Anda di halaman 1dari 15

SIKAP POLITIK ABUYA DIMYATI

TERHADAP
KEBIJAKAN PEMERINTAH ORDE BARU:
KASUS PEMILU 1977 DI PANDEGLANG, BANTEN

Oleh:
DR. H. Juhdi Syarif, MA
Dosen FIB UI
Anggota Forum Cendekia Banten (FCB)
Atase Pendidikan dan Kebudayaan di KBRI Riyadh, Arab Saudi 2004-2008

Disampaikan dalam Bedah Disertasi yang dilaksanakan oleh Banten


Institute for Regional Development (BIRD) dan Forum Cendekia
Banten (FCB) pada tanggal 27 April 2018 di Perustakaan dan
Kearsipan Provinsi Banten
ABUYA DIMYATI
LATAR BELAKANG
Situasi Menjelang Pemilu 1977
Sosok Abuya Dimyati
SITUASI POLITIK MENJELANG PEMILU
1977
 Pemerintah melakukan Fusi atas partai-partai politik pada tahun 1973.
 Peristiwa Malari 1974, PSI dan Masyumi dituding terlibat.
 Pengukuhan Undang-Undang Pemilu dan Partai Politik 1975 yang dirancang
untuk mempertahankan kemenangan Pemilu 1971.
 Masa Kampanye Pemilu 1977, 24 Februari – Akhir April 1977.
 Pemerintah dan Golkar berusaha membendung kampanye Partai Politik yang
mempergunakan agama.
 Pemerintah dan Golkar bertidak represif, banyak Ulama yang ditangkap.
 Abuya Dimyati tidak setuju dengan kebijakan Orde Baru.
 Abuya Dimyati ditangkap aparat keamanan 14 Maret 1977.
 Masyarakat sekitar Pandeglang menuntut kepada penguasa untuk
pembebasan Abuya Dimyati.
 Hasil Pemilu 1977 di Eks Keresidenan Banten Golkar mengalami kekalahan
terutama di daerah Serang. Golkar meraih suara 17.345 suara, sementara
PPP meraih 23.941 suara. Pada skala nasional Golkar menang.
ABUYA DIMYATI

 Kiai hikmah yang karismatik, mursyid Tarekat


Syadziliyah dan Pimpinan Pesantren Cidahu.
 Memiliki prinsip “Tarekat aing mah ngaji” (jalan
hidupku adalah belajar).
 Tergabung dalam Front Tanagara, pada masa revolusi
kemerdekaan.
 Abuya Dimyati menegakkan amar ma’ruf nahi munkar
berdasarkan Alquran dan Hadis serta ijma’ Ulama.
MASALAH PENELITIAN

 Apa yang menyebabkan Abuya Dimyati


bersikap kritis dan mengambil sikap berbeda
dengan penguasa Pemerintah Orde Baru?
 Kenapa pemerintah Orde Baru menangkap
Abuya Dimyati?
 Bagaimana reaksi masyarakat Banten atas
penangkapan Abuya Dimyati?
TUJUAN PENELITIAN

 Menjelaskan penyebab sikap kritis Abuya


Dimyati dan mengambil sikap berbeda
dengan penguasa Pemerintah Orde Baru.
 Menjelaskan alasan pemerintah Orde Baru
menangkap Abuya Dimyati.
 Menjelaskan reaksi masyarakat Banten atas
penangkapan Abuya Dimyati.
MANFAAT PENELITIAN
 Memberikan kontribusi ilmu sejarah tentang kiprah Ulama dalam hubungannya dengan
kekuasaan.
 Memberikan arti penting dalam upaya memperkaya teori sejarah dalam studi
keislaman.
 Memberikan kontribusi pengetahuan (knowledge contribution) terhadap sejarah dan
studi keislaman:
a. Penjelasan tentang sufisme yang dapat digunakan sebagai alat analisis untuk
menelaah proses sosial-politik masyarakat Islam.
b. Kerangka teori untuk menjelaskan peran dan fungsi sosial politik dari sisi
pengaruh, doktrin dan praktik keagamaan. Bahkan, secara praksis, kerangka
teori ini dapat dijadikan bahan pertimbangan pengambilan keputusan dan
kebijakan di bidang sosial-keagamaan.
METODOLOGI DAN KERANGKA TEORI
 Pendekatan sejarah strukturis yaitu menggabungkan
pendekatan struktural dan sejarah naratif-yang
menekankan peran manusia dalam peristiwa sejarah.
 Untuk memahami keterkaitan antara struktur dan
manusia (agen), maka digunakan kerangka teori yang
mengacu pada konsep-konsep: gerakan tarekat,
gerakan sosial-keagamaan, dan hubungan doktrin
dengan perilaku politik.
BAGAN HUBUNGAN
AGEN-STRUKTUR-RUANG-WAKTU:
TEORI STRUKTURASI*

TIME
SPACE (DUREE)

AGEN/AGENCY/ACTOR

RULES

STRUCTURE
SOURCES

*) Diintisarikan dari Anthony Giddens (1984). The Constitution of Society,


Outline of the Theory of Structuration.
BAGAN HUBUNGAN TEORI
HASIL (1)

 Ulama menduduki posisi kunci dalam struktur kebudayaan


masyarakat Banten (Ulama, Birokrat, Jawara, Masyarakat).
 Penyebab Abuya Dimyati bersikap kritis dan mengambil sikap
berbeda dengan penguasa pemerintah Orde Baru, karena
kebijakan Orde Baru yang memaksa masyarakat untuk memilih
golongan tertentu.
 Peristiwa penangkapan Abuya Dimyati disebabkan karena
adanya kekhawatiran pemerintah terhadap sikap dan
pernyataan Abuya Dimyati di tengah masyarakat.
 Pemerintahan Orde Baru tidak memahami secara utuh tentang
struktur Kebantenan.
HASIL (2)

Pemerintah Orde Baru menangkap Abuya


Dimyati karena pernyataan-pernyataannya
yang tidak sejalan dengan pemerintah.
Masyarakat Banten menuntut pembebasan
Abuya Dimyati dari penjara sebagai wujud
kesadaran kolektif masyarakat Banten atas
posisi Ulama.
KESIMPULAN

 Abuya Dimyati seorang Ulama (Kiai) yang memiliki tanggung jawab


memberikan solusi kepada masyarakat dan bersikap kritis terhadap
pemerintahan Orde Baru yang melakukan penekanan (pemaksaan)
kepada masyarakat Banten (Culture Brooker dan Penerjemah Sosial
Politik).
 Abuya Dimyati ditangkap dan dipenjarakan karena dikhawatirkan sikap
dan pandangannya yang berbeda dengan pemerintah akan
mempengaruhi sikap dan preferensi politik masyarakat Banten pada
pemilu tahun 1977.
 Masyarakat Banten (Ulama, Jawara dan masyarakat umum) bereaksi
keras atas penangkapan Abuya Dimyati dan mereka berusaha
membebaskannya dari penjara.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai