Anda di halaman 1dari 2

DINASTI POLITIK

PERMASALAHAN
Di Indonesia, dinasti politik sebenarnya sudah muncul di dalam keluarga Presiden pertama
Indonesia, Soekarno. Hal tersebut terbukti dari anak-anak Soekarno yang meneruskan pekerjaan
ayahnya sebagai seorang politisi, seperti Megawati Soekarno Putri , Guruh Soekarno Putra, dll.
Dinasti politik juga terlihat pada diri keluarga mantan Presiden Indonesia Alm
K.H.Abdurrahman Wahid, dengan tampilnya saudara-Saudara dan anak kandungnya ke dalam
dunia perpolitikan indonesia. Kemudian, dalam keluarga Presiden Indonesia saat ini, Susilo
Bambang Yudhoyono, kecenderungan dinasti politik juga mengemuka dengan kiprah anaknya
Eddie Baskoro atau Ibas yang berhasil menjadi anggota DPR periode 2009-2014. Fenomena
dinasti politik ini sebenarnya bukan khas Indonesia. Fenomena ini terjadi pula di berbagai
negara, baik di negara berkembang maupun negara maju. Di India dan Pakistan misalnya,
terdapat dinasti politik Gandhi dan Bhutto. Di Amerika Serikat terdapat dinasti politik Bush,
Clinton, dan tentu saja yang paling terkenal adalah dinasti politik Kennedy. Lalu, mengapa
dinasti politik dipermasalahkan di Indonesia? Apa yang salah dengan dinasti politik di
Indonesia? Bukankah mengikuti kontestasi politik untuk menjadi pimpinan jabatan publik,
seperti kepala daerah, merupakan hak politik tiap warga negara?

PEMBAHASAN
Dinasti politik merupakan sebuah serangkaian strategi politik manusia yang bertujuan untuk
memperoleh kekuasaan, agar kekuasaan tersebut tetap berada di pihaknya dengan cara
mewariskan kekuasaan yang sudah dimiliki kepada orang lain yang mempunyai hubungan
keluarga dengan pemegang kekuasaan sebelumnya. Itulah pengertian netral dari dinasti politik.
Terdapat pula pengertian positif dan negative tentang dinasti politik. Negatif dan positif tersebut
bergantung pada proses dan hasil dari jabatan kekuasaan yang dipegang oleh jaringan dinasti
politik bersangkutan. Kalau proses pemilihannya fair dan demokratis serta kepemimpinan yang
dijalankannya mendatangkan kebaikan dalam pembangunan dan kesejahteraan masyarakat maka
dinasti politik dapat berarti positif. Akan tetapi, bisa berarti negative jika yang terjadi sebaliknya.
Selain itu, positif dan negatif arti dinasti politik juga ditentukan oleh realitas kondisi social
masyarakat, sistem hukum dan penegakan hukum, dan pelembagaan politik bersangkutan.
Dinasti politik yang terdapat pada masyarakat dengan tingkat pendidikan politik yang rendah,
sistem hukum dan penegakan hukum yang lemah serta pelembagaan politik yang belum mantap,
maka dinasti politik dapat berarti negatif. Dinasti adalah sistem reproduksi kekuasaan yang
primitif karena mengandalkan darah dan keturunan dari segelintir orang. Maka, di dalam dinasti
tidak ada politik publik karena peran publik sama sekali tidak dipertimbangkan. Dengan
sendirinya, dinasti juga adalah musuh demokrasi dalam arti yang paling substansial. Memang, di
dalam demokrasi modern politik dinasti juga tetap bisa muncul. Kita bisa melihat beberapa tipe
politik dinasti dalam kepolitikan sekarang. Dalam bentuk yang halus, politik dinasti muncul
dalam gejala ”dinasti politik” yang mendorong anak keluarga elite-elite lama untuk terus
memegang kekuasaan yang diturunkan ”secara demokratis” oleh para pendahulu mereka.
Ringkasnya, mengenai sifat baik-buruk politik dinasti pada dasarnya memang akan sangat
bergantung pada pendasaran dan filsafat politik apa yang kita anut. Bagi mereka yang
berpandangan ekstrem liberal yang menganggap bahwa inti dari politik adalah hak-hak
individual, politik dinasti diperbolehkan, bahkan mesti dibela. Ini dipandang sebagai bagian dari
hak individu. Namun, bagi mereka yang berpandangan sedikit republikan, politik dinasti secara
prinsip tidak bisa diterima! Mengapa? Terdapat beberapa alasan mengapa politik dinasti tidak
dapat kita terima. Pertama, kata rakyat, demokrasi, dan kata politik sebagaimana ditulis
konstitusi kita pada dasarnya merujuk pada hal yang sama, yakni kemaslahatan umum atau
kepentingan orang banyak atau publik. Artinya, politik dalam paham ketatanegaraan kita secara
prinsip harus bersumber dan sekaligus diarahkan ke tujuan kemaslahatan orang banyak. Politik
dinasti berlawanan dengan paham di atas karena di dalamnya yang menjadi dasar sekaligus
tujuan adalah kepentingan pribadi . Kedua, konsep demokrasi yang kita terima mengedepankan
legitimasi dan reproduksi kekuasaan yang melibatkan orang banyak. Artinya, sekali lagi mau
ditegaskan bahwa politik selalu adalah urusan ”yang umum” atau ”yang publik”. Prinsip ini tidak
dapat dirubah dengan manipulasi uang, media, dan eksploitasi budaya patronase yang masih
kuat. Ketiga, dalam konteks Indonesia, invasi kepentingan pribadi ini sudah mencapai tahap
kegilaan tertentu. Ini terlihat dalam gejala di mana makin banyak anak, istri bahkan ada istri
pertama dan istri kedua, artis-artis yang hanya mengandalkan bombastisme media bertarung
dalam pilkada-pilkada. Kegilaan ini secara sepintas barangkali sama sekali tidak merusak
prosedur demokrasi kita, tetapi secara prinsip merusak substansi politik dan demokrasi yang
mengedepankan kemaslahatan dan akal budi umum. Di Negara republik, yang lebih penting
adalah kita tidak boleh lupa bahwa nama depan Indonesia adalah republik. Bentuk ini dipilih
bukan tanpa sebab; di dalam republik ada pendirian, cita-cita, dan etika. Dalam pengertian yang
paling sederhana, republik adalah tanda dari penentangan yang serius terhadap politik dinasti.
Musuh pertama republik adalah absolutisme yang digunakan dalam praktik pemerintahan raja-
raja. Politik dinasti diturunkan dari sistem terbelakang ini. Di dalam republik, para pendiri
bangsa kita menetapkan keyakinan pada kerangka kebersamaan untuk kemaslahatan umum, di
mana kekuasaan diproduksi secara social melalui suatu mekanisme demokratis dan partisipatif,
bukan diturunkan secara biologis. Dalam republik, para pendiri bangsa yang baik harus
membuang cara pandang unttuk membuat para elite dan keluarga kaya/penguasa memandang
diri dan keluarga mereka sebagai makhluk-makhluk istimewa yang berbeda derajatnya dengan
kebanyakan rakyat. Intinya, sejauh kita masih bermaksud meneruskan republik warisan pendiri
bangsa, politik dinasti tidak dapat kita terima.

Anda mungkin juga menyukai