Anda di halaman 1dari 2

Kisah Kertas, Peraut dan Pena

Cerpen Karangan: Thalita Vioni Zahra

Kategori: Cerpen Anak, Cerpen Persahabatan

Lolos moderasi pada: 18 May 2013

Di dunia alat tulis, hiduplah Kertas, Peraut, dan Pena. Mereka sudah bersahabat sejak dulu. Suatu
hari, mereka berjalan-jalan mengitari meja tulis si pemilik mereka yang bernama Andi. Tiba-tiba,
Andi mengambil Kertas dan Pena. Ia mencoret-coret Kertas dengan Pena.

“Andi, ayo keluar kamar. Kita akan makan malam” teriak ibu Andi.

“Iya, Bu” jawab Andi sambil berjalan keluar kamar.

“Ha ha ha… Kamu penuh coretan, Kertas. Lihatlah aku. Aku berwarna hitam dan tidak bisa di coret”
ejek Peraut kepada Kertas.

“Hei, Peraut. Kamu hanya pandai menertawakan orang lain. Dasar orang jahat!” hardik Pena.

“Pena, kita bukan orang. Kita alat tulis” jawab Peraut.

“Terserah kau lah” marah Pena.

“Sudah, sudah. Ayo kita beristirahat” lerai Kertas yang sudah kotor karena di coret-coret. Mereka
bertiga duduk beristirahat.

Cuaca pada saat itu sangat panas. Peraut kepanasan. Wajahnya penuh dengan cucuran keringat.
Sedangkan Pena dan Kertas tidak merasakan panas karena tidak berongga.

“Hai, Pena. Maukah kau menolongku?” kata Peraut kepada Pena.

“Aku bersedia menolongmu. Apa kesulitanmu?” tanya Pena kepada Peraut.

“Tolong, hidupkan kipas angin itu. Aku kepanasan” jawab Peraut. Segera, Pena berjalan ke kipas
angin dan memijak tombol ON. Kipas angin itu menerbangkan kertas yang tipis. Melihat kejadian itu,
Pena langsung mematikan kipas angin itu.

“Ha ha ha…. Kau berterbangan seperti kapas. Ayo, Pena. Hidupkan lagi kipas anginnya!” ucap Peraut
dengan nada mengejek.

“Hei, Peraut. Kau terlalu kejam. Kau tidak pantas menjadi sahabat kami. Sekarang, kau tidak menjadi
sahabat kami lagi!” marah Pena.

“Ya, sudah. Aku tidak keberatan” santai Peraut sambil meninggalkan Pena dan Kertas.

Di lain waktu, ketika Kertas dan Pena berjalan-jalan, tiba-tiba Andi, si pemilik mereka, mengambil
Pena lalu mencoret-coret buku. Setelah selesai mencoret-coret buku, Andi langsung keluar kamar.
“Astaga, tintaku sudah habis!” keluh Pena. Peraut yang melihat kejadian itu, langsung mendekati
Pena dan mengejeknya.

“Ha ha ha… Kamu kehabisan tintanya. Kamu akan di buang Andi. Ha ha ha…” ejek Peraut kepada
Pena.

“Hei, Peraut. Mengapa kamu di sini?. Kau tidak menjadi sahabat kami” bentak Kertas kepada Peraut.

“Ya sudah. Aku pergi saja ah” kata Peraut sambil meninggalkan Kertas dan Pena. Peraut berjalan ke
rumahnya, yaitu kotak pensil Andi. Di dalam perjalanan, tiba-tiba Andi datang dan merampas Peraut.
Andi meraut pensilnya dengan Peraut. Ia meraut pensilnya sangat lama, hingga akhirnya Peraut
menjadi sangat kotor gara-gara sampah pensil Andi. Karena kotornya, Andi meniup Peraut.

“Jangan, Andi!. Nanti aku tidak tajam lagi seperi dulu” teriak Peraut. Tapi, ia terlambat!. Andi sudah
meniupnya berulang-ulang kali. Selesai meniup Peraut, Andi kembali meraut pensil yang lainnya
kepada Peraut. Namun, Peraut tidak tajam lagi seperti dulu. Karena itu, Andi membuang Peraut dan
menggantinya dengan yang lain.

Cerpen Karangan: Thalita Vioni Zahra

Facebook: Vioni Zahra

Nama: Thalita Vioni Zahra

TTL: Padang, 15 Mei 2002

Kelas: VB

Cerpen Kisah Kertas, Peraut dan Pena merupakan cerita pendek karangan Thalita Vioni Zahra, kamu
dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

Anda mungkin juga menyukai