Laporan Penelitian
Laporan Penelitian
Disusun oleh:
Alizulfikar Brahmasuta
(18/431226/TK/47819)
Pembimbing :
Ir. Wahyu Hasokowati, M.A.Sc
NIP 19610901 198710 2 001
LAPORAN PENELITIAN
dengan judul :
Pengaruh Konsentrasi Emulsifier Metil Ester Sulfonat terhadap Berat Molekul pada
Polimerisasi Polivinil Asetat
Disusun oleh:
Alizulfikar Brahmasuta (18/431226/TK/47819)
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMBANG
PENGANTAR
Puji syukur penyusun sampaikan ke hadirat Tuhan YME, karena atas segala rahmat
dan karunia-Nya, penyusun dapat meyelesaikan penelitian dengan Judul pengaruh
konsentrasi emulsifier metil ester sulfonat terhadap berat molekul pada polimerisasi
polivinil asetat ini dengan baik.
Pada kesempatan kali ini, penyusun ingin mengucapkan banyak terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Ir. Muslikhin Hidayat, S.T., M.T., Ph.D., IPU, selaku Ketua Departemen
Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada atas kesempatan dan
sarana prasarana yang diberikan.
2. Dr.-Ing. Teguh Ariyanto, S.T., M.Eng., selaku Ketua Program Studi S1 Departemen
Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada atas kesempatan dan
sarana prasarana yang diberikan.
3. Bapak Ir. Imam Prasetyo, M.Eng., Ph.D., selaku Kepala Laboratorium Teknologi
Polimer, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada atas
izin yang diberikan untuk melakukan penelitian di Laboratorium Teknologi Polimer.
4. Ibu Ir. Wahyu Hasokowati, M.A.Sc., selaku Dosen Pembimbing yang telah dengan
sabar dan penuh perhatian memberikan bimbingan dan arahan selama penelitian.
5. Segenap karyawan Laboratorium Teknologi Polimer yang telah bersedia membantu
selama penelitian.
6. Fildza Dini Adristi selaku rekan penelitian yang telah membantu dan bekerjasama
dengan baik selama penelitian.
7. Seluruh keluarga, teman, dan kerabat yang telah memberikan bantuan dan dukungan
selama penelitian.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu atas bantuan dan
dukungannya selama penelitian.
Penyusun menyadari bahwa dalam pengerjaan dan penyusunan penelitian ini
terdapat banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Kritik dan saran sangat penyusun
harapkan untuk menyempurnakan penelitian ini. Akhir kata, penyusun berharap laporan
ini bermanfaat dan dapar bernilai guna bagi semua pihak yang membutuhkan.
Alizulfikar Brahmasuta
INTISARI
Polivinil asetat merupakan polimer yang tersusun dari monomer vinil asetat.
Polivinil asetat sering digunakan sebagai bahan industri perekat sebagai bahan pembuat lem
dan industri cat sebagai bahan pembuat cat emulsi berpelarut air. Polivinil asetat ini dapat
diperoleh melaui berbagai metode, salah satunya adalah metode polimerisasi dengan
menggunakan inisiator K2S2O8 dan emulsifier berupa metil ester sulfonat.
Pada polimerisasi emulsi, digunakan emulsifier, sehingga polimerisasi terjadi pada
misel, yaitu koloid-koloid kecil pada bahan yang berfungsi sebagai media penstabil. Pada
penelitian ini, proses polimerisasi diawali dengan distilasi monomer vinil asetat yang
kemudian dilanjutkan dengan proses polimerisasi vinil asetat dengan menggunakan
berbagai variasi konsentrasi metil ester sulfonat yaitu 0,05 g/mL; 0,1 g/mL; 0,15 g/mL; 0,2
g/mL; dan 0,25 g/mL dengan inisiator kalium persulfat sebanyak 0,05 gr, dan vinil asetat
sebanyak 30 mL. Polivinil asetat yang terbentuk dilarutkan sebanyak 0,5 gram dalam 100
mL pelarut aseton, kemudian dicari nilai viskositas intrinsiknya. Viskositas instrinsik
tersebut kemudian dapat digunakan untuk mencari nilai berat molekul dari polimer tersebut
dengan menggunakan persamaan Mark-Houwink. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, maka dapat diketahui bahwa semakin besar konsentrasi emulsifier yang
digunakan, maka akan semakin lama waktu alir larutan polivinil asetat, yang berpengaruh
terhadap kenaikan berat molekul polivinil asetat. Penggunaan emulsifier metil ester sulfonat
antara 0,05 g/mL dan 0,25 g/mL menghasilkan berat molekul polivinil asetat yang berkisar
antara 1745 dan 27371 g/mol. Namun setelah berat molekul dihitung kembali menggunakan
viskositas intrinsik yang berbeda, ternyata nilainya sebesar 44,77% hingga 48,61% dari
berat molekul tersebut. Hal ini dikarenakan viskositas intrinsik yang dipakai untuk
menghitung berat molekul awal kurang tepat. Viskositas intrinsik yang tepat diukur
menggunakan 5 titik konsentrasi polivinil asetat encer, yaitu 2 g/dL; 1,5 g/dL; 1 g/dL; 0,5
g/dL; 0,25 g/dL yang diekstrapolasi hingga nilai c (konsentrasi) mendekati nol, sedangkan
viskositas intrinsik awal hanya menggunakan konsentrasi 0,5 g/dL.
ABSTRACT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembuatan polivinil asetat dari polimerisasi monomer vinil asetat dapat dilakukan
pada beberapa media seperi bulk larutan, emulsi, dan suspensi. Polimerisasi emulsi
memiliki perbedaan dengan polimerisasi suspensi. Pada polimerisasi emulsi,
digunakan emulsifier, sehingga polimerisasi terjadi pada misel, yaitu koloid-koloid
kecil pada bahan. Sedangkan pada polimerisasi suspensi, tidak digunakan emulsifier,
sehingga polimerisasi tidak terjadi pada misel, melainkan pada droplet monomer.
Pada industri, hampir 90% polivinil asetat dibuat melalui media emulsi (Kirk
and Othmer, 1983). Polimerisasi polivinil asetat dengan media emulsi sering
digunakan pada industri karena kecepatan reaksi dan berat molekulnya lebih tinggi
dibandingkan dengan media yang lain pada skala yang besar. Alasan lain penggunaan
polimerisasi emulsi adalah karena produk yang dihasilkan tidak memerlukan
pemisahan lebih lanjut, sedangkan apabila menggunakan polimerisasi suspensi
membutuhkna proses filtrasi terlebih dahulu karena produk yang dihasilkan berupa
partikel atau butiran (Stevens, 1975).
B. Tujuan Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Vinil Asetat
B. Polimerisasi
a. Polimerisasi Alami
Polimerisasi alami merupakan polimer yang tersedia di alam tanpa
adanya campur tangan manusia. Contoh polimer alami adalah protein,
amilum, dan selulosa
b. Polimerisasi Sintesis
Polimerisasi sintesis merupakan polimer yang dibuat manusia
menggunakan monomer-monomer yang direaksikan. Contoh polimer
sintesis adalah polivinil klorida yang disusun dari vinil klorida,
politetrafluoroetana yang disusun dari tetrafluoroetana, dan polivinil
asetat yang disusun dari vinil asetat.
a. Homopolimer
Polimer yang tersusun hanya dari satu jenis monomer saja (Stevens,
1975). Contoh dari homopolimer antara lain: poliprolinena, polistirena,
dan polivinil asetat
b. Kopolimer
Polimer yang tersusun atas beberapa jenis monomer (Stevens,
1975). Contoh dari kopolimer antara lain: Styrene butadiene rubber yang
tersusun atas stirena dan butadiena, serta dakron yang tersusun atas asam
tereftalat dan etilena glikol.
Terdapat dua jenis mekanisme reaksi polimer, yaitu polimerisasi adisi dan
polimerisasi kondensasi.
a. Polimerisasi Adisi
Polimerisasi adisi merupakan polimer yang terbentuk dari
monomer-monomer yang tidak jenuh (Flory, 1953). Contoh polimerisasi
adisi antara lain polimerisasi polivinil asetat dari vinil asetat dan polivinil
klorida dari vinil klorida
b. Polimerisasi Kondensasi
Polimerisasi kondensasi merupakan polimer yang terbentuk dari
reaksi dari monomer-monomer yang memiliki gugus fungsional.
Polimerisasi kondensasi menghasilkan polimer sebagai produk utama dan
menghasilkan produk samping. Contoh polimerisasi kondensasi adalah
polimerisasi nilon 66 dari heksametilendiamina dan asam adipat.
Reaksi polimerisasi adisi terdiri dari dua jenis, yaitu polimerisasi ionik dan
polimerisasi radikal bebas. Polimerisasi ionik adalah polimerisasi yang
menggunakan ion anion dan kation sebagai inisiator. Semetara polimerisasi radikal
bebas adalah polimerisasi yang memodifikasi radikal bebas dengan metode
tertentu, seperti iradiasi, inisiasi redoks, dekomposisi thermal inisiator, dan
polimerisasi thermal. Polimerisasi yang umum digunakan untuk polimerisasi vinil
asetat adalah polimerisasi radikal bebas (Obita, 2015). Polimerisasi adisi dapat
menggunakan beberapa media, antara lain media bulk, larutan, suspensi, dan
emulsi. Polimerisasi Adisi memiliki tiga tahapan, yaitu inisiasi, propagasi, dan
terminasi
1. Tahap Inisiasi
Tahap ini merupakan tahap pertama dimana terjadi reaksi
pengaktifan inisiator menjadi radikal bebas. Radikal bebas kemudian
bereaksi dengan monomer.
𝑅→𝑛𝑅∗ (1)
𝑅 ∗ +𝑀 → 𝑀 ∗ (2)
2. Tahap Propagasi
Pada tahap ini terjadi reaksi dari radikal bebas yang terbentuk dari
tahap sebelumnya dengan monomer. Produk yang dihasilkan dari reaksi
radikal bebas dengan monomer akan bereaksi lagi dengan monomer, dan
terus berlanjut hingga terbentuk rantai yang panjang.
𝑀𝑛 ∗ +𝑀 → 𝑀𝑛 ∗ (3)
3. Tahap Terminasi
Pada tahap ini terjadi reaksi antara radikal bebas dengan radikal
bebas yang lainnya. Setelah terjadi reaksi ini, tahapan penambahan radikal
bebas dengan monomer berhenti.
Media yang sering digunakan untuk polimerisasi vinil asetat dalam skala
industri adalah media emulsi. Kelebihan polimerisasi dengan media emulsi adalah
sebagai berikut (Cowd, 1991)
3. Viskositas rendah
4. Dapat digunakan untuk produksi polimer dengan skala besar
5. Tidak perlu pemisahan lebih lanjut untuk produk yang dihasilkan, sehingga
bisa menghemat cost
Polimerisasi adisi terdiri dari empat komponen utama, yaitu monomer, emulsifier,
media dispersi, dan inisiator (Flory 1953)
1. Monomer
Monomer adalah bagian penyusun polimer. Monomer akan terus
terpolimerisasi hingga monomer habis atau saat dihambat oleh inhibitor
yang mencegah monomer terpolimerisasi
2. Emulsifier
Emulsifier merupakan bahan yang digunakan untuk mendispersi polimer
dengan medianya. Emulsifier bersifat homofilik dan homofobik. Pada
penelitian ini digunakan emulsifier metil ester sulfonat.
3. Media dispersi
Media dispersi merupakan media yang digunakan sebagai tempat polimer
terdispersi dengan bantuan emulsifier.
4. Inisiator
Inisiator merupakan unsur yang bisa terurai menjadi radikal bebas.
emulsifier, maka semakin banyak pula misel yang terbentuk (Odian, 1970).
Sistem emulsi terdiri dari tiga partikel, yaitu droplet, misel aktif, dan misel
inaktif (Odian, 1970). Monomer akan masuk ke dalam misel saat misel sudah aktif.
Misel akan menyerap molekul emulsifier pada larutan, sehingga konsentrasi
emulsifier akan berkurang dengan signifikan. Oleh karena itu, misel inaktif akan
menjadi tidak stabil lalu larut ke dalam larutan. Misel yang bereaksi dengan
emulsifier kemudian menjadi lebih besar yang disebut dengan partikel polimer.
Partikel polimer akan berhenti terbentuk ketika emulsifier sudah tidak cukup untuk
menyelimuti partikel polimer.
E. Polivinil Asetat
Polivinil asetat banyak digunakan untuk produksi cat dan perekat. Perekat
yang menggunakan polivinil asetat antara lain: perekat kayu, perekat kertas, dan
perekat kain.
Berat molekul dari suatu polimer ditentukan atom-atom yang berikatan dan
membentuk molekul polimer tersebut. Pada umumnya polimer memiliki bentuk
linear, namun untuk vinil asetat memiliki pengecualian, sehingga bentuknya tidak
linear. Ketidaklinearan tersebut disebabkan karena derajat polimerisasinya yang
sangat besar hingga ribuan, sehingga tidak dapat diabaikan (Flory, 1953).
Berat molekul polimer dapat diukut dengan suatu metode yaitu metode
pengukuran viskositas larutannya. Mengukur berat molekul polimer dengan metode
pengukuran viskositas memiliki kelebihan yaitu alat dan metode yang dilakukan
sederhana. Alat yang digunakan adalah viskosimeter untuk mengukur viskositas
larutan encernya. Metode pengukuran viskositas ini adalah dengan mengukur waktu
aliran (t) pada suhu tertentu dengan viskosimeter, kemudian dibandingkan dengan
waktu alir pelarut (t0). Kemudian dicari viskositas pelarut pada suhu tertentu, maka
dapat dihitung viskositas pelarut dengan viskositas polimer pada suhu tersebut
dengan membandingkan waktu alirnya. Selain menggunakan metode pengukuran
viskositas, terdapat cara lain untuk mengukur berat molekul polimer, yaitu dengan
metode end-group analysis, pengukuran sifat koligatif, dan ultracentrifugation. Saat
menggunakan metode pengukuran viskositas larutan encer, diperlukan kalibrasi
dengan metode lain karena berat yang terukur bukan merupakan berat langsung
polimer yang ingin dicari. (Billmeyer, 1963). Hubungan antara viskositas intrinsik
dan berat molekul polimer dapat ditentukan menggunakan persamaan Mark-
Houwink
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Bahan Penelitian
B. Alat Penelitian
Keterangan
1. Pemanas mantel
2. Labu distilasi
3. Statif
4. Termometer alkohol
5. Pendingin
6. Labu erlenmeyer
Keterangan
1. Pengaduk Merkuri
2. Termometer alkohol
3. Labu leher tiga
4. Waterbath
5. Bola pendingin
6. Statif
C. Variabel Penelitian
D. Prosedur Penelitian
2001).
E. Analisis Data
𝑚
𝑐= (9)
𝑃
𝑡
𝜂𝑟 ≅ 𝑡 (10)
0
Dari viskositas larutan dan pelarut dapat dihitung viskositas spesifik dengan
persamaan berikut (Billmeyer, 1963)
𝜂𝑠𝑝 = 𝜂𝑟 − 1 (11)
𝜂−𝜂0
𝜂𝑠𝑝 = (12)
𝜂0
𝜂−𝜂0
[𝜂] = ( ) (14)
𝜂0 𝐶 𝑐→0
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data alir untuk polivinil asetat pada berbagai konsentrasi emulsifier ditampilkan
pada Tabel I.
Tabel I. Data Waktu Alir Polivinil Asetat pada Berbagai Konsentrasi Emulsifier
Konsentrasi
No. Waktu Alir, s
Emulsifier, g/mL
1 0,05 133,5
2 0,1 135
3 0,15 137
4 0,2 139
5 0,25 143
Massa Volume
Konsentrasi Polivinil Asetat, Aseton, Konsentrasi Larutan Konsentrasi
Emulsifier gram mL Encer g/mL Larutan g/dL
0,05 0,5213 100 0,005213 0,5213
0,1 0,5222 100 0,005222 0,5222
0,15 0,5236 100 0,005236 0,5236
0,2 0,5258 100 0,005258 0,5258
0,25 0,5268 100 0,005268 0,5268
Viskositas relatif dihitung dengan persamaan (11). Untuk kadar emulsifier 0,05 g/mL,
Waktu alir larutan = 133,5 s
Waktu alir pelarut = 132 s
133,5 𝑠
𝜂𝑟 = = 1,0114
132 𝑠
Dari viskositas relatif, dapat dihitung viskositas spesifik dengan persamaan (12).
Untuk kadar emulsifier 0,05 g/mL,
𝜂𝑠𝑝 = 1,0114 − 1 = 0,0114
Untuk mencari viskositas aseton, diperlukan massa jenis aseton. Massa jenis
aseton dihitung menggunakan piknometer 25 mL
Berat piknometer kosong = 21,3455 gr
Berat piknometer + aseton = 40,8802 gr
Massa aseton = 40,8802 – 21,3455 gr
= 19,5347 gr
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛
Massa jenis aseton =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛
19,5347 𝑔𝑟
=
25 𝑚𝐿
= 0,7814 gr/mL
Viskositas aseton dihitung menggunakan persamaan (15).
𝜈 = 𝐾. 𝑡
𝜈 = 0,003 . 132
𝜈 = 0,396 𝑐𝑆𝑡
𝜂 − 0,3094
0,0114 =
0,3094
𝜂 = 0,3129
Viskositas intrinsik dihitung dengan menggunakan persamaan (14). Untuk kadar
emulsifier 0,05 g/mL,
0,3026 − 0,3094
[𝜂] = = 0,0218
0,3094 𝑥 0,5345
Perhitungan dan hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel III.
Tabel III. Hasil Perhitungan Viskositas Intrinsik untuk Berbagai Konsentrasi Emulsifier
Konsentrasi Waktu Alir Waktu Alir Konsentrasi
[
Emulsifier, Pelarut, s Larutan, s Larutan Encer,
g/dL g/dL
Perhitungan dan hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel IV dan Tabel V.
Tabel IV. Hasil Perhitungan Berat Molekul untuk Berbagai Konsentrasi Emulsifier
Konsentrasi Berat
No. Emulsifier, [𝜼] Molekul,
g/dL g/mol
1 0,05 0,0218 1745
2 0,1 0,0435 4559
3 0,15 0,0723 9234
Tabel V. Data Hasil Perhitungan Berat Molekul Polivinil Asetat untuk Berbagai
Konsentrasi Emulsifier
Berat
Konsentrasi
No. Molekul,
Emulsifier, g/dL
g/mol
1 0,05 1745
2 0,1 4559
3 0,15 9234
4 0,2 14649
5 0,25 27371
Tabel VI. Data Waktu Alir Polivinil dengan Konsentrasi MES 0,1 g/mL pada
Berbagai Konsentrasi
No Berat PVAc, gram Volume Konsentrasi Waktu Alir, s
Aseton, mL larutan, g/dL
1 0,2513 100 0,2513 133,0
2 0,5172 100 0,5172 135,7
3 1,0154 100 1,0154 143,5
4 1,5218 100 1,5218 152,9
5 2,0449 100 2,0449 166,2
Tabel VII. Data Waktu Alir Polivinil dengan Konsentrasi MES 0,25 g/mL pada
Berbagai Konsentrasi
No Berat PVAc, gram Volume Konsentrasi Waktu Alir, s
Aseton, mL larutan, g/dL
1 0,2597 100 0,2597 136,1
2 0,5078 100 0,5078 141,0
3 1,0114 100 1,0114 158,5
4 1,5131 100 1,5131 187,3
5 2,0861 100 2,0861 210,6
Massa jenis PVAc encer pada berbagai konsentrasi diperlukan untuk
menghitung viskositas. Massa jenis PVAc dicari menggunakan piknometer 25 mL.
Perhitungan massa jenis untuk sampel PVAc dengan MES 0,1 g/mL konsentrasi 0,2587
g/dL sebagai berikut.
Berat piknometer kosong = 21,3455 gr
Berat piknometer + PVAc = 41,1024 gr
Massa PVAc = 41,1024 – 21,3455 gr
= 19,7569 gr
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑃𝑉𝐴𝑐
Massa jenis PVAc =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑛
19,5347 𝑔𝑟
=
25 𝑚𝐿
= 0,7903 gr/mL
Kinematic viscosity aseton dihitung menggunakan persamaan (15).
𝜈 = 𝐾. 𝑡
𝜈 = 0,003 . 133
𝜈 = 0,399 𝑐𝑆𝑡
Tabel VIII. Data Viskositas untuk Larutan PVAc dengan MES 0,1 g/mL
No Konsentrasi Massa PVAc, Massa Jenis 𝝂, cSt 𝝁, cP
Larutan, g/dL gram PVAc, g/mL
1 0,2513 19,7569 0,7903 0,3990 0,3153
2 0,5172 19,7734 0,7909 0,4071 0,3220
3 1,0154 19,7972 0,7919 0,4305 0,3409
4 1,5218 19,8266 0,7931 0,4587 0,3638
5 2,0049 19,8472 0,7939 0,4986 0,3958
Tabel IX. Data Viskositas untuk Larutan PVAc dengan MES 0,25 g/mL
No Konsentrasi Massa PVAc, Massa Jenis 𝝂, cSt 𝝁, cP
Larutan, g/dL gram PVAc , g/mL
1 0,2597 19,7693 0,7908 0,4083 0,3229
2 0,5078 19,7863 0,7915 0,4230 0,3348
3 1,0114 19,8166 0,7927 0,4755 0,3769
4 1,5131 19,8382 0,7935 0,5619 0,4459
5 2,0861 19,8652 0,7946 0,6318 0,5020
133 𝑠
𝜂𝑟 = = 1,0076
132 𝑠
Dari viskositas relatif, dapat dihitung viskositas spesifik dengan persamaan
(12). Untuk PVAc dengan konsentrasi 0,2513 g/dL
𝜂𝑠𝑝 = 1,0076 − 1 = 0,0076
Tabel X. Data Waktu Alir Polivinil Asetat dengan Konsentrasi MES 0,1 g/mL
pada Berbagai Konsentrasi Larutan Encer
Konsentrasi Larutan 𝜼𝒓 𝜼𝒔𝒑 𝜼𝒔𝒑
No
Encer, g/ dL 𝒄
Tabel XI. Data Waktu Alir Polivinil Asetat dengan Konsentrasi MES 0,25 g/mL
pada Berbagai Konsentrasi Larutan Encer
Konsentrasi Larutan 𝜼𝒓 𝜼𝒔𝒑 𝜼𝒔𝒑
No
Encer, g/ dL 𝒄
konsentrasi lartutan (c) untuk larutan MES 0,1 g/mL ditunjukkan pada Gambar 6.
0,0800
0,0600 y = 0,0521x + 0,0244
R² = 0,9744
0,0400
0,0200
0,0000
0,0000 0,5000 1,0000 1,5000 2,0000 2,5000
𝒄, g/dL
𝜼𝒔𝒑
Gambar 6. Hubungan Pengaruh 𝒄 Terhadap Konsentrasi PVAc (c) untuk
Larutan dengan Konsentrasi MES 1 g/dL
𝜂𝑠𝑝
Nilai viskositas intrinsik ([𝜂]) terletak pada nilai dengan nilai 𝑐
𝑐
mendekati 0, dimana nilai tersebut terdapat pada perpotongan garis dengan sumbu ordinat.
𝜂𝑠𝑝
Dengan menggunakan persamaan yang telah ditemukan, didapatkan persamaan garis
𝑐
𝜂𝑠𝑝
lurus = 0,0521 𝑐 + 0,0244, nilai viskositas intrinsik ([𝜂]) sebesar 0,0244. Dengan
𝑐
menggunakan persamaan (8), nilai viskositas intrinsik tersebut dapat digunakan untuk
menghitung berat molekul.
[𝜂] = 𝐾′𝑀𝑎
Gambar 7.
0,2000
0,1500 y = 0,1011x + 0,0941
0,1000 R² = 0,9415
0,0500
0,0000
0 0,5 1 1,5 2 2,5
𝒄, g/dL
𝜼𝒔𝒑
Gambar 7. Hubungan Pengaruh 𝒄 Terhadap Konsentrasi PVAc (c) untuk
Larutan dengan Konsentrasi MES 0,25 g/mL
𝜂𝑠𝑝
Dari data-data yang telah dihitung, dapat dibuat persamaan terhadap c
𝑐
𝜂𝑠𝑝
seperti berikut = 0,1011 𝑐 + 0,0941 Nilai viskositas intrinsiknya didapatkan sebesar
𝑐
0,096 (karena nilai viskositas intrinsik adalah saat nilai c mendekati 0. Dengan
menggunakan persamaan (8), dapat dihitung nilai berat molekul larutan PVAc dengan
MES 0,25 g/mL:
[𝜂] = 𝐾′𝑀𝑎
Kedua nilai berat molekul tersebut berbeda dengan berat molekul yang dihitung
saat menggunakan larutan encer 0,5 g/dL. Perbedaan tersebut terjadi karena perbedaan
konsentrasi yang digunakan saat menghitung sangat berpengaruh terhadap hasil nilai berat
molekul.
Berat molekul larutan PVAc dengan MES 0,1 g/mL saat menggunakan
perhitungan larutan encer berbagai konsentrasi dibandingkan dengan saat menggunakan
larutan encer 0,5 g/dL:
2041 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 44,77%
4559 𝑔/𝑚𝑜𝑙
Berat molekul larutan PVAc dengan MES 0,25 g/mL saat menggunakan
perhitungan larutan encer berbagai konsentrasi dibandingkan dengan saat menggunakan
larutan encer 0,5 g/dL:
13304 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 48,61%
27371 𝑔/𝑚𝑜𝑙
Berat molekul larutan PVAc dengan MES 0,1 g/mL menggunakan perhitungan
larutan encer berbagai konsentrasi sebesar 44,77% dari perhitungan larutan encer yang
menggunakan konsentrasi 0,5 g/dL, sedangkan untuk larutan PVAc dengan MES 0,25
g/mL sebesar 48,61%.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Konsentrasi emulsifier metil ester sulfonat berpengaruh terhadap berat
molekul pada proses polimerisasi vinil asetat.
2. Konsentrasi emulsifier metil ester sulfonate sebanding dengan waktu alir
polivinil asetat, di mana semakin banyak konsentrasi emulsifier yang digunakan maka
akan semakin lama pula waktu alir polivinil asetat.
3. Pada range konsentrasi emulsifier 0,05 g/mL hingga 0,25 g/mL, berat
molekul polivinil asetat yang terbentuk meningkat dengan semakin tingginya
konsentrasi emulsifier metil ester sulfonat.
4. Penggunaan emulsifier metil ester sulfonat antara 0,05 g/mL dan 0,25 g/mL
menghasilkan berat molekul polivinil asetat yang berkisar antara 1745 hingga 27371
g/mol.
5. Perhitungan berat molekul larutan PVAc dengan MES 0,1 g/mL dengan
0,225 g/dL menggunakan berbagai konsentrasi larutan encer:
a) BM Larutan PVAc dengan MES 0,1 g/mL : 2041 g/mol
b) BM Larutan PVAc dengan MES 0,25 g/mL : 13304 g/mol
6. Perbedaan konsentrasi yang digunakan untuk menghitung berat molekul
sangat berpengaruh terhadap nilai berat molekul yang didapat. Pada penelitian ini
dibandingkan berat molekul PVAc dengan konsentrasi larutan encer 0,5 g/dL dengan
berat molekul larutan PVAc menggunakan perhitungan berbagai konsentrasi larutan
encer mendekati 0 g/dL:
a) Larutan PVAc 0,1 g/mL : 44,77%
b) Larutan PVAc 0,25 g/mL : 48,61%
Saran
Saran untuk penelitian selanjutnya adalah :
1. Menggunakan monomer selain vinil asetat sebagai pembanding
2. Mengganti minyak yang ada di laboratorium dengan yang baru, karena
minyak di laboratorium sudah kadaluwarsa lama sekali, kalau terlalu lama bisa
menyebabkan bau tengik dan mungkin berbahaya.
3. Membandingkannya dengan emulsifier lain
4. Menambah variabel waktunya seperti 55 menit, 75 menit, dan 95 menit.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Ampolymer. 2018. “Mark-Houwink Parameters for Polymers.” American Polymer
Standards Corporation. 2018. http://www.ampolymer.com/Mark-Houwink.html.
Billmeyer, F. W. 1963. Textbook of Polymer Science. Kobunshi. Vol. 12. New York:
John Wiley & Sons, Inc.
Ebnesajjad, Sina. 2008. Adhesives Technology Handbook. Norwich, USA: William
Andrew.
Flory, Paul J. 1953. Principles of Polymer Chemistry. Journal of the American Chemical
Society. Vol. 76. Ithaca: Cornell University Press.
Hamielec, Archie E. 2005. Polymerization Processes. Hamilton: McMaster University.
IHS. 2018. “Chemical Economics Handbook: Vinyl Acetate.” IHS Markit. 2018.
https://ihsmarkit.com/products/vinyl-acetate-chemical-economics-
handbook.html.
Kaboorani, Alireza, and Bernard Riedl. 2011. “Improving Performance of Polyvinyl
Acetate (PVA) as a Binder for Wood by Combination with Melamine Based
Adhesives.” International Journal of Adhesion and Adhesives 31 (7): 605–11.
Kirk, and Othmer. 2001. Encyclopedia of Chemical Technology. 4th ed. Canada: John
Wiley & Sons, Inc.
Lange, Hanna. 2011. “Emulsion Polymerization of Vinyl Acetate with Renewable Raw
Materials as Protective Colloids.”
Obita, Hidetaka. 2015. Polymerization Processes, 1. Fundamentals. Fukui: University of
Fukui.
Odian, George. 1970. Principles of Polymerization. 4th ed. New York: John Wiley &
Sons, Inc.
Stevens, M.P. 1975. Polymer Chemistry — an Introduction. Polymer. Vol. 17. Addison-
Wesley.
Utomo, Sadono. 2001. “Polimerisasi Emulsi Vinil Asetat”. Yogyakarta : Departemen
Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada.
LAMPIRAN
DATA HASIL PENELITIAN DAN PERHITUNGAN
1. Data Percobaan
Daftar XII. Data Percobaan Penelitian Pengaruh Konsentrasi Emulsifier Metil
Ester Sulfonat Terhadap Berat Molekul pada Polimerisasi Vinil
Asetat
Massa MES, Massa Volume Massa
Massa K2S2O8, gram Hydroquinon, Vinil PVac, Waktu
No. gram gram Asetat, mL gram Alir, s
2. Perhitungan
1. Analisis Konsentrasi Larutan Encer
Perhitungan konsentrasi larutan encer dapat dilakukan dengan
menggunakan persamaan (10). Untuk kadar emulsifier 0,5 g/dL,
Massa polivinil asetat = 0,5213 gr
Volume pelarut aseton = 100 mL
0,5213 𝑔𝑟
𝑐= = 0,0051 𝑔/𝑚𝐿 = 0,5213𝑔/𝑑𝐿
100 𝑚𝐿
Perhitungan dan hasil selengkapnya dapat dilihat pada Daftar XIII
Daftar XIII. Data Hasil Perhitungan Konsentrasi Larutan Encer untuk Berbagai
Konsentrasi Emulsifier
Konsentrasi Berat
No. Emulsifier, [𝜼] Molekul,
g/mL g/mol
1 0,05 0,0218 1745
2 0,1 0,0435 4559
3 0,15 0,0723 9234
4 0,2 0,1009 14649
5 0,25 0,1582 27371