Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TEKNIK MENGAJAR VOCABULARY KEPADA ANAK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Bahasa Inggris AUD

Dosen Pengampu:
Ibu Eka Mei Ratnasari M.Pd

Disusun Oleh: Kelompok 5


Siti Aisyah 2101040018
Keysha Aulia 2101041005
Dina Wati 2101041003

PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO
TAHUN AJARAN 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, segala puji syukur saya berikan kehadirat allah swt. Yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya serta taufik dan hidayahnya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Pembelajaran Bahasa Inggris AUD.
Shalawat serta salam tak lupa saya berikan kepada Nabi Muhamad saw, yang telah
membawa umat manusia dari zaman jahillyah dan zaman tidak berakhlak kepada zaman yang
berilmu pengetahuan dan berakhlak mulia seperti yang kita rasakan pada saat sekarang ini dan
mudah-mudah an kita semua mendapat syafaat dan pertolongannya.
Alhamdulilah pada kesempatan kali ini, saya mendapat tugas dari dosen saya yang
bernama Ibu Eka Mei Ratnasari M.Pd, untuk menyusun sebuah makalah yang berjudul “Teknik
Mengajar Vocabulary Kepada Anak”. Semoga dengan adanya makalah ini, pembaca dapat
menambah wawasan, dan menambah ilmu, pengetahuan.
Demikian makalah ini saya buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun
adanya ketidaksesuaian materi yang saya susun pada makalah ini, saya mohon maaf. Saya selaku
penulis menerima kritik dan saran dari pembaca agar bisa membuat makalah yang lebih baik
pada kesempatan berikutnya.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
A. Latar Belakang...................................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................................
C. Tujuan Masalah.................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
A. Story Book.........................................................................................................
B. Flashcard............................................................................................................
C. Games................................................................................................................
BAB III PENUTUP...........................................................................................................
A. Kesimpulan........................................................................................................
B. Saran..................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa Inggris adalah alat untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan.
Departemen Pendidikan Nasional, yang sedang mempersiapkan standar kompetensi dalam
Kurikulum 2004, menetapkan bahwa kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa Indonesia
adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, serta mengembangkan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya dengan menggunakan bahasa Inggris. Dengan
demikian, bahasa Inggris berfungsi sebagai alat untuk berkomunikasi dalam rangka
mengakses informasi selain sebagai alat untuk membina hubungan interpersonal, bertukar
informasi serta menikmati estetika bahasa dalam budaya Inggris1.
Bahasa inggris sangat penting bagi siswa Indonesia karena Bahasa Inggris adalah
bahasa Internasional dan bahasa yang paling banyak digunakan di dunia. Terlebih lagi di era
globalisasi telah menempatkan bahasa Inggris menjadi bahasa yang seharusnya dikuasai.
Ada empat aspek bahasa yang menjadi perhatian peneliti yaitu memdengarkan, berbicara,
menulis dan membaca. Selain empat itu pembelajaran Bahasa Inggris adalah vocabulary
(kosakata), structure (tata bahasa), dan pronounciation (pengucapan)2.
Dalam Depdiknas (2006) hal yang paling mendasar dalam mempelajari bahasa
Inggris adalah tentang penguasaan kosakata. Dalam menguasai keterampilan reseptif dan
produktif siswa harus didukung oleh penguasaan kosakata bahasa Inggris. Sebagai standar
kompetensi yang harus dikuasai siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris maka penguasaan
perbendaharaan kosakata merupakan hal yang penting3.

1
Dafiya, Upaya Peningkatan Kemampuan Vocabulary Siswa Melalui Semantic Mapping Strategy Pada
Bidang Studi Bahasa Inggris Dikelas Xi Man 2 Tanjungpura, http://asmidafiya.blogspot.com/2012/12/upaya-
peningkatan-upaya-peningkatan.html, diakses pada (Rabu, 06 April 2022) WIB 21:21.
2
Andrian Deff,Teach English (British:Cambridge University Press 1968), h.11. Diakses pada (Rabu, 06 April
2022) WIB 21:21.
3
Wyta Sonia Putri, Pemanfaatan Media Permainan Scrabble Untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata
bahasa Inggris Pada Siswa Kelas Vii Smp Negeri 1 Sidoarjo. Diakses pada (Rabu, 06 April 2022) WIB
21:21.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan story book ?
2. Apa yang dimaksud dengan flashcard?
3. Apa yang dimaksud dengan game ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang story book.
2. Untuk mengetahui tentang flashcard.
3. Untuk mengetahui tentang game.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Story book
Moody mengatakan bahwa banyak orang tua dan pendidik menggunakan story
book4 . Brown and Dotson menjelaskan bahwa story book dapat digunakan oleh guru dalam
proses belajar dan mengajar yang mendukung kurikulum5. Dari pernyataan di atas, dapat
disimpulkan bahwa story book banyak digunakan karena memiliki beberapa kelebihan yaitu
kemudahan dalam mengaksesnya dan dapat mendukung proses belajar dan mengajar.
Moody mengatakan bahwa story book mempunyai berbagai macam fitur yang dilengkapi
dengan teknologi yang canggih6. Troy and Carol juga mengungkapkan hal yang sama bahwa
story book disediakan dalam dua bentuk yaitu berupa website online dan perangkat
elektronik pribadi yang dilengkapi dengan perlengkapan digital7. Higgin and Hess
menyebutkan bahwa story book menyediakan fitur cara membaca katakata dan dilengkapi
dengan definisi dari kata yang dipilih yang dapat membantu anak usia dini dalam
mempelajari makna kata yang belum mereka ketahui sebelumnya. Jong and Bus menyatakan
bahwa story book juga memiliki fitur oral reading yang artinya adanya narrator yang secara
digital mengeluarkan suara yang diikuti dengan teks, efek suara, animasi, penjelasan definisi
kata dan beberapa permainan8. Ofra menyebutkan bahwa ketika anak usia dini membaca
sebuah cerita dan mereka tidak mengetahui makna dalam cerita tersebut maka mereka dapat
mengklik kata tersebut dan mendengarkan penjelasannya sehingga perbendaharaan kata
dapat bertambah dan dapat memahami cerita dengan lebih mudah9.
Story book menyediakan beberapa fitur yang memiliki fungsi yang berbeda-beda
dan dilengkapi dengan komponen teknologi digital yang memberikan fasilitas animasi, suara
dan teks yang menunjang proses belajar untuk anak usia dini. Story book memiliki banyak
4
Moody. 2010. “Using electronic books in the classroom to enhance emergent literacy skills in young
children”. Journal of literacy and technology.Volume 11, No.11.
5
Brown, H. Douglas. 2004. Language assessment. Principle and classroom practices. NY: Longman.
6
Moody. 2010. Using electronic books in the classroom to enhance emergent literacy skills in young
children. Journal of literacy and technology.Volume 11, No.11.
7
Jones, Troy and Brown Carol. 2011. Reading engagement: a comparison between e-books and traditional
print books in an elementary classroom. International journal of instruction.
8
Jong Maria T.De, and Adriana G.Bus. 2003. How well suited are electronic books to supporting literacy.
Journal of early childhood literacy.Sage publication.
9
Korat, Ofra. 2008. Reading electronic books as a support for vocabulary, story comprehension, and word
reading in kindergarten and first grade. Retrieved from www.elsevier.com Luoma, Sari. 2004.Assessing
Speaking. UK: Cambridge University Press.

3
manfaat, Smeet and Bus menyebutkan bahwa story book memberikan kesempatan kepada
anak usia dini untuk banyak belajar perbendaharaan kata yang mereka temukan dalam
sebuah teks10.
Penggunaan story book di kelas memberikan keuntungan untuk anak usia dini
dalam mendorong peningkatan kosakata, kemampuan membaca dan memahami isi cerita.
Story book memiliki kelebihan yang dapat diterapkan di dalam kelas sehingga dapat
menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan kemampuan bahasa anak usia dini
seperti kosakata, membaca, fonologi, dan memahami isi sebuah cerita. Story book
mempunyai beraneka ragam fitur digital, oleh karena itu guru harus mempertimbangkan
beberapa aspek seperti individu usia AUD, kebudayaan, konteks sosial.
Menurut Crowther (1995), buku cerita pada dasarnya merupakan salah satu buku
teks bacaan yang dibuat untuk proses pembelajaran. Sedangkan gambar memiliki manfaat
antara lain dapat menarik perhatian, unik, hal – hal yang bersifat abstrak dapat diperjelas,
serta mampu mengilustrasikan suatu proses11. Gambar tersebut akan mempermudah anak
untuk membayangkan isi dan alur cerita yang disampaikan. Dengan demikian, buku cerita
bergambar adalah buku yang saling terkait antara gambar dengan teks yang merupakan
kesatuan sebuah cerita (Mitchell 2002:87)12. Karakteristik buku cerita bergambar untuk
anak-anak adalah buku dengan gambar dan teks yang bersama-sama, menceritakan sebuah
kisah, dengan tema yang sesuai untuk anak-anak (Malu, 2013) 13. Kehadiran buku cerita
bergambar menjadi sesuatu yang umum dan sangat disukai oleh anakanak. Dipakai juga
sebagai salah satu sumber pembelajaran. Menarik sebagai sumber pembelajaran, karena
cerita dapat divisualisasikan dengan gambar dan warna-warna yang menarik sesuai dengan
alur dan latar cerita. Anak Usia Dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-5 tahun.
Pada masa Usia Dini disebut juga sebagai golden age atau masa keemasan. Pada masa
keemasan tersebut, anak mulai peka atau sensitif terhadap berbagai rangsangan dan sangat
menyukai buku cerita dengan gambar-gambar yang menarik. Usia Dini juga dikenal sebagai
masa awal, dan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat dalam bidang fisik

10
Smeets, Daisy J.H and Adriana G.Bus. 2012. Interactive electronic storybooks for kindergartners to promote
vocabulary growth. Retrieved from www.elsevier.com
11
Crowther, J. R. 1995. Theory and Practice. 42. New Jersey : Humana Press.
12
Mitchell, D. 2003. Children’s Literature an Imitation to the Word. Michigan State University.
13
Malu, F, Kathleen. 2013. “Exploring Children’s Picture Storybooks with Adult and Adolescent EFL
Learners”. English Teaching Forum (3) 10-18.

4
motorik, sosio emosional, kognitif, bahasa, agama, dan moral. (Hartati 2005:11)14. Menurut
Piaget dalam Berk (2012) bahwa anak usia dini (dalam rentang 4- 5 tahun) berada pada
tahap pra operasional konkret15. Anak Usia Dini menurut Suyanto (2005: 7) sedang dalam
masa pertumbuhan baik secara fisik maupun secara mental. Pada usia ini, anak juga tidak
hanya mengalami perkembangan secara fisik dan motorik saja, tetapi juga mengalami
pertumbuhan dan perkembangan secara kepribadian, watak, emosional, intelektual, bahasa,
dan moral secara pesat16. Storybook memiliki beberapa manfaat penting lainya bagi anak
usia dini yaitu:
1. Sebagai Langkah Awal yang Menyenangkan untuk Mengenalkan Dunia Buku pada
Anak
Kita tahu bahwa buku adalah sesuatu yang sangat penting yang perlu dikenalkan
kepada anak-anak. Banyak penelitian membuktikan bahwa buku mempunyai manfaat
besar. Oleh karenanya, buku harus dikenalkan sedini mungkin pada anak. Untuk
menciptakan persepsi bahwa buku adalah sesuatu yang menyenangkan, dapat dimulai
dengan mengenalkan storybook kepada mereka.

2. Menumbuhkan Minat Baca


Pada awalnya, anak-anak mungkin hanya bisa mendengarkan kita bercerita.
Karena terbiasa mendengar cerita dari kita, mereka akan mulai penasaran dan ingin
membaca sendiri cerita-cerita dari storybook. Mungkin tahapan hingga anak bisa
membaca sendiri bukunya masih sangat panjang. Justru inilah proses penanaman bibit
gemar membaca dalam diri anak.
Kebiasaan gemar membaca yang tumbuh dari kecil ini akan dibawa hingga anak
dewasa kelak. Nantinya, anak akan tumbuh menjadi seseorang yang berwawasan yang
luas, cerdas, dan memiliki nilai pondasi yang kuat.Terlebih, anak yang gemar membaca
juga akan mempunyai perbendaharaan kata yang lebih luas. Kemampuan berbahasa anak
pun akan lebih baik daripada anak-anak lain yang tidak dikenalkan dengan buku bacaan
sejak dini.

14
Hartati, S. 2005. Perkembangan belajar pada anak. Jakarta: Depdiknas.
15
Berk, Laura E. 2012. Development trough the lifespan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
16
Suyanto, Slamet. 2005. Konsep Dasar Anak Usia Dini. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

5
3. Mengasah Rasa Ingin Tahu Anak
Melalui storybook, kita akan mengenalkan banyak hal baru pada anak. Kita bisa
mulai merangsang anak-anak untuk bertanya tentang hal-hal apa saja yang belum mereka
ketahui. Pada dasarnya, tanpa disuruh pun, anak-anak pasti akan bertanya jika mereka
tertarik pada sesuatu. Hal ini sangat baik untuk mengasah kemampuan anak dan
mengembangkan rasa ingin tahunya. Anak yang memiliki rasa ingin tahu yang baik, akan
tumbuh menjadi anak yang kritis dan logis. Tentunya jika orang tua mampu memberikan
“asupan” pengetahuan yang tepat.

4. Membantu Anak Mengekspresikan Diri


Melalui cerita atau konflik-konflik yang ada pada buku cerita bergambar, anak-
anak akan belajar tentang bagaimana cara bersikap ketika menghadapi sesuatu yang baru.
Anak-anak akan mencoba mengekspresikan diri dan pikirannya. Hal ini sangat baik untuk
mengajarinya berani bersikap atas sesuatu.

B. Flashcard
Media Ajar Flash Card Dalam proses pembelajaran, hadirnya media sangat
diperlukan. Anita (2010:5) mendefinisikan media pembelajaran adalah setiap orang, bahan,
alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pelajar untuk
menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Media adalah sarana untuk menuju ke
suatu tujuan. Salah satu media yang mampu menciptakan proses pembelajaran yang efektif
adalah media flash card17.
Menurut Yusuf (2011:41) flash card adalah media pembelajaran dalam bentuk
kartu bergambar yang berukuran 25x30 cm. Gambar-gambar dibuat menggunakan tangan
atau foto, atau memanfaatkan gambar atau foto yang sudah ada yang ditempelkan pada
lembaran-lembaran flash card. Gambar-gambar yang ada pada flash card merupakan
rangkaian pesan yang disajikan dengan keterangan setiap gambar yang dicantumkan pada
bagian belakangnya. Pendapat lain dikemukakan Surana bahwa flash card merupakan salah
satu bentuk permainan edukatif berupa pias-pias kartu yang memuat gambar dan kata yang

17
Sri Anitah.( 2010). Media Pembelajaran,Yuma Pustaka, Surakarta. H. 5

6
sengaja dirancang untuk meningkatkan berbagai aspek, diantaranya: mengembangkan daya
ingat, melatih kemandirian dan meningkatkan kosa kata.
Berdasarkan beberapa pengertian flash card diatas dapat didefinisikan flash card
adalah media visual (2 dimensi) berupa kartu yang memuat gambar yang berhubungan
dengan pokok bahasan, sehingga dapat menyalurkan pesan dari sumber pesan kepada
penerima pesan.
Menurut tim info dalam (balitacerdas.com:2007) media flash card merupakan
metode pembelajaran yang menggunakan kartu permainan yang sangat efektif untuk
membangun anak belajar membaca dan mengenal lingkungan sejak usia dini. Flash card
sebenarnya sudah sangat populer dinegara-negara maju, tetapi masih sangat sedikit sekali
dikenal di Indonesia. Flash card ini bisa diterapkan untuk anak usia 4 bulan ke atas 18.
Menurut tim info dalam (balita cerdas.com:2007), bahwa manfaat media flash card antara
lain: Belajar membaca sejak usia sedini mungkin (Glenn Doman), Mengembangkan daya
ingat otak kanan (Shichida), Melatih kemampuan konsentrasi, Meningkatkan
perbendaharaan kata dengan cepat19.
1. Mengajarkan flash card pada anak
Pada prinsipnya mengenalkan flash card dilakukan secara sederhana dan yang
terpenting dalam suasana yang menyenangkan, baik bagi ibu, ayah atau baby sitter yang
mengajarkan dan bagi anak yang akan belajar. Menurut Sakane dalam (balitacerdas.com:
2007) beberapa tahap mengenalkan flash card pada anak antara lain:
a. Buat jadwal khusus dengan anak setiap hari untuk bermain flash card secara
bersama-sama. Dimulai dengan mengenalkan gambar binatang, gambar benda-benda
menarik bertahap sampai anak mengenal semua benda yang ada di sekitarnya.
Awalnya tidak perlu banyak-banyak tetapi terus-menerus kita tunjukkan maka suatu
saat jika anak melihat benda yang sama tanpa melihat kartu dia akan memberikan
reaksi baik menyebut nama benda yang pernah dia lihat atau reaksi lainnya. Setelah
mengenalkan berbagai benda, kita bisa menambah dengan mengenalkan huruf,
angka, profesi atau benda-benda lainnya agar pengetahuan anak bertambah sedikit-

18
Mohammad Asrori. (2007). Psikologi Pembelajaran, Bandung, CV. Wacana Prima Surana, 2012.
http://www.balitacerdas.com
19
Tim Info. (2007). Flash card Balita Cerdas. [on line] available at: http://info.balitacerdas.com/2
007/10/flash-card.html.

7
demi sedikit yang penting anak belajar dalam suasana hati yang gembira dan tidak
dipaksakan apalagi dalam kondisi tertekan.
b. Buatlah daftar kegiatan anak usia dini dengan jelas, sehingga guru tahu apa yang
harus dilakukan setiap harinya. Hal ini penting karena dalam pengasuhan anak juga
harus mampu memberikan stimulasi pada perkembangan kecerdasan anak, baik
kecerdasan intelektual, emosi maupun perkembangan fisik dan sosialnya.
2. Flashcard yang dapat dikenalkan pada anak
a. Flashcard benda rumah
Flash card benda rumah merupakan sarana belajar bagi anak-anak untuk
mengenal benda-benda yang ada di sekitar rumah. Tulisan nama benda dalam kartu
sekaligus sebagai perangkat untuk belajar membaca. Pola gambar dan warna dapat
menstimulus otak kanan. Ragam jenis aktivitas anak akan menjadi stimulus untuk
berbagai jenis potensi kecerdasan yang dimiliki anak.

8
b. Flashcard profesi
Berikut ini adalah flash card profesi yang dapat dipergunakan untuk belajar
mengenai bermacam-macam profesi atau pekerjaan yang dapat dilakukan ketika
dewasa kelak. Selain itu juga dengan flash card profesi juga mengenalkan anak
tentang ilmu IPS dan ilmu IPA dan ilmu lainnya.

C. Games
Games adalah cara menyenangkan untuk belajar bahasa Inggris. Permainan juga
menjadi cara terbaik untuk anak-anak yang khawatir membuat kesalahan ketika mempelajari
bahasa Inggris. Hal ini memberikan mereka kesempatan untuk berkomunikasi dalam bahasa
Inggris dengan cara yang aman dan menyenangkan. Seorang tutor bahasa Inggris juga harus
mengetahui metode mengajar bahasa Inggris dengan game yang tepat.
Ada banyak game yang bisa kamu pilih untuk meningkatkan kemampuan bahasa
Inggris. Mulai dari game digital hingga permainan manual yang bisa kamu mainkan secara
langsung. Metode mengajar bahasa Inggris dengan game yang tepat biasanya dilakukan oleh
tutor bahasa Inggris berpengalaman.

9
Permainan yang kooperatif mendorong siswa untuk melakukan kerja tim, pemecahan
masalah dan kreativitas. Semua peserta dapat bermain bersama dengan cara yang
menyenangkan dan mendukung sekaligus meningkatkan kemampuan bahasa Inggris
mereka.
Ada banyak game yang bisa kamu pilih untuk meningkatkan kemampuan bahasa
Inggris. Mulai dari game digital hingga permainan manual yang bisa kamu mainkan secara
langsung. Metode mengajar bahasa Inggris dengan game yang tepat biasanya dilakukan oleh
tutor bahasa Inggris berpengalaman.20
Permainan yang kooperatif mendorong siswa untuk melakukan kerja tim, pemecahan
masalah dan kreativitas. Semua peserta dapat bermain bersama dengan cara yang
menyenangkan dan mendukung sekaligus meningkatkan kemampuan bahasa Inggris
mereka.
1. Game untuk Listening dan Speaking
Untuk permainan yang bertujuan untuk meningaktkan skill listening dan speaking.
Pemain 1 bisa menyembunyikan onjek kecil (misalnya pena) dan pemain 2 harus
menemukan objek tersebut. Pemain 1 harus memberi tahu Pemain 2 seberapa dekat
mereka dengan objek tersebut. Misalnya mengatakan “you are very close”, “you are
going the wrong way”, “that’s better”.
Kamu bsia membuat game ini menjadi lebih sulit sehingga bisa berlatih bahasa
Inggris dengan lebih baik. Misalnya, Pemain 2 harus mengatakan kemana mereka akan
pergi dan Pemain 1 harus memberi tahu mereka seberapa dekat mereka dengan objek.
Pemain 1 bisa berkata ”I’m going down the stairs”, “You’re getting closer”, “ I’m
looking under the sofa”.

2. Game untuk Menulis


Kamu dapat meletakan 20 item di atas sebuah papan. Biarkan semua orang
melihat papan tersebut selama 30 detik. Kemudian pindahkan item tersebut. Minta
semua orang untuk menulis daftar semua yang mereka lihat. Kamu akan mengetahui
berapa banyak item yang mereka ingat.

20
https://www.ican-education.com/blog/metode-mengajar-bahasa-inggris-dengan-game

10
Kamu dapat memberikan poin bonus tambahan untuk mereka yang dapat
mengingat kata untuk satu item dan dapat mengeja kata tersebut dengan benar.

3. Game untuk Vocabulary dan Grammar


Buat beberapa kartu dengan kata benda, kata kerja dan kata sifat yang berbeda.
Misalnya, my dad, my brother, likes eating, loves running, slimy, hairy, children. Para
peserta akan bergantian memilih kartu untuk membuat kalimat lucu.
Belajar bahasa Inggris bisa kamu lakukan lewat media apapun. Kamu bisa
bergabung dalam kursus bahasa Inggris di ICAN English dengan tutor professional
yang berpengalaman. Atau cara terbaik lainnya adalah dengan belajar melalui game.
Belajar melalui game memungkinkan kamu untuk melatih skill membaca bahasa
Inggris. Aspek membaca adalah salah satu kesulitan terbesar saat belajar bahasa asing.
Nah, dengan belajar melalui game, kamu akan lebih mudah memahami pengucapan
sebuah kalimat ketika membaca.21
Selain itu, kamu juga dapat meningkatkan kemampuan mendengar. Kamu dapat
mendengar bagaimana ucapan bahasa Inggris yang tepat. Aksen ini biasanya membuat
banyak orang sulit mengerti pemahaman bahasa Inggris. Lewat game, kamu dapat
meningkatkan kemampuan mendengar dengan baik.

21
ibid

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Story book banyak digunakan karena memiliki beberapa kelebihan yaitu kemudahan
dalam mengaksesnya dan dapat mendukung proses belajar dan mengajar. Story book
menyediakan beberapa fitur yang memiliki fungsi yang berbeda-beda dan dilengkapi dengan
komponen teknologi digital yang memberikan fasilitas animasi, suara dan teks yang
menunjang proses belajar untuk anak usia dini. Story book memiliki banyak manfaat, Smeet
and Bus menyebutkan bahwa story book memberikan kesempatan kepada anak usia dini
untuk banyak belajar perbendaharaan kata yang mereka temukan dalam sebuah teks.
Flash card dapat didefinisikan flash card adalah media visual (2 dimensi) berupa kartu
yang memuat gambar yang berhubungan dengan pokok bahasan, sehingga dapat
menyalurkan pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan. media flash card merupakan
metode pembelajaran yang menggunakan kartu permainan yang sangat efektif untuk
membangun anak belajar membaca dan mengenal lingkungan sejak usia dini.
Ada banyak game yang bisa kamu pilih untuk meningkatkan kemampuan bahasa
Inggris. Mulai dari game digital hingga permainan manual yang bisa kamu mainkan secara
langsung. Metode mengajar bahasa Inggris dengan game yang tepat biasanya dilakukan oleh
tutor bahasa Inggris berpengalaman.

B. Saran
Dengan adanya pembahasan Teknik Mengajar Vocabulary Kepada Anak, diharapkan
Pembaca dapat memahami lebih lanjut tentang teknik mengajar dan dapat dipraktikan dalam
kehidupan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Andrian Deff,Teach English (British:Cambridge University Press 1968), h.11. Diakses pada
(Rabu, 06 April 2022) WIB 21:21.
Berk, Laura E. 2012. Development trough the lifespan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Brown, H. Douglas. 2004. Language assessment. Principle and classroom practices. NY:
Longman.
Crowther, J. R. 1995. Theory and Practice. 42. New Jersey : Humana Press.
Dafiya, Upaya Peningkatan Kemampuan Vocabulary Siswa Melalui Semantic Mapping Strategy
Pada Bidang Studi Bahasa Inggris Dikelas Xi Man 2 Tanjungpura,
http://asmidafiya.blogspot.com/2012/12/upaya-peningkatan-upaya-peningkatan.html,
diakses pada (Rabu, 06 April 2022) WIB 21:21.
Hartati, S. 2005. Perkembangan belajar pada anak. Jakarta: Depdiknas.
Jones, Troy and Brown Carol. 2011. Reading engagement: a comparison between e-books and
traditional print books in an elementary classroom. International journal of instruction.
Jong Maria T.De, and Adriana G.Bus. 2003. How well suited are electronic books to supporting
literacy. Journal of early childhood literacy.Sage publication.
Korat, Ofra. 2008. Reading electronic books as a support for vocabulary, story comprehension,
and word reading in kindergarten and first grade. Retrieved from www.elsevier.com
Luoma, Sari. 2004.Assessing Speaking. UK: Cambridge University Press.
Malu, F, Kathleen. 2013. “Exploring Children’s Picture Storybooks with Adult and Adolescent
EFL Learners”. English Teaching Forum (3) 10-18.
Mitchell, D. 2003. Children’s Literature an Imitation to the Word. Michigan State University.
Mohammad Asrori. (2007). Psikologi Pembelajaran, Bandung, CV. Wacana Prima Surana, 2012.
http://www.balitacerdas.com
Moody. 2010. “Using electronic books in the classroom to enhance emergent literacy skills in
young children”. Journal of literacy and technology.Volume 11, No.11.
Moody. 2010. Using electronic books in the classroom to enhance emergent literacy skills in
young children. Journal of literacy and technology.Volume 11, No.11.
Smeets, Daisy J.H and Adriana G.Bus. 2012. Interactive electronic storybooks for kindergartners
to promote vocabulary growth. Retrieved from www.elsevier.com
Sri Anitah.( 2010). Media Pembelajaran,Yuma Pustaka, Surakarta. H. 5
Suyanto, Slamet. 2005. Konsep Dasar Anak Usia Dini. Jakarta : Departemen Pendidikan
Nasional.
Tim Info. (2007). Flash card Balita Cerdas. [on line] available at: http://info.balitacerdas.com/2
007/10/flash-card.html.
Wyta Sonia Putri, Pemanfaatan Media Permainan Scrabble Untuk Meningkatkan Penguasaan
Kosakata bahasa Inggris Pada Siswa Kelas Vii Smp Negeri 1 Sidoarjo. Diakses pada
(Rabu, 06 April 2022) WIB 21:21.
https://www.ican-education.com/blog/metode-mengajar-bahasa-inggris-dengan-game

13

Anda mungkin juga menyukai