Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTEK SURVEILANS GIZI

KUNJUNGAN PUSKESMAS KECAMATAN JAGAKARSA

“KASUS BALITA GIZI BURUK”

Dosen: Sudarmani Djoko

Disusun Oleh:

Kelompok Puskesmas Kecamatan Jagakarsa

Adelia Dwi Pratiwi (P2.31.31.1.11.001)


(P2.31.31.1.11 .001)

Adistya Anggari (P2.31.31.1.11.002)


(P2.31.31.1.11 .002)

Anindita Munggarani (P2.31.31.1.11.004)


(P2.31.31.1.11 .004)

Hayu Ningtyas (P2.31.31.1.11.021)


(P2.31.31.1.11 .021)

Irsanti Ning Rachmani (P2.31.31.1.11.0)


(P2.31.31.1.11 .0)

Mutiara Dinda Lestari (P2.31.31.1.11.032)


(P2.31.31.1.11 .032)

Program Studi Diploma IV Gizi

Semester V

Politeknik Kesehatan Kemenkes


Kemenkes Jakarta II

2013
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Upaya perbaikan gizi masyarakat sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang


 Nomor 36 Tahun 209 Tentang Kesehatan,
Kesehatan, bertujuan
bertujuan untuk meningkatkan
meningkatkan mutu gizi perseorangan
perseorangan
dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar
gizi peningkatan akses dan mutu peayanan gizi serta kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan
teknologi.
Masalah gizi makro maupun mikro masih menjadi tugas besar para pemerhati gizi seperti
masalah balita pendek (stunting) yang masih tinggi yaitu sebesar 36.8% pada tahun 2007 dan
35.6% pada tahun 2010. Selain itu, masalah anemia pada ibu hamil berdasarkan Survei Kesehatan
Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 masih cukup tinggi yaitu sebesar 40.1%, kemudian adanya
fluktuasi cakupan pemberian ASI Eksklusif dalam tiga tahun terakhir secara nasional.
Untuk memperoleh informasi pencapaian kinerja pembinaan gizi masyarakat secara cepat, akurat,
teratur dan berkelanjutan, maka perlu dilaksanakannya kegiatan surveilans gizi di seluruh wilayah
 provinsi dan kabupaten/kota.
kabupaten/kota. Pelaksanaan
Pelaksanaan surveilans gizi akan memberikan
memberikan indikasi perubahan
 pencapaian
 pencapaian indikator kegiatan
kegiatan pembinaan gizi
gizi masyarakat. Selain
Selain itu, pelaksanaan
pelaksanaan surveilans gizi
diperlukan untuk memperoleh tambahan informasi lain yang belum tersedia dari laporan rutin,
seperti konsumsi garam beriodium, pendistribusian MP-ASI dan PMT atau studi yang berkaitan
dengan masalah gizi mikro, dll.
Mahasiswa khususnya mahasiswa mahasiswi gizi perlu akan mempelajari surveilans gizi
agar dapat memperoleh informasi secara akurat dan teratur yang akan bermanfaat dalam rangka
 pengambilan
 pengambilan tindakn segera, perencanaan
perencanaan jangka pendek dan menengah
menengah serta perumusan
kebijakan terhadap masalah gizi yang ada.

B. TUJUAN
a. Umum
Mempelajari kegiatan surveilans gizi di tingkat Puskesmas, khususnya Puskesmas Kecamatan
Jagakarsa
b. Khusus
1. Mengumpulkan data surveilans gizi di tingkat Puskesmas
2. Mengolah dan menganalisis data surveilans gizi di tingkat kecamatan
3. Menyajikan hasil analisis data surveilans gizi di tingkat kecamatan
4. Melaporkan hasil analisis data surveilan gizi ke Suku Dinas Jakarta Selatan

C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kegiatan surveilans gizi ini meliputi kegiatan pengumpulan data dari
laporan rutin di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa, dengan waktu pelaksanaan setiap hari Sabtu,
19 dan 26 Oktober 2013 serta hari Kamis, 31 Oktober 2013.
Pada kegiatan ini, jenis data yang dikumpulkan berupa data balita Gizi Buruk,
Penimbangan balita (SKDN), Status gizi balita, bayi usia 0-6 bulan yang mendapat ASI
Eksklusif, Rumah Tangga yang mengkonsumsi garam beriodium, balita 6-59 bulan yang
mendapat kapsul vitamin A, serta ibu hamil yang mendapat 90 tablet Fe.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kegiatan Surveilans Gizi


Kegiatan surveilan gizi meliputi kegiatan pengumpulan dan pengolahan data, penyajian
serta diseminasi informasi bagi pemangku kepentingan. Informasi dari surveilans gizi
dimanfaatkan oleh para pemangku kepentingan untuk melakukan tindakan segera maupun untuk
 perencaan program jangka pendek, menengah maupun jangka panjang serta untuk perumusan
kebijakan.

1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan dari berbagai kegiatan
surveilans gizi sebagai sumber informasi, yaitu:
a. Kegiatan rutin, yaitu penimbangan bulanan, pemantauan dan pelaporan kasus gizi buruk,
 pendistribusian kapsul vitamin A balita, dan pemberian ASI Eksklusif.
 b. Kegiatan survey khusus yang dilakukan berdasarkan kebutuhan, seperti konsumsi garam
 beriodium, pendistribusian MP-ASI dan PMT, pemantauan status gizi anak dan ibu hamil
dan Wanita Usia Subur (WUS) risiko Kurang Energi Kronis (KEK) atau studi yang
 berkaitan dengan masalah gizi lainnya.

Tabel berikut menunjukkan berbagai data dan sumbernya pada kegiatan surveilans gizi:
Tabel 1
Rekapitulasi Data di Tingkat Kabupaten/Kota
Data Sumber Data Instrumen Pengumpul Waktu
Data
Gizi Buruk - Laporan RS - Form laporan - Tenaga Setiap
- Laporan Puskesmas kewaspadaan Pelaksana Gizi  bulan dan
- Laporan KLB-Gizi di RS (TPG) RS sewaktu-
masyarakat/media - Form laporan - TPG waktu bila
- Laporan Posyandu  bulanan kasus gizi Puskesmas ada kasus
 buruk
Hasil Laporan Puskesmas LB3 atau FIII Gizi TPG Puskesmas Setiap
Penimbang  bulan
an (D/S)
ASI Laporan Puskesmas Form ASI Eksklusif TPG Puskesmas Setiap 6
Eksklusif  bulan
(Februari
dan
Agustus)

Garam Laporan Puskesmas Form Pemantauan Guru SD dan Minimal 1


 beriodium Garam Beriodium TPG Puskesmas kali dalam
setahun

Distribusi Laporan Puskesmas LB3 atau FIII Gizi TPG Puskesmas Setiap 6
kapsul  bulan
vitamin A (Februari
Balita dan
Agustus)

Distribusi Laporan Puskesmas LB3 atau FIII Gizi Bidan Setiap


Tablet coordinator dan  bulan
Tambah TPG Puskesmas
Darah
(TTD)

Dalam pelaksanaan pengumpulan data, bila ada puskesmas yang tidak melapor atau melapor
tidak tepat waktu, data laporan tidak lengkap dan atau tidak akurat maka petugas Dinkes
Kabupaten/Kota perlu melakukan pembinaan secara aktif untuk melengkapi data.kegiatan ini dapat
dilakukan melalui telepon, SMS atau kunjungan langsung ke puskesmas.

2. Pengolahan Data dan Penyajian Informasi


Pengolahan data dapat dilakukan secara deskriptif maunpun analitik, yang disajikan
dalam bentuk narasi, tabel, grafik,dan peta atau bentuk penyajian informasi lainnya.
Penyajian informasi juga dapat dilakukan dengan menghubungkan 2 indikator yang saling
terkait, baik antar infdikator gizi maupun indicator program terkait lainnya.

3. Diseminasi Informasi
Diseminasi informasi dilakukan untuk menyebarluaskan informasi surveilan gizi kepada
 pemangku kepentingan. Kegiatan diseminasi informasi dapat dilakukan dalam bentuk
 pemberian umpan balik, sosialisasi atau advokasi.
Umpan balik merupakan respon tertulis mengenai informasi surveilans gizi yang
dikirimkan kepada pemangku kepentingan pada berbagai kesempatan baik pertemuan lintas
 program maupun lintas sector.
Sosialisasi merupakan penyajian hasil surveilans gizi dalam forum koordinasi atau
forum-forum lainnya sedangkan advokasi merupakan penyajian hasil surveilans gizi dengan
harapan memperoleh dukungan dari pemangku kepentingan.

B. Pemanfaatan Informasi Hasil Surveilans Gizi


Hasil surveilans gizi dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan sebagai tindak lanjut atau
respon terhadap informasi yang diperoleh. Tindak lanjut atau respon dapat berupa tindakan
segera, perencanaan jangka pendek, menengah dan jangka panjang serta perumusan kebijakan
 pembinaan gizi masyarakat baik di kabupaten/kota, provinsi dan pusat.
Contoh tindak lanjut atau respon yang perlu dilakukan terhadap pencapaian indicator adalah
sebagai berikut:

1. Jika hasil analisis menunjukkan peningkatan kasus gizi buruk, respon yang perlu dilakukan
adalah:
a. Melakukan konfirmasi laporan kasus gizi buruk
 b. Menyiapkan Puskesmas Perawatan dan RS untuk pelaksanaan tatalaksana gizi buruk
c. Meningkatkan kemampuan petugas puskesmas dan RS dalam melakukan surveilans gizi
d. Memberikan PMT Pemulihan untuk balita gizi buruk rawat jalan dan paska rawat inap.
e. Melakukan pemantauan kasus yang lebih intensif pada daerah dengan risiko tinggi
terjadinya kasus gizi buruk
f. Melakukan penyelidikan kasus bersama dengan lintas program dan lintas sector terkait
2. Jika hasil analisis menunjukkan cakupan ASI Eksklusif 0-6 bulan rendah,, respon yang perlu
dilakukan adalah:
a. Meningkatkan promosi dan advokasi tentang Peningkatan Pemberian ASI
 b. Meningkatkan kemampuan petugas puskesmas dan RS dalam melakukan konseling ASI
c. Membina puskesmas untuk memberdayakan konselor dan motivator ASI yang telah
dilatih

3. Jika hasil analisis menunjukkan masih banyak ditemukan rumah tangga yang belum
mengkonsumsi garam beriodium, respon yang perlu dilakukan adalah:
a. Melakukan koordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten/Kota
untuk melakukan operasi pasar garam beriodium
 b. Melakukan promosi/kampanye peningkatan penggunaan garam beriodium

4. Jika hasil analisis menunjukkan cakupan distribusi vitamin A rendah, maka respon yang
harus dilakukan adalah:
a. Bila ketersediaan kapsul vitamin A di puskesmas tidak mencukupi maka perlu mengirim
kapsul vitamin A ke puskesmas
 b. Bila kapsul vitamin A masih tersedia, maka perlu meminta puskesmas untuk melakukan
sweeping
c. Melakukan pembinaan kepada puskesmas dengan cakupan rendah

5. Jika hasil analisis menunjukkan cakupan distribusi TTD (Fe3) rendah, respon yang dilakukan
adalah meminta puskesmas agar lebih aktif mendistribusikan TTD pada ibu hamil, dengan
 beberapa alternative:
a. Bila ketersediaan TTD di puskesmas dan bidan di desa tidak mencukupi maka perlu
mengirim TTD ke puskesmas
 b. Bila TTD masih tersedia, maka perlu meminta puskesmas untuk melakukan peningkatan
integrasi dengan program KIA khususnya kegiatan Ante Natal Care (ANC)
c. Melakukan pembinaan kepada puskesmas dengan cakupan rendah

6. Jika hasil analisis menunjukkan D/S rendah dan atau cenderung menurun, respon yang perlu
dilakukan adalah pembinaan kepada puskesmas untuk:
a. Melakukan koordinasi dengan Camat dan PKK tingkat kecamatan untuk menggerakkan
masyarakat datang ke posyandu
 b. Memanfaatkan kegiatan pada forum-forum yang ada di desa, yang bertujuan untuk
menggerakkan masyarakat datang ke posyandu
c. Melakukan promosi tentang manfaat kegiatan di posyandu
BAB III
METODA

A. Pengumpulan Data
Kami melakukan pengumpulan data di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa di bagian Gizi.
Pengumpulan data kami lakukan dengan frekuensi 3 kali di setiap hari Sabtu dan Kamis, tepatnya:
- Sabtu, 19 Oktober 2013
- Sabtu, 26 Oktober 2013
- Kamis, 31 Oktober 2013

Data yang kami kumpulkan terdiri dari:


- Data cakupan balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A
- Data balita gizi buruk beserta status gizi
- Data penimbangan/balita yang ditimbang berat badannya (SKDN)
- Data rumah tangga mengkonsumsi garam beriodium
- Data ibu hamil mendapat 90 tablet Fe

Kegiatan yang kami lakukan dalam pengumpulan data yaitu pengumpulan data secara bertahap
dikarenakan pihak puskesmas khususnya bagian Gizi menyiapkan data yang kami perlukan tidak
langsung semua atau seklaigus. Berikut kegiatan pengumpulan data dalam kurun waktu 3 kali
kunjungan:
Hari/tanggal Tempat Kunjungan Kegiatan

Sabtu, 19 Oktober 2013 Puskesmas Kecamatan Pengumpulan data cakupan


Jagakarsa bagian Gizi vitamin A

Sabtu, 26 Oktober 2013 Puskesmas Kecamatan Pengumpulan data gizi buruk,


Jagakarsa bagian Gizi status gizi, penimbangan (SKDN)

Kamis, 31 Oktober 2013 Puskesmas Kecamatan Pengumpulan data garam


Jagakarsa bagian Gizi &  beriodium dan TTD (tablet Fe)
KIA

Untuk kasus gizi buruk di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa kami mengumpulkan data dari mulai
 bulan Januari hingga Agustus tahun 2013 dalam bentuk tabel kasus gizi buruk yang terdiri dari 8
kelurahan dengan 8 variabel. Variable berikut diantaranya:
a. Kasus gizi buruk baru
 b. Gizi buruk baru dirawat
c. Gizi buruk lama dirawat
d. Gizi buruk lama
e. Gizi buruk lama meninggal
f. Gizi buruk baru meninggal
g. Gizi buruk membaik
h. Gizi buruk mendapat PMT

Instrument yang kami gunakan dalam pengumpulan kasus gizi buruk adalah tabel/form
rekapitulasi kasus balita gizi buruk di wilayah kerja puskesmas, seperti berikut:

FORMULIR REKAPITULASI KASUS BALITA GIZI BURUK


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

Provinsi :
Kabupaten/Kota :
Puskesmas/Kecamatan :
Bulan/Tahun :

Posyandu
 No. Variabel Posyandu I Posyandu II Posyandu III
L P L+P L P L+P L P L+P
A
B
C
D
E
F
G
H

Keterangan:

A = Kasus Gizi Buruk yang Baru (insiden)


B = Gizi Buruk Baru dirawat
C = Gizi Buruk Lama dirawat
D = Gizi Buruk Lama
E = Gizi Buruk Baru Meninggal
F = Gizi Buruk Lama Meninggal
G = Gizi Buruk Membaik
H = Gizi Buruk yang Mendapat PMT
L = Laki laki
P = Perempuan

 Namun, dengan tabel/formulir seperti ini seharusnya kami mengambil/mengumpulkan data dari
Puskesmas Keluharan setempat di Kecamatan Jagakarsa. Oleh karena itu, kami mengumpulkan data
kasus balita gizi buruk dalam bentuk LB3.

B. Cara Pengolahan

Pengolahan data dapat dilakukan secara deskriptif maupun analitik, yang disajikan dalam bentuk
narasi, tabel, grafik, dan peta, atau bentuk penyajian informasi lainnya.

Pengolahan data dapat dilakukan secara manual maupun komputerisasi. Hasil pengolahan berupa
cakupan masing indikator Pembinaan Gizi Masyarakat, sedangkan analisis data dilakukan dengan 2
(dua) pendekatan yaitu analisis deskriptif dan analitik.

1. Analisa Deskriptif
Analisis deskriptif dimaksudkan untuk memberikan gambaran umum tentang data cakupan
kegiatan pembinaan gizi masyarakat. Tujuannya adalah untuk menetapkan daerah prioritas untuk
 pembinaan wilayah dan menentukan kecendrungan antar waktu.
a) Menetapkan daerah prioritas untuk pembinaan wilayah
Analisis deskriptif untuk membandingkan antar wilayah dilakukan dengan membandingkan
hasil cakupan antar wilayah dengan target yang harus dicapai. Wilayah yang cakupannya
rendah harus mendapat prioritas pembinaan. Berikut adalah contoh cakupan D/S berdasarkan
wilayah kerja Puskesmas:
Tabel 2

Cakupan Balita Ditimbang (D/S)

Menurut Puskesmas Di Kabupaten Teluk Cinta

Tahun 2009

Dari tabel diatas, cakupan D/S di Kabupaten Teluk Cinta belum mencapai target yaitu masih
79% (target 85%). Disparitas cakupan antar wilayah di Kabupaten ini cukup tinggi, terlihat
dari cakupan terendah sebesar 54% di Puskesmas Sukamaju dan tertinggi sebesar 96% di
Puskesmas Tirtamulya. Dengan demikian, prioritas pembinaan dilakukan pada Puskesmas
Sukamaju (54%) dan Jatiasri (64%) karena cakupannya masih kurang.

 b) Membandingkan Kecenderungan antar Waktu


Analisis deskriptif untuk membandingkan kecenderungan antar waktu di suatu wilayah
dilakukan dengan membandingkan hasil cakupan dalam satu periode waktu tertentu dengan
target yang harus dicapai. Berikut adalah contoh cakupan D/S dari Bulan Januari sampai
Maret berdasarkan wilayah kerja Puskesmas:
Tabel 3

Cakupan Balita Ditimbang (D/S) Bulan Januari Sampai Maret

Menurut Puskesmas Di Kabupaten Teluk Cinta

Tahun 2009

Dari tabel diatas, cakupan D/S di Kabupaten Teluk Cinta umumnya meningkat dari 79% pada
 bulan Januari menjadi 83% pada bulan Februari namun terjadi penurunan menjadi 81% pada
 bulan Maret. Dapat juga dilihat bahwa secara umum cakupan yang tinggi pada wilayah kerja
Puskesmas adalah di bulan Februari.

2. Analisis Analitik
Analisa analitik dimaksudkan untuk memberikan gambaran hubungan antar 2 (dua) atau lebih
indikator yang saling terkait, baik antar indikator gizi maupun indikator gizi dengan indikator
 program terkait lainnya. Tujuan analisis ini antara lain untuk menentukan upaya yang harus
dilakukan bila terdapat kesenjangan cakupan antara dua indikator.
Tahap-tahap mengolah data
1. Pengumpulan data yang akan diolah
2. Menganalisis data tersebut
3. Lalu buat tabel
4. Lalu tambahkan pencapaian presentase dengan menggunakan rumus
5. Hasil pencapaian presentase dibandigkan dengan nilai target

Contoh rumus untuk pengolahan data kinerja penimbangan baduta dan balita dalam bentuk
 persentase
a. Presentase D/S baduta
% D/S baduta ( 0-23 bln) = D Baduta 0-23 bulan X 100 %
S baduta 0-23 bulan

 b. Presentase D/S balita 24-59 bulan


% D/S Balita ( 24-59 bulan) = D Balita 24-59 bulan X 100 %
S Balita 24-59 bulan
Contoh Pengolahan Data
Berdasarkan contoh data pada Tabel 3 dan Grafik 1, dapat dilihat grafik cakupan distribusi
kapsul vitamin A di Kabupaten X pada umumnya meningkat dari 75% pada bulan Februari
menjadi 83% pada bulan Agustus. Namun ada beberapa wilayah puskesmas yang cakupannya
 pada bulan Agustus lebih rendah dari bulan Februari seperti Puskesmas Tenjolaya, Tirtamulya
dan Sukamaju.

Penyajian informasi juga dapat dilakukan dengan menghubungkan 2 (dua) indikator yang
saling terkait, baik antar indikator gizi maupun indikator gizi dengan indikator program terkait
lainnya, sebagai berikut:

Berdasarkan contoh data pada table 3, disajikan kuadran antara indikator persentase D/S
dengan cakupan vitamin A, sebagaimana berikut:
Contoh pencapaian di bandingkan target
Untuk gizi buruk tahap pengolahan data kami Puskesmas Jagakarsa

Tahapan Pengolahan Data

Setelah data dikumpulkan dari beberapa Kecamatan di Wilayah Jakarta Selatan yaitu
Kecamatan Tebet, Kecamatan Pasar Minggu, Kecamatan Kebayoran Baru, Kecamatan
Cilandak, Kecamatan Jagakarsa dan Kecamatan Pesanggrahan, data diolah berdasarkan data
gizi buruk yang mendaptkan perawatan, yang masih dirawat, yang sudah meninggal dan yang
sudah sembuh. Setelah itu daata dapat disajikan ke dalam tabel dan diagram batang. untuk itu
dibutuhkan per bulan.

C. CARA PENYAJIAN DATA

1. Tabel
a) Tabel satu arah (one-way table)
 b) Tabulasi silang (lebih dari satu arah ‘two -way table’, dll)
c) Tabel Distribusi Frekuensi

2. Grafik Batang (Bar Graph)


Bermanfaat untuk merepresentasikan data kuantitatif maupun kualitatif yang telah dirangkum
dalam frekuensi, frekuensi relative, atau persen distribusi frekuensi.

Cara:
- Pada sumbu horizontal diberi label yang menunjukkan kelas/kelompok.
- Frekuensi, frekuensi relatif, maupun persen frekuensi dinyatakan dalam sumbu vertikal
yang dinyatakan dengan menggunakan gambar berbentuk batang dengan lebar yang
sama/tetap.

Untuk gizi buruk di sajikan dalam bentuk tabel dan diagram batang. Dengan menyajikan ada
indikator yang masih dirawat, masih dirawat, sudah meninggal, yang sudah sembuh. Data
disajikan per bulan dan beberapa indikator.
Grafik 1. Kasus Gizi Buruk berdasarkan puskesmas di Kecamatan Jagakarsa

Puskesmas Serengseng Sawah


Kasus Gizi Buruk Yang Baru
9 (insiden)
8 Gizi Buruk Baru dirawat
7

6 Gizi Buruk Lama dirawat

5
Gizi Buruk Lama
4

3 Gizi Buruk Baru Meninggal


2
Gizi Buruk Lama Meninggal
1

0
Gizi Buruk Membaik
Laki Laki Perempuan

Puskesmas Jagakarsa I
Kasus Gizi Buruk Yang Baru
1
(insiden)
0.9
Gizi Buruk Baru dirawat
0.8
0.7 Gizi Buruk Lama dirawat
0.6
0.5 Gizi Buruk Lama
0.4
0.3 Gizi Buruk Baru Meninggal

0.2
Gizi Buruk Lama Meninggal
0.1
0
Gizi Buruk Membaik
Laki Laki Perempuan
Puskesmas Jagakarsa II
Kasus Gizi Buruk Yang Baru
4
(insiden)
3.5 Gizi Buruk Baru dirawat

3
Gizi Buruk Lama dirawat
2.5

2 Gizi Buruk Lama

1.5
Gizi Buruk Baru Meninggal
1

0.5 Gizi Buruk Lama Meninggal

0
Gizi Buruk Membaik
Laki Laki Perempuan

Puskesmas Lenteng Agung I


Kasus Gizi Buruk Yang Baru
2
(insiden)
1.8
Gizi Buruk Baru dirawat
1.6
1.4 Gizi Buruk Lama dirawat
1.2
1 Gizi Buruk Lama
0.8
0.6 Gizi Buruk Baru Meninggal

0.4
Gizi Buruk Lama Meninggal
0.2
0
Gizi Buruk Membaik
Laki Laki Perempuan
Puskesmas Lenteng Agung II
Kasus Gizi Buruk Yang Baru
1
(insiden)
0.9
Gizi Buruk Baru dirawat
0.8
0.7 Gizi Buruk Lama dirawat
0.6
0.5 Gizi Buruk Lama
0.4
0.3 Gizi Buruk Baru Meninggal

0.2
Gizi Buruk Lama Meninggal
0.1
0
Gizi Buruk Membaik
Laki Laki Perempuan

Puskesmas Ciganjur
Kasus Gizi Buruk Yang Baru
2
(insiden)
1.8
Gizi Buruk Baru dirawat
1.6
1.4 Gizi Buruk Lama dirawat
1.2
1 Gizi Buruk Lama
0.8
0.6 Gizi Buruk Baru Meninggal

0.4
Gizi Buruk Lama Meninggal
0.2
0
Gizi Buruk Membaik
Laki Laki Perempuan
Puskesmas Cipedak
Kasus Gizi Buruk Yang Baru
1
(insiden)
0.9
Gizi Buruk Baru dirawat
0.8
0.7 Gizi Buruk Lama dirawat
0.6
0.5 Gizi Buruk Lama
0.4
0.3 Gizi Buruk Baru Meninggal

0.2
Gizi Buruk Lama Meninggal
0.1
0
Gizi Buruk Membaik
Laki Laki Perempuan

Puskesmas Tj.Barat
Kasus Gizi Buruk Yang Baru
1
(insiden)
0.9
Gizi Buruk Baru dirawat
0.8
0.7 Gizi Buruk Lama dirawat
0.6
0.5 Gizi Buruk Lama
0.4
0.3 Gizi Buruk Baru Meninggal

0.2
Gizi Buruk Lama Meninggal
0.1
0
Gizi Buruk Membaik
Laki Laki Perempuan
Total Kasus Dari Semua Puskesmas Kec.
Jagakarsa
Kasus Gizi Buruk Yang Baru
16 (insiden)
14 Gizi Buruk Baru dirawat
12

10 Gizi Buruk Lama dirawat

8
Gizi Buruk Lama
6

4 Gizi Buruk Baru Meninggal


2

0 Gizi Buruk Lama Meninggal


Laki Laki Perempuan

Grafik 2. Kasus Gizi Buruk berdasarkan bulan pada Puskesmas Kec. Jagakarsa dari bulan Januari hingga
Agustus 2013

Gizi Buruk Lama


Januari Meninggal Gizi Buruk Baru
0% Meninggal
0%
Gizi Buruk
Membaik
Gizi Buruk Lama 0%
Gizi Buruk yang
45%
Mendapat PMT
0%
Kasus Gizi Buruk
yang Baru (insiden)
22%

Gizi Buruk Lama


dirawat
11%
Gizi Buruk Baru
dirawat
22%
Gizi Buruk yang
Februari Mendapat PMT
0% Gizi Buruk Baru
Meninggal
0%
Gizi Buruk Lama
Gizi Buruk Lama Meninggal
40% 0%
Gizi Buruk
Kasus Gizi Membaik
Buruk yang 0%
Baru
(insiden)
Gizi Buruk Lama 27%
dirawat
6%

Gizi Buruk Baru


dirawat
27%

Gizi Buruk
Gizi Buruk Baru
Maret Lama
Meninggal
Meninggal
0%
0%
Gizi Buruk
Membaik
0% Gizi Buruk
Kasus Gizi yang
Buruk yang Mendapat
Gizi Buruk Lama Baru (insiden) PMT
80% 10% 0%

Gizi Buruk Baru


dirawat
10%

Gizi Buruk Lama


dirawat
0%
Gizi Buruk Membaik
April Gizi Buruk Lama 10%
Gizi Buruk Baru Kasus Gizi Buruk
Meninggal Meninggal yang Baru (insiden)
0% 0% 0%
Gizi Buruk yang
Mendapat PMT
0%

Gizi Buruk Baru


dirawat
Gizi Buruk Lama
0%
52%

Gizi Buruk Lama


dirawat
38%

Mei Gizi Buruk Baru Gizi Buruk Lama


Meninggal Meninggal
0% 0%

Gizi Buruk Lama


0% Gizi Buruk
Membaik Gizi Buruk yang
Gizi Buruk Lama 21% Mendapat PMT
dirawat 0%
21%

Kasus Gizi Buruk


yang Baru
Gizi Buruk Baru (insiden)
dirawat 53%
5%
Gizi Buruk Baru Gizi Buruk Lama
Juni Meninggal Meninggal
0% 0%
Gizi Buruk yang
Mendapat PMT
Gizi Buruk
0%
Membaik
18%

Gizi Buruk Lama Kasus Gizi Buruk


41% yang Baru (insiden)
28%

Gizi Buruk Lama Gizi Buruk Baru


dirawat dirawat
10% 3%

Gizi Buruk Lama


Juli Gizi Buruk Baru
Meninggal
0% Gizi Buruk yang
Meninggal Mendapat PMT
0% 0%
Gizi Buruk
Membaik
21%

Kasus Gizi Buruk


yang Baru (insiden)
22%
Gizi Buruk Lama
48%

Gizi Buruk Baru


dirawat
2%

Gizi Buruk Lama


dirawat
7%
Gizi Buruk Lama
Agustus Gizi Buruk Baru
Meninggal
Meninggal
0% Gizi Buruk Membaik
0%
12%

Gizi Buruk yang


Gizi Buruk Lama Mendapat PMT
Gizi Buruk Lama
dirawat 0%
21%
1%

Kasus Gizi Buruk


yang Baru (insiden)
Gizi Buruk Baru 32%
dirawat
34%
Kasus Gizi Buruk yang Baru (Insiden)

25

Januari
20
Februari
15
Maret

10 April

Mei
5
Juni

0 Juli

Agustus

Kasus Gizi Buruk di Rawat

25

Januari
20
Februari
15
Maret

10 April

Mei
5
Juni

0 Juli

Agustus
Kasus Gizi Buruk Lama di Rawat
Kasus Gizi Buruk di Rawat

12

10 Januari

8 Februari

Maret
6
April
4
Mei
2 Juni

0 Juli

Agustus

Kasus Gizi Buruk Lama

20
18
Januari
16
14 Februari
12
Maret
10
8 April
6 Mei
4
Juni
2
0 Juli

Agustus
Kasus Gizi Buruk Baru Meninggal

2.5 Januari

2 Februari

Maret
1.5
April
1
Mei
0.5 Juni

0 Juli

Agustus

Kasus Gizi Buruk Lama Meninggal

2.5 Januari

2 Februari

Maret
1.5
April
1
Mei
0.5 Juni

0 Juli

Agustus
Kasus Gizi Buruk Membaik

9
8
Januari
7
Februari
6
5 Maret
4 April
3
Mei
2
Juni
1
0 Juli

Agustus

Kasus Gizi Buruk yang Mendapat PMT

2.5 Januari

2 Februari

Maret
1.5
April
1
Mei
0.5 Juni

0 Juli

Agustus

Anda mungkin juga menyukai