PENDAHULUAN
lebih besar untuk ikut serta dalam proses politik. Artinya sangat terbuka ruang
jabatan-jabatan politik mulai dari tingkat regional hingga nasional sesuai dengan
terhalang oleh status ataupun hak-hak sosialnya sebagai akibat dari adanya
fenomena dinasti politik. Jika demokrasi memiliki arti kekuasaan politik ataupun
pemerintahan yang dijalankandari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, maka
Sebagian ada yang menganggap baik karena kestabilan politik terjaga dan
sebagian pula ada yang menganggap bahwa politik dinasti hanyalah alat yang
digunakan para
1
Susanti, Martien Herna, ”Dinasti Politik dalam Pilkada di Indonesia”. Journal of
goverment and civil society, Vol. 1, No. 2, tahun 2017, hlm. 112.
2
Susanti, Martien Herna Opcit hlm. 112.
1
2
pejabat untuk melanggengkan kekuasannya, tidak hanya itu politik dinasti juga
lembaga perpolitikan, karena biasanya calon pemimpin dari politik dinasti lebih
banyak sokongan3.
bahwa kedaulatan tertinggi ada ditangan rakyat. Jadi dinasti itu lawannya dari
demokrasi. Tetapi diera demokrasi ini dinasti juga masih tetap berlaku meskipun
sudah ada partai politik atau pemilihan langsung. Dinasti dewasa ini melalui partai
politik sehingga di sebut sebagai politik dinasti. Politik dinasti itu bahasan lainnya
diwilayah kekuasaannya. Kalau seperti ini apa bedanya demokrasi dengan oligarki
mewariskan kekuasaan yang telah dimiliki kepada orang lain yang memiliki
pengertian positif dan negatif tentang politik dinasti. Negatif serta positif tersebut
bergantung pada proses dan hasil (output) dari jabatan kekuasaan yang dipegang
3
Bambang Cipto, Indonesia Memasuki Era Politik Dinasti : Dari Bilik Suara Kemasa
Depan Indonesia Potret Konflik Pasca Pemilu Dan Nasib Reformasi, ( Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 1999), Cet Ke-I, hlm. 56.
4
Henry, Maddick,Democracy, Desentralisasition, and Development, Bombay-Asian
Publishing House, Bandung, 2005.hlm.145.
3
oleh jaringan politik dinasti bersangkutan. Jika proses pemilihannya murni dan
positif. Akan tetapi bisa berarti negatif jika yang terjadi sebaliknya. Tidak hanya
itu positif dan negatif arti politik dinasti juga ditentukan oleh realitas kondisi
pendidikan politik yang rendah, sistem hukum dan penegakkan hukum yang
lemah serta pelembagaan politik yang belum mantap, maka politik dinasti dapat
berarti negatif5.
perubahan sistem politik ini tidak serta merta mengakhiri kekuatan politik lama
yang lahir dan berkembang pada masa orde baru tersebut. Sistem ini membuat
seseorang menjadi salah satu pejabat tertinggi dalam suatu daerah dan bisa
5
Burhanuddin Muhtadi,PerangBintang: Konstelasi Dan Prediksi Pemilu Dan Pilpres.
Noura Books (PT Mizan Publika, 2014), Jakarta. hlm. 30.
6
Miriam Budiarjo, Partisipasi Dan Partai Politki, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
1998, hlm. 89.
4
sosial7.
kedua proses tersebut sebagai wujud demokratisasi di aras lokal, berbagai elit
para elit dalam demokrasi lokal tersebut lazim dikenal dalam istilah reorganisasi
politik elit lokal ke dalam era demokrasi. Selama Orde Baru berkuasa, kekuasaan
para elit ini dibatasi oleh pusat yang lebih cenderung pada mekanisme
pengangkatan maupun penunjukkan langsung. Hal inilah yang membuat elit lokal
terbelah menjadi dua, yakni sebagai pelayan Orde Baru sehingga mendapatkan
daerahnya8.
secara serentak. Pemilihan kepala desa sendiri tidak dapat dilepaskan dari
kekuatan ekonomi yang menjadi basis kekuasaan yang bersifat oligarki, akan
Dalam kajian ilmu sosial dan ilmu politik, familisme sebagai budaya
politik diartikan sebagai ketergantungan yang terlalu besar pada ikatan keluarga,
kedudukan yang lebih tinggi dari pada kewajiban sisoal lainnya10. Menurut
politik akan selalu melekat budaya politik familisme tidak dapet dilepaskan,
varian budaya politik familisme dalam dinasti politik dapat dijelaskan pada tabel
berikut ini11.
9
Endik Hidayat, Budi Prasetyo, Setya Yuwana. “runtuhnya politik oligarki dalam
pemilihan kepala desa.” Jurnal Politik, Vol. 4, No. 1 Agustus 2018. hlm. 54.
10
Wasisto Raharjo Djati, Op cit hlm. 208.
11
Wasisto Raharjo Djati, Op cit hlm. 203-231.
6
Pembentukan darah langsung dan solidaritas dalam keluarga faktor emosional dan
pungsional
Sistem politik yang demokratis yang dihadirkan oleh Orde Baru, justru
memberi ruang tumbuh dan berkembangnya politik dinasti seperti yang dijumpai
di Desa Tangkit Baru. Desa Tangkit Baru merupakan salah satu Desa yang berada
di Daerah Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi. Desa ini terkenal
pemimpin dari satu keluarga yang memiliki pengaruh dari keluarga yang kuat,
sistem politik di desa Tangkit Baru memperlihatkan adanya sifat kedinastian. Hal
ini dapat dilihat dari kepemimpinan kepala desa yang berasal dari ikatan
kekeluarga, berikut nama-nama kepala desa dari masa ke masa di desa Tangkit
Baru.
7
Tabel. 1.2 berikut adalah kepala desa Tangkit Baru dari masa ke
masa
Tangkit baru sudah lama terjadi, adapun hal yang mendasari terbentuknya politik
dinasti dapat dianaslisa dari awal terpilihnya kepala desa Tangkit Baru. Pada
tanggal 9 Februari 1984 desa tangkit baru memilih kepala desa pertama kalinya
tersebut diambil suara terbanyak yang pada saat itu tertuju pada Drs. H. Andi
Sanisiyu yang merupakan kepala desa pertama di desa Tangkit Baru, setelah
menjabat selama dua periode Drs. Andi Sanisiyu digantikan oleh pejabat
sementara Drs. Erwan Malik pada tahun 1992-1993, kemudian digantikan lagi
pemilihan umum yang mana dimenangkan oleh Drs. Andi Zainal Abidin yang
menjabat selama dua periode pada tahun 1995-2003 beliau merupakan adik dari
kepala desa pertama yaitu Drs. Andi Sanisiyu. Pada akhir periode sebelum lepas
masa jabatan Drs. Andi Zainal Abidin melepas jabatan sebagai kepala desadan
mencalonkan diri sebagai Anggota DPRD Kabupaten Muaro Jambi. Tidak hanya
sampai disitu Pada tahun 2003-2008 terpilih kembali Andi Arifubillah yang tidak
lain adalah keponakan dari kepala desa pertama dan kedua yang menjabat selama
satu priode memimpin desa Tangkit Baru, politik dinasti terus belanjut hingga
Alam S.E sebagai penjabat sementara yang juga merupakan Keponakan dari
kepala desa pertama dan kedua, berlanjut pada pemilihan kepala desa tahun 2010
Andi Bahru Alam S.E terpilih kembali menjadi kepala desa Tangkit Barudengan
periode 2010-2016, tahun 2016 setelah selesai masa jabatan sebagai anggota
dewan Drs. Andi Zainal Abidin kembali mencalonkan diri dan terpilih sebagai
Adapun istilah dari Anrengurutta (Bugis) yang bermakna guru kita. Dari
bidang agama yang tinggi dan memiliki perilaku baik (Madeceng). Dengan
demikian hanya ulama saja yang bisa disebut Anrengurutta, panggilan tersebut
9
ulama12.
dipunyai elit lama yang terdiri dari anggota keluarga serta orang-orang dekat
kekuasaan. Kepala desa awal dari dinasti politik ini sudah membangun suatu
jaringan kekuasaan, yang sukses dipelihara serta diperkuat oleh generasi- generasi
kepala desa selanjutnya dari dinasti tersebut. Loyalitas para pendukung politik ini
muncul bukan tanpa karena, mereka memiliki alibi tertentu buat senantiasa
menunjang kepala desa Tangkit Baru. Terdapat ikatan baik yang terus dilindungi
oleh kepala desa terhadap para pendukung politiknya. Hal ini bukan tanpa dasar
tentunya ada pola yang membentuk sebuah dinasti politik dalam suatu
kepemimpinan desa.
pemicu dinasti politik dalam pemerintahan desa tepatnya di desa Tangkit Baru
12
Andi Makmur, Mustari Bosra, Bahri. Pemikiran dan Perjuangan Anrengurutta Haji
Lanre Said, Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas, Jurnal Pemikiran Pendidikan dan
Penelitian Kesejahteraan, Volume. 6 No.1 Januari-Maret 2019 dikases pada tanggal 31 Maret
2021
13
Fahrudin,”Dinasti Politik Pemerintahan Desa di Kabupaten Polewali Mandar, Jurnal
Arajang, Volume 1, No. 1 hlm 38 November 2017 diakses pada tanggal 29 Maret 2021
10
dalam pemilihan langsung kepala desa, hal ini menunjukan bagaimana suatu
keluarga dalam mempertahankan trah ataupun dinasti politiknya dalam sebuat tata
terstruktur sehingga keluarga ini senantiasa memegang jabatan kepala desa dalam
“Dinasti Politik Dalam Pemerintahan Lokal Studi Kasus Dinasti Kota Banten”
jurnal Trias Politika Vol 2. No.2 233–247 dalam Program Studi Ilmu Pemerintahan,
penelitian diatas lebih mengarah atau memfokuskan terhadap Riau, Secara garis
besar penelitian ini membahas mengenai gejala yang timbul dalam proses
politik di desa Tangkit Baru serta pola terbentukanya dinasti politik dalam
14
Winda Roselina Effendi,“Dinasti Politik Dalam Pemerintahan Lokal Studi Kasus
Dinasti Kota Bantenjurnal Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Kepulauan Riau Trias Politika Vol 2. No.2 : 233 – 247 dDiakses pada tanggal
18 Maret 2021
11
dan Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gajah
penelitian diatas lebih mengarah atau memfokuskan fenomena politisi lokal yang
lokal. Hal ini penting untuk dibahas karena Indonesia sebagai negara demokrasi di
era transparansi dan akuntabilitas butuh pemimpin yang visioner dan benar
mewakili rakyat sesuai dengan kapasitas dan kapabilitasnya. Fokus kajian ini
mengupas sistem elektoral yang terjadi tingkat lokal melalui aktor politisi yang
15
Adelia Fitri “Dinasti Politik pada Pemerintahan di Tingkat Lokal” Jurnal Ilmu
Pemerintahan Magister Politik dan Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Gajah Mada, Volume 04 Nomor 01 Agustus 2019.
12
berikut:
1. Teoritis
2. Praktis
b. Bermanfaat bagi keilmuan khusunya di bidang ilmu sosial dan ilmu politik
dan amerika utara secara budaya. Merupakan suatu proyeksi obsesi kultural
mereka, karena seperti keluarga ayah, ibu dan anak tidak universal sehingga
keluarga tidak mesti bapak, ibu dan anak seperti yang kita ketahui16.
pesohor atau yang memiliki uang besar untuk politik pencitraannya, partai
political resources dan otoritas formal atau yang sudah tidak mungkin Iagi
dijalankan oleh segelintir elite dari beberapa keluarga, klan, atau dinasti
16
David M. Schneider, “ American Kinship: A Cultural Account (Anthropology Of
Modern Societies)” The University Of Chicago Prees, Tahun 2014
17
Mohammad Agus Yusoff, “Pilkada dan Pemekaran Daerah dalam Demokrasi
Lokal di Indonesia : Local Strongmen dan Roving Bandits”, Jurnal Jebat: Journal of
History, Politics & Strategic Studies , Volume 37, Nomor 19, Tahun 2010. hlm. 86-89.
15
demokrasi yang sehat dan substansial. Dari konsep Casey, Hess, dan Kurtz,
konteks ini bukan mengacu kepada dinasti dalam sistem monarkhi yang
yang mereka gunakan itu bisa kuat sehingga eksistensi politik keluarga atau
18
Siti, R Zuhro, ”Demokrasi Lokal, Peran Aktor dalam Demokratisasi”.
(Yogyakarta:Penerbit Ombak, 2009). hlm. 39.
16
konsep keluarga bisa jadi hanya ibu dan anak, atau yang lain. Bukan fungsi
bapak dan ibu tetapi simbol-simbol orang tua atau bapak ibu yang ada dalam
anggota keluarga ini atau ke orang lain yang biasa jadi tidak sedarah.
suatu budaya. Jadi tiap kebudayaan punya sistem kekerabatan yang berbeda,
kekerabatan ini. Tapi jangan salah dari kekerabatan ini muncul politik
1.5.2 Familisme
berkarir di dua ranah, yaitu di ranah publik sebagai birokrat dan ranah privat
19
Geral FGaus dan Chandran Kukathas, Handbook Teori Politik. (Bandung : Nusa Media,
2013), hlm. 715.
17
yang ada sejalan dengan Wasisto Raharjo Djati memasukkan dinasti politik di
dikarenakan yang terlibat dalam dinasti ini tidak hanya hubungan darah langsung
tetapi juga keluarga besar lainnya (kerabat) yang menyebabkan dinasti politik
20
Wasisto Raharjo Djati, Op cit hlm. 203-231.
18
partikular, dalam bentuk relasi dalam identitas primordial etnik dan agama.
sebagai sebuah konsep dan gerakan politik yang fokus perhatiannya pada
menunjukkan, ada dua faktor pokok yang membuat etnis dan agama menjadi
menarik dan muncul untuk dipakai dan berpengaruh dalam proses politik.
Pertama, ketika etnis dan agama menjadi faktor yang dipertaruhkan. Ada
21
Juhana Nasrudin. “Politik Identitas Dan Representasi Politik :Studi Kasus Pilkada DKI
Jakarta Periode 2018-2022.” Hanifiya : Jurnal Studi Agama-Agama, Vol. 1, No 1 Tahun 2018.
Hlm 37.
19
kelompok identitas saling berhadapan dan tidak ada yang dominan, sehingga
tidak begitu jelas siapa yang akan menjadi pemenang sejak jauh-jauh hari.
yang terlibat didalamnya mengelola isu-isu seperti etnis dan agama, menjadi
Pierre Bourdieu yang menunjukan bahwa teori modal itu terdiri atas beberapa
model sosial, modal politik, modal ekonomi dan modal simbolik23. Pada teori
a. Modal sosial
satu sumber daya aktual dan potensial yang memiliki seseorang berasal dari
pengakuan serta perkenalan timbal balik (atau dengan kata lain: keanggotaan
22
Ibid hlm.37
23
Pierre boudieu, “ Handbook and Theory of Research for the Sociology of
Education, ( New York: Greenwood, 1986), Jurnal TAPIS Vol. 15 No. 05 Januari – Juni
2019.
20
modal sosial sebagai sesuatu yang berhubungan satu dengan lain, baik,
insitusi lokal atau kekayaan sumber daya alam. jadi intinya dari modalitas
sosial yaitu : adanya kepercayaan dari masyarakat, adanya interaksi sosial dan
b. Modal Ekonomi
lainya. Bahkan modal ekonomi dapat menjadi prasarat utama ketika calon itu
Jadi modal ekonomi yaitu dukungan ekonomi berupa dana politik baik
itu berdasarkan sumber daya dari dana pribadi dan donator, dan berdasakan
c. Modal Simbolik
prestise, kehormatan atau karisma) iyalah modal lainnya ketika di ketahui dan
ekonomi, sosial dan kultural kedalam bentuk baru, dan hasil trasformasi ini
D. Modal Budaya/Kultur
formal maupun warisan keluarga, termasuk modal budaya antara lain seperti
lain. Individu memperoleh budaya ini sejak ia kecil dimana modal ini sudah
bahwa modal budaya ini dibentuk sendiri oleh lingkungan sosial yang
dari keluarganya. Modal kultur/budaya itu adalah modal yang diwarisi. Dan
proprietas modal kultur adalah bahwa modal itu merupakan suatu modal
1. Ikatan Darah
2. Kerabat Dekat
penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan
yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti
cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga
menemukan hasil dari bentuk dinasti dan factor-faktor pemicu dinasti politik
yang ada dalam diri seseorang dalam memahami fenomena tertentu yang
penelitian yang berawal dari niat tersebut lakukanlah dengan metode penelitian
24
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Penerbit
Alfabeta, 2017), hlm. 2.
24
ini lebih cepat digunakan untuk wawancara dari atas ke bawah sehingga
dikarenakan di desa Tangkit Baru sangat maraknya politik dinasti yang terus
maka diperlukan Batasan masalah yang disebut Fokus. Fokus dalam penelitian
penelitian.
skiripsi ini, maka penulisan akan membatasi penelitian ini hanya pada hal-hal
yang berkaitan dengan bentuk dinasti politik dan factor-factor pemicu dinasti
25
Ibid. hlm. 8-9.
25
A. Data Primer
Data Primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang
diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek
yang dapat dipercaya26. Data primer dari penelitian ini akan diperoleh melalui
didapatkan dari hasil wawancara, akan dianalisis menjadi sebuah data pokok
B. Data Sekunder
kepada pengumpulan data27. Informasi berupa teori atau konsep ilmiah yang
memperoleh informasi dari buku – buku, jurnal dan media berita berkaitan
dengan sosial, politik, demokrasi, pemilu, dan hasil penelitian terdahulu yang
kualitatif tidak menggunakan sampel, oleh karena itu informan yang digunakan
26
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2006). hlm. 16.
27
Ibid. hlm.18.
26
purposive sampling.
a. Purposive sampling
dimaksud adalah memilih sumber data atau orang yang dianggap paling tahu
teknik tersebut, maka informan yang dianggap penting oleh peneliti sebagai
1. Kepala Desa
Tokoh Masyarakat
2.
Tokoh Adat
3.
28
Djam’an dan Aan Komariah, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Alfabeta,
2014),Cetakan ke 6. hlm.40.
29
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Penerbit
Alfabeta, 2017). hlm. 300.
27
a. Observasi
data apabila sesuai dengan tujuan penelitian, direncanakan dan dicatat secara
yang bersangkutan dan tentu saja dalam hal ini tidak menutupi dirinya selaku
peneliti.
b. Wawancara
metode wawancara ini terbagi menjadi dua jenis yaitu, wawancara terstruktur
penelitian31.
30
Husaini Usman, Purnomo Setiady, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara,
2009). hlm.52.
31
Prof. Dr.A. Muri Yusuf, M.Pd. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
Penelitian gabungan”, Edisi Pertama, (Jakarta :Kencana 2014). hlm. 380.
28
c. Dokumentasi
tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat
dokumen, yang berarti barang tertulis, metode dokumentasi berarti tata cara
pengumpulan data dengan mencatat data-data yang sudah ada32. Data berupa
dokumen seperti ini bisa dipakai untuk menggali informasi yang terjadi
32
Iriyana dan riski kawasati, Teknik Pengumpulan Data Penelitian Kualitatif, ( sorong :
Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN), 2018 , Diakses pada 19 maret 2021 pukul 07.50 wib
29
Model analisis data kualitatif ini terdiri dari tiga komponen pokok
yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan beserta verifikasi
a. Reduksi data
hal-hal pokok yang menjadi fokusnya, mencari tema dan polanya. Reduksi
pengumpulan data33.
b. Penyajian Data
penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan dan
33
Sugiyono, Op cit. hlm. 247.
34
Ibid. hlm. 249.
30
BAB II
OBJEK PENELITIAN
35
Ibid. hlm. 252.
36
Ibid. hlm. 241.