Ekonomi Digital
Ekonomi Digital
INDONESIA
Syavira Aulia M.
X MIPA 1 / 35
1|Ekonomi Digital
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya atas terselesaikannya Makalah Ekonomi yang berjudul “Ekonomi Digital” ini
dengan baik. Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses pembuatan Makalah Ekonomi ini, terutama kepada Bapak Rizqa Ramadhani selaku guru
mata pelajaran Ekonomi.
Saya sebagai penyusun menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasa. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca untuk melengkapi dan memperlengkap makalah ini. Saya berharap susunan
makalah ini dapat menjadi acuan pembelajaran dan referensi serta menambah wawasan dan
pengetahuan bagi para pembaca.
Penulis
2|Ekonomi Digital
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 3
BAB I .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 4
1.3 Tujuan ............................................................................................................................. 4
1.4 Manfaat ........................................................................................................................... 4
BAB II ............................................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 5
2.1 Pengaruh Ekonomi Digital terhadap e-commerce di Indonesia ..................................... 5
2.2 Pengaruh Ekonomi Digital terhadap revolusi industri 4.0 ............................................. 6
2.3 Pengaruh kontribusi generasi milenial terhadap Ekonomi Digital Indonesia .............. 7
BAB III........................................................................................................................................... 8
PENUTUP ...................................................................................................................................... 8
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 8
3.2 Saran................................................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 9
3|Ekonomi Digital
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengaruh Ekonomi Digital terhadap e-commerce di Indonesia.
2. Mengetahui pengaruh Ekonomi Digital terhadap revolusi industri 4.0
3. Mengetahui pengaruh kontribusi generasi milenial terhadap Ekonomi Digital Indonesia.
1.4 Manfaat
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan menjadi informasi baru bagi perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya terkait Ekonomi Digital di Indonesia.
4|Ekonomi Digital
BAB II
PEMBAHASAN
Indonesia tahun ini sedang mengalami pertumbuhan ekonomi palinglambat dalam lima
tahun terakhir. Tetapi pertumbuhan industri e-commerce yang merupakan bagian dari ekonomi
digital justru semakin pesat di tengah perlambatan laju ekonomi tanah air. Dari data analisis
Ernst & Young, dapat dilihat pertumbuhan nilai penjualan bisnis online di tanah air setiap tahun
meningkat 40 persen. Pada akhir tahun 2015 saja, nilai bisnis e-commerce tanah air diprediksi
sekitar USD 18 miliar atau setara Rp 395 triliun. Dan di prediksi pada tahun 2020 volume bisnis
e-commerce di Indonesia bisa mencapai USD 130 miliar atau setara USD 1.714 triliun, bukan
sebuah angka yang layak untuk diabaikan. Sehingga ada harapan industri e-commerce bisa
menjadi salah satu tulang punggung perekonomian nasional.
Bahkan sangking strategisnya ekonomi digital di Indonesia, raksasa e-commerce China,
Alibaba, masuk ke Indonesia dan membeli saham mayoritas perusahaan e-commerce Lazada
Indonesia. Total investasi Alibaba ditaksir mencapai nilai 1 miliar dollar AS atau setara Rp 13,2
triliun. Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia ingin menempatkan Indonesia sebagai negara
Digital Economy terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2020. Selain e-commerce Roadmap,
pemerintah menargetkan dapat menciptakan 1.000 technopreneurs baru pada tahun 2020 dengan
valuasi bisnis USD 10 miliar.
Menjadikan ekonomi digital sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia, ternyata
bukanlah sekedar harapan presiden. Sebab desakan menuju kesana terus dilakukan. Ini terlihat
dalam acara Spesial ASEAN-US Summit tanggal 15-17 Februari 2016 di Interactive Gallery,
Sunnylands Center & Gardens, California. ditekankan bahwa AS sangat mendukung ASEAN
untuk memasuki era integrasi ekonomi. Pada pertemuan itu Obama mengundang tiga CEO
ekonomi digital di AS, yakni CEO Microsoft Satya Nadella, CEO IBM Ginni Rometty, dan CEO
CISCO Chuck Robbins. Ketiga CEO itu mempromosikan arti penting kemitraan ekonomi digital
dengan negeri-negeri Muslim
5|Ekonomi Digital
2.2 Pengaruh Ekonomi Digital terhadap revolusi industri 4.0
Presiden Joko Widodo dalam pidatonya di acara Industrial Summit 2018 mengungkapkan
bahwa revolusi industri 4.0 akan menciptakan jutaan lapangan pekerjaan baru dan menjadi
lompatan besar bagi ekonomi Indonesia. Revolusi industri 4.0 diartikan sebagai lompatan
teknologi di bidang industri yang lebih efisien, efektif dan serba otomatis dikendalikan oleh
robot. Revolusi industri 1.0 sebelumnya diawali dengan penemuan mesin uap tahun 1698,
sementara revolusi industri 2.0 dimotori oleh pemanfaatan listrik, dan seri 3.0 dipicu
pengembangan semi konduktor dan otomatisasi industri awal.
Optimisme Presiden Jokowi ini cukup berdasar. Dampak terhadap ekonomi dari adanya
revolusi industri 4.0 akan menciptakan aneka bisnis baru di Indonesia dari mulai start-up
booming, virtual reality, artificial intelligence (kecerdasan buatan), big data, dan quantum
computing. Bahkan lembaga bereputasi internasional PWC yakni tahun 2030 Indonesia akan
menempati urutan ke-5 dunia dan tahun 2050 menjadi peringkat ke-4 menggeser Jepang sebagai
ekonomi yang paling besar di dunia.
Penciptaan lapangan kerja secara besar-besaran juga salah satu kunci dari adanya revolusi
industri baru ini. Di dalam Laporan McKinsey Global Institute tahun 2017 disebutkan bahwa
revolusi industri 4.0 membuat 800 juta lapangan pekerjaan akan hilang hingga tahun 2030 karena
tenaga manusia digantikan oleh otomatisasi robot. Sebenarnya kesimpulan dari laporan
McKinsey ini belum lengkap tanpa melihat studi sebelumnya.
Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh McKinsey di Prancis selama 15 tahun terakhir
membuktikan fakta bahwa 500.000 pekerjaan hilang akibat perkembangan teknologi internet.
Tapi di sisi yang lain internet justru menciptakan 1,2 juta lapangan kerja baru di Prancis. Artinya
ada surplus 700.000 lapangan kerja baru.
Begitu juga dengan kekhawatiran musnahnya pekerjaan akibat teknologi khususnya
robotisasi juga tidak terbukti di Amerika Serikat. Tingkat pengangguran di AS pada tahun 2017
turun menjadi 4,1% atau terendah dalam kurun waktu 17 tahun terakhir. Jika 800 juta lapangan
kerja hilang di 2030, maka kemungkinan besar akan ada miliaran lapangan kerja yang baru.
Tantangan ke depan adalah meningkatkan skill tenaga kerja di Indonesia, mengingat 70%
angkatan kerja adalah lulusan SMP. Pendidikan sekolah vokasi menjadi suatu keharusan agar
tenaga kerja bisa langsung terserap ke industri. Selain itu Pemerintah perlu meningkatkan porsi
belanja riset baik melalui skema APBN atau memberikan insentif bagi Perguruan Tinggi dan
6|Ekonomi Digital
perusahaan swasta. Saat ini porsi belanja riset Indonesia hanya 0,3% dari PDB di tahun 2016,
sementara Malaysia 1,1% dan China sudah 2%.
Belanja riset termasuk pendirian techno park di berbagai daerah sebagai pusat inkubasi
sekaligus pembelajaran bagi calon-calon wirausahawan di era revolusi industri 4.0. Harapannya
tingkat inovasi Indonesia yang saat ini berada diperingkat 87 dunia bisa terus meningkat
sehingga lebih kompetitif di era transisi teknologi saat ini. Kesimpulannya revolusi industri 4.0
bukanlah suatu ramalan yang menakutkan, justru peluang makin luas terbuka bagi anak bangsa
untuk berkontribusi terhadap perekonomian nasional.
Menapaki usianya yang baru, tantangan Indonesia kian kompleks. Salah satu tantangan
tersebut datang dari sector digital. Yaitu bagaimana mewujudkan kedaulatan digital. Anak anak
muda kita telah mengantongi modalitas untuk mewujudkan tantangan digital.
Ruang digital adalah panggung kita untuk mengoptimalkan kontribusi. Generasi
millennial mestilah jadi faktor utama mewujudkan kedaulatan digital. Ada banyak hal yang bisa
dilakukan, bukan hanya memainkan media social yang ditangan anak muda Indonesia bukan
hanya dipakai sebagai media hiburan. Tapi juga disulap menjadi pundi-pundi ekonomi.
Kontribusi lain yang dapat kita perbuat untuk mewujudkan kedaulatan digital adalah dengan
mengoptimalkan berbagai sarana teknologi komunikasi untuk melakukan edukasi. Terutama
memerangi paham-paham yang bertentangan dengan NRKI, membasmi hoax dan mewujudkan
literasi digital untuk menciptakan damai. Hal itu bisa dimulai dari langkah sederhana. Tidak
membagikan tautan-tautan di sosial media dari sumber abal-abal dan tak kredibel misalnya.
Semangat berbagi sebagai tradisi Indonesia juga diwarisi dengan baik oleh generasi
millenial. Betapa banyak anak muda yang menciptakan wadah kolaborasi digital. Mulai dari
mendirikan gerakan penggalangan dana hingga tanggap bencana. Lagi-lagi, gerakan sosial
tersebut mengukuhkan ikatan kegotongroyongan dalam menegakkan kedaulatan bangsa di ranah
digital.
7|Ekonomi Digital
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ekonomi digital adalah suatu hal yang kompleks dan merupakan fenomena yang baru
muncul terkait dengan aspek-aspek ekonomi mikro, ekonomi makro, dan teori organisasi dan
administrasi. Ekonomi digital akan menjelaskan perkembangan dan pertumbuhan ekonomi
beberapa dekade yang akan datang. Ekonomi digital menjelaskan perkembangan dan
pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Dengan ekonomi digital ini harus dijadikan kebudayaan
agar dapat membawa kemajuan di segala sektor, namun untuk itu harus ada pengawasan
yang lebih untuk ekonomi digital ini yang masih riskan dengan tindak kriminalitas, sehingga
masyarakat dapat mengetahui kegunaan ekonomi digital dengan baik, dan dapat membantu
kemajuan Negara yang sedang berkembang seperti Indonesia ini.
3.2 Saran
Bagi para pembaca, khususnya generasi millennial diharapkan dapat mengetahui berbagai
informasi tentang ekonomi digital serta dapat membawa kemajuan disegala sector.
8|Ekonomi Digital
DAFTAR PUSTAKA
http://bedulrahman.blogspot.com/2012/11/makalah-budaya-ekonomi-digital.html
http://hawarimuhtarom.blogspot.com/2016/11/makalah-tantangan-era-digital.html
https://www.scribd.com/document/322030510/Makalah-Ekonomi-Digital
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3136048/sri-mulyani-generasi-milenial-adalah-penggerak-
ekonomi
https://eljohnnews.com/peran-generasi-milenial-sebagai-penggerak-ekonomi-digital-indonesia/
https://finance.detik.com/industri/d-3952680/revolusi-industri-40-peluang-atau-ancaman-ini-
kata-jokowi
9|Ekonomi Digital