Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH PUNGUAN POMPARAN RAJA

NAIAMBATON (PARNA) PADA PEMILUKADA


KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2016

Bryan Anderson1), Piers Andreas Noak2), Muhammad Ali Azhar3)


1,2,3)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana
Email:bryanderson77@yahoo.com1,andreasnoak@fisip.unud.ac.id2,aliazhar23mr@yahoo.co.id3

ABSTRACT

Kinship system is referred to as Batak Association, such as Punguan Pomparan Raja


Naiambaton (PARNA) that located in District of Simalungun. The purpose of this study to
determine and describe the influence factors of Parna Association in the election District of
Simalungun 2016. The theory used is theory of identity politics with primordial approach. This
research method is descriptive qualitative. Research data collection techniques by observation,
interview and documents. The results of this study found that Parna Association legitimacy as a
majority is dominating community in District of Simalungun at the election by supporting one
candidate regent that have relation. People in District of Simalungun still give prioritize
aboriginal to become a leader in the region that can be seen from the way determining the
choice of candidates still based on several factors: blood ties, races, religions, and regions.

Keywords: Parna Association, Election, Political Identity

PENDAHULUAN fenomena etnis pada pemilukada di


Kabupaten Simalungun membuat Punguan
Berdasarkan dari garis keturunannya, Parna ikut terlibat langsung dalam
masyarakat Batak memiliki sebuah kesamaan mengkontruksikan harapan dan keinginannya
yaitu adanya marga. Dalam sejarah budaya untuk merebut kekuasaan politik.
Batak, garis keturunan akan diwarisi oleh
seorang anak laki-laki sehingga sistem KAJIAN PUSTAKA
kekerabatan masyarakat Batak disebut  
patrilineal.Sistem kekerabatan patrilineal Punguan Parna
itulah yang menjadi tulang punggung  
masyarakat Batak, yang terdiri dari turunan-
Di dalam hubungan relasi sosial orang
turunan marga dan kelompok-kelompok suku,
Batak, kehadiran marga merupakan dasar
lalu kemudian saling dihubungkan menurut
untuk menentukan partuturan (keturunan),
garis laki-laki (Vergouwen, 1986:1).Sistem
hubungan persaudaraan, baik untuk kalangan
kekerabatan masyarakat Batak dikenal
semarga maupun dengan orang-orang yang
sebagai kumpulan suatu kelompok yang
memiliki marga lain. Punguan Batak terbentuk
terbentuk karena terdapatnya kesamaan
karena adanya kesamaan marga, asal-usul
marga dalam garis keturunan seorang raja.
keturunan Raja atau juga didasari oleh ikatan
Salah satu Punguan Batak yaitu Punguan
emosional sesama Orang Batak sebagai
Pomparan Raja Naiambaton (PARNA) yang
masyarakat pribumi. Masyarakat pribumi
berada di Kabupaten Simalungun.
menurut Abdilah (2002:18), yaitu orang atau
Pada tahun 2010 Punguan Parna ikut
kelompok yang mengklaim diri sebagai
terlibat dalam pemilukada di Kabupaten
penduduk asli suatu daerah dan wilayah
Simalungun dengan mendukung salah satu
tertentu.
pasangan calon bupati JR Saragih-Hj Nuriati
Perkembangan sosial budaya yang terus
Damanik, yang sekaligus menjadi pemenang
bergerak cepat di Indonesia menimbulkan
pada saat itu. Pada pemilukada selanjutnya,
kembalinya muncul fenomena etnis di tingkat
yang dilaksanakan tahun 2016, kehadiran


 
lokal. Hal itu dibuktikan dengan hadirnya Undang-Undang digunakan sebagai aturan
fenomena identitas dalam masyarakat Batak yang berlaku pada pemilukada di Indonesia
yang biasa disebut Punguan Batak, salah saat ini.
satunya yaitu Punguan Parna. Punguan
Parna yang menjadi sistem kekerabatan Demokrasi
orang Batak dikenal sebagai wadah untuk  
berkumpulnya masyarakat Batak dalam garis Pada era demokrasi, persamaan dan
keturunan Raja Naiambaton. Punguan Parna kesederajatan menjadi sesuatu yang sangat
merupakan Punguan Batak terbesar yang penting untuk dimiliki setiap individu dan
terdiri dari 48 marga. kelompok dalam mengekspresikan identitas
serta aspirasinya. Hal inilah yang melandasi
dasar pemikiran politik identitas dalam
Pemilukada penelitian ini.
  Dalam pandangan Dahl (1985:25),
Perjalanan demokrasi tingkat lokal selalu negara demokrasi yang maju adalah suatu
mengalami perubahan yang cukup signifikan negara yang dinamakannya MDP (modern,
baik itu dari segi hukum, mekanisme ataupun dynamic, pluralist). Dia mengatakan bahwa
lainnya. Sejarah mencatat penyelengaraan tujuan utama negara demokrasi yang maju
demokrasi di tingkat lokal pernah bersifat ialah memusatkan perhatian dalam mencari
sentralistis pada proses pemilihan kepala cara-cara untuk dapat mengurangi sumber
daerah, dimana pilihan ditentukan oleh ketidaksamaan dalam masyarakat itu sendiri
anggota Dewan Perwakilan Rakyat Derah daripada melaksanakan persamaan melalui
(DPRD). Dalam tahapan ini rakyat masih sumber daya ekonomi, posisi dan suatu
belum berdaulat atas konstelasi demokrasi di kesempatan.
tingkat lokal untuk memilih kepala daerahnya Demokrasi memiliki keterkaitan dengan
sebab sistem yang berjalan masih bersifat kebebasan setiap individu sehingga secara
oligarki. keseluruhan toleransi antara eksistensi
Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 demokrasi dan kebebasan individu sangat
Tahun 2015 tentang perubahan Undang- tinggi. Arus gelombang demokrasi menandai
Undang Nomor 32 Tahun 2014 mengenai adanya reformasi di segala bidang sehingga
Pemerintahan Daerah menegaskan bahwa menjadi pemantik utama bagi kelahiran
penyerahan urusan oleh pemerintahan pusat kembali suatu identitas budaya dalam
diserahkan kepada pemerintahan daerah eksistensi gerak dinamika budaya lokal.
otonom berdasarkan asas otonomi. Sistem ini Dialog internal dan interaksi sosial
telah menunjukan bahwa pemilihan kepala membangun sebuah ikatan antarindividu di
daerah menuju ke arah yang lebih demokratis dalam masyarakat berdasarkan budaya dan
dimana rakyat memiliki kedaulatan penuh psikologis seseorang dalam suatu komunitas
atas hak politiknya. Sejarah mencatat pilkada sosial budaya untuk berpartisipasi aktif dalam
pertama kali diselenggarakan pada bulan Juni mencapai tujuan yang diperjuangkannya.
2005.
Dalam prosesnya pilkada kemudian
dimasukan ke dalam rezim pemilu, hal ini POLITIK IDENTITAS
dibuktikan dengan berlakunya Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Politik identitas Punguan Parna bermula
Penyelenggara Pemilihan Umum sehingga dari proses pembentukan pembangunan
secara resmi bernama Pemilihan umum identitas masyarakat Batak. Hubungan politik
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dan kekuasaan dari identitas dalam politik
atau disingkat Pemilukada. Pemilukada DKI identitas, dikontruksikan pada pembentukan
Jakarta 2007 menjadi pemilihan kepala pembangunan identitas oleh seseorang atau
daerah pertama kali yang dilaksanakan sekelompok orang. Konstruksi sosial dari
berdasarkan undang-undang ini. Berlakunya identitas selalu terjadi dalam konteks yang
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 ditandai oleh hubungan kekuasaan.
tentang perubahan atas Undang-Undang Castells (2010:8) menyebutkan tiga
Nomor 1 Tahun 2015 tentang Peraturan bentukan pembangunan identitas, yaitu:
Pemerintah pengganti Undang-Undang a. Identitas legitimasi (legitimizing identity)
Nomor 1 tahun 2014 tentang pemilihan yaitu identitas yang diperkenalkan oleh
gubernur, bupati, dan walikota menjadi sebuah institusi yang mendominasi suatu
masyarakat untuk merasionalisasikan dan


 
melanjutkan dominasinya terhadap aktor- Punguan Parna pada pemilukada Kabupaten
aktor sosial. Simalungun tahun 2016.Sumber data yang
b. Identitas resisten (resistance identity) yaitu digunakan dalam penelitian ini adalah data
sebuah proses pembentukan identitas oleh primer dan data sekunder.Penelitian ini
aktor-aktor sosial dalam kondisi tertekan menggunakan teknik pengumpulan data yang
dengan adanya dominasi dan stereotip dilakukan denganobservasi, wawacara
oleh pihak-pihak lain, sehingga mendalam dan dokumen. Penelitian ini
membentuk resistensi dan pemunculan menggunakan teknik pengambilan sampling
identitas yang berbeda dari pihak yang yakni purposive sampling. Penelitian ini
mendominasi, dengan tujuan untuk berlokasi Kabupaten Simalungun, Sumatera 
keberlangsungan hidup kelompok dan Utara. 
golongannya.  
c. Identitas proyek yaitu suatu identitas HASIL DAN PEMBAHASAN
dimana aktor-aktor sosial membentuk
suatu identitas baru yang dapat Penduduk Kabupaten Simalungun tahun
menentukan posisi-posisi baru pada
2014 berjumlah 844.033 jiwa yang terdiri dari
masyarakat sekaligus mentransformasi 420.591 laki-laki dan 423.442 perempuan
struktur masyarakat secara keseluruhan. dengan rasio jenis kelamin 99,33 jiwa,
Kemala Chandakirana (1989) dalam
tersebar di 31 kecamatan. Berdasarkan data
artikelnya Geertz dan Masalah Kesukuan, kependudukan, sebagian besar penduduk di
mengemukakan bahwa politik identitas Kabupaten Simalungun menganut agama
biasanya digunakan oleh setiap pemimpin
Islam yaitu berjumlah 468.328 jiwa diikuti oleh
sebagai retorika politik dengan sebutan kami agama Kristen Protestan sejumlah 302.302
bagi “orang asli” yang menghendaki
jiwa dan agama Katholik 42.132 jiwa,
kekuasaan dan mereka untuk setiap “orang
sedangkan untuk penganut agama lainnya
pendatang” harus melepaskan kekuasaan. berjumlah 4.958 jiwa.
Jadi, singkatnya politik identitas hanya
Kabupaten Simalungun didominasi oleh
digunakan sebagai alat memanipulasi demi
Etnis Batak Simalungun, salah satunya
untuk menggalang politik agar memenuhi adalah Punguan Parna. Punguan Parna
kepentingan ekonomi dan politiknya”.
menjadi salah satu punguan terbesar yaitu
Clifford Geertz (1992) mengatakan terdiri dari 48 marga . Marga yang terdapat
kemerdekaan yang baru dialami oleh negara- pada Punguan Parna yaitu Simbolon,
negara berkembang sering dihadapkan pada
Tinambunan, Tumanggor, Turuten, Maharaja,
sentimen-sentimen primordial. Primordial juga Pinayungan, Nahampun, Tamba (Sitonggor),
sering digunakan sebagai politik identitas Siallagan, Turnip, Tamba (Lumban Tonga-
etnis, dimana identitas etnis tetap
tonga), Sidabutar, Sijabat, Siadari,
dipertahankan karena dianggap bermanfaat Sidabalok, Tamba, Siambaton, Munte,
sebagai basis massa suatu kelompok yang Tamba, Rumahorbo, Napitu, Sitio, Sidauruk,
dapat digerakkan.
Simalango, Saing, Simarmata, Nadeak,
Pendekatan primordialisme ini berfungsi Saragi, Sumbayak, Sitanggang, Sigalingging,
untuk menjelaskanpengaruh ikatan primordial Manihuruk, Garingging, Tendang, Banurea,
dalam Punguan Parna terhadap pemilukada
Manik Kecupak/ Mengidar, Gajah, Bringin,
Kabupaten Simalungun tahun 2016.Ikatan Brasa, Boang Manalu, Bancin, Saraan,
primordial mengacu pada beberapa sebab
Kombih, Berampu, Munthe, Damunthe,
yang biasanya muncul bersama dan
Dalimunthe, dan Ginting.
berlawanan tujuan secara deskriptif meliputi Terbentuknya Punguan Parna diawali
masalah-masalah yang timbul dalam
dengan pertemuan-pertemuan kecil yang
beberapa hal, yaitu: hubungan darah, ras,
menghimpun Punguan Parna dari nagori
bahasa, daerah, agama, dan kebiasaan. (desa) ke kecamatan lalu ke tingkat
kabupaten. Selanjutnya perumusan Punguan
Parnadilakukan pada tanggal 14 Desember
METODELOGI PENELITIAN 2014, kemudian ditindaklanjuti dengan ikrar
yang dilaksanakan pada tanggal 31 Januari
Penelitian ini menggunakan metode
2015.
penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini
Pemilukada di Kabupaten Simalungun
juga mencoba untuk menjelaskan,
mengalami penundaan dikarenakan terjadi
mendeskripsikan, menyelidiki dan memahami
pencoretan pasangan calon bupati nomor
secara menyeluruh tentang pengaruh


 
urut 4 oleh KPU Kabupaten Simalungun. 1. Ikatan identitas antara pasangan calon
Setelah melalui beberapamekanisme yang bupati JR Saragih-Amran Sinaga dengan
ada, akhirnya pelaksanaan pemilukada di Punguan Parna.
Kabupaten Simalungun dilaksanakan pada 2. Hubungan darah berdasarkan keturunan
tanggal 10 Februari 2016. Terdapat lima si Raja Naiambaton.
pasangan calon bupati dan wakil bupati yang 3. JR Saragih sebagai incumbent dalam
lolos untuk mengikuti pemilukada di pemilukada di Kabupaten Simalungun.
Kabupaten Simalungun yaitu pasangan 4. Ketertarikan terhadap anak parna yang
nomor urut 1 Tumpak Siregar - Irwansyah mencalonkan diri sebagai bupati daripada
Damanik diusung partai PDIP, Hanura, dan wakil bupati.
PKB. Nomor urut 2 Evra Sasky Damanik – 5. JR Saragih sebagai salah satu tokoh yang
Sugito maju melalui jalur perseorangan, berpengaruh di Kabupaten Simalungun.
nomor urut 3 Hj Nuriati Damanik - Posman Hasil temuan penelitian, identitas
Simarmata diusung partai Golkar, Nasdem Punguan Parna sampai saat ini masih terjaga
dan Gerindra. Nomor urut 4 JR Saragih - dan terpelihara dikarenakan terdapat adat
Amran Sinaga diusung partai Demokrat istiadat yang tetap dipertahankan. Punguan
dengan dukungan 11 kursi DPRD dan nomor Parna memiliki simbol sisada anak sisada
urut 5 Lindung Gurning - Soleh Saragih maju boru, simbol ini merupakan warisan petuah
melalui jalur perseorangan. yang berasal dari Raja Naiambaton. Simbol
Berdasarkan data dari KPU Kabupaten sisada anak sisada boru itu adalah semua
Simalungun, total jumlah pemilih di marga parna itu harus memiliki rasa
Kabupaten Simalungun adalah 662.421 jiwa kekerabatan yang tinggi, karena mereka
dengan rincian sebagai berikut: daftar pemilih semua termasuk satu keluarga garis
tetap (DPT) berjumlah 654.697 jiwa, DPT keturunan. . Di sisi lain, sesama marga parna
tambahan 2.558 jiwa, daftar pemilih pindahan tidak boleh saling menikahi, hal ini dipegang
(DPP) 300 jiwa, serta pengguna KTP 4.866 teguh oleh semua orang yang ber-marga
jiwa. Namun jumlah masyarakat yang parna dan seseorang juga tidak berani untuk
menggunakan hak pilih hanya 53,38% dari melanggarnya.
total jumlah pemilih yaitu 353.660 jiwa.Hasil Berdasarkan hasil temuan penelitian,
dari pemilukada Kabupaten Simalungun, legitimasi Punguan Parna sebagai mayoritas
pasangan calon bupati JR Saragih-Amran mendominasi masyarakat di Kabupaten
Sinaga menang dengan perolehan jumlah Simalungun.Dampak politik dari legitimasi
suara total 120.860suara, diikuti oleh tersebut terhadap dominasi Punguan Parna di
pasangan Tumpak Siregar - Irwansyah Kabupaten Simalungun salah satunya terlihat
Damanik 92.454 suara, pasangan Evra Sasky pada pemilukada dengan mendukung salah
Damanik – Sugito 67.470 suara, pasangan Hj satu pasangan calon bupati yang merupakan
Nuriati Damanik - Posman Simarmata 59.940 dongan tubu (saudara semarga). Dampak
suara, dan pasangan Lindung Gurning - tersebut menjadikan Punguan Parna sebagai
Soleh Saragih 7.204 suara. alat politik untuk mencapai tujuan tertentu
Dampak politik dari legitimasi terhadap yaitu politik identitas. Menurut Manuel
dominasi Punguan Parna di Kabupaten Castells, pembangunan identitas legitimasi
Simalungun salah satunya terlihat pada (legitimizing identity) yaitu identitas yang
pemilukada dengan mendukung salah satu diperkenalkan oleh sebuah institusi yang
pasangan calon bupati yang merupakan mendominasi suatu masyarakat untuk
dongan tubu (saudara semarga). Dampak merasionalisasikan dan melanjutkan
tersebut menjadikan Punguan Parna sebagai dominasinya terhadap aktor-aktor sosial.
alat politik untuk mencapai tujuan tertentu Kemunculan politik identitas dalam hal
yaitu politik identitas. Pendekatan yang ini dikuatkan dengan konsep politik identitas
dilakukan dalam hal ini adalah pendekatan Kemala Chandakirana (1989) yang
primordial meliputi hubungan darah, ras, mengemukakan bahwa politik identitas
bahasa, daerah, agama, dan kebiasaan. biasanya digunakan oleh pemimpin sebagai
Punguan Parna mendukung pasangan retorika politik dengan sebutan kami bagi
calon bupati JR Saragih-Amran Sinaga “orang asli” yang menghendaki kekuasaan
dikarenakan beberapa faktor. Faktor-faktor dan mereka untuk “orang pendatang” harus
tersebut beradasarkan hasil observasi dan melepaskan kekuasaan. Konsep identitas dari
wawancara terhadap masyarakat Kabupaten Kemala diinterpretasikan oleh penulis bahwa
Simalungun sebagai informan, yaitu: “orang asli” lebih diutamakan untuk
memimpin daerah asalnya dibandingkan


 
dengan “orang pendatang”, dimana “orang masyarakat melalui hubungan darah, ras,
asli” yang dimaksud adalah putra daerah agama, dan daerah Kabupaten Simalungun.
sedangkan “orang pendatang” merupakan Selain pengaruh dari Punguan Parna,
orang yang berasal dari luar Kabupaten terdapat mesin partai politik yang bergerak
Simalungun. dalam pemenangan JR Saragih-Amran
Berdasarkan hasil temuan penulis Sinaga. Partai politik yang mengusung JR
ditemukan bahwa masyarakat di Kabupaten Saragih-Amran Sinaga yaitu partai Demokrat
Simalungun masih mengutamakan anak yang memiliki 11 kursi pada lembaga DPRD
daerah untuk menjadi pemimpin di Kabupaten Simalungun. Hal ini menunjukkan
daerahnya. Hal tersebut dipengaruhi oleh bahwa partai Demokrat memberikan
adanya sistem kekerabatan yang masih kontribusi dalam kemenangan JR Saragih-
terjaga dengan baik, salah satunya yaitu Amran Sinaga.
Punguan Parna. Dalam hal ini Punguan Berdasarkan keseluruhan analisis
Parna juga digunakan sebagai alat politik penelitian mengenai pengaruh Punguan
dalam mendukung salah satu calon bupati di Parna pada pemilukada 2016 di Kabupaten
Kabupaten Simalungun yaitu pasangan calon Simalungun, Punguan Parna memberikan
bupati JR Saragih-Amran Sinaga. dukungannya terhadap JR Saragih-Amran
Berdasarkan analisis dari penulis, dalam Sinaga dikarenakan adanya ikatan marga.
menentukan pilihan terhadap calon bupati, Kemudian Punguan Parna mempengaruhi
masyarakat Kabupaten Simalungun masih masyarakat melalui pendekatan primordial
didasari oleh beberapa faktor yaitu hubungan untuk mendukung JR Saragih-Amran Sinaga.
darah, ras, agama, dan daerah. Dilihat dari Punguan Parna pada akhirnya menjadi alat
keempat faktor tersebut, penulis dapat politik bagi JR Saragih-Amran Sinaga yang
menganalisis bahwa hubungan darah masih akhirnya memenangkan pemilukada 2016
menjadi hal yang diutamakan ketika Kabupaten Simalungun.
masyarakat menentukan pilihan pasangan
calon bupati. Faktor ras yang sama KESIMPULAN
memudahkan masyarakat menyampaikan Pemilukada yang dilaksanakan di
aspirasinya untuk kemudian direalisasikan Kabupaten Simalungun memunculkan
sesuai dengan harapan. Faktor agama juga kembali fenomena identitas lokal. Identitas
masih menjadi salah satu faktor yang Punguan Parna di Kabupaten Simalungun
menonjol dimana sebagian masyarakat akan memang tidak dapat dipisahkan dari
memilih pasangan calon bupati yang kehidupan bermasyarakat. Salah satunya
menganut agama yang sama. Sebagian terlihat dari ketelibatan Punguan Parna pada
besar masyarakat di Kabupaten Simalungun pemilukada Kabupaten Simalungun tahun
menganut agama Islam yaitu sekitar 57,3%. 2016. Legitimasi Punguan Parna sebagai
Hal ini yang menyebabkan setiap pasangan mayoritas mendominasi masyarakat di
calon baik itu calon bupati maupun wakil Kabupaten Simalungun untuk mencapai
bupati salah satunya beragama Islam. Faktor tujuan politik tertentu, sekaligus memberikan
daerah menjadi pertimbangan bagi pemilih pengaruh pada pelaksanaan pemilukada.
dikarenakan anak daerah dari Kabupaten Pengaruh Punguan Parna pada
Simalungun lebih diprioritaskan sebab pemilukada di Kabupaten Simalungun tahun
masyarakat ingin dipimpin oleh putra 2016 diantaranya. Pertama, Punguan Parna
daerahnya. memberikan dukungan terhadap pasangan
Analisis tersebut dikuatkan melalui calon bupati JR Saragih-Amran Sinaga
konsep pendekatan primordial dari Clifford didasari oleh ikatan marga selain itu
Geertz yang mengatakan bahwa primordial masyarakat di Kabupaten Simalungun hingga
juga sering digunakan sebagai politik identitas saat ini masih mengutamakan anak daerah
etnis, dimana identitas etnis tetap untuk menjadi pemimpin di daerahnya. Hal ini
dipertahankan karena dianggap bermanfaat dipengaruhi oleh adanya sistem kekerabatan
sebagai basis massa suatu kelompok yang yang masih terjaga dengan baik, salah
dapat digerakkan. Identitas etnis terafiliasi satunya yaitu identitas Punguan Parna.
oleh berbagai unsur-unsur perekat atau Kedua, Punguan Parna mempengaruhi
pengikat kekeluargaan, seperti: unsur ras, masyarakat melalui pendekatan primordial
kepercayaan atau agama, budaya dan untuk mendukung JR Saragih-Amran Sinaga.
warisan-warisan para leluhurnya. Konsep Nilai-nilai identitas dan sistem kekerabatan
primordial ini relevan untuk digunakan dengan konsep pendekatan primordial
Punguan Parna sebagai tali pengikat digunakan oleh Punguan Parna untuk


 
menarik simpati masyarakat agar memilih Barker, Chris. (2005). Cultural Studies: Teori
pasangan calon bupati JR Saragih-Amran dan Praktik (Terjemahan Tim Kunci
Sinaga melalui semangat kesamaan Cultural Studies Center). Yogyakarta:
hubungan darah, ras, agama, dan daerah. Bentang.
Hal itu dibuktikan dari hubungan darah yang
masih menjadi hal penting ketika masyarakat Berger, Asa Arthur. (2005). Tanda-tanda
menentukan pilihan pasangan calon bupati di dalam Kebudayaan Kontemporer: Suatu
Kabupaten Simalungun. Di sisi lain, faktor ras Pengantar Semiotika. Yogyakarta: Tiara
yang sama diharapkan lebih mempermudah Wacana.
masyarakat untuk menyampaikan aspirasi.
Faktor agama bagi masyarakat memiliki Buchari, Sri Astuti. (2014). Kebangkitan Etnis
pertimbangan yang besar sebab masyarakat Menuju Politik Identitas. Jakarta:
akan memilih pasangan calon bupati yang Yayasan Pustaka Obor.
menganut agama yang sama dikarenakan
57,3% masyarakat di Kabupaten Simalungun Budiardjo, Miriam. (2006). Dasar-Dasar Ilmu
menganut agama Islam. Maka dari itu seluruh Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka
pasangan calon baik itu calon bupati maupun Utama.
wakil bupati pada pemilukada tahun 2016
, (1998). Partisipasi dan Partai Politik.
salah satunya dipastikan menganut agama
Jakarta: Edisi Revisi Yayasan Obor
Islam. Faktor daerah juga ikut menjadi
Indonesia.
pertimbangan bagi pemilih dikarenakan anak
daerah dari Kabupaten Simalungun lebih Bungin, Burhan. (2001). Metodolgi Penelitian
diprioritaskan sebab masyarakat ingin Sosial. Surabaya: Airlangga University
dipimpin oleh putra daerahnya. Selain Press.
pengaruh dari Punguan Parna, terdapat
mesin partai politik yang bergerak dalam Dahl, Robert A. (1985). Dilema Demokrasi
pemenangan JR Saragih-Amran Sinaga. Pluralis, antara Otonomi dan Kontrol
Partai politik yang mengusung JR Saragih- (Terjemahan Sahat Simamora). Jakarta:
Amran Sinaga yaitu partai Demokrat dimana Rajawali Press.
partai Demokrat juga memberikan kontribusi
dalam kemenangan JR Saragih-Amran Davidson, Jamie S dkk. (2016). Adat Dalam
Sinaga. Politik Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor
Pengaruh Punguan Parna pada Indonesia.
pemilukada Kabupaten Simalungun, akhirnya
memenangkan pasangan calon JR Saragih- Geertz, Clifford. (1963). The Integrative
Amran Sinaga. Hal ini menunjukan politik Revolution: Primordial Sentiments and
identitas Punguan Parna memiliki kekuatan Civil Politics in The New States. New
yang besar sebagai alat politik dalam York: Free Press.
mencapai tujuan tertentu di Kabupaten
Simalungun. Husain, Usman dan Purnomo. (2009).
Metode Penelitian Sosial. Jakarta: PT
DAFTAR PUSTAKA Bumi Aksara.

Hutagalung, WM. (1991). Pustaha Batak:


Buku
Tarombo dohot Turiturian ni Bangso
Batak. Tulus Jaya.
Abdilah,S.Ubed. (2002). Politik Identitas
Etnis: Pergulatan Tanda Tanpa Identitas. Moleong, Lexy. (2006). Metode Penelitian
Magelang:Indonesiatera. Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Antonius, Bungaran. (2015). Arti dan Fungsi
Tanah Bagi Masyarakat Batak Toba, Nasution, Arif. (2000). Demokratisasi &
Karo, Simalungun. Jakarta:Yayasan Problema Otonomi Daerah. Bandung:
Obor Indonesia. Mandar Maju.
, (2006). Struktur Sosial Poesponegoro, Marwati dkk. (1990). Sejarah
dan Sistem Politik Batak Toba hingga Nasional Indonesia IV. Jakarta: Balai
1945. Jakarta:Yayasan Obor Indonesia. Pustaka.


 
Sugiono. (2007). Metode Penelitian Web
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: ALFABETA.. Daniel Taruli Asi Harahap. (2008). Manfaat
Punguan Batak. Diakses dari http://
Susanto, Budi. (2003). Identitas dan rumametmet.com/2008/06/15/manfaat-
Postkolonialitas di Indonesia. punguan-batak/, 16 November 2015,
Yogyakarta: Kanisius. pukul. 10.00 Wib.

Irma Safni. (2014)“Politik dan


Disertasi, Jurnal, Tesis Kebudayaan”.Diakses dari http://www
.kompasiana. com/www.irmasafni.com/
Indriani, Farida. (2016). “Perjuangan Identitas politikdankebudayaan54f6a670a33311f1
Orang Kajang di Bulu Kumba Sulawesi 558b457,18 November 2015 pukul.
Selatan”. (Disertasi) Program 19.15 Wib.
Pascasarjana Universitas Udayana.
Denpasar. Yusuf Efendi. (2016) Marga:Keluarga dan
Kekerabatan dalam Pengetahuan orang
Haboddin, Muhtar. Menguatnya Politik Batak Toba, Sumatera Utara. Diakses
Identitas di Ranah Lokal. 2012. Diakses dari http://melayuonline.com/ind/cultu
dari re/dig/2598/marga-keluarga-
http://jsp.umy.ac.id/phocadownload/Vol3 dankekerabatan-dalam-pengetahuan-
_No1_2012/6-muhtar.pdf. 29 November orang-batak -toba-sumatera
2015, pukul. 21.19 Wib. utara,25November 2015, pukul 22.05
Wib.
Sihombing. (2008).“Punguan Parna:
Organisasi Perantau Pada Masyarakat Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/
Batak Di Kabupaten Semarang-Jawa Pemilihan umum di_Indonesia 25 Nov
Tengah”. (Tesis) Program Pascasarjana 2015, pukul 22.47 Wib.
UGM.


 

Anda mungkin juga menyukai