Anda di halaman 1dari 34

KULIAH-1:

PENGANTAR KULIAH
(PRINSIP PERANCANGAN
KAWASAN RAWAN GEMPA)
TAR 722 ADI SAFYAN, ST., M.Sc.
GARIS-GARIS BESAR
PROGRAM PENGAJARAN
(GBPP)
Latar Belakang
 Posisi Indonesia terletak di daerah pertemuan 3 lempeng
besar dunia (lempeng Pasifik, lempeng Indo-Australia
dan lempeng Eurasia) serta lempeng kecil (lempeng
Philipina) menyebabkan kawasan ini sangat rawan
terhadap bencana gempa bumi.
 Hampir setiap tahun terjadi gempa bumi di kawasan ini
baik berskala besar (> 6 SR) maupun kecil (< 6 SR) yang
menimbulkan korban cukup besar serta kerugian materil
yang tidak sedikit.
 Perlu pemahaman terhadap fenomena gempa bumi,
efeknya pada bangunan dan lingkungan, serta cara-cara
mengatasi atau mengurangi dampak yang terjadi akibat
gempa bumi pada perencanaan bangunan dan lingkungan.
Latar Belakang
Deskripsi dan Tujuan
 Deskripsi
Mempelajari hal-hal yang berkenaan dengan gempa bumi:
fenomena gempa bumi, efeknya pada bangunan, serta cara-
cara mengurangi dampak yang terjadi khususnya pada
perencanaan bangunan dan lingkungan.
 Tujuan
Setelah menyelesaikan mata kuliah, diharapkan mahasiswa
mampu:
 Memahami fenomena gempa bumi beserta efeknya pada

struktur bangunan.
 Memahami hal-hal yang harus menjadi perhatian dalam

perencanaan bangunan dan lingkungan untuk


mengurangi dampak yang terjadi akibat gempa bumi.
Perkuliahan & Evaluasi
 Kuliah (ceramah/diskusi) : 15 x pertemuan
Memberikan pemahaman mengenai fenomena gempa bumi
serta prinsip-prinsip perancangan bangunan/ lingkungan
yang tahan gempa.
 Tugas-tugas
 Membuat makalah tentang gempa bumi serta
perancangan bangunan tahan gempa.
 Review terhadap buku yang mengulas masalah
perancangan bangunan tahan gempa.
 UTS dan UAS
Evaluasi terhadap materi yang telah diajarkan,
diselenggarakan pada pertengahan semester (UTS) dan pada
akhir semester (UAS).
Penilaian (Scoring)
 Presensi atau kehadiran minimal 75 % untuk bisa
mengikuti ujian dan mendapatkan nilai.
 Penilaian didasarkan atas prosentase:
 Kehadiran : 10 %

Kehadiran 100% = 10.0; 85% < X < 95% = 7.5; 75% <
X < 85 % = 5.0; X < 75% = Tidak Lulus
 Tugas-tugas : 25 %
 Ujian Tengah Semester (UTS) : 25 %
 Ujian Akhir Semester (UAS) : 40 %

 Bobot Nilai:
> 85 = A; 75 – 84,9 = B+; 70 – 74,9 = B; 65 – 69,9 = C+;
55 – 64,9 = C; 45 – 54,9 = D; < 44,9 = E
Jadwal (Schedule)

Mg# Topik Sub Topik Referensi


Penjelasan GBPP , Pengantar Kepada Teori
1 Pengantar Kuliah 2, 9
Kebencanaan
Struktur Bumi, Teori Pergerakan Lempeng
2 Teori Gempa Bumi 1, 2, 3
Tektonik Bumi
Karakteristik Gempa Gelombang Gempa bumi, Pengukuran Gempa
3 1, 2, 3
Bumi bumi, Wilayah Gempa bumi Indonesia
Efek Gempa Bumi Pada Getaran Tanah, Likuifaksi, Patahan Tanah,
4 1, 5
Lingkungan Binaan Longsor, Tsunami/Seiches
Efek Gempa Bumi Pada Efek Energi Gelombang Gempa Bumi, Efek
5 1, 5
Bangunan Magnitude/Intesitas Getaran Gempa Bumi
Peta Wilayah Gempa Indonesia (Macro-
Pengaruh Lokasi / Site
6 zonation), Peta Potensi Getaran, Likuifaksi, 1, 5
Pada Gempa Bumi
Patahan, Longsor (Seismic Microzonation)
Jadwal (Schedule)

Mg# Topik Sub Topik Referensi


Berat Bangunan, Damping, Respon Spektra,
Konsep Umum
7 Daktilitas, Kekuatan, Kekakuan, Distribusi 1, 5
Bangunan Tahan Gempa
Gaya dan Konsentrasi Tegangan

8 UTS - -

Konfigurasi Vertikal Struktur Rangka Momen, Struktur Rangka


9 4, 5
Bangunan Tahan Gempa Silang, Struktur Dinding Geser
Konfigurasi Horizontal Efek Torsi, Efek Lantai Diskontinu,
10 4, 5
Bangunan Tahan Gempa Pemisahan Bangunan (Dilatasi)
Elemen Non Struktur Dinding Pengisi, Struktur Tangga, Cladding,
11 4, 5
Bangunan Tahan Gempa Dinding Panel, Jendela, Peralatan ME
Teknologi Baru Pada Penahan Getaran (Isolasi), Peredam Getaran
12 4, 5, 9
Bangunan Tahan Gempa (Dampers), Disain Struktur Inovative
Jadwal (Schedule)

Mg# Topik Sub Topik Referensi


Perbaikan Bangunan Pengertian, Pendekatan, Teknik-teknik
13 4, 5, 9
(Retrofitting) Retrofitting
Pedoman Perencanaan Latar Belakang, Perkiraan Bahaya Tsunami,
14 Bangunan Evakuasi Jenis-jenis Bangunan Evakuasi, Contoh- 9
Tsunami contoh Bangunan Evakuasi
Pedoman Teknis Rumah Pedoman Umum, Bangunan Konstruksi
15 dan Bangunan Gedung Kayu, Bangunan Konstruksi Bata, 7, 8
Tahan Gempa (PU) Bangunan Konstruksi Beton Bertulang
Kiat Praktis Perencanaan
35 Prinsip-prinsip Perencanaan Bangunan
16 Bangunan Gedung Tahan 6
Tahan Gempa
Gempa (Review)
Daftar Pustaka (References)

No. Cover Pengarang/Judul/Penerbit/Tahun

Idham, Noor Cholis, “Prinsip-prinsip Desain Arsitektur


1
Tahan Gempa”, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2014.

Pawirodikromo, Widodo, “Seismologi Teknik dan


2 Rekayasa Kegempaan”, Penerbit Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, 2012.

Suharjanto, “Rekayasa Gempa”, Janabrada University


3
Press, Yogyakarta, 2013.
Daftar Pustaka (References)

No. Cover Pengarang/Judul/Penerbit/Tahun

Charleson, Andrew, “Seismic Design for Architects”,


4
Elsevier, Oxford, 2008.

Federal Emergency Management Agency, “Designing for


Earthquake: A Manual For Architects”, Federal
5
Emergency Management Agency (FEMA), Washington
D.C., 2006.

Bachmann, Hugo “Seismic Conceptual Design of


6 Buildings”, Bundesamt fur Wasser und Geologie (BWG),
Bern, 2003.
Daftar Pustaka (References)

No. Cover Pengarang/Judul/Penerbit/Tahun

Boen, Teddy, “Constructing Seismic Resistant Masonry


7 Houses in Indonesia”, United Nations (US) / World
Seismic Safety Initiative (WSSI), 2009.

Direktorat Jenderal Cipta Karya, Pedoman Teknis Rumah


8 dan Bangunan Gedung Tahan Gempa , Departemen
Pekerjaan Umum, Jakarta, 2006.

Sumber lainnya: Internet, Buku-buku terbitan Federal


9
Emergency Management Agency (FEMA),
Peraturan (Rules)
 Tepat waktu (be punctual)!
Tidak lebih dari 15 menit.
 Tidak ada suara diskusi atau handphone selama kuliah
atau ujian (be quite)!
Karena tidak menghargai dan juga mengganggu kawan
lainnya – tentu juga dosen!
 Jujur dalam melaksanakan tugas dan ujian (no
cheating)!
 Tidak boleh mengambil/mengumpulkan tugas orang lain

atau menyontek saat ujian.


 Saya menghargai kemalasan atau ketidak-pintaran, tetapi

tidak untuk penipuan (ketidak-jujuran). Sanksi akan


diterapkan (Nilai E)!
TEORI KEBENCANAAN
Pengertian Bencana
 Bencana (Disaster) dapat didefinisikan sebagai "kejadian
yang menyebabkan kerusakan, gangguan ekologis, hilangnya
nyawa manusia atau kemerosotan layanan kesehatan dalam
skala yang memadai untuk mendapatkan tanggapan yang luar
biasa dari masyarakat atau wilayah yang terkena dampak“.
(World Health Organization)
 Bencana adalah “peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam, faktor non-alam maupun
faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban
jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda,
dan dampak psikologis”. (Undang-undang Nomor 24 Tahun
2007 Tentang Penanggulangan Bencana).
Pengertian Bencana
 Sebuah peristiwa dapat dikatakan bencana (disaster) jika
terjadi di daerah berpenghuni/penduduk dan membawa
kerusakan, kehilangan atau kerugian pada sistem sosial
ekonomi; dan tidak disebut bencana jika terjadi di daerah
tidak berpenghuni. Karakteristik bencana, antara lain :
 Mencakup kawasan yang cukup luas dan durasi yang

tidak singkat.
 Menyebabkan hilangnya jiwa manusia atau luka
ringan/berat.
 Menyebabkan kerusakan lingkungan alam dan buatan

(rumah, bangunan, sarana transportasi, komunikasi,


dsb)
 Dapat Menggerakkan empati masyarakat (solidaritas

kemanusiaan).
Klasifikasi Bencana (1)
Klasifikasi bencana menurut sumber bencana :
Klasifikasi Bencana (2)
Klasifikasi bencana menurut bidang keilmuan:
Faktor Resiko Bencana (Risk)
Vulnerability x Exposure
 Risk = Hazard x
Capacity
 ‘Risk’ (= resiko) adalah resiko terjadinya korban

dan/atau kerusakan akibat sebuah bencana, dipengaruhi


oleh ‘hazard’ (= ancaman bahaya), ’vulnerability’ (=
kerentanan), ‘exposure’ (= derajad keterbukaan) dan
‘capacity’ (= kapasitas).
 Risk (= resiko) bencana akan bernilai besar apabila

vulnerability dan exposure tinggi, capacity rendah dan


terkena oleh ancaman luar (hazard) yang besar.
 Sebaliknya Risk (= resiko) dapat diminimalisir dengan

memperkecil vulnerability dan exposure serta


meningkatkan capacity.
Faktor Resiko Bencana (‘Risk’)
 ‘Hazard’ (= ancaman bahaya), yaitu ancaman bencana
pada suatu wilayah baik bencana alam maupun buatan.
Faktor Resiko Bencana (‘Risk’)
 ‘Vulnerability’ (= kerentanan), yaitu situasi yang
memungkinkan terjadinya suatu bencana pada sebuah
daerah atau wilayah.
Faktor Resiko Bencana (‘Risk’)
 ‘Exposure’ (= keterbukaan), yaitu derajad keterbukaan
yang mempengaruhi tingkat efek dari bencana (kondisi
objek). Contoh : populasi penduduk, nilai struktur
bangunan, dsb.
Faktor Resiko Bencana (‘Risk’)
 ‘Capacity’ (= kapasitas), yaitu kemampuan masyarakat
dalam menghadapi ancaman bencana sehingga mengurangi
resiko dari sebuah bencana. Pengembangan kapasitas
masyarakat mencakup 3 hal pokok:
 Individu: pemberian informasi, penyadaran, pelatihan,

training, pengembangan jejaring kerjasama, dsb.


 Institusi (Organisasi): perencanaan program,
penyediaan sumber daya (SDM, fasilitas, peralatan,
finansial), pelaksanaan program, koordinasi dan kerja
sama dengan institusi dalam dan luar negeri.
 Enabling Capacity: menyangkut penyusunan perangkat

kaidah, aturan, hukum, sanksi dalam rangka


menghadapi bencana.
Peta Hazard Dunia

Kuning: geologi (gempa bumi dan gunung berapi),


Hijau: meterologi (badai tropis)
Peta Hazard Gempa Bumi Dunia

Peta menunjukkan tingkat akselerasipergerakan tanah


ketika terjadi gempa bumi
Peta Hazard Gempa Bumi Indonesia

Merah = Tinggi; Kuning = Sedang; Hijau = Rendah


Peta Hazard Gunung Api Indonesia

Merah = Tinggi; Kuning = Sedang; Hijau = Rendah


Peta Hazard Tsunami Indonesia
Pengelolaan Bencana
 Pengelolaan Bencana atau Manajemen Kebencanaan
(Disaster Management) adalah suatu rangkaian kegiatan
untuk mengendalikan situasi bencana terdiri atas 2 (dua)
rangkaian kegiatan (periode) yaitu :
1. Periode pengelolaan krisis (crisis management) yaitu
periode saat dan setelah terjadi bencana meliputi
kegiatan mengadakan proses pertolongan (emergency),
penyembuhan (rehabilitasi) dan pembangunan kembali
(rekonstruksi).
2. Periode pengelolaan resiko (risk management) yaitu
periode ketika tidak ada bencana (sebelum terjadi
bencana), berupa kegiatan pencegahan (prevensi) atau
pengurangan (mitigasi) dampak bencana serta kegiatan
persiapan dalam menghadapi bencana.
Pengelolaan Bencana
Pengelolaan Bencana
 Periode Pengelolaan Krisis (Crisis Management) yaitu
periode saat dan setelah terjadi bencana, terbagi atas:
 Pertolongan (emergency relief), yaitu usaha pencarian

dan penyelamatan korban (search and rescue) serta


memberi bantuan darurat bagi korban bencana.
 Penyembuhan (recovery/rehabilitation), yaitu usaha

untuk memulihkan kondisi fisik dan non fisik korban,


serta mengembalikan keadaan sosial dan ekonomi
masyarakat seperti keadaan semula.
 Pembangunan kembali (reconstruction), yaitu usaha

untuk memperbaiki atau membangun kembali sarana dan


prasarana masyarakat yang rusak sehingga fungsi
masyarakat cepat pulih.
Pengelolaan Bencana
 Periode Pengelolaan Resiko (Risk Management) yaitu
periode ketika tidak terjadi bencana dan akan menghadapi
bencana.
 Pencegahan (prevention), yaitu segala kegiatan
pencegahan (prevention) atau mengurangi (mitigation)
segala resiko terhadap kesehatan dan keselamatan
manusia. Ini mungkin melibatkan penyebab atau
konsekuensi dari bahaya (hazard), seperti penataan tata
guna lahan, penataan pemukiman, dsb.
 Persiapan (preparedness), yaitu segala kegiatan
persiapan menghadapi bencana, sehingga masyarakat
dapat dievakuasi, dilindungi atau diselamatkan sesegera
mungkin, termasuk didalamnya penerapan ‘early
warning system’ dan jalur evakuasi.
SEKIAN
TERIMA KASIH
(SAMPAI JUMPA MINGGU DEPAN)

Anda mungkin juga menyukai