Laporan Praktek Surveilans Gizi
Laporan Praktek Surveilans Gizi
Disusun Oleh:
Semester V
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
a. Umum
Mempelajari kegiatan surveilans gizi di tingkat Puskesmas, khususnya Puskesmas Kecamatan
Jagakarsa
b. Khusus
1. Mengumpulkan data surveilans gizi di tingkat Puskesmas
2. Mengolah dan menganalisis data surveilans gizi di tingkat kecamatan
3. Menyajikan hasil analisis data surveilans gizi di tingkat kecamatan
4. Melaporkan hasil analisis data surveilan gizi ke Suku Dinas Jakarta Selatan
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kegiatan surveilans gizi ini meliputi kegiatan pengumpulan data dari
laporan rutin di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa, dengan waktu pelaksanaan setiap hari Sabtu,
19 dan 26 Oktober 2013 serta hari Kamis, 31 Oktober 2013.
Pada kegiatan ini, jenis data yang dikumpulkan berupa data balita Gizi Buruk,
Penimbangan balita (SKDN), Status gizi balita, bayi usia 0-6 bulan yang mendapat ASI
Eksklusif, Rumah Tangga yang mengkonsumsi garam beriodium, balita 6-59 bulan yang
mendapat kapsul vitamin A, serta ibu hamil yang mendapat 90 tablet Fe.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan dari berbagai kegiatan
surveilans gizi sebagai sumber informasi, yaitu:
a. Kegiatan rutin, yaitu penimbangan bulanan, pemantauan dan pelaporan kasus gizi buruk,
pendistribusian kapsul vitamin A balita, dan pemberian ASI Eksklusif.
b. Kegiatan survey khusus yang dilakukan berdasarkan kebutuhan, seperti konsumsi garam
beriodium, pendistribusian MP-ASI dan PMT, pemantauan status gizi anak dan ibu hamil
dan Wanita Usia Subur (WUS) risiko Kurang Energi Kronis (KEK) atau studi yang
berkaitan dengan masalah gizi lainnya.
Tabel berikut menunjukkan berbagai data dan sumbernya pada kegiatan surveilans gizi:
Tabel 1
Rekapitulasi Data di Tingkat Kabupaten/Kota
Data Sumber Data Instrumen Pengumpul Waktu
Data
Gizi Buruk - Laporan RS - Form laporan - Tenaga Setiap
- Laporan Puskesmas kewaspadaan Pelaksana Gizi bulan dan
- Laporan KLB-Gizi di RS (TPG) RS sewaktu-
masyarakat/media - Form laporan - TPG waktu bila
- Laporan Posyandu bulanan kasus gizi Puskesmas ada kasus
buruk
Hasil Laporan Puskesmas LB3 atau FIII Gizi TPG Puskesmas Setiap
Penimbang bulan
an (D/S)
ASI Laporan Puskesmas Form ASI Eksklusif TPG Puskesmas Setiap 6
Eksklusif bulan
(Februari
dan
Agustus)
Distribusi Laporan Puskesmas LB3 atau FIII Gizi TPG Puskesmas Setiap 6
kapsul bulan
vitamin A (Februari
Balita dan
Agustus)
Dalam pelaksanaan pengumpulan data, bila ada puskesmas yang tidak melapor atau melapor
tidak tepat waktu, data laporan tidak lengkap dan atau tidak akurat maka petugas Dinkes
Kabupaten/Kota perlu melakukan pembinaan secara aktif untuk melengkapi data.kegiatan ini dapat
dilakukan melalui telepon, SMS atau kunjungan langsung ke puskesmas.
3. Diseminasi Informasi
Diseminasi informasi dilakukan untuk menyebarluaskan informasi surveilan gizi kepada
pemangku kepentingan. Kegiatan diseminasi informasi dapat dilakukan dalam bentuk
pemberian umpan balik, sosialisasi atau advokasi.
Umpan balik merupakan respon tertulis mengenai informasi surveilans gizi yang
dikirimkan kepada pemangku kepentingan pada berbagai kesempatan baik pertemuan lintas
program maupun lintas sector.
Sosialisasi merupakan penyajian hasil surveilans gizi dalam forum koordinasi atau
forum-forum lainnya sedangkan advokasi merupakan penyajian hasil surveilans gizi dengan
harapan memperoleh dukungan dari pemangku kepentingan.
1. Jika hasil analisis menunjukkan peningkatan kasus gizi buruk, respon yang perlu dilakukan
adalah:
a. Melakukan konfirmasi laporan kasus gizi buruk
b. Menyiapkan Puskesmas Perawatan dan RS untuk pelaksanaan tatalaksana gizi buruk
c. Meningkatkan kemampuan petugas puskesmas dan RS dalam melakukan surveilans gizi
d. Memberikan PMT Pemulihan untuk balita gizi buruk rawat jalan dan paska rawat inap.
e. Melakukan pemantauan kasus yang lebih intensif pada daerah dengan risiko tinggi
terjadinya kasus gizi buruk
f. Melakukan penyelidikan kasus bersama dengan lintas program dan lintas sector terkait
2. Jika hasil analisis menunjukkan cakupan ASI Eksklusif 0-6 bulan rendah,, respon yang perlu
dilakukan adalah:
a. Meningkatkan promosi dan advokasi tentang Peningkatan Pemberian ASI
b. Meningkatkan kemampuan petugas puskesmas dan RS dalam melakukan konseling ASI
c. Membina puskesmas untuk memberdayakan konselor dan motivator ASI yang telah
dilatih
3. Jika hasil analisis menunjukkan masih banyak ditemukan rumah tangga yang belum
mengkonsumsi garam beriodium, respon yang perlu dilakukan adalah:
a. Melakukan koordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten/Kota
untuk melakukan operasi pasar garam beriodium
b. Melakukan promosi/kampanye peningkatan penggunaan garam beriodium
4. Jika hasil analisis menunjukkan cakupan distribusi vitamin A rendah, maka respon yang
harus dilakukan adalah:
a. Bila ketersediaan kapsul vitamin A di puskesmas tidak mencukupi maka perlu mengirim
kapsul vitamin A ke puskesmas
b. Bila kapsul vitamin A masih tersedia, maka perlu meminta puskesmas untuk melakukan
sweeping
c. Melakukan pembinaan kepada puskesmas dengan cakupan rendah
5. Jika hasil analisis menunjukkan cakupan distribusi TTD (Fe3) rendah, respon yang dilakukan
adalah meminta puskesmas agar lebih aktif mendistribusikan TTD pada ibu hamil, dengan
beberapa alternative:
a. Bila ketersediaan TTD di puskesmas dan bidan di desa tidak mencukupi maka perlu
mengirim TTD ke puskesmas
b. Bila TTD masih tersedia, maka perlu meminta puskesmas untuk melakukan peningkatan
integrasi dengan program KIA khususnya kegiatan Ante Natal Care (ANC)
c. Melakukan pembinaan kepada puskesmas dengan cakupan rendah
6. Jika hasil analisis menunjukkan D/S rendah dan atau cenderung menurun, respon yang perlu
dilakukan adalah pembinaan kepada puskesmas untuk:
a. Melakukan koordinasi dengan Camat dan PKK tingkat kecamatan untuk menggerakkan
masyarakat datang ke posyandu
b. Memanfaatkan kegiatan pada forum-forum yang ada di desa, yang bertujuan untuk
menggerakkan masyarakat datang ke posyandu
c. Melakukan promosi tentang manfaat kegiatan di posyandu
BAB III
METODA
A. Pengumpulan Data
Kami melakukan pengumpulan data di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa di bagian Gizi.
Pengumpulan data kami lakukan dengan frekuensi 3 kali di setiap hari Sabtu dan Kamis, tepatnya:
- Sabtu, 19 Oktober 2013
- Sabtu, 26 Oktober 2013
- Kamis, 31 Oktober 2013
Kegiatan yang kami lakukan dalam pengumpulan data yaitu pengumpulan data secara bertahap
dikarenakan pihak puskesmas khususnya bagian Gizi menyiapkan data yang kami perlukan tidak
langsung semua atau seklaigus. Berikut kegiatan pengumpulan data dalam kurun waktu 3 kali
kunjungan:
Hari/tanggal Tempat Kunjungan Kegiatan
Untuk kasus gizi buruk di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa kami mengumpulkan data dari mulai
bulan Januari hingga Agustus tahun 2013 dalam bentuk tabel kasus gizi buruk yang terdiri dari 8
kelurahan dengan 8 variabel. Variable berikut diantaranya:
a. Kasus gizi buruk baru
b. Gizi buruk baru dirawat
c. Gizi buruk lama dirawat
d. Gizi buruk lama
e. Gizi buruk lama meninggal
f. Gizi buruk baru meninggal
g. Gizi buruk membaik
h. Gizi buruk mendapat PMT
Instrument yang kami gunakan dalam pengumpulan kasus gizi buruk adalah tabel/form
rekapitulasi kasus balita gizi buruk di wilayah kerja puskesmas, seperti berikut:
Provinsi :
Kabupaten/Kota :
Puskesmas/Kecamatan :
Bulan/Tahun :
Posyandu
No. Variabel Posyandu I Posyandu II Posyandu III
L P L+P L P L+P L P L+P
A
B
C
D
E
F
G
H
Keterangan:
Namun, dengan tabel/formulir seperti ini seharusnya kami mengambil/mengumpulkan data dari
Puskesmas Keluharan setempat di Kecamatan Jagakarsa. Oleh karena itu, kami mengumpulkan data
kasus balita gizi buruk dalam bentuk LB3.
B. Cara Pengolahan
Pengolahan data dapat dilakukan secara deskriptif maupun analitik, yang disajikan dalam bentuk
narasi, tabel, grafik, dan peta, atau bentuk penyajian informasi lainnya.
Pengolahan data dapat dilakukan secara manual maupun komputerisasi. Hasil pengolahan berupa
cakupan masing indikator Pembinaan Gizi Masyarakat, sedangkan analisis data dilakukan dengan 2
(dua) pendekatan yaitu analisis deskriptif dan analitik.
1. Analisa Deskriptif
Analisis deskriptif dimaksudkan untuk memberikan gambaran umum tentang data cakupan
kegiatan pembinaan gizi masyarakat. Tujuannya adalah untuk menetapkan daerah prioritas untuk
pembinaan wilayah dan menentukan kecendrungan antar waktu.
a) Menetapkan daerah prioritas untuk pembinaan wilayah
Analisis deskriptif untuk membandingkan antar wilayah dilakukan dengan membandingkan
hasil cakupan antar wilayah dengan target yang harus dicapai. Wilayah yang cakupannya
rendah harus mendapat prioritas pembinaan. Berikut adalah contoh cakupan D/S berdasarkan
wilayah kerja Puskesmas:
Tabel 2
Tahun 2009
Dari tabel diatas, cakupan D/S di Kabupaten Teluk Cinta belum mencapai target yaitu masih
79% (target 85%). Disparitas cakupan antar wilayah di Kabupaten ini cukup tinggi, terlihat
dari cakupan terendah sebesar 54% di Puskesmas Sukamaju dan tertinggi sebesar 96% di
Puskesmas Tirtamulya. Dengan demikian, prioritas pembinaan dilakukan pada Puskesmas
Sukamaju (54%) dan Jatiasri (64%) karena cakupannya masih kurang.
Tahun 2009
Dari tabel diatas, cakupan D/S di Kabupaten Teluk Cinta umumnya meningkat dari 79% pada
bulan Januari menjadi 83% pada bulan Februari namun terjadi penurunan menjadi 81% pada
bulan Maret. Dapat juga dilihat bahwa secara umum cakupan yang tinggi pada wilayah kerja
Puskesmas adalah di bulan Februari.
2. Analisis Analitik
Analisa analitik dimaksudkan untuk memberikan gambaran hubungan antar 2 (dua) atau lebih
indikator yang saling terkait, baik antar indikator gizi maupun indikator gizi dengan indikator
program terkait lainnya. Tujuan analisis ini antara lain untuk menentukan upaya yang harus
dilakukan bila terdapat kesenjangan cakupan antara dua indikator.
Tahap-tahap mengolah data
1. Pengumpulan data yang akan diolah
2. Menganalisis data tersebut
3. Lalu buat tabel
4. Lalu tambahkan pencapaian presentase dengan menggunakan rumus
5. Hasil pencapaian presentase dibandigkan dengan nilai target
Contoh rumus untuk pengolahan data kinerja penimbangan baduta dan balita dalam bentuk
persentase
a. Presentase D/S baduta
% D/S baduta ( 0-23 bln) = D Baduta 0-23 bulan X 100 %
S baduta 0-23 bulan
Penyajian informasi juga dapat dilakukan dengan menghubungkan 2 (dua) indikator yang
saling terkait, baik antar indikator gizi maupun indikator gizi dengan indikator program terkait
lainnya, sebagai berikut:
Berdasarkan contoh data pada table 3, disajikan kuadran antara indikator persentase D/S
dengan cakupan vitamin A, sebagaimana berikut:
Contoh pencapaian di bandingkan target
Untuk gizi buruk tahap pengolahan data kami Puskesmas Jagakarsa
Setelah data dikumpulkan dari beberapa Kecamatan di Wilayah Jakarta Selatan yaitu
Kecamatan Tebet, Kecamatan Pasar Minggu, Kecamatan Kebayoran Baru, Kecamatan
Cilandak, Kecamatan Jagakarsa dan Kecamatan Pesanggrahan, data diolah berdasarkan data
gizi buruk yang mendaptkan perawatan, yang masih dirawat, yang sudah meninggal dan yang
sudah sembuh. Setelah itu daata dapat disajikan ke dalam tabel dan diagram batang. untuk itu
dibutuhkan per bulan.
Cara:
- Pada sumbu horizontal diberi label yang menunjukkan kelas/kelompok.
- Frekuensi, frekuensi relatif, maupun persen frekuensi dinyatakan dalam sumbu vertikal
yang dinyatakan dengan menggunakan gambar berbentuk batang dengan lebar yang
sama/tetap.
Untuk gizi buruk di sajikan dalam bentuk tabel dan diagram batang. Dengan menyajikan ada
indikator yang masih dirawat, masih dirawat, sudah meninggal, yang sudah sembuh. Data
disajikan per bulan dan beberapa indikator.
Grafik 1. Kasus Gizi Buruk berdasarkan puskesmas di Kecamatan Jagakarsa
5
Gizi Buruk Lama
4
3 Gizi Buruk Baru Meninggal
2
Gizi Buruk Lama Meninggal
1
0
Gizi Buruk Membaik
Laki Laki Perempuan
Puskesmas Jagakarsa I
Kasus Gizi Buruk Yang Baru
1 (insiden)
0.9
Gizi Buruk Baru dirawat
0.8
0.7 Gizi Buruk Lama dirawat
0.6
0.5 Gizi Buruk Lama
0.4
0.3 Gizi Buruk Baru Meninggal
0.2
Gizi Buruk Lama Meninggal
0.1
0
Gizi Buruk Membaik
Laki Laki Perempuan
Puskesmas Jagakarsa II
Kasus Gizi Buruk Yang Baru
4 (insiden)
3.5 Gizi Buruk Baru dirawat
3
Gizi Buruk Lama dirawat
2.5
1.5
Gizi Buruk Baru Meninggal
1
0
Gizi Buruk Membaik
Laki Laki Perempuan
0.4
Gizi Buruk Lama Meninggal
0.2
0
Gizi Buruk Membaik
Laki Laki Perempuan
Puskesmas Lenteng Agung II
Kasus Gizi Buruk Yang Baru
1 (insiden)
0.9
Gizi Buruk Baru dirawat
0.8
0.7 Gizi Buruk Lama dirawat
0.6
0.5 Gizi Buruk Lama
0.4
0.3 Gizi Buruk Baru Meninggal
0.2
Gizi Buruk Lama Meninggal
0.1
0
Gizi Buruk Membaik
Laki Laki Perempuan
Puskesmas Ciganjur
Kasus Gizi Buruk Yang Baru
2 (insiden)
1.8
Gizi Buruk Baru dirawat
1.6
1.4 Gizi Buruk Lama dirawat
1.2
1 Gizi Buruk Lama
0.8
0.6 Gizi Buruk Baru Meninggal
0.4
Gizi Buruk Lama Meninggal
0.2
0
Gizi Buruk Membaik
Laki Laki Perempuan
Puskesmas Cipedak
Kasus Gizi Buruk Yang Baru
1 (insiden)
0.9
Gizi Buruk Baru dirawat
0.8
0.7 Gizi Buruk Lama dirawat
0.6
0.5 Gizi Buruk Lama
0.4
0.3 Gizi Buruk Baru Meninggal
0.2
Gizi Buruk Lama Meninggal
0.1
0
Gizi Buruk Membaik
Laki Laki Perempuan
Puskesmas Tj.Barat
Kasus Gizi Buruk Yang Baru
1 (insiden)
0.9
Gizi Buruk Baru dirawat
0.8
0.7 Gizi Buruk Lama dirawat
0.6
0.5 Gizi Buruk Lama
0.4
0.3 Gizi Buruk Baru Meninggal
0.2
Gizi Buruk Lama Meninggal
0.1
0
Gizi Buruk Membaik
Laki Laki Perempuan
Total Kasus Dari Semua Puskesmas Kec.
Jagakarsa
Kasus Gizi Buruk Yang Baru
16 (insiden)
14 Gizi Buruk Baru dirawat
12
10 Gizi Buruk Lama dirawat
8
Gizi Buruk Lama
6
4 Gizi Buruk Baru Meninggal
2
0 Gizi Buruk Lama Meninggal
Laki Laki Perempuan
Grafik 2. Kasus Gizi Buruk berdasarkan bulan pada Puskesmas Kec. Jagakarsa dari bulan Januari hingga
Agustus 2013
Gizi Buruk
Gizi Buruk Baru
Maret Lama
Meninggal
Meninggal
0%
0%
Gizi Buruk
Membaik
0% Gizi Buruk
Kasus Gizi yang
Buruk yang Mendapat
Gizi Buruk Lama Baru (insiden) PMT
80% 10% 0%
Gizi Buruk Baru
dirawat
10%
Gizi Buruk Lama
dirawat
0%
Gizi Buruk Membaik
April Gizi Buruk Lama 10%
Gizi Buruk Baru Kasus Gizi Buruk
Meninggal Meninggal yang Baru (insiden)
0% 0% 0%
Gizi Buruk yang
Mendapat PMT
0%
20 Januari
Februari
15
Maret
10 April
Mei
5
Juni
0 Juli
Agustus
20 Januari
Februari
15
Maret
10 April
Mei
5
Juni
0 Juli
Agustus
Kasus Gizi Buruk Lama di Rawat
Kasus Gizi Buruk di Rawat
12
10 Januari
8 Februari
Maret
6
April
4
Mei
2 Juni
0 Juli
Agustus
2.5 Januari
2 Februari
Maret
1.5
April
1
Mei
0.5 Juni
0 Juli
Agustus
2.5 Januari
2 Februari
Maret
1.5
April
1
Mei
0.5 Juni
0 Juli
Agustus
Kasus Gizi Buruk Membaik
9
8
Januari
7
6 Februari
5 Maret
4 April
3
Mei
2
Juni
1
0 Juli
Agustus
2.5 Januari
2 Februari
Maret
1.5
April
1
Mei
0.5 Juni
0 Juli
Agustus