Anda di halaman 1dari 14

Transkrip BINREG Pekan 07

•┈┈┈┈┈┈┈┈•❅❖❅•┈┈┈┈┈┈┈┈•
Transkrip Materi BINREG Pekan 07
Pengisi Materi ::: Ustadz Abu Razin ‫حفظه اﷲ تعا‬
Dars 20 ::: at Tawaabi’: 3. Badal (Keterangan Pengganti)
Durasi Audio ::: 15.05 Menit
•┈┈┈┈┈┈┈┈•❅❖❅•┈┈┈┈┈┈┈┈•
‫ا سﻼم علي م ور ة اﷲ و ر ته‬
.‫ أما بعد‬،‫آ وصحبه ومن واﻻه‬ ‫رسول اﷲ و‬ ‫ا مد ﷲ وا صﻼة وا سﻼم‬

Alhamdulillah kita lanjutkan pembahasan kita dari buku Ilmu Nahwu


untuk Pemula, dan sekarang kita akan membahas tentang Badal, yaitu salah
satu kelompok dari at Tawabi' yang ke-3. Sebelumnya kita sudah membahas
Na'at, kemudian 'Athaf, sekarang yang ke-3 adalah Badal.
Badal secara bahasa artinya adalah mengganti - yang mengantikan. Disebut
Badal karena posisinya dalam kalimat itu sebagai keterangan pengganti.
Seperti misalnya dalam bahasa kita. Misalnya kita membaca berita:
“Presiden Indonesia, Jokowi menghadiri rapat”. Maka di sini “Jokowi”
adalah pengganti dari “Presiden”. Begitu pun “Presiden” pengganti dari
“Jokowi”. Artinya salah satunya dihapus, kita akan paham siapa yang
dimaksud. Ini fungsi dari badal. Jadi kalau misalnya kita hanya mengatakan:
“Presiden Indonesia menghadiri rapat” maka kita paham itu adalah
“Jokowi”. Kemudian kalau kalimatnya : “Jokowi menghadiri rapat” maka
kita pun paham siapa “Jokowi”. Ini disebut sebagai keterangan pengganti.
Karena memang badal itu sering kali digunakan dalam kalimat adalah
untuk menjelaskan jabatan atau kedudukan dari seseorang. Ini yang paling
sering ditemukan. Meskipun nanti dalam penggunaan tidak semua badal
seperti ini, karena badal terbagi menjadi 4 (empat). Insya Allah akan kita bahas
secara detail setelah ini.
Contoh badal dalam bahas Arab misalnya:
ٌ َُ َ ُ َ َ
‫ ﻗال َر ُس ْول ا ِ َص ا ُ َعليْ ِه َو َسل َم مد‬
Berkata Rasulullah, Muhammad.
Maka di sini kita memahami bahwasanya “Muhammad” adalah badal
dari “Rasulullah”. Atau kalau pun kita balik sama. Misalnya :

H a l . 1 | 14
Transkrip BINREG Pekan 07
َْ ُ ٌ َُ َ َ
‫ ﻗال مد َر ُس ْول ا ِ َص ا ُ َعلي ِه َو َسل َم‬
Maka di sini “Rasulullah” adalah badal dari “Muhammad”. Ini adalah
keterangan pengganti dalam bahasa Arab.
Misalnya kita mengatakan :
ُ‫اء ُمدﻳْ ُر ا ْ َم ْد َر َسة أَ ْ َد‬ َ
ِ ِ َ ‫ ﺟ‬
Telah datang Kepala Sekolah, Ahmad.
Maka di sini kita pahami bahwasanya kepala sekolah ini bernama
Ahmad. Siapa Ahmad? Kepala sekolah. Siapa kepala sekolahnya? Ahmad.
Ini di antara contoh penggunaan badal yaitu untuk menjelaskan
jabatannya atau kedudukannya.
Contoh lain misalnya kita mengatakan:
ٌَْ ْ َ َ َ
‫ ﺟاء أ ِ ز د‬
Telah datang saudaraku, Zaid.
Siapa saudaraku? Zaid. Siapa Zaid? Saudaraku.
ٌَْ َ
َ ‫ َﺟ‬, berbeda dengan ‫اء أ ُﺧ ْو َز ْ ٍد‬
َ
Dan tentu kalimat: ‫اء أ ِ ْ ز د‬ َ ‫ َﺟ‬.

Perhatikan saya akan mengulangi 2 kalimat ini,


ٌَْ ْ َ َ َ
‫ ﺟاء أ ِ ز د‬
Ini artinya : Telah datang saudaraku, Zaid.
Tapi kalau kita mengatakan,
ْ‫اء أَ ُﺧ ْو َز د‬
َ ‫ َﺟ‬
ٍ
Ini artinya : Telah datang saudaranya Zaid. Namanya siapa kita tidak tahu
karena tidak disebutkan.
Berbeda dengan kalimat,
ٌَْ ْ َ َ َ
‫ ﺟاء أ ِ ز د‬
Telah datang saudaraku, Zaid.
Karena dalam konsep kalimat badal, antara yang diganti dan yang
mengantikan itu orang yang sama. Sehingga kalimat :
ٌ َ َ
‫اء أ ِ ْ َز ْد‬
َ ‫ ﺟ‬
ٌَْ َ
maka ‫ ز د‬menjelaskan nama dari ْ ِ ‫أ‬, menjelaskan nama dari “saudara saya”.

H a l . 2 | 14
Transkrip BINREG Pekan 07

Beda dengan kalimat mudhaf-mudhaf ilaih, kalimat,


ُ َ َ َ
‫اء أﺧ ْو َز ْ ٍد‬ ‫ ﺟ‬
Ini kalimatnya mudhaf-mudhaf ilaih. Dan kita ketahui bahwasanya mudhaf ilaih
itu tujuannya atau fungsinya menjelaskan kepemilikan. "Telah datang
saudaranya Zaid", namanya siapa tidak disebutkan.
Jadi ini fungsi dari Badal.
Dan yang paling banyak badal ini digunakan untuk menjelaskan jabatan
atau kedudukan atau posisinya sebagai apa. Namun tidak semuanya seperti
itu. Ada juga badal yang sifatnya menjelaskan bagian, bagian dari sesuatu.
Misalnya kita mengatakan :
َ ْ َ ُ ْ‫ أَ َ ل‬
‫ت ا س َمك ِﻧصف ُه‬
Saya makan ikan setengahnya
Setengahnya ini bagian dari satu ikan. Maka di sini disebut juga sebagai badal.
Jadi contoh kalimat :
َ َ َ ُ َْ َ
ُ‫ك ﻧ ْص َفه‬
ِ ‫ أ لت سم‬
َُُُ َُُ ُ َ ُُ
Atau misalnya ‫ – ﺛلﺜه‬sepertiganya, atau ‫ – ُر عه‬seperempatnya, ‫ سه‬, dan
seterusnya, ini semua disebut juga sebagai badal. Karena tidak semua badal
menjelaskan tentang kedudukan/jabatan. Badal juga menjelaskan tentang
bagian dari sesuatu.
Untuk lebih jelasnya kita akan bahas 4 (empat) pembagian badal. Jadi
badal ada 4 (empat):
ُْ َ ُْ ََُ
❶. Badal Kulli min Kulli ( ‫ِمن ال‬ ‫)بدل ال‬. Kull artinya "setiap". Nama
lainnya Badal Syai' min Syai', menggantikan keseluruhan dari keseluruhan.
Artinya antara yang digantikan dengan yang menggantikan ini sama,
hakikatnya sama, dzatnya sama. Contohnya :
ٌ ُ ُْ َ َ
‫اء اﻷ ْسﺘَاذ َحا ِمد‬‫ ﺟ‬
Telah datang ustadz, Hamid.
Siapa ustadznya? Namanya Hamid. Siapa Hamid? Hamid itu ustadz.
Ini namanya Badal Syai' min Syai'. Ini sama dengan contoh yang tadi :
ٌ َ َ
‫اء أ ِ ْ َز ْد‬
َ ‫ ﺟ‬

H a l . 3 | 14
Transkrip BINREG Pekan 07
ْ َ ْ ْ
‫اء ُم ِدﻳْ ُر ا َمد َر َس ِة أ َ ُد‬
َ ‫ َﺟ‬
Ini namanya Badal Syai' min Syai', antara yang digantikan dengan yang
menggantikan ini sama. Hakikatnya sama dia-dia juga.
Kemudian contoh yang ke-2 di sini,
َ‫اء َز ْ ٌد أَ ُﺧ ْوك‬
َ ‫ َﺟ‬
Telah datang Zaid, saudaramu.
Ini dibutuhkan misalnya, di suatu tempat ada banyak orang namanya
Zaid. Maka selain kita bisa mendefinisikan si Zaid yang mana dengan cara
memberikan sifat. Kita juga bisa menjelaskan Zaid ini saudaranya siapa.
Kalau kita mengatakan :
َ‫اء َز ْ ٌد أَ ُﺧ ْوك‬
َ ‫ َﺟ‬
Telah datang Zaid, saudaramu.
Jadi yang datang itu Zaid saudaramu. Karena bisa jadi :
ْ َ َ ٌ َ َ
‫اء َز ْد م أ َ َد‬‫ ﺟ‬
Telah datang Zaid, pamannya Ahmad.
Atau misalnya :
َ ‫اء َز ْ ٌد أَبُ ْو‬
َ ‫ َﺟ‬
ِ
Telah datang Zaid, bapaknya Ali.
Jadi ini salah satu fungsi badal, memberikan penjelasan yang lebih detail
tentang seseorang. Ini namanya Badal Syai' min Syai'.
Kemudian yang kedua,
ُْ ْ ْ َُ
❷. Badal Ba'dh minal Kulli ( ‫ )بَدل ا َع ِض ِم َن ال‬menjelaskan sebagian dari
keseluruhan. Ini yang bentuknya adalah menjelaskan bagian-bagian. Seperti
kalau kita mengatakan :
َُُ ُ ْ‫ت ا ر يْ َف أَ ْو أَ َ ل‬
‫ت ا ُ ْ َ ﺛلﺜ ُه‬ ُ ْ‫ أَ َ ل‬
ِ
Saya makan roti sepertiganya.
ُ َ ْ َُُُ
Maka bagian-bagian semacam ini ‫ ِﻧصفه‬- setengahnya, kemudian ‫– ﺛلﺜه‬
َُُ
sepertiganya, atau ‫ – ُر عه‬seperempatnya, ini disebut sebagai Badal Ba'dhi minal
Kulli. Dan dalam beberapa hadits kita menemukan, misalnya hadits
Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam, bunyinya :
H a l . 4 | 14
Transkrip BINREG Pekan 07
ْ َ َ َ ‫ ْاﻹ ْس َﻼ ُم‬
: ‫ٍس‬ ِ
Islam itu dibangun di atas 5 perkara.
ُ ‫ادة أَ ْن َﻻ إ َ َ إﻻ ا‬
َ َ َ
ِ ِ ِ ‫ ﺷﻬ‬
َ َ َ
Maka di sini ِ‫ ﺷﻬادة‬sebagai badal. Badal Ba'dhi minal Kulli, sebagian dari
keseluruhan, karena syahadat ini adalah satu dari lima. Makanya dibacanya
َ َ َ َُ َ َ
ِ‫ ﺷﻬادة‬tidak ‫ﺷﻬادة‬. Bunyi haditsnya :
ُ ‫ادة أَ ْن َﻻ إ َ َ إﻻ ا‬
َ َ َ ْ َ َ َ ‫ ْاﻹ ْس َﻼ ُم‬
ِ ِ ِ ‫ ﺷﻬ‬: ‫ٍس‬ ِ
َ َ َ ْ َ
Kenapa ِ‫ ?ﺷﻬادة‬Karena badal ini mengikuti mubdalnya. ‫ٍس‬ mubdalnya
majrur. Maka dia juga majrur. Jadi semua bentuk kalimat yang seperti ini
maka dia adalah Badal Ba'dhi minal Kulli.
Kemudian,

❸. Badal Isytimal (‫اﻹﺷ ِﺘم ِﻞ‬


َ ْ ْ ََُ
ِ ‫)بدل‬. Isytimal secara bahasa artinya meliputi atau
mencakup. Badal Isytimal ini biasa digunakan untuk menjelaskan sesuatu yang
dimiliki oleh seseorang. Misalnya kita katakan :
ْ ٌ ََ
‫ ف َع ِ ْ َز ْد ِعل ُم ُه‬
Zaid itu bermanfaat untukku, apanya? Ilmunya.
Dan tentu bagi sebagian yang lain, misalnya Zaid orang kaya, mungkin
hartanya.
ُ ُ ‫ َ َف َع ْ َز ْ ٌد َما‬
ِ
Jadi apapun yang berhubungan dengan Zaid, ini namanya Badal Isytimal.
َُُْ ٌَْ َ ََ ٌَْ َََ ُُُْ
Di sini bisa dikatakan ‫ فع ِ ْ ز د علمه‬, ‫ فع ِ ْ ز د‬misalnya ‫ قود ُه‬- uangnya,
َُ َ ٌَْ ْ َ ََ
‫ارت ُه‬ ‫ فع ِ ز د سي‬- mobilnya misalnya kalau kita sering pinjam mobilnya.
Jadi apapun yang berkaitan dengan Zaid bisa diungkapkan dengan
Badal Isytimal ini. Syaratnya dia harus ada dhamir yang kembali kepada
ُ ُ ْ ‫ َ َف َع ْ َ ْ ٌد‬, bukan ‫ َ َف َع ْ َ ْ ٌد علْ ٌم‬tapi ada
mubdalnya. Makanya di sini, ‫علمه‬ ِ ‫ِ ز‬ ِ ‫ِ ز‬
ُ ُ ْ ‫ َ َف َع ْ َ ْ ٌد‬, ُ ُ ‫ َما‬, ُ‫ ُ ُق ْو ُده‬, ‫ارتُ ُه‬
َ ‫ َسي‬, ‫بَ ْﺘُ ُه‬, dan seterusnya.
dhamirnya. ‫علمه‬ ِ ‫ِ ز‬
Contoh yang kedua misalnya :
ْ ٌ َ
‫ ك ُ َ َز ْد بَ ﺘُ ُه‬

H a l . 5 | 14
Transkrip BINREG Pekan 07

Zaid itu besar, Apanya? Rumahnya, karena bisa juga kita katakan,
ْ ٌ َ
‫ ك ُ َ َز ْد َرأ ُس ُه‬
Zaid itu besar, kepalanya.
Atau misalnya yang besar rumahnya, atau misalnya yang besar
mobilnya, dan seterusnya. Jadi Badal Isytimal ini bisa kita gunakan untuk
menjelaskan sesuatu yang dimiliki oleh seseorang. Makanya dari tadi kita
ٌَْ َََ
kasih contohnya itu selalu yang berkaitan dengan diri seseorang. ‫فع ِ ْ ز د‬
ُ‫علْ ُمه‬, ‫ ُ ُق ْو ُد ُه‬, ُ ُ ‫ َما‬, dan seterusnya. ‫ َ َف َع ْ َ ْ ٌد َ ْﺘُ ُه‬, ‫ارتُ ُه‬
َ َ ُ ُ َْ
ِ ‫ِ ز ب‬ ‫سي‬, ‫رأسه‬, dan seterusnya. Ini
Badal Isytimal.
Badal yang ke-4 namanya,
َ َْ ََُ
❹. Badal Ghalath (‫)بدل الﻐل ِﻂ‬. Ghalath secara bahasa artinya salah. Badal
karena salah sebut. Badal semacam ini tidak mungkin ditemukan dalam
bentuk tulisan karena tentunya kalau orang menulis, salah tulis, pasti
dihapus, diedit. Tapi Badal Ghalath di sini kita temukan dalam bentuk lisan.
Misalnya kalau di buku al Ajurrumiyyah itu dikatakan :
ُ ْ‫ َرأَﻳ‬
َ‫ الْ َف َرس‬... ‫ت َز ْ ًدا‬
Saya melihat Zaid...eh kuda.
Ini kalau diterjemahkan dalam bahasa kita seperti itu.
َ َْ ُ َْ
Jadi sebenarnya dia mau mengatakan ‫ َرأﻳت الف َرس‬tapi entah kenapa yang
terlintas dalam pikiran dia Zaid. Mungkin dia sedang memikirkan Zaid. Jadi
َْ
nama yang kesebut malah ‫ز د‬, padahal yang dilihat kuda. Sebetulnya dia mau
mengatakan,
َْ ُ ََْ
‫ت الف َر َس‬ ‫ رأﻳ‬
ًَْ ُ ْ َ َ َْ
Tapi dia salah sebut, malah ‫ َرأﻳت ز دا‬sehingga dia revisi ‫ الف َرس‬maksudnya
kuda.
Jadi Badal Ghalath ini hanya bisa ditemukan dalam bentuk lisan, kalau
tulisan tidak mungkin.
Itu adalah empat kelompok badal. Jadi ada: ❶. Badal Syai' min Syai' atau
Badal Kulli min Kulli, kemudian ada ❷. Badal Ba'dhi minal Kulli, ada ❸. Badal
Isytimal, ada ❹. Badal Ghalath.
H a l . 6 | 14
Transkrip BINREG Pekan 07

Terakhir supaya kita lebih paham lagi kita akan membahas beberapa
contoh badal.
ُ َ ٌ َ َ
‫ام َز ْد أﺧ ْو َحا ِم ٍد‬‫ﻗ‬
(Telah berdiri Zaid, siapa Zaid? Saudaranya Hamid)
َ َ ٌَْ ْ ُ َ ٌَْ َ
Di sini ‫ ﻗام‬fi'il madhi, ‫ ز د‬fa'il, ‫ أﺧو‬badal dari ‫ز د‬, ‫ حا ِم ٍد‬mudhaf ilaih. Ini
contoh Badal Syai' min Syai'.
Kemudian yang ke-2,
ْ ٌ ََ
‫ف َع ِ ْ َز ْد ِعل ُم ُه‬
(Bermanfaat untukku si Zaid, apanya? Ilmunya)
َََ َ ََ ٌَْ
Di sini ْ ِ ‫ فع‬, ‫ فع‬madhi, ْ ِ -nya ini adalah maf'ul bih, ‫ ز د‬fa'il yang
ُ ُ ْ , ‫علْ ُم‬-nya sebagai badal dari ‫ َ ْد‬, kemudian ‫ه‬-nya
diakhirkan, kemudian ‫علمه‬ ِ ِ ‫ز‬
sebagai mudhaf ilaih.
ُ ْ َْ َ َ
‫اء الق ْو ُم ِﻧصف ُه‬‫ﺟ‬
(Telah datang kaum, setengahnya)
Di sini disebut sebagai Badal Ba'dhi min Kulli, karena menjelaskan bagian.
َ ‫ َﺟ‬fi'il madhi, ‫ الْ َق ْو ُم‬fa'ilnya, ‫ ﻧِ ْص ُف‬sebagai badal dari ‫ الْ َق ْو ُم‬kemudian ‫ ُﻫ ْم‬mudhaf
‫اء‬
ilaih.
َ َ َ ً ْ َ ُ ََْ
‫ارت ُه‬ ‫رأﻳتز دا سي‬
(Saya melihat Zaid, mobilnya)
ُ ََْ ًَْ ََ َ َْ
Di sini ‫ رأﻳت‬fi'il fa'il, ‫ ز دا‬maf'ul bih, ‫ سيارة‬badal ‫ز د‬, kemudin ‫ه‬-nya sebagai
mudhaf ilaih. Jadi memang badal ini bisa kita gunakan dalam kalimat untuk
memberikan efek kejutan. Misalnya : kita mau rapat, semuanya sudah datang
tinggal Zaid. Si Zaid ditunggu-tunggu tidak juga datang. Sekalinya datang
ternyata hanya mobilnya. Kita tahu yang bawa mobil itu istrinya. Kita
katakan :
ُ‫ارتَه‬ ُ ْ‫ َرأَﻳ‬
َ ‫ت َز ْ ًدا َسي‬
Saya melihat Zaid, mobilnya,
jadi bukan Zaidnya. Jadi memang badal ini bisa digunakan untuk bercanda.
Kemudian,
َ ْ َ ُ ْ ََ
ْ‫ك َز د‬
ٍ ‫ررت ِبأ ِي‬
H a l . 7 | 14
Transkrip BINREG Pekan 07

(Saya berpapasan dengan ayahmu, Zaid)


ُ ْ َ َ ْ َ
Jadi “ayahmu” bernama Zaid. ‫ َررت‬fi'il dan fa'il, kemudian ‫ ِبأ ِيك‬jar
ُ َْ ْ َ َ
ْ
majrur, kaf-nya (‫ )ال ف‬mudhaf ilaih, ‫ ز ٍد‬badal dari ِ ‫أ‬.

Kemudian,
‫اب‬‫ط‬َ ْ ‫ال أَ ْ ُ ا ْ ُم ْؤمن ْ َ ُ َم ُر ْ ُن ا‬
َ َ
ِ ِِ ِ ‫ﻗ‬
(Telah berkata Amirul Mu'minin Umar Bin Khathab)
َ َ ُ ْ َ َ ْ ْ ُْ
Di sini disebut sebagai Badal Syai' min Syai'. ‫ ﻗال‬fi'il madhi, ِ ‫ أ‬fa'il, ‫ا مؤ ِم ِن‬
َ ُ ْ َ ْ ْ َ ُ
mudhaf ilaih, ‫ م ُر‬sebagai badal dari ُ ِ ‫ أ‬begitu pun ‫ ُن‬, ‫ ُن‬badal dari ‫ م ُر‬. Karena
siapa Umar? “Anaknya Khathab”. Siapa “Anaknya Khathab”? Umar. Ini
namanya Badal Syai' min Syai'. ‫اب‬
َْ
ِ ‫ ا ط‬mudhaf ilaih.
Demikian pembahasan tentang Badal. Semoga dapat dipahami.
ٓ
‫ا وصحبه وسلم‬ ‫ﻧ ينا مد و‬ ‫وص اﷲ‬
‫ أسﺘﻐفرك وأتوب إ ك‬،‫إﻻ أﻧت‬ ‫ أﺷﻬد أن ﻻ‬،‫و مدك‬ ‫سبحاﻧك ا‬
‫وا سﻼم علي م ور ة اﷲ و ر ته‬
•┈┈┈┈┈┈┈┈•❅❖❅•┈┈┈┈┈┈┈┈•

H a l . 8 | 14
Transkrip BINREG Pekan 07

•┈┈┈┈┈┈┈┈•❅❖❅•┈┈┈┈┈┈┈┈•
Transkrip Materi BINREG Pekan 07
Pengisi Materi ::: Ustadz Abu Razin ‫حفظه اﷲ تعا‬
Dars 21 ::: at Tawaabi’: 4. Taukid (Keterangan Penguat)
Durasi Audio ::: 11.43 Menit
•┈┈┈┈┈┈┈┈•❅❖❅•┈┈┈┈┈┈┈┈•
‫ا سﻼم علي م ور ة اﷲ و ر ته‬
.‫ أما بعد‬،‫آ وصحبه ومن واﻻه‬ ‫رسول اﷲ و‬ ‫ا مد ﷲ وا صﻼة وا سﻼم‬

Alhamdulillah kita lanjutkan pembahasan kita, masih menyelesaikan


pembahasan tentang At Tawabi’ yaitu kelompok kata yang i’rabnya mengikuti
kata yang diikutinya dan sekarang kita membahas yang keempat atau yang
terakhir yaitu tentang Taukid.
Taukid secara bahasa artinya menguatkan. Disebut taukid karena
fungsinya adalah menguatkan makna dari suatu kalimat.
Tapi yang harus dicatat, taukid dalam pembahasan at tawabi’ bukan taukid
misalnya dengan sumpah, atau dengan ‫ ِإن‬, tapi taukid di sini dengan lafal
yang telah tertentu, dengan lafal yang sudah ditentukan yaitu ada 4 (empat)
ْ
ُ ‫ا ف‬,
lafal yaitu ‫س‬
ُ ْ ‫الْ َع‬, ُ , dan ‫أَ ْ َ ُع‬. Ini 4 (empat) lafal khusus taukid. Jadi bukan

taukid dengan ‫ﷲ‬ ِ ‫ َوا‬, bukan taukid dengan ‫ ِإن‬misalnya, tapi taukid dengan 4
ُ ْ ُ َْْ ُ ُ َ َْ
(empat) lafal yang telah ditentukan yaitu ‫ا فس‬, ‫ع‬ ‫ال‬, , dan ‫أ ع‬.
Karena dalam bahasa Arab, taukid itu ada banyak. Untuk menegaskan
atau menekankan makna suatu kalimat, orang Arab itu sering menggunakan
ٌَْ َ َ
sumpah. Misalnya kita mengatakan: ‫( ﻗام ز د‬Zaid telah berdiri). Orang tidak
percaya karena yang mereka tahu misalnya -afwan- Zaid selama ini lumpuh,
ٌَْ َ َ
kemudian tiba-tiba ada yang mengatakan : ‫( ﻗام ز د‬Zaid telah berdiri), tentu
orang tidak percaya, untuk membuat orang percaya dibutuhkan penekanan
ٌَْ َ َ
ِ ‫َوا‬
kalimat. Penekanan kalimat bisa menggunakan sumpah misalnya : ‫ﷲ ﻗام ز د‬
َ ًَْ
atau bisa menggunakan ‫ إِن‬misalnya : ‫( إِن ز دا ﻗائِ ٌم‬Sesungguhnya Zaid berdiri).
Tapi pembahasan taukid kita di tawabi’ bukan yang seperti ini.
Pembahasan taukid di kelompok at tawabi’ adalah khusus terbatas pada 4

H a l . 9 | 14
Transkrip BINREG Pekan 07

(empat) kata yaitu ‫س‬ُ ‫ا ْف‬, ُ ْ ‫الْ َع‬, ُ , dan ‫أَ ْ َ ُع‬. Jadi perhatikan, taukid dalam
ُ ْ ُ َْْ ُ ُ َ ْ َ
pembahasan at tawabi’ khusus pada 4 (empat) lafal : ‫ا فس‬, ‫الع‬, , dan ‫أ ع‬.
Kita bahas yang pertama yaitu,
ْ
❶ ‫ا ف ُس‬
Misalnya kita mengatakan :
َْ ٌ َ َ
‫ام َز ْد ف ُس ُه‬‫ﻗ‬
Zaid telah berdiri, (benar-benar) dirinya (yang berdiri).
ُ َْ
ُ ‫ ف‬maka kita menegaskan bahwa yang
Dengan kita mengatakan ‫سه‬
berdiri itu adalah benar-benar Zaid, bukan orang yang lain. Karena kita bisa
juga menggunakan konsep badal di sini. Misalnya kita mengatakan:
ٌ َ َ
‫ام َز ْد ﻗِط ُه‬‫ﻗ‬
Zaid telah berdiri, kucingnya.
ُ ٌَْ َ َ
Di sini kalimat ‫ ﻗام ز د ﻗِطه‬ini bukan taukid, tapi namanya badal yaitu badal
isytimal. Zaid telah berdiri, apanya?, kucingnya, karena Zaid misalnya -
afwan- dia lumpuh/tidak bisa berdiri, sehingga ketika kita mengatakan ‫ﻗام‬
َ َ
ٌ
‫ َز ْد ﻗِط ُه‬, ini kita memalingkan makna berdiri bukan untuk Zaid, tapi untuk
kucingnya.
ُ ُ ‫ َ َ َ ْ ٌد َ ْف‬maka kita menegaskan bahwa
Tapi kalau kita mengatakan : ‫سه‬ ‫ﻗام ز‬
ُ َْ ٌَْ َ َ
ُ ‫ﻗام ز د ف‬. Ini ketika marfu’.
yang berdiri adalah Zaid, ‫سه‬
Ketika manshub misalnya:
ُ‫ َ َ ْ ُ َ ْ ًدا َ ْف َسه‬
‫رأﻳت ز‬
Saya melihat Zaid, dirinya (bukan yang lain).
Misalnya kita lagi jalan-jalan di mall misalnya, bertemu dengan Presiden
ُْ ْ ُ ُ ََْ
Jokowi, kita katakan : ‫رأﻳت ﺟوكو ِوي‬, kemudian kata yang dengar :”ah, gak
ُ َ َْ ْ ُ ْ ُ ُ ََْ
percaya”, maka kita tegaskan : ‫رأﻳت ﺟوكو ِوي فسه‬. Sehingga kalau kita
ُ َ َْ ْ ُ ْ ُ ُ ََْ
mengatakan: ‫رأﻳت ﺟوكو ِوي فسه‬, telah jelas bahwa yang kita lihat adalah
dirinya, bukan ajudannya, bukan anaknya, bukan pembantunya dan
seterusnya.
Kemudian,

H a l . 10 | 14
Transkrip BINREG Pekan 07
َْ ُ
‫ َ َر ْرت ِب َز ْ ٍد ف ِس ِه‬
Saya berpapasan dengan Zaid, dirinya.
ُ ‫ ا ف‬dan ْ
Ini juga sama, menegaskan bahwa yang kita temui adalah Zaid. Ini ‫س‬
ini bisa digunakan untuk apa saja. Yang penting kita menggunakan kata
ْ
‫ ا ف ُس‬dan syaratnya dia harus ada dhamir di akhirnya. Makanya jadi,
َْ ٌ َ َ
‫ام َز ْد ف ُس ُه‬ ‫ﻗ‬
َْ
‫ت َز ْ ًدا ف َس ُه‬ ُ ْ‫ َرأَﻳ‬
َْ ُ
‫ َ َر ْرت ِب َز ْ ٍد ف ِس ِه‬
Kemudian yang kedua,

ُ ْ ‫الْ َع‬
ُ ْ ‫ الْ َع‬sama dengan ‫ ا ْف ُس‬dari sisi makna, sama-sama diri.
َ ٌ َ َ
‫ام َز ْد يْنُ ُه‬ ‫ﻗ‬
َ َ
‫ت َز ْ ًدا يْنَ ُه‬ ُ ْ‫ َرأﻳ‬
َ ُ
‫ َ َر ْرت ِب َز ْ ٍد يْ ِن ِه‬
Kemudian,
ُ

ُ
Kalau ini artinya seluruhnya, dia mirip seperti badal, tapi bedanya
kalau di sini dia ingin menegaskan bahwa yang melakukan suatu perbuatan
adalah seluruhnya bukan sebagiannya. Misalnya,
ُ َْ َ َ
‫ام الق ْو ُم ُﻬ ْم‬‫ﻗ‬
Telah berdiri suatu kaum, seluruhnya (tanpa kecuali)
ُ َْ ُ ََْ
‫ت الق ْو َم ُﻬ ْم‬ ‫ رأﻳ‬
ُ َْ
‫ َ َر ْر ُت ِبالق ْومِ ِﻬ ْم‬
ُ
Jadi di sini menegaskan bahwa yang melakukan itu adalah semuanya,
tidak ada pengecualiannya.
Kemudian,

ُ‫أَ ْ َع‬

H a l . 11 | 14
Transkrip BINREG Pekan 07
ْ َ ُ ُ
‫ أ َ ُع‬sama dengan . Bedanya kalau butuh kepada dhamir di akhirnya:
ْ‫ام الْ َق ْو ُم ُ ُﻬم‬ ُ ْ‫ َرأَﻳ‬, ‫ت بالْ َق ْومِ ُ ﻬ ْم‬
َ َ‫ﻗ‬, ‫ت الْ َق ْو َم ُ ُﻬ ْم‬ ُ ْ ََ
ِ ِ ‫ رر‬, ada dhamir di akhirnya.
َُْ َ
Tapi kalau ‫أ ع‬, tidak ada dhamir.
َ ْ َ َْ َ َ
‫ام الق ْو ُم أ َ ُع ْون‬ ‫ﻗ‬
َ
َ ْ ‫ت الْ َق ْو َم أ ْ َع‬ َ
ُ ْ‫ َرأﻳ‬
ِ
َ ْ ‫ َ َر ْر ُت بالْ َق ْومِ أَ ْ َع‬
ِ ِ
ُ َُ ْ َ
Jadi ini perbedaan antara dengan ‫أ ع‬. Tapi secara makna dan fungsi
sama, untuk menegaskan bahwa yang melakukan suatu perbuatan adalah
seluruhnya, bukan sebagiannya.
Namun ada beberapa kaidah yang perlu diperhatikan terkait dengan
taukid:
① Taukid harus sama i’rabnya dengan muakkad (yang diperkuat), makanya
tadi ketika marfu’, ikut marfu’ juga dia.
َْ ٌ َ َ
‫ام َز ْد ف ُس ُه‬ ‫ﻗ‬
َْ َ
‫ت َز ْ ًدا ف َس ُه‬ ُ ْ‫ َرأﻳ‬
َْ ُ
‫ َ َر ْرت ِب َز ْ ٍد ف ِس ِه‬
Ketika muakkadnya itu marfu’ maka taukidnya juga marfu’, ketika
manshub, manshub juga, dan ketika majrur pun, majrur juga.
② Kemudian kaidah yang kedua, untuk lafal
ُ ْ ‫ الْ َع‬dan ‫ ا ْف ُس‬wajib
diidhafahkan kepada dhamir. Jadi tidak boleh:
َْ ٌ َ َ
‫ام َز ْد ف ٌس‬ ‫ﻗ‬
َْ
‫ت َز ْ ًدا ف ًسا‬ ُ ْ‫ َرأَﻳ‬
َْ ُ
‫ َ َر ْرت ِب َز ْ ٍد ف ٍس‬
Tidak boleh seperti di atas, tapi harus diiringi dhamir.

‫ف ِس ِه‬
َْ ُ
‫ َ َر ْرت ِب َز ْ ٍد‬ ‫ف َس ُه‬
َْ ُ ْ‫ َرأَﻳ‬
‫ت َز ْ ًدا‬ ‫ف ُس ُه‬
َْ ٌ َ َ
‫ام َز ْد‬‫ﻗ‬
َ ُ َ ً‫ َ َ ْ ُ َ ْدا‬ َ ٌ َ َ
‫يْنِ ِه‬ ‫ َ َر ْرت ِب َز ْ ٍد‬ ‫يْنَ ُه‬ ‫رأﻳت ز‬ ‫يْنُ ُه‬ ‫ام َز ْد‬‫ﻗ‬
Kemudian yang kedua untuk lafal ‫س‬ُ ‫ ا ْف‬dan ُ ْ ‫الْ َع‬, lafal taukidnya itu
mengikuti ‘adad dari muakkad. Artinya kalau muakkadnya mutsanna, dia juga

H a l . 12 | 14
Transkrip BINREG Pekan 07

ikut mutsanna taukidnya. Begitupun kalau jamak, ikut jamak juga. Misalnya
ketika mufrad:
َ ُ
‫اء ا ر ُﺟﻞ يْنُ ُه‬
َ ‫ َﺟ‬
atau:
َْ ُ
‫اء ا ر ُﺟﻞ ف ُس ُه‬
َ ‫ َﺟ‬
Ketika mutsanna menjadi:
ْ َ َ
‫اء ا ر ُﺟﻼ ِن أ يُنُ ُﻬ َما‬
َ ‫ َﺟ‬
ُ ْ ‫ َع‬menjadi ُ ُ ‫أَ ْع‬, perbedaanya adalah kalau mutsanna
Perhatikan! Asalnya
َ ُُُ ْ َ
menggunakan dhamir mutsanna (‫)أ ينﻬما‬, ketika menjadi jamak:
ْ َ ُ
‫اء ا ر َﺟال أ يُنُ ُﻬ ْم‬
َ ‫ َﺟ‬
َُْ ُ
‫اء ا ر َﺟال أ ف ُس ُﻬ ْم‬ َ ‫ َﺟ‬

Jadi kesimpulannya untuk


ُ ْ ‫ الْ َع‬dan ‫ ا ْف ُس‬ketika mufrad menggunakan
ُ ْ ‫ َع‬dan ‫ َ ْف ُس‬tentunya dengan diidhafahkan kepada dhamir. Tapi ketika

mutsanna menggunakan ‫ أع‬dan ‫س‬


ُُْ َ ُ ‫أَ ْ ُف‬, ketika mutsanna dan jamak, sama-
ُ ُ ْ َ ُ َُْ
sama menggunakan ‫ أع‬dan ‫أ فس‬, bedanya ketika mutsanna, dhamirnya
َ ُ
adalah ‫ﻫما‬, sedangkan ketika jamak dhamirnya ‫ﻫم‬.
ْ ُ
َ‫اء ا ر ُﺟ َﻼن أَ ْ يُنُ ُﻬما‬
َ ‫ َﺟ‬
ِ
Ini ketika mutsanna.
ْ َ ُ
‫اء ا ر َﺟال أ يُنُ ُﻬ ْم‬
َ ‫ َﺟ‬
Ini ketika jamak.
Begitupun misalnya kalau jamaknya jamak mudzakkar salim:
ْ َ َ ْ َ َ
‫اء ا ُم ْس ِل ُم ْون أ يُنُ ُﻬ ْم‬ ‫ﺟ‬
Telah datang orang-orang Islam, diri mereka sendiri.
ْ َ ُ ْ َ َ
‫اء ِت ا ُم ْس ِل َمات أ يُنُ ُﻬن‬ ‫ﺟ‬
Telah datang para wanita muslimah, diri mereka sendiri (yang datang).
Jadi menyesuaikan, kita perhatikan di situ taukidnya menyesuaikan,
begitupun dhamir yang mengikutinya juga menyesuaikan muakkadnya.
Perhatikan baik-baik!.

H a l . 13 | 14
Transkrip BINREG Pekan 07

ُ ُ
③ Kaidah yang ketiga untuk . Untuk wajib digunakan untuk kata yang
bermakna mutsanna dan jamak dan wajib diidhafahkan kepada dhamir
ُ
disesuaikan dengan muakkad. Jadi, kalau ini ketika mutsanna menjadi
َ
ِ.
Misalnya kalau dia jamak:
ُ
‫اء الطﻼ ُب ُﻬ ْم‬
َ ‫ﺟ‬َ 

Tapi kalau telah datang 2 (dua) siswa misalnya:


َ
‫ان ِ ُﻫ َما‬ َ َ َ
ِ ِ ‫ ﺟاء الطا‬
Ini kalau mudzakkar, tapi kalau muannats:
ُ َ‫اءت الطا َﺘَان ْﺘ‬
‫اﻫ َما‬ َ
ِ ِ ِ ِ َ ‫ﺟ‬
َ
Jadi kalau mudzakkar menggunakan ِ , kalau muannats menggunakan
ْ ُ ُ َ
‫ِ ﺘَا‬ . Ini untuk , jadi untuk ketika mutsanna menggunakan ِ .
ُ
Apakah mungkin kita menggunakan untuk mufrad? tidak mungkin,
ُ
karena yang namanya untuk minimal dua atau lebih. Tidak mungkin kita
mengatakan: ‫ه‬
ُ ُ ‫( َ َ َ ْ ٌد‬Telah datang Zaid, seluruhnya), tidak mungkin.
‫ﺟاء ز‬
ُ َ
Makanya ini minimal untuk mutsanna, itupun dengan bentuk yang ِ dan
ْ
‫ ِ ﺘَا‬.
ََُْ
④ Kemudian kaidah yang keempat untuk ‫ أ ع‬tidak perlu diidhafahkan
َُْ َ
kepada dhamir. Jadi ‫ أ ع‬tidak perlu diidhafahkan kepada dhamir, cukup:
َ ْ َ َْ َ َ
‫ام الق ْو ُم أ َ ُع ْون‬ ‫ﻗ‬
َ
َ ْ ‫ت الْ َق ْو َم أ ْ َع‬ َ
ُ ْ‫ َرأﻳ‬
ِ
َ ْ ‫ َ َر ْر ُت بالْ َق ْومِ أَ ْ َع‬
ِ ِ
Demikian kaidah-kaidah dari taukid. Semoga dapat dipahami.
ٓ
‫ا وصحبه وسلم‬ ‫ﻧ ينا مد و‬ ‫وص اﷲ‬
‫ أسﺘﻐفرك وأتوب إ ك‬،‫إﻻ أﻧت‬ ‫ أﺷﻬد أن ﻻ‬،‫و مدك‬ ‫سبحاﻧك ا‬
‫وا سﻼم علي م ور ة اﷲ و ر ته‬
•┈┈┈┈┈┈┈┈•❅❖❅•┈┈┈┈┈┈┈┈•
H a l . 14 | 14

Anda mungkin juga menyukai