Anda di halaman 1dari 3

Politik Dinasti dimyati

Kata politik merupakan istilah yang tak lazim di dengar setiap telinga, karena setiap individu melakukan
politik, Definisi Politik Dinasti adalah sistem reproduksi kekuasaan yang primitif karena mengandalkan
darah dan keturunan dari hanya bebarapa orang. Oleh karena itu di dalam dinasti tidak adapolitik
karena peran publik sama sekali tidak dipertimbangkan. Dengan itu, dinasti jugamenjadi musuh
demokrasi karena dalam demokrasi, rakyat lah yang memilih parapemimpinnya. Jadi, politik dinasti
adalah proses mengarahkan regenerasi kekuasaan bagikepentingan golongan tertentu (contohnya
keluarga elite) untuk bertujuan mendapatkanatau mempertahankan kekuasaan disuatu negara.

Tahun 2018 sampai 2019 merupakan tahun-tahun politik mengapa demikian, karena pada berdasarkan
Naskah dari KPU pada 17 april 2019 di selenggarakan pemilihan umum serentak yang pertama kalinya di
gelar dalam pesta demokrasi tahun ini karena di pemilu ini masyarakat Indonesia menentukan Presiden
dan wakil presiden, DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten, tentu Partai politik adalah alat bagi
para capres & cawapres termasuk calon anggota legislatif untuk memperoleh suara dari rakyat,

Membangun Dinasti

Dinasti Politik banyak dibangun di beberapa daerah di Indonesia. Dinasti Politik merupakan kekuasaan
yang dipegang secara turun-temurun dalam satu garis keturunan atau kerabat dekat. Hal ini ditandai
dengan tersebarnya jejaring kekuasaan melalui trah politik pendahulunya dengan cara penunjukan anak,
istri, paman, dan semacamnya untuk menduduki pos-pos strategis dalam partai (lembaga) politik.
Biasanya ini adalah cara agar sanak family tersebut bisa dengan mudah meraih jabatan publik baik
sebagai bupati/wakil bupati (eksekutif) maupun sebagai anggota perwakilan rakyat/DPRD. Hal ini dapat
menghambat sistem demokrasi karena tidak memberikan peluang bagi masyarakat luas untuk ikut serta
dalam proses politik. Dinasti Politik di daerah dapat dilihat dari hubungan antara aktor-aktor dalam
struktur politik, yang mana terdapat hubungan keluarga diantara mereka. Suprastruktur yaitu walikota
sebagai lembaga eksekutif yang juga didukung oleh suami beserta putranya dengan menduduki jabatan-
jabatan dalam infrastruktur.

Pelanggengan Dinasti

Jika sudah terbangunnya politik dinasti, maka digunakanlah segala cara demi mempertahankan dinasti
tersebut dalam dinamika politik. Merujuk paparan James Scott, mengenai “Patron-Client Politics and
Political Change in Shoutheast Asia” ihwal bagaimana ikatan patron-klien ala dinasti politik lokal tumbuh
subur di Asia Tenggara. Tidak saja menjadi suatu karakter kultural, model ikatan sosial itu mencoba
bertransformasi dan mempertahankan diri mengikuti perubahan sosial. Termasuk dalam mekanisme
baru, yakni politik elektoral atau pilkada.

Orde baru runtuh, demokrasi tumbuh. Namun, Politik dinasti seolah-seolah menjadi parasit yang
mengganggu kesehatan demokrasi bangsa. Skandal Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme pun muncul pada
daerah-daerah akibat politik dinasti.Kita masih ingat dengan sosok Atut Choisyiah, bekas Gubernur
Banten dan terpidana kasus korupsi. Keluarganya selama satu dekade melanggengkan dinasti politik
yang kuat di Banten. Dan pada pilkada 2017, Andika Hazrumhy yaitu anak dari Atut sendiri, berhasil
menjadi Wakil Gubernur Banten setelah bertarung melawan Rano Karno – Mulya Syarief.

Politik Dinasti dimyati

Achmad Dimyati Natakusumah,merupakan seorang politikus Indonesia. Ia pernah menjabat sebagai


Wakil Ketua MPR RI dari 4 Juli 2014 hingga 1 Oktober 2014 menggantikan Lukman Hakim Saifuddin yang
dipilih menjadi Menteri Agama, dimyati juga pernah menjabat sebagai bupati pandeglang 2 periode
pada tahun 2000 sampai 2009,lalu di gantikan oleh Erwan, sejak istrinya irna narulita menjabat bupati
sebuah buktinya Dinasti yang ia bangun dari masa jabatan ia sebelum nya menduduki Orang no 1 di
pandeglang, lalu pada Pertarungan Demokrasi ia bertujuan melanggengkan kekuasaan nya,

terlihat Di daerah pemilihan Banten 1, klan Natakusumah mencalonkan 4 nama untuk bertarung
merebutkan kursi DPR. Natakusumah merupakan nama belakang untuk setiap keturunan Achmad
Dimyati Natakusumah dan Bupati Pandeglang Irna Narulita. Dimyati mantan bupati Pandeglang, dulu
politikus PPP, kini loncat ke PKS. Achmad Dimyati Natakusumah sendiri maju di Dapil 1 Banten dari PKS.
Anak perempuannya Rizka Amalia R Natakusumah juga maju di dapil sama dari partai NasDem nomor
urut 1. Anak keduanya, Rizki Aulia Rahman Natakusumah juga maju tapi dari Partai Demokrat nomor
urut 2 untuk dapil yang sama. Ketiganya, bertarung di dapil yang sama yang merupakan basis pemilih
untuk Pandeglang-Lebak.di Dapil 1 Banten, Dimyati juga menjajal anaknya yang lain untuk Dapil 2
Serang-Cilegon. yaitu Risya Azzahra Rahimah Natakusumah maju dari partai NasDem dari nomor urut 5.
Sudah nampak jelas bahwa keluarga dimyati ingin merebut sekaligus melanggengkan kekuasaannya.

Partai politik pun menjadi salah satu sarana paling aktif untuk bisa mengendalikan politik dinasti.
Minimnya kaderisasi di partai politik menjadi cikal bakal bertumbuhnya politik dinasti. Undang-Undang
Nomor 2 tahun 2011 tentang Partai Politik, Pasal 29 ayat 2, sudah jelas mengatakan, rekrutmen
terhadap bakal calon kepala daerah dan wakil kepala daerah dilakukan oleh partai politik terhadap
warga negara Indonesia secara demokratis dan terbuka. Partai politik selayaknya menjalankan pola
rekrutmen dengan berbasis kaderisasi, demokratis dan terbuka agar dapat menghasilkan calon
pemimpin yang melalui tahapan yang selektif bukan berdasarkan kekerabatan semata dan karena faktor
kekuatan finansial.

Jika pada pertarungan kekuasaan ini di menangkan Oleh klan dimyati maka ada potensi abuse of power
dalam dinasti yang akan menimbulkan korupsi yang diikuti oleh kolusi dan nepotisme. Hal ini sinkron
dengan teori Lord Acton bahwa Absolutely power tends to corrupt.

Dampak politik Dinasti terhadap kebijakan Anggaran

Pada prakteknya, politk dinasti cenderung melanggengkan KKN, sehingga upaya mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik sulit tercapai.Fenomena politik dinasti memang merupakan konsekuensi dari
demokrasi. Namun jika politik dinasti terus dibiarkan, bukan hanya mencederai upaya membangun
budaya antikorupsi, tetapi kontestasi politik dalam pemilu akan menjadi semu karena dinasti politik yang
ikut dalam pemilu dapat menggunakan dengan mudah semua sumber daya publik yang mereka kuasai.
Maka akan semakin maraknya praktek korupsi Serta penyalahgunaan anggaran yang di mementingkan
kelompoknya atau keluarganya.

Anda mungkin juga menyukai