Anda di halaman 1dari 25

BAB III

STRUKTUR AGAMA, POLITIK, SOSIAL, EKONOMI


DAN BUDAYA NUSANTARA ABAD 17-18

Capaian Kompetensi

Pokok Bahasan/ Sub Pokok


Kompetensi Dasar
Bahasan
Mahasiswa mampu Struktur agama, politik,
menjelaskan struktur agama, sosial, ekonomi dan budaya
politik, sosial, ekonomi dan Nusantara abad 17-18
budaya Nusantara abad 17-18

Penjelasan mengenai stuktur agama, politik, ekonomi


serta budaya Nusantara pada abad 17-18 tidak terlepas dari
pembentukan kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara dan
perkembangan Islamisasi di Nusantara yang dilatar belakangi
dengan adanya faktor-faktor yang berperan penting dalam
proses Islamisasi sehingga melahirkanlah berbagai macam-
macam stuktur.
Stuktur Agama seperti waktu penjajahan Belanda
masuk yaitu mengunakan stuktur agama kristen dimana mereka
masuk ke daerah Eropa timur dengan tujuan untuk
menyebarkan agama mereka yaitu agama keristen. Hal ini
menghasilkan stuktur social agama yang berkembang seperti
kaum bangsawan priyayi, abangan dan kaum cilik.

Stuktur Agama
Sebelum kita mengetahui bagaiman stuktur agama kita
harus mengetahui apa itu agama. Pengetian agama menurut
Harun Naution adalah suatu sistem kepercayaan dan tingkah
43

laku yang berasa dari satu kekuatan yang ghaib. Sedangkan


menurut Prof. Dr, Bouquet mendefinisikan bahwa Agama
Page

adalah suatu hubungan diri manusia dengan yang bukan


manusia yang bersifat suci dan superatur, yang bersifat berada
dengan sendirinya dan yang mempunyai kekuasaan absolute
yang disebut Tuhan.1 Sistem agama menurut agama Hindu
ialah satya, arta, tapa, brahmana dan yajna. Dari berbagai
macam istilah ini mempunyai arti satya berti mempunyai
kebenaran yang absolute, Arta yaitu drmana atau undang-
undang yang mengatur kehidupan manusia, Diksa adalah
penyucian, Tapa adalah semua perbuatan suci, Brahmana ialah
Do’a atau Mantra-mantra, Yajna yaitu kurban.
Dapat disimpulkan bahwa agama menurutnya adalah
kepercayaan hidup pada ajaran-ajaran suci dan diwahyukan
oleh sang Hiyang Vidi kekal abadi. Jika dilihat secara
sosiologis bahwa orang yang mempunyai atau memeluk agama
apapun itu artinya memiliki kepercayaan / agama karena
sedang mencari kebenaran di jalan menuju Tuhan.2

Pengetian Stuktur Agama


Dalam stuktur agama Nusantara, menurut Cliford
Geerz, bisa kita lihat pada masyarkat Jawa stuktur agama
dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Kaum abangan yang mewakili sikap menitibakan segi-segi
animisme sinknitisme Jawa yang menyeluruh dan secara
berangsur-angsur yang berhubungan dengan unsur-unsur
petani diantara penduduk, ataupun membuat paham
terbaru tentang agama seperti timbulnya Jakatinggir pada
abad ke-17.
2. Santri yang mewakili sikap menitibakan pada segi-segi
Islam dalam sikinatisme tersebut, yang pada umumnya
berhubungandengan unsur pedagan taupun juga dengan
unsur-unsur tertentu antara para petani
3. Priyayi yang sikapnya mengitibakan pada segi-segi hindu
44

dan berhubungan dengan unsur-unsue birikrasi dimana


Page

1
. Arifin Tajul, Pengantar Sosiologi, Arie and Brothes. Bandung ,1997 hal: 63
2
Manaf Abdul Mujdjahid. Sejarah Agama-agama PT. Raja Grafindo. Jakarta 1994, hal: 87
kebanyakan kaum priyai ini banyk yang klasifikasinya
para bangsawan

Fungsi Stuktur Agama


Pada abad ke-17 bahwa stuktur agama itu penting kerena
untuk mengondisikan suatu kebudayaan dan pemahaman yang
di bawakan oleh keturunaya ataupun penurunan-penruna para
tokohnya tersendiri, scontohnya misalkan seperti kejadian sykh
siti Jenar dima ajaran agama pada waktu itu sangat lah banyak
lairan yang menyebabkan struktur Agama .
Akan tetapi sekarang telah banyak peneliti bahwa sistem
yang telah di jelaskan di atas seperti abangan, santri, priyayi.
Harus dihapuskan kerena agama bukan mengikuti sistem
kasta.3

Stuktur Politik
Sebelum melanjutkan pada pembahasan stuktur politik
kita harus mengetahui apa itu politik politik merupakan suatu
proses dimana masyarakat memutuskan bahwa aktivitas
tertentu adalah lebih baik dari yang lain Pelembagaan
hubungan organisasi antar komponen-komponen yang
membetuk bagunan. Stuktur politik sebagai salah satu speciels
stuktur pada umumnya, selalu di perkenan dengan alokasi
nilai-nilai yang bersifat otoritatif, yaitu yang mempengaruhi
oleh distribusi serta pengunaan kekuasaan.
Stuktur politik ini dapat di bedakan menjadi dua yaitu:
1. Stuktur politik jelas misalnya yang jelas seperti bersifat
formal atau resmi yang dalam kenyataanya mempengaruhi
secara aparat masyarakat untuk mengenukakan
meyalurkan, menerjemahkan, mengkonversi tuntutan,
dukungan dan masalah tertentu dimana tersangkut
45

keputusan yang berhubungan dengan kepetingan umum,


didalamnya termasuk politik. Stuktur politik meliputi :
Page

3
Nasikum, Sistem sosial Indonesia, Penerbit: Raja Grafindo Persada. Jakarta 2010 hal: 33
Stuktur baik dari stuktur hubungan manusia dengan
manusia, maupun stuktur hubungan antara manusia dengan
antara manusia.
2. Tidak tampak jelas stuktur ini tidak tau kemana jalan
dalam melaksanakan perpolitikan, misalkan seperti
pengikut-pengikut yang tidak jelas tidak

Tujuan stuktur politik


Tujuanya adalah untuk membangun suatu politik yang
mengatur dan bisa menjalankan suatu pekerjaanya supaya tidak
tercampur baur antara pekerjaan yang satu dengan yang lain.
Yang bisa menjalankan tugas masing-masing, Membangun
kesejahtraan rakyat 4
Stuktur Sosial
Istilah struktur berasal dari kata structum (bahasa Latin)
yang berarti menyusun. Dengan demikian, struktur sosial
memiliki arti susunan masyarakat. Adapun penggunaan konsep
struktur sosial tampaknya beragam. Walaupun demikian, kita
dapat memberikan batasan-batasan melalui beberapa defi nisi
struktur sosial menurut para ahli, yaitu sebagai berikut.
Menurut Radclife-Brown, stuktur sosial adalah suatu
rangkaian kompleks dari relasi-relasi sosial yang berwujud
dalam suatu masyarakat. Dengan demikian, struktur sosial
meliputi relasi sosial di antara para individu dan perbedaan
individu dan kelas sosial menurut peranan sosial mereka.
Menurut Evans-Pritchard, struktur sosial ialah relasi-
relasi yang tetap dan menyatukan kelompok-kelompok sosial
pada satuan yang lebih luas.
Menurut Beattie, struktur sosial adalah bagian-bagian
atau unsur-unsur dalam masyarakat itu yang tersusun secara
teratur guna membentuk suatu kesatuan yang sistematik.
46

Menurut Raymond Firth, konsep struktur sosial merupakan


analytical tool atau alat analisis yang diwujudkan untuk
Page

4
Ibd. 1997, hal: 34-35.
membantu pemahaman tentang tingkah laku manusia dalam
kehidupan sosial.5
Pengertian struktur dalam pendekatan struktural dan data
pendekatan sebagai aturan-aturan (rules) yang terkandang
dalam semua kegiatan manusia. Dalam analogi yang bisa di
gunakan untuk menjelaskan keterkaitan atau simbolis antar
stuktur dan agency itu adalh bahasa, dan stuktur bisa di jadikan
tatanan kerajaan dalam sutu penguasaan Tidore dalam wilayah6
Stuktur Sosial merupakan Perbedaan–perbedaan suku
bangsa, regional dan pelapisan sosial secara analisis memang
dapat di bicarakan sendiri –sendiri akan tetapi dalam kenyataan
semua jalinan telah mengasilkan menjadi kelompok semu,
yang dalm kontek pengertian populer dapat kita sebut golongan
, kelompok kepentingan apabila suku –suku kelompok
nusantara sangatlah berbeda-beda suku bangsa yang
berdasarkan pelapisan sosial yang dimana seperti prakiyai dan
wong cilik seperti masyarakat desa dan masyarakat kota. Maka
konfigurasi dari semuanya itu menghasilkan pengolongan
masyarakat Nusantara.
Pengelompokan masyarakat serupa membawa akibat
yang luas dan mendalam di dalam pola hubungan sosial dalam
masyarakatat hubungan politik, ekonomi, yamg bertujuan
untuk mengasikan sebuah perwujudan dalam kehidupan
politik.
Pada awalnya kondisi seperti ini terjadi pada abad ke 17,
akan tetapi mengalami kemajuan pada abad 20 terutama
sesudah kemerdekaan telah berhsil mengubah kelompok-
kelompok semu tersebut menjadi berbagai- bagai kelompok
kepentingan masing-masing dengan salah satu atau beberapa
kelompok semu sebagai sumber di mana anggota-anggotanya
di angkat. Salah satu kelompok kepentingan yang sangat
47

5
Page

http://pakarbisnisonline.blogspot.com/2010/01/Struktur sosial .html


10. Taufik Abdul. Sejarah dan dialog peradaban Lipis Pres. Jakarta, 2005, hal: 132
6
khusus sipatnya adalah apa yang kita kenal sebagai partai
politik. Pada awalnya dikenal sebagai lebih memusatkan
perhatiannya pada kegiatan kegiatan yang bersipat sosial
kultura ldari pada bersifat politis. Baru dikemudian hari maka
kelompok-kelompok tersebut mengubah sifatnya menjadi
organisasi yang benar-benar bersifat politis, yakni di dalam
bentuknya sebagai partai politik. Didalam hal ini, hanya
beberapa partai politik saja untuk menggambarkan bagaimana
sistem kepartaian di Indonesia memiliki dasarnya didalam
otakyang dipunyai oleh stuktur masyarakat Indonesia.
Dalam lingkungan desa dimana kehidupan rakyat
terutama masaih padatingkat subsintasi serta ekonominya
belum sepenuhnya terbuka, hubungan masyarakat masih brsifat
komunal, solidaritasnya ,terutama berdasakan perasaan,
deferensi dan dan sefeliasai, masih rendah maka dalam
homogenitasseperti itu maka berkembanglah sistem tukar-
menukar tenaga yang berdasarkan timbala baliksitem tendaga
dalam tindakan ruang, maka akan mengahsilkan suatikatan
yang relevan tidak mengahasilkan bembayaran. Dengan
demikian tenaga sebagai modal belum bebas dari keterikatan
tradisi desa.
Dalam struktur sosial feodalitas, raja keluarganya dan
para pembangsawan para elita dan birokrasi dan pengusaha
daerah kesemuanya berkedudukan sebagai tuan dan rakyat
sebagai pribadi, lewat saluran feodal dengan mempergunakan
ikatan desa dan tradisional berbagai jasa besaran hasil bumi
keatas jauh lebih besar dari pada aliran jasa dari atas ke bawah.
Dapat dibayangkan bahwa sistem itu lebih memberikan beban
yang sangat berat bagi rakyat.
Sebuah contoh bahwa kerajaan ada pengarah tenaga
untuk memberikan pekerjaan yaitu untuk membersihkan
48

keraton , mencari rumput untuk kuda-kudanya dll, dimana


tugas-tugas seperti itu untuk keperluan seorang bangsawan saja
Page

sedangkan yang melaksanakannya itu hanya masyarakat biasa


maka disini sitem membuat rakyat biasa tidak adil, dan juga
dalam sistem ini pemerintahan secara langsung menempatkan
penguasa kolonial pada kedudukan diatas para penguasa
pribumi, yang membawa segala macam hak-hak keitimewaan.
Bagi rakya hal itu berarti menambah bebab yang
semakain memberatkan, lebih-lebih kerena penguasa kolonial
mempunyai tuntutan yang tidak dikenal dalam ikatan-ikatan
feodal yaitu hasil permintaan-permintaan hasil pertanian yang
dapat dijual di pasaran dunia, suatu yang jauh meliputi batas-
batas ikatan feodal dalam sistem tradisional.7

Stukturalisme dan Sejarah Sosial- Budaya


Walupun Sejak tahn 1930-an bukan lagi Abad ke 17-18,
Sejarah terbagi menjadi dua bagian domain atau kapling yaitu
domain peristiwa dan domain stuktural. Domain peristiwa
mendominasi pengetahuan sejarah sejak histrografi muncul
pertama kali abad ke-5 seperti Romawi dan Turki di timur
Tengah, Asia, bahkan kemudian hari dieropayang menjadi
pewaris Peradaban Yunani dan Romawi. Dimana peristiwa
adalah suatu peristiwa yang terjadi satu kali yang tidak pernah
terulangi lagi sejarah sebagi peristiwa menampilkan tokoh-
tokoh, orang-orang yang dianggap menjadi ekponen dari
masyarakat.
Sebaliknya dalam sejarah stuktural yang muncul sejak
tahun 1930-an itu mempelajari sistem sosial bukan perlaku
sosial, dalam sejarah stuktur pelaku sejarah terkadang dalam
suatu peristiwa itu, tidak penting kerena pelaku sejarah, 8
Seperti dikatakan sejarawan Prancis Fernad Braude, hanyalah
sebauh kembang api yang indah sekitikan akan melenyap
segala-galanya.
49

7
. Kortodirdjo Sartono, Pengatar ilmu sejarah Indonesia Baru 1500-1900 jilid I penerbit PT
Gremedia. Jakarta:1988 hal 294.
Page

12. Pater burke. The Frencch Historical Revolution the annales School 1929 Londen
PolityPress:1990: 123
8
Dalam dominan sejarah yang disebut dengan peristiwa
dan dominan stukturkan peristiwa sebagai objek penelitian
sejarah, ada pula yang mengabaikan peristiwa dan menekankan
pentingnya stuktur sosial. Dalam hal metodologi, atau antar
memahami (Understanding) dan analisis. Ada yang
beranggapan bahwa sosial tetapi ada pila sejarawan yamg
menemukan objek formal dari sejarah dalam ilmu sosial.
Dalam ilmu sejarah stuktur sudah final dalam ilmu sejarah.

Kajian politik Nusantra


Sistem politik di Nusantara pada abad 17-18 merupakan
sebuah sistem politik yang bersifat tanam faksa dimana pada
masa kolonial Belanda yang mempunyai politik biada yaitu
politik adu domba setelah pergatian Gubrenur yang kedua
maka belanda mempunyai politiK tanam paksa yang artinya
mau tidak mau masyarakat Nusantara Banten ataupun Jawa
mereka dipaksa untuk dipergunakan budak seperti membangun
jalan dan membayar pajak untuk dipergunakan pembayar utang
Belanda pada saat VOC turun dan terbubarkan. Setelah kita tau
bahwa VOC dibubarkan maka kita akan bahas bagimana
stuktur politik, ekonomi, Agama, sosial dan Budayanya pada
abad 17-18 Nusantara khususnya di Jawa, Banten kerajaan
mataram.

Struktur Sosial, Ekonomi, Budaya dan Politik di Jawa


(Tengah)
a. Wilayah
Pada abad ke -16 dijawa terdapat beberapa Negara yang
terbentuk kerajaan, diantaranya Majapahit, Demak, Pajang,
Banten, Cirebon, dan Mataram Islam. Agama Islam
berkembang secara berangsur-angsur, mulai dari kalangan
50

rakyat biasa di daerah pesisir pantai Jawa, kemudian ke


padalaman raja dan Bangsawan.
Page
Pada masa kekuasaan Indonesia-Hindu, negara majapahit
memang peranan yang penting di jawa. Pusat negara majapahit
terletak di daerah jawa timur. Kemudian pada jaman transisi
kekuasaan indonesia-hindu kekuasan indonesia-islam, pusat
kekuasaan beralih dari jawa timur kejawa tengah, mula-mula di
pesisir utara, yaitu demak, tetapi kemudian bergeser lebih jauh
lagi kepedalaman, yaitu pajang dan bagian akhirnya di par
gede, mataram.
b. Stuktur Sosial Jawa
Keberadaan struktur sosial Jawa telah didukung oleh
lembaga-lembaga adat yang telah mengakar di lingkungan
masyarakat. Nilai-nilai etis filosofis yang terkandung dalam
kesusastraan dan kesenian semakin memperkokoh jati diri
budaya Jawa. Seiring dengan perkembangan zaman, nilai luhur
budaya Jawa tetap diwariskan secara turun-temurun. Usaha
pelestarian sosial budaya yang dilakukan oleh masing-masing
generasi tersebut masih berlanjut hingga sekarang, dengan
mengalami kreasi dan modifikasi baru.
Sistem penyelenggaraan upacara tradisional dilakukan
demi memenuhi kebutuhan rohani yang berkaitan erat dengan
kepercayaan masyarakat Jawa Siklus hidup manusia yang
meliputi masa kelahiran, perkawinan dan kematian mendapat
perhatian dengan melakukan upacara khusus. Tujuannya
adalah memperoleh kebahagiaan lahir batin, setelah
mengetahui hakikat sangkan paraning dumadi atau dari mana
dan ke mana arah kehidupan.
Dalam hal ini, puncak pribadi manusia paripurna ditandai
oleh kemampuannya dalam mengendalikan diri sebagaimana
tersirat dalam ngelmu kasampurnan yang menghendaki
hubungan selaras antara Tuhan dan alam. Pranata sosial Jawa
bersifat spiritual religius dengan titik orientasi manunggaling
51

kawula Gusti. Keutamaan hidup dalam bidang keruhanian


tercermin dalam sesanti agama ageming aji, bahwa agama
Page
merupakan sarana pokok untuk memperoleh kemuliaan
tertinggi.
Sedangkan hubungannya dengan tertib kosmis
berpangkal tolak dari idiom mangasah mingising budi,
memasuh malaning bumi. Penajaman akal budi yang
berintegritas dan menghindari polusi yang destruktif menjadi
sarat mutlak dalam pengelolaan alam sekitar. Dengan demikian
pranata sosial Jawa dapat membuat tata laksana hubungan
manusia dengan Tuhan serta alam berlangsung secara
harmonis.9
c. Budaya Jawa abad 17-18
Jika dilihat dari Pengertian mengenai kebudayaan yang
mana akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi
sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia,
sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat
abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah
bendabenda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk
yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang
bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan
hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam
melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Sedangkan kebudayan Nusantara adalah suatu
kebudayaan yang mencakup keselurahan yang bisa saling
menyerap kebudyan yang satu dengan kebudayaan yang lain
dalam arti kebudayaan itu dapat dirasakan semua masyarakat
khususnya dari Kebudayaan Nusanta itu sendir, ataupun
bebagai ide, gagasan dari semuah daerah yang di golongkan
menjadi suatu kebiasaan manusia itu sendiri. Akan tetapi disini
saya akan menjelaskan tentang tradisi kebudayaan Nusantara
yaitu daerah Jawa, sehubung Nusantara itu luas maka akan
52

mengkaji daerah Jawa yang masih kepulauan Nusantara10


Page

9
. Perwadi. Pranata sosia ldan budaya Jawa, Tanah air. Jakarta, 1999, hal: 246-248
10
Guru Valah Mosul. Pembelajaran Seni budaya. Samarinda, Jakarta 2008. hal: 2-3
d. Peranan Pemuka Adat
Dalam Peranan Pemuka Adat sangat berpengaruh pada
kehidupan orang Jawa, yang menjadi kebiasaan orang Jawa
dan akhirnya menjadi Kebudayaan tersendiri misalnya saja
kehadiran para dhukun. Kata dhukun mempunyai arti yang
sangat luas. Bukan hanya orang yang ahli dalam ilmu petangan
saja yang mendapat sebutan seperti itu, tetapi juga orang yang
menjalankan praktek penyembuhan tradisional, ilmu gaib dan
ilmu sihir.
Sebutan dhukun bahkan tidak hanya untuk orang yang
melakukan aktifitas ilmu gaib saja, melainkan juga untuk orang
yang ahli dalam membantu wanita pada waktu melahirkan,
yaitu seorang dhukun bayi, ahli pijat yang disebut dukun pijet,
ahli sunat yang dinamakan dhukun calak, atau ahli merias
pengantin yaitu dhukun paes.
Sebutan dhukun mungkin mereka peroleh karena mereka
dianggap memiliki pengetahuan yang mendetail mengenai
berbagai upacara adat yang berhubungan dengan peritiwa
bersangkutan.
Seorang dhukun bayi tahu semua upacara adat yang harus
dilakukan pada waktu seorang bayi dilahirkan, dhukun pijet
mempunyai pengetahuan yang luas mengenai jamujamu
tradisional yang dipakai untuk memulihkan tenaga, dhukun
calak mengetahui dengan tepat upacara adat apa yang harus
dilakukan berhubungan dengan khitanan, demikian juga
seorang dukun paes mengetahui segala seluk beluk yang
berhubungan dengan upacara dan persyaratan upacara adat
serta slametan sekitar pernikahan. Berbagai macam dhukun
yang dikenal oleh orang Jawa dapat kita bagi ke dalam empat
kategori berdasarkan keempat jenis tindakan ilmu gaib yang
telah kita sebutkan di atas. Para dhukun yang melakukan ilmu
53

gaib produktif sering kali


e. Stutuktur Politik
Page
Di Jawa juga terdapat kerajaan mataram yang berkaitan
dengan Sutktur politiknya pada masa Kolonial belanda akan
tetapi dalam Bagian ini akan menguraikan perkembangan
negara mataram islam. Mataram islam mengalami punak
kejayaannya pada masa pemerintah sultan agung, raja ketiga,
memerintah pada tahun 1613 sampai dengan tahun 1645. Pada
waktu itu kekuasaannya meliputi jawa tengah, jawa timur dan
sebagian dari jawa barat.
Sebelum VOC menganeksasi wilayah negara mataram
sampai akhir abad ke-17, seluruh wilayah kekuasaan mataram
di bagi beberapa kesatuan wilayah besar yang berkedudukan di
kraton sebagai pusatnya. Urutan pembagian wilayah dari pusat
kedaerah adalah sebagai berikut : istana atau kraton raja
merupakan pusat negara dan terletak di ibu kota negara, yang
biasa di sebut wilayah kuta negara atau sering di singkat jadi
kutagara selanjutnya wilayah yang mengitai Kutaga itu disebut
wilayah Negara Agung.
Menurut serat Raja Pustaka Raja Puwara wilayah Negara
Agung dibagi menjadi empat bagian yang melalui daerah
kedua, Siti Ageng atau Bumi Gede, pada zaman Sulatan Agung
masing-masing daerah tersebut dibagi menjadi dua bagian.
Sistem pembagian wilayah dalam awal abad ke 18 mengalami
perubahan dengan adanya pengaruh kekuasaan VOC. Dalam
masa pemerintahan raja-raja yang kemudian mengantikan
Sultan Agung nampak kemunduran-kemunduran terjadi.
Berangsur-angsur wilayah kekuasaan kerajaan makin
menyempit akibat aneksasiyang dilakukan oleh VOC, sebagi
imbalan intervesinya dalam pertentanga-pertentangan Intern
Negara-negara. Setelah perang Tronojoyo berakhir pada tahun
1678, Mataram harus melepaskan daerah Krawang sebagian
dari daerah periangan dan Semarang. Demikian pula setelah
54

perlawanan untung Surapati dapat di padamkan sekitar tahun


1705, daerah Cirebon yang juga separo bagian timur pulau
Page

Madura dianeksasi oleh Belanda.


Selanjunya setelah perang Cina berakhir tahun 1743,
seluruh derah pantai Utara jawa dan seluruh pulau Madura
sedah didkuasai Belanda. Wilayah negara semakin menyempit
dengan berakhirnya perang Gianti pada tahun 1755, dimana
ngara mataram di pecah menjadi dua bagian, yakni Surakarta
dan Yogyakarta. Dalam tahun1757 dan 1813 wilayah terpecah
lagi dengan munculnya kekuasaan Mangkunegara dan Paku
alam.
Semetara itu perubahan kekuasan pada Negara-negara di
Jawa untuk pertama kali terjadi pada masa Gubrenur Jendral
Daendels (1808-1811) yaitu dengan adanya peraturan Baru
mengenai upacar penerimaan Presiden di Istana Surakarta dan
Yogyakarta menurut peraturan Presiden diKerajaan–kerajaan
itu harus beri penghormatan sebagai wakil dari suatu wakil
kekuasaan yang tertinggi dan menempatkan sejajar dengan
Raja.
Berati Raja-raja itu diturunkan martabanya dari Raja
merdeka menjadi raja bawahan yang dipimpin oleh Daendlas
sendiri sebagai peggatinya yang diangkat putra mahkotanya
menjadi raja dengan gelar Hamengku Buwono III atau Sulatan
Rojo. Peristiwa ini memberi kesempatan pada Daendels untuk
memaksa Yogyakarta dan Surakarta menerima perjanjian baru
pada tahun 1811yang menyebabkan kedua negara itu
kehilangan sebagian dari wilayahnya.11
Ketika Inggris merebut Jawa dari tangan Pemerintahan
Belanda pada tahun 1812, Surakarta dan Yogyakarta ingin
memenuhi kekuasaanya kembali seperti semula, akan tetapi
padakenyataanya kedua negara tersebut malah semakin
berkurang, sedangkan di Yogyakarta pada waktu itu Sultan
Sepuh naik tahta lagi da berhasil menmenggerakan Sultan
Surakarta untuk bersama-sama menentang Inggris, oleh rarena
55
Page

11
.Marwati Djunoned Poesponegoro Nugroho Notosusanto. Sejarah nasional indonesia Iv .
balai Pustaka . jakarta 1993
itu Inggris mengambil tindakan kekerasan dengan menyerbu
Yogyakarta dan memaksa sultan Sepuh supaya turun tahta.
Peristiwa ini berhasil memaksa Sultan Sepuh untuk turun
tahta dan membuat perjanjian baru pada tanggal 1 Agustus
1812 yang berisi antara lain Kedu, sebagaian dari Semarang,
Rembag dan Surabaya yang diserahkan kepada negara Inggris
serta pemerintahan Inggris selain Sultan Sepuh harus
menyerahkan sebagian negara kekuasanya pada Pangeran
Natokusumo, dimana Pangeren ini di angkat pada tahun 1813
oleh Pemerintahan Inggris menjadi seorang Pangeran
mangkunegara.
Ketika pulau jawa di kembalikan lagi kepada Belanda
Raja-raja diJawa berharap dapat memulihkan kekuasaanya,
akan tetapi gagal kerna pemerintahan Belanda memperbaharui
kekuasanan semuanya keputusan Inggris dengan itu timbul
kekecewaan di Istana Yogyakarta dan Surakarta. Yang
kemudian tumbuh menjadi benih permusuhan menentang
pemerintah Belanda.terutama di Yogyakarta, benih
permusuhan menjadi besar kerena pengurangan kekuasaan
yang diakukan oleh Belanda semakin bertambah sehingga
terjadi perang pada tahun 1825,yaitu perang Diponogoroatau
yang di sebut perang Jawa/kerena perang hampir menghampiri
darah jawa.12

Struktur Sosial, Ekonomi, Budaya dan Politik di Banten


a. Stuktur ekonomi Nusantara abad ke-17-18
Hindia belanda abad ke-17dan 18 tidak dikuasai secara
langsung oleh pemerintah Belada namaun oleh perusahan
dagang bernama hindia Timur Belanda, VOC telah diberikan
hak monopoli terhadap perdagangan dan aktivitas kolonial di
wilayah tersebut oleh Parlemen Belanda pada tahu 1602. Yang
56

berpust di Batavia.
Page

12
. Nasikum, sistem sosial Indonesia . penerbit: Raja Grafindo Persada. Jakarta 2010 hal: 33
Tujuan VOC adalah untuk mempertahankan monopoli
perekonomian melalu penggunaan dan ancaman
kekerasanterhadap penduduk di kepilauan-kepilauan
menghasilkan rempah-rempah, dan terhadap orang-orang non-
Belanda yang mencoba berdagang dengan para penduduk
tersebut.
Contohnya, ketika penduduk Kepulauan Banda terus
menjual biji pala kepada pedagang Inggris, pasukan Belanda
membunuh atau mendeportasi hampir seluruh populasi dan
kemudian mempopulasikan pulau-pulau tersebut dengan
pembantu-pembantu atau budak-budak yang bekerja di
perkebunan pala. VOC menjadi terlibat dalam politik internal
Jawa pada masa ini, dan bertempur dalam peperangan yang
melinatkan Matarm dan Banten
b. Stuktur Ekonomi
Keseimbangan antara ambisi politik dengan
Perkembangan ekonomi perang dan damai di Banten masih
cakupan Nusantara pada abad ke – 17, telah diketahui bahwa
Banten yang terletak di ujing barat pesisir utara Jawa pernah
menjadi sebuah negara yang secara politik tak terlalu kuat
tetapi secara ekonomi sangat penting kerena menghasilkan lada
dan kegiatan niaganya. Data ganda ini memerlukan sebuah
kebijakan khusus yang bertujuan untuk menjamin panen lada
yang mencukpi, kebebasan keluar masuknya kapal-kapal
dagang ke pelabuan-pelabuanya, dan denagan demikian
menjamin pula kemerdekaannya di hadapan kekuasaan
kekuasaan politik utama di wilayahnya. Di samping itu Banten
mengalami kontrediksi yang melekat kekuatan perniagaan.
Yaitu sikap menaklukan untuk membina jaringan mereka dan
sekaligus ada keinginan damai demi perniagaan yang lancar.
Pada masa kemerdekaan Islam di Banten akhir abad ke-
57

17 dari berbagai kesimpulan yang kami baca apakah dalam hal


peperangan, masyarakat-masyarakt Asia Tenggara
Page

memperlihatkan suatu ciri khas tersendiri.


Kebebasan berusaha melawan ekonomi terpimpin, akhir
abad ke-16 menuju abad ke-17 Banten mengalami perubahan
penting dalam sejaranya sebab pada tahun ini Raja Muda
Maulana Muhamad, pempunyai jabatan ketika melakukan
pengepungan terhadap Palembang. Pada wafatnya mempunyai
akibat-akibat yang besar. Di satu pihak penghentuan negara
permushan kerena wafatnya Raja mengakhiri politik
ekspansionis kerajaan Islam yang muda .
Pada tahun ini merapat di Banten orang-orang Belanda
yang berkemauan keras untuk untuk mendapat bagian mereka
dalam perdagaangan di Asia. Kemudian mereka di ikuti oleh
orang-orang Inggris beberpa tahun kemudian. Kehadiran orang
Eropa Utara akan memberikan suatu dorongan perdagangan
Ekonomi yang sangat luar biasa, akan tetapi disisi lain akan
menimbulkan ancaman besar terhadap kerajaan itu sendiri,
mereka juga datang dengan membawa pandangan mereka
sendiri mengenai perdagangan orang Eropa sendiri, serta
menunjukan sikap siap untuk memaksakan pandangan mereka
itu dengan kekerasan. Maka Banten menghadapi pilihan yang
menentukan. Dibalik perdebatan ekonomi yang sebenarnya
adalah pilihan mengenai peradaban yang timbul oleh ekonomi
yan di tujukan terutama pasar luar negeri.
Kedatangan orang Eropa Utara menghidupkan kembali
persoalan tersebut, yang betul-betul telah memecah belah
masyarakat Banten apalagi pada waktu itu tidak ada Pemrintah
yang kuat, sehingga memberikan suatu kebebasan kepada
kedua golongan yang yang bermusuhanyaitu golongan pegawe
dan golongan Pangeran untuk memenangkan politik mereka
masing-masing

Perang-perang kolonial dalam stuktur Politiknya


58

a. Jaminan Produksi
Untuk lebuh lama tetap bertahan, dalam pembudidayaan
Page

sebuah hasil bumi sebagai komoditi ekpor harus memenuhi tiga


kategori pertama harus memiliki lahan tanah yang mencukupi
untuk ditanam, mempunyai sumber daya manusia yang mampu
mengerjakan, dan yang paling utama adalah menjamin
persedian pasokan negri itu. Kita telah mengetahu bahwa
kekuasaan kolonial Eropa tidak selalu dapat memecahkan
ketiga masalh yang telah di jelaskan atas secara sekaligus.
b. Lahan tanah
Wilayah Jawa banten dari dulu memang terlalu kecil
dengan lias kurang dari 10.000 km, wilayah ini tidak terlalu
bear dari sebuah lahan kebupaten berukuran besar di Prancis,
tediri dari daerah terdekat perkampungan dan pegunungan
yang sukar di masuki orang dan tak pernah dikelola dalam
sejarha Baten. Lebih parah lagi bagian utaranya daerah sangat
datar yang luas sehingga pengairan susah di lakukan dan hal ini
berlaku sampai sekarang. Bagian tersubur terletak diwilayah
Barat Daya, di dataran rendah dan berfungsi untuk sebagai
menara air untuk mengairi. Dapat kita bayangkan bahwa luas
lahan yang begitu kecil tak memumngkinkan hasilyang
melimpah sehingga masalah pertama yang di hadapi Baten
untuk meningkatkan hasil panenya adalah masalh luas tanah
yang bisa ditanami.
c. Sumber Daya Manusia
Para peneliti sadr akan sulitnya sejarah koantitatif di Asia
Tenggara untuk masa sebelum kedatangan orang Erpa, dan tak
terkecuali masalh kependudukan adapun Banten, tempat
sumber-sumber relatif cukup banyak terhitung sejak akhir abad
ke- 16. Jumlah penduduk Kota yang sangat berfariasi waktu
dalam 20 tahun hasilny membuktikan sia-sia tentang
kestatistan yang masih diterapkan pada masyarakat-masyarakat
Asia.
Jumlah penduduk ini berjumlah sekitar 80.000 sampai
59

100.000 oran di penghujung abad ke -16 dan meningkatkan


selama abad ke -17 dari abad ini penduduk semakin berkurang
Page

seiring dengan pergantian Pemerintahan yang menggenggam


kekuasaan para Sodagar. Bagai manapun perbandingan antara
jumlah penduduk kota Banten tahun 1682 dengan jumlah
penduduk kota Banten pada awal abad ke -19 menunjukan
sebuah kota yang luar biasa padat. Sedagkan jumlah penduduk
pedesaan terlalu kecil keadaan ini sangat di amati dalam
sumber-sumber Eropa sepanjang abad ke -17
d. Bahan Pangan
Bertolak belakang dengan kesultanan lainya yang
berbasis seperti misalnya Malaka, Banten sealu menerapkan
kebijakan swasembada dalam hal bahan makanan.

Keadaan politik di Banten antara tahun 1556 dan 1609


Usia pewaris takhta laki-laki tunggal dari Maulana
Muhamad, yang hanya beberapa bulan saja, memaksa
penguasa di banten memilih seorang wali raja guna
memerintah untuk waktu yang di ramalkan lama. Perdana
menteri ’’urusan luar’’ dari Maulana Muhamad berhasil
menguasai jabatan wali raja dengan bantuan kadi, penguasa
tertinggi di kerajaan yang juga memimpin pengadilan.13
Dalam peradilan perdana menntri adalah orang
pengalaman Maulana Muhamad bukan orang muda lagi dan
baru memimpin serangan melawan Palembang dari darat dan
berangkat dari Lampung, sedangkan rajanya memimpin
serangan dari laut. Orang tersebut adalah tentunya orrang yang
dikenal dalam silsilah-silsilah Jawa, hanya dari gelaranya
sebagai wali raja, kiyai, maspatih, mangkubumi, menurut
silsilah ini, dapat diketahui bahwa ia menikah dengan putri
Mulana Hasannudin, bernama ratu Wetan, dan bahwa ia
menikahkan salah seorang putrinya dengan pangeran
upapatih,salah seorang saudara laki-laki dari Maulana
Muhamad, berdaasrkana sumber-sumber Belanda awal dan
60

sejumlah tradisi Banten, seorang putri lainya telah menjadi Istri


Page

.S.B Haoesain jajadiningrat. Critische best chouwing vans the sejarah banten Hearlen
13

Djakarta 1913, hal: 23-25


dari Maulana Muhamad, maka dapatlah dipahami bahwa
usianya, pengalan, demikian juga hubungan kekeluarganya
dengan keluarga raja membuat orang ini calon yang ideal untuk
memimpin kewalirajaan.
Namun demikian, keberadaanya dipuncak pemerintahan
merupakan suatu hal yang baru sama sekali kerena dengan
demikian Banrten menjadi diperintah oleh seorang Penggawa,
seorang bukan keturnan bangsawan sebagai mana dinyatakan
oleh nama panggilanya, kiyai Maspatih serta kedudukanya
sebagai keluarga” semenda saja dalam silsilah-silsilah banten.
Ia mempertahankan susunan pemerintahan dikerajaan,
seakan-akan betul-betul raja kedua mentri tetap: Jabatan patih
Jero diberikan kepada pamngeran gabang seorang saudara laki-
laki almarum raja, yang disebut oleh seiring menyebutnya
laksamana, dan kadang-kadang dengan nama panggilanya
Kiyai Patih. Pedagang Inggris Scott yang tinggal di Banten dari
abad ke-17. Yang memberi infor masi menarik bahwa ia
keturunan tamil demikian juga sahbadaranya.
Data-data ini saja cukup untuk membuktikan adanya
revolusi yang benar-benar terjadi di puncak pememrintahan:
para penggawa yang mengambil kekuasaan dan seorang asing,
seorang Tami, memegang jabatan pemerintahan yang paling
penting. Konfirmasi mengenai perubahan radaikal dari setuktur
politik dan sosial dapat di ketaui dalam peta tahun 1596 bahwa
peta ini menunjukan pegawe-pegawe pemerintahan contohnya
kiyai patih Syahbandar, dan perdagangan-perdagangan, dari
ketiga contoh itu mereka orang asing yang berdiam di benteng
hal ini, sebagai mana di sebut di atas, sama sekali bertentangan
dengan citra tradisional sebuah kerajaan jawa.
Wali Raja tidak dapat diragukan lagi mempunyai
kepribadian yang kuat.ia tidak ragu-ragu memenjarakan
61

sejumlah oang belanda yang kurag mentaati peraturaran-


peraturan swetempat,sewaktu merka pertama kali datang di
Page

banten tahun 1597.ia juga bereaksi kras terhadap serangan


armada potgis yang membabi buta, pimpinan lourenco de Brito
di awa tahun 159. Sejumlah orang portugis ditahan dan tiga
kapten di bunuh. Sikapnya yang tegas ini yang membuat ia di
hormai oleh semua orang yang membantunya untuk kurang
lebih mejaga persatuan dalam negara, karena tidak pernah di
sebut adanya kekacauan selama ia berkuasa.14

Masyarakat dan Politik Dalam Kesultanan Banten


Pada abad ke- 17 banten tak kunjung henti kota-kota
berubah seiring dengan kegiatan penduduknya, terutama ketika
kota-kota tersebut berhasil menempatkan diri dari berbagai
pusat pertukaran dan menjadi tempat ide-ide baru mengalir
bersama dengan maraknya emas dan perak.
Dalam hal ini terjadi pada zaman apapun. Kota Banten
pada abad ke- 17 memang bukan lagi kota yang pernah di lihat
dan di kunjungi kawan-kawan. Pada saat itu Banten mepunyai
empat syarat pertama Banten masih sepenuhnya merdeka, ke
dua mengalami priode yang cemerlang dalam sejarah Kerajaan
yang bisa menyesuakan diri terhadap situasi politikdan
ekonomi yang baru sebagai dampak peran orang barat yang
semakin besar dalam perdagangan maritim Asia. ketiga Sultan
Ageng, yang dengan jitu disebut Sultan tua oleh para pengamat
sezaman, sebelum melimpah kekuasaanya tahta sepenuhnya
kepada putra mahkota sulungnya yang sudah menjabat sebagai
putra mahkotan yang dikenal dengan Sultan Haji dan ia juga
dikenal sebagai Sultan muda penganti tahta ini membawa suatu
perubahan yang menyentuh pemerintahan politik dalam kota,
ke empat mulai menyentuh Batavia mengenai Cirebon,
masalah ini akan berakhirnya dengan jatuhnya Banten15.
Kebudayaan Nusantara (Banten) abad ke-17-18 Jika
berbijara tentang Nusantara Stuktur kebudayaan berasal dari
62

14
. Guillot Claude. Banten sejarah dan peradaban Abad ke-X-XVII. Kepustakaan Populer
Page

Gremedia, Jakarta, 2008, hal: 201


15
. Muljono Fida Larue Artikel Majalah Archipel, Banten en abad ke-17( tahun 1678) 37 hal:
119-152
sebuah idiologi dimana ideologi ini untuk mengatur yang
mendesainar kebudayaan atau sumber aplikasi budaya yang
beragam pada abad ke-17 ini Nusantara telah banyak di jelajahi
orang asing yang ingin menguasai Nusantara seperti kolonial
Belada, Eropa.
Di samping itu juga adanya suatu proses Islamisasi yang
telah banyak menciptakan Nusantara kebudayaan Nusantara
terbagi menjadi dua satu dari Buadaya Hindu-Budha yaitu
pembawaan dari negara asing yang pertamanya ingin
menyebarkan agama Keristen dan yang kedua dari budaya
lokal yaitu budaya orang Islam yang menyebarkan Para
sulatan-sultan seperti wali Sanga yang berasal dari Arab yang
singgah di Jawa dari sanah maka terbentuklah suatu Budaya
lokal yaitu budaya Arab. Yang meninggalkan sisa sisa
kebudayaan sampai sekarang sebenarnya jika dilihat dari
kontek sekarang budaya Nusantara. 16

Rangkuman
63

Materi ketiga ini membahas tentang struktur agama,


Page

politik, sosial, ekonomi dan budaya nusantara abad 17-18.


16 Dapat kitaUka.simpulkan bahwa Gramedia.
struktur-truktur
Tjandrasasmita Arkeologi Islam Nusantara. Jakata 2012,hal:70tersebut
terbentuk akibat adanya sekumpulan masyarakat yang selalu
berinteraksi satu sama lain.
Jika kita berbicara mengenai nusantara tentunya
sungguh luas cakupanya maka saya di sini hanya membahas
64

Bahan Bacaan Lebih Lanjut


Page
Abdul, Taufik. Sejarah dan Dialog Peradaban Lipis Pres.
Jakarta, 2005.
Abdulah, Taufik,. Manusia dalam kemelut sejarah, Jakarta:
Lembaga Penelitian Pendidikan Penerangan Ekonimi
Sosial 1978.
Arifin Tajul, Pengantar Sosiologi, Arie and Brothes.
Bandung ,1997.
Djajadiningrat, S.B Haoesain. Critische Best Chouwing Vans
the Sejarah Banten Hearlen Djakarta, 1913.
Djunoned Poesponegoro, Marwati dan Nugroho Notosusanto
(Edt). Sejarah Nasional Indonesia IV. Balai Pustaka .
Jakarta. 1993
Gottschalk Louis . Mengerti sejarah. Universitas Indonesia.
Jakarta 2008
Guru Valah Mosul. Pembelajaran Seni Budaya. Samarinda,
Jakarta 2008.
Guillot Claude. Banten Sejarah dan Peradaban Abad ke-X-
XVII. Kepustakaan Populer Gremedia, Jakarta, 2008,
hal: 201
Hasjmy A, Sejarah kebudayaan Islam . Sinar bintang, Jakarta
1998
Kortodirdjo Sartono, Pengatar ilmu sejarah Indonesia Baru
1500-1900 jilid I Penerbit PT Gremedia. Jakarta:1988
Manaf Abdul Mujdjahid. Sejarah Agama-agama PT. Raja
Grafindo. Jakarta 1994.
Muljono Fida Larue Artikel Majalah Archipel, Banten en abad
ke-17(tahun 1678)
Nasikum, Sistem sosial Indonesia, Penerbit. Raja Grafindo
Persada. Jakarta 2010.
Rahardjo, Dawam. Sejarah moderen di indonesia, Grmedia,
Jakarta 1999
65

Soekanto Soejono. Sosiologi suatu pengatar. Cv Rajawal.


Jakarta, 1982,
Page

Perwadi. Pranata Sosia dan Budaya Jawa. Jakarta, 1999.


Tjandrasasmita Uka. Arkeologi Islam Nusantara. Gramedia.
Jakata 2012,

Latihan 3

Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa


jawaban di bawah ini;
1. Proses pembentukan masyarakat muslim di nusantara
sekitar abad ke-17 sampai ke-18 meninggalkan struktur
masyarakat secara……
a. Struktur Ekonomi c. Struktur Politik
b. Struktur Sosial d. Jawaban a, b, dan c benar
2. Berikut ini struktur agama yang sudah terbentuk di
masyarakat nusantara sekitar abad ke-17 sampai ke-18
adalah, kecuali…..
a. Hindu c. Kristen
b. Konghuchu d. Islam
3. Kelas social yang paling tinggi dalam masyarakat muslim
dalam settingan abad ke-17 diperkirakan……
a. Raja c. Kiai
b. Ulama d. Ustadz
4. Struktur politik yang digunakan masyarakat muslim untuk
suatu kekuasaan sekitar abad ke 17 dan 18 masih
menggunakan sistem….
a. Negara c. Kesultanan
b. Kerajaan d. Federal
5. Salah satu bentuk sistem budaya yang dipakai untuk media
Islamisasi salah satu wali songo di Jawa adalah….
a. Kesenian music c. Kesenian kaligrafi
b. Kesenian tari d. Kesenian suara
66

Cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban latihan


3 yang terdapat di bagian akhir buku ini. Hitunglah jawaban
Page

anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk


mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi kegiatan
belajar ini.
Rumus :
Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban anda benar X 100 %
5
Arti tingkat penguasaan yang anda capai :
90 % - 100 % = Baik sekali
80 % - 89 % = Baik
70 % - 79 % = Cukup
< 70 % = Kurang
Apabila tingkat penguasaan anda mencapai 80 % ke
atas, bagus anda cukup memahami materi ini. Anda dapat
meneruskan ke materi berikutnya. Tetapi bila tingkat
penguasaan anda masih di bawah 80 %, anda harus mengulangi
materi ini, terutama bagian yang belum anda kuasai.

67
Page

Anda mungkin juga menyukai