Anda di halaman 1dari 548

- 43 –

LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT
NOMOR 4 TAHUN 2020
TENTANG PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR
PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR
MINUM

PANDUAN PENYUSUNAN POS PENGELOLAAN SPAM

1. POS Operasi dan Pemeliharaan;


2. POS Perbaikan;
3. POS Pengembangan Sumber Daya Manusia; dan
4. POS Pengembangan Kelembagaan.

jdih.pu.go.id
- 44 –

1. POS OPERASI DAN PEMELIHARAAN SPAM

a. POS Pengoperasian Bangunan Penyadap (Intake) Bebas;


b. POS Pemeliharaan Bangunan Penyadap (Intake) Bebas;
c. POS Pengoperasian Bangunan Penyadap (Intake) Sumuran;
d. POS Pemeliharaan Bangunan Penyadap (Intake) Sumuran;
e. POS Pengoperasian Bangunan Penyadap (Intake) Bendung;
f. POS Pemeliharaan Bangunan Penyadap (Intake) Bendung;
g. POS Pengoperasian Bangunan Penyadap (Intake) Ponton;
h. POS Pemeliharaan Bangunan Penyadap (Intake) Ponton;
i. POS Pengoperasian Saluran Resapan;
j. POS Pemeliharaan Saluran Resapan;
k. POS Pengoperasian Bangunan Penyadap (Intake) Jembatan;
l. POS Pemeliharaan Bangunan Penyadap (Intake) Jembatan;
m. POS Pengoperasian Bangunan Penangkap Mata Air;
n. POS Pemeliharaan Bangunan Penangkap Mata Air;
o. POS Pengoperasian Sumur Dalam;
p. POS Pemeliharaan Sumur Dalam;
q. POS Pengoperasian Pipa Transmisi Air Baku;
r. POS Pemeliharaan Pipa Transmisi Air Baku;
s. POS Pengoperasian Mekanikal dan Elektrikal;
t. POS Pemeliharaan Mekanikal dan Elektrikal.
u. POS Pengoperasian Instalasi Pengolahan Air;
v. POS Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air;
w. POS Pengoperasian Prasedimentasi;
x. POS Pemeliharaan Prasedimentasi;
y. POS Pengoperasian Saringan Pasir Lambat;
z. POS Pemeliharaan Saringan Pasir Lambat;
aa. POS Pengoperasian Instalasi Pengolahan Besi dan Mangan;
bb. POS Pemeliharaan Pengolahan Besi dan Mangan;
cc. POS Pengoperasian Unit Penurunan Kesadahan dengan Menggunakan
Kapur atau Soda Abu;
dd. POS Pemeliharaan Unit Penurunan Kesadahan dengan Menggunakan
Kapur atau Soda Abu;
ee. POS Pengoperasian Penurunan Kadar CO2 Agresif;
ff. POS Pemeliharaan Penurunan Kadar CO2 Agresif;
gg. POS Pengoperasian Pengolahan dan Penanganan Lumpur;
hh. POS Pemeliharaan Pengolahan dan Penanganan Lumpur;
ii. POS Pengoperasian Instalasi Desinfeksi;
jj. POS Pemeliharaan Instalasi Desinfeksi;

jdih.pu.go.id
- 45 –

kk. POS Pengoperasian Pipa Transmisi dan Distribusi Air Minum;


ll. POS Pemeliharaan Pipa Transmisi dan Distribusi Air Minum;
mm. POS Pengaturan Tekanan;
nn. POS Pengurasan Pipa;
oo. POS Pengoperasian Reservoir;
pp. POS Pemeliharaan Reservoir;
qq. POS Pengoperasian Sistem Zona;
rr. POS Pemeliharaan Sistem Zona;
ss. POS Pengoperasian Hidran Umum;
tt. POS Pemeliharaan Hidran Umum;
uu. POS Pengoperasian Hidran Kebakaran;
vv. POS Pemeliharaan Hidran Kebakaran;
ww. POS Pengiriman Air Dengan Mobil Tangki;
xx. POS Pembacaan Meter Air Pelanggan;
yy. POS Pemeliharaan Meter Air Pelanggan;
zz. POS Pengoperasian Pipa Dinas/Pipa Pelayanan;
aaa. POS Pemeliharaan Pipa Dinas/Pipa Pelayanan;
bbb. POS Penerimaan Pengadaan Bahan Kimia;
ccc. POS Pengelolaan Sarana dan Prasarana Laboratorium;
ddd. POS Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan Teknis dan Nonteknis;
eee. POS Pemeliharaan Perangkat Lunak, Perangkat Keras, dan Jaringan
Perangkat;
fff. POS Pengelolaan Basis data;
ggg. POS Pengelolaan Barang Gudang;
hhh. POS Penghapusan Aset;
iii. POS Penilaian Aset;
jjj. POS Pengamanan Bangunan Umum dan Gudang;
kkk. POS Pengelolaan Data Baca Meter Air;
lll. POS Pengawasan Kualitas Air; dan
mmm. POS Pemetaan Jaringan.

jdih.pu.go.id
- 46 –

a. POS PENGOPERASIAN BANGUNAN PENYADAP (INTAKE) BEBAS

Gambar 1. Skema Sistem Pengoperasian Bangunan Penyadap (Intake) Bebas

SAMBUNGAN
LANGGANAN (SL)

Gambar 2 Potongan Melintang Bangunan Penyadap (Intake) Bebas

jdih.pu.go.id
- 47 –

1) Model Prosedur Pengoperasian Bangunan Penyadap (Intake) Bebas

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


AIR BAKU
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
A Pengoperasian Bangunan HALAMAN:
Penyadap (Intake) Bebas

1. Tujuan
Menjamin ketersediaan air baku yang akan dialirkan ke unit
produksi.

2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pengoperasian bangunan penyadap (intake) bebas
meliputi:
a. mempersiapkan dengan pengaturan pintu air dan mengukur
debit;
b. melaksanakan kegiatan dengan mengoperasikan pintu air,
mengatur pengaliran dengan mengoperasikan pompa atau
mengatur katup;
c. mengawasi dengan memonitor kualitas air baku dan ketinggian
muka air sungai di papan duga; dan
d. melakukan kegiatan pelaporan.

3. Definisi
a. Unit air baku
Sarana pengambilan dan/atau penyedia air baku.
b. Unit produksi
Infrastruktur yang dapat digunakan untuk proses pengolahan
Air Baku menjadi Air Minum melalui proses fisika, kimia,
dan/atau biologi.
c. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya
disebut air baku
Air yang berasal dari sumber air permukaan, air tanah, air hujan
dan air laut yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air
baku untuk air minum.
d. Air minum
Air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum.
e. Air permukaan
Air baku yang berasal dari sungai, saluran irigasi, waduk, kolam,
situ atau danau.
f. Bangunan penyadap (intake) bebas
Tipe bangunan penyadap (intake) dimana air permukaan
mengalir secara bebas ke bak/sumuran penampung.

jdih.pu.go.id
- 48 –

g. Pengoperasian
Rangkaian kegiatan mulai dari persiapan hingga pelaksanaan
suatu sistem/komponen di dalam unit air baku hingga dapat
berjalan/ beroperasi dengan baik.
h. Papan duga
Alat pengamatan ketinggian muka air yang dibuat dari bahan
kayu kualitas kelas 1 atau aluminium atau enamel.

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan Kerja)


Perlengkapan K3L yang digunakan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi
antara lain perban, obat merah, dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
Kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri
dan lingkungan disekitarnya. Kewajiban itu sudah disepakati
oleh pemerintah melalui Kementerian yang menyelenggarakan
urusan di bidang ketenagakerjaan.
Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi
adalah:
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai
pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat
pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun

jdih.pu.go.id
- 49 –

berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk


melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas,
cairan kimia, dan sebagainya.
3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat pelindung
tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat
mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung
tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing
pekerjaan.
4) Rain coat atau jas hujan berfungsi sebagai pelindung dari
percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan
atau sedang mencuci alat).
5) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung
dari kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau
pakaian kantornya.
d. Rambu – rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.

6. Uraian Prosedur
a. Persiapan
Tahap persiapan meliputi:
1) mengamati dan mencatat ketinggian muka air pada papan
duga; dan
2) mengatur debit air baku yang masuk ke bangunan
penyadap (intake) melalui pengaturan pintu air dan katup.
b. Pengoperasian
Tahap pengoperasian meliputi:
1) mengambil sampel air baku untuk diperiksa di
laboratorium;
2) menghentikan aliran apabila kualitas air tidak bisa diolah di
unit produksi;
3) mengatur debit pengambilan air baku sesuai kebutuhan;
4) mengalirkan air baku ke unit produksi; dan
5) apabila menggunakan sistem perpompaan, maka
mengoperasikan pompa sesuai jumlah dan kapasitasnya,
sistem kontrol panel pompa dan kelistrikan atau genset
sebagaimana POS Pengoperasian Mekanikal dan Elektrikal.

c. Pengawasan
Tahap pengawasan meliputi:
1) memonitor ketinggian air baku;
2) memonitor secara visual kualitas air baku (kekeruhan);
3) mengecek dan memonitor kontrol panel pompa dan genset;
dan

jdih.pu.go.id
- 50 –

4) membaca dan mencatat aliran air (debit) dan tekanan air


pada alat ukur yang tersedia.

d. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi:
1) membuat laporan kondisi air baku; dan
2) membuat laporan pengoperasian bangunan penyadap
(intake) bebas.
7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Monitoring (FM) tentang Ketinggian Air Baku;
b. Formulir Monitoring (FM) tentang Kualitas Air Baku Secara
Visual;
c. Formulir Isian (FI) tentang Ketinggian Air Baku;
d. Formulir Isian (FI) tentang Data Debit Air;
e. Formulir Isian (FI) tentang Data Tekanan Air;
f. POS Pengoperasian Mekanikal Dan Elektrikal;
g. IK Pengambilan Sampel Air Baku;
h. IK Pembacaan Meter Air;
i. IK Pengoperasian Katup;
j. IK Pengukuran Debit;
k. IK Pembacaan dan Pencatatan Ketinggian Muka Air;
l. IK Pengoperasian Mekanikal dan Elektrikal Pompa;
m. IK Pengoperasian Panel Kontrol;
n. IK Pembuatan Laporan;
o. IK APAR;
p. IK K3L APD; dan
q. Laporan Informasi Kualitas Air Baku secara Visual.

jdih.pu.go.id
- 51 -

2) Diagram Alir Prosedur Pengoperasian Bangunan Penyadap (Intake) Bebas

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


AIR BAKU
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
A Pengoperasian Bangunan HALAMAN:
Penyadap (Intake) Bebas

Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai a. FM Ketinggian Air


1) Supervisor
Baku
Pengambilan
b. IK Pembacaan
Persiapan: meter air Air Baku
1. mengamati dan mencatat ketinggian c. IK Pengukuran 2) Operator
muka air pada papan duga; dan Debit Sumber Air
2. mengukur debit air baku yang masuk ke d. IK Pengoperasian Permukaan/
bangunan penyadap (intake) melalui katup Operator Air
pengaturan pintu air atau pengaturan e. IK K3L APD Baku/
katup. Operator
yang terkait

Pengambilan Sampel air baku : f. IK 3) Operator


3. mengambil sampel air baku untuk Pengambilan Sumber Air
diperiksa di laboratorium Sampel Air Permukaan/
Baku Operator Air
g. IK K3L APD Baku/
Operator
yang terkait

h. FI Ketinggian Air 4) Supervisor


Kualitas air Tidak Baku Laboratorium
baku i. FM Ketinggian Air 5) Supervisor
Baku Pengolahan
j. IK Pembacaan
Dan Pencatatan 6) Supervisor
Ya
Ketinggian Muka Pengambilan
Pengambilan Air Baku: Air Air Baku
4. mengatur debit; pengambilan air k. IK Pengambilan
7) Operator
Sampel Air Baku
baku sesuai kebutuhan Sumber Air
l. IK engoperasian
5. mengalirkan air baku ke unit Katup Permukaan/
produksi. m.IK K3L APD Operator Air
Baku/
Stop Pengambilan Air Baku :
Operator
6. menghentikan aliran apabila
A yang terkait
kualitas air tidak bisa diolah
di unit produksi.

jdih.pu.go.id
- 52 –

A 8) Operator
n. IK K3L APAR Sumber Air
o. IK K3L APD Permukaan/
p. POS Operator Air
Pengoperasian Baku/
Sistem Tidak
Mekanikal dan Operator
gravitasi ? Elektrikal yang terkait
Pengoperasian
Pompa:
Ya

q. FM Ketinggian 9) Supervisor
Air Baku Pengambilan
r. FM Kualitas Air Air Baku
Pengawasan: Baku Secara 10) Operator
7. memonitor tinggi ketinggian air baku; Visual Sumber Air
8. memonitor secara visual kualitas air s. FI data debit air Permukaan/
baku (kekeruhan); t. FI data tekanan Operator Air
9. mengecek dan memonitor kontrol panel air Baku/
pompa dan genset; u. IK Pembacaan Operator
10. membaca dan mencatat aliran air Meter Air yang terkait
(debit) dan tekanan air pada alat ukur v. IK Pembacaan
yang tersedia. Tekanan Air
w. IK
Pengoperasian
Panel Kontrol
x. IK K3L APD

jdih.pu.go.id
- 53 –

11) Supervisor
C
y. Laporan Pengambilan
Informasi Air Baku
Kualitas Air 12) Operator
Pelaporan: Sumber Air
Baku secara
11. membuat laporan kondisi air Permukaan
visual
baku; / Operator
z. IK Pembuatan
12. membuat laporan. Air Baku /
Laporan
pengoperasian Bangunan Operator
aa. IK K3L APAR
Penyadap (intake) bebas yang terkait
Selesai

Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan pos tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/ Dirtek/Dirum/ Direktur/Dirut


Manajer Terkait Manajer Terkait

jdih.pu.go.id
- 54 –

b. POS PEMELIHARAAN BANGUNAN PENYADAP (INTAKE) BEBAS

Gambar 1. Skema Sistem Pemeliharaan Bangunan Penyadap (Intake) Bebas

SAMBUNGAN
LANGGANAN (SL)

Gambar 2. Potongan Melintang Bangunan Penyadap (Intake) Bebas

jdih.pu.go.id
- 55 –

1) Model Prosedur Pemeliharaan Bangunan Penyadap (Intake) Bebas

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


AIR BAKU

NO. POS JUDUL POS REVISI KE:


B Pemeliharaan Bangunan HALAMAN:
Penyadap (Intake) Bebas
1. Tujuan
Memelihara sarana dan prasarana bangunan penyadap (intake) bebas
untuk kelancaran selama beroperasi.

2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan pemeliharaan bangunan penyadap (intake) bebas
ini meliputi:
a. memelihara secara rutin sarana dan prasarana bangunan penyadap
(intake) bebas dan lingkungan sekitarnya;
b. memelihara secara berkala sarana dan prasarana bangunan
penyadap (intake) bebas;
c. melakukan identifikasi kerusakan dan melakukan perbaikan
kerusakan sarana dan prasarana bangunan penyadap (intake) bebas;
dan
d. menyusun laporan kerusakan dan hasil pemeliharaan.

3. Definisi
a. Unit air baku
Sarana pengambilan dan/atau penyedia air baku.

b. Unit produksi
Infrastruktur yang dapat digunakan untuk proses pengolahan air
baku menjadi air minum melalui proses fisika, kimia, dan/atau
biologi.

c. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut
air baku
Air yang berasal dari sumber air permukaan, air tanah, air hujan
dan air laut yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku
untuk air minum.

d. Air minum
Air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum.

e. Air permukaan
Air baku yang berasal dari sungai, saluran irigasi, waduk, kolam,
situ atau danau.

f. Bangunan penyadap (intake) bebas


Tipe bangunan penyadap (intake) dimana air permukaan mengalir
secara bebas ke bak/sumuran penampung.

jdih.pu.go.id
- 56 –

g. Pemeliharaan rutin
Pemeliharaan yang dilakukan secara rutin dan merupakan
pembiayaan habis pakai guna menjaga usia pakai unit SPAM tanpa
penggantian peralatan/suku cadang.

h. Pemeliharaan berkala
Pemeliharaan yang dilakukan secara periodik dan memerlukan
biaya tambahan untuk penggantian peralatan/suku cadang guna
memperpanjang usia pakai unit SPAM.

i. Papan duga
Alat pengamatan ketinggian muka air yang dibuat dari bahan kayu
kualitas kelas 1 atau aluminium atau enamel.

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 122 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/15/MEN/VIII/2008 Tentang Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan Kerja)


Perlengkapan K3L yang digunakan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi antara
lain perban, obat merah, dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan
risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan
lingkungan disekitarnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh
pemerintah melalui Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.
Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi
adalah:
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai
pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala secara
langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat pengaman
saat bekerja di tempat yang becek ataupun berlumpur.

jdih.pu.go.id
- 57 –

Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari


benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dan
sebagainya.
3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat pelindung
tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat
mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung
tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
4) Rain coat atau jas hujan berfungsi sebagai pelindung dari
percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan atau
sedang mencuci alat).
5) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung
dari kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau pakaian
kantornya.
d. Rambu – rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.

6. Uraian Prosedur
a. Pemeliharaan rutin
Tahap pemeliharaan rutin meliputi:
1) membersihkan sampah di sekitar bar screen;
2) mengontrol sistem perpipaan diseluruh bagian bangunan
penyadap (intake) dan aksessorisnya dari kebocoran;
3) mengecek alat ukur aliran;
4) mengecek bangunan sipil umum, papan duga, bar screen dari
kerusakan struktur bangunan;
5) melakukan pengerukan lumpur di sekitar sungai dekat
bangunan penyadap (intake);
6) melakukan pengurasan lumpur di saluran masuk ke
bangunan penyadap (intake) dan bak penampungnya;
7) menjaga kebersihan papan duga; dan
8) mengecek kondisi pompa, genset dan kontrol panel, jika
pengaliran dilakukan menggunakan pompa.

b. Pemeliharaan berkala
Tahap pemeliharaan berkala meliputi:
1) mengecek bangunan sipil umum, bangunan papan duga,
bangunan bar screen dari kerusakan struktur bangunan;
2) mengecat bangunan sipil umum, bangunan papan duga,
bangunan bar screen dan peralatan dan perlengkapan lain
yang terbuat dari logam agar tidak berkarat; dan
3) memelihara pompa, genset, dan kontrol panel secara berkala,
jika pengaliran dilakukan dengan menggunakan pompa sesuai
dengan POS Pemeliharaan Mekanikal dan Elektrikal.

c. Identifikasi kerusakan sarana dan prasarana bangunan penyadap


(intake) bebas
Tahap identifikasi kerusakan sarana dan prasarana bangunan
penyadap (intake) bebas meliputi:
1) mengidentifikasi kerusakan fisik bangunan utama dan
penunjang (bangunan sipil);

jdih.pu.go.id
- 58 –

2) mengidentifikasi kerusakan/kebocoran pipa;


3) mengidentifikasi kerusakan pompa;
4) mengidentifikasi kerusakan genset; dan
5) mengidentifikasi kerusakan motor pompa.
d. Perbaikan kerusakan sarana dan prasarana bangunan penyadap
(intake) bebas
Tahap perbaikan kerusakan sarana dan prasarana bangunan
penyadap (intake) bebas meliputi:
1) memperbaiki kerusakan tanpa penggantian peralatan atau
suku cadang; dan
2) memperbaiki kerusakan dengan penggantian peralatan atau
suku cadang.
e. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi:
a. menyusun laporan hasil pemeliharaan sarana dan prasarana;
dan
b. menyusun laporan perbaikan kerusakan.
7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Monitoring (FM) tentang Pemeliharaan Rutin;
b. Formulir Isian (FI) tentang Pemeliharaan Rutin;
c. Formulir Isian (FI) tentang Permintaan Barang dan/atau bahan
bakar;
d. Formulir Isian (FI) tentang Identifikasi kerusakan;
e. Formulir Isian (FI) tentang Laporan Tingkat Kerusakan;
f. IK Pemeliharaan Bar Screen;
g. IK Pemeliharaan Pipa;
h. IK Pemeliharaan Bangunan Bangunan Penyadap (intake);
i. IK Pemeliharaan Katup;
j. IK Pengerukan dan Pengurasan Lumpur;
k. IK Pemeliharaan Panel;
l. IK Pemeliharaan Alat Ukur;
m. IK Pemeliharaan Pipa Transmisi Air baku;
n. IK Pemeliharaan Panel;
o. IK Perbaikan Sarana dan Prasarana;
p. IK K3L APAR;
q. IK K3L APD;
r. IK Pembuatan Laporan;
s. POS Pemeliharaan Mekanikal dan Elektrikal;
t. Laporan Rekomendasi;
u. Laporan hasil pencatatan dan pemeliharaan Sarana dan Prasarana;
dan
v. Laporan Kerusakan Sarana dan Prasarana.

jdih.pu.go.id
- 59 –

2) Diagram Alir Prosedur Pemeliharaan Bangunan Penyadap Intake Bebas

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


AIR BAKU
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
B Pemeliharaan Bangunan HALAMAN:
Penyadap (Intake) Bebas

Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai 1) Staf
a. FI Pemeliharaan Pemeliharaan
Rutin
Pemeliharaan Rutin: Bangunan
b. FM Pemeliharaan
1. membersihkan sampah di sekitar bar Pangambilan
Rutin
screen;
c. IK Pemeliharaan
Air Baku/Staf
2. mengontrol sistem perpipaan Bar Screen yang terkait
diseluruh bagian Bangunan d. IK Pemeliharaan 2) Staf
Penyadap (intake) , katup dan Pipa Pemeliharaan
aksessorisnya dari kebocoran; Instrumentasi
e. IK Pemeliharaan
3. mengecek alat ukur aliran; Bangunan
4. mengecek bangunan sipil umum, Penyadap (intake)
papan duga, bar screen dari f. IK Pemeliharaan
kerusakan struktur bangunan; Katup
5. melakukan pengerukan lumpur di
g. IK Pengerukan
sekitar sungai dekat Bangunan
dan Pengurasan
Penyadap (intake) ;
Lumpur
6. melakukan pengurasan lumpur di h. IK K3L APD
saluran masuk ke Bangunan
Penyadap (intake) dan bak
penampungnya; dan
7. menjaga kebersihan papan duga.

Tidak 3) Staf
i. FI Pemeliharaan
Rutin Pemeliharaan
Sistem
j. FM Bangunan
Gravitasi?
Pemeliharaan Pangambilan
Rutin Air Baku/ Staf
Pemeliharaan Rutin k. IK K3L APD
l. IK K3L APAR yang terkait
Ya 8. memelihara sistem
m.POS 4) Staf
perpompaan; dan
Pemeliharaan Pemeliharaan
9. memelihara genset;
n. Mekanikal dan Mekanikal
Elektrikal 5) Staf
Pemeliharaan
A Elektrikal
B

jdih.pu.go.id
- 60 –

A B
o. FI Permintaan 6) Staf
Barang Pemeliharaan
Pemeliharaan Pemeliharaan dan/atau Bangunan
Berkala: Berkala: bahan bakar Pangambilan
12. mengecek 10. memelihara p. IK Air Baku/ Staf
sistem Pemeliharaan yang terkait
bangunan sipil
perpompaan Alat Ukur 7) Staf
umum,
; dan q. IK Pemeliharaan
bangunan papan
11. memelihara Pemeliharaan Instrumentasi
duga, bangunan 8) Staf
genset Panel
bar screen dari Pemeliharaan
r. IK K3L APAR
kerusakan Mekanikal
s. IK K3L APD
struktur 9) Staf
t. POS
bangunan; dan Pemeliharaan
Pemeliharaan
13. mengecat Mekanikal dan Elektrikal
bangunan sipil Elektrikal
umum,
bangunan papan
duga, bangunan
bar screen dan
peralatan dan
perlengkapan
lain yang terbuat
dari logam agar
tidak berkarat

10) Supervisor
Memeriksa Adanya Kerusakan u. FI Identifikasi Pemeliharaan
Sarana dan Prasarana : kerusakan Bangunan
v. FI Laporan Unit Instalasi,
Identifikasi Mekanikal,
Tingkat
Kerusakan: Elektrikal,
Kerusakan
14. kerusakan fisik dan
w. FI Instrumentasi
Ada Ya bangunan Permintaan 11) Staf
kerusa utama dan Barang Pemeliharaan
kan penunjang dan/atau Bangunan
sarana (bangunan bahan bakar Pangambilan
dan sipil); x. IK K3L APAR Air Baku/ Staf
prasara 15. kerusakan/ y. IK K3L APD yang terkait
na? kebocoran pipa; z. POS 12) Staf
16. kerusakan Kerjasama Pemeliharaan
Pemeliharaan Instrumentasi
pompa;
13) Staf
Tidak 17. kerusakan dengan pihak
Pemeliharaan
genset; dan ketiga Mekanikal
18. kerusakan aa. Laporan 14) Staf
motor pompa. Rekomendasi Pemeliharaan
C Elektrikal

jdih.pu.go.id
- 61 –

C D 15) Supervisor
bb. FI Pemeliharaan
Identifikasi Bangunan
Analisis Tingkat Kerusakan: kerusakan Unit Instalasi,
19. kerusakan fisik bangunan Mekanikal,
cc. FI Laporan
utama dan penunjang; Elektrikal,
Tingkat dan
20. kerusakan/Kebocoran pipa; Kerusakan Instrumentasi
21. kerusakan pada peralatan dd. FI 16) Staf
pompa, motor pompa, genset Permintaan Pemeliharaan
dan panel listrik; Barang Bangunan
dan/atau Pangambilan
bahan bakar Air Baku/ Staf
ee. IK K3L APAR yang terkait
Tindak Lanjut dan Rekomendasi ff. POS 17) Staf
Kerjasama Pemeliharaan
atas Kerusakan yang terjadi :
Instrumentasi
22. membuat laporan kerusakan; Pemeliharaan
18) Staf
23. melakukan koordinasi dengan dengan pihak Pemeliharaan
unit kerja terkait; ketiga Mekanikal
24. membuat rekomendasi gg. Laporan 19) Staf
usulan perbaikan kerusakan.
Rekomendasi Pemeliharaan
Elektrikal

Tidak Perbaikan
Sendiri?

Kerjasama dengan
Pihak Ketiga Ya

20) Staf
Pemeliharaan
Perbaikan Kerusakan: hh. IK Perbaikan Bangunan
Sarana dan Pangambilan
25. memperbaiki kerusakan
Prasarana Air Baku/ Staf
tanpa penggantian
ii. FI yang terkait
peralatan atau suku Permintaan 21) Staf
cadang; Barang Pemeliharaan
26. memperbaiki kerusakan dan/atau Instrumentasi
dengan penggantian bahan bakar 22) Staf
peralatan atau suku jj. K3L APD Pemeliharaan
cadang. Mekanikal
23) Staf
Pemeliharaan
Elektrikal
24) Pihak ketiga
E F

jdih.pu.go.id
- 62 –

E F 25) Supervisor
kk. Laporan Hasil Pemeliharaan
Pencatatan Bangunan
Pemeliharaan Unit Instalasi,
Sarana dan Mekanikal,
Pelaporan : Prasarana Elektrikal,
27. menyusun laporan hasil ll. Laporan dan
pemeliharaan sarana dan Kerusakan Instrumentasi
Sarana dan 26) Staf
prasarana; dan Prasarana
28. menyusun laporan perbaikan Pemeliharaan
mm. IK Pembuatan Bangunan
kerusakan. Laporan Pangambilan
nn. IK K3L APAR Air Baku/ Staf
yang terkait

Selesai

Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan pos tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/Manajer Direktur/Dirut


Terkait Terkait

jdih.pu.go.id
- 63 –

c. POS PENGOPERASIAN BANGUNAN PENYADAP (INTAKE) SUMURAN

Gambar 1. Skema Sistem Pengoperasian Bangunan Penyadap (Intake)


Sumuran

SAMBUNGAN
LANGGANAN (SL)

Gambar 2. Potongan Melintang Bangunan Penyadap (Intake) Sumuran

Bangunan Bangunan
Penyadap (intake)

Sumur
Sungai Bangunan
Penyadap
(intake)

Pompa
Inlet

jdih.pu.go.id
- 64 –

1) Model Prosedur Pengoperasian Bangunan Penyadap (Intake)


Sumuran
LOGO dan KOP UNIT SPAM:
AIR BAKU
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
C Pengoperasian Bangunan HALAMAN:
Penyadap (Intake) Sumuran
1. Tujuan
Menjamin ketersediaan air baku yang akan dialirkan ke unit produksi.

2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pengoperasian bangunan penyadap (intake)
sumuran meliputi:
a. mempersiapkan dengan mengecek debit air keluar bangunan
penyadap (intake);
b. melaksanakan kegiatan dengan mengambil sampel air baku,
pencatatan ketinggian muka air, mengatur pengaliran dengan
menyalakan pompa atau membuka katup;
c. mengawasi dengan memonitor kualitas air baku, memonitor
ketinggian muka air, kontrol panel pompa, dan genset serta
mengecek dan membaca data debit dan tekanan melalui alat
ukur; dan
d. melakukan kegiatan pelaporan.

3. Definisi
Unit air baku
Sarana pengambilan dan/atau penyedia air baku.

a. Unit produksi
Infrastruktur yang dapat digunakan untuk proses pengolahan Air
Baku menjadi Air Minum melalui proses fisika, kimia, dan/atau
biologi.
b. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya
disebut air baku
air yang berasal dari sumber air permukaan, air tanah, air hujan
dan air laut yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku
untuk air minum.
c. Air minum
Air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum.
d. Air permukaan
Air baku yang berasal dari sungai, saluran irigasi, waduk, kolam,
situ atau danau.
e. Bangunan penyadap (intake) sumuran
Jenis bangunan penyadap (intake) yang dibangun dalam bentuk
sumuran yang dihubungkan dengan sumber air permukaan
menggunakan saluran/pipa penghubung sehingga membentuk
bejana berhubungan.
f. Pengoperasian
Rangkaian kegiatan mengoperasikan sarana dan prasarana mulai
dari persiapan, pelaksanaan, pengawasan hingga pelaporan
suatu sistem/komponen SPAM hingga dapat berjalan/beroperasi

jdih.pu.go.id
- 65 –

dengan baik.
g. Papan duga
Alat pengamatan ketinggian muka air yang dibuat dari bahan
kayu kualitas kelas 1 atau aluminium atau enamel.

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.
f. Standar Nasional Indonesia 6775 Tahun 2008 tentang Tata Cara
Pengoperasian dan Pemeliharaan Unit Paket Instalasi Pengolahan
Air.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan Kerja)


Perlengkapan K3L yang digunakan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi antara
lain perban, obat merah, dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri
dan lingkungan disekitarnya. Kewajiban itu sudah disepakati
oleh pemerintah melalui Kementerian yang menyelenggarakan
urusan di bidang ketenagakerjaan.
Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi
adalah:
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai
pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat
pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk
melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas,
cairan kimia, dan sebagainya.

jdih.pu.go.id
- 66 –

3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat pelindung


tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat
mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung
tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing
pekerjaan.
4) Safety harness atau tali pengaman berfungsi sebagai
pengaman saat bekerja di ketinggian. Diwajibkan
menggunakan alat ini di ketinggian lebih dari 1,8 meter.
5) Ear plug/ear muff atau penutup telinga berfungsi sebagai
pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.
6) Rain coat atau jas hujan berfungsi sebagai pelindung dari
percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan
atau sedang mencuci alat).
7) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung
dari kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau
pakaian kantornya.
d. Rambu pengaman disekitar bangunan Bangunan Penyadap
(intake) sumuran.

6. Uraian Prosedur
a. Persiapan
Tahap persiapan meliputi:
1) mengecek kondisi air yang keluar dari bangunan penyadap
(intake); dan
2) mengecek kelengkapan dan kondisi rambu-rambu disekitar
Bangunan Penyadap (intake) sumuran.
b. Pengoperasian
Tahap pengoperasian meliputi:
1) mencatat ketinggian muka air di papan duga;
2) mengatur buka/tutup katup pipa penyaluran dari sumuran;
3) mengambil sampel air baku untuk diperiksa di laboratorium;
4) mengatur debit pengambilan air baku sesuai kebutuhan
apabila kualitas air baku bisa diolah;
5) mengalirkan air baku ke unit produksi;
6) menghentikan pengambilan air baku apabila air baku tidak
bisa diolah;
7) mengoperasikan pompa untuk mengalirkan air baku ke unit
produksi sesuai dengan POS Pengoperasian Mekanikal dan
Elektrikal; dan
8) mengoperasikan genset sesuai dengan POS Pengoperasian
Mekanikal dan Elektrikal.
c. Pengawasan
Tahap pengawasan meliputi:
1) memonitor ketinggian air baku;
2) memonitor secara visual kualitas air baku (kekeruhan);
3) mengecek dan memonitor kontrol panel pompa dan genset;
dan

jdih.pu.go.id
- 67 –

4) mengecek dan membaca data debit dan tekanan air pada


alat ukur.
d. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi:
1) membuat laporan kondisi air baku; dan
2) membuat laporan pengoperasian bangunan penyadap
(intake) sumuran.
7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Monitoring (FM) tentang Debit Air Baku;
b. Formulir Monitoring (FM) tentang Kondisi Sarana dan Prasarana;
c. Formulir Monitoring (FM) tentang Tingkat Kekeruhan Air Baku;
d. Formulir Monitoring (FM) tentang Aliran Air;
e. Formulir Monitoring (FM) tentang Panel Kontrol;
f. Formulir Isian (FI) tentang Ketinggian Air Baku;
g. IK Pengambilan Sampel Air Baku;
h. IK Pembacaan dan Pencatatan Ketinggian Muka Air;
i. IK Pengoperasian Katup;
j. IK K3L APAR;
k. IK K3L APD;
l. IK Pembuatan Laporan;
m. POS Pengoperasian Mekanikal dan Elektrikal; dan
n. Laporan Informasi Tingkat Kekeruhan Air Baku.

jdih.pu.go.id
- 68 –

2) Diagram Alir Prosedur Pemeliharaan Bangunan Penyadap (Intake) Bebas

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


AIR BAKU
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
C Pengoperasian Bangunan HALAMAN:
Penyadap (Intake) Sumuran

Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai 1) Supervisor
a. FM Debit air
b. FM Kondisi Pengambilan
Tahap Persiapan : Sarana dan Air Baku
1. mengecek kondisi air yang masuk Prasarana 2) Operator
sumuran dan keluar bangunan c. IK K3L APD Sumber Air
penyadap (intake); dan Permukaan/
2. mengecek keberadaan dan kondisi Operator
rambu-rambu disekitar sumuran. yang terkait

Pengaturan Katup d. FM Ketinggian


Air Baku
3) Operator
3. mencatat ketinggian muka air pada
e. IK Sumber Air
papan duga;
Pengoperasian Permukaan/
4. Mengatur buka/tutup katup pipa
Katup Operator
penyaluran dari sumuran. yang terkait
f. IK K3L APD
▪ M
e
n
Pekerjaan pengambilan dang 4) Operator
g. IK
Pemeriksaan sampel air baku : a Sumber Air
Pengambilan
5. mengambil sampel air baku untuk m Permukaan/
Sampel Air
diperiksa di laboratorium. bi Operator
h. IK K3L APD
l yang terkait
s 5) Staf
a Sampling
m
p
el i. FI Ketinggian Air 6) Supervisor
ai Baku
Air Baku Tidak Laboratorium
r j. FM Ketinggian
Masih Bisa b 7) Supervisor
Air Baku
Diolah? a Pengolahan
k. IK Pembacaan
Stop k Dan Pencatatan 8) Supervisor
u Ketinggian Muka Pengambilan
Pengambilan Air
Ya u Air Air Baku
Baku :
n l. IK Pengambilan 9) Operator
t Sampel Air Baku Sumber Air
Pengambilan Air Baku: u m. IK Pengoperasian Permukaan/
6. mengatur debit pengambilan k Katup Operator
air baku sesuai kebutuhan. di n. IK K3L APD yang terkait
p
er
A ik
s
a
di
la
b jdih.pu.go.id
or
at
or
- 69 –

A
10) Operator
o. IK
Pengoperasian Sumber Air
Katup Permukaan
Penyaluran Air Baku: p. IK K3L APAR / Operator
7. menyalurkan air baku ke q. IK K3L APD yang terkait
unit produksi. r. POS
Pengoperasian
Makanikal dan
Pengoperasian Pompa : Elektrikal
8. mengoperasikan pompa.

▪ M
e
n
g
a
m s. IK 11) Operator
b Pengoperasian Sumber Air
Sumber Tidak Panel Listrik
listrik
i Permukaan
PLN?
l t. IK K3L APAR / Operator
u. IK K3L APD
s yang terkait
a
v. POS
m Pengoperasian
Pengoperasian Genset :
p Makanikal dan
9. mengoperasikan e Elektrikal
genset. l
Ya
a ▪ M
i e
r n
g
b a
a w. FMmKualitas 12) Supervisor
k b
Pengawasan : Airi Baku Pengambila
u
10. memonitor tinggi x. FMl Aliran Air n Air Baku
u (debit) 13) Operator
ketinggian air baku;
n y. FMs panel
11. memonitor secara visual Sumber Air
t kontrol
a
kualitas air baku u z. IK m Permukaan
k p / Operator
(kekeruhan); Pembacaan
e
12. mengecek dan memonitor d Alat
l Ukur yang terkait
kontrol panel pompa dan i Aliran dan
genset; p Tekanan
a Air
e aa.IK iK3L APD
13. mengecek dan membaca r r
data aliran (debit) dan i
k b
tekanan air pada alat s a
ukur yang ada. a k
u
d
i u
n
l t
a u
B b k
o
r d
a i
t p
o e
r r
i i jdih.pu.go.id
u k
m s
a
- 70 –

B
bb. IK 14) Supervisor
Pembuatan Pengambila
Laporan n Air Baku
cc. IK K3L 15) Operator
APAR Sumber Air
Pelaporan : dd. Laporan Permukaan
Informasi / Operator
14. membuat laporan kondisi air yang terkait
baku; dan Tingkat
Kekeruhan
15. membuat laporan
Air Baku
pengoperasian bangunan
penyadap (intake) sumuran

Selesai

Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan pos tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/Manajer Direktur/Dirut


Terkait Terkait

jdih.pu.go.id
- 71 –

d. POS PEMELIHARAAN BANGUNAN PENYADAP (INTAKE) SUMURAN

Gambar 1. Skema Sistem Pemeliharaan Bangunan Penyadap (Intake)


Sumuran

SAMBUNGAN
LANGGANAN (SL)

Gambar 2. Potongan Melintang Bangunan Penyadap (Intake) Sumuran

Bangunan Bangunan
Penyadap (intake) Sumuran

Sumur
Sungai Bangunan
Penyadap
(intake)

Pompa
Inlet

jdih.pu.go.id
- 72 –

1) Model Prosedur Pemeliharaan Bangunan Penyadap (Intake)


Sumuran
LOGO dan KOP UNIT SPAM:
AIR BAKU
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
D Pemeliharaan Bangunan HALAMAN:
Penyadap (Intake) Sumuran
1. Tujuan
Memelihara sarana dan prasarana bangunan penyadap (intake)
sumuran untuk kelancaran selama beroperasi.

2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pemeliharaan bangunan penyadap (intake) sumuran
meliputi :
a. memelihara secara rutin sarana dan prasarana Bangunan
Penyadap (intake) sumuran dan lingkungan sekitarnya;
b. memelihara secara berkala sarana dan prasarana Bangunan
Penyadap (intake) sumuran, melakukan identifikasi kerusakan dan
melakukan perbaikan kerusakan sarana dan prasarana Bangunan
Penyadap (intake) sumuran bila ada; dan
c. menyusun laporan kerusakan dan hasil pemeliharaan.

3. Definisi
a. Unit air baku
sarana pengambilan dan/atau penyedia air baku.

b. Unit Produksi
Infrastruktur yang dapat digunakan untuk proses pengolahan Air
Baku menjadi Air Minum melalui proses fisika, kimia, dan/atau
biologi.

c. Air Baku untuk Air Minum Rumah Tangga, yang selanjutnya


disebut Air Baku
Air yang berasal dari sumber air permukaan, air tanah, air hujan
dan air laut yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai Air Baku
untuk Air Minum.

d. Air minum
Air Minum Rumah Tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum.

e. Air permukaan
Air baku yang berasal dari sungai, saluran irigasi, waduk, kolam,
situ atau danau.

f. Bangunan penyadap (intake) sumuran


suatu jenis bangunan penyadap (intake) dengan cara membangun
sumur di dasar sungai dan menggunakan pipa untuk
mendapatkan airnya.

jdih.pu.go.id
- 73 –

g. Pemeliharaan rutin
Pemeliharaan yang dilakukan secara rutin guna menjaga usia
pakai dan unit SPAM tanpa penggantian peralatan/suku cadang.

h. Pemeliharaan berkala
Pemeliharaan yang dilakukan secara berkala (dalam periode lebih
lama dari pemeliharaan rutin) guna memperpanjang usia pakai
unit SPAM yang biasanya diikuti dengan penggantian suku
cadang.

i. Papan duga
Alat duga air atau alat pengamatan tinggi muka air yang dibuat
dari bahan kayu kualitas kelas 1 atau aluminium atau enamel.

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.
e. Standar Nasional Indonesia Nomor 6775 Tahun 2008 tentang Tata
Cara Pengoperasian dan Pemeliharaan Unit Paket Instalasi
Pengolahan Air.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan Kerja)


Perlengkapan K3L yang digunakan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi antara
lain perban, obat merah dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan
risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan
lingkungan disekitarnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh
pemerintah melalui Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.
Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi
adalah:
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai
pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat pengaman
saat bekerja di tempat yang becek ataupun berlumpur.
Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki

jdih.pu.go.id
- 74 –

dari benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dan
sebagainya.
3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat pelindung
tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat
mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung
tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
4) Safety harness atau tali pengaman berfungsi sebagai
pengaman saat bekerja di ketinggian. Diwajibkan
menggunakan alat ini di ketinggian lebih dari 1,8 meter.
5) Ear plug/ear muff atau penutup telinga berfungsi sebagai
pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.
6) Rain coat atau jas hujan berfungsi sebagai pelindung dari
percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan
atau sedang mencuci alat).
7) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung
dari kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau pakaian
kantornya.
d. Rambu – rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.
6. Uraian Prosedur
a. Pemeliharaan rutin
Tahap pemeliharaan rutin meliputi:
1) membersihkan sampah disekitar di sekitar bar screen;
2) membersihkan rumput di sekitar bangunan penyadap
(intake);
3) mengontrol sistem perpipaan diseluruh bagian Bangunan
Penyadap (intake), katup dan aksessoriesnya dari kebocoran;
4) melakukan pengurasan lumpur di saluran pipa masuk ke
Bangunan Penyadap (intake) dan sumurannya;
5) menjaga kebersihan papan duga;
6) mengecek bangunan rumah pompa, papan duga, bar screen
dari kerusakan; dan
7) melakukan pengerukan lumpur di sekitar sungai dekat
bangunan penyadap (intake).

b. Pemeliharaan berkala
Tahap pemeliharaan berkala meliputi:
1) mengecek bangunan sipil umum, papan duga, dan bar screen
dari kerusakan struktur bangunan;
2) mengecat bangunan sipil umum dan peralatan dan
perlengkapan lain yang terbuat dari logam agar tidak
berkarat;
3) memelihara pompa sesuai dengan POS Pemeliharaan
Mekanikal dan Elektrikal; dan

4) memelihara genset sesuai dengan POS Pemeliharaan


Mekanikal dan Elektrikal.

c. Identifikasi kerusakan sarana dan prasarana


Tahap identifikasi kerusakan sarana dan prasarana meliputi:
1) mengidentifikasi kerusakan fisik bangunan utama dan
penunjang;
2) memeriksa kebocoran pipa bangunan penyadap (intake);
3) mengidentifikasi kerusakan pompa;
4) mengidentifikasi kerusakan genset; dan

jdih.pu.go.id
- 75 –

5) mengidentifikasi kerusakan motor pompa.

d. Perbaikan Kerusakan sarana dan prasarana


Tahap identifikasi kerusakan sarana dan prasarana meliputi:
a. memperbaiki kerusakan tanpa penggantian peralatan atau
suku cadang; dan
b. memperbaiki kerusakan dengan penggantian peralatan atau
suku cadang.

e. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi:
1) membuat laporan hasil pemeliharaan sarana dan prasarana di
bangunan penyadap (intake) sumuran; dan
2) membuat laporan perbaikan kerusakan.

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Isian (FI) tentang Identifikasi Kerusakan;
b. Formulir Isian (FI) tentang Laporan Tingkat Kerusakan;
c. Formulir Isian (FI) tentang Permintaan Barang dan/atau bahan
bakar;
d. IK Pemeliharaan Screen;
e. IK Pemeliharaan Pipa;
f. IK Pemeliharaan Katup;
g. IK Pemeliharaan Bangunan Bangunan Penyadap (intake);
h. IK Pemeliharaan Panel;
i. IK K3L APD;
j. IK K3L APAR;
k. IK Pembuatan Laporan;
l. POS Pemeliharaan Mekanikal dan Elektrikal;
m. POS Pengoperasian dan Pengolahan Lumpur;
n. POS Kerjasama Pemeliharaan dengan Pihak Ketiga;
o. Laporan Rekomendasi;
p. Laporan Hasil Pencatatan dan pemeliharaan Sarana dan
Prasarana; dan
q. Laporan Kerusakan Sarana dan Prasarana.

jdih.pu.go.id
- 76 –

2) Diagram Alir Prosedur Pemeliharaan Bangunan Penyadap (Intake)


Sumuran
LOGO dan KOP UNIT SPAM:
AIR BAKU
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
D Pemeliharaan Bangunan HALAMAN:
Penyadap (Intake) Sumuran
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai a. IK Pemeliharaan
Bar Screen 1) Staf
b. IK Pemeliharaan Pemeliharaan
Pemeliharaan Rutin : Pipa Bangunan
1. membersihkan sampah disekitar di c. IK Pemeliharaan Pangambilan
sekitar bar screen; Katup Air Baku /Staf
2. membersihkan rumput di sekitar d. IK Pemeliharaan yang terkait
Bangunan 2) Staf
bangunan penyadap (intake) ;
Bangunan Pemeliharaan
3. mengontrol sistem perpipaan diseluruh Penyadap Instrumentasi
bagian bangunan penyadap (intake) , (Bangunan
katup dan aksessoriesnya dari Penyadap (intake))
kebocoran; e. IK K3L APAR
4. melakukan pengurasan lumpur di f. IK K3L APD
saluran pipa masuk ke bangunan g. POS
Pengoperasian
penyadap (intake) dan sumurannya; dan Pengolahan
5. menjaga kebersihan papan duga; Lumpur
6. mengecek bangunan rumah pompa,
papan duga, bar screen dari kerusakan;
7. melakukan pengerukan lumpur di
sekitar sungai dekat bangunan
penyadap (intake) .

Pemeliharaan Berkala: h. IK K3L APD 3) Staf


8. mengecek bangunan sipil umum, papan i. IK K3L Pemeliharaan
duga dan bar screen dari kerusakan Penanganan Mekanikal
struktur bangunan; Kebakara
4) Staf
9. mengecat bangunan sipil umum dan j. POS
Pemeliharaan
Pemeliharaan
peralatan dan perlengkapan lain yang
Mekanikal dan Elektrikal
terbuat dari logam agar tidak berkarat; Elektrikal 5) Staf
10. memelihara sistem perpompaan; dan Pemeliharaan
11. memelihara genset. Instrumentasi

k. FI Identifikasi 6) Staf
Pemeriksaan Adanya Kerusakan kerusakan Pemeliharaan
Sarana dan Prasarana l. FI Laporan Bangunan
Tingkat Pangambilan
Kerusakan Air Baku /Staf
m.IK K3L APAR yang terkait
A n. IK K3L APD 7) Staf
Pemeliharaan
Mekanikal

jdih.pu.go.id
- 77 –

8) Staf
o. FI Permintaan
Pemeliharaan
Barang
Elektrikal
A dan/atau
9) Staf
bahan bakar
Pemeliharaan
Instrumentasi

Identifikasi 10) Staf


p. FI Laporan
Kerusakan Sarana Pemeliharaan
Tingkat
dan Prasarana : Bangunan
12. Mengidentifikasi Kerusakan Pangambilan
kerusakan fisik q. FI Permintaan Air Baku/ Staf
bangunan utama Barang yang terkait
dan penunjang dan/atau 11) Staf
Ada 13. Mengidentifikasi
kerusakan
bahan bakar Pemeliharaan
Ya kebocoran pipa
sarana r. IK K3L APAR Instrumentasi
Bangunan
dan 12) Staf
prasarana Penyadap (intake) s. IK K3L APD
? 14. Mengidentifikasi t. POS Pemeliharaan
kerusakan pada Kerjasama Mekanikal
peralatan ME 13) Staf
Pemeliharaan
Pemeliharaan
dengan pihak
Elektrikal
ketiga 14) Pihak ketiga
u. Laporan
Rekomendasi

Tidak
Perbaikan
Sendiri?

Kerjasama
Tidak
dengan Pihak
Ketiga Ya

Perbaikan Kerusakan:
15. memperbaiki kerusakan
tanpa penggantian; peralatan
atau suku cadang
16. memperbaiki kerusakan
dengan penggantian suku
cadang.

B C

jdih.pu.go.id
- 78 –

B C 15) Supervisor
v. Laporan hasil
Pemeliharaan
pencatatan
Bangunan
dan Unit Instalasi,
Pelaporan : pemeliharaan Mekanikal,
17. membuat laporan hasil Sarana dan Elektrikal,
pemeliharaan sarana dan Prasarana dan
prasarana di bangunan penyadap w. Laporan Instrumentasi
(intake) sumuran; dan Kerusakan 16) Supervisor
18. membuat laporan perbaikan Sarana dan Pengambilan
kerusakan. Air Baku/
Prasarana
x. IK Pembuatan Supervisor
Terkait
Laporan
y. IK K3L APAR
Selesai

Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan pos tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/Manajer Direktur/Dirut


Terkait Terkait

jdih.pu.go.id
- 79 –

e. POS PENGOPERASIAN BANGUNAN PENYADAP (INTAKE) BENDUNG

Gambar 1. Skema Sistem Pengoperasian Bangunan Penyadap (Intake)


Bendung

SAMBUNGAN
LANGGANAN (SL)

Gambar 2. Bangunan Penyadap (Intake) dengan Bendung

jdih.pu.go.id
- 80 –

1) Model Prosedur Pengoperasian Bangunan Penyadap (Intake)


Bendung
LOGO dan KOP UNIT SPAM:
AIR BAKU

NO. POS JUDUL POS REVISI KE:


E Pengoperasian Bangunan HALAMAN:
Penyadap (Intake) Bendung
1. Tujuan
Menjamin ketersediaan air baku yang akan dialirkan ke unit produksi.

2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pengoperasian bangunan penyadap (intake) bendung
meliputi:
a. mempersiapkan dengan mencatat ketinggian muka air dan
mengukur debit yang melalui pintu air;
b. melaksanakan kegiatan dengan mengambil sampel air baku,
mengatur pengambilan air baku sesuai kebutuhan, menyalurkan
air baku ke unit produksi dengan mengoperasikan pompa dan
atau mengatur katup;
c. mengawasi dengan memonitor ketinggian air baku, kualitas air
baku, kontrol panel pompa dan genset serta mengecek dan
membaca data debit dan tekanan melalui alat ukur; dan
d. melakukan kegiatan pelaporan.

3. Definisi
a. Unit air baku
sarana pengambilan dan/atau penyedia air baku.

b. Unit produksi
Infrastruktur yang dapat digunakan untuk proses pengolahan air
baku menjadi air minum melalui proses fisika, kimia, dan/atau
biologi.
c. Air minum
Air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum.

d. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya


disebut air baku
Air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air
tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu
sebagai air baku untuk air minum.

e. Air permukaan
Air baku yang berasal dari sungai, saluran irigasi, waduk, kolam
atau danau.

f. Bangunan penyadap (intake) bendung


Tipe bangunan penyadap (intake) dimana permukaan air dibagian
hilir dari lokasi bangunan penyadap (intake) ditinggikan dengan

jdih.pu.go.id
- 81 –

bangunan bendung (dapat disamping bangunan penyadap (intake)


atau dibagian hilir).

g. Pengoperasian
Rangkaian kegiatan mulai dari persiapan hingga pelaksanaan
suatu sistem/komponen di dalam unit air baku hingga dapat
berjalan/ beroperasi dengan baik.

h. Papan duga
Alat pengamatan ketinggian muka air yang dibuat dari bahan
kayu kualitas kelas 1 atau aluminium atau enamel.

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/15/MEN/VIII/2008 Tentang Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan Kerja)


Perlengkapan K3L yang digunakan meliputi:

a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)


berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi antara
lain perban, obat merah, dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri
dan lingkungan di sekitarnya. Kewajiban itu sudah disepakati
oleh pemerintah melalui Kementerian yang menyelenggarakan
urusan di bidang ketenagakerjaan.

Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi


adalah:
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai
pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat pengaman

jdih.pu.go.id
- 82 –

saat bekerja di tempat yang becek ataupun berlumpur.


Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki
dari benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dan
sebagaianya.
3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat pelindung
tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat
mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung
tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
4) Ear plug/ear muff atau penutup telinga berfungsi sebagai
pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.
5) Rain coat atau jas hujan berfungsi sebagai pelindung dari
percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan
atau sedang mencuci alat).
6) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi sebagai alat
pelindung dari kotoran yang menempel pada pakaian dinas
atau pakaian kantornya.
d. Rambu – rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.

6. Uraian Prosedur
a. Persiapan
Tahap persiapan meliputi:
1) mencatat ketinggian muka air pada papan duga atau AWLR;
dan
2) mengukur debit air menggunakan alat ukur.

b. Pengoperasian
Tahap pengoperasian meliputi:
1) mengambil sampel air baku untuk diperiksa di laboratorium
produksi;
2) mencatat ketinggian muka air pada papan duga atau AWLR;
3) menghentikan pengambilan air apabila kualitas air tidak bisa
diolah di unit produksi;
4) pengaliran air dilanjutkan apabila kualitas air bisa diolah di
unit produksi;
5) menyalurkan air baku ke unit produksi;
6) mengoperasikan pompa untuk mengalirkan air baku ke unit
produksi, sesuai dengan POS Pengoperasian Mekanikal dan
Elektrikal; dan
7) mengoperasikan genset sesuai dengan POS Pengoperasian
Mekanikal dan Elektrikal apabila listrik PLN tidak tersedia
atau terjadi gangguan aliran listrik.

c. Pengawasan
Tahap pengawasan meliputi:
1) memonitor ketinggian air baku;
2) memonitor secara visual kualitas air baku (kekeruhan);
3) mengecek dan memonitor kontrol panel pompa dan genset;
dan
4) membaca dan mencatat aliran air (debit) dan tekanan air
pada alat ukur yang tersedia.

jdih.pu.go.id
- 83 –

d. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi:
1) membuat laporan kondisi air baku; dan
2) membuat laporan pengoperasian Bangunan Penyadap
(intake) bendung.

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Monitoring (FM) tentang Debit Air Baku;
b. Formulir Monitoring (FM) tentang Kondisi Sarana dan Prasarana
Bangunan Penyadap (intake) Bendung;
c. Formulir Monitoring (FM) tentang Tingkat Kekeruhan Air Baku;
d. Formulir Monitoring (FM) tentang Debit Air;
e. Formulir Isian (FI) tentang Ketinggian Air Baku;
f. IK Pengambilan Sampel Air Baku;
g. IK Pembacaan dan Pencatatan Ketinggian Muka Air;
h. IK Pengoperasian Katup;
i. IK Pengukuran Debit;
j. IK Pembacaan AWLR;
k. IK Pengoperasian Panel Kontrol;
l. IK Pengoperasian Mekanikal dan Elektrikal Pompa;
m. IK Pembacaan Meter Air;
n. IK Pembacaan Tekanan Air;
o. IK K3L APAR;
p. IK K3L APD;
q. IK Pembuatan Laporan;
r. POS Pengoperasian Mekanikal dan Elektrikal; dan
s. Laporan Informasi Tingkat Kekeruhan Air Baku.

jdih.pu.go.id
- 84 –

2) Diagram Alir Prosedur Pengoperasian Bangunan Penyadap (Intake) Bendung


LOGO dan KOP UNIT SPAM:
AIR BAKU
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
E Pengoperasian Bangunan HALAMAN:
Penyadap (Intake) Bendung
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai a. FI Ketinggian
1) Operator
Muka Air
b. FM Ketinggian Sumber Air
Tahap Persiapan : Air Baku Permukaan
1. mencatat ketinggian muka air c. IK Pengukuran / Operator
pada papan duga atau AWLR; dan Debit yang
d. IK Pembacaan terkait
2. mengukur debit air menggunakan
AWLR
alat ukur. e. IK K3L APD

Pengambilan Sampel air baku : f. IK Pengambilan


2) Operator
3. mengambil sampel air baku sampel air baku
g. IK K3L APD Sumber Air
untuk pemeriksaan di
Permukaan/
laboratorium.
Operator
yang terkait

h. FI Ketinggian 3) Supervisor
Air Baku Tidak Laboratoriu
Air Baku
Masih Bisa i. FM Ketinggian m
Diolah? Air Baku
Stop Pengambilan 4) Supervisor
Air Baku j. IK Pembacaan Pengolahan
4. menghentikan Dan 5) Supervisor
Pencatatan
pengambilan Pengambilan
Ya Ketinggian
air baku. Muka Air Air Baku
k. IK Pengambilan 6) Operator
Pengambilan Air Baku: Sampel Air Sumber Air
5. mengatur debit pengambilan air baku Baku Permukaan/
sesuai kebutuhan; l. IK Operator
6. mencatat ketinggian muka air pada Pengoperasian yang terkait
papan duga atau AWLR. Katup
m. IK K3L APD

Penyaluran Air Baku:


7. menyalurkan air baku ke unit
produksi

jdih.pu.go.id
- 85 –

A 7) Operator
n. IK
Pengoperasian Sumber Air
Mekanikal Permukaan/
Sistem Operator
Tidak Dan
Sistem Perpompaan: Elektrikal yang terkait
Gravita 8. mengoperasikan Pompa
si? pompa o. IK
Pengoperasian
Panel Kontrol
p. IK
Pengoperasian
Ya Katup
Sumber
q. IK K3L APD
Listrik
r. IK K3L APAR
Ya PLN?
(Kebakaran)
s. POS
Tidak Pengoperasian
Mekanikal dan
Sistem Genset: Elektrikal
9. mengoperasikan
genset

t. FM Ketinggian
Pengawasan : Air Baku 8) Supervisor
10. memonitor ketinggian air baku; u. FM Kualitas Air Pengambilan
11. memonitor secara visual kualitas Baku Secara Air Baku
air baku (kekeruhan); Visual
v. FI data debit air
9) Operator
12. mengecek dan memonitor kontrol w. FI data tekanan Sumber Air
panel pompa dan genset; dan air Permukaan/
13. membaca dan mencatat aliran air x. IK Pembacaan Operator Air
(debit) dan tekanan air pada alat Meter Air
ukur yang tersedia. y. IK Pembacaan Baku
Tekanan Air /Operator
z. IK Pengoperasian yang terkait
Panel Kontrol
aa. IK K3L APD

Pelaporan : bb. Laporan 10) Supervisor


14. membuat laporan kondisi air Informasi Pengambila
baku; Kualitas Air n Air Baku
Baku secara 11) Operator
15. membuat laporan pengoperasian visual
Bangunan Penyadap (intake) Sumber Air
cc. IK Pembuatan
bendung. Laporan Permukaan
dd. IK K3L APAR / Operator
yang
Selesai terkait

jdih.pu.go.id
- 86 –

Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan pos tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/Manajer Direktur/Dirut


Terkait Terkait

jdih.pu.go.id
- 87 –

f. POS PEMELIHARAAN BANGUNAN PENYADAP (INTAKE) BENDUNG

Gambar 1. Skema Sistem Pemeliharaan Bangunan Penyadap (Intake)


Bendung

SAMBUNGAN
LANGGANAN (SL)

Gambar 2. Bangunan Penyadap (Intake) dengan Bendung

jdih.pu.go.id
- 88 –

1) Model Prosedur Pemeliharaan Bangunan Penyadap (Intake)


Bendung
LOGO dan KOP UNIT SPAM:
AIR BAKU

NO. POS JUDUL POS REVISI KE:


F Pemeliharaan Bangunan Penyadap HALAMAN:
(Intake) Bendung
1. Tujuan
Memelihara sarana dan prasarana bangunan penyadap (intake) bendung
untuk kelancaran selama beroperasi.

2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pemeliharaan bangunan penyadap (intake) bendung
meliputi:
a. memelihara secara rutin sarana dan prasarana bangunan penyadap
(intake) bendung dan lingkungan sekitarnya;
b. memelihara secara berkala sarana dan prasarana bangunan
penyadap (intake) bendung dengan melakukan identifikasi
kerusakan dan melakukan perbaikan kerusakan sarana dan
prasarana bangunan penyadap (intake) bending;
c. mengidentifikasi kerusakan sarana dan prasarana;
d. memperbaiki kerusakan sarana dan prasarana; dan
e. melakukan kegiatan pelaporan.

3. Definisi
a. Unit air baku
Sarana pengambilan dan/ atau penyedia air baku.

b. Unit Produksi
Infrastruktur yang dapat digunakan untuk proses pengolahan air
baku menjadi air minum melalui proses fisika, kimia, dan/atau
biologi.

c. Air minum
Air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum.

d. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut
air baku
Air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air
tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu
sebagai air baku untuk air minum.

e. Air permukaan
Air baku yang berasal dari sungai, saluran irigasi, waduk, kolam,
situ atau danau.

f. Bangunan penyadap (intake) bendung


Bangunan penangkap/penyadap air baku yang bersumber dari air
permukaan dimana muka air rata-rata kurang, sehingga perlu air

jdih.pu.go.id
- 89 –

dibagian hilir dari lokasi bangunan penyadap (intake) ditinggikan


dengan bangunan bendung (dapat disamping bangunan penyadap
(intake) atau dibagian hilir) agar air cukup untuk masuk inlet
bangunan penyadap (intake).

g. Bar screen
Filter mekanik yang digunakan untuk mengeluarkan benda besar,
seperti kain plastik, kayu dari air baku.

h. Pemeliharaan rutin
Pemeliharaan yang dilakukan secara rutin guna menjaga usia pakai
dan unit SPAM tanpa penggantian peralatan/suku cadang.

i. Pemeliharaan berkala
Pemeliharaan yang dilakukan secara berkala (dalam periode lebih
lama dari pemeliharaan rutin) guna memperpanjang usia pakai unit
SPAM yang biasanya diikuti dengan penggantian suku cadang.

j. Sarana
Segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai
maksud dan tujuan, alat atau media.

k. Prasarana
Segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya
suatu proses (usaha, pembangunan, proyek, dan sebagainya).

l. Papan duga
Alat duga air atau alat pengamatan tinggi muka air yang dibuat dari
bahan kayu kualitas kelas 1 atau aluminium atau enamel.
4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER.15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.

jdih.pu.go.id
- 90 –

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan Kerja)


Perlengkapan K3L yang digunakan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi antara
lain perban, obat merah, dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan
risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan
lingkungan disekitarnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh
pemerintah melalui Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.
Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi
adalah:
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai
pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala secara
langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat pengaman
saat bekerja di tempat yang becek ataupun berlumpur.
Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari
benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dan
sebagainya.
3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat pelindung
tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat
mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung
tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
4) Ear plug/ear muff atau penutup telinga berfungsi sebagai
pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.
5) Rain coat atau jas hujan berfungsi sebagai pelindung dari
percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan atau
sedang mencuci alat).
6) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung dari
kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau pakaian
kantornya.
d. Rambu – rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.

6. Uraian Prosedur
a. Pemeliharaan rutin
Tahap pemeliharaan rutin meliputi:
1) membersihkan sampah di sekitar bar screen;
2) membersihan rumput dan lumpur di sekitar bangunan
penyadap (intake);
3) mengontrol sistem perpipaan diseluruh bagian bangunan
penyadap (intake), katup dan aksessoriesnya dari kebocoran;

jdih.pu.go.id
- 91 –

4) mengecek alat-alat ukur agar debit pengambilan dapat


terpantau;
5) menjaga kebersihan alat monitoring papan duga;
6) membersihkan dan memeriksa kebocoran pada pompa, jika
pengaliran menggunakan pompa; dan
7) membersihkan genset, jika pengaliran menggunakan pompa
baik sebagai power supply utama maupun cadangan/stand by.

b. Pemeliharaan berkala
Tahap pemeliharaan berkala meliputi:
1) mengecat bangunan sipil umum, papan duga, bangunan bar
screen serta perlengkapan lainnya yang terbuat dari logam agar
tidak berkarat;
2) melakukan pengerukan lumpur akibat pendangkalan sungai di
sekitar Bangunan Penyadap (intake);
3) memberi gemuk atau pelumas pada katup dan pintu air; dan
4) mengecek kinerja operasi pompa jika pengaliran menggunakan
pompa.

c. Identifikasi kerusakan sarana dan prasarana bangunan penyadap


(intake) bendung
Tahap identifikasi kerusakan sarana dan prasarana bangunan
penyadap (intake) bendung meliputi:
1) mengidentifikasi kerusakan fisik bangunan utama dan
penunjang (bangunan sipil);
2) mengidentifikasi kerusakan/ kebocoran pipa dan aksesorisnya;
dan
3) mengidentifikasi kerusakan pompa, motor pompa, genset, dan
kontrol panel listrik.

d. Perbaikan kerusakan sarana dan prasarana bangunan penyadap


(intake) bendung
Tahap perbaikan kerusakan sarana dan prasarana bangunan
penyadap (intake) bendung meliputi:
1) memperbaiki kerusakan tanpa penggantian peralatan atau suku
cadang; dan
2) memperbaiki kerusakan dengan penggantian peralatan atau
suku cadang.

e. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi:
1) membuat laporan hasil pemeliharaan sarana dan prasarana;
dan
2) membuat laporan kerusakan dan perbaikannya.

jdih.pu.go.id
- 92 –

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Monitoring (FM) tentang Pemeliharaan Rutin;
b. Formulir Isian (FI) tentang Pemeliharaan Rutin;
c. Formulir Isian (FI) tentang Permintaan Barang dan/atau bahan
bakar;
d. Formulir Isian (FI) tentang Identifikasi kerusakan;
e. Formulir Isian (FI) tentang Laporan Tingkat Kerusakan;
f. IK Pemeliharaan Bar Screen;
g. IK Pemeliharaan Pipa;
h. IK Pemeliharaan Bangunan Bangunan Penyadap (intake);
i. IK Pemeliharaan Katup;
j. IK Pengerukan dan Pengurasan Lumpur;
k. IK Pemeliharaan Panel;
l. IK Pemeliharaan Alat Ukur;
m. IK Pemeliharaan Pipa Transmisi Air baku;
n. IK Pemeliharaan Panel;
o. IK Perbaikan Sarana dan Prasarana;
p. IK K3L APAR;
q. IK K3L APD;
r. IK Pembuatan Laporan;
s. POS Pemeliharaan Mekanikal dan Elektrikal;
t. POS Kerjasama Pemeliharaan dengan pihak ketiga;
u. Laporan Rekomendasi;
v. Laporan Hasil Pencatatan Dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana;
dan
w. Laporan Kerusakan Sarana dan Prasarana.

jdih.pu.go.id
- 93 –

2) Diagram Alir Prosedur Pemeliharaan Bangunan Penyadap (intake) Bendung


LOGO dan KOP UNIT SPAM:
AIR BAKU
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
F Pemeliharaan Bangunan HALAMAN:
Penyadap (intake) Bendung
Dokumen
Alur Proses Pendukung/ Pelaksana
Laporan

Mulai a. FI Pemeliharaan 1) Staf


Rutin
b. FM Pemeliharaan
Pemeliharaan Rutin : Pemeliharaan Bangunan
1. membersihkan sampah di sekitar Rutin Pangambilan
c. IK Pemeliharaan
bar screen; Air Baku
Bar Screen
2. membersihan rumput dan lumpur d. IK Pemeliharaan /Staf yang
di sekitar bangunan penyadap Pipa Transmisi terkait
(intake) ; Air Baku 2) Staf
e. IK Pemeliharaan
3. mengontrol sistem perpipaan Pemeliharaan
Bangunan
diseluruh bagian bangunan Bangunan Instrumentasi
penyadap (intake) , katup dan Penyadap 3) Staf
aksessoriesnya dari kebocoran; (intake) Pemeliharaan
f. IK Pemeliharaan
4. mengecek alat-alat ukur agar debit Makanikal
Katup
pengambilan dapat terpantau; g. IK K3L APD 4) Staf
5. menjaga kebersihan alat monitoring h. POS Pemeliharaan
papan duga; Pemeliharaan Elektrikal
Makanikal dan
6. membersihkan dan memeriksa Elektrikal
kebocoran pada pompa, jika
pengaliran menggunakan pompa;
7. membersihkan genset, jika
pengaliran menggunakan pompa
baik sebagai power supply utama
maupun cadangan/ stand by.

jdih.pu.go.id
- 94 –

i. IK Pemeliharaan 5) Staf
A Panel Pemeliharaan
j. IK K3L APD Bangunan
k. IK K3L (APAR) Pangambilan
l. POS
Pemeliharaan Air Baku/
m.Makanikal dan Staf yang
Elektrikal terkait
Pemeliharaan Berkala 6) Staf
8. mengecat bangunan sipil umum, Pemeliharaan
papan duga, bangunan bar screen Mekanikal
serta perlengkapan lainnya yang 7) Staf
terbuat dari logam agar tidak Pemeliharaan
berkarat; Elektrikal
9. melakukan pengerukan lumpur
akibat pendangkalan sungai di
sekitar bangunan penyadap (intake) ;
10. memberi gemuk atau pelumas pada
katup dan pintu air;
11. mengecek kinerja operasi pompa jika
pengaliran menggunakan pompa.

Mengecek Adanya Kerusakan Sarana


Dan Prasarana

jdih.pu.go.id
- 95 –

B 8) Staf
n. FI Permintaan Pemeliharaan
Barang dan Bangunan
atau bahan Pangambilan
bakar
Air Baku/
o. POS
Ada Ya Staf yang
kerusakan
Pemeliharaan
terkait
sarana dan Makanikal dan
Elektrikal 9) Staf
prasarana? Pemeliharaan
p. IK
Identifikasi Pemeliharaan Mekanikal
Kerusakan Sarana Panel Kontrol 10) Staf
dan Prasarana : q. IK K3L APD Pemeliharaan
12.mengidentifikasi r. IK K3L APAR Elektrikal
kerusakan fisik
Tidak bangunan utama
dan penunjang
(bangunan sipil);
13.mengidentifikasi
kerusakan/
kebocoran pipa
dan aksesorisnya;
14.mengidentifikasi
kerusakan pompa,
motor pompa,
genset, dan kontrol
panel listrik

15. Analisis tingkat


kerusakan
16. Koordinasi dengan
unit kerja terkait
untuk rencana
perbaikan

Tidak
Perbaikan
Sendiri?

Kerjasama
dengan
Pihak Ketiga Ya

C D E

jdih.pu.go.id
- 96 –

11) Staf
s. POS Kerjasama
C D E Pemeliharaan
Pemeliharaan
dengan pihak Elektrikal
ketiga 12) Pihak Ketiga
t. Laporan
Rekomendasi

13) Staf
z. IK Perbaikan Pemeliharaan
Perbaikan Kerusakan: Sarana dan Bangunan
17. memperbaiki kerusakan Prasarana Pangambilan
tanpa penggantian aa. FI Air Baku/
peralatan atau suku Permintaan Staf yang
Barang
cadang; terkait
dan/atau
18. memperbaiki kerusakan 14) Staf
bahan bakar
dengan penggantian bb. K3L APD Pemeliharaan
peralatan atau suku cc. POS Instrumentasi
cadang. Kerjasama 15) Staf
Pemeliharaan Pemeliharaan
dengan pihak Mekanikal
ketiga 16) Staf
Pemeliharaan
Elektrikal
17) Pihak Ketiga

18) Supervisor
Pelaporan: Pemeliharaan
u. Laporan hasil
19. Membuat laporan hasil pencatatan Bangunan
pemeliharaan sarana dan dan 19) Unit Instalasi,
prasarana; dan pemeliharaan Mekanikal,
20. membuat laporan kerusakan Sarana dan Elektrikal,
Prasarana dan
dan perbaikannya. Instrumentasi
v. Laporan
20) Staf
Kerusakan
Sarana dan Pemeliharaan
Prasarana Bangunan
w. IK Pembuatan Pangambilan
Laporan Air Baku/
x. IK K3L APAR Staf yang
y. POS terkait
Kerjasama 21) Staf
Pemeliharaan Pemeliharaan
dengan pihak Instrumentasi
ketiga 22) Staf
Selesai
Pemeliharaan
Mekanikal
23) Staf
Pemeliharaan
Elektrikal
24) Pihak Ketiga

jdih.pu.go.id
- 97 –

Keterangan :

alur proses selanjutnya


batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan pos tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/Manajer Direktur/Dirut


Terkait Terkait

jdih.pu.go.id
- 98 –

g. POS PENGOPERASIAN BANGUNAN PENYADAP (INTAKE) PONTON

Gambar 1. Skema Sistem Pengoperasian Bangunan Penyadap (Intake) Ponton

SAMBUNGAN
LANGGANAN (SL)

Gambar 2. Bangunan Penyadap (Intake) Ponton

jdih.pu.go.id
- 99 –

1) Model Prosedur Pengoperasian Bangunan Penyadap (Intake)


Ponton
LOGO dan KOP UNIT SPAM:
AIR BAKU

NO. POS JUDUL POS REVISI KE:


G Pengoperasian Bangunan HALAMAN:
Penyadap (Intake) Ponton
1. Tujuan
Menjamin ketersediaan air yang akan dialirkan ke unit produksi.

2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pengoperasian bangunan penyadap (intake) ponton
meliputi :
a. mempersiapkan dengan mencatat ketinggian muka air dan
mengukur debit melalui pintu air;
b. melaksanakan kegiatan dengan mengambil sampel air baku,
mengatur pengambilan air baku sesuai kebutuhan,
menyalurkan air baku ke unit produksi dengan menyalakan
pompa atau membuka katup;
c. mengawasi dengan memonitor ketinggian air baku, kualitas air
baku, kontrol panel pompa dan genset serta mengecek dan
membaca data debit dan tekanan melalui alat ukur; dan
d. melakukan kegiatan pelaporan.

3. Definisi
a. Unit air baku
Sarana pengambilan dan/atau penyedia air baku.

b. Unit produksi
Infrastruktur yang dapat digunakan untuk proses pengolahan
air baku menjadi air minum melalui proses fisika, kimia,
dan/atau biologi.

c. Air minum
Air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum.

d. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya


disebut air baku
Air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan
air tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu
tertentu sebagai air baku untuk air minum.

e. Air permukaan
Air baku yang berasal dari sungai, saluran irigasi, waduk,
kolam atau danau.

f. Unit air baku


Sarana dan prasarana pengambilan dan/atau penyedia air

jdih.pu.go.id
- 100 –

baku, meliputi bangunan penampungan air, bangunan


pengambilan/penyadapan, alat pengukuran, dan peralatan
pemantauan, sistem pemompaan, dan/atau bangunan sarana
pembawa serta perlengkapannya.

g. Bangunan penyadap (intake) ponton


Tipe Bangunan Penyadap (intake) yang terapung diatas
permukaan air untuk pengambilan air baku yang mempunyai
fluktuasi muka air yang cukup tinggi.

h. Pengoperasian
Rangkaian kegiatan mulai dari persiapan sampai dengan
pelaksanaan suatu sistem/komponen di dalam unit air baku
sehingga dapat berjalan/ beroperasi dengan baik.

i. Papan duga
Alat pengamatan ketinggian muka air yang dibuat dari bahan
kayu kualitas kelas 1 atau aluminium atau enamel.

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan Dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan


Kerja)
Perlengkapan K3L yang digunakan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi
antara lain perban, obat merah, dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri
dan lingkungan di sekitarnya. Kewajiban itu sudah disepakati
oleh pemerintah melalui Kementerian yang menyelenggarakan
urusan di bidang ketenagakerjaan.

jdih.pu.go.id
- 101 –

Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi


adalah:
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai
pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat
pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk
melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas,
cairan kimia, dan sebagainya.
3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat
pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi
yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan
bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-
masing pekerjaan.
4) Ear plug/ear muff atau penutup telinga berfungsi sebagai
pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.
5) Rain coat atau jas hujan berfungsi sebagai pelindung dari
percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan
atau sedang mencuci alat).
6) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi sebagai alat
pelindung dari kotoran yang menempel pada pakaian dinas
atau pakaian kantornya.
d. Rambu – rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.

6. Uraian Prosedur
a. Persiapan
Tahap persiapan meliputi:
1) mengukur ketinggian air baku melalui papan duga atau
alat ukur lainnya; dan
2) mengukur debit air baku.

b. Pengoperasian
Tahap pengoperasian meliputi:
1) mengambil sampel air baku untuk diperiksa di
laboratorium produksi;
2) menghentikan pengambilan air baku apabila kualitas air
tidak bisa diolah di unit produksi;
3) mengalirkan air apabila kualitas air bisa diolah di unit
produksi;
4) mengoperasikan pompa untuk mengalirkan air baku ke
unit produksi, sesuai POS Mekanikal dan Elektrikal; dan
5) mengoperasikan genset baik sebagai sumber listrik utama
maupun cadangan/ standby sesuai dengan POS
Pengoperasian Mekanikal dan Elektrikal.

c. Pengawasan
Tahap pengawasan meliputi:
1) memonitor tinggi ketinggian air baku;
2) memonitor secara visual kualitas air baku (kekeruhan);
3) mengecek dan memonitor kontrol panel pompa dan genset;
dan

jdih.pu.go.id
- 102 –

4) membaca dan mencatat aliran air (debit) dan tekanan air


pada alat ukur yang tersedia.

d. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi:
1) membuat laporan kondisi air baku; dan
2) membuat laporan pengoperasian Bangunan Penyadap
(intake) ponton.
7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Monitoring (FM) tentang Ketinggian Air Baku;
b. Formulir Monitoring (FM) tentang Kualitas Air Baku Secara
Visual;
c. Formulir Isian (FI) tentang Data Debit Air;
d. Formulir Isian (FI) tentang Data Tekanan Air;
e. IK Pengambilan Sampel Air Baku;
f. IK Pembacaan dan Pencatatan Ketinggian Muka Air;
g. IK Pembacaan Meter Air;
h. IK Pengukuran Debit;
i. IK Pengoperasian Katup;
j. IK Pengoperasian Panel Kontrol;
k. IK K3L APAR;
l. IK K3L APD;
m. IK Pembuatan Laporan;
n. POS Pengoperasian Mekanikal dan Elektrikal; dan
o. Laporan Informasi Kualitas Air Baku secara Visual.

jdih.pu.go.id
- 103 –

2) Diagram Alir Prosedur Pengoperasian Bangunan Penyadap (Intake) Ponton

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


AIR BAKU
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
G Pengoperasian Bangunan HALAMAN:
Penyadap (Intake) Ponton

Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai 1) Operator
a. FM Ketinggian
Air Baku Sumber Air
Tahap Persiapan : b. IK Pembacaan Permukaan
meter air /Operator
1. mengukur ketinggian ponton
c. IK Pengukuran yang terkait
dan ketinggian air baku melalui Debit
papan duga atau alat ukur d. IK K3L APD
lainnya
2. mengukur debit air baku

Pengambilan Sampel : 2) Operator


e. IK Pengambilan
3. mengambil sampel air baku Sumber Air
Sampel Air
untuk diperiksa Baku Permukaan
dilaboratorium bagian f. IK K3L APD /Operator
produksi yang terkait

g. FI Ketinggian Air 3) Supervisor


Baku Laboratorium
Air Baku Tidak h. FM Ketinggian 4) Supervisor
Masih Air Baku Pengolahan
Bisa i. IK Pembacaan 5) Supervisor
Diolah? Dan Pencatatan Pengambilan
Ketinggian Muka Air Baku
Air 6) Operator
Stop Pengambilan Air j. IK Pengambilan Sumber Air
Baku : Permukaan/O
Sampel Air Baku
4. menghentikan k. IK Pengoperasian perator yang
Ya pengambilan air baku terkait
Katup
l. IK K3L APD
Pengambilan Air Baku:
5. mengalirkan air ke unit produksi

jdih.pu.go.id
- 104 –

A m. IK
7) Operator
Pengoperasian
Sumber Air
Mekanikal Dan
Permukaan
Penyaluran Air Baku: Elektrikal
/ Operator
6. mengoperasikan pompa Pompa
yang terkait
untuk menyalurkan air baku n. IK
ke unit produksi Pengoperasian
Panel Kontrol
o. IK
Pengoperasian
Katup
Sumber Tidak Pengoperasian p. IK K3L APD
listrik genset: q. IK K3L APAR
PLN? 7. mengoperasikan r. POS
genset Pengoperasian
Mekanikal dan
Elektrikal
▪ M
e
Ya n
g
a
m
b
Pengawasan : s. FM Ketinggian 8) Supervisor
Air Baku
i
Pengambilan
8. Memonitor tinggi ketinggian t. FM Kualitasl Air Air Baku
air baku Baku Secara 9) Operator
Visual s Sumber Air
9. Memonitor secara visual Permukaan/
a air
u. FI data debit
kualitas air baku Operator yang
v. FI data tekanan
m
(kekeruhan) terkait
air p
10. Mengecek dan memonitor w. IK Pembacaan
e 10) Supervisor
kontrol panel pompa dan Meter Air l Pengambilan
x. IK Pembacaan Air Baku
genset
Tekanan Aira
11. Membaca dan mencatat y. IK Pengoperasian 11) Operator
i
aliran air (debit) dan tekanan Panel Kontrol Sumber Air
r Permukaan/
air pada alat ukur yang z. IK K3L APD
Operator Air
tersedia b Baku
a /Operator
k yang terkait
u

Pelaporan : aa. Laporan u


Informasi n
12. Membuat laporan kondisi air baku t
Kualitas Air
13. Membuat laporan pengoperasian Baku [visual]
u
Bangunan Penyadap (intake) ponton bb. IK Pembuatan
k
Laporan
cc. IK K3L APAR
d
i
p
Selesai e
r
i
k
s
a

d
i
jdih.pu.go.id
l
a
- 105 –

Keterangan :

alur proses selanjutnya


batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan pos tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/Manajer Direktur/Dirut


Terkait Terkait

jdih.pu.go.id
- 106 –

h. POS PEMELIHARAAN BANGUNAN PENYADAP (INTAKE) PONTON

Gambar 1. Skema Sistem Pemeliharaan Bangunan Penyadap (Intake) Ponton

SAMBUNGAN
LANGGANAN (SL)

Gambar 2. Bangunan Penyadap (Intake) Ponton

jdih.pu.go.id
- 107 –

1) Model Prosedur Pemeliharaan Bangunan Penyadap (Intake) Ponton


LOGO dan KOP UNIT SPAM:
AIR BAKU

NO. POS JUDUL POS REVISI KE:


H Pemeliharaan Bangunan Penyadap HALAMAN:
(Intake) Ponton
1. Tujuan
Memelihara sarana dan prasana bangunan penyadap (intake) ponton
untuk kelancaran selama beroperasi.

2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pemeliharaan bangunan penyadap (intake) ponton
meliputi:
a. memelihara secara rutin sarana dan prasarana bangunan
penyadap (intake) ponton dan lingkungan sekitarnya;
b. memelihara secara berkala sarana dan prasarana bangunan
penyadap (intake) ponton;
c. melakukan identifikasi kerusakan sarana dan prasarana
bangunan penyadap (intake) ponton;
d. melakukan perbaikan kerusakan sarana dan prasarana bangunan
penyadap (intake) ponton; dan
e. menyusun laporan hasil pemeliharaan dan perbaikan kerusakan.

3. Definisi
a. Unit air baku
Sarana pengambilan dan/atau penyedia air baku.

b. Unit produksi
Infrastruktur yang dapat digunakan untuk proses pengolahan air
baku menjadi air minum melalui proses fisika, kimia, dan/atau
biologi.

c. Air minum
Air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum.

d. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya


disebut air baku
Air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air
tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu
sebagai air baku untuk air minum.

e. Air permukaan
Air baku yang berasal dari sungai, saluran irigasi, waduk, kolam
atau danau.

f. Bangunan penyadap (intake) ponton


Tipe bangunan penyadap (intake) yang terapung diatas permukaan
air untuk pengambilan air baku yang mempunyai fluktuasi muka

jdih.pu.go.id
- 108 –

air yang cukup tinggi.

g. Pemeliharaan rutin
Pemeliharaan yang dilakukan secara rutin dan merupakan
pembiayaan habis pakai guna menjaga usia pakai unit SPAM
tanpa penggantian peralatan/suku cadang.

h. Pemeliharaan berkala
Pemeliharaan yang dilakukan secara periodik dan memerlukan
biaya tambahan untuk penggantian peralatan/suku cadang guna
memperpanjang usia pakai unit SPAM.

i. Papan duga
Alat pengamatan ketinggian muka air yang dibuat dari bahan kayu
kualitas kelas 1 atau aluminium atau enamel.

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini meliputi:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
a. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan Kerja)


Perlengkapan K3L yang digunakan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi antara
lain perban, obat merah, dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan
risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan
orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh
pemerintah melalui Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.
Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi
adalah:
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai
pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat pengaman
saat bekerja di tempat yang becek ataupun berlumpur.
Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki
dari benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dan

jdih.pu.go.id
- 109 –

sebagainya.
3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat pelindung
tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat
mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung
tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
4) Ear plug/ear muff atau penutup telinga berfungsi sebagai
pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.
5) Rain coat atau jas hujan berfungsi melindungi dari percikan
air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan atau sedang
mencuci alat).
6) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung
dari kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau pakaian
kantornya.
d. Rambu – rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.

6. Uraian Prosedur
a. Pemeliharaan rutin
Tahap pemeliharaan rutin meliputi:
1) membersihkan sampah di sekitar Bangunan Penyadap
(intake);
2) mengontrol sistem perpipaan diseluruh bagian Bangunan
Penyadap (intake) dan aksessoriesnya dari kebocoran;
3) mengecek alat ukur aliran;
4) mengecek bangunan rumah pompa, papan duga, dari
kerusakan struktur bangunan;
5) mengecek dudukan jembatan pipa;
6) menjaga kebersihan papan duga;
7) memberi pengaman pada bangunan terhadap arus sungai
pada saat pasang;
8) memelihara pipa transmisi air baku; dan
9) memelihara rambu peringatan Bangunan Penyadap (intake)
ponton.

b. Pemeliharaan Berkala
Tahap pemeliharaan berkala meliputi:
1) memelihara pompa air baku;
2) memeliharana genset; dan
3) memelihara bangunan ponton.

c. Identifikasi kerusakan sarana dan prasarana Bangunan Penyadap


(intake)
Tahap identifikasi kerusakan sarana dan prasarana Bangunan
Penyadap (intake) meliputi:
1) mengidentifikasi kerusakan fisik bangunan utama dan
penunjang;
2) mengidentifikasdi kebocoran dan kerusakan pipa Bangunan
Penyadap (intake); dan
3) mengidentifikasi kerusakan pompa, motor pompa, genset,
kontrol panel serta peralatan dan perlengkapan sistem
mekanikal dan elektrikal lainnya.

jdih.pu.go.id
- 110 –

d. Perbaikan kerusakan sarana dan prasarana Bangunan Penyadap


(intake)
Tahap perbaikan kerusakan sarana dan prasarana Bangunan
Penyadap (intake) meliputi:
1) memperbaiki kerusakan tanpa penggantian peralatan atau suku
cadang; dan
2) memperbaiki kerusakan dengan penggantian peralatan atau
suku cadang.

e. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi:
1) membuat laporan hasil pemeliharaan sarana dan prasarana
Bangunan Penyadap (intake) ponton; dan
2) membuat laporan kerusakan dan perbaikannya.

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Isian (FI) tentang Identifikasi Kerusakan;
b. Formulir Isian (FI) tentang Laporan Tingkat Kerusakan;
c. Formulir Isian (FI) tentang Permintaan Barang dan/atau bahan
bakar;
d. IK Pemeliharaan Pipa;
e. IK Pemeliharaan Katup;
f. IK Pemeliharaan Bangunan Bangunan Penyadap (intake);
g. IK Pemeliharaan Panel;
h. IK K3L APD;
i. IK K3L APAR;
j. IK Pembuatan Laporan;
k. POS Pemeliharaan Mekanikal dan Elektrikal;
l. POS Pemeliharaan Pipa Transmisi Air Baku;
m. POS Kerjasama Pemeliharaan dengan Pihak Ketiga;
n. Laporan Rekomendasi;
o. Laporan Hasil Pencatatan dan pemeliharaan Sarana dan
Prasarana; dan
p. Laporan Kerusakan Sarana dan Prasarana.

jdih.pu.go.id
- 111 –

2) Diagram Alir Prosedur Pemeliharaan Bangunan Penyadap (Intake) Ponton

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


AIR BAKU
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
H Pemeliharaan Bangunan HALAMAN:
Penyadap (Intake) Ponton
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai

Pemeliharaan Rutin : a. IK 1) Staf


1. Membersihkan sampah di sekitar Pemeliharaan Pemeliharaan
bangunan penyadap (intake) Bangunan Bangunan
2. Mengontrol sistem perpipaan Penyadap Pangambilan
diseluruh bagian bangunan (intake) IK Air Baku /Staf
Pemeliharaan
penyadap (intake) dan yang terkait
Katup
aksessoriesnya dari kebocoran 2) Staf
b. IK K3L APD
3. Mengecek alat ukur aliran Pemeliharaan
c. POS
4. Mengecek bangunan rumah pompa, Instrumentasi
Pemeliharaan
papan duga dari kerusakan struktur Pipa
bangunan Transmisi Air
5. Mengecek dudukan jembatan pipa Baku
6. Menjaga kebersihan papan duga
7. Memberi pengaman pada bangunan
terhadap arus sungai pada saat
pasang
8. Memelihara pipa transmisi air baku
9. Memelihara rambu peringatan
Bangunan Penyadap (intake) ponton

d. IK
Pemeliharaan Berkala : 3) Staf
Pemeliharaan
10. Memelihara pompa dan kontrol Pemeliharaan
Panel
panel Mekanikal
e. IK K3L APD
11. Memeliharana genset 4) Staf
f. IK K3L APAR
12. Memelihara bangunan ponton Pemeliharaan
g. POS
Elektrikal
Pemeliharaan
5) Staf
Mekanikal
Pemeliharaan
dan Elektrikal
A Instrumentasi

jdih.pu.go.id
- 112 –

6) Staf
A i. FI Identifikasi
Pemeliharaan
kerusakan
Bangunan
j. FI Laporan
Pangambilan
Pengecekan Adanya Kerusakan Tingkat
Sarana dan Prasarana : Air Baku /Staf
Kerusakan
yang terkait
j. FI Permintaan
7) Staf
Barang
Pemeliharaan
dan/atau
Mekanikal
bahan bakar
Ya 8) Staf
Ada k. IK K3L APAR
kerusakan Pemeliharaan
l. IK K3L APD
sarana dan Elektrikal
m. POS Kerjasama
prasarana? 9) Staf
Pemeliharaan
Pemeliharaan
dengan pihak
Instrumentasi
ketiga
Tidak

Identifikasi Kerusakan Sarana n. FI Identifikasi 10) Supervisor


dan Prasarana : kerusakan Pemeliharaan
13. mengidentifikasi kerusakan o. FI Laporan Bangunan
fisik bangunan utama dan Unit Instalasi,
Tingkat
penunjang; Mekanikal,
14. mengidentifikasdi kebocoran Kerusakan
Elektrikal,
dan kerusakan pipa p. FI Permintaan dan
bangunan penyadap (intake) Barang Instrumentasi
; dan/atau 11) Staf
15. mengidentifikasi kerusakan bahan bakar Pemeliharaan
pompa, motor pompa, q. IK K3L APAR Bangunan
genset, kontrol panel serta
r. IK K3L APD Pangambilan
peralatan dan perlengkapan
s. POS Air Baku/ Staf
sistem mekanikal dan
Kerjasama yang terkait
elektrikal lainnya.
Pemeliharaan 12) Staf
Analisis Tingkat Kerusakan: Pemeliharaan
dengan pihak
16. analisis tingkat kerusakan; Instrumentasi
ketiga
17. koordinasi dengan unit 13) Staf
t. Laporan Pemeliharaan
kerja terkait untuk Rekomendasi Mekanikal
rencana perbaikan.
14) Staf
Pemeliharaan
Elektrikal
15) Pihak Ketiga

D
C

jdih.pu.go.id
- 113 –

C D u. FI Laporan 16) Staf


Tingkat Pemeliharaan
Bangunan
Kerusakan
Tidak Pangambilan
v. FI Permintaan
Perbaikan Air Baku/ Staf
Barang yang terkait
Sendiri?
dan/atau 17) Staf
Kerjasama dgn bahan bakar Pemeliharaan
Pihak Ketiga Ya w. IK K3L APAR Instrumentasi
x. IK K3L APD 18) Staf
Perbaikan Kerusakan : y. POS Pemeliharaan
Kerjasama Mekanikal
18. memperbaiki
Pemeliharaan 19) Staf
kerusakan tanpa
dengan pihak Pemeliharaan
penggantian peralatan Elektrikal
atau suku cadang; ketiga
20) Pihak ketiga
19. memperbaiki z. Laporan
kerusakan dengan Rekomendasi
penggantian peralatan
atau suku cadang.

aa. Laporan hasil 21) Supervisor


Pelaporan : pencatatan Pemeliharaan
20. membuat laporan hasil dan Bangunan
pemeliharaan sarana dan Unit Instalasi,
pemeliharaan
prasarana bangunan penyadap Mekanikal,
Sarana dan
Elektrikal,
(intake) ponton; Prasarana dan
21. membuat laporan kerusakan dan bb. Laporan Instrumentasi
perbaikannya Kerusakan 22) Staf
Sarana dan Pemeliharaan
Prasarana Bangunan
Selesai cc. IK Pembuatan Pangambilan
Laporan Air Baku/ Staf
dd. IK K3L APAR yang terkait

jdih.pu.go.id
- 114 –

Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/ pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan pos tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/Manajer Direktur/Dirut


Terkait Terkait

jdih.pu.go.id
- 115 –

i. POS PENGOPERASIAN SALURAN RESAPAN

Gambar 1. Skema Sistem Pengoperasian Saluran Resapan (Infiltration Gallery)

SAMBUNGAN
LANGGANAN (SL)

Gambar 2. Potongan Melintang Saluran Resapan (Infiltration Gallery)

jdih.pu.go.id
- 116 –

1) Model Prosedur Pengoperasian Saluran Resapan (Infiltration


Gallery)
LOGO dan KOP UNIT SPAM:
AIR BAKU
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
I Pengoperasian Saluran Resapan HALAMAN:
(Infiltration Gallery)
1. Tujuan
Menjamin ketersediaan air baku yang akan disalurkan ke unit
produksi.

2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pengoperasian saluran resapan (infiltration gallery)
meliputi :
a. mempersiapkan dengan mengatur buka/tutup katup pipa
pengumpul dan mengecek kondisi aliran air yang masuk
saluran resapan (infiltration gallery);
b. melaksanakan kegiatan dengan mengambil sampel air baku,
mengatur pengambilan air baku sesuai kebutuhan,
menyalurkan air baku ke unit produksi dengan
mengoperasikan pompa atau mengatur katup;
c. mengawasi dengan memonitor ketinggian air baku, kualitas air
baku, kontrol panel pompa dan genset serta membaca dan
mencatat debit dan tekanan pada alat ukur yang tersedia; dan
d. melakukan kegiatan pelaporan.

3. Definisi
a. Unit air baku
Sarana pengambilan dan/atau penyedia air baku.

b. Unit produksi
Infrastruktur yang dapat digunakan untuk proses pengolahan
air baku menjadi air minum melalui proses fisika, kimia,
dan/atau biologi.

c. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya


disebut air baku
Air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan
air tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu
tertentu sebagai air baku untuk air minum.

d. Air minum
Air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum.

e. Saluran resapan (infiltration gallery)


Tipe bangunan penangkap air baku pada kondisi dimana air
permukaan sungai sangat tipis, dengan tanah dasar yang
cukup porous dan berpasir.

jdih.pu.go.id
- 117 –

f. Pipa perforasi (pipa pengumpul)


Pipa yang telah dilubangi pada bagian atasnya yang berfungsi
sebagai jalan masuk air ke sumur pengumpul.

g. Pengoperasian
Rangkaian kegiatan mulai dari persiapan hingga pelaksanaan
suatu sistem/komponen di dalam unit air baku hingga dapat
berjalan/ beroperasi dengan baik.

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.
f. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Prasarana Air Minum Sederhana,
Direktorat Jenderal Cipta Karya.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan


Kerja)
Perlengkapan K3L yang digunakan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi
antara lain perban, obat merah, dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri
dan lingkungan disekitarnya. Kewajiban itu sudah disepakati
oleh pemerintah melalui Kementerian yang menyelenggarakan
urusan di bidang ketenagakerjaan.
Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi
adalah:
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai
pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat
pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun

jdih.pu.go.id
- 118 –

berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk


melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas,
cairan kimia, dan sebagainya.
3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat
pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi
yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan
bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-
masing pekerjaan.
4) Safety harness atau tali pengaman berfungsi sebagai
pengaman saat bekerja di ketinggian. Diwajibkan
menggunakan alat ini di ketinggian lebih dari 1,8 meter.
5) Ear plug/ear muff atau penutup telinga berfungsi sebagai
pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.
6) Respirator atau masker berfungsi sebagai penyaring udara
yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas udara
buruk (misal debu, zat-zat kimia beracun, dan sebagainya).
7) Rain coat atau jas hujan berfungsi sebagai pelindung dari
percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan
atau sedang mencuci alat).
8) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi sebagai alat
pelindung dari kotoran yang menempel pada pakaian dinas
atau pakaian kantornya.
d. Rambu – rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.

6. Uraian Prosedur
a. Persiapan
Tahap persiapan meliputi:
1) mengatur buka/tutup katup pipa pengumpul ke sumur
pengumpul; dan
2) mengecek kondisi aliran air yang masuk Saluran Resapan
(infiltration gallery) dan bak pengumpul

b. Pengoperasian
Tahap pengoperasian meliputi:
1) mengambil sampel air baku untuk diperiksa di
laboratorium bagian produksi;
2) menghentikan aliran (stop) air baku apabila kualitas air
tidak bisa diolah di unit produksi;
3) mengalirkan air apabila kualitas air bisa diolah di unit
produksi;
4) menyalurkan air baku ke unit produksi; dan
5) mengoperasikan pompa sesuai jumlah dan kapasitasnya,
sistem kontrol panel pompa dan kelistrikan atau genset
sesuai dengan POS Pengoperasian Mekanikal dan
Elektrikal apabila menggunakan sistem perpompaan.

jdih.pu.go.id
- 119 –

c. Pengawasan
Tahap pengawasan meliputi:
1) memonitor ketinggian muka air baku;
2) memonitor secara visual kualitas air baku (kekeruhan);
3) mengecek dan memonitor kontrol panel pompa dan genset;
dan
4) membaca dan mencatat aliran air (debit) dan tekanan air
pada alat ukur yang tersedia.
d. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi:
1) membuat laporan kondisi air baku; dan
2) membuat laporan pengoperasian saluran resapan
(infiltration gallery).

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Monitoring (FM) tentang Ketinggian Air Baku;
b. Formulir Monitoring (FM) tentang penggunaan Genset;
c. Formulir Monitoring (FM) tentang ME seperti Daya Pompa,
Tegangan Listrik, Arus Listrik, dan lain-lain;
d. Formulir Isian (FI) tentang Hasil Kualitas Air Baku;
e. Formulir Isian (FI) tentang Ketinggian Air Baku;
f. IK Pengambilan Sampel Air Baku;
g. IK Pengoperasian Katup;
h. IK Pembacaan dan Pencatatan Ketinggian Muka Air;
i. IK Pengoperasian Mekanikal dan Elektrikal Pompa;
j. IK Pengoperasian Panel Kontrol;
k. IK K3L APAR;
l. IK K3L APD;
m. IK K3L Penanganan Kebakaran;
n. IK Pembuatan Laporan;
o. POS Pengoperasian Pompa;
p. POS Pengoperasian Genset; dan
q. Laporan Informasi Kualitas Air Baku secara visual.

jdih.pu.go.id
- 120 –

2 ) Diagram Alir Prosedur Pengoperasian Saluran Resapan (Infiltration Gallery)

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


AIR BAKU
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
I Pengoperasian Saluran HALAMAN:
Resapan (Infiltration Gallery)
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai
1) Supervisor
a. IK Pengambilan
Tahap Persiapan : Pengoperasian Air Baku
Katup 2) Operator
1. mengatur buka/tutup katup pipa
b. IK K3L APD Sumber Air
pengumpul ke sumur pengumpul
Permukaan/
2. mengecek kondisi aliran air yang Operator yang
masuk saluran resapan (infiltration terkait
gallery) dan bak pengumpul

Pengambilan Sampel Air : c. IK Pengambilan 3) Operator


3. mengambil sampel air baku Sampel Air Sumber Air
Permukaan/
untuk diperiksa di d. IK K3L APD
Operator yang
laboratorium bagian produksi
terkait
4) Staf Sampling

5) Supervisor
e. FI Ketinggian
Laboratorium
Air Baku Air Baku
Tidak 6) Supervisor
Masih f. FM Ketinggian Pengolahan
Bisa Air Baku 7) Supervisor
Diolah?
g. IK Pembacaan & Pengambilan
Pencatatan Air Baku
Stop Pengambilan Ketinggian 8) Operator
Air Baku : Muka Air Sumber Air
4. menghentikan h. IK Pengambilan Permukaan/
Ya aliran air baku. Operator yang
Sampel Air
Baku terkait
i. IK
Pengambilan Air Baku: Pengoperasian
5. mengatur debit Katup
pengambilan air baku j. IK K3L APD
sesuai kebutuhan

jdih.pu.go.id
- 121 –

A
k. IK 9) Operator
Pengoperasian Sumber Air
Penyaluran Air Baku: Mekanikal & Permukaan/
6. menyalurkan air baku ke Elektrikal Operator yang
unit produksi Pompa terkait
l. IK
Pengoperasian
Panel Kontrol
m. IK
Sistem Tidak
Pengoperasian
Gravitasi Katup
? n. IK K3L APD
Pengoperasian Pompa : o. IK K3L APAR
7. mengoperasikan (Kebakaran)
pompa p. POS
Mekanikal dan
▪ M
Elektrikal
e
n
Ya Ya g
Sumber a
listrik m
b
PLN? i
l
Tidak
s
Pengoperasian genset : a
m
8. mengoperasikan p
genset e
l
q. FM▪ M 10) Supervisor
a
Pengawasan : Penggunaan
i
e Pengambilan
Gensetn
9. memonitor ketinggian muka air r
g Air Baku
baku; r. FM ME a 11) Operator
b
10. memonitor secara visual seperti,
a
m Sumber Air
b
Tegangan Permukaan/
kualitas air baku (kekeruhan); k
i
Listrik,
u
l Arus Operator
11. mengecek dan memonitor
Listrik, dll yang terkait
kontrol panel pompa dan genset; u
s
dan s. IK Genset
n
a
t
t. IK K3L
12. membaca dan mencatat aliran u
m
air (debit) dan tekanan air pada Penanganan
k
p
e
alat ukur yang tersedia. Kebakaran
l
d APD
u. IK K3
i
a
p
i
C e
r
r
i
b
k
a
s
k
a
u
d
u
i
n
t
l
a
u jdih.pu.go.id
k
b
o
d
- 122 –

C 12) Supervisor
v. Laporan Pengambilan
Informasi Air Baku
Kualitas Air 13) Operator
Pelaporan : Baku secara Sumber Air
13. membuat laporan kondisi visual Permukaan/
w. IK Pembuatan Operator
air baku; dan
Laporan yang terkait
14. membuat laporan
pengoperasian Saluran x. IK K3L APAR
Resapan (infiltration gallery).

Selesai

Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/ pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan pos tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/Manajer Direktur/Dirut


Terkait Terkait

jdih.pu.go.id
- 123 –

j. POS PEMELIHARAAN SALURAN RESAPAN

Gambar 1. Skema Sistem Pemeliharaan Saluran Resapan (Infiltration Gallery)

SAMBUNGAN
LANGGANAN (SL)

Gambar 2. Potongan Melintang Saluran Resapan (Infiltration Gallery)

jdih.pu.go.id
- 124 –

1) Model Prosedur Pemeliharaan Saluran Resapan (Infiltration Gallery)


LOGO dan KOP UNIT SPAM:
AIR BAKU

NO. POS JUDUL POS REVISI KE:


J Pemeliharaan Saluran Resapan HALAMAN:
(Infiltration Gallery)
1. Tujuan
Memelihara sarana dan prasarana saluran resapan (infiltration gallery)
untuk kelancaran selama beroperasi.

2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pemeliharaan saluran resapan (infiltration gallery)
meliputi :
a. memelihara secara rutin sarana dan prasarana saluran resapan
(infiltration gallery) dan lingkungan sekitarnya;
b. memelihara secara berkala sarana dan prasarana saluran resapan
(infiltration gallery);
c. melakukan identifikasi kerusakan sarana dan prasarana saluran
resapan (infiltration gallery);
d. melakukan perbaikan kerusakan sarana dan prasarana saluran
resapan (infiltration gallery); dan
e. menyusun laporan kerusakan dan hasil pemeliharaan.

3. Definisi
a. Unit air baku
Sarana pengambilan dan/ atau penyedia air baku.

b. Unit Produksi
Infrastruktur yang dapat digunakan untuk proses pengolahan Air
Baku menjadi Air Minum melalui proses fisika, kimia, dan/atau
biologi.

c. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya


disebut air baku
Air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air
tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu
sebagai air baku untuk air minum.

d. Air minum
Air Minum Rumah Tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum.

e. Air permukaan
Air baku yang berasal dari sungai, saluran irigasi, waduk, kolam
atau danau.

f. Saluran resapan (infiltration gallery)


Bangunan penangkap air baku pada kondisi dimana air
permukaan sungai sangat tipis, dengan tanah dasar yang cukup

jdih.pu.go.id
- 125 –

porous dan berpasir.

g. Pipa perforasi (pipa pengumpul)


Pipa yang telah dilubangi pada bagian atasnya yang berfungsi
sebagai jalan masuk air ke sumur pengumpul.

h. Pemeliharaan rutin
Pemeliharaan yang dilakukan secara rutin guna menjaga usia
pakai dan unit SPAM tanpa penggantian peralatan/suku cadang.

i. Pemeliharaan berkala
Pemeliharaan yang dilakukan secara berkala (dalam periode lebih
lama dari pemeliharaan rutin) guna memperpanjang usia pakai
unit SPAM yang biasanya diikuti dengan penggantian suku
cadang.

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum
b. Permenakertrans Nomor PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-
syarat Pemasangan dan Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.
e. Petunjuk Teknis Pelaksanaan Prasarana Air Minum Sederhana,
Direktorat Jenderal Cipta Karya.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan Kerja)


Perlengkapan K3L yang digunakan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi antara
lain perban, obat merah, dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan
risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan
orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh
pemerintah melalui Kementerian yang menyelenggarakan urusan
di bidang ketenagakerjaan.
Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi
adalah:
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai
pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.

jdih.pu.go.id
- 126 –

2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat pengaman


saat bekerja di tempat yang becek ataupun berlumpur.
Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki
dari benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dan
sebagainya.
3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat pelindung
tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat
mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung
tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
4) Ear plug/ear muff atau penutup telinga berfungsi sebagai
pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.
5) Rain coat atau jas hujan berfungsi melindungi dari percikan
air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan atau sedang
mencuci alat).
6) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung
dari kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau pakaian
kantornya.
d. Rambu – rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.

6. Uraian Prosedur
a. Pemeliharaan rutin
Tahap pemeliharaan rutin meliputi:
1) membersihkan sampah disekitar bantaran sungai;
2) mengontrol sistem perpipaan diseluruh bagian Saluran
Resapan (infiltration gallery), katup dan aksessoriesnya dari
kebocoran;
3) menjaga kebersihan alat monitoring papan duga pada sumur
pengumpul;
4) memeriksa pipa transmisi air baku; dan
5) membersihkan dan mengeringkan bangunan/rumah
pompa/genset dari sampah, tumbuhan liar, dan genangan air
apabila sistem pengaliran menggunakan pompa.

b. Pemeliharaan Berkala
Tahap pemeliharaan berkala meliputi:
a. mengecek bangunan sipil umum dari kerusakan struktur
bangunan;
b. melakukan backwash/pembersihan pipa manifold dari
penyumbatan kotoran atau pasir; dan
c. memeriksa kinerja operasi pompa.

c. Identifikasi kerusakan sarana dan prasarana Saluran Resapan


(infiltration gallery)
Tahap identifikasi kerusakan sarana dan prasarana Saluran
Resapan (infiltration gallery) meliputi:
1) mengidentifikasi kerusakan fisik bangunan utama dan
penunjang (bangunan sipil);
2) mengidentifikasi kerusakan/kebocoran pipa dan

jdih.pu.go.id
- 127 –

aksesorisnya; dan
3) mengidentifikasi kerusakan pompa, motor pompa, genset,
kontrol panel dan sistem makanikal dan elektrikal lainnya.

d. Perbaikan kerusakan sarana dan prasarana Saluran Resapan


(infiltration gallery)
Tahap perbaikan kerusakan sarana dan prasarana Saluran
Resapan (infiltration gallery) meliputi:
1) memperbaiki kerusakan tanpa penggantian peralatan atau
suku cadang; dan
2) memperbaiki kerusakan dengan penggantian peralatan atau
suku cadang.

e. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi:
1) membuat laporan hasil pemeliharaan sarana dan prasarana
Saluran Resapan (infiltration gallery); dan
2) membuat laporan kerusakan dan perbaikannya.

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Monitoring (FM) tentang Pemeliharaan Rutin;
b. Formulir Isian (FI) tentang Pemeliharaan Rutin;
c. Formulir Isian (FI) tentang Permintaan Barang dan/atau bahan
bakar;
d. Formulir Isian (FI) tentang Identifikasi kerusakan;
e. Formulir Isian (FI) tentang Laporan Tingkat Kerusakan;
f. IK Pemeliharaan Pipa;
g. IK Pemeliharaan Katup;
h. IK Pemeliharaan Panel;
i. IK Pemeliharaan Alat Ukur;
j. IK Perbaikan Sarana dan Prasarana;
k. IK K3L APAR;
l. IK K3L APD;
m. IK Pembuatan Laporan;
n. POS Pemeliharaan Mekanikal dan Elektrikal;
o. POS Kerjasama Pemeliharaan dengan pihak ketiga;
p. Laporan Rekomendasi;
q. Laporan Hasil Pencatatan dan Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana; dan
r. Laporan Kerusakan Sarana dan Prasarana.

jdih.pu.go.id
- 128 –

2 ) Diagram Alir Prosedur Pemeliharaan Saluran Resapan (Infiltration Gallery)

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


AIR BAKU
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
J Pemeliharaan Saluran HALAMAN:
Resapan (Infiltration
Gallery)
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai a. FM Tentang 1) Staf


Pemeliharaan Pemeliharaan
Rutin Bangunan
Pemeliharaan Rutin :
b. FI Pemeliharaan
1. membersihkan sampah disekitar Pangambilan
Rutin
bantaran sungai; Air Baku /Staf
c. IK Pemeliharaan
2. mengontrol sistem perpipaan yang terkait
Katup
diseluruh bagian Saluran Resapan 2) Staf
d. IK Pemeliharaan
(infiltration gallery), katup dan Pemeliharaan
Pipa
aksessoriesnya dari kebocoran; e. IK K3L APD Instrumentasi
3. menjaga kebersihan alat f. IK K3L APAR 3) Pemeliharaan
monitoring papan duga pada g. POS Mekanikal
sumur pengumpul; Pemeliharaan 4) Staf
4. memeriksa pipa transmisi air Mekanikal dan Pemeliharaan
baku; dan Elektrikal Elektrikal
5. membersihkan dan mengeringkan
bangunan/rumah pompa/genset
dari sampah, tumbuhan liar, dan
genangan air apabila sistem
pengaliran menggunakan pompa.

Pemeliharaan Berkala h. IK 5) Staf


6. mengecek bangunan sipil umum Pemeliharaan Pemeliharaan
dari kerusakan struktur Panel Bangunan
bangunan; i. IK Backwash Pangambilan
7. melakukan backwash/ Pipa Infiltrasi Air Baku/ Staf
pembersihan pipa manifold dari j. IK K3L APD yang terkait
penyumbatan kotoran atau pasir; k. IK K3L APAR 6) Staf
8. memeriksa kinerja operasi pompa. l. POS Pemeliharaan
Pemeliharaan Mekanikal
Mekanikal dan 7) Staf
Elektrikal Pemeliharaan
Elektrikal
A

jdih.pu.go.id
- 129 –

A m. FI Laporan 8) Staf
Tingkat Pemeliharaa
Kerusakan n Bangunan
Mengecek Adanya Kerusakan n. IK K3L APAR Pangambilan
Sarana dan Prasarana : o. IK K3L APD Air Baku/
p. POS Kerjasama Staf yang
Pemeliharaan terkait
Dengan Pihak 9) Staf
Ketiga Pemeliharaa
Ada q. Laporan
Ya n
kerusakan
sarana dan Rekomendasi Instrumentas
prasarana?
i
10) Staf
Pemeliharaa
n Mekanikal
11) Staf
Pemeliharaa
n Elektrikal

Identifikasi Kerusakan: 12) Supervisor


Tidak 9. mengidentifikasi kerusakan r. FI Identifikasi Pemeliharaan
fisik bangunan utama dan kerusakan Bangunan
penunjang (bangunan sipil); s. FI Permintaan Unit Instalasi,
10. mengidentifikasi Barang Mekanikal,
kerusakan/ Kebocoran pipa dan/atau Elektrikal,
dan aksesorisnya; dan bahan bakar dan
11. mengidentifikasi kerusakan t. IK Instrumentasi
pompa, motor pompa, Pemeliharaan 13) Staf
genset, kontrol panel dan Alat Ukur Pemeliharaan
sistem makanikal dan u. IK Bangunan
elektrikal lainnya. Pemeliharaan Pangambilan
Panel Air Baku/ Staf
v. IK K3L APAR yang terkait
w. IK K3L APD 14) Staf
Analisis Tingkat Kerusakan: x. POS Pemeliharaan
12. menganalisis tingkat Pemeliharaan Instrumentasi
kerusakan pada fisik pada Mekanikal dan 15) Staf
bangunan utama dan Elektrikal Pemeliharaan
penunjang, Kebocoran pipa Mekanikal
dan aksesorisnya, peralatan 16) Staf
ME (pompa, motor pompa, Pemeliharaan
genset & panel listrik) Elektrikal
13. koordinasi dengan unit kerja 17) Pihak Ketiga
terkait untuk rencana
perbaikan.

B C

jdih.pu.go.id
- 130 –

C
B
y. IK Perbaikan 18) Staf
Sarana dan Pemeliharaan
Analisis Tingkat Kerusakan: Prasarana Bangunan
14. kerusakan fisik pada z. FI Pangambilan
bangunan utama dan Permintaan Air Baku/ Staf
penunjang Barang yang terkait
15. kerusakan/kebocoran pipa dan/atau 19) Staf
dan aksesorisnya bahan bakar Pemeliharaan
16. Kerusakan pada peralatan aa. K3L APD Instrumentasi
M&E (pompa, motor pompa, bb. IK K3L APAR 20) Staf
genset & panel listrik). Pemeliharaan
Mekanikal
21) Staf
Pemeliharaan
Tidak Elektrikal
Perbaikan 22) Pihak ketiga
Sendiri?

Kerjasama
dengan Pihak
Ya
Ketiga

Perbaikan Kerusakan:
17. memperbaiki kerusakan tanpa
penggantian peralatan atau
suku cadang; dan
18. memperbaiki keruskan
dengan penggantian peralatan
atau suku cadang.

cc. Laporan hasil


23) Supervisor
pencatatan dan
Pemeliharaan
pemeliharaan
Bangunan
Sarana dan
Unit Instalasi,
Pelaporan : Prasarana
Mekanikal,
19. membuat laporan hasil dd. Laporan
Elektrikal,
pemeliharaan sarana dan Kerusakan
dan
prasarana Saluran Resapan Sarana dan
Instrumentasi
Prasarana
(infiltration gallery); dan 24) Staf
ee. IK Pembuatan
20. membuat laporan kerusakan Pemeliharaan
Laporan
dan perbaikannya. Bangunan
ff. IK K3L APAR
Pangambilan
Air Baku/ Staf
yang terkait
Selesai

jdih.pu.go.id
- 131 –

Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan pos tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/Manajer Direktur/


Terkait Terkait Dirut

jdih.pu.go.id
- 132 –

k. POS PENGOPERASIAN BANGUNAN PENYADAP (INTAKE) JEMBATAN

Gambar 1. Skema Sistem Pengoperasian Bangunan Penyadap (Intake)


Jembatan

SAMBUNGAN
LANGGANAN (SL)

Gambar 2. Bangunan Penyadap (Intake) Jembatan

jdih.pu.go.id
- 133 –

1) Model Prosedur Pengoperasian Bangunan Penyadap (Intake)


Jembatan
LOGO dan KOP UNIT SPAM:
AIR BAKU
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
K Pengoperasian Bangunan HALAMAN:
Penyadap (Intake) Jembatan
1. Tujuan
Menjamin ketersediaan air baku yang akan disalurkan ke unit
produksi.

2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pengoperasian bangunan penyadap (intake)
jembatan meliputi:
a. melakukan persiapan dengan mencatat ketinggian muka air
dan mengatur debit melalui pengaturan katup;
b. melaksanakan kegiatan dengan mengambil sampel air baku,
mengatur pengambilan air baku sesuai kebutuhan,
menyalurkan air baku ke unit produksi dengan
mengoperasikan pompa atau mengatur katup;
c. mengawasi dengan memonitor ketinggian air baku, kualitas air
baku, kontrol panel pompa dan genset serta mengecek dan
membaca data debit dan tekanan melalui alat ukur; dan
d. melakukan kegiatan pelaporan.

3. Definisi
a. Unit air baku
Sarana pengambilan dan/atau penyedia air baku.

b. Unit produksi
Infrastruktur yang dapat digunakan untuk proses pengolahan
air baku menjadi air minum melalui proses fisika, kimia,
dan/atau biologi.

c. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya


disebut air baku
Air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan
air tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu
tertentu sebagai air baku untuk air minum.
d. Air minum
Air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum.
e. Air permukaan
Air baku yang berasal dari sungai, saluran irigasi, waduk,
kolam atau danau.

f. Bangunan penyadap (intake) jembatan


Tipe Bangunan Penyadap (intake) pada air sungai/danau
dengan bentuk tebing yang curam dan bantaran yang sempit.

jdih.pu.go.id
- 134 –

g. Pengoperasian
Rangkaian kegiatan mulai dari persiapan hingga pelaksanaan
suatu sistem/komponen di dalam unit air baku hingga dapat
berjalan/ beroperasi dengan baik.

h. Papan duga
Alat pengamatan ketinggian muka air yang dibuat dari bahan
kayu kualitas kelas 1 atau aluminium atau enamel.

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan


Kerja)
Perlengkapan K3L yang diperlukan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi
antara lain perban, obat merah, dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri
dan lingkungan di sekitarnya. Kewajiban itu sudah disepakati
oleh pemerintah melalui Departemen Tenaga Kerja Republik
Indonesia.
Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi
adalah:
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai
pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat
pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk
melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas,

jdih.pu.go.id
- 135 –

cairan kimia, dan sebagainya.


3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat
pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi
yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan
bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-
masing pekerjaan.
4) Safety harness atau tali pengaman berfungsi sebagai
pengaman saat bekerja di ketinggian. Diwajibkan
menggunakan alat ini di ketinggian lebih dari 1,8 meter.
5) Ear plug/ear muff atau penutup telinga berfungsi sebagai
pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.
6) Rain coat atau jas hujan berfungsi sebagai pelindung dari
percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan
atau sedang mencuci alat).
7) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi sebagai alat
pelindung dari kotoran yang menempel pada pakaian dinas
atau pakaian kantornya.
d. Rambu – rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.

6. Uraian Prosedur
a. Persiapan
Tahap persiapan meliputi:
1) mencatat ketinggian muka air pada papan duga; dan
2) mengatur debit air melalui pengaturan katup.

b. Pengoperasian
Tahap pengoperasian meliputi:
1) mengambil sampel air baku untuk diperiksa di bagian
laboratorium produksi;
2) menghentikan aliran apabila kualitas air tidak bisa diolah
di unit produksi;
3) mengalirkan air ke unit produksi apabila kualitas air bisa
diolah di unit produksi;
4) apabila menggunakan sistem perpompaan, maka
mengoperasikan pompa sesuai jumlah dan kapasitasnya,
sistem kontrol panel pompa dan kelistrikan atau genset
(lihat POS Pengoperasian Mekanikal dan Elektrikal).

c. Pengawasan
Tahap pengawasan meliputi:
1) memonitor ketinggian air baku;
2) memonitor secara visual kualitas air baku (kekeruhan);
3) mengecek dan memonitor kontrol panel pompa dan genset;
dan
4) membaca dan mencatat debit dan tekanan air pada alat
ukur yang tersedia.

d. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi:
1) membuat laporan kondisi air baku; dan
2) membuat laporan pengoperasian Bangunan Penyadap

jdih.pu.go.id
- 136 –

(intake) jembatan.
7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Monitoring (FM) tentang Ketinggian Air Baku;
b. Formulir Monitoring (FM) tentang Kualitas Air Baku Secara
Visual;
c. Formulir Isian (FI) tentang Ketinggian Air Baku;
d. Formulir Isian (FI) tentang Data Debit Air;
e. Formulir Isian (FI) tentang Data Tekanan Air;
f. IK Pengambilan Sampel Air Baku;
g. IK Pembacaan dan Pencatatan Ketinggian Muka Air;
h. IK Pembacaan Meter Air;
i. IK Pengukuran Debit;
j. IK Pengoperasian Katup;
k. IK Pembacaan Tekanan Air;
l. IK Pengoperasian Mekanikal dan Elektrikal Pompa;
m. IK Pengoperasian Panel Kontrol;
n. IK K3L APAR;
o. IK K3L APD;
p. POS Pengoperasian Mekanikal dan Elektrikal; dan
q. Laporan Informasi Kualitas Air Baku secara Visual.

jdih.pu.go.id
- 137 –

2 ) Diagram Alir Prosedur Pengoperasian Bangunan Penyadap (Intake) Jembatan

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


AIR BAKU
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
K Pengoperasian Bangunan HALAMAN:
Penyadap (Intake) Jembatan
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai a. FM Ketinggian 1) Operator


Air Baku Sumber Air
b. IK Pembacaan Permukaan/
Tahap Persiapan : meter air Operator
1. mencatat ketinggian muka air c. IK Pengukuran yang terkait
pada papan duga; dan Debit
2. mengatur debit air melalui d. IK Pengoperasian
pengaturan katup. katup
e. IK K3L APD

2) Operator
f. IK Pengambilan
Pengambilan Sampel air baku : Sumber Air
Sampel Air Baku
3. mengambil sampel air baku Permukaan/
g. IK K3L APD
untuk pemeriksaan di Operator
laboratorium. yang terkait
3) Staf
Sampling
h. FI Ketinggian
4) Supervisor
Tidak Air Baku
Air Baku Laboratorium
i. FM Ketinggian
Masih Bisa Air Baku
5) Supervisor
Diolah? j. IK Pembacaan Pengolahan
& Pencatatan 6) Supervisor
Stop Pengambilan Ketinggian Pengambilan
Air Baku : Muka Air Air Baku
4. menghentikan k. IK Pengambilan 7) Operator
aliran air baku. Sampel Air Sumber Air
Ya Baku Permukaan/
l. IK Operator
Pengambilan Air Baku: Pengoperasian yang terkait
5. mengatur debit Katup
pengambilan air baku m. IK K3L APD
sesuai kebutuhan.

jdih.pu.go.id
- 138 –

A 8) Operator
n. IK
Pengoperasian Sumber Air
Mekanikal & Permukaan/
Penyaluran Air Baku: Elektrikal Operator yang
6. menyalurkan air baku Pompa terkait
ke unit produksi. o. IK
Pengoperasian
Panel Kontrol
p. IK
Pengoperasian
Sistem Katup
Sistem Tidak
Perpompaan : q. IK K3L APD
Gravitasi
7. Mengoperasi r. IK K3L APAR
?
kan Pompa (Kebakaran)
s. POS
Pengoperasian
Mekanikal
Dan Elektrikal
Sistem
Ya Tidak
Genset: Sumber
8. mengoper Listrik
asikan PLN?
genset

Ya

Pengawasan : t. FM Ketinggian 9) Supervisor


Air Baku Pengambilan
9. memonitor ketinggian air baku;
u. FM Kualitas Air Air Baku
10. memonitor secara visual kualitas
Baku Secara 10) Operator
air baku (kekeruhan);
Visual Sumber Air
11. mengecek dan memonitor v. FI data debit air
12. kontrol panel pompa dan genset Permukaan/
w. FI data tekanan
Operator
13. membaca dan mencatat aliran air air
(debit) dan tekanan air pada alat yang terkait
x. IK Pembacaan
ukur yang tersedia. Meter Air
y. IK Pembacaan
Tekanan Air
z. IK K3L APD

jdih.pu.go.id
- 139 –

B aa. Laporan 11) Supervisor


Informasi Pengambilan
Kualitas Air Air Baku
Baku Secara 12) Operator
Pelaporan : Visual Sumber Air
14. membuat laporan kondisi air bb. IK Permukaan/
baku; Pembuatan
Operator
15. membuat laporan Laporan
yang terkait
pengoperasian Bangunan cc. IK K3L APAR
Penyadap (intake) jembatan.

Selesai

Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan pos tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/Manajer Direktur/Dirut


Terkait Terkait

jdih.pu.go.id
- 140 –

l. POS PEMELIHARAAN BANGUNAN PENYADAP (INTAKE) JEMBATAN

Gambar 1. Skema Sistem Pemeliharaan Bangunan Penyadap (Intake)


Jembatan

SAMBUNGAN
LANGGANAN (SL)

Gambar 2. Bangunan Penyadap (Intake) Jembatan

jdih.pu.go.id
- 141 –

1) Model Prosedur Pemeliharaan Bangunan Penyadap (Intake)


Jembatan

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


AIR BAKU
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
L Pemeliharaan Bangunan Penyadap HALAMAN:
(Intake) Jembatan

1. Tujuan
Memelihara sarana dan prasarana bangunan penyadap (intake)
jembatan untuk kelancaran selama beroperasi.

2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pemeliharaan bangunan penyadap (intake)
jembatan meliputi :
a. memelihara secara rutin sarana dan prasarana bangunan
penyadap (intake) jembatan dan lingkungan sekitarnya;
b. memelihara secara berkala sarana dan prasarana bangunan
penyadap (intake) jembatan;
c. melakukan identifikasi kerusakan sarana dan prasarana
bangunan penyadap (intake) jembatan;
d. melakukan perbaikan kerusakan sarana dan prasarana
bangunan penyadap (intake) jembatan; dan
e. menyusun laporan hasil pemeliharaan dan kerusakan.

3. Definisi
a. Unit air baku
sarana pengambilan dan/atau penyedia air baku.

b. Unit Produksi
Infrastruktur yang dapat digunakan untuk proses pengolahan
air baku menjadi air minum melalui proses fisika, kimia,
dan/atau biologi.

c. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya


disebut air baku
air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan
air tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu
tertentu sebagai air baku untuk air minum.

d. Air minum
Air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum.

e. Air permukaan
air baku yang berasal dari sungai, saluran irigasi, waduk,
kolam atau danau.

f. Bangunan penyadap (intake) jembatan


tipe bangunan penyadap (intake) pada air sungai/danau
dengan bentuk tebing yang curam dan bantaran yang sempit.

jdih.pu.go.id
- 142 –

g. Screener
salah satu aksesori pipa yang berfungsi sebagai penyaring
kotoran/pasir yang masuk ke saluran pipa.

h. Pemeliharaan rutin
pemeliharaan yang dilakukan secara rutin dan merupakan
pembiayaan habis pakai guna menjaga usia pakai unit SPAM
tanpa penggantian peralatan/suku cadang.

i. Pemeliharaan berkala
pemeliharaan yang dilakukan secara periodik dan memerlukan
biaya tambahan untuk penggantian peralatan/suku cadang
guna memperpanjang usia pakai unit SPAM.

j. Papan duga
alat pengamatan tinggi muka air yang dibuat dari bahan kayu
kualitas kelas 1 atau aluminium atau enamel.

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan


Kerja)
Perlengkapan K3L yang diperlukan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi
antara lain perban, obat merah, dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri
dan lingkungan di sekitarnya. Kewajiban itu sudah disepakati
oleh pemerintah melalui Kementerian yang menyelenggarakan
urusan di bidang ketenagakerjaan.

jdih.pu.go.id
- 143 –

Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi


adalah:
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai
pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat
pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk
melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas,
cairan kimia, dan sebagainya.
3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat
pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi
yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan
bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-
masing pekerjaan.
4) Safety harness atau tali pengaman berfungsi sebagai
pengaman saat bekerja di ketinggian. Diwajibkan
menggunakan alat ini di ketinggian lebih dari 1,8 meter.
5) Ear plug/ear muff atau penutup telinga berfungsi sebagai
pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.
6) Rain coat atau jas hujan berfungsi sebagai pelindung dari
percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan
atau sedang mencuci alat).
7) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi sebagai alat
pelindung dari kotoran yang menempel pada pakaian dinas
atau pakaian kantornya.
d. Rambu – rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.

6. Uraian Prosedur

a. Pemeliharaan rutin
Tahap pemeliharan rutin meliputi:
1) membersihkan sampah di sekitar screener;
2) membersihan rumput dan lumpur di sekitar bangunan
penyadap (intake) ;
3) mengontrol sistem perpipaan diseluruh bagian bangunan
penyadap (intake) dan aksessoriesnya dari kebocoran;
4) mengecek kinerja alat-alat ukur agar debit air baku terukur
secara akurat;
5) memelihara kondisi alat monitoring ketinggian muka air;
dan
6) membersihkan dan mengeringkan bangunan/rumah
pompa/genset dari sampah, tumbuhan liar, dan genangan
air.

b. Pemeliharaan berkala
Tahap pemeliharaan berkala meliputi:
1) mengecat bangunan sipil umum, papan duga, jembatan
Bangunan Penyadap (intake) serta perlengkapan lainnya
yang terbuat dari logam agar tidak berkarat;
2) mengecek dan menguji kinerja operasi pompa dan kontrol

jdih.pu.go.id
- 144 –

panel; dan
3) memeriksa dan menganti pelumas/oli genset.

c. Identifikasi kerusakan sarana dan prasarana bangunan


penyadap (intake)
tahap identifikasi kerusakan sarana dan prasarana bangunan
penyadap (intake) meliputi:
1) mengidentifikasi kerusakan fisik bangunan utama dan
penunjang (bangunan sipil);
2) mengidentifikasi kerusakan/kebocoran pipa dan
aksesorisnya; dan
3) mengidentifikasi kerusakan pompa, motor pompa, genset,
dan kontrol panel listrik.

d. Perbaikan kerusakan sarana dan prasarana bangunan penyadap


(intake)
Tahap perbaikan kerusakan sarana dan prasarana bangunan
penyadap (intake) meliputi:
1) memperbaiki kerusakan tanpa penggantian peralatan atau
suku cadang; dan
2) memperbaiki kerusakan dengan penggantian peralatan atau
suku cadang.

e. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi:
1) menyusun laporan hasil pemeliharaan sarana dan
prasarana di bangunan penyadap (intake) jembatan; dan
2) menyusun laporan kerusakan dan perbaikannya.

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Format FI (Form Isian) tentang Identifikasi Kerusakan;
b. Format FI (Form Isian) tentang Laporan Tingkat Kerusakan;
c. Format FI (Form Isian) tentang Permintaan Barang dan/atau
bahan bakar;
d. IK Pemeliharaan Pipa;
e. IK Pemeliharaan Katup;
f. IK Pemeliharaan Bangunan Bangunan Penyadap (intake);
g. IK K3L APD;
h. IK K3L APAR;
i. IK Pembuatan Laporan;
j. POS Pemeliharaan Mekanikal dan Elektrikal;
k. POS Kerjasama Pemeliharaan dengan pihak ketiga;
l. Laporan Rekomendasi;
m. Laporan hasil pencatatan dan pemeliharaan Sarana dan
Prasarana; dan
n. Laporan Kerusakan Sarana dan Prasarana.

jdih.pu.go.id
- 145 –

2 ) Diagram Alir Prosedur Pemeliharaan Bangunan Penyadap (Intake) Jembatan

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


AIR BAKU
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
L Pemeliharaan Bangunan HALAMAN:
Penyadap (Intake) Jembatan
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai 1) Staf
a. IK Pemeliharaan
Pemeliharaan Bangunan
Pemeliharaan Rutin : Bangunan Pangambilan
1. membersihkan sampah di sekitar Bangunan Air Baku/ Staf
screener; Penyadap yang Terkait
2. membersihan rumput dan lumpur di (intake) 2) Staf
sekitar bangunan penyadap (intake); b. IK Pemeliharaan
3. mengontrol sistem perpipaan Pemeliharaan Mekanikal
diseluruh bagian bangunan Katup 3) Staf
penyadap (intake) dan c. IK K3L APD Pemeliharaan
aksessoriesnya dari kebocoran; d. POS Elektrikal
4. mengecek kinerja alat-alat ukur agar Pemeliharaan 4) Staf
debit pengambilan dapat terpantau; Makanikal dan Pemeliharaan
5. menjaga kebersihan alat monitoring Elektrikal Instrumentasi
papan duga; dan
6. membersihkan dan mengeringkan
bangunan/rumah pompa/genset
dari sampah, tumbuhan liar, dan
genangan air.

Pemeliharaan Berkala : e. IK 5) Staf


7. mengecat bangunan sipil umum, Pemeliharaan Pemeliharaan
papan duga, jembatan bangunan Panel Mekanikal
penyadap (intake) serta f. IK K3L APD 6) Staf
perlengkapan lainnya yang terbuat g. IK K3L APAR Pemeliharaan
dari logam agar tidak berkarat; h. POS Elektrikal
8. mengecek dan menguji kinerja Pemeliharaan 7) Staf
operasi pompa dan kontrol panel; Makanikal dan Pemeliharaan
dan Elektrikal Instrumentasi
9. memeriksa dan menganti
pelumas/oli genset.

jdih.pu.go.id
- 146 –

B 8) Staf
i. FI Laporan
Pemeliharaan
Tingkat
Bangunan
Pengecekan Adanya Kerusakan Kerusakan
Pangambilan
Sarana dan Prasarana : j. IK K3L APAR
Air Baku /Staf
k. IK K3L APD
yang terkait
l. Laporan
9) Staf
Rekomendasi
Pemeliharaan
Mekanikal
Ada
kerusakan Ya 10) Staf
sarana dan Pemeliharaan
prasarana? Elektrikal
11) Staf
Tidak Pemeliharaan
Instrumentasi

Identifikasi Kerusakan Sarana m. FI Identifikasi 12) Supervisor


dan Prasarana : Pemeliharaan
kerusakan Bangunan
10. mengidentifikasi kerusakan n. FI Laporan Unit Instalasi,
fisik bangunan utama dan Mekanikal,
Tingkat
penunjang (bangunan sipil); Elektrikal,
Kerusakan
11. mengidentifikasi kerusakan/ dan
o. FI Permintaan Instrumentasi
kebocoran pipa dan
Barang 13) Staf
aksesorisnya; dan
dan/atau Pemeliharaan
12. mengidentifikasi kerusakan Bangunan
pompa, motor pompa, genset,
bahan bakar
Pangambilan
dan kontrol panel listrik. p. IK K3L APAR Air Baku/ Staf
q. IK K3L APD yang terkait
r. POS 14) Staf
Kerjasama Pemeliharaan
Tindak Lanjut dan Rekomendasi
Instrumentasi
atas kerusakan yang terjadi : Pemeliharaan 15) Staf
13. membuat laporan pada dengan pihak Pemeliharaan
atasan untuk segera ketiga Mekanikal
dilakukan koordinasi dan s. Laporan 16) Staf
Pemeliharaan
ditidaklanjuti; Rekomendasi Elektrikal
14. memperbaiki/ mengganti
pipa yang bocor;
15. memperbaiki kerusakan
pompa; dan
16. memperbaiki kerusakan
genset.

C D

jdih.pu.go.id
- 147 –

C D 17) Staf
k. FI Laporan
Pemeliharaan
Tingkat Bangunan
Kerusakan Pangambilan
l. FI Permintaan Air Baku/ Staf
Barang yang terkait
18) Staf
dan/atau Pemeliharaan
bahan bakar Instrumentasi
m. IK K3L APAR 19) Staf
Pemeliharaan
n. IK K3L APD
Mekanikal
o. POS 20) Staf
Kerjasama Pemeliharaan
Pemeliharaan Elektrikal
21) Pihak ketiga
dengan pihak
Tidak
Perbaikan ketiga
Sendiri? p. Laporan
Kerjasama Rekomendasi
dengan Pihak
Ketiga
Ya

Pekerjaan Perbaikan
Kerusakan:
17. memperbaiki kerusakan
tanpa penggantian
peralatan atau suku
cadang;
18. memperbaiki kerusakan
dengan penggantian
peralatan atau suku
cadang. q. Laporan Hasil 22) Supervisor
Pelaporan : Pencatatan dan Pemeliharaan
19. menyusun laporan hasil Pemeliharaan Bangunan
Sarana dan Unit Instalasi,
pemeliharaan sarana dan
Prasarana Mekanikal,
prasarana di bangunan
r. Laporan Elektrikal,
penyadap (intake) jembatan; dan
Kerusakan dan
20. menyusun laporan kerusakan Sarana dan Instrumentasi
dan perbaikannya. Prasarana 23) Staf
s. IK Pembuatan Pemeliharaan
Laporan Bangunan
t. IK K3L APAR Pangambilan
Selesai Air Baku/ Staf
yang terkait

jdih.pu.go.id
- 148 –

Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/ pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan pos tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/Manajer Direktur/Dirut


Terkait Terkait

jdih.pu.go.id
- 149 –

m. POS PENGOPERASIAN BANGUNAN PENANGKAP MATA AIR

Gambar 1. Skema Sistem Pengoperasian Bangunan Penangkap Mata Air

SAMBUNGAN
LANGGANAN (SL)

Gambar 2. Bangunan Penangkap Mata Air

Reservoir

jdih.pu.go.id
- 150 –

1) Model Prosedur Pengoperasian Bangunan Penangkap Mata Air


LOGO dan KOP UNIT SPAM:
AIR BAKU
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
M Pengoperasian Bangunan Penangkap HALAMAN:
Mata Air
1. Tujuan
Menjamin ketersediaan air baku yang akan dialirkan ke unit produksi.

2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pengoperasian bangunan penangkap mata air meliputi
kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. mempersiapkan dengan memeriksa air yang keluar melalui pipa
overflow dan mengambil sampel air untuk diperiksa di laboratorium;
b. melaksanakan kegiatan dengan membuka katup keluar sesuai
kebutuhan, pemantauan level air, dan menyalurkan air baku dengan
mengoperasikan pompa apabila menggunakan sistem pengaliran
perpompaan;
c. mengawasi dengan memonitor level air baku, kualitas air baku,
kontrol panel pompa dan genset serta mengecek dan membaca data
debit dan tekanan melalui alat ukur; dan
d. menyusun pelaporan.

3. Definisi
a. Unit air baku
sarana pengambilan dan/atau penyedia air baku.

b. Unit produksi
Infrastruktur yang dapat digunakan untuk proses pengolahan Air
Baku menjadi air minum melalui proses fisika, kimia, dan/atau
biologi.

c. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut
air baku
air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air
tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu
sebagai air baku untuk air minum.

d. Air minum
Air Minum Rumah Tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum.

e. Pengoperasian
rangkaian kegiatan mulai dari persiapan sampai dengan pelaksanaan
suatu sistem/komponen di dalam unit air baku sehingga dapat
berjalan/beroperasi dengan baik.

f. Mata air
air tanah yang muncul ke permukaan tanah secara alami.

jdih.pu.go.id
- 151 –

g. Bangunan penangkap mata air (broncaptering)


mata air yang mengalir/muncul secara horizontal.

h. Perlindungan Mata Air (PMA)


dalam hal ini merupakan bangunan penangkap mata air sekaligus
unit produksi, bila menggunakan desinfektan sebelum
didistribusikan.

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum.
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER.15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan Kerja)


Perlengkapan K3L yang diperlukan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi antara
lain perban, obat merah, dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan
risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan
lingkungan disekitarnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh
pemerintah melalui Kementerian yang menyelenggarakan urusan di
bidang ketenagakerjaan.
Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi adalah:
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai pelindung
kepala dari benda yang bisa mengenai kepala secara langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat pengaman
saat bekerja di tempat yang becek ataupun berlumpur.
Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari
benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dan
sebagainya.
3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat pelindung
tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat
mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung
tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
4) Rain coat atau jas hujan berfungsi sebagai pelindung dari

jdih.pu.go.id
- 152 –

percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan atau
sedang mencuci alat).
5) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung dari
kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau pakaian
kantornya.
d. Rambu – rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.

6. Uraian Prosedur
a. Persiapan
Tahap persiapan meliputi:
1) memeriksa air yang keluar melalui pipa overflow (limpasan air);
dan
2) mengambil sampel air untuk diperiksa di laboratorium

b. Pengoperasian
Tahap pengoperasian meliputi:
1) membuka katup keluar broncaptering sesuai dengan kebutuhan
air hingga bak penampung/reservoir terisi penuh;
2) memantau ketinggian air di bak penampung;
3) menyalurkan air baku dari bak penampung ke bangunan
pengolahan air atau reservoir distribusi; dan
4) mengoperasikan pompa sesuai jumlah dan kapasitasnya, sistem
kontrol panel pompa dan kelistrikan atau genset, sesuai dengan
POS Pengoperasian Mekanikal dan Elektrikal (ME) apabila
pengaliran menggunakan pompa.

c. Pengawasan
Tahap pengawasan meliputi:
1) memonitor ketinggian air baku;
2) memonitor secara visual kualitas air baku (kekeruhan);
3) mengecek dan memonitor kontrol panel pompa dan genset,
sesuai dengan POS Pengoperasian Mekanikal dan Elektrikal; dan
4) membaca dan mencatat aliran air (debit) dan tekanan air pada
alat ukur yang tersedia.

d. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi:
1) membuat laporan pengoperasian bangunan penangkap mata air.
7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Monitoring (FM) tentang Ketinggian Air;
b. Formulir Monitoring (FM) tentang Kualitas Air Baku Secara Visual;
c. Formulir Isian (FI) tentang Data Debit Air;
d. Format Formulir Isian (FI) tentang Data Tekanan Air;
e. IK Pengambilan Sampel Air;
f. IK Pengoperasian Katup;
g. IK Pengoperasian Mekanikal dan Elektrikal Pompa;

jdih.pu.go.id
- 153 –

h. IK Pengoperasian Panel Kontrol;


i. IK K3L APD;
j. IK K3L APAR;
k. IK Pembuatan Laporan;
l. POS Pengoperasian Mekanikal dan Elektrikal; dan
m. Laporan Pengoperasian Bangunan Penangkap Mata Air (BPMA).

jdih.pu.go.id
- 155 –

2 ) Diagram Alir Prosedur Pengoperasian Bangunan Penangkap Mata Air

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


AIR BAKU
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
M Pengoperasian Bangunan HALAMAN:
Penangkap Mata Air
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai 1) Operator
a. IK
Sumber Mata
Pengambilan
Sampel Air Air/
Tahap Persiapan : Operator Air
b. IK K3L APD
1. Memeriksa air yang keluar melalui Baku/
pipa overflow (limpasan air) Operator
2. Mengambil sampel air untuk Yang Terkait
diperiksa di laboratorium

c. FM Ketinggian 2) Operator
Pemantauan Level Air : Air Sumber Mata
3. membuka katup keluar sesuai d. IK Air/
Pengoperasian
dengan kebutuhan air hingga bak Operator Air
Katup
penampung/reservoir terisi penuh; e. IK K3L APD Baku/
4. memantau ketinggian air di bak Operator
penampung. Yang Terkait

▪ Me
nga f. IK
Penyaluran Air Baku: mb 3) Operator
Pengoperasian
5. menyalurkan air baku dari bak il Sumber
sa Mekanikal
penampung ke bangunan Dan Elektrikal Mata Air/
mp
pengolahan air atau reservoir el Pompa Operator Air
distribusi air g. IK Baku/
bak Pengoperasian Operator
Sistem u Panel Kontrol
Tidak Perpompaan : unt Yang Terkait
Sistem
h. IK
6. mengoperasiuk Pengoperasian
Gravitasi?
kan pompa dip Katup
eri
ksa
i. POS
di Pengoperasian
Sistem lab Mekanikal
Genset : Tidak ora Dan Elektrikal
7. meng Sumbertori j. IK K3L APD
Ya Listrikum k. IK K3L APAR
opera
sikan PLN? bag
.
genset
pro
Ya
duk
si
A B C sec
ara
ber
kal
a jdih.pu.go.id
8. masing-masing pompa
- 156 –

A B C l. FM Ketinggian
Air 4) Supervisor
m. FM Kualitas Air Pengambilan
Baku Secara Air Baku
Pengawasan : Visual 5) Operator
8. memonitor tinggi ketinggian air n. FI Data Debit
Sumber
Air
baku; Mata Air/
o. FI Data
9. memonitor secara visual Tekanan Air Operator Air
kualitas air baku (kekeruhan); p. IK Pembacaan Baku/
10. mengecek dan memonitor Meter Air Operator
kontrol panel pompa dan q. IK Pembacaan
Yang Terkait
genset; dan Tekanan Air
11. membaca dan mencatat aliran r. IK
Pengoperasian
air (debit) dan tekanan air pada Panel Kontrol
alat ukur yang tersedia. s. IK K3L APD

Pelaporan: t. Laporan 6) Supervisor


12. Membuat laporan Pengoperasian Pengambilan
pengoperasian bangunan Bangunan Air Baku
Penangkap 7) Operator
penangkap mata air
Mata Air
Sumber
u. IK Pembuatan
Laporan Mata Air/
v. IK K3L APAR Operator Air
Baku/
Operator
Selesai
Yang Terkait

Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/ pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan pos tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/Manajer Direktur/Dirut


Terkait Terkait

jdih.pu.go.id
- 157 –

n. POS PEMELIHARAAN BANGUNAN PENANGKAP MATA AIR

Gambar 1. Skema Sistem Pemeliharaan Bangunan Penangkap Mata Air

SAMBUNGAN
LANGGANAN (SL)

Gambar 2. Bangunan Penangkap Mata Air Pada Unit Air Bak

Reservoir

jdih.pu.go.id
- 158 –

1) Model Prosedur Pemeliharaan Bangunan Penangkap Mata Air

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


AIR BAKU

NO. POS JUDUL POS REVISI KE:


N Pemeliharaan Bangunan Penangkap HALAMAN:
Mata Air

1. Tujuan
Memelihara aset-aset di lokasi bangunan penangkap mata air untuk
kelancaran selama beroperasi.

2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan pemeliharaan penangkap mata air ini
meliputi :
a. memelihara secara rutin sarana dan prasarana bangunan
penangkap mata air dan lingkungan sekitarnya;
b. memelihara secara berkala sarana dan prasarana bangunan
penangkap mata air;
c. melakukan identifikasi kerusakan dan melakukan perbaikan
kerusakan sarana dan prasarana broncaptering bila ada; dan
d. menyusun laporan perbaikan kerusakan.

3. Definisi
a. Unit air baku
sarana pengambilan dan/ atau penyedia air baku.

b. Unit produksi
Infrastruktur yang dapat digunakan untuk proses pengolahan
Air Baku menjadi Air Minum melalui proses fisika, kimia,
dan/atau biologi.

c. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya


disebut air baku
air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan
air tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu
tertentu sebagai air baku untuk air minum.

d. Air minum
Air Minum Rumah Tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum.

e. Mata air
air tanah yang muncul ke permukaan tanah secara alami.

f. Bangunan penangkap mata air (broncaptering)


mata air yang mengalir/muncul secara horisontal.

g. Perlindungan Mata Air (PMA)


dalam hal ini merupakan bangunan penangkap mata air
sekaligus unit produksi, bila menggunakan desinfektan sebelum
jdih.pu.go.id
- 159 –

didistribusikan.

h. Pemeliharaan rutin
pemeliharaan yang dilakukan secara rutin guna menjaga usia
pakai dan unit SPAM tanpa penggantian peralatan/suku
cadang.

i. Pemeliharaan berkala
pemeliharaan yang dilakukan secara berkala (dalam periode
lebih lama dari pemeliharaan rutin) guna memperpanjang usia
pakai unit SPAM yang biasanya diikuti dengan penggantian
suku cadang.

j. Sarana
segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai
maksud dan tujuan, alat atau media.

k. Prasarana
segala sesuatu yang merupakan penunjang utama
terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek
dan sebagainya).

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER.15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan


Kerja)
Perlengkapan K3L yang digunakan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi
antara lain perban, obat merah, dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri
dan lingkungan disekitarnya. Kewajiban itu sudah disepakati
oleh pemerintah melalui Departemen Tenaga Kerja Republik
Indonesia.

jdih.pu.go.id
- 160 –

Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi


adalah:
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai
pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat
pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk
melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas,
cairan kimia, dan sebagainya.
3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat
pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi
yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan
bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-
masing pekerjaan.
4) Ear plug/ear muff atau penutup telinga berfungsi sebagai
pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.
5) Rain coat atau jas hujan berfungsi sebagai pelindung dari
percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan
atau sedang mencuci alat).
6) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung
dari kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau
pakaian kantornya.
d. Rambu – rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.

6. Uraian Prosedur
a. Pemeliharaan rutin
Tahap pemeliharaan rutin meliputi:
1) membersihkan bangunan penangkap mata air dan
lingkungan sekitarnya;
2) menguras bak penampung air;
3) mengoleskan pelumas pada katup;
4) membersihkan saringan/screen; dan
5) memelihara sistem perpompaan dan genset secara rutin
sesuai dengan POS Pemeliharaan Mekanikal dan Elektrikal
(M&E) apabila pengaliran menggunakan pompa.

b. Pemeliharaan berkala
Tahap pemeliharaan berkala meliputi:
1) memeriksa kondisi bangunan penangkap mata air, katup,
bak penampung, lubang kontrol/manhole dan pagar dari
kebocoran dan kerusakan;
2) merehabilitasi bangunan penangkap mata air apabila
terjadi kerusakan;
3) melakukan pengecatan rumah katup, bak kontrol dan bak
penampung;
4) mengganti saringan/screen;
5) memeriksa dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar

jdih.pu.go.id
- 161 –

radius 100 meter dari bangunan penangkap terhadap


pencemaran, kotoran dan kerusakan lingkungan;
6) memelihari pipa transmisi air baku sesuai dengan POS
Pemeliharaan Pipa Transmisi Air Baku; dan
7) memelihara sistem perpompaan dan genset secara berkala
sesuai dengan POS Pemeliharaan Mekanikal dan Elektrikal
(ME) apabila pengaliran menggunakan pompa.

c. Identifikasi kerusakan sarana dan prasarana broncaptering


Tahap identifikasi kerusakan sarana dan prasarana
brocaptering meliputi:
1) mengidentifikasi keretakan dan kebocoran dinding bak
penampung;
2) mengidentifikasi kerusakan atau kebocoran pada katup,
lubang kontrol/manhole, pagar, dan saringan/screen;
3) mengidentifikasi kerusakan pompa sesuai dengan POS
Pemeliharaan Mekanikal dan Elektrikal apabila pengaliran
menggunakan pompa;
4) mengidentifikasi kerusakan genset sesuai dengan POS
Pemeliharaan Mekanikal dan Elektrikal apabila pengaliran
menggunakan pompa; dan
5) menganalisis tingkat kerusakan sarana dan prasarana.

d. Tindak lanjut dan rekomendasi atas kerusakan yang terjadi


Tahap tindak lanjut dan rekomendasi atas kerusakanyang
terjadi meliputi:
1) memperbaiki dinding bak penampung yang mengalami
keretakan dan kebocoran;
2) memperbaiki katup, lubang kontrol, pagar, screen yang
mengalami kerusakan atau kebocoran;
3) memperbaiki kerusakan pompa;
4) memperbaiki kerusakan genset;
5) memperbaiki dan/atau mengganti kerusakan sarana dan
prasarana melalui kerjasama dengan pihak ketiga apabila
perbaikan dan/atau penggantian tidak dapat dilakukan
sendiri oleh penyelenggara SPAM; dan
6) memperbaiki kerusakan tanpa penggantian suku cadang
atau dengan pergantian suku cadang.

e. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi:
1) membuat laporan hasil pemeliharaan sarana dan
prasarana bangunan penangkap mata air.
7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Isian (FI) tentang Laporan Kerusakan;
b. Formulir Isian (FI) tentang Permintaan Barang Dan Atau Bahan
Bakar;

jdih.pu.go.id
- 162 –

c. Formulir Isian (FI) tentang Laporan Tingkat Kerusakan;


d. IK Pemeliharaan Katup;
e. IK Pemeliharaan Panel;
f. IK Pemeliharaan Bangunan Penangkap Mata Air;
g. IK Perbaikan Sarana dan Prasarana;
h. IK Pemeliharaan Alat Ukur;
i. IK K3L APAR;
j. IK K3L APD;
k. POS Pemeliharaan Mekanikal dan Elektrikal;
l. POS Pemeliharaan Pipa Transmisi Air Baku;
m. Laporan Tingkat Kerusakan;
n. Laporan Rekomendasi;
o. Laporan Hasil Pencatatan dan Pemeliharaan Sarana Dan
Prasarana; dan
p. Laporan Kerusakan Sarana dan Prasarana.

jdih.pu.go.id
- 163 –

2 ) Diagram Alir Prosedur Pemeliharaan Bangunan Penangkap Mata Air

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


AIR BAKU
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
N Pemeliharaan Bangunan HALAMAN:
Penangkap Mata Air
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai
a. FI Tentang
Permintaan 1) Staf
Pemeliharaan Rutin : Barang Dan Pemeliharaan
1. Membersihkan bangunan penangkap Atau Bahan Bangunan
mata air dan lingkungan sekitarnya Bakar Pangambilan
2. Menguras bak penampung air b. POS Air Baku /Staf
3. Mengoleskan pelumas pada katup Pemeliharaan
yang terkait
Pipa Transmisi
4. Membersihkan saringan/screen 2) Staf
Air Baku
Pemeliharaan
c. IK Pemeliharaan
Pemeliharaan Berkala : Bangunan Instrumentasi
5. memeriksa kondisi bangunan Penangkap Mata
penangkap air, katup, bak penampung, Air
lubang kontrol/ manhole dan pagar d. IK Pemeliharaan
dari kebocoran dan kerusakan; Katup
6. merehabilitasi bangunan penangkap e. IK K3L APD
mata air apabila terjadi kerusakan; f. IK K3L APAR
7. melakukan pengecatan rumah katup,
bak kontrol dan bak penampung;
8. mengganti saringan/screen
9. memeriksa dan menjaga kebersihan
lingkungan sekitar radius 100 meter
dari bangunan penangkap terhadap
pencemaran, kotoran dan kerusakan
lingkungan

g. FI Permintaan 3) Staf
Tidak Barang Dan Atau Pemeliharaan
Sistem
Bahan Bakar Bangunan
Gravitasi?
h. POS Pangambilan
Pemeliharaan Pemeliharaan Air Baku /Staf
Ya Rutin Mekanikal dan
10. memelihara yang terkait
Pemeliharaan Berkala Elektrikal 4) Staf
pompa
12. Mengecek bangunan 11. memelihara i. IK Pemeliharaan Pemeliharaan
sipil umum, dari genset Panel
Instrumentasi
kerusakan struktur j. IK K3L APD
5) Staf
bangunan k. IK K3L APAR
Pemeliharaan
B Mekanikal
A

jdih.pu.go.id
- 164 –

6) Staf
A B
Pemeliharaan
Elektrikal

Pemeliharaan Berkala
13. memelihara pompa
14. memelihara genset

Memeriksa adanya kerusakan sarana l. FI Identifikasi 7) Staf


dan prasarana Kerusakan Pemeliharaan
m. FI Laporan Bangunan
Identifikasi Tingkat Pangambilan
Kerusakan Kerusakan Air Baku/ Staf
Sarana dan n. FI Permintaan yang terkait
Prasarana : Barang 8) Staf
15. mengidentifi Dan/Atau Pemeliharaan
Ya kasi Bahan Bakar Instrumentasi
Ada
Keretakan dan o. POS Kerjasama 9) Staf
kerusakan
sarana dan kebocoran Pemeliharaan Pemeliharaan
prasarana? dinding bak Dengan Pihak Mekanikal
penampung Ketiga 10) Staf
16. mengidentifik p. Laporan Pemeliharaan
asi kerusakan Rekomendasi Elektrikal
atau q. IK K3L APAR 11) Pihak Ketiga
kebocoran r. IK K3L APD
katup, lubang
kontrol/
manhole,
pagar, dan
saringan/scr
een
Tidak 17. mengidentifik
asi kerusakan
pompa
18. mengidentifik
asi kerusakan
genset

19. menganalisis tingkat


kerusakan
20. melakukan Koordinasi
dengan unit kerja terkait

C
D

jdih.pu.go.id
- 165 –

C D

Tindak Lanjut dan


Rekomendasi atas kerusakan
yang terjadi :
21. memperbaiki dinding bak
penampung mengalami
keretakan dan kebocoran;
22. memperbaiki katup,
lubang kontrol, pagar,
screen yang mengalami
kerusakan atau
kebocoran;
23. memperbaiki kerusakan
pompa;
1. memperbaiki kerusakan
genset

Tidak Perbaikan
sendiri?

Ya

Kerjasama
dengan Pihak
Ketiga

s. IK Perbaikan 12) Staf


Perbaikan Kerusakan:
Sarana Dan Pemeliharaan
24. memperbaiki kerusakan
Prasarana Bangunan
tanpa penggantian suku t. FI Pangambilan
cadang; Permintaan Air Baku/ Staf
25. memperbaiki kerusakan Barang yang terkait
dengan penggantian suku Dan/Atau 13) Staf
cadang. Bahan Bakar Pemeliharaan
u. K3L APD Instrumentasi
14) Staf
Pemeliharaan
E Mekanikal
15) Staf
F Pemeliharaan
Elektrikal
16) Pihak Ketiga

jdih.pu.go.id
- 166 –

E F v. IK Pembuatan 17) Supervisor


Laporan Pengambilan
w. IK K3L APAR Air Baku/
x. Laporan Hasil Supervisor
Pencatatan dan Terkait
Pelaporan : Pemeliharaan 18) Staf
26. membuat laporan hasil Sarana dan Pemeliharaan
pemeliharaan sarana dan Prasarana Bangunan
prasarana bangunan y. Laporan Pangambilan
penangkap mata air. Kerusakan Air Baku
Sarana dan
Prasarana

Selesai

Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/ pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan pos tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/ Direktur/Dirut


Terkait Manajer Terkait

jdih.pu.go.id
- 167 –

o. POS PENGOPERASIAN SUMUR DALAM

Gambar 1. Skema Sistem Sumur Dalam Pada Unit Air Baku

SAMBUNGAN
LANGGANAN (SL)

Gambar 2. Sumur Dalam

Keterangan gambar :
1. Gate valve
2. Engine
3. Pressure gauge
4. Non return valve
5. Drive head
6. Discharge base
7. Column pipe
8. Bowl
9. Suction pipe
10. Footvalve
11. Strainer

jdih.pu.go.id
- 168 –

1) Model Prosedur Pengoperasian Sumur Dalam

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


AIR BAKU
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
O Pengoperasian Sumur Dalam HALAMAN:

1. Tujuan
Menjamin ketersediaan air baku yang akan disalurkan ke unit
produksi.

2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pengoperasian sumur dalam meliputi:
a. mempersiapkan dengan memeriksa sistem kelistrikan, kondisi alat
ukur tekanan, katup-katup, dan meter air;
b. melaksanakan kegiatan dengan mengoperasikan pompa dan genset
bila sumber listrik PLN mati atau belum ada listrik PLN;
c. mengawasi dengan memonitor kinerja panel kontrol pompa,
mencatat tekanan, mencatat fluktuasi aliran air serta mengambil
sampel air baku untuk diperiksa dilaboratorium; dan
d. melakukan kegiatan pelaporan.

3. Definisi
a. Unit air baku
sarana pengambilan dan/atau penyedia air baku.

b. Unit produksi
Infrastruktur yang dapat digunakan untuk proses pengolahan Air
Baku menjadi air minum melalui proses fisika, kimia, dan/atau
biologi.

c. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya


disebut air baku
air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air
tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu
sebagai air baku untuk air minum.

d. Air minum
Air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan zatau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum.

e. Pengoperasian
rangkaian kegiatan mulai dari persiapan sampai dengan
pelaksanaan suatu sistem/komponen di dalam unit air baku
sehingga dapat berjalan/beroperasi dengan baik.

jdih.pu.go.id
- 169 –

f. Sumur dalam
bangunan/ konstruksi sumur dengan kedalaman lebih dari 25
meter. Kualitas air yang bagus dapat diperoleh dengan debit yang
stabil. Sumur dalam dapat digunakan secara komunal, dengan
pengelola adalah individu atau kelompok yang ditunjuk oleh
masyarakat pengguna.

g. Meter air
alat untuk mengukur debit air yang keluar dari pompa.

h. Manometer
suatu alat untuk mengukur tekanan air dalam pipa dalam suatu
rangkaian sistem perpipaan pompa.

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan Kerja)


Perlengkapan K3L yang digunakan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi antara
lain perban, obat merah, dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan
risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan
lingkungan disekitarnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh
pemerintah melalui Kementerian yang menyelenggarakan urusan
di bidang ketenagakerjaan.
Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi
adalah:
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai
pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.

jdih.pu.go.id
- 170 –

2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat pengaman


saat bekerja di tempat yang becek ataupun berlumpur.
Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki
dari benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dan
sebagainya.
3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat pelindung
tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat
mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung
tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
4) Ear plug/ear muff atau penutup telinga berfungsi sebagai
pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.
5) Rain coat atau jas hujan berfungsi sebagai pelindung dari
percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan
atau sedang mencuci alat).
6) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung
dari kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau pakaian
kantornya.
d. Rambu – rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.

6. Uraian Prosedur
a. Persiapan
Tahap persiapan meliputi:
1) memeriksa sistem kelistrikan;
2) memeriksa kondisi alat ukur tekanan serta katup-katupnya;
dan
3) memeriksa kondisi dan keakuratan alat ukur debit.

b. Pengoperasian
Tahap pengoperasian meliputi:
1) mengoperasikan pompa sesuai kebutuhan pengambilan air
sesuai dengan POS Pengoperasian Mekanikal dan Elektrikal;
2) mengatur jam operasi pompa sesuai kebutuhan pengambilan
air;
3) mengoperasikan genset sebagimana POS Pengoperasian
Mekanikal dan Elektrikal (M&E) apabila tidak menggunakan
sumber listrik PLN; dan
4) mengambil sampel air baku untuk diperiksa dilaboratorium.

c. Pengawasan
Tahap pengawasan meliputi:
1) mengawasi dan memonitor kinerja panel kontrol listrik
kendali pompa;
2) memantau dan mencatat tekanan pada manometer; dan
3) memantau dan mencatat fluktuasi aliran air (debit) pada alat
ukur yang tersedia.

jdih.pu.go.id
- 171 –

d. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi:
1) membuat laporan kondisi air baku; dan
2) membuat laporan pengoperasian sumur dalam.

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Monitoring (FM) tentang Debit Air Baku;
b. Formulir Monitoring (FM) tentang Penggunaan Genset;
c. Formulir Monitoring (FM) tentang ME Seperti Daya Pompa;
Tegangan Listrik, Arus Listrik dan Lain-Lain;
d. Formulir Monitoring (FM) tentang Kinerja Panel Kontrol;
e. Formulir Isian (FI) tentang Kinerja Operasi Pompa;
f. IK Pengambilan Sampel Air Baku;
g. IK Pengoperasian Katup;
h. IK K3L APAR;
i. IK K3L APD;
j. IK Pembuatan Laporan;
k. POS Pengoperasian Mekanikal dan Elektrikal; dan
l. Laporan Informasi Hasil Kualitas Air Baku secara Visual.

jdih.pu.go.id
- 172 –

2 ) Diagram Alir Prosedur Pengoperasian Sumur Dalam

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


AIR BAKU
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
O Pengoperasian Sumur Dalam HALAMAN:

Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

a. FM Debit Air
Mulai Baku
b. FM ME Seperti 1) Operator Air
Daya Pompa, Tanah dan
Tegangan Sumur Dalam/
Tahap Persiapan : Listrik, Arus Operator Air
Listrik, dan
1. memeriksa sistem kelistrikan; Baku/Operator
Lain-Lain
2. memeriksa kondisi alat ukur c. IK Yang Terkait
tekanan serta katup-katupnya; Pengoperasian
dan Katup
d. IK K3L APD
3. memeriksa kondisi dan
e. IK K3L APAR
keakuratan alat ukur debit.

f. FI Kinerja
Pengaturan Pompa: Operasi Pompa 2) Operator Air
4. Mengoperasikan pompa sesuai g. POS Tanah dan
kebutuhan pengambilan air Pengoperasian Sumur Dalam/
Mekanikal Dan Operator Air
5. Mengatur jam operasi pompa Elektrikal Baku/Operator
sesuai kebutuhan h. IK K3L APAR
Yang Terkait
i. IK K3L APD
▪ Mengambil sampel air baku untuk diperiksa di
laboratorium bag. produksi secara berkala
10. masing-masing pompa

j. FM Penggunaan
Genset 3) Supervisor
Tidak k. FM Kinerja Panel Pengambilan
Sumber Kontrol
Air Baku
listrik l. FI Kinerja Operasi
Pompa 4) Operator Air
PLN?
Pengoperasian m. POS pengoperasian Tanah dan
Genset: Genset Sumur Dalam/
Ya n. POS Pengoperasian
6. mengoperasikan Pompa Operator Air
genset o. IK K3L APD Baku/Operator
A
p. IK K3L APAR Yang Terkait
▪ M
e
n
g
B a
m
b
i
l
jdih.pu.go.id
s
a
m
- 173 –

A
B

Pengawasan dan Kontrol:


7. mengawasi dan memonitor
kinerja panel kontrol listrik
kendali pompa;
8. mengawasi dan mencatat
tekanan pada manometer;
dan
9. mengawasi dan mencatat
fluktuasi aliran air pada
alat ukur yang tersedia
10. Mengambil sampel air
baku untuk diperiksa di
laboratorium bag. produksi
secara berkala
12. masing-masing pompa
13.
Pengambilan sampel air baku q. IK 5) Operator Air
11. mengambil sampel air baku Pengambilan Tanah dan
untuk diperiksa Sampel Air Sumur Dalam/
Baku Operator Air
dilaboratorium r. IK K3L APD Baku/Operator
▪ M Yang Terkait
e
n
g
Pelaporan : a s. Laporan 6) Supervisor
m Informasi
12. membuat laporan kondisi air b
Pengambilan
Kualitas Air
baku i Air Baku
Baku secara
13. membuat laporan l Visual 7) Operator Air
pengoperasian sumur dalam t. IK Pembuatan Tanah dan
s
a Laporan Sumur Dalam/
m u. IK K3L APAR Operator Air
p Baku/Operator
Selesai e Yang Terkait
l

Keterangan : a
i
alur proses selanjutnya r

batasan tugas sesuai dengan bjabatan kerja dan/atau area kerja


a
suatu kegiatan/ pekerjaan yang
k dilakukan dan pengecekan
u
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
u
konektor ke halaman berikutnya
n
tanda pekerjaan pos tersebut tmulai atau selesai
u
dokumen pendukung/laporank
Disusun Diperiksa d Disetujui Tanggal
i
p
e
r
Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/ i Direktur/Dirut
Terkait Manajer Terkaitk
s
a
jdih.pu.go.id
d
i
- 174 –

p. POS PEMELIHARAAN SUMUR DALAM

Gambar 1. Skema Sistem Sumur Dalam Pada Unit Air Baku

SAMBUNGAN
LANGGANAN (SL)

Gambar 2. Sumur Dalam

Keterangan gambar :
1. Gate valve
2. Engine
3. Pressure gauge
4. Non return valve
5. Drive head
6. Discharge base
7. Column pipe
8. Bowl
9. Suction pipe
10. Footvalve
11. Strainer

jdih.pu.go.id
- 175 –

1) Model Prosedur Pemeliharaan Sumur Dalam

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


AIR BAKU
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
P Pemeliharaan Sumur Dalam HALAMAN:
1. Tujuan
Memelihara aset-aset di lokasi sumur dalam untuk kelancaran
selama beroperasi.

2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan pemeliharaan sumur dalam ini meliputi :
a. memelihara secara rutin sarana dan prasarana sumur dalam
dan lingkungan sekitarnya;
b. memelihara secara berkala saran adan prasarana sumur dalam;
c. melakukan identifikasi kerusakan dan melakukan perbaikan
kerusakan sarana dan prasarana sumur dalam, bila ada
kerusakan; dan
d. menyusun laporan kerusakan dan hasil pemeliharaan.

3. Definisi
a. Unit air baku
sarana pengambilan dan/ atau penyedia air baku.

b. Unit produksi
Infrastruktur yang dapat digunakan untuk proses pengolahan
air baku menjadi air minum melalui proses fisika, kimia,
dan/atau biologi.

c. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya


disebut air baku
air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air
tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu
sebagai air baku untuk air minum.

d. Air minum
Air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum.

e. Sumur dalam
bangunan/konstruksi sumur dengan kedalaman lebih dari 25
meter.

f. Meter air
alat untuk mengukur debit air yang keluar dari pompa.

g. Manometer
suatu alat untuk mengukur tekanan air dalam pipa dalam
suatu rangkaian sistem perpipaan pompa.

jdih.pu.go.id
- 176 –

h. Ampere meter
alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik yang
ada dalam rangkaian tertutup.

i. Well development (pencucian dan pembersihan sumur dalam)


pekerjaan pencucian dan pembersihan sumur dalam dengan
maksud untuk dapat membersihkan dinding zona invasi akuifer
serta kerikil pembalut dari partikel halus, agar seluruh bukaan
pori atau celah akuifer dapat terbuka penuh sehingga ar tanah
dapat mengalir ke dalam lubang saringan (screen) dengan
sempurna. Manfaat dari tahap Well development ini adalah (1)
menghilangkan atau mengurangi penyumbatan (clogging)
akuifer pada dinding lobang bor; (2) meningkatkan porositas
dan permeabilitas akuifer disekeliling sumur dalam dan (3)
menstabilakan formasi lapisan pasir di sekeliling saringan,
sehingga pemompaan bebas dari kandungan pasir-pasir. Well
development memiliki 2 tahap pelaksanaan:
1) Water jetting (penyemburan air)
dimaksudkan melakukan penyemburan air dalam posisi
saringan di dalamsumur dengan pemompaan air bersih
bertekanan tinggi, dengan menggunakan alat jetting 4
nozzle berputar dan naik turun di posisi seluruh saringan
yang terpasang.Kegiatan ini dilakukan sampai seluruh
saringan bersih dari kotoran/lumpur yangmenyumbat.
2) Air lifting
dimaksudkan melakukan peniupan udara dari kompresor
sumur (dari kedalaman total sampai ke permukaan) dengan
menggunakan drill road (stang bor) sebagai penghantar
dengan maksud agar terjadi gejolak cairan di dalam sumur,
oleh karena itu diharapkan tidak ada air yang keluar dari
lubang sumur bagian atas.

j. Pemeliharaan rutin
pemeliharaan yang dilakukan secara rutin guna menjaga usia
pakai dan unit SPAM tanpa penggantian peralatan/suku
cadang.

k. Pemeliharaan berkala
pemeliharaan yang dilakukan secara berkala (dalam periode
lebih lama dari pemeliharaan rutin) guna memperpanjang usia
pakai unit SPAM yang biasanya diikuti dengan penggantian
suku cadang.

l. Flow meter
alat untuk mengukur debit air yang keluar dari pompa.
m. Sarana
segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai
maksud dan tujuan, alat atau media.
n. Prasarana
segala sesuatu yang merupakan penunjang utama
terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek
dan sebagainya) .

jdih.pu.go.id
- 177 –

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan Kerja)


Perlengkapan K3L yang digunakan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi
antara lain perban, obat merah, dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri
dan lingkungan disekitarnya. Kewajiban itu sudah disepakati
oleh pemerintah melalui Kementerian yang menyelenggarakan
urusan di bidang ketenagakerjaan.
Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi
adalah :
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai
pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat
pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk
melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas,
cairan kimia, dan sebagainya.
3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat pelindung
tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat
mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung
tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing
pekerjaan.
4) Ear plug/ear muff atau penutup telinga berfungsi sebagai
pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.
5) Rain coat atau jas hujan berfungsi sebagai pelindung dari
percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan
atau sedang mencuci alat).
6) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung
dari kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau
pakaian kantornya.

jdih.pu.go.id
- 178 –

d. Rambu – rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.


6. Uraian Prosedur
a. Pemeliharaan rutin
Tahap pemeliharan rutin meliputi:
1) membersihkan lingkungan disekitar sumur dalam;
2) mengecek kondisi bangunan dan perlengkapan sumur
dalam;
3) memeriksa kondisi pompa, genset, kontrol panel,
perpipaan, katup dan aksesorisnya;
4) mengencangkan gasket, mur atau baut bila diperlukan;
5) memastikan posisi pompa submersible agar selalu
terendam air baku; dan
6) mengecek dan memelihara keakuratan alat ukur
(manometer, volt meter, water meter dan ampermeter dll),
agar kinerja pompa dan debit pengambilan air dapat
dipantau.

b. Pemeliharaan berkala
Tahap pemeliharaan berkala meliputi:
1) mengecek kondisi pompa, pipa, katup, dan aksessoriesnya
terhadap adanya kerusakan;
2) menguras sumur dalam (well development);
3) memeriksa ketersediaan bahan bakar dalam tangki genset;
4) mengecek kinerja pompa sesuai dengan POS Pemeliharaan
Mekanikal dan Elektrikal; dan
5) memanaskan genset untuk yang stand by sesuai dengan
POS Pemeliharaan Mekanikal dan Elektrikal.

c. Identifikasi kerusakan sarana dan prasarana sumur dalam


Tahap identifikasi kerusakan sarana dan prasarana sumur
dalam meliputi:
1) mengidentifikasi terjadinya penyumbatan pada saringan
yang mengakibatkan berkurangnya debit pompa;
2) mengidentifikasi kerusakan bangunan fisik rumah pompa
dan genset;
3) mengidentifikasi kerusakan pompa, pipa, katup & panel
kontrol pompa; dan
4) mengidentifikasi kerusakan genset.

d. Perbaikan kerusakan sarana dan prasarana sumur dalam


Tahap perbaikan kerusakan sarana dan prasarana sumur
dalam meliputi:
1) melakukan kerjasama dengan pihak ketiga bila perbaikan
tidak diperbaiki sendiri oleh penyelenggara SPAM
2) Memperbaiki kerusakan tanpa penggantian peralatan atau
suku cadang
3) Memperbaiki kerusakan dengan penggantian peralatan
atau suku cadang

jdih.pu.go.id
- 179 –

e. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi:
1) membuat laporan hasil pemeliharaan sarana dan
prasarana pada sumur dalam; dan
2) menyusun laporan perbaikan kerusakan.

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Monitoring (FM) tentang Seperti Daya Pompa,
Tegangan Listrik, Arus Listrik, dan lain-lain;
b. Formulir Isian (FI) tentang Laporan Kerusakan;
c. Formulir Isian (FI) tentang Permintaan Barang Dan Atau Bahan
Bakar;
d. IK Pemeliharaan Katup;
e. IK Pemeliharaan Bangunan Sumur Dalam;
f. IK Pemeliharaan Panel;
g. IK Perbaikan Sarana dan Prasarana;
h. IK K3L APAR;
i. IK K3 APD;
j. POS Pemeliharaan Mekanikal dan Elektrikal;
k. Laporan Tingkat Kerusakan;
l. Laporan Rekomendasi;
m. Laporan Hasil Pencatatan dan Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana; dan
n. Laporan Kerusakan Sarana dan Prasarana.

jdih.pu.go.id
- 180 –

2 ) Diagram Alir Prosedur Pemeliharaan Sumur Dalam

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


AIR BAKU
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
P Pemeliharaan Sumur Dalam HALAMAN:
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai a. FI Permintaan 1) Staf


Barang Pemeliharaan
dan/atau Bangunan
Pemeliharaan Rutin :
Bahan Bakar Pangambilan
1. membersihkan lingkungan disekitar
b. IK Air Baku /Staf
sumur dalam;
Pemeliharaan yang terkait
2. mengecek kondisi bangunan dan
Katup 2) Staf
perlengkapan sumur dalam;
c. IK Pemeliharaan
3. memeriksa kondisi pompa, genset, Instrumentasi
Pemeliharaan
kontrol panel, perpipaan, katup dan Panel 3) Staf
aksesorisnya; d. IK Pemeliharaan
4. mengencangkan gasket, mur atau Pemeliharaan Mekanikal
baut bila diperlukan; Bangunan 4) Staf
5. memastikan posisi pompa Sumur Dalam Pemeliharaan
submersible agar selalu terendam air e. IK K3L APD Elektrikal
baku; dan f. IK K3L APAR
6. mengecek dan memelihara g. POS
keakuratan alat ukur (manometer, Pemeliharaan
volt meter, water meter dan Mekanikal
ampermeter), agar kinerja pompa Dan
dan debit pengambilan air dapat Elektrikal
dipantau.

Pemeliharaan Berkala:
7. mengecek kondisi pompa, pipa,
katup, dan aksessoriesnya terhadap
kerusakan;
8. menguras sumur dalam (well
development);
9. memeriksa ketersediaan bahan
bakar dalam tangki genset;
10. mengecek kinerja pompa sesuai
dengan POS Pemeliharaan
Mekanikal dan Elektrikal; dan
11. memanaskan genset untuk yang
stand by sesuai dengan POS
Pemeliharaan Mekanikal dan
Elektrikal.

jdih.pu.go.id
- 181 –

A 5) Staf
h. FM
Kerusakan Pemeliharaan
Sarana dan Bangunan
Mengecek adanya kerusakan Pangambilan
Prasarana
sarana dan prasarana Air Baku /Staf
i. IK K3L APD
j. IK K3L APAR yang terkait
6) Staf
Pemeliharaan
Instrumentasi
Ada 7) Staf
Ya Pemeliharaan
kerusakan
sarana dan Mekanikal
prasarana? 8) Staf
Pemeliharaan
Elektrikal

k. FI Laporan 9) Staf
Identifikasi Kerusakan Sarana
Kerusakan Pemeliharaan
dan Prasarana :
Tidak 12. mengidentifikasi terjadinya l. FI Bangunan
penyumbatan pada saringan Permintaan Pangambilan
yang mengakibatkan Barang Air Baku /Staf
berkurangnya debit pompa;
dan/atau yang terkait
13. mengidentifikasi kerusakan
bangunan fisik rumah pompa Bahan Bakar 10) Staf
dan genset; m. POS Pemeliharaan
14. mengidentifikasi kerusakan Kerjasama Instrumentasi
pompa, pipa, katup dan panel
kontrol pompa; dan
Pemeliharaan 11) Staf
15. mengidentifikasi kerusakan Dengan Pemeliharaan
genset. Pihak Ketiga Mekanikal
n. IK Perbaikan 12) Staf
Sarana dan Pemeliharaan
Prasarana Elektrikal
o. Laporan 13) Pihak Ketiga
16. menganalisis tingkat Rekomendasi
kerusakan;dan p. IK K3L APAR
17. melakukan Koordinasi q. IK K3L APD
dengan unit kerja terkait
untuk rencana perbaikan.

Tidak
Perbaikan
Sendiri?
Kerjasama
dgn Pihak
Ketiga Ya

D
B C

jdih.pu.go.id
- 182 –

14) Staf
B C D r. IK Perbaikan
Pemeliharaan
Sarana dan
Bangunan
Prasarana
Pangambilan
s. FI Permintaan
Air Baku /Staf
Barang
Perbaikan Kerusakan: yang terkait
Dan/Atau Bahan
18. memperbaiki kerusakan 15) Staf
Bakar
tanpa penggantian Pemeliharaan
t. IK K3L APD
peralatan atau suku Instrumentasi
u. IK K3L APAR
cadang; dan 16) Staf
v. POS Kerjasama
Pemeliharaan
19. memperbaiki kerusakan Pemeliharaan
Mekanikal
dengan penggantian dengan Pihak
17) Staf
peralatan atau suku Ketiga
Pemeliharaan
cadang. Elektrikal
18) Pihak Ketiga

w. Laporan Hasil
Pencatatan Dan 19) Supervisor
Pemeliharaan Pemeliharaan
Pelaporan : Bangunan IPA
Sarana Dan
20. membuat laporan hasil Prasarana 20) Staf
pemeliharaan sumur dalam Pemeliharaan
x. Laporan
Bangunan
Kerusakan
Pangambilan
Sarana Dan
Air Baku /Staf
Prasarana
Selesai yang terkait

Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan pos tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/Manajer Direktur/Dirut


Terkait Terkait

jdih.pu.go.id
- 183 –

q. POS PENGOPERASIAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU

Gambar 1. Pengoperasian Pipa Transmisi Air Baku

SAMBUNGAN
LANGGANAN (SL)

Gambar 2. Skema Sistem Pipa Transmisi Air Baku

jdih.pu.go.id
- 184 –

1) Model Prosedur Pengoperasian Pipa Transmisi Air Baku

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


AIR BAKU
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
Q Pengoperasian Pipa Transmisi Air Baku HALAMAN:

1. Tujuan
Menjamin ketersediaan air baku yang akan disalurkan ke unit
produksi.

2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pengoperasian pipa transmisi air baku meliputi:
a. mempersiapkan dengan memeriksa pipa transmisi air baku
beserta perlengkapannya, alat-alat ukur yang terpasang, traffic
management serta peta jaringan dan perlengkapannya;
b. melaksanakan kegiatan dengan mengoperasikan pompa apabila
sistem pengaliran tidak secara gravitasi;
c. mengawasi dengan memonitor aliran air melalui meter induk;
dan
d. melakukan kegiatan pelaporan.

3. Definisi
a. Unit air baku
sarana pengambilan dan/atau penyedia air baku.

b. Unit produksi
Infrastruktur yang dapat digunakan untuk proses pengolahan
air baku menjadi air minum melalui proses fisika, kimia,
dan/atau biologi.

c. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya


disebut air baku
air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan
air tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu
tertentu sebagai air baku untuk air minum.

d. Air minum
Air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum.

e. Jaringan pipa transmisi air baku


ruas pipa pembawa air dari sumber air sampai unit produksi.

f. Katup penguras (wash out valve)


berfungsi untuk menguras akumulasi lumpur atau pasir dalam
pipa transmisi, yang umumnya dipasang pada titik-titik
terendah dalam setiap segmen pipa transmisi.

jdih.pu.go.id
- 185 –

g. Katup
suatu alat yang digunakan untuk mengatur kecepatan aliran
air melalui sistem perpipaan.

h. Katup pelepas tekanan


berfungsi melepas atau mereduksi tekanan berlebih yang
mungkin terjadi pada pipa transmisi.

i. Jembatan pipa
merupakan bagian dari pipa transmisi atau pipa distribusi yang
menyeberang sungai/saluran atau sejenis, diatas permukaan
tanah/sungai.

j. Pompa
alat dengan bantuan motor yang berfungsi mengalirkan air ke
tempat yang telah ditentukan dengan debit dan tinggi tekan
(head) yang telah ditentukan.

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER.15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.
e. Standar Nasional Indonesia 7511 : 2011 tentang Tata Cara
Pemasangan Pipa Transmisi dan Pipa Distribusi serta
Bangunan Pelintas Pipa.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan


Kerja)
Perlengkapan K3L yang digunakan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi
antara lain perban, obat merah dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri
dan lingkungan disekitarnya. Kewajiban itu sudah disepakati

jdih.pu.go.id
- 186 –

oleh pemerintah melalui Kementerian yang menyelenggarakan


urusan di bidang ketenagakerjaan.
Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi
adalah:
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai
pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat
pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk
melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas,
cairan kimia, dan sebagainya.
3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat
pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi
yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan
bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-
masing pekerjaan.
4) Safety harness atau tali pengaman berfungsi sebagai
pengaman saat bekerja di ketinggian. Diwajibkan
menggunakan alat ini di ketinggian lebih dari 1,8 meter.
5) Ear plug/ear muff atau penutup telinga berfungsi sebagai
pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.
6) Rain coat atau jas hujan berfungsi sebagai pelindung dari
percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan
atau sedang mencuci alat).
7) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung
dari kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau
pakaian kantornya.
8) Rompi spotlight berfungsi melindungi pekerja agar mudah
terlihat atau mempunyai efek flouresensi ketika terkena
cahaya.
d. Rambu – rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.

6. Uraian Prosedur
a. Persiapan
Tahap persiapan meliputi:
1) menyiapkan peralatan untuk pengoperasian pipa transmisi
air baku beserta perlengkapan dan bangunan
penunjangnya seperti jembatan pipa, bak katup, katup
pengatur aliran dll;
2) memeriksa alat ukur yang terpasang pada jaringan pipa
transmisi air baku seperti manometer dan flowmeter;
3) Traffic management untuk pekerjaan yang ramai dengan
lalu lintas, seperti menyediakan peralatan rambu-rambu
pengamanan dan lain-lain; dan
4) menyiapkan peta jaringan serta perlengkapannya.

jdih.pu.go.id
- 187 –

b. Pengoperasian
Tahap pengoperasian meliputi:
1) Pemeriksaan jaringan pipa transmisi air baku
a) memeriksa jalur pipa terhadap kebocoran/kerusakan;
dan
b) memeriksa kondisi aliran dan tekanan pada jaringan
pipa transmisi air baku menggunakan alat ukur.
2) Pengoperasian katup penguras (wash out valve)
memeriksa kondisi katup, bak/chamber katup, dan
stratpot katup penguras;
a) melakukan pengurasan pipa untuk membuang
kotoran dalam pipa dengan membuka katup penguras
yang terdapat pada pipa transmisi dan/atau jembatan
pipa;
b) menutup kembali katup penguras setelah air terlihat
jernih; dan
c) mencatat laporan hasil pengoperasian katup
penguras.
3) Pengoperasian katup udara
a) memeriksa kondisi katup, bak/chamber katup, dan
katup udara;
b) melakukan pembuangan udara yang terjebak dalam
pipa dengan membuka katup udara yang terdapat
pada pipa transmisi dan/atau jembatan pipa; dan
c) menutup kembali katup udara setelah operasi selesai.

c. Pengawasan
Tahap pengawasan meliputi:
a) memonitor dan mencatat debit air pada meter induk;
b) memonitor mencatat tekanan air menggunakan alat ukur;
dan
c) memonitor periode waktu pengurasan jaringan.

d. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi:
1) membuat catatan-catatan kejadian dan kondisi operasi
pipa transmisi air baku;
2) membuat laporan hasil kegiatan pengoperasian pada pipa
transmisi air baku; dan
3) memberi masukan temuan ketidaksesuaian kondisi
lapangan dengan as built drawing.

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Monitoring (FM) tentang Operasi Pipa Transmisi Air
Baku;
b. Formulir Monitoring (FM) tentang Kondisi Pipa;
c. Formulir Monitoring (FM) tentang Kondisi Aliran dan Tekanan
Di Pipa Transmisi;
d. Formulir Isian (FI) Tentang Data Aliran dan Tekanan;

jdih.pu.go.id
- 188 –

e. IK Pengoperasian Katup;
f. IK Pembacaan Alat Ukur Aliran dan Tekanan Air;
g. IK Pengoperasian Alat Deteksi Kebocoran;
h. IK Perbaikan Kebocoran pada Pipa;
i. IK Pengambilan Sampel Air; dan
j. IK K3L APD.

jdih.pu.go.id
- 189 –

2 ) Diagram Alir Prosedur Pengoperasian Pipa Transmisi Air Baku


UNIT SPAM:
LOGO dan KOP
AIR BAKU
NO. JUDUL POS REVISI KE:
POS Pengoperasian Pipa HALAMAN:
Q Transmisi Air Baku
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai 1) Supervisor
a. FM operasi
pipa transmisi Pengaliran
Tahap persiapan : air baku dan
b. FM kondisi Pemeliharan
1. menyiapkan peralatan untuk
pipa Jaingan
pengoperasian pipa transmisi air baku
c. FM kondisi 2) Pelaksana
beserta perlengkapan dan bangunan Sistem
penunjangnya seperti jembatan pipa, aliran dan
tekanan di Pengaliran
bak katup, katup pengatur aliran dan Air/
pipa transmisi
lain-lain; Pelaksana
d. FI tentang data
2. memeriksa alat ukur yang terpasang aliran dan Yang Terkait
pada jaringan pipa transmisi air baku tekanan
seperti manometer dan flowmeter; e. Peta Jaringan
3. traffic management untuk pekerjaan f. IK K3L APD
yang ramai dengan lalu lintas, seperti
menyediakan peralatan rambu-rambu
pengamanan dan lain-lain; dan
4. menyiapkan peta jaringan serta
perlengkapannya.

g. IK Pembacaan 3) Pelaksana
Pengoperasian jaringan pipa transmisi
Alat Ukur Aliran Sistem
air baku:
Dan Tekanan Pengaliran
5. memeriksa jalur pipa terhadap Air/
kebocoran/kerusakan; dan h. IK
Pengoperasian Pelaksana
6. memeriksa kondisi aliran dan Yang Terkait
Alat Deteksi
tekanan pada jaringan pipa transmisi
Kebocoran
air baku menggunakan alat ukur. i. IK Perbaikan
Kebocoran Pada
Pipa
j. IK Pengambilan
A Sampel Air
k. IK K3L APD
l. FM Kondisi Pipa

4) Pelaksana
Sistem
Pengaliran
Air/
Pelaksana

jdih.pu.go.id
- 190 –

Yang Terkait
A m. FI Pengurasan
Jaringan
n. IK
Pengoperasian katup penguras (wash out valve): Pengoperasian
7. memeriksa kondisi katup, bak/chamber Katup
katup, dan stratpot katup penguras; o. IK K3L APD
8. membuka katup pengurasan yang terdapat p. POS
pada pipa transmisi air baku dan/atau Pengurasan
jembatan pipa untuk membuang kotoran Jaringan Pipa
dalam pipa air baku;
9. menutup kembali katup penguras; dan
10. mencatat hasil pengoperasian katup
penguras.

Pengoperasian katup udara: q. FI operasi


11. memeriksa kondisi katup, bak/ katup udaa 5) Pelaksana
chamber katup, dan katup udara; r. IK Sistem
12. memantau fungsi dan kinerja dari pengoperasian Pengaliran
katup Air/
operasi katup udara;
s. IK K3L APD Pelaksana
13. membuka dan menutup katup udara
t. IK K3L APK Yang Terkait
apabila katup udara yang digunakan
masih manual; dan
14. mencatat hasil pengoperasian katup
udara.

6) Supervisor
Pengawasan: u. FM kondisi
Pengaliran
15. memonitor dan mencatat debit air aliran dan
dan
pada meter induk/flow meter; tekanan di
Pemeliharan
16. memonitor mencatat tekanan air pipa
Jaingan
menggunakan alat ukur; dan transmisi
v. FI data aliran
7) Pelaksana
17. memonitor periode waktu Sistem
dan tekanan
pengurasan jaringan. Pengaliran
w. IK K3L APD
Air/
Pelaksana
Yang Terkait

jdih.pu.go.id
- 191 –

x. FM Kondisi 8) Supervisor
Aliran dan Pengaliran
Pelaporan: Tekanan di dan
18. membuat catatan-catatan Pipa Pemeliharan
kejadian dan kondisi operasi pipa Transmisi Jaingan
transmisi air baku; y. FI Data 9) Operator
19. membuat laporan hasil kegiatan Aliran dan Pelaksana
pengoperasian pada pipa Tekanan Sistem
transmisi air baku; dan z. IK Pengaliran
Pembuatan Air/
20. memberi masukan temuan
Laporan Pelaksana
ketidaksesuaian kondisi lapangan
aa. IK K3L APAR Yang Terkait
dengan as built drawing.
bb. As bulit
drawing

Selesai

Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan POS tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/Manajer Direktur/Dirut


Terkait Terkait

jdih.pu.go.id
- 192 –

r. POS PEMELIHARAAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU

Gambar 1. Pengoperasian Pipa Transmisi Air Baku

SAMBUNGAN
LANGGANAN (SL)

Gambar 2. Skema Sistem Pipa Transmisi Air Baku

jdih.pu.go.id
- 193 –

1) Model Prosedur Pemeliharaan Pipa Transmisi Air Baku

UNIT SPAM:
LOGO dan KOP
AIR BAKU
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
R Pemeliharaan Pipa Transmisi Air Baku HALAMAN:
1. Tujuan
Memelihara sarana dan prasarana pada sistem pipa transmisi air
baku untuk tetap beroperasi sesuai dengan spesifikasi teknis yang
dipersyaratkan sehingga kinerja operasi pipa transmisi air baku
berjalan sebagaimana mestinya.

2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pemeliharaan pipa transmisi air baku meliputi:
a. memelihara secara rutin sarana dan prasarana pipa transmisi
air baku dan lingkungan sekitarnya;
b. memelihara secara berkala sarana dan prasarana pipa
transmisi air baku, melakukan identifikasi kerusakan dan
melakukan perbaikan kerusakan sarana dan prasarana pipa
transmisi air baku;
c. mengidentifikasi adanya kerusakan serta membuat
rekomendasi dan rencana tindak atas kerusakan yang terjadi,
bila ada kerusakan; dan
d. menyusun laporan kerusakan dan hasil pemeliharaan.

3. Definisi
a. Unit air baku
sarana pengambilan dan/atau penyedia air baku.

b. Unit produksi
Infrastruktur yang dapat digunakan untuk proses pengolahan
air baku menjadi air minum melalui proses fisika, kimia,
dan/atau biologi.

c. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya


disebut air baku
air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan
air tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu
tertentu sebagai air baku untuk air minum.

d. Air minum
Air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum.

e. Jaringan pipa transmisi air baku


ruas pipa pembawa air dari sumber air sampai unit produksi.

f. Katup penguras (wash out valve)


berfungsi untuk menguras akumulasi lumpur atau pasir dalam
pipa transmisi, yang umumnya dipasang pada titik-titik
terendah dalam setiap segmen pipa transmisi.

jdih.pu.go.id
- 194 –

g. Katup pelepas tekanan


berfungsi melepas atau mereduksi tekanan berlebih yang
mungkin terjadi pada pipa transmisi.

h. Jembatan pipa
bagian dari pipa transmisi atau pipa distribusi yang
menyeberang sungai/saluran atau sejenis, diatas permukaan
tanah/sungai.

i. Pompa
alat dengan bantuan motor yang berfungsi mengalirkan air ke
tempat yang telah ditentukan dengan debit dan tinggi tekan
(head) yang telah ditentukan.

j. Pemeliharaan rutin
pemeliharaan yang dilakukan secara rutin guna menjaga usia
pakai dan unit SPAM tanpa penggantian peralatan/suku
cadang.

k. Pemeliharaan berkala
pemeliharaan yang dilakukan secara berkala (dalam periode
lebih lama dari pemeliharaan rutin) guna memperpanjang usia
pakai unit SPAM yang biasanya diikuti dengan penggantian
suku cadang.

l. Rehabilitasi
perbaikan salah satu, sebagian atau seluruh unit SPAM agar
dapat berfungsi secara normal kembali.

m. Sarana
segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam
mencapai maksud dan tujuan, alat atau media.

n. Prasarana
segala sesuatu yang merupakan penunjang utama
terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek
dan sebagainya).

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan Dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER.15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.

jdih.pu.go.id
- 195 –

e. Standar Nasional Indonesia 7511 : 2011 tentang Tata Cara


Pemasangan Pipa Transmisi dan Pipa Distribusi serta
Bangunan Pelintas Pipa.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan


Kerja)
Perlengkapan K3L yang digunakan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama P3K
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi
antara lain perban, obat merah dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri
dan lingkungan disekitarnya. Kewajiban itu sudah disepakati
oleh pemerintah melalui Kementerian yang menyelenggarakan
urusan di bidang ketenagakerjaan.
Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi
adalah:
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai
pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat
pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk
melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas,
cairan kimia, dan sebagainya.
3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat
pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi
yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan
bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-
masing pekerjaan.
4) Safety harness atau tali pengaman berfungsi sebagai
pengaman saat bekerja di ketinggian. Diwajibkan
menggunakan alat ini di ketinggian lebih dari 1,8 meter.
5) Rain coat atau jas hujan berfungsi sebagai pelindung dari
percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan
atau sedang mencuci alat).
6) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung
dari kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau
pakaian kantornya.
7) Rompi spotlight berfungsi melindungi pekerja agar mudah
terlihat atau mempunyai efek flouresensi ketika terkena
cahaya.
d. Rambu – rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.

6. Uraian Prosedur
a. Pemeliharaan rutin
Tahap pemeliharaan rutin meliputi:
1) memeriksa kondisi fisik dan alat ukur tekanan air
(manometer) yang terpasang pada pipa transmisi air baku;
2) memeriksa kondisi fisik dan operasi alat ukur aliran air
(water meter/ flow meter) yang terpasang pada pipa

jdih.pu.go.id
- 196 –

transmisi air baku;


3) memeriksa kondisi perpipaan dan aksesorisnya dari
kerusakan;
4) memeriksa jalur transmisi air baku, termasuk jembatan
pipa serta bangunan dan sarana penunjangnya (bak,
katup, trust block dan lain - lain);
5) membersihkan bak katup/stratpot, trust block/serta
abutmen jembatan pipa dari kotoran dan timbunan
sampah serta akar tumbuh-tumbuhan;
6) memeriksa kondisi katup pelepas udara, gate valve dan
katup penguras yang ada pada jalur pipa transmisi air
baku termasuk yang ada pada jembatan pipa; dan
7) memeriksa kondisi fisik bangunan jembatan pipa dan
bangunan penunjang lainnya.

b. Pemeliharaan berkala
Tahap pemeliharaan berkala meliputi:
1) mengganti gasket, mur atau baut pada sistem perpipaan
yang rusak/ bocor;
2) memperbaiki kebocoran pada bangunan air;
3) mengecat bangunan dan sarana penunjang lainnya yang
ada pada sistem pipa transmisi air baku;
4) mengecat pipa besi/baja (logam) dan struktur besi/baja
lainnya yang tidak tertanam untuk menghindari korosi
seperti pada jembatan pipa; dan
5) memperbaiki atau mengganti komponen jembatan pipa dan
katup-katup yang sudah rusak.

c. Identifikasi kerusakan sarana dan prasarana


Tahap identifikasi kerusakan sarana dan prasarana meliputi:
1) mengidentifikasi kerusakan dan kebocoran pada pipa
transmisi air baku beserta fitting, aksessoris dan
bangunan penunjangnya; dan
2) mengidentifikasi kerusakan pada jembatan pipa dan
bangunan penunjang lainnya.

d. Tindak lanjut dan rekomendasi atas kerusakan yang terjadi


Tahap tindak lanjut dan rekomendasi atas kerusakan yang
terjadi meliputi:
1) memperbaiki/mengganti setiap pipa transmisi air baku
beserta fitting, aksessoris dan bangunan penunjangnya
yang rusak;
2) menggali, membersihkan, dan memperbaiki setiap katup
yang tertimbun tanah sehingga tidak mengganggu
pengoperasian;
3) melakukan koordinasi dengan unit kerja terkait;
4) membuat rekomendasi usulan perbaikan kerusakan;
5) melakukan kerjasama dengan pihak ketiga bila perbaikan
tidak diperbaiki sendiri oleh PDAM/ Penyelenggara SPAM;
dan
6) memperbaiki kerusakan tanpa penggantian suku cadang
atau dengan pergantian suku cadang.

jdih.pu.go.id
- 197 –

e. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi:
1) membuat laporan hasil pemeliharaan sarana dan
prasarana pipa transmisi air baku; dan
2) menyusun laporan perbaikan kerusakan.

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Isian (FI) Tentang Laporan Kerusakan;
b. Formulir Isian (FI) Tentang Permintaan Barang dan/atau Bahan
Bakar;
c. IK Pemeliharaan Pipa Transmisi Air Baku;
d. IK Pemeliharaan Katup;
e. IK Pemeliharaan Alat - Alat Ukur;
f. IK Pemeliharaan Pompa;
g. IK Pemeliharaan Panel;
h. IK Pemeliharaan Bangunan Jembatan Pipa;
i. IK Pemeliharaan Bak Katup;
j. IK Pemeliharaan Tangki Hydrophor;
k. IK Pembuatan Laporan;
l. IK Pengadaan Barang dan Jasa;
m. IK Pengecatan Bangunan Sipil dan Besi/ Baja;
n. IK Perbaikan Sarana dan Prasarana;
o. IK K3L APAR;
p. IK K3L APD;
q. POS Pengoperasian Pipa Transmsisi Air Baku;
r. Laporan Tingkat Kerusakan;
s. Laporan Rekomendasi;
t. Laporan Hasil Pencatatan dan Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana; dan
u. Laporan Kerusakan Sarana dan Prasarana.

jdih.pu.go.id
- 198 –

2 ) Diagram Alir Prosedur Pemeliharaan Pipa Transmisi Air Baku

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


AIR BAKU
NO. JUDUL POS REVISI KE:
POS Pemeliharaan Pipa Transmisi Air Baku HALAMAN:
R
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai
1) Staf
a) FM Kondisi
Pemeliharaan
Pemeliharaan pipa transmisi air baku: Pipa
Bangunan
1. Pemeliharaan rutin, meliputi : Transmisi Air
Pengambilan
a. memeriksa kondisi fisik dan alat Baku
Air
ukur tekanan air (manometer) yang b) IK
2) Staf
terpasang pada pipa transmisi air Pemeliharaan
Pemeliharaan
Pipa
baku; Pipa dan
Transmisi Air
b. memeriksa kondisi fisik dan operasi Saluran Air
Baku
alat ukur aliran air (water meter/ Baku
c) IK
flow meter) yang terpasang pada 3) Staf
Pemeliharaan
pipa transmisi air baku; Pemeliharaan
Katup
c. memeriksa kondisi perpipaan dan Instrumentasi
d) IK
aksesorisnya dari kerusakan; Pemeliharaan
d. memeriksa jalur transmisi air baku, Alat-Alat Ukur
termasuk jembatan pipa serta e) IK
bangunan dan sarana Pemeliharaan
penunjangnya (bak, katup, trust Bangunan
Jembatan
block dll);
Pipa
e. membersihkan bak katup/stratpot,
f) IK Pengecatan
trustblock/ serta abutmen Bangunan
jembatan pipa dari kotoran dan Sipil dan
timbunan sampah serta akar Besi/Baja
tumbuh-tumbuhan; g) IK K3L APD
f. memeriksa kondisi katup pelepas h) POS
udara, gate valve dan katup Pengoperasian
penguras yang ada pada jalur pipa Pipa
transmisi air baku termasuk yang Transmsisi Air
ada pada jembatan pipa; Baku
g. memeriksa kondisi fisik bangunan
jembatan pipa dan bangunan
penunjang lainnya;

jdih.pu.go.id
- 199 –

Pemeliharaan pipa transmisi air baku:


2. Pemeliharaan berkala, meliputi :
a. mengganti gasket, mur atau baut pada
sistem perpipaan yang rusak/ bocor;
b. memperbaiki kebocoran pada bangunan
air;
c. mengecat bangunan dan sarana
penunjang lainnya yang ada pada
sistem pipa transmisi air baku;
d. mengecat pipa besi/baja (logam) dan
struktur besi/baja lainnya yang tidak
tertanam untuk menghindari korosi
seperti pada jembatan pipa; dan
e. memperbaiki atau mengganti komponen
jembatan pipa dan katup-katup yang
sudah rusak.

i) FI Identifikasi 4) Staf
Kerusakan Pemeliharaan
Ada j) FI Laporan Bangunan
kerusakan Ya
Tingkat Pengambilan
sarana dan Air
Kerusakan
prasarana?
k) FI Permintaan 5) Staf
Barang Pemeliharaan
dan/atau Pipa dan
Identifikasi kerusakan Saluran Air
Bahan Bakar
sarana dan prasarana: Baku
l) IK
3.mengidentifikasi Pemeliharaan 6) Staf
kerusakan dan Alat-Alat Ukur Pemeliharaan
kebocoran pada pipa m) IK Instrumentasi
transmisi air baku Pemeliharaan
Tidak beserta fitting, Katup
aksessoris dan sarana n) Laporan
penunjang lainnnya; Rekomendasi
dan o) IK K3L APAR
4 mengidentifikasi p) IK K3L APD
kerusakan pada q) POS Kerjasama
jembatan pipa dan Pemeliharaan
bangunan penunjang dengan Pihak
lainnya. Ketiga

C
B

jdih.pu.go.id
- 200 –

7) Staf
B C r) FI Identifikasi
Pemeliharaan
Kerusakan
Bangunan
s) FI Laporan
Tindak lanjut dan rekomendasi Pengambilan
Tingkat
atas kerusakan yang terjadi: Air
Kerusakan
5. memperbaiki/mengganti 8) Staf
t) FI Permintaan
setiap pipa transmisi air Pemeliharaan
Barang
Pipa dan
baku beserta fitting, dan/atau Bahan
Saluran Air
aksessoris dan bangunan Bakar
Baku
penunjangnya yang rusak; u) IK Perbaikan
9) Staf
Tidak 6. menggali, membersihkan dan Sarana dan
Pemeliharaan
memperbaiki setiap katup Prasarana
Instrumentasi
yang tertimbun tanah 10) Pihak Ketiga
sehingga tidak mengganggu
pengoperasian; dan
7. membuat rekomendasi
usulan perbaikan kerusakan.

Tidak v) FI Tingkat 11) Supervisor


Perbaikan
sendiri? Kerusakan Pengaliran &
w) IK Pembuatan Pemeliharaa
Laporan n Jaringan
Kerjasama Ya 12) Staf
dengan pihak Pemeliharaa
n Pipa dan
ketiga
Saluran Air
Baku
Perbaikan kerusakan:
8. memperbaiki kerusakan tanpa
penggantian suku cadang; dan
9. memperbaiki kerusakan
dengan penggantian suku
cadang.

Pelaporan:
10. membuat laporan hasil pemeliharaan
sarana dan prasarana pipa transmisi air
baku; dan
11. menyusun laporan perbaikan kerusakan.

Selesai

jdih.pu.go.id
- 201 –

Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan POS tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/ Direktur/Dirut


Terkait Manajer Terkait

jdih.pu.go.id
- 202 –

s. POS PENGOPERASIAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL

Gambar 1. Skema Sistem Pengoperasian Mekanikal dan Elektrikal

Pompa

SAMBUNGAN
LANGGANAN (SL)

Pompa Pompa Distribusi, Pompa Pompa Distribusi


Air Baku Dosing

POWER SUPPLY KONTROL PANEL MOTOR POMPA POMPA

PLN • Amperemeter • Rpm • Head (m)


• Voltmeter • Daya (Kw) • Debit (l/d)
GENSET • Frequensi • Cos Ф

Pengoperasian Mekanikal dan Elektrikal dalam SPAM:


- Unit Air Baku : Pompa air Baku (Bangunan Penyadap (intake) )
- Unit Produksi : Pompa Transfer
Pompa Distribusi (jika reservoir di lokasi IPA)
Pompa Dosing
Pompa Backwash
- Unit Distribusi : Pompa Distribusi
Booster Pump (pompa penguat/pendorong)

Jenis Pompa yang umum digunakan dalam SPAM:


a. Pompa Centrifugal
b. Pompa Submersible

jdih.pu.go.id
- 203 –

Gambar 2. Pompa Pada Unit Air Baku

Gambar 3. Pompa Dosing Bahan Kimia

Gambar 4. Pompa Backwash

jdih.pu.go.id
- 204 –

Gambar 5. Pompa Distribusi/Booster

Distribusi Secara
Gravitasi

Distribusi dengan
Pompa

Gambar 6. Panel Pompa

Gambar 7. Generator Set (Genset)

jdih.pu.go.id
- 205 –

1) Model Prosedur Pengoperasian Mekanikal dan Elektrikal

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


AIR BAKU
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
S Pengoperasian Mekanikal dan Elektrikal HALAMAN:

1. Tujuan
Membantu proses operasi pada unit air baku, unit produksi dan unit
distribusi yang menggunakan peralatan mekanik seperti pompa dan
alat pengaduk mekanik lainnya sehingga operasi berjalan sesuai
dengan ketentuan dan persyaratan yang berlaku.

2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pengoperasian mekanikal dan elektrikal meliputi:
a. melakukan persiapan untuk pengoperasian pompa dan
peralatan mekanik lainnya seperti pengaduk, genset serta
peralatan lainnya yang berada di unit air baku, unit produksi,
dan unit distribusi dengan melakukan pemeriksaan terhadap
kondisi muka air, larutan bahan kimia, power supply, kondisi
kabel-kabel listrik, indikator-indikator pada kontrol panel,
beserta katup-katup pompa;
b. melaksanakan kegiatan dengan mengoperasikan mekanikal dan
elektrikal;
c. mengawasi dengan memantau kinerja mekanikal dan elektrikal;
dan
d. melakukan kegiatan pelaporan.

3. Definisi
a. Unit air baku
sarana pengambilan dan/atau penyedia air baku.

b. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya


disebut air baku
air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan
air tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu
tertentu sebagai air baku untuk air minum.

c. Air minum
Air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum.

d. Unit produksi
Infrastruktur yang dapat digunakan untuk proses pengolahan
air baku menjadi air minum melalui proses fisika, kimia,
dan/atau biologi.

jdih.pu.go.id
- 206 –

e. Unit Distribusi
sarana pengaliran air minum dari bangunan penampungan
sampai unit pelayanan.

f. Pengoperasian sarana sistem penyediaan air minum


Rangkaian kegiatan pengoperasian pada sebagian dan/atau
seluruh unit SPAM yang bertujuan untuk menjalankan,
mengamati, dan menghentikan unit-unit tersebut agar berjalan
secara berkesinambungan.

g. Power supply atau catu daya


sebuah piranti elektronika yang berguna sebagai sumber daya
untuk piranti lain, terutama daya listrik.

h. Genset
sebuah mesin generator gabungan antara generator listrik dan
sebuah mesin penggerak, dimana deduanya dipadukan menjadi
sebuah alat penghasil listrik yang dalam
operasinya menggunakan bahan bakar bensin, solar atau gas.

i. Kabel listrik
media untuk menyalurkan energi listrik yang umumnya terdiri
dari isolator dan konduktor.

j. Panel kontrol listrik


peralatan yang berfungsi untuk mengatur dan mengendalikan
beban listrik yang mengunakan motor listrik sebagai
penggeraknya.

k. Booster pump/pompa penguat


suatu bangunan penunjang dalam SPAM yang berfungsi untuk
menambah tekanan air dalam pipa dengan menggunakan
pemompaan yang dapat dipasang langsung pada pipa atau
menggunakan reservoir penampungan air terlebih dahulu.

l. Pompa
alat dengan bantuan motor yang berfungsi mengalirkan air
ketempat yang telah ditentukan dengan debit dan tinggi tekan
(head) yang telah ditentukan.

m. Pompa air sentrifugal


sebuah pompa yang terdiri dari impeller yang dipasang pada
sebuah poros berputar dalam rumah pompa (casing) atau
rumah keong (volute casing) dan memiliki saluran masuk
(suction) dan keluaran (discharge) fluida.

n. Impeller
semacam piringan berongga dengan sudu-sudu melengkung
didalamnya dipasang pada poros yang digerakkan oleh motor.

o. Submersible pump/pompa benam


pompa benam yang terendam dalam air.

jdih.pu.go.id
- 207 –

p. Ampere meter
alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik yang
ada dalam rangkaian tertutup.

q. Flow meter atau meter air


alat untuk mengukur aliran/debit air.

r. Manometer
alat untuk mengukur tekanan.

s. Volt meter
alat untuk mengukur besar tegangan listrik dalam suatu
rangkaian listrik.

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Standar Nasional Indonesia 0141: 2009 tentang Pompa Air
Sentrifugal Untuk Irigasi – Unjuk Kerja dan Cara Uji.
b. Standar Nasional Indonesia 04-0225-2000 tentang Persyaratan
Umum Instalasi Listrik 2000.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan Kerja)


Perlengkapan K3L yang digunakan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi
antara lain perban, obat merah dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri
dan lingkungan disekitarnya. Kewajiban itu sudah disepakati
oleh pemerintah melalui Kementerian yang menyelenggarakan
urusan di bidang ketenagakerjaan.
Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi
adalah:
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai
pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat
pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk
melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas,
cairan kimia, dan sebagainya.
3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat pelindung
tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat
mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung

jdih.pu.go.id
- 208 –

tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing


pekerjaan.
4) Ear plug/ear muff atau penutup telinga berfungsi sebagai
pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.
5) Rain coat atau jas hujan berfungsi sebagai pelindung dari
percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan
atau sedang mencuci alat).
6) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung
dari kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau
pakaian kantornya.
d. Rambu – rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.

6. Uraian Prosedur
a. Persiapan Operasional
Tahap persiapan meliputi:
1) Sistem pengkabelan
a) memastikan bahwa kabel-kabel listrik dan terminal
kabel berada pada kondisi baik dan tidak terlepas; dan
b) memastikan bahwa kabel-kabel pentanahan
(grounding) tidak putus dan mencapai muka air tanah.
2) Pompa:
a) memastikan bahwa larutan bahan kimia telah siap
untuk di bubukan (pompa dosing);
b) memastikan bahwa filter sudah waktunya untuk di
backwah (pompa backwash);
c) memastikan bahwa pembuangan lumpur siap
dilakukan (pompa lumpur); dan
d) memastikan bahwa power supply (PLN/Genset) sudah
tersedia dan berada pada posisi ON.
3) Alat pengaduk mekanik:
memastikan bahwa larutan bahan kimia siap untuk diaduk
dan dibubuhkan.
4) Genset:
memastikan bahwa genset dalam keadaan berfungsi
dengan baik.
5) Panel kontrol:
memastikan kontrol panel masih beroperasi dengan baik.

b. Pengoperasian
Tahap pengoperasian meliputi:
1) Operasi pompa:
a) menaikan tuas MCB ke posisi ON;
b) memastikan indikator Tegangan RST (Voltage) sebesar
380 Volt;
c) memastikan semua katup-katup aliran tertutup;
d) menjalankan pompa centrifugal, submersible, maupun
pompa dosing dengan menekan tombol “ON”/
“STARTER”;
e) membuka katup tekan perlahan-lahan sampai pada
kondisi yang dikehendaki; dan

jdih.pu.go.id
- 209 –

f) mengatur operasi pompa jika pompa yang digunakan


masih pompa manual.

2) Operasi alat pengaduk mekanik:


a) menjalankan alat pengaduk mekanik dengan menekan
tombol “ON”/ “STARTER” pada panel pengaduk;
b) mengatur kecepatan (rpm) pengaduk sesuai dengan
kebutuhan; dan
c) menghentikan operasi alat pengaduk jika sudah tidak
digunakan.
3) Operasi genset:
a) mengoperasikan genset jika belum ada listrik PLN atau
listrik PLN terganggu; dan
b) mematikan genset jika sudak tidak digunakan.
4) Lampu penerangan:
a) memastikan bahwa lampu-lampu penerangan tidak
putus; dan
b) menyalakan lampu penerangan bila mana diperlukan.

c. Pengawasan
Tahap pengawasan meliputi:
1) memantau bekerjanya “Motor Starting” tergantung yang
digunakan (direct on line (DOL)/Start Delta/Auto
Transformer/Electronic Soft Start, dan lain -lain);
2) mengamati dan mengecek indikator-indikator yang terbaca
di panel kontrol (voltmeter, amperemeter dan
frequensi/hertz);
3) mengamati tekanan air yang tertera pada manometer (alat
ukur tekanan);
4) mengamati fluktuasi aliran air yang tertera pada flow
meter/water meter;
5) memantau aliran air disetiap lokasi pengaliran apakah
sudah berjalan dengan baik;
6) memantau kinerja operasi pompa air baku, pompa transfer,
pompa lumpur, pompa distribusi, pompa backwash dan
pompa dosing serta kinerja operasi genset; dan
7) memantau kinerja panel-panel yang digunakan sesuai
dengan indikator yang ditentukan.

d. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi:
1) mencatat hasil bacaan dari indikator-indikator kinerja pada
masing-masing panel (voltmeter, amperemeter dan
frequensi/hertz, manometer, flow meter/water meter);
2) mencatat kegiatan selama operasional mekanikal dan
elektrikal;
3) membuat laporan monitoring jam-jam pengoperasian
mekanikal dan elektrikal; dan
4) membuat laporan operasi sistem mekanikal dan elektrikal.

jdih.pu.go.id
- 210 –

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Monitoring (FM) tentang Pengkabelan;
b. Formulir Monitoring (FM) tentang Operasi Pompa;
c. Formulir Monitoring (FM) tentang Operasi Genset;
d. Formulir Monitoring (FM) tentang Kontrol Panel;
e. Formulir Isian (FI) tentang Operasi Pompa;
f. Formulir Isian (FI) tentang Operasi Genset;
g. Formulir Isian (FI) tentang Panel Kontrol;
h. IK Menghidupkan dan Mematikan Pompa;
i. IK Menghidupkan dan Mematikan Genset;
j. IK Pengoperasian Katup;
k. IK Pembacaan dan Pencatatan Alat Ukur tekanan;
l. IK Pembacaan dan Pencatatan Alat Ukur Debit;
m. IK Pengoperasian Kontrol Panel;
n. IK Pengoperasian Katup – Katup;
o. IK K3L APD;
p. IK K3L APAR;
q. IK Pengoperasian Pompa;
r. IK Pengoperasian Genset;
s. Data-data Eksisting dan Penunjang;
t. Laporan Monitoring Pengoperasian Pompa; dan
u. Catatan Pengoperasian Makanikal dan Elektrikal.

jdih.pu.go.id
- 211 –

2 ) Diagram Alir Prosedur Pengoperasian Mekanikal dan Elektrikal

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


AIR BAKU
NO. JUDUL POS REVISI KE:
POS Pengoperasian Mekanikal HALAMAN:
S dan Elektrikal
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai

Persiapan pengecekan sistem a. FM 1. Operator


pengkabelan: Pengkabelan Pengolahan
1. memastikan bahwa kabel-kabel listrik b. FM Operasi Air/
dan terminal kabel berada pada kondisi Pompa Operator
baik dan tidak terlepas; dan c. FM Operasi Pengambilan
2. memastikan bahwa kabel-kabel Genset Air Baku/
pentanahan (grounding) tidak putus dan d. FM Panel Operator
mencapai muka air tanah. Kontrol Mekanikal
e. FI Operasi Trandist/
Pompa Operator
Persiapan operasional pompa:
f. FI Operasi Elektrikal
3. memeriksa bahwa muka air cukup
tingginya untuk dipompakan (pompa air Genset Trandist/
baku dan distribusi); g. FI Pembacaan Operator
4. memastikan bahwa larutan bahan kimia Kontrol Panel yang terkait
telah siap untuk di bubuhkan (pompa
h. IK
dosing);
5. memastikan bahwa filter sudah Pengoperasian
waktunya untuk di backwash (pompa Pompa
backwash); i. IK
6. memastikan bahwa pembuangan Pengoperasian
lumpur siap dilakukan (pompa lumpur);
Genset
7. memastikan bahwa power supply
(PLN/Genset) sudah tersedia dan berada j. IK
pada posisi ON; dan Pengoperasian
8. memeriksa katup-katup pompa berada Alat Pengaduk
pada posisi dan kondisi sesuai dengan Mekanik
ketentuan operasionalnya.
k. IK K3L APAR
l. IK K3L APD

Persiapan operasional alat pengaduk


mekanik:
9. memeriksa alat dan motor pengaduk dalam
kondisi baik; dan
10. memastikan bahwa larutan bahan
kimia siap untuk diaduk dan dibubuhkan.

jdih.pu.go.id
- 212 –

A
2. Operator
m. IK
Pengolahan
Pengoperasian
Persiapan operasional genset: Air/
Katup
11. memeriksa dan memastikan bahwa Operator
n. IK
genset dalam keadaan berfungsi Pengambilan
Pengoperasian
dengan baik. Air Baku/
Pompa
Operator
o. IK
Mekanikal
Persiapan pengecekan kontrol panel: Pengoperasian
Trandist/
12. memeriksa posisi dan kondisi tombol Genset
Operator
dan indikator pada kontrol panel. p. IK
Elektrikal
Pengoperasian
Trandist/
Alat Pengaduk
Operator
Operasional pompa: Mekanik
yang terkait
13. menaikan tuas MCB ke posisi ON; q. IK Pembacaan
14. memastikan indikator Tegangan RST Dan
(Voltage) sebesar 380 Volt; Pencatatan Alat
15. memastikan semua katup-katup aliran Ukur Tekanan
tertutup; r. IK Pembacaan
16. menjalankan pompa dengan menekan
Dan
tombol “ON”/ “STARTER”;
Pencatatan Alat
17. membuka katup tekan perlahan-lahan
sampai pada kondisi yang dikehendaki; Ukur Debit
dan s. IK Menyalakan
18. mengatur operasi pompa jika pompa dan Mematikan
yang digunakan masih pompa manual. Lampu
Penerangan
t. IK Pembacaan
Kontrol Panel
Operasional alat pengaduk mekanik: u. IK K3L APAR
21. menjalankan alat pengaduk mekanik v. IK K3L APD
dengan menekan tombol “ON”/
“STARTER” pada panel untuk pengaduk;
22. mengatur kecepatan (rpm) pengaduk
sesuai dengan kebutuhan; dan
23. menghentikan operasi alat pengaduk
jika sudah tidak digunakan.

Operasional genset:
24. mengoperasikan genset jika belum ada
listrik PLN atau listrik PLN terganggu;
dan
25. mematikan genset jika sudak tidak
digunakan.

jdih.pu.go.id
- 213 –

B
w. FM Operasi 3. Operator
Pompa Pengolahan
Operasional lampu penerangan: Air/
x. FM Operasi
26. memastikan bahwa lampu-lampu Operator
Genset
penerangan tidak putus; dan Pengambilan
y. FM Kontrol
27. menyalakan lampu penerangan bila
Panel Air Baku/
mana diperlukan.
z. FI Operasi Operator
Pompa Mekanikal
aa. FI Operasi Trandist/
Pengawasan dan pemantauan kinerja
Genset Operator
pompa:
bb. FI Pembacaan Elektrikal
28. memantau bekerjanya “Motor
Kontrol Panel Trandist/
Starting” tergantung yang digunakan
cc. IK Pembacaan Operator
(direct on line (DOL)/Start Delta/ Auto
Dan yang terkait
Transformer/ Electronic Soft Start,
dan lain - lain); Pencatatan
29. mengamati dan mengecek indikator- Alat Ukur
indikator yang terbaca di panel Tekanan
kontrol (voltmeter, amperemeter dan dd. IK Pembacaan
frequensi/hertz); Dan
30. mengamati tekanan air yang tertera Pencatatan
pada manometer (alat ukur tekanan); Alat Ukur
31. mengamati fluktuasi aliran air yang Debit
tertera pada flow meter/water meter; ee. IK K3L APAR
32. memantau aliran air disetiap lokasi ff. IK K3L APD
pengaliran apakah sudah berjalan
dengan baik;
33. memantau kinerja operasi pompa air
baku, pompa transfer, pompa
lumpur, pompa distribusi, pompa
backwash dan pompa dosing serta
kinerja operasi genset; dan
34. memantau kinerja panel-panel yang
digunakan sesuai dengan indikator
yang ditentukan.

jdih.pu.go.id
- 214 –

C
4. Operator
Pelaporan: gg. IK Pembuatan Pengolahan
35. mencatat hasil bacaan dari indikator- Laporan Air/
indikator kinerja pada masing-masing hh. Catatan Operator
panel (voltmeter, amperemeter dan Pengoperasian Pengambilan
frequensi/hertz, manometer, flow Mekanikal Air Baku/
meter/water meter); dan Elektrikal Operator
36. mencatat kegiatan selama operasional ii. IK K3L APAR Mekanikal
mekanikal dan elektrikal; jj. IK K3L APD Trandist/
37. membuat laporan monitoring jam-jam Operator
pengoperasian mekanikal dan Elektrikal
elektrikal; Trandist/
38. membuat laporan operasi sistem Operator
mekanikal dan elektrikal; dan yang terkait
39. membuat laporan operasi pompa.

Selesai

Keterangan :
Alur Proses selanjutnya
Batasan Tugas Sesuai Dengan Jabatan Kerja dan/atau Area Kerja
Suatu Kegiatan/Pekerjaan Yang DilakukandanPengecekan
Menggambarkan Suatu Keputusan Yang Diambil
Konektor ke Halaman Berikutnya
Tanda Pekerjaan POS tersebut mulai atau selesai
Dokumen Pendukung/Laporan
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/ Direktur/Dirut


Terkait Manajer
Terkait

jdih.pu.go.id
- 215 –

t. POS PEMELIHARAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL

Gambar 1. Skema Sistem Pengoperasian Mekanikal dan Elektrikal

Pompa

SAMBUNGAN
LANGGANAN (SL)

Pompa Pompa Distribusi, Pompa Pompa Distribusi


Air Baku Dosing

POWER SUPPLY KONTROL PANEL MOTOR POMPA POMPA

PLN • Amperemeter • Rpm • Head (m)


• Voltmeter • Daya (Kw) • Debit (l/d)
GENSET • Frequensi • Cos Ф

Pengoperasian Mekanikal dan Elektrikal dalam SPAM:


- Unit Air Baku : Pompa air Baku (Bangunan Penyadap (intake) )
- Unit Produksi : Pompa Transfer
Pompa Distribusi (jika reservoir di lokasi IPA)
Pompa Dosing
Pompa Backwash
- Unit Distribusi : Pompa Distribusi
Booster Pump (pompa penguat/ pendorong)

Jenis Pompa yang umum digunakan dalam SPAM:


a. Pompa Centrifugal
b. Pompa Submersible

jdih.pu.go.id
- 216 –

Gambar 2. Pompa Pada Unit Air Baku

Gambar 3. Pompa Dosing Bahan Kimia

Gambar 4. Pompa Backwash

jdih.pu.go.id
- 217 –

Gambar 5. Pompa Distribusi/Booster

Distribusi Secara
Gravitasi

Distribusi dengan
Pompa

Gambar 6. Panel Pompa

Gambar 7. Generator Set (Genset)

jdih.pu.go.id
- 218 –

1) Model Prosedur Pemeliharaan Mekanikal dan Elektrikal

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


AIR BAKU
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
T Pemeliharaan Mekanikal dan Elektrikal HALAMAN:

1. Tujuan
Memelihara sarana mekanikal dan elektrikal untuk tetap beroperasi
sesuai dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan sehingga
kinerja operasi mekanikal dan elektrikal berjalan sebagaimana
mestinya.

2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pemeliharaan mekanikal dan elektrikal meliputi:
a. memelihara secara rutin sarana mekanikal dan elektrikal;
b. memelihara secara berkala sarana mekanikal dan elektrikal;
c. melakukan identifikasi kerusakan dan melakukan perbaikan
kerusakan sarana mekanikal dan elektrikal; dan
d. menyusun laporan kerusakan dan hasil pemeliharaan.

3. Definisi
a. Unit air baku
Sarana pengambilan dan/atau penyedia Air Baku.

b. 3Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya


disebut air baku
Air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan
air tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu
tertentu sebagai air baku untuk air minum.

c. Air minum
Air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum.

d. Unit produksi
Infrastruktur yang dapat digunakan untuk proses pengolahan
air baku menjadi air minum melalui proses fisika, kimia,
dan/atau biologi.

e. Unit distribusi
Sarana pengaliran air minum dari bangunan penampungan
sampai unit pelayanan.
f. Power supply atau catu daya
sebuah piranti elektronika yang berguna sebagai sumber daya
untuk piranti lain, terutama daya listrik.

jdih.pu.go.id
- 219 –

g. Genset
sebuah mesin-generator gabungan antara generator listrik dan
sebuah mesin penggerak. Keduanya dipadukan menjadi sebuah
alat penghasil listrik. Dalam operasinya menggunakan bahan
bakar bensin, solar atau gas.

h. Kabel listrik
media untuk menyalurkan energi listrik yang umumnya terdiri
dari isolator dan konduktor.

i. Panel kontrol listrik


peralatan yang berfungsi untuk mengatur dan
mengendalikan beban listrik yang mengunakan motor listrik
sebagai penggeraknya.

j. Booster pump/pompa penguat


suatu bangunan penunjang dalam SPAM yang berfungsi untuk
menambah tekanan air dalam pipa dengan menggunakan
pemompaan yang dapat dipasang langsung pada pipa atau
menggunakan reservoir penampungan air terlebih dahulu.

k. Pompa
alat dengan bantuan motor yang berfungsi mengalirkan air
ketempat yang telah ditentukan dengan debit dan tinggi tekan
(head) yang telah ditentukan.

l. Pompa air sentrifugal


sebuah pompa yang terdiri dari impeller yang dipasang pada
sebuah poros berputar dalam rumah pompa (casing) atau
rumah keong (volute casing) dan memiliki saluran masuk
(suction) dan keluaran (discharge) fluida.

m. Impeller
semacam piringan berongga dengan sudu-sudu melengkung
didalamnya dipasang pada poros yang digerakkan oleh motor.

n. Submersible pump/pompa benam


pompa benam yang terendam dalam air.

o. Ampere meter
alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik yang
ada dalam rangkaian tertutup.

p. Meter air
alat untuk mengukur debit air yang keluar dari pompa.

q. Manometer
suatu alat untuk mengukur tekanan air dalam pipa dalam

jdih.pu.go.id
- 220 –

suatu rangkaian sistem perpipaan pompa.

r. Volt meter
alat untuk mengukur besar tegangan listrik dalam suatu
rangkaian listrik.

s. Pemeliharaan rutin
pemeliharaan yang dilakukan secara rutin guna menjaga usia
pakai dan unit SPAM tanpa penggantian peralatan/suku
cadang.

t. Pemeliharaan berkala
pemeliharaan yang dilakukan secara berkala (dalam periode
lebih lama dari pemeliharaan rutin) guna memperpanjang usia
pakai unit SPAM yang biasanya diikuti dengan penggantian
suku cadang.

u. Rehabilitasi
perbaikan salah satu, sebagian atau seluruh unit SPAM agar
dapat berfungsi secara normal kembali.

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum.
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan Dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.
e. Standar Nasional Indonesia 0141 : 2009 tentang Pompa Air
Sentrifugal Untuk Irigasi – Unjuk Kerja dan Cara Uji.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan


Kerja)
Perlengkapan K3L yang digunakan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi
antara lain perban, obat merah dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri
dan lingkungan disekitarnya. Kewajiban itu sudah disepakati
oleh pemerintah melalui Kementerian yang menyelenggarakan
urusan di bidang ketenagakerjaan.

jdih.pu.go.id
- 221 –

Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi


adalah:
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai
pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat
pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk
melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas,
cairan kimia, dan sebagainya.
3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat
pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi
yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan
bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-
masing pekerjaan.
4) Ear plug/ear muff atau penutup telinga berfungsi sebagai
pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.
5) Rain coat atau jas hujan berfungsi sebagai pelindung dari
percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan
atau sedang mencuci alat).
6) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung
dari kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau
pakaian kantornya.
d. Rambu – rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.

6. Uraian Prosedur
a. Pemeliharaan Rutin
Tahap pemeliharaan rutin meliputi:
1) Sistem pengkabelan
a) memeriksa perkabelan pada sistem pompa, alat
pengaduk, genset, listrik PLN, dan panel kontrol; dan
b) memeriksa dan menjaga perkabelan agar tidak dalam
keadaan kabel terbuka sehingga bisa mengakibatkan
hubungan arus pendek yang membahayakan.

2) Pompa
a) memeriksa kondisi operasi pompa seperti tekanan,
suhu, arus dan tegangan listrik, kebocoran air,
getaran dan kebisingan;
b) memeriksa katup-katup pompa agar berada pada
posisi dan kondisi sesuai dengan ketentuan
operasionalnya; dan
c) memeriksa tinggi muka air sehingga ketinggiannya
cukup untuk dipompa (pompa air baku dan
distribusi).

3) Alat pengaduk mekanik


memeriksa alat dan dinamo motor pengaduk dalam kondisi
baik.

4) Genset
memeriksa ketersediaan bahan bakar untuk operasi
genset.

jdih.pu.go.id
- 222 –

5) Panel kontrol
a. memeriksa posisi dan kondisi tombol-tombol dan
indikator-indikator pada kontrol panel masih
beroperasi dengan baik dan menyala; dan
b. memeriksa dan membersihkan dengan hati-hati
bagian dalam panel termasuk sisi belakang pintu
panel.

b. Pemeliharaan Berkala
Tahap pemeliharaan berkala meliputi:
1) Sistem pengkabelan
a) mengganti kabel-kabel listrik yang rusak atau
terkelupas atau yang sudah lama; dan
b) memperbaiki sistem pengkabelan yang tidak rapi,
sehingga tidak menyulitkan pada saat pelaksanaan
pemeriksaan dan perbaikan.

2) Pompa
a) memeriksa kondisi bantalan, motor, poros kopling,
tahanan isolasi pompa dan melakukan penggantian
apabila ada yang rusak;
b) mengganti motor, bantalan serta rotor yang
mengalami korosi atau aus;
c) memberi pelumas pada bagian yang mudah aus pada
pompa;
d) mengganti gasket setiap kali mesin di bongkar;
e) mengamati keadaan impeler apakah masih dalam
keadaan baik, tidak ada cacat, berlubang, dan
indikasi keausan, lakukan penggantian apabila ada
yang rusak;
f) apabila telah mencapai masa untuk pemeriksaan
pompa secara menyeluruh, melakukan
pembongkaran pompa sampai seluruh komponen
terlepas (overhaul);
g) melakukan perbaikan pada dinamo pompa apabila
terjadi kerusakan; dan
h) melakukan pengecatan pompa.

3) Alat pengaduk mekanik:


a) melakukan perbaikan pada dinamo pengaduk apabila
terjadi kerusakan; dan
b) memberi pelumas pada bagian yang mudah aus pada
dinamo pengaduk.

4) Genset
a) mengganti oli mesin atau yang sudah melewati masa
waktu pakai minyak pelumas;
b) mengganti atau menambahkan air radiator mesin;
c) mengganti timing belt pada kipas mesin dan mesin
penggerak;
d) melakukan perbaikan pada bagian dinamo motor
apabila dinamo mengalami kerusakan atau terbakar;
dan
e) melakukan perbaikan pada bagian mesin penggerak
apabila mengalami kerusakan atau terbakar.

jdih.pu.go.id
- 223 –

5) Panel kontrol
a. memeriksa dan membersihkan sambungan kabel;
b. memeriksa dan mengukur tahanan isolasi kabel;
c. memperbaiki dan mengecat kembali rumah panel
apabila ada yang rusak; dan
d. memeriksa semua peralatan dalam panel (lampu
indikator, sakelar on/off, voltmeter, ampermeter, relay
dan MCB) dan melakukan penggantian apabila ada
yang rusak.
e.

c. Pemantauan dan Gangguan Kerusakan Mekanikal dan


Elektrikal
Tahap pemantauan dan gangguan kerusakan mekanikal dan
elektrikal meliputi:
1) Pemantauan umum dilakukan setiap saat terhadap:
a) debit pemompaan;
b) tekanan tetap;
c) tekanan hisap;
d) tinggi muka air;
e) beban arus listrik; dan
f) bunyi dan getaran.

2) Gangguan pada perkabelan:


a) panas yang berlebihan pada tabel listrik, akibat beban
listrik yang berlebih;
b) panas yang berlebih pada peralatan terminal listrik,
fitting kabel, stop kontak, saklar dan peralatan listrik
lainnya, akibat beban listrik yang berlebih; dan
c) tercium bau kabel terbakar atau peralatan listrik.

3) Gangguan pada pompa:


a) pompa sukar dipancing;
b) pompa tidak berputar setelah tombol start ditekan;
c) pompa berputar tetapi air tidak mau keluar atau
aliran kurang besar
d) voltage turun;
e) motor mengalami pembebanan kecil;
f) bunyi dan getaran berlebihan;
g) bantalan panas melebihi batas;
h) tali kipas atau timing belt berbunyi keras;
i) kebocoran berlebihan dari gland packing;
j) packing panas;
k) kebocoran pada seal mekanis;
l) air tidak keluar atau keluar kecil;
m) jarum manometer dan ampere meter bergerak-gerak;
n) air yang dipompa mengandung banyak pasir; dan
o) tahanan isolasi motor menurun.

4) Gangguan pada dinamo motor dan kabel listrik:


a) terdapat bau seperti plastik atau kabel terbakar; dan
b) terdapat bau dan panas yang tinggi pada dynamo
motor.

5) Gangguan pada panel kontrol


a) lampu Indikator kontrol panel yang tidak menyala pada
bagian tertentu, dapat diketahui pada paralatan ME

jdih.pu.go.id
- 224 –

yang mengalami kerusakan; dan


b) sakelar atau MCB secara mendadak dalam keadaan off,
terjadi indikasi adanya peralatan yang rusak atau
terjadi hubungan singkat pada aliran listrik.

d. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi:
a) mencatat kegiatan selama pemeliharaan mekanikal dan
elektrikal;
b) membuat laporan kinerja pompa, alat pengaduk dan
genset; dan
c) mengevaluasi laporan pemeliharaan mekanikal dan
elektrikal.

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Monitoring (FM) tentang Jam Operasi Pompa;
b. Formulir Monitoring (FM) tentang Jam Operasi Genset;
c. Formulir Monitoring (FM) tentang Pemeliharaan Pompa;
d. Formulir Monitoring (FM) tentang Pemeliharaan Panel Pompa;
e. Formulir Isian (FI) tentang Laporan Kerusakan Mekanikal dan
Elektrikal;
f. Formulir Isian (FI) tentang Pemeliharaan Pompa;
g. Formulir Isian (FI) tentang Pemeliharaan Panel Pompa;
h. Formulir Isian (FI) tentang Permintaan Barang dan/atau Bahan
Bakar;
i. IK Pembacaan dan Pencatatan Alat Ukur Tekanan;
j. IK Pembacaan dan Pencatatan Alat Ukur Debit;
k. IK Pemeliharaan Pompa;
l. IK Pemeliharaan Panel Pompa;
m. IK pemeliharaan Panel Kontrol;
n. IK Pemeliharaan Kabel;
o. IK Pemeliharaan Dinamo Motor;
p. IK K3L APD;
q. IK K3L APAR;
r. Laporan Monitoring Pemeliharaan Mekanikal dan Elektrikal;
s. Pencatatan Kegiatan Selama Pemeliharaan Mekanikal dan
Elektrikal;
t. IK Pembuatan Laporan; dan
u. Laporan rekomendasi.

jdih.pu.go.id
- 225 -

2 ) Diagram Alir Prosedur Pemeliharaan Mekanikal dan Elektrikal

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


AIR BAKU
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
T Pemeliharaan Mekanikal dan HALAMAN:
Elektrikal
Dokumen Tanggung
Alur Proses
Pendukung/Laporan Jawab

Mulai

Pemeliharaan rutin: a. FM Jam Operasi 1) Staf


Sistem perkabelan Pompa Pemeliharaan
1. memeriksa perkabelan pada sistem b. FM Mekanikal
pompa, alat pengadukan, genset, listrik Pemeliharaan (Produksi)
PLN, dan panel kontrol; dan Pompa 2) Staf
2. memeriksa dan menjaga perkabelan agar c. FI Pemeliharaan Pemeliharaan
tidak dalam keadaan kabel terbuka Pompa Elektrikal
sehingga bisa mengakibatkan hubungan d. IK Pemeliharaan (Produksi)
arus pendek yang membahayakan. Katup 3) Staf
Pompa e. IK Pemeliharaan Pemeliharaan
3. memeriksa kondisi operasi pompa seperti Pompa Instrumentas
tekanan, suhu, arus dan tegangan listrik, f. IK Pembacaan & i (Produksi)
kebocoran air, getaran dan kebisingan; Pencatatan Alat Atau
4. memeriksa katup-katup pompa berada Ukur Tekanan
4) Pelaksan
pada posisi dan kondisi sesuai dengan g. IK Pembacaan &
a
ketentuan operasionalnya; dan Pencatatan Alat
Pemeliharaan
5. memeriksa bahwa muka air cukup Ukur Debit
Mekanikal
tingginya untuk dipompakan (pompa air h. IK Pemeliharaan
Trandis
baku dan distribusi). Kabel
i. IK Pemeliharaan 5) Pelaksan
Alat pengaduk mekanik: Dinamo Motor a
6. memeriksa alat dan dinamo motor j. IK Pemeliharaan
pengaduk dalam kondisi baik. pemeliharaan Elektrikal
panel pompa Trandis
Genset
k. IK
7. memeriksa bahan bakar untuk operasi
Pemeliharaan
genset mencukupi.
panel kontrol
Panel kontrol: l. IK K3L APAR
8. memeriksa posisi dan kondisi tombol- m. IK K3L APD
tombol dan indikator-indikator pada
kontrol panel masih beroperasi dengan
baik dan menyala; dan
9. memeriksa dan membersihkan dengan
hati-hati bagian dalam panel termasuk
sisi belakang pintu panel.

jdih.pu.go.id
- 226 –

A
6) Staf
Pemeliharaan berkala: n. FM Jam
Operasi Pompa
Pemelihara
Sistem pengkabelan
o. FM an
10. mengganti kabel-kabel listrik yang rusak
Pemeliharaan Mekanikal
atau terkelupas atau yang sudah lama;
Pompa (Produksi)
dan
p. FI 7) Staf
11. memperbaiki jalur-jalur listrik yang
Pemeliharaan Pemelihara
ruwet/tidak rapih, sehingga sulit
dilakukan pemeriksaan dan perbaikan. Pompa an
q. IK Elektrikal
Pompa Pemeliharaan (Produksi)
12. memeriksa kondisi bantalan, motor, Katup 8) Staf
poros kopling, tahanan isolasi pompa r. IK Pemelihara
dan melakukan penggantian apabila ada Pemeliharaan an
yang rusak; Pompa Instrument
13. mengganti motor, bantalan serta rotor s. IK Pembacaan asi
yang mengalami korosi atau aus; & Pencatatan (Produksi)
14. Memberi gemuk pada bagian yang Alat Ukur Atau
mudah aus pada pompa; Tekanan 9) Pelaksana
15. mengganti gasket setiap kali mesin di t. IK Pembacaan Pemelihara
bongkar; & Pencatatan
an
16. mengamati keadaan impeler apakah Alat Ukur Debit
Mekanikal
masih dalam keadaan baik, tidak ada u. IK
Trandis
cacat, berlubang, dan indikasi keausan, Pemeliharaan
10) Pelaksana
lakukan penggantian apabila ada yang Kabel
Pemelihara
rusak; v. IK
Pemeliharaan an
17. apabila telah mencapai masa untuk
Dinamo Elektrikal
pemeriksaan pompa secara menyeluruh
MOTOR Trandis
(overhaul), melakukan pembongkaran
pompa sampai seluruh komponen w. IK
terlepas; pemeliharaan
18. melakukan perbaikan pada dinamo panel pompa
pompa apabila terjadi kerusakan; dan x. IK
19. melakukan pengecatan pompa. Pemeliharaan
panel kontrol
Alat pengaduk mekanik: y. IK K3L APAR
20. melakukan perbaikan pada dinamo z. IK K3L APD
pengaduk apabila terjadi kerusakan; dan
21. memberi gemuk pada bagian yang
mudah aus pada dinamo pengaduk.

jdih.pu.go.id
- 227 –

Pemeliharaan berkala: aa. IK K3L


Genset APAR
22. mengganti oli mesin atau sudah bb. IK K3L
melewati masa waktu pakai minyak APD
pelumas;
23. mengganti atau menambahkan air
radiator mesin;
24. mengganti timing belt pada kipas mesin 11). Staf
dan mesin penggerak; Pemeliharaa
25. melakukan perbaikan pada bagian n Elektrikal
dinamo motor apabila dynamo (Produksi)
mengalami kerusakan atau terbakar; 12). Pelaksana
dan Pemeliharaa
26. melakukan perbaikan pada bagian n Elektrikal
mesin penggerak apabila mengalami Trandis
kerusakan atau terbakar.

Panel kontrol:
27. memeriksa dan membersihkan
sambungan kabel;
28. memeriksa dan mengukur tahanan
isolasi kabel;
29. memperbaiki dan mengecat kembali
rumah panel apabila ada yang rusak;
dan
30. memeriksa semua peralatan dalam
panel (lampu indikator, sakelar on/off,
voltmeter, ampermeter, relay dan MCB)
dan lakukan penggantian apabila ada
yang rusak.

jdih.pu.go.id
- 228 –

13) Staf
Indentifikasi gangguan:
Pemantauan umum dilakukan setiap saat cc. FM Jam Pemelihara
terhadap: Operasi Pompa an
31. debit pemompaan, tekanan tetap, tekanan dd. FM Mekanikal
hisap, tinggi muka air, Pemeliharaan (Produksi)
32. beban arus listrik; dan bunyi dan getaran. Pompa 14) Staf
ee. FI Pemeliharaan Pemelihara
Gangguan pada perkabelan :
33. panas yang berlebihan pada tabel listrik, Pompa an
akibat beban listrik yang berlebih; ff. IK
Elektrikal
34. panas yang berlebih pada peralatan terminal Pemeliharaan
(Produksi)
listrik, fitting kabel, stop kontak, saklar dan Katup
15) Staf
peralatan listrik lainnya, akibat beban listrik gg. IK
yang berlebih; dan Pemelihara
Pemeliharaan
35. tercium bau kabel terbakar atau peralatan an
Pompa
listrik.
hh. IK Pembacaan Instrument
& Pencatatan asi
Gangguan pada pompa :
Alat Ukur (Produksi)
36. pompa tidak berputar setelah tombol start
ditekan; Tekanan Atau Pelaksana
37. pompa berputar tetapi air tidak mau keluar ii. IK Pembacaan Pemelihara
atau aliran kurang besar, voltage turun; & Pencatatan an
38. motor mengalami pembebanan kecil; Alat Ukur Debit Mekanikal
39. bunyi & getaran berlebihan; jj. IK Trandis
40. bantalan panas melebihi batas; 16) Pelaksana
Pemeliharaan
41. tali kipas atau timing belt berbunyi keras;
Kabel Pemelihara
42. kebocoran berlebihan dari gland packing;
43. packing panas; kk. IK an
44. kebocoran pada seal mekanis; Pemeliharaan Elektrikal
45. air tidak keluar atau keluar kecil; Dinamo Motor Trandis
46. jarum manometer dan ampere meter ll. IK
bergerak-gerak; pemeliharaan
47. air yang dipompa mengandung banyak pasir panel pompa
dan tahanan isolasi motor menurun. mm. IK
Pemeliharaan
Gangguan pada Dinamo Motor dan Kabel Listrik
48. Terdapat bau seperti plastik atau kabel panel kontrol
terbakar nn. IK K3L APAR
49. Terdapat bau dan panas yang tinggi pada oo. IK K3L APD
dinamo motor

Gangguan pada Panel Kontrol


50. Lampu Indikator kontrol panel yang tidak
menyala pada bagian tertentu, dapat
diketahui pada paralatan ME yang
mengalami kerusakan
51. Sakelar atau MCB secara mendadak dalam
keadaan off, terjadi indikasi adanya
peralatan yang rusak atau terjadi hubungan
singkat pada aliran listrik

jdih.pu.go.id
- 229 –

D
17) Staf
pp. FM Jam Pemeliharaa
Operasi
Ada Ya n Mekanikal
Pompa
kerusakan qq. FM (Produksi)
sarana ME? 18) Staf
Pemeliharaan
Pompa Pemeliharaa
rr. FI permintaan n Elektrikal
barang/atau (Produksi)
Rekomendasi atas kerusakan bahan bakar 19) Staf
yang terjadi : ss. FI
Tidak Pemeliharaan Pemeliharaa
52. memperbaiki sistem
Pompa n
kelistrikan dan mengganti
tt. IK Instrumenta
apabila rusak;
53. mengalihkan beban listrik Pemeliharaan si (Produksi)
pada jalur kabel lainnya;
Katup Atau
uu. IK 20) Pelaksana
54. memperbaiki katup atau
Pemeliharaan
ganti dengan yang baru; Pemeliharaa
Pompa
55. memperbaiki perapat atau vv. IK Pembacaan n Mekanikal
packing di sambungan pipa & Pencatatan Trandis
hisap; Alat Ukur 21) Pelaksana
56. mengganti atau memperbaiki Tekanan Pemeliharaa
laher (bearing) yang sudah ww. IK n Elektrikal
rusak; Pembacaan & Trandis
57. mengencangkan penekan Pencatatan
packing; Alat Ukur
58. memerbaiki saluran air Debit
perapat ke kotak packing; xx. IK
59. memperbaiki atau mengganti Pemeliharaan
pompa vakum; Kabel
60. mengganti sekering jika yy. IK
putus; Pemeliharaan
61. mengganti sakelar atau Dinamo Motor
fitting atau terminal listrik zz. IK
pemeliharaan
apabila terjadi kerusakan;
panel pompa
62. mengganti MCB atau relay
aaa. IK
atau voltmeter atau
Pemeliharaan
ampermeter yang rusak panel kontrol
dengan yang baru; dan bbb. IK K3L
63. mengganti atau memperbaiki APAR
dinamo motor yang sudah ccc. IK K3L APD
aus atau putus akibat
terbakar.

E F

jdih.pu.go.id
- 230 –

E F

Tindak lanjut dan rekomendasi


atas kerusakan yang terjadi:
64. membuat laporan kerusakan;
65. berkoordinasi dengan unit kerja
terkait; dan
66. membuat rekomendasi usulan
perbaikan kerusakan.

Tidak
Kerjasama
Perbaikan
dengan
Sendiri?
pihak
ketiga
Ya

22) Staf
Pekerjaan perbaikan Pemelihara
kerusakan: an
67. memperbaiki kerusakan Mekanikal
tanpa penggantian suku (Produksi)
cadang; dan 23) Staf
68. memperbaiki kerusakan Pemelihara
dengan penggantian suku an
cadang. Elektrikal
(Produksi)
24) Staf
Pemelihara
an
Instrument
asi
(Produksi)
Atau
25) Pelaksana
Pemelihara
an
Mekanikal
Trandis
26) Pelaksana
Pemelihara
an
Elektrikal
G H
Trandis

jdih.pu.go.id
- 231 –

27) Staf
G H ddd. Laporan
Pemelihara
Monitoring
an
Pemeliharaan
Mekanikal
ME
Pelaporan: (Produksi)
eee. Pencatatan
69. mencatat kegiatan selama 28) Staf
pemeliharaan pompa; Kegiatan
Pemelihara
70. membuat laporan kinerja pompa; Selama
an
dan Pemeliharaan
Elektrikal
71. mengevaluasi laporan pemeliharaan ME
(Produksi)
pompa.
29) Staf
Pemelihara
an
Instrument
Selesai
asi
(Produksi)
Atau
30) Pelaksana
Pemelihara
an
Mekanikal
Trandis
31) Pelaksana
Pemelihara
an
Elektrikal
Trandis
Keterangan :
alur Proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan POS tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/Manajer Direktur/Dirut


Terkait Terkait

jdih.pu.go.id
- 232 –

u. POS PENGOPERASIAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR

Gambar 1. Skema Sistem Pengoperasian Instalasi Pengolahan Air

SAMBUNGAN
LANGGANAN (SL)

Gambar 2. Skema Sistem Instalasi Pengolahan Air

Stabilisasi
Koagulan & Desinfeksi
Air Air
Baku By Pass Minum
K FL S FT CW
Inlet Outlet

PS

PL Pompa
Pomp
Kekeruhan a Back
> 600 NTU Wash
Keterangan :
PS = Prasedimentasi (masuk ke POS Prasedimentasi)
K = Koagulasi
FL = Flokulasi
S = Sedimentasi
FT = Filtrasi
PL = Pengolahan Lumpur (Masuk ke POS pengolahan lumpur)
CW = Clear Well + Stabilisasi + Desinfeksi

jdih.pu.go.id
- 233 -

1) Model Prosedur Pengoperasian Instalasi Pengolahan Air

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PRODUKSI
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
U Pengoperasian Instalasi HALAMAN:
Pengolahan Air
1. Tujuan
Mengolah air baku menjadi air minum, sesuai dengan kualitas yang
memenuhi standar permenkes yang berlaku.

2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pengoperasian instalasi pengolahan air meliputi:
a. mengatur debit air yang akan diproduksi;
b. menyiapkan larutan bahan kimia, menghitung dosis, debit
pembubuhan dan menentukan stroke pompa pembubuh;
c. melaksanakan kegiatan proses pengolahan air secara konvensional
antara lain koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, stabilisasi,
dan desinfeksi; dan
d. melakukan kegiatan pelaporan.

3. Definisi
a. Air baku
Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya
disebut air baku adalah air yang berasal dari sumber air
permukaan, air tanah, air hujan dan air laut yang memenuhi baku
mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum.

b. Air minum
air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum.

c. Unit produksi
infrastruktur yang dapat digunakan untuk proses pengolahan air
baku menjadi air minum melalui proses fisika, kimia, dan/atau
biologi.

d. Backwash
sistem pencucian media filter dengan aliran air yang berlawanan
arah dengan aliran air pada saat penyaringan.

e. Koagulasi
proses pencampuran bahan kimia (koagulan) dengan air baku
sehingga membentuk campuran yang homogen.

jdih.pu.go.id
- 234 –

f. Koagulan
bahan (kimia) yang digunakan untuk pembentukan flok pada
proses koagulasi.

g. Stabilisasi
suatu proses untuk menghindari kecenderungan air bersifat
korosif atau membentuk kerak.

h. Flok
gumpalan lumpur yang dihasilkan dari proses koagulasi dan
flokulasi.

i. Flokulasi
proses pertumbuhan flok supaya efektif diendapkan secara
gravitasi.

j. Sedimentasi
proses pemisahan padatan dan air berdasarkan perbedaan berat
jenis dengan cara pengendapan.

k. Under drain
perlengkapan yang dipasang pada dasar saringan pasir untuk
meratakan aliran air.

l. Filtrasi
proses memisahkan padatan dari supernatan melalui media
penyaring.

m. Desinfeksi
proses pembubuhan bahan kimia untuk mengurangi zat organik
pada air baku dan mematikan kuman/organisme.

n. Desinfektan
bahan (kimia) yang digunakan untuk mematikan kuman/bakteri
patogen dan lumut.

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
e. Peraturan Menteri Kesehatan (PERMENKES 492 / 2010).

jdih.pu.go.id
- 235 –

f. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor


PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.
g. Standar Nasional Indonesia DT 91 – 0002 – 2007 tentang Tata
Cara Perencanaan Unit Paket Instalasi Pengolahan Air.
h. Standar Nasional Indonesia 6775 : 2008 tentang Tata Cara
Perencanaan dan Pemeliharaan Unit Paket Pengolahan IPA.
i. Standar Kualitas Air Minum menurut Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010.
j. Joko, Tri.2010. Unit Produksi dalam Sistem Penyediaan Air
Minum. Graha Ilmu : Yogyakarta.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan Kerja)


Perlengkapan K3L yang digunakan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi antara
lain perban, obat merah dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan
risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan
orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh
pemerintah melalui Kementerian yang menyelenggarakan urusan
di bidang ketenagakerjaan.
Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi
adalah:
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai
pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat pengaman
saat bekerja di tempat yang becek ataupun berlumpur.
Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki
dari benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dan
sebagainya.
3) Safety shoes atau sepatu pelindung seperti sepatu biasa, tapi
dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari karet tebal dan
kuat. Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang
menimpa kaki karena tertimpa benda tajam atau berat, benda
panas, cairan kimia, dan sebagainya.
4) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat pelindung
tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat
mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung
tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
5) Ear plug/ear muff atau penutup telinga berfungsi sebagai
pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.
6) Respirator atau masker berfungsi sebagai penyaring udara
yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas udara

jdih.pu.go.id
- 236 –

buruk (misal berdebu, zat-zat kimia beracun, dan sebagainya).


7) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung
dari kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau
pakaian kantornya.
d. Rambu – rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.

6. Uraian Prosedur
a. Persiapan
Tahap persiapan meliputi:
1) mengatur debit air yang akan diproduksi/diolah;
2) menentukan stroke pompa pembubuh bahan
kimia/pembubuhan secara gravitasi;
3) menyiapkan larutan bahan kimia;
4) mengambil data hasil pemeriksaan kualitas air baku; dan
5) mengalirkan air baku ke unit prasedimentasi apabila
kekeruhan air baku lebih dari 600 NTU;
6) melakukan pra kondisi, apabila:
a) pH air baku rendah, dilakukan penambahan bahan kimia
alkali (kapur atau soda abu);
b) kandungan zat organik tinggi, warna dan kandungan
algae dilakukan praklorinasi; dan
c) besi/mangan terlarut tinggi maka dilakukan aerasi atau
praklorinasi.

b. Pengoperasian
Tahap pengoperasian meliputi:
1) Pengaduk cepat (proses koagulasi)
membubuhkan koagulan sesuai dengan dosis yang
dibutuhkan pada pengaduk cepat (berdasarkan hasil jar test
di laboratorium).
2) Pengaduk lambat (flokulator)
a) melakukan pengamatan terhadap pembentukan dan
gangguan pembentukan flok; dan
b) melakukan perbaikan pengolahan air pada pengaduk
lambat apabila terjadi gangguan pembentukan flok (flok-
flok terapung, flok halus), sesuai IK troubleshooting.
3) Bak sedimentasi
a) mengatur pembuangan lumpur;
b) melakukan pengamatan terhadap kekeruhan air hasil
sedimentasi;
c) melakukan perbaikan pengolahan air pada Bak
Sedimentasi apabila terjadi gangguan kekeruhan air
hasil sedimentasi (sesuai dengan IK troubleshooting); dan
d) mengalirkan air olahan ke filter.
4) Filter
a) mengatur ketinggian air
b) mengamati ketinggian kehilangan tekanan maksimum
c) melakukan backwash sesuai ketentuan
d) melakukan perbaikan pengolahan air pada filter apabila
terjadi gangguan proses filtrasi (sesuai dengan IK
troubleshooting), seperti:
A. tekanan negative;
B. debit yang masuk tidak sesuai dengan desain;
C. timbulnya bola lumpur;
D. terjadinya pengerasan dan perlengketan media filter;

jdih.pu.go.id
- 237 –

E. terjadi penyumbatan pada under drain;


F. proses back wash yang kurang tekanan dan tidak
merata; dan
G. adanya kehilangan media filter terangkat sewaktu
backwash.
5) Penampung air hasil olahan (Clear Well)
a) membubuhkan bahan untuk menetralkan pH pada
proses stabilisasi; dan
b) membubuhkan desinfektan.

c. Pengawasan
Tahap pengawasan meliputi:
1) mengukur tingkat kekeruhan air hasil sedimentasi dan
filtrasi;
2) mengukur pH air hasil olahan di clear well/reservoir;
3) mengukur kekeruhan air hasil olahan; dan
4) mengamati gejala gangguan proses pengendapan diantaranya:
a) akibat temperatur air yang terlalu tinggi;
b) debit terlalu besar sehingga melebihi debit desain bak
pengendapan; dan
c) kecepatan aliran yang terlalu tinggi akibat debit besar.
d. Pelaporan
Tahap pelaporan adalah membuat laporan pelaksanaan
pengoperasian IPA.

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Monitoring (FM) tentang Tabel Pengukuran Debit Air
Baku Yang Masuk;
b. Formulir Monitoring (FM) tentang Pembubuhan Zat Kimia untuk
Pra Kondisi;
c. Formulir Monitoring (FM) tentang Pembentukan Flok-Flok;
d. Formulir Monitoring (FM) tentang Pembubuhan Dosis Koagulan;
e. Formulir Monitoring (FM) tentang Tingkat Kekeruhan;
f. Formulir Isian (FI) tentang Hasil Kualitas Air Baku;
g. Formulir Isian (FI) tentang Hasil Kualitas Air Minum;
h. IK Pengaturan Stroke Dosing Pompa;
i. IK Pengambilan Sampel Air Baku;
j. IK Pembubuhan Dosis Koagulan;
k. IK Pengoperasian Katup;
l. IK Pengoperasian Unit Flokulasi;
m. IK Pengoperasian Unit Sedimentasi;
n. IK Pengoperasian Unit Filtrasi;
o. IK Back Wash;
p. IK Pengoperasian Pompa Back Wash;
q. IK Pembubuhan Dosis Chlor;
r. IK Pembubuhan Dosis Pengatur pH untuk Proses Netralisasi;
s. IK Pembubuhan Larutan Netralisator;
t. IK Pembubuhan Dosis Chlor untuk Proses Desinfeksi;
u. IK Pembubuhan Chlor;
v. IK K3L APD;
w. IK K3L APAR;

jdih.pu.go.id
- 238 –

x. IK Pembuatan Laporan;
y. Laporan Rekomendasi Unit Flokulasi;
z. Laporan Rekomendasi Unit Sedimentasi;
aa. Laporan Rekomendasi Unit Filtrasi; dan
bb. Laporan Pengoperasian IPA.

jdih.pu.go.id
- 239 -

2 ) Diagram Alir Prosedur Pengoperasian Instalasi Pengolahan Air


LOGO dan KOP UNIT SPAM:
PRODUKSI
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
U Pengoperasian Instalasi HALAMAN:
Pengolahan Air
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai a. FM Tabel 1) Manager


Pengukuran Produksi
Debit Air Baku 2) Supervisor
Persiapan pengoperasian instalasi
pengolahan air :
Yang Masuk Pengolahan
1. mengatur debit air yang akan b. IK Pengaturan 3) Operator
diproduksi; Stoke Dosing Pengolahan
2. menentukan stroke pompa Pompa Air/
pembubuh; bahan c. IK Dosis Operator
kimia/pembubuhan secara gravitasi; Bahan Kimia terkait
3. mengambil data hasil pemeriksaan d. IK K3L APD
kualitas air baku;
4. menyiapkan larutan bahan kimia;
dan
5. melakukan pra kondisi.

4) Staf
Pengambilan dan pemeriksaan sampel e. IK Pengambilan Sampling
Sampel Air Baku 5) Analis
air baku yang masuk ke IPA:
f. IK K3L APD kimia,
6. memeriksa sampel air baku atas
kandungan parameter fisik, Fisika dan
kimiawi, dan mikrobiologi. Mikrobiolog
i /staf yang
terkait

g. FI Hasil
6) Operator
Kualitas Air
Ya Pengolahan
Kekeruhan ≥ Prasedimentasi Baku
600 NTU *) h. IK K3L APD Air/
i. POS Pra Operator
Sedimentasi terkait
Tidak 7) Analis
Fisika

j. FM 8) Operator
Pra kondisi dengan Pembubuhan
membubuhkan zat kimia Pengolahan
Zat Kimia
dalam pengaturan pH dan Air/
untuk Pra
lain lain. Operator
Kondisi
k. IK K3L APD terkait
9) Analis Kimia
A dan Fisika

jdih.pu.go.id
- 240 –

10) Operator
A l. IK Pembubuhan
Dosis Koagulan
Pengolahan
m.FM Pembubuhan Air/
Koagulasi (pengaduk cepat) : Dosis Koagulan Operator
7. membubuhkan koagulan sesuai n. IK Pengoperasian terkait
dengan dosis yang dibutuhkan Katup 11) Analis
(berdasarkan hasil jar test di o. IK K3L APD Kimia dan
laboratorium). Fisika

Flokulasi (pengaduk lambat) : p. IK pengoperasian


12) Operator
8. melakukan pengamatan terhadap flokulasi
Pengolahan
pembentukan dan gangguan q. FM pembentukan
Air/
pembentukan flok; dan flok
r. IK pengoperasian Operator
9. melakukan perbaikan pengolahan air
katup terkait
pada pengaduk lambat apabila terjadi
s. IK K3L APD 13) Analis
gangguan pembentukan flok (flok - flok
Kimia dan
terapung, flok halus), sesuai IK
Fisika
troubleshooting.

Tidak Mengamati gejala


t. Laporan 14) Manager
Flok gangguan
Rekomendasi Produksi
Sesuai? pembentukan flok:
Flokulasi 15) Supervisor
10. mengamati adanya
u. IK jartest Pengolahan
flok-flok terapung.
v. IK K3L APD 16) Operator
Pengolahan
Air/
Rekomendasi dan tindak
Operator
lanjut:
terkait
Ya 11. melakukan pengujian jar test
untuk menentukan dosis yang 17) Analis
tepat; Kimia dan
12. mengecek hidrolis; dan Fisika
13. melindungi instalasi dari
panas matahari.

18) Supervisor
Sedimentasi :
w. IK Pengolahan
14. mengatur pembuangan
pengoperasian 19) Operator
lumpur.
pembuangan Pengolahan
lumpur Air/
x. FM tingkat Operator
Pemeriksaan :
kekeruhan terkait
15. mengecek kembali tingkat
y. IK 20) Operator
kekeruhan.
pengoperasian Penanganan
katup Lumpur
1 z. IK K3L APD
B

jdih.pu.go.id
- 241 –

B 1 21) Supervisor
aa. IK K3L APAR
bb. Laporan Pengolahan
Ya Mengecek Rekomendasi 22) Operator
gangguan proses Proses Pengolahan
Kekeruhan
pengendapan: Sedimentasi Air/
> 10 NTU*) Operator
16. memeriksa
terkait
temperatur air
23) Analis
yang terlalu
Kimia dan
tinggi;
Fisika
17. mengecek
debit apakah
terlalu besar
dan melebihi
kapasitas
desain; dan
Tidak
18. mengecek
kecepatan
aliran yang
terlalu tinggi
akibat debit
besar.

Rekomendasi dan tindak


lanjut:
19. melakukan perbaikan
desain dengan menambah
luas bidang permukaan
pengendapan dengan
plate settler; dan
20. membuat tutup diatas
bak untuk mengurangi
pengaruh angin dan
panas.
24) Supervisor
cc. IK Pengolahan
Pekerjaan unit Saringan Pasir Cepat Pengoperasian
(SPC) : 25) Operator
Filter
21. mengatur ketinggian air; dan Pengolahan
dd. IK Back Wash
Air/
22. mengatur back wash. ee. IK
Operator
Pengoperasian
Katup
terkait
ff. IK K3L APD
gg. IK K3L APAR
C 2

jdih.pu.go.id
- 242 –

C 2 26) Supervisor
hh. Laporan
Pengolahan
Rekomendasi
Mengecek gangguan 27) Operator
Unit Filtrasi
proses filtrasi: Pengolahan
Ya 23. mengecek Air/
adanya Operator
Gangguan
kehilangan terkait
Proses
tekanan;
Filtrasi?
24. mengecek debit
yang masuk
apakah sesuai
dengan desain;
25. memeriksa
Tidak pengerasan dan
perlengketan
media filter;
26. mengecek
penyumbatan
pada under drain;
27. mengecek
tekanan dan
aliran air untuk
back wash; dan
28. mengecek
kehilangan media
filter sewaktu
back wash.

2
D E

jdih.pu.go.id
- 243 –

D E 2

ii. IK 28) Supervisor


Rekomendasi dan tindak lanjut: Pengoperasian Pengolahan
29. mengatur ketinggian air dari Filter
29) Operator
filter sebesar 1-1,5 m, agar air jj. IK Back Wash
Pengolahan
dapat melewati media filter; kk. IK
Air/
Pengoperasian
30. mengatur debit agar sesuai Operator
Katup
dengan desain, agar filtrasi terkait
ll. IK K3L APD
terjadi dengan baik;
31. meningkatkan periode
backwash bila terjadi
pengerasan dan perlengketan;
32. melakukan penggantian under
drain;
33. menambah/mengganti media
filter dengan yang baru; dan
34. mengatur ketinggian muka air
dari filter untuk mengatur
tekanan saat backwash.

mm. IK Pengambilan 30) Supervisor


Bak penampung air (clear well) : Sampel Air
35. mengecek pH air; Pengolahan
Minum
36. membubuhkan dosis pengatur pH 31) Operator
nn. IK Pembubuhan
untuk proses stabilisasi pH; dan Pengolahan
Dosis Pengatur
37. membubuhkan desinfektan. Air/
pH untuk
Proses
Operator
Netralisasi terkait
oo. IK Pembubuhan
Dosis Chlor
untuk Proses
Desinfeksi
pp. IK K3L APD
qq. IK K3L APAR

32) Manajer
Pelaporan rr. IK Produksi
38. membuat laporan pelaksanaan Pembuatan 33) Supervisor
pengoperasian IPA. Laporan
Pengolahan
ss. IK K3L
34) Operator
APAR
▪ M Pengolahan
tt. Laporan
e Air/
Pengoperasi
n Operator
an IPA
g terkait
Selesai
a
m
b
i
l
jdih.pu.go.id
s
a
- 244 –

Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan POS tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan

Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/ Dirtek/Dirum/Manajer Direktur/Dirut


Manajer Terkait Terkait

jdih.pu.go.id
- 245 –

v. POS PEMELIHARAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR

Gambar 1. Instalasi Pengolahan Air Pada Unit Produksi

SAMBUNGAN
LANGGANAN (SL)

Gambar 2. Skema Sistem Instalasi Pengolahan Air (IPA)

Stabilisasi &
Koagulan
Desinfeksi

Air
By Pass Air
Bak
Minum
u K FL S FT CW

Inlet Outlet

PS

PL Pompa
Pompa
Kekeruhan > Back
600 NTU Wash

Keterangan :
PS = Prasedimentasi (Masuk ke POS Prasedimentasi)
K = Koagulasi
FL = Flokulasi
S = Sedimentasi
FT = Filtrasi
PL = Pengolahan Lumpur (Masuk ke POS Pengolahan Lumpur)
CW = Clear Well + Netralisasi + Desinfeksi

jdih.pu.go.id
- 246 -

1) Model Prosedur Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PRODUKSI
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
V Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air HALAMAN:

1. Tujuan
Memelihara aset-aset di IPA untuk kelancaran selama beroperasi.

2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air (IPA)
ini meliputi:
a. memelihara secara rutin sarana dan prasarana Instalasi
Pengolahan Air (IPA) dan lingkungan sekitarnya;
b. memelihara secara berkala sarana dan prasarana Instalasi
Pengolahan Air (IPA), melakukan identifikasi kerusakan dan
melakukan perbaikan kerusakan sarana dan prasarana
Instalasi Pengolahan Air (IPA); dan
c. menyusun kerusakan dan hasil pemeliharaan.

3. Definisi
a. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya
disebut air baku
air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan
air tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu
tertentu sebagai air baku untuk air minum.

b. Air minum
air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum.

c. Unit produksi
sarana dan prasarana yang dapat digunakan untuk mengolah
air baku menjadi air minum melalui proses fisik, kimiawi
dan/atau biologi, meliputi bangunan pengolahan dan
perlengkapannya, perangkat operasional, alat pengukur dan
peralatan pemantauan, serta bangunan penampungan air
minum.

d. Backwash
sistem pencucian media filter dengan aliran air yang
berlawanan arah dengan aliran air pada saat penyaringan.

e. Koagulasi
proses pencampuran bahan kimia (koagulan) dengan air baku
sehingga membentuk campuran yang homogen.

f. Koagulan
bahan (kimia) yang digunakan untuk pembentukan flok pada
proses koagulasi.

g. Stabilisasi
suatu proses untuk menghindari kecenderungan air bersifat
korosif atau membentuk kerak.

jdih.pu.go.id
- 247 –

h. Flok
gumpalan lumpur yang dihasilkan dari proses koagulasi dan
flokulasi.

i. Flokulasi
proses pertumbuhan flok supaya efektif diendapkan secara
gravitasi.

j. Sedimentasi
proses pemisahan padatan dan air berdasarkan perbedaan
berat jenis dengan cara pengendapan.

k. Under drain
perlengkapan yang dipasang pada dasar saringan pasir untuk
meratakan aliran air.

l. Filtrasi
proses memisahkan padatan dari supernatan melalui media
penyaring.

m. Desinfeksi
proses pembubuhan bahan kimia untuk mengurangi zat
organik pada air baku dan mematikan kuman/organisme.

n. Desinfektan
bahan (kimia) yang digunakan untuk mematikan
kuman/bakteri patogen dan lumut.

o. Pemeliharaan rutin
pemeliharaan yang dilakukan secara rutin guna menjaga usia
pakai dan unit SPAM tanpa penggantian peralatan/suku
cadang.

p. Pemeliharaan berkala
pemeliharaan yang dilakukan secara berkala (dalam periode
lebih lama dari pemeliharaan rutin) guna memperpanjang usia
pakai unit SPAM yang biasanya diikuti dengan penggantian
peralatan atau suku cadang.

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan Dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/15/MEN/VIII/2008 Tentang Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.
e. Standar Kualitas Air Minum menurut Keputusan Menteri

jdih.pu.go.id
- 248 –

Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010.


f. Standar Nasional Indonesia 6775 : 2008 Tentang Tata Cara
Perencanaan dan Pemeliharaan Unit Paket Pengolahan IPA.
g. Standar Nasional Indonesia DT 91 – 0002 – 2007 Tentang Tata
Cara Perencanaan Unit Paket Instalasi Pengolahan Air.
h. Joko, Tri.2010.Unit Produksi dalam Sistem Penyediaan Air
Minum, Graha Ilmu : Yogyakarta.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan


Kerja)
Perlengkapan K3L yang digunakan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi
antara lain perban, obat merah dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri
dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh
pemerintah melalui Kementerian yang menyelenggarakan
urusan di bidang ketenagakerjaan.
Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi
adalah:
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai
pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat
pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk
melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas,
cairan kimia, dan sebagainya.
3) Safety shoes atau sepatu pelindung seperti sepatu biasa,
tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari karet
tebal dan kuat. Berfungsi untuk mencegah kecelakaan
fatal yang menimpa kaki karena tertimpa benda tajam atau
berat, benda panas, cairan kimia, dan sebagainya.
4) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat
pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi
yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan
bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-
masing pekerjaan.
5) Ear plug/ear muff atau penutup telinga berfungsi sebagai
pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.
6) Respirator atau masker berfungsi sebagai penyaring udara
yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas udara

jdih.pu.go.id
- 249 –

buruk (misal berdebu, zat-zat kimia beracun, dan


sebagainya).
7) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung
dari kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau
pakaian kantornya.
d. Rambu – rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.

6. Uraian Prosedur
a. Sarana pencampuran kimia
1) Tahap pemeliharaan rutin meliputi membersihkan unit
pembubuh bahan kimia dan sarana lingkungannya.
2) Tahap pemeliharaan berkala, meliputi membersihkan dan
memperbaiki bak pengaduk kimia apabila terjadi
kerusakan.

b. Pompa pembubuh kimia


Tahap pemeliharaan rutin meliputi:
1) membersihkan pompa pembubuh kimia;
2) membersihkan lingkungan ruang pompa;
3) membersihkan saringan pompa;
4) membilas saluran pembubuh dengan air bersih, bila
pompa akan dihentikan; dan
5) memeriksa kebocoran pompa, saluran pembubuh kimia
dan memperbaiki bila terjadi kebocoran.
Tahap pemeliharaan berkala meliputi:
1) memeriksa tingkat akurasi (kalibrasi) pompa; dan
2) memeriksa kebocoran/penyumbatan pompa, saluran
pembubuh kimia dan melakukan perbaikan bila terjadi
kebocoran/penyumbatan.
c. Koagulasi
Tahap pemeliharaan rutin dan berkala meliputi memeriksa pipa
penyalur dan kondisi kerja katup.

d. Flokulasi
Tahap pemeliharaan rutin meliputi:
1) memelihara dan membersihkan bangunan bak flokulasi;
2) membersihkan busa dan kotoran yang mengapung;
3) memelihara katup-katup pembuang lumpur; dan
4) membersihkan lumut dan lingkungan sekitarnya.
Tahap pemeliharaan berkala meliputi :
1) memberi pelumas pada katup-katup pembuangan lumpur
dan melakukan perbaikan apabila diperlukan;
2) memperbaiki/mengganti peralatan sesuai keperluan;
3) memperbaiki kerusakan pintu dan melakukan pengecatan;
dan
4) memperbaiki/mengganti peralatan sesuai keperluan.

e. Sedimentasi
Tahap pemeliharaan rutin meliputi:
1) membersihkan bak pengendap; dan
2) memeriksa dan memastikan kedudukan gutter sesuai
dengan ketentuan.

jdih.pu.go.id
- 250 –

Tahap pemeliharaan berkala meliputi:


1) memberi pelumas pada katup;
2) membersihkan plat settler;
3) menata kembali peletakan plat settler;
4) mengecat bak pengendap; dan
5) membersihkan ruang lumpur.

f. Filtrasi
Tahap pemeliharaan rutin meliputi:
1) membersihkan bak filter; dan
2) membersihkan busa, lumut dan kotoran yang mengapung
pada filter.
Tahap pemeliharaan berkala meliputi:
1) memberikan pelumas pada katup;
2) memelihara komisi dan kondisi media filter sesuai
ketentuan;
3) memeriksa dan memperbaiki kinerja under drain melalui
pengamatan aliran; dan
4) melakukan pengecatan bak dan peralatan filtrasi.

g. Bak penampungan air


Tahap pemeliharaan rutin meliputi:
a. memeriksa dan memperbaiki bak penampung; dan
b. menjaga kebocoran bak.

h. Proses netralisasi
Tahap pemeliharaan rutin meliputi:
1) membersihkan peralatan netralisasi; dan
2) melakukan pengecekan peralatan sebelum digunakan.
Tahap pemeliharaan berkala meliputi:
1) membersihkan endapan zat kimia; dan
2) memeriksa dan memperbaiki atau mengganti peralatan
yang sudah rusak sesuai dengan kebutuhan.
i. Desinfeksi
Tahap pemeliharaan rutin meliputi:
1) memeriksa kondisi peralatan pembubuhan desinfektan;
2) membersihkan peralatan pembubuhan desinfektan; dan
3) melakukan pengecekan peralatan sebelum digunakan.
Tahap pemeliharaan berkala meliputi:
1) membersihkan endapan zat kimia; dan
2) memeriksa dan memperbaiki atau mengganti peralatan
yang sudah rusak sesuai dengan kebutuhan.
j. Pompa dan genset
(sesuai dengan POS Pemeliharaan Mekanikal dan Elektrikal)

k. Identifikasi kerusakan
Tahap identifikasi kerusakan meliputi:
1) mengidentifikasi kerusakan bangunan instalasi
pengolahan;

jdih.pu.go.id
- 251 –

2) mengidentifikasi kerusakan pada sistem perpipaan dan


aksesoris/perlengkapannya; dan
3) mengidentifikasi kerusakan pada sistem mekanikal dan
elektrikal.

l. Perbaikan kerusakan sarana dan prasarana Instalasi


Pengolahan Air (IPA)
Tahap perbaikan kerusakan sarana dan prasarana Instalasi
Pengolahan Air (IPA) meliputi:
1) memperbaiki kerusakan tanpa penggantian peralatan atau
suku cadang; dan
2) memperbaiki kerusakan dengan penggantian peralatan
atau suku cadang.

m. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi:
1) membuat laporan pemeliharaan sarana dan prasarana;
dan
2) membuat laporan kerusakan untuk ditindaklanjuti
perbaikannya.

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Isian (FI) tentang Kerusakan Alat;
b. Formulir Isian (FI) tentang Permintaan Barang dan/atau
Bahan;
c. Formulir Isian (FI) tentang Identifikasi Kerusakan;
d. Formulir Isian (FI) tentang Tingkat Kerusakan;
e. IK Pemeliharaan Pompa Dossing;
f. IK Pemeliharaan Pompa;
g. IK Pemeliharaan Katup;
h. IK Pemeliharaan Peralatan;
i. IK Pembubuhan Kapur atau Soda Ash;
j. IK Pembubuhan Chlor;
k. IK Pemeliharaan Panel;
l. IK Perbaikan Sarana dan Prasarana;
m. IK K3L APAR;
n. IK K3L APD;
o. Laporan Tingkat Kerusakan;
p. Laporan Hasil Pencatatan dan Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana;
q. Laporan Kerusakan Sarana dan Prasarana; dan
r. Laporan Pemeliharaan Mekanikal dan Elektrikal.

jdih.pu.go.id
- 252 –

2 ) Diagram Alir Prosedur Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PRODUKSI
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
V Pemeliharaan Instalasi HALAMAN:
Pengolahan Air
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai a. FI Tentang 1) Staf


Kerusakan Alat Pemeliharaan
b. IK Pemeliharan Mekanikal
Sarana pencampuran kimia :
Katup 2) Staf
Pemeliharaan rutin c. IK Pemeliharaan
12. membersihkan unit pembubuh Pemeliharaan Instrumentasi
kimia dan sarana lingkungannya. Peralatan
Pemeliharaan berkala d. IK K3L APD
13. membersihkan dan memperbaiki
bak pengaduk kimia apabila terjadi
kerusakan.

Pompa pembubuh kimia :


3) Staf
Pemeliharaan rutin e. FI Tentang Pemeliharaan
14. membersihkan pompa pembubuh kimia; Kerusakan Alat
Instrumentasi
15. membersihkan lingkungan ruang f. IK Pemeliharaan 4) Staf
pompa; Pompa Dossing Pemeliharaan
16. membersihkan saringan pompa; g. IK Pemeliharaan Mekanikal
17. membilas saluran pembubuh dengan air Katup 5) Staf
bersih, bila pompa akan dihentikan; dan h. IK Pemeliharaan
Pemeliharaan
18. memeriksa kebocoran pompa, saluran Peralatan Elektrikal
pembubuh kimia dan memperbaiki bila i. IK K3L APD
terjadi kebocoran.
19. Pemeliharaan berkala
20. memeriksa tingkat akurasi (kalibrasi)
pompa; dan
21. memeriksa kebocoran/penyumbatan
pompa, saluran pembubuh kimia dan
memperbaiki bila terjadi
kebocoran/penyumbatan.

Pemeliharaan rutin dan berkala pada unit 6) Staf


j. IK
koagulasi: Pemeliharaan Pemeliharaan
22. memeriksa pipa penyalur dan kondisi Katup Bangunan
kerja katup. k. IK K3L APD
Unit IPA
▪ P
e
A m
e
l
i
h
a jdih.pu.go.id
r
a
a
- 253 –

Flokulasi l. FI Tentang 7) Staf


Pemeliharaan rutin Kerusakan Alat Pemeliharaan
12. memelihara dan membersihkan m. IK Bangunan
bangunan bak flokulasi; Pemeliharaan Unit IPA
13. membersihkan busa dan kotoran yang Pompa
n. IK 8) Staf
mengapung; Pemeliharaan Pemeliharaan
14. memelihara katup-katup pembuang Katup Mekanikal
lumpur; dan o. IK 9) Staf
15. membersihkan lumut dan lingkungan Pemeliharaan
sekitarnya. Peralatan Pemeliharaan
p. IK K3L APD Elektrikal
Pemeliharaan berkala q. IK K3L APAR 10) Staf
r. FI Tentang
16. memberi pelumas pada katup-katup Pemeliharaa
Kerusakan Alat
pembuangan lumpur dan bila perlu n Bangunan
s. IK
lakukan perbaikan; Unit IPA
Pemeliharaan
17. memperbaiki/mengganti peralatan sesuai 11) Staf
Pompa
keperluan; Pemeliharaa
t. IK
18. memperbaiki kerusakan pintu dan n Mekanikal
Pemeliharaan
lakukan pengecatan; dan
Katup 12) Staf
19. memperbaiki/mengganti peralatan sesuai
u. IK Pemeliharaa
keperluan.
Pemeliharaan n Elektrikal
Peralatan
v. IK
Membersihkan
Lumpur
w. IK K3L APD
Sedimentasi :
x. IK K3L APAR
Pemeliharaan rutin
20. membersihkan bak pengendap; dan
21. memeriksa dan memastikan
kedudukan gutter sesuai dengan
ketentuan.
22.
Pemeliharaan berkala
23. memberi pelumas pada katup;
24. membersihkan plat settler;
25. menata kembali peletakan plat
settler;
26. pengecatan bak pengendap; dan
27. pembersihan ruang lumpur.

jdih.pu.go.id
- 254 –

Filtrasi y. FI Tentang 13) Staf


Pemeliharaan rutin Kerusakan Pemeliharaan
27. membersihkan bak filter; dan Alat Bangunan
z. IK Unit IPA
28. membersihkan busa, lumut dan
Pemeliharaan
kotoran yang mengapung pada filter. 14) Staf
Peralatan
Pemeliharaan
aa. IK
Pemeliharaan berkala Pemeliharaan
Mekanikal
29. memberikan pelumas pada katup; Pompa 15) Staf
30. memelihara komisi dan kondisi media bb. IK Pemeliharaan
filter sesuai ketentuan; Pemeliharaan Elektrikal
31. memeriksa dan memperbaiki kinerja Katup
under drain melalui pengamatan cc. IK K3L APD
aliran; dan dd. IK K3L APAR
32. melakukan pengecatan bak dan
peralatan filtrasi.

ee. FI Tentang
Bak penampung air 16) Staf
Kerusakan Alat
Pemeliharaan rutin Pemeliharaan
ff. IK Pemeliharaan
33. memeriksa dan memperbaik ibak Peralatan
Bangunan
penampung; dan gg. IK K3L APD Unit IPA
34. menjaga kebocoran bak.

hh. FI tentang 17) Staf


Proses netralisasi Kerusakan Pemeliharaan
Pemeliharaan rutin Alat
Bangunan
35. membersihkan peralatan netralisasi; ii. IK
Unit IPA
dan Pembubuhan
Kapur Atau
18) Staf
36. melakukan pengecekan peralatan
Soda Ash Pemeliharaan
sebelum digunakan.
jj. IK Mekanikal
Pemeliharaan 19) Staf
Pemeliharaan berkala
Pompa Pemeliharaan
37. membersihkan endapan zat kimia; dan
kk. IK Elektrikal
38. memeriksa dan memperbaiki atau Pemeliharaan
mengganti peralatan yang sudah Katup
rusak sesuai dengan kebutuhan. ll. IK K3L APD

jdih.pu.go.id
- 255 –

mm. FI tentang 20) Staf


Kerusakan Alat Pemeliharaan
Proses desinfeksi nn. IK Bangunan
Pemeliharaan rutin Pemeliharaan Unit IPA
39. memeriksa kondisi peralatan Katup 21) Staf
pembubuhan desinfektan; oo. IK Pemeliharaan
40. membersihkan peralatan pembubuhan Pembubuhan Instrumentasi
desinfektan; dan Chlor
41. melakukan pengecekan peralatan pp. IK K3L APD
sebelum digunakan. qq. IK K3L APAR
Pemeliharaan berkala
42. membersihkan endapan zat kimia; dan
43. memeriksa dan memperbaiki atau
mengganti peralatan yang sudah rusak
sesuai dengan kebutuhan.

22) Staf
Pemeliharaan pompa dan rr. IK Pemeliharaan
Pemeliharaan
genset Panel
Instrumentasi
ss. IK K3L APD
23) Staf
tt. IK K3L APAR
Pemeliharaan
uu. POS
Mekanikal
Pemeliharaan
24) Staf
Mekanikal Dan
Pemeliharaan
Elektrikal
Elektrikal

Identifikasi vv. FI Identifikasi


kerusakan sarana Kerusakan 25) Staf
Ya ww. FI Tingkat Pemeliharaan
Ada dan prasarana:
kerusakan 44. mengidentifikasi Kerusakan Bangunan
sarana dan kerusakan xx. IK K3L APAR Unit IPA
prasarana? yy. IK K3L APD 26) Staf
bangunan
instalasi zz. POS Kerjasama Pemeliharaan
pengolahan; Pemeliharaan Instrumentasi
45. mengidentifikasi Dengan Pihak 27) Staf
kerusakan pada Ketiga
Pemeliharaan
sistem perpipaan aaa. Laporan
Mekanikal
dan aksesoris/ Rekomendasi
28) Staf
Tidak perlengkapannya;
Pemeliharaan
46. mengidentifikasi
kerusakan pada Elektrikal
sistem mekanikal 29) Staf
dan elektrikal. Pembelian
D

jdih.pu.go.id
- 256 –

D E bbb. FI Identifikasi
Kerusakan
30) Staf
ccc. FI Tingkat Pemeliharaan
47. analisis tingkat kerusakan; dan Kerusakan Bangunan
48. koordinasi dengan unit kerja ddd. FI Permintaan Unit IPA
terkait untuk rencana perbaikan. Barang 31) Staf
dan/atau Pemeliharaan
bahan bakar Instrumentasi
Tindak lanjut dan rekomendasi atas eee. IK K3L APAR 32) Staf
kerusakan yang terjadi: fff. IK K3L APD
49. membuat pada atasan untuk Pemeliharaan
ggg. POS Kerjasama
segera dilakukan koordinasi dan Mekanikal
Pemeliharaan
ditidaklanjuti; 33) Staf
dengan Pihak
50. memperbaiki/mengganti pipa yang Ketiga
Pemeliharaan
bocor; hhh. Laporan Elektrikal
51. memperbaiki kerusakan pompa; Rekomendasi 34) Staf
52. memperbaiki kerusakan genset; Pembelian
dan
53. memperbaiki bangunan yang bocor
atau retak.

35) Staf
iii. IK Perbaikan Pemeliharaan
Perbaikan kerusakan :
Sarana dan Bangunan
54. memperbaiki kerusakan tanpa Prasarana Unit IPA
penggantian peralatan atau jjj. FI
suku cadang; dan 36) Staf
Permintaan
55. memperbaiki kerusakan Pemeliharaan
Barang
dengan penggantian peralatan Instrumentasi
dan/atau
atau suku cadang. Bahan Bakar 37) Staf
kkk. IK K3L APD Pemeliharaan
Mekanikal
38) Staf
Pemeliharaan
Elektrikal
39) Staf
lll.
Laporan
Pelaporan : Pemeliharaan
Hasil
1) membuat laporan pemeliharaan Pencatatan Bangunan
sarana dan prasarana Instalasi dan Unit IPA
Pengolahan Air (IPA); dan Pemeliharaan 40) Staf
2) membuat laporan kerusakan untuk Sarana dan Pemeliharaan
ditindaklanjuti perbaikannya. Prasarana Instrumentasi
mmm. Laporan 41) Staf
Kerusakan Pemeliharaan
Sarana dan Mekanikal
Prasarana 42) Staf
Selesai Pemeliharaan
Elektrikal

jdih.pu.go.id
- 257 –

Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan

Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/ Direktur/Dirut


Terkait Manajer Terkait

jdih.pu.go.id
- 258 –

w. POS PENGOPERASIAN PRASEDIMENTASI

Gambar 1. Prasedimentasi Pada Unit Produksi

SAMBUNGAN
LANGGANAN (SL)

Gambar 2. Skema Sistem Instalasi Prasedimentasi

Pengukuran
Pengukuran
Tingkat
Tingkat
Kekeruhan
Kekeruhan

Air Baku
P Ps Air Baku

Inlet Outlet

By Pass
Kekeruhan < 600 NTU

Pompa
Keterangan : PL Air olahan
P = Bak Pengumpul Air Baku dibuang ke
PS = Prasedimentasi Sungai
PL = Pengolahan Lumpur
(Masuk ke Pengolahan Lumpur)

jdih.pu.go.id
- 259 –

1) Model Prosedur Pengoperasian Prasedimentasi

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PRODUKSI
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
W Pengoperasian Prasedimentasi HALAMAN:
1. Tujuan
Mengolah air baku menjadi air minum, sesuai dengan kualitas yang
memenuhi standar Permenkes yang berlaku.

2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pengoperasian prasedimentasi meliputi:
a. melakukan persiapan dengan mengatur aliran melalui
pengaturan katup;
b. melaksanakan kegiatan dengan melakukan pembuangan
lumpur dari bak pra sedimentasi, melakukan pengukuran
kualitas sampel air baku, mengalirkan air setelah proses pra
sedimentasi ke instalasi pengolahan air selanjutnya;
c. mengawasi kualitas air baku terutama tingkat kekeruhan
mengamati ketinggian muka air dalam bak pra sedimentasi
serta memperhatikan aliran dalam bak pra sedimentasi; dan
d. melakukan kegiatan pelaporan.

3. Definisi
a. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya
disebut air baku
air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan
air tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu
tertentu sebagai air baku untuk air minum.

b. Air minum
air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum.
c. Unit produksi
sarana dan prasarana yang dapat digunakan untuk mengolah
air baku menjadi air minum melalui proses fisik, kimiawi
dan/atau biologi, meliputi bangunan pengolahan dan
perlengkapannya, perangkat operasional, alat pengukur dan
peralatan pemantauan, serta bangunan penampungan air
minum.
d. Prasedimentasi
proses awal sebelum unit produksi lainnya pada kekeruhan
yang sangat tinggi diatas 600 NTU, dalam pemisalah padatan
dan air berdasarkan perbedaan berat jenis dengan cara
pengendapan.

e. Sedimentasi
proses pemisahan padatan dan air berdasarkan perbedaan
berat jenis dengan cara pengendapan.

jdih.pu.go.id
- 260 –

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum.
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/15/MEN/VIII/2008 Tentang Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.
e. Standar Nasional Indonesia 6775 : 2008 Tentang Tata Cara
Perencanaan dan Pemeliharaan Unit Paket Pengolahan IPA.
f. Standar Nasional Indonesia DT 91 – 0002 – 2007 Tentang Tata
Cara Perencanaan Unit Paket Instalasi Pengolahan Air.
g. Standar Nasional Indonesia 7508 : 2011 Tentang Tata Cara
Penentuan Jenis Unit Instalasi Pengolahan Air Berdasarkan
Sumber Air Baku.
h. Joko, Tri. 2010.Unit Produksi dalam Sistem Penyediaan Air
Minum, Graha Ilmu : Yogyakarta.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan)


Perlengkapan K3L yang digunakan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi
antara lain perban, obat merah dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri
dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh
pemerintah melalui Departemen Tenaga Kerja Republik
Indonesia.
Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi
adalah:
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai
pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat
pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk
melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas,
cairan kimia, dan sebagainya.

jdih.pu.go.id
- 261 –

3) Safety shoes atau sepatu pelindung seperti sepatu biasa,


tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari karet
tebal dan kuat. Berfungsi untuk mencegah kecelakaan
fatal yang menimpa kaki karena tertimpa benda tajam atau
berat, benda panas, cairan kimia, dan sebagainya.
4) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat
pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi
yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan
bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-
masing pekerjaan.
5) Ear plug/ear muff atau penutup telinga berfungsi sebagai
pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.
6) Respirator atau masker berfungsi sebagai penyaring udara
yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas udara
buruk (misal berdebu, zat-zat kimia beracun, dan
sebagainya).
7) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung
dari kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau
pakaian kantornya.
d. Rambu – rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.

6. Uraian Prosedur
a. Persiapan
Tahap persiapan adalah mengatur aliran melalui pengaturan
katup.
b. Pengoperasian
Tahap pengoperasian meliputi:
1) membuang lumpur dari bak pra sedimentasi sesuai dengan
periode waktu yang telah ditentukan dalam perencanaan
atau tergantung pada kondisi air baku; dan
2) mengalirkan air setelah proses prasedimentasi ke instalasi
pengolahan air selanjutnya.
c. Pengawasan
Tahap pengawasan meliputi:
1) melakukan pengukuran kualitas sampel air baku setelah
melalui prasedimentasi;
2) mengamati ketinggian muka air dalam bak prasedimentasi
sesuai yang direncanakan; dan
3) engamati aliran dalam bak prasedimentasi, apakah merata
atau ada bagian yang terlalu lambat/cepat.
d. Pelaporan
Tahap pelaporan adalah membuat laporan pengoperasian
prasedimentasi.
7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Monitoring (FM) tentang Debit Air Baku;
b. Formulir Monitoring (FM) tentang Ketinggian Muka Air;
c. Formulir Monitoring (FM) tentang Pengamatan Aliran;
d. Formulir Isian (FI) tentang Pengamatan Kekeruhan;
e. IK Pengambilan Sampel Air;
f. IK Pengoperasian Katup;
g. IK Pembuangan Lumpur;

jdih.pu.go.id
- 262 –

h. IK K3L APD;
i. IK K3L APAR;
j. IK Pembuatan Laporan; dan
k. Laporan Selama Pengoperasian.

jdih.pu.go.id
- 263 –

2 ) Diagram Alir Prosedur Pengoperasian Prasedimentasi

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PRODUKSI
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
W Pengoperasian Prasedimentasi HALAMAN:
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai
1) Supervisor
Tahap persiapan : a. FM Debit Air Pengolahan
1) mengatur aliran melalui pengaturan katup; Baku 2) Operator
2) memeriksa sistem kelistrikan, kondisi kabel- b. IK Pengambilan Pengolahan
kabel dan rangkaian kelistrikannya Sampel Air Air/Operator
termasuk saklarnya (Switch ON/OFF); Baku terkait
3) memeriksa kondisi fungsi manometer serta c. IK K3L APD 3) Staf
katup-katupnya;
Sampling
4) memeriksa flow meter dan memastikan
tidak ada kebocoran; dan 4) Analis Kimia
5) mengatur debit air yang keluar dari sumur dan Fisika
berdasarkan jumlah pompa submersible
dan kapasitas pompanya.

Kekeruhan > Tidak


600 NTU d. IK 5) Operator
Pengoperasia Pengolahan
n Katup Air/ Operator
Ya
e. IK terkait
Pengoperasian: Pembuangan 6) Analis Kimia
6. membuang lumpur dari bak pra dan Fisika
Lumpur
sedimentasi sesuai dengan periode waktu
yang telah ditentukan dalam perencanaan f. IK K3L APD 7) Operator
atau tergantung pada kondisi air baku; Penanganan
dan Lumpur
7. mengalirkan air setelah proses
prasedimentasi ke instalasi pengolahan air
selanjutnya.

Pengawasan : g. FM Ketinggian
8. melakukan pengukuran kualitas sampel Muka Air 8) Operator
air baku setelah melalui prasedimentasi; h. FM Pengolahan
9. mengamati ketinggian muka air dalam bak Pengamatan Aliran Air/ Operator
prasedimentasi sesuai yang direncanakan; i.FI Pengamatan terkait
10. mengamati aliran dalam bak
Kekeruhan
prasedimentasi, apakah merata atau ada
bagian yang terlalu lambat/cepat. j.IK Pengoperasian
Katup

A B

jdih.pu.go.id
- 264 –

A B k. IK K3L 9) Supervisor
l. IK Pembuatan Pengolahan
Laporan 10) Operator
m. IK K3L APAR Pengolahan
Pelaporan : n. Laporan Selama Air/Operator
11. membuat laporan pengoperasian Pengoperasian terkait
prasedimentasi.

▪ Men
gam
Selesai bil
sam
pel
air
Keterangan : baku
untu
alur proses selanjutnya
k
batasan tugas sesuai dengan
diperjabatan kerja dan/atau area kerja
iksa
suatu kegiatan/pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
di
menggambarkan suatu keputusan
labor yang diambil
atori
konektor ke halaman berikutnya
um
tanda pekerjaan POS tersebut
bag. mulai atau selesai
prod
dokumen pendukung/laporan uksi
secar
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal
a
berk
ala
16. masing-masing pompa
Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/ Direktur/Dirut
Terkait Manajer Terkait

jdih.pu.go.id
- 265 –

x. POS PEMELIHARAAN PRASEDIMENTASI

Gambar 1. Prasedimentasi Pada Unit Produksi

SAMBUNGAN
LANGGANAN (SL)

Gambar 2. Skema Sistem Instalasi Prasedimentasi

Pengukuran Pengukuran
Tingkat Tingkat
Kekeruhan Kekeruhan

Air Baku
P Ps Air Baku

Inlet Outlet

By Pass
Kekeruhan < 600 NTU

Pompa
PL Air olahan
dibuang ke
Sungai

Keterangan :

P = Bak Pengumpul Air Baku


PS = Prasedimentasi
PL = Pengolahan Lumpur (Masuk ke Pengolahan Lumpur)

jdih.pu.go.id
- 266 –

1) Model Prosedur Pemeliharaan Prasedimentasi

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PRODUKSI

NO. JUDUL REVISI KE:


X Pemeliharaan Prasedimentasi HALAMAN:

1. Tujuan
Memelihara rasana dan prasarana di instalasi prasedimentasi untuk
kelancaran selama beroperasi.

2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan pemeliharaan prasedimentasi ini meliputi:
a. memelihara secara rutin sarana dan prasarana prasedimentasi
dan lingkungan sekitarnya;
b. memelihara secara berkala sarana dan prasarana
prasedimentasi;
c. melakukan identifikasi kerusakan;
d. melakukan perbaikan kerusakan sarana dan prasarana
prasedimentasi; dan
e. menyusun kerusakan dan hasil pemeliharaan.

3. Definisi
a. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya
disebut air baku
air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan
air tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu
tertentu sebagai air baku untuk air minum.

b. Air minum
air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum.

c. Unit produksi
sarana dan prasarana yang dapat digunakan untuk mengolah
air baku menjadi air minum melalui proses fisik, kimiawi
dan/atau biologi, meliputi bangunan pengolahan dan
perlengkapannya, perangkat operasional, alat pengukur dan
peralatan pemantauan, serta bangunan penampungan air
minum.

d. Prasedimentasi
proses awal sebelum unit produksi lainnya pada kekeruhan
yang sangat tinggi diatas 600 NTU, dalam pemisalah padatan
dan air berdasarkan perbedaan berat jenis dengan cara
pengendapan.

e. Sedimentasi
proses pemisahan padatan dan air berdasarkan perbedaan
berat jenis dengan cara pengendapan.

jdih.pu.go.id
- 267 –

f. Pemeliharaan rutin
pemeliharaan yang dilakukan secara rutin guna menjaga usia
pakai dan unit SPAM tanpa penggantian peralatan/suku
cadang.

g. Pemeliharaan berkala
pemeliharaan yang dilakukan secara berkala (dalam periode
lebih lama dari pemeliharaan rutin) guna memperpanjang usia
pakai unit SPAM yang biasanya diikuti dengan penggantian
peralatan atau suku cadang.

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum.
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/15/MEN/VIII/2008 Tentang Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.
e. Standar Nasional Indonesia 6775 : 2008 Tentang Tata Cara
Perencanaan dan Pemeliharaan Unit Paket Pengolahan IPA.
f. Standar Nasional Indonesia DT 91 – 0002 – 2007 Tentang Tata
Cara Perencanaan Unit Paket Instalasi Pengolahan Air.
g. Standar Nasional Indonesia 7508 : 2011 Tentang Tata Cara
Penentuan Jenis Unit Instalasi Pengolahan Air Berdasarkan
Sumber Air Baku.
h. Joko, Tri.2010. Unit Produksi dalam Sistem Penyediaan Air
Minum. Graha Ilmu : Yogyakarta.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan)


Perlengkapan K3L yang digunakan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi
antara lain perban, obat merah dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri
dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh
pemerintah melalui Kementerian yang menyelenggarakan
urusan di bidang ketenagakerjaan.
Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi
adalah:

jdih.pu.go.id
- 268 –

1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai


pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat
pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk
melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas,
cairan kimia, dan sebagainya.
3) Safety shoes atau sepatu pelindung seperti sepatu biasa,
tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari karet
tebal dan kuat. Berfungsi untuk mencegah kecelakaan
fatal yang menimpa kaki karena tertimpa benda tajam atau
berat, benda panas, cairan kimia, dan sebagainya.
4) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat
pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi
yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan
bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-
masing pekerjaan.
5) Ear plug/ear muff atau penutup telinga berfungsi sebagai
pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.
6) Respirator atau masker berfungsi sebagai penyaring udara
yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas udara
buruk (misal berdebu, zat-zat kimia beracun, dan
sebagainya).
7) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung
dari kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau
pakaian kantornya.
d. Rambu – rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.

6. Uraian Prosedur
a. Pemeliharaan rutin
Tahap pemeliharaan rutin meliputi:
1) membersihkan rumput dan kotoran lainnya di lingkungan
sekitar area bak pra sedimentasi;
2) membersihkan bak penampung dan pengendapan dari
benda-benda yang terapung;
3) memeriksa kondisi perpipaan, katup dan aksesorisnya dari
kebocoran dan karat; dan
4) memeriksa unit prasedimentasi dan perlengkapannya dari
kerusakan.

b. Pemeliharaan berkala
Tahap pemeliharaan berkala meliputi:
a. membuang lumpur pada bagian dasar prasedimentasi
secara teratur;
b. melakukan pengecatan bangunan prasedimentasi serta
bahan yang terbuat dari logam agar tidak berkarat; dan
c. memeriksa konstruksi instalasi bak penampungan dan bak
pengendapan prasedimentasi dari kebocoran akibat retak-
retak.

jdih.pu.go.id
- 269 –

c. Identifikasi kerusakan
Tahap identifikasi kerusakan meliputi:
1) mengidentifikasi kerusakan pada bangunan
prasedimentasi; dan
2) mengidentifikasi kerusakan pada perpipaan, katup dan
aksesoris lainnya.

d. Rencana Tindak Perbaikan kerusakan


Tahap rencana tindak perbaikan kerusakan meliputi:
1) memperbaiki kerusakan tanpa penggantian peralatan atau
suku cadang; dan
2) memperbaiki kerusakan dengan penggantian peralatan
atau suku cadang.

e. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi:
1) membuat laporan pemeliharaan sarana dan prasarana;
dan
2) membuat laporan kerusakan untuk ditindaklanjuti
perbaikannya.

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Isian (FI) tentang Hasil Pemeriksaan Konstruksi Unit
Prasedimentasi Secara Visual;
b. Formulir Isian (FI) tentang Kerusakan;
c. IK Pemeliharaan Katup;
d. IK Pembuangan Lumpur;
e. IK Perbaikan Sarana dan Prasarana;
f. IK K3L APAR;
g. IK K3L APD;
h. Laporan Hasil Pencatatan dan Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana; dan
i. Laporan Kerusakan Sarana dan Prasarana.

jdih.pu.go.id
- 270 –

2 ) Diagram Alir Prosedur Pemeliharaan Prasedimentasi

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PRODUKSI
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
X Pemeliharaan Prasedimentasi HALAMAN:
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai

Pemeliharaan rutin : a. IK Pemeliharaan 1) Staf


1. membersihkan rumput dan kotoran Katup Pemeliharaan
lainnya di lingkungan sekitar area bak pra b. IK K3L APD Bangunan
sedimentasi; c. IK K3L APAR Unit IPA
2. membersihkan bak penampung dan
2) Staf
pengendapan dari benda-benda yang
Pemeliharaan
terapung;
3. memeriksa kondisi perpipaan, katup dan
Mekanikal
aksesorisnya dari kebocoran dan karat;
dan
4. memeriksa unit prasedimentasi dan
perlengkapannya dari kerusakan.

Pemeliharaan berkala : d. FI Tentang Hasil


Pemeriksaan 3) Staf
5. membuang lumpur pada bagian dasar
Konstruksi Secara Pemeliharaan
prasedimentasi secara teratur;
Visual Bangunan
6. melakukan pengecatan bangunan
prasedimentasi serta bahan yang terbuat e. FI Tentang Unit IPA
dari logam agar tidak berkarat; dan Kerusakan 4) Staf
7. memeriksa konstruksi instalasi bak f. IK Pembuangan Pemeliharaan
penampungan dan bak pengendapan Lumpur Mekanikal
prasedimentasi dari kebocoran akibat g. IK K3L APD
retak-retak. h. IK K3L APAR

Mengecek adanya kerusakan sarana dan 5) Staf


n. FI Tentang Hasil
prasarana: Pemeriksaan Pemeliharaan
Konstruksi Bangunan
Secara Visual Unit IPA
o. FI Tentang 6) Staf
Ada kerusakan Ya Kerusakan Pemeliharaan
sarana dan p. IK Pembuangan Mekanikal
prasarana? Lumpur
B q. IK K3L APD
r. IK K3L APAR
Tidak

jdih.pu.go.id
- 271 –

n. FI Tentang Hasil 7) Staf


A B
Pemeriksaan Pemeliharaan
Konstruksi Secara Bangunan
Identifikasi kerusakan sarana dan Visual Unit IPA
prasarana : o. FI Tentang 8) Staf
8. mengidentifikasi kerusakan Kerusakan Pemeliharaan
pada bangunan p. FI Hasil identifikasi Mekanikal
prasedimentasi; dan kerusakan
9. mengidentifikasi kerusakan q. IK K3L APD
pada perpipaan, katup dan r. IK K3L APAR
aksesoris lainnya.

Perbaikan kerusakan sarana dan s. FI Tentang Hasil 9) Staf


Pemeriksaan Pemeliharaan
prasarana:
Konstruksi
10. memperbaiki kerusakan Bangunan
Secara Visual
tanpa penggantian peralatan Unit IPA
t. FI Tentang
atau suku cadang; dan Kerusakan 10) Staf
11. memperbaiki kerusakan u. IK Perbaikan Pemeliharaan
dengan penggantian Sarana dan Mekanikal
peralatan atau suku cadang. Prasarana
v. IK K3L APD
w. IK K3L APAR

x. IK Pembuatan 11) Supervisor


Pelaporan: Laporan Pemeliharaan
12. membuat laporan pemeliharaan y. IK K3L APAR Bangunan
sarana dan prasarana; z. Laporan Hasil Unit IPA
13. membuat laporan kerusakan untuk Pencatatan Dan 12) Staf
ditindaklanjuti perbaikannya; dan Pemeliharaan Pemeliharaan
14. mengambil sampel air baku untuk Sarana Dan Bangunan
diperiksa di laboratorium bagian Prasarana Unit IPA
produksi secara berkala masing- aa. Laporan 13) Staf
masing pompa. Kerusakan Pemeliharaan
Sarana Dan Mekanikal
Prasarana

Selesai

jdih.pu.go.id
- 272 –

Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan tersebut mulai atau selesai

dokumen pendukung/laporan
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/ Direktur/Dirut


Terkait Manajer Terkait

jdih.pu.go.id
- 273 –

y. POS PENGOPERASIAN SARINGAN PASIR LAMBAT (SPL)

Gambar 1. Saringan Pasir Lambat Pada Unit Produksi

SAMBUNGAN
LANGGANAN (SL)

Gambar 2. Skema Sistem Instalasi Saringan Pasir Lambat

Pengukuran Desinfektan (Clor)


Kualitas Air Pengukuran
Baku Kualitas Air
Minum
S
Air Baku P P CW Air Minum
L
Inlet Outlet

Keterangan :
P = Bak Pengumpul
SPL = Bak Saringan Pasir Lambat
CW = Clear Well + Desinfeksi

jdih.pu.go.id
- 274 –

1) Model Prosedur Pengoperasian Saringan Pasir Lambat

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PRODUKSI

NO. POS JUDUL POS REVISI KE:


Y Pengoperasian Saringan Pasir HALAMAN:
Lambat (SPL)
1. Tujuan
Mengolah air baku menjadi air minum, sesuai dengan kualitas yang
memenuhi standar permenkes yang berlaku.

2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pengoperasian saringan pasir lambat meliputi:
a. melakukan persiapan dengan mengatur debit air baku yang masuk
serta mengukur kualitas fisik air baku;
b. melaksanakan kegiatan dengan mengatur bukaan katup/pintu air,
melewatkan air baku memasuki filter pasir lambat, mengatur katup
inlet, mengalirkan air hasil filtrasi serta membubuhi zat kimia
untuk proses desinfeksi;
c. mengawasi dan memantau terjadinya penurunan tekanan filtrasi
yang berakibat pada pengoperasian filter, ketinggian air baku,
pengambilan sampel air dan mengamati kualitas air hasil
pengolahan saringan pasir lambat; dan
d. melakukan kegiatan pelaporan.

3. Definisi
a. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut
air baku
air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air
tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu
sebagai air baku untuk air minum.

b. Air minum
air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum.

c. Saringan Pasir Lambat (SPL)


salah satu cara pengolahan air baku untuk menghasilkan air bersih,
beroperasi secara gravitasi serempak, terjadi proses fisis, proses
biokimia dan proses biologis.

d. Sedimentasi
proses pemisahan padatan dan air berdasarkan perbedaan berat
jenis dengan cara pengendapan.

e. Under drain
perlengkapan yang dipasang pada dasar saringan pasir untuk
meratakan aliran air.

jdih.pu.go.id
- 275 –

f. Filtrasi
proses memisahkan padatan dari supernatan melalui media
penyaring.

g. Desinfeksi
proses pembubuhan bahan kimia untuk mengurangi zat organik
pada air baku dan mematikan kuman/organisme.

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum.
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/15/MEN/VIII/2008 Tentang Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.
e. Standar Kualitas Air Minum menurut Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010.
f. Standar Nasional Indonesia 6775 : 2008 Tentang Tata Cara
Perencanaan dan Pemeliharaan Unit Paket Pengolahan IPA.
g. Standar Nasional Indonesia No. 3981 Tahun 2008 tentang Saringan
Pasir Lambat.
h. Standar Nasional Indonesia DT 91 – 0002 – 2007 Tentang Tata Cara
Perencanaan Unit Paket Instalasi Pengolahan Air.
i. Standar Nasional Indonesia 7508 : 2011 Tata Cara Penentuan Jenis
Unit Instalasi Pengolahan Air Berdasarkan Sumber Air Baku.
j. Joko, Tri. 2010.Unit Produksi dalam Sistem Penyediaan Air Minum,
Graha Ilmu : Yogyakarta.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan Kerja)


Perlengkapan K3L yang digunakan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi antara
lain perban, obat merah dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan
risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan
orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh
pemerintah melalui Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.
Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi
adalah:
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai
pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala secara
langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat pengaman

jdih.pu.go.id
- 276 –

saat bekerja di tempat yang becek ataupun berlumpur.


Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari
benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dan
sebagainya.
3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat pelindung
tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat
mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung
tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
4) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung dari
kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau pakaian
kantornya.
d. Rambu – rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.

6. Uraian Prosedur
a. Persiapan
Tahap persiapan meliputi:
1) mengatur debit air baku yang masuk ke saringan pasir lambat;
dan
2) mengukur kualitas fisik air baku.

b. Pengoperasian
Tahap pengoperasian meliputi:
1) mengatur bukaan katup/pintu air menuju ke pipa inlet;
2) mengalirkan air baku memasuki filter pasir lambat;
3) mengatur katup inlet agar ketinggian air baku konstan;
4) mengalirkan air hasil filtrasi ke dalam bak penampung; dan
5) membubuhi zat kimia chlor ke dalam bak pengumpul untuk
proses desinfeksi.

c. Pengawasan
Tahap pengawasan meliputi:
1) memantau terjadinya penurunan tekanan filtrasi yang
berakibat pada pengoperasian filter;
2) mengamati ketinggian air baku;
3) mengambil sampel air hasil pengolahan saringan pasir lambat;
dan
4) mengamati kualitas air hasil pengolahan saringan pasir lambat.

d. Pelaporan
Tahap pelaporan adalah membuat laporan pengoperasian saringan
pasir lambat.

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Monitoring (FM) tentang Debit Air;
b. Formulir Monitoring (FM) tentang Operasi Saringan Pasir Lambat;
c. Formulir Monitoring (FM) tentang Hasil Monitoring Operasional SPL;
d. IK Pengukuran Kualitas Fisik Air Baku;
e. IK Pengoperasian Saringan Pasir Lambat;
f. IK Pengoperasian Katup;
g. IK Pembubuhan Zat Kimia Chlor;
h. IK Pengambilan Sampel Air;
i. IK Pemeriksaan Kualitas Air Hasil Olahan;
j. IK Pembuatan Laporan;
k. IK K3L APAR; dan
l. IK K3L APD.

jdih.pu.go.id
- 277 –

2 ) Diagram Alir Prosedur Pengoperasian Saringan Pasir Lambat (SPL)

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PRODUKSI
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
Y Pengoperasian Saringan Pasir HALAMAN:
Lambat (SPL)
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai 1) Operator
a. FM Debit Air
Pengolahan
b. IK Air/
Tahap persiapan :
Pengukuran Operator
1. mengatur debit air baku yang masuk
Kualitas terkait
ke saringan pasir lambat;
Fisik Air 2) Analis
2. mengukur kualitas fisik air baku;
Baku Fisika
3. mengatur debit air yang keluar dari
c. IK K3L APD
sumur berdasarkan jumlah pompa
submersible dan kapasitas pompanya;
4. memeriksa sistem kelistrikan, kondisi
kabel-kabel dan rangkaian
kelistrikannya termasuk saklarnya
(Switch ON/OFF);
5. memeriksa kondisi fungsi manometer
serta katup-katupnya; dan
6. memeriksa flow meter dan memastikan
tidak ada kebocoran.

Pengoperasian : d. IK 3) Operator
7. mengatur bukaan katup/pintu air Pengoperasia Pengolahan
menuju ke pipa inlet; n Saringan Air/
8. mengalirkan air baku memasuki filter Pasir Lambat Operator
pasir lambat; e. IK terkait
9. mengatur katup inlet agar ketinggian Pengoperasia
air baku konstan; n Katup
10. mengalirkan air hasil filtrasi ke dalam f. IK
bak penampung; dan Pembubuhan
11. membubuhi zat kimia chlor ke dalam Zat Kimia
bak pengumpul untuk proses Chlor
desinfeksi. g. IK K3L APD

jdih.pu.go.id
- 278 –

A
4) Operator
h. FM Operasi
SPL Pengolahan
Pengawasan: i. IK Air/
12. memantau terjadinya penurunan Pengambilan Operator
tekanan filtrasi yang berakibat pada Sampel Air terkait
pengoperasian filter; j. IK 5) Staf
13. mengamati ketinggian air baku; Pemeriksaan Sampling
14. mengambil sampel air hasil Kualitas Air
pengolahan saringan pasir lambat; Hasil Olahan
15. mengamati kualitas air hasil k. IK
pengolahan saringan pasir lambat; Pengoperasian
Katup
16. mengatur debit pompa sesuai
l. IK K3L APD
kebutuhan dengan cara mengatur
bukaan katup tekanan sampai sesuai
dengan debit yang dikehendaki; dan
17. mengambil sampel air baku untuk
diperiksa di laboratorium bagian
produksi secara berkala masing-
masing pompa.

6) Supervisor
m. FM Hasil
Pelaporan : Pengolahan
Monitoring
7) Operator
18. membuat laporan pengoperasian Operasional
Pengolahan
saringan pasir lambat. SPL
Air/
n. IK Pembuatan
Operator
Laporan
terkait
o. IK K3L APAR
Selesai ▪ Meng
ambil
samp
Keterangan : el air
baku
alur proses selanjutnya untu
batasan tugas sesuai dengan k jabatan kerja dan/atau area kerja
diperi
suatu kegiatan/pekerjaan yang
ksa dilakukan
di dan pengecekan
labor yang diambil
menggambarkan suatu keputusan
atoriu
konektor ke halaman berikutnya
m
tanda pekerjaan pos tersebut mulai atau selesai
bag.
dokumen pendukung/laporan produ
Disusun Diperiksa ksi Disetujui Tanggal
secar
a
berka
la
Supervisor/ Dirtek/Dirum/Manajer
17. masing-masing pompa Direktur/Dirut
Manajer Terkait Terkait

jdih.pu.go.id
- 279 –

z. POS PEMELIHARAAN SARINGAN PASIR LAMBAT (SPL)

Gambar 1. Saringan Pasir Lambat Pada Unit Produksi

SAMBUNGAN
LANGGANAN (SL)

Gambar 2. Skema Sistem Instalasi Saringan Pasir Lambat

Pengukuran Desinfektan (Clor)


Kualitas Air Pengukuran
Baku Kualitas Air
Minum
S
Air Baku P P CW Air Minum
L
Inlet Outlet

Keterangan :
P = Bak Pengumpul
SPL = Bak Saringan Pasir Lambat
CW = Clear Well + Desinfeksi

jdih.pu.go.id
- 280 –

1) Model Prosedur Pemeliharaan Saringan Pasir Lambat (SPL)

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PRODUKSI
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
Z Pemeliharaan Saringan Pasir Lambat HALAMAN:
(SPL)
1. Tujuan
Memelihara aset-aset di instalasi saringan pasir lambat untuk
kelancaran selama beroperasi.

2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan pemeliharaan Saringan Pasir Lambat (SPL)
ini meliputi:
a. memelihara secara rutin sarana dan prasarana Saringan Pasil
Lambat (SPL) dan lingkungan sekitarnya;
b. memelihara secara berkala sarana dan prasarana Saringan
Pasir Lambat (SPL), melakukan identifikasi kerusakan dan
melakukan perbaikan kerusakan sarana dan prasarana
Saringan Pasir Lambat (SPL);
c. mengidentifikasi tingkat kerusakan;
d. memperbaiki kerusakan; dan
e. menyusun laporan kerusakan dan hasil pemeliharaan.

3. Definisi
a. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya
disebut air baku
air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan
air tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu
tertentu sebagai air baku untuk air minum.

b. Air minum
air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum.

c. Unit produksi
sarana dan prasarana yang dapat digunakan untuk mengolah
air baku menjadi air minum melalui proses fisik, kimiawi
dan/atau biologi, meliputi bangunan pengolahan dan
perlengkapannya, perangkat operasional, alat pengukur dan
peralatan pemantauan, serta bangunan penampungan air
minum.

d. Saringan Pasir Lambat (SPL)


salah satu cara pengolahan air baku untuk menghasilkan air
bersih, beroperasi secara gravitasi serempak, terjadi proses
fisis, proses biokimia dan proses biologis.

e. Pemeliharaan rutin
pemeliharaan yang dilakukan secara rutin guna menjaga usia
pakai dan unit SPAM tanpa penggantian peralatan/suku
cadang.

jdih.pu.go.id
- 281 –

f. Pemeliharaan berkala
pemeliharaan yang dilakukan secara berkala (dalam periode
lebih lama dari pemeliharaan rutin) guna memperpanjang usia
pakai unit SPAM yang biasanya diikuti dengan penggantian
peralatan atau suku cadang.

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum.
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.
e. Standar Nasional Indonesia DT 91 – 0002 – 2007 tentang Tata
Cara Perencanaan Unit Paket Instalasi Pengolahan Air.
f. Standar Nasional Indonesia 6775 : 2008 tentang Tata Cara
Perencanaan dan Pemeliharaan Unit Paket Pengolahan IPA.
g. Standar Nasional Indonesia No. 3981 Tahun 2008 tentang
Saringan Pasir Lambat.
h. Standar Kualitas Air Minum menurut Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010.
i. Standar Nasional Indonesia 7508 : 2011 Tata Cara Penentuan
Jenis Unit Instalasi Pengolahan Air Berdasarkan Sumber Air
Baku.
j. Joko, Tri.2010.Unit Produksi dalam Sistem Penyediaan Air
Minum. Graha Ilmu : Yogyakarta.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan)


Perlengkapan K3L yang digunakan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi
antara lain perban, obat merah dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri
dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh
pemerintah melalui Departemen Tenaga Kerja Republik
Indonesia.
Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi
adalah:
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai
pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat
pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun

jdih.pu.go.id
- 282 –

berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk


melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas,
cairan kimia, dan sebagainya.
3) Safety shoes atau sepatu pelindung seperti sepatu biasa,
tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari karet
tebal dan kuat. Berfungsi untuk mencegah kecelakaan
fatal yang menimpa kaki karena tertimpa benda tajam atau
berat, benda panas, cairan kimia, dan sebagainya.
4) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat
pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi
yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan
bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-
masing pekerjaan.
5) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung
dari kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau
pakaian kantornya.
d. Rambu – rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.

6. Uraian Prosedur
a. Pemeliharaan rutin
Tahap pemeliharaan rutin meliputi:
1) membersihkan lingkungan dari lumut dan lumpur;
2) mengecek bangunan dan perlengkapannya dari kerusakan;
3) memeriksa dan membersihkan dinding bangunan SPL;
4) memeriksa ketebalan media penyaringan; dan
5) memeriksa kondisi perpipaan, katup dan aksessoriesnya
dari kebocoran.

b. Pemeliharaan berkala
Tahap pemeliharaan berkala meliputi:
1) melakukan pengurasan bak dan pengangkatan pasir;
2) mengganti media pasir yang terbuang;
3) memeriksa sistem under drain dari kebocoran dan
penyumbatan, dan segera memperbaikinya;
4) memperbaiki atau mengganti pipa, katup, dan
aksessoriesnya yang mengalami kerusakan;
5) melakukan pengecatan agar unit yang terbuat dari logam
tidak berkarat; dan
6) memperbaiki konstruksi unit saringan pasir lambat dari
kerusakan.

c. Identifikasi kerusakan sarana dan prasarana saringan pasir


lambat
Tahap identifikasi kerusakan saran dan prasarana saringan
pasir lambat meliputi:
1) mengidentifikasi kerusakan pada bangunan saringan pasir
lambat;
2) mengidentifikasi kerusakan pada perpipaan, katup dan
aksesoris lainnya; dan
3) memeriksa adanya penyumbatan lapisan penyaring yang
terlalu cepat.

d. Perbaikan kerusakan sarana dan prasarana saringan pasir


lambat
Tahap perbaikan kerusakan sarana dan prasarana saringan

jdih.pu.go.id
- 283 –

pasir lambat meliputi:


1) memperbaiki kerusakan sarana dan prasarana tanpa
penggantian peralatan atau suku cadang; dan
2) memperbaiki kerusakan sarana dan prasarana dengan
penggantian peralatan atau suku cadang.

e. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi:
1) membuat laporan pemeliharaan sarana dan prasarana
saringan pasir lambat; dan
2) membuat laporan kerusakan untuk ditindaklanjuti
perbaikannya.

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Monitoring (FM) tentang Pengamatan Saringan Pasir
Lambat;
b. IK Pemeliharaan Saringan Pasir Lambat;
c. IK Pemeliharaan Katup;
d. IK Perbaikan Sarana dan Prasarana;
e. IK K3L APAR;
f. IK K3L APD;
g. Laporan Hasil Pencatatan dan Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana; dan
h. Laporan Kerusakan Sarana dan Prasarana.

jdih.pu.go.id
- 284 –

2 ) Diagram Alir Prosedur Pemeliharaan Saringan Pasir Lambat (SPL)

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PRODUKSI
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
Z Pemeliharaan Saringan Pasir HALAMAN:
Lambat (SPL)
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai

Pemeliharaan rutin: a. IK Pemeliharaan 1) Staf


1. membersihkan lingkungan dari Saringan Pasir Pemeliharaan
rumput, lumut dan lumpur; Lambat Bangunan
2. mengecek bangunan dan b. IK K3L APD Unit IPA
perlengkapannya dari kerusakan; 2) Staf
3. memeriksa dan membersihkan dinding Pemeliharaan
Mekanikal
bangunan SPL;
4. memeriksa ketebalan media
penyaringan; dan
5. memeriksa kondisi perpipaan, katup
dan aksessoriesnya dari kebocoran.

Pemeliharaan berkala: 3) Staf


6. melakukan pengurasan bak dan i. IK
Pemeliharaan
pengangkatan pasir; Pemeliharaan
Bangunan
7. mengganti media pasir yang Saringan Pasir
Unit IPA
terbuang; Lambat
4) Staf
8. memeriksa sistem under drain dari j. IK
Pemeliharaan
kebocoran dan penyumbatan, dan Pemeliharaan
Mekanikal
segera memperbaikinya; Katup
9. memperbaiki atau mengganti pipa, k. IK K3L APAR
katup, dan aksessoriesnya yang l. IK K3L APD
mengalami kerusakan;
10. melakukan pengecatan agar unit
yang terbuat dari logam tidak
berkarat; dan
11. memperbaiki konstruksi unit
saringan pasir lambat dari
kerusakan.

jdih.pu.go.id
- 285 –

5) Staf
A
Pemeliharaan
m.FI Tentang Hasil Bangunan
Pemeriksaan
Mengecek adanya kerusakan Unit IPA
Konstruksi
6) Staf
sarana dan prasarana: Secara Visual
Pemeliharaan
n. FI Tentang
Mekanikal
Kerusakan
o. IK Pencucian
Filter
Ada p. IK K3L APD
kerusakan Ya q. IK K3L APAR
sarana dan
prasarana?

Tidak

Identifikasi kerusakan r. FM Pengamatan 7) Staf


sarana dan prasarana SPL: Saringan Pasir Pemeliharaan
12. mengidentifikasi Lambat Bangunan
kerusakan pada s. FI Tentang Hasil
Unit IPA
bangunan saringan Pemeriksaan
8) Staf
pasir lambat; Konstruksi
t. FI Tentang
Pemeliharaan
13. mengidentifikasi
Kerusakan Mekanikal
kerusakan pada
u. IK K3L APD
perpipaan, katup dan
aksesoris lainnya; dan
14. memeriksa adanya
penyumbatan lapisan
penyaring yang
terlalu cepat.

Rencana tindak perbaikan v. FI Tentang


9) Staf
kerusakan sarana dan prasarana: Kerusakan
w. FI Hasil Pemeliharaan
15. memperbaiki kerusakan tanpa
identifikasi Bangunan
penggantian peralatan atau
kerusakan Unit IPA
suku cadang; dan
x. IK K3L APD 10) Staf
16. memperbaiki kerusakan
Pemeliharaan
dengan penggantian peralatan
Mekanikal
atau suku cadang.

jdih.pu.go.id
- 286 –

y. IK Pembuatan 11) Supervisor


B
Laporan Pemeliharaan
z. Laporan Hasil Bangunan
Pelaporan : Pencatatan dan Unit IPA
Pemeliharaan 12) Staf
17. membuat laporan pemeliharaan
Sarana dan
sarana dan prasarana saringan Pemeliharaan
Prasarana
pasir lambat (SPL); dan Bangunan
aa. Laporan
18. membuat laporan kerusakan untuk Kerusakan
Unit IPA
ditindaklanjuti perbaikannya. Sarana dan
Prasarana
bb. IK K3L APAR
Selesai

Keterangan :
Alur Proses selanjutnya
Batasan Tugas Sesuai Dengan Jabatan Kerja dan/atau Area Kerja
Suatu Kegiatan/Pekerjaan Yang Dilakukan dan Pengecekan
Menggambarkan Suatu Keputusan Yang Diambil
Konektor ke Halaman Berikutnya
Tanda Pekerjaan tersebut mulai atau selesai
Dokumen Pendukung/Laporan

Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/Mana Direktur/Dirut


Terkait jer Terkait

jdih.pu.go.id
- 287 –

aa. POS PENGOPERASIAN INSTALASI PENGOLAHAN BESI DAN MANGAN

Gambar 1. Instalasi Pengolahan Besi Dan Mangan Pada Unit Produksi

SAMBUNGAN
LANGGANAN (SL)

Gambar 2. Skema Sistem Instalasi Pengolahan Besi dan Mangan

Syarat
Air Baku
Fe > 5 mg/l FL S FT
Desinfektan
Oksidator dgn Chlor
Cairan KMnO4
/ Chlorine Cl2
Alternatif
Inlet Proses Oksidasi Outlet
Dipengaruhi CW
oleh Kualitas Fe
Air Air
Syarat
Baku Minum
Air Baku
Tanah
Fe ≤ 5 mg/l
FT
Oksidator dgn
Pasir Aktif
(KMnO4) /
Aerasi (O2)

Keterangan :
FL = Flokulasi FT = Filtrasi
S = Sedimentasi CW = Clear Well + Desinfeksi

jdih.pu.go.id
- 288 –

1) Model Prosedur Pengoperasian Pengolahan Besi dan Mangan

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PRODUKSI

NO. POS JUDUL POS REVISI KE:


AA Pengoperasian Pengolahan Besi Dan HALAMAN:
Mangan
1. Tujuan
Mengolah air baku dari air tanah menjadi air minum, sesuai dengan
kualitas yang memenuhi standar permenkes yang berlaku.

2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pengoperasian pengolahan besi dan mangan meliputi:
a. melakukan persiapan dengan mengatur debit air yang akan
diproduksi, pengaturan katup air baku yang masuk, dan
pengambilan sampel air baku untuk dilakukan pengukuran
kualitasnya;
b. melaksanakan kegiatan dengan melakukan proses pengolahan air
sesuai dengan kandungan besi air baku, sehingga dapat dilakukan
beberapa alternatif pengolahan proses oksidasi dan selanjutnya
melalui proses flokulasi, sedimentasi dan filtrasi serta desinfeksi;
c. melakukan pengawasan terhadap kualitas air baku, pembentukan
flok-flok dan kualitas hasil olahannya; dan
d. melakukan kegiatan pelaporan.

3. Definisi
a. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut
air baku
air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air
tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu
sebagai air baku untuk air minum.

b. Air minum
air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum.

c. Unit produksi
sarana dan prasarana yang dapat digunakan untuk mengolah air
baku menjadi air minum melalui proses fisik, kimiawi dan/atau
biologi, meliputi bangunan pengolahan dan perlengkapannya,
perangkat operasional, alat pengukur dan peralatan pemantauan,
serta bangunan penampungan air minum.

d. Pengolahan besi dan mangan


pengolah air baku untuk menghilangkan kadar besi dan mineral
mangan melalui proses oksidasi yang dilanjutkan dengan proses
sedimentasi dan filtrasi.

e. Proses oksidasi secara kimiawi


cara menaikkan tingkat oksidasi oleh suatu oksidator dengan
tujuan merubah bentuk besi dan mangan terlarut menjadi bentuk

jdih.pu.go.id
- 289 –

besi dan mangan tidak larut (endapan). Proses ini dilanjutkan


dengan pemisahan endapan/suspensi/dispersi yang terbentuk
menggunakan proses sedimentasi dan atau filtrasi.

f. Oksidasi dengan udara (aerasi)


proses penyisihan besi ataupun mangan menggunakan proses
aerasi yang dilanjutkan proses sedimentasi dan filter.

g. Oksidasi dengan bahan oksidator khlorine


proses penyisihan besi dan mangan dengan menggunakan bahan
oksidator khlorine (Cl2).

h. Oksidasi dengan kalium permanganat (KMnO4)


proses penyisihan besi dan mangan dalam air dengan menggunakan
oksidator kalium permanganat.

i. Sedimentasi
proses pemisahan padatan dan air berdasarkan perbedaan berat
jenis dengan cara pengendapan.

j. Filtrasi
proses memisahkan padatan dari supernatan melalui media
penyaring.

k. Desinfeksi
proses pembubuhan bahan kimia untuk mengurangi zat organik
pada air baku dan mematikan kuman/organisme.

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.
e. Standar Kualitas Air Minum menurut Keputusan Menteri Kesehatan
No – 492/MENKES/PER/IV/2010.
f. Standar Nasional Indonesia DT 91 – 0002 – 2007 tentang Tata Cara
Perencanaan Unit Paket Instalasi Pengolahan Air.
g. Standar Nasional Indonesia 6775 : 2008 tentang Tata Cara
Perencanaan dan Pemeliharaan Unit Paket Pengolahan IPA.
h. Standar Nasional Indonesia 7508 : 2011 : Tata Cara Penentuan
Jenis Unit Instalasi Pengolahan Air Berdasarkan Sumber Air Baku.
i. Joko, Tri.2010.Unit Produksi dalam Sistem Penyediaan Air Minum.
Graha Ilmu : Yogyakarta.

jdih.pu.go.id
- 290 –

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan Kerja)


Perlengkapan K3L yang digunakan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi antara
lain perban, obat merah dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan
risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan
orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh
pemerintah melalui Kementerian yang menyelenggarakan urusan di
bidang ketenagakerjaan.
Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi
adalah:
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai
pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala secara
langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat pengaman
saat bekerja di tempat yang becek ataupun berlumpur.
Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari
benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dan
sebagainya.
3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat pelindung
tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat
mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung
tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
4) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung dari
kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau pakaian
kantornya.
d. Rambu – rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.

6. Uraian Prosedur

a. Persiapan
Tahap persiapan meliputi:
1) mengatur debit air baku yang akan diolah;
2) mengatur bukaan katup air baku masuk ke pengolahan besi
dan mangan; dan
3) mengambil sampel air baku untuk dilakukan pengukuran
kualitas air.
b. Pengoperasian
Tahap pengoperasian meliputi:
1) Alternatif Pengolahan A yaitu air baku kualitas fe ≥ 5 mg/l
a) mengalirkan air baku ke dalam bak yang dibubuhkan zat
KMnO4 atau chlorine Cl2, kemudian proses pengadukan
cepat dengan sistem blade atau gravitasi);
b) pembentukan endapan pada bak flokulasi;
c) mengalirkan hasil endapan ke bak pengendapan (endapan
flok-flok Fe dan Mn hasil proses oksidasi);
d) membuang lumpur pada bak pengendapan; dan
e) mengalirkan air hasil pengendapan ke dalam bak filtrasi.
2) Alternatif Pengolahan B yaitu air baku kualitas fe < 5 mg/l
a) mengalirkan air baku ke proses aerasi dengan
udara/oksigen dengan sistem spray aerator /multiple tray

jdih.pu.go.id
- 291 –

aerator /cascade aerator; dan


b) atau mengalirkan air baku ke filter pasir aktif (KMnO4)
dimasukkan pada tabung filter.
3) Clear well dan desinfeksi
a) mengatur bukaan katup ke reservoir;
b) mengalirkan air hasil proses oksidasi ke bak reservoir;
c) membubuhkan zat chlor untuk proses desinfeksi; dan
d) mengambil sampel air minum hasil pengolahan untuk
diperiksa ke laboratorium.

c. Identifikasi permasalahan kualitas air minum tidak memenuhi


Tahap identifikasi permasalahan kualitas air minum tidak
memenuhi meliputi:
1) memeriksa dosis pembubuhan KMnO4 atau chlorine Cl2;
2) memeriksa efektifitas kualitas pasir aktif; dan
3) memeriksa pengaliran pada sistem aerator areasi.

d. Pengawasan
Tahap pengawasan meliputi:
1) melakukan pengawasan terhadap kualitas air baku;
2) melakukan pengawasan terhadap pembentukan flok-flok akibat
proses oksidasi; dan
3) melakukan pengawasan terhadap kualitas air minum hasil
olahan.

e. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi membuat laporan pengoperasian
pengolahan besi dan mangan.

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Monitoring (FM) tentang Kualitas Air Baku;
b. Formulir Monitoring (FM) tentang Kualitas Air Olahan;
c. Formulir Monitoring (FM) tentang Pembentukan Flok;
d. IK Pengambilan Sampel Air Baku;
e. IK Pengambilan Sampel Air Minum;
f. IK Sistem Aerasi;
g. IK Back Wash Filter Pasir Aktif;
h. IK Back Wash Bak Filtrasi;
i. IK Pembubuhan Dosis Oksidator (KMnO4 atau Cl2);
j. IK Pengoperasian Katup;
k. IK Pembuangan Lumpur;
l. IK Pembuatan Laporan;
m. IK K3L APAR;
n. IK K3L APD; dan
o. Laporan Selama Pengoperasian.

jdih.pu.go.id
- 292 –

2 ) Diagram Alir Prosedur Pengoperasian Pengolahan Besi dan Mangan

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PRODUKSI
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
AA Pengoperasian Pengolahan Besi HALAMAN:
dan Mangan
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai 1) Supervisor
a. FM Kualitas Air Pengolahan
Baku 2) Operator
Tahap persiapan :
b. IK Pengambilan Pengolahan
1. mengatur debit air baku yang akan
Sampel Air Air/
diolah;
Baku Operator
2. mengatur bukaan katup air baku
c. IK terkait
masuk ke pengolahan besi dan 3) Staf
Pengoperasian
mangan; dan Sampling
katup
3. mengambil sampel air baku untuk
d. IK K3L APD
dilakukan pengukuran kualitas air.

▪ Meng
atur
debit
air 4) Operator
Alternatif proses B: e. IK Sistem
yang Pengolahan
Tidak 4. mengalirkan air Aerasi
Air kelua Air/
baku ke proses f. IK
Baku Fe r dari Operator
>5 aerasi dengan
sum Pembuangan terkait
mg/l? udara/oksigen Lumpur 5) Operator
ur
dengan sistem g. IK Back Wash Penanganan
berd
spray Filter Pasir Lumpur
asark
aerator/multiple Aktif
an
tray h. IK
juml
Ya aerator/cascade
ah Pengoperasian
aerator; dan Katup
pomp
5. mengalirkan air i. IK K3L APAR
a
baku ke filter
subm j. IK K3L APD
pasir aktif
ersibl
(KMnO4)
e dan
dimasukkan pada
kapa
tabung filter.
sitas
▪ Mengatur debit air
pomp
yang keluar dari
anya
sumur
A B▪ Mem
berdasarkan
eriks
jumlah pompa
a
submersible dan
siste
kapasitas
m
pompanya
kelist
▪ M
rikan
e
,
m
kondi
e
si
r
kabel
i
- jdih.pu.go.id
k
kabel
s
dan
- 293 –

A B
6) Operator
Alternatif Proses A : k. IK Pengolahan
6. mengalirkan air baku ke dalam bak yang Pembubuhan Air/
dibubuhkan zat KMnO4 atau chlorine Dosis Operator
Cl2, kemudian proses pengadukan cepat l. IK Pembuangan terkait
dengan sistem blade atau gravitasi; Lumpur 7) Operator
7. pembentukan endapan pada bak Penanganan
m. IK Back Wash
flokulasi; Lumpur
Bak Filtrasi
8. pengalirkan hasil endapan ke bak
pengendapan (endapan flok-flok Fe dan
n. IK
Mn hasil proses oksidasi); Pengoperasian
9. membuang lumpur pada bak Katup
pengendapan; o. IK K3L APAR
10. mengalirkan air hasil pengendapan ke p. IK K3L APD
dalam bak filtrasi; dan
11. mengambil sampel air baku untuk
diperiksa di laboratorium bag. produksi
secara berkala masing-masing pompa.

Clear well dan desinfeksi: q. FM Kualitas Air 8) Operator


1. mengatur bukaan katup ke reservoir; Baku Pengolahan
2. mengalirkan air hasil proses oksidasi r. FM Kualitas Air Air/
ke bak reservoir; Olahan Operator
3. membubuhkan zat chlor untuk proses s. IK terkait
desinfeksi; Pembubuhan 9) Staf
4. mengambil sampel air minum hasil Desinfektan Sampling
pengolahan untuk diperiksa ke t. IK Pengambilan
laboratorium; Sampel Air
5. mengatur debit air yang keluar dari Minum
sumur berdasarkan jumlah pompa u. IK K3L APAR
submersible dan kapasitas pompanya; v. IK K3L APD
6. memeriksa sistem kelistrikan, kondisi
kabel-kabel dan rangkaian
kelistrikannya termasuk saklarnya
(Switch ON/OFF);
7. memeriksa kondisi fungsi manometer
serta katup-katupnya;
8. memeriksa flow meter dan memastikan
tidak ada kebocoran.

jdih.pu.go.id
- 294 –

C Identifikasi
permasalahan:
Tidak 9. memeriksa
dosis
Kualitas Air pembubuhan
memenuhi KMnO4 atau
standar Air chlorine Cl2;
Minum?
10. memeriksa
efektifitas
kualitas pasir
aktif; dan
11. memeriksa
Ya pengaliran
pada sistem
aerator areasi.
.
M
e
n
Pengawasan:
w. FM Kualitas gAir 10) Operator
12. melakukan pengawasan
Baku a Pengolahan
terhadap kualitas air baku;
x. FM Kualitas tAir Air/
13. melakukan pengawasan Olahan u Operator
terhadap pembentukan flok-flok y. FM r terkait
akibat proses oksidasi; dan Pembentukan
14. melakukan pengawasan Flok-Flok
d
terhadap kualitas air minum z. IK K3L APD
e
hasil olahan.
b
i
t

a
aa. IK Pembuatan
Pelaporan: 11) Supervisor
Laporan i Pengolahan
15. membuat laporan
r
bb. IK K3L APAR 12) Operator
pengoperasian pengolahan besi cc. Laporan Pengolahan
dan mangan. selama y Air/
Pengoperasian
a Operator
▪ M
n terkait
e
Selesai n g
g
a
k
m
b e
i l
l u
s
a
a r
m
p d
e
l a
r
a i
i
r
s
b u
a m
k
u
u jdih.pu.go.id
r
u
- 295 –

Keterangan :
Alur Proses selanjutnya
Batasan Tugas Sesuai Dengan Jabatan Kerja dan/atau Area Kerja
Suatu Kegiatan/Pekerjaan Yang Dilakukan dan Pengecekan
Menggambarkan Suatu Keputusan Yang Diambil
Konektor ke Halaman Berikutnya
Tanda Pekerjaan POS tersebut mulai atau selesai
Dokumen Pendukung/Laporan

Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/Manajer Direktur/Dirut


Terkait Terkait

jdih.pu.go.id
- 296 –

bb. POS PEMELIHARAAN PENGOLAHAN BESI DAN MANGAN

Gambar 1. Pengolahan Besi dan Mangan pada Unit Produksi

SAMBUNGAN
LANGGANAN (SL)

Gambar 2. Skema Sistem Instalasi Pengolahan Besi dan Mangan

Syarat
Air Baku
Fe > 5 mg/l
Desinfektan
Oksidator dgn FL S FT Chlor
Cairan KMnO4
Inlet / Chlorine Cl2
Outlet
Alternatif
Proses CW
Air Oksidasi Air
Baku Dipengaruhi Minum
Tanah oleh Kualitas FT
Fe

Syarat
Air Baku
Fe ≤ 5 mg/l

Oksidator dgn
Pasir Aktif
(KMnO4) /
Aerasi (O2)

Keterangan :
FL = Flokulasi
S = Sedimentasi
FT = Filtrasi
CW = Clear Well + Desinfeksi

jdih.pu.go.id
- 297 –

1) Prosedur Pemeliharaan Pengolahan Besi dan Mangan

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PRODUKSI
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
BB Pemeliharaan Pengolahan Besi Dan Mangan HALAMAN:
1. Tujuan
Memelihara aset-aset di instalasi pengolahan besi dan mangan
untuk kelancaran selama beroperasi.

2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan pemeliharaan pengolahan besi dan mangan
ini meliputi:
a. memelihara secara rutin sarana dan prasarana pengolahan besi
dan mangan beserta lingkungan sekitarnya;
b. memelihara secara berkala sarana dan prasarana pengolahan
besi dan mangan, melakukan identifikasi kerusakan dan
melakukan perbaikan kerusakan sarana dan prasarana
pengolahan besi dan mangan;
c. melakukan identifikasi kerusakan;
d. melakukan perbaikan kerusakan sarana dan prasarana; dan
e. menyusun laporan kerusakan dan hasil pemeliharaan.

3. Definisi
a. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya
disebut air baku
air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan
air tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu
tertentu sebagai air baku untuk air minum.

b. Air minum
air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum.

c. Unit produksi
sarana dan prasarana yang dapat digunakan untuk mengolah
air baku menjadi air minum melalui proses fisik, kimiawi
dan/atau biologi, meliputi bangunan pengolahan dan
perlengkapannya, perangkat operasional, alat pengukur dan
peralatan pemantauan, serta bangunan penampungan air
minum.

d. Pengolahan besi dan mangan


pengolah air baku untuk menghilangkan kadar besi dan
mineral mangan melalui proses oksidasi yang dilanjutkan
dengan proses sedimentasi dan filtrasi.

e. Pemeliharaan rutin
pemeliharaan yang dilakukan secara rutin guna menjaga usia
pakai dan unit SPAM tanpa penggantian peralatan/suku
cadang.

jdih.pu.go.id
- 298 –

f. Pemeliharaan berkala
pemeliharaan yang dilakukan secara berkala (dalam periode
lebih lama dari pemeliharaan rutin) guna memperpanjang usia
pakai unit SPAM yang biasanya diikuti dengan penggantian
suku cadang.

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/15/MEN/VIII/2008 Tentang Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.
e. Standar Nasional Indonesia DT 91 – 0002 – 2007 Tentang Tata
Cara Perencanaan Unit Paket Instalasi Pengolahan Air.
f. Standar Nasional Indonesia 6775 : 2008 Tentang Tata Cara
Perencanaan dan Pemeliharaan Unit Paket Pengolahan IPA.
g. Standar Kualitas Air Minum menurut Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010.
h. Standar Nasional Indonesia 7508 : 2011 : Tata Cara Penentuan
Jenis Unit Instalasi Pengolahan Air Berdasarkan Sumber Air
Baku.
i. Joko, Tri.2010.Unit Produksi dalam Sistem Penyediaan Air
Minum. Graha Ilmu : Yogyakarta.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan


Kerja)
Perlengkapan K3L yang digunakan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi
antara lain perban, obat merah dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri
dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh
pemerintah melalui Kementerian yang menyelenggarakan
urusan di bidang ketenagakerjaan.
Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi
adalah:
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai
pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat
pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun

jdih.pu.go.id
- 299 –

berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk


melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas,
cairan kimia, dan sebagainya.
3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat
pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi
yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan
bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-
masing pekerjaan.
4) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung
dari kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau
pakaian kantornya.
d. Rambu – rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.

6. Uraian Prosedur
a. Pemeliharaan rutin
Tahap pemeliharaan rutin meliputi:
1) membersihkan lingkungan dari kotoran, lumut dan
lumpur;
2) mengecek bangunan dan perlengkapannya dari kerusakan
termasuk sistem ME yang ada;
3) memeriksa dan membersihkan dinding bangunan;
4) memeriksa kondisi perpipaan, katup dan aksessoriesnya
dari kebocoran; dan
5) memeriksa media filter, jika menggunakan/dilengkapi
dengan saringan/ filter.

b. Pemeliharaan berkala
Tahap pemeliharaan berkala meliputi:
1) memeriksa konstruksi instalasi pengolahan besi dan
mangan dari kerusakan;
2) mengganti media pasir yang terbuang pada saat backwash
dengan yang baru apabila pengolahan dilengkapi dengan
filter;
3) melakukan pengecatan terhadap bangunan pengolahan
serta instalasi yang terbuat dari logam agar tidak berkarat;
dan
4) memperbaiki atau mengganti komponen kontrol panel
pompa dan genset apablia terdapat sistem perpompaan
dengan mengacu kepada POS Pemeliharaan Mekanikal dan
Elektrikal.

c. Identifikasi kerusakan sarana dan prasarana pengolahan besi


dan mangan
Tahap identifikasi kerusakan sarana dan prasarana pengolahan
besi dan mangan meliputi:
1) mengidentifikasi kerusakan pada bangunan pengilahan
serta pipa, katup dan aksessoriesnya mengalami karat dan
kebocoran;
2) mengidentifikasi kerusakan pompa; dan
3) mengidentifikasi kerusakan genset.

jdih.pu.go.id
- 300 –

d. Perbaikan kerusakan sarana dan prasarana


Tahap perbaikan kerusakan sarana dan prasarana meliputi:
1) memperbaiki kerusakan tanpa penggantian peralatan atau
suku cadang; dan
2) memperbaiki kerusakan dengan penggantian peralatan
atau suku cadang.

e. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi:
1) membuat laporan pemeliharaan sarana dan prasarana
pengolahan besi dan mangan; dan
2) membuat laporan kerusakan untuk ditindaklanjuti
perbaikannya.

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Isian (FI) tentang Hasil Pemeriksaan Konstruksi Unit;
Pengolahan Besi dan Mangan Secara Visual;
b. Formulir Isian (FI) tentang Identifikasi Kerusakan;
c. Formulir Isian (FI) tentang Tingkat Kerusakan;
d. Formulir Isian (FI) tentang Permintaan Barang dan/atau Bahan
Bakar;
e. IK Pemeliharaan Katup;
f. IK Pemeliharaan Alat;
g. IK Pemeliharaan Bangunan;
h. IK Perbaikan Sarana dan Prasarana;
i. IK K3L APAR;
j. IK K3L APD;
k. Laporan Hasil Pencatatan dan Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana;
l. Laporan Kerusakan Sarana dan Prasarana; dan
m. POS Pemeliharaan Mekanikal dan Elektrikal.

jdih.pu.go.id
- 301 –

2 ) Diagram Alir Prosedur Pemeliharaan Pengolahan Besi Dan Mangan

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PRODUKSI
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
BB Pemeliharaan Pengolahan Besi HALAMAN:
Dan Mangan
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai

a. IK Pemeliharaan 1) Staf
Pemeliharaan rutin: Katup Pemeliharaan
1. membersihkan lingkungan dari kotoran, b. IK Pemeliharaan Bangunan
lumut dan lumpur; Alat Unit IPA/ Staf
2. mengecek bangunan dan c. IK K3L APD Lain Yang
perlengkapannya dari kerusakan d. POS Terkait
termasuk sistem ME yang ada; Pemeliharaan 2) Staf
3. memeriksa dan membersihkan dinding Mekanikal dan Pemeliharaan
bangunan; Elektrikal Mekanikal
4. memeriksa kondisi perpipaan, katup 3) Staf
dan aksessoriesnya dari kebocoran; dan Pemeliharaan
5. memeriksa media filter, jika Elektrikal
menggunakan/dilengkapi dengan
saringan/ filter.

Pemeliharaan berkala: e. IK 4) Staf


6. memeriksa konstruksi instalasi Pemeliharaan Pemeliharaan
pengolahan besi dan mangan dari
kerusakan; Katup Bangunan
7. mengganti media pasir yang terbuang f. IK Unit IPA/ Staf
pada saat backwash dengan yang baru Pemeliharaan Lain Yang
apabila pengolahan dilengkapi dengan Alat Terkait
filter; g. IK 5) Staf
8. melakukan pengecatan terhadap
bangunan pengolahan serta instalasi Pemeliharaan Pemeliharaan
yang terbuat dari logam agar tidak Bangunan Mekanikal
berkarat; dan h. IK K3L APAR 6) Staf
9. memperbaiki atau mengganti komponen i. IK K3L APD Pemeliharaan
kontrol panel pompa dan genset apablia j. POS Elektrikal
terdapat sistem perpompaan dengan
mengacu kepada POS pemeliharaan Pemeliharaan
mekanikal dan elektrikal. Mekanikal Dan
Elektrikal

jdih.pu.go.id
- 302 –

7) Staf
A Pemeliharaan
k. IK K3L APD
Bangunan
l. IK K3L APAR
Mengecek adanya kerusakan Unit IPA/Staf
m. POS
sarana dan prasarana: Lain Yang
Pemeliharaan
Terkait
Mekanikal
8) Staf
dan Elektrikal
Pemeliharaan
Mekanikal
9) Staf
Pemeliharaan
Elektrikal

Identifikasi
10) Staf
kerusakan sarana n. FI Identifikasi
Pemeliharaan
Ya dan prasarana: Kerusakan
11. mengidentifikasi Bangunan
o. FI Tingkat
Ada
kerusakan pada Unit IPA
kerusakan Kerusakan
bangunan 11) Staf
sarana dan p. FI Permintaan
prasarana? pengilahan serta Pemeliharaan
Barang
pipa, katup dan Instrumentasi
Dan/Atau
aksessoriesnya 12) Staf
mengalami karat Bahan Bakar
Pemeliharaan
dan kebocoran; q. IK K3L APAR
Mekanikal
12. mengidentifikasi r. IK K3L APD
13) Staf
kerusakan s. Rekomendasi
Pemeliharaan
pompa; dan
Elektrikal
13. mengidentifikasi
Tidak 14) Staf
kerusakan
genset. Pembelian
Pihak Ketiga

14. analisis tingkat


kerusakan;
15. koordinasi dengan unit
kerja terkait untuk
rencana perbaikan

Tidak Perbaikan
Sendiri?

Kerjasama dengan
pihak ketiga Ya

B C D

jdih.pu.go.id
- 303 –

15) Staf
B C D t. IK Perbaikan
Pemeliharaan
Sarana dan
Prasarana Bangunan
u. FI Permintaan Unit IPA
Perbaikan kerusakan:
Barang 16) Staf
16. memperbaiki kerusakan
dan/atau Pemeliharaan
tanpa penggantian suku
cadang; dan Bahan Bakar Instrumentasi
17. memperbaiki kerusakan v. IK K3L APD 17) Staf
dengan penggantian suku Pemeliharaan
cadang. Mekanikal
18) Staf
Pemeliharaan
Elektrikal
19) Pihak Ketiga

w. IK Pembuatan 20) Staf


Pelaporan: Laporan Pemeliharaan
18. membuat pemeliharaan sarana dan x. Laporan Hasil
Bangunan
prasarana pengolahan besi dan Pencatatan dan
Unit IPA
Pemeliharaan
mangan 21) Staf
Sarana dan
19. membuat kerusakan untuk Pemeliharaan
Prasarana
ditindaklanjuti perbaikannya. y. Laporan Instrumentasi
Kerusakan 22) Staf
Sarana Pemeliharaan
Prasarana Mekanikal
23) Staf
Pemeliharaan
Selesai
Elektrikal
Keterangan :
Alur Proses selanjutnya
Batasan Tugas Sesuai Dengan Jabatan Kerja dan/atau Area Kerja
Suatu Kegiatan/ Pekerjaan Yang Dilakukan dan Pengecekan
Menggambarkan Suatu Keputusan Yang Diambil
Konektor ke Halaman Berikutnya
Tanda Pekerjaan POS tersebut mulai atau selesai
Dokumen Pendukung/Laporan

Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/ Direktur/Dirut


Terkait Manajer Terkait

jdih.pu.go.id
- 304 –

cc. POS PENGOPERASIAN UNIT PENURUNAN KESADAHAN DENGAN


MENGGUNAKAN KAPUR/SODA ABU

Gambar 1. Unit Penurunan Kesadahan dengan Menggunakan Kapur/Soda


Abu

SAMBUNGAN
LANGGANAN (SL)

Gambar 2. Skema Proses Instalasi Pengolahan Penurunan Kesadahan dengan


Menggunakan Kapur/Soda Ash

Pembubuhan Stabilisasi pH
Kapur/Soda dengan H2SO4 dan
Ash Desinfeksi dgn Chlor

Inlet Outlet
P FL S F CW

Air Air
Baku Minum
Tanah
Pompa

Backwash

Keterangan :
P = Penampung + Pembubuhan Kapur/Soda Ash
FL = Flokulasi dengan sistem hidrolis
S = Sedimentasi/Bak Pengendapan
F = Filtrasi
CW = Clear Well + Stabilisasi pH dengan H2SO4 + Desinfeksi dengan Chlor

jdih.pu.go.id
- 305 –

1) Model Prosedur Pengoperasian Penurunan Kesadahan Menggunakan


Kapur/ Soda Abu

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PRODUKSI
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
CC Pengoperasian Penurunan Kesadahan HALAMAN:
Dengan Menggunakan Kapur/Soda
Abu
1. Tujuan
Mengolah air baku menjadi air minum, sesuai dengan kualitas yang
memenuhi standar Permenkes yang berlaku.

2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pengoperasian penurunan kesadahan
menggunakan kapur/soda ash meliputi:
a. melakukan persiapan dengan mengatur dan memeriksa debit
air baku, dosis kapur atau soda ash, mengambil sampel air
baku dan kesiapan alat penurunan kesadahan;
b. melaksanakan kegiatan dengan mengatur bukaan katup,
pembubuhan kapur atau soda ash, pengadukan dan
pengendapan pada bak flokulasi hidrolis, bak filtrasi, stabilisasi
pH, pembubuhan chlor serta pengambilan sampel air minum;
c. mengawasi dengan memonitor pengambilan sampel air untuk
pengukuran kualitas air baku dan air hasil olahan, melakukan
jart test dosis kapur atau soda ash dalam penentuan dosis yang
optimal, mengamati pembentukan endapan flok pada bak
flokulator dan bak sedimentasi; dan
d. menyusun kegiatan pelaporan.

3. Definisi
a. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya
disebut air baku
air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan
air tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu
tertentu sebagai air baku untuk air minum.

b. Air minum
air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum.

c. Unit produksi
sarana dan prasarana yang dapat digunakan untuk mengolah
air baku menjadi air minum melalui proses fisik, kimiawi
dan/atau biologi, meliputi bangunan pengolahan dan
perlengkapannya, perangkat operasional, alat pengukur dan
peralatan pemantauan, serta bangunan penampungan air
minum.

d. Flokulasi
proses pembentukan partikel flok supaya efektif diendapkan
secara gravitasi.

jdih.pu.go.id
- 306 –

e. Flok
gumpalan lumpur yang dihasilkan dari proses koagulasi dan
flokulasi.

f. Sedimentasi
proses pemisahan padatan dan air berdasarkan perbedaan
berat jenis dengan cara pengendapan.

g. Backwash
sistem pencucian media filter dengan aliran air yang
berlawanan arah dengan aliran air pada saat penyaringan.

h. Under drain
perlengkapan yang dipasang pada dasar saringan pasir untuk
meratakan aliran air.

i. Filtrasi
proses memisahkan padatan dari supernatan melalui media
penyaring.

j. Desinfeksi
proses pembubuhan bahan kimia untuk mengurangi zat
organik pada air baku dan mematikan kuman/organisme.

k. Desinfektan
bahan (kimia) yang digunakan untuk mematikan
kuman/bakteri patogen dan lumut.

l. Stabilisasi
suatu proses untuk menghindari kecenderungan air bersifat
korosif atau membentuk kerak.

m. Kesadahan
konsentrasi total dari ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg)
dalam air yang berbentuk kalsium karbonat Ca(HCO3)2 dan
magnesium karbonat Mg(HCO3)2.

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.
e. Standar Kualitas Air Minum menurut Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010.
f. Standar Nasional Indonesia DT 91- 0002 – 2007 Tentang Tata

jdih.pu.go.id
- 307 –

Cara Perencanaan Unit Paket Instalasi Pengolahan Air


g. Standar Nasional Indonesia 7508 : 2011 : Tata Cara Penentuan
Jenis Unit Instalasi Pengolahan Air Berdasarkan Sumber Air
Baku
h. Joko,Tri. 2010. Unit Produksi Dalam Sistem Penyediaan Air
Minum. Yogyakarta : Graha Ilmu.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan)


Perlengkapan K3L yang digunakan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi
antara lain perban, obat merah dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri
dan lingkungan disekitarnya. Kewajiban itu sudah disepakati
oleh pemerintah melalui Departemen Tenaga Kerja Republik
Indonesia.
Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi
adalah:
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai
pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat
pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk
melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas,
cairan kimia, dan sebagainya.
3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat
pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi
yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan
bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-
masing pekerjaan.
4) Rain coat atau jas hujan berfungsi sebagai pelindung dari
percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan
atau sedang mencuci alat).
5) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung
dari kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau
pakaian kantornya.
d. Rambu – rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.

6. Uraian Prosedur
a. Persiapan
Tahap persiapan meliputi:
1) mengatur debit air baku yang masuk;
2) mengambil sampel air baku;
3) menentukan dosis kapur atau soda abu; dan
4) memeriksa kesiapan alat penurunan kesadahan.

jdih.pu.go.id
- 308 –

b. Pengoperasian
Tahap pengoperasian meliputi:
1) Proses pelunakan
a) mengatur katup aliran air baku ke bak pengumpul;
dan
b) melakukan pembubuhan Kapur (Ca(OH)2) atau soda
abu (CaO) sesuai dosis.
2) Pengadukan dan pengendapan
a) mengalirkan air ke bak flokulasi hidrolis; dan
b) kemudian mengalirkan endapan ke bak pengendap.
3) Proses filtrasi
a) mengalirkan ke bak filtrasi;
b) mengatur ketinggian air; dan
c) mengatur back wash dengan sistem pemompaan.
4) Proses stabilisasi
a) stabilisasi pH dengan menambahkan asam sulfat
H2SO4.
5) Proses desinfeksi
a) mengalirkan air hasil netralisasi ke dalam bak
penampung atau reservoir;
b) melakukan pembubuhan zat chlor sebagai
desinfektan; dan
c) melakukan pengambilan sampel air minum.
c. Pengawasan
Tahap pengawasan meliputi:
1) mengamati dosis kapur atau soda abu melalui pengujian
jar test;
2) mengamati pembentukan flok pada bak flokulator dan bak
sedimentasi;
3) mengamati level air bak filtrasi; dan
4) mengamati kualitas air hasil olahan.
d. Pelaporan
membuat pengoperasian penurunan kesadahan menggunakan
kapur /soda abu.
7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Monitoring (FM) tentang Debit Air Baku;
b. Formulir Monitoring (FM) tentang Pengamatan Pembentukan
Endapan;
c. Formulir Monitoring (FM) tentang Pengamatan Kualitas Air
Baku;
d. Formulir Monitoring (FM) tentang Pengamatan Kualitas Air
Hasil Olahan;
e. IK Pengambilan Sampel Air Baku;
f. IK Pengoperasian Katup;
g. IK Pengoperasian Filtrasi;
h. IK Pengoperasian Back Wash;
i. IK Pengoperasian Pompa Back Wash;
j. IK Pembubuhan Dosis Kapur atau Soda Ash;
k. IK Penggunaan Ca(HCO3)2 /CaO;
l. IK Penggunaan Alat Ukur pH;
m. IK Pembubuhan Dosis Chlor;
n. IK Pengambilan Sampel Air Minum;
o. IK K3L APD;
p. IK K3L APAR;
q. IK Pembuatan Laporan; dan
r. Laporan Selama Pengoperasian.

jdih.pu.go.id
- 309 –

2 ) Diagram Alir Prosedur Pengoperasian Penurunan Kesadahan Dengan


Menggunakan Kapur/Soda Abu
LOGO dan KOP UNIT SPAM:
PRODUKSI
NO. JUDUL POS REVISI KE:
POS Pengoperasian Penurunan Kesadahan HALAMAN:
CC Dengan Menggunakan Kapur/Soda
Abu
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai
1) Supervisor
a. FM Debit Air
Persiapan: Pengolahan
Baku
1. mengatur debit air baku yang masuk; b. FM 2) Operator
2. mengambil sampel air baku; Pengamatan Pengolahan
3. menentukan dosis kapur atau soda abu; Kualitas Air Air/
4. memeriksa kesiapan alat penurunan Baku Operator
kesadahan; c. IK terkait
Pengambilan 3) Staf
5. memeriksa sistem kelistrikan, kondisi
Sampel Air
kabel-kabel dan rangkaian Sampling
Baku
kelistrikannya termasuk saklarnya d. IK K3L APD Analis
(Switch ON/OFF); Kimia dan
6. memeriksa kondisi fungsi manometer Fisika
serta katup-katupnya;
7. memeriksa flow meter dan memastikan
tidak ada kebocoran; dan
8. mengatur debit air yang keluar dari
sumur berdasarkan jumlah pompa
submersible dan kapasitas pompanya.

e. IK Pengoperasian 4) Operator
Proses pelunakan:
Katup Pengolahan
9. mengatur katup aliran air baku f. IK Pembubuhan
ke bak pengumpul; dan Air/
Dosis Kapur atau
10. melakukan pembubuhan kapur Operator
Soda Ash
atau soda abu sesuai dosis. g. IK K3L APD terkait

Pengadukan dan pengendapan:


11. mengalirkan air ke bak flokulasi hidrolis; h. IK 5) Operator
12. kemudian mengalirkan endapan ke bak Pengoperasian Pengolahan
pengendap; dan Katup Air/
13. mengamati pembentukan endapan. i. IK K3L APD Operator
terkait
A

jdih.pu.go.id
- 310 –

A j. IK 6) Operator
Pengoperasian
Pengolahan
Katup
Proses filtrasi: k. IK Air/
14. mengalirkan ke bak filtrasi; Pengoperasian Operator
15. mengatur level air; dan Backwash terkait
16. mengatur backwash. l. IK K3L APD

m. IK Penggunaan
Asam Sulfat 7) Operator
Proses stabilisasi: H2SO4 Pengolahan
17. netralisasi pH dengan n. IK Penggunaan Air/
menambahkan Asam Sulfat H2SO4. Alat Ukur pH Operator
o. IK K3L APD
terkait

Proses Desinfeksi : 8) Operator


p. IK
18. mengalirkan air hasil stabilisasi ke Pembubuhan Pengolahan
dalam bak penampung atau reservoir; Dosis Chlor Air/
19. melakukan pembubuhan zat Chlor q. IK Operator
sebagai desinfektan; dan Pengambilan terkait
20. melakukan pengambilan sampel air Sampel Air 9) Staf
minum. Minum
Sampling
r. IK K3L APD
s. IK K3L Analis
APAR Kimia dan
Fisika

Pengawasan : w. FM Pengamatan 10) Supervisor


21. mengamati dosis kapur atau soda abu Pembentukan Pengolahan
melalui pengujian jart test; Endapan
22. mengamati pembentukan flok pada x. FM Pengamatan 11) Operator
bak flokulator dan bak sedimentasi; Kualitas Air Pengolahan
23. mengamati level air bak filtrasi; dan Baku Air/
24. mengamati kualitas air hasil olahan. y. FM Pengamatan Operator
Kualitas Air
Olahan terkait

12) Supervisor
t. IK Pembuatan
Pelaporan: Laporan Pengolahan
25. membuat laporan selama u. IK K3L APAR 13) Operator
pengoperasian proses pengolahan. v. Laporan Selama Pengolahan
Pengoperasian
Air/
Operator
Selesai terkait

jdih.pu.go.id
- 311 –

Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan POS tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan

Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/Manajer Direktur/Dirut


Terkait Terkait

jdih.pu.go.id
- 312 –

dd. POS PEMELIHARAAN UNIT PENURUNAN KESADAHAN DENGAN


MENGGUNAKAN KAPUR/SODA ABU

Gambar 1. Unit Penurunan Kesadahan dengan Menggunakan Kapur/Soda


Abu

SAMBUNGAN
LANGGANAN (SL)

Gambar 2. Skema Proses Instalasi Pengolahan Penurunan Kesadahan dengan


Menggunakan Kapur/Soda Abu

Pembubuhan Stabilisasi pH dengan


Kapur/Soda Abu H2SO4 dan Desinfeksi
Ash dgn Chlor

Inlet Outlet
P FL S F CW

Air Air
Baku Minum
Tanah
Pompa

Backwash

Keterangan :
P = Penampung + Pembubuhan Kapur / Soda Abu
FL = Flokulasi dengan sistem hidrolis
S = Sedimentasi / Bak Pengendapan
F = Filtrasi
CW = Clear Well + Stabilisasi pH dgn H2SO4 + Desinfeksi dgn Chlor

jdih.pu.go.id
- 313 –

1) Prosedur Pemeliharaan Unit Penurunan Kesadahan dengan


Menggunakan Kapur/Soda Abu

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PRODUKSI
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
DD Pemeliharaan Unit Penurunan HALAMAN:
Kesadahan dengan Menggunakan
Kapur/Soda Abu
1. Tujuan
Memelihara aset-aset di unit penurunan kesadahan untuk
kelancaran selama beroperasi.

2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan pemeliharaan unit penurunan kesadahan
dengan menggunakan kapur/soda abu ini meliputi:
a. memelihara secara rutin sarana dan prasarana unit penurunan
kesadahan dengan menggunakan kapur soda abu dan
lingkungan sekitarnya;
b. memelihara secara berkala sarana dan prasarana unit
penurunan kesadahan dengan menggunakan kapur soda abu;
c. melakukan identifikasi kerusakan sarana dan prasarana;
d. melakukan perbaikan kerusakan sarana dan prasarana unit
penurunan kesadahan dengan menggunakan kapur/soda abu;
dan
e. menyusun laporan perbaikan kerusakan.

3. Definisi
a. Unit produksi
sarana dan prasarana yang dapat digunakan untuk mengolah
air baku menjadi air minum melalui proses fisik, kimiawi
dan/atau biologi, meliputi bangunan pengolahan dan
perlengkapannya, perangkat operasional, alat pengukur dan
peralatan pemantauan, serta bangunan penampungan air
minum.

b. Penerunan kesadahan menggunakan kapur atau soda


penurunan kesadahan melalui pembubuhan kapur [Ca(OH)2]
dan soda abu [Na2CO3] atau CaO untuk menghilangkan kalsium
dan magnesium dari larutan.

c. Pemeliharaan rutin
pemeliharaan yang dilakukan secara rutin guna menjaga usia
pakai dan unit SPAM tanpa penggantian peralatan/suku
cadang.
d. Pemeliharaan berkala
pemeliharaan yang dilakukan secara berkala (dalam periode
lebih lama dari pemeliharaan rutin) guna memperpanjang usia
pakai unit SPAM yang biasanya diikuti dengan penggantian
suku cadang.

e. Backwash
sistem pencucian media filter dengan aliran air yang
berlawanan arah dengan aliran air pada saat penyaringan.

jdih.pu.go.id
- 314 –

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum.
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.
e. Standar Nasional Indonesia 6775 : 2008 Tentang Tata Cara
Perencanaan dan Pemeliharaan Unit Paket Pengolahan IPA.
f. Joko,Tri. 2010. Unit Produksi Dalam Sistem Penyediaan Air
Minum. Yogyakarta : Graha Ilmu.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan)


Perlengkapan K3L yang diperlukan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi
antara lain perban, obat merah dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri
dan lingkungan disekitarnya. Kewajiban itu sudah disepakati
oleh pemerintah melalui Kementerian yang menyelenggarakan
urusan di bidang ketenagakerjaan.
Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi
adalah:
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai
pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat
pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk
melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas,
cairan kimia, dan sebagainya.
3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat
pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi
yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan
bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-
masing pekerjaan.
4) Rain coat atau jas hujan berfungsi sebagai pelindung dari
percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan
atau sedang mencuci alat).
5) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung
dari kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau

jdih.pu.go.id
- 315 –

pakaian kantornya.
d. Rambu–rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.

6. Uraian Prosedur
a. Pemeliharaan rutin
Tahap pemeliharaan rutin meliputi:
1) membersihkan peralatan unit dosing/diffuser;
2) memeriksa kondisi perpipaan, katup dan accessoriesnya
dari kerusakan dan kebocoran;
3) memeriksa peralatan mekanikal dan elektrikal untuk
untuk pembubuhan kapur/ soda abu;
4) membersihkan kotoran dan lingkungan sekitar unit bak
sedimen/ filter; dan
5) memeriksa kondisi pompa backwash.

b. Pemeliharaan berkala
Tahap pemeliharaan berkala meliputi :
1) membersihkan ruang endapan pada bak sedimen;
2) membersihkan ruang penampung pada proses stabilisasi;
3) memberikan pelumas pada peralatan mekanikal dan
elektrikal (termasuk katup/plumbing); dan
4) memperbaiki kerusakan pompa dosing dan pompa
backwash.

c. Identifikasi kerusakan sarana dan prasarana


Tahap identifikasi kerusakan sarana dan prasarana meliputi:
1) mengidentifikasi keretakan dan kebocoran dinding bak
penampung dan kerusakan bangunan fisik penunjang
lainnya;
2) mengidentifikasi kerusakan kebocoran pada katup, pipa,
pompa, genset dan aksessorisnya;
3) mengidentifikasi kerusakan pompa sesuai dengan POS
Pemeliharaan mekanikal dan Elektrikal; dan
4) mengidentifikasi kerusakan genset sesuai dengan POS
Pemeliharaan Mekanikal dan Elektrikal.

d. Perbaikan kerusakan sarana dan prasarana


Tahap perbaikan kerusakan sarana dan prasarana meliputi:
1) memperbaiki kerusakan tanpa penggantian peralatan atau
suku cadang; dan
2) memperbaiki kerusakan dengan penggantian peralatan
atau suku cadang.

e. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi:
1) membuat laporan pemeliharaan sarana dan prasarana
instalasi penurunan kesadahan; dan
2) membuat laporan kerusakan untuk ditindaklanjuti
perbaikannya.

jdih.pu.go.id
- 316 –

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Monitoring (FM) tentang seperti Daya Pompa,
Tegangan Listrik, Arus Listrik, dan Lain-Lain;
b. Formulir Isian (FI) Tentang Kerusakan;
c. Formulir Isian (FI) Tentang Permintaan Barang dan/atau Bahan
Bakar;
d. IK Pemeliharaan Katup;
e. IK Pemeliharaan Bangunan Unit-Unit Pengolahan;
f. IK Pemeliharaan Panel;
g. IK Pemeliharaan Alat Ukur;
h. IK Perbaikan Sarana dan Prasarana;
i. IK Pembuatan Laporan;
j. IK K3L APAR;
k. IK K3 APD;
l. POS Pemeliharaan Mekanikal dan Elektrikal;
m. Laporan Tingkat Kerusakan;
n. Laporan Rekomendasi;
o. Laporan Hasil Pencatatan dan Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana; dan
p. Laporan Kerusakan Sarana dan Prasarana.

jdih.pu.go.id
- 317 –

2 ) Diagram Alir Prosedur Pemeliharaan Unit Penurunan Kesadahan Menggunakan


Kapur/ Soda Abu
LOGO dan KOP UNIT SPAM:
PRODUKSI
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
DD Pemeliharaan Unit Penurunan HALAMAN:
Kesadahan Menggunakan Kapur/
Soda Abu
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai
1) Staf
Pemeliharaan rutin : a. IK Pemeliharaan
Pemeliharaan
Katup
1.membersihkan peralatan unit Instrumentasi
b. IK Pemeliharaan
dosing/diffuser; 2) Staf
Alat Ukur
2.memeriksa kondisi perpipaan, katup Pemeliharaan
c. POS
dan accessoriesnya dari kerusakan dan Mekanikal
Pemeliharaan
kebocoran; Mekanikal dan 3) Staf
3.memeriksa peralatan mekanikal dan Elektrikal Pemeliharaan
elektrikal untuk untuk pembubuhan d. IK K3L APD Elektrikal
kapur/ soda abu; dan e. IK K3L APAR
4.membersihkan kotoran dan lingkungan
sekitar unit bak sedimen/ filter.

f. IK Pemeliharaan 4) Staf
Pemeliharaan berkala :
Bak Pengendap Pemeliharaan
5. membersihkan ruang endapan pada g. POS Pemeliharaan
bak sedimen; Instrumentasi
Mekanikal dan
6. membersihkan ruang penampung Elektrikal 5) Staf
pada proses stabilisasi; h. IK Pemeliharaan Pemeliharaan
7. memberikan pelumas pada peralatan Katup Mekanikal
Mekanikal dan Elektrikal (termasuk i. IK K3L APAR 6) Staf
j. IK K3L APD Pemeliharaan
katup/ plumbing); dan
8. memperbaiki kerusakan pompa Elektrikal
dosing dan pompa backwash.

k. IK Pemeliharaan 7) Staf
Mengecek adanya kerusakan sarana Panel
Pemeliharaan
l. IK K3L APD
dan prasarana Instrumentasi
m. IK K3L APAR
n. POS 8) Staf
Pemeliharaan Pemeliharaan
Mekanikal dan Mekanikal
Elektrikal 9) Staf
Pemeliharaan
Elektrikal
A

jdih.pu.go.id
- 318 –

A Identifikasi o. FI Identifikasi 10) Staf


kerusakan sarana Kerusakan Pemeliharaan
dan prasarana: p. FI Tingkat Bangunan
9. mengidentifikasi Kerusakan Unit IPA
keretakan dan q. FI Permintaan 11) Staf
kebocoran Barang dan/atau Pemeliharaan
Ya
Ada dinding bak Bahan Bakar Instrumentasi
kerusakan r. IK K3L APAR 12) Staf
sarana dan
penampung dan
s. IK K3L APD Pemeliharaan
prasarana? kerusakan
t. POS Kerjasama Mekanikal
bangunan fisik 13) Staf
Pemeliharaan
penunjang Pemeliharaan
dengan Pihak
lainnya; Ketiga Elektrikal
10. mengidentifika u. Laporan 14) Staf
si kerusakan Rekomendasi Pembelian
kebocoran pada
katup, pipa,
Tidak
pompa, genset
dan
aksessoriesnya;
11. mengidentifika
si kerusakan
pompa sesuai
dengan POS
pemeliharaan
mekanikal dan
elektrikal; dan
12. mengidentifika
si kerusakan
genset sesuai
dengan POS
pemeliharaan
mekanikal dan
elektrikal.

13. analisis tingkat


kerusakan
14. koordinasi dengan unit
kerja terkait untuk
rencana perbaikan

B C

jdih.pu.go.id
- 319 –

B C

Tidak
Perbaikan
Sendiri?

Kerjasama dengan Ya
pihak ketiga

Perbaikan kerusakan: v. IK Perbaikan 15) Staf


14. memperbaiki kerusakan Sarana dan Pemeliharaan
Prasarana Bangunan
tanpa penggantian peralatan
w. FI Permintaan Unit IPA
atau suku cadang; dan
Barang 16) Staf
15. memperbaiki kerusakan Pemeliharaan
dan/atau
dengan penggantian Instrumentasi
Bahan Bakar
peralatan atau suku cadang. x. IK K3L APD 17) Staf
y. IK K3L APAR Pemeliharaan
Mekanikal
18) Staf
Pemeliharaan
Elektrikal

z. IK Pembuatan 19) Staf


Pelaporan: Laporan Pemeliharaan
16. membuat pemeliharaan sarana aa. Laporan Hasil Bangunan
dan prasarana instalasi penurunan Pencatatan dan Unit IPA
kesadahan; dan Pemeliharaan 20) Staf
17. membuat kerusakan untuk Sarana dan Pemeliharaan
ditindaklanjuti perbaikannya. prasarana Instrumentasi
bb. Laporan 21) Staf
Kerusakan Pemeliharaan
Sarana dan Mekanikal
Prasarana 22) Staf
Pemeliharaan
Elektrikal

Selesai

jdih.pu.go.id
- 320 –

Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/ pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya

tanda pekerjaan POS tersebut mulai atau selesai

dokumen pendukung/laporan
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/ Direktur/Dirut


Terkait Manajer Terkait

jdih.pu.go.id
- 321 –

ee. POS PENGOPERASIAN PENURUNAN KADAR CO2 AGRESIF

Gambar 1. Unit Produksi Instalasi Penurunan Kadar CO2 Agresif

SAMBUNGAN
LANGGANAN (SL)

Gambar 2. Skema Proses Instalasi Pengolahan Penurunan Kadar CO2 Agresif

Pembubuhan kapur /
Masukan Desinfeksi
Soda Ash /Marble filter
Oksigen dgn Chlor

Inlet Outlet
P A CW
Air Baku Air
Air Tanah Pompa Minum
atau
Tanah Type Aerasi
Dalam Cascade/Tray/Spay/Di
Tanah fusi/Mekanik

Keterangan :
P = Penampung + Pembubuhan Kapur / Soda Ash / Marble Filter
A = Aerasi dengan beberapa type Cascade / Tray / Spray / Difusi / Mekanik
CW = Clear Well + Desinfeksi dgn Chlor

jdih.pu.go.id
- 322 –

1) Model Prosedur Pengoperasian Penurunan Kadar CO2 Agresif


Menggunakan Metode Aerasi

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PRODUKSI

NO. POS JUDUL POS REVISI KE:


EE Pengoperasian Penurunan Kadar CO2 HALAMAN:
Agresif
1. Tujuan
Mengolah air baku menjadi air minum, sesuai dengan kualitas yang
memenuhi standar Permenkes yang berlaku.

2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pengoperasian penurunan kadar CO2 agresif
menggunakan metode aerasi meliputi:
a. melakukan persiapan dengan mengatur debit, pembubuhan
kapur/soda abu untuk pengaturan pH atau dengan marble
filter, kebutuhan oksigen, mempersiapkan peralatan sistem
aerator serta pengambilan sampel air baku untuk pemeriksaan;
b. melaksanakan kegiatan meliputi pekerjaan proses aerasi dan
desinfeksi;
c. melakukan pengawasan selama proses aerasi berlangsung;
d. memantau efektifitas pengolahan dengan mengukur penurunan
kadar CO2 agresif dan kualitas air setelah pengolahan; dan
e. melakukan kegiatan pelaporan.

3. Definisi
a. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya
disebut air baku
air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan
air tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu
tertentu sebagai air baku untuk air minum.

b. Air minum
air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum.

c. Unit produksi
sarana dan prasarana yang dapat digunakan untuk mengolah
air baku menjadi air minum melalui proses fisik, kimiawi
dan/atau biologi, meliputi bangunan pengolahan dan
perlengkapannya, perangkat operasional, alat pengukur dan
peralatan pemantauan, serta bangunan penampungan air
minum.

d. Aerasi
suatu bentuk perpindahan gas dan dipergunakan dalam
berbagai bentuk variasi operasi meliputi penurunan Fe dan Mn,
penurunan CO2 agresif, penurunan bau dan rasa serta
penurunan minyak yang mudah menguap.

jdih.pu.go.id
- 323 –

e. Penurunan kadar CO2 agresif


usaha untuk menghilangkan kadar CO2 yang terdapat dalam
air yang berasal dari udara dan hasil dekomisi zat organik
karena dapat merusak bangunan, perpipaan dalam distribusi
air bersih.

f. Desinfeksi
proses pembubuhan desinfektan dengan tujuan untuk
memusnahkan mikroorganisma/ bakteri patogen.

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum.
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/15/MEN/VIII/2008 Tentang Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri
e. Standar Nasional Indonesia DT 91- 0002 – 2007 Tentang Tata
Cara Perencanaan Unit Paket Instalasi Pengolahan Air.
f. Standar Nasional Indonesia 7508 : 2011 : Tata Cara Penentuan
Jenis Unit Instalasi Pengolahan Air Berdasarkan Sumber Air
Baku.
g. Joko,Tri. 2010. Unit Produksi Dalam Sistem Penyediaan Air
Minum.Yogyakarta : Graha Ilmu.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan)


Perlengkapan K3L yang diperlukan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi
antara lain perban, obat merah dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri
dan lingkungan disekitarnya. Kewajiban itu sudah disepakati
oleh pemerintah melalui Kementerian yang menyelenggarakan
urusan di bidang ketenagakerjaan.
Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi
adalah :
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai
pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat
pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun

jdih.pu.go.id
- 324 –

berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk


melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas,
cairan kimia, dan sebagainya.
3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat
pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi
yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan
bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-
masing pekerjaan.
4) Ear Plug/ Ear Muff atau Penutup Telinga berfungsi sebagai
pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.
5) Rain coat atau jas hujan berfungsi sebagai pelindung dari
percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan
atau sedang mencuci alat).
6) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung
dari kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau
pakaian kantornya.
d. Rambu–rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja

6. Uraian Prosedur
a. Persiapan
Tahap persiapan meliputi:
1) mengatur debit;
2) mengambil sampel air baku untuk pemeriksaan kualitas
air;
3) menentukan dan membubuhkan kebutuhan dosis kapur/
soda abu untuk mengatur pH;
4) mengatur kebutuhan oksigen; dan
5) mempersiapkan peralatan sistem aerator yang digunakan.

b. Pengoperasian
Tahap pengoperasian meliputi:
1) Proses Aerasi
a) membuka katup dan mengalirkan air baku ke unit
aerator;
b) menjalankan/mengoperasikan sistem aerator
sesuai dengan tipe aerator yang digunakan
(cascade, tray, spray, difusi atau mekanik); dan
c) mengatur sistem pompa dan kelistrikan atau
genset selama proses aerasi berlangsung.

2) Proses Desinfeksi
a) mengalirkan air ke bak penampung atau reservoir;
b) membubuhkan zat chlor untuk proses desinfeksi;
dan
c) mengambil sampel air hasil pengolahan untuk
diperiksa ke laboratorium.

c. Pengawasan
Tahap pengawasan meliputi:
1) memantau dan mengamati selama proses aerasi
berlangsung terbentuknya transfer oksigen dalam air baku;
2) memantau pH air olahan agar dijaga tetap netral; dan
3) memantau efektifitas pengolahan berdasarkan pengukuran
penurunan kadar CO2 agresif antara sebelum dan sesudah
pengolahan.

jdih.pu.go.id
- 325 –

d. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi membuat selama pengoperasian
proses pengolahan.

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Monitoring (FM) Tentang Pengawasan Kerja Pompa
Aerator;
b. Formulir Monitoring (FM) Tentang Pencatatan Debit Air Baku;
c. IK Pengambilan Sampel Air;
d. IK Pengoperasian Katup;
e. IK Pengoperasian Pompa;
f. IK Pengoperasian Genset;
g. IK Pengoperasian Kontrol Panel;
h. IK K3L APAR;
i. IK K3L APD;
j. IK Pembubuhan Chlor;
k. IK Pembubuhan Kapur Atau Soda Abu;
l. POS Pengoperasian Mekanikal Dan Elektrikal;
m. Laporan Hasil Laboratoriun Sebelum Dan Sesudah Pengolahan;
dan
n. Laporan Selama Pengoperasian.

jdih.pu.go.id
- 326 –

2 ) Diagram Alir Prosedur Pengoperasian Penurunan Kadar CO2 Agresif

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PRODUKSI
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
EE Pengoperasian Penurunan HALAMAN:
Kadar CO2 Agresif
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai a. FM pencatatan 1) Supervisor


debit air baku Pengolahan
Persiapan : b. IK pembubuhan 2) Operator
1. mengatur debit; kapur atau Pengolahan
2. mengambil sampel air baku untuk sodah ash Air/
pemeriksaan kualitas air; c. IK pengambilan Operator
3. menentukan dan membubuhkan sampel air terkait
kebutuhan dosis kapur/ soda abu d. IK K3L APD 3) Staf
untuk mengatur pH; Sampling
4. mengatur kebutuhan oksigen; dan
5. mempersiapkan peralatan sistem
aerator yang digunakan.

e. FM pengawasan
4) Operator
kerja pompa
Proses Aerasi : Pengolahan
aerator
6. membuka katup dan mengalirkan air Air/
f. IK
baku ke unit aerator; Operator
pengoperasian
7. menjalankan/mengoperasikan sistem terkait
pompa
aerator sesuai dengan type aerator g. IK
yang digunakan (Cascade, Tray, pengoperasian
Spray, Difusi atau Mekanik); dan genset
8. mengatur sistem pompa dan h. IK
kelistrikan atau genset selama proses pengoperasian
aerasi berlangsung. katup
i. POS
pengoperasian
ME
j. IK K3L APAR
k. IK K3L APD
A l.

jdih.pu.go.id
- 327 –

A
m. IK
pengambilan 5) Operator
Proses Desinfeksi : sampel air Pengolahan
9. mengalirkan air ke bak penampung n. IK Air/
atau reservoir pembubuhan Operator
10. membubuhkan zat chlor untuk Chlor terkait
proses desinfeksi 6) Staf
o. IK K3L APD
11. mengambil sampel air hasil Sampling
pengolahan untuk diperiksa ke
laboratorium.

7) Supervisor
Pengawasan : p. FM Pengamatan Pengolahan
12. memantau dan mengamati selama dilapangan
proses aerasi berlangsung 8) Operator
q. IK K3L APD Pengolahan
terbentuknya transfer oksigen
r. Laporan hasil Air/
dalam air baku;
13. memantau pH air olahan agar laboratoriun Operator
dijaga tetap netral; dan sebelum dan terkait
14. memantau efektifitas pengolahan sesudah 9) Analis
berdasarkan pengukuran pengolahan kimia &
penurunan kadar CO2 agresif
antara sebelum dan sesudah Fisika
pengolahan.

10) Supervisor
s. IK K3L APAR Pengolahan
Pelaporan : t. Laporan selama
15. membuat selama pengoperasian 11) Operator
pengoperasian Pengolahan
proses pengolahan
Air/
Operator
Selesai terkait
▪ M
e
Keterangan : n
g
alur proses selanjutnya
a
batasan tugas sesuai dengan
m jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/pekerjaan b yang dilakukan dan pengecekan
i
menggambarkan suatu keputusan
l yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
s
tanda pekerjaan pos tersebut mulai atau selesai
a
dokumen pendukung/laporanm
p
Disusun Diperiksa e Disetujui Tanggal
l

a
Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/Manajer
i Direktur/Dirut
Terkait Terkait r

b
a
k
jdih.pu.go.id
u
- 328 –

ff. POS PEMELIHARAAN UNIT PENURUNAN KADAR CO2 AGRESIF


MENGGUNAKAN METODE AERASI

Gambar 1. Unit Produksi Instalasi Penurunan Kadar CO2 Agresif

SAMBUNGAN
LANGGANAN (SL)

Gambar 2. Skema Proses Instalasi Pengolahan Penurunan Kadar CO2 Agresif

Pembubuhan kapur Masukan Desinfeksi


/ Soda Ash /Marble Oksigen dgn Chlor
filter

Inlet Outlet
P A CW
Air Baku Air
Air Tanah Pompa Minum
atau Tanah Type Aerasi
Dalam Cascade/Tray/Spay/Difusi/
Tanah Mekanik

Keterangan :
P = Penampung + Pembubuhan Kapur / Soda Ash / Marble Filter
A = Aerasi dengan beberapa type Cascade / Tray / Spray / Difusi / Mekanik
CW = Clear Well + Desinfeksi dgn Chlor

jdih.pu.go.id
- 329 –

1) Model Prosedur Pemeliharaan Penurunan Kadar CO2 Agresif


Menggunakan Metode Aerasi

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PRODUKSI

NO. JUDUL POS REVISI KE:


POS Pemeliharaan Penurunan Kadar CO2 HALAMAN:
FF Agresif Menggunakan Metode Aerasi
1. Tujuan
Memelihara bangunan dan peralatan di unit penurunan kadar CO2
agresif untuk kelancaran selama produksi air minum.

2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan pemeliharaan unit penurunan kadar CO2
agresif ini meliputi :
a. memelihara secara rutin sarana dan prasarana unit penurunan
kadar CO2 agresif dan lingkungan sekitarnya;
b. memelihara secara berkala sarana dan prasarana unit
penurunan kadar CO2 agresif;
c. melakukan identifikasi tingkat kerusakan sarana dan
prasarana;
d. melakukan perbaikan kerusakan sarana dan prasarana
penurunan kadar CO2 agresif bila ada; dan
e. menyusun laporan hasil pemeliharaan dan kerusakan.

3. Definisi
a. Unit produksi
sarana dan prasarana yang dapat digunakan untuk mengolah
air baku menjadi air minum melalui proses fisik, kimiawi
dan/atau biologi, meliputi bangunan pengolahan dan
perlengkapannya, perangkat operasional, alat pengukur dan
peralatan pemantauan, serta bangunan penampungan air
minum.

b. Pemeliharaan rutin
pemeliharaan yang dilakukan secara rutin guna menjaga usia
pakai dan unit SPAM tanpa penggantian peralatan/suku
cadang

c. Pemeliharaan berkala
pemeliharaan yang dilakukan secara berkala (dalam periode
lebih lama dari pemeliharaan rutin) guna memperpanjang usia
pakai unit SPAM yang biasanya diikuti dengan penggantian
suku cadang
d. Aerasi
suatu bentuk perpindahan gas dan dipergunakan dalam
berbagai bentuk variasi operasi meliputi penurunan Fe dan Mn,
penurunan CO2 agresif, penurunan bau dan rasa serta
penurunan minyak yang mudah menguap.

e. Penurunan Kadar CO2 Agresif


usaha untuk menghilangkan kadar CO2 yang terdapat dalam
air yang berasal dari udara dan hasil dekomisi zat organik

jdih.pu.go.id
- 330 –

karena dapat merusak bangunan, perpipaan dalam distribusi


air bersih.

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum.
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan Dan
PemeliharanAlat Pemadam Api Ringan.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/15/MEN/VIII/2008 Tentang Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.
e. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum.
f. SNI 6775 : 2008 Tentang Tata Cara Perencanaan dan
Pemeliharaan Unit Paket Pengolahan IPA.
g. Joko,Tri. 2010. Unit Produksi Dalam Sistem Penyediaan Air
Minum.Yogyakarta : Graha Ilmu.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan)


Perlengkapan K3L yang diperlukan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi
antara lain perban, obat merah dan lain-lain
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri
dan lingkungan disekitarnya. Kewajiban itu sudah disepakati
oleh pemerintah melalui Departemen Tenaga Kerja Republik
Indonesia.
Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi
adalah:
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai
pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat
pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk
melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas,
cairan kimia, dan sebagainya.
3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat
pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi
yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan
bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-
masing pekerjaan.

jdih.pu.go.id
- 331 –

4) Rain coat atau jas hujan berfungsi sebagai pelindung dari


percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan
atau sedang mencuci alat) .
5) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung
dari kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau
pakaian kantornya.
6) Ear Plug /Ear Muff atau Penutup Telinga berfungsi sebagai
pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.
d. Rambu–rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.

6. Uraian Prosedur
a. Pemeliharaan rutin
Tahap pemeliharaan rutin meliputi :
1) membersihkan bangunan aerator dan perlengkapannya;
2) mengecek kinerja operasi aerator dan perlengkapannya;
dan
3) memanasi genset, jika aerasi menggunakan sistem
mekanik.

b. Pemeliharaan Berkala
Tahap pemeliharaan berkala meliputi:
1) memeriksa pipa-pipa udara dan tangki dari kebocoran dan
kerusakan;
2) memeriksa dan memelihara peralatan mekanikal dan
elektrikal;
3) memberi pelumas, air radiator, solar dan filter oli pada
genset; dan
4) melakukan pengecatan pada bangunan dan sarana dan
prasaraba lainnya yang terbuat dari logam.

c. Identifikasi Tingkat Kerusakan Sarana Dan Prasarana


Tahap identifikasi tingkat kerusakan sarana dan prasarana
meliputi:
1) mengidentifikasi kebocoran pada pipa, katup dan
aksessories lainnya;
2) mengidentifikasi tingkat kerusakan pada bangunan fisik
unit instalasi pengolahan; dan
3) mengidentifikasi tingkat kerusakan pada aerator, pompa
dan genset.

d. Perbaikan Kerusakan Sarana Dan Prasarana


Tahap perbaikan kerusakan sarana dan prasarana meliputi:
1) memperbaiki kerusakan tanpa penggantian peralatan atau
suku cadang; dan
2) memperbaiki kerusakan dengan penggantian peralatan
atau suku cadang.

e. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi:
1) membuat laporan pemeliharaan sarana dan prasarana
penurunan kadar CO2 agresif; dan
2) membuat laporan kerusakan untuk ditindaklanjuti
perbaikannya.

jdih.pu.go.id
- 332 –

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Monitoring (FM) Tentang Kerusakan;
b. IK Pemeliharaan Katup;
c. IK Pemeliharaan Pompa;
d. IK Pemeliharaan Genset;
e. IK Pemeliharaan Panel Kontrol;
f. Formulir Isian (FI) Tentang Identifikasi Kerusakan;
g. Formulir Isian (FI) Tentang Tingkat Kerusakan;
h. Formulir Isian (FI) Tentang Permintaan Barang dan/atau Bahan
Bakar;
i. POS Kerjasama Pemeliharaan Dengan Pihak Ketiga;
j. Laporan Rekomendasi;
k. IK Perbaikan Sarana Dan Prasarana;
l. IK K3L APAR;
m. IK K3L APD;
n. POS Pemeliharaan Mekanikal dan Elektrikal;
o. Laporan Hasil Pencatatan dan Pemeliharaan Sarana Dan
Prasarana; dan
p. Laporan Kerusakan Sarana dan Prasarana.

jdih.pu.go.id
- 333 –

2 ) Diagram Alir Prosedur Pemeliharaan Penurunan Kadar CO2 Agresif Menggunakan


Metode Aerasi
LOGO dan KOP UNIT SPAM:
PRODUKSI
NO. JUDUL POS REVISI KE:
POS Pemeliharaan Penurunan HALAMAN:
FF Kadar CO2 Agresif
Menggunakan Metode Aerasi
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan
1) Staf
Mulai Pemeliharaan
a. IK Bangunan Unit
pemeliharaan IPA
Pemeliharaan Rutin : katup 2) Staf
1. Membersihkan bangunan aerator b. IK K3L APD
Pemeliharaan
c. IK K3L APAR
dan perlengkapannya Instrumentasi
d. POS
2. Mengecek kinerja operasi aerator 3) Staf
Pemeliharaan
dan perlengkapannya Makanikal Pemeliharaan
3. Memanasi genset dan Elektrikal Mekanikal
4) Staf
Pemeliharaan
Elektrikal

Pemeliharaan Berkala: 5) Staf


4. Memeriksa pipa-pipa udara dan e. IK Pemeliharaan
Pemeliharaan
tangki dari kebocoran dan Katup
f. IK K3L APD Bangunan Unit
kerusakan IPA
g. IK K3L APAR
5. Memeriksa dan memelihara h. POS 6) Staf
peralatan mekanikal dan elektrikal Pemeliharaan Pemeliharaan
6. Memberi pelumas, air radiator, solar Makanikal dan Instrumentasi
dan filter oli pada genset Elektrikal 7) Staf
7. Melakukan pengecatan pada Pemeliharaan
bangunan dan sarana dan Mekanikal
prasaraba lainnya yang terbuat dari 8) Staf
logam Pemeliharaan
Elektrikal
9) Staf
Mengecek adanya kerusakan i. IK K3L APD Pemeliharaan
sarana dan prasarana : j. IK K3L APAR
k. POS Instrumentasi
Pemeliharaan 10) Staf
Ya Makanikal dan Pemeliharaan
Ada Elektrikal Mekanikal
kerusakan
sarana dan
11) Staf
prasarana? Pemeliharaan
Elektrikal
Tidak B

jdih.pu.go.id
- 334 –

B
A
l. FI Identifikasi 12) Staf
Identifikasi Kerusakan Sarana kerusakan Pemeliharaan
dan Prasarana : m. FI Tingkat Bangunan
8. Mengidentifikasi kebocoran Kerusakan Unit IPA
pada pipa, katup dan n. FI Permintaan 13) Staf
aksessories lainnya Barang
Pemeliharaan
9. Mengidentifikasi tingkat dan/atau bahan
bakar Instrumentasi
kerusakan pada bangunan 14) Staf
o. IK K3L APAR
fisik unit instalasi p. IK K3L APD Pemeliharaan
pengolahan q. POS Kerjasama Mekanikal
10. Mengidentifikasi tingkat Pemeliharaan 15) Staf
kerusakan pada aerator, dengan pihak Pemeliharaan
pompa dan genset ketiga
Elektrikal
r. Laporan
Rekomendasi 16) Staf
Pembelian
11. analisis tingkat 17) Pihak Ketiga
kerusakan
12. koordinasi dengan unit
kerja terkait untuk
rencana perbaikan

Tidak Perbaikan
Sendiri?

Kerjasama dgn
Pihak Ketiga Ya

s. IK Perbaikan 18) Staf


Perbaikan Kerusakan : Sarana dan Pemeliharaan
13. Memperbaiki kerusakan Prasarana Bangunan Unit
tanpa penggantian suku t. FI Permintaan IPA
Barang dan/atau
cadang 19) Staf
bahan bakar
14. Memperbaiki kerusakan u. IK K3L APAR Pemeliharaan
dengan penggantian suku v. K3L APD Instrumentasi
cadang w. POS Kerjasama 20) Staf
Pemeliharaan Pemeliharaan
dengan pihak Mekanikal
ketiga 21) Staf
Pemeliharaan
Elektrikal
C D
22) Pihak Ketiga

jdih.pu.go.id
- 335 –

C D 23) Staf
x. IK Pembuatan
y. Laporan hasil Pemeliharaan
pencatatan dan Bangunan Unit
Pelaporan : pemeliharaan IPA
15. Membuat laporan pemeliharaan Sarana dan 24) Staf
sarana dan prasarana Prasarana Pemeliharaan
z. Laporan Instrumentasi
penurunan kadar CO2 agresif
Kerusakan
16. Membuat laporan kerusakan Sarana dan 25) Staf
untuk ditindaklanjuti Prasarana Pemeliharaan
perbaikannya Mekanikal
26) Staf
Pemeliharaan
Elektrikal
Selesai

Keterangan :
Alur Proses selanjutnya
Batasan Tugas sesuai dengan Jabatan Kerja dan/atau Area Kerja
Suatu Kegiatan/ Pekerjaan Yang Dilakukan dan Pengecekan
Menggambarkan Suatu Keputusan Yang Diambil
Konektor ke Halaman Berikutnya
Tanda Pekerjaan POS tersebut mulai atau selesai
Laporan / Dokumen Pendukung

Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/Manajer Direktur/Dirut


Terkait Terkait

jdih.pu.go.id
- 336 –

gg. POS PENGOPERASIAN PENGOLAHAN DAN PENANGANAN LUMPUR

Gambar 1. Unit Produksi Instalasi Pengolahan dan Penanganan Lumpur

SAMBUNGAN
LANGGANAN (SL)

Gambar 2. Skema Proses Instalasi Pengolahan Lumpur

Inlet Outlet
P TH D
Air Lumpur yang Air Supernatan
dihasilkan dari dibuang ke
Proses sungan harus
Sedimentasi atau memenuhi
Filtrasi
standar kualitas
yang berlaku

Keterangan:
P = Bak Penampung
TH = Thickening (Pemekatan)
D = Dewatering (Pengeringan)

jdih.pu.go.id
- 337 –

1) Model Prosedur Pengoperasian Pengolahan dan Penanganan


Lumpur

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PRODUKSI
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
GG Pengoperasian Pengolahan dan HALAMAN:
Penanganan Lumpur
1. Tujuan
Mengolah dan menangani lumpur dari limbah IPA menjadi buangan
yang aman bagi lingkungan, dengan kualitas yang memenuhi
standar yang berlaku.

2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pengoperasian pengolahan dan penanganan
lumpur meliputi:
a. mempersiapkan peralatan, perlengkapan ME dan perpipaannya;
b. melaksanakan kegiatan dengan melakukan pengaliran lumpur
ke bak pengumpul dari beberapa sumber penghasil lumpur
kemudian mengalirkan ke bak thickening dan bak dewatering,
lumpur yang telah diolah dan masih mengandung kadar air
sekitar 10-20 %, yang hampir menyerupai tanah liat dan
menjadi bahan baku alternatif;
c. melakukan pengawasan terhadap proses pengolahan dan
penanganan atau handling lumpur; dan
d. menyusun kegiatan pelaporan.

3. Definisi
a. Unit produksi
sarana dan prasarana yang dapat digunakan untuk mengolah
air baku menjadi air minum melalui proses fisik, kimiawi
dan/atau biologi, meliputi bangunan pengolahan dan
perlengkapannya, perangkat operasional, alat pengukur, dan
peralatan pemantauan, serta bangunan penampungan air
minum.

b. Pengoperasian
rangkaian kegiatan mulai dari persiapan pelaksanaan, sampai
dihasilkan produk.

c. Pengoperasian unit pengolahan lumpur


rangkaian kegiatan dalam mengoperasikan bangunan–
bangunan yang mengolah lumpur buangan melalui proses
pengolahan lumpur.

d. Thickening (penebalan)
bagian dari proses dalam pengolahan lumpur dengan cara
memekatkan lumpur dan mengurangi volume lumpur.

e. Dewatering lumpur
bagian dari proses pengolahan air dengan cara penyisihan air
dari sejumlah lumpur dengan tujuan untuk mengurangi volume
air untuk mempercepat proses pengeringan lumpur.

jdih.pu.go.id
- 338 –

f. Penanganan/handling lumpur
proses pemanfaatan dari hasil olahan pada proses pengolahan
lumpur, sehingga dapat berguna bahan baku alernatif lainnya.

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.
e. Joko,Tri. 2010. Unit Produksi Dalam Sistem Penyediaan Air
Minum. Yogyakarta : Graha Ilmu.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan Kerja)


Perlengkapan K3L yang diperlukan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi
antara lain perban, obat merah dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri
dan lingkungan disekitarnya. Kewajiban itu sudah disepakati
oleh pemerintah melalui Kementerian yang menyelenggarakan
urusan di bidang ketenagakerjaan.
Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi
adalah :
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai
pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat
pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk
melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas,
cairan kimia, dan sebagainya.
3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat pelindung
tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat
mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung
tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing
pekerjaan.
4) Rain coat atau jas hujan berfungsi sebagai pelindung dari
percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan
atau sedang mencuci alat).
5) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung
dari kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau
pakaian kantornya.

jdih.pu.go.id
- 339 –

d. Rambu–rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.

6. Uraian Prosedur
a. Persiapan
Tahap persiapan meliputi menyiapkan peralatan dan
perlengkapan untuk operasi pengolahan dan pembuangan
lumpur yang diperlukan.

b. Pengoperasian pengolahan lumpur


Tahap pengoperasian pengolahan lumpur meliputi:
1) mengalirkan limbah lumpur IPA ke bak pengumpul,
thickening dan dewatering;
2) mengukur kualitas dan kuantitas efluen yang keluar dari
dewatering;
3) menghitung volume lumpur yang dihasilkan; dan
4) mengecek kematangan lumpur dengan kadar air 10-20%.

c. Penanganan lumpur
Tahap penanganan lumpur meliputi:
1) mengangkat dan menyimpan lumpur ke tempat yang telah
ditentukan;
2) menjadikan lumpur hasil olahan sebagai bahan baku
untuk produk sampingan yang memiliki nilai jual sehingga
akan menjadi income bagi PDAM, jika memungkinkan; dan
3) melakukan kerjasama dengan pihak ketiga yang akan
memanfaatkan lumpur, jika memungkinkan.

d. Pengawasan
Tahap pengawasan meliputi:
1) melakukan pengawasan terhadap pengambilan sampel air
dari pemisahan lumpur sebelum dibuang ke sungai
(efluen);
2) melakukan analisis kualitas air buangan sesuai dengan
persyaratan baku mutu badan air penerima;
3) melakukan pengamatan terhadap gangguan cuaca seperti
hujan terus menerus dan kurangnya panas matahari;
4) menjaga agar lumpur tidak mudah menjadi abu yang
mudah hancur dan terbawa angin; dan
5) melalukan pengawasan terhadap kegiatan pengangkatan
lumpur kering dan
penyimpanan/pemanfaatan/pembuangannya.
e. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi membuat pengoperasian proses
pengolahan dan penanganan lumpur.

jdih.pu.go.id
- 340 –

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Monitoring (FM) tentang Gangguan Cuaca;
b. Formulir Monitoring (FM) tentang Pembuangan Lumpur Kering;
c. Formulir Isian (FI) tentang Volume Lumpur yang dihasilkan;
d. Formulir Monitoring (FM) tentang Kematangan Kadar air
Lumpur;
e. Formulir Monitoring (FM) tentang Gangguan Cuaca;
f. Formulir Monitoring (FM) tentang Pembuangan Lumpur Kering;
g. Formulir Isian (FI) tentang Kualitas Air Buangan Lumpur;
h. Formulir Isian (FI) tentang Kualitas Air Olahan Lumpur;
i. Formulir Isian (FI) tentang Daftar Peralatan dan Perlengkapan;
j. IK Pengoperasian Mekanikal dan Elektrikal;
k. IK Pengoperasian Katup;
l. IK Pengoperasian Pompa;
m. IK Pengoperasian Genset;
n. IK Mekanikal dan Elektrikal;
o. IK Pengambilan Sampel Air;
p. IK Pembuatan Laporan;
q. IK K3L APAR;
r. IK K3L APD;
s. Jadwal Pengaliran Air Lumpur; dan
t. Dokumen Kondisi Cuaca.

jdih.pu.go.id
- 341 –

2 ) Diagram Alir Prosedur Pengoperasian Pengolahan dan Penanganan Lumpur

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PRODUKSI
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
GG Pengoperasian Pengolahan dan HALAMAN:
Penanganan Lumpur
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai 1) Operator
a. FI Daftar
Pengolahan
Peralatan Dan
dan
Tahap Persiapan : Perlengkapan
Penanganan
1. Menyiapkan peralatan dan b. IK K3L APD
Lumpur/
perlengkapan untuk operasi c. IK K3L APAR
Operator
pengolahan dan pembuangan lumpur yang Terkait
yang diperlukan.

Pengoperasian Pengolahan Lumpur: d. Jadwal 2) Operator


Pengaliran Air Pengolahan
2. mengalirkan limbah lumpur IPA ke bak
Lumpur
pengumpul, thickening, dan dewatering; dan
e. IK Pengoperasian
3. mengukur kualitas dan kuantitas Penanganan
Katup
efluen yang keluar dari Dewatering; f. IK Pengoperasian Lumpur/
4. menghitung volume lumpur yang Pompa Lumpur Operator
dihasilkan; dan g. FI tentang yang Terkait
5. mengecek kematangan lumpur dengan Volume Lumpur
kadar air 10-20%. Olahan
h. FM tentang
Penanganan Lumpur: Kematangan
6. mengangkat dan menyimpan lumpur Kadar Air
Lumpur
ke tempat yang telah ditentukan;
i. IK Pengambilan
7. menjadikan lumpur hasil olahan
Sampel Lumpur
sebagai bahan baku untuk produk j. IK K3L APD
sampingan yang memiliki nilai jual k. IK K3L APAR
sehingga akan menjadi income bagi
PDAM; dan
8. melakukan kerjasama dengan pihak
ketiga yang akan memanfaatkan
lumpur.

jdih.pu.go.id
- 342 –

A
l. IK 3) Operator
Pengambilan Pengolahan
Sampel Air dan
Pengawasan terhadap Pengolahan
m. FI Kualitas Air Penanganan
Lumpur:
Buangan Lumpur/
9. melakukan pengawasan terhadap
Lumpur Operator Yang
pengambilan sampel air dari
n. FI Kualitas Air Terkait
pemisahan lumpur sebelum dibuang
Olahan 4) Staf Sampling
ke sungai (efluen);
Lumpur 5) Analis Kimia
10. melakukan analisis kualitas air
o. FM tentang dan Fisika
buangan sesuai dengan persyaratan
baku mutu badan air penerima; dan Gangguan
11. melakukan pengamatan terhadap Cuaca
gangguan cuaca seperti hujan terus p. IK K3L APD
menerus dan kurangnya panas
matahari.

Pengawasan terhadap Penanganan q. FM 6) Operator


Lumpur: Pembuangan Pengolahan
12. menjaga agar lumpur tidak mudah Lumpur Kering dan
menjadi abu yang mudah hancur dan r. FM tentang Penanganan
terbawa angin; dan Gangguan Lumpur/
13. melakukan pengawasan terhadap Cuaca Operator yang
kegiatan pengangkatan lumpur kering s. FM tentang Terkait
dan Pembuangan
penyimpanan/pemanfaatan/pembuan Lumpur
gannya. t. IK K3L APD

u. IK Pembuatan 7) Supervisor
Pelaporan: Pengolahan
14. membuat laporan pengoperasian laporan
v. IK K3L APAR 8) Operator
proses pengolahan dan penanganan Pengolahan
lumpur. w. Dokumen
Kualitas Air dan
Pembuangan Penanganan
Lumpur Lumpur/
x. Dokumen Operator yang
Kondisi Cuaca Terkait
Selesai

jdih.pu.go.id
- 343 –

Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan pos tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan

Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/Manajer Direktur/Dirut


Terkait Terkait

jdih.pu.go.id
- 344 –

hh. POS PEMELIHARAAN BANGUNAN PENGOLAHAN LUMPUR

Gambar 1. Unit Bangunan Pengolahan Lumpur

SAMBUNGAN
LANGGANAN (SL)

Gambar 2. Skema Proses Instalasi Bangunan Pengolahan Lumpur

Inlet Outlet
P TH D
Air Lumpur Air
yang Supernatan
dihasilkan dibuang ke
dari Proses sungan
Sedimentasi harus
atau Filtrasi memenuhi
standar
kualitas yang
berlaku

Keterangan :
P = Bak Penampung
TH = Thickening (Pemekatan)
D = Dewatering (Pengeringan)

jdih.pu.go.id
- 345 –

1) Model Prosedur Pemeliharaan Bangunan Pengolahan Lumpur

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PRODUKSI

NO. POS JUDUL POS REVISI KE:


HH Pemeliharaan Bangunan HALAMAN:
Pengolahan Lumpur
1. Tujuan
Memelihara bangunan dan peralatan di instalasi pengolahan lumpur
untuk kelancaran selama beroperasi.
2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan pemeliharaan unit pengolahan lumpur ini
meliputi:
a. memelihara secara rutin sarana dan prasarana unit pengolahan
lumpur dan lingkungan sekitarnya;
b. memelihara secara berkala sarana dan prasarana unit
pengolahan lumpur;
c. melakukan identifikasi kerusakan dan melakukan perbaikan
kerusakan sarana dan prasarana unit pengolahan lumpur bila
ada; dan
d. menyusun laporan kerusakan dan hasil pemeliharaan.
3. Definisi
a. Unit produksi
sarana dan prasarana yang dapat digunakan untuk mengolah
air baku menjadi air minum melalui proses fisik, kimiawi
dan/atau biologi, meliputi bangunan pengolahan dan
perlengkapannya, perangkat operasional, alat pengukur dan
peralatan pemantauan, serta bangunan penampungan air
minum.
b. Pemeliharaan rutin
pemeliharaan yang dilakukan secara rutin guna menjaga usia
pakai dan unit SPAM tanpa penggantian peralatan/suku
cadang.
c. Pemeliharaan berkala
pemeliharaan yang dilakukan secara berkala (dalam periode
lebih lama dari pemeliharaan rutin) guna memperpanjang usia
pakai unit SPAM yang biasanya diikuti dengan penggantian
suku cadang.
d. Thickening
bagian dari proses dalam pengolahan lumpur dengan cara
memekatkan lumpur dan mengurangi volume lumpur.
e. Dewatering lumpur
bagian dari proses pengolahan air dengan cara penyisihan air
dari sejumlah lumpur dengan tujuan untuk mengurangi volume
lumpur.
4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Standar Nasional Indonesia Nomor 6775 Tahun 2008 tentang
Tata Cara Pengoperasian dan Pemeliharaan Unit Paket Instalasi
Pengolahan Air.
b. Joko, Tri. 2010. Unit Produksi Dalam Sistem Penyediaan Air
Minum. Yogyakarta : Graha Ilmu.
5. Perlengkapan K3L (Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan)
Perlengkapan K3L yang diperlukan meliputi:

jdih.pu.go.id
- 346 –

a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)


berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi
antara lain perban, obat merah dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri
dan lingkungan disekitarnya. Kewajiban itu sudah disepakati
oleh pemerintah melalui Kementerian yang menyelenggarakan
urusan di bidang ketenagakerjaan.
Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi
adalah :
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai
pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat
pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk
melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas,
cairan kimia, dan sebagainya.
3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat
pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi
yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan
bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-
masing pekerjaan.
4) Rain coat atau jas hujan berfungsi sebagai pelindung dari
percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan
atau sedang mencuci alat).
5) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung
dari kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau
pakaian kantornya.
d. Rambu–rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.

6. Uraian Prosedur
a. Pemeliharaan saluran pipa
1) Tahap pemeliharaan rutin meliputi membersihkan kotoran
disaluran pembuangan lumpur dan lingkungan sekitarnya.
2) Tahap pemeliharaan berkala meliputi:
a) memeriksa dan memperbaiki kerusakan peralatan,
perpipaan dan mekanikal dan elektrikal;
b) membersihkan bak lumpur; dan
c) membersihkan pompa mekanikal dan elektrikal.
b. Pemeliharaan unit proses thickening (pemekatan)
1) Tahap pemeliharaan rutin meliputi membersihkan bak
pemekatan.
2) Tahap pemeliharaan berkala meliputi:
a) membersihkan saluran pipa lumpur pekat yang
menuju bak pengeringan (bak dewatering);
b) memeriksa dan memperbaiki fisik bangunan bila
terjadi kerusakan; dan
c) melakukan pengecatan bak pemekatan.

jdih.pu.go.id
- 347 –

c. Pemeliharaan unit proses dewatering (penghilangan air)


1) Tahap pemeliharaan rutin meliputi membersihkan bak
dewatering.
2) Tahap pemeliharaan berkala meliputi:
a) mengangkat lumpur kering setiap kompartemen;
b) melakukan pengangkatan lumpur sesuai dengan
tingkat kematangan atau kekeringan lumpur (10-20%
di dalam lumpur) untuk menghindari terjadinya abu
lumpur bila terlalu kering;
c) melakukan penggantian atau penambahan pasir
sebagai media pengeringan;
d) memeriksa dan memperbaiki fisik bangunan bila
terjadi kerusakan; dan
e) melakukan pengecatan bak pemekatan.
d. Pemeliharaan sistem pompa penyedot lumpur
1) Tahap pemeliharaan rutin meliputi:
a) membersihkan pompa dari pengendapan lumpur; dan
b) membersihkan pipa dan peralatannya dari
pengendapan lumpur.
2) Tahap pemeliharaan berkala meliputi:
a) memeriksa dan memperbaiki kerusakan peralatan
mekanikal dan elektrikal serta pompa; dan
b) memberi pelumas pada sistem mekanikal pompa.
e. Identifikasi kerusakan sarana dan prasarana unit pengolahan
lumpur
Tahap identifikasi kerusakan sarana dan prasarana unit
pengolahan lumpur meliputi:
1) terjadinya penyumbatan lumpur yang mengakibatkan
berkurangnya debit pompa;
2) lumpur yang terbawa pada saat pemompaan; dan
3) POS Pemeliharaan Mekanikal dan Elektrikal.
f. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi:
1) membuat laporan pemeliharaan sarana dan prasarana
bangunan pengolahan lumpur; dan
2) membuat laporan kerusakan sarana dan prasarana
bangunan pengolahan lumpur untuk ditindaklanjuti
perbaikannya.
7. Lampiran
Lampiran yang diprlukan meliputi:
a. Formulir Isian (FI) tentang Kerusakan;
b. Formulir Isian (FI) tentang Permintaan Barang dan/atau Bahan
Bakar;
c. IK Pemeliharaan Katup;
d. IK Pemeliharaan Kontrol Panel;
e. IK Pemeliharaan Pompa;
f. IK Pemeliharaan Genset;
g. IK Perbaikan Sarana dan Prasarana;
h. IK K3L APAR;
i. IK K3 APD;
j. IK Pembuatan Laporan;
k. POS Pemeliharaan Mekanikal dan Elektrikal;
l. Tingkat Kerusakan;
m. Laporan Rekomendasi;
n. Laporan Hasil Pencatatan dan Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana; dan
o. Laporan Kerusakan Sarana dan Prasarana.

jdih.pu.go.id
- 348 –

2 ) Diagram Alir Prosedur Pemeliharaan Bangunan Pengolahan Lumpur

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PRODUKSI
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
HH Pemeliharaan Bangunan HALAMAN:
Pengolahan Lumpur
Dokumen Tanggung
Alur Proses
Pendukung/Laporan Jawab

Mulai
1) Staf
Pemeliharaan Saluran Pipa : a. FI Kerusakan Pemeliharaan
Peralatan
Pemeliharaan rutin, meliputi: Bangunan
b. IK
1. membersihkan kotoran disaluran Unit IPA
Pemeliharaan
pembuangan lumpur dan lingkungan Katup 2) Staf
sekitarnya. c. IK Kebocoran Pemeliharaan
Pemeliharaan Berkala, meliputi: Pipa Mekanikal
2. memeriksa dan memperbaiki d. IK K3L APD
kerusakan peralatan, perpipaan, dan e. IK K3L APAR
ME;
3. membersihkan bak lumpur; dan
4. membersihkan pompa dan ME.

3) Staf
Proses Pemekatan Lumpur (Thickening) : f. FI Kerusakan Pemeliharaan
Pemeliharaan Rutin, meliputi: Peralatan Bangunan
5. membersihkan bak pemekatan. g. IK Unit IPA
Pemeliharaan 4) Staf
Pemeliharaan Berkala, meliputi: Katup Pemeliharaan
6. membersihkan saluran pipa lumpur h. IK Kebocoran Mekanikal
pekat yang menuju bak pengeringan Pipa
(bak dewatering); i. IK K3L APD
7. memeriksa dan memperbaiki fisik j. IK K3L APAR
bangunan bila terjadi kerusakan;
dan
8. melakukan pengecatan bak
pemekatan.

jdih.pu.go.id
- 349 –

A
k. FI Kerusakan 5) Staf
Peralatan Pemeliharaan
Proses Penghilangan Air (Dewatering) : l. IK Bangunan Unit
Pemeliharaan Rutin, meliputi : Pemeliharaan IPA
9. membersihkan bak dewatering. Katup 6) Staf
Pemeliharaan Berkala, meliputi : m. IK Kebocoran Pemeliharaan
10. mengangkat lumpur kering setiap Pipa Mekanikal
kompartemen; n. IK K3L APD
11. melakukan pengangkatan lumpur sesuai o. IK K3L APAR
dengan tingkat kematangan atau
kekeringan lumpur (10-20% di dalam
lumpur) untuk menghindari terjadinya
abu lumpur bila terlalu kering;
12. melakukan penggantian atau
penambahan pasir sebagai media
pengeringan; dan
13. memeriksa dan memperbaiki fisik
bangunan bila terjadi kerusakan.
14. Melakukan pengecatan bak pemekatan

p. IK Pemeliharaan 7) Staf
Pemeliharaan Pompa dan Genset: Panel Pemeliharaan
15. pemeliharaan rutin; dan q. IK K3L APD Instrumentasi
16. pemeliharaan berkala. r. IK K3L APAR 8) Staf
s. POS Pemeliharaan
Pemeliharaan Mekanikal
ME 9) Staf
Pemeliharaan
Elektrikal

Identifikasi Kerusakan Sarana t. FI Identifikasi


dan Prasarana : 10) Staf
kerusakan
17. memperbaiki atau Pemeliharaan
u. FI Tingkat
mengganti pompa, pipa, Bangunan
Kerusakan
Ada katup, dan aksesorisnya Pangambilan
v. FI Permintaan
kerusa yang mengalami karat dan Air Baku /Staf
Ya Barang dan/atau
kan kebocoran; yang terkait
Bahan Bakar
sarana 18. memeriksa ketersediaan w. IK K3L APAR
11) Staf
bahan bakar dalam Pemeliharaan
dan x. IK K3L APD
tangki; Instrumentasi
prasa y. POS Kerjasama
19. memeriksa kerusakan Pemeliharaan 12) Staf
rana?
pompa; dan Dengan Pihak Pemeliharaan
20. memeriksa kerusakan Ketiga Mekanikal
genset. z. Laporan 13) Staf
Rekomendasi Pemeliharaan
Elektrikal
14) Staf Pembelian
Tidak
B C

jdih.pu.go.id
- 350 –

B C aa. FI Identifikasi 15) Staf


kerusakan Pemeliharaan
bb. FI Tingkat Bangunan
21. analisis tingkat kerusakan; Kerusakan Pangambilan
dan cc. FI Air Baku
22. koordinasi dengan unit kerja Permintaan /Staf yang
terkait. Barang terkait
dan/atau 16) Staf
Bahan Bakar Pemeliharaan
dd. IK K3L APAR Instrumentasi
Tindak Lanjut dan Rekomendasi
ee. IK K3L APD 17) Staf
atas kerusakan yang terjadi :
ff. POS Pemeliharaan
23. membuat pada atasan untuk
Kerjasama Mekanikal
segera dilakukan koordinasi
Pemeliharaan 18) Staf
dan ditidaklanjuti;
Dengan Pemeliharaan
24. memperbaiki/ mengganti pipa
Pihak Ketiga Elektrikal
yang bocor;
gg. Laporan 19) Staf
25. memperbaiki kerusakan
Rekomendasi Pembelian
pompa; dan
26. memperbaiki kerusakan
genset.

Tidak
Perbaikan
Sendiri?

Kerjasama dengan
Pihak Ketiga Ya

hh. IK Perbaikan 20) Staf


Perbaikan Kerusakan:
Sarana dan Pemeliharaan
27. memperbaiki kerusakan
tanpa penggantian suku Prasarana Bangunan
cadang; dan ii. FI Permintaan Unit IPA
28. memperbaiki kerusakan Barang 21) Staf
dengan penggantian dan/atau Pemeliharaan
suku cadang. Instrumentasi
Bahan Bakar
jj. K3L APD 22) Staf
Pemeliharaan
Mekanikal
23) Staf
D E Pemeliharaan
C
Elektrikal

jdih.pu.go.id
- 351 –

kk. Laporan Hasil 24) Staf


C D E
Pencatatan Pemeliharaan
dan Bangunan
Pemeliharaan Unit IPA
Pelaporan : Sarana dan 25) Staf
28. membuat pemeliharaan bangunan Prasarana Pemeliharaan
pengolahan lumpur; dan ll. Laporan Instrumentasi
29. membuat kerusakan sarana dan Kerusakan 26) Staf
prasarana bangunan pengolahan Sarana dan Pemeliharaan
lumpur untuk ditindaklanjuti. Prasarana Mekanikal
27) Staf
Pemeliharaan
Elektrikal

Selesai

Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan pos tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/ laporan

Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/ Direktur/Dirut


Terkait Manajer Terkait

jdih.pu.go.id
- 352 –

ii. POS PENGOPERASIAN INSTALASI DESINFEKSI

Gambar 1. Unit Produksi Bagian Desinfeksi

SAMBUNGAN
LANGGANAN (SL)

Skema Proses Instalasi Desinfeksi

Gambar 2. Skema Proses Instalasi Desinfeksi

Desinfektan
(Larutan Chlor atau Gas)
Chlor)
Pompa
Dosing

Inlet Outlet
CW
Dari Proses Air
Pengolahan Minum
sebelumnya

Keterangan :
CW = Clear Well + Desinfeksi dengan Larutan Chlor atau Gas Chlor

jdih.pu.go.id
- 353 –

1) Model Prosedur Pengoperasian Instalasi Desinfeksi

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PRODUKSI

NO. POS JUDUL POS REVISI KE:


II Pengoperasian Instalasi Desinfeksi HALAMAN:

1. Tujuan
Melakukan pemberian desinfektan untuk membunuh bakteri pada
air hasil olahan dan menjaga air hasil olahan agar selama di pipa
distribusi tetap aman dari bakteri sesuai dengan persyaratan
standar air minum yang berlaku.

2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pengoperasian desinfeksi meliputi:
a. mempersiapkan desinfektan dan perlengkapan yang diperlukan
untuk pemberian desinfeksi;
b. melaksanakan kegiatan meliputi pekerjaan proses desinfeksi
dan pekerjaan pemeriksaan kualitas air olahan;
c. mengawasi dan memantau selama proses desinfeksi
berlangsung serta menganalisa efektifitas pengolahan dengan
pengukuran sisa chlor yang terlarut; dan
d. melakukan kegiatan pelaporan.

3. Definisi
a. Air minum
air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum.

b. Unit produksi
sarana dan prasarana yang dapat digunakan untuk mengolah
air baku menjadi air minum melalui proses fisik, kimiawi
dan/atau biologi, meliputi bangunan pengolahan dan
perlengkapannya, perangkat operasional, alat pengukur dan
peralatan pemantauan, serta bangunan penampungan air
minum.

c. Desinfeksi
proses pembubuhan desinfektan dengan tujuan untuk
memusnahkan mikroorganisma/bakteri patogen.

d. Desinfektan
bahan (kimia) yang mempunyai daya desinfeksi.

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.
d. Standar Kualitas Air Minum menurut Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010.

jdih.pu.go.id
- 354 –

e. Joko,Tri. 2010. Unit Produksi dalam Sistem Penyediaan Air


Minum. Yogyakarta : Graha Ilmu.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan)


Perlengkapan K3L yang diperlukan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi
antara lain perban, obat merah dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri
dan lingkungan disekitarnya. Kewajiban itu sudah disepakati
oleh pemerintah melalui Departemen Tenaga Kerja Republik
Indonesia.
Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi
adalah :
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai
pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat
pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk
melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas,
cairan kimia, dan sebagainya.
3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat
pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi
yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan
bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-
masing pekerjaan.
4) Rain coat atau jas hujan berfungsi sebagai pelindung dari
percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan
atau sedang mencuci alat).
5) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung
dari kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau
pakaian kantornya.
6) Respirator atau Masker berfungsi sebagai penyaring udara
yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas udara
buruk (misal berdebu, zat-zat kimia beracun, dsb).
d. Rambu–rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.
6. Uraian Prosedur
a. Persiapan
Tahap persiapan meliputi:
1) menyiapkan larutan desinfektan sesuai dengan dosis yang
diperlukan dan masukkan ke dalam bak pelarut, atau
menyiapkan tabung berisi gas chlor berikut perlengkapan
yang diperlukan sesuai dengan jenis yang digunakan; dan
2) menyiapkan pompa dosing dan memastikan larutan atau
gas chlor tercampur dengan merata, baik dimasukkan
melalui proses disuntikan ke dalam pipa atau diteteskan
kedalam bak clear well/ reservoir.

jdih.pu.go.id
- 355 –

b. Pengoperasian
Tahap pengoperasian meliputi:
1) mengalirkan air hasil olahan pada proses pengolahan
sebelumnya ke dalam bak penampung/ pengumpul (clear
well/reservoir);
2) menjalankan pompa dosing untuk pembubuhan
desinfektan;
3) melakukan pemberian desifektan sesuai dosis yang
ditentukan baik metoda disuntikan kedalam pipa atau
diteteskan ke dalam bak sesuai dengan instalasi yang
digunakan; dan
4) memastikan proses desinfeksi berjalan dengan baik,
melalui pengawasan dan pemantauan.

c. Pengawasan
Tahap pengawasan meliputi:
1) mengambil sampel air setelah melalui proses desinfeksi;
2) melakukan pemeriksaan dan analisis kualitas air sesuai
dengan persyaratan dan baku mutu air minum yang
berlaku;
3) mengecek sisa desinfektan di jaringan distribusi dan
pelanggan; dan
4) menambah dosis desinfektan jika sisa disenfektan di
jaringan distribusi dan pelanggan kurang.

d. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi:
1) membuat laporan pengambilan dan pengujian sampel air
olahan; dan
2) membuat laporan pelaksanaan operasi pemberian
desinfeksi.

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Isian (FI) tentang Analisis Kualitas Air Olahan;
b. Formulir Monitoring (FM) tentang Proses Desinfeksi;
c. IK Pengoperasian Katup;
d. IK Pengoperasian Pompa Dosing;
e. IK Pengoperasian Gas Chlor;
f. IK Pembubuhan Dosis Chlor untuk Proses Desinfeksi;
g. IK Kebutuhan Chlorinasi;
h. IK Pengambilan Sampel Air;
i. IK K3L APD;
j. IK K3L APAR;
k. IK Pembuatan Laporan;
l. POS Pemeriksaaan Bahan Kimia;
m. POS Pengawasan Kualitas Air;
n. Laporan Penentuan Dosis Chlor yang dibutuhkan;
o. Laporan Monitoring Pengambilan Sampel Air; dan
p. Laporan Hasil Pengukuran Kualitas Air Olahan.

jdih.pu.go.id
- 356 –

2 ) Diagram Alir Prosedur Pengoperasian Instalasi Desinfeksi


LOGO dan KOP UNIT SPAM: PRODUKSI

NO. JUDUL POS REVISI KE:


POS Pengoperasian Instalasi HALAMAN:
II Desinfeksi
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai

a. IK Kebutuhan 1) Operator
Tahap Persiapan : Chlorinasi Pengolahan
1. menyiapkan larutan desinfektan b. IK Air/
sesuai dengan dosis yang diperlukan Pembubuhan Operator
dan masukkan ke dalam bak Dosis Chlor terkait
pelarut, atau menyiapkan tabung untuk Proses
berisi gas chlor berikut Desinfeksi
perlengkapan yang diperlukan c. IK
sesuai dengan metoda yang Pengoperasian
digunakan; dan Pompa Dosing
2. menyiapkan pompa dosing dan d. IK K3L APD
memastikan larutan atau gas chlor e. IK K3L APAR
tercampur dengan merata, baik
dimasukkan melalui proses
disuntikan ke dalam pipa atau
diteteskan kedalam bak clear well/
reservoir.

Pengoperasian: f. IK Pengoperasian 2) Operator


3. mengalirkan air hasil olahan pada Katup
proses pengolahan sebelumnya ke Pengolahan
g. IK Pengoperasian Air/
dalam bak penampung/
pengumpul (clear well/ reservoir); Pompa Dosing Operator
4. menjalankan pompa dosing untuk h. IK Pengoperasian terkait
pembubuhan desinfektan; Gas Chlor
5. melakukan pemberian desifektan i. IK Pembubuhan
sesuai dosis yang ditentukan baik Dosis Chlor
metoda disuntikan kedalam pipa untuk Proses
atau diteteskan ke dalam bak
Desinfeksi
sesuai dengan instalasi yang
digunakan; dan j. IK K3L APD
6. memastikan proses desinfeksi 1) IK K3L APAR
berjalan dengan baik, melalui
pengawasan dan pemantauan.

B
A

jdih.pu.go.id
- 357 –

A B k. FI Analisis 3) Operator
Kualitas Air Pengolahan
Olahan Air/
Pengawasan : l. FI tentang Operator
12. mengambil sampel air setelah kapasitas air terkait
melalui proses desinfeksi; minum hasil 4) Staf
13. melakukan pemeriksaan dan pengolahan Sampling
analisis kualitas air sesuai m. IK 5) Analis kimia
dengan persyaratan dan baku Pengambilan dan Fisika
mutu air minum yang berlaku; Sampel Air 6) Analis
dan n. IK K3L APD Mikrobiologi
14. mengecek sisa desinfektan di o. POS
jaringan distribusi dan Pemeriksaaan
pelanggan. Bahan Kimia
p. POS
Pengawasan
Kualitas Air

Sisa Tidak
desinfektan
memenuhi?

Ya q. IK Pembuatan
7) Operator
Laporan
Bagian
r. IK K3L APAR
Pelaporan: Produksi
s. Laporan
/Operator
10. membuat laporan pengambilan Penentuan
yang Terkait
dan pengujian sampel air olahan; dosis chlor
dan yang
11. membuat laporan pelaksanaan dibutuhkan
operasi pemberian desinfeksi. t. Laporan
Monitoring
Pengambilan
sampel air
Selesai u. Laporan Hasil
Pengukuran
Kualitas Air
Olahan

jdih.pu.go.id
- 358 –

Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan pos tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan

Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/ Dirtek/Dirum/ Direktur/Dirut


Manajer Terkait Manajer Terkait

jdih.pu.go.id
- 359 –

jj. POS PEMELIHARAAN INSTALASI DESINFEKSI

Gambar 1. Unit Produksi Bagian Desinfeksi

SAMBUNGAN
LANGGANAN (SL)

SKEMA PROSES DESINFEKSI

Gambar 2. Skema Proses Instalasi Desinfeksi

Desinfektan
(Larutan Chlor atau Gas)
Chlor)

Pompa
Dosing

Inlet Outlet
CW
Dari Proses Air
Pengolahan Minum
sebelumnya

Keterangan :
CW = Clear Well + Desinfeksi dengan Larutan Chlor atau gas Chlor

jdih.pu.go.id
- 360 –

1) Model Prosedur Pemeliharaan Instalasi Desinfeksi

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PRODUKSI
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
JJ Pemeliharaan Instalasi Desinfeksi HALAMAN:
1. Tujuan
Memelihara bangunan dan peralatan di instalasi desinfeksi untuk
kelancaran selama produksi air minum.

2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan pemeliharaan unit instalasi desinfeksi ini
meliputi:
a. memelihara secara rutin sarana dan prasarana unit instalasi
desinfeksi dan lingkungan sekitarnya;
b. memelihara secara berkala sarana dan prasarana unit instalasi
desinfeksi;
c. melakukan identifikasi kerusakan sarana dan prasarana unit
instalasi desinfeksi;
d. melakukan perbaikan kerusakan sarana dan prasarana; dan
e. melakukan kegiatan pelaporan.

3. Definisi
a. Unit produksi
sarana dan prasarana yang dapat digunakan untuk mengolah
air baku menjadi air minum melalui proses fisik, kimiawi
dan/atau biologi, meliputi bangunan pengolahan dan
perlengkapannya, perangkat operasional, alat pengukur, dan
peralatan pemantauan, serta bangunan penampungan air
minum.

b. Pemeliharaan rutin
pemeliharaan yang dilakukan secara rutin guna menjaga usia
pakai dan unit SPAM tanpa penggantian peralatan/suku
cadang.

c. Pemeliharaan berkala
pemeliharaan yang dilakukan secara berkala (dalam periode
lebih lama dari pemeliharaan rutin) guna memperpanjang usia
pakai unit SPAM yang biasanya diikuti dengan penggantian
suku cadang.

d. Desinfeksi
proses pembubuhan desinfektan dengan tujuan untuk
memusnahkan mikroorganisme/ bakteri patogen.

e. Desinfektan
bahan (kimia) yang mempunyai daya desinfeksi.

jdih.pu.go.id
- 361 –

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
PemeliharanAlat Pemadam Api Ringan.
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.
d. Standar Nasional Indonesia Nomor 6775 Tahun 2008 tentang
Tata Cara Perencanaan dan Pemeliharaan Unit Paket
Pengolahan IPA.
e. Standar Kualitas Air Minum menurut Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010.
f. Joko,Tri. 2010. Unit Produksi Dalam Sistem Penyediaan Air
Minum. Yogyakarta : Graha Ilmu.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan Keselamatan Kerja dan Lingkungan)


Perlengkapan K3L yang digunakan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi
antara lain perban, obat merah dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri
dan lingkungan disekitarnya. Kewajiban itu sudah disepakati
oleh pemerintah melalui Departemen Tenaga Kerja Republik
Indonesia.
Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi
adalah:
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai
pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat
pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk
melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas,
cairan kimia, dan sebagainya.
3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat
pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi
yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan
bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-
masing pekerjaan.
4) Rain coat atau jas hujan berfungsi sebagai pelindung dari
percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan
atau sedang mencuci alat).
5) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung
dari kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau
pakaian kantornya.
6) Respirator atau Masker berfungsi sebagai penyaring udara
yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas udara
buruk (misal berdebu, zat-zat kimia beracun, dsb).
d. Rambu–rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.

jdih.pu.go.id
- 362 –

6. Uraian Prosedur
a. Pemeliharaan rutin
Tahap pemeliharaan rutin meliputi:
1) membersihkan bangunan bak/tangki pelarut desinfektan
atau tabung gas chlor dan perlengkapannya;
2) memeriksa kemungkinan adanya kebocoran pada tabung
gas chlor dengan mendeteksi adanya bau chlor yang
menyebar luas;
3) membersihkan lingkungan disekitar lokasi instalasi
desinfektan;
4) mengecek katup-katup pipa dari kebocoran dan rusak;
5) mengecek pompa dosing, motor pengaduk dan agitator,
kontrol panel dan perlengkapan lainnya; dan
6) memanasi genset secara rutin.

b. Pemeliharaan berkala
Tahap pemeliharaan berkala meliputi:
1) memeriksa saluran pipa larutan chlor atau pipa saluran
gas chlor dari kebocoran dan kerusakan;
2) memeriksa dan membersihkan peralatan mekanikal dan
elektrikal seperti pompa dosing dan motor pengaduk serta
agitator;
3) memberi pelumas, air radiator, solar, dan filter oli pada
genset; dan
4) melakukan pengecatan pada bangunan serta peralatan dan
perlengkapan yang terbuat dari logam agar tidak berkarat.

c. Identifikasi kerusakan sarana dan prasarana instalasi


desinfeksi
Tahap identifikasi kerusakan sarana dan prasarana instalasi
desinfeksi meliputi:
1) mengidentifikasi kerusakan pada bangunan fisik unit
instalasi desinfeksi;
2) mengidentifikasi kebocoran pada pipa, katup, dan
aksesoris lainnya; dan
3) mengidentifikasi kerusakan pada pompa, motor pengaduk,
dan genset.

d. Perbaikan kerusakan sarana dan prasarana instalasi desinfeksi


Tahap perbaikan kerusakan sarana dan prasarana instalasi
desinfeksi meliputi:
1) memperbaiki kerusakan tanpa penggantian peralatan atau
suku cadang; dan
2) memperbaiki kerusakan dengan penggantian peralatan
atau suku cadang.

e. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi:
1) membuat laporan pemeliharaan sarana dan prasarana
instalasi desinfeksi; dan
2) membuat laporan kerusakan untuk ditindaklanjuti
perbaikannya.

jdih.pu.go.id
- 363 –

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Monitoring (FM) tentang Kerusakan;
b. IK Pemeliharaan Katup;
c. IK Pemeliharaan Pompa Dosing;
d. IK Pemeliharaan Genset;
e. IK Pemeliharaan Panel Kontrol;
f. Formulir Isian (FI) tentang Identifikasi Kerusakan;
g. Formulir Isian (FI) tentang Tingkat Kerusakan;
h. Formulir Isian (FI) tentang Permintaan Barang dan/atau Bahan
Bakar;
i. IK Perbaikan Sarana dan Prasarana;
j. IK K3L APAR;
k. IK K3L APD;
l. POS Pemeliharaan Mekanikal dan Elektrikal;
m. POS Kerjasama Pemeliharaan dengan Pihak Ketiga;
n. Laporan Rekomendasi;
o. Laporan Hasil Pencatatan dan Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana; dan
p. Laporan Kerusakan Sarana dan Prasarana.

jdih.pu.go.id
- 364 –

2 ) Diagram Alir Prosedur Pemeliharaan Instalasi Desinfeksi

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PRODUKSI
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
JJ Pemeliharaan Instalasi HALAMAN:
Desinfeksi
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai
1) Staf
Pemeliharaan Rutin : a. IK Pemeliharaan
1. membersihkan bangunan bak/tangki Pemeliharaan Instrumentasi
pelarut desinfektan atau tabung gas Katup 2) Staf
chlor dan perlengkapannya; b. IK K3L APD Pemeliharaan
2. memeriksa kemungkinan adanya c. IK K3L APAR Mekanikal
kebocoran pada tabung gas chlor d. POS 3) Staf
dengan mendeteksi adanya bau chlor Pemeliharaan Pemeliharaan
yang menyebar luas; Mekanikal Elektrikal
dan Elektrikal
3. membersihkan lingkungan disekitar
lokasi instalasi desinfektan;
4. mengecek katup-katup pipa dari
kebocoran dan rusak; dan
5. mengecek pompa dosing, motor
pengaduk & agitator, kontrol panel
dan perlengkapan lainnya.
6. memanasi genset jika sebagai
cadangan (standby).

Pemeliharaan Berkala: e. IK 4) Staf


7. memeriksa saluran pipa larutan chlor Pemeliharaan Pemeliharaan
atau pipa saluran gas chlor dari Katup Instrumentasi
kebocoran dan kerusakan;
f. IK K3L APD 5) Staf
8. memeriksa dan membersihkan
peralatan mekanikal dan elektrikal g. IK K3L APAR Pemeliharaan
seperti pompa dosing dan motor h. POS Mekanikal
pengaduk serta agitator; Pemeliharaan 6) Staf
9. memberi pelumas, air radiator, solar, Mekanikal Pemeliharaan
dan filter oli pada genset; dan dan Elektrikal Elektrikal
10. melakukan pengecatan pada
bangunan serta peralatan dan
perlengkapan yang terbuat dari logam
agar tidak berkarat.

jdih.pu.go.id
- 365 –

A 7) Staf
i. IK K3L APD
j. IK K3L APAR Pemeliharaan
k. POS Instrumentasi
Mengecek adanya kerusakan sarana Pemeliharaan 8) Staf
dan prasarana. Mekanikal Pemeliharaan
dan Elektrikal Mekanikal
9) Staf
Pemeliharaan
Elektrikal

Identifikasi l. FI Identifikasi 10) Staf


Kerusakan Sarana kerusakan Pemeliharaan
dan Prasarana : m. FI Tingkat Bangunan
11. mengidentifikasi Kerusakan Unit IPA
Ada kerusakan pada n. FI Permintaan 11) Staf
kerusakan
Ya bangunan fisik Barang Pemeliharaan
sarana dan dan/atau
unit instalasi Instrumentasi
prasarana?
desinfeksi bahan bakar 12) Staf
12. mengidentifikasi o. IK K3L APAR Pemeliharaan
kebocoran pada p. IK K3L APD Mekanikal
pipa, katup dan q. POS 13) Staf
aksesoris lainnya Kerjasama Pemeliharaan
13. mengidentifikasi Pemeliharaan Elektrikal
kerusakan pada dengan pihak 14) Staf
ketiga Pembelian
pompa, motor
r. Laporan 15) Pihak Ketiga
pengaduk dan
Rekomendasi
genset.

14. analisis tingkat


Tidak kerusakan; dan
15. koordinasi dengan unit
kerja terkait untuk
rencana perbaikan.

Tidak Perbaikan
Sendiri?

Ya
Kerjasama dengan Pihak Ketiga

B C D

jdih.pu.go.id
- 366 –

B C D 16) Staf
s. IK Perbaikan
Sarana dan Pemeliharaan
Prasarana Bangunan
Perbaikan Kerusakan: t. FI Unit IPA
16. memperbaiki kerusakan Permintaan 17) Staf
tanpa penggantian Barang Pemeliharaan
peralatan atau suku dan/atau Instrumentasi
cadang; dan bahan bakar 18) Staf
17. memperbaiki kerusakan u. IK K3L APD Pemeliharaan
dengan penggantian Mekanikal
peralatan atau suku 19) Staf
cadang. Pemeliharaan
Elektrikal
20) Pihak
Ketiga

v. IK Pembuatan
Pelaporan: 21) Staf
Laporan Pemeliharaan
18. membuat laporan pemeliharaan w. Laporan Hasil Bangunan
sarana dan prasarana instalasi Pencatatan dan Unit IPA
desinfeksi; dan Pemeliharaan 22) Staf
19. membuat laporan kerusakan untuk Sarana Dan Pemeliharaan
ditindaklanjuti perbaikannya. Prasarana Instrumentasi
23) Staf
x. Laporan
Pemeliharaan
Kerusakan Mekanikal
Selesai Sarana dan 24) Staf
Prasarana Pemeliharaan
y. Elektrikal

Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan pos tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/ laporan
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/Manajer Direktur/Dirut


Terkait Terkait

jdih.pu.go.id
- 367 –

kk. POS PENGOPERASIAN PIPA TRANSMISI DAN DISTRIBUSI


AIR MINUM

Gambar 1. Pipa Transmisi dan Distribusi Air Minum pada Unit Distribusi

SAMBUNGAN (SR)
LANGGANAN (SL)

Gambar 2. Skema Sistem Pipa Transmisi dan Distribusi Air Minum

jdih.pu.go.id
- 368 –

1) Model Prosedur Pengoperasian Pipa Transmisi dan Distribusi Air


Minum

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


DISTRIBUSI

NO. POS JUDUL POS REVISI KE:


KK Pengoperasian HALAMAN:
Pipa Transmisi Dan Distribusi Air Minum
1. Tujuan
Untuk mengalirkan air hasil olahan keseluruh jaringan distribusi
sampai disemua unit pelayanan sesuai dengan standar pelayanan
yang telah ditetapkan baik dari segi kuantitas, kualitas, dan
kontinuitas.

2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pengoperasian pipa transmisi dan distribusi air
minum meliputi:
a. memeriksa pipa transmisi air minum dan jaringan pipa
distribusi beserta perlengkapannya, jalur pipa terhadap
kebocoran/kerusakan, bangunan penunjang dan alat ukur
yang terpasang pada jaringan pipa transmisi dan jaringan pipa
distribusi;
b. melaksanakan kegiatan dengan mengoperasikan sistem
perpompaan bila menggunakan sistem perpompaan,
mengoperasikan jaringan transmisi dan distribusi, bangunan
sarana pelengkapnya, alat ukur dan peralatan pemantauan;
c. mengawasi dengan mencatat dan memonitor gangguan
pengoperasian pipa; dan
d. melakukan kegiatan pelaporan.

3. Definisi
a. Unit distribusi
sarana untuk mengalirkan air minum dari titik akhir pipa
transmisi air minum sampai unit pelayanan.

b. Pengoperasian sarana sistem penyediaan air minum


rangkaian kegiatan pengoperasian pada sebagian dan/atau
seluruh unit SPAM yang bertujuan untuk menjalankan,
mengamati, dan menghentikan unit-unit tersebut agar berjalan
secara berkesinambungan.

c. Jaringan pipa transmisi air minum


ruas pipa pembawa air minum dari unit produksi/bangunan
penangkap air sampai reservoir atau batas distribusi.

d. Pipa distribusi
pipa yang dipergunakan untuk mendistribusikan air minum
dari reservoir ke pelanggan atau konsumen.

e. Jaringan pipa distribusi


ruas pipa pembawa air dari bak penampung reservoir sampai
unit pelayanan.

f. Air minum
air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau

jdih.pu.go.id
- 369 –

tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan


dapat langsung diminum.

g. Zona distribusi suatu sistem penyediaan air minum


suatu area pelayanan dalam wilayah pelayanan air minum yang
dibatasi oleh pipa jaringan distribusi utama (distribusi primer).

h. Pompa
alat dengan bantuan motor yang berfungsi mengalirkan air ke
tempat yang telah ditentukan dengan debit dan tinggi tekan
(head) yang telah ditentukan.

i. Peralatan elektrikal
generator, motor listrik, panel listrik dan perlengkapannya.

j. Reservoir
tempat penyimpanan air untuk sementara sebelum
didistribusikan kepada pelanggan atau konsumen.

k. Jaringan Distribusi Utama (JDU) atau distribusi primer


rangkaian pipa distribusi yang membentuk zona distribusi
dalam suatu wilayah pelayanan SPAM.

l. Zona distribusi suatu sistem penyediaan air minum


suatu area pelayanan dalam wilayah pelayanan air minum yang
dibatasi oleh pipa jaringan distribusi utama (distribusi primer).

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang terkait dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.
e. Standar Kualitas Air Minum menurut Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan Kerja)


Perlengkapan K3L yang digunakan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi
antara lain perban, obat merah dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri
dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh
pemerintah melalui Kementerian yang menyelenggarakan

jdih.pu.go.id
- 370 –

urusan di bidang ketenagakerjaan.


Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi
adalah:
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai
pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat
pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk
melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas,
cairan kimia, dan sebagainya.
3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat
pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi
yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan
bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-
masing pekerjaan.
4) Rain coat atau jas hujan berfungsi sebagai pelindung dari
percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan
atau sedang mencuci alat).
5) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung
dari kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau
pakaian kantornya.
d. Rambu – rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.

6. Uraian Prosedur
a. Persiapan
Tahap persiapan meliputi:
1) memeriksa pipa transmisi air minum dan jaringan pipa
distribusi beserta perlengkapannya;
2) memeriksa bangunan penunjang yang terdapat pada
jaringan pipa transmisi dan jaringan pipa distribusi seperti
jembatan pipa, bak katup, bak booster pump dan lain-lain;
dan
3) memeriksa alat ukur yang terpasang pada jaringan pipa
transmisi, jaringan pipa distribusi seperti manometer dan
flow meter.
b. Pengoperasian
Tahap pengoperasian meliputi:
1) mengoperasikan pompa apabila sistem pengaliran
menggunakan pompa; dan
2) mengoperasikan genset apabila sumber listrik PLN mati.
a) Jaringan pipa
1. memeriksa kondisi aliran dan tekanan pada
jaringan distribusi melalui alat ukur yang
tersedia dan/atau pada aliran di pelanggan;
2. membaca dan mencatat aliran air pada meter air;
3. mengambil dan memeriksa kualitas sampel air
pada jaringan distribusi;
4. mengatur operasi katup untuk pembagian aliran
air;
5. mengatur operasi pompa distribusi (jika
menggunakan pompa); dan
6. mengatur bukaan katup zona distribusi jika

jdih.pu.go.id
- 371 –

sewaktu-waktu dilakukan isolasi area/blocking


area (untuk yang sudah menerapkan sistem
zoning area).

b) Pengoperasian katup penguras (wash out)


1. memeriksa kondisi katup, bak katup/chamber,
dan strat pot katup penguras/wash out;
2. menutup kembali katup; dan
3. mencatat hasil pengoperasian katup penguras.

c) Pengoperasian (pemeriksaan) katup udara


1. memeriksa kondisi katup, bak katup /chamber,
dan strat pot katup udara;
2. menutup kembali katup udara setelah selesai
mengoperasikan katup udara; dan
3. mencatat hasil pengoperasian katup udara.
d) Penanggulangan gangguan pipa transmisi dan
distribusi
melakukan pekerjaan penanggulangan gangguan pipa
transmisi dan distribusi apabila terdapat gangguan
pengoperasian pipa.
c. Pengawasan
Tahap pengawasan meliputi:
1) mengawasi dan memantau kondisi aliran dan tekanan air;
dan
2) mengawasi dan memonitor adanya gangguan pengaliran
air.

d. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi:
1) memberi masukan dan membuat catatan/sket gambar
temuan ketidaksesuaian kondisi jaringan pipa transmisi
dan distribusi di lapangan dengan gambar as built untuk
direvisi; dan
2) membuat laporan hasil kegiatan pengoperasian pipa
transmisi dan distribusi.

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Monitoring (FM) tentang Kondisi Sarana dan
Prasarana Trandist;
b. Formulir Monitoring (FM) tentang Kondisi Pipa;
c. Formulir Isian (FI) tentang Pengoperasian Katup Penguras;
d. Formulir Isian (FI) tentang Pengoperasian Katup Udara;
e. Formulir Isian (FI) tentang Pengoperasian Sistem Zona;
f. Formulir Isian (FI) tentang Gangguan Pipa Transmisi dan
Distribusi;
g. IK Pengoperasian Alat Ukur Tekanan;
h. IK Pengoperasian Meter Air;
i. IK Pengoperasian Tangki Hydrophor;
j. IK Pembacaan Alat Ukur Aliran dan Tekanan Air;
k. IK Pengoperasian Alat Deteksi Kebocoran;
l. IK Perbaikan Kebocoran pada Pipa;
m. IK Pengambilan Sampel Air;
n. IK Pengoperasian Katup;
o. IK Pengoperasian Pompa;

jdih.pu.go.id
- 372 –

p. IK Pengambilan Sampel Air;


q. IK Pembuatan As Built Drawing;
r. IK K3L APAR;
s. IK K3L APD;
t. IK Pembuatan Laporan;
u. POS Pengoperasian Mekanikal dan Elektrikal;
v. POS Pengoperasian Sistem Zona;
w. POS Pengurasan Jaringan Pipa;
x. POS Penanggulangan Gangguan Pengaliran; dan
y. POS Penanganan Kebocoran.

jdih.pu.go.id
- 373 –

2 ) Diagram Alir Prosedur Pengoperasian Pipa Transmisi dan Distribusi Air Minum

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


DISTRIBUSI
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
KK Pengoperasian Pipa Transmisi HALAMAN:
dan Distribusi Air Minum

Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai
1) Pelaksana
a. IK Sistem
Persiapan : Pengoperasian Pengaliran/
1. memeriksa pipa transmisi air minum Alat Ukur Pelaksana
dan jaringan pipa distribusi beserta Tekanan yang Terkait
perlengkapannya; b. IK
2. memeriksa bangunan penunjang yang Pengoperasian
terdapat pada jaringan pipa transmisi Meter Air
dan jaringan pipa distribusi seperti c. IK
jembatan pipa, bak katup, bak booster Pengoperasian
pump dan lain-lain; dan Tangki
3. memeriksa alat ukur yang terpasang Hydrophor
pada jaringan pipa transmisi, jaringan d. IK K3L APD
pipa distribusi seperti manometer dan
flow meter.

Sistem Pengaliran : e. IK Pengoperasian


Pompa 2) Pelaksana
f. IK Pengoperasian Sistem
Alat Ukur Pengaliran/
Sistem Tidak Pelaksana
Tekanan
Gravitasi g. IK Pengoperasian yang Terkait
? Meter Air 3) Operator
h. IK Pengoperasian Mekanikal
Pengoperasian Pompa :
Tangki Hydrophor Trandist
4. mengoperasikan pompa
i. IK 4) Operator
▪ K3L
M APD
5) POSe Elektrikal
Pengoperasian Trandist
n
Ya Sumber Tidak Mekanikal
g Dan
listrik Elektrikal
a
PLN?
m
b
Ya i
A C
B l

s
a
m
p
e
l jdih.pu.go.id

a
i
- 374 –

A B C j. FM Kondisi
Pipa 5) Pelaksana
k. IK Pembacaan Sistem
Pengoperasian Alat Ukur Pengaliran/
Genset : Aliran dan Pelaksana
5. mengoperasikan Tekanan Air yang
genset l. IK Terkait
Pengoperasian 6) Staf
Alat Deteksi Sampling
Kebocoran 7) Analis
m. IK Perbaikan Kimia dan
Pengoperasian Jaringan Pipa : Kebocoran Fisika
6. memeriksa kondisi aliran dan tekanan pada Pipa 8) Analis
pada jaringan distribusi melalui alat n. IK
ukur yang tersedia dan/atau pada
Mikrobiologi
Pengambilan
aliran di pelanggan; Sampel Air
7. membaca dan mencatat aliran air pada o. IK
meter air; Pengoperasian
8. mengambil dan memeriksa kualitas Katup
sampel air pada jaringan distribusi; p. IK K3L APD
9. mengatur operasi katup untuk q. POS
pembagian aliran air; Pengoperasian
10. mengatur operasi pompa distribusi Sistem Zona
(jika menggunakan pompa); dan
11. mengatur bukaan katup zona distribusi
jika sewaktu-waktu dilakukan isolasi
area/ blocking area (untuk yg sudah
menerapkan sistem zoning area).

r. FM Kondisi
Pengoperasian Katup Penguras (Wash 9) Pelaksana
Sarara dan
Out): Sistem
Prasarana
12. memeriksa kondisi katup, Trandist Pengaliran/
bak/chamber katup, dan strat pot s. FI Pengoperasian Pelaksana
katup penguras/wash out; Katup Penguras yang Terkait
13. menutup kembali katup; dan t. IK Pengoperasian
14. mencatat hasil pengoperasian Katup
katup penguras. u. POS Pengurasan
Jaringan Pipa

jdih.pu.go.id
- 375 –

D v. IK K3L APD
10) Pelaksana
w. FM Kondisi
Sistem
Sarana dan
Prasarana Pengaliran/
Pengoperasian Katup Udara :
Trandist Pelaksana
15. memeriksa kondisi katup, bak
katup/chamber, dan strat pot katup x. FI Pengoperasian yang
udara; Katup Udara Terkait
16. menutup kembali katup udara setelah y. IK Pengoperasian
selesai mengoperasikan katup udara; Katup
dan z. POS Pengurasan
Jaringan Pipa
17. mencatat hasil pengoperasian katup
aa. IK Pembuatan
udara.
Laporan
bb. IK K3L APD

11) Supervisor
hh. FI Gangguan
Pipa Transmisi
Pengaliran
Ada Dan Distribusi dan
Gangguan ii. IK Pengoperasian Pemeliharaan
pengaliran Alat Deteksi Jaringan
Ya
air? Kebocoran 12) Pelaksana
jj. IK K3L APD Sistem
kk. POS Pengaliran/
Penanggulangan Gangguan
Penanggulangan Pelaksana
Pipa Transmisi Dan
Gangguan Yang Terkait
Distribusi :
Pengaliran 13) Staf
18. melakukan pekerjaan
ll. POS penanganan penanggulang
Tidak penanggulangan
Kebocoran an Gangguan
gangguan pipa transmisi
Sistem
dan distribusi apabila
Trandist.
terdapat gangguan
14) Supervisor
pengoperasian pipa.
Layanan
Pelanggan

cc. FM Aliran dan Tekanan 15) Staf


Pengawasan: Air Pengaduan
19. mengawasi dan memantau kondisi aliran dd. FM Gangguan Pipa
Transmisi Dan
Pelanggan
dan tekanan air; dan Distribusi 16) Supervisor
20. mengawasi dan memonitor adanya ee. FI Pengoperasian Sistem Pengaliran
Zona
gangguan pengaliran air. ff. IK K3L APD dan
gg. POS Pengoperasian Pemeliharaan
Sistem Zona
E Jaringan
17) Pelaksana
Sistem
Pengaliran/
Pelaksana
yang Terkait

jdih.pu.go.id
- 376 –

mm. IK 18) Supervisor


Pelaporan : Pembuatan Pengaliran
21. memberi masukan dan membuat Laporan dan
catatan/ sket gambar temuan nn. IK Pembuatan Pemeliharaan
ketidaksesuaian kondisi jaringan pipa As Built Jaringan
trandist lapangan dengan gambar as Drawing 19) Pelaksana
built untuk direvisi; dan
oo. IK K3L APAR Sistem
22. membuat laporan hasil kegiatan
pengoperasian pada pipa transmisi dan Pengaliran/
distribusi. Pelaksana
yang Terkait

Selesai

Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan pos tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/Manajer Direktur/Dirut


Terkait Terkait

jdih.pu.go.id
- 377 –

ll. POS PEMELIHARAAN PIPA TRANSMISI DAN DISTRIBUSI AIR


MINUM

Gambar 1. Pipa Transmisi Dan Distribusi Air Minum pada Unit Distribusi

SAMBUNGAN (SR)
LANGGANAN (SL)

Gambar 2. Skema Sistem Pipa Transmisi dan Distribusi Air Minum

jdih.pu.go.id
- 378 –

1) Model Prosedur Pemeliharaan Pipa Transmisi dan Distribusi Air


Minum

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


DISTRIBUSI
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
LL Pemeliharaan Pipa Transmisi Dan HALAMAN:
Distribusi Air Minum
1. Tujuan
Memelihara sarana dan prasarana pada sistem pipa transmisi dan
jaringan pipa distribusi untuk tetap beroperasi sesuai dengan
spesifikasi teknis yang dipersyaratkan sehingga kinerja operasi pipa
transmisi dan distribusi berjalan sebagaimana mestinya.

2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pemeliharaan pipa transmisi dan distribusi air
minum meliputi :
a. memelihara secara rutin sarana dan prasarana pipa transmisi
dan distribusi air minum dan lingkungan sekitarnya;
b. memelihara secara berkala sarana dan prasarana pipa transmisi
dan distribusi air minum, melakukan identifikasi kerusakan
dan melakukan perbaikan kerusakan sarana dan prasarana
pipa transmisi dan distribusi air minum; dan
c. menyusun laporan kerusakan dan hasil pemeliharaan.

3. Definisi
a. Unit distribusi
sarana untuk mengalirkan air minum dari titik akhir pipa
transmisi air minum sampai unit pelayanan.

b. Pengoperasian sarana sistem penyediaan air minum


rangkaian kegiatan pengoperasian pada sebagian dan/atau
seluruh unit SPAM yang bertujuan untuk menjalankan,
mengamati, dan menghentikan unit-unit tersebut agar berjalan
secara berkesinambungan.

c. Jaringan pipa transmisi air minum


ruas pipa pembawa air minum dari unit produksi/bangunan
penangkap air sampai reservoir atau batas distribusi.

d. Pipa distribusi
pipa yang dipergunakan untuk mendistribusikan air minum
dari reservoir ke pelanggan atau konsumen.

e. Jaringan pipa distribusi


ruas pipa pembawa air dari bak penampung reservoir sampai
unit pelayanan.

f. Air minum
air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum.

g. Zona distribusi suatu sistem penyediaan air minum


suatu area pelayanan dalam wilayah pelayanan air minum yang
dibatasi oleh pipa jaringan distribusi utama (distribusi primer).

jdih.pu.go.id
- 379 –

h. Pompa
alat dengan bantuan motor yang berfungsi mengalirkan air ke
tempat yang telah ditentukan dengan debit dan tinggi tekan
(head) yang telah ditentukan.

i. Peralatan elektrikal
generator, motor listrik, panel listrik, dan perlengkapannya.

j. Reservoir
tempat penyimpanan air untuk sementara sebelum
didistribusikan kepada pelanggan atau konsumen.

k. Jaringan Distribusi Utama (JDU) atau distribusi primer


rangkaian pipa distribusi yang membentuk zona distribusi
dalam suatu wilayah pelayanan SPAM.

l. Zona distribusi suatu sistem penyediaan air minum


suatu area pelayanan dalam wilayah pelayanan air minum yang
dibatasi oleh pipa jaringan distribusi utama (distribusi primer).

m. Pemeliharaan rutin
pemeliharaan yang dilakukan secara rutin guna menjaga usia
pakai dan unit SPAM tanpa penggantian peralatan/suku
cadang.

n. Pemeliharaan berkala
pemeliharaan yang dilakukan secara berkala (dalam periode
lebih lama dari pemeliharaan rutin) guna memperpanjang usia
pakai unit SPAM yang biasanya diikuti dengan penggantian
suku cadang.

o. Rehabilitasi
perbaikan salah satu, sebagian atau seluruh unit SPAM agar
dapat berfungsi secara normal kembali.

p. Sarana
segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai
maksud dan tujuan, alat atau media.

q. Prasarana
segala sesuatu yang merupakan penunjang utama
terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek
dan sebagainya).

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang terkait dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor

jdih.pu.go.id
- 380 –

PER/15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama pada


Kecelakaan di Tempat Kerja.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.
e. Standar Kualitas Air Minum menurut Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010.
f.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan Kerja)


Perlengkapan K3L yang digunakan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama Pada kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi
antara lain perban, obat merah dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri
dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh
pemerintah melalui Departemen Tenaga Kerja Republik
Indonesia.
Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi
adalah :
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai
pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat
pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk
melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas,
cairan kimia, dan sebagainya.
3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat
pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi
yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan
bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-
masing pekerjaan.
4) Rain coat atau jas hujan berfungsi sebagai pelindung dari
percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan
atau sedang mencuci alat).
5) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung
dari kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau
pakaian kantornya.
6) Rompi spotlight berfungsi melindungi pekerja agar mudah
terlihat atau mempunyai efek flouresensi ketika terkena
cahaya.
d. Rambu – rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.

6. Uraian Prosedur
a. Persiapan
Tahap persiapan meliputi:
1) menyiapkan peralatan dan perlengkapan serta bahan
untuk pemeliharaan rutin dan berkala; dan
2) mengidentifikasi untuk pemeliharaan berkala,

jdih.pu.go.id
- 381 –

a) setiap kerusakan pada pipa transmisi dan distribusi


beserta fitting, aksessoris dan bangunan
penunjangnya seperti jembatan pipa, karena berbagai
akibat seperti terkena alat berat, gempa, tanah
longsor, faktor usia dan faktor lainnya;
b) setiap kerusakan pada sistem perpompaan baik unit
pompanya, fitting dan aksessoris pompa, rumah
pompa beserta sistem elektrikal dan panel kontrolnya;
dan
c) setiap kerusakan pada tangki hydrophor berikut
fitting, aksessoris dan bangunan pelangkapnya.

b. Pemeliharaan
1) Pipa Transmisi dan Distribusi Air Minum
a) Tahap pemeliharaan rutin, meliputi:
1. memeriksa kondisi fisik dan operasi alat ukur
tekanan air (manometer) yang terpasang pada
pipa transmisi dan distribusi;
2. memeriksa kondisi fisik dan operasi alat ukur
aliran air (water meter/flow meter) yang terpasang
pada pipa transmisi dan distribusi;
3. memeriksa kondisi perpipaan, katup dan
aksessorisnya dari kebocoran dan karat;
4. membersihkan alat-alat ukur dari kotoran-
kotoran, sampah, timbunan tanah dan lain-lain
agar mudah dibaca;
5. memeriksa jalur transmisi air minum, apakah
ada kebocoran/kerusakan;
6. membersihkan pipa yang tidak tertanam dari
sampah-sampah serta puing-puing bangunan;
7. melakukan pengurasan pipa (washout/blow off)
untuk membuang kotoran yang terakumulasi
dalam pipa;
8. memantau kualitas air yaitu kekeruhan, warna,
pH, dan sisa khlor; dan
9. memeriksa apakah ada rembesan-rembesan air
dan retakan pada bangunan air tanda ada
kebocoran.

b) Tahap pemeliharaan berkala, meliputi:


1. memperbaiki atau mengganti pipa, katup, dan
aksessorisnya yang mengalami kerusakan dan
kebocoran;
2. mengganti dan mengencangkan gasket, mur atau
baut pada sistem perpipaan;
3. mengecat ulang bangunan-bangunan air yang
ada pada unit distribusi;
4. melakukan tera ulang/kalibrasi alat-alat ukur
untuk menjaga keakuratannya dan harus ada
cadangannya untuk mengganti yang rusak; dan
5. melakukan pengecatan pada pipa besi/baja
(logam) dan struktur besi/baja lainnya yang tidak
tertanam agar tidak cepat mengalami
pengkaratan dan kerusakan seperti pada
jembatan pipa.

jdih.pu.go.id
- 382 –

2) Sistem Perpompaan dan Genset (ME)


a) Tahap pemeliharaan rutin, meliputi:
1. memelihara pompa sesuai dengan POS
Pemeliharaan Mekanikal dan Elektrikal; dan
2. memelihara genset sesuai dengan POS
Pemeliharaan Mekanikal dan Elektrikal.

b) Tahap pemeliharaan berkala, meliputi:


1. memelihara pompa sesuai dengan POS
Pemeliharaan Mekanikal dan Elektrikal; dan
2. memelihara genset sesuai dengan POS
Pemeliharaan Mekanikal dan Elektrikal.

3) Tangki Hydrophor
a) Tahap pemeliharaan rutin, meliputi memeriksa
kondisi fisik dan lingkungan hydrophor dari karat,
kebocoran dan tumbulan liar yang ada disekitar tangki
hydrophor.

b) Tahap pemeliharaan berkala, meliputi:


1. memeriksa tangki akan terjadinya kebocoran dan
karat;
2. memperbaiki dan mengganti tangki, katup dan
pipa inlet/outlet yang mengalami kebocoran dan
kerusakan;
3. mengecat tangki untuk mencegah pengkaratan;
dan
4. melakukan tera ulang alat-alat ukur yang
terpasang pada tangki.

4) Bangunan Penunjang (Bak/Katup, Trust block dan lain -


lain)
a) Tahap pemeliharaan rutin, meliputi memeriksa
kondisi fisik bak katup, tutup bak/manhole, trust
block dan bangunan penunjang lainnya.
b) Tahap pemeliharaan berkala:
1. mengecat bak katup, manhole, dan bangunan
penunjang lainnya;
2. membersihkan bak katup, trust block dari
timbunan sampah serta akar tumbuh-tumbuhan;
dan
3. mengganti dan mengencangkan gasket, mur atau
baut pada sistem perpipaan.

c. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi:
1) mencatat dan menyusun laporan hasil pemeliharaan
sarana dan prasarana;
2) menyusun laporan kerusakan; dan
3) menyusun laporan perbaikan kerusakan.

jdih.pu.go.id
- 383 –

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Isian (FI) tentang Permintaan Barang;
b. Formulir Isian (FI) tentang Laporan Kerusakan;
c. IK Pemeliharaan Pipa Transmisi dan Distribusi;
d. IK Pemeliharaan Katup;
e. IK Pemeliharaan Alat-Alat Ukur;
f. IK Pemeliharaan Panel;
g. IK Pemeliharaan Bak Katup;
h. IK Pemeliharaan Tangki Hydrophor;
i. IK Pengecatan Bangunan Sipil dan Besi/ Baja;
j. IK Pembuatan Laporan;
k. IK Pengadaan Barang dan Jasa;
l. IK K3L APAR;
m. IK K3L APD;
n. POS Pemeliharaan Mekanikal dan Elektrikal;
o. POS Kerjasama Pemeliharan dengan Pihak Ketiga; dan
p. POS Pengoperasian Pipa Transmsisi dan Distribusi Air Minum.

jdih.pu.go.id
- 384 -

2 ) Diagram Alir Prosedur Pemeliharaan Pipa Transmisi Dan Distribusi Air Minum
LOGO dan KOP UNIT SPAM:
DISTRIBUSI
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
LL Pemeliharaan Pipa Transmisi Dan HALAMAN:
Distribusi Air Minum
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai

Persiapan : a) IK 1) Pelaksana
1. menyiapkan peralatan dan Pemeliharaan Pemeliharaan
perlengkapan serta bahan untuk Pipa Transmisi Jaringan/
pemeliharaan rutin dan berkala; Dan Distribusi Pelaksana
2. mengidentifikasi untuk pemeliharaan b) IK yang Terkait
berkala; Pemeliharaan
a. setiap kerusakan pada pipa transmisi Katup
dan distribusi beserta fitting, c) IK
aksessoris dan bangunan Pemeliharaan
penunjangnya seperti jembatan pipa, Alat-Alat Ukur
karena berbagai akibat seperti d) POS
terkena alat berat, gempa, tanah Pengoperasian
longsor, faktor usia, dan faktor Pipa Transmsisi
lainnya; dan Distribusi
b. setiap kerusakan pada sistem e) IK K3L APD
perpompaan baik unit pompanya,
fitting dan aksessoris pompa, rumah
pompa beserta sistem elektrikal dan
panel kontrolnya; dan
c. setiap kerusakan pada tangki
hydrophor berikut fitting, aksessoris
dan bangunan pelangkapnya.

jdih.pu.go.id
- 385 –

Pipa Transmisi dan Distribusi Air Minum f) IK 2) Pelaksana


Pemeliharaan rutin Pemeliharaan Pemeliharaan
3. memeriksa kondisi fisik dan operasi alat Pipa Transmisi Mekanikal
ukur tekanan air (manometer) yang Dan Distribusi Trandist/
terpasang pada pipa transmisi dan g) IK Pelaksana
distribusi; Pemeliharaan Yang Terkait
4. memeriksa kondisi fisik dan operasi alat Katup 3) Pelaksana
ukur aliran air (water meter/flow meter) h) IK Pemeliharaan
yang terpasang pada pipa transmisi dan Pemeliharaan Elektrikal
distribusi; Alat-Alat Ukur Trandist/
5. memeriksa kondisi perpipaan, katup dan i) POS Pelaksana
aksessorisnya dari kebocoran dan karat; Pengoperasian yang Terkait
6. membersihkan alat-alat ukur dari Pipa Transmsisi
kotoran-kotoran, sampah, timbunan dan Distribusi
tanah dan lain-lain agar mudah dibaca; j) IK Pengecatan
7. memeriksa jalur transmisi air minum, Bangunan Sipil
apakah ada kebocoran/kerusakan; dan Besi/ Baja
8. membersihkan pipa yang tidak tertanam k) IK K3L APD
dari sampah-sampah serta puing-puing
bangunan;
9. melakukan pengurasan pipa
(washout/blow off) untuk membuang
kotoran yang terakumulasi dalam pipa;
10. memantau kualitas air yaitu
kekeruhan, warna, pH, dan sisa khlor;
dan
11. memeriksa apakah ada rembesan-
rembesan air dan retakan pada
bangunan air tanda ada kebocoran.

jdih.pu.go.id
- 386 –

B
4) Pelaksana
l) IK
Pemeliharaan Pemeliharaan
Pipa Transmisi Mekanikal
Pemeliharaan berkala:
Dan Distribusi Trandist/
12. memperbaiki atau mengganti pipa, katup,
m) IK Pelaksana
dan aksesorisnya yang mengalami
Pemeliharaan yang Terkait
kerusakan dan kebocoran;
Katup 5) Pelaksana
13. mengganti dan mengencangkan gasket,
mur atau baut pada sistem perpipaan; n) IK Pemeliharaan
14. mengecat ulang bangunan-bangunan air Pemeliharaan Elektrikal
yang ada pada unit distribusi; Alat-Alat Ukur Trandist/
15. melakukan tera ulang/kalibrasi alat-alat o) POS Pelaksana
ukur untuk menjaga keakuratannya dan Pengoperasian yang Terkait
harus ada cadangannya untuk mengganti Pipa
yang rusak; dan Transmsisi
16. melakukan pengecatan pada pipa dan Distribusi
besi/baja (logam) dan struktur besi/baja p) IK Pengecatan
lainnya yang tidak tertanam agar tidak Bangunan
cepat mengalami pengkaratan dan Sipil dan
kerusakan seperti pada jembatan pipa. Besi/ Baja
q) IK K3L APD

Sistem Perpompaan dan Genset (ME) r) IK 6) Pelaksana


Pemeliharaan rutin: Pemeliharaan Pemeliharaan
17. memelihara pompa sesuai; dan Panel Jaringan/
18. memelihara genset. s) IK Pelaksana
Pemeliharaan yang Terkait
Pemeliharaan berkala, meliputi : alat-alat ukur
19. memelihara pompa; dan t) IK K3L APAR
20. Memelihara genset. u) IK K3L APD
v) POS
Pemeliharaan
ME

jdih.pu.go.id
- 387 –

C
w) IK 7) Pelaksana
Pemeliharaan Pemeliharaan
Katup Jaringan/
Pemeliharaan Tangki Hydrophor
x) IK Pelaksana
Pemeliharaan rutin:
Pemeliharaan yang Terkait
21. memeriksa kondisi fisik dan
lingkungan hydrophor dari karat, Alat-Alat Ukur
kebocoran dan tumbuhan liar yang y) IK
ada disekitar tangki hydrophor. Pemeliharaan
Tangki
Pemeliharaan berkala Hydrophor
22. memeriksa tangki akan terjadinya z) IK Pengecatan
kebocoran dan karat; Bangunan
23. memperbaiki dan mengganti tangki, Sipil dan
katup dan pipa inlet/outlet yang Besi/ Baja
mengalami kebocoran dan kerusakan; aa) IK K3L APD
24. mengecat tangki untuk mencegah
pengkaratan; dan
25. melakukan tera ulang alat-alat ukur
yang terpasang pada tangki.

Bangunan Penunjang (Bak/Katup, bb) IK 8) Pelaksana


Trustblock dan lain - lain) Pemeliharaan Pemeliharaa
Pemeliharaan rutin Bak Katup n Jaringan/
26. memeriksa kondisi fisik bak katup, cc) IK Pelaksana
tutup manhole/bak, trust block, dan Pemeliharaan yang Terkait
bangunan penunjang lainnya. Alat-Alat Ukur 9) Pelaksana
dd) IK Pengecatan Pemeliharaa
Pemeliharaan berkala Bangunan Sipil n Mekanikal
27. mengecat bak katup, trust block, dan Besi/ Baja Trandist/
manhole, dan bangunan penunjang ee) IK K3L Pelaksana
lainnya; Penanganan yang Terkait
28. membersihkan bak katup, trustblock Kebakaran 10) Pelaksana
dari timbunan sampah serta akar ff) IK K3L APD Pemeliharaa
tumbuh-tumbuhan; dan gg) FI Laporan n Elektrikal
29. mengganti dan mengencangkan Kerusakan Trandist/
gasket, mur atau baut pada sistem Pelaksana
perpipaan. yang Terkait

jdih.pu.go.id
- 388 –

D
11) Pelaksana
hh) IK Pemeliharaan
Pemeliharaan Jaringan/
Bak Katup Pelaksana
ii) IK yang Terkait
Pemeliharaan 12) Pelaksana
Ada Alat-Alat Ukur
kerusakan Pemeliharaan
Ya jj) IK Pengecatan Mekanikal
sarana Bangunan
dan Trandist/
Sipil dan Pelaksana
prasarana Besi/Baja
Identifikasi Kerusakan yang Terkait
? kk) IK K3L
Sarana dan Prasarana: 13) Pelaksana
Penanganan
13. mengidentifikasi Pemeliharaan
Kebakaran
setiap kerusakan Elektrikal
ll) IK K3L APD
pada pipa transmisi Trandist/
mm) FI Laporan
dan distribusi beserta Pelaksana
Kerusakan
fitting, aksessoris yang Terkait
dan bangunan
penunjangnya seperti
terkena alat berat,
gempa, tanah
Tidak longsor, faktor usia
dan faktor lainnya;
14. mengidentifikasi
setiap kerusakan
pada sistem pompa
beserta sistem
elektrikal, panel
kontrolnya, tangki
hydrophor berikut
fitting, aksessoris,
dan bangunan
pelangkapnya; dan
15. melakukan analisis
tingkat kerusakan.

E F

jdih.pu.go.id
- 389 –

E F
14) Pelaksana
nn) FI Laporan Pemeliharaan
Rekomendasi atas kerusakan Kerusakan Jaringan/
yang terjadi : oo) IK K3L APD Pelaksana
33. memperbaiki/mengganti
yang Terkait
setiap pipa transmisi dan
15) Pelaksana
distribusi beserta fitting,
Pemeliharaan
aksessorisdan bangunan
Mekanikal
penunjangnya yang rusak;
Trandist/
34. memperbaiki/mengganti
Pelaksana
setiap pompa, fitting
yang Terkait
danaksessoris pompa,
16) Pelaksana
beserta sistem elektrikal,
Pemeliharaan
dan panel kontrolnya yang
Elektrikal
rusak; dan
Trandist/
35. menggali, membersihkan,
Pelaksana
dan memperbaiki setiap
yang Terkait
katup yang tertimbun
tanah sehingga tidak
mengganggu
pengoperasian

pp) FI 17) Pelaksana


Permintaan Pemeliharaan
Rencana Tindak atas Barang Jaringan/
kerusakan yang terjadi : qq) IK Pengadaan Pelaksana
36. memperbaiki/mengganti Barang dan yang Terkait
sendiri oleh tenaga/staf Jasa 18) Pelaksana
yang ada; dan rr) IK K3L APAR Pemeliharaan
37. Memperbaiki/mengganti ss) IK K3L APD Mekanikal
oleh pihak ketiga. tt) POS Trandist
Kerjasama 19) Pelaksana
Pemeliharan Pemeliharaan
dengan pihak Elektrikal
ketiga Trandist

jdih.pu.go.id
- 390 –

G H
20) Pelaksana
uu) IK Pemeliharaan
Pelaporan: Pembuatan Jaringan/
38. mencatat dan menyusun Laporan Pelaksana
laporan hasil vv) IK K3L APAR yang Terkait
pemeliharaan sarana dan 21) Pelaksana
prasarana; Pemeliharaan
39. menyusun laporan Mekanikal
kerusakan; dan Trandist
40. menyusun laporan 22) Pelaksana
perbaikan kerusakan. Pemeliharaan
Elektrikal
Trandist

Selesai

Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/ pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan pos tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/Manajer Direktur/Dirut


Terkait Terkait

jdih.pu.go.id
- 391 –

mm. POS PENGATURAN TEKANAN

Gambar 1. Pengaturan Tekanan Pada Unit Distribusi

SAMBUNGAN (SR)
LANGGANAN (SL)

Gambar 2. Pengaturan Tekanan melalui Katup pada Jaringan Pipa Distribusi


Air Minum

jdih.pu.go.id
- 392 –

1) Model Prosedur Pengaturan Tekanan

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


DISTRIBUSI

NO. POS JUDUL POS REVISI KE:


MM Pengaturan Tekanan HALAMAN:
1. Tujuan
Mengatur tekanan sehingga kuantitas, kontinuitas dan pemerataan
pengaliran sesuai dengan ketentuan dan persyaratan teknis yang
berlaku.

2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pengaturan tekanan meliputi:
a. mempersiapkan form-form yang diperlukan untuk pengecekan
dan pembacaan tekanan, as built drawing keberadaan katup
pengatur aliran dan manometer, penentuan pembagian tekanan
serta pengumpulan informasi kondisi aliran di pelanggan;
b. melaksanakan identifikasi kondisi tekanan, membaca tekanan
air, dan pengoperasian katup;
c. mengawasi pengaturan tekanan; dan
d. melakukan kegiatan pelaporan.

3. Definisi
a. Unit distribusi
sarana untuk mengalirkan air minum dari titik akhir pipa
transmisi air minum sampai unit pelayanan.

b. Air minum
air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan
atautanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan
dan dapat langsung diminum.

c. Zona distribusi suatu sistem penyediaan air minum


suatu area pelayanan dalam wilayah pelayanan air minum yang
dibatasi oleh pipa jaringan distribusi utama (distribusi primer).

d. Sisa tekanan
tekanan air yang ada atau tersisa di suatu lokasi jalur pipa
yang merupakan selisih antara Hydraulic Grade Line (HGL)
dengan ketinggian atau elevasi dari lokasi pipa yang
bersangkutan.

e. Jembatan pipa
bagian dari bangunan penunjang sistem pipa transmisi dan
distribusi yang menyeberang/melintasi di atas permukaan
sungai/saluran/ lembah atau sejenisnya, dimana pipa tersebut
diletakan/dipasang dan umumnya dilengkapi dengan katup
penguras (washout) dan katup udara (air valve).

f. Air valve (katup pelepas udara)


katup yang berfungsi melepaskan udara yang terakumulasi
dalam pipa transmisi dan distribusi, yang dipasang jembatan
pipa dan/atau pada titik-titik tertentu dimana akumulasi udara

jdih.pu.go.id
- 393 –

dalam pipa akan terjadi yang umumnya terjadi pada titik-


titik/lokasi tertinggi.

g. Kebocoran air
kehilangan air dalam SPAM akibat faktor fisik maupun non
fisik/ administrasi sehingga tidak tercatat sebagai
penggunaan/penjualan air ke konsumen yang juga dapat
mengganggu kinerja pelayanan dan pengelolaan SPAM.

h. Perencanaan teknis terinci/perencanaan teknis/Detailed


Engineering Design (DED) pengambangan SPAM
suatu rencana rinci pembangunan SPAM di suatu kota atau
kawasan meliputi unit air baku, unit produksi, unit distribusi,
dan unit pelayanan yang disusun berdasarkan rencana induk
pengembangan SPAM yang telah ditetapkan, hasil studi
kelayakan, jadwal pelaksanaan konstruksi, dan kepastian
sumber pembiayaan serta hasil konsultasi teknis dengan dinas
teknis terkait.

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.
e. Standar Kualitas Air Minum menurut Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan


Kerja)
Perlengkapan K3L yang digunakan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi
antara lain perban, obat merah dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri
dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh
pemerintah melalui Kementerian yang menyelenggarakan
urusan di bidang ketenagakerjaan.
Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi
adalah :

jdih.pu.go.id
- 394 –

1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai


pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat
pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk
melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas,
cairan kimia, dan sebagainya.
3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat
pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi
yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan
bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-
masing pekerjaan.
4) Rain coat atau jas hujan berfungsi sebagai pelindung dari
percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan
atau sedang mencuci alat).
5) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung
dari kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau
pakaian kantornya.
d. Rambu-rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.

6. Uraian Prosedur
a. Persiapan
Tahap persiapan meliputi:
1) menyiapkan form-form yang diperlukan untuk pengecekan
dan pembacaan tekanan;
2) menyiapkan as built drawing yang menunjukan
keberadaan katup pengatur aliran dan manometer pada
setiap zona distribusi/ daerah pelayanan;
3) menetapkan pembagian tekanan untuk setiap daerah
pelayanan;
4) mengumpulkan informasi dan laporan dari petugas
jaringan distribusi dan hublang tentang zona-zona/ daerah
pelayanan yang tidak mendapatkan pengaliran air atau
tekanan air nya rendah;
5) menyiapkan peralatan dan perlengkapan yang diperlukan
untuk kegiatan lapangan; dan
6) mengecek dan memastikan alat-alat ukur tekanan/
manometer tersedia pada tempat yang sesuai dan berfungsi
dengan baik.

b. Identifikasi kondisi tekanan air


Tahap identifikasi kondisi tekanan air meliputi:
1) mempelajaridan berkoordinasi mengenai peta jaringan
distribusi per zona distribusi;
2) memeriksa dan mendata zona-zona/ daerah pelayanan
yang mempunyai tekanan air besar;
3) memeriksa dan mendata kondisi tekanan air pada setiap
zona distribusi/daerah pelayanan;
4) memeriksa dan mengontrol kondisi tekanan air pada zona
kritis dan titik/lokasi terjauh serta daerah dengan
pelayanan < 24 jam perhari;
5) memeriksa data debit pemakaian air konsumen pada setiap
zona/daerah pelayanan dan district meter area (DMA);
6) mendata angka kebocoran air/ NRW pada setiap zona

jdih.pu.go.id
- 395 –

distribusi/ daerah pelayanan; dan


7) memutakhirkan data dan gambar jaringan pipa distribusi
(as built drawing) berikut data tekanan air sesuai dengan
kondisi terbaru.

c. Pembacaan data tekanan air


Tahap pembacaan data tekanan air meliputi:
1) membaca dan mencatat angka tekanan air pada
manometer secara periodik disetiap titik kontrol tekanan;
dan
2) membandingkan angka pembacaan manometer dengan
tekanan yang sudah direncanakan pada DMA.

d. Pengoperasian katup pengatur aliran apabila tekanan tidak


sesuai dengan rencana
Tahap pengoperasian katup pengatur aliran meliputi:
1) mengecek posisi/kondisi bukaan katup pengatur aliran
pada setiap DMA sesuai ketentuan yang berlaku;
2) mengoperasikan katup pelepas udara (air valve) secara
berkala;
3) mengoperasikan katup pengatur/pembagi aliran (debit air)
sesuai dengan tekanan air yang ada di jaringan distribusi;
dan
4) melakukan pengendalian terhadap pengaturan aliran, baik
dalam keadaan normal maupun saat terjadi gangguan.

e. Pengawasan tekanan air


Tahap pengawasan tekanan air meliputi:
1) memantau kondisi tekanan atau sisa tekanan terutama
pada daerah-daerah bertekanan rendah; dan
2) mengusulkan untuk penambahan tekanan melalui
peningkatan head pompa dan/atau diameter pipa.

f. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi:
1) membuat laporan hasil pencatatan tekanan;
2) memetakan hasil perhitungan dan simulasi hidrolis; dan
3) membuat laporan operasi/pelaksanaan kegiatan
pengaturan tekanan.

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Monitoring (FM) tentang Kondisi Alat-Alat Ukur
Jaringan Distribusi;
b. Formulir Monitoring (FM) tentang Tekanan Air;
c. Formulir Monitoring (FM) tentang Operasi Katup Pengatur
Aliran;
d. Formulir Monitoring (FM) tentang Debit Air;
e. Formulir Monitoring (FM) tentang Pengawasan Jaringan dan
Pemasangan Baru;
f. Formulir Monitoring (FM) tentang Pengawasan dan Evaluasi
Hasil Perbaikan Sistem;
g. Formulir Isian (FI) tentang Pembacaan Data Tekanan Air;
h. Formulir Isian (FI) tentang Laporan Pengaduan dari Konsumen;
i. Formulir Isian (FI) tentang Daftar Kebutuhan Peralatan dan
Perlengkapan;
j. Formulir Isian (FI) tentang Pembacaan Data Debit Air;

jdih.pu.go.id
- 396 –

k. IK Pembacaan Alat Ukur Tekanan Air (Manometer);


l. IK Pengoperasian Katup;
m. IK Pembacaan Manometer;
n. IK K3L APAR;
o. IK K3L APD;
p. IK Pembuatan Laporan;
q. Daftar Kebutuhan Peralatan dan Perlengkapan;
r. As Built Drawing Jaringan Distribusi;
s. POS Pembacaan Meter Air;
t. POS Pengoperasian Sistem Zona;
u. POS Pengoperasian Pipa Transmisi dan Distribusi;
v. Data-Data Eksisting;
w. Peta/ gambar Jaringan dan Zona Distribusi;
x. Dokumen As Built Drawing Jaringan Pipa Distribusi;
y. Layout Sistem Jaringan Distribusi; dan
z. Gambar Peta Kondisi Tekanan.

jdih.pu.go.id
- 397 -

2 ) Diagram Alir Prosedur Pengaturan Tekanan

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


DISTRIBUSI
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
MM Pengaturan Tekanan HALAMAN:

Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai

a. FI Pembacaan 1) Pelaksana
Persiapan : Data Tekanan Sistem
1. menyiapkan form-form yang Air Pengaliran/
diperlukan untuk pengecekan dan b. FI Daftar Pelaksana
pembacaan tekanan; Kebutuhan yang Terkait
2. menyiapkan as built drawing yang Peralatan dan
menunjukan keberadaan katup Perlengkapan
pengatur aliran dan manometer pada c. FI Laporan
setiap zona distribusi/daerah Pengaduan
pelayanan; dari Konsumen
3. menetapkan pembagian tekanan untuk d. FM Kondisi
setiap daerah pelayanan; Alat-Alat Ukur
4. mengumpulkan informasi dan laporan Jaringan
dari petugas jaringan distribusi dan Distribusi
hublang tentang zona-zona/daerah e. IK K3L APAR
pelayanan yang tidak mendapatkan f. IK K3L APD
pengaliran air atau tekanan airnya g. As Built
rendah; Drawing
5. menyiapkan peralatan dan Jaringan
perlengkapan yang diperlukan untuk Distribusi
kegiatan lapangan; dan
6. mengecek dan memastikan alat-alat
ukur tekanan/manometer tersedia
pada tempat yang sesuai dan berfungsi
dengan baik.

jdih.pu.go.id
- 398 –

A
h. FI Pembacaan 2) Pelaksana
Identifikasi Kondisi Tekanan Air : Data Tekanan Sistem
7. mempelajari dan berkoordinasi Air Pengaliran/
mengenai peta jaringan distribusi i. FM tentang Pelaksana
per zona distribusi; Tekanan Air yang Terkait
8. memeriksa dan mendata zona-zona/ j. IK Pembacaan 3) Pelaksana
daerah pelayanan yang mempunyai Alat Ukur Penanganan
tekanan air besar; Tekanan Air NRW Teknis
9. memeriksa dan mendata kondisi (Manometer)
tekanan air pada setiap zona k. IK K3L APD
distribusi/daerah pelayanan; l. POS
10. memeriksa dan mengontrol kondisi Pembacaan
tekanan air pada zona kritis dan Meter Air
titik/lokasi terjauh serta daerah m. POS
dengan pelayanan < 24 jam perhari; Pengoperasian
11. memeriksa data debit pemakaian air Sistem Zona
konsumen pada setiap zona/daerah n. POS
pelayanan dan district meter area Pengoperasian
(DMA); Pipa Transmisi
12. mendata angka kebocoran air/NRW dan Distribusi
pada setiap zona distribusi/daerah
pelayanan; dan
13. memutakhirkan data dan gambar
jaringan pipa distribusi (as built
drawing) berikut data tekanan air
sesuai dengan kondisi terbaru.

jdih.pu.go.id
- 399 –

B
4) Pelaksana
o. FM Operasi
Sistem
Katup
Pembacaan Data Tekanan Air : Pengaliran/
Pengatur Aliran
14. membaca dan mencatat angka Pelaksana
p. Dokument As
tekanan air pada manometer yang Terkait
Built Drawing
secara periodik disetiap titik q. Data-Data
kontrol tekanan; dan Eksisting
15. membandingkan angka r. IK
pembacaan manometer dengan Pengoperasian
tekanan yang sudah direncanakan Katup
pada DMA. s. IK Pembacaan
Manometer
t. IK APD

Ya
Tekanan
sesuai?

Tidak

u. FI Pembacaan 5) Pelaksana
Pengoperasian Katup Pengatur Data Tekanan
Aliran : Sistem
Air Pengaliran/
16. mengecek posisi/kondisi v. FI Pembacaan
bukaan katup pengatur aliran Pelaksana
Data Debit Air
pada setiap DMA sesuai yang Terkait
w. FM Tekanan Air
ketentuan yang berlaku; x. FM tentang
17. mengoperasikan katup pelepas Debit Air
udara (air valve) secara berkala; y. As Built
18. mengoperasikan katup Drawing
pengatur/pembagi aliran (debit Jaringan
air) sesuai dengan tekanan air Distribusi
yang ada di jaringan distribusi; z. Peta/Gambar
dan Jaringan dan
19. melakukan pengendalian Zona Distribusi
terhadap pengaturan aliran, aa. IK K3L APAR
baik dalam keadaan normal bb. POS
maupun saat terjadi gangguan. Pengoperasian
Pipa Transmisi
dan Distribusi

C D

jdih.pu.go.id
- 400 –

C D cc. FM tentang
Tekanan Air
6) Supervisor
dd. FM tentang
Pengaliran
Pelaporan: Pengawasan
dan Evaluasi dan
20. membuat laporan hasil pencatatan Pemeliharaa
tekanan; Hasil Perbaikan
Sistem n Jaringan
21. memetakan hasil perhitungan dan 7) Pelaksana
ee. FI Data
simulasi hidrolis; dan Sistem
Tekanan
22. membuat laporan operasi/ Pengaliran/
ff. IK Pembuatan
pelaksanaan kegiatan pengaturan Pelaksana
Laporan
tekanan. yang Terkait
gg. IK K3L APAR
hh. Dokumen As
Built Drawing
Jaringan Pipa
Selesai Distribusi
ii. Layout Sistem
Jaringan
Distribusi
jj. Gambar Peta
Kondisi
Tekanan

Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan pos tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/ Dirtek/Dirum/ Direktur/Dirut


Manajer Terkait Manajer Terkait

jdih.pu.go.id
- 401 –

nn. POS PENGURASAN PIPA

Gambar 1. Pengurasan Pipa pada Unit Distribusi

SAMBUNGAN (SR)
LANGGANAN (SL)

jdih.pu.go.id
- 402 –

1) Model Prosedur Pengurasan Pipa

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


DISTRIBUSI

NO. POS JUDUL POS REVISI KE:


NN Pengurasan Pipa HALAMAN:
1. Tujuan
Menjaga kualitas air dalam pipa transmisi dan distribusi dari
kotoran yang terakumulasi dalam pipa tersebut melalui pengurasan
sehingga kualitas air yang disalurkan ke konsumen memenuhi
persyaratan yang berlaku.

2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pengurasan pipa meliputi:
a. mempersiapkan kegiatan dengan pemberitahuan rencana
pengurasan pipa kepada konsumen/pelanggan terkait;
b. melakukan koordinasi antar bagian terkait serta penyiapan
perlengkapan dan peralatan untuk pengurasan pipa;
c. melaksanakan kegiatan pengoperasian pengurasan pipa dengan
mengoperasiakan katup-katup untuk mengisolasi area/
jaringan pipa yang direncanakan akan dikuras, pengamatan
kualitas air secra visual dan mencatat periode pengurasan; dan
d. melakukan kegiatan pelaporan.

3. Definisi
a. Unit distribusi
sarana untuk mengalirkan air minum dari titik akhir pipa
transmisi air minum sampai unit pelayanan.

b. Jaringan pipa transmisi air minum


ruas pipa pembawa air minum dari unit produksi/bangunan
penangkap air sampai reservoir atau batas distribusi.

c. Pipa distribusi
pipa yang dipergunakan untuk mendistribusikan air minum
dari reservoir ke pelanggan atau konsumen.

d. Jaringan pipa distribusi


ruas pipa pembawa air dari bak penampung reservoir sampai
jaringan pelayanan.

e. Pengurasan pipa
kegiatan pengurasan kotoran/lumpur/pasir yang terdapat dan
terakumulasi dalam pipa transmisi dan distribusi yang
dioperasikan melalui katup penguras yang umumnya dipasang
pada jembatan pipa dan/atau pada titik-titik terendah dalam
setiap segmen pipa transmisi dan distribusi.

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi/Dokumen yang terkait meliputi:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor

jdih.pu.go.id
- 403 –

PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan


Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.
e. Standar Kualitas Air Minum menurut Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan Kerja)


Perlengkapan K3L yang digunakan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi
antara lain perban, obat merah dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri
dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh
pemerintah melalui Kementerian yang menyelenggarakan
urusan di bidang ketenagakerjaan.
Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi
adalah:
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai
pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat
pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk
melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas,
cairan kimia, dan sebagainya.
3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat
pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi
yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan
bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-
masing pekerjaan.
4) Rain coat atau jas hujan berfungsi sebagai pelindung dari
percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan
atau sedang mencuci alat).
5) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung
dari kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau
pakaian kantornya.
d. Rambu-rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.

6. Uraian Prosedur
a. Persiapan
Tahap persiapan meliputi:
1) memberitahukan rencana pengurasan pipa kepada

jdih.pu.go.id
- 404 –

konsumen/pelanggan terkait;
2) koordinasi antar bagian terkait;
3) menyiapkan perlengkapan dan peralatan untuk
pengurasan pipa;
4) memeriksa kondisi katup, bak katup, dan strat pot katup
penguras; dan
5) membersihkan bangunan katup penguras dari sampah,
tanaman liar, akar tanaman, dan material lainnya yang
mengganggu.

b. Pengoperasian Pengurasan Jaringan


Tahap pengoperasian meliputi:
1) menutup katup - katup untuk mengisolasi area/ jaringan
pipa yang direncanakan akan dikuras;
2) membuka katup penguras (washout/ blowoff);
3) mengamati secara visual perubahan kualitas air yang
keluar dari pipa penguras hingga terlihat bersih/ jernih;
4) mencatat waktu pengurasan;
5) mencatat volume air yang terbuang melalui alat ukur yang
tersedia;
6) menutup kembali katup penguras dan tutup
manhole/stratpot; dan
7) membuka kembali katup-katup isolasi pada posisi semula.

c. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi:
1) mencatat hasil pengurasan jaringan pipa kedalam buku
catatan (log book) untuk dilaporkan kepada atasan; dan
2) membuat laporan pengurasan pipa.

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Monitoring (FM) tentang Operasi Katup;
b. Formulir Monitoring (FM) tentang Hasil Pengamatan
Pengurasan Pipa;
c. Formulir Isian (FI) tentang Laporan Hasil Pencatatan
Pelaksanaan Pengurasan Pipa;
d. Formulir Isian (FI) tentang Kebutuhan Peralatan dan
Perlengkapan Kerja;
e. Formulir Isian (FI) tentang Operasi Pengurasan Pipa;
f. IK Pengoperasian Katup;
g. IK Pembuatan Laporan;
h. IK K3L APD; dan
i. IK K3L APAR.

jdih.pu.go.id
- 405 –

2 ) Diagram Alir Prosedur Pengurasan Pipa

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


DISTRIBUSI
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
NN Pengurasan Pipa HALAMAN:

Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai

a. FI Kebutuhan 1)Pelaksana
Persiapan :
Peralatan Dan Sistem
1. memberitahukan rencana pengurasan
Perlengkapan Pengaliran
pipa kepada konsumen/pelanggan
Kerja /
terkait; b. FM Operasai Pelaksana
2. koordinasi antar bagian terkait; Katup yang
3. menyiapkan perlengkapan dan c. IK K3L APD
Terkait
peralatan untuk pengurasan pipa;
2)Pelaksana
4. memeriksa kondisi katup, bak katup,
Perawatan
dan strat pot katup penguras; dan
Jaringan
5. membersihkan bangunan katup
penguras dari sampah, tanaman liar,
akar tanaman dan material lainnya
yang mengganggu.

Pengoperasian Pengurasan Jaringan : d. FM Operasai 3) Pelaksana


Katup Sistem
6. menutup katup-katup untuk
e. FM Hasil Pengaliran
mengisolasi area/ jaringan pipa yang
Pengamatan /
direncanakan akan dikuras;
Pengurasan Pelaksana
7. membuka katup penguras (washout/
Pipa yang
blowoff);
f. FI Operasi Terkait
8. mengamati secara visual perubahan
Pengurasan 4) Pelaksana
kualitas air yang keluar dari pipa
Pipa Perawatan
penguras hingga terlihat bersih/
g. IK Jaringan
jernih;
9. mencatat waktu pengurasan; Pengoperasian
10. mencatat volume air yang terbuang Katup
melalui alat ukur yang tersedia; h. IK K3L APD
11. menutup kembali katup penguras
dan tutup manhole/stratpot; dan
12. membuka kembali katup-katup
isolasi pada posisi semula.

jdih.pu.go.id
- 406 –

A 5) Pelaksana
i. FI Laporan
Hasil Sistem
Pencatatan Pengaliran
Pelaksanaan /
Pelaporan : Pelaksana
Pengurasan
13. mencatat hasil pengurasan yang
Pipa
jaringan pipa kedalam buku Terkait
j. IK Pembuatan
catatan (log book) untuk 6) Pelaksana
Laporan
dilaporkan kepada atasan; dan Perawatan
k. IK K3L APD
14. membuat laporan pengurasan Jaringan
l. IK K3L APAR
pipa.

Selesai

Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan pos tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/Manajer Direktur/Dirut


Terkait Terkait

jdih.pu.go.id
- 407 –

oo. POS PENGOPERASIAN RESERVOIR

Gambar 1. Reservoir Pada Unit Distribusi

SAMBUNGAN
LANGGANAN (SL)

jdih.pu.go.id
- 408 –

1) Model Prosedur Pengoperasian Reservoir

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


DISTRIBUSI
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
OO Pengoperasian Reservoir HALAMAN:
1. Tujuan
Untuk menampung dan menyeimbangkan air hasil olahan.

2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pengoperasian reservoir meliputi :
a. mempersiapkan dengan mengecek dan memastikan katup inlet
reservoir dalam posisi terbuka serta mengecek pH;
b. melaksanaan pengoperasian yaitu pembubuhan netralisator,
pengambilan sampel air minum, pembubuhan dosis netralisator
jika diperlukan serta pembubuhan dosis desinfektan,
pendistribusian ke pelanggan serta pengoperasian pompa bila
pengaliran tidak secara gravitasi; dan
c. melakukan kegiatan pelaporan.

3. Definisi
a. Unit distribusi
sarana untuk mengalirkan air minum dari titik akhir pipa
transmisi air minum sampai unit pelayanan.

b. Pengoperasian sarana sistem penyediaan air minum


rangkaian kegiatan pengoperasian pada sebagian dan/atau
seluruh unit SPAM yang bertujuan untuk menjalankan,
mengamati, dan menghentikan unit-unit tersebut agar berjalan
secara berkesinambungan.

c. Reservoir
tempat penyimpanan air untuk sementara sebelum
didistribusikan kepada pelanggan atau konsumen.

d. Reservoir penyeimbang
reservoir yang menampung kelebihan air pada saat pemakaian
air oleh konsumen relatif kecil daripada air yang masuk,
kemudian air didistribusikan kembali pada saat pemakaian air
oleh konsumen relatif besar daripada air yang masuk.

e. Fluktuasi pemakaian air


variasi pemakaian air oleh konsumen setiap satuan waktu
dalam periode satu hari.

f. Pompa
alat dengan bantuan motor yang berfungsi mengalirkan air ke
tempat yang telah ditentukan dengan debit dan tinggi tekan
(head) yang telah ditentukan.

jdih.pu.go.id
- 409 –

g. Pompa submersible
pompa yang dioperasian didalam air dan akan mengalami
kerusakan jika dioperasikan dalam keadaan tidak terdapat air
terus-menerus/berkelanjutan.

h. Pompa centrifugal
sebuah pompa yang terdiri dari impeller yang dipasang pada
sebuah pada sebuah poros berputar dalam rumah pompa
(casing) atau rumah keong (volute casing) dan memiliki saluran
masuk (suction) dan keluaran (discharge) fluida.

i. Instrumentasi
peralatan yang dioperasikan secara otomatis untuk memantau
tekanan, ketinggian air, pencatat, indicator, pemantauan aliran,
dan lain-lain.

j. Water meter
alat ukur aliran air dalam pipa yang dihitungan ukuran volume
per satuan waktu.

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.
e. Standar Kualitas Air Minum menurut Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010.
5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan Kerja)
Perlengkapan K3L yang digunakan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi
antara lain perban, obat merah dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri
dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh
pemerintah melalui Departemen Tenaga Kerja Republik
Indonesia.
Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi
adalah:

jdih.pu.go.id
- 410 –

1. Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai


pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
2. Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat
pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk
melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas,
cairan kimia, dan sebagainya.
3. Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat
pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi
yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan
bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-
masing pekerjaan.
4. Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung
dari kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau
pakaian kantornya.
d. Rambu – rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.

6. Uraian Prosedur
a. Persiapan
Tahap persiapan meliputi:
1) Mengecek dan memastikan katup inlet reservoir dalam
posisi terbuka untuk menerima suplai/pasokan air minum
dari unit produksi; dan
2) Mengecek pH.

b. Pengoperasian
Tahap pengoperasian meliputi:
1) membubuhkan larutan netralisator ke dalam air sesuai
perhitungan apabila pH kurang dari 6,5 atau lebih dari
8,5;
2) mengambil sampel air minum untuk diperiksa di
laboratorium;
3) menentukan dan membuat dosis desinfektan apabila perlu
ditambahkan;
4) membubuhkan desinfektan sesuai kebutuhan;
5) mendistribusikan air ke pelanggan;
6) mengoperasikan pompa apabila distribusi air ke pelanggan
menggunakan sistem perpompaan;
7) mengoperasikan genset apabila sumber lsitrik PLN mati
atau tidak ada;
8) mengatur bukaan katup ke pipa distribusi;
9) mengatur operasi katup inlet dan outlet pada reservoir
untuk menjaga ketinggian muka air reservoir sesuai
dengan ketentuannya (water level control) untuk operasi
manual;
10) membaca dan mencatat debit air yang masuk dan keluar
ke/dari reservoir melalui water meter di pipa inlet/pipa
outlet; dan
11) mencetak data debit/aliran yang terbaca di ultrasonic flow
meter atau meter air sejenis yang bekerja secara otomatis.

jdih.pu.go.id
- 411 –

c. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi membuat laporan pengoperasian
reservoir.
7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Monitoring (FM) tentang Kualitas Air;
b. Formulir Monitoring (FM) tentang Operasi Panel;
c. Formulir Monitoring (FM) tentang Debit Air;
d. Formulir Isian (FI) tentang Debit Air;
e. Formulir Isian (FI) tentang Operasi Panel;
f. Formulir Isian (FI) tentang Laporan Hasil Pencatatan
Pelaksanaan Pengoperasian Reservoir;
g. IK Pembubuhan Dosis Netralisator;
h. IK Pembubuhan Dosis Desinfektan;
i. IK Pemeriksaan Sisa Klor;
j. IK Pembubuhan Dosis Netralisator;
k. IK Pengambilan Sampel Air;
l. IK Pengoperasian Panel Kontrol;
m. IK Pembacaan Meter Air;
n. IK Pengoperasian MeterAir Otomatis (Ultrasonic Flow Meter);
o. IK Pembuatan Laporan;
p. IK K3L APD;
q. IK K3L APAR; dan
r. POS Pengoperasian Mekanikal dan Elektrikal.

jdih.pu.go.id
- 412 –

2 ) Diagram Alir Prosedur Pengoperasian Reservoir

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


DISTRIBUSI
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
OO Pengoperasian Reservoir HALAMAN:

Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai a. IK 1) Pelaksana
Pembubuhan Sistem
Dosis Pengaliran/
Netralisator Pelaksana
Persiapan :
b. IK yang Terkait
7. mengecek dan memastikan katup
Pembubuhan
inlet reservoir dalam posisi terbuka
Dosis
untuk menerima suplai/pasokan air
Desinfektan
minum dari unit produksi; dan
c. IK Pemeriksaan
8. mengecek pH.
Sisa Klor
d. IK K3L APD

2) Pelaksana
e. FM Kualitas
Sistem
Air
pH ≤ 6,5 Pengaliran/
Ya f. IK
atau pH Pelaksana
Pembubuhan
≥ 8,5? yang Terkait
Dosis
3) Staf
Netralisator
Sampling
g. IK K3L APD
Pembubuhan Larutan h. IK K3L APAR
Netralisator:
3. membubuhkan larutan
Tidak netralisator ke dalam
air sesuai perhitungan.

A B

jdih.pu.go.id
- 413 –

A B i. IK 4) Pelaksana
Pengambilan Sistem
Sampel Air Pengaliran
j. IK K3L APD /
Pengambilan Sampel Air
Pelaksana
Minum di Reservoir:
yang
4. mengambil sampel air
Terkait
minum untuk diperiksa
5) Staf
di laboratorium.
Sampling
6) Analis
Kimia dan
Fisika

7) Pelaksana
k. FM Kualitas
Sistem
Air
Perlu Pengaliran
Ya l. IK
Tambahan /
Pembubuhan
Dosis Pelaksana
Dosis
Desinfektan yang
Desinfektan
? Terkait
Pembubuhan m. IK
Larutan 8) Analis
Pengambilan
Desinfektan: Kimia dan
Sampel Air
5. membubuhkan Fisika
n. IK K3L APD
desinfektan
Tidak sesuai
kebutuhan.

Pendistribusian Air:
6. mendistribusikan air ke
pelanggan.

jdih.pu.go.id
- 414 –

C 9) Pelaksana
o. FI Operasi
Panel Sistem
p. FM Operasi Pengaliran
Panel /
q. IK Pelaksana
Distribusi
Pengoperasian yang
dengan Ya
Panel Kontrol Terkait
sistem
r. IK K3L APD 10) Operator
pompa?
s. POS Mekanikal
Pengoperasian Pompa: Pengoperasian Trandist
7. mengoperasikan Mekanikal dan 11) Operator
pompa. Elektrikal
Elektrikal
Trandist

Tidak
Sumber Tidak
Listrik
PLN?

Pengoperasian
Ya Genset:
8. mengoperasi
kan genset.

Pengaturan Katup ke Pipa Distribusi: t. IK 12) Pelaksana


9. mengatur bukaan katup ke pipa Pengoperasian Sistem
distribusi; dan Katup Pengaliran
10. mengatur operasi katup inlet dan u. IK /
outlet pada reservoir untuk menjaga Pengoperasian Pelaksana
ketinggian muka air reservoir sesuai Water Level yang
dengan ketentuannya (water level Control Terkait
control) untuk operasi manual. v. IK K3L APD

jdih.pu.go.id
- 415 –

D w. FI Debit Air 13) Pelaksana


x. FM Debit Air Sistem
y. IK Pembacaan Pengaliran
Meter Air /
Pengukuran Debit Air:
z. IK Pelaksana
11. membaca dan mencatat debit air Pengoperasian
yang masuk dan keluar ke/dari yang
Meter Air Terkait
reservoir melalui water meter di pipa Otomatis
inlet/pipa outlet; dan (Ultrasonic Flow
12. mencetak data debit/aliran yang Meter)
terbaca di ultrasonic flow meter atau aa. IK K3L APD
meter air sejenis yang bekerja secara
otomatis.

14) Supervisor
bb. FI Laporan
Pelaporan: Pengaliran
Hasil
13. membuat laporan pengoperasian dan
Pencatatan
reservoir. Pemelihara
Pelaksanaan
an
Pengoperasian
Jaringan
Reservoir
15) Pelaksana
Selesai cc. IK Pembuatan
Sistem
Laporan
Pengaliran
dd. IK K3L APD
/
Pelaksana
yang
Terkait
Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan pos tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/Manajer Direktur/Dirut


Terkait Terkait

jdih.pu.go.id
- 416 –

pp. POS PEMELIHARAAN RESERVOIR

Gambar 1. Reservoir Pada Unit Distribusi

SAMBUNGAN
LANGGANAN (SL)

jdih.pu.go.id
- 417 –

1) Model Prosedur Pemeliharaan Reservoir

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


DISTRIBUSI
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
PP Pemeliharaan Reservoir HALAMAN:
1. Tujuan
Memelihara reservoir dan bangunan penunjang lainnya untuk
menjaga agar dapat beroperasi sesuai ketentuannya dalam periode
waktu yang lebih lama.

2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pemeliharaan reservoir meliputi:
a. memelihara secara rutin sarana dan prasarana reservoir dan
lingkungan sekitarnya;
b. memelihara secara berkala sarana dan prasarana reservoir,
melakukan identifikasi kerusakan dan melakukan perbaikan
kerusakan sarana dan prasarana reservoir; dan
c. menyusun laporan kerusakan dan hasil pemeliharaan.

3. Definisi
a. Unit distribusi
sarana untuk mengalirkan air minum dari titik akhir pipa
transmisi air minum sampai unit pelayanan.

b. Pengoperasian sarana sistem penyediaan air minum


rangkaian kegiatan pengoperasian pada sebagian dan/atau
seluruh unit SPAM yang bertujuan untuk menjalankan,
mengamati, dan menghentikan unit-unit tersebut agar berjalan
secara berkesinambungan.

c. Reservoir
tempat penyimpanan air untuk sementara sebelum
didistribusikan kepada pelanggan atau konsumen.

d. Reservoir penyeimbang
reservoir yang menampung kelebihan air pada saat pemakaian
air oleh konsumen relatif kecil daripada air yang masuk,
kemudian air didistribusikan kembali pada saat pemakaian air
oleh konsumen relatif besar daripada air yang masuk.

e. Pompa
alat dengan bantuan motor yang berfungsi mengalirkan air ke
tempat yang telah ditentukan dengan debit dan tinggi tekan
(head) yang telah ditentukan.

f. Peralatan mekanikal
pompa, pipa, dan aksesoris, katup (valve), diesel, dan lain-lain.

g. Peralatan elektrikal
generator, motor listrik, panel listrik, dan perlengkapannya.

h. Pemeliharaan rutin
pemeliharaan yang dilakukan secara rutin guna menjaga usia

jdih.pu.go.id
- 418 –

pakai dan unit SPAM tanpa penggantian peralatan/suku


cadang.

i. Pemeliharaan berkala
pemeliharaan yang dilakukan secara berkala (dalam periode
lebih lama dari pemeliharaan rutin) guna memperpanjang usia
pakai unit SPAM yang biasanya diikuti dengan penggantian
suku cadang.

j. Manhole
lubang/bukaan di bak atau saluran air sebagai jalan masuk
manusia ketika melakukan pengoperasian, pengecekan, dan
pemeliharaan.

k. Sarana
segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai
maksud dan tujuan, alat atau media.

l. Prasarana
segala sesuatu yang merupakan penunjang utama
terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek
dan sebagainya).

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum.
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.
e. Standar Kualitas Air Minum menurut Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan Kerja)


Peralatan K3L yang digunakan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.

b. Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)


kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi
antara lain perban, obat merah dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri
dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh
pemerintah melalui Departemen Tenaga Kerja Republik
Indonesia.

jdih.pu.go.id
- 419 –

Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi


adalah:
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai
pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat
pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk
melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas,
cairan kimia, dan sebagainya.
3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat
pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi
yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan
bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-
masing pekerjaan.
4) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung
dari kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau
pakaian kantornya.
d. Rambu – rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.

6. Uraian Prosedur
a. Pemeliharaan
1) Tahap pemeliharaan rutin meliputi:
a) Lingkungan
membersihkan lingkungan di sekitar reservoir dari
tanaman liar, sampah, sisa bahan kimia, dan
kotoran/material-material lainnya yang mengotori
lingkungan reservoir.

b) Reservoir dan Bangunan Penunjang


1. mengidentifikasi kerusakan-kerusakan yang ada
pada bangunan reservoir dan perlengkapannya,
sarana/bangunan penunjang seperti rumah
pompa, genset, gudang;
2. memeriksa kondisi fisik bangunan reservoir,
rumah pompa dan genset terhadap rembesan air
(bocor) dan keretakan bangunan;
3. membersihkan ruang operator dan rumah jaga;
4. membersihkan dan mengeringkan
bangunan/rumah pompa/genset dari sampah,
tumbuhan liar, dan genangan air; dan
5. membersihkan gudang penyimpanan bahan
kimia.

2) Tahap pemeliharaan berkala meliputi:


Reservoir dan Bangunan Penunjang
a) memeriksa dan memperbaiki konstruksi reservoir,
bangunan rumah pompa, dan genset dari kerusakan
fisik seperti retak/bocor;
b) mengecat reservoir, bangunan rumah pompa, dan
genset berikut sarana penunjang dan akessorisnya;
c) memeriksa kondisi fisik bak katup, tutup
manhole/bak, trust block, dan bangunan penunjang
lainnya; dan
d) menguras reservoir dan membersihkan screener serta

jdih.pu.go.id
- 420 –

melakukan sterilisasi setelah pengurasan.

b. Identifikasi kerusakan sarana dan prasarana


Tahap identfikasi kerusakan sarana dan prasarana meliputi
mengidentifikasi kerusakan-kerusakan yang ada pada
bangunan reservoir dan perlengkapannya, sarana penunjang
seperti rumah pompa, genset, peralatan ME serta instrumentasi
dan lain-lain.

c. Perbaikan kerusakan sarana dan prasarana


Tahap perbaikan kerusakan sarana dan prasarana meliputi:
1) memperbaiki kerusakan tanpa penggantian peralatan atau
suku cadang; dan
2) memperbaiki kerusakan dengan penggantian peralatan
atau suku cadang.

d. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi:
1) menyusun laporan hasil pemeliharaan sarana dan
prasarana; dan
2) menyusun laporan perbaikan kerusakan.

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Monitoring (FM) tentang Kebersihan Lingkungan dan
Bangunan;
b. Formulir Monitoring (FM) tentang Kerusakan Bangunan dan
Peralatan ME;
c. Formulir Isian (FI) tentang Permintaan Barang;
d. IK Pemeliharaan Katup;
e. IK Pemeliharaan Alat-Alat Ukur;
f. IK Pengurasan Reservoir;
g. IK Pengecatan;
h. IK Kalibrasi/Tera Ulang Alat Ukur;
i. IK Kebersihan Lingkungan dan Bangunan;
j. IK Perbaikan Sarana dan Prasarana;
k. IK Pembuatan Laporan;
l. IK K3L APD;
m. IK K3L APAR;
n. POS Kerjasama Pemeliharaan dengan Pihak Ketiga;
o. Laporan Tingkat Kerusakan;
p. Laporan Rekomendasi;
q. Laporan Hasil Pencatatan dan Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana; dan
r. Laporan Kerusakan Sarana dan Prasarana.

jdih.pu.go.id
- 421 –

2 ) Diagram Alir Prosedur Pemeliharaan Reservoir

UNIT SPAM:
LOGO dan KOP
DISTRIBUSI
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
PP Pemeliharaan Reservoir HALAMAN:

Mulai

Pemeliharaan Rutin: a. FM Kebersihan 1) Staf


Lingkungan Pemeliharaan
Lingkungan Bangunan
1. membersihkan llingkungan di sekitar
reservoir dari tanaman liar, sampah, sisa dan Bangunan IPA/Staf yang
bahan kimia dan kotoran/material-material b. IK Kebersihan terkait
lainnya yang mengotori lingkungan reservor. Lingkungan
Reservoir dan Bangunan Penunjang Dan Bangunan
2. mengindentifikasi kerusakan-kerusakan yang c. IK K3L APD
ada pada bangunan reservoir dan
perlengkapannya, sarana/bangunan
penunjang seperti rumah pompa, genset,
gudang;
3. memeriksa kondisi fisik bangunan reservoir,
rumah pompa, dan genset terhadap rembesan
air (bocor) dan keretakan bangunan;
4. membersihkan ruang operator dan rumah jaga;
dan
5. membersihkan dan mengeringkan
bangunan/rumah pompa/genset dari sampah,
tumbuhan liar, dan genangan air.

2) Staf
Pemeliharaan Berkala: d. FM Pemeliharaan
Reservoir dan Bangunan Penunjang Kerusakan Bangunan
6. memeriksa dan memperbaiki konstruksi IPA/Staf Yang
Bangunan
reservoir, bangunan rumah pompa dan Terkait
genset dari kerusakan fisik seperti dan Peralatan 3) Pelaksana
retak/bocor; ME Pemeliharaan
7. mengecat reservoir, bangunan rumah e. IK Mekanikal
pompa dan genset berikut sarana Trandist/
penunjang dan aksesorisnya; Pemeliharaan
Pelaksana
8. memeriksa kondisi fisik bak katup, tutup Katup
yang Terkait
manhole/bak, trust block dan bangunan f. IK 4) Pelaksana
penunjang lainnya; dan Pemeliharaan Pemeliharaan
9. menguras reservoir dan membersihkan
Alat – Alat Elektrikal
screener serta melakukan sterilisasi setelah
Ukur Trandist
pengurasan.
g. IK K3L APD

jdih.pu.go.id
- 422 –

A h. FI Kondisi 5) Staf
Kerusakan Pemeliharaan
i. Bangunan Bangunan
Mengecek adanya kerusakan sarana dan Peralatan IPA/Staf Yang
dan prasarana: Terkait
ME 6) Pelaksana
j. IK K3L APD Pemeliharaan
k. POS Mekanikal
Kerjasama Trandist
Pemeliharaan 7) Pelaksana
Pemeliharaan
dengan pihak Elektrikal
Ada ketiga Trandist
kerusakan Ya 8) Pihak Ketiga
sarana
dan
prasarana
?

Identifikasi Tingkat
Kerusakan Sarana dan
Prasarana:
10. mengidentifikasi
kerusakan-kerusakan
yang ada pada bangunan
reservoir dan
Tidak perlengkapannya, sarana
penunjang seperti rumah
pompa, genset, peralatan
ME serta instrumentasi
dan lain - lain.

Analisis Tingkat Kerusakan:


11. analisis tingkat
kerusakan;
12. koordinasi dengan unit
kerja terkait untuk
rencana perbaikan.

B C

jdih.pu.go.id
- 423 –

B C

Tidak
l. Laporan Tingkat
9) Staf
Kerjasama dengan Kerusakan Pemeliharaan
Pihak Ketiga m. FI Permintaan Bangunan
Barang IPA/Staf yang
n. IK Perbaikan Terkait
Ya 10) Pelaksana
Sarana dan
Pemeliharaan
Prasarana Mekanikal
o. IK K3L APD Trandist
Perbaikan p. POS Kerjasama 11) Pelaksana
Perbaikan Kerusakan Sarana dan Pemeliharaan
Sendiri? Pemeliharaan
Prasarana: Elektrikal
13. memperbaiki kerusakan dengan pihak
Trandist
tanpa penggantian peralatan ketiga 12) Pihak
atau suku cadang; dan Ketiga
14. memperbaiki kerusakan
dengan penggantian
peralatan atau suku cadang.
q. Laporan Hasil 13) Staf
Pencatatan dan Pemeliharaan
Pemeliharaan Bangunan
Sarana dan IPA/Staf yang
Terkait
Prasarana 14) Pelaksana
r. Laporan Pemeliharaan
Kerusakan Mekanikal
Sarana dan Trandist
Prasarana 15) Pelaksana
Pemeliharaan
Pelaporan : s. IK Pembuatan Elektrikal
15. menyusun laporan hasil Laporan Trandist
pemeliharaan sarana dan prasarana; t. IK K3L APAR
dan u. K3L APD
16. menyusun laporan perbaikan
kerusakan.

Selesai

jdih.pu.go.id
- 424 –

Keterangan :

alur proses selanjutnya


batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan pos tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/ Dirtek/Dirum/ Direktur/Dirut


Manajer Terkait Manajer Terkait

jdih.pu.go.id
- 425 –

qq. POS PENGOPERASIAN SISTEM ZONA

Gambar 1. Sistem Zona pada Unit Distribusi

SAMBUNGAN
LANGGANAN (SL)

Gambar 2. Skema Pengoperasian Sistem Zona Distribusi

jdih.pu.go.id
- 426 –

1) Model Prosedur Pengoperasian Sistem Zona

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


DISTRIBUSI
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
QQ Pengoperasian Sistem Zona HALAMAN:

1. Tujuan
Untuk memudahkan pengelolaan jaringan distribusi dalam
pengaturan dan pengawasan pada area tertentu.

2. Ruang Lingkup
Kegiatan pengoperasian sistem zona yang meliputi:
a. mempersiapkan dengan memeriksa alat ukur yang terpasang
pada jaringan pipa distribusi, accessories perpipaan dan
bangunan penunjangnya;
b. melaksanakan kegiatan dengan memeriksa kondisi aliran dan
tekanan, membaca, dan mencatat aliran pada meter zone/
district meter area (DMA);
c. melakukan pengawasan dengan memantau kondisi aliran dan
tekanan air pada zona distribusi, data fluktuasi pemakaian air
dan perkembangan kehilangan air (NRW); dan
d. melakukan kegiatan pelaporan.

3. Definisi
a. Unit distribusi
sarana untuk mengalirkan air minum dari titik akhir pipa
transmisi air minum sampai unit pelayanan.
b. Pengoperasian sarana sistem penyediaan air minum
rangkaian kegiatan pengoperasian pada sebagian dan/atau
seluruh unit SPAM yang bertujuan untuk menjalankan,
mengamati, dan menghentikan unit-unit tersebut agar berjalan
secara berkesinambungan.
c. Pipa distribusi
pipa yang dipergunakan untuk mendistribusikan air minum
dari reservoir ke pelanggan atau konsumen.
d. Jaringan pipa distribusi
ruas pipa pembawa air dari bak penampung reservoir sampai
unit pelayanan.
e. Zona distribusi
suatu area pelayanan dalam wilayah pelayanan air minum yang
dibatasi oleh pipa jaringan distribusi utama (distribusi primer).
f. District Meter Area (DMA)
suatu area pelayanan tertentu dari jaringan distribusi yang
dapat diisolasi baik dengan pemasangan katup atau pemutusan
tetap yang dilengkapi dengan meter distrik pada pipa inlet ke
zona.

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum

jdih.pu.go.id
- 427 –

b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor


PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan Kerja)


Perlengkapan K3L yang digunakan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi
antara lain perban, obat merah dan lain-lain
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri
dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh
pemerintah melalui Departemen Tenaga Kerja Republik
Indonesia.
Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi
adalah:
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai
pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat
pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk
melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas,
cairan kimia, dan sebagainya.
3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat
pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi
yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan
bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-
masing pekerjaan.
4) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung
dari kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau
pakaian kantornya.
5) Rain Coat atau Jas Hujan berfungsi melindungi dari
percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan
atau sedang mencuci alat).
d. Rambu-rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.

6. Uraian Prosedur
a. Persiapan
Tahap persiapan meliputi:
1) memeriksa alat ukur tekanan & aliran yang terpasang pada
jaringan pipa distribusi seperti manometer, flowmeter;
2) memeriksa fasilitas pengoperasian perpipaan berikut
bangunan penunjangnya seperti katup; dan
3) menyiapakan peralatan yang diperlukan untuk

jdih.pu.go.id
- 428 –

pengoperasian sistem zona.

b. Pengoperasian jaringan pipa


Tahap pengoperasian jaringan pipa meliputi:
1) memeriksa kondisi aliran dan tekanan pada jaringan pipa
melalui alat ukur yg tersedia dan/atau pada aliran di
pelanggan;
2) membaca & mencatat aliran pada meter zone/district meter
area (DMA); dan
3) mengatur bukaan katup untuk mengatur aliran zona
distribusi atau jika sewaktu-waktu dilakukan isolasi
area/blocking area.

c. Pemantauan Zona
Tahap pemantauan zona meliputi:
a. memantau kondisi aliran dan tekanan air pada zona
distribusi;
b. memantau data fluktuasi pemakaian air yang terbaca pada
meter zona (DMA); dan
c. memantau perkembangan kehilangan air (NRW).

d. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi membuat laporan hasil kegiatan
pengoperasian sistem zona.

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Monitoring (FM) tentang Debit/Aliran Air Zona;
b. Formulir Isian (FI) tentang Data Pembacaan Meter Air;
c. IK Pengoperasian Meter Air;
d. IK Pengoperasian Alat Ukur Tekanan;
e. IK Pembacaan Alat Ukur Aliran dan Tekanan Air;
f. IK Pengoperasian Katup Zona;
g. IK Pembuatan Laporan;
h. IK K3L APD;
i. IK K3L APAR; dan
j. POS Pengoperasian Mekanikal dan Elektrikal.

jdih.pu.go.id
- 429 –

2 ) Diagram Alir Prosedur Pengoperasian Sistem Zona

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


DISTRIBUSI
NO. JUDUL POS REVISI KE:
POS Pengoperasian Sistem Zona HALAMAN:
QQ
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai a. IK 1) Pelaksana
Pengoperasian Sistem
Alat Ukur Pengaliran/
Tahap Persiapan : Tekanan Pelaksana
1. memeriksa alat ukur tekanan & b. IK yang
aliran yang terpasang pada jaringan Pengoperasian Terkait
pipa distribusi seperti manometer, Meter Air
flowmeter; c. IK K3L APD
2. memeriksa fasilitas pengoperasian d. POS
perpipaan berikut bangunan Pengoperasian
penunjangnya seperti katup; dan Mekanikal dan
3. menyiapakan peralatan yang Elektrikal
diperlukan untuk pengoperasian
sistem zona.

e. FI Data 2) Pelaksana
Pengoperasian Jaringan Pipa Zona: Pembacaan Sistem
4. memeriksa kondisi aliran dan Meter Air Pengaliran/
tekanan pada jaringan pipa melalui f. IK Pembacaan Pelaksana
alat ukur yg tersedia dan/atau pada Alat Ukur yang
aliran di pelanggan; Terkait
Aliran dan
5. membaca dan mencatat aliran pada Tekanan Air
meter zone/district meter area (DMA); g. IK
dan Pengoperasian
6. mengatur bukaan katup untuk Katup Zona
mengatur aliran zona distribusi atau h. IK K3L APD
jika sewaktu-waktu dilakukan isolasi
area/ blocking area.

jdih.pu.go.id
- 430 –

A i. FM Debit/Aliran 3) Supervisor
Air Zona Pengaliran
j. IK dan
Pengoperasian Pemelihara
Pemantauan Zona : an
Katup
7. memantau kondisi aliran dan Jaringan
k. IK K3L APD 4) Pelaksana
tekanan air pada zona distribusi;
l. POS Sistem
8. memantau data fluktuasi pemakaian
Penanganan Pengaliran/
air yang terbaca pada meter zona
Kebocoran Air Pelaksana
(DMA); dan yang
9. memantau perkembangan kehilangan Terkait
air (NRW).

5) Supervisor
Pelaporan : m. IK Pembuatan
Pengaliran
10. membuat laporan hasil kegiatan Laporan dan
pengoperasian sistem zona. n. IK K3L APAR Pemelihara
an
Jaringan
6) Pelaksana
Selesai Sistem
Pengaliran/
Pelaksana
yang
Terkait

Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan pos tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/ Direktur/Dirut


Terkait Manajer Terkait

jdih.pu.go.id
- 431 –

rr. POS PEMELIHARAAN SISTEM ZONA

Gambar 1. Sistem Zona pada Unit Distribusi

SAMBUNGAN
LANGGANAN (SL)

Gambar 2. Skema Pemeliharaan Sistem Zona Distribusi

Keterangan :
Sistem Zona merupakan bagian dari Unit Distribusi dalam Sistem Penyediaan
Air Minum

jdih.pu.go.id
- 432 –

1) Model Prosedur Pemeliharaan Sistem Zona

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


DISTRIBUSI
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
RR Pemeliharaan Sistem Zona HALAMAN:

1. Tujuan
Memelihara sarana dan prasarana pada sistem zona untuk tetap
beroperasi sesuai dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan
sehingga kinerja operasi sistem zona berjalan sebagaimana
mestinya.

2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pemeliharaan sistem zona meliputi:
a. memelihara secara rutin sarana dan prasarana sistem zona dan
lingkungan sekitarnya;
b. memelihara secara berkala sarana dan prasarana sistem zona;
c. melakukan Identifikasi kerusakan dan memperbaiki kerusakan
sarana dan prasarana sistem zona; dan
d. menyusun laporan kerusakan dan hasil pemeliharaan.

3. Definisi
a. Unit distribusi
sarana untuk mengalirkan air minum dari titik akhir pipa
transmisi air minum sampai unit pelayanan.

b. Pengoperasian sarana sistem penyediaan air minum


rangkaian kegiatan pengoperasian pada sebagian dan/atau
seluruh unit SPAM yang bertujuan untuk menjalankan,
mengamati, dan menghentikan unit-unit tersebut agar berjalan
secara berkesinambungan.

c. Pipa distribusi
pipa yang dipergunakan untuk mendistribusikan air minum
dari reservoir ke pelanggan atau konsumen.

d. Jaringan pipa distribusi


ruas pipa pembawa air dari bak penampung reservoir sampai
unit pelayanan.

e. Zona distribusi
suatu area pelayanan dalam wilayah pelayanan air minum yang
dibatasi oleh pipa jaringan distribusi utama (distribusi primer).

f. District Meter Area (DMA)


suatu area pelayanan tertentu dari jaringan distribusi yang
dapat diisolasi baik dengan pemasangan katup atau pemutusan
tetap yang dilengkapi dengan meter distrik pada pipa inlet ke
zona.

jdih.pu.go.id
- 433 –

g. Pemeliharaan rutin
pemeliharaan yang dilakukan secara rutin guna menjaga usia
pakai dan unit SPAM tanpa penggantian peralatan/suku
cadang.

h. Pemeliharaan berkala
pemeliharaan yang dilakukan secara berkala (dalam periode
lebih lama dari pemeliharaan rutin) guna memperpanjang usia
pakai unit SPAM yang biasanya diikuti dengan penggantian
suku cadang.

i. Rehabilitasi
perbaikan salah satu, sebagian atau seluruh unit SPAM agar
dapat berfungsi secara normal kembali.

j. Sarana
segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam
mencapai maksud dan tujuan, alat atau media.

k. Prasarana
segala sesuatu yang merupakan penunjang utama
terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek
dan sebagainya).

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan


Kerja)
Perlengkapan K3L yang digunakan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi
antara lain perban, obat merah dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri
dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh
pemerintah melalui Departemen Tenaga Kerja Republik
Indonesia.

jdih.pu.go.id
- 434 –

Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi


adalah:
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai
pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat
pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk
melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda
panas, cairan kimia, dan sebagainya.
3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat
pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi
yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan
bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-
masing pekerjaan.
4) Rain coat atau jas hujan berfungsi sebagai pelindung dari
percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan
atau sedang mencuci alat).
5) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung
dari kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau
pakaian kantornya.
6) Rompi spotlight berfungsi melindungi pekerja agar mudah
terlihat atau mempunyai efek flouresensi ketika terkena
cahaya.
d. Rambu-rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.

6. Uraian Prosedur
a. Pipa distribusi air minum dalam zona
1) Tahap pemeliharaan rutin meliputi:
a) memeriksa kondisi fisik dan operasi alat ukur
tekanan air (manometer) yang terpasang pada pipa
distribusi;
b) memeriksa kondisi perpipaan, katup dan
aksesorisnya dari kebocoran dan pengkaratan;
c) membersihkan alat-alat ukur dari kotoran-kotoran,
sampah, timbunan tanah, dan lain-lain agar mudah
dibaca;
d) memeriksa jalur distribusi air minum, apakah ada
kebocoran/kerusakan;
e) membersihkan pipa yang terbuka (tidak tertanam)
dari sampah-sampah, puing-puing bangunan serta
tumbuhan liar yang dapat mengganggu; dan
f) memeriksa apakah ada rembesan-rembesan air dan
retakan pada bangunan air tanda ada kebocoran.
2) Tahap pemeliharaan berkala meliputi:
a) mengganti dan mengencangkan gasket, mur atau
baut pada sistem perpipaan bila diperlukan; dan
b) melakukan pengecatan pada pipa besi/baja (logam)
dan struktur besi/baja lainnya yang tidak tertanam
agar tidak cepat mengalami pengkaratan& kerusakan
seperti pada jembatan pipa.

b. Bangunan dan sarana penunjang (bak/katup, trustblock, dan


lain-lain)
1) Tahap pemeliharaan rutin meliputi memeriksa kondisi fisik
bak katup, tutup manhole/bak, trust block, dan bangunan
penunjang lainnya.
2) Tahap pemeliharaan berkala meliputi:

jdih.pu.go.id
- 435 –

a) mengecat bak katup, trust block, manhole, dan


bangunan penunjang lainnya secara berkala;
b) membersihkan bak katup, trustblock dari kotoran,
dan timbunan sampah serta akar tumbuh-tumbuhan;
dan
c) mengecat ulang bangunan-bangunan air yang ada
pada unit distribusi.

c. Identifikasi kerusakan sarana dan prasarana


Tahap identifikasi kerusakan sarana dan prasarana meliputi:
1) mengidentifikasi setiap kerusakan pada pipa distribusi
dalam zona beserta fitting, aksesoris, dan bangunan
penunjangnya seperti jembatan pipa, karena berbagai
akibat seperti terkena alat berat, gempa, tanah longsor,
faktor usia, dan faktor lainnya; dan
2) melakukan analisis tingkat kerusakan.

d. Perbaikan kerusakan/kebocoran sarana dan prasarana


Tahap perbaikan kerusakan/kebocoran sarana dan prasarana
meliputi:
1) memperbaiki/mengganti kerusakan sarana dan prasarana
oleh tenaga/staf yang ada; dan
2) memperbaiki/mengganti kerusakan sarana dan prasarana
oleh pihak ketiga.

e. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi membuat laporan pemeliharaan
sistem zona.

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Monitoring (FM) tentang Kondisi Pipa Transmisi dan
Distribusi serta Aksesorisnya;
b. Formulir Isian (FI) tentang Laporan Kerusakan;
c. Formulir Isian (FI) tentang Permintaan Barang;
d. IK Pemeliharaan Katup;
e. IK Pemeliharaan Alat-Alat Ukur;
f. IK Pemeliharaan Bak Katup;
g. IK Pengecatan Bangunan Sipil dan Besi/Baja;
h. IK Pemeliharaan Tangki Hydrophor;
i. IK Pembuatan Laporan;
j. IK K3L APAR;
k. IK K3L APD;
l. POS Pengoperasian Pipa Transmsisi dan Distribusi;
m. POS Pemeliharaan Pipa Transmisi dan Distribusi; dan
n. POS Kerjasama Pemeliharaan dengan Pihak Ketiga.

jdih.pu.go.id
- 436 –

2 ) Diagram Alir Prosedur Pemeliharaan Sistem Zona

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


DISTRIBUSI
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
RR Pemeliharaan Sistem Zona HALAMAN:
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai

Pemeliharaan Sistem Zona: a. FM Kondisi 1) Pelaksana


Pemeliharaan Rutin, meliputi: Pipa Transmisi Pemeliharaan
1. memeriksa kondisi fisik dan operasi alat dan Distribusi Jaringan/
ukur tekanan air (manometer) yang Serta Pelaksana
terpasang pada pipa distribusi; Aksesorisnya yang Terkait
2. memeriksa kondisi perpipaan, katup, b. IK
dan aksesorisnya dari kebocoran dan Pemeliharaan
pengkaratan; Katup
3. membersihkan alat-alat ukur dari c. IK
kotoran-kotoran, sampah, timbunan Pemeliharaan
tanah, dan lain-lain agar mudah dibaca; Alat-Alat Ukur
4. memeriksa jalur distribusi air minum, d. IK K3L APD
apakah ada kebocoran/kerusakan; e. POS
5. membersihkan pipa yang terbuka (tidak Pengoperasian
tertanam) dari sampah-sampah, puing- Pipa
puing bangunan serta tumbuhan liar Transmsisi dan
yang dapat mengganggu; dan Distribusi
6. memeriksa apakah ada rembesan- f. POS
rembesan air dan retakan pada Pemeliharaan
bangunan air tanda ada kebocoran. Pipa Transmisi
dan Distribusi
Pemeliharaan Berkala, meliputi:
7. mengganti dan mengencangkan gasket,
mur atau baut pada sistem perpipaan
bila diperlukan; dan
8. melakukan pengecatan pada pipa
besi/baja (logam) dan struktur
besi/baja lainnya yang tidak tertanam
agar tidak cepat mengalami
pengkaratan& kerusakan seperti pada
jembatan pipa.

jdih.pu.go.id
- 437 –

A
g. IK
Pemeliharaan Bangunan Penunjang (Bak Pemeliharaan
2) Pelaksana
Katup, Trustblock, dan lain-lain): Bak Katup
Pemeliharaan
Pemeliharaan Rutin, meliputi: h. IK
Jaringan/
9. memeriksa kondisi fisik bak katup, Pemeliharaan
Pelaksana
tutup manhole/bak, trust block, dan Alat-Alat
yang Terkait
bangunan penunjang lainnya. Ukur
i. IK
Pemeliharaan Berkala, meliputi: Pengecatan
10. mengecat bak katup, trust block, Bangunan
manhole dan bangunan penunjang Sipil dan
lainnya secara berkala; Besi/ Baja
11. membersihkan bak katup, trustblock j. IK K3L APAR
dari kotoran dan timbunan sampah k. IK K3L APD
serta akar tumbuh-tumbuhan; dan
12. mengecat ulang bangunan-bangunan
air yang ada pada unit distribusi.

3) Pelaksana
l. FI Laporan
Ya Pemeliharaan
Ada Kerusakan
Jaringan/
kerusakan m. IK
Pelaksana
sarana dan Pemeliharaan
yang Terkait
prasarana? Tangki
Hydrophor
Identifikasi Kerusakan n. IK
Sarana dan Prasarana : Pemeliharaan
13. mengidentifikasi setiap Alat-Alat
kerusakan pada pipa Ukur
distribusi dalam zona o. IK
beserta fitting, aksesoris, Pemeliharaan
dan bangunan Katup
Tidak penunjangnya seperti p. IK K3L APAR
jembatan pipa, karena q. IK K3L APD
berbagai akibat seperti
terkena alat berat,
gempa, tanah longsor,
faktor usia dan faktor
lainnya; dan
14. melakukan analisis
tingkat kerusakan.

B C

jdih.pu.go.id
- 438 –

B C

4) Pelaksana
Rencana Tindak atas r. FI Permintaan
Pemeliharaan
kerusakan yang terjadi : Barang
Jaringan/
15. memperbaiki/mengganti s. IK K3L APAR
Pelaksana
kerusakan sarana dan t. IK K3L APD
yang Terkait
prasarana oleh u. POS
tenaga/staf yang ada; Kerjasama
dan Pemeliharaan
16. memperbaiki/mengganti dengan Pihak
kerusakan sarana dan Ketiga
prasarana oleh pihak
ketiga.

Pelaporan : v. IK Pembuatan 5) Pelaksana


17. membuat laporan pemeliharaan Laporan Pemeliharaan
sistem zona. w. IK K3L APAR Jaringan/
Pelaksana
yang Terkait
Selesai

Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/ pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan pos tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/Manajer Direktur/Dirut


Terkait Terkait

jdih.pu.go.id
- 439 –

ss. POS PENGOPERASIAN HIDRAN UMUM

Gambar 1. Pengoperasian Hidran Umum

SAMBUNGAN
LANGGANAN (SL)

Gambar 2. Sistem Hidran Umum

jdih.pu.go.id
- 440 –

1) Model Prosedur Pengoperasian Hidran Umum

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


DISTRIBUSI
NO. JUDUL POS REVISI KE:
POS Pengoperasian Hidran Umum HALAMAN:
SS
1. Tujuan
Untuk memasok/mengalirkan air minumke pelanggan/pengguna
sistem air minum perpipaan yang dimanfaatkan secara komunal.
2. Ruang Lingkup
Kegiatan pengoperasian hidran umum meliputi :
a. mempersiapkan dengan melakukan koordinasi dengan
penanggung jawab hidran umum serta memeriksa kelengkapan
hidran umum sebelum dioperasikan;
b. melaksanakan kegiatan pengoperasian dengan memastikan air
dalam tangki mencukupi, memeriksa dan memastikan meter air
berfungsi dengan baik, pengaturan bukaan katup dan
pencatatan volume pemakaian air;
c. mengawasi pelaksanaan pengoperasian hidran umum; dan
d. melakukan kegiatan pelaporan.
3. Definisi
a. Air minum
air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum.

b. Unit pelayanan
sarana untuk mengambil air minum langsung oleh masyarakat
yang terdiri dari sambungan rumah, hidran umum, dan hidran
kebakaran.

c. Hidran Umum (HU)


wadah penampungan yang berfungsi sebagai sara atau titik
pengambilan air minum.

d. Reservoir
tempat penyimpanan air untuk sementara sebelum
didistribusikan kepada pelanggan atau konsumen.

e. Sambungan rumah
jenis sambungan pelanggan yang mensuplai airnya langsung ke
rumah-rumah biasanya berupa sambungan pipa-pipa distribusi
air melalui meter air dan instalasi pipanya didalam rumah.

f. Meter air (water meter)


alat untuk mengukur volume air yang dipergunakan
pelanggan/konsumen dalam periode waktu tertentu.

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum
b. Peraturan Meneteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor

jdih.pu.go.id
- 441 –

PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan


Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
c. Peraturan Meneteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
d. Peraturan Meneteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.
e. Standar Kualitas Air Minum menurut Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan Kerja)


Perlengakapan K3L yang digunakan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi
antara lain perban, obat merah dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri
dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh
pemerintah melalui Departemen Tenaga Kerja Republik
Indonesia.
Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi
adalah:
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai
pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat
pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk
melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas,
cairan kimia, dan sebagainya.
3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat
pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi
yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan
bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-
masing pekerjaan.
4) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung
dari kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau
pakaian kantornya.
5) Rain coat atau jas hujan berfungsi melindungi dari
percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan
atau sedang mencuci alat).
d. Rambu – rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.
6. Uraian Prosedur
a. Persiapan
Tahap persiapan meliputi:
1) melakukan koordinasi dengan penanggung jawab hidran
umum atau pemilik rekening air hidran umum terkait
dengan alokasi, pemakaian dan pembayaran rekening

jdih.pu.go.id
- 442 –

pemakaian air;
2) memeriksa kelengkapan hidran umum sebelum
dioperasikan seperti meter air dan kran air; dan
3) memastikan air dalam tangki sudah terisi penuh atau
minimal ¾ isi, jika hidran umum dilengkapi dengan tangki
penampungan air/ reservoir.
b. Pengoperasian
Tahap pengoperasian meliputi:
1) memeriksa dan memastikan apakah meter air dan aliran
berjalan dengan baik ;
2) mengatur bukaan katup/kran yang dipasang pada hidran
umum; dan
3) membaca dan mencatat volume pemakaian air.

c. Pengawasan pengoperasian hidran umum


Tahap pengawasan pengoperasian hidran umum meliputi:
1) memantau penggunaan air di hidran umum; dan
2) melakukan pemeriksaan kualitas air ke laboratorium, bila
kualitas kurang baik lakukan pengurasan (POS
Pemeliharaan Hidran Umum).
d. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi mencatat dan membuat laporan
pengoperasian dan pemakaian air melalui hidran umum.

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Monitoring (FM) tentang Meter Air;
b. Formulir Monitoring (FM) tentang Meter Air;
c. Formulir Isian (FI) tentang Pembacaan dan Pencatatan Meter
Air;
d. Formulir Isian (FI) tentang daftar pengguna/penanggung jawab
HU;
e. Formulir Isian (FI) tentang daftar pengguna/penanggung jawab
HU;
f. Formulir Isian (FI) tentang Laporan Hasil Pencatatan
Pelaksanaan Pengoperasian Hidran Umum;
g. POS Pemeliharaan Hidran Umum;
h. IK Pengoperasian Katup;
i. IK Pembuatan Laporan;
j. IK K3L APAR; dan
k. IK K3L APD.

jdih.pu.go.id
- 443 –

2 ) Diagram Alir Prosedur Pengoperasian Hidran Umum

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


DISTRIBUSI
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
SS Pengoperasian Hidran Umum HALAMAN:

Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai

1) Pelaksana
Tahap Persiapan : a. FI daftar
Sistem
1. melakukan koordinasi dengan pengguna/
Pengaliran/
penanggung jawab hidran umum atau penanggung
Pelaksana
pemilik rekening air hidran umum jawab HU
yang Terkait
terkait dengan alokasi, pemakaian, b. IK K3L APD
2) Staf
dan pembayaran rekening pemakaian Administrasi
air; dan Meter Air
2. memeriksa kelengkapan hidran umum
sebelum dioperasikan seperti meter
air dan kran air.

c. IK 3) Pelaksana
Pengoperasian Sistem
HU Katup Pengaliran/
dilengkapi Ya Pelaksana
d. IK K3L APD
Tangki yang Terkait
Air?

Pengecekan Air Dalam


Tangki :
3. memastikan air dalam
Tidak tangki sudah terisi penuh
atau minimal ¾ isi, jika
hidran umum dilengkapi
dengan tangki
penampungan air/
reservoir.

A B

jdih.pu.go.id
- 444 –

A B e. FM Meter Air 4) Pelaksana


f. FI Pembacaan Sistem
& Pencatatan Pengaliran/
Meter Air Pelaksana
Pengoperasian Hidran Umum: yang Terkait
g. IK
4. memeriksa dan memastikan apakah 5) Staf
Pengoperasian
meter air dan aliran berjalan dengan Pencatat
Katup
baik; Meter Air
h. IK K3L APD
5. mengatur bukaan katup/kran yang
dipasang pada hidran umum; dan
6. membaca dan mencatat volume
pemakaian air.

i. FI daftar 6) Pelaksana
Pengawasan Pengoperasian Hidran
pengguna/ Sistem
Umum:
penanggung Pengaliran/
7. memantau penggunaan air di hidran Pelaksana
jawab HU
umum; dan yang Terkait
j. FM Meter Air
8. melakukan pemeriksaan kualitas air 7) Staf Analisis
k. POS
ke laboratorium, bila kualitas kurang Penggunaan
Pemeliharaan
baik lakukan pengurasan sesuai Air
Hidran Umum
dengan POS Pemeliharaan Hidran
l. IK K3L APD
Umum.
m. IK K3L APAR 8) Pelaksana
Sistem
Pengaliran/
Pelaksana
yang Terkait
9) Staf
Pencatat
Meter Air
Pelaporan:
9. mencatat dan membuat laporan
pengoperasian dan pemakaian air
melalui hidran umum.
n. FI Laporan Hasil
Pencatatan
Pelaksanaan
Pengoperasian
Selesai Hidran Umum
o. IK Pembuatan
Laporan
p. IK K3L APAR

jdih.pu.go.id
- 445 –

Keterangan :

alur proses selanjutnya


batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan pos tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/Manajer Direktur/Dirut


Terkait Terkait

jdih.pu.go.id
- 446 –

tt. POS PEMELIHARAAN HIDRAN UMUM

Gambar 1. Pemeliharaan Hidran Umum

SAMBUNGAN
LANGGANAN (SL)

Gambar 2. Sistem Hidran Umum

jdih.pu.go.id
- 447 –

1) Model Prosedur Pemeliharaan Hidran Umum

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


DISTRIBUSI
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
TT Pemeliharaan Hidran Umum HALAMAN:
1. Tujuan
Memelihara sarana dan prasarana pada hidran umum untuk tetap
beroperasi sesuai dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan
sehingga kinerja operasi hidran umum berjalan sebagaimana
mestinya.
2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pemeliharaan hidran umum meliputi:
a. memelihara secara rutin sarana dan prasarana hidran umum
dan lingkungan sekitarnya;
b. memelihara secara berkala sarana dan prasarana hidran
umum;
c. melakukan identifikasi kerusakan dan melakukan perbaikan
kerusakan sarana dan prasarana hidran umum bila ada; dan
d. menyusun laporan kerusakan dan hasil pemeliharaan.
3. Definisi
a. Air minum
air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum.

b. Unit pelayanan
sarana untuk mengambil air minum langsung oleh masyarakat
yang terdiri dari sambungan rumah, hidran umum dan hidran
kebakaran.

c. Hidran Umum (HU)


wadah penampungan yang berfungsi sebagai sara atau titik
pengambilan air minum.

d. Reservoir
tempat penyimpanan air untuk sementara sebelum
didistribusikan kepada pelanggan atau konsumen.

e. Sambungan Rumah (SR)


jenis sambungan pelanggan yang mensuplai airnya langsung ke
rumah-rumah biasanya berupa sambungan pipa-pipa distribusi
air melalui meter air dan instalasi pipanya didalam rumah.

f. Meter air (water meter)


alat untuk mengukur volume air yang dipergunakan
pelanggan/konsumen dalam periode waktu tertentu.

g. Pemeliharaan rutin
pemeliharaan yang dilakukan secara rutin guna menjaga usia
pakai dan unit SPAM tanpa penggantian peralatan/suku
cadang.

jdih.pu.go.id
- 448 –

h. Pemeliharaan berkala
pemeliharaan yang dilakukan secara berkala (dalam periode
lebih lama dari pemeliharaan rutin) guna memperpanjang usia
pakai unit SPAM yang biasanya diikuti dengan penggantian
suku cadang.

i. Rehabilitasi
perbaikan salah satu, sebagian atau seluruh unit SPAM agar
dapat berfungsi secara normal kembali.

j. Sarana
segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam
mencapai maksud dan tujuan, alat atau media.

k. Prasarana
segala sesuatu yang merupakan penunjang utama
terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek
dan sebagainya).

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum.
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/15/MEN/VIII/2008 Tentang Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan Kerja)


Perlengkapan K3L yang digunakan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi
antara lain perban, obat merah dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri
dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh
pemerintah melalui Departemen Tenaga Kerja Republik
Indonesia.
Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi
adalah:
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai
pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat
pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun

jdih.pu.go.id
- 449 –

berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk


melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas,
cairan kimia, dan sebagainya.
3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat
pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi
yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan
bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-
masing pekerjaan.
4) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung
dari kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau
pakaian kantornya.
5) Rain coat atau jas hujan berfungsi melindungi dari
percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan
atau sedang mencuci alat).
d. Rambu – rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.

6. Uraian Prosedur
a. Pemeliharaan
1) Tahap pemeliharaan rutin meliputi:
a) membersihkan lokasi hidran umum dari rumput,
sampah, puing dan kotoran lainnya yang ada di
sekitar hidran;
b) memeriksa kelengkapan bagian hidran umum seperti
meter air, perpipaan, katup, manometer dan kran-
kran air; dan
c) memeriksa kualitas air dalam tangki hidran umum
apabila kualitas air berubah segera melakukan
pengurasan.

2) Tahap pemeliharaan berkala meliputi:


a) melakukan pengecatan hidran umum;
b) mengganti kelengkapan hidran umum yang rusak/
tidak berfungsi, seperti pipa bocor, katup rusak,
manometer rusak, dan lain-lain;
c) melakukan pemeriksaan kerusakan atau kebocoran
dalam hidran dengan cara membuang air dari dalam
hidran;
d) mengkalibrasi meter hidran umum.

b. Identifikasi kerusakan sarana dan prasarana hidran umum


Tahap identifikasi kerusakan sarana dan prasarana hidran
umum meliputi:
1) mengidentifikasi kerusakan pada bangunan hidran umum,
perlengkapan serta bangunan penunjangnya;
2) mengidentifikasi keretakan pada pondasi dan lantai dasar
hidran; dan
3) mengidentifikasi kebocoran pada sistem perpipaan dan
aksesorisnya.

c. Perbaikan kerusakan sarana dan prasarana hidran umum


Tahap perbaikan kerusakan sarana dan prasarana hidran
umum meliputi:
1) memperbaiki kerusakan tanpa penggantian peralatan atau
suku cadang;
2) memperbaiki kerusakan dengan penggantian peralatan
atau suku cadang; dan
3) memperbaiki/mengganti kerusakan sarana dan prasarana

jdih.pu.go.id
- 450 –

oleh pihak ketiga.

d. Pelaporan
Tahapan pelaporan, meliputi:
1) membuat laporan pemeliharaan hidran umum; dan
2) membuat laporan kerusakan dan perbaikannya.

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan, meliputi:
a. Formulir Isian (FI) tentang Kondisi dan Kerusakan/Kebocoran
Hidran Umum;
b. Formulir Isian (FI) tentang Kelengkapan Bagian Hidran Umum;
c. Formulir Isian (FI) tentang Kondisi Meter Air;
d. Formulir Isian (FI) tentang Kondisi Manometer;
e. Formulir Isian (FI) tentang Laporan Kerusakan;
f. Furmulir Isian (FI) tentang Permintaan Barang;
g. Instruksi Kerja (IK) Pemeliharaan Katup;
h. Instruksi Kerja (IK) Pemeliharaan Alat-Alat Ukur;
i. Instruksi Kerja (IK) Pembuatan Laporan;
j. Instruksi Kerja (IK) K3L APD;
k. Instruksi Kerja (IK) K3L APAR;
l. POS Kerjasama Pemeliharaan dengan Pihak Ketiga;
m. Laporan Hasil Pencatatan dan Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana; dan
n. Laporan Kerusakan Sarana dan Prasarana.

jdih.pu.go.id
- 451 –

2 ) Diagram Alir Prosedur Pemeliharaan Hidran Umum

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


DISTRIBUSI
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
TT Pemeliharaan Hidran Umum HALAMAN:
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai a. FI tentang 1) Pelaksana


Kondisi dan Rehabilitasi/
Pemeliharaan rutin: Kerusakan/ Pemeliharaan
1. membersihkan lokasi hidran umum Kebocoran Hidran Meter Air/
dari rumput, sampah, puing dan Umum Pelaksana
kotoran lainnya yang ada di sekitar b. FI Kelengkapan Lain yang
hidran; Bagian Hidran Terkait
2. memeriksa kelengkapan bagian Umum
hidran umum seperti meter air, c. FI Kondisi Meter
perpipaan, katup, manometer dan Air
kran-kran air; dan d. FI Kondisi
3. memeriksa kualitas air dalam tangki Manometer
hidran umum apabila kualitas air e. IK Pemeliharaan
berubah segera melakukan Katup
pengurasan. f. IK K3L APD

Pemeliharaan berkala: g. FI tentang Kondisi 2) Pelaksana


4. melakukan pengecatan hidran umum; dan Kerusakan/
Rehabilitasi/
5. mengganti kelengkapan hidran umum Kebocoran Hidran
Umum Pemeliharaan
yang rusak/ tidak berfungsi, seperti Meter Air/
h. FI Laporan
pipa bocor, katup rusak, manometer Kerusakan Pelaksana
rusak, dan lain-lain, i. IK K3L APD Lain yang
6. melakukan pemeriksaan kerusakan
Terkait
atau kebocoran dalam hidran dengan
cara membuang air dari dalam hidran;
7. mengkalibrasi meter hidran umum.

Mengecek adanya kerusakan sarana dan j. FI Laporan 3) Pelaksana


prasarana : Kerusakan
Pemeliharaan
k. IK Pemeliharaan
Alat-Alat Ukur Jaringan/
l. IK Pemeliharaan Pelaksana
Ya Katup
Ada kerusakan yang Terkait
sarana dan m. IK K3L APAR
prasarana? n. IK K3L APD

B
Tidak
A

jdih.pu.go.id
- 452 –

A B
o. FI Laporan 4) Pelaksana
Kerusakan Pemeliharaan
Identifikasi kerusakan sarana dan p. IK Jaringan/
prasarana : Pemeliharaan
8. mengidentifikasi kerusakan Pelaksana
Alat-Alat Ukur
pada bangunan hidran umum, q. IK yang Terkait
perlengkapan serta bangunan Pemeliharaan
penunjangnya; Katup
9. mengidentifikasi keretakan pada r. IK K3L APAR
pondasi dan lantai dasar hidran; s. IK K3L APD
10. mengidentifikasi kebocoran pada
sistem perpipaan dan
aksesorisnya.

Analisis tingkat kerusakan:


15. analisis tingkat kerusakan;
16. koordinasi dengan unit kerja
terkait untuk rencana
perbaikan.

Tidak
Perbaikan
sendiri?

Kerjasama dengan
Ya
Pihak Ketiga

Perbaikan kerusakan sarana dan t. FI Permintaan 5) Pelaksana


prasarana: Barang Rehabilitasi/
17. memperbaiki kerusakan tanpa u. IK K3L APD
Pemeliharaan
v. IK K3L APAR
penggantian peralatan atau w. POS Kerjasama Meter Air/
suku cadang; Pemeliharaan Pelaksana
18. memperbaiki kerusakan dengan Dengan Pihak Lain yang
penggantian peralatan atau Ketiga Terkait
suku cadang.

C
D

jdih.pu.go.id
- 453 –

C D x. IK Pembuatan 6) Pelaksana
Laporan
y. Laporan Hasil
Rehabilitasi/
Pencatatan dan Pemeliharaan
Pelaporan : Pemeliharaan Meter Air/
Sarana Dan Pelaksana
19. membuat laporan pemeliharaan Prasarana
hidran umum; Lain yang
z. Laporan
20. membuat laporan kerusakan dan Kerusakan Sarana Terkait
perbaikannya. dan Prasarana
aa. IK K3L APAR

Selesai

Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/ pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan pos tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/Manajer Direktur/Dirut


Terkait Terkait

jdih.pu.go.id
- 454 –

uu. POS PENGOPERASIAN HIDRAN KEBAKARAN

Gambar 1. Pengoperasian Hidran Kebakaran

SAMBUNGAN
LANGGANAN (SL)

Gambar 2. Sistem Hidran Kebakaran

1.

jdih.pu.go.id
- 455 –

2. Model Prosedur Pengoperasian Hidran Kebakaran

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


DISTRIBUSI

NO. POS JUDUL POS REVISI KE:


UU Pengoperasian Hidran Kebakaran HALAMAN:

1. Tujuan
Untuk membantu dinas kebakaran/ instansi lain yang berwenang
dalam menyediakan air dalam mengatasi kebakaran yang terjadi
dalam suatu wilayah.

2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pengoperasian hidran kebakaran meliputi:
a. mempersiapkan kegiatan dengan memeriksa fungsi hidran
kebakaran, memeriksa dan membaca posisi/ stand meter air
serta sisa tekanan air yang ada di manometer hidran
kebakaran;
b. melaksanakan kegiatan pengoperasian hidran kebakaran
dengan membuka dan menutup tutup manhole serta katup
hidran kebakaran, mencatat besarnya pemakaian air yang telah
digunakan serta melengkapi perangkat keamanan pada hidran
kebakaran;
c. melakukan pengawasan terhadap frekkuensi pemakaian,
dampak aliran air disekitar hidran kebakaran dan informasi
perletakan hidran kebakaran untuk kebutuhan instansi terkait;
dan
d. melakukan kegiatan pelaporan.

3. Definisi
a. Unit pelayanan
sarana untuk mengambil air minum langsung oleh masyarakat
yang terdiri dari sambungan rumah, hidran umum dan hidran
kebakaran.

b. Hidran kebakaran (fire hydrant)


suatu hidran atau sambungan keluar yang disediakan untuk
mengambil air dari pipa air minum untuk keperluan pemadam
kebakaran atau penguarasan pipa.

c. Sisa tekanan
tekanan air yang ada atau tersisa di suatu lokasi jalur pipa
yang merupakan selisih antara Hydraulic Grade Line (HGL)
dengan ketinggian atau elevasi dari lokasi pipa yang
bersangkutan.

d. Air minum
air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan
atautanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan
dan dapat langsung diminum.

e. Mobil pemadam kebakaran


adalah kendaraan dinas pemadam kebakaran yang sudah
dilengkapi dengan peralatan yang khusus untuk memadamkan

jdih.pu.go.id
- 456 –

kebakaran.

f. Meter air (water meter)


alat untuk mengukur volume air yang dipergunakan
pelanggan/konsumen dalam periode waktu tertentu.

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 122 tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan di Tempat Kerja
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri
e. Standar Nasional Indonesia Nomor 03-6382-2000 tentang
Spesifikasi Hidran Kebakaran Tabung Basah.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan Kerja)


Perlengkapan K3L yang digunakan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi
antara lain perban, obat merah dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri
dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh
pemerintah melalui Departemen Tenaga Kerja Republik
Indonesia.
Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi
adalah :
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai
pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat
pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk
melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas,
cairan kimia, dan sebagainya.
3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat
pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi
yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan
bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-
masing pekerjaan.
4) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung
dari kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau

jdih.pu.go.id
- 457 –

pakaian kantornya.
5) Rain Coat atau Jas Hujan berfungsi melindungi dari
percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan
atau sedang mencuci alat)
d. Rambu – rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.

6. Uraian Prosedur
a. Persiapan
Tahap persiapan meliputi:
1) memeriksa fungsi hidran kebakaran yang ada secara
periodik;
2) memeriksa dan membaca posisi/ stand meter air di hidran
kebakaran sebelum dipergunakan oleh instansi yang
berwenang dalam mengatasi kebakaran;
3) memeriksa dan membaca sisa tekanan air yang ada di
manometer hidran kebakaran.

b. Pengoperasian hidran kebakaran


Tahap pengoperasian hidran kebakaran meliputi:
1) membuka tutup manhole untuk membuka katup hidran,
jika katup hidran berada dalam bak/chamber;
2) membuka katup hidran kebakaran;
3) menutup kembali katup dan tutup manhole hidran
kebakaran setelah dipergunakan;
4) mencatat besarnya pemakaian air yang telah digunakan
oleh dinas pemadam kebakaran; dan
5) melengkapi perangkat keamanan pada hidran kebakaran.

c. Pengawasan
Tahap pengawasan meliputi:
1) memantau dan mengontrol frekuensi pemakaian air di
setiap hidran kebakaran;
2) memantau dampak pemakaian hidran kebakaran terhadap
pengaliran di distribusi;
3) menginformasikan posisi/ letak hidran kebakaran berikut
gambar peta lokasinya, serta kondisi dari masing-masing
hidran yang ada kepada dinas pemadam kebakaran dan
bagian terkait lainnya.

d. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi:
1) mencatat hasil pemakaian air untuk kebutuhan
pemadaman kebakaran; dan
2) membuat laporan hasil pengoperasian hidran kebakaran.

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Monitoring (FM) tentang Frekuensi Pemakaian Air di
Hidran Kebakaran;
b. Formulir Monitoring (FM) tentang Meter Air;
c. Formulir Monitoring (FM) tentang Tekanan Air;
d. Formulir Isian (FI) tentang Pemeriksaan Kondisi Hidran
Kebakaran;
e. Formulir Isian (FI) tentang Daftar Peralatan dan Pelengkapan
Kerja;

jdih.pu.go.id
- 458 –

f. Formulir Isian (FI) tentang Laporan Hasil Pencatatan


Pelaksanaan Pengoperasian Hidran Kebakaran;
g. IK Pembacaan Meter Air;
h. IK Pembacaan Manometer;
i. IK Pengoperasian Katup;
j. IK K3L APD;
k. IK K3L APAR;
l. IK Pembuatan Laporan;
m. Gambar Peta Posisi/Letak Hidran Kebakaran pada Jaringan
Pipa Distribusi; dan
n. Laporan Pemakaian Air di Hidran Kebakaran.

jdih.pu.go.id
- 459 –

2 ) Diagram Alir Prosedur Pengoperasian Hidran Kebakaran

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


DISTRIBUSI
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
UU Pengoperasian Hidran HALAMAN:
Kebakaran
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai a. FI Pemeriksaan 1) Pelaksana


Kondisi Hidran Sistem
Kebakaran Pengaliran/
Tahap persiapan : b. IK Pembacaan
Meter Air Pelaksana
1. memeriksa fungsi hidran kebakaran
c. IK Pembacaan yang
yang ada secara periodik;
Manometer Terkait
2. memeriksa dan membaca posisi/
d. IK K3L APAR
stand meter air di hidran kebakaran e. Gambar Peta
sebelum dipergunakan oleh instansi posisi/ Letak
yang berwenang dalam mengatasi Hidran
kebakaran; Kebakaran pada
Jaringan Pipa
3. memeriksa dan membaca sisa
Distribusi
tekanan air yang ada di manometer
hidran kebakaran.

Pengoperasian hidran kebakaran : f. FI Daftar 1) Pelaksana


4. membuka tutup manhole untuk Peralatan dan Sistem
membuka katup hidran, jika katup Pelengkapan Pengaliran/
hidran berada dalam bak/ Kerja Pelaksana
chamber; g. IK
Pengoperasian yang Terkait
5. membuka katup hidran kebakaran; 2) Staf
Katup
6. menutup kembali katup dan tutup Pencatat
h. IK Pembacaan
manhole hidran kebakaran setelah Manometer
dipergunakan; Meter Air
i. IK Pembacaan
7. mencatat besarnya pemakaian air Meter Air
yang telah digunakan oleh dinas j. IK K3L APD
pemadam kebakaran;
8. melengkapi perangkat keamanan
pada hidran kebakaran.

jdih.pu.go.id
- 460 –

A
k. FM Frekuensi 3) Pelaksana
Pemakaian Air di Sistem
Hidran
Pengawasan pengoperasian Pengaliran/
Kebakaran
hidrankebakaran l. FM tentang Meter Pelaksana
9. memantau dan mengontrol Air yang
frekuensi pemakaian air di setiap m. FM tentang Terkait
hidran kebakaran; Tekanan Air 4) Staf
n. IK K3L APD
10. memantau dampak pemakaian Analisis
o. Gambar Peta
hidran kebakaran terhadap posisi/ Letak Penggunaan
pengaliran didistribusi; Hidran Air
11. menginformasikan posisi/letak Kebakaran pada
hidran kebakaran berikut gambar Jaringan Pipa
Distribusi
peta lokasinya, serta kondisi dari
masing-masing hidran yang ada
kepada dinas pemadam kebakaran
dan bagian terkait lainnya.

p. FI Laporan Hasil
Pencatatan 5) Pelaksana
Pelaporan :
12. mencatat hasil pemakaian air Pelaksanaan Sistem
Pengoperasian Pengaliran/
untuk kebutuhan pemadaman
Hidran Kebakaran Pelaksana
kebakaran; q. IK Pembuatan
13. membuat laporan hasil yang
Laporan
pengoperasian hidran kebakaran. r. Laporan Terkait
Pemakaian Air di
Hidran Kebakaran
s. IK K3L APAR
Selesai

Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan pos tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/Manajer Direktur/Dirut


Terkait Terkait

jdih.pu.go.id
- 461 –

vv. POS PEMELIHARAAN HIDRAN KEBAKARAN

Gambar 1. Pemeliharaan Hidran Kebakaran

SAMBUNGAN
LANGGANAN (SL)

Gambar 2. Sistem Hidran Kebakaran

jdih.pu.go.id
- 462 –

1) Model Prosedur Pemeliharaan Hidran Kebakaran

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


DISTRIBUSI
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
VV Pemeliharaan Hidran Kebakaran HALAMAN:
1. Tujuan
Memelihara hidran kebakaran agar dapat beroperasi setiap saat
dibutuhkan.

2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pemeliharaan hidran kebakaran meliputi :
a. memelihara secara rutin sarana dan prasarana hidran
kebakaran dan lingkungan sekitarnya;
b. memelihara secara berkala sarana dan prasarana hidran
kebakaran;
c. melakukan identifikasi kerusakan dan perbaikan kerusakan
sarana dan prasarana hidran kebakaran; dan
d. menyusun laporan kerusakan dan hasil pemeliharaan.

3. Definisi
a. Unit pelayanan
sarana untuk mengambil air minum langsung oleh masyarakat
yang terdiri dari sambungan rumah, hidran umum dan hidran
kebakaran.

b. Air minum
air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum.

c. Hidran kebakaran (fire hydrant)


suatu hidran atau sambungan keluar yang disediakan untuk
mengambil air dari pipa air minum untuk keperluan pemakan
kebakaran atau penguarasan pipa.

d. Sisa tekanan
tekanan air yang ada atau tersisa di suatu lokasi jalur pipa
yang merupakan selisih antara hydraulic grade line (HGL)
dengan ketinggian atau elevasi dari lokasi pipa yang
bersangkutan.

e. Mobil pemadam kebakaran


kendaraan dinas pemadam kebakaran yang sudah dilengkapi
dengan peralatan yang khusus untuk memadamkan kebakaran.

f. Meter air (water meter)


alat untuk mengukur volume air yang dipergunakan
pelanggan/konsumen dalam periode waktu tertentu.

g. Pemeliharaan rutin
pemeliharaan yang dilakukan secara rutin guna menjaga usia
pakai dan unit SPAM tanpa penggantian peralatan/suku
cadang.

jdih.pu.go.id
- 463 –

h. Pemeliharaan berkala
pemeliharaan yang dilakukan secara berkala (dalam periode
lebih lama dari pemeliharaan rutin) guna memperpanjang usia
pakai unit SPAM yang biasanya diikuti dengan penggantian
suku cadang.

i. Rehabilitasi
perbaikan salah satu, sebagian atau seluruh unit SPAM agar
dapat berfungsi secara normal kembali.

j. Sarana
segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam
mencapai maksud dan tujuan, alat atau media.

k. Prasarana
segala sesuatu yang merupakan penunjang utama
terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek
dan sebagainya).

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum.
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.
e. Standar Nasional Indonesia Nomor 03-6382-2000 tentang
Spesifikasi Hidran Kebakaran Tabung Basah.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan Kerja)


Perlengkapan K3L yang digunakan meliputi:
a. Kotak Perlindungan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi
antara lain perban, obat merah dan lain-lain.
b. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri
dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh
pemerintah melalui Kementerian yang menyelenggarakan
urusan di bidang ketenagakerjaan.
Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi
adalah:
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai
pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat
pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun

jdih.pu.go.id
- 464 –

berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk


melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas,
cairan kimia, dan sebagainya.
3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat
pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi
yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan
bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-
masing pekerjaan.
4) Rain Coat atau Jas Hujan berfungsi melindungi dari
percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan
atau sedang mencuci alat)
c. Rambu – rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.

6. Uraian Prosedur
a. Pemeliharaan
1) Tahap pemeliharaan rutin meliputi:
a) membersihkan lokasi hidran kebakaran dari rumput,
sampah, puing dan kotoran lainnya yang ada di
sekitar hidran;
b) memeriksa keretakan pada pondasi dan lantai dasar
bangunan penunjang hidran;
c) memeriksa kelengkapan bagian hidran kebakaran;
d) memeriksa perangkat keamanan hidran kebakaran;
dan
e) memeriksa kebocoran di pipa penghubung hidran,
badan hidran, kepala hidran dan dan katup hidran.

2) Tahap pemeliharaan berkala meliputi :


a) melakukan pengecatan hidran kebakaran;
b) mengganti kelengkapan hidran kebakaran yang rusak/
tidak berfungsi.

b. Identifikasi kerusakan sarana dan prasarana hidran kebakaran


Tahap identifikasi kerusakan sarana dan prasarana hidran
kebakaran meliputi:
1) mengidentifikasi kerusakan-kerusakan yang ada pada
bangunan hidran kebakaran dan perlengkapannya serta
sarana/bangunan penunjangnya;
2) memeriksa keretakan pada pondasi dan lantai dasar
bangunan penunjang hidran kebakaran;
3) mengidentifikasi kebocoran pada pipa hidran, katup
hidran, kepala hidran dan perlengkapannya.

c. Perbaikan kerusakan sarana dan prasarana hidran kebakaran


Tahap perbaikan kerusakan sarana dan prasarana hidran
kebakaran meliputi:
1) memperbaiki kerusakan tanpa penggantian peralatan atau
suku cadang;
2) memperbaiki kerusakan dengan penggantian peralatan
atau suku cadang; dan
3) memperbaiki/mengganti kerusakan sarana dan prasarana
oleh pihak ketiga.

jdih.pu.go.id
- 465 –

d. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi:
1) membuat laporan pemeliharaan hidran kebakaran; dan
2) membuat laporan kerusakan/ kehilangan dan
perbaikannya.

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Isian (FI) tentang Kondisi dan Kerusakan/ Kebocoran
Hidran Kebakaran;
b. Formulir Isian (FI) tentang Kelengkapan Bagian Hidran
Kebakaran;
c. Formulir Isian (FI) tentang Kondisi Meter Air;
d. Formulir Isian (FI) tentang Kondisi Manometer;
e. Formulir Isian (FI) tentang Laporan Kerusakan;
f. IK Pemeliharaan Katup;
g. IK Pembuatan Laporan;
h. IK Pemeliharaan Alat-Alat Ukur;
i. IK K3L APD;
j. POS Kerjasama Pemeliharaan dengan Pihak Ketiga; dan
k. Laporan Hasil Pencatatan dan Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana.

jdih.pu.go.id
- 466 –

2 ) Diagram Alir Prosedur Pemeliharaan Hidran Kebakaran

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


DISTRIBUSI
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
VV Pemeliharaan Hidran Kebakaran HALAMAN:
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai a. FI tentang
Kondisi dan 1) Pelaksana
Kerusakan/ Rehabilitasi/
Pemeliharaan rutin:
Kebocoran Pemeliharaan
1. membersihkan lokasi hidran kebakaran
dari rumput, sampah, puing dan kotoran Hidran Meter Air/
lainnya yang ada di sekitar hidran; Kebakaran Pelaksana
2. memeriksa keretakan pada pondasi dan b. FI Kelengkapan Lain yang
lantai dasar bangunan penunjang Terkait
Bagian Hidran
hidran;
3. memeriksa kelengkapan bagian hidran Kebakaran
kebakaran; c. FI Kondisi Meter
4. memeriksa perangkat keamanan hidran Air
kebakaran; d. FI Kondisi
5. memeriksa kebocoran di pipa Manometer
penghubung hidran, badan hidran, e. IK K3L APD
kepala hidran dan dan katup hidran.

f. FI tentang Kondisi
dan Kerusakan/ 2) Pelaksana
Pemeliharaan berkala: Kebocoran Hidran Rehabilitasi/
6. melakukan pengecatan hidran Kebakaran Pemeliharaan
kebakaran; g. FI Laporan Meter Air/
7. mengganti kelengkapan hidran Kerusakan Pelaksana
kebakaran yang rusak/ tidak berfungsi. Lain yang
h. IK Pemeliharaan
Katup Terkait
i. IK K3L APD

Mengecek adanya kerusakan sarana dan j. FI Laporan 3) Pelaksana


prasarana : Kerusakan Rehabilitasi/
k. IK Pemeliharaan
Pemeliharaan Meter Air/
Alat-Alat Ukur
Ya Pelaksana
Ada kerusakan l. IK Pemeliharaan
sarana dan Lain yang
Katup
prasarana? Terkait
m. IK K3L APAR
x. IK K3L APD
Tidak
B
A

jdih.pu.go.id
- 467 –

A B

n. FI Laporan 4) Pelaksana
Identifikasi kerusakan sarana dan
Kerusakan Rehabilitasi/
prasarana :
o. IK Pemeliharaan
8. mengidentifikasi kerusakan-
Pemeliharaan Meter Air/
kerusakan yang ada pada
Alat-Alat Ukur Pelaksana
bangunan hidran kebakaran dan
p. IK Lain yang
perlengkapannya serta
Pemeliharaan Terkait
sarana/bangunan penunjangnya;
Katup 5) Pihak Ketiga
9. memeriksa keretakan pada
q. IK K3L APAR
pondasi dan lantai dasar
r. IK K3L APD
bangunan penunjang hidran
s. POS Kerjasama
10. memperbaiki/mengganti;
Pemeliharaan
kebocoran di pipa hidran, katup
dengan Pihak
hidran, kepala hidran dan
Ketiga
perlengkapannya.

Analisis tingkat kerusakan :


11. analisis tingkat kerusakan;
12. koordinasi dengan unit kerja
terkait untuk rencana perbaikan.

Tidak
Perbaikan
sendiri?

Kerjasama dengan
pihak ketiga Ya

Rencana tindak atas kerusakan 6) Pelaksana


t. FI Permintaan
yang terjadi : Rehabilitasi/
Barang
13. memperbaiki/mengganti u. IK K3L APD Pemeliharaan
kerusakan sarana dan v. POS Meter Air/
prasarana oleh tenaga/staf Kerjasama Pelaksana
yang ada; atau Pemeliharaan Lain yang
14. memperbaiki/mengganti dengan Pihak Terkait
kerusakan sarana dan Ketiga 7) Pihak Ketiga
prasarana oleh pihak ketiga.

C D

jdih.pu.go.id
- 468 –

C D w. FI tentang 8) Pelaksana
Kondisi dan Rehabilitasi/
Kerusakan/ Pemeliharaan
Kebocoran Meter Air/
Pelaporan :
15. mencatat hasil pemeliharaan hidran Hidran Pelaksana
Kebakaran Lain yang
kebakaran berikut kerusakan dan
perbaikannya; x. FI Laporan Terkait
16. membuat laporan pemeliharaan Kerusakan
y. IK Pembuatan
hidran kebakaran;
17. membuat laporan kerusakan/ Laporan
z. Laporan hasil
kehilangan.
pencatatan
dan
pemeliharaan
sarana dan
Selesai
prasarana
aa. Laporan
kerusakan
sarana dan
prasarana

Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/ pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan pos tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/Manajer Direktur/Dirut


Terkait Terkait

ww. POS PENGIRIMAN AIR DENGAN MOBIL TANGKI

jdih.pu.go.id
- 469 –

Gambar 1. Skema Unit Pelayanan pada SPAM

SAMBUNGAN
LANGGANAN (SL)

jdih.pu.go.id
- 470 –

1) Model Prosedur Pengiriman Air Dengan Mobil Tangki

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PELAYANAN

NO. POS JUDUL POS REVISI KE:


WW Pengiriman Air Dengan Mobil Tangki HALAMAN:
1. Tujuan
Untuk memasok kebutuhan air minum ke daerah-daerah yang
belum terlayani oleh sistem perpipaan dan/atau daerah bencana
dan/atau daerah-daerah pelayanan perpipaan yang sedang
mendapat gangguan pelayanan air minum.

2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pengiriman dengan tangki air meliputi :
a. menerima pengaduan pelanggan adanya gangguan pengaliran,
dan/atau laporan permintaan air akibat adanya bencana
dan/atau daerah-daerah yang belum terlayani oleh sistem
perpipaan;
b. memverifikasi pengaduan dan/atau pengajuan/permohonan
pasokan serta menyiapkan persyaratan dan kebutuhan untuk
mensuplai/ memasok air minum melalui mobil tangki;
c. melaksanakan pengecekan permohonan pasokan air melalui
mobil/ tangki air, penjadwalan pengiriman, penerimaan berkas
pengajuan pengiriman/delivery order dan berita acara
pengiriman air serta pengiriman mobil/ tangki air; dan
d. melakukan kegiatan pelaporan.

3. Definisi
a. Air minum
air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum.

b. Unit pelayanan
sarana untuk mengambil air minum langsung oleh masyarakat
yang terdiri dari sambungan rumah, hidran umum dan hidran
kebakaran.

c. Pelanggan
orang perseorangan, kelompok masyarakat, atau instansi yang
mendapatkan layanan air minum dari pengelola air minum.

d. Mobil tangki
mobil tangki untuk mengangkut air bersih dari bak penampung
air ke terminal air.

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan degan prosedur ini adalah :
a. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum
b. Peraturan Menteri Tenaga dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan Dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
c. Peraturan Menteri Tenaga dan Transmigrasi Nomor

jdih.pu.go.id
- 471 –

PER/15/MEN/VIII/2008 Tentang Pertolongan Pertama Pada


Kecelakaan di Tempat Kerja.
d. Peraturan Menteri Tenaga dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan


Kerja)
Perlengkapan K3L yang digunakan meliputi :
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi
antara lain perban, obat merah dan lain-lain
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri
dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh
pemerintah melalui Departemen Tenaga Kerja Republik
Indonesia.
Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi
adalah:
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai
pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat
pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk
melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas,
cairan kimia, dan sebagainya.
3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat
pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi
yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan
bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-
masing pekerjaan.
4) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung
dari kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau
pakaian kantornya.
d. Rambu – rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.

6. Uraian Prosedur
a. Persiapan
Tahap persiapan meliputi :
1) mengecek jadwal pengiriman rutin dengan mobil tangki;
2) menerima laporan adanya bencana dan/atau pengaduan
pelanggan adanya gangguan pengaliran;
3) mencatat setiap pengaduan/permohonan yang meliputi
nomor id pelanggan (jika pelanggan), nama, alamat nomor
telepon pelapor;
4) memverifikasi pengaduan dan/atau
pengajuan/permohonan pasokan apakah sesuai dengan
kriteria dan ketentuan yang ditetapkan perusahaan; dan
5) menyiapkan persyaratan dan kebutuhan untuk

jdih.pu.go.id
- 472 –

mensuplai/memasok air minum melalui mobil tangki


untuk diserahkan kepada petugas pengiriman.

b. Pengecekan permohonan pasokan air melalui mobil/tangki air


Tahap pengecekan meliputi mengecek surat pengajuan
pengiriman melalui tangki air dan menyampaikan kepada
pengelola tangki air untuk dilaksanakan.

c. Penjadwalan pengiriman
Tahap penjadwalan meliputi :
1) membuat jadwal pengiriman, delivery order dan berita
acara penyerahan/pengiriman air; dan
2) mencatat volume air yang dikirim melalui mobil tangki.

d. Dalam daftar tunggu/waiting list (apabila jadwal pengiriman


tidak dapat dipenuhi) yaitu menunda pengiriman air dengan
mobil tangki.

e. Penerimaan berkas delivery order dan berita acara pengiriman


air yaitu menerima berkas delivery order dan berita acara
pengiriman/penyerahan air, serta menandatangani berkas
tersebut dan mendampingi pada waktu pengiriman/penyerahan
air ke lokasi.

f. Pengirimanan mobil/tangki air


Tahap pengiriman mobil/tangki air meliputi:
1) menandatangani surat pengajuan pengiriman melalui
mobil tangki air dan menyampaikan kepada direksi yang
ditembuskan kepada pengelola tangki air;
2) mengecek kualitas air dari mobil tangki; dan
3) mengirim mobil tangki ke lokasi tujuan.

g. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi membuat laporan permohonan dan
pengiriman mobil/tangki air.

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi :
a. Formulir Isian (FI) tentang Bukti Pengaduan Pelanggan/FI
Bukti Pengajuan Pasokan Air;
b. Formulir Isian (FI) tentang Daftar Permohonan Mobil/Tangki
Air;
c. Formulir Isian (FI) tentang Daftar Pengaduan;
d. Formulir Isian (FI) tentang Jadwal Pengiriman;
e. Formulir Isian (FI) tentang Laporan Pengajuan Pengiriman
dengan Tangki Air;
f. Formulir Isian (FI) tentang Berita Acara Pengiriman Air;
g. Formulir Isian (FI) tentang Laporan Rekapitulasi Delivery
Order;
h. IK Pengisian Air ke Mobil Tangki dari Lokasi Air Curah;
i. IK K3L APAR;
j. IK Pembuatan Laporan;
k. POS Pengawasan Kualitas Air; dan
l. Surat Pengajuan Pengiriman melalui Mobil/Tangki Air.

jdih.pu.go.id
- 473 –

2 ) Diagram Alir Prosedur Pengiriman Air Dengan Mobil Tangki

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PELAYANAN
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
WW Pengiriman Air Dengan HALAMAN:
Mobil Tangki

Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai

a. FI Bukti
Persiapan : Pengaduan 1) Staf
1. mengecek jadwal pengiriman rutin Pelanggan/ FI Pengaduan
dengan mobil tangki; Bukti Pengajuan Pelanggan/
Pasokan Air Staf yang
2. menerima laporan adanya bencana
b. FI Daftar Terkait
dan/atau pengaduan pelanggan Permohonan
adanya gangguan pengaliran; Mobil/ Tangki
3. mencatat setiap Air
pengaduan/permohonan yang meliputi c. IK K3L APAR
nomor ID pelanggan (jika pelanggan), d. Surat Pengajuan
nama, alamat nomor telepon pelapor; Pengiriman
mMelalui Mobil/
4. memverifikasi pengaduan dan/atau Tangki Air
pengajuan/permohonan pasokan
apakah sesuai dengan kriteria dan
ketentuan yang ditetapkan
perusahaan;
5. menyiapkan persyaratan dan
kebutuhan untuk
mensuplai/memasok air minum
melalui mobil tangki untuk diserahkan
kepada petugas pengiriman.

2) Staf
Pengecekan permohonan pasokan air e. FI Bukti
Pengaduan Pengaduan
melalui mobil/tangki air :
Pelanggan/ FI Pelanggan/
6. menerima surat pengajuan
Bukti Pengajuan Staf yang
pengiriman melalui tangki air dan
Pasokan Air Terkait
menyampaikan kepada pengelola f. FI Daftar
tangki air untuk dilaksanakan. Permohonan
Mobil/ Tangki
Air
g. IK K3L APAR

jdih.pu.go.id
- 474 –

A h. FI Daftar
Pengaduan
3) Staf
i. FI Fadwal
Penjadwalan pengiriman : Pengaduan
Pengiriman
7. membuat jadwal pengiriman, delivery Pelanggan/
j. FI Daftar
order dan berita acara Staf yang
Permohonan
penyerahan/pengiriman air; Mobil/ Tangki Air Terkait
8. mencatat volume air yang akan k. IK K3L APAR 4) Staf Analis
dikirim melalui mobil tangki. Penggunaan
Air

l. FI Bukti 5) Staf
Pengaduan Pengaduan
Jadwal Pelanggan/ FI Pelanggan/
Tidak Bukti Staf yang
pengiriman
Pengajuan Terkait
dapat Pasokan Air
dipenuhi? m. FI Daftar
Permohonan
Mobil/ Tangki
Air
Pemasukan dalam daftar n. IK Pengisian
tunggu/waiting list : Air ke Mobil
Ya
9. menunda pengiriman Tangki dari
air dengan mobil Lokasi Air
tangki. Curah
o. IK K3L APAR

Penerimaan berkas delivery order dan


berita acara pengiriman air :
10. menerima berkas delivery order dan
berita acara pengiriman/penyerahan
air, serta menandatangani berkas
tersebut dan mendampingi pada
waktu pengiriman/penyerahan air ke
lokasi.

jdih.pu.go.id
- 475 –

B p. FI Laporan 6) Staf
Pengajuan Pengaduan
Pengiriman Pelanggan/
Pengirimanan mobil/tangki air : dengan Tangki Staf yang
11. menandatangani surat pengajuan Air Terkait
pengiriman melalui tangki air dan q. FI Berita Acara
menyampaikan kepada direksi yang Pengiriman Air
ditembuskan kepada pengelola r. IK K3L APAR
tangki air; s. IK K3L APD
12. mengecek kualitas air dari mobil t. POS
tangki.; Pengawasan
13. mengirim mobil tangki ke lokasi Kualitas Air di
tujuan. Unit
Pelayanan

u. FI Berita Acara 7) Staf


Pelaporan : Pengiriman Air Pengaduan
14. membuat laporan permohonan dan v. FI Laporan Pelanggan/
pengiriman mobil tangki. Rekapitulasi Staf yang
Delivery Order Terkait
w. IK Pembuatan
Laporan
Selesai x. IK K3L APAR

Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/ pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan pos tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/Manajer Direktur/Dirut


Terkait Terkait

jdih.pu.go.id
- 476 –

xx. POS PEMBACAAN METER AIR PELANGGAN

Gambar 1. Skema Unit Pelayanan pada SPAM

SAMBUNGAN
LANGGANAN (SL)

jdih.pu.go.id
- 477 –

1) Model Prosedur Pembacaan Meter Air Pelanggan

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PELAYANAN

NO. POS JUDUL POS REVISI KE:


XX Pembacaan Meter Air Pelanggan HALAMAN:

1. Tujuan
Untuk mengetahui dan mencatat jumlah/volume pemakaian air yang
dipakai/digunakan oleh pelanggan.

2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pembacaan meter air pelanggan meliputi :
a. mempersiapkan kegiatan dengan melakukan registrasi petugas
pembacaan meter air, pembagian wilayah, rute bacaan,
kelengkapan data identitas pelanggan, menyiapkan peralatan dan
perlengkapan yang dibutuhkan;
b. melaksanakan pembacaan meter air dengan memeriksa dan
mencatat kondisi meter air, data bacaan/stand meter air serta
mengumpulkan data hasil pencatatan meter air konsumen;
c. mengawasi pembacaan meter air, pengisian dan pengecekan
input data pembacaan meter air serta analisis data pemakaian air
pelanggan;
d. menginput data pencatatan meter air pelanggan;
e. mengecek input data pembacaan meter; dan
f. melakukan kegiatan pelaporan.

3. Definisi
a. Air minum
air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum.

b. Unit pelayanan
sarana untuk mengambil air minum langsung oleh masyarakat
yang terdiri dari sambungan rumah, hidran umum dan hidran
kebakaran.

c. Sambungan langganan/rumah
jenis sambungan pelanggan yang mensuplai airnya langsung ke
rumah - rumah/pelanggan biasanya berupa sambungan pipa -
pipa distribusi air melalui meter air dan instalasi pipanya
didalam rumah.

d. Pelanggan
orang perseorangan, kelompok masyarakat, atau instansi yang
mendapatkan layanan air minum dari penyelenggara.

jdih.pu.go.id
- 478 –

e. Meter air (water meter)


alat untuk mengukur volume air yang dipergunakan
pelanggan/konsumen.

f. Kartu Meter Pelanggan (KMP)


kartu yang digunakan untuk pembacaan meter pelanggan.

g. Daftar Stand Meter Pelanggan (DSMP)


kartu formulir isian yang digunakan untuk mencatat stand meter
hasil pembacaan meter air pelanggan.

h. Bon Permintaan Service Pelanggan (BPS)


kartu formulir isian yang digunakan untuk mencatat keluhan
dan pengaduan pelanggan saat pencatatan meter air pelanggan
dilakukan.

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah :
a. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum.
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan Kerja)


Perlengkapan K3L yang digunakan meliputi :
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi antara
lain perban, obat merah dan lain-lain
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri
dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh
pemerintah melalui Departemen Tenaga Kerja Republik
Indonesia.
Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi
adalah:
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai
pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat

jdih.pu.go.id
- 479 –

pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun


berlumpur. Kebanyakan dilapisi dengan metal untuk
melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas,
cairan kimia, dan sebagainya.
3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat pelindung
tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat
mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung
tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing
pekerjaan.
4) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung
dari kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau
pakaian kantornya.
5) Rain Coat atau jas hujan berfungsi melindungi dari percikan
air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan atau
sedang mencuci alat).
6) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung
dari kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau
pakaian kantornya.
d. Rambu – rambu keselamatan (safety sign) di sekitar area kerja.

6. Uraian Prosedur
a. Persiapan
Tahap persiapan meliputi :
1) melakukan registrasi petugas yang melaksanakan
pembacaan meter air ke pelanggan;
2) melakukan pembagian wilayah, rute bacaan, dan petugas
pembacaan meter air;
3) menyiapkan kelengkapan data identitas pelanggan yang
dibutuhkan seperti (nama, alamat dan lain - lain); dan
4) menyiapkan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan
untuk pembacaan meter air.

b. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan meliputi :
1) Pembacaan meter air
a) melakukan mobilisasi tim pembaca meter air pelanggan;
b) memeriksa kondisi meter air;
c) mencatat/memfoto/merekam data bacaan/stand meter
pelanggan dalam Kartu Meter Pelanggan (KMP) dan
Daftar Stand Meter Pelanggan (DSMP) pada setiap
wilayah pelanggan;
d) menerima pengaduan pelanggan dan mencatat
pengadual penaggan tersebut pada formulir Bon
Permintaan Service (BPS) pelanggan; dan
e) mengumpulkan/mentransfer data hasil pencatatan
meter air konsumen (data collecting) dari masing-masing
petugas pencatat ke bagian-bagian terkait.

jdih.pu.go.id
- 480 –

2) Pengawasan monitoring pelaksanaan pembacaan meter air


a) melakukan pengecekan data hasil pencatatan petugas
untuk mengidentifikasi bila ada penyimpangan;
b) mengecek/memonitor petugas pembaca meter air sesuai
ketentuan perusahaan; dan
c) merotasi secara periodik petugas pembaca meter air dan
pengawas.

3) Pengisian/input data pembacaan meter air


a) mengisi/menginput data bacaan meter air pelanggan
berdasarkan data input lapangan;
b) menghitung volume pemakaian air pelanggan
berdasarkan selisih data pembacaan tersebut dengan
pembacaan meter air pelanggan periode sebelumnya
dengan menggunakan program yang ada;
c) mengkalkulasi seluruh hasil perhitungan akhir
pembacaan meter air;
d) menyeleksi dan mengelompokan data volume
pemakaian air pelanggan < 10 m3/ bulan termasuk
pemakaian 0 m3/ bulan;
e) melakukan cross check/ pengecekan ulang terhadap
data pemakaian air pelanggan < 10 m3/ bulan dan
pemakaian 0 m3/ bulan dengan photo dokumentasi
meter air dan cek lapangan;
f) mendata jumlah pelanggan dengan pemakaian air 0 –
10 m3/bulan;
g) melakukan survey pelanggan dengan pemakaian < 10
m3/bulan dengan pemakaian > 6 bulan.

4) Pengecekan input data pembacaan meter air


a) melakukan cross check data dari petugas lapangan
dengan entry data komputer di bagian administrasi;
b) mengoreksi ketidaksesuaian hasil data dilapangan
dengan data base yang masuk ke bagian administrasi
dan keuangan, jika ada;
c) menindaklanjuti ketidaksesuaian dengan berkoordinasi
antara teknisi pencatatan meter, administrasi dan
keuangan.

c. Pelaporan
Tahapan pelaporan meliputi membuat laporan pembacaan dan
pencatatan meter air pelanggan.

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi :
a. Formulir Monitoring (FM) tentang Daftar Personel Petugas
Pembaca Meter Air Pelanggan;
b. Formulir Isian (FI) tentang Kartu Meter Pelanggan (KMP);
c. Formulir Isian (FI) tentang Daftar Stand Pembacaan Meter Air

jdih.pu.go.id
- 481 –

Pelanggan (DSMP);
d. Formulir Isian (FI) tentang Peralatan Dan Perlengkapan;
e. Formulir Isian (FI) tentang Bon Permintaan Service Pelanggan
(BPS);
f. Formulir Isian (FI) tentang Laporan Pencatatan Hasil Pembacaan
Meter Air;
g. Formulir Isian (FI) tentang Perhitungan Pemakaian Air Pelanggan
< 10 m3/ bulan;
h. IK K3L APD;
i. IK K3L APAR;
j. IK Pembuatan Laporan; dan
k. Peta Wilayah Pelayanan.

jdih.pu.go.id
- 482 –

2 ) Diagram Alir Prosedur Pembacaan Meter Air Pelanggan

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PELAYANAN
NO. JUDUL POS REVISI KE:
POS Pembacaan Meter Air Pelanggan HALAMAN:
XX
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai 1) Staf
a. FI Kartu
Meter Pencatat
Persiapan : Pelanggan Meter Air/
1. melakukan registrasi petugas yang (KMP) Staf yang
b. FI Daftar Terkait
melaksanakan pembacaan meter air
Stand Meter 2) Staf
ke pelanggan; Pelanggan Administrasi
2. melakukan pembagian wilayah, rute (DSMP) Meter Air
bacaan, dan petugas pembacaan meter c. FI peralatan
air; dan
3. menyiapkan kelengkapan data perlengkapan
identitas pelanggan yang dibutuhkan d. IK K3L APAR
e. Peta Wilayah
seperti (nama, alamat dan lain - lain); Pelayanan
4. menyiapkan peralatan dan
perlengkapan yang dibutuhkan untuk
pembacaan meter air.

3) Staf
Pembacaan meter air : f. FI Kartu Meter Pencatat
5. melakukan mobilisasi tim pembaca meter Pelanggan (KMP)
air pelanggan; Meter Air/
g. FI Bon Staf yang
6. memeriksa kondisi meter air;
7. mencatat/memfoto/merekam data Permintaan Terkait
bacaan/ stand meter pelanggan dalam Service
Kartu Meter Pelanggan (KMP) dan Daftar Pelanggan (BPS)
Stand Meter Pelanggan (DSMP) pada
h. FI Daftar Stand
setiap wilayah pelanggan;
8. menerima pengaduan pelanggan dan Meter Pelanggan
mencatat pengadual penaggan tersebut (DSMP)
pada formulir Bon Permintaan Service i. IK K3L APAR
Pelanggan (BPS);
j. IK K3L APD
9. mengumpulkan/mentransfer data hasil
pencatatan meter air konsumen (data
collecting) dari masing-masing petugas
pencatat ke bagian-bagian terkait.

jdih.pu.go.id
- 483 –

4) Manajer
Pengawasan pembacaan meter air : k. FM Daftar Personel Hublang
1) melakukan pengecekan data hasil Petugas Pembaca
5) Supervisor
pencatatan petugas untuk Meter Air
mengidentifikasi bila ada penyimpangan; Pembaca
Pelanggan
2) mengecek/memonitor petugas pembaca Meter
l. IK K3L APAR
meter air sesuai ketentuan perusahaan;
3) merotasi secara periodik petugas m.Peta Wilayah
pembaca meter air dan pengawas. Pelayanan

Pengisian/input data pembacaan meter air:


4) mengisi/menginput data bacaan meter air
n. FI Kartu Meter 6) Supervisor
pelanggan berdasarkan data input lapangan; Pelanggan (KMP)
5) menghitung volume pemakaian air pelanggan o. FI Daftar Stand Pembaca
berdasarkan selisih data pembacaan tersebut Meter Pelanggan Meter
dengan pembacaan meter air pelanggan (DSMP)
periode sebelumnya dengan menggunakan 7) Staf Analis
program yang ada; p. FI Data Penggunaan
6) mengkalkulasi seluruh hasil perhitungan akhir Pemakaian Air <
pembacaan meter air; 10 m3/ bulan Air/ Staf
7) menyeleksi dan mengelompokan data volume q. IK K3L APAR yang Terkai
pemakaian air pelanggan < 10 m3/bulan
termasuk pemakaian 0 m3/ bulan.
8) Melakukan cross check/ pengecekan ulang
terhadap data pemakaian air pelanggan < 10
m3/ bulan dan pemakaian 0 m3/ bulan dengan
photo dokumentasi meter air dan cek
lapangan.

8) Supervisor
r. FI Kartu Meter
Pembaca
Pelanggan
Ya Meter
Pemakaian (KMP)
9) Staf Analis
tidak s. FI Daftar Stand
Penggunaan
normal/ Meter Pelanggan
Air/ Staf
ekstrem ? (DSMP)
yang
t. FI Data
Terkait
Pemakaian Air <
Pengecekan Pemakaian 10 m3/ bulan
Air 0 - 10 m3/ bulan dan u. IK K3L APAR
Tidak Pemakaian Ekstrem:
9) mendata jumlah
pelanggan dengan
pemakaian air 0 – 10
m3/bulan dan
pemakaian ekstrem;
10) melakukan survey
pelanggan dengan
pemakaian < 10
m /bulan
3 dengan
pemakaian +/- 6
bulan.

jdih.pu.go.id
- 484 –

v. FI Kartu Meter 10) Manajer


Pengecekan input data pembacaan Pelanggan Hublang
meter air: (KMP) 11) Supervisor
11) melakukan cross check data dari w. FI Daftar Stand Pembaca
petugas lapangan dengan entry data Meter
Meter
komputer di bagian administrasi; Pelanggan
12) mengoreksi ketidaksesuaian hasil (DSMP)
x. FI Data
data dilapangan dengan data base Pemakaian Air
yang masuk ke bagian admnistrasi < 10 m3/ bulan
dan keuangan, jika ada; y. IK K3L APAR
13) menindaklanjuti ketidaksesuaian
dengan berkoordinasi antara teknisi
pencatatan meter, administrasi dan
keuangan.

z. FI Laporan 12) Supervisor


Pencatatan Pembaca
Pelaporan : Hasil Meter
Pembacaan 13) Staf
14) membuat laporan pembacaan dan Meter Air Pencatat
pencatatan meter air pelanggan. aa. IK Pembuatan Meter Air/
Laporan
Staf yang
bb. IK K3L APAR
Terkait

Selesai

Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/ pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan pos tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/Manajer Direktur/Dirut


Terkait Terkait

jdih.pu.go.id
- 485 –

YY. POS PEMELIHARAAN INSTALASI METER AIR PELANGGAN

Gambar 1. Skema Unit Pelayanan pada SPAM

SAMBUNGAN
LANGGANAN (SL)

jdih.pu.go.id
- 486 –

1) Model Prosedur Pemeliharaan Meter Air Pelanggan

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PELAYANAN

NO. POS JUDUL POS REVISI KE:


YY Pemeliharaan Meter Air Pelanggan HALAMAN:

1. Tujuan
Untuk memelihara meter air pelanggan sehingga dapat berfungsi
normal dan akurat minimal selama umur teknisnya.

2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pemeliharaan meter air pelanggan meliputi :
a. memelihara secara rutin sarana dan prasarana meter air
pelanggan dan lingkungan sekitarnya;
b. memelihara secara berkala sarana dan prasarana meter air
pelanggan, melakukan penggantian meter air pelanggan yang
mengalami kerusakan; dan
c. menyusun laporan kerusakan dan hasil pemeliharaan.

3. Definisi
a. Air minum
air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum.

b. Unit pelayanan
sarana untuk mengambil air minum langsung oleh masyarakat
yang terdiri dari sambungan rumah, hidran umum dan hidran
kebakaran.

c. Sambungan langganan/rumah
jenis sambungan pelanggan yang mensuplai airnya langsung ke
rumah - rumah/pelanggan biasanya berupa sambungan pipa -
pipa distribusi air melalui meter air dan instalasi pipanya
didalam rumah.

d. Pelanggan
orang perseorangan, kelompok masyarakat, atau instansi yang
mendapatkan layanan air minum dari pengelola air minum.

e. Meter air (water meter)


alat untuk mengukur volume air yang dipergunakan
pelanggan/konsumen.

f. Pemeliharaan rutin
pemeliharaan yang dilakukan secara rutin guna menjaga usia
pakai dan unit SPAM tanpa penggantian peralatan/suku
cadang.

g. Pemeliharaan berkala
pemeliharaan yang dilakukan secara berkala (dalam periode
lebih lama dari pemeliharaan rutin) guna memperpanjang usia
pakai unit SPAM yang biasanya diikuti dengan penggantian

jdih.pu.go.id
- 487 –

suku cadang.

h. Kalibrasi
kegiatan menera ulang alat-alat ukur yang dilakukan di
lembaga/badan yang berwenang, agar kinerja alat ukur
tersebut berada pada kondisi yang sesuai dengan standar
operasi dan ketentuannya.

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum .
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan


Kerja)
Perlengkapan K3L yang digunakan meliputi :
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi
antara lain perban, obat merah dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri
dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh
pemerintah melalui Departemen Tenaga Kerja Republik
Indonesia.
Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi
adalah :
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai
pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat
pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk
melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas,
cairan kimia, dan sebagainya.
3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat
pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi
yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan
bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-
masing pekerjaan.
4) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung
dari kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau
pakaian kantornya.

jdih.pu.go.id
- 488 –

d. Rambu – rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.


6. Uraian Prosedur
a. Pemeliharaan rutin
Tahap pemeliharaan rutin meliputi :
1) menjaga kebersihan meter air pelanggan dari tumbuh-
tumbuhan liar, sampah serta timbunan tanah dan puing-
puing bangunan agar mudah dibaca dan tidak rusak; dan
2) memeriksa meter air dari kebocoran dan kerusakan serta
mengeringkan genangan air yang ada dalam box meter air.

b. Pemeliharaan berkala
Tahap pemeliharaan berkala meliputi :
1) melakukan kalibrasi/tera ulang meter air secara berkala
untuk menjaga/mempertahankan akurasi meter air
dengan baik;
2) memberikan rekomendasi untuk mengganti meter air yang
sudah berumur antara 4 – 8 tahun tergantung kondisi
meter air yang ada;
3) memeriksa kondisi meter air yang diindikasikan rusak
meskipun masih belum mencapai umur teknisnya; dan
4) mengganti meter air pelanggan apabila meter air kurang
dari umur teknis mengalami kerusakan.
c. Pelaporan
Tahapan pelaporan meliputi :
1) menyusun laporan hasil pemeliharaan meter air berikut
catatan-catatan kerusakan dan perbaikannya; dan
2) membuat laporan kalibrasi/tera ulang dan penggantian
meter air.
7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi :
a. Formulir Monitoring (FM) tentang Kondisi Meter Air;
b. Formulir Isian (FI) tentang Laporan Kerusakan;
c. IK Pemeliharaan Meter Air;
d. IK Kalibrasi Meter Air;
e. IK Pembersihan Meter Air;
f. IK Perbaikan Meter Air;
g. IK Pembuatan Laporan;
h. IK K3L APD;
i. IK K3L APAR;
j. POS Penggantian Meter air Pelanggan;
k. Laporan Hasil Pencatatan dan Pemeliharaan Meter Air; dan
l. Laporan Kerusakan Meter Air.

jdih.pu.go.id
- 489 –

2 ) Diagram Alir Prosedur Pemeliharaan Meter Air Pelanggan


LOGO dan KOP UNIT SPAM:
PELAYANAN
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
YY Pemeliharaan Meter Air HALAMAN:
Pelanggan
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai

Pemeliharaan rutin : a. FM Kondisi 1) Pelaksana


1. menjaga kebersihan meter air Meter Air Rehabilitasi dan
b. IK Pemeliharaan
pelanggan dari tumbuh-
Pemeliharaan Meter Air/
tumbuhan liar, sampah serta Meter Air
timbunan tanah dan puing- Pelaksana yang
c. IK K3L APD
puing bangunan agar mudah Terkait
dibaca dan tidak rusak;
2. memeriksa meter air dari
kebocoran dan kerusakan serta
mengeringkan genangan air
yang ada dalam box meter air.

2) Pelaksana
Pemeliharaan berkala : d. FM Kondisi Rehabilitasi dan
3. melakukan kalibrasi/tera ulang Meter Air Pemeliharaan
meter air secara berkala untuk e. IK Kalibrasi Meter Air/
menjaga/mempertahankan; Meter Air Pelaksana yang
akurasi meter air dengan baik f. IK K3L APD Terkait
4. memberikan rekomendasi untuk 3) Pelaksana
mengganti meter air yang sudah Kalibrasi/ Tera
berumur antara 4 – 8 tahun Meter Air
tergantung kondisi meter air
yang ada;
5. memeriksa kondisi meter air
yang diindikasikan rusak
meskipun masih belum
mencapai umur teknisnya;
6. mengganti meter air pelanggan
apabila meter air kurang dari
umur teknis mengalami
kerusakan.

jdih.pu.go.id
- 490 –

A g. FM Kondisi Meter 4) Pelaksana


Air Rehabilitasi dan
h. FI Laporan Pemeliharaan
Ya Kerusakan Meter Air/
i. IK Pembersihan Pelaksana yang
Meter Air < Meter Air Terkait
umur 5) Pelaksana
j. IK Kalibrasi Meter
teknis
rusak? Air Penyegelan dan
k. IK Perbaikan Penyambungan
Penggantian meter
air : Meter Air
7. mengganti l. IK K3L APD
meter air
Tidak pelanggan.

Pelaporan : m. FM Kondisi
6) Pelaksana
Rehabilitasi dan
8. menyusun laporan hasil Meter Air
Pemeliharaan
pemeliharaan meter air berikut n. FI Laporan Meter Air/
catatan-catatan kerusakan dan Kerusakan Pelaksana yang
perbaikannya; o. IK Pembuatan Terkait
9. membuat laporan kalibrasi/tera Laporan
ulang dan penggantian meter air. p. IK K3L APAR
q. Laporan Hasil
Pencatatan Dan
Pemeliharaan
Meter Air
r. Laporan
Selesai Kerusakan Meter
Air

Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/ pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan pos tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/Manajer Direktur/Dirut


Terkait Terkait

jdih.pu.go.id
- 491 –

ZZ. POS PENGOPERASIAN PIPA DINAS/PIPA PELAYANAN

Gambar 1. Skema Unit Pelayanan pada SPAM

SAMBUNGAN
LANGGANAN (SL)

jdih.pu.go.id
- 492 –

1) Model Prosedur Pengoperasian Pipa Dinas/Pipa Pelayanan

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PELAYANAN

NO. POS JUDUL POS REVISI KE:


ZZ Pengoperasian Pipa Dinas/Pipa HALAMAN:
Pelayanan

1. Tujuan
Untuk menghubungkan dan mengalirkan air dari pipa
tersier/distribusi pembagi ke meter air sambungan rumah
pelanggan.

2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pengoperasian pipa dinas/pipa pelayanan
meliputi:
a. mempersiapkan data-data/gambar dan peralatan serta
perlengkapan kerja;
b. melaksanakan pengoperasian pipa dinas melalui operasi buka/
utup ferule di clamp saddle;
c. melakukan pengawasan atas pelaksanaan pengoperasian pipa
dinas; dan
d. melakukan kegiatan pelaporan.

3. Definisi
a. Air minum
air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum.

b. Unit pelayanan
sarana untuk mengambil air minum langsung oleh masyarakat
yang terdiri dari sambungan rumah, hidran umum dan hidran
kebakaran.

c. Pelanggan
orang perseorangan, kelompok masyarakat, atau instansi yang
mendapatkan layanan air minum dari pengelola air minum.

d. Pipa pelayanan/pipa dinas


pipa yang menghubungkan antara jaringan distribusi pembagi
dengan sambungan rumah.

e. Sambungan langganan/rumah
jenis sambungan pelanggan yang mensuplai airnya langsung ke
rumah - rumah biasanya berupa sambungan pipa - pipa
distribusi air melalui meter air dan instalasi pipanya didalam
rumah.

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
penyediaan Air Minum.
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan

jdih.pu.go.id
- 493 –

Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.


c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/15/MEN/VIII/2008 Tentang Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan


Kerja)
Perlengkapan K3L yang digunakan meliputi :
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi
antara lain perban, obat merah dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri
dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh
pemerintah melalui Departemen Tenaga Kerja Republik
Indonesia.
Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi
adalah:
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai
pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat
pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk
melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda
panas, cairan kimia, dan sebagainya.
3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat
pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi
yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan
bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-
masing pekerjaan.
4) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung
dari kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau
pakaian kantornya.
5) Rain coat atau jas hujan berfungsi melindungi dari
percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan
atau sedang mencuci alat).
d. Rambu – rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.

6. Uraian Prosedur
a. Persiapan
Tahapan persiapan meliputi :
1) memeriksa as built drawing dan peta pelayanan (GIS jika
ada) dimana lokasi pipa dinas terpasang yang akan
dioperasikan; dan
2) menyiapkan peralatan dan perlengkapan yang diperlukan
untuk pengoperasian pipa dinas.

jdih.pu.go.id
- 494 –

b. Pengoperasian
Tahapan pengoperasian meliputi :
1) menyediakan tukang untuk menggali tanah dimana lokasi
sambungan/ koneksi antara pipa dinas dengan pipa tersier
berada;
2) membuka/ menutup ferule di lokasi clamp saddle agar air
mengalir menuju sambungan rumah melalui meter air
pelanggan atau dimatikan jika ada perbaikan/penggantian
pipa dinas atau pemutusam sambungan; dan
3) membiarkan posisi ferule tetap terbuka selama beroperasi,
agar air tetap mengalir ke pipa dinas sambungan rumah
pelanggan, kecuali dilakukan pemutusan sambungan
rumah.

c. Pengawasan
Tahapan pengawasan meliputi :
1) mengawasi pekerjaan penggalian hingga penutupan
kembali untuk mengoperasikan buka/tutup ferule; dan
2) mengawasi aliran air ke sambungan rumah pelanggan.

d. Pelaporan
Tahapan pelaporan meliputi :
1) mencatat hasil kegiatan pengoperasian pipa dinas; dan
2) membuat laporan hasil pengoperasian pipa dinas.

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi :
a. Formulir Isian (FI) tentang Laporan Hasil Pencatatan
Pelaksanaan Pengoperasian Pipa Dinas;
b. Formulir Isian (FI) tentang Daftar Peralatan dan Perlengkapan
Kerja;
c. IK Pembuatan Laporan;
d. IK K3L APD;
e. IK K3L APAR; dan
f. As Built Drawing.

jdih.pu.go.id
- 495 –

2 ) Diagram Alir Prosedur Pengoperasian Pipa Dinas/ Pipa Pelayanan

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PELAYANAN
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
ZZ Pengoperasian Pipa Dinas/ HALAMAN:
Pipa Pelayanan

Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai 1) Pelaksana
a. FI Daftar
Peralatan dan Sistem
Tahap persiapan: Perlengkapan Pengaliran/
1. memeriksa as built drawing dan Kerja Pelaksana
peta pelayanan (GIS jika ada) b. IK K3L APD yang
dimana lokasi pipa dinas terpasang c. As Built Terkait
Drawing
yang akan dioperasikan;
2. menyiapkan peralatan dan
perlengkapan yang diperlukan
untuk pengoperasian pipa dinas.

2) Pelaksana
Pengoperasian : d. FI Daftar
Sistem
3. Menyediakan tukang untuk Peralatan dan
menggali tanah dimana lokasi Perlengkapan Pengaliran/
sambungan/ koneksi antara pipa Kerja Pelaksana
dinas dengan pipa tersier berada; e. IK K3L APD yang
4. Membuka/ menutup ferule di lokasi Terkait
clamp saddle agar air mengalir
menuju sambungan rumah melalui
meter air pelanggan atau dimatikan
jika ada perbaikan/penggantian
pipa dinas atau pemutusam
sambungan;
5. Membiarkan posisi ferule tetap
terbuka selama beroperasi, agar air
tetap mengalir ke pipa dinas
sambungan rumah pelanggan,
kecuali dilakukan pemutusan
sambungan rumah.

Pengawasan : 3) Pelaksana
6. mengawasi pekerjaan penggalian f. IK K3L APD Sistem
hingga penutupan kembali untuk Pengaliran/
mengoperasikan buka/tutup ferule; Pelaksana
7. mengawasi aliran air ke sambungan
yang
rumah pelanggan.
Terkait

jdih.pu.go.id
- 496 –

A
g. FI Laporan 4) Pelaksana
Hasil Sistem
Pencatatan Pengaliran/
Pelaksanaan Pelaksana
Pelaporan : Pengoperasian
8. mencatat hasil kegiatan yang
Pipa Dinas Terkait
pengoperasian pipa dinas; h. IK Pembuatan
9. membuat laporan hasil Laporan
pengoperasian pipa dinas. i. IK K3L APAR

Selesai

Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/ pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan pos tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/Manajer Direktur/Dirut


Terkait Terkait

jdih.pu.go.id
- 497 –

AAA. POS PEMELIHARAAN PIPA DINAS/PIPA PELAYANAN

Gambar 1. Skema Unit Pelayanan pada SPAM

SAMBUNGAN
LANGGANAN (SL)

jdih.pu.go.id
- 498 –

1) Model Prosedur Pemeliharaan Pipa Dinas/Pipa Pelayanan

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PELAYANAN

NO. POS JUDUL POS REVISI KE:


AAA Pemeliharaan Pipa Dinas/Pipa HALAMAN:
Pelayanan

1. Tujuan
Untuk memelihara pipa dinas/pipa pelayanan sehingga pasokan air
ke sambungan rumah pelanggan tidak terganggu/lancar
sebagaimana mestinya.

2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pemeliharaan pipa dinas/pipa pelayanan meliputi :
a. memelihara secara rutin sarana dan prasarana pipa dinas/pipa
pelayanan dan lingkungan sekitarnya;
b. memelihara secara berkala sarana dan prasarana pipa
dinas/pipa pelayanan, melakukan identifikasi kerusakan dan
melakukan perbaikan kerusakan sarana dan prasarana pipa
dinas/pipa pelayanan; dan
c. menyusun laporan kerusakan dan hasil pemeliharaan.

3. Definisi
a. Air minum
air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum.

b. Unit pelayanan
sarana untuk mengambil air minum langsung oleh masyarakat
yang terdiri dari sambungan rumah, hidran umum dan hidran
kebakaran.

c. Pelanggan
orang perseorangan, kelompok masyarakat, atau instansi yang
mendapatkan layanan air minum dari pengelola air minum.

d. Pipa pelayanan/pipa dinas


pipa yang menghubungkan antara jaringan distribusi pembagi
dengan sambungan rumah.

e. Sambungan langganan/rumah
jenis sambungan pelanggan yang mensuplai airnya langsung ke
rumah - rumah biasanya berupa sambungan pipa - pipa
distribusi air melalui meter air dan instalasi pipanya didalam
rumah.

f. Pemeliharaan rutin
pemeliharaan yang dilakukan secara rutin guna menjaga usia
pakai dan unit SPAM tanpa penggantian peralatan/suku
cadang.

jdih.pu.go.id
- 499 –

g. Pemeliharaan berkala
pemeliharaan yang dilakukan secara berkala (dalam periode
lebih lama dari pemeliharaan rutin) guna memperpanjang usia
pakai unit SPAM yang biasanya diikuti dengan penggantian
suku cadang.

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum.
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan


Kerja)
Perlengkapan K3L yang digunakan meliputi :
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi
antara lain perban, obat merah dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri
dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh
pemerintah melalui Departemen Tenaga Kerja Republik
Indonesia.
Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi
adalah:
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai
pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat
pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk
melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas,
cairan kimia, dan sebagainya.
3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat
pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi
yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan
bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-
masing pekerjaan.
4) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung
dari kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau
pakaian kantornya.
5) Rain coat atau jas hujan berfungsi melindungi dari

jdih.pu.go.id
- 500 –

percikan air saat bekerja (misal bekerja pada waktu hujan


atau sedang mencuci alat).
d. Rambu – rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.
6. Uraian Prosedur
a. Pemeliharaan rutin
Tahap pemeliharaan rutin meliputi :
1) memeriksa rembesan air disekitar clamp saddle yang
diduga ada kebocoran disekitar clamp saddle;
2) memeriksa pipa pelayanan dari kemungkinan adanya
kebocoran; dan
3) membersihkan sampah yang tersangkut di pipa dinas yang
melintasi saluran air/ selokan.

b. Pemeliharaan berkala
Tahapan pemeliharaan berkala meliputi :
1) memperbaiki atau mengganti pipa dinas, sambungan pipa
dan clamp saddle yang mengalami kebocoran atau
kerusakan;
2) memutus sambungan ilegal yang ditemukan ada di pipa
dinas/pipa pelayanan; dan
3) mengganti pipa dinas hingga clamp saddle ketika
dilakukan penggantian meter air pelanggan.

c. Pelaporan
Tahapan pelaporan meliputi :
1) mencatat hasil pemeliharaan pipa dinas berikut kerusakan
dan perbaikannya;
2) membuat laporan pemeliharaan pipa dinas; dan
3) membuat laporan kerusakan pipa dinas untuk
ditindaklanjuti perbaikannya atau penggantian.

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi :
a. Formulir Monitoring (FM) tentang Pemeriksaan Pipa Dinas;
b. Formulir Isian (FI) tentang Laporan Kerusakan;
c. Formulir Isian (FI) tentang Permintaan Barang;
d. IK Pembuatan Laporan;
e. IK K3L APD;
f. POS Pengoperasian Pipa Dinas;
g. POS Pemeliharaan Meter Air Pelanggan;
h. POS Pemutusan dan Penyambungan Kembali Pelanggan;
i. Laporan Hasil Pencatatan dan Pemeliharaan Pipa Dinas; dan
j. Laporan Kerusakan Sarana dan Prasarana.

jdih.pu.go.id
- 501 –

2 ) Diagram Alir Prosedur Pemeliharaan Pipa Dinas/Pipa Pelayanan

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PELAYANAN
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
AAA Pemeliharaan Pipa Dinas/Pipa HALAMAN:
Pelayanan
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai a. FM Pemeriksaan
1) Pelaksana
Pipa Dinas
Pemeliharaan
Pemeliharaan rutin: b. IK K3L APD
Jaringan/
1. memeriksa rembesan air disekitar c. POS
Pelaksana
clamp saddle yang diduga ada Pengoperasian
Yang Terkait
kebocoran disekitar clamp saddle; Pipa Dinas
2. memeriksa pipa pelayanan dari d. POS
kemungkinan adanya kebocoran; Pemeliharaan
3. membersihkan sampah yang Meter Air
tersangkut di pipa dinas yang Pelanggan
melintasi saluran air/ selokan.

Pemeliharaan berkala: e. FI Permintaan 2) Pelaksana


4. memperbaiki atau mengganti pipa Barang Pemeliharaan
dinas, sambungan pipa dan clamp f. FM Jaringan/
saddle yang mengalami kebocoran Pemeriksaan Pelaksana
atau kerusakan; Pipa Dinas
yang Terkait
5. memutus sambungan ilegal yang g. IK K3L APD
ditemukan ada di pipa dinas/pipa h. POS
pelayanan; Pengoperasian
6. mengganti pipa dinas hingga clamp Pipa Dinas
saddle ketika dilakukan penggantian i. POS
meter air pelanggan. Pemeliharaan
Meter Air
Pelanggan
j. POS
Pemutusan dan
Penyambungan
Kembali
Pelanggan

jdih.pu.go.id
- 502 –

A k. FI tentang 3) Pelaksana
Laporan Pemeliharaan
Kerusakan Jaringan/
Pelaporan : l. IK Pembuatan Pelaksana
7. mencatat hasil pemeliharaan pipa Laporan yang Terkait
dinas berikut kerusakan dan
m. Laporan Hasil
perbaikannya;
8. membuat laporan pemeliharaan pipa Pencatatan
dinas; dan
9. membuat laporan kerusakan pipa Pemeliharaan
dinas untuk ditindaklanjuti Pipa Dinas
perbaikannya atau penggantian. n. Laporan
Kerusakan
Sarana dan
Prasarana
Selesai

Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/ pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan pos tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/Manajer Direktur/Dirut


Terkait Terkait

jdih.pu.go.id
- 503 –

BBB. POS PENERIMAAN PENGADAAN BAHAN KIMIA

1) Model Prosedur Penerimaan Pengadaan Bahan Kimia.


LOGO dan KOP UNIT SPAM:
PENGELOLAAN
ASPEK TEKNIS
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
BBB Penerimaan Pengadaan Bahan Kimia HALAMAN:
1. Tujuan
Untuk memastikan bahwa bahan kimia yang diterima,
diperiksa/diverifikasi terlebih dahulu apakah sesuai standar yang telah
ditetapkan.

2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan penerimaan pengadaan bahan kimia meliputi :
a. mempersiapkan dengan melakukan komunikasi dengan bagian
gudang tentang kedatangan bahan kimia;
b. melaksanakan kegiatan pemeriksaan bahan kimia dengan mengambil
sampel bahan kimia secara keseluruhan, memeriksa bahan kimia
untuk dilakukan pengujian kualitas bahan kimia, mengevaluasi hasil
pemeriksaan bahan kimia dengan standar yang sudah berlaku; dan
c. melakukan kegiatan laporan hasil pemeriksaan bahan kimia.

3. Definisi
a. Unit pengelolaan
sarana dan prasarana SPAM yang telah terbangun siap dioperasikan
dengan membentuk organisasi pengelola air minum yang dapat
melibatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan SPAM berupa
pemeliharaan, perlindungan sumber air baku, penertiban sambungan
liar, dan sosialisasi dalam penyelenggaraan SPAM.

b. Bahan kimia
bahan kimia yang diterima dari suplier dan belum digunakan dalam
proses pengolahan air minum.

c. Kapur
bahan kimia untuk menaikkan pH.

d. Tawas
bahan kimia untuk proses koagulasi.

e. Chlorine
bahan kimia untuk desinfektan.

f. Kaporit
bahan kimia untuk desinfektan.

g. PAC
bahan kimia untuk koagulan.

h. Soda Ash
bahan kimia untuk mengontrol kadar pH.

jdih.pu.go.id
- 504 –

i. Pemantauan
kegiatan memantau kemajuan sebuah kegiatan agar tetap berjalan
dalam prosedur yang telah ditetapkan.

j. Pelaporan
kegiatan pengumpulan dan penyajian data kinerja dan informasi
pengelola air minum untuk mengetahui kemajuan pekerjaan dan
kualitas hasil pelayanan serta dijadikan dasar untuk perbaikan
pelayanan sesuai prosedur yang berlaku.

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi/dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini meliputi:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum.
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan Dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
PER/15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Lingkungan)


Perlengkapan K3L yang digunakan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang kegiatan
pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi antara lain perban,
obat merah dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan
risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang
di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh pemerintah
melalui Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.
Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi adalah :
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai pelindung
kepala dari benda yang bisa mengenai kepala secara langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat pengaman
saat bekerja di tempat yang becek ataupun berlumpur.
Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari
benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat pelindung
tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat
mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan
di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
4) Safety shoes atau sepatu pelindung seperti sepatu biasa, tapi dari
bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari karet tebal dan kuat.
Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki
karena tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairan
kimia, dsb.

jdih.pu.go.id
- 505 –

5) Respirator atau masker berfungsi sebagai penyaring udara yang


dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas udara buruk
(misal berdebu, zat-zat kimia beracun, dsb).
6) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung dari
kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau pakaian
kantornya.

6. Uraian Prosedur
a. Persiapan
Tahap persiapan meliputi melakukan komunikasi dengan bagian
gudang tentang kedatangan bahan kimia.

b. Pelaksanaan kegiatan/pengoperasian
Tahap pelaksanaan kegiatan/pengoperasian meliputi:
1) mengambil sampel bahan kimia secara keseluruhan setelah
pembukaan segel kemasan bahan kimia dilakukan oleh petugas
gudang sesuai dengan Instruksi Kerja Pengujian Bahan Kimia;
2) melakukan uji kualitas bahan kimia di laboratorium untuk
menentukan kualitas bahan kimia berdasarkan IK/standar yang
berlaku;
3) mengevaluasi hasil uji kualitas bahan kimia tersebut dan mengisi
formulir hasil uji bahan kimia apakah sesuai dengan standar
yang berlaku;
4) mencatat hasil uji bahan kimia untuk diserahkan ke bagian
produksi, apakah hasil analisis bahan kimia tersebut sesuai
permintaan/spesifikasi;
5) mengembalikan bahan kimia ke suplier untuk ditukar sesuai
dengan permintaan apabila hasil analisis tidak sesuai standar
permintaan/spesifikasi; dan
6) melakukan instruksi pembongkaran bahan kimia sesuai dengan
prosedur permintaan dan penyimpanan barang apabila status
bahan kimia telah disetujui oleh bagian produksi.

c. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi membuat laporan hasil penerimaan
pengadaan bahan kimia.

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Isian (FI) tentang Laporan Hasil Pemeriksaan Bahan Kimia;
b. Formulir Isian (FI) tentang Pengiriman dan Penerimaan Bahan Kimia;
c. Formulir Isian (FI) tentang Hasil Uji Bahan Kimia;
d. Formulir Isian (FI) tentang Laporan Hasil Pemeriksaan Bahan Kimia;
e. IK Pengambilan Sampel Bahan Kimia;
f. IK Analisa Kualitas Bahan Kimia;
g. IK Pembuatan Laporan;
h. IK K3L APD;
i. IK K3L APAR; dan
j. POS Pengelolaan Gudang.

jdih.pu.go.id
- 506 –

2 ) Diagram Alir Prosedur Penerimaan Pengadaan Bahan Kimia

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PENGELOLAAN
ASPEK TEKNIS
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
BBB Penerimaan Pengadaan Bahan HALAMAN:
Kimia
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai 1) Supervisor
a. FI Pengiriman
dan Analis
Tahap persiapan : Penerimaan Kimia,
1. melakukan komunikasi dengan Bahan Kimia Fisika dan
Bagian Gudang tentang b. IK K3L APD Mikrobiologi
kedatangan bahan kimia. 2) Spervisor
Pergudang/
▪ M Logistik
e
Pengambilan sampel bahan m c. IK Pengambilan 3) Staf
kimia: e Sampel Bahan Penerimaan
r Kimia Barang/
2. mengambil sampel bahan
kimia secara keseluruhan i d. IK Analisa Staf yang
setelah pembukaan segel k Kualitas Bahan Terkait
kemasan bahan kimia oleh s Kimia 4) Staf
petugas gudang sesuai a e. IK K3L APD Sampling
dengan instruksi kerja f. IK K3L APAR
pengujian bahan kimia. s
i
s
Pemeriksaan kualitas bahan t
e g. FI Hasil Uji 5) Analis
kimia di laboratorium:
3. melakukan uji kualitas bahan m Bahan Kimia Kimia &
kimia di laboratorium untuk h. IK Analisa Fisika/
menentukan kualitas bahan k Kualitas Bahan Analis yang
kimia berdasarkan IK/standar e Kimia Terkait
yang berlaku. l i. IK K3L APD 6) Analis
i j. IK K3L APAR Kimia &
s Fisika/
Evaluasi hasil uji kualitas bahan
kimia: t Analis yang
4. mengevaluasi hasil uji kualitas r Terkait
k. IK Analisa
bahan kimia tersebut dan mengisi i
formulir hasil uji bahan kimia Kualitas Bahan
k
apakah sesuai dengan standar Kimia
yang berlaku. a l. IK K3L APD
n m. IK K3L APAR
,
B
A
k
o
n
d
i
s
i

k jdih.pu.go.id
a
b
- 507 –

A B

7) Supervisor
Pengecekan kualitas sampel n. FI Hasil Uji Analis
permintaan/kebutuhan: Bahan Kimia Kimia, Fisika
5. Mencatat hasil uji bahan o. IK K3L APD dan
kimia untuk diserahkan ke p. IK K3L APAR Mikrobiologi
Bagian Produksi apakah hasil
analisis bahan kimia tersebut
sesuai permintaan/spesifikasi.

Hasil analisis
sesuai standar Tidak
permintaan/
spesifikasi?

Ya 8) Supervisor
Pengembalian bahan q. IK K3L APD Analis
kimia : r. IK K3L APAR Kimia, Fisika
6. mengembalikan s. POS dan
bahan kimia ke Pengelolaan Mikrobiologi
suplier untuk Gudang 9) Supervisor
ditukar sesuai Operasi IPA/
dengan Supervisor
permintaan. yang Terkait
10) Supervisor
Pergudang/
Pembongkaran bahan kimia : Logistik
7. melakukan instruksi 11) Supervisor
pembongkaran bahan kimia Analis
sesuai dengan prosedur Kimia, Fisika
permintaan dan penyimpanan
dan
barang.
Mikrobiologi

t. FI Laporan Hasil
Pemeriksaan
Pelaporan: Bahan Kimia
membuat laporan hasil u. IK Pembuatan
pemeriksaan bahan kimia. Laporan
v. IK K3L APD
w. IK K3L APAR
Selesai

jdih.pu.go.id
- 508 –

Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/ pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan POS tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/Manajer Direktur/Dirut


Terkait Terkait

jdih.pu.go.id
- 509 –

CCC. POS PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA LABORATORIUM


1) Model Prosedur Sarana dan Prasarana Laboratorium

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PENGELOLAAN
ASPEK TEKNIS
NO. JUDUL POS REVISI KE:
POS Pengelolaan Sarana dan HALAMAN:
CCC Prasarana Laboratorium
1. Tujuan
Untuk mengelola laboratorium yang dimiliki oleh PDAM/PAM sehingga
dapat melakukan pemantauan mutu internal yaitu sebagai fasilitas untuk
melakukan analisa baik air baku maupun air hasil olahan, sehingga
produk yang dihasilkan dapat memenuhi persyaratan yang ditentukan,
selain itu juga upaya yang dilakukan laboratorium ikut mendukung
dalam memantau kinerja unit IPA.

Manajemen operasional laboratorium yang akan disusun di sini adalah


ditujukan bagi operasional laboratorium pengujian dengan bahan uji air
dan dengan peralatan serta parameter terbatas.
2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana laboratorium
meliputi :
a. melakukan persiapan untuk pengelolaan laboratorium;
b. memeriksa kelengkapan fasilitas ruangan dan operasional fasilitas
penunjang;
c. memeriksa kelengkapan dan operasional peralatan laboratorium;
d. menunjuk penanggung jawab alat;
e. memeriksa ketersediaan bahan kimia, media, bahan kontrol;
f. pengadaan bahan laboratorium;
g. penyimpanan bahan;
h. menentukan metode pemeriksaan;
i. memeriksa ketersediaan dokumen mutu tertulis yang dapat
dijadikan pedoman kerja bagi tenaga pelaksana;
j. melakukan pemantauan mutu untuk pemantapan mutu (Quality
Assurance);
k. operasional pemeriksaan kualitas air;
l. melakukan kegiatan untuk pengamanan laboratorium;
m. melakukan penanganan dan penampungan limbah laboratorium;
n. pengolahan limbah berdasarkan sifat limbah; dan
o. pencatatan dan pelaporan.

3. Definisi
a. Air minum
Air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum.

b. Zat kimia /reagen


bahan yang berbentuk zat padat (dapat berupa bubuk/powder,
kristal, butir, serpih) atau cair yang digunakan untuk membuat
larutan penguji parameter kualitas air.

jdih.pu.go.id
- 510 –

c. Zat kimia standar


zat kimia yang digunakan untuk membuat larutan standar primer
dan sekunder.

d. Zat kimia standar primer


zat kimia yang digunakan untuk membuat larutan standar primer
yaitu larutan yang dibuat dengan ketelitian tinggi dan
konsentrasinya dapat langsung diketahui dengan pasti.

e. Zat kimia standar sekunder


zat kimia yang digunakan untuk membuat larutan standar
sekunder, yaitu larutan yang konsentrasinya harus ditetapkan/
distandarisasi dengan menggunakan standar primer, dan harus
dilakukan secara periodik/berulang-ulang, karena larutan ini tidak
stabil (mudah berubah konsentrasinya).

f. Larutan kimia
Zat kimia yang berbetuk cairan, biasanya terdiri dari (a) larutan
standar induk, (b) larutan standar “intermediate”, (c) larutan
pereaksi/reagen, (d) larutan indikator, (e) larutan standar untuk
kalibrasi alat.

g. Larutan standar induk


biasa disebut juga larutan sediaan (stock) yaitu larutan standar yang
dibuat dengan konsentrasi relatif tinggi, untuk sediaan.

h. Larutan standar “intermediate”


larutan standar yang dibuat dengan konsentrasi lebih rendah
(menurut kebutuhan analisa) dilakukan dengan cara mengencerkan
larutan induk. Larutan ini dibuat/disiapkan setiap kali akan
digunakan.

i. Larutan pereaksi/reagen
larutan yang dibuat dengan tidak memerlukan ketelitian tinggi.
Larutan ini digunakan sebagai penunjang reaksi/pereaksi, seperti
misalnya larutan pembangkit warna.

j. Larutan indikator
larutan yang dibuat dari zat kimia yang disebut indikator. Larutan
ini digunakan untuk mengetahui titik akhir titrasi dan untuk
mengetahui sifat larutan asam atau basa.

k. Larutan standar untuk kalibrasi alat


larutan ini dibuat dengan cara tertentu dan dengan konsentrasi
tertentu, yang digunakan untuk kalibrasi alat seperti larutan buffer
pH untuk mengkalibrasi pH-meter atau larutan KCl untuk kalibrasi
Conductivity – meter.

l. Media
suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi (nutrient) yang
digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme pada analisa
parameter mikroorganisme.

m. Tingkat persediaan bahan laboratorium


pada umumnya tingkat persediaan harus selalu sama dengan
jumlah persediaan yaitu jumlah persediaan minimum ditambah
jumlah “ safety stock “. Tingkat persediaan minimum adalah jumlah
bahan yang diperlukan untuk memenuhi kegiatan operasional
normal, sampai pengadaan berikutnya dari gudang (ruang
penyimpanan umum).

jdih.pu.go.id
- 511 –

n. Perkiraan jumlah kebutuhan bahan laboratorium:


Perkiraan kebutuhan dapat diperoleh berdasarkan jumlah
pemakaian atau pembelian bahan dalam periode 6–12 bulan yang
lalu, dan proyeksi jumlah pemeriksaan/analisa untuk periode 6–12
bulan, tahun yang akan datang, untuk itu jumlah rata – rata
pemakaian bahan untuk satu bulan perlu dicatat.

o. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan bahan


lamanya waktu yang dibutuhkan mulai dari pemesanan sampai
bahan diterima dari pemasok perlu diperhitungkan, terutama untuk
bahan yang sulit didapat.

p. Pedoman mutu/kebijakan mutu


dokumen standar yang memuat segala kebijakan dalam hal mutu
yang berlaku dalam lingkungan laboratorium bersangkutan. Dari
pedoman seperti ini harus tercermin secara garis besar sasaran
mutu yang ingin dicapai dan segala upaya yang dilakukan agar
sasaran mutu tersebut dapat benar – benar tercapai.

q. Prosedur Operasi Standar (Standard Operating Procedure = POS


)/Prosedur Tetap = Protap
dokumen standar yang memuat langkah-langkah utama dalam
mengerjakan suatu aktivitas.

r. Petunjuk Teknis / Instruksi Kerja = IK


dokumen standar yang yang mengatur bagaimana segala langkah
teknis harus dilakukan. Sebagai petunjuk teknis untuk mendukung
Protap, perlu dibuat pedoman bagi masing – masing analisa
parameter.

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi/dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini meliputi:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 122 tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum.
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan Dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
c. Keputusuan Menteri Otonomi Daerah Nomor 8 tahun 2000 tentang
Pedoman Akuntansi Perusahaan Daerah Air Minum.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan Kerja)


Perlengkapan K3L yang digunakan disesuaikan dengan kegiatan
masing-masing.

6. Uraian Prosedur
a. Persiapan
Tahap persiapan meliputi memeriksa kebersihan ruangan
laboratorium.

b. Kelengkapan fasilitas ruangan dan operasional fasilitas penunjang


Tahap kelengkapan fasilitas ruangan dan operasional fasilitas
penunjang meliputi:

1) semua ruangan harus memenuhi persyaratan tata ruang


laboratorium dan disesuaikan dengan peruntukkannya.

jdih.pu.go.id
- 512 –

2) fasilitas penunjang
a) bak di laboratorium yang dilengkapi dengan aliran air dari
berbagai unit seperti: air baku, air hasil sedimentasi, air
hasil filtrasi dan air di reservoir.
b) instalasi pengolahan limbah.
c) utilitas:
(1) listrik, sedapat mungkin tidak boleh mati, harus ada
generator, karena ada alat yang harus terus menerus
hidup, jika digunakan seperti: Inkubator, medicool,
kulkas/refrigerator, dan lain-lain; dan
(2) air, sedapat mungkin tidak boleh mati, harus ada
cadangan air yang dapat terus mengalir walaupun
pompa air tidak jalan atau air PAM/PDAM macet,
karena harus ada aliran air ke dalam alat seperti
kondensor, sebagai air pendingin.
c. Kelengkapan dan operasional peralatan laboratorium
Tahap kelengkapan dan operasional peralatan laboratorium meliputi:
1) kesesuaian jenis peralatan dengan rencana pengujian kualitas
air.
2) penggunaan, pemeliharaan dan pencegahan kerusakan alat:
a) setiap peralatan harus dilengkapi dengan petunjuk
penggunaan (”Instruction manual” ) yang berisi cara-cara
operasional alat dan hal – hal yang perlu diperhatikan.
Petunjuk penggunaan alat ini, diberikan oleh pabrik yang
memproduksi alat tsb.
b) cara penggunaan atau cara pengoperasian masing-masing
jenis peralatan laboratorium harus ditulis dalam prosedur
tetap/protap atau biasanya berupa “Instruksi Kerja“ (IK),
yang mempunyai identifikasi seperti Protap.
c) pada setiap peralatan harus dilakukan pemeliharaan
pencegahan (”preventive maintenance”) secara rutin, yaitu
semua kegiatan yang dilakukan agar diperoleh kondisi
optimal, dapat beroperasi dengan baik, dan tidak terjadi
kerusakan
d) setiap alat harus mempunyai kartu pemeliharaan yang
diletakkan pada atau di dekat alat tersebut, untuk
mencatat setiap tindakan pemeliharaan yang dilakukan
dan kelainan-kelainan yang ditemukan.
e) bila ditemui kelainan pada alat, maka harus segera
dilaporkan kepada penanggung jawab alat untuk dilakukan
perbaikan.
3) pemecahan masalah kerusakan alat:
a) mencari penyebab terjadinya penampilan alat yang tidak
memuaskan; dan
b) memilih cara penanganan yang benar untuk mengatasinya.
4) kalibrasi peralatan untuk mendapatkan hasil analisa yang
terpercaya dan menjamin penampilan hasil analisa.

d. Penunjukkan Penanggung Jawab Alat


Tahap penunjukkan penanggung jawab alat meliputi berbagai jenis
alat yang digunakan di laboratorium mempunyai cara operasional
dan pemeliharaan yang berbeda satu dengan yang lainnya, dan
biasanya satu alat digunakan oleh lebih dari 1 (satu) orang.
Pemeliharaan alat harus dilakukan sendiri oleh petugas
laboratorium. Oleh karena itu harus ditentukan seorang petugas
yang bertanggung jawab atas kegiatan pemeliharaan alat serta
operasional alat melalui kegiatan pemantauan serta mengusahakan
perbaikan apabila terjadi

jdih.pu.go.id
- 513 –

kerusakan.
e. Pemeriksaan ketersediaan bahan kimia, media, bahan kontrol
Tahap pemeriksaan ketersediaan bahan kimia, media, bahan kontrol
meliputi:
1) bahan kimia seperti zat kimia/reagen, zat kimia standar, dan
macam – macam larutan kimia;
2) media untuk pertumbuhan mikroorganisme;
3) bahan kontrol untuk memantau ketepatan suatu pemeriksaan
di laboratorium, atau untuk mengawasi hasil pemeriksaan
rutin/ sehari–hari; dan
4) air yang digunakan di laboratorium adalah air suling (aquadest).

f. Pengadaan bahan laboratorium


Tahap pengadaan bahan laboratorium harus mempertimbangkan:
1) tingkat persediaan;
2) perkiraan jumlah kebutuhan; dan
3) waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan bahan.

g. Penyimpanan
Tahap penyimpanan meliputi:
Bahan laboratorium yang sudah ada harus ditangani secara cermat
dengan mempertimbangkan:
1) perputaran pemakaian dengan menggunakan kaidah : “Pertama
masuk – pertama keluar “, yaitu bahwa barang yang lebih
dahulu masuk persediaan, harus digunakan lebih dahulu. Hal
ini dilakukan untuk menjamin barang tidak rusak akibat
penyimpanan yang terlalu lama.
2) tempat penyimpanan harus nyaman, misal ruang mempunyai
ventilasi dan sirkulasi udara cukup memadai.
3) suhu/kelembaban memenuhi syarat.
4) lama/waktu penyimpanan dengan melihat masa kedaluarsa.
5) ketidaksesuaian.

h. Metode pemeriksaan
Tahap pemeriksaan meliputi:
1) Memilih metode pemeriksaan dengan mempertimbangan:
a) tujuan pemeriksaan/analisa;
b) alat yang digunakan ( sensitivitas, batas deteksi );
c) presisi dan akurasi yang diinginkan;
d) mengacu kepada standar nasional atau internasional atau
yang sudah melalui uji coba/penelitian yang diakui; dan
e) bahan laboratorium yang tersedia.

2) Evaluasi menggunakan metode yang perlu dikaji ulang secara


periodik mengingat:
a) ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang
dari waktu ke waktu; dan
b) untuk memastikan bahwa metode tersebut masih tetap
memiliki makna yang berarti, untuk tetap digunakan.
i. Ketersediaan dokumen mutu tertulis yang dapat dijadikan pedoman
kerja bagi tenaga pelaksana.
Tahap ketersediaan dokumen mutu tertulis yang dapat dijadikan
pedoman kerja bagi tenaga pelaksana.
Dokumen standar dengan jenjang:
1) normatif :pedoman mutu/kebijakan mutu;
2) tingkat menengah : Prosedur Operasi Standar
(Standard Operating Procedure = POS) /Prosedur Tetap = Protap;
dan

jdih.pu.go.id
- 514 –

3) T e k n i s : Petunjuk Teknis / Instruksi Kerja = IK

j. Operasional pemeriksaan kualitas air


Tahap operasional pemeriksaan kualitas air meliputi:
1) Pemeriksaan kualitas air secara fisik; dan
2) Pemeriksaan kualitas air secara kimiawi:
a) Uji kualitas bahan kimia/reagen/media; dan
b) Uji kualitas zat kimia/reagen.

k. Penanganan dan penampungan limbah laboratorium :


Tahap penanganan dan penampungan limbah laboratorium meliputi:
1) melakukan kegiatan pemisahan (1) Untuk memudahkan jenis
limbah (padat) yang akan dibuang adalah dengan cara
menggunakan kantong berkode warn, (2) Untuk tempat limbah
cair digunakan wadah (biasanya jerigen plastik) dan ditandai
dengan tulisan sesuai jenis limbah, (3) Limbah bekas analisa
mikrobiologi (bekas fermentasi) harus diolah sebelum dibuang,
biasanya disterilkan dengan autoclave atau direbus
menggunakan panci bertekanan; dan
2) menyediakan penampungan limbah dan meletakkan di tempat
yang aman dan higienis.

l. Pengolahan limbah berdasarkan sifat limbah


Tahap pengolahan limbah berdasarkan sifat limbah meliputi:
1) netralisasi , limbah yang bersifat asam dinetralkan dengan
basa dan yang bersifat basa dinetralkan dengan asam;
2) pengendapan/presipitasi:
a) untuk limbah yang mengandung logam/logam berat, bisa
dengan cara pengendapan pada pH tinggi (9-12); dan
b) untuk memperbesar partikel / endapan yang terbentuk,
bisa ditambahkan bahan koagulan (coagulant aid), jadi
proses pengendapan dilanjutkan dengan proses koagulasi-
flokulasi, sedimentasi dan filtrasi bila perlu;
3) koagulasi-flokulasi dilanjutkan dengan pengendapan;
4) oksidasi-reduksi yang digunakan untuk limbah organik; dan
5) penukaran ion , ion- ion logam berat dan kation-kation (ion
positif) dapat diserap oleh resin kationik dan anion-anion (ion
negatif) dapat diserap oleh resin anionik.

m. Pencatatan dan pelaporan


Tahap pencatatan dan pelaporan meliputi:
a. Pencatatan kegiatan laboratorium dilakukan sesuai dengan jenis
kegiatannya, seperti berikut:
1) pencatatan kegiatan pelayanan jasa laboratorium;
2) pencatatan kegiatan sampling;
3) pencatatan kegiatan analisa;
4) pencatatan pemakaian zat kimia dan bahan lainnya;
5) pencatatan inventarisasi peralatan/instrument;
6) pencatatan pemantauan mutu;
7) pencatatan kalibrasi dan kontrol alat/instrumen ;
8) pencatatan keuangan; dan
9) pencatatan logistic.
b. Pelaporan kegiatan laboratorium diantaranya:
1) laporan kegiatan rutin (harian, bulanan, triwulan,
tahunan);
2) laporan hasil analisa/Sertifikat Hasil Uji (SHU); dan
3) laporan keuangan.
c. Penyimpanan Dokumen
1) salinan data penerimaan contoh uji;
2) salinan laporan hasil analisa;
3) salinan ijazah, sertifikat pelatihan personil;

jdih.pu.go.id
- 515 –

4) arsip surat-surat masuk dan keluar;


5) dokumen panduan mutu dan kebijakan mutu (termasuk
yang asli);
6) dokumen Prosedur Analisa (POS) (termasuk yang asli); dan
7) dokumen instruksi kerja alat (termasuk yang asli).
d. Pemusnahan dokumen adalah bagi dokumen yang dapat
dimusnahkan atau sudah kedaluarsa. Pelaksanaan kegiatan
pemusnahan harus disertai berita acara, seperti berikut: (1)
Tanggal, bulan, dan tahun pemusnahan, (2) Penanggung
jawab/otorisasi pemusnahan dokumen.
7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Monitoring (FM) tentang Kebersihan dan pengamanan
laboratorium;
b. Formulir Monitoring (FM) tentang Kelengkapan fasilitas ruangan dan
penunjang;
c. Formulir Monitoring (FM) tentang Kelengkapan peralatan
laboratorium;
d. Formulir Monitoring (FM) tentang Ketersediaan bahan kimia, media
dan bahan kontrol;
e. Formulir Monitoring (FM) tentang Metode pemeriksaan dan evaluasi;
f. Formulir Monitoring (FM) tentang penanganan dan penampungan
limbah laboratorium;
g. Formulir Monitoring (FM) tentang pengolahan limbah laboratorium;
h. Formulir Isian (FI) tentang Kerusakan alat;
i. Formulir Isian (FI) tentang Permintaan pengadaan bahan
laboratorium;
j. Formulir Isian (FI) tentang permasalahan laboratorium penyimpanan;
k. Formulir Isian (FI) tentang hasil pemeriksaan air;
l. Pedoman mutu;
m. Prosedur Operasi Mutu;
n. SK Penanggung jawab alat;
o. IK alat laboratorium;
p. IK pemeriksaan parameter kualitas air;
q. IK uji kualitas bahan kimia/reagen/media;
r. IK K3L APAR;
s. IK Pembuatan Laporan; dan
t. IK Pemusnahan dokumen.

jdih.pu.go.id
- 516 –

2 ) Diagram Alir Prosedur Pengelolaan Sarana dan Prasarana Laboratorium

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PENGELOLAAN
ASPEK TEKNIS
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
CCC Pengelolaan Sarana dan HALAMAN:
Prasarana Laboratorium

Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai a. FM Kebersihan 1) Supervisor


Ruangan laboratorium
Persiapan: b. IK K3L APAR 2) Laboran
1. Memeriksa kebersihan ruangan
laboratorium

Memeriksa kelengkapan fasilitas ruangan c. FM 3) Supervisor


dan operasional fasilitas penunjang Kelengkapan laboratorium
2. Semua ruangan harus memenuhi fasilitas
persyaratan tata ruang laboratorium dan ruangan dan
disesuaikan dengan peruntukkannya.
penunjang
Fasilitas Penunjang:
d. IK K3L APAR
3. Bak di laboratorium yang dilengkapi
dengan aliran air dari berbagai unit
seperti: air baku, air hasil sedimentasi,
air hasil filtrasi dan air di reservoir.
4. Instalasi Pengolahan Limbah
5. Utilitas:
a. Listrik, sedapat mungkin tidak boleh
mati, harus ada generator, karena ada
alat yang harus terus menerus hidup,
jika digunakan seperti : Inkubator,
medicool, kulkas/refrigerator, dll.
b. Air, sedapat mungkin tidak boleh
mati, harus ada cadangan air yang
dapat terus mengalir walaupun pompa
air tidak jalan atau air PAM/PDAM
macet, karena harus ada aliran air ke
dalam alat seperti kondensor, sebagai
air pendingin

Tidak
Kelengkapan
Fasilitas?

Ya
A

jdih.pu.go.id
- 517 –

Kelengkapan dan operasional peralatan 4) Supervisor


laboratorium e. FM
laboratorium
Kesesuaian jenis peralatan dengan rencana Kelengkapan
5) Supervisor
pengujian kualitas air peralatan
sampling
Penggunaan, pemeliharaan dan pencegahan laboratorium
dan
kerusakan alat f. IK alat
verifikator
6. setiap peralatan harus dilengkapi dengan laboratorium
petunjuk
A
penggunaan (”Instruction alat ukur
g. FI Kerusakan
manual”) yang berisi cara-cara operasional 6) Verifikator
Alat
alat dan hal – hal yang perlu diperhatikan. alat ukur
h. IK K3L APAR
Petunjuk penggunaan alat ini, diberikan 7) Staf Analis
oleh pabrik yang memproduksi alat tsb; kimia dan
7. cara penggunaan atau cara pengoperasian fisika/staf
masing – masing jenis peralatan analisis
laboratorium harus ditulis dalam prosedur mikrobiologi
tetap/protap atau biasanya berupa / Staf yang
“Instruksi Kerja “ (IK), yang mempunyai Terkait
identifikasi seperti Protap;
8. pada setiap peralatan harus dilakukan
pemeliharaan pencegahan ( ”preventive
maintenance”) secara rutin, yaitu semua
kegiatan yang dilakukan agar diperoleh
kondisi optimal, dapat beroperasi dengan
baik, dan tidak terjadi kerusakan;
9. setiap alat harus mempunyai kartu
pemeliharaan yang diletakkan pada atau di
dekat alat tersebut, untuk mencatat setiap
tindakan pemeliharaan yang dilakukan dan
kelainan – kelainan yang ditemukan; dan
10. bila ditemui kelainan pada alat, maka
harus segera dilaporkan kepada
penanggung jawab alat untuk dilakukan
perbaikan.
Pemecahan Masalah Kerusakan alat
11. mencari penyebab terjadinya penampilan
alat yang tidak memuaskan; dan
12. memilih cara penanganan yang benar
untuk mengatasinya.
Kalibrasi Peralatan untuk mendapatkan hasil
analisa yang terpercaya dan menjamin
penampilan hasil analisa

C
B

jdih.pu.go.id
- 518 –

B C i. SK Penanggung 8) Manager
jawab alat laboratorium
Tidak
j. IK K3L APAR 9) Supervisor
Kelengkapan Laboratorium
Fasilitas?

Ya
Penunjukan Penanggung jawab Alat
13. berbagai jenis alat yang digunakan
di laboratorium mempunyai cara
operasional dan pemeliharaan yang
berbeda satu dengan yang lainnya,
dan biasanya satu alat digunakan
oleh lebih dari 1 (satu) orang.
Pemeliharaan alat harus dilakukan
sendiri oleh petugas laboratorium.
Oleh karena itu harus ditentukan
seorang petugas yang bertanggung
jawab atas kegiatan pemeliharaan
alat serta operasional alat melalui
kegiatan pemantauan serta
mengusahakan perbaikan apabila
terjadi kerusakan.

Ada Penanggung Tidak


jawab alat ?

Ya 10) Manager
laboratorium
Memeriksa ketersediaan bahan kimia, media, i. FM Ketersediaan
bahan kontrol 11) Supervisor
bahan kimia, Laboratorium
14. bahan kimia seperti zat kimia / reagen, zat
kimia standar, dan macam – macam media dan bahan 12) Analis kimia
larutan kimia; kontrol dan
15. media untuk pertumbuhan j. FI Permintaan
fisika/staf
mikroorganisme; pengadaan bahan
16. bahan kontrol untuk memantau ketepatan analisis
laboratorium
suatu pemeriksaan di laboratorium, atau mikrobiologi/
k. IK K3L APAR
untuk mengawasi hasil pemeriksaan Staf yang
rutin/ sehari – hari; dan Terkait
17. air yang digunakan di laboratorium adalah
air suling (aquadest).

D E

jdih.pu.go.id
- 519 –

D E l. FM Ketersediaan
13) Manager
bahan kimia,
laboratorium
media dan bahan
14) Supervisor
kontrol
Ketersediaan Laboratorium
Ya bahan? m. FI Permintaan
pengadaan bahan
laboratorium
n. IK K3L APAR
15) Manager
Pengadaan bahan laboratorium laboratorium
harus mempertimbangkan: 16) Supervisor
18. tingkat persediaan; Laboratorium
19. perkiraan jumlah kebutuhan; dan 17) Analis kimia
Ya yang dibutuhkan untuk
20. waktu dan
mendapatkan bahan. fisika/staf
analisis
mikrobiologi/
Staf yang
belum Terkait
Pertimbangan
Ketersediaan
bahan?

Penyimpanan
Bahan laboratorium yang sudah ada
harus ditangani secara cermat dengan
mempertimbangkan :
21. perputaran pemakaian dengan
menggunakan kaidah : “ Pertama
masuk – pertama keluar “, yaitu
bahwa barang yang lebih dahulu
masuk persediaan, harus digunakan
lebih dahulu. Hal ini dilakukan
untuk menjamin barang tidak rusak
akibat penyimpanan yang terlalu
lama;
22. tempat penyimpanan harus nyaman,
misal ruang mempunyai ventilasi
dan sirkulasi udara cukup memadai;
23. suhu/kelembaban memenuhi
syarat; dan
24. lama/waktu penyimpanan dengan
melihat masa kedaluarsa.

F G

jdih.pu.go.id
- 520 –

18) Manager
F G o. FM Metode
laboratorium
pemeriksaan
19) Supervisor
dan evaluasi Laboratorium
p. IK K3L APAR 20) Analis kimia
Penyimpanan dan
Sesuai fisika/staf
Ketentuan analisis
mikrobiologi/
staf yang terkait

Metode pemeriksaan
Memilih metode pemeriksaan dengan
mempertimbangkan :
25. tujuan pemeriksaan/analisa;
26. alat yang digunakan (sensitivitas,
batas diteksi);
27. presisi dan akurasi yang diinginkan;
28. mengacu kepada standar nasional
atau internasional atau yang sudah
melalui uji coba/penelitian yang
diakui; dan
29. bahan laboratorium yang tersedia .
Evaluasi menggunakan metode yang
perlu dikaji ulang secara periodic
mengingat :
30. ilmu pengetahuan dan teknologi yang
terus berkembang dari waktu ke
waktu; dan
31. untuk memastikan bahwa metode
tersebut masih tetap memiliki makna
yang berarti, untuk tetap digunakan.

Tidak

Metode
pemeriksaan dan
evaluasi sesuai
ketentuan yang
berlaku

Ya
H

jdih.pu.go.id
- 521 –

H
q. Pedoman mutu
r. Prosedur
Ketersediaan dokumen mutu tertulis yang Operasi Mutu 21) Manager
dapat dijadikan pedoman kerja bagi tenaga s. IK pemeriksaan Laboratorium
pelaksana. parameter 22) Supervisor
Dokumen standar dengan jenjang kualitas air Laboratorium
31. normatif : pedoman mutu/kebijakan t. IK K3L APAR 23) Supervisor
mutu Sampling dan
32. tingkat menengah : Prosedur Operasi Verifikator
Standar (Standard Operating Procedure Alat Ukur
= POS) / Prosedur tetap = Protap; dan
33. (3) Teknis : Petunjuk Teknis/ Instruksi
\Kerja = IK

Ketersediaan
Tidak
dokumen mutu
sesuai standar
yang berlaku?

Ya

Melakukan pemantauan mutu untuk


u. Pedoman mutu 24) Manager
pemantapan mutu (quality assurance)
v. Prosedur laboratorium
25) Supervisor
Operasi Mutu
Laboratorium
Pemantauan
w. IK pemeriksaan
26) Supervisor
mutu dilakukan? parameter
Sampling dan
kualitas air
Verifikator
x. IK K3L APAR
Alat Ukur
I

jdih.pu.go.id
- 522 –

I w. Pedoman mutu
27) Manager
x. Prosedur Opersi
laboratorium
Mutu
Operasional sampling dan pemeriksaan 28) Supervisor
Pengelolaan
Laboratorium
kualitas air. laboratorium
29) Supervisor
34. sampling air; y. IK pemeriksaan
Sampling
35. pemeriksaan kualitas air secara fisik; kualitas
dan
36. pemeriksaan kualitas air secara z. IK uji kualitas
Verifikator
kimiawi; bahan
Alat Ukur
37. uji kualitas bahan kimia/reagen
kimia/reagen/media; dan aa.
38. uji kualitas zat kimia/reagen

aa. FM kebersihan
30) Supervisor
Melakukan kegiatan untuk pengamanan dan
laboratorium
laboratorium pengamanan
31) Laboran
Laboratorium
bb. IK K3L APAR

Melakukan penanganan dan 32) Manager


cc. FM penanganan
penampungan limbah laboratorium : laboratoriu
dan
penampungan m
39. Melakukan kegiatan pemisahan 33) Supervisor
a. untuk memudahkan jenis limbah limbah
(padat) yang akan dibuang adalah laboratorium Laboratoriu
dengan cara menggunakan kantong dd. FI m
berkode warn; 34) Analis
permasalahan
b. untuk tempat limbah cair digunakan Kimia dan
laboratorium
wadah (biasanya jerigen plastik) dan Fisika/Staf
ditandai dengan tulisan sesuai jenis ee. IK K3L APAR
Analisis
limbah; dan
Mikrobiolog
c. limbah bekas analisa mikrobiologi
(bekas fermentasi) harus diolah i/ Staf yang
sebelum dibuang, biasanya Terkait
disterilkan dengan autoclave atau
direbus menggunakan panci
bertekanan.
40. Menyediakan penampungan limbah
dan meletakkan di tempat yang aman
dan higienis.

jdih.pu.go.id
- 523 –

35) Manager
Pengolahan limbah berdasarkan sifat ff. FM
pengolahan Laboratoriu
limbah
limbah m
41. netralisasi, limbah yang bersifat
laboratorium 36) Supervisor
asam dinetralkan dengan basa dan gg. FI Laboratoriu
yang bersifat basa dinetralkan permasalahan m
dengan asam; laboratorium 37) Analis
42. pengendapan/presipitasi, (1) untuk hh. IK K3L APAR
Kimia dan
limbah yang mengandung
Fisika/Staf
logam/logam berat, bisa dengan cara
Analisis
pengendapan pada pH tinggi (9–12)
Mikrobiologi
(2) untuk memperbesar partikel/
/ Staf yang
endapan yang terbentuk, bisa
Terkait
ditambahkan bahan koagulan
(coagulant aid), jadi proses
pengendapan dilanjutkan dengan
proses koagulasi–flokulasi,
sedimentasi dan filtrasi bila perlu;
43. koagulasi–flokulasi dilanjutkan
dengan pengendapan;
44. oksidasi–reduksi yang digunakan
untuk limbah organik; dan
45. penukaran Ion , ion – ion logam
berat dan kation–kation (ion positif)
dapat diserap oleh resin kationik dan
anion–anion (ion negatif) dapat
diserap oleh resin anionik.

jdih.pu.go.id
- 524 –

46. Pencatatan dan pelaporan 38) Manager


ii. IK Pembuatan
Pencatatan kegiatan laboratorium Laporan Laboratoriu
dilakukan sesuai dengan jenis jj. IK m
kegiatannya, seperti berikut: Pemusnahan 39) Supervisor
a. pencatatan kegiatan pelayanan jasa dokumen Pembaca
laboratorium; kk. IK K3L APAR Meter
b. pencatatan kegiatan sampling; 40) Supervisor
c. pencatatan kegiatan analisa; Pengolahan
47. pencatatan pemakaian zat kimia dan Data dan
bahan lainnya; Software
a. pencatatan inventarisasi 41) Staf Analis
peralatan/instrument; Penggunaan
b. pencatatan pemantauan mutu; Air/ Staf
c. pencatatan kalibrasi dan kontrol yang Terkait
alat/instrument; 42) Supervisor
d. pencatatan keuangan; dan
Laboratoriu
e. pencatatan logistic.
m
48. Pelaporan kegiatan laboratorium
43) Analis
diantaranya:
Kimia dan
a. laporan kegiatan rutin (harian,
Fisika/Staf
bulanan, triwulan, tahunan);
b. laporan hasil analisa/Sertifikat Hasil Analisis
Uji ( SHU ); dan Mikrobiologi
c. laporan keuangan. / Staf yang
49. Penyimpanan Dokumen Terkait
a. salinan data penerimaan contoh uji; 44) Supervisor
b. salinan laporan hasil analisa; Sampling
c. salinan ijazah, sertifikat pelatihan dan
personil; Verifikator
d. arsip surat – surat masuk dan keluar; Alat Ukur
e. dokumen Panduan Mutu dan 45) Staf
Kebijakan Mutu (termasuk yang asli); Sampling
f. dokumen Prosedur Analisa (POS) 46) Verifikator
(termasuk yang asli); dan Alat Ukur
g. dokumen instruksi kerja alat (
termasuk yang asli.
50. Pemusnahan dokumen adalah bagi
dokumen yang dapat dimusnahkan atau
sudah kedaluarsa. Pelaksanaan kegiatan
pemusnahan harus disertai berita acara,
seperti berikut:
h. tanggal, bulan, dan tahun
pemusnahan; dan
i. penanggung jawab/otorisasi
pemusnahan dokumen.

Selesai

jdih.pu.go.id
- 525 –

Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/ pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan POS tersebut mulai atau selesai

dokumen pendukung/laporan
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/Manajer Direktur/Dirut


Terkait Terkait

jdih.pu.go.id
- 526 –

DDD. POS PEMANTAUAN DAN EVALUASI KEGIATAN TEKNIS DAN NON


TEKNIS

1) Model Prosedur Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan Teknis dan


Non Teknis

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PENGELOLAAN
ASPEK NON TEKNIS
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
DDD Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan HALAMAN:
Teknis dan Non Teknis
1. Tujuan
Menjamin dan memastikan bahwa pelaksanaan kegiatan pekerjaan yang
direncanakan dapat berjalan sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan, sehingga target dan sasaran dari kegiatan tersebut dapat
tercapai.

2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pemantauan dan evaluasi kegiatan teknis dan non teknis
meliputi :
a. memantau dan mengevaluasi terhadap aspek teknis yang terdiri dari
unit air baku, unit produksi, unit distribusi, unit pelayanan;
b. memantau dan mengevaluasi terhadap aspek non teknis yang terdiri
dari kelembagaan, manajemen, keuangan, peran serta masyarakat,
dan hukum; dan
c. menyusun laporan.

3. Definisi
a. Pemantauan
kegiatan memantau kemajuan sebuah kegiatan agar tetap berjalan
dalam prosedur yang telah ditetapkan.

b. Evaluasi
kegiatan untuk menilai, memperbaiki dan meningkatkan seberapa
jauh sebuah kegiatan dapat berjalan secara efektif, efisien dan optimal
seperti yang telah dirumuskan bersama.

c. Pelaporan
kegiatan pengumpulan dan penyajian data kinerja dan informasi
pengelola air minum untuk mengetahui kemajuan pekerjaan dan
kualitas hasil pelayanan serta dijadikan dasar untuk perbaikan
pelayanan sesuai prosedur yang berlaku.

d. Pengelolaan SPAM
kegiatan menjalankan fungsi – fungsi SPAM yang telah dibangun.

e. Pengoperasian SPAM
rangkaian kegiatan mulai dari persiapan, pelaksanaan, sampai di
hasilkan produk.

f. Satuan Pengawasan Internal (SPI)


suatu bagian yang berada dalam struktur organisasi pengelola air
minum yang berfungsi untuk mengawasi kondisi internal perusahaan.

jdih.pu.go.id
- 527 –

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2105 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum.
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan Dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.
d. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 tentang
Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan Kerja)


Perlengkapan K3L yang digunakan disesuaikan dengan kegiatan masing-
masing.

6. Uraian Prosedur
a. Persiapan
Tahap persiapan meliputi:
1) membentuk tim pemantauan dan evaluasi;
2) menyiapkan formulir pemantauan dan formulir evaluasi; dan
3) menyusun jadwal pelaksanaan pemantauan dan evaluasi.

b. Pemantauan
Tahap Pemantauan meliputi:
1) mengidentifikasi dan memeriksa laporan pelaksanaan kegiatan;
2) mengidentifikasi dan memeriksa pelaksanaan kegiatan
dilapangan; dan
3) memeriksa kesesuaian laporan pelaksanaan kegiatan dengan
pelaksanaan kegiatan di lapangan.

c. Evaluasi
Tahap Evaluasi meliputi:
1) menilai, memperbaiki dan meningkatkan laporan dari masing-
masing unit kerja, teknis dan non teknis;
2) menilai kinerja dari masing-masing laporan unit kerja; dan
3) membuat kesimpulan dan rekomendasi tindak lanjut.

d. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi membuat laporan pemantauan dan
evaluasi.

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Monitoring (FM) tentang Kegiatan Teknis dan Non Teknis;
b. Formulir Monitoring (FM) tentang Penilaian Kinerja;
c. Formulir Isian (FI) tentang Identitas Kegiatan;
d. IK Pembuatan Laporan;
e. Surat Keputusan (SK) Tim Pemantauan dan Evaluasi;
f. Laporan dari Masing-Masing Unit Kerja;
g. RKAP/Corporate Plan/Business plan; dan
h. POS Penilaian Kinerja Pegawai.

jdih.pu.go.id
- 528 –

2 ) Diagram Alir Prosedur Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan Teknis dan Non
Teknis
LOGO dan KOP UNIT SPAM:
PENGELOLAAN
ASPEK NON TEKNIS
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
DDD Pemantauan dan Evaluasi HALAMAN:
Kegiatan Teknis dan Non Teknis

Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai
a. FM Kegiatan 1) Tim
Persiapan : Teknis Dan Pemantau
1. membentuk tim pemantauan dan Non Teknis an dan
evaluasi; b. SK Tim Evaluasi
2. menyiapkan formulir pemantauan Pemantauan
dan formulir evaluasi; dan dan Evaluasi
3. menyusun jadwal pelaksanaan
pemantauan dan evaluasi.

Pemantauan : c. FI Identifikasi 2) Tim


4. mengidentifikasi dan memeriksa Kegiatan Pemantau
laporan pelaksanaan kegiatan; d. Laporan an dan
5. mengidentifikasi dan memeriksa Masing – Evaluasi
pelaksanaan kegiatan dilapangan; Masing Unit
dan e. SK Tim
6. memeriksa kesesuaian laporan Pemantauan
pelaksanaan kegiatan dengan dan Evaluasi
pelaksanaan kegiatan di lapangan.

Evaluasi : f. Laporan 3) Tim


7. menilai, memperbaiki dan masing–masing Pemantau
meningkatkan laporan dari unit an dan
masing-masing unit kerja, teknis g. FM Penilaian Evaluasi
dan non teknis; Kinerja
8. menilai kinerja dari masing- h. RKAP/Corporat
masing laporan unit kerja; dan e Plan/
9. membuat kesimpulan dan Business plan
rekomendasi tindak lanjut. i. POS Penilaian
Kinerja
Pegawai

jdih.pu.go.id
- 529 –

Tim
Pelaporan : IK Pembuatan
Pemantauan
Membuat laporan pemantauan Laporan
dan Evaluasi
dan evaluasi
▪ M
e
n
Selesai g
a
m
b
Keterangan : i
alur proses selanjutnya l
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
s
suatu kegiatan/ pekerjaan yang dilakukan
a dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusanm yang diambil
p
konektor ke halaman berikutnya e
tanda pekerjaan POS tersebut mulai
l atau selesai
dokumen pendukung/laporan
a
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal
i
r

b
a
Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/Manajer Direktur/Dirut
k
Terkait Terkait
u

u
n
t
u
k

d
i
p
e
r
i
k
s
a

d
i

l
a
b
o
jdih.pu.go.id
r
a
- 530 –

EEE. POS PEMELIHARAAN PERANGKAT LUNAK, PERANGKAT KERAS DAN


JARINGAN PERANGKAT

1) Model Prosedur Pemeliharaan Perangkat Lunak, Perangkat Keras dan


Jaringan Perangkat

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PENGELOLAAN
ASPEK NON TEKNIS
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
EEE Pemeliharaan Perangkat Lunak, HALAMAN:
Perangkat Keras, dan Jaringan
Perangkat
1. Tujuan
Memelihara perangkat lunak (software), perangkat keras (hardware) dan
jaringan perangkat (network) sehingga sesuai dengan umur pakai perangkat
lunak, perangkat keras, jaringan perangkat sesuai dengan kinerja yang
diharapkan.

2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pemeliharaan perangkat lunak, perangkat keras dan
jaringan perangkat meliputi :
a. melakukan pemeliharaan rutin;
b. melakukan pemeliharaan berkala;
c. mengidentifikasi kerusakan perangkat lunak, perangkat keras, dan
jaringan perangkat;
d. melakukan perbaikan sarana dan prasarana perangkat lunak, perangkat
keras, jaringan perangkat; dan
e. menyusun laporan.

3. Definisi
a. Perangkat lunak (software)
suatu rangkaian program, prosedur, algoritma, dan sistem
pendokumentasian (data base) yang berhubungan dengan operasi dari
sistem pemprosesan data yang digunakan dalam pengoperasian
komputer dan/atau aplikasi elektronik lainnya.

b. Perangkat keras (hardware)


salah satu komponen dari sebuah komputer yang sifat alatnya bisa
dilihat dan diraba secara langsung atau yang berbentuk nyata, yang
berfungsi untuk mendukung proses komputerisasi.

c. Sistem informasi
suatu sistem terintegrasi yang mampu menyediakan informasi yang
mendukung operasi dan manajemen suatu organisasi dengan
menggunakan perangkat lunak, perangkat keras dan jaringan sistem
dengan teknnologi tertentu.

d. Supervisory Control And Data Acquisition (SCADA)


sistem computer yang memonitor dan mengontrol suatu proses/
rangkaian proses dari operasi sarana dan prasarana SPAM secara
terintegrasi dan terpusat secara otomatis.

e. Local Area Network (LAN)


sistem jaringan suatu jaringan komputer yang saling terhubung antara
satu komputer dengan komputer lainnya dalam area yang terbatas.

jdih.pu.go.id
- 531 –

f. Pemantauan
kegiatan memantau kemajuan sebuah kegiatan agar tetap berjalan
dalam prosedur yang telah ditetapkan.

g. Evaluasi
kegiatan untuk menilai, memperbaiki dan meningkatkan seberapa jauh
sebuah kegiatan dapat berjalan secara efektif, efisien dan optimal seperti
yang telah dirumuskan bersama.

h. Pelaporan
kegiatan pengumpulan dan penyajian data kinerja dan informasi
pengelola air minum untuk mengetahui kemajuan pekerjaan dan
kualitas pelayanan air minum serta dijadikan dasar untuk perbaikan
pelayanan sesuai prosedur yang berlaku.

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum.
b. Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/15/MEN/VIII/2008 Tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
di Tempat Kerja.
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan Kerja)


Perlengkapan K3L yang digunakan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang kegiatan
pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi antara lain perban,
obat merah dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan
risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan
lingkungan disekitarnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh
pemerintah melalui Kementerian yang menyelenggarakan urusan di
bidang ketenagakerjaan.
Disesuaikan dengan kegiatan masing-masing.

6. Uraian Prosedur
a. Pemeliharaan rutin
Tahap pemeliharaan rutin meliputi:
1) membersihkan perangkat keras dari debu dan kotoran lainnya;
2) mengecek jaringan kabel, konektor, receiver dan server;
3) melakukan pemindaian (scanning) komputer dengan anti virus; dan
4) mengamankan (back up) data dan memutakhirkan (update)
program.

jdih.pu.go.id
- 532 –

b. Pemeliharaan Berkala
Tahap pemeliharaan berkala meliputi:
1) memperbaharui perangkat keras sesuai dengan teknologi dan umur
pakainya; dan
2) memperbaharui program dan teknologi komunikasi dan informasi.

c. Identifikasi Kerusakan
Tahap identifikasi kerusakan meliputi:
1) melakukan pendataan dan pemeriksaan kerusakan/gangguan pada
perangkat lunak, perangkat keras, dan perangkat jaringan;
2) menganalisis tingkat kerusakan/gangguan pada perangkat lunak,
perangkat keras, dan perangkat jaringan; dan
3) menyusun rencana tindak yang diperlukan untuk perbaikan sesuai
dengan tingkat kerusakan masing-masing perangkat, dapat
diperbaiki sendiri atau perlu kerjasama dengan pihak ketiga.

d. Perbaikan Kerusakan
Tahap perbaikan kerusakan meliputi:
1) memperbaiki kerusakan tanpa penggantian peralatan atau suku
cadang; dan
2) memperbaiki kerusakan dengan penggantian peralatan atau suku
cadang.

e. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputimembuat laporan pemeliharaan perangkat
lunak, perangkat keras dan jaringan perangkat.

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Isian (FI) tentang Identifikasi Kerusakan;
b. IK Pengoperasian Komputer;
c. IK Penggunaan Anti Virus;
d. IK Pembuatan Laporan;
e. IK K3L APAR;
f. POS Kerjasama Pemeliharaan dengan Pihak Ketiga; dan
g. Laporan Rekomendasi Perbaikan.

jdih.pu.go.id
- 533 –

2 ) Diagram Alir Prosedur Pemeliharaan Perangkat Lunak, Perangkat Keras, dan


Jaringan Perangkat
LOGO dan KOP UNIT SPAM:
PENGELOLAAN
ASPEK NON TEKNIS
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
EEE Pemeliharaan Perangkat HALAMAN:
Lunak, Perangkat Keras, dan
Jaringan Perangkat
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai

Pemeliharan rutin : a. IK 1) Staf


1. membersihkan perangkat keras dari Pengoperasian Pemeliharaan
debu dan kotoran lainnya; Komputer Perangkat
b. IK Penggunaan Lunak
2. mengecek jaringan kabel, konektor,
Anti Virus 2) Staf
receiver dan server; c. IK K3L APAR Pemeliharaan
3. Melakukan pemindaian (scanning) d. IK K3L APD Perangkat
komputer dengan anti virus; dan
Keras dan
4. Mengamankan (back up) data dan
Jaringan
memutakhirkan (update) program.

3) Staf
Pemeliharan Berkala : e. IK Pemeliharaan
5. memperbaharui perangkat keras Pengoperasian
Perangkat
sesuai dengan teknologi dan umur Komputer
f. IK Lunak
pakainya; dan 4) Staf
Penggunaan
6. memperbaharui program dan Anti Virus Pemeliharaan
teknologi komunikasi dan informasi. g. IK K3L APAR Perangkat
h. IK K3L APD Keras dan
Jaringan

Memeriksa adanya kerusakan: i. FI Pemeriksaan 5) Staf


Kerusakan
Pemeliharaan
j. IK
Pengoperasian Perangkat
Komputer Lunak
Ya k. IK Penggunaan 6) Staf
Ada Anti Virus Pemeliharaan
kerusakan l. IK K3L APAR
Perangkat
? Keras dan
Tidak Jaringan
B
A

jdih.pu.go.id
- 534 –

A B

7) Staf
Pekerjaan identifikasi kerusakan : m. FI Pemeliharaan
7. melakukan pendataan dan Pemeriksaaan Perangkat
pemeriksaan Kerusakan Lunak
kerusakan/gangguan pada n. FI Identifikasi 8) Staf
perangkat lunak, perangkat Kerusakan Pemeliharaan
keras, dan perangkat jaringan; o. IK Perangkat
8. menganalisis tingkat Pengoperasian Keras dan
kerusakan/gangguan pada Komputer Jaringan
perangkat lunak, perangkat p. IK Penggunaan 9) Pihak Ketiga
keras, dan perangkat jaringan; Anti Virus
dan q. IK K3L APAR
9. menyusun rencana tindak yang r. POS Kerjasama
diperlukan untuk perbaikan Pemeliharaan
sesuai dengan tingkat dengan Pihak
kerusakan masing-masing Ketiga
perangkat, dapat diperbaiki s. Laporan
sendiri atau perlu kerjasama Rekomendasi
dengan pihak ketiga. Perbaikan

10. Analisis tingkat kerusakan


11. Koordinasi dengan unit kerja
terkait untuk rencana
perbaikan

Tidak
Perbaikan
Sendiri?

Kerjasama dengan Ya
pihak ketiga

D E

jdih.pu.go.id
- 535 –

C D E t. IK K3L APAR 10) Staf


u. POS Kerjasama Pemeliharaa
Pemeliharaan n Perangkat
dengan Pihak Lunak
Pekerjaan perbaikan kerusakan:
Ketiga 11) Staf
12. memperbaiki kerusakan tanpa
v. Laporan Pemeliharaa
penggantian peralatan atau
Rekomendasi n Perangkat
suku cadang; dan
Perbaikan Keras dan
13. memperbaiki kerusakan
Jaringan
dengan penggantian peralatan
12) Pihak Ketiga
atau suku cadang.

13) Staf
Pelaporan : w. IK Pemelihara
Pembuatan an
14. membuat laporan pemeliharan
Laporan Perangkat
perangkat lunak, perangkat keras
x. IK K3L APAR Lunak
dan jaringan perangkat
14) Staf
Pemelihara
an
Perangkat
Selesai Keras dan
Jaringan

Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/ pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan POS tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/Manajer Direktur/Dirut


Terkait Terkait

jdih.pu.go.id
- 536 –

FFF. POS PENGELOLAAN DATABASE (DATABASE MANAGEMENT)

1. Model Prosedur Pengelolaan Database (Database Management)

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PENGELOLAAN
ASPEK NON TEKNIS
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
FFF Pengelolaan Database HALAMAN:
(Database Management)
1. Tujuan
Memudahkan pencarian dan penggunaan data - data sehingga pekerjaan
menjadi lebih cepat dan efisien yang dilakukan melalui pengumpulan,
penyusunan, penyimpanan, pemeliharaan/perawatan, serta tertib
administrasi data baik yang merupakan informasi data, dokumen, maupun
gambar berupa hard copy maupun soft copy.

2. Ruang Lingkup
a. mengumpulkan dan memutakhirkan (updating) data;
b. melakukan pengelompokkan data sesuai kebutuhan;
c. melakukan sistem administrasi data (penyimpanan dan pengamanan
data); dan
d. menyusun pelaporan.

3. Definisi
a. Data
hasil pengukuran atau pengamatan suatu variabel yang bentuknya
dapat berupa angka, kata-kata atau citra.

b. Pengelolaan data
serangkaian perlakuan terhadap data untuk tujuan tertentu.

c. Sistem pengelolaan data


suatu sistem yang digunakan untuk membuat/menyusun dan
merawat data-data serta menggunakan data-data tersebut sehingga
memperoleh informasi dari data tersebut.

d. Perangkat lunak (software)


suatu rangkaian program, prosedur, algoritma, dan sistem
pendokumentasian (data based) yang berhubungan dengan operasi
dari sistem pemprosesan data yang digunakan dalam pengoperasian
komputer dan/atau aplikasi elektronik lainnya.
e. Perangkat keras (hardware)
salah satu komponen dari sebuah komputer yang sifat alatnya bisa
dilihat dan diraba secara langsung atau yang berbentuk nyata, yang
berfungsi untuk mendukung proses komputerisasi.
f. Soft copy
file atau dokumen yang sebelumnya dibuat menggunakan komputer
kemudian disimpan di media penyimpanan (cd, flashdisk atau media
penyimpanan lainya).
g. Hardcopy
sebuah dokumen dalam bentuk cetak/sudah dicetak, seperti laporan
dan lain-lain.

jdih.pu.go.id
- 537 –

h. Sistem teknologi informasi


suatu sistem terintegrasi yang mampu menyediakan informasi yang
mendukung operasi dan manajemen suatu organisasi dengan
menggunakan perangkat lunak, perangkat keras dan jaringan sistem
dengan teknologi tertentu.
i. SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition)
sistem computer yang memonitor dan mengontrol suatu proses/
rangkaian proses dari operasi sarana dan prasarana SPAM secara
terintegrasi dan terpusat secara otomatis.
j. LAN (Local Area Network)
sistem jaringan suatu jaringan komputer yang saling terhubung antara
satu komputer dengan komputer lainnya dalam area yang terbatas.
k. Pemantauan
kegiatan memantau kemajuan sebuah kegiatan agar tetap berjalan
dalam prosedur yang telah ditetapkan.
l. Evaluasi
kegiatan untuk menilai, memperbaiki dan meningkatkan seberapa jauh
sebuah kegiatan dapat berjalan secara efektif, efisien dan optimal
seperti yang telah dirumuskan bersama.
m. Pelaporan
kegiatan pengumpulan dan penyajian data kinerja dan informasi
pengelola air minum untuk mengetahui kemajuan pekerjaan dan
kualitas pelayanan air minum serta dijadikan dasar untuk perbaikan
pelayanan sesuai prosedur yang berlaku.

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Taun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum.
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan Kerja)
Perlengkapan K3L yang digunakan disesuaikan dengan kegiatan masing-
masing.

6. Uraian Prosedur
a. Pengumpulan, pemutakhiran data dan informasi
tahap pengumpulan, pemutakhiran data dan informasi meliputi:
mengumpulkan dan memutakhirkan (update) data teknis (unit air
baku, unit produksi, unit distribusi, unit pelayanan) dan data non
teknis (unit pengelolaan), yang meliputi data umum dan administrasi,
data keuangan, data manajemen, data produk hukum dan lain – lain.

b. Pengelompokan data
tahap pengelompokan data meliputi:
mengkategorikan data teknis dan non teknis untuk masing-masing unit
kerja yaitu unit air baku, unit produksi, unit distribusi, unit pelayanan
dan unit pengelolaan.

jdih.pu.go.id
- 538 –

c. Sistem administrasi data


tahap sistem administrasi data meliputi:
1) memberi nomor dan kode data;
2) melakukan penyimpanan data hardopy dan data softcopy;
3) mentransfer data hardcopy ke softcopy;
4) mengamankan data dari kerusakan/virus dan membuat back up
data;
5) memutakhirkan data (updating data); dan
6) memelihara server data.

d. Pemantauan pengelolaan database


Tahap pemantauan pengelolaan database meliputi:
1) mengidentifikasi dan memeriksa laporan pelaksanaan pengelolaan
database;
2) mengidentifikasi dan memeriksa pelaksanaan kegiatan
pengelolaan database; dan
3) memeriksa kesesuaian laporan pengelolaan database dengan
pelaksanaan kegiatan di lapangan.

e. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi menyusun laporan pengelolaan database.

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Monitoring (FM) tentang Kelengkapan Data;
b. Formulir Isian (FI) tentang Daftar Dan Pengecekan Data;
c. Formulir Isian (FI) tentang Identitas Kegiatan;
d. IK Penomoran dan Pengkodean Data;
e. IK Penggunaan Anti Virus (Pemutakhiran dan Pemindaian Anti Virus);
f. IK Pemeliharaan Server;
g. IK Pemindaian /Scanning Data (Transfer Data Hardcopy Ke Softcopy);
h. IK Pembuatan Laporan;
i. POS Pemeliharaan Perangkat Lunak, Perangkat Keras Dan Jaringan
Perangkat;
j. POS Pembangunan dan Pengembangan Sistem TI;
k. Laporan Pelaksanaan Kegiatan; dan
l. IK K3L APAR.

jdih.pu.go.id
- 539 –

2 ) Diagram Alir Prosedur Pengelolaan Database (Database Management)


UNIT SPAM:
LOGO dan KOP
PENGELOLAAN
ASPEK NON TEKNIS
JUDUL POS REVISI KE:
NO. POS
Pengelolaan Database HALAMAN:
FFF
(Database Management)
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai

Pengumpulan, pemutakhiran data dan a. FI Daftar dan 1) Staf


informasi : Pengecekan Pengolahan
1. mengumpulkan dan memutakhirkan Data Data Base/
(update) data teknis (unit air baku, b. FM Staf yang
unit produksi, unit distribusi, unit Kelengkapan Terkait
pelayanan) dan data non teknis (unit Data
pengelolaan), yang meliputi data c. IK K3L APAR
umum dan administrasi, data
keuangan, data manajemen, data
produk hukum dan lain – lain.

d. IK Penomoran 2) Staf
Pengelompokan data : dan Pengkodean Pengolahan
2. mengkategorikan data teknis dan Data
Data Base/
non teknis untuk masing-masing e. IK Penggunaan
Staf yang
unit kerja yaitu unit air baku, unit Scanner
Terkait
f. IK K3L
produksi, unit distribusi, unit 3) Staf Penyajian
g. POS
pelayanan dan unit pengelolaan. Data
Pemeliharaan
Perangkat Lunak, 4) Staf
Perangkat Keras Pemeliharaan
dan Jaringan Perangkat
Perangkat Lunak
h. POS
Pembangunan
dan
Pengembangan
Sistem IT

jdih.pu.go.id
- 540 –

A
j. IK 5) Staf
Pemeliharaan Pengolahan
Sistem administrasi data : Server Data Base/
1) memberi nomor dan kode data; k. IK Staf yang
2) melakukan penyimpanan data Penggunaan Terkait
hardopy dan data softcopy; Anti Virus 6) Staf
3) mentransfer data hardcopy ke l. IK APAR Penyajian
softcopy; m. POS Data
4) mengamankan data dari Pemeliharaan 7) Staf
kerusakan/virus dan membuat back Perangkat Pelaporan
up data Lunak, 8) Staf
5) memutakhirkan data (updating Perangkat Pemeliharaa
data); dan Keras dan n Perangkat
6) memelihara server data. Jaringan Lunak
Perangkat

9) Supervisor
Pemantauan pengelolaan database : n. FI Identifikasi
Pengolahan
7) Mengidentifikasi dan memeriksa Kegiatan
Data dan
laporan pelaksanaan pengelolaan o. Laporan
Perangkat
database. Pelaksanaan
Lunak
8) Mengidentifikasi dan memeriksa Kegiatan
pelaksanaan kegiatan pengelolaan p. IK K3L APAR
database.
9) Memeriksa kesesuaian laporan
pengelolaan database dengan
pelaksanaan kegiatan di lapangan.

10) Staf
Pelaporan : q. IK Pembuatan Pengolahan
12. Menyusun laporan pengelolaan Laporan Data Base/
database. r. IK K3L Staf yang
Terkait
11) Staf
Penyajian
Selesai Data
12) Staf
Pemeliharaan
Perangkat
Lunak

jdih.pu.go.id
- 541 –

Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/ pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan POS tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/Manajer Direktur/Dirut


Terkait Terkait

jdih.pu.go.id
- 542 –

GGG. POS PENGELOLAAN BARANG GUDANG

1) Model Prosedur Pengelolaan Barang Gudang

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PENGELOLAAN
ASPEK NON TEKNIS
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
GGG Pengelolaan Barang Gudang HALAMAN:
1. Tujuan
Mengendalikan dan mengamankan barang persediaan untuk
operasional SPAM sesuai dengan kebutuhan.

2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pengelolaan barang gudang meliputi :
a. melakukan penerimaan barang;
b. melakukan pencatatan barang;
c. melakukan penyimpanan barang;
d. memelihara barang;
e. mengeluarkan barang dari gudang;
f. melakukan pengembalian barang (apabila diperlukan);
g. menginventarisasi barang;
h. melakukan stok opname barang; dan
i. menyusun pelaporan.

3. Definisi
a. Barang
setiap benda bergerak maupun tidak bergerak yang dapat
diperdagangkan, dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan.

b. Barang gudang
barang persediaan untuk kebutuhan operasional SPAM yang
dapat disimpan di dalam maupun di luar gudang.

c. Gudang
tempat penyimpanan barang/material/asset dalam suatu
ruangan yang terlindungi yang dapat melindungi dan
menghindari barang tersebut dari kerusakan dan gangguan
pencurian.

d. Pengelolaan barang gudang


kegiatan pendataan, penyimpanan, pemantauan, dan
pemeliharaan barang–barang, serta mengendalikan dan proses
administrasi penerimaan dan pengembalian barang yang ada di
gudang.

e. Inventarisasi (inventory)
kegiataan pendataan dan penyusunan daftar asset/barang
persediaan secara terperinci yang dimiliki perusahaan.

f. FIFO (first in first out)


suatu inventory (daftar terperinci dari barang persediaan) yang
mengasumsikan bahwa barang pertama kali tersimpan adalah
yang pertama kali di keluarkan dari penyimpanan/gudang.

jdih.pu.go.id
- 543 –

g. Sistem pengelolaan barang


suatu sistem yang digunakan untuk menyusun dan memelihara
barang - barang serta menggunakan barang - barang tersebut
sehingga masih dalam kondisi yang baik dan siap untuk
digunakan.

h. Sistem informasi
suatu sistem terintegrasi yang mampu menyediakan informasi
yang mendukung operasi dan manajemen suatu organisasi
dengan menggunakan perangkat lunak, perangkat keras dan
jaringan sistem dengan teknnologi tertentu.

i. Pemantauan
kegiatan memantau kemajuan sebuah kegiatan agar tetap
berjalan dalam prosedur yang telah ditetapkan.

j. Evaluasi
kegiatan untuk menilai, memperbaiki dan meningkatkan
seberapa jauh sebuah kegiatan dapat berjalan secara efektif,
efisien dan optimal seperti yang telah dirumuskan bersama.

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi/dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini meliputi:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum.
b. Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.
f. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999
tentang Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air
Minum.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan Kerja)


Perlengkapan K3l yang diperlukan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang
kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi
antara lain perban, obat merah dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri
dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh
pemerintah melalui Kementerian yang menyelenggarakan
urusan di bidang ketenagakerjaan.
Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi
adalah:

jdih.pu.go.id
- 544 –

1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai


pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala
secara langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat
pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk
melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas,
cairan kimia, dan sebagainya.
3) Safety shoes atau sepatu pelindung seperti sepatu biasa,
tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari karet
tebal dan kuat. Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal
yang menimpa kaki karena tertimpa benda tajam atau
berat, benda panas, cairan kimia, dan sebagainya.
4) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat pelindung
tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat
mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung
tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing
pekerjaan.
5) Ear plug/ear muff atau penutup telinga berfungsi sebagai
pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.
6) Respirator atau masker berfungsi sebagai penyaring udara
yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas udara
buruk (misal berdebu, zat-zat kimia beracun, dan
sebagainya) .
7) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung
dari kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau
pakaian kantornya.
d. Rambu – rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.

6. Uraian Prosedur
a. Persiapan
Tahap persiapan meliputi:
1) menetapkan stok minimum persediaan barang; dan
2) mencatat barang pada kartu barang.

b. Inventarisasi dan stock opname persediaan (stok) barang


Tahap inventarisasi dan stock opname persediaan barang
meliputi:
1) menginventarisasi barang yang ada di gudang;

2) melakukan stock opname barang yang ada di gudang; dan


3) membuat laporan persediaan stock barang digudang.

c. Pengadaan barang (apabila stok barang tidak mencukupi)


Tahap pengadaan barang meliputi mengajukan permohonan
barang-barang yang dibutuhkan.

d. Pemeriksaan kondisi barang gudang


Tahap pemeriksaan kondisi barang gudang meliputi:
1) memeriksa kondisi persediaan barang baru; dan
2) memeriksa kondisi persediaan barang bekas.

e. Pemeliharaan barang
Tahap pemeliharaan barang meliputi:
1) melindungi barang dari panas dan hujan; dan
2) membersihkan barang secara periodik.

jdih.pu.go.id
- 545 –

f. Penerimaan barang masuk


Tahap penerimaan barang masuk meliputi:
1) menerima daftar pesanan barang;
2) menerima barang masuk sesuai dengan daftar pesanan
barang;
3) memeriksa kuantitas dan kualitas; dan
4) membuat daftar barang masuk sesuai dengan barang yang
diterima.

g. Penyimpanan barang
Tahap penyimpanan barang meliputi:
1) Menyimpan barang sesuai dengan kelompok/jenis barang;
dan
2) Membuat inventarisasi barang baru.

h. Stock opname persediaan barang


Tahap stock opname persediaan barang meliputi:
1) menginventarisasi stock barang yang ada di gudang; dan
2) membuat laporan persediaan stock barang digudang.

i. Persetujuan pengeluaran barang dari gudang


Tahap persetujuan pengeluaran barang dari gudang meliputi:
1) menerima surat permohonan pengeluaran barang
persediaan dari bagian yang berwenang;
2) mengklarifikasi dan mengkonfirmasikan surat permohonan
pengeluaran barang;
3) memeriksa ketersediaan barang yang dibutuhkan; dan
4) membuat surat persetujuan pengeluaran barang.

j. Penolakan pengeluaran barang


Tahap penolakan pengeluaran barang meliputi menolak
permintaan dan pengeluaran barang, apabila tidak ada
permohonan resmi.

k. Pengeluaran barang dari gudang


Tahap pengeluaran barang dari gudang meliputi:
1) mengeluarkan barang persediaan sesuai dengan
kebutuhan;
2) mengeluarkan barang dari gudang dengan menerapkan
konsep fifo;
3) menyimpan arsip bukti permintaan dan pengeluaran
barang (BPPB); dan
4) mencatat pengeluaran barang persediaan.

l. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi membuat laporan pengelolaan barang
gudang.

jdih.pu.go.id
- 546 –

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Monitoring (FM) tentang Barang Masuk dan Keluar;
b. Formulir Monitoring (FM) tentang Serah Terima Barang;
c. Formulir Monitoring (FM) tentang Ketersediaan Barang;
d. Formulir Monitoring (FM) tentang Pemeriksaan Barang;
e. Formulir Isian (FI) tentang Daftar Material/Barang Gudang;
f. Formulir Isian (FI) tentang Daftar Kebutuhan Barang;
g. Formulir Isian (FI) tentang Daftar Inventarisasi Barang;
h. IK Inventarisasi Barang;
i. IK K3L APD;
j. IK K3L APAR; dan
k. POS Pengelolaan Barang Bekas.

jdih.pu.go.id
- 547 –

2 ) Diagram Alir Prosedur Pengelolaan Barang Gudang

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PENGELOLAAN
ASPEK NON TEKNIS
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
GGG Pengelolaan Barang Gudang HALAMAN:

Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai

1) Supervisor
Persiapan : a. FI Daftar Barang
Pergudangan
1. menetapkan stok minimum Gudang
/Logistik
persediaan barang; dan b. IK Inventarisasi
2) Staf
2. mencatat barang pada kartu barang
Inventarisasi
barang. c. IK K3L APD
Aset
d. IK K3 APAR
3) Staf
Inventarisasi dan stock opname Penerimaan
persediaan (stok) barang : Barang
3. menginventarisasi barang yang ada
di gudang;
4. melakukan stock opname barang
yang ada di gudang; dan
5. membuat laporan persediaan stok
barang digudang.

Tidak
Stock Barang
Mencukupi?

Pengadaan barang : 4) Staf


e. FI Daftar Barang Penerimaan
6. mengajukan
Gudang Barang
Ya permohonan
f. IK K3L APD 5) Staf
barang-barang yang
g. IK K3L APAR Pemeliharaan
dibutuhkan.
h. IK Pembelian Sarana dan
Barang Prasarana
Pemeriksaan kondisi barang gudang
i. POS Pengelolaan Umum
:
Barang Bekas 6) Staf
7. memeriksa kondisi persediaan Pembelian
barang baru; dan Barang
8. memeriksa kondisi persediaan
barang bekas.

B
A

jdih.pu.go.id
- 548 –

A B

Pemeliharaan barang :
18. melindungi barang dari panas
dan hujan ; dan
19. membersihkan barang secara
periodik.

j. POS Penerimaan
Penerimaan barang masuk : 7) Supervisor
Barang
20. menerima daftar pesanan barang; Pergudangan
k. FM Pemeriksaan
21. menerima barang masuk sesuai /Logistik
Barang
8) Staf
dengan daftar pesanan barang; l. FI Daftar
Penerimaan
22. memeriksa kuantitas dan kualitas; Kebutuhan
Barang
dan Barang
9) Staf
23. membuat daftar barang masuk m. IK K3L APAR
Inventarisasi
sesuai dengan barang yang n. IK K3L APD
Aset
diterima.

Penyimpanan barang : o. FI Daftar 10) Supervisor


24. menyimpan barang sesuai dengan Inventarisasi Pergudanga
kelompok/jenis barang; Barang n/Logistik
25. membuat inventarisasi barang p. IK Inventarisasi/ 11) Staf
baru; dan Opname Barang Inventarisas
26. mengambil sampel air baku untuk q. IK K3L APAR i Aset
diperiksa di laboratorium bag. r. IK K3L APD
produksi secara berkala masing-
masing pompa.

Stock opname persediaan barang :


27. menginventarisasi stok barang yang
ada di gudang; dan
28. membuat laporan persediaan stock
barang digudang.

jdih.pu.go.id
- 549 –

Persetujuan pengeluaran barang dari s. FM Barang 12) Supervisor


gudang : Masuk dan Pergudanga
29. menerima surat permohonan Keluar dari n/Logistik
pengeluaran barang persediaan dari Gudang 13) Staf
bagian yang berwenang; t. FI Daftar Pengeluaran
30. mengklarifikasi dan Inventarisasi Barang
mengkonfirmasikan surat Barang di
permohonan pengeluaran barang; Gudang
31. memeriksa ketersediaan barang yang u. IK Inventarisasi/
dibutuhkan; dan Opname Barang
32. membuat surat persetujuan v. IK K3L APAR
pengeluaran barang. w. IK K3L APD

Ada Tidak
Permohonan
Resmi?

Penolakan
pengeluaran barang:
24. menolak
Ya
permintaan dan
pengeluaran
barang.

Pengeluaran barang dari gudang : x. IK Pembuatan 14) Supervisor


25. mengeluarkan barang persediaan Laporan Pergudanga
sesuai dengan kebutuhan; y. IK K3L APAR n/Logistik
26. mengeluarkan barang dari gudang 15) Staf
dengan menerapkan konsep FIFO; Pengeluaran
27. menyimpan arsip Bukti Permintaan Barang
dan Pengeluaran Barang (BPPB); dan
28. mencatat pengeluaran barang
persediaan.

Pelaporan :
29. membuat laporan pengelolaan
barang gudang.

Selesai

jdih.pu.go.id
- 550 –

Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/ pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan POS tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/Manajer Direktur/Dirut


Terkait Terkait

jdih.pu.go.id
- 551 –

HHH. POS PENGHAPUSAN ASET

1) Model Prosedur Penghapusan Aset

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PENGELOLAAN
ASPEK NON TEKNIS
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
HHH Penghapusan Aset HALAMAN:
1. Tujuan
Membebaskan pengelola air minum dari tanggung jawab
administrasi, keuangan dan fisik barang yang berada dalam
penguasaannya karena aset/barang yang telah usang atau
rusak/tidak bermanfaat.

2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan penghapusan aset meliputi :
a. melakukan persiapan kegiatan penghapusan asset;
b. melaksanakan kegiatan penghapusan aset;
c. memusnahkan dan atau menjual aset; dan
d. melakukan kegiatan pelaporan.

3. Definisi
a. Aset
nilai dari sesuatu yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat
dimasukkan ke dalam kolom aset salah satunya adalah gedung
atau bangunan. Jadi kalau suatu perusahaan memiliki gedung
senilai satu miliar rupiah, maka aset yang dihitung adalah satu
miliar rupiah itu. Selain gedung, yang bisa dihitung sebagai
aset bisa termasuk: merk dagang, paten teknologi, uang kas,
mobil.

b. Aset yang dapat dihapuskan


selain tanah dan bangunan, maka harus memenuhi
persyaratan teknis, ekonomis atau barang hilang.

c. Penghapusan aset
tindakan penghapusan aset dari daftar barang dengan
menerbitkan surat keputusan dari pejabat yang berwenang
yang membebaskan pengguna dan/atau Kuasa Pengguna dan
/atau pengelola barang dari tanggung jawab administrasi dan
fisik barang yang berada dalam penguasaannya.
d. Barang inventaris milik daerah
semua barang inventaris yang dikuasai oleh daerah dalam hal
ini Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi/dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini meliputi:
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara.
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
c. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 153 tahun 2004 tentang
Pedoman Pengelolaan Barang Daerah yang Dipisahkan.
d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 tentang
Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan,

jdih.pu.go.id
- 552 –

Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara.


e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/PRT/M/2009
tentang Pedoman Pelaksanaan Penetapan Status Penggunaan,
Pemanfaatan, Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang
Milik Negara di Lingkungan Departemen Pekerjaan Umum.
f. Kepmeneg Otoda Nomor 8 Tahun 2000 tentang Pedoman
Akuntansi Perusahaan Daerah Air Minum.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan


Kerja)
Perlengapan K3l yang dibutuhkan disesuaikan dengan kegiatan
masing-masing.

6. Uraian Prosedur
a. Persiapan
Tahap persiapan meliputi mengajukan surat permohonan
penghapusan aset ke Kepala Daerah melalui Dewan Pengawas.

b. Penerimaan dan pengecekan berkas.


Tahap penerimaan dan pengecekan berkas meliputi menerima
usulan surat permohonan penghapusan aset dan mengajukan
usulan surat permohonan penghapusan aset ke Direksi.

c. Penerimaan usulan permohonan penghapusan aset dan


penerbitan SK pembentukan panitia penghapusan.
Tahap penerimaan usulan permohonan penghapusan aset dan
penerbitan SK pembentukan panitia penghapusan meliputi
menerima usulan surat permohonan penghapusan aset dan
menerbitkan SK Pembentukan Panitia Penghapusan dan
Penjualan.

d. Pemeriksaan aset dan pembuatan berita acara pemeriksaan.


Tahap pemeriksaan aset dan pembuatan berita acara
pemeriksaan meliputi memeriksa aset yang akan dihapuskan
dan membuat Berita Acara (BA) Pemeriksaan.

e. Pekerjaan pemeriksaan teknis kendaraan (apabila terdapat


pengahapusan aset kendaraan)
Tahap pekerjaan pemeriksaan teknis kendaraan meliputi:
1) mengajukan permohonan kepada instansi teknis yang
berwenang untuk pemeriksaan teknis kendaraan;
2) membuat berita acara pemeriksaan; dan
3) panitia memberikan laporan lengkap kepada direksi.

f. Pengajuan surat permohonan penghapusan aset (apabila tidak


terdapat pengahapusan aset kendaraan)
Tahap pengajuan surat permohonan penghapusan aset meliputi
mengajukan surat permohonan penghapusan aset ke Kepala
Daerah melalui Dewan Pengawas.

g. Penerbitan surat izin penghapusan.


Tahap penerbitan surat izin penghapusan meliputi menerima
izin prinsip Kepala Daerah/SK Penghapusan.

h. Penerbitan surat izin penghapusan.


Tahap penerbitan surat izin penghapusan meliputi direksi
menerbitkan surat keputusan penghapusan aset.

jdih.pu.go.id
- 553 –

i. Penjualan/pemusnahan aset
Tahap penjualan/pemusnahan aset meliputi:
1) melakukan penjualan aset sesuai dengan paraturan;
2) memusnahkan barang/aset yg tidak memiliki nilai
ekonomis dan tidak laku dijual; dan
3) melaporkan hasil penjualan ke direksi.

j. Penghapusan aset.
Tahap penghapusan aset meliputimelaksanakan penghapusan
aset.

k. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi membuat laporan penghapusan
asset.

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Isian (FI) tentang Berita Acara Pemeriksaan;
b. Form Isian (FI) Berita Acara Penafsiran Harga;
c. IK K3L APAR;
d. IK Pembuatan Laporan;
e. Buku Inventaris Aset/Barang;
f. Surat Permohonan Penghapusan Aset;
g. Surat Izin Penghapusan;
h. Surat Keterangan Dinas Perhubungan;
i. Surat Rekomendasi Penghapusan Aset;
j. Fotocopy STNK;
k. Fotocopy BPKB;
l. SK Pembentukan Panitia Penghapusan Aset; dan
m. SK Kuasa Pengguna Anggaran tentang Penunjukkan Pejabat
Lelang.

jdih.pu.go.id
- 554 –

2 ) Diagram Alir Prosedur Penghapusan Aset

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PENGELOLAAN
ASPEK NON TEKNIS
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
HHH Penghapusan Aset HALAMAN:

Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai a. Surat 1) Manager


Permohonan
Penghapusan Umum
Persiapan : Aset 2) Manager
1. mengajukan surat permohonan b. Buku Inventaris Keuangan/
penghapusan aset ke Kepala Aset/Barang Manager
Daerah melalui Dewan Pengawas. c. IK K3L APAR Terkait

Penerimaan dan pengecekan berkas: d. Surat


3) Manager
Permohonan
2. menerima usulan surat permohonan Umum
penghapusan aset dan mengajukan Penghapusan
4) Manager
usulan surat permohonan Aset
Keuangan/
penghapusan aset ke direksi. e. IK K3L APAR
Manager
Terkait

Penerimaan usulan permohonan f. SK 5) Direksi


penghapusan aset dan penerbitan sk Pembentukan
pembentukan panitia penghapusan: Panitia
3. menerima usulan surat Penghapusan
permohonan penghapusan aset g. IK K3L APAR
dan menerbitkan SK pembentukan
panitia penghapusan dan
penjualan.

Pemeriksaan aset dan pembuatan h. Buku Inventaris 6) Panitia


berita acara pemeriksaan: Aset/Barang Penghapusan
4. memeriksa aset yang akan i. FI Berita Acara /Unit Kerja
dihapuskan dan membuat Berita Penafsiran Terkait
Acara (BA) pemeriksaan. Harga
j. IK K3L APAR

jdih.pu.go.id
- 555 –

Terdapat Tidak
penghapusan
k. Surat
aset 7) Panitia
Keterangan
kendaraan? Penghapusan
Dinas
/Unit Kerja
Perhubungan
Ya Terkait
l. Fotocopy STNK
m. Fotocopy BPKB
Pemeriksaan teknis kendaraan n. FI Berita Acara
5. mengajukan permohonan Pemeriksaan
kepada instasi teknis yang o. IK K3L APAR
berwenang untuk pemeriksaan
teknis kendaraan;
6. membuat berita acara
pemeriksaan; dan
7. panitia memberikan laporan
lengkap kepada direksi.

Pengajuan surat permohonan p. Surat 8) Direksi


penghapusan aset: Permohonan 9) Panitia
8. mengajukan surat permohonan Penghapusan Penghapusan
q. IK K3L APAR /Unit Kerja
penghapusan aset ke Kepala
daerah melalui dewan pengawas. Terkait

Penerbitan surat izin penghapusan: r. Surat Izin 10) Direksi


9. menerima izin prinsip kepala Penghapusan 11) Panitia
daerah/SK penghapusan. s. IK K3L APAR Penghapusan
/Unit Kerja
Terkait

Penerbitan surat izin penghapusan: t. SK Penghapusan 12) Direksi


10. Direksi menerbitkan surat Aset
keputusan penghapusan aset. u. IK K3L APAR

jdih.pu.go.id
- 556 –

D
v. Surat 13) Manager
Rekomendasi Umum
Penjualan/pemusnahan aset : Penghapusan 14) Manager
11. Melakukan penjualan aset sesuai Aset Keuangan/
dengan paraturan. w. FI Berita Acara Manager
12. Memusnahkan barang/aset yang Penafsiran Terkait
tidak memiliki nilai ekonomis dan Harga 15) Panitia
tidak laku dijual. Penghapusan
x. IK K3L APAR
13. Melaporkan hasil penjualan ke
direksi.

y. SK Kuasa 16) Manager


Pengguna Umum
Penghapusan aset : Anggaran 17) Manager
14. Melaksanakan penghapusan Tentang Keuangan/
aset. Penunjukkan Manager
Pejabat Lelang Terkait
a. IK K3L APAR 18) Panitia
Penghapusan

z. IK Pembuatan 19) Manager


Pelaporan : Laporan Umum
15. Membuat laporan penghapusan aa. IK K3L APAR 20) Manager
aset Keuangan/
Manager
Terkait
21) Panitia
Selesai
Penghapusan

Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/ pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan POS tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/Manajer Direktur/Dirut


Terkait Terkait

jdih.pu.go.id
- 557 –

III. POS PENILAIAN ASET

1) Model Prosedur Penilaian Aset

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PENGELOLAAN
ASPEK NON TEKNIS
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
III Penilaian Aset HALAMAN:

1. Tujuan
Mememenuhi kebutuhan informasi nilai aset dalam pelaporan
keuangan untuk kepentingan manajemen pengelola air minum.

2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan penilaian aset meliputi :
a. melakukan inventarisasi daftar aset, mengganti data
inventarisasi dengan yang baru bila ada penambahan aset
baru;
b. melakukan pencatatan nilai aset, menentukan metode
perhitungan penyusutan dan mengkelompokkan aset
bangunan dan bukan bangunan pada aset yang baru;
c. menyusun laporan keuangan hasil perhitungan nilai aset; dan
d. menyusun pelaporan.

3. Definisi
a. Aset
harta/kekayaan yang dimiliki dan diberdayakan untuk
kegiatan operasional.

b. Penurunan nilai aset


tindakan penilaian kembali terhadap penyusutan/ penurunan
nilai aset produktif yang digunakan dalam operasional dengan
menggunakan metoda yang sesuai dengan peraturan dan
perundangan yang berlaku.

c. Inventarisasi
kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan, dan
pelaporan hasil pendataan barang milik negara/daerah.

d. Barang inventaris
semua barang inventaris yang dikuasai oleh pengelola air
minum.

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi/dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini meliputi:
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara.
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
c. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 153 tahun 2004
tentang Pedoman Pengelolaan Barang Daerah yang Dipisahkan.

jdih.pu.go.id
- 558 –

d. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007 Tentang


Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan,
Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara.
e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/PRT/M/2009
tentang Pedoman Pelaksanaan Penetapan Status Penggunaan,
Pemanfaatan, Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang
Milik Negara Di Lingkungan Departemen Pekerjaan Umum.
f. Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor 8 Tahun
2000 tentang Pedoman Akuntansi Perusahaan Daerah Air
Minum.
5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan
Kerja)
Perlengkapan K3l yang diperlukan disesuaikan dengan kegiatan
masing-masing.
6. Uraian Prosedur
a. Inventarisasi Aset
Tahap inventarisasi aset meliputi:
1) menginventarisasi daftar aset produktif sesuai dengan
buku pencatatan aset yang ada;
2) mengganti data inventaris aset dengan yang baru jika ada
pendistribusian/penambahan aset baru; dan
3) membuat dan menentukan daftar kelompok aset produktif
menjadi kelompok bangunan dan bukan bangunan pada
aset yang baru.
b. Penilaian Aset
Tahap penilaian aset meliputi:
1) mencatat nilai perolehan aset baru;
2) menentukan metoda perhitungan penilaian aset
(penyusutan) sesuai dengan yang dianut dalam peraturan
dan perundangan yang berlaku berdasarkan kelompok
asetnya; dan
3) menghitung penurunan nilai aset sesuai dengan metoda
yang digunakan.
c. Pembukuan Penilaian Aset
Tahap pembukuan penilaian aset meliputi:
1) memasukan hasil perhitungan nilai penurunan aset ke
dalam laporan keuangan;
2) menyusun neraca berdasarkan saldo buku besar akhir
bulan yang bersangkutan; dan
3) memasukan angka/nilai penurunan aset bulanan ke
dalam laporan keuangan tahunan, diantaranya laporan
neraca.
d. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi membuat laporan penilaian aset.
7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Isian (FI) tentang Daftar Aset Perusahaan;
b. Formulir Isian (FI) tentang Buku Besar Aset;
c. IK Pembuatan Laporan;
d. IK K3L APAR;
e. Buku Inventaris Aset/Barang; dan
f. SK Direksi tentang Pengelompokan Aset.

jdih.pu.go.id
- 559 –

2 ) Diagram Alir Prosedur Penilaian Aset

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PENGELOLAAN
ASPEK NON TEKNIS
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
III Penilaian Aset HALAMAN:

Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai

Inventarisasi aset : a. FI Daftar Aset 1) Manager


1. menginventarisasi daftar aset Perusahaan Umum
produktif sesuai dengan buku b. Buku Inventaris
2) Manager
pencatatan aset yang ada. Aset/Barang
c. SK Direksi Keuangan/
2. mengganti data inventaris aset
Tentang Manager
dengan yang baru jika ada
pendistribusian/penambahan aset Pengelompokan Terkait
baru; dan Aset 3) Staf
3. membuat dan menentukan daftar d. IK K3L APAR Inventarisa
kelompok aset produktif menjadi si Aset
kelompok bangunan dan bukan
bangunan pada aset yang baru.

Penilaian penurunan nilai aset :


7. mencatat nilai perolehan aset baru; e. FI Daftar Aset 4) Manager
8. menentukan metoda perhitungan Perusahaan Umum
penurunan nilai aset (penyusutan) f. Buku Inventaris 5) Manager
sesuai dengan yang dianut dalam Aset/Barang Keuangan/
peraturan dan perundangan yang g. SK Direksi Manager
berlaku berdasarkan kelompok Tentang Terkait
asetnya; dan Pengelompokan
9. menghitung penurunan nilai aset Aset
sesuai dengan metoda yang h. IK K3L APAR
digunakan.

Pembukuan penurunan nilai aset :


4. memasukan hasil perhitungan nilai i. FI Daftar Aset 6) Manager
penurunan aset ke dalam laporan Perusahaan Umum
keuangan; j. FI Buku Besar 7) Manager
5. menyusun neraca berdasarkan saldo Aset Keuangan/
buku besar akhir bulan yang Manager
k. Buku
bersangkutan; dan
Inventaris Terkait
6. memasukan angka/nilai penurunan
Aset/Barang 8) Staf
aset bulanan ke dalam laporan
l. IK K3L APAR Akuntansi
keuangan tahunan, diantaranya
laporan neraca. Aktiva Tetap

jdih.pu.go.id
- 560 –

9) Manager
Pelaporan: m. IK Pembuatan Umum
10. membuat laporan penilaian aset. Laporan 10) Manager
n. IK K3L APAR Keuangan/
Manager
Terkait

Selesai

Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/ pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan POS tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/Manajer Direktur/Dirut


Terkait Terkait

jdih.pu.go.id
- 561 –

JJJ. POS PENGAMANAN BANGUNAN UMUM DAN GUDANG

1) Model Prosedur Pengamanan Bangunan Umum dan


Gudang

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PENGELOLAAN
ASPEK NON TEKNIS
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
JJJ Pengamanan Bangunan Umum HALAMAN:
dan Gudang
1. Tujuan
Melindungi bangunan umum dan gudang dari hal – hal yang tidak
diinginkan diakibatkan tindakan manusia maupun binatang baik
sengaja maupun tidak disengaja.

2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pengamanan bangunan umum dan gudang
meliputi :
a. melakukan pengadaan dan pemasangan sistem pengamanan;
b. melakukan pemeriksaan sarana dan prasana peralatan
keamanan;
c. mengusulkan pengadaan fasilitas/peralatan keamanan;
d. melakukan menyusun jadwal piket;
e. melakukan penjagaan di pos jaga;
f. melakukan pengamanan lingkungan bangunan umum dan
gudang; dan
g. melakukan pengamanan dalam bangunan umum dan gudang.

3. Definisi
a. Bangunan umum
bangunan – bangunan yang secara umum digunakan untuk
operasional kantor maupun operasional peralatan.

b. Gudang
tempat penyimpanan barang/material/asset dalam suatu
ruangan yang terlindungi yang dapat melindungi dan
menghindari barang tersebut dari kerusakan dan gangguan
pencurian.

c. Pemeliharaan
kegiatan pengecekan/pemeriksaan, pembersihan, perawatan
dan penjagaan secara rutin untuk memperpanjang usia/umur
pakai dari sarana dan prasarana.

d. Pengamanan
suatu proses kegiatan yang dilakukan untuk mengamankan
sesuatu dari hal – hal yang tidak diinginkan.

e. Penyimpanan
suatu proses kegiatan yang dilakukan untuk menyimpan
sesuatu pada tempat penyimpanan yang semestinya.

f. Pemantauan
kegiatan memantau kemajuan sebuah kegiatan agar tetap
berjalan dalam prosedur yang telah ditetapkan.

jdih.pu.go.id
- 562 –

g. Evaluasi
kegiatan untuk menilai, memperbaiki dan meningkatkan
seberapa jauh sebuah kegiatan dapat berjalan secara efektif,
efisien dan optimal seperti yang telah dirumuskan bersama.

h. Kamera CCTV (Closed-Circuit Television)


televisi yang menggunakan sinyal yang bersifat tertutup, tidak
seperti televisi biasa yang merupakan sinyal siaran dan
digunakan sebagai pelengkap keamanan yang berfungsi sebagai
alat pengambil gambar dan biasanya dilengkapi dengan DVR
(Digital Video Recorder) yaitu system yang digunakan oleh
kamera CCTV untuk merekam semua gambar yang di kirim oleh
kamera sebagai pelengkap keamanan.

i. Alat deteksi kebakaran


suatu alat yang berfungsi mendeteksi secara dini kebakaran,
agar kebakaran yang terjadi tidak berkembang menjadi lebih
besar.

j. Alarm gedung
alarm yang biasanya ditempel di area gedung untuk menjamin
dan melindungi penghuni gedung serta properti yang ada di
dalam gedung melalui alarm keselamatan sehingga hal-hal yang
tidak diinginkan dapat diminimalisir serta memberikan
peringatan dalam sistem evakuasi.

k. Alat pemadam kebakaran gedung


suatu alat yang digunakan oleh penghuni gedung atau petugas
yang di tunjuk untuk memadamkan kebakaran yang terjadi di
dalam suatu gedung.

l. Hidran kebakaran
suatu sistem/rangkaian instalasi/jaringan perpipaan untuk
menyalurkan air (tekanan tertentu) yang digunakan sebagai
sarana pemadaman.

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi/Dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini meliputi:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum.
b. Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.
f. Kepmendagri Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pedoman Penilaian
Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan Kerja)


Perlengkapan K3l yang digunakan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

jdih.pu.go.id
- 563 –

kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang


kegiatan pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi
antara lain perban, obat merah dan lain-lain
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya
dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri
dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh
pemerintah melalui Departemen Tenaga Kerja Republik
Indonesia.
d. Rambu-rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.

6. Uraian Prosedur
a. Pembuatan sistem pengamanan
Tahap pembuatan sistem pengamanan meliputi:
1) memasang sistem pengamanan dalam bangunan umum
dan gudang seperti CCTV, alarm, alat deteksi kebakaran,
kunci pengaman, penerangan yang memadai atau
tambahan lainnya sesuai kebutuhan; dan
2) memasang sistem pengamanan luar gudang seperti pos
jaga, pintu gerbang berikut palang pintu, pagar, kunci
pengaman, penerangan luar yang memadai, atau tambahan
lainnya sesuai kebutuhan.

b. Pemeriksaan sarana dan prasarana/peralatan keamanan


Tahap pemeriksaan sarana dan prasarana/peralatan keamanan
meliputi:
1) memeriksa sarana dan prasarana keamanan bagian dalam
bangunan/gudang (pintu gerbang dan/atau palang pintu,
pagar pengaman, penerangan luar, pos satpam); dan
2) memeriksa sarana dan prasarana keamanan bagian luar
bangunan/gudang (kunci gudang/bangunan, besi
pengaman/ tralis, cctv, penerangan dalam).

c. Pengajuan usulan fasilitas/peralatan pengamanan


Tahap pengajuan usulan fasilitas/peralatan pengamanan
meliputi:
1) mengusulkan alat pengamanan dalam bangunan umum
dan gudang;
2) mengusulkan alat pengamanan luar bangunan umum dan
gudang; dan
3) mengusulkan alat pengamanan dan perlindungan diri
tenaga keamanan/security.

d. Penyusunan jadwal piket rutin


Tahap penyusunan jadwal piket rutin meliputi:
a. mengatur rotasi jaga piket tenaga keamanan/ security;
b. memeriksa kehadiran dan keberadaan tenaga keamanan;
dan
c. menyusun daftar piket dan posisi jaga tenaga
keamanan/security.

e. Penjagaan di pos jaga


Tahap penjagaan di pos jaga meliputi:
1) mengoperasikan pintu gerbang/palang pintu;
2) memeriksa dan mengisi daftar dan identitas tamu; dan

jdih.pu.go.id
- 564 –

3) membuat laporan harian kondisi pintu masuk bangunan


umum dan gudang.

f. Pengamanan lingkungan bangunan umum dan gudang


Tahap pengamanan lingkungan bangunan umum dan gudang
meliputi:
1) mengontrol situasi di lingkungan bangunan umum dan
gudang secara berkala;
2) memeriksa lampu penerangan di malam hari;
3) mengaktifkan sinyal darurat (alarm) jika ditemukan
gangguan terhadap keamanan; dan
4) membuat laporan keamanan di lingkungan bangunan
umum dan gudang secara berkala.

g. Pengamanan dalam bangunan umum dan gudang


Tahap pengamanan dalam bangunan umum dan gudang
meliputi:
1) memeriksa kunci pintu dan jendela bangunan umum dan
gudang;
2) memeriksa instalasi listrik secara berkala;
3) memantau cctv (jika ada); dan
4) mengontrol secara rutin kondisi dalam bangunan umum
dan gudang.

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Monitoring (FM) tentang Kehadiran Tenaga Keamanan;
b. Formulir Monitoring (FM) tentang Kondisi Bangunan Umum dan
Gudang;
c. Formulir Isian (FI) tentang Pembelian Barang;
d. Formulir Isian (FI) tentang Pengecekan Sarana dan Prasarana
Keamanan;
e. Formulir Isian (FI) tentang Daftar Personel Tenaga Keamanan;
f. Formulir Isian (FI) tentang Daftar Tamu;
g. IK Penyusunan RAB;
h. IK Pembuatan Dokumen Lelang;
i. IK Penggunaan Sinyal Darurat (Alarm);
j. IK Pembuatan Laporan;
k. IK K3L APD; dan
l. IK K3L APAR.

jdih.pu.go.id
- 565 –

2 ) Diagram Alir Prosedur Pengamanan Gudang Kantor dan Bangunan Umum

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PENGELOLAAN
ASPEK NON TEKNIS
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
JJJ Pengamanan Gudang Kantor HALAMAN:
dan Bangunan Umum
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai

Pembuatan sistem pengamanan: a. FI Pembelian 1) Manager


1. memasang sistem pengamanan Barang Umum
dalam bangunan umum dan gudang b. IK Penyusunan 2) Supervisor
seperti CCTV, alarm, alat deteksi Rumah
RAB
Tangga
kebakaran, kunci pengaman, c. IK K3L APAR
3) Staf Satuan
penerangan yang memadai atau
Pengamana
tambahan lainnya sesuai kebutuhan;
n/
dan
Security/
2. memasang sistem pengamanan luar
Staf yang
gudang seperti pos jaga, pintu
Terkait
gerbang berikut palang pintu, pagar,
kunci pengaman, penerangan luar
yang memadai, atau tambahan
lainnya sesuai kebutuhan.

4) Staf Satuan
Pemeriksaan sarana dan d. FI Pengecekan Pengamana
prasarana/peralatan keamanan : Sarana dan n/
3. memeriksa sarana dan prasarana Prasarana Security/
keamanan bagian dalam keamanan Staf yang
bangunan/gudang (pintu gerbang e. IK K3L APD Terkait
dan/atau palang pintu, pagar f. IK K3L APAR
pengaman, penerangan luar, pos
satpam); dan
4. memeriksa sarana dan prasarana
keamanan bagian luar
bangunan/gudang (kunci
gudang/bangunan, besi pengaman/
tralis, cctv, penerangan dalam).

jdih.pu.go.id
- 566 –

A
g. FI Pembelian 5)Staf
Barang Pembelian/
h. IK Staf yang
Ya
Penyusunan Terkait
Perlu
tambahan
RAB
alat i. IK K3L APD
pengamanan
? j. IK K3L APAR
pengajuan usulan
fasilitas/peralatan
pengamanan:
5. mengusulkan alat
pengamanan dalam
Tidak bangunan umum
dan gudang;
6. mengusulkan alat
pengamanan luar
bangunan umum
dan gudang; dan
7. mengusulkan alat
pengamanan dan
perlindungan diri
tenaga
keamanan/security.

Menyusun jadwal piket :


k. FI Daftar 6)Supervisor
8. mengatur rotasi jaga piket tenaga
Personel Pengamanan
keamanan/ security;
Tenaga
9. memeriksa kehadiran dan keberadaan
Keamanan
tenaga keamanan; dan
l. FM Kehadiran
10. menyusun daftar piket dan posisi jaga
Tenaga
tenaga keamanan/security.
Keamanan
m. IK K3L APD
n. IK K3L APAR
Penjagaan di pos jaga :
11. mengoperasikan pintu
gerbang/palang pintu;
12. mengecek dan mengisi daftar dan
identitas tamu; dan
13. membuat laporan harian kondisi
pintu masuk gudang dan bangunan
umum.
14. menyusun daftar piket dan posisi
jaga tenagaBkeamanan/security.

jdih.pu.go.id
- 567 –

B
o. FI Daftar Tamu 7)Staf Satuan
p. FM Kondisi Pengamanan
Pengamanan lingkungan bangunan umum / Secutiry/
Gudang dan
dan gudang : Staf yang
Bangunan
14. mengontrol situasi di lingkungan Terkait
Umum
bangunan umum dan gudang secara
q. IK Penggunaan
berkala;
Sinyal Darurat
15. memeriksa lampu penerangan di
(Alarm)
malam hari;
r. IK Pembuatan
16. mengaktifkan sinyal darurat (alarm)
Laporan
jika ditemukan gangguan terhadap
s. IK K3L APAR
keamanan; dan
t. IK K3L APD
17. membuat laporan keamanan di
lingkungan bangunan umum dan
gudang secara berkala.

Pengamanan dalam bangunan umum dan


gudang :
18. memeriksa kunci pintu dan jendela
bangunan umum dan gudang;
19. memeriksa instalasi listrik secara
berkala;
20. memantau CCTV (jika ada); dan
21. mengontrol secara rutin kondisi dalam
bangunan umum dan gudang.

Selesai

Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan POS tersebut mulai atau selesai
laporan/dokumen pendukung
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/Manajer Direktur/Dirut


Terkait Terkait

jdih.pu.go.id
- 568 –

KKK. POS PENGELOLAAN DATA BACA METER AIR

1) Model Prosedur Pengelolaan Data Baca Meter Air

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PENGELOLAAN
ASPEK NON TEKNIS

NO. POS JUDUL POS REVISI KE:


KKK Pengelolaan Data Baca Meter Air HALAMAN:

1. Tujuan
Untuk mendapatkan data pemakaian air pelanggan secara
berkelanjutan sesuai dengan mekanisme dan sistem yang
digunakan.

2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pengelolaan data baca meter air pelanggan
meliputi:
a. melakukan persiapan untuk pengelolaan data baca meter;
b. mencatat hasil pencatatan meter air pelanggan dalam Buku;
Pemantauan dan Evaluasi Pemakaian Air Pelanggan;
c. mengolah data baca meter air pelanggan;
d. menganalisa data pemakaian air pelanggan;
e. membuat rekening pemakaian air;
f. melakukan sistem administrasi data (penyimpanan dan
pengamanan data);
g. membuat/ mengembangkan billling system ;
h. memantau dan mengevaluasi pemakaian air pelanggan ; dan
i. menyusun laporan.

3. Definisi
a. Air minum
air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung diminum.

b. Unit pelayanan
sarana untuk mengambil air minum langsung oleh masyarakat
yang terdiri dari sambungan rumah, hidran umum dan hidran
kebakaran.

c. Sambungan langganan/rumah
jenis sambungan pelanggan yang mensuplai airnya langsung ke
rumah - rumah/pelanggan biasanya berupa sambungan pipa -
pipa distribusi air melalui meter air dan instalasi pipanya
didalam rumah.

d. Pelanggan
orang perseorangan, kelompok masyarakat, atau instansi yang
mendapatkan layanan air minum dari pengelola air minum .

e. Meter air (water meter)


alat untuk mengukur volume air yang dipergunakan
pelanggan/konsumen.

jdih.pu.go.id
- 569 –

f. Kartu Meter Pelanggan (KMP)


kartu yang digunakan untuk pembacaan meter pelanggan.

g. Daftar Stand Meter pelanggan (DSMP)


kartu formulir isian yang digunakan untuk mencatat stand
meter hasil pembacaan meter air pelanggan.

h. Bon Permintaan Service Pelanggan (BPS)


kartu formulir isian yang digunakan untuk mencatat keluhan
dan pengaduan pelanggan saat pencatatan meter air pelanggan
dilakukan.

i. Sistem informasi
suatu sistem terintegrasi yang mampu menyediakan informasi
yang mendukung operasi dan manajemen suatu organisasi
dengan menggunakan perangkat lunak, perangkat keras dan
jaringan sistem dengan teknnologi tertentu.

j. Pemantauan
kegiatan memantau kemajuan sebuah kegiatan agar tetap
berjalan dalam prosedur yang telah ditetapkan.

k. Evaluasi
kegiatan untuk menilai, memperbaiki dan meningkatkan
seberapa jauh sebuah kegiatan dapat berjalan secara efektif,
efisien dan optimal seperti yang telah dirumuskan bersama.

l. Pelaporan
kegiatan pengumpulan dan penyajian data kinerja dan
informasi pengelola air minum untuk mengetahui kemajuan
pekerjaan dan kualitas hasil pelayanan serta dijadikan dasar
untuk perbaikan pelayanan sesuai prosedur yang berlaku.

4. Referensi/Dokumen Terkait
Tahap referensi/dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini
meliputi:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum.
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan Dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
c. Keputusan Menteri Otonomi Daerah Nomor 8 tahun 2000
tentang Pedoman Akuntansi Perusahaan Daerah Air Minum.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan di Lingkungan Kerja)


Perlengkapan K3L yang digunakan disesuaikan dengan kegiatan
masing-masing.

6. Uraian Prosedur
a. Persiapan
Tahap persiapan meliputi:
1) mengumpulkan data hasil pencatatan meter air pelanggan
(KMP, DSMP, BPS); dan

jdih.pu.go.id
- 570 –

2) memeriksa kelengkapan dari kartu/ formulir pembacaan


dan pencatatan meter air pelanggan (KMP, DSMP, BPS).

b. Pencatatan Data Baca Meter Air Pelanggan


Tahap pencapatan data baca meter air pelanggan meliputi:
1) mencatat hasil pembacaan dan pencatatan meter air
pelanggan yang ada pada KMP, DSMP dan BPS ke dalam
Buku Pemantauan dan Evaluasi Pemakaian Air Pelanggan;
2) menyerahkan kartu-kartu pembacaan meter pelanggan
(KMP) dan DSMP kepada unit kerja yang menangani
pembuatan rekening air; dan
3) menyerahkan kartu-kartu Bon Permintaan Service (BPS)
pelanggan kepada unit kerja yang menangani pengaduan
pelanggan.

c. Analisis Data Pemakaian Air Pelanggan


Tahap analisis data pemakaian air pelanggan meliputi:
1) membuat analisis terhadap data hasil pembacaan dan
pencatatan meter air pelanggan dengan hasil perhitungan
pemakaian air;
2) membuat analisis terhadap data pemakaian air 0 – 10
m3/bulan dan data pemakaian air yang ekstrim; dan
3) membuat analisis pemakaian air per blok atau golongan
pelanggan.

d. Input Data Pemakaian Air ke Rekening


Tahap input data pemakaian air ke rekening meliputi:
1) menetapkan tingkat konsumsi pemakaian air pelanggan
sesuai dengan hasil perhitungan dan analisis;
2) membukukan kartu pembacan meter air pelanggan ke
dalam kartu perhitungan rekening (KPR);
3) membuat rekening pemakaian air pelanggan;
4) membuat dan menerbitkan daftar rekening air yang harus
ditagihkan; dan
5) membuat rekapitulasi rekening pemakaian air per blok
atau golongan pelanggan.

e. Sistem Administrasi dan Informasi Data Pembacaan Meter Air


Tahap sistem administrasi dan informasi data pembacaan meter
air meliputi:
1) menyimpan data hardware dan data software;
2) mengamankan data dari kerusakan/virus dan membuat
back up data;
3) memutakhirkan data (updating data); dan
4) membuat/ mengembangkan billing system.

f. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi menyusun laporan pengelolaan data
baca meter air.

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Monitoring (FM) Tentang Daftar Personel Petugas
Pembaca Meter Air Pelanggan;
b. Formulir Monitoring (FM) Tentang Pemakaian Air Pelanggan;

jdih.pu.go.id
- 571 –

c. Formulir Isian (FI) Tentang Kartu Meter Pelanggan (KMP);


d. Formulir Isian (FI) Tentang Daftar Stand Pembacaan Meter Air
Pelanggan (DSMP);
e. Formulir Isian (FI) Tentang Bon Permintaan Service (BPS)
Pelanggan;
f. Formulir Isian (FI) Tentang Laporan Pencatatan Hasil
Pembacaan Meter Air;
g. Formulir Isian (FI) Tentang Perhitungan Pemakaian Air
Pelanggan < 10 m3/ bulan;
h. IK K3L APAR;
i. IK Pembuatan Laporan; dan
j. POS Pembangunan Dan Pengembangan Sistem IT.

jdih.pu.go.id
- 572 -

2 ) Diagram Alir Prosedur Pengelolaan Data Baca Meter Air

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PENGELOLAAN
ASPEK NON TEKNIS
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
KKK Pengelolaan Data Baca Meter Air HALAMAN:

Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai a. FI Kartu Meter


Pelanggan (KMP) 1) Supervisor
b. FI Daftar Stand Pembaca
Persiapan: Meter Pelanggan Meter
(DSMP) 2) Staf Analis
1. mengumpulkan data hasil pencatatan c. FI Bon
meter air pelanggan (KMP, DSMP, Permintaan Penggunaan
BPS);dan Service Pelanggan Air/ Staf
2. memeriksa kelengkapan dari kartu/ (BPS) Yang
formulir pembacaan dan pencatatan d. IK K3L APAR Terkait
meter air pelanggan (KMP, DSMP, BPS).

Pencatatan Data Meter Air Pelanggan : e. FI Kartu Meter 3) Supervisor


3. mencatat hasil pembacaan dan Pelanggan (KMP) Pembaca
pencatatan meter air pelanggan yang ada f. FI Daftar Stand
Meter Pelanggan
Meter
pada KMP, DSMP dan BPS kedalam Buku 4) Staf Analis
(DSMP)
Pemantauan dan Evaluasi Pemakaian Air g. FI Bon Penggunaan
Pelanggan Permintaan Air/ Staf
4. menyerahkan kartu-kartu pembacaan Service Pelanggan
(BPS) Yang
meter pelanggan (KMP) dan DSMP kepada
h. FM Pemakaian Terkait
unit kerja yang menangani pembuatan
Air Pelanggan
rekening air; dan i. IK K3L APAR
5. menyerahkan kartu-kartu Bon
Permintaan Service (BPS) pelanggan
kepada unit kerja yang menangani
pengaduan pelanggan.

Analisis Data Pemakaian Air Pelanggan : j. FI Kartu Meter


Pelanggan (KMP) 5) Supervisor
6. membuat analisis terhadap data hasil
k. FI Daftar Stand Pembaca
pembacaan dan pencatatan meter air
pelanggan dengan hasil perhitungan Meter Pelanggan Meter
pemakaian air; (DSMP) 6) Staf Analis
7. membuat analisis terhadap data l. FI Data Penggunaan
pemakaian air 0 – 10 m3/bulan dan data Pemakaian Air < Air/ Staf
pemakaian air yang ekstrim; dan 10 m3/ bulan Yang
8. membuat analisis pemakaian air per blok m.FM Pemakaian Air Terkait
atau golongan pelanggan. Pelanggan 7) Staf
Pencatat
A Meter Air

jdih.pu.go.id
- 573 -

Input Data Pemakaian Air Ke Rekening: n. IK K3L APAR 8) Supervisor


11. menetapkan tingkat konsumsi o. FI Kartu Meter Pembaca
pemakaian air pelanggan sesuai dengan Pelanggan (KMP) Meter
hasil perhitungan dan analisis; p. FI Daftar Stand 9) Staf Analis
12. membukukan kartu pembacan meter Meter Pelanggan Penggunaan
air pelanggan ke dalam kartu (DSMP) Air/ Staf
perhitungan rekening (KPR); q. FI Data Yang Terkait
13. membuat rekening pemakaian air Pemakaian Air < 10) Staf
pelanggan; 10 m3/ bulan Pemantauan
14. membuat dan menerbitkan daftar r. FM Pemakaian Rekening
rekening air yang harus ditagihkan; dan Air Pelanggan Pelanggan
15. membuat rekapitulasi rekening s. IK K3L APAR
pemakaian air per blok atau golongan
pelanggan.

Sistem Administrasi dan Informasi Data t. FI Kartu Meter


11) Supervisor
Pelanggan (KMP)
Pembacaan Meter Air: Pembaca
u. FI Daftar Stand
16. menyimpan data hardware dan data Meter
Meter Pelanggan
software; (DSMP) 12) Supervisor
17. mengamankan data dari v. FI Data Pemakaian Pengolahan
kerusakan/virus dan membuat back Air < 10 m3/ bulan Data dan
up data; w. FM Pemakaian Air Software
18. memutakhirkan data (updating data); Pelanggan 13) Staf
dan x. IK K3L APAR Pengolahan
19. membuat/ mengembangkan billing y. POS Pembangunan
Data/ Staf
system. Dan Pengembangan
Yang Terkait
Sistem IT

z. IK Pembuatan 14) Supervisor


Pelaporan : Laporan Pembaca
20. Menyusun laporan pengelolaan aa. IK K3L APAR Meter
data baca meter air 15) Supervisor
Pengolahan
Data dan
Software
Selesai 16) Staf Analis
Penggunaan
Air/ Staf
Yang Terkait

jdih.pu.go.id
- 574 -

Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/ pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan pos tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/Manajer Direktur/Dirut


Terkait Terkait

jdih.pu.go.id
- 575 -

LLL. POS PENGAWASAN KUALITAS AIR

1) Model Prosedur Pengawasan Kualitas Air

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PENGELOLAAN
ASPEK TEKNIS

NO. SOP JUDUL SOP REVISI KE:


LLL Pengawasan Kualitas Air HALAMAN:

1. Tujuan
Untuk menjamin kualitas air hasil pengolahan SPAM memenuhi persyaratan
sesuai dengan peraturan yang berlaku.

2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pengawasan kualitas air meliputi:
a. mempersiapkan peralatan pengambilan sampel air sesuai dengan jumlah
dan jenis pemeriksaan yang telah direncanakan, pengambilan sampel air
dan pencatatan tanggal pengambilan sampel air;
b. melaksanakan kegiatan pengecekan kualitas sampel air terhadap
parameter fisik, kimia dan biologi di laboratorium (internal PDAM dan
laboratorium rujukan);
c. melaksanakan pemantauan dan pengawasan kualitas air sesuai standar
Permenkes No. 736 tahun 2010 dan Permenkes No. 492 Tahun 2010;
dan
d. melakukan kegiatan pencatatan pengawasan kualitas air.

3. Definisi
a. Unit pengelolaan
sarana dan prasarana SPAM yang telah terbangun siap dioperasikan
dengan membentuk organisasi pengelola air minum yang dapat
melibatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan SPAM berupa
pemeliharaan, perlindungan sumber air produksi, penertiban
sambungan liar, dan sosialisasi dalam penyelenggaraan SPAM.

b. Pengelolaan kualitas air


upaya pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan
sesuai peruntukannya untuk menjamin agar kualitas air tetap dalam
kondisi alamiahnya.

c. Pemantauan
kegiatan memantau kemajuan sebuah kegiatan agar tetap berjalan
dalam prosedur yang telah ditetapkan.

d. Pelaporan
kegiatan pengumpulan dan penyajian data kinerja dan informasi
pengelola air minum untuk mengetahui kemajuan pekerjaan dan
kualitas hasil pelayanan serta dijadikan dasar untuk perbaikan
pelayanan sesuai prosedur yang berlaku.

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi/dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini meliputi:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan

jdih.pu.go.id
- 576 -

Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.


b. Peraturan Pemerintah Nomor 122 tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum.
c. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor PER/04/MEN/1980 tentang
Syarat-syarat Pemasangan Dan Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
d. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor PER/15/MEN/VIII/2008 tentang
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di Tempat Kerja.
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.
f. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/ PER / 2010 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum.
g. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 736/MENKES/PER/2010 tentang
Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum.

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Lingkungan)


Perlengkapan K3L yang digunakan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang kegiatan
pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi antara lain perban,
obat merah dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan
risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di
sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh pemerintah melalui
Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.
Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi adalah :
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai pelindung
kepala dari benda yang bisa mengenai kepala secara langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat pengaman saat
bekerja di tempat yang becek ataupun berlumpur. Kebanyakan di
lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari benda tajam atau
berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat pelindung tangan
pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan
cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di sesuaikan
dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
4) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung dari
kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau pakaian
kantornya.

6. Uraian Prosedur
a. Persiapan
Tahap persiapan meliputi:
1) menyiapkan peralatan pengambilan sampel air sesuai dengan
jumlah dan jenis pemeriksaan yang telah direncanakan;
2) mengambil sampel air secara rutin, pada tempat lokasi yang telah
direncanakan; dan
3) Mencatat tanggal pengambilan sampel air.

jdih.pu.go.id
- 577 -

b. Pengiriman sampel dan pemeriksaan sampel di laboratorium


Tahap Pengiriman sampel dan pemeriksaan sampel di laboratorium
meliputi:
1) Pemeriksaan Eksternal:
membawa atau mengirim sampel air ke Laboratorium yang dimiliki
pengelola air minum atau ke laboratorium rujukan yang terdekat.

2) Pemeriksaaan Internal:
a) memeriksa sampel air dari unit air baku;
b) memeriksa sampel air dari unit produksi;
c) memeriksa sampel air dari unit distribusi; dan
d) memeriksa sampel air dari unit pelayanan.

c. Pengawasan
Tahap pengawasan meliputi:
1) Pemantauan Kualitas Air apabila kualitas air sesuai Standar
Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 Tahun 2010 maka :
a) melakukan pengawasan kualitas air minum secara eksternal
dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota; dan
b) melakukan pengawasan kualitas air minum secara internal
yang dilaksanakan oleh pengelola air minum untuk menjamin
kualitas air minum yang diproduksi sesuai permenkes No 492
tahun 2010.

2) Apabila kualitas air tidak sesuai Standar Permenkes No. 492 Tahun
2010 maka :
a) melakukan koordinasi dengan Bagian Produksi dan Distribusi;
dan
b) menganalisis penyebab ketidaksesuaian kualitas.

3) Reviu dan Melaksanakan Perbaikan Sistem


a) melakukan pemeriksaan ulang terhadap kemungkinan
gangguan-gangguan pada masing-masing unit SPAM; dan
b) melakukan pemeriksaan unit air baku, unit produksi, unit
distribusi dan unit pelayanan

d. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi membuat laporan hasil pengawasan kualitas
air untuk dilaporkan kepada bagian terkait.

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Monitoring (FM) tentang Kualitas Air;
b. Formulir Isian (FI) tentang Pemeriksaan Parameter Fisik;
c. Formulir Isian (FI) tentang Pemeriksaan Parameter Kimiawi;
d. Formulir Isian (FI) tentang Pemeriksaan Parameter Mikrobiologi;
e. Formulir Isian (FI) tentang Laporan Hasil Pencatatan Pengawasan
Kualitas Air Produksi;
f. IK Pengambilan Sampel Air;
g. IK Pencatatan Sampel Air;
h. IK Laboratorium;
i. IK Pemeriksaan Parameter Fisik;
j. IK Pemeriksaan Parameter Kimiawi;
k. IK Pemeriksaan Parameter Mikrobiologi;
l. IK K3L APD; dan
m. IK K3L APAR.

jdih.pu.go.id
- 578 -

2 ) Diagram Alir Prosedur Pengawasan Kualitas Air

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PENGELOLAAN
ASPEK TEKNIS
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
LLL Pengawasan Kualitas Air HALAMAN:

Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai

a. IK Pengambilan 1) Staf
Tahap persiapan :
Sampel Air Sampling/
1. menyiapkan peralatan pengambilan
b. IK Pencatatan Staf yang
sampel air sesuai dengan jumlah dan
Sampel Air Terkait
jenis pemeriksaan yang telah
direncanakan; c. IK K3L APD
2. mengambil sampel air secara rutin, pada
tempat lokasi yang telah direncanakan;
dan
3. mencatat tanggal pengambilan sampel
air.

Membawa atau mengirim sampel air ke 2) Staf


d. IK
Laboratorium: Laboratorium Sampling/
4. membawa atau mengirim sampel air ke e. IK K3L APD Staf yang
Laboratorium yang dimiliki pengelola air f. IK K3L APAR Terkait
minum atau ke laboratorium rujukan
3) Laboran
yang terdekat.

Pengecekan kualitas sampel air terhadap g. FI Pemeriksaan 4) Staf Analisis


parameter fisik, kimia dan biologi: Parameter Fisik
h. FI Pemeriksaan
Kimia
5. memeriksa sampel air dari unit air 5) Staf Analisis
Parameter Kimiawi
baku;
i. FI Pemeriksaan Fisika
6. memeriksa sampel air dari unit
Parameter 6) Staf Analis
produksi;
Mikrobiologi Mikrobiologi
7. memeriksa sampel air dari unit j. IK Pemeriksaan
distribusi; dan Parameter Fisik
7) Staf yang
8. memeriksa sampel air dari unit k. IK Pemeriksaan Terkait
pelayanan. Parameter Kimiawi
l. IK K3L APD

jdih.pu.go.id
- 579 -

Kualitas Air
Sesuai Standar Tidak
Permenkes No.
492 Tahun 2010?

Ya 8) Staf
m. FM Kualitas Analisis
Pemantauan kualitas air:
9. melakukan pengawasan kualitas air Air Kimia
minum secara eksternal dilakukan oleh n. IK K3L APD 9) Staf
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota; dan Analisis
10. melakukan pengawasan kualitas air Fisika
minum secara internal yang 10) Staf Analis
dilaksanakan oleh pengelola air minum Mikrobiolo
untuk menjamin kualitas air minum gi
yang diproduksi sesuai permenkes No 11) Staf yang
492 tahun 2010. Terkait

11. melakukan koordinasi dengan


Bagian Produksi dan Distribusi; dan
12. menganalisa Penyebab
ketidaksesuaian kualitas.

B C

jdih.pu.go.id
- 580 -

B C
A E
A
E
Review dan lakukan perbaikan sistem:
melakukan pemeriksaan ulang terhadap
kemungkinan gangguan-gangguan pada
masing-masing unit SPAM;
13. melakukan pemeriksaan unit air
baku, unit produksi, unit distribusi
dan unit pelayanan;
14. melakukan koordinasi dengan
Bagian produksi dan distribusi; dan
15. menganalisa Penyebab
ketidaksesuaian kualitas melakukan
koordinasi dengan Bagian Produksi
dan Distribusi; dan
16. menganalisa penyebab
ketidaksesuaian kualitas.

12) Supervisor
n. FI Laporan Hasil Laboratorium
Pencatatan 13) Staf Analisis
Pelaporan Pengawasan Kimia
17. membuat laporan hasil pengawasan Kualitas Air 14) Staf Analisis
kualitas air untuk dilaporkan kepada Produksi Fisika
bagian terkait. o. FM Kualitas Air 15) Staf Analis
p. IK K3L APAR Mikrobiologi
16) Staf yang
Terkait
Selesai

jdih.pu.go.id
- 581 -

Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan POS tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/Manajer Direktur/Dirut


Terkait Terkait

jdih.pu.go.id
- 582 -

MMM. POS PEMETAAN JARINGAN

1) Model Prosedur Pemetaan Jaringan

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PENGELOLAAN ASPEK TEKNIS
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
MMM Pemetaan Jaringan HALAMAN:

1. Tujuan
Untuk memetakan jaringan perpipaan dan perlengkapan yang ada
didalamnya ke dalam gambar peta jaringan berbasis data spasial.

2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pemetaan jaringan meliputi :
a. mempersiapkan kegiatan dengan melakukan koordinasi tim yang terkait,
menyiapkan daftar/list data-data jaringan distribusi dan pelayanan, as
built drawing dan peralatan keperluan survey jaringan;
b. melaksanakan kegiatan pemetaan jaringan dengan mengumpulkan data-
data jaringan kedalam suatu sistem informasi terpadu dalam peta dasar,
pemutakhiran as built drawing jaringan perpipaan, pemutakhiran
gambar dan data (data base) jaringan;
c. membuat data base jaringan serta peta sistem informasi jaringan dengan
GIS, dan lain-lain; dan
d. menyusun kegiatan pelaporan.

3. Definisi
a. Unit pelayanan
sarana untuk mengambil air minum langsung oleh masyarakat yang
terdiri dari sambungan rumah/ Langganan, hidran umum/kran umum
dan hidran kebakaran.

b. Pipa distribusi
pipa yang dipergunakan untuk mendistribusikan air minum dari
reservoir ke pelanggan atau konsumen.

c. Jaringan pipa distribusi


ruas pipa pembawa air dari bak penampung reservoir sampai jaringan
pelayanan.

jdih.pu.go.id
- 583 -

d. Zona distribusi
suatu area pelayanan dalam wilayah pelayanan air minum yang dibatasi
oleh pipa jaringan distribusi utama (distribusi primer).

e. Sistem Informasi Geografis/Geographic Information System (GIS)


sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi
spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit,
adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun,
menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi berefrensi geografis,
misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah
database.

f. Data spasial
data yang memiliki referensi ruang kebumian (georeference) dimana
berbagai data atribut terletak dalam berbagai unit spasial yang
umumnya direpresentasikan berupa grafik, peta, gambar dengan format
digital dan disimpan dalam bentuk koordinat x,y (vektor) atau dalam
bentuk image (raster) yang memiliki nilai tertentu.

g. As built drawing (gambar nyata terbangun)


gambar-gambar yang dihasilkan setelah proses pekerjaan konstruksi
selesai.

h. Tes pit
sumuran uji yang dibuat dengan tujuan untuk mengetahui jenis dan
tebal lapisan tanah dengan lebih jelas, baik untuk pondasi bangunan
maupun untuk bahan timbunan pada daerah sumber galian bahan.

4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi/dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem
Penyediaan Air Minum
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan Pemeliharan
Alat Pemadam Api Ringan.
c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
di Tempat Kerja.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.

jdih.pu.go.id
- 584 -

5. Perlengkapan K3L (Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Lingkungan)


Perlengkapan K3L yang digunakan meliputi:
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
berfungsi penanganan apabila terjadi kebakaran kecil.
b. Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang kegiatan
pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi antara lain perban,
obat merah dan lain-lain.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko
kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di
sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh pemerintah melalui
Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.
Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi adalah :
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai pelindung
kepala dari benda yang bisa mengenai kepala secara langsung.
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat pengaman saat
bekerja di tempat yang becek ataupun berlumpur. Kebanyakan di
lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari benda tajam atau
berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat pelindung tangan
pada saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan
cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di sesuaikan
dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
4) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi alat pelindung dari
kotoran yang menempel pada pakaian dinas atau pakaian
kantornya.

6. Uraian Prosedur
a. Persiapan
Tahap persiapan meliputi:
1) koordinasi tim yang terkait dengan pemetaan jaringan;
2) menyiapkan daftar/list data-data jaringan distribusi dan pelayanan
seperti skema jaringan, as built drawing, panjang, jenis, diameter
pipa dan lokasi; data pelanggan; katup-katup dan bangunan
penunjangnya yang meliputi jenis dan lokasinya; dan lain-lain;
3) menyiapkan as built drawing termasuk dalam bentuk digital; dan
4) menyiapkan alat dan peralatan lain untuk keperluan survei
jaringan.

jdih.pu.go.id
- 585 -

b. Survei lapangan
Tahap survei lapangan meliputi:
1) mengecek akurasi posisi dan keberadaan data jaringan perpipaan,
aksesoris dan bangunan penunjang lainnya dengan alat ukur GPS
atau alat lainnya yang setara;
2) melakukan tes pit pada titik-titik yang diperlukan.

c. Pemutakhiran peta jaringan (apabila data lengkap)


Tahap pemutakhiran peta jaringan meliputi:
1) memperbaharui dan melengkapi as built drawing jaringan
perpipaan, aksesoris dan bangunan penunjangnya sesuai dengan
kondisi data terbaru yang ada dilapangan;
2) memetakan peta jaringan ke dalam peta dasar; dan
3) memverifikasi data peta dengan kondisi lapangan.

d. Verifikasi data dan jaringan (apabila data tidak sesuai)


Tahap verifikasi data dan jaringan meliputi:
1) menyesuaikan kembali data dengan kondisi lapangan;
2) membuat dan menyelesaikan gambar peta jaringan (as built drawing)
sesuai dengan data kondisi lapangan hasil verifikasi.

e. Pemetaan jaringan (apabila pemetaan jaringan tidak dalam format GIS)


Tahap pemetaan jaringan meliputi:
1) menyiapkan perangkat keras (hardware) dan software program
autocad;
2) memetakan data dan informasi jaringan yang ada dalam data base
jaringan kedalam bentuk peta jaringan dalam format gambar
autocad.

f. Pemetaan jaringan dalam format GIS (Geographic Information System)/


Sistem Informasi Geografis (SIG)
Tahap pemetaan jaringan dalam format GIS/SIG meliputi:
1) memetakan data dan informasi jaringan yang ada dalam data base
jaringan kedalam bentuk peta jaringan dalam format gambar
autocad dan peta google;
2) menyiapkan perangkat keras (hardware) dan software untuk
Geographic Information System (GIS);
3) menginput data base jaringan kedalam program GIS.

jdih.pu.go.id
- 586 -

g. Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi membuat laporan pemetaan jaringan.

7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Isian (FI) tentang Data Jaringan;
b. Formulir Isian (FI) tentang Daftar Gambar As Built Drawing;
c. Formulir Isian (FI) tentang Daftar Peralatan dan Perlengkapan;
d. Formulir Isian (FI) tentang Daftar Hadir Rapat Koordinasi;
e. Formulir Isian (FI) tentang Data Hasil Survei;
f. IK Pembuatan Laporan;
g. IK Rapat Koordinasi;
h. IK K3L APAR;
i. IK K3L APD;
j. Gambar Peta Jaringan Distribusi;
k. POS Pengoperasian Sistem Zona;
l. POS Perencanaan Sambungan Baru dan Perluasan Jaringan Distribusi;
dan
m. POS Perencanaan Sambungan Baru dan Perluasan Jaringan Distribusi.

jdih.pu.go.id
- 587 -

LOGO dan KOP UNIT SPAM:


PENGELOLAAN
ASPEK TEKNIS
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
MMM Pemetaan Jaringan HALAMAN:

Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan

Mulai 1) Supervisor
a. FI Data
Jaringan Perencanaan
b. FI Daftar Jaringan
Tahap persiapan : Gambar As Pipa &
1. koordinasi tim yang terkait dengan Built Drawing
Sambungan
pemetaan jaringan; c. FI Daftar
Peralatan dan Rumah
2. menyiapkan daftar/ list data-data
Perlengkapan 2) Staf Drafter/
jaringan distribusi dan pelayanan
d. FI Daftar Staf Yang
seperti skema jaringan, as built Hadir Rapat Terkait
drawing, panjang, jenis, diameter pipa Koordinasi 3) Staf Surveyor
dan lokasi; data pelanggan; katup- e. IK Rapat 4) Staf Litbang
katup dan bangunan penunjangnya Koordinasi
Teknik
yang meliputi jenis dan lokasinya; dan f. IK K3L APAR
5) Supervisor
lain-lain
GIS
3. menyiapkan gambar as built drawing
6) Staf GIS
termasuk dalam bentuk digital;
4. menyiapkan alat dan peralatan lain
untuk keperluan survei jaringan.

jdih.pu.go.id
- 588 -

A g. FI Data Jaringan
h. FI Daftar Gambar
7) Staf
As Built Drawing
i. FI Daftar
Surveyor/
Survei lapangan:
5. mengecek akurasi posisi dan Peralatan & Staf Yang
keberadaan data jaringan Perlengkapan Terkait
perpipaan, aksesoris, dan bangunan j. FI Data Hasil 8) Staf GIS
penunjang lainnya dengan alat ukur Survei 9) Staf Litbang
gps atau alat lainnya yang setara; k. IK K3L APD Teknik
6. melakukan tes pit pada titik-titik l. IK K3L APAR
yang diperlukan. m. POS Manajemen
Tekanan
n. POS
Pengoperasian
Tidak
Sistem Zona
Data
o. Gambar Peta
Lengkap?
Jaringan Distribusi
Ya

p. FI Data 10) Staf


Jaringan
q. FI Daftar As Drafter/ Staf
Pemutakhiran peta jaringan Built Drawing Yang Terkait
7. memperbaharui dan r. FI Daftar 11) Staf
melengkapi as built drawing Peralatan & Surveyor
jaringan perpipaan, aksesoris Perlengkapan 12) Staf Litbang
s. FI Data Hasil Teknik
dan bangunan penunjangnya
Survei
sesuai dengan kondisi data 13) Staf GIS
t. IK K3L APD
terbaru yang ada dilapangan; u. IK K3L APAR
8. memetakan peta jaringan ke v. Gambar Peta
dalam peta dasar; Jaringan
9. memverifikasi kembali data Distribusi
peta dengan kondisi lapangan.

B C

jdih.pu.go.id
- 589 -

B C w. FI Daftar As 14) Staf


Built Drawing Drafter/
x. FI Data Hasil Staf yang
Tidak Survey Terkait
Data
y. FI Data 15) Staf
Sesuai?
Jaringan Surveyor
z. FI Daftar 16) Staf
Peralatan dan Litbang
Ya Perlengkapan Teknik
aa. IK K3L APAR 17) Staf GIS
bb. Gambar Peta
Jaringan
Pembuatan dan penyelesaian gambar
Distribusi
peta jaringan
10. membuat dan menyelesaikan peta
jaringan sesuai dengan kondisi
lapangan (as built drawing) sesuai
dengan hasil verifikasi kembali.

jdih.pu.go.id
- 590 -

D cc. FI Daftar As
Built Drawing 18) Staf
dd. FI Data Hasil Drafter/
Survey Staf yang
ee. FI Data Terkait
Jaringan
Pemetaan Tidak ff. IK K3L APAR 19) Staf Litbang
jaringan format gg. POS Teknik
GIS? Manajemen 20) Staf GIS
Tekanan
hh. POS
Pengoperasian
Pemetaan Jaringan: Sistem Zona
11. menyiapkan perangkat ii. POS
Ya keras (hardware) dan Perencanaan
Sambungan
software program
Baru dan
autocad; Perluasan
12. memetakan data dan Jaringan
informasi jaringan yang Distribusi
ada dalam data base jj. Gambar Peta
Jaringan
jaringan kedalam
Distribusi
bentuk peta jaringan
dalam format gambar
autocad.

Pemetaan jaringan format GIS:


kk. FI Daftar As
13. memetakan data dan 21) Staf
Built Drawing
informasi jaringan yang ada ll. FI Data Hasil Drafter/
dalam data base jaringan Survey Staf yang
kedalam bentuk peta jaringan mm. FI Data Terkait
dalam format gambar autocad Jaringan 22) Staf Litbang
dan peta google; nn. IK K3L APAR Teknik
14. menyiapkan perangkat keras oo. Gambar Peta 23) Staf GIS
Jaringan
(hardware) dan software untuk Distribusi
Geographic Information System
(GIS);
15. menginput data base jaringan
kedalam program GIS.
F

jdih.pu.go.id
- 591 -

E F 24) Supervisor
pp. FI Daftar As Perencanaa
Built Drawing
n Jaringan
qq. FI Data
Jaringan Pipa dan
rr. IK Pembuatan Sambungan
Pelaporan:
Laporan Rumah
16. membuat dan memperbaharui ss. IK K3L APAR 25) Supervisor
gambar-gambar teknis jaringan; tt. Gambar Peta GIS
17. membuat laporan pekerjaan Jaringan 26) Staf
pemetaan jaringan. Distribusi
Drafter/
Staf yang
Terkait
27) Staf GIS

Selesai

Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/ pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan pos tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan
Disusun Diperiksa Disetujui Tanggal

Supervisor/Manajer Dirtek/Dirum/Manajer Direktur/Dirut


Terkait Terkait

jdih.pu.go.id

Anda mungkin juga menyukai