Anda di halaman 1dari 12

IDEOLOGI,

POLITIK DAN ORGANISASI


Oleh : Husain Abd Rahman
Bendahara PWM Sul Sel
Periode 2022 - 2027
Pengertian
Dalam rumusan Pokok-pokok Persoalan tentang Ideologi Keyakinan
Hidup Muhammadiyah yang diajukan dalam Muktamar ke 37 tahun
1968 dinyatakan bahwa:

Ideologi berarti keyakinan hidup yang mencakup : (1). Pandangan


hidup, (2). Tujuan hidup. (3). Ajaran dan cara yang dipergunakan
untuk melaksanakan pandangan hidup dalam mencapai tujuan hidup
tersebut.

Dari pengertian tersebut, maka ideologi bukan sekedar seperangkat


paham atau pemikiran, tetapi juga teori atau sistem perjuangan
atau strategi untuk mewujudkan paham tersebut dalam kehidupan
IDEOLOGI MUHAMMADIYAH
1. Sejak tahun 1935-an pembahasan mengenai
ideologi atau, paham dan sistem perjuangan
Muhammadiyah telah dimulai, maka lahirlah:
 Langkah Dua Belas (1938)
 Masalah Lima (1938)

2. Pada awal kemerdekaan tahun 1946 pembahasan


tentang ideologi telah menghasilkan Muqaddimah
AD
3. Pada tahun 1956, dirumuskan khittah Palembang.
4. Tahun 1961 dirumuskan Kepribadian
Muhammadiyah
5. Pada Muktamar ke 37 tahun 1968 dibicarakan
Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah
dan disahkan di Tanwir Ponorogo 1969
6. Khittah Ponorogo (1969).
7. Khittah Ujung Pandang (1971)
8. Khittah Surabaya (1978)
9. Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah
(2000)
10.Khittah Denpasar (2002)
11.Pernyataan Pikiran Muhammad jelang satu
abad
Ideologi dan Politik
MUKTAMAR KE-38 / Khittah Ujung Pandang (1971)
1. Muhammadiyah adalah Gerakan Da’wah Islam yang
beramal dalam segala bidang kehidupan manusia dan
masyarakat, tidak mempunyai hubungan organisatoris
dengan dan tidak merupakan afiliasi dari suatu Partai
Politik atau Organisasi apapun.
2. Setiap anggota Muhammadiyah sesuai dengan hak
asasinya dapat tidak memasuki atau memasuki organisasi
lain, sepanjang tidak menyimpang dari Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga serta ketentuan yang berlaku
dalam Persyarikatan Muhammadiyah.
Khittah Surabaya (1978)
Muhammadiyah dan Politik

Muhammadiyah harus dapat membuktikan secara


teoritis konsepsional, secara operasional dan secara
konkrit, riil, bahwa ajaran Islam mampu mengatur
masyarakat dalam Negara Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 menjadi
masyarakat yang adil dan makmur serta sejahtera,
bahagia materiil dan spirituil yang diridlai Allah swt.
Khittah Denpasar (2002)
1. Muhammadiyah meyakini bahwa politik dalam
kehidupan bangsa dan negara merupakan salah satu
aspek dari ajaran Islam dalam urusan keduniawian (al-
umur ad-dunyawiyat) yang harus selalu dimotivasi,
dijiwai, dan dibingkai oleh nilai-nilai luhur agama dan
moral yang utama. Karena itu diperlukan sikap dan moral
yang positif dari seluruh warga Muhammadiyah dalam
menjalani kehidupan politik untuk tegaknya kehidupan
berbangsa dan bernegara .
KEHIDUPAN DALAM BERBANGSA DAN
BERNEGARA (PHIWM)

1. Warga Muhammadiyah perlu mengambil bagian dan


tidak boleh apatis (masa bodoh) dalam kehidupan politik
melalui berbagai saluran secara positif sebagai wujud
bermuamalah sebagaimana dalam bidang kehidupan lain
dengan prinsip-prinsi etika / akhlaq Islam dengan
sebaik-baiknya dengan tujuan membangun masyarakat
utama yang diridlai Allah SWT (PHIWM hal 12)
4. Para politisi Muhammadiyah berkewajiban
menunjukkan keteladanan diri (uswah hasanah) yang
jujur, benar, adil serta menjauhkan diri dri perilaku
politik yang kotor, membawa fitnah, fasad (kerusakan),
dan hanya mementingkan diri sendiri (PHIWM hal 13).

5. Berpolitik dengan kesalihan, sikap positif, dan memiliki


cita-cita bagi terwujudnya masyarakat utama dengan
fungsi amar ma'ruf dan nahi munkar yang tersistem
dalam satu kesatuan imamah yang kokoh (PHIWM hal
13).
KEHIDUPAN BERORGANISASI
Setiap anggota, kader, dan pimpinan Muhammadiyah berkewajiban
memelihara, melangsungkan, dan menyempurnakan gerak dan
lankah persyarikatan dengan penuh komitmen yang istiqomah,
kepribadian yang mulia (shiddiq, amanah, tabligh, fathanah),
wawasan pemikiran dan visi yang luas, keahlian yang tinggi, dan
amaliah yang unggul sehingga Muhammadiyah menjadi gerakan
Islam yang benar-benar menjadi rahmatan li al- 'alamin (Poin 2 PHIWM)
Setiap anggota pimpinan Persyarikatan harus menunjukkan
keteladanan dalam bertutur kata dan bertingkah laku, beramal dan
berjuang, disiplin dan tanggung jawab, dan memiliki kemauan untuk
belajar dalam segala lapangan kehidupan yang diperlukan (Poin 5
PHIWM).

Para pemimpin Muhammadiyah harus gemar mengikuti dan


menyelenggarakan kajian-kajian keislaman, memakmurkan masjid dan
menggiatkan peribadahan sesuai ajaran al-Qur'an dan Sunnah Nabi,
dan amalan-amalan Islam lainnya ( Poin 8 PHIWM).
‫َق‬ ‫َف‬
‫َنصرِّم َن ٱِهَّلل َو تح ِر يب‬
‫َو َبِّش ِر ٱلُم ؤِمِنيَن‬

Anda mungkin juga menyukai