Anda di halaman 1dari 8

NATIONAL COMPETITION PERTEMANAN SEJIWA 2021 (NACOPS)

PEMANFAATAN KULIT BUAH SEMANGKA SEBAGAI MIE BASAH


ORGANIK DALAM MENUJU GIZI SEIMBANG DAN DIVERSIFIKASI
PANGAN

Pertanian dan Pangan

Disusun Oleh :
Ricky Yohanes Sirait

POLITEKNIK LPP YOGYAKARTA


TAHUN 2021
1. Pendahuluan

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,


kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya
derajat kesehatan yang optimal, yang pada akhirnya meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Arah kebijakan pembangunan bidang kesehatan adalah
untuk mempertinggi derajat kesehatan, termasuk di dalamnya keadaan gizi
masyarakat dalam rangka meningkatkan kualitas hidup serta kecerdasan dan
kesejahteraan pada umumnya (Suhardjo, 2003)

Masalah gizi pada hakekatnya adalah masalah kesehatan


masyarakat,namun penanggulangannya tidak bisa dilakukan dengan
pendekatan pelayanan medis,dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab masalah
gizi adalah multi faktor,oleh karena itu dalam pendekatan penanggulangannya
harus melibatkan beberapa sektor terkait. Masalah gizi seringkali terdapat
keterkaitannya dengan masalah kurang pangan. Pemecahannya tidak selalui
meningkatkan produksi dan pengadaan pangan, namun bisa juga dilakukan
dengan meningkatkan dan memanfaatkan potensi lokal secara maksimal.

Beragam potensi lokal yang sebenarnya dapat digunakan untuk


memberikan nilai tambah gizi masyarakat. Salah satunya kulit buah semangka,
dimana keberadaannya selama ini belu dimanfaatkan secara maksimal, bahkan
banyak yang dibuang sia-sia, sehingga dapat menambah pencemaran
lingkungan.

Buah semangka atau watermelon yang memiliki bahasa latincitrullus


lanatus adalah buah dari tumbuhan merambat yang berasal dari Afrika Selatan.
Buah semangka sangat mudah ditemui baik di pasar tradisional ataupun
supermarket di Indonesia.

Harganya juga cukup terjangkau. Buah yang memiliki rasa manis dan
mempunyai kandungan air yang banyak ini sangat nikmat bila dimakan saat
cuaca panas dan saat kehausan. Daging buah semangka berwarna merah pada
umumnya, meskipun saat ini sudah ada daging buah semangka yang berwarna
kuning pula.
Menurut Mita (2010) kulit buah semangka kaya akan vitamin, mineral,
enzim, dan klorofil. Vitamin-vitamin yang terdapat pada kulit buah semangka
meliputi vitamin A, Vitamin B2, vitamin B6.Kulit buah semangka juga
mengandung sebagian besar citrulline, asam amino, besi, magnesium, fosfor,
kalium, seng, betakaroten, dan likopen yang memiliki banyak manfaat bagi
kesehatan.Kandungan vitamin E, vitamin C, dan protein yang cukup banyak
pada kulit buah semangka dapat digunakan untuk menghaluskan kulit, rambut,
dan membuat rambut tampak berkilau.Sedangkan betakaroten dan likopen
yang terdapat pada kulit buah semangka dapat dimanfaatkan sebagai
antioksidan untuk mengencangkan kulit wajah dan mencegah timbulnya
keriput pada wajah.

Untuk menambah kebutuhan gizi masyarakat, tidak harus dibayar dengan


mahal, salah satunya dapat memanfaatkan kulit buah semangka sebagai salah
satu alternatif dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakat.

Dengan harapan dapat memberikan alternatif dalam memenuhi asupan


gizi masyarakat melalui pemanfaatan potensi lokal yang mudah, murah dan
ramah lingkungan.

Pertanyaan-pertanyaan yang akan dibahas adalah Bagaimana proses


pembuatan Mie basah dari kulit buah semangka?, Bagaimana hasil uji
organoleptif Mie basah dari kulit buah semangka?, Bagaimana hasil analisa
usaha pembuatan Mie basah dari kulit buah semangka?

2. Pembahasan

Proses pembuatan mie basah memiliki tingkat kesukaran yang berbeda-


beda. Semakin tinggi kadar penggunaan tepung basah dari kulit buah semangka
maka tingkat kesulitannya pun menjadi semakin tinggi. Hal ini dikarenakan
sifat dari tepung basah dari kulit buah semangka mengandung banyak air,
sehingga harus dilakukan pengurangan airnya dengan cara pemerasan untuk
mengurangi kadar airnya.
Untuk menapatkan adonan yang kesat, maka diperlukan penambahan
tepung terigu, dengan perbandingan 1 : 1, sehingga diperoleh adonan yang
tidak terlalu lunak dan mudah dicetak menjadi Mie basah.

Dari hasil tabel hasil pengamatan (dapat dilihat di lampiran),


menunjukkan bahwa dari hasil uji organoleptik dengan parameter yang telah
ditentukan baik, aroma, tekstur, rasa dan warna, menunjukkan hasil yang
bervariasi.

Hasil proses pemasakan Mie basah menunjukkan ukuran Mie basah


mengembang, sehingga hasilnya agak besar. Keadaan ini lebih pada mengubah
cetakan Mie basah sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan.

Untuk menghindari kerusakan komposisi kimia dalam Mie basah maka


untuk memasaknya cukup samapi air mendidik dan tidak terlalu lama.

Melihat kenyataan diatas dapat dijelaskan bahwa dengan menggunakan


limbah kulit buah semangka sebagai bahan baku pembuatan Mie basah dapat
meningkatkan penggunaan bahan-bahan yang tidak mempunyai nilai ekonomi
menjadi bahan yang diharapkan mempunyai nilai ekonomi menjanjikan.

3. Kesimpulan

Limbah kulit buah semangka mengandung komposisi kimia yang


bermanfaat bagi kesehatan dan dapat digunakan sebagai bahan baku
pembuatan Mie basah. Mie basah dari kulit buah semangka dapat dibuat
dengan mudah dan murah
Hasil uji organoleptif menunjukkan bahwa dari hasil uji organoleptik
dengan parameter yang telah ditentukan baik, aroma, tekstur, rasa dan warna,
menunjukkan hasil yang bervariasi. Hal ini sangat dipengaruhi selera,
kesehatan dan kondisi tertentu dari panelis yang mengknsumsi Mie basah,d
drai hasil dapat dijeaskan bahwa rata-rata mengatakan rasa Mie basah enak dan
tekturnya juga domina suka.
Penggunaan limbah kulit buah semangka sebagai bahan baku
pembuatan Mie basah dapat meningkatkan penggunaan bahan-bahan yang
tidak mempunyai nilai ekonomi menjadi bahan yang diharapkan mempunyai
nilai ekonomi menjanjikan.
Daftar Pustaka
Mita (2010).Analisis situasi gizi dan kesehatan masyarakat. Dalam Soekirman et
al., editor. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII “Ketahanan Pangan
dan Gizi di Era Otonomi Daerah dan Globalisasi”; Jakarta 17-19 Mei
2004.Jakarta : LIPI.

Suhardjo, (2003).Tingkat Pendapatan dan Pengetahuan Gizi tentang Pemberian


Makanan Balita.Jakarta : Akademi Gizi Departemen Kesehatan.
Lampiran

Tabel 1 :
Hasil Uji Organoleptik Terhadap Warna Mie Basah

HASIL UJI WARNA

NO Ulangan Responden Tidak Kurang Suka

Suka Suka

1. I 10 - 1 9

2. II 10 - 3 7

3. III 10 1 1 8

Jumlah 1 5 24

Sumber : Penulis

Tabel 2 :
Hasil Uji Organoleptik Terhadap Aroma Mie Basah

HASIL UJI AROMA


NO Ulangan Responden
Kurang sedap Sedap Sangat sedap

1. I 10 1 9 -

2. II 10 - 8 2

3. III 10 - 9 1

Jumlah 1 26 3

Sumber : Penulis
Tabel 3 :
Hasil Uji Organoleptik Terhadap Tekstur Mie Basah

HASIL UJI TEKSTUR


NO Ulangan Responden
Tidak suka Agak suka Suka

1. I 10 - 4 6

2. II 10 1 2 7

3. III 10 - 2 8

Jumlah 1 8 21

Sumber : Penulis

Tabel 4 :
Hasil Uji Organoleptik Terhadap Rasa Mie Basah

HASIL UJI RASA


NO Ulangan Responden
Tidak enak Agak enak Enak

1. I 10 - 2 8

2. II 10 - 3 7

3. III 10 - 2 8

Jumlah - 7 23

Sumber : Penulis

Anda mungkin juga menyukai