Anda di halaman 1dari 30

Ana Lat if at u s Saf it ri AM ,M.

Arif Set y abud i: Pe ne rapan |


1

PENERAPAN EV ALUASI PEMBELAJARAN


AL- QUR’AN BERBASIS KELUARGA DI TPQ
MAMBA’UL MA’ARIF BUNUT KEDIRI
Ana Latifatus Safitri AM1, M. Arif
Setyabudi2
Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng
Jombang.
1Analathif7@gmail.co

m email dospem
Abstract: Evaluation of Al-Qur’an learning is an evaluation process to improve the
quality of Al- Qur’an learning, therefore here evaluation has a very important
position in learning Al-Qur’an. In the success of learning Al-Qur’an student, not
100% because of the role of a teacher who gives lessons to students, but the role of
the family is also very influential. In this studi aims to find out how the
application, supporting factors and inhibitors of family-based learning Al-
Qur’an evaluation in the Mamba’ul Ma’arif TPQ institution. This research is very
useful for research, people involved in research and of course for readers, as a
provision when becoming a teacher who must evsluate learning. This research
methodology uses a descriptive qualitative approach and this type of research uses
case studies to find out in depth how the application, factors supporters and obstacles
in the evaluation of family-based learning of Al-Qur’an. Evaluation of learning of Al-
Qur’an is continuous, comprehensive, cooperative, practical, fair and objective. The
supporting factors are the role of the teacher and family. The inhibiting factors of
different students intelligenc.
Keywords: Learning evaluation al-Qur’an,
family
Abstrak: Evaluasi pembelajaran al-Qur’an merupakan suatu proses penilaian
untuk memperbaiki kualitas pembelajaran al-Qur’an, oleh karena itu disini evaluasi
mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pembelajaran al-Qur’an.
Dalam keberhasilan belajar al-Qur’an peserta didik, tidak 100% karena peran
dari seorang guru yang memberikan pelajaran kepada peserta didik, namun
peran keluarga juga sangat berpengaruh. Dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana penerapan, faktor pendukung dan penghambat evaluasi
pembelajaran al-Qur’an berbasis keluarga di lembaga TPQ Mamba’ul Ma’arif.
Penelitian ini sangat bermanfaat bagi peneliti, orang yang terlibat dalam penelitan dan
tentunya bagi pembaca, sebagai bekal apabila menjadi seorang guru yang harus
mengevaluasi pembelajaran.Metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif deskriptif dan jenis penelitian ini menggunakan studi kasus untuk
mengetahui secara mendalam bagaimana penerapan, faktor pendukung dan
penghambat dalam evaluasi pembelajaran al-Qur’an berbasis keluarga.
Evaluasi pembelajaran al-Qur’an bersifat kontinuitas, komprehensif, kooperatif,
praktis, adil dan obyektif. Adapun faktor pendukungnya yakni peran dari guru
dan keluarga. Faktor penghambatnya intelegensi peserta didik yang berbeda.
Ana Lat if at u s Saf it ri AM ,M. Arif Set y abud i: Pe ne rapan |
Kata Kunci: Evaluasi pembelajaran al-Qur’an, 2
Keluarga
Ana Lat if at u s Saf it ri AM ,M. Arif Set y abud i: Pe ne rapan |
3

Pendahuluan
Pembelajaran adalah bagian yang sangat penting dalam pendidikan.
Demi kemajuan suatu bangsapun ditunjau dari pendidikannya. Oleh karena
itu banyak tokoh-tokoh yang memprakarsi untuk mendirikan suatu lembaga,
salah satunya yakni lembaga TPQ Mamba’ul Ma’arif Bunut Kediri. Lembaga
TPQ merupakan salah satu tempat pendidikan yang dijadikan sebagai sarana
meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai generasi qur’ani,
dimulai dari proses perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran
hingga evaluasi pembelajaran al-Qur’an.
Evaluasi pembelajaran al-Qur’an adalah penilaian terhadap suatu
proses yang terencana, berkelanjutan dan secara menyeluruh dan terfokus
dalam rangka pengendalian, penjaminan dan penetapan kualitas
pembelajaran terhadap berbagai komponen dalam pembelajaran,
berdasarkan pertimbangan dan kriteria yang ditentukan, sebagai bentuk
pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan pembelajaran al-Qur’an.
Guru tidak hanya sebuah nama profesi, namun sudah jadi tanggung jawab
seorang guru dalam membantu anak tumbuh berkembang menjadi manusia
yang cerdas pada zamannya.
Setiap anak terlahir mempunyai keistimawan tersendiri, baik itu
dalam bentuk kekurangan maupun kelebihan. Agar anak itu berkembang
secara maksimal, dibutuhkan dukungan dari keluarganya. Keluarga dalam
pendidikan adalah kegiatan yang ditunjukkan kepada orang tua atau anggota
keluarga lainnya dalam menyelaraskan pengetahuan dan keterampilan
untuk melaksanakan perannya dalam meningkatkan pendidikan dan
perlindungan di rumah sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang
secara optimal sesuai perkembangan usianya. 1 Keluarga yang baik,
memiliki empat ciri: (1) keluarga yang memiliki semangat dan kecintaan
untuk mempelajari ilmu agama sebanyak-banyaknya
termasuk ilmu al-Qur’an. (2) Keluarga dimana tempat setiap anggotanya
saling
Ana Lat if at u s Saf it ri AM ,M. Arif Set y abud i: Pe ne rapan |
Siti Aliyah, “Implementasi Kegiatan PAUD Berbasis Keluarga (Parenting) di 4
1

TK Baitul Muttaqin Kecamatan Kadungora”, WALADUNA, 2 (t.th), hlm. 14.


Ana Lat if at u s Saf it ri AM ,M. Arif Set y abud i: Pe ne rapan |
5

asah dan asuh. (3) Tidak serakah dalam mendapatkan nafkah. (4)
Selalu meningkatkan mencari ilmu pengetahuan, termasuk ilmu al-Qur’an. 2
Al-Qur’an adalah kalam Allah, sebagaimana setiap orang muslim
harus mempelajarinya. Hal ini tugas bagi keluarga untuk memberikan
pendidikan anak kepada yang ahli, apabila ia tidak sanggup memberikan
pendidikan al-Qur’an kepada anak. Kehidupan keluarga dahulu dan
sekarang jauh berbeda, dahulu keluarga masih kental dengan tradisi
nuansa keagamaan, seperti kebiasaan membaca al-Qur’an setelah maghrib
bersama-sama. Di era zaman yang semakin berkembang baik dalam segi
pengetahuan maupun teknologi, tidak sedikit keluarga yang mengabaikan
anaknya dengan sibuk bermain gadget maupun sibuk dengan pekerjaanya,
hal ini sangatlah mempengaruhi terhadap tumbuh kembang pendidikan
seorang anak. Oleh karena itu dibutuhkan kesadaran bagi orang tua sebagai
fungsi pendidikan bagi anak-anaknya. Perhatian dan dukungan secara
optimal juga sangat dibutuhkan oleh seorang anak. Hal itu tidak bisa
dipungkiri akan mencapai tujuan mencerdaskan anak bangsa jika tidak ada
yang berperan dalam tumbuh kembang anak, dibutuhkan kolaborasi antara
keluarga dan guru.
Guru ialah manusia yang mulia dengan ikhlas telah memberikan daya
dan upaya mentrasfer ilmunya terhadap peserta didik. Berusaha memenuhi
tanggung jawabnya sebagai guru yang memberikan pendidikan yang
terbaik dan terus melakukan evaluasi dalam pembelajaran untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Dalam melakukan evaluasi guru akan mempunyai
makna yang sangat penting dalam proses belajar mengajar al-Qur’an,
diantaranya:
1. Guru akan mengetahui peserta didik yang berhak melanjutkan
pelajarannya karena telah menguasai bahan pelajarannya dan yang belum
menguasai. dari
situ guru akan lebih memusatkan perhatian kepada peserta didik.
Ana Lat if at u s Saf it ri AM ,M. Arif Set y abud i: Pe ne rapan |
6
2
Amirullah Syarbini, Pendidikan Karakter Berbasis Keluarga (Yogyakarta: Ar-
ruzz Media, 2017), hlm. 21
Ana Lat if at u s Saf it ri AM ,M. Arif Set y abud i: Pe ne rapan |
7

2. Guru akan mengetahui materi ataupun strategi yang tepat untuk


disampaikan kepada peserta didik.
3. Guru akan mengetahui metode pembelajaran yang digunakan sudah tepat
atau belum. Apabila dari output keberhasilan pembelajaran al-Qur’an
peserta didik itu rendah maka harus dikaji ulang mana metode yang
paling tepat untuk digunakan.3
Dalam mencapai tujuan keberhasilan pembelajaran al-Qur’an di
TPQ Mamba’ul Ma’arif telah melakukan program terencana dengan
menyusun, melaksanakan dan melakukan evaluasi secara terus menerus guna
memperbaiki mutu pembelajaran al-Qur’an dengan melibatkan keluarga.
Dari uraian yang sesuai dengan fenomena ataupun peristiwa di atas,
Oleh karena itu peneliti tertarik melakukan penelitian tentang penerapan
evaluasi pembelajaran al-Qur’an berbasis keluarga di Taman Pendidikan
al-Qur’an Mamba’ul Ma’arif Bunut Kediri.
Pembahasan
1. Evaluasi pembelajaran al-Qur’an
Pada hakikatnya evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis
dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas nilai maupun arti dari
sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka
pembuatan keputusan yang tepat.4 Jadi Evaluasi pembelajaran al-
Qur’an adalah suatu proses penilaian yang dilakukan oleh seorang
pendidik untuk mengetahui sejauh mana kemampuan peserta didik
dalam proses pembelajaran dan bersifat berkesinambungan, yang
mana terfokus pada kajian penilaian
terhadap segala sesuatu yang terkait dengan pembelajaran Al-Qur’an dan
yang

3
Rofiatul Hosna dan Samsul H, Melejitkan pembelajaran dengan prinsi-prinsip
belajar (Malang: Intelegensia Media, 2015), hlm. 260.
4
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2016), hlm. 5.
Ana Lat if at u s Saf it ri AM ,M. Arif Set y abud i: Pe ne rapan |
8

akan memberikan keputusan yang tepat berdasarkan


pertimbangan- pertimbangan yang ada.
Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui keefektifan
dan efesiensi dalam pembelajaran, baik yang menyangkut tentang tujuan,
metode, materi, sumber belajar, lingkungan maupun sistem penilaian itu
sendiri dan segala sistem dalam proses belajar mengajar. 5 Tujuan evaluasi
dalam kaitannya dengan pembelajaran al-Qur’an dan dapat dicari dan
ditemukannya jalan keluar atau cara-cara perbaikan dalam belajar al-
Qur’an, dalam segi tartil, tajwid, kefasihan, metode pembelajaran dan
sebagainya.
Langkah-langkah dalam melakukan evaluasi pembelajaran al-Qur’an:
a. Perencanaan
Langkah evaluasi pembelajaran al-Qur’an berbasis yang pertama
yang dilakukan dalam kegiatan evaluasi adalah membuat
perencanaan. Menentukan tujuan evaluasi pembelajaran al-Qur’an
Tujuan evaluasi ini untuk mengetahui tingkat pencapaian dan
penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran al-Qur’an.
Tujuan evaluasi ini juga dapat mengetahui kesulitan belajar peserta
didik dalam proses pembelajaran al- Qur’an, baik berupa domain
kognitif, afektif maupun psikomotor.
b. Pelaksanaan evaluasi artinya bagaimana cara melaksanakan suatu
evaluasi yang sesuai dengan perencanaan evaluasi, baik menggunakan
tes maupun non-tes.
1) Dalam melaksanakan tes lisan harus memperhatikan ruangan tes
yang akan digunakan, ruangan itu harus nyaman sehingga peserta
didik tidak gugup ketika tes. Pendidik harus menggunakan bahasa
yang efektif dan
membuat suasa yang kondusif agar proses tes berjalan dengan lancar.
Ana Lat if at u s Saf it ri AM ,M. Arif Set y abud i: Pe ne rapan |
5
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, hlm. 14. 9
Ana Lat if at u s Saf it ri AM ,M. Arif Set y abud i: Pe ne rapan |
10

Apabila tes ini untuk mengetahui bacaan al-Qur’an peserta didik


maka
dibutuhan kitab suci al-Qur’an.
2) Pelaksanaan non-tes dimaksudkan untuk mengetahui sikap dan
tingkah laku peserta didik dalam proses pembelajaran al-Qur’an
sehari-hari, maka menggunakan instrument khusus, seperti
pedoman wawancara, observasi skala minat. 6
Namun hasil evaluasi tidaklah mutlak, karena proses
pembelajaran terus berjalan dan berkembang sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pengalaman
belajar peserta didik.
c. Tujuan Pelaksanaan
evaluasi
Tujuan pelaksanaan evaluasi pembelajaran al-Qur’an adalah
untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai kepribadian
peserta didik, yang meliputi:
1) Data pribadi peserta didik
2) Data tentang kesehatan peserta didik
3) Data tentang prestasi belajar peserta didik
4) Data tentang sikap
5) Persoalan penyesuaian
6) Data tentang rencana masa depan peserta didik yang dibantu
oleh orang tua dan pendidik sesuai dengan kemampuan peserta
didik
7) Data tentang latar belakang keluarga peserta didik. Data ini
yang nantinya akan dibutuhkan dalam evaluasi pembelajaran al-
Qur’an berbasis keluarga, karena peranan keluarga bagi
anaknya sangatlah
besar.7
Ana Lat if at u s Saf it ri AM ,M. Arif Set y abud i: Pe ne rapan |
11
6
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, hlm. 101-102
7
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, hlm. 103.
Ana Lat if at u s Saf it ri AM ,M. Arif Set y abud i: Pe ne rapan |
12

2. Keluarga
Keluarga dalam islam memiliki tujuan yang tentunya berdasar
pada tujuan pendidikan islam yakni menumbuhkan kesadaran hamba
sebagai makhluk Allah SWT melalui penanaman nilai-nilai Islami
yang diusahakan oleh pendidik agar tercipta menjadi manusia yang
beriman, bertaqwa dan berilmu pengetahuan, yang mempu untuk
mengembangkan dirinya menjadi hamba Allah yang taat pada-Nya. 8
Keluarga mempunyai fungsi yang sangat penting dalam pendidikan
anak yakni edukasi keluarga, terkhusus pada pendidikan keluarga.
Pelaksanaan fungsi edukasi keluarga pada dasarnya merupakan
perwujudan salah satu tanggung jawab yang dipikul orang tua terhadap
anaknya.9
Pendidikan dalam keluarga mempunyai nilai yang sangat berarti,
melalui keteladanan dan kebiasaan hidup sehari-hari. Dalam
keluarga akan mempengaruhi perkembangan jiwa anak, karena setiap
yang ditampilkan dalam sikap orang tua akan ditiru oleh anak. Jika
seorang anak dibesarkan dengan celaan, maka ia akan belajar tentang
memaki, Jika anak itu dibesarkan dengan toleransi, makai akan belajar
menahan diri dengan saling menghargai. Jika anak dibesarkan dengan
penuh kasih sayang, maka ia akan belajar menemukan cinta dan
kehidupan yang lebih baik. Jika anak dibesarkan dengan mencintai al-
Qur’an, ia akan menjadikan al-Qur’an sebagai kekasihnya. Semua
perilaku yang dilakukan oleh orang tua akan ditiru oleh anak.
Metodologi
Pendekatan yang dilakukan dalam kajian ini adalah kualitatif deskriptif
yakni berusaha menggambarkan dan menafsirkan objek sesuai dengan
apa adanya mengenai penerapan evaluasi pembelajaran al-Qur’an berbasis
keluarga. Tujuan

8
Aida Arini dan Shohibus Surur, “Pendidikan Keluarga (Analisis Pendidikan
Keluarga Dalam Muatan Do’a Ibrahim A.S)”, Elc-Islam, 1 (2019), hlm. 5.
Ana Lat if at u s Saf it ri AM ,M. Arif Set y abud i: Pe ne rapan |
9
Amirullah Syarbini, Pendidikan Karakter Berbasis Keluarga, hlm. 76. 13
Ana Lat if at u s Saf it ri AM ,M. Arif Set y abud i: Pe ne rapan |
14

penelitian deskriptif yakni menggambarkan secara sistematis fakta


dan karakteristik obyek atau subyek dengan teliti dan tepat. 10 Jenis
kajian yang digunakan adalah studi kasus, ialah menyelidiki secara
mendalam untuk menentukan latar belakang, sifat-sifat ataupun masalah dan
menentukan faktor- faktor yang terlibat dalam kajian penelian 11
Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrument
sekaligus mengumpulkan data. Peneliti berperan sebagai pengamat
sepenuhnya, ingin memperoleh data tentang penerapan evaluasi
pembelajaran al-Qur’an berbasis keluarga di TPQ Mamba’ul Ma’arif Bunut
Kediri maupun faktor pendukung dan faktor penghambat.
Objek kajian penelitian berupa TPQ Mamba’ul Ma’arif di Dusun
Bunut Desa Bringin Kecamatan Badas Kabupaten Kediri. Lembaga ini
didirikan oleh H. Abdul Madjid dan tokoh masyarakat yang lainnya, pada
tahun 1975. TPQ ini dikepalai oleh H. Abdul Madjid (Alm) dan sekarang
diteruskan oleh anaknya yakni Hayim Asy’ari.
Seumber data adalah semua informasi, baik benda yang nyata
maupun abstrak, Peristiwa baik berupa kualitatif maupun kuantitatif. 12
Sumber data dalam kajian penelitian ini diambil berupa subyek dari mana
informasi atau data tersebut didapat berdasarkan fokus penelitian. Sumber
data penelitian ini, antara lain peserta didik sebagai obyek penerima
pembelajaran al-Qur’an, guru sebagai perancang, pelaksana, dan
mengevaluasi peserta didik, keluarga sebagai pendukung dan
penyemangat anaknya dalam keberhasilan belajar al-Qur’an.
Dalam kajian ini, peneliti mengumpulkan data diperoleh melalui: (1)
Observasi merupakan penelitian yang mengharuskan peneliti terjun
langsung

10
Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2011),
hlm. 145
11
Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan, hlm.160.
12
Sukandarrumidi, Metodologi Penulisan Petunjuk Praktis untuk Penulis
Pemula (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006), hlm. 44.
Ana Lat if at u s Saf it ri AM ,M. Arif Set y abud i: Pe ne rapan |
15

kelapangan sebagai pengamat dengan memperhatikan beberapa hal


mengenai ruang, tempat, kegiatan, pelaku peristiwa, dan tujuan. 13 Dalam hal
ini peneliti akan terlibat dalam kegiatan-kegiatan sehari-hari dengan
mengamati suatu objek di TPQ yang akan menghasilkan informasi. Sambil
melakukan pengamatan, penulis ikut terlibat dalam kegiatan keluarga peserta
didik. Hasil observasi yang dilakukan adalah:
1. Pengamatan terhadap pembelajaran al-
Qur’an
2. Pengamatan terhadap kegiatan evaluasi pembelajaran al-
Qur’an
3. Pengamatan terhadap interaksi sosial guru dengan
keluarga
4. Pengamatan terhadap interaksi peserta didik dengan
keluarga
5. Pengamatan terhadap rutinitas kegiatan
keluarga
6. Pengamatan terhadap pola tingkah laku keluarga terhadap
anak.
(2) Jenis wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara semi
struktur, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan dengan
wawancara terstruktur. Tujuan wawancara ini menemukan permasalahan
secara terbuka, dimana pihak-pihak yang terlibat diminta pendapat dan
ide-idenya. Dalam wawancara ini peneliti perlu mendengarkan secara teliti
dan mencatat informasi yang didapat.14 Dalam proses wawancara ini
sebaiknya dilakukan senyaman mungkin agar berjalan dengan lancar dan
mendapatkan data yang diinginkan, dengan membangun emosional antara
peneliti dan responden. (3) Dokumentasi seluruh peristiwa yang terjadi di
TPQ Mamba’ul Ma’arif Kediri.
Dalam kajian penelitian ini, proses analisis yang dilakukan meliputi
reduksi data, penyajian data dan verifikasi dan uji keabsahan data.
Pengecekan keabsahan
data menggunakan triangulasi dengan beberapa Teknik yaitu (1)
Triangulasi
Ana Lat if at u s Saf it ri AM ,M. Arif Set y abud i: Pe ne rapan |
16

13
Djunaidi Ghony & Fauzan Almansur, Metode Penelitian Kualitatif
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), hlm. 165.
14
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2005),
hlm. 233
Ana Lat if at u s Saf it ri AM ,M. Arif Set y abud i: Pe ne rapan |
17

sumber, dalam penelitian ini sumber berasal dari peserta didik TPQ,
Keluarga Peserta didik, serta guru di TPQ Mamba’ul Ma’arif. (2)
Triangulasi data, ini digunakan untuk mendukung keabsahan data
peneliti menggunakan hasilas observasi, dokumen dan hasil wawancara
sebagai mendia pemeriksaan data. (3) Triangulasi waktu, hal ini sangat
mempengaruhi kredibilitas data, wawancara di pagi hari dalam kondisi segar
belum banyak masalah atau di sore hari narasumber sudah selesai kegiatan,
sehingga datanya valid dan jelas.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Taman Pendidikan al-Qur’an Mamba’ul Ma’arif adalah suatu
unit pendidikan yang ada di Bunut Bringin Badas Kediri. TPQ ini berdiri
pada tahun
1975 diprakarsi oleh tokoh agama dan tokoh masyarakat di Desa. Unit
ini menyelenggarakan pendidikan al-Qur’an dengan tujuan untuk
membentuk generasi muslim yang betul-betul memiliki ilmu al-
Qur’an sehingga siap menghadapi tantangan zaman dan kebutuhan
masyarakat.
Dalam dunia pendidikan terus berkembang, oleh karena itu dalam
belajar mengajar membawa guru untuk berkonsekuensi meningkatkan
peranannya. Karena sebagian besar hasil belajar peserta didik
dipengaruhi oleh guru yang berkompeten. Salah satu peran guru dalam
pembelajaran adalah melakukan evaluator. Hendaknya setiap hari guru
melakukan evaluator, hal itu untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan
dari tujuan yang telah dirumuskan. Apakah materi yang disampaikan sudah
sesuai, ataukah metode yang digunakan sudah tepat. Pertanyaan semua itu
akan terjawab melalui kegiatan evaluasi pembelajaran. Dari evaluasi
pembelajaran al-Qur’an dikaji dari keluarga peserta didik yang mana jelas
ada kaitan dengan keberhasilan belajar al-Qur’an peserta didik
Seperti halnya di TPQ Mamba’ul Ma’arif membuat program
evaluasi pembelajaran al-Qur’an dengan melibatkan keluarga peserta didik.
Ana Lat if at u s Saf it ri AM ,M. Arif Set y abud i: Pe ne rapan |
18
Pada awalnya program ini sudah lama diterapkan berhubung karena ada
kendala program ini sempat terhenti dan kini sudah berlanjut lagi,
karena mengingat betapa
Ana Lat if at u s Saf it ri AM ,M. Arif Set y abud i: Pe ne rapan |
19

pentingnya melakukan evaluasi pembelajaran al-Qur’an dengan melibatkan


orang
tua peserta didikn itu sangatlah penting.
Penerapan evaluasi di TPQ tersebut guna untuk meningkatkan
mutu pembelajaran al-Qur’an, hal ini merupakan tanggung jawab dari peran
seorang guru. Guru harus terampil dalam mengembangkan proses belajar
mengajar dengan terus mengevaluasi dengan melibatkan keluarga. Peran
keluarga sangatlah penting dalam keberhasilan belajar al-Qur’an peserta
didik. Karena keluarga bagian penting dari misi peserta didik untuk
menyelasaikan pendidikannya.
Dalam melakukan Evaluasi pembelajaran al-Qur’an berbasis
keluarga, di
TPQ Mamba’ul Ma’arif mempunyai prinsip-prinsip, diantaranya adalah:
a. Evaluasi pembelajaran al-Qur’an berbasis keluarga dilaksanakan secara
rutin, dalam evaluasi tersebut melibatkan orang tua dengan diadakannya
rapat dan kerjasama secara satu bulan sekali, namun. Hasil evaluasi
pembelajaran al- Qur’an yang diperoleh saat itu harus dihubungkan
dengan hasil pada waktu sebelumnya, sehingga gambaran perkembangan
peserta didik dapat terlihat jelas.
b. Peserta didik sebagai objek dari evaluasi pembelajaran al-Qur’an, baik
dari
seluruh aspek kepribadian, menyangkut pengetahuan maupun yang
lainnya. c. Guru harus adil dalam memperlakukan peserta didik, tidak pilih
kasih.
d. Dalam kegiatan evaluasi guru bekerjasama dengan keluarga peserta
didik.
Agar orang tua mengetahui perkembangan anak.
Hal ini sependapat dengan Zaenal Arifin yang menjelaskan bahwa
dalam prinsip-prinsip melakukan evaluasi pembelajaran, agar memperoleh
hasil yang baik, diantaranya:
a. Kontinuitas
Ana Lat if at u s Saf it ri AM ,M. Arif Set y abud i: Pe ne rapan |
Evaluasi pembelajaran tidak boleh dilakukan hanya 20
pada
kesempatan waktu tertentu saja atau tidak secara rutin, karena
pembelajaran itu merupakan proses pembelajaran yang terus menerus.
Oleh sebab itu, evaluasi harus
Ana Lat if at u s Saf it ri AM ,M. Arif Set y abud i: Pe ne rapan |
21

dilakukan secara terus menerus. Hasil evaluasi pembelajaran yang


diperoleh saat itu harus dihubungkan dengan hasil pada waktu
sebelumnya, sehingga gambaran perkembangan peserta didik dapat
terlihat jelas.
b. Komprehensif
Dalam melakukan evaluasi pembelajaran, harus mengambil
seluruh obyek sebagai bahan evaluasi. Dalam evaluasi ini yang
menjadi obyeknya peserta didik dan wali peserta didik tersebut, maka
seluruh aspek peserta didik dan wali peserta didik harus di evaluasi, baik
yang mencakup aspek kognitif, afektif maupun psikomotornya.
c. Adil dan Objektif
Dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran, harus bersikap adil
tanpa pilih kasih. Semua obyek dari evaluasi harus dilakukan sama tanpa
pilih kasih. Harus bertindak obyektif, apa adanya sesuai dengan
kemampuan peserta didik dan wali peserta didik. Evaluasi harus
didasarkan pada kenyataan yang sebenarnya, bukan hasil yang
direkayasa.
d. Kooperatif
Dalam kegiatan evaluasi pembelajaran hendaknya dilakukan
dengan kerjasama seluruh pihak yang berkaitan, baik peserta didik, orang
tua peserta didik, guru dan kepala Lembaga. Agar semua pihak
merasa dihargai dan merasa puas dengan hasil evaluasi tersebut.
e. Praktis
Praktis ini berarti mudah digunakan, baik bagi peneliti yang
menyusun alat evaluasi atau orang lain yang hendak menggunakan alat
evaluasi. Harus memperhatikan bahasan dan petunjuk dalam mengerjakan
soal.15
Langkah-langkah TPQ Mamba’ul Ma’arif dalam melakukan
evaluasi
pembelajaran al-Qur’an berbasis keluarga, diantaranya adalah:
Ana Lat if at u s Saf it ri AM ,M. Arif Set y abud i: Pe ne rapan |
22
15
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, hlm. 29.
Ana Lat if at u s Saf it ri AM ,M. Arif Set y abud i: Pe ne rapan |
23

a. Perencanaan, mengenai obyek yang akan evaluasi


b. Melaksanakan evaluasi, di TPQ Menggunakan non-tes maupun tes
terhadap peserta didik. Evaluasi dengan kerjasama orang tua, dengan
diberikannya buku prestasi peserta didik untuk dilihat dan wajib ditanda
tangani oleh orang tua, sebagai bukti orang tua mengetahui
perkembangan anak. Dan guru mengadakan rapat bersama dengan
keluarga.
c. Tujuan pelaksanaan evaluasi, dari hasil evaluasi tersebut akan
diketahui mengenai tanggapan yang sesuai. Evaluasi dilakukan secara
terus menerus, tidak hanya di waktu yang tertentu saja.
Adapun cara yang dilakukan guru TPQ Mamba’ul Ma’arif dalam
upaya menerapkan evaluasi pembelajaran al-Qur’an berbasis keluarga
dilakukan secara kontineu dan berkelanjutan. Diantaranya, dengan
melakukan evaluasi pembelajaran al-Qur’an setiap saat dan mengadakan
rapat bulanan dengan keluarga, sebagaimana yang diungkapkan oleh guru
TPQ Mamba’ul Ma’arif: Di TPQ Mamba’ul Ma’arif Dalam melaksanakan
evaluasi pembelajaran al-Qur’an untuk tes dilaksanakan setiap hari dengan
memberikan pertanyaan kecil mengenai pengetahuan peseta didik, ketika
pembelajaran berlangsung seperti “ini bacaan apa?”, ataupun menanyai
kesulitannya dan berusaha mengetahui faktor yang mempengaruhi peserta
didik bagi yang mengalami kesulitan dalam belajar. “Di Rumah deres al-
Qur’an apa tidak?”, “Di Rumah disuruh orang tua belajar atau tidak?”. Untuk
non tesnya dengan memperhatikan perkembangan sikap peserta didik. TPQ
juga meminta kerjasama terhadap keluarga dengan mengadakan rapat setiap
bulan sekali, hal itu bertujuan supaya orang tua juga mengetahui sejauh mana
perkembangan anak. Jika ada apa-apa juga bisa disharing lewat WA, TPQ
mempunyai grup WA yang terdiri dari wali murid dan para guru.
Dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran al-Qur’an berbasis keluarga
di TPQ Mamba’ul Ma’arif Bunut Kediri tentunya memiliki faktor pendukung
dan faktor penghambatnya. Diantara faktor pendukung adalah:
Ana Lat if at u s Saf it ri AM ,M. Arif Set y abud i: Pe ne rapan |
24

a. Peran guru
Guru bertanggung jawab dengan baik atas pembelajaran al-
Qur’an peserta didik sepenuhnya di TPQ, dari perencanaan belajar,
melaksanakan belajar sampai evaluasi pembelajaran al-Qur’an.
Guna memberikan pendidikan yang terbaik terhadap peserta didik
dengan mengerahkan daya dan upaya selalu memperbaiki kualitas
pembelajaran al-Qur’an. Mengingat bahwa pentingnya mempelajari al-
Qur’an.
Seperti yang diungkapkan oleh guru di TPQ: Guru tidak
hanya menyampaikan ilmu pengetahuan saja, guru harus terus
memperbaiki kualitas pembelajaran al-Qur’an, memperhatikan
perkembangan setiap peserta didik, baik memperhatikan dalam segi
kognitif, psikomotor dan afektifnya dengan melakukan evaluasi
pembelajaran al-Qur’an setiap hari. Ilmu al-Qur’an merupakan ilmu
yang sangat penting dan harus dipelajari oleh umat Islam, jadi memang
pembelajaran yang disampaikan tidak asal-asalan, melainkan guru di
sini juga harus terus belajar dengan mempertimbangkan pendidikan yang
diberikan pada zaman yang semakin berkembang.
Hal lain disampaikan oleh Syaiful Bahri Djamarah: Guru ialah orang
yang menentukan bermutu tidaknya anak didik setelah menempuh
pendidikan tertentu dalam rentangan waktu tertentu. 16
b. Peran Keluarga
Sebagai keluarga harus menyadari akan pentingnya pendidikan
bagi anaknya, tertama pendidikan agama. Seiring perkembangan
zaman makna keluarga terhadap pendidikan seorang anak berbeda,
dahulu keluarga sangat bertanggung jawab atas pendidikan agama seorang
anak dengan mengajarkan langsung kepadanya. Berbeda dengan zaman
sekarang, anak dititipkan disuatu
lembaga seperti di TPQ, karena memang orang tua sekarang
disibukkan
Ana Lat if at u s Saf it ri AM ,M. Arif Set y abud i: Pe ne rapan |
16
Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang tua dan Anak dalam25
Keluarga (Jakarta: IKAPI, 2004), hlm.88
Ana Lat if at u s Saf it ri AM ,M. Arif Set y abud i: Pe ne rapan |
26

dengan pekerjaan duniawi. Tapi dengan itu tidak melepaskan tanggung


jawab sebagai orang tua dalam hal pendidikan seorang anak,
walaupun dengan memberikan perhatian dan memberikan semangat
terhadap peserta didik.

Seperti yang disampaikan oleh wali murid di TPQ Mamba’ul


Ma’arif: Anak merupakan tanggung jawab orang tua, sebagai
mana telah melahirkannya, Orang tua juga yang membantu tumbuh
kembang anak dengan memenuhi kebutuhan jasmani maupun rohani.
Sebagaimana orang tua yang harus menafkahi anaknya untuk
kebutuhan sehari-hari terutama unruk membayar pendidikan al-Qur’an.
Ilmu al-Qur’an sangat penting sebagai bekal di akhirat nanti. Setiap hari
juga mengajak anak-anak membaca al-Qur’an bersama-sama. Tapi
Namanya ank-anak ya maunya tergantung moodnya, namun orang tua
tidak akan lelah untuk selalu mengingatkan anaknya dalam hal
kebaikan termasuk belajar ilmu al-Qur’an.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah Sudah waktunya orang tua
menyadari dan mengembalikan fungsi keluarga dibidang pendidikan
agama yang selama ini terabaikan. Pendidikan ibadah shalat, pendidikan
mempelajari al-Qur’an yang harus dijadaikan kegiatan rutin dalam
kehidupan keluarga. Sudah saatnya meninggalkan budaya barat dalam
berperilaku yang tidak sesuai dengan syariat. 17
c. Faktor Penghambat
Tentunya dalam melakukan program pasti miliki faktor pendukung
dan penghambat, diantara faktor penghambatnya ialah berbedanya
kemampuan peserta didik. Setiap peserta didik memiliki karakteristik
yang berbeda, ada yang memiliki IQ yang tinggi, sebagaimana dengan
mudahnya menerima
pembelajaran yang ia dapat. Ada pula yang IQ nya dibawah rata-rata yang
Ana Lat if at u s Saf it ri AM ,M. Arif Set y abud i: Pe ne rapan |
17
Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang tua dan Anak, hlm. 23. 27
Ana Lat if at u s Saf it ri AM ,M. Arif Set y abud i: Pe ne rapan |
28

biasanya ditandai dengan sulitnya menerima pembelajaran yang


disampaikan oleh guru.
Sebagai guru harus mengetahui karakteristik dan
perkembangan kemampuan peserta didik sesuai dengan usianya. Tidak
boleh pilih kasih dan membanding-bandingkannya antara peserta didik
yang mungkin susah dan mudah menerima pelajaran yang disampaikan
oleh guru.
Seperti yang disampaikan oleh Kiki Mewani, beberapa faktor
yang mempengaruhi perkembangan intelektual anak:
a) Dengan bertambahnya informasi yang disimpan dalam otak
seorang sehingga ia semakin mampu berfikir secara reflektif
b) Banyaknya pengalaman dan latihan-latihan dalam menyelesaikan
masalah c) Adanya kebebasan berfikir. 18
Kesimpulan
Dalam penerapan evaluasi pembelajaran al-Qur’an berbasis
keluarga. Evaluasi di TPQ Mamba’ul Ma’arif menggunakan non-tes dan
tes lisan dari tahapan-tahapan yang direncanakan oleh pendidik. Pendidik
sudah melakukan perbaikan dalam setiap proses pembelajaran al-
Qur’an tersebut dengan bekerjasama orang tua peserta didik. Tugas
pendidik memberikan ajaran ketika belajar di TPQ tapi selebihnya di Rumah
sudah menjadi tanggung jawab orang tua. Orang tua sangat berpengaruh
terhadap tumbuh kembang belajar al-Qur’an peserta didik.
Faktor pendukung dan penghambat dari penerapan evaluasi
pembelajaran al-Qur’an berbasis keluarga di TPQ Mamba’ul Ma’arif
Bunut Kediri. Faktor pendukung: Kompetensi evaluasi yang dimiliki
oleh seorang pendidik, peran orang tua yang turut andil dalam membantu
proses belajar al-Qur’an di rumah.
Faktor penghambat dalam penerapan evaluasi pembelajaran al-Qur’an berbasis

18
Kiki Mewani, “Permasalahan Perkembangan Intelektual pada Anak Renaja”,
Kompasiana, 30 Oktober 2019), Hlm 1.
Ana Lat if at u s Saf it ri AM ,M. Arif Set y abud i: Pe ne rapan |
29

keluarga di TPQ yakni Kecerdasan intelektual yang berbeda setiap anak.


Namun dengan itu guru dalam keseharian selalu berupaya dengan
maksimal untuk mengatur kinerja untuk memperbaiki pembelajaran al-
Qur’an.
Ana Lat if at u s Saf it ri AM ,M. Arif Set y abud i: Pe ne rapan |
30

DAFTAR PUSTAKA

Aliyah, Siti, “Implementasi Kegiatan PAUD Berbasis Keluarga (Parenting)


di TK Baitul Muttaqin Kecamatan Kadungora”, WALADUNA, 2 (t.th)
Arifin, Zaenal, Evaluasi Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2016. Arini, Aida dan Shohibus Surur, “Pendidikan Keluarga (Analisis
Pendidikan
Keluarga Dalam Muatan Do’a Ibrahim A.S)”, Elc-Islam, 1 (2019).
Darmadi, Hamid, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2011.
Djamarah, Syaiful Bahri, Pola Komunikasi Orang tua dan Anak dalam
Keluarga,
Jakarta: IKAPI, 2004.
Ghony, Djunaidi & Fauzan Almansur, Metode Penelitian Kualitatif,
Yogyakarta: Ar- Ruzz Media.
Hosna, Rofiatul dan Samsul H, Melejitkan pembelajaran dengan prinsi-
prinsip belajar, Malang: Intelegensia Media, 2015.
Mewani, Kiki, “Permasalahan Perkembangan Intelektual pada Anak
Renaja”,
Kompasiana, 30 Oktober 2019.

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2005.


Sukandarrumidi, Metodologi Penulisan Petunjuk Praktis untuk
Penulis Pemula,
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006.
Syarbini, Amirullah, Pendidikan Karakter Berbasis Keluarga, Yogyakarta:
Ar-ruzz
Media, 2017.

Anda mungkin juga menyukai