dapat dilihat di dalam pekerjaannya. Ketika seseorang paham akan pentingnya K3 bagi
dirinya sendiri maka bisa dipastikan saat melakukan pekerjaan dengan segala resiko
yang ada dimana dapat terjadi akibat dari kegiatan pekerjaan itu sendiri maupun dari
sarana dan prasarana yang ada, orang tersebut akan selalu memperhatikan cara dia
bekerja, bagaimana dia bekerja, apakah sarana atau alat yang digunakan dapat
menjamin keselamatan dan kesehatan dirinya sendiri maupun orang disekitarnya.
Dengan dia memahami atau paham akan pentingnya K3 secara langsung atau tidak
langsung dia akan mengerti bahwa K3 merupakan aspek yang UTAMA bagi dirinya dan
orang di sekitarnya. Salam Safety! Safety First! Yess!

 SUBSTANCE
Strategi bekerja yang baik guna menjaga keselamatan dan kesehatan.
“Aturan bukanlah segala-galanya, tetapi pengaplikasiannyalah yang terutama dan
penting”.
Di dalam kata-kata tersebut sudah memiliki arti dan makna yang sangat jelas.
Dikatakan bahwa aturan yang ada khususnya dalam hal keselamatan dan kesehatan
kerja tidak akan berguna sama sekali tanpa disertai tindakan yang nyata. Dalam
melaksanakan tindakan nyata untuk mencapai keselamatan serta kesehatan dalam
bekerja diperlukan strategi yang tepat dan benar-benar dilaksanakan dengan kesadaran
bahwa keselamatan memang merupakan sebuah kebutuhan dalam hidup.
Ada dua jenis strategi yang banyak digunakan manusia dalam kehidupan. Yang
pertama adalah “Strategi Berharap”, dimana strategi ini mengandalkan harapan bahwa
semuanya akan baik-baik saja tanpa memperhatikan tingkah laku bahkan seringkali
mengabaikan cara dia bertindak untuk keselamatan dirinya sendiri. Yang kedua, adalah
“Strategi Siap” dan strategi ini lah yang harusnya kita miliki dan kita lakukan. Dalam
setiap pekerjaan pasti memiliki resiko dan tidak jarang resiko terhadap keselamatan diri
sendiri namun resiko- resiko itu perlu dilalui dikarenakan banyak faktor antara lain
faktor keluarga, faktor kesenangan, dll. Perbedaan antara strategi berharap dan strategi
siap adalah persiapan saat akan melakukan pekerjaan yang beresiko tersebut, ketika
memilih untuk menggunakan strategi siap semua hal yang terjadi akibat dari resiko
tersebut sudah diketahui dan dilakukan dengan cara yang benar agar resiko tersebut
tidak begitu berakibat fatal pada diri sendiri.

 SUBSTANCE
Keselamatan dan Kesehatan kerja berawal dari individu yang memiliki perspektif yang
baik dan benar.
“Berapa banyak orang saat bangun pagi, lalu bersiap-siap dan berangkat untuk bekerja
dan pada saat yang sama memiliki perhatian pada pertanyaan apakah diri saya akan
terluka atau mengalami kecelakaan hari ini?”
Jawabannya ialah “nothing – atau tidak ada” pada faktanya.
Mengapa pertanyaan ini penting untuk diberikan? Nyatanya banyak orang yang selalu
memiliki pikiran di dalam alam bawah sadarnya bahwa saat menjalani rutinitas
pekerjaan yang sama setiap harinya dan tidak pernah mengalami suatu kejadian yang
merugikan/incident mereka merasa bahwa semuanya akan baik-baik saja seperti hari-
hari biasanya. Pola pikir seperti ini dapat dikatakan adalah sebuah pola pikir yang kurang
tepat. Data membuktikan kasus di lapangan di Eropa dengan kasus kecelakaan berat
atau serius berjumlah 1.500.000 kasus dan 6.216 mengakibatkan kehilangan nyawa
(fatality) serta 50% kasus tersebut terjadi pada pekerjaan yang sama yang dilakukan
setiap harinya. Berdasarkan fakta ini dapat disimpulkan bahwa di setiap harinya kita
memiliki peluang untuk mengalami kejadian yang merugikan atau sebuah kecelakaan.
Namun kabar baiknya ialah kecelakaan bukan merupakan sebuah takdir yang kita terima
begitu saja karna menurut teori keselamatan faktor takdir di dalam sebuah kecelakaan
hanya 2% dan faktor yang paling tinggi adalah tindakan tidak aman (unsafe act) dan
kondisi tidak aman (unsafe condition) sekitar 80%.
Didasarkan pada teori tersebut maka seseorang dapat terhindar dari suatu
kecelakaan dengan memiliki 3 hal. Pertama, memiliki pola pikir yang benar saat bekerja;
kedua, memiliki tingkah laku yang baik; dan yang ketiga ialah melakukan suatu
pekerjaan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

 SUBSTANCE
12 JANUARI – 12 FEBRUARI 2019 TEMA BULAN K3 “WUJUDKAN KEMANDIRIAN
MASYARAKAT INDONESIA BERBUDAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
UNTUK MENDUKUNG STABILITAS EKONOMI NASIONAL”
Pokok yang penting untuk dimiliki seorang pekerja adalah sebuah kemandirian yang
berbudaya K3. Budaya adalah suatu cara hidup dan dimiliki oleh sebuah kelompok. Jika
dilihat artinya dari KBBI, budaya adalah pikiran ; akal budi.
Maka jika digabungkan menjadi arti yang sesungguhnya budaya K3 ialah sebuah
pikiran, akal yang menjadi suatu cara hidup seseorang maupun kelompok yang
mendasar pada keselamatan dan kesehatan kerja. Pikiran yang menjadi cara hidup
dimana selalu memperhatikan dan menjaga keselamatan maupun kesehatan saat
bekerja baik bagi dirinya maupun rekan kerja.
Lalu pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana seseorang dapat memiliki pikiran
yang menjadi suatu cara hidup berdasarkan K3 (budaya K3)?. Pertama, seseorang harus
sadar secara penuh bahwa keselamatan dan kesehatan dalam bekerja merupakan
sebuah hak yang perlu diraih dan dipertahankan; kedua, saat kesadaran tersebut ada di
dalam dirinya, dipastikan bahwa ketika dihadapkan dengan segala aturan Norma K3,
seperti cara bekerja yang aman, SOP, dll akan dijalankan dengan senang hati dan
sukarela. Pada saat itulah budaya K3 itu akan dimiliki dan akan terus menjadi cara hidup
dalam melakukan setiap kegiatan pekerjaan.
Ketika budaya K3 melekat/ ada di dalam diri setiap orang atau pekerja maka secara
langsung itu akan memberikan pengaruh atau dampak yang baik seperti kesiap-siagaan
dalam mengendalikan, mencegah dan menghadapi resiko pekerjaan dan hasil akhirnya
ialah terhindarnya pekerja dari kecelakaan akibat pekerjaan.
 SUBSTANCE
Tanggung Jawab
Setiap orang merupakan arsitek bagi nasib mereka secara pribadi, baik atau buruk
bergantung pada tanggung jawab setiap pribadi. Pada saat usia muda, kita telah
diberikan sebuah tanggung jawab untuk menjaga keselamatan kita sendiri, contohnya
seperti lihat kanan kiri sebelum menyebrang, hati-hati saat bermain dengan api, atau
pulang ke rumah sebelum tengah malam. Bahkan hingga hari ini, sebagai orang dewasa
kita terus belajar dan mengambil sebuah tanggung jawab yang harus dilakukan. Muda
maupun tua, kita membuat pilihan sendiri.
Ketika kita menghindari atau menolak sebuah tanggung jawab, kita harus
berhadapan dengan hasil dari pilihan tersebut. Ketika seorang dokter atau suster
menolak untuk melakukan tanggung jawabnya untuk mengobati atau menyelamatkan
pasien maka dia akan menerima konsekuensi atas tindakannya, apapun itu.
Dalam industri pertambangan, Negara melalui pemerintah telah membuat aturan
untuk menjaga keselamatan di lingkungan kerja dan diberikan tanggung jawab kepada
perusahaan untuk dijalankan. Tetapi pelaksanaannya secara nyata tetap bergantung
kepada setiap orang atau pribadi dalam hal ini setiap karyawan.
Saat kita menerima dan melakukan tanggung jawab keselamatan, kita memastikan
masa depan kita di rumah maupun di tempat kerja. Kita juga menjaga masa depan
untuk seluruh rekan kerja, karena beban sosial dan beban moral yang menuntut kita
untuk mencegah kecelakaan terjadi pada orang lain.
 Jika melihat tindakan tidak aman, lakukan sesuatu – beritahu atau tegur,
agar kita dapat menghindari kesalahan yang sama.
 Lakukan kebiasaan yang baik saat bekerja, jangan lakukan dengan sesuka
hati.
 Kembangkan sikap “jika saya melakukan sesuatu yang salah, saya dapat
terluka”.
 Jauhkan masalah dan emosi pribadi dari pekerjaan.
 Ingat kecelakaan tidak terjadi begitu saja, pasti ada penyebabnya.
 Perbaiki kesalahan kecil sebelum menjadi kebiasaan yang buruk.
 Lakukan dan miliki perhatian pada keselamatan, jangan belajar setelah
kecelakaan terjadi.
 Berikan pengawasan yang baik dan penghargaan bagi setiap rekan kerja.
 SUBSTANCE
Kemandirian Berbudaya K3
Tema Bulan K3 Nasional 2020 : “Optimalisasi Kemandirian Masyarakat Berbudaya K3
Pada Era Revolusi Industri 4.0 Berbasis Teknologi Informasi.
 Kemandirian Masyarakat Berbudaya K3.
 Kemandirian berasal dari kata “Mandiri” yang memiliki arti bebas dari
ketergantungan dari orang lain, mampu mengatur tingkah laku secara pribadi,
mampu mengambil keputusan dan berani bertanggung jawab terhadap apa
yang dilakukan.
 Dalam kaitannya dengan keselamatan atau K3, kemandirian merupakan satu hal
yang harus dimiliki oleh para pekerja. Setiap pekerja dituntut harus mampu
untuk mengatur tingkah lakunya sesuai dengan norma dan aturan keselamatan
yang telah ada di perusahaan.
 Saat pekerja memiliki kemampuan di tingkat atau level ini, maka secara
otomatis pekerja tersebut akan dapat mengambil keputusan yang benar dalam
kaitannya terhadap keselamatan dirinya. Dan pertanggung jawaban terhadap
keputusan itu sudah sangat jelas.
 Saat ketiga hal ini sudah terbentuk di diri setiap pekerja, maka satu hal yang
sangat mungkin terjadi adalah bahwa kecelakaan di tempat kerja dapat
dihindari. Dan keselamatan diri maupun seluruh anggota pekerja dapat dicapai.
 Hal tentang kemandirian di dalam budaya K3 ini juga memiliki dampak dan
pengaruh yang sangat besar jika para pengawas memahami betul-betul isi dan
maksud dari hal ini.
 Karena secara otoritas pengawaslah yang benar-benar harus bertanggung jawab
terhadap keselamatan setiap pekerja yang berada dibawah pengawasannya.
 Pengawas dituntut untuk memiliki tingkah laku yang “super” benar, karena
memang tidak mudah untuk mengemban tugas sebesar itu. Pengawas juga
harus objektif dalam menilai sesuatu, tidak memandang hanya dari satu sisi,
kemampuan ini yang akan membuat seorang pengawas dapat mengambil
keputusan dengan benar dan berani dalam mempertanggung jawabkan setiap
keputusannya terutama dalam hal keselamatan jiwa pekerjanya.
Mari kita membentuk dan menumbuhkan sikap kemandirian berbudaya K3 ini
dimanapun dan kapanpun. TIDAK ADA HARGA YANG LAYAK ATAU PANTAS UNTUK
KESELAMATAN DIRI ANDA. KESELAMATAN ANDA YANG PALING UTAMA. SELAMAT
MEMPERINGATI BULAN K3 NASIONAL. SAFETY FIRST.

Anda mungkin juga menyukai