Anda di halaman 1dari 8

Materi 1

Pendahuluan &
Kondisi Arab Sebelum Islam

Daftar Pelajaran

Daurah Sirah Nabawiyah Online

Berikut ini daftar pelajaran Daurah Sirah Nabawiyah Online. Daftar dapat berubah bila
ada perbaikan.

1. Pendahuluan + Kondisi Arab Sebelum Islam

2. Sebelum Kelahiran Rasulullah

3. Kelahiran hingga Wahyu Pertama

4. Dakwah Sembunyi dan Terang-Terangan

5. Aniaya dan Hijrah ke Habasyah

6. Pemboikotan dan Tahun Kesedihan

7. Dakwah ke Luar Makkah dan Isra dan Mi’raj

8. Baiat Aqabah Pertama dan Kedua

9. Hijrah dan Membangun Madinah

10. Sebelum Perang Badar Kubra

11. Berlangsungnya Perang Badar Kubra

12. Setelah Perang Badar Kubra

13. Kemenangan antara Perang Badar dan Uhud

14. Sebelum Perang Uhud

15. Berlangsungnya Perang Uhud


16. Peristiwa Hamra Al-Asad

17. Beratnya Permusuhan Setelah Perang Uhud

18. Sebelum Perang Ahzab

19. Berlangsungnya Perang Ahzab

20. Bangkitnya Muslimin setelah Perang Ahzab

21. Fitnah Munafiq dalam Perang Bani Mushtaliq

22. Perjanjian Hudaibiyah

23. Surat Dakwah Rasulullah

24. Perang Khaibar

25. Perang Dzatur Riqa, Umrah Qadha, dan Perang Mu'tah

26. Fathu Makkah

27. Perang Hunain

28. Perang Tabuk

29. Berbondong-Bondong Masuk Agama Allah & Haji Wada

30. Wafatnya Rasulullah & Terpilihnya Khalifah Abu Bakar


Terkait Penulis

Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillahi Rabbil Alamin. Segala puji bagi Allah


Subhanahu Wata’ala. Insya Allah program Daurah Sirah Nabawiyah Online ini dimulai.
Shalawat semoga Allah curahkan pada tokoh yang insya Allah akan kita bahas selama program
berlangsung yaitu Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam.

Program ini diselenggarakan oleh Tim Abdillah Family, yang Alhamdulillah telah
menjalankan program sebelumnya berupa Sekolah PraNikah Online, Belajar Shaum, Belajar
Shalat, dan Tukar CV Taaruf. Semoga program ini dapat berhasil dijalankan dengan amanah
dan diterima antum sekalian. Tim Abdillah Family dibangun oleh Gilang Pangestu dan istrinya,
Monica Laura Puspitasari. Semoga Allah menerima amal, menyempurnakan rahmat, dan
mengampuni kesalahan kami.

Pentingnya Sirah Nabawiyah

Islam dibangun berdasarkan ilmu yang mengacu pada Quran dan Sunnah sebagai
tuntunan berbasis wahyu. Namun, betapa sulit memahami Quran dan Sunnah bila tidak
memahami kisah Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam karena Nabi yang
memberikan contoh terbaik dalam mengaplikasikan wahyu tersebut. Dengan memahami
sejarah utuh dari Nabi diharapkan kita tidak keliru memahami Quran dan Sunnah yang
sebenarnya dan mampu menerapkannya langsung dari contoh terbaiknya.

Perjalanan hidup Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam sejatinya adalah


contoh terbaik untuk ditiru semirip mungkin karena telah nyata berhasil membumikan Quran
sebagai tuntunan hidup setiap insan, masyarakat, dan pemerintahnya.

Salah satu keajaiban Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam adalah diakui
sebagai manusia paling berpengaruh di dunia karena berhasil mengubah sejarah dunia dari
bangsa Arab yang kala itu sangat terbelakang. Keadaan masyarakat Arab luar biasa miskin,
bodoh, tandus, buta huruf, penyembah batu berhala, dan penuh maksiat seperti pembunuhan,
perampokan, perzinaan, perjudian dan berbagai keterbelakangan sampai-sampai dua kerajaan
raksasa Romawi Byzantium dan Sasanian Persia tidak mau menaklukan gurun pasir tersebut.
Setelah Rasulullah wafat, Islam sudah sempurna ada di Jazirah Arab yang kemudian
terus menyebar dilanjutkan para Khalifah sampai dalam seratus tahun sudah menjadi peradaban
tertinggi dan terbesar membentang dari Spanyol, Portugis, Afrika Utara, Mesir, Syam, Arab,
Persia, Asia Tengah, hingga perbatasan India. Seluruh kerajaan di sekitar Arab dibuka untuk
dakwah Islam dan penuh ilmu, kemuliaan, keadilan, dan kesejahteraan merata. Tidak pernah
ada manusia yang pernah mengubah sejarah manusia seperti Rasulullah Muhammad
shallallahu alaihi wasallam.

Setiap fase kehidupan Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam menunjukan


hal yang menarik mulai dari dakwah sembunyi-sembunyi, lalu dakwah terang-terangan yang
penuh penolakan dengan menumpahkan darah, sampai membangun negara di Madinah dan
kemudian menaklukan seluruh jazirah Arab dan diteruskan oleh para Khalifah sampai
kejayaannya. Dengan memahami Sirah Nabawiyah diharapkan umat Islam dapat dengan
praktis menerapkan jejak dakwah Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam.

Terkait Daurah Sirah Nabawiyah Online

Dalam daurah online yang waktunya terbatas, penulis harus bisa memberikan materi
pada singkat padahal kitab-kitab Sirah Nabawiyah ada yang tebalnya hingga berjilid-jilid
panjangnya. Oleh sebab itu, penulis memilih menyampaikan ringkasan dari Kitab Rahiq Al-
Makhtum karya Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri dan Fiqhus Sirah karya Syaikh
Muhammad Said Ramadhan Al-Buthy. Dalam penyampaian, penulis akan memberikan
penekanan pada peristiwa-peristiwa penting juga memberikan sedikit tambahan informasi dari
sumber lain.

Daurah ini diharapkan dapat menyampaikan secara ringkas namun utuh sejarah
Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam sehingga dapat tergambar fase-fase hidup
dan perjuangan dakwah Nabi. Tentu jangan mencukupkan belajar dari daurah online ini karena
betapa ringkasan ini terlalu sedikit dibandingkan luasnya ilmu Sirah Nabawiyah yang
sesungguhnya. Semoga kami diberikan amanah dan taufiq agar meminimalisir kesalahan.
Sejarah Referensi Sirah Nabawiyah

Kitab utama Sirah Nabawiyah adalah Al-Maghazy karangan Ibnu Ishaq pada sekitar
abad 2 hijriah. Namun, kitab ini musnah dan hilang. Walaupun musnah, tetapi banyak ulama
sudah mengutip dan merangkum dari kitab Al-Maghazy ini. Diantara kitab yang merangkum
kitab tersebut adalah Sirah Ibnu Hisyam. Namun, ketika kita belajar, kita akan kesulitan
memahami Sirah Ibnu Hisyam karena ceritanya tidak berurut. Sehingga, banyak ulama
menyusun ulang kitab sirah, diantara yang populer dan mudah kita baca adalah Sirah
Nabawiyah Rahiq al Makhtum karya Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri, dan Fiqhus Sirah karya
Syaikh Muhammad Sa'id Ramadhan Al-Buthy.

Kondisi Geografis

Secara bahasa, kata “Arab” bermakna padang pasir gersang tandus tanpa tanaman. Dari
sumber lain, Arab adalah pergeseran kata dari “gharab” yang artinya adalah barat, sebutan dari
masyarakat di sekitar Persia yang memandang Arab relatif ada di Barat. Arab sering disebut
pula sebagai “jazirah” (artinya pulau) karena sekeling Arab di barat, selatan, dan timurnya
terdapat laut sedangkan di utaranya terdapat sungai Eufrat dan sungai Jordan. Sebenarnya Arab
lebih tepat disebut sebagai semenanjung.
Secara geografis, letak Arab sangat strategis karena ada di antara 3 benua yaitu Afrika,
Asia, dan Eropa, sehingga ramai dijadikan jalur perdagangan. Letak Arab berada di antara
imperium raksasa Romawi Byzantium dan Persia Sasanian yang keduanya saling bersaing
berperang dan memperebutkan pengaruh. Namun, karena saking gersangnya Arab dengan
masyarakat yang sulit diatur, Arab tidak dilirik untuk ditaklukan kecuali beberapa daerah saja,
diantaranya adalah Yaman dan daerah Arab perbatasan (Ghassan perbatasan Romawi dan
Hirah perbatasan Persia).
Bangsa Arab Sebelum Islam

Bangsa Arab terdiri dari sejumlah golongan.


1. Arab Ba’idah (jauh): Kaum-kaum terdahulu yang sudah sulit dilacak sejarahnya,
seperti Ad, Tsamud, Thasm, Judais, Imlaq, Umain, Hadhur, Wabar, Abil, Jasim,
Hadramaut, dan lainnya.

2. Arab ‘Ariba (yang dianggap Arab asli): Kaum keturunan Yasjud bin Ya’rub bin
Qathan yang dianggap sebagai Arab asli keturunan Yaman.

3. Arab Musta’ribah (yang “diarabkan”): Kaum keturunan dari Ibrahim (aslinya dari
Babilonia), khususnya dari jalur Ismail. Kabilah Jurhum dari Yaman menikahkan putri
tetua Mudhadh bin Amru yang kemudian diberi keturunan dua belas laki-laki, yaitu
Nabat, Qaidar, Asba’il, Mibsyam, Misyma’, Duma, Misya, Hadad, Taima’, Yathur,
Nafis, dan Qaiduman. Hanya sejarah Nabat dan Qaidar yang terdeteksi selanjutnya.
Qaidar tetap tinggal di Makkah dan berketurunan Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin
Adnan bin Qaidar. Terkait Sirah Nabawiyah, kisah yang ditekankan adalah kisahnya
Mudhar.

Dalam bermasyarakat, masyarakat terpecah-pecah dalam kelas dan strata sosial.


Masyarakat kelas atas sangat menjaga kehormatan dan harga diri mereka bahkan dengan
berlebihan. Mereka mengumbar penampilannya dan berbagai sikap cari pujian dan perhatian
seperti membagikan harta, jamuan, makanan, dan kurban. Perempuan pada golongan ini
dihormati dan memandang jelek zina. Mereka memiliki pengaruh yang sangat kuat pada
masyarakat. Mereka bisa mengumpulkan masa, mendamaikan, atau membuat perang antar
suku. Berbeda dengan golongan di bawahnya. Mereka terjebak pada pelacuran, perzinaan, dan
berbagai macam perbuatan keji lainnya. Apalagi budak, mereka menjadi objek eksploitasi oleh
tuan-tuannya.
Kehidupan bangsa Arab terikat pada hubungan darah dalam bentuk kabilah. Hubungan
ayah dan anak sangat kuat. Mereka melihat segala aturan berdasarkan arahan kepala sukunya.
Mereka menjadikan prinsip hidupnya adalah untuk menolong saudara mereka baik dalam
keadaan mendzalimi atau didzalimi. Pedang dan fanatisme kesukuan menyebabkan mereka
sebegitu melindungi sukunya tapi juga harus bertabrakan dan bersaing dengan suku lain.
Pada umumnya, masyarakat sangat menghormati anak keturunan. Namun, terkadang
seorang anak akan dibunuh bila orang tuanya miskin atau takut miskin, khususnya anak
perempuan yang kehadirannya sering tidak diharapkan. Anak perempuan dianggap beban
keluarga, beban nafkah, merepotkan, serta menjadi sumber rasa malu khususnya ketika kalah
perang yang kaum perempuannya akan direbut oleh suku yang menang. Terkadang mereka
akan mengubur anak perempuannya hidup-hidup segera setelah dilahirkan.
Ada corak menarik dalam kehidupan perdagangan mereka. Sisa-sisa ajaran Ibrahim
masih ada seperti bulan-bulan haram, yaitu waktu-waktu dilarang berperang kecuali bila
terancam. Bulan tersebut adalah Rajab, Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram. Waktu
tersebut dimanfaatkan untuk berdagang jauh dan orang-orang merasa aman membawa barang
dagangannya.
Pekerjaan masyarakat Arab ada yang menjadi petani, pedagang, atau pengrajin.
Sebagian masyarakat Hijaz (Hijaz adalah pesisir barat Arab, termasuk Makkah dan Madinah)
bisa bercocok tanam dan berternak pada tempat-tempat tertentu yang subur. Adapun Makkah
sepanjang tahun jadi pusat perdagangan karena sebagai pusat kegiatan Haji dan memang abadi
sebagai tanah haram (terlarang membunuh). Ada pula masyarakat Badui, yang berpindah-
pindah dengan kemah, mereka mencari tempat untuk menggembalakan hewan-hewan mereka
terus berpindah mengejar air dan padang rumput. Berbeda dengan laki-laki, kaum perempuan
terbiasa menjadi tukang pintal atau pembuat pakaian.
Dalam sejumlah hal, bangsa Arab memiliki sejumlah sifat yang unik. Para petinggi
bangsa Arab terkenal sangat murah hati. Mereka biasa meminum khamar dan judi yang
pemenangnya akan berbagi harta setelah menang judi tersebut. Hal tersebut dilakukan agar
mereka dihormati dan diakui sebagai petinggi kabilah.
Bangsa Arab adalah bangsa yang keras namun menjunjung tinggi kehormatan dan janji.
Mereka lebih suka membunuh anak-anak mereka sendiri dibandingkan menanggung malu dan
dipermalukan karena ingkar janji. Selain itu mereka juga akan habis-habisan melindungi suku
mereka bila dizhalimi meski nyawa harus bertumpahan karena perang antar kabilah. Karena
itu pula, mereka sangat hati-hati dalam bertindak terkait hal-hal yang bisa membuat kabilah
lain tersinggung.
Dalam beragama, bangsa Arab mengikuti Makkah yang dianggap pusat dari ajaran
Ibrahim. Meskipun telah banyak penyimpangan, namun sisa ajaran Ibrahim masih ada
diantaranya haji dan pengagungan Ka’bah. Penjelasannya insya Allah ada di bab berikutnya.

Wallahu A’lam.

Anda mungkin juga menyukai