Anda di halaman 1dari 105

Outlines

Tujuan Peledakan
Pengenalan Bahan Peledak
Karakteristik Bahan Peledak
Interaksi Bahan Peledak & Batuan
Peledakan Jenjang
Peledakan Bawah Tanah
Dampak Negatif Peledakan Terhadap Lingkungan
Peledakan Terkontrol
7. Dampak Negatif Peledakan
terhadap Lingkungan

Ganda M. Simangunsong

Fakultas Teknik Pertambangan & Perminyakan ITB


Peledakan

Air Blast
Toxic
fumes
Fly rock

Blast damage
Surface waves
Structure

Explosives

Burden
Source: Thomas 1993
7a. Getaran Peledakan
Getaran
• Pelepasan energi kimia seketika menyebabkan medan
tegangan dinamik pada batuan sekitarnya.
• Medan tegangan menghasilkan deformasi elastik yang
merambat menjauh dari sumber peledakan (dalam
bentuk gelombang seismik, Jaeger & Cook, 1979)
• Untuk kasus sumber seismik ‘spherical’ dalam ruang
elastik homogen, satu-satunya gerakan yang dihasilkan
adalah compressive searah dengan perambatan.
• Namun, peledakan tidak selalu ‘spherical’ sempurna dan
media perambatan tidak selalu kontinyu dan homogen.
Pembentukan beberapa jenis gelombang seismik
disebabkan oleh kondisi-kondisi non-ideal ini (Grover,
1973)
Jenis Gelombang Seismik

Cepat rambat gelombang, Peluruhan

Energi
Gerakan Partikel
Body waves

Primary/compression waves Secondary/shear waves

Surface waves

Rayleigh waves Love waves


Gerakan Partikel (cont.)
Parameter Getaran

Simpangan

Waktu

1 siklus

Durasi
Parameter Getaran (cont.)

Transformasi matematik – Real wave?


Faktor yang mempengaruhi
Tak terkontrol Terkontrol
− Geologi − Muatan bahan
− Topografi peledak
− Bidang lemah − Jarak
− Respon struktur/ − Jenis bahan peledak
Resonansi − Waktu tunda
− Keakuratan sistem
inisisasi
− Geometri/arah
peledakan
Pengaruh Kondisi Lapangan

Jarak

Rock Soil

Geologi

Sumber: Dyno Nobel, Groundbreaking Performance,-


Muatan BP & Waktu tunda

Charge/blast 4 holes
Charge/delay 4 holes
0 t1 t2 t
3

t1
Charge/blast 4 holes t2
Charge/delay 1 hole t3

Sumber: Dyno Nobel, Groundbreaking Performance,-


Arah Penambangan

• Getaran peledakan • Getaran tanah


meluruh sejalan meningkat dengan
dengan kemajuan kemajuan
penambangan penambangan
• Frekuensi dan • Frekuensi dan
simpangan rendah simpangan tinggi
Sumber: Dyno Nobel, Groundbreaking Performance,-
Pengaruh Getaran
1. Respon manusia – Ketidaknyamanan
2. Respon bangunan – Kerusakan
Respon Manusia
• Getaran akibat operasi peledakan hadir bersamaan
dengan suara.
• Respon manusia tergantung pada kondisi genetik dan
pendidikan.
• Suara ‘tidak ramah’ bersamaan dengan getaran mudah
dipersepsikan sebagai gempa.
• Berbeda dengan suara dan getaran Bis, yang mudah
diidentifikasi.
Respon Manusia (cont.)
• Getaran bisa dinilai kecil bagi seseorang, bila getaran
tidak berpengaruh negatif terhadapnya. Misal, bisa
membuat retak rumah atau membangunkan bayi-tidur?
• Penting untuk menyampaikan informasi kepada
masyarakat tentang bagaimana getaran berpengaruh
terhadap bangunan dan struktur lainnya, untuk
memotong siklus ketakutan/ekspektasi negatif.
• Sebaliknya, bila getaran diketahui sebagai hasil dari
aktivitas yang menguntungkan, manusia manjadi lebih
toleran.
Respon Manusia (cont.)
The greatest problem facing the blasting
engineer are, therefore, the disturbance effect
and the expectation effect; the latter especially
with regard to building belonging to the person
perceiving the disturbance.
Persson, 1994
Persepsi
Persepsi
• Persepsi dapat diartikan sebagai proses dimana
seseorang mengartikan kesan panca inderanya untuk
memberi arti terhadap lingkungannya (Robbins, 1991)
“of what reality is, not reality itself”
• Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah :
– faktor-faktor pada orang yang merasakan (perceiver)
– faktor-faktor keadaan atau situasi
– faktor-faktor obyek
Perceiver
• Sikap (Sikap merupakan pernyataan evaluasi-- baik
menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap
suatu obyek atau kejadian)
Contoh: Bagaimana tangapan Bp/Ibu/Sdr terhadap
gangguan blasting pada kegiatannya sehari-hari,
Gangguan yang dirasakan Bp/Ibu/Sdr sudah lama atau
baru saja, dll)
• Alasan (Istilah lain ”unsatisfied need”. Alasan
mempunyai pengaruh kuat terhadap persepsi
seseorang)
Contoh: Apakah blasting yang dilakukan pada siang-
sore hari itu tepat menurut Bp/Ibu/Sdr?
Perceiver (cont.)
• Kepentingan (Bahwa kepentingan atau interest
seseorang itu sangat berbeda satu dengan yang lain,
apa yang seseorang perhatikan dalam suatu situasi
dapat berbeda dengan apa yang dirasakan oleh orang
lain)
Contoh: Kalau blasting itu tidak ada yang berarti
kegiatan penambangan batubara tidak jalan atau
berhenti. Apakah Bp/Ibu/Sdr merasa?dll)
• Pengalaman yang lewat (Untuk pengertian secara
sempit, pengalaman yang lewat dapat terkait dengan
kondisi saat kini)
Contoh: Dari pengalaman yang lewat tentang gangguan
akibat blasting yang Sdr pernah rasakan, apakah
Bp/Ibu/Sdr merasa bahwa ganngguan akibat blasting
saat ini kira-kira bila dibandingkan dengan waktu-waktu
(tahun) yang lewat bagaimana?
Perceiver (cont.)

• Harapan (Harapan dapat mengubah persepsi apa yang


akan dilihat/dirasakan dengan apa yang diharapkan
untuk dilihat/dirasakan)
Contoh: Apakah diperlukan tanda awal (sirene, lonceng)
pada saat akan melakukan blasting, agar penduduk
menyiapkan diri untuk tidak kaget, khususnya bagi
orang-orang tua dan balita?
Contoh Penilaian Persepsi
• Variabel–variabel tersebut diukur dengan menggunakan
skala Likert, dimana menurut Sugiyono (2002)
kriterianya ditentukan dalam lima katagori pembobotan
sebagai berikut:
– Sangat setuju diberi skor : 1
– Setuju diberi skor : 2
– Cukup setuju diberi skor : 3
– Tidak setuju diberi skor : 4
– Sangat tidak setuju diberi skor : 5
• Sesuai dengan konteks pertanyaan dalam kwesioner,
istilah tersebut diatas dapat berubah, misalnya menjadi:
sangat rusak, rusak, cukup rusak, tidak rusak dan
sangat tidak rusak, tergantung dari konteks poertanyaan.
Contoh Penilaian Persepsi
• Setelah diperoleh nilai rata-rata, kemudian nilai tersebut
dimasukkan dalam kelasnya masingmasing sesuai
dengan intervalnya dimana nilai intervalnya memakai
rumus:
Interval = (Nilai tertinggi-Nilai terendah)/ Jumlah kolom
Interval = (5-1)/5 = 0.8
• Dari nilai interval tersebut maka dapat diketahui batas-
batas masing-masing kelas. Untuk memudahkan analisis
pendapat responden, maka rentangannya dikatagorikan
dalam lima kelompok :
– Sangat setuju 1,0 < a < 1,8
– Setuju 1,8 < a < 2,6
– Cukup setuju 2,6 < a < 3,4
– Tidak setuju 3,4 < a < 4,2
– Sangat tidak setuju 4,2 < a < 5,0
Contoh Penilaian Persepsi

Mengganggu-
Cukup mengganggu
Standar Ketidaknyamanan
• Tidak mungkin membuat standar dimana tidak ada
keluhan. Meskipun sedikit akan selalu ada keluhan,
berapapun kecilnya gangguan.
• Manusia akan lebih toleran bila waktu paparan pendek,
megetahui mengapa meraka harus terkena getaran, dan
bagaimana geteran akan mempengaruhi mereka dan
lingkungan sekitar, serta mereka mengetahui waktu
kapan akan merasakan getaran.
Standar Ketidaknyamanan (cont.)
• Reiher & Meiser (1931). Intensitas getaran terhadap
ketidaknyamanan manusia. Sumber getaran 500 dtk. 15
orang menyatakan bahwa getaran 0.02 mm/s (f=3-25
Hz) tidak terasa. Kondisi tidak nyaman bila getaran 0.5
mm/s pada frekuensi 30 Hz.
• Wiss & Parmalee (1974) Sumber getaran 5 detik.
Ketidaknyamanan berada pada tingkat getaran 25 mm/s
frekuensi 2.5-25 Hz.
• Persepsi getaran berkurang dengan berkurangnya waktu
terpapar.
Respon Bangunan
Respon Bangunan
• Kompleks!
• Bangunan dikonstruksi dengan berbagai cara: beberapa
lebih solid dibanding yang lainnya, dimensi berbeda,
material dan metode konstruksi berbeda dan tipe
pondasi berbeda.
• Intensitas, janis, interval frekuensi, panjang gelombang
getaran, dan arah perambatan gelombang relatif
terhadap struktur.
• Catatan, faktor penting lainnya adalah pengaruh
tegangan statik terhadap elemen bangunan, misal
‘settlement’, kelembaban, dan temperatur.
Kategorisasi Konstruksi Rumah

Sumber: Awal Surono,-


Konstruksi Tidak Baik
Konstruksi Tidak Baik
Rumah panggung, yaitu rumah
yang berdiri diatas sejumlah
tiang sehingga lantainya tidak
berada diatas tanah. Rumah
panggung ini seharusnya masih
merupakan rumah yang cukup
baik menahan getaran asalkan
material yang berada diatas
tiang merupakan material yang
ringan, misalnya kayu.
Konstruksi Tidak Baik
Respon Bangunan (cont.)
3 kategori kerusakan bangunan :
1. Direct vibration damage – Rusak dari kondisi belum
rusak sebelum hadirnya getaran
2. Accelerated ageing – Akumulasi kerusakan akibat
beberapa kali terkena getaran, misal pondasi
3. Indirect vibration damage – Getaran dapat
menyebabkan ‘settlement’ bangunan
Respon Bangunan (cont.)
• Hubungan antara tegangan dan regangan yang terjadi,
dan kekuatan elemen bangunan, menunjukan kapan
bangunan tidak rusak.
• Tegangan > kekuatan, maka bangunan rusak.
• Secara praktis, metode perhitungan tegangan
berdasarkan data pengukuran regangan atau getaran
sangat sulit dan mahal
Respon Bangunan (cont.)
• Hubungan antara tegangan dan regangan yang terjadi,
dan kekuatan elemen bangunan, menunjukan kapan
banguan tidak rusak.
• Tegangan > kekuatan, maka bangunan rusak.
σ=εE
ε=V/c
σ=VE/c
• Secara praktis, metode perhitungan tegangan
berdasarkan data pengukuran regangan atau getaran
sangat sulit dan mahal
Respon Bangunan (cont.)

 Karakteristik getaran
 Karakteristik struktur
 Frekuensi natural
struktur bangunan <
20Hz
 Resonansi terjadi bila
frekuensi getaran sesuai
dengan frekuensi natural
struktur bangunan
Resonansi
Respon Bangunan (cont.)
• Yang paling banyak digunakan adalah nilai ambang
batas/NAB berdasarkan pengalaman.
• NAB memperhatikan jenis dan kondisi bangunan,
kondisi pondasi, serta jenis getaran.
• Namun, NAB yang ada tidak dapat memastikan
(guarantee) bahwa kerusakan baru tidak akan muncul.
Berdasarkan pengalaman, kerusakan bisa terjadi pada
beberapa kasus tertentu.
Respon Bangunan (cont.)
Respon Bangunan (cont.)
Respon Bangunan (cont.)
Respon Bangunan (cont.)
Swedish Standard
• Ambang batas getaran
V =Vo Fk Fd Ft
• V = Peak Particle Velocity (PPV)
sebelum dikoreksi
• Fk = Faktor kualitas kontruksi
• Fd = Faktor jarak
• Ft = Faktor aktivitas konstruksi
Respon Bangunan (cont.)

Swedish Standard
• PPV sebelum terkoreksi
Vo (mm/s) = Cp (m/s) /65
Tanah dasar bangunan Vo (mm/s)
Kerikil, pasir. lempung 18
Lanau, gamping lunak 35
Granit, gamping keras, kuarsa 70
Respon Bangunan (cont.)
Swedish Standard
• Faktor kualitas konstruksi, Fk = Fb Fm
Kelas Jenis konstruksi bangunan Fb
1 ‘heavy construction’ misal jembatan, pelabuhan, 1.70
pangkalan militer
2 Bangunan perkantoran dan industri 1.20
3 Rumah hunian 1.00
4 Bangunan besar, misal museum, mesjid, gereja 0.65
5 Bangunan bersejarah 0.50

Kelas Jenis material konstruksi Fm


1 Beton tulangan, baja atau kayu 1.20
2 Beton tanpa tulangan 1.00
3 Beton ringan 0.75
4 Batu batu (dari gamping) 0.65
Respon Bangunan (cont.)

Swedish Standard
• Faktor Jarak, Fd
Respon Bangunan (cont.)

Swedish Standard
• Faktor Aktivitas Konstruksi, Ft
Jenis aktivitas peledakan Ft
Konstruksi sipil 1.0
Tambang dan kuari 0.75 - 1.0
Exercise (cont.)
Tentukan nilai PPV kritis untuk
bangunan camp/rumah anda?
Perencanaan Peledakan
Pengukuran Tingkat Getaran
Peledakan
Triaxial Accelerometer Vibration Waveform
0.4

0.3

0.2

Acceleration (m/s2 )
0.1

0.0

-0.1

-0.2

-0.3
Transversal
-0.4 Longitudinal
Vertical
-0.5
1.1 1.2 1.3 1.4 1.5
Time (s)

A4 A3 A2 A1
Vibration Waveform

Hole No.1 Hole No.7 Hole No.12


Time (s)
0.5 1.5 2.5 3.5 4.5 5.5 6.5

5 mm/s

A1
0 mm/s

± 500 ms
23 m

A3 84 m

Blasting hole
126 m
Accelerometer
Hole No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Not to scale A4

PPV: 0.1 – 20 mm/s Frequency: 65 – 200 mm/s


Tingkat Getaran, Jarak dan
Muatan Bahan Peledak
• Getaran tanah berhubungan langsung dengan jumlah
muatan bahan peledak, serta jarak antara sumber
peledakan dan titik pemantauan, demikian juga kondisi
massa batuan.
• Perbedaannya, kondisi massa batuan serta jarak antara
sumber peledakan dan titik pemantauan tidak dapat
dikontrol, namun muatan bahan peledak dapat
ditentukan berdasarkan persamaan-persamaan empiris
dari beberapa peneliti (Ambraseys et.al., 1968, Duvall
et.al., 1962, Langefors et.al., 1958) yang semuanya
didasarkan pada metode regresi linier scaled distance.
Tingkat Getaran, Jarak dan
Muatan Bahan Peledak
Tingkat Getaran, Jarak dan
Muatan Bahan Peledak
Pengaruh terhadap getaran
Variabel pada peledakan
Tinggi Sedang Rendah
Variabel terkontrol
Berat isian bahan peledak per waktu tunda X
Lama waktu tunda X
Akurasi detonator X
Burden dan spasi X
Panjang stemming X
Jenis material untuk stemming X
Panjang isian bahan peledak dan diameter lubang tembak X
Kemiringan lubang tembak X
Arah penyalaan X
Jumlah berat bahan peledak per kegiatan peledakan X
Kedalaman isian bahan peledak X
Perbandingan penggunaan detonating cord biasa dan terbungkus X
Perbandingan penggunaan detonator elektrik dan non-elektrik X
Variabel tak terkontrol
Kondisi umum batuan X
Tipe dan tebal overburden X
Angin dan kondisi cuaca X
100

USBM (Duvall & Fogelson, 1962)


10

PPV (mm/s)
Hasil Perhitungan
Regresi Linier Scaled Distance 1
Transversal, K=432, B=1.23
Vertikal, K=692, B=1.38
Longitudina, K=564, B=1.29
0
1 10 100 1000
R/Qmax (kg/m0.5)
0.5
100
100
Langefors-Kihlstrom (1958)
Ambraseys-Hendron (1968)
10
PPV (mm/s)

10

1 PPV (mm/s)
1
Transversal, K=2110, B=1.37
Transversal, K=2.30, B=1.89
Vertikal, K=3914, B=1.52
Vertikal, K=1.95, B=2.16 Longitudina, K=2803, B=1.41
Longitudina, K=2.31, B=2.04
0 0
0.10 1.00 10.00 1 10 100 1000
Qmax1/2/R1/3(kg1/2/m1/3) R/Qmax (kg/m1/3)
1/3
Tingkat Getaran, Jarak dan
Muatan Bahan Peledak (cont.)
Upaya Mengurangi Tingkat
Vibrasi
• Pola penyalaan diatur agar detonasi per lubang
tembak lebih dari 17 ms.
• Kurangi jumlah lubang dan diameter lubang
tembak
• Bagi jenjang penambangan menjadi beberapa
jenjang
• Hindari burden yang terlalu besar >>
Fragmentasi buruk
• Slot/ Line drilling
Mengurangi Tingkat Vibrasi?
• Pola penyalaan diatur agar detonasi per lubang
tembak lebih dari 17 ms.
• Kurangi jumlah lubang dan diameter lubang
tembak
• Bagi jenjang penambangan menjadi beberapa
jenjang
• Hindari burden yang terlalu besar >>
Fragmentasi buruk
• Slot/ Line drilling
7b. Ledakan Udara
Bising
• Bunyi adalah apa yang manusia dengar
• Bising adalah suara yang tidak diinginkan
• Bunyi dihasilkan oleh objek yang bergetar dan sampai
ke telinga pendengar sebagai gelombang di udara
Parameter Bunyi

• Frekuensi
• Tekanan bunyi
• Kekuatan bunyi
• Waktu
Frekuensi

• Orang muda sehat bisa


mendengar suara
dengan frekuensi 20 -
20,000 Hz.
• Suara manusia pada
saat berbicara berkisar
300 - 3,000 Hz.
Tekanan bunyi (sound
pressure)
• Fluktuasi tekanan udara yang dihasilkan oleh sumber
bunyi.
• Manusia normal bisa mendengar tekanan bunyi terendah
0.00002 Pa (20 microPa). Percakapan normal biasanya
berada pada tekanan 0.02 Pa.
• Tekanan suara biasanya dinyatakan dalam decibels (dB)

Sound Pressure Level (SPL) = 20 log ( 0.02/ 0.00002) =


20 log (1000) = 60 dB
SPL and Sound Pressure
Geometri penyebaran
• SPL2 – SPL 1 = 10 log (d1/d2)2 = 20 log (d1/d2)
• Untuk kasus penyebaran point source, dimana
penyebaran yang sama ke semua arah, SPL tereduksi 6
dB untuk setiap penambahan 2 kali jarak
Gradien temperatur
• Temperatur semakin tinggi maka kecepatan rambat
suara akan semakin tinggi.
• Pada kondisi temperatur meningkat dengan ketinggian.
Gelombang suara akan terdengar sampai jarak yang
jauh. Biasanya sering terjadi saat musim dingin atau
sore menjelang malam.
Struktur pembatas
Peluruhan yang signifikan dapat diperoleh dengan
menggunakan struktur pembatas solid

Sumber: Hinman, 2008


Air blast
• Air Blast/ ledakan udara adalah sejumlah
tertentu energi bahan peledak yang keluar
ke atmosfer
• Penyebabnya :
– Tekanan Udara
– Pelepasan Gas
– Pelepasan Stemming
• Air Blast menjadi penyebab keluhan
utama masyarakat dibandingkan vibrasi
Air Blast (cont.)
2500
50 g C4 internally
2000 detonated (S318x6.63t)

PRESSURE (kPa)
gauge distance: 450 mm
1500
simulation
1000
500
0
experiment
-500
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
TIME (ms)
Shock wave
Detonation
Pressure

Sound wave

Time/Distance
Air blast (cont.)
• Air Blast merambat melalui udara pada jarak yang jauh.
• Dekat ke sumber peledakan, cepat rambat shock adalah
supersonic, kemudian berkurang (cepat) ke kecepatan
suara.
• Bila udara homogen (tanpa adanya gradien temperatur
dan arah angin, cepat rambat konstan dan ‘shock front’
menyebar ‘spherical’).
• Kecepatan suara 340 m/s (STP). Kecapatan bertambah
(kira-kira) 2% untuk setiap kenaikan temperatur 10oC
• Temperatur turun untuk kenaikan elevasi (gradien rata-
rata 0.6oC per 100 m.
Air blast (cont.)
• Gradien temperatur adalah penyebab utama
ketidakteraturan tekanan air blast (jarak jauh
dari sumber peledakan)
Air blast (cont.)

Sumber: Baker, 1973


Respon Manusia

Tingkat air blast aman


(AS 2187.2-1993)

Batas untuk ketidak nyamanan manusia 120 dB


Batas untuk menghindari kerusakan struktur 133 dB
Respon Manusia (cont.)

Tingkat air blast aman


(Siskind, 1980)

0.1 Hz High pass system 134 dB


2 Hz High pass system 133 dB
5 or 6 Hz High pass system 129 dB
C-slow (events not exceeding 105 dB
2 sec. Duration)
Kerusakan Struktur
1 psi = 6.89 kpa
Kerusakan Struktur (cont.)

Sumber: Persson, 1994


Air Blast (cont.)

PSL = k (R/W 1/3)n

Ambang batas (dB)

Rekomendasi
peledakan
Menghindari keluhan
masyarakat?
• Penerangan yang baik kepada masyakarat tentang
kegunaan operasi peledakan dan efek yang ditimbulkan.
• Pemilihan waktu peledakan yang baik, misal hindari
peledakan pada pagi dan sore hari karena kemungkinan
gradien temperatur. Rentang waktu dimana masyarakat
berada di rumah.
• Lakukan penghijauan di sekitar perumahan masyarakat
(sebagai barrier)
• Operasi peledakan terkontrol (untuk mereduksi air blast),
misal gunakan ‘good stemming’, kurangi jumlah lubang
dan diameter lubang tembak, bagi jenjang
penambangan menjadi beberapa jenjang, ganti
detonating cord dengan Nonel atau detonator listrik,
lindungi detonating cord dengan pasir, dll.
Good Stemming?
• Agregat berbentuk angular
• Ukuran yg benar, ‘rules of thumb’ 0,1 - 0,2 x diameter
lubang tembak
• Panjang stemming minimum 16 – 24 kali diameter
• Panjang stemming minimum 0,7 – 1,3 burden
7c. Gas Beracun
Reaksi Oksidasi
• Bahan peledak bereaksi menghasilkan energi oleh
proses oksidasi
• Kebanyakan bahan peledak adalah ‘CHNO explosives’
• Formula umum untuk ‘CHNO explosives’ CxHyNwOz
Reaksi Oksidasi (cont.)
• CxHyNwOz  xC + yH + wN + zO
• Produk tipikal:
2N  N2
2H + O  H2O
C + O  CO
CO + O  CO2
‘Oxygen Balance’
Hirarki reaksinya ‘rule of thumb’
– Seluruh nitrogen membentuk N2
– Seluruh hidrogen terbakar menjadi H2O
– Oksigen yang tertinggal setelah pembentukan H2O
membakar carbon menjadi CO
– Seluruh oksigen yang tertinggal setelah pembentukan
CO membakar CO to CO2
– Oksigen sisis membentuk O2
– NOx selalu terbentuk
Contoh ‘Oxygen Balance’
• Nitroglycerine
– C3H5N3O9  3C + 5H + 3N + 9O
– 3N  1.5N2
– 5H + 2.5O  2.5H2O (sisa 6.5 O)
– 3C + 6O  3CO2 (sisa 0.5 O)
– .5O  .25O2
• OVEROXIDIZED
– C3H5N3O9 1.5N2 + 2.5H2O + 3CO2 + .25O2
Exercise (cont.)
Bagaimana dengan RDX C3H6N6O6?
Solusi untuk RDX ‘Oxygen
Balance’
• RDX
– C3H6N6O6  3C + 6H + 6N + 6O
– 6N à 3N2
– 6H + 3O  3H2O (sisa 3 O)
– 3C + 3O  3CO (semua O digunakan habis pada
tahapan ini, tidak ada pembentukan CO2)
• UNDEROXIDIZED
– C3H6N6O6  3N2 + 3H2O + 3CO
‘Oxygen Balance’ (cont.)
• Beberapa bahan peledak menghasilkan produk dimana
cukup oksigen untuk membakar carbon menjadi CO2,
misalnya nitroglycol (C7H5N3O6)
• Namun, kebanyakan bahan peledak adalah kelebihan
oksigen (overoxidized) atau kekurangan oksigen (under-
oxidized)
Over-oxidized (FOB)
• Bahan peledak yang memiliki cukup oksigen untuk
membakar hidrogen menjadi air, dan semua carbon
menjadi carbon dioxide
• ‘Miskin bahan bakar’
• Asap Merah mengindikasikan ketidakcukupan bahan
bakar dalam reaksi
• Contoh: Nitroglycerine
Under-oxidized (NOB)
• Bahan peledak tidak mempunyai cukup oksigen untuk
meruhan carbon dan hidrogen menjadi carbon dioxide
dan air
• ‘Kaya bahan bakar’
• Asap hitam adalah indikasi under-oxidation
• Kebanyakan bahan peledak
Exercise (cont.)
Apa hal lain yang membuat ZOB penting?
AN+FO

94,5 % AN - 5,5 % FO Zero OB


3 NH4NO3+CH2 → 7 H2O+CO2+3 N2+ 930 Kcal/kg

92,0 % AN - 8,0 % FO Negative OB


2 NH4NO3+CH2 → 5 H2O+CO+2 N2 + 810 Kcal/kg

96,6 % AN - 3,4 % FO Positive OB


5 NH4NO3+CH2 → 11 H2O+CO2+2 NO+4 N2 + 600 Kcal/kg
AN+FO (cont.)

Sumber: Evans, -
7d. Flyrock
Pendahuluan
• Muatan bahan peledak
berlebih (baca: bukan hanya
memecah, 16% energi BP
digunakan untuk melempar
batuan)
• Batu 3 ton terlempar sejauh
300 m (tambang terbuka
LKAB Svappavaara; lubang
tembak diameter 194 mm,
BP TNT-slurry, PF 1,1
kg/m3)
• Dampak negatif flyrock:
manusia, bangunan, dan
peralatan.
IN FRONT FREE FACE
Based on Literature
• Swedish Detonic Research Foundation
(Sve De Fo), 1981
L = 143 d (q-0.2)
q : specific charge = 0.71 kg/m3
d : hole diameter = 4.5 inch
L : maximum throw = ± 300 m
Fragment Size (SveDeFo,
1981)

±1 m
Workman & Calder, 1994
• Prediction of face velocity

• K = factor
– 15 softer competent rock
– 37 harder competent rock
• m = charge mass per meter = 12 kg/m
• B = burden =3m
• Vo = face velocity = 18 – 37 m/s
Maximum Throw
(Workman & Calder, 1994)

L = (Vo2 sin 2α)/g


• Lmax = Vo2 /g
• Lmax for Martabe is predicted 30 – 200 m
BEHIND FREE FACE
Livingston, 1956 & Chiappetta,
1983

At Martabe
Scaled depth of burial
2.6 – 2.7 ft/lb1/3
Theoretically safe from fly rock
Contoh lain: Prediksi Lemparan
(hard rocks)
• Rmax = 260 d2/3
– R: Jarak (m)
– d: Diameter lubang tembak (inch)
• ∅ = 0.1 d2/3
– ∅=Diameter boulder (m)
Plastic for Catching Fly Rock 22.5 M
From Toe
Discussion …..

END

Anda mungkin juga menyukai