Muqaddimah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus dengan bebrapa tujuan besar. Diantara
tujuan diutusnya beliau adalah untuk memenangkan Islam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman
:
ق لريك ش
ظرهنرهك نعنلىَ اللديِّرن ككللره نولنشوُ نكررهن اشلكمششررككوُنن هكنوُ اللرذيِ أنشرنسنل نركسوُلنهك رباِشلهكندىَ نورديِّرن اشلنح ل
“Dia-lah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar
dimenangkannya di atas segala agama meskipun orang-orang musyrik membenci.” (QS. 9:33,
61:9)
Memperjuangkan Islam hingga mencapai kemenangannya dan mengungguli semua
agama yang ada tentulah membutuhkan kekuatan dan diantara bentuk kekuatan yang dibutuhkan
selain kekuatan iman adalah kekuatan rijal dalam jumlah dan kualitas serta kekuatan
persaudaraan dan persatuan diantara mereka.
Setelah Islam mewarnai kehidupan mereka tiba-tiba mereka menjadi bangsa yang kuat.
Surat-surat yang dikirimkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada raja-raja besar di zaman
itu pada awalnya mengagetkan mereka, bagaimana mungkin bangsa yang lemah mengajak
mereka untuk mengikuti agamanya dan tunduk kepada pemimpinnya? Mereka tidak menyangka
bahwa bangsa Arab yang telah memeluk Islam kini menjadi bangsa yang kuat dengan iman
mereka dan dengan ukhuwah serta persatuan diantara mereka hingga pada gilirannya pusat-pusat
kekuasaan besar di dunia ketika itu – Persia di timur dan Romawi di barat – tumbang dan jatuh
ke tangan kaum muslimin. Negeri Persia dikuasai kaum muslimin di zaman kekhalifahan Umar
bin Khattab r.a dan Konstantinopel ibu kota kerajaan Romawi jatuh ke tangan kaum Muslimin
pada abad ke 8 Hijriyah di tangan Muhammad Al Fatih. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
صاِبررريِّنن
ان نمنع ال ل صبركروا إرلن ل ب رريِّكحككشم نوا ش ان نونركسوُلنهك نونل تننناِنزكعوُا فنتنشفنشكلوُا نوتنشذهن ن
نوأنرطيكعوُا ل
“Dan ta'atlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang
menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah
beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Anfal 8:46)
Ukhuwah Islamiyah
1. Asas Ukhuwah
Dasar dari ukhuwah adalah keimanan sebab ikatan persaudaraan yang paling kuat adalah
yang diikat oleh iman, dia bahkan lebih kuat dari persaudaraan yang diikat oleh darah dan
nasab (QS. Al Hujurat 49:10). Iman akan sempurna jika dibangun di atas saling mencintai
karena Allah, dengan demikian ukhuwah yang kuat adlaah ukhuwah yang didasari atas saling
mencintai karena Allah Subhanahu wa Ta’ala. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda :
نل تنشدكخكلوُنن اشلنجنلةن نحلتىَ تكشؤرمكنوُا نونل تكشؤرمكنوُا نحلتىَ تننحاِلبوُا أننونل أنكدللككشم نعنلىَ نششيءء إرنذا فننعشلتككموُهك تننحاِبنشبتكشم أنشفكشوُا اللسنلنم بنشيننككشم
“Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman dan tidak akan sempurna iman kalian
sampai kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan kepada kalian sesuatu yang jika kalian
lakukan kalian akan saling mencintai ? Sebarkanlah salam diantara kalian.” (HR. Muslim)
1
d) Pergaulan dan muamalah hasanah akan melahirkan ta-aluf (ikatan hati) dan jika hati
telah dekat dan bersatu akan melahirkan kerjasama dan saling menolong bahkan
sampai pada tingkat rela berkorban untuk saudaranya.
e) Takaful ( Saling menanggung)
Beban saudara kita adalah beban kita juga. Melihat teman yang sedang ditimpa
kesusahan, kita ikut merasakan.
f) Itsar ( mendahulukan orang lain dari pada dirinya sendiri )
Mendahulukan saudaranya adalah tingkatan tertinggi dalam ukhuwah. Itsar
merupakan tingkatan imannya para sahabat Rasulullah SAW.
o Mereka merasakan buah dari lezatnya iman, Sedangkan selain mereka tidak
merasakannya.
Rasulullah Shallahu’Alaihi Wasalam bersabda: “ Ada tiga golongan yang dapat
merasakan manisnya iman : orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih mencintai
dirinya sendiri, mencintai seseorang karena Allah, dan ia benci kembali pada kekafiran
sebagaimana ia benci jika ia di campakkan ke dalam api neraka.”(HR. Bukhari)
o Berada di atas mimbar-mimbar cahaya yang diinginkan oleh para Nabi dan syuhada. Dari
Mu’adz bin Jabal r.a bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman :
اشلكمتننحاِلبوُنن رفي نجنلرلي لنهكشم نمنناِبركر رمشن كنوُءر يِّنشغبرطكهكشم النلبرليوُنن نواللشهننداكء
“Orang yang saling mencintai dalam keagunganKu bagi mereka mimbar-mimbar (tempat-
tempat yang tinggi) dari cahaya. Para Nabi dan para syuhada sangat menginginkan
(keadaan seperti) mereka.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al Albani)
4. Kesimpulan
Saling mencintai karena Allah akan melahirkan ukhuwah (persaudaraan) di jalan Allah lalu
ukhuwah dan persatuan akan melahirkan kekuatan untuk selanjutnya mendapatkan janji Allah
di dunia yaitu kemenangan sehingga tercapailah salah satu tujuan diutusnya Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu menjadikan Islam sebagai agama tertinggi di atas seluruh
agama, nilai dan ajaran yang ada di muka bumi ini.