m email dospem
Abstract: Evaluation of Al-Qur’an learning is an evaluation process to improve the
quality of Al- Qur’an learning, therefore here evaluation has a very important
position in learning Al-Qur’an. In the success of learning Al-Qur’an student, not
100% because of the role of a teacher who gives lessons to students, but the role of
the family is also very influential. In this studi aims to find out how the
application, supporting factors and inhibitors of family-based learning Al-
Qur’an evaluation in the Mamba’ul Ma’arif TPQ institution. This research is very
useful for research, people involved in research and of course for readers, as a
provision when becoming a teacher who must evsluate learning. This research
methodology uses a descriptive qualitative approach and this type of research uses
case studies to find out in depth how the application, factors supporters and obstacles
in the evaluation of family-based learning of Al-Qur’an. Evaluation of learning of Al-
Qur’an is continuous, comprehensive, cooperative, practical, fair and objective. The
supporting factors are the role of the teacher and family. The inhibiting factors of
different students intelligenc.
Keywords: Learning evaluation al-Qur’an,
family
Abstrak: Evaluasi pembelajaran al-Qur’an merupakan suatu proses penilaian
untuk memperbaiki kualitas pembelajaran al-Qur’an, oleh karena itu disini evaluasi
mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pembelajaran al-Qur’an.
Dalam keberhasilan belajar al-Qur’an peserta didik, tidak 100% karena peran
dari seorang guru yang memberikan pelajaran kepada peserta didik, namun
peran keluarga juga sangat berpengaruh. Dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana penerapan, faktor pendukung dan penghambat evaluasi
pembelajaran al-Qur’an berbasis keluarga di lembaga TPQ Mamba’ul Ma’arif.
Penelitian ini sangat bermanfaat bagi peneliti, orang yang terlibat dalam penelitan dan
tentunya bagi pembaca, sebagai bekal apabila menjadi seorang guru yang harus
mengevaluasi pembelajaran.Metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif deskriptif dan jenis penelitian ini menggunakan studi kasus untuk
mengetahui secara mendalam bagaimana penerapan, faktor pendukung dan
penghambat dalam evaluasi pembelajaran al-Qur’an berbasis keluarga.
Evaluasi pembelajaran al-Qur’an bersifat kontinuitas, komprehensif, kooperatif,
praktis, adil dan obyektif. Adapun faktor pendukungnya yakni peran dari guru
dan keluarga. Faktor penghambatnya intelegensi peserta didik yang berbeda.
Ana Lat if at u s Saf it ri AM ,M. Arif Set y abud i: Pe ne rapan |
Kata Kunci: Evaluasi pembelajaran al-Qur’an, 2
Keluarga
Ana Lat if at u s Saf it ri AM ,M. Arif Set y abud i: Pe ne rapan |
3
Pendahuluan
Pembelajaran adalah bagian yang sangat penting dalam pendidikan.
Demi kemajuan suatu bangsapun ditunjau dari pendidikannya. Oleh karena
itu banyak tokoh-tokoh yang memprakarsi untuk mendirikan suatu lembaga,
salah satunya yakni lembaga TPQ Mamba’ul Ma’arif Bunut Kediri. Lembaga
TPQ merupakan salah satu tempat pendidikan yang dijadikan sebagai sarana
meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai generasi qur’ani,
dimulai dari proses perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran
hingga evaluasi pembelajaran al-Qur’an.
Evaluasi pembelajaran al-Qur’an adalah penilaian terhadap suatu
proses yang terencana, berkelanjutan dan secara menyeluruh dan terfokus
dalam rangka pengendalian, penjaminan dan penetapan kualitas
pembelajaran terhadap berbagai komponen dalam pembelajaran,
berdasarkan pertimbangan dan kriteria yang ditentukan, sebagai bentuk
pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan pembelajaran al-Qur’an.
Guru tidak hanya sebuah nama profesi, namun sudah jadi tanggung jawab
seorang guru dalam membantu anak tumbuh berkembang menjadi manusia
yang cerdas pada zamannya.
Setiap anak terlahir mempunyai keistimawan tersendiri, baik itu
dalam bentuk kekurangan maupun kelebihan. Agar anak itu berkembang
secara maksimal, dibutuhkan dukungan dari keluarganya. Keluarga dalam
pendidikan adalah kegiatan yang ditunjukkan kepada orang tua atau anggota
keluarga lainnya dalam menyelaraskan pengetahuan dan keterampilan
untuk melaksanakan perannya dalam meningkatkan pendidikan dan
perlindungan di rumah sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang
secara optimal sesuai perkembangan usianya. 1 Keluarga yang baik,
memiliki empat ciri: (1) keluarga yang memiliki semangat dan kecintaan
untuk mempelajari ilmu agama sebanyak-banyaknya
termasuk ilmu al-Qur’an. (2) Keluarga dimana tempat setiap anggotanya
saling
Ana Lat if at u s Saf it ri AM ,M. Arif Set y abud i: Pe ne rapan |
Siti Aliyah, “Implementasi Kegiatan PAUD Berbasis Keluarga (Parenting) di 4
1
asah dan asuh. (3) Tidak serakah dalam mendapatkan nafkah. (4)
Selalu meningkatkan mencari ilmu pengetahuan, termasuk ilmu al-Qur’an. 2
Al-Qur’an adalah kalam Allah, sebagaimana setiap orang muslim
harus mempelajarinya. Hal ini tugas bagi keluarga untuk memberikan
pendidikan anak kepada yang ahli, apabila ia tidak sanggup memberikan
pendidikan al-Qur’an kepada anak. Kehidupan keluarga dahulu dan
sekarang jauh berbeda, dahulu keluarga masih kental dengan tradisi
nuansa keagamaan, seperti kebiasaan membaca al-Qur’an setelah maghrib
bersama-sama. Di era zaman yang semakin berkembang baik dalam segi
pengetahuan maupun teknologi, tidak sedikit keluarga yang mengabaikan
anaknya dengan sibuk bermain gadget maupun sibuk dengan pekerjaanya,
hal ini sangatlah mempengaruhi terhadap tumbuh kembang pendidikan
seorang anak. Oleh karena itu dibutuhkan kesadaran bagi orang tua sebagai
fungsi pendidikan bagi anak-anaknya. Perhatian dan dukungan secara
optimal juga sangat dibutuhkan oleh seorang anak. Hal itu tidak bisa
dipungkiri akan mencapai tujuan mencerdaskan anak bangsa jika tidak ada
yang berperan dalam tumbuh kembang anak, dibutuhkan kolaborasi antara
keluarga dan guru.
Guru ialah manusia yang mulia dengan ikhlas telah memberikan daya
dan upaya mentrasfer ilmunya terhadap peserta didik. Berusaha memenuhi
tanggung jawabnya sebagai guru yang memberikan pendidikan yang
terbaik dan terus melakukan evaluasi dalam pembelajaran untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Dalam melakukan evaluasi guru akan mempunyai
makna yang sangat penting dalam proses belajar mengajar al-Qur’an,
diantaranya:
1. Guru akan mengetahui peserta didik yang berhak melanjutkan
pelajarannya karena telah menguasai bahan pelajarannya dan yang belum
menguasai. dari
situ guru akan lebih memusatkan perhatian kepada peserta didik.
Ana Lat if at u s Saf it ri AM ,M. Arif Set y abud i: Pe ne rapan |
6
2
Amirullah Syarbini, Pendidikan Karakter Berbasis Keluarga (Yogyakarta: Ar-
ruzz Media, 2017), hlm. 21
Ana Lat if at u s Saf it ri AM ,M. Arif Set y abud i: Pe ne rapan |
7
3
Rofiatul Hosna dan Samsul H, Melejitkan pembelajaran dengan prinsi-prinsip
belajar (Malang: Intelegensia Media, 2015), hlm. 260.
4
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2016), hlm. 5.
Ana Lat if at u s Saf it ri AM ,M. Arif Set y abud i: Pe ne rapan |
8
2. Keluarga
Keluarga dalam islam memiliki tujuan yang tentunya berdasar
pada tujuan pendidikan islam yakni menumbuhkan kesadaran hamba
sebagai makhluk Allah SWT melalui penanaman nilai-nilai Islami
yang diusahakan oleh pendidik agar tercipta menjadi manusia yang
beriman, bertaqwa dan berilmu pengetahuan, yang mempu untuk
mengembangkan dirinya menjadi hamba Allah yang taat pada-Nya. 8
Keluarga mempunyai fungsi yang sangat penting dalam pendidikan
anak yakni edukasi keluarga, terkhusus pada pendidikan keluarga.
Pelaksanaan fungsi edukasi keluarga pada dasarnya merupakan
perwujudan salah satu tanggung jawab yang dipikul orang tua terhadap
anaknya.9
Pendidikan dalam keluarga mempunyai nilai yang sangat berarti,
melalui keteladanan dan kebiasaan hidup sehari-hari. Dalam
keluarga akan mempengaruhi perkembangan jiwa anak, karena setiap
yang ditampilkan dalam sikap orang tua akan ditiru oleh anak. Jika
seorang anak dibesarkan dengan celaan, maka ia akan belajar tentang
memaki, Jika anak itu dibesarkan dengan toleransi, makai akan belajar
menahan diri dengan saling menghargai. Jika anak dibesarkan dengan
penuh kasih sayang, maka ia akan belajar menemukan cinta dan
kehidupan yang lebih baik. Jika anak dibesarkan dengan mencintai al-
Qur’an, ia akan menjadikan al-Qur’an sebagai kekasihnya. Semua
perilaku yang dilakukan oleh orang tua akan ditiru oleh anak.
Metodologi
Pendekatan yang dilakukan dalam kajian ini adalah kualitatif deskriptif
yakni berusaha menggambarkan dan menafsirkan objek sesuai dengan
apa adanya mengenai penerapan evaluasi pembelajaran al-Qur’an berbasis
keluarga. Tujuan
8
Aida Arini dan Shohibus Surur, “Pendidikan Keluarga (Analisis Pendidikan
Keluarga Dalam Muatan Do’a Ibrahim A.S)”, Elc-Islam, 1 (2019), hlm. 5.
Ana Lat if at u s Saf it ri AM ,M. Arif Set y abud i: Pe ne rapan |
9
Amirullah Syarbini, Pendidikan Karakter Berbasis Keluarga, hlm. 76. 13
Ana Lat if at u s Saf it ri AM ,M. Arif Set y abud i: Pe ne rapan |
14
10
Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2011),
hlm. 145
11
Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan, hlm.160.
12
Sukandarrumidi, Metodologi Penulisan Petunjuk Praktis untuk Penulis
Pemula (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006), hlm. 44.
Ana Lat if at u s Saf it ri AM ,M. Arif Set y abud i: Pe ne rapan |
15
13
Djunaidi Ghony & Fauzan Almansur, Metode Penelitian Kualitatif
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), hlm. 165.
14
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2005),
hlm. 233
Ana Lat if at u s Saf it ri AM ,M. Arif Set y abud i: Pe ne rapan |
17
sumber, dalam penelitian ini sumber berasal dari peserta didik TPQ,
Keluarga Peserta didik, serta guru di TPQ Mamba’ul Ma’arif. (2)
Triangulasi data, ini digunakan untuk mendukung keabsahan data
peneliti menggunakan hasilas observasi, dokumen dan hasil wawancara
sebagai mendia pemeriksaan data. (3) Triangulasi waktu, hal ini sangat
mempengaruhi kredibilitas data, wawancara di pagi hari dalam kondisi segar
belum banyak masalah atau di sore hari narasumber sudah selesai kegiatan,
sehingga datanya valid dan jelas.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Taman Pendidikan al-Qur’an Mamba’ul Ma’arif adalah suatu
unit pendidikan yang ada di Bunut Bringin Badas Kediri. TPQ ini berdiri
pada tahun
1975 diprakarsi oleh tokoh agama dan tokoh masyarakat di Desa. Unit
ini menyelenggarakan pendidikan al-Qur’an dengan tujuan untuk
membentuk generasi muslim yang betul-betul memiliki ilmu al-
Qur’an sehingga siap menghadapi tantangan zaman dan kebutuhan
masyarakat.
Dalam dunia pendidikan terus berkembang, oleh karena itu dalam
belajar mengajar membawa guru untuk berkonsekuensi meningkatkan
peranannya. Karena sebagian besar hasil belajar peserta didik
dipengaruhi oleh guru yang berkompeten. Salah satu peran guru dalam
pembelajaran adalah melakukan evaluator. Hendaknya setiap hari guru
melakukan evaluator, hal itu untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan
dari tujuan yang telah dirumuskan. Apakah materi yang disampaikan sudah
sesuai, ataukah metode yang digunakan sudah tepat. Pertanyaan semua itu
akan terjawab melalui kegiatan evaluasi pembelajaran. Dari evaluasi
pembelajaran al-Qur’an dikaji dari keluarga peserta didik yang mana jelas
ada kaitan dengan keberhasilan belajar al-Qur’an peserta didik
Seperti halnya di TPQ Mamba’ul Ma’arif membuat program
evaluasi pembelajaran al-Qur’an dengan melibatkan keluarga peserta didik.
Ana Lat if at u s Saf it ri AM ,M. Arif Set y abud i: Pe ne rapan |
18
Pada awalnya program ini sudah lama diterapkan berhubung karena ada
kendala program ini sempat terhenti dan kini sudah berlanjut lagi,
karena mengingat betapa
Ana Lat if at u s Saf it ri AM ,M. Arif Set y abud i: Pe ne rapan |
19
a. Peran guru
Guru bertanggung jawab dengan baik atas pembelajaran al-
Qur’an peserta didik sepenuhnya di TPQ, dari perencanaan belajar,
melaksanakan belajar sampai evaluasi pembelajaran al-Qur’an.
Guna memberikan pendidikan yang terbaik terhadap peserta didik
dengan mengerahkan daya dan upaya selalu memperbaiki kualitas
pembelajaran al-Qur’an. Mengingat bahwa pentingnya mempelajari al-
Qur’an.
Seperti yang diungkapkan oleh guru di TPQ: Guru tidak
hanya menyampaikan ilmu pengetahuan saja, guru harus terus
memperbaiki kualitas pembelajaran al-Qur’an, memperhatikan
perkembangan setiap peserta didik, baik memperhatikan dalam segi
kognitif, psikomotor dan afektifnya dengan melakukan evaluasi
pembelajaran al-Qur’an setiap hari. Ilmu al-Qur’an merupakan ilmu
yang sangat penting dan harus dipelajari oleh umat Islam, jadi memang
pembelajaran yang disampaikan tidak asal-asalan, melainkan guru di
sini juga harus terus belajar dengan mempertimbangkan pendidikan yang
diberikan pada zaman yang semakin berkembang.
Hal lain disampaikan oleh Syaiful Bahri Djamarah: Guru ialah orang
yang menentukan bermutu tidaknya anak didik setelah menempuh
pendidikan tertentu dalam rentangan waktu tertentu. 16
b. Peran Keluarga
Sebagai keluarga harus menyadari akan pentingnya pendidikan
bagi anaknya, tertama pendidikan agama. Seiring perkembangan
zaman makna keluarga terhadap pendidikan seorang anak berbeda,
dahulu keluarga sangat bertanggung jawab atas pendidikan agama seorang
anak dengan mengajarkan langsung kepadanya. Berbeda dengan zaman
sekarang, anak dititipkan disuatu
lembaga seperti di TPQ, karena memang orang tua sekarang
disibukkan
Ana Lat if at u s Saf it ri AM ,M. Arif Set y abud i: Pe ne rapan |
16
Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang tua dan Anak dalam25
Keluarga (Jakarta: IKAPI, 2004), hlm.88
Ana Lat if at u s Saf it ri AM ,M. Arif Set y abud i: Pe ne rapan |
26
18
Kiki Mewani, “Permasalahan Perkembangan Intelektual pada Anak Renaja”,
Kompasiana, 30 Oktober 2019), Hlm 1.
Ana Lat if at u s Saf it ri AM ,M. Arif Set y abud i: Pe ne rapan |
29
DAFTAR PUSTAKA