Anda di halaman 1dari 12

Ukhuwah Islamiyah .

18

UKHUWAH ISLAMIYAH
 Tujuan Penyajian Materi
1. Untuk menghidupkan ruh ukhuwah diantara para peserta tarbiyah secara khusus
dan kaum muslimin pada umumnya.
2. Agar peserta tarbiyah memahami pentingnya ukhuwah dalam da'wah dan
perjuangan Islam.
3. Agar peserta tarbiyah mengetahui faktor-faktor yang menguatkan ukhuwah dan
menerapkannya dalam kehidupan mereka.
4. Agar peserta tarbiyah mengetahui faktor-faktor yang dapat merusak ukhuwah dan
berusaha untuk menjauhinya.

Yang di tekankan adalah bagaimana dengan ukhuwah mampu membentuk


haraqatul ingqad (gerakan perubahan).
 Muqaddimah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus dengan bebrapa tujuan besar. Diantara
tujuan diutusnya beliau adalah untuk memenangkan Islam. Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman dalam QS 9 :33, QS. 61:9
QS. 9 : 33

33. Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran)
dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-
orang musyrikin tidak menyukai.
QS. 61 :9

272
Ukhuwah Islamiyah .18

9. Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang
benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang
musyrik membenci.

Memperjuangkan Islam hingga mencapai kemenangannya dan mengungguli semua


agama yang ada tentulah membutuhkan kekuatan dan diantara bentuk kekuatan yang
dibutuhkan selain kekuatan iman adalah kekuatan rijal dalam jumlah dan kualitas
serta kekuatan persaudaraan dan persatuan diantara mereka.

Bangsa Arab – yang di tengah-tengah mereka diutus Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa


sallam – sebelum Islam menjadi agama mereka adalah bangsa yang tidak pernah
diperhitungkan dan dikhawatirkan ancamannya oleh bangsa-bangsa lain di masa itu.
Itu disebabkan karena bangsa Arab adalah bangsa yang berpecah belah yang
disibukkan dengan peperangan dan permusuhan diantara mereka yang menyebabkan
lemahnya mereka.

Setelah Islam mewarnai kehidupan mereka tiba-tiba mereka menjadi bangsa yang
kuat. Surat-surat yang dikirimkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada raja-raja
besar di zaman itu pada awalnya mengagetkan mereka, bagaimana mungkin bangsa
yang lemah mengajak mereka untuk mengikuti agamanya dan tunduk kepada
pemimpinnya? Mereka tidak menyangka bahwa bangsa Arab yang telah memeluk
Islam kini menjadi bangsa yang kuat dengan iman mereka dan dengan ukhuwah serta
persatuan diantara mereka hingga pada gilirannya pusat-pusat kekuasaan besar di
dunia ketika itu – Persia di timur dan Romawi di barat – tumbang dan jatuh ke
tangan kaum muslimin. Negeri Persia dikuasai kaum muslimin di zaman
kekhalifahan Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu dan Konstantinopel ibu kota
kerajaan Romawi jatuh ke tangan kaum Muslimin pada abad ke 8 Hijriyah di tangan
Muhammad Al Fatih. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

273
َ ‫َوَأ ِطيعُوا هَّللا َ َو َرسُولَهُ َواَل تَنَا َزعُوا فَتَ ْف َشلُوا َوت َْذه‬
َ‫َب ِري ُح ُك ْم َواصْ بِرُوا ِإ َّن هَّللا َ َم َع الصَّابِ ِرين‬
Ukhuwah Islamiyah .18

Dan ta'atlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah- “
bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan
”.bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar
)QS. 8:46(
 Ukhuwah Islamiyah
A. Asas Ukhuwah
Al mahabbatul fillah (kecintaan karena Allah)
Dasar dari ukhuwah adalah keimanan sebab ikatan persaudaraan yang paling kuat
adalah yang diikat oleh iman, dia bahkan lebih kuat dari persaudaraan yang diikat
oleh darah dan nasab (QS. 49:10).
QS. 49 : 10

10. orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah


(perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap
Allah, supaya kamu mendapat rahmat.

Iman akan sempurna jika dibangun di atas saling mencintai karena Allah, dengan
demikian ukhuwah yang kuat adlaah ukhuwah yang didasari atas saling mencintai
karena Allah Subhanahu wa Ta’ala. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda :

‫اَل تَ ْد ُخلُونَ ْال َجنَّةَ َحتَّى تُْؤ ِمنُوا َواَل تُْؤ ِمنُوا َحتَّى تَ َحابُّوا َأ َواَل َأ ُدلُّ ُك ْم َعلَى َش ْي ٍء ِإ َذا فَ َع ْلتُ ُموهُ ت ََحابَ ْبتُ ْم َأ ْف ُشوا ال َّساَل َم بَ ْينَ ُك ْم‬
Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman dan tidak akan“
sempurna iman kalian sampai kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan
kepada kalian sesuatu yang jika kalian lakukan kalian akan saling mencintai ?
Sebarkanlah salam diantara kalian.” (HR. Muslim)
Secara fitrah manusia itu adalah manusia yang berukhuwah karena manusia

274
adalah makhluk social yang saling membutuhkan satu sama lain. Karena namun
Ukhuwah Islamiyah .18

ukhuwah yang manusia pahami adalah sebatas ukhuwah biasa, namun ukhuwah yag
hakiki adalah ukhuwah fillah. Yang menjadi takarannya bukan karena sedarah
sekampung, sekampus, sekelas, dll. Melainkan sejauh mana kecintaannya kepada
saudarinya karena Allah.

B. Keutamaan ukhuwah dan mahabbah fillah


o Syarat sempurnanya iman.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda :
‫اَل يُْؤ ِمنُ َأ َح ُد ُك ْم َحتَّى ي ُِحبَّ َأِل ِخي ِه َما يُ ِحبُّ لِنَ ْف ِس ِه‬
Tidak sempurna keimanan salah seorang dari kalian sampai dia mencintai “
untuk saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
Pada fitahnya semua orang tidak ingin dikatakan tidak beriman. Maka secara
umum manusia memang ingin dikatakan sebagai orang yang beriman., hatta
orang kafirpun mennginginkan keimanan, namun rasulullah mengajarkan
kepada kita untuk menyempurnakan keimanan kita adalah salah stunya
dengan menperkuat ukhuwah.

o Mendapatkan cinta Allah.


َ‫ع َْن َأبِي هُ َر ْي َرة‬
َ …َ‫ص َد هَّللا ُ َعلَى َم ْد َر َجتِ ِه َملَ ًك……ا فَق‬
‫…ال‬ َ ْ‫َار َأ ًخا لَهُ فِي قَرْ يَ ٍة ُأ ْخ َرى فََأر‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َأ َّن َر ُجاًل ز‬
َ ‫ع َْن النَّبِ ِّي‬
‫ك ِم ْن نِ ْع َم ٍة تَ ُربُّهَا قَ……ا َل اَل َولَ ِكنَّنِي‬ َ َ‫لَهُ َأ ْينَ ت َْذهَبُ قَا َل َأ ُزو ُر َأ ًخا لِي فِي هَّللا ِ فِي قَرْ يَ ِة َك َذا َو َك َذا ق‬
َ ‫ال هَلْ لَهُ َعلَ ْي‬
‫ك َك َما َأحْ بَ ْبتَهُ فِي ِه‬
َ َّ‫ك َأ َّن هَّللا َ قَ ْد َأ َحب‬
َ ‫َأحْ بَ ْبتُهُ فِي هَّللا ِ َع َّز َو َج َّل قَا َل فَِإنِّي َرسُو ُل هَّللا ِ ِإلَ ْي‬
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bahwasanya seorang laki-laki menziarahi saudaranya di kampung lain
lalu Allah mengutus seorang malaikat untuk mengikutinya di jalannya. Ketika
malaikat itu mendatanginya dia berakata : “Mau kemana engkau?” Orang

275
itu menjawab : “Saya ingin menziarahi saudaraku fillah di kampung fulan.”
Ukhuwah Islamiyah .18

Malaikat berkata : “Apakah karena satu kebaikan yang ingin kau balas?”
Orang itu berkata : “Tidak, akan tetapi aku mencintainya karena Allah Azza
wa Jalla.” Malaikat berkata : “Sesungguhnya aku adalah utusan Allah
kepadamu untuk menyampaikan bahwasanya Allah mencintaimu
sebagaimana engkau mencintai saudaramu karenaNya.” (HR. Ahmad dan
Muslim
)
Hadis di atas menjelaskan kedudukan ukhuwah fillah dimana Allah
menegaskan tentang ukhuwah tersebut bahwa dia mencintai orang yang
mencintai saudaranya tetapi ini tidak tercapai melaingkan mahabbah tersebut
diteremahkan daam perbuatan yang nyata. Betapa agung dan mulianya
keagungan yang diraih seorang mukmin yaitu kecintaan Allah kepada nya.
o Berada di atas mimbar-mimbar cahaya yang diinginkan oleh para Nabi dan
syuhada. Dari Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Allah ‘Azza wa Jalla berfirman :
ٍ ُ‫ْال ُمت ََحابُّونَ فِي َجاَل لِي لَهُ ْم َمنَابِ ُر ِم ْن ن‬
‫ور يَ ْغبِطُهُ ْم النَّبِيُّونَ َوال ُّشهَدَا ُء‬
Orang yang saling mencintai dalam keagunganKu bagi mereka mimbar- “
mimbar (tempat-tempat yang tinggi) dari cahaya. Para Nabi dan para
syuhada sangat menginginkan (keadaan seperti) mereka.” (HR. Tirmidzi dan
dishahihkan oleh Al Albani)
o Mendapat naungan Allah di hari kiamat.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda :
‫ِإ َّن هَّللا َ يَقُو ُل يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة َأ ْينَ ْال ُمتَ َحابُّونَ بِ َجاَل لِي ْاليَوْ َم ُأ ِظلُّهُ ْم فِي ِظلِّي يَوْ َم اَل ِظ َّل ِإاَّل ِظلِّي‬
Sesungguhnya Allah berfirman pad hari kiamat : Mana orang yang saling “
mencintai karena keagunganKu? Pada hari ini Aku akan menaungi mereka
dengan naunganKu di hari yang tidak ada naungan kecuali naunganKu.”
(HR. Muslim)

276
Ukhuwah Islamiyah .18

Juga hadits tentang 7 golongan yang mendapakan naungan Allah pada hari
kiamat yang salah satunya adalah “dua orang yang saling mencintai karena
Allah, mereka bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah.” (HR.
Bukhari dan Muslim)

o Ikatan iman yang paling kuat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam


bersabda :
.ِ ‫ َو ْالبُ ْغضُ فِي هَّللا‬،ِ ‫ َو ْالحُبُّ فِي هَّللا‬،ِ ‫ َو ْال ُم َعادَاةُ فِي هَّللا‬،ِ ‫ق ُع َرى اِإل ي َما ِن ْال ُم َواالةُ فِي هَّللا‬
ُ َ‫َأوْ ث‬
Ikatan iman yang paling kuat adalah saling memberikan loyalitas karena “
Allah dan saling membenci karena Allah dan cinta karena Allah dan benci
karena Allah.” (HR. Thabrani dan dihasankan oleh Al Albani)

C. Tahapan – tahapan dalam merajut ukhuwah yang kuat


Untuk melahirkan ukhuwah yang kuat diperlukan langkah-langkah berikut:
 dimulai dengan perkenalan dari perkenalan akan terjadi interaksi dan
pergaulan.
Sering berinteraksi akan melahirkan saling memahami akan karakter dan sifat
masing-masing sehingga masing-masing berinteraksi dengan saudaranya
dengan memperhatikan karakter dan sifat yang terdapat pada diri saudaranya
tersebut sehingga melahirkan tafahum (saling memahami). Pergaulan dan
muamalah hasanah akan melahirkan ta’aluf (ikatan hati) dan jika hati telah
dekat dan bersatu akan melahirkan (ta’awun) kerjasama dan saling menolong
bahkan sampai pada tingkat (tadhhiyah) rela berkorban untuk saudaranya.

D. Tingkatan-tingkatan ukhuwah
a. Kelapangan dada terhadap saudara, diantara bentuk kelapangan dada :
1. Tidak ada iri dan dengki terhadap saudara. Dari Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu bahwasnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

277
bersabda :
Ukhuwah Islamiyah .18

‫ال يجتمعان في قلب عبد اإليمان و الحسد‬


Tidak akan berkumpul dalam hati seorang hamba iman dan kedengkian.” “
(HR. Ahmad dan Nasai dan disahihkan oleh Al Albani)
2. Memaafkan kesalahan-kesalahan saudara
(QS. 3:133)

133. dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada
surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-
orang yang bertakwa,
Dalam peristiwa haditsah al-ifk Misthah radhiyallahu ‘anhu termasuk
salah seorang dari kaum mu’minin yang termakan fitnah yang ditiupkan
oleh orang-orang munafik. Dia seorang muhajir dan ahli Badar
sebagaimana juga miskin sehingga kehidupannya ditangung oleh Abu
Bakar radhiyallahu ‘anhu. Ketika Allah menurunkan ayat yang
menjelaskan kesucian Aisyah radhiyallahu ‘anhu dari segala fitnah
tersebut, Abu Bakar bersumpah untuk memutuskan bentuannya kepada
Misthah yang ikut termakan fitnah terhadap putrinya, maka Allah
menurunkan ayat tentang itu : “Dan janganlah orang-orang yang
mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa
mereka tidak akan memberi kepada kaum kerabat, orang-orang yang
miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah
mereka mema'afkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa
Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang “ (QS. 24:22) maka Abu Bakar pun langsung membatalkan
sumpahnya dengan membayar kaffarah sumpah.

3. Tidak ada dendam.

278
Ukhuwah Islamiyah .18

 Murid-murid Imam Ahmad pernah berkata kepadanya : “Bolehkah


kami mengambil hadits dari Abu Manshur Ath Thusi?” berkata
Ahmad : “Kalau bukan darinya dari siapa lagi kalian akan
mengambil hadits?” Mereka berkata : “Sesungguhnya dia telah
berbicara tentang (keburukan) anda.” Berkata Ahmad : “Dia adalah
seorang yang shaleh namun kita menjadi ujian baginya.”
 Pernah terjadi sesuatu antara Hasan bin Hasan bin Ali bin Abi Thalib
dengan Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib sehingga Hasan bin
Hasan mendatangi Ali bin Husain di majelisnya dihadapan murid-
muridnya dan menghujatnya. Ali bin Husain hanya diam mendengar
hujatan saudaranya terhadapnya hingga dia menyelesaikan apa yang
ingin dikatakannya lalu pergi. Tak lama kemudian Ali bin Husain
mendatangi Hasan bin Hasan di rumahnya dan berkata : “Jika semua
yang engkau katakan tadi benar adanya semoga Allah mengampuniku
dan jika semua yang engkau katakan tadi tidak benar semoga Allah
mengampunimu.” Maka Hasan bin Hasan mengejar Ali bin Husain
dan meminta maaf kepadanya.
b. Suka untuk saudaranya apa yang dia suka untuk dirinya, perwjudannya :
1. Membantu saudara, ada dua tingkatan :
 Memberikan bantuan ketika diminta dan mampu untuk membantu
disertai dengan wajah yang cerah (tidak menunjukkan rasa berat).
 Memberikan bantuan tanpa diminta.
2. Memberikan nasehat, disebutkan dalam perkataan hikmah “saudaramu
adalah orang yang berkata benar kepadamu (jika engkau benar dia katakan
benar dan jika engkau salah dia katakan salah) bukan orang yang selalu
membenarkan segala tindakanmu.”
3. Mendoakan.
Dari Abu Darda radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi

279
wa sallam bersabda :
Ukhuwah Islamiyah .18

َ …َ‫…ر ق‬
‫…ال‬ ٌ َ‫ب ُم ْست ََجابَةٌ ِع ْن َد َرْأ ِس ِه َمل‬
ٍ …‫ك ُم َو َّك ٌل ُكلَّ َم……ا َد َع……ا َأِل ِخي … ِه بِخَ ْي‬ ِ ‫َد ْع َوةُ ْال َمرْ ِء ْال ُم ْسلِ ِم َأِل ِخي ِه بِظَه ِْر ْال َغ ْي‬
‫ك بِ ِم ْث ٍل‬
َ َ‫ك ْال ُم َو َّك ُل بِ ِه آ ِمينَ َول‬
ُ َ‫ْال َمل‬
Doa seorang muslim untuk saudaranya dalam keadaan tidak “
diketahuinya dikabulkan, di sisi kepalanya ada malaikat yang diwakilkan,
setiap kali dia doakan saudaranya maka malaikat itu mengucapkan
“amin, dan untukmu seperti itu pula”. (HR. Muslim)
4. Menjaga kehormatannya yaitu dengan tidak menggibahnya,
memfitnahnya bahkan jika ada orang yang mencela saudaranya dia akan
membelanya.
Dalam perjalanan ke perang Tabuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
mencari Ka’ab bin Malik, maka seorang laki-laki berkata : “Berat atasnya
pakaiannya ya Rasulullah.” (maksudnya dia tidak mampu meninggalkan
kenikmatan di Madinah untuk pergi berjihad). Mendengar itu Mu’adz bin
Jabal berkata orang tersebut : “Alangkah buruk apa yang engkau katakan,
kami tidak mengetahui darinya kecuali kebaikan, mungkin dia terhalang
udzur.”

c. Mengutamakan saudaranya di atas dirinya sendiri


(QS. 59:9)

9. dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman
(Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor)
'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). dan mereka
(Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang
diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-
orang muhajirin), atas diri mereka sendiri, Sekalipun mereka dalam
kesusahan. dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah
orang orang yang beruntung

280
Ukhuwah Islamiyah .18

1. Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu


bahwa Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam pernah kedatangan tamu
yang kelaparan pada suatu malam maka beliau bertanya kepada istri-istri
beliau kalau-kalau diantara mereka ada yang mempunyai makanan, ketika
beliau tahu bahwa tidak ada seorang pun diantara istri beliau yang
mempunyai makanan beliau menawarkan kepada para sahabat untuk
melayanai tamu beliau tersebut. Abu Thalhah lalu menawarkan dirinya,
diapun segera ke rumahnya dan munyampaikannya kepada istrinya,
istrinya berkata bahwa mereka hanya punya makanan untuk anak-anak
mereka malam itu. Abu Thalhah lalu menyuruh istrinya untuk menidurkan
anak-anaknya ketika waktu makan malam tiba dan mematikan pelitanya
lalu mengajak tamu Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam makan dalam
kegelapan sementara Abu Thalhah dan istrinya sendiri tidak makan.
Keesokan harinya Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Sungguh Allah kagum dengan apa yang dilakukan fulan dan fulanah
(semalam).” Dan Allah menurunkan ayat : “dan mereka mengutamakan
saudara mereka di atas diri mereka sendiri meskipun mereka sendiri
dalam keadaan sempit” (QS. 59:9)
2. Setelah perang Yarmuk selesai berkecamuk tergeletak 3000 prajurit
muslim diantara mereka ada yang terluka dan ada pula yang syahid.
Diantara yang terluka terdapat Al Harits bin Hisyam, ‘Ikrimah bin Abi
Jahl dan ‘Ayyasy bin Abi Rabi’ah. Maka Al Harits meminta air untuk
minum, ketika air dibawakan kepadanya dia melihat ‘Ikrimah memandang
kepadanya maka diapun berisyarat agar itu diberikan kepada ‘Ikrimah,
ketika air dibawa kepada Ikrimah dia melihat ‘Ayyasy memandang
kepadanya maka diapun berisyarat agar air itu dibawa kepada ‘Ayyasy,
ketika air itu dibawakan kepada ‘Ayyasy ternyata dia telah meninggal
sebelum sempat meneguknya dan ternyata al Harits dan ‘Ikrimah pun juga

281
Ukhuwah Islamiyah .18

telah meninggal dunia. Tidak seorangpun diantara mereka yang meminum


air tersebut sampai mereka syahid karena mengutamakan saudaranya.

E. Hal-hal yang memperkuat ukhuwah


1. Silaturrahim
2. Menyampaikan rasa cinta
3. Ceria dikala bertemu
4. Jabat tangan dikala bertemu
5. Saling member hadiah
6. Mengucapkan salam
7. Saling menolong
8. Saling mendo’akan
9. Merealisasikan hak seorang muslim
o Menjawab salam
o Memenuhi undangan
o Memberi nasehat
o Menjawab bersin
o Menjeguk dikala sakit
o Mengantar jenazah
F. Hal-hal yang merusak ukhuwah
1. Egois
2. Sombong
3. Hasad
4. Debad
5. Ghibah
6. Berbohong
7. Cinta kepemimpinan dan popularitas
G. Kesimpulan

282
Ukhuwah Islamiyah .18

Saling mencintai karena Allah akan melahirkan ukhuwah (persaudaraan) di jalan


Allah) lalu ukhuwah dan persatuan akan melahirkan kekuatan untuk selanjutnya
mendapatkan janji Allah di dunia yaitu kemenangan sehingga tercapailah salah satu
tujuan diutusnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu menjadikan Islam
sebagai agama tertinggi di atas seluruh agama, nilai dan ajaran yang ada di muka
bumi ini.

Tugas : menemukan gejalah-gejalh yang menyebabkan terjadinya pelecehan ukhuwah.

283

Anda mungkin juga menyukai